• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efektivitas Iklan Minyak Goreng Sania dan Margarine Simas Sebagai Produk Turunan Kelapa Sawit di JABODETABEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Efektivitas Iklan Minyak Goreng Sania dan Margarine Simas Sebagai Produk Turunan Kelapa Sawit di JABODETABEK"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ISTY PRIMA AGUSTINE

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul ANALISIS

EFEKTIVITAS IKLAN MINYAK GORENG SANIA DAN MARGARINE

SIMAS SEBAGAI PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT di

JABODETABEK adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Isty Prima Agustine

(4)

dan Margarine Simas Sebagai Prosuk Turunan Kelapa Sawit di JABODETABEK Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh JONO M MUNANDAR.

Skripsi ini menganalisis iklan produk turunan kelapa sawit yaitu Minyak goreng

“Sania” dan Margarine “Simas”. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik responden JABODETABEK (2) Menganalisis

efektivitas iklan Minyak goreng “Sania” dan Margarine “Simas” (3) Menganalisis

hubungan antara karakteristik konsumen dengan EPIC dan DRM. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statistikal Product and Service Solution)21. Alat analisis yang digunakan adalah EPIC Model, Direct Rating Method dan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil analisis pengukuran efektivitas bauran promosi dengan menggunakan EPIC Model dan

Direct Rating Method menunjukan bahwa iklan termasuk dalam kategori iklan yang cukup efektif dan iklan yang baik. Hasil dari uji Chi-Square menunjukan bahwa untuk produk minyak goreng Sania adanya hubungan antara status pernikahandengan dimensi empati 2, persuasi 1, persuasi 2, persuasi 3, dan faktor perhatian1, kognitif 3, afektif 1, afektif 3. Jenis kelamin dengan faktor perhatian 1, afektif 2 dan perilaku 2. Tingkat pendidikan dengan dimensi empati 3, persuasi3, dampak 3, komunikasi 1, komunikasi 2, komunikasi 3, dan faktor perhatian 1, perhatian 3, pemahaman 2, afektif 3, perilaku 1, perilaku 2. Pekerjaan dengan dimensi empati 1, persuasi 2, komunikasi 2, dan faktor perhatian 1, perhatian 3, pemahaman 1, pemahaman 2, kognitif 1, kognitif 2, kognitif 3, afektif 2, perilaku2. Pendapatan dengan faktor perilaku 2. Pengeluaran dengan faktor perhatian 1, kognitif 3, perilaku 1. Pada Margarin Simas adanya hubungan antara status pernikahan dengan dimensi empati 2, persuasi 1, 2, 3, faktor perhatian 3, perilaku 2. Jenis kelamin dengan faktor afektif 2 dan 3. Tingkat pendidikan dengan dimensi empati 2, persuasi 2, dampak 3, komunikasi 1 dan 2, faktor perhatian 1, 2, dan 3, afektif 2 dan 3, dan perilaku 2. Pekerjaan dengan dimensi empati 2, persuasi 1, faktor pemahaman 1 dan 2, kognitif 3, afektif 3. Pendapatan dengan faktor perilaku 2 dan 3. Pengeluaran dengan faktor perilaku 1, 2, dan 3.

Kata kunci: Chi-Square , Direct Rating Method, Efektivitas Iklan, EPIC Model,

Produk turunan kelapa sawit.

ABSTRACT

ISTY PRIMA AGUSTINE. Advertising Efectiveness Analysis on Sania

Cooking Oil and Simas Margarine as Oil Palm Derivative Products at JABODETABEK Bogor Agricultural University. Supervised by JONO M MUNANDAR.

(5)

Analysing tool used is EPIC Model, the Direct Rating Method and Chi-square test.

Based on analysis result of measurement in promotion mix with EPIC Model and Direct Rating Method shows that the ad included in the category of effective advertising and a good ad. Results of chi square test shows sania cooking oil have a relationship with empathy dimension with marriage status 2, persuasive 1, persuasive 2, persuasive 3, and attention factor 1, cognitive 3, affective 1, affective 3. Gender with attention factor 1, affective 2 and behaviour 2. Education level with ephaty dimension 3, persuasive 3, impact 3, communication 1, communication 2, communication 3, dan attention factor 1, attention 3, comprehension 2, affective 3, behaviour 1, behaviour 2. Occupation with emphaty dimension 1, persuasive 2, communication 2, dan attention factor 1, attention 3, comprehension 1, comprehension 2, cognitive 1, cognitive 2, cognitive 3, affective 2, behavior 2. Income with behavioural factors 2. Outcome with attention factor 1, cognitive 3, behaviour 1. In Simas margarine there are relationship between marriage status with emphaty dimension 2, persuasive 1, 2, 3, attention factor 3,behaviour 2. Gender with affective factor 2 and 3. Education level with emphaty dimension 2, persuasive 2, impact 3, communication 1 and 2, attention factor 1, 2, dan 3, affective 2 and 3, and behaviour 2. Occupation with emphaty dimension 2, persuasive 1, comprehension factor 1 and 2, cognitive 3, affective 3. Income with behavioural factors 2 and 3. Outcome with 1, 2, behavioural factors and 3.

(6)

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 2

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

Kelapa sawit 3

Industri hasil setengah jadi (Oleo-pangan) 3

Pemasaran 3

Strategi pemasaran 3

Iklan 3

Prinsip – prinsip efektivitas iklan 4

METODE 6

Kerangka Pemikiran 6

Lokasi dan Waktu Penelitian 6

Jenis Data dan Sumber Data 7

Metode Pengambilan Sampel dan Jumlah Sampel 7

Metode Pengolahan dan Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Profil PT. Wilmar 10

Profil PT. Indofood 10

Karakteristik Konsumen 11

Dimensi Promosi 12

EPIC Model 12

Direct Rating Method 14

Tabulasi Silang 16

Implikasi Manajerial 31

SIMPULAN DAN SARAN 32

(7)

DAFTAR TABEL

1. Karakteristik konsumen 11

2. Dimensi promosi 12

3. Skor dan penjelasan setiap dimensi EPIC 12

4. Penjelasan kategori iklan yang baik 15

5. Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Empati dan Persuasi 16

6. Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Dampak dan Komunikasi 17

7. Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perhatian dan Pemahaman 17

8. Nilai (Sig 2-sided) Faktor Kognitif dab Afektif 17

9. Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perilaku 17

10.Penjelasan hubungan karakteristik konsumen yang signifikan dengan

EPIC dan DRM 18

11.Penjelasan hubungan antara status pernikahan yang signifikan

dengan EPIC dan DRM 2

12.Penjelasan hubungan antara jenis kelamin yang signifikan dengan

EPIC dan DRM 20

13.Penjelasan hubungan tingkat pendidikan yang signifikan dengan

EPIC dan DRM 21

14.Penjelasan hubungan pekerjaan yang signifikan dengan

EPIC dan DRM 22

15.Penjelasan hubungan pendapatan yang signifikan dengan

EPIC dan DRM 23

16.Penjelasan hubungan pengeluaran yang signifikan dengan

EPIC dan DRM 24

17.Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Empati dan Persuasi 24

18.Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Dampak dan Komunikasi 25

19.Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perhatian dan Pemahaman 25

20.Nilai (Sig 2-sided) Faktor Kognitif dan Afektif 25

21.Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perilaku 25

22.Penjelasan hubungan karakteristik konsumen yang signifikan

dengan dengan EPIC dan DRM 26

23.Penjelasan hubungan antara status pernikahan yang signifikan

dengan EPIC dan DRM 27

24.Penjelasan hubungan antara jenis kelamin yang signifikan dengan

EPIC dan DRM 28

25.Penjelasan hubungan tingkat pendidikan yang signifikan dengan

EPIC dan DRM 28

26.Penjelasan hubungan pekerjaan yang signifikan dengan

EPIC dan DRM 29

27.Penjelasan hubungan pendapatan yang signifikan dengan

(8)

DAFTAR GAMBAR

1. Pola konsumsi CPO 1

2. Kerangka pemikiran 6

3. Posisi keputusan EPIC minyak goreng Sania 13

4. Posisi keputusan EPIC margarine Simas 13

5. Grafik EPIC model minyak goreng Sania 14

6. Grafik EPIC model margarine Simas 14

7. Skala Direct Rating 15

DAFTAR LAMPIRAN

1a. Pohon industri kelapa sawit 37

1b. Jumlah penduduk JABODETABEK menurut BPS 38

2. Hasil uji validitas 38

3. Hasil uji realibilitas 40

4. Perhitungan EPIC Model produk Minyak goreng Sania 40

5. Perhitungan EPIC Model produk Margarine Simas 42

6. Perhitungan Direct Rating Method Minyak Goreng Sania 43

7. Perhitungan Direct Rating Method Margarine Simas 45

8. Foto produk 47

8a. Perhitungan Chi-square produk minyak goreng Sania 49

(9)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang

berjudul “Analisis Efektivitas Iklan Minyak Goreng Sania dan Margarine Simas

Sebagai Produk Turunan Kelapa Sawit di JABODETABEK”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Mukhamad Najib, STP, MM selaku Ketua Departemen, Dr Ir Jono M. Munandar, MSc selaku dosen pembimbing. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Euis Sunarwati, S.Pd, MM, Ayah Denty Dentrijadi, S.Pd, MM , kedua adik penulis yaitu Adisty Dwi Ananda dan Muhammad Dennis Arassyid, teman dekat Bayu Pratama Hadiputra serta sahabat, teman-teman Manajemen IPB 47, SMAN 3 Bogor, dll atas doa, dukungan, kasih sayang dan motivasinya. Selain itu ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Departemen Manajemen yang meliputi Dosen-dosen, Tata Usaha dan lain-lainya atas bantuannya selama penulis menuntut ilmu. Penulis memohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014

(10)

Nama : Isty Prima Agustine

NIM : H24100081

Disetujui oleh

Dr Ir Jono M Munandar, MSc Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen

(11)

ISTY PRIMA AGUSTINE

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(12)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sumber daya alam yang melimpah, tanah yang subur dan iklim tropis yang menunjang membuat Indonesia kaya akan flora dan fauna. Tanah Indonesia yang subur menjadi penunjang flora tumbuh dengan baik. Salah satu flora unggulan Indonesia yaitu kelapa sawit, bahkan menjadi komoditi primadona dalam perdagangan baik domestik maupun internasional. Hal ini disebabkan karena kelapa sawit mempunyai produk turunan yang bervariasi yaitu daging kelapa sawit yang dapat diolah menjadi minyak kelapa sawit, biji kelapa sawit yang dapat diolah menjadi inti kelapa sawit, tempurung dan serat yang dapat diturunkan lagi menjadi beberapa kategori salah satunya adalah Olein. Olein sebagai bahan utama pembuatan minyak goreng dan margarine untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti pada pohon industri kelapa sawit yang tertera pada lampiran 1a. Permintaan pasar yang tinggi akan kelapa sawit membuat kelapa sawit menjadi salah satu komoditi terlaris baik domestic maupun internasional.

Menurut Susila dan Wayan (2003) hasil analisis menunjukkan bahwa konsumsi CPO dunia sampai dengan tahun 2025 diperkirakan akan berkisar antara 41.45 – 44.45 juta ton. Dengan produksi pada tahun 2004 adalah 25.67 juta ton, peluang peningkatan produksi sampai dengan tahun 2025 berkisar antara 15.78 – 18.78 juta ton. Indonesia diperkirakan memperoleh peluang terbesar dengan memanfaatkan sekitar 40% atau sekitar 6.31 – 7.51 juta atau setara dengan peluang perluasan antara 1.80 – 2.15 juta ha. Secara keseluruhan, kebutuhan investasi kebun dan pabrik CPO sampai dengan tahun 2020 berikisar antara Rp 57.12 – Rp 67.97 triliun.

Menurut Prasetyani, dkk1 : Konsumsi CPO sekitar 60% dari produk CPO Indonesia diekspor ke luar negeri, sementara sisanya diserap untuk konsumsi di dalam negeri. Untuk penggunaan lokal, industri minyak goreng merupakan penyerap CPO dominan, mencapai 29,6% dari total produksi, sedang sisanya dikonsumsi oleh industri oleokimia, sabun dan margarine atau shortening (Gambar1). Saat ini terdapat sekitar 215 pabrik CPO di Indonesia (lebih sedikit dibanding Malaysia yang memiliki 374 pabrik). Kapasitas pabrik CPO terbesar terdapat di Sumatera – terdiri dari 199 perusahaan yang mencapai 85% dari kapasitas CPO nasional.

Gambar 1. Pola Konsumsi CPO (PT. Capricorn Indonesia Consult Inc. 2003)

Setelah melihat pola konsumsi akan CPO, produk minyak goreng merupakan produk dengan tingkat konsumsi terbesar kedua setelah ekspor. PT.Wilmar Nabati

1

(13)

Indonesia (WINA) merupakan produsen dan pengekspor minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan produksi utama minyak goreng. Sania merupakan merek minyak goreng yang diproduksi PT.WINA. Selain itu pemilihan margarine merek Simas dari PT.Indofood. PT.Indofood telah mendapat peningkatan peringkat korporasi dari Pefindo, menjadi idAA+ dari semula idAA dengan outlook stabil yang menggambarkan bahwa perseroan memiliki pasar yang sangat kuat di industri makanan dan memiliki portofolio usaha yang sangat terdiversifikasi. Pemilihan produk minyak goreng dan margarine, karena kedua produk merupakan produk pangan yang banyak dijumpai di pasar terutama pada kota JABODETABEK. JABODETABEK merupakan lima kota yang merupakan kawasan metropolitan Jakarta dan sekitarnya yang menjadi lokasi penelitian yang mempunyai cakupan yang luas dan perkota mempunyai porsi yang sama yaitu 20 orang konsumen. JABODETABEK terdiri dari Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi.

Dalam rumah tangga, minyak goreng dan margarine menjadi bahan baku utama untuk memasak baik menumis, menggoreng, memanggang. Dengan melihat tingginya konsumsi minyak goreng dan margarine menjadi peluang sekaligus ancaman besar bagi produsen yang memproduksi minyak goreng dan margarine. Peluang besarnya, perusahaan-perusahaan yang memproduksi minyak goreng dan margarine berlomba menciptakan produk unggulan dengan menampilkan fitur produk yang berbeda yang menjadi keunggulan produk tersebut. Jika semua produsen berlaku demikian, maka tingkat persaingan semakin tinggi. Untuk menjawab peluang dan ancaman dibutuhkan strategi promosi yang tepat dalam menarik minat konsumen salah satunya seperti membuat iklan baik iklan media cetak maupun media elektronik. Menurut Kotler dan Amstrong (2007), Promotion (promosi) Berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan-keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi dilakukan untuk menginformasikan pesan yang terkandung dalam produk kepada konsumen guna membuat konsumen percaya untuk mengkonsumsi produknya.

Perumusan Masalah

Berdasarkan kondisi tersebut, maka dapat disusun permasalahan yang akan diteliti, yaitu :

Bagaimana karakteristik konsumen JABODETABEK?

1. Bagaimana efektivitas iklan Minyak goreng “Sania” dan Margarine “Simas”?

2. Bagaimana hubungan antara karakteristik konsumen dengan EPIC dan DRM?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik responden JABODETABEK.

2. Menganalisis efektivitas iklan Minyak goreng “Sania” dan Margarine “Simas”.

3. Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan EPIC dan DRM.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain :

(14)

2. Bagi penulis, sebagai sarana pengaplikasian ilmu selama kuliah, dan

3. Bagi peneliti lainnya, sebagai acuan guna melakukan penelitian lebih lanjut.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian terbatas yaitu mengidentifikasi karakteristik

responden JABODETABEK, menganalisis efektivitas iklan minyak goreng “Sania”

ROYAL dengan bintang iklan Farah Quin dan margarine “Simas” versi ramadhan

dengan bintang iklan Aril Tatum, serta menganalisis hubungan antara karakteristik

konsumen terhadap EPIC dan DRM. Penelitian dilakukan pada daerah

JABODETABEK, dengan pemilihan responden berdasarkan responden yang

mengetahui produk Minyak goreng “Sania” dan Margarine “Simas” . Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat analisis EPIC, DRM, dan Chi-Square.

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa sawit

Menurut Pahan (2008), dalam dunia botani semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam idenifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan oleh Carolous Linnaeus. Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut.

Species : 1. E. guineensis jacq.

2. E. oleifera (H.B.K) Cortes

3. E. odora

Industri hasil setengah jadi (Oleo-pangan)

Oleo-pangan adalah penggunaan minyak sawit untuk produk pangan. Olahan kelapa sawit yang digolongkan dalam oleo-pangan sebagai berikut.

 Minyak goreng

 Lemak makan: margarine, vanaspati, dan shortering

Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2007), Pemasaran adalah proses dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.

Strategi Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2007), strategi pemasaran adalah pola pikir pemasar yang akan digunakan oleh unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasarannya.

Iklan

Menurut Kotler dan Keller (2009), iklan adalah semua bentuk terbayar dari presentasi non personal dan promosi ide barang atau jasa melalui sponsor yang jelas. Menurut Kotler dan Keller (2009) iklan bisa memengaruhi penjualan : konsumen

(15)

yang baik” karena berbagai bentuk dan penggunaan iklan , sulit melakukan generalisasi tentang hal tersebut. Namun, ada beberapa observasi yang layak :

1. Pengulangan

Iklan memungkinkan penjualan mengulangi pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan sebagai pesaing. Iklan skala besar mengatakan sesuatu yang positif tentang ukuran, kekuatan dan keberhasilan penjual.

2. Penguatan ekspresivitas

Iklan menyediakan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan media cetak, suara, dan warna yang berseni.

3. Impersonalitas

Pemirsa tidak merasa wajib member perhatian atau merespon iklan. Iklan merupakan dialog satu arah dan bukan dialog dua arah dengan pemirsa.

Menurut Agus (2012), Periklanan (advertising) adalah semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang, atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan tertentu. Karena banyaknya bentuk dan penggunaan periklanan, sangat sulit untuk membuat generalisasi yang merangkum semuanya, Namun kualitas khusus berikut sepatutnya diperhatikan.

1. Presentasi Umum. Periklanan yang bersifat umum itu memberikan semacam keabsahan pada produk dan menyarankan tawaran yang terstandarisasi. Karena banyak orang menerima pesan yang sama, pembeli mengetahui bahwa motif mereka untuk membeli produk tersebut akan dimaklumi oleh umum.

2. Tersebar Luas. Periklanan adalah medium yang berdaya sebar luas yang

memungkinkan penjual mengulang pesan berkali-kali. Iklan juga

memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan dari berbagai pesaing.

3. Ekspresi yang lebih kuat. Periklanan memberikan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang penuh seni.

4. Tidak Bersifat Pribadi. Khalayak tidak merasa wajib untuk memperhatikan atau menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monolog, bukan dialog, dengan khalayak.

Prinsip-prinsip Efektivitas iklan

Menurut Hermawan (2012), Pada saat ini semakin krusial bagi perusahaan untuk memiliki penyampaian pesan iklan yang efektif. Tujuan dari sebuah kampanye iklan adalah untuk membawa rekanan, pembeli, pengguna dan pelanggan baru kepada perusahaan. Hal tersebut tidaklah mudah khususnya di masa kini di mana orang cenderung lebih berhati-hati dengan yang mereka beli.

Menurut O’Guinn dkk. dalam Hermawan (2008), terdapat 10 prinsip iklan yang

(16)

1. Buatlah Khalayak Tertarik (Grab People).

Sebuah iklan yang baik harus mampu membuat khalayak tertarik dengan segera. Tujuan utama iklan perusahaan adalah untuk membuka kemungkinan sebanyak mungkin dengan iklan yang menarik dalam ruang dan waktu terbatas.

2.Jadilah Cerdas dan Kreatif (Be Clever and Creative).

Kecerdasan dan kreativitas diperlukan untuk menarik khalayak dan mewujudkan merk dengan cara positif.

3. Bicaralah dengan Lantang (Speak Loudly).

Semakin lantang kita bicara, semakin banyak orang yang

mendengarkan. Konsep yang sama dapat diterapkan dalam iklan. Hal

tersebut dapat dicapai dengan berbagai cara diantaranya dengan

meningkatkan intensitas frekuensi iklan, ukuran, warna, dan latar belakang iklan. Menurut Bernbach dalam Hermawan (2010), hal ini merupakan metode yang luar biasa untuk membuat produk senatiasa diingat.

4. Jangan Membuat mereka Berpikir.

Pemasar perlu mendapatkan berbagai cara yang tepat, tetapi tidak

seharusnya membuat orang berpikir terlalu banyak. Penyederhanaan isi pesan

penting agar orang mengetahui bahwa iklan sudah memberikan gambaran utuh dalam otak konsumen ketika mereka melihatnya.

5. Warna yang menarik tetapi tetap masuk akal.

Tergantung pada iklannya, pemasar cenderung ingin warna atau iklan yang trendi dan tidak ketinggalan zaman. Pilihan warna sangatlah penting sebagai aspek periklanan.

6. Informatif (Be Informative).

Setiap iklan harus menyatakan suatu pesan. Iklan merupakan visualisasi pesan. Iklan Gudang Garam, Fed Ex dengan mobil truk bergerak, dengan penampilan hanya pada merek tanpa pesan lain.

7. Buatlah agar menonjol dan Mudah diingat (Stand out and Memorable).

Menjadi unik dan mudah diingat adalah dua komponen dari iklan yang baik. Iklan komersial harus unik dan secara keseluruhan berbeda dari iklan yang lain. Kebanyakan iklan-iklan perusahaan besar telah mampu meraih tingkat penampilan merek yang luar biasa – iklan Apple, Microsoft, McDonald’s merupakan contohnya.

8. Berikanlah Cita Rasa (Give of a Feeling).

Setiap perusahaan dan merek memiliki suatu perasaan atau nada. Perusahaan perlu menunjukannya melalui iklan. Orang-orang harus mampu memahami cita rasa yang dimiliki perusahaan hanya dengan melihat iklan.

9. Tunjukkan, Bukan bercerita (Show, not Tell).

Salah satu ciri iklan yang baik adalah menunjukkan sesuatu alih- alih menceritakan sesuatu. Caranya adalah dengan memvisualisasikannya sebagai perwujudan dari konsep yang ada dalam teks.

10. Gunakan Humor.

(17)

untuk menambah humor. Namun humor tidak selalu tepat, meski cocok digunakan untuk sebagian produk.

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian.

Lokasi dan waktu penelitian

(18)

Jenis Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.Data primer didapat dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden, sedangkan data sekunder didapat dari situs internet, hasil penelitian terdahulu , kepustakaan dan lainnya.

Metode Pengambilan Sampel dan Jumlah Sampel

Metode yang dipakai dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

non-probability sampling dengan teknik convenience sampling. Dalam penelitian ini, jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus slovin dengan tingkat kepercayaan 90% sehingga nilai error (e) adalah sebesar 10 % (0.1) (Umar 2003). Berdasarkan data jumlah populasi Masyarakat JABODETABEK ada sebanyak 24,383,930. Maka jumlah sampel (n) minimum yang dibutuhkan adalah :

=

(1+ 2)………...(1) Dimana :

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

e = Persen kelonggaran karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir yaitu sebesar 10%

Dengan menggunakan rumus Slovin, maka nilai n adalah sebagai berikut : n = 26.816.124 = = 99,99≈100 orang.

1+ 26.816.124 (0,10)2

Berikut jumlah responden dalam penelitian ini ditunjukkan pada Lampiran 1b berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Dari 100 sampel dibagi kedalam 5 kota JABODETABEK, sehingga setiap kota mempunyai porsi 20 orang berdasarkan perhitungan 100 sampel dibagi 5 kota.

Pengelolaan dan Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas

Penelitian ini menggunakan uji validitas untuk menyatakan sejauh mana data dalam pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang ingin diukur (Umar 2003). Sedangkan reliabilitas menurut Umar (2003) adalah suatu ukuran yang menunjukan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistikal Product and Service Solution).

Pengukuran Efektivitas Iklan dengan EPIC Model

Menurut Durianto et al. (2003) untuk mengevaluasi efektivitas iklan dengan

EPIC model digunakan Analisis tabulasi sederhana dan penghitungan rata- rata terbobot, sebagai berikut:

(19)

Dalam analisis ini data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase.

� = Σ × 100% ……….... (2) Keterangan:

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu

= Jumlah responden yang memilih kategori tertentu

Σ = Banyaknya jumlah responden

2. Skor Rata-rata

Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot.Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi.

Rumus:

= ΣΣ. . ………..(3) Keterangan:

x = Rata-rata berbobot

= Frekuensi = Bobot

Setelah itu, digunakan rentang skala penilaian dari 1 sampai 5 untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap 8ariable. Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus berikut:

= ……… (4)

Keterangan:

R (bobot) = Bobot terbesar – bobot terkecil

M = Banyaknya kategori bobot

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:

= 5−1

5 = 4

5= 0,8...(5)

Sehingga posisi keputusannya menjadi:

STE TE CE E SE

1 1,8 2,6 3,4 4,2 5

Keterangan :

STE : Sangat Tidak Efektif

TE : Tidak Efektif

CE : Cukup Efektif

E : Efektif

SE : Sangat Efektif

Pengukuran Efektifitas Iklan dengan Direct Rating Method

(20)

tidaknya iklan tersebut untuk dipahami, kemampuan iklan menggungah perasaan dan kemampuan iklan itu untuk mempengaruhi perilaku. (Durianto et al. 2003)

Konsumen dapat memberi peringkat ke masing-masing iklan, metode ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan sebuah iklan yang berkaitan dengan kemampuan iklan untuk menarik perhatian. Hasil dari peringkat Direct Rating Method

kemudian di konversikan ke dalam posisi keputusan direct rating dengan menggunakan rumus:

g direct rating= X ×20...(6) g = Posisi keputusan direct rating

G = Jumlah skala direct rating X = Rata-rata setiap faktor DRM

Kemudian lakukan penjumlahan terhadap nilai direct rating untuk mendapatkan nilai total direct rating sebagai berikut:

0 20 40 60 80 100

Iklan Iklan Iklan Iklan Iklan buruk kurang baik rata-rata baik hebat

Tabulasi Silang

Alat uji yang dipakai untuk tabulasi silang pada penelitian ini adalah uji kebebasan

(chi-square). Menurut Malhotra (2006) statistik uji chi square adalah statistik yang digunakan untuk menguji signifikansi statistik dari asosiasi yang diamati dalam sebuah tabulasi silang. Uji ini akan menunjukkan keterkaitan antara dua variabel.

Pengujian dilakukan dengan mengitung frekuensi sel yang akan diharapkan jika ada asosiasi antar variabel, dengan mempertimbangkan total baris dan kolom. Frekuensi

sel yang diinginkan ini disimbolkan ƒe, kemudian dibandingkan dengan frekuensi

pengamatan aktual ƒo, yang ditemukan dalam tabulasi silang untuk memperhitungkan statistik chi-square. Semakin besar perbedaan antara frekuensi yang diharapkan dengan frekuensi aktual, semakin besar nilai statistic chi square dengan asumsi bahwa sebuah tabulasi silang mempunyai r baris dan c kolom sebuah sampel acak dengan n pengamatan. Maka frekuensi yang diharapkan untuk setiap sel dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

ƒe =nrnc...(7) Keterangan:

ƒe = frekuensi yang diharapkan nr = jumlah total baris

nc = jumlah total kolom

n = jumlah ukuran sampel

Kemudian nilai X2 dihitung sebagi berikut:

X2= Σ − 2... (8) Keterangan:

(21)

ƒe = frekuensi yang diharapkan

Uji Chi-Square termasuk uji Non-parametrik yang mempunyai kelebihan yaitu perhitungan yang dipergunakan lebih sederhana dan dapat dikerjakan dengan cepat, datanya tidak harus merupakan pengukuran kuantutatif tetapi dapat berupa respon kualitatif seperti “ya” atau “tidak” (Walpole 1992)

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil PT.Wilmar

PT Wilmar Nabati Indonesia sebelumnya bernama Bukit Kapur Reksa (BKR). PT.WINA telah berdiri sejak tahun 1989 dengan produksi utama minyak goreng. PT. WINA sebagai produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di Indonesia karena mampu mengolah CPO sebesar 4.100 MT/harinya. Manjemen PT WINA telah menetapkan suatu visi dan misi yaitu mendukung bisnis operasional group sehingga tercapai kapasitas yang optimal dan kualitas yang sesuai dengan permintaan pelanggan serta waktu pengiriman yang tepat dengan cara pengembangan kinerja sumberdaya manusia yang ada. Pada tahun 2009, BKR berubah nama menjadi PT WILMARNABATI Indonesia sebagai wujud perkembangan usaha yang semakin besar dan mulai

membangun pabrik-pabrik baru di luar kota dumai (Sumatra) dibawah

benderaWILMAR Group.

Profil PT. Indofood

Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk (INDF) mendapatkan peningkatan peringkat korporasi dari Pefindo, menjadi idAA+ dari semula idAA dengan outlook stabil.

Perseroan membagi bidang usaha-nya dalam empat unit usaha yaitu unit produk konsumen bermerek (seperti mie instan, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus termasuk bumbu penyedap), unit produksi tepung terigu (Bogasari), unit minyak goreng dan lemak nabati (perkebunan, minyak goreng dan margarin serta komoditi lainnya) dan unit distribusi. Sementara peringkat idAA+ menggambarkan bahwa perseroan memiliki pasar yang sangat kuat di industri makanan, dan memiliki portofolio usaha yang sangat terdiversifikasi, memiliki operasional yang terintegrasi secara vertikal dan struktur permodalannya mengalami perbaikan.

Karakteristik Konsumen

(22)

Tabel 1 Karakteristik Konsumen

No Karakteristik Konsumen Uraian Persentase %

1. Jenis Kelamin Perempuan

Laki-laki

48 52

2. Status Pernikahan Menikah

Belum menikah

64 36

3. Pendidikan SMP

SMA Sarjana Pasca sarjana 2 41 52 5

4. Pekerjaan Mahasiswa

PNS Pegawai swasta Ibu RT Pelajar 24 8 48 17 3

6. Pendapatan (Rp) < 1.000.000

1.000.001- 2.000.000 2.000.001 - 3.000.000 3.000.001 - 4.000.000 4.000.001 - 5.000.000 5.000.000 - 10.000.000 > 10.000.000 7 16 14 35 9 11 8

7. Pengeluaran (Rp) < 1.000.000

1.000.001 – 2.000.000 2.000.001 – 3.000.000 3.000.001 - 4.000.000 4.000.001 – 5.000.000 5.000.000 - 10.000.000 > 10.000.000 9 19 42 13 7 6 4

Berdasarkan Tabel 1 konsumen berjenis kelamin perempuan sebesar 48% dan laki-laki sebesar 52%, dengan status sudah menikah sebesar 64%. Hal ini menggambarkan mayoritas yang sudah menikah memiliki kecendrungan lebih tinggi membelanjakan pendapatannya untuk kebutuhan pokok sehari-hari seperti membeli minyak goreng dan margarine dibandingkan yang belum menikah . Latar belakang pendidikan terakhir S1 sebesar 52%. Hal ini menggambarkan mayoritas konsumen pada tingkat ini memiliki pola pikir yang lebih cermat untuk mengkonsumsi suatu produk dengan mempertimbangkan kualitas suatu produk.

Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat diketahui sebagian besar konsumen adalah pegawai swasta dengan persentase sebesar 48%. Pendapatan per bulan konsumen pada penelitian ini sebagian besar berada pada nilai Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000 dengan persentase sebesar 35%, dengan jumlah pengeluaran sebagian besar berada pada nilai Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 dengan presentase sebesar 42%.

Dimensi Promosi

(23)

Tabel 2 Dimensi promosi

Produk Jenis Iklan Persentase %

Minyak Goreng Sania Iklan media cetak Iklan media elektronik

45 55

Margarine Simas Iklan media cetak

Iklan media elektronik

43 57

EPIC Model

Efektivitas iklan minyak goreng Sania dan margarine Simas diukur dengan

menggunakan pendekatan EPIC Model yang bertujuan untuk mengetahui dampak

komunikasi iklan terhadap konsumen.Dimensi EPIC Model yang menjadi parameter efektifitas iklan minyak goreng Sania dan margarine Simas yaitu Empathy (Empati),

Persuasion (Persuasi), Impact (Dampak) dan Communication (Komunikasi).

Dimensi Empati menginformasikan apakah konsumen menyukai iklan dan apakah konsumen merasakan hubungan antara suatu iklan dengan pribadi mereka.

Dimensi Persuasimenginformasikan apakah iklan dapat membujuk konsumen setelah

melihat iklan. Dimensi Dampak menginformasikan apakah iklan telah dapat memberi

pengaruh kepada konsumen setelah melihatnya. Dimensi Komunikasi ditujukan agar kita dapat mengetahui apakah iklan tersebut sudah dapat menyampaikan isi dan pesan

kepada konsumen secara jelas. Setelah dilakukan perhitungan untuk mengetahui EPIC

rate (Lampiran 4 dan 5), maka diperoleh skor dan penjelasan untuk setiap dimensi EPIC pada Table 3.

Tabel 3 Skor dan penjelasan setiap dimensi EPIC

EPIC

Produk

Keterangan Penjelasan Minyak

goreng Sania

Margarine Simas

E 3,47 3,41 Efektif

Konsumen telah cukup merasakan hubungan antara iklan dan pribadi mereka dan iklan telah berhasil dalam menciptakan perasaan dimana konsumen menyukai dan merasa dimengerti oleh iklan.

P 3,13 3,20 Cukup Efektif

Iklan belum cukup memperngaruhi konsumen dan iklan belum cukup berhasil dalam memberi penguatan karakter produk.

I 3,22 3,18 Cukup Efektif

Iklan belum cukup maksimal dalam memberikan pengaruh dan ingatan dalam pikiran konsumen setlah melihat iklan.

C 3,19 3,16 Cukup Efektif

Iklan belum cukup berhasil dalam menyampaikan pesannya kepada konsumen karena penyampaian yang kurang jelas atau sulit dimengerti.

(24)

Selanjutnya hasil analisis pengukuran efektivitas iklan dimasukkan ke dalam posisi keputusan EPIC Model yang dapat dilihat di Gambar 3 untuk produk minyak goreng Sania dan Gambar 4 untuk produk margarine Simas dibawah ini

STE TE CE E SE

1 1,8 2,6 3,4 4,2 5

E……….….…..3,47 P………..….3,13

I………...….…..3,22

C……….….3,19

Gambar 3 Posisi keputusan EPIC minyak goreng Sania

STE TE CE E SE

1 1,8 2,6 3,4 4,2 5

E……….3,41 P………...3,20 I………...3,18

C………3,16

Gambar 4 Posisi keputusan EPIC margarine Simas

Berikutnya hasil dari masing-masing dimensi EPIC Model dirata-ratakan untuk mengetahui nilai EPIC rate, sebagai berikut:

��� = + + +

4

��� � = 3,47 + 3,13 + 3,22 + 3,19

4 = 3,25

��� = 3,41 + 3,20 + 3,18 + 3,16

4 = 3,23

(25)

Gambar 5 Grafik EPIC Model minyak goreng Sania

Gambar 6 Grafik EPIC Model margarine Simas

Direct Rating Method

Bertujuan untuk mengevaluasi kekuatan iklan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mendapatkan perhatian, pemahaman, menggugah perasaan, dan kemampuan iklan tersebut untuk mempengaruhi perilaku konsumen.Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai tingkat perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif dan perilaku.

Faktor Perhatian menginformasikan apakah iklan sudah dapat menarik atensi

dari konsumen. Faktor Pemahaman menginformasikanapakahpesan yang ada di dalam

(26)

kita dapat mengetahui persepsi konsumen setelah melihat iklan. Faktor Respon Afektif, pada factorini kita dapat mengetahui perasaan dan emosi yang timbul setelah melihat iklan. Faktor Perilaku menginformasikan perilaku yang akan dilakukan setelah melihat iklan.

Berdasarkan analisis dengan menggunakan Direct Rating Method, maka seluruh

hasil perhitungan terhadap faktor-faktor penilaian dalam direct rating method

dijumlahkan untuk mengetahui nilai total direct rating , hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

Direct Rating = Faktor Attention + Faktor Understanding+ Faktor Respon Cognitive+ FaktorRespon Afektif + Faktor Behaviour Direct Rating = 11,70 + 12,68 + 13,08 + 12,61 + 12,72

= 62,80 (minyak goreng Sania)

Direct Rating = 11,62 + 12,69 + 13,25 + 12,8 + 12,38 = 62,74 (margarine simas)

Dari hasil nilai total direct rating didapat nilai sebesar 62,80 (minyak goreng Sania) dan 62,74 (margarine simas). Setelah dimasukan ke skala direct rating yang dapat dilihat di Gambar 7.

0 20 40 60 80 100 Iklan Iklan Iklan Iklan Iklan

buruk kurang baik rata-rata baik hebat

Minyak goreng Sania……….62,80 Margarine Simas……….…62,74

Gambar 7 Skala direct rating

Hasil menunujukan bahwakedua iklan telah termasuk dalam kategori iklan baik. Penjelasan iklan dengan kategori baik secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4 Penjelasan kategori iklan yang baik

Direct Rating Method (DRM) Penjelasan

Faktor Perhatian Iklan telah berhasil menarik perhatian

Faktor pemahaman Konsumen telah memahami isi dan pesan dalam

iklan

Faktor respon kognitif Konsumen telah memiliki persepsi positif

terhadap iklan

Faktor respon afektif Konsumen menyukai iklan dan merasa iklan

tersebut adalah iklan yang baik

Faktor perilaku Iklan mampu mengarahkan konsumen untuk

(27)

Hubungan alat analisis EPIC dan DRM

EPIC merupakan alat analisis untuk melihat keefektivan sebuah iklan dengan menampilkan iklan yang dapat memberikan pengaruh pada calon konsumennya, sedangkan DRM untuk melihat kekuatan iklan tersebut seperti mengelompokan iklan dalam beberapa kategori yaitu iklan buruk, kurang baik, rata-rata, baik, dan hebat yang fungsinya menggugah atau mendorong calon konsumen sampai pada tahap keputusan membeli sebuah produk.Apabila EPIC mempunyai nilai yang positif maka DRM juga mempunyai nilai yang positif, dalam artian apabila pada EPIC iklan sudah mampu untuk mempengaruhi calon konsumen setelah meliat iklannya maka pada DRM calon konsumen tergugah untuk membeli sebuah produk tersebut karena merasa sudah terpengaruh oleh iklan yang dilihatnya.

Tabulasi Silang

Tabulasi silang pada penelitian ini digunakan untuk menguji keterkaitan antara karakteristik konsumen (jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran) dengan beberapa variabel, yaitu: EPIC (Empati, Persuasi, Dampak,dan Komunikasi) dan Direct Rating Method (Perhatian, Pemahaman, Respon Kognitif, Respon Afektif, dan Perilaku) pada produk minyak goreng Sania dan margarine Simas. Pada tabulasi silang yang diolah dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dengan melihat nilai chi-square. Nilai α yang digunakan pada penelitian ini adalah 10% atau 0,10. Nilai crosstabulation (Asy sig.) yang korelasinya berada kurang dari 0,10 maka dapat dinyatakan adanya korelasi atau hubungan pada variabel tersebut (Signifikan).

Hubungan antara Karakteristik Konsumen Minyak goreng Sania terhadap 4 dimensi EPIC dan 5 faktor DRM

Tabulasi silang pada kedua variabel ini dilakukan untuk melihat adakah korelasi atau hubungan antara karakteristik konsumen minyak goreng Sania dengan EPIC dan DRM

Uji tabulasi silang dilakukan dengan hipotesa berikut:

H0 : Tidak ada hubungan antara karakteristik konsumen minyak goreng Sania

dengan EPIC dan DRM

H1 : Ada hubungan antara karakteristik konsumen minyak goreng Sania

dengan EPIC dan DRM

Dari hasil analisis tabulasi silang, nilai Asymp. Sig. (2-sided) yang didapat adalah

Tabel 5 Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Empati dan Persuasi

E1 E2 E3 P1 P2 P3

Status Pernikahan

Sig. ,110 ,063 ,583 ,022 ,027 ,004

Jenis Kelamin Sig. ,319 ,630 ,595 ,835 ,380 ,415

Pendidikan Sig. ,364 ,162 ,063 ,591 ,179 ,036

Pekerjaan Sig. ,038 ,069 ,104 ,104 ,011 ,110

Pendapatan Sig. ,139 ,394 ,896 ,239 ,526 ,659

(28)

Tabel 6 Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Dampak dan Komunikasi

Tabel 7 Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perhatian dan Pemahaman

Perhatian

1

Perhatian 2

Perhatian 3

Pemahaman 1

Pemahaman 2

Pemahaman 3 Status

Pernikahan

Sig. ,094 ,216 ,514 ,459 ,202 ,264

Jenis Kelamin

Sig. ,092 ,631 ,906 ,255 ,485 ,199

Pendidikan Sig. ,000 ,157 ,001 ,782 ,005 ,520

Pekerjaan Sig. ,001 ,476 ,001 ,000 ,001 ,588

Pendapatan Sig. ,500 ,620 ,359 ,517 ,883 ,621

Pengeluaran Sig. ,069 ,897 ,766 ,620 ,762 ,462

Tabel 8 Nilai (Sig 2-sided) Faktor Kognitif dan Afektif

Tabel 9 Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perilaku

Perilaku 1 Perilaku 2 Perilaku 3

Status Pernikahan

Sig. ,547 ,233 ,443

Jenis Kelamin Sig. ,533 ,058 ,850

Pendidikan Sig. ,005 ,018 ,605

Pekerjaan Sig. ,723 ,000 ,852

Pendapatan Sig. ,651 ,037 ,555

Pengeluaran Sig. ,094 ,331 ,298

Hasil diatas yang menunjukan nilai alpha kurang dari 10% atau 0,10 yaitu pada tabel diatas yang bercetak tebal. Hal ini menunjukan bahwa H1 diterima, dan dapat

I1 I2 I3 C1 C2 C3

Status Pernikahan

Sig. ,180 ,206 ,379 ,156 ,121 ,345

Jenis Kelamin Sig. ,805 ,163 ,475 ,595 ,866 ,352

Pendidikan Sig. ,114 ,161 ,087 ,001 ,064 ,091

Pekerjaan Sig. ,683 ,105 ,261 ,419 ,017 ,510

Pendapatan Sig. ,154 ,761 ,577 ,200 ,814 ,158

Pengeluaran Sig. ,235 ,534 ,536 ,128 ,599 ,852

Kognitif

1

Kognitif 2

Kognitif 3

Afektif 1

Afektif 2

Afektif 3 Status

Pernikahan

Sig. ,318 ,151 ,056 ,032 ,699 ,052

Jenis Kelamin Sig. ,656 ,379 ,629 ,599 ,034 ,126

Pendidikan Sig. ,109 ,501 ,320 ,110 ,298 ,000

Pekerjaan Sig. ,002 ,015 ,006 ,618 ,031 ,339

Pendapatan Sig. ,277 ,269 ,769 ,382 ,429 ,420

(29)

disimpulkan secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini.

Tabel 10 Penjelasan hubungan karakteristik konsumen yang signifikan dengan EPIC dan DRM

Karakteristik konsumen minyak goreng Sania

Ada hubungan yang signifikan dengan dimensi–dimensi EPIC dan faktor-faktor DRM

Status pernikahan

Iklan yang memberi kemudahan dalam mengakses informasi (dimensi empati 2)

Iklan yang membuat konsumen terbujuk (dimensi persuasi 1) Iklan yang selalu menampilkan promosi yang dibutuhkan konsumen (dimensi persuasi 2)

Iklan yang memiliki daya pikat dibanding produk lain (dimensi persuasi 3)

Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya yang memukau (faktor perhatian1)

Iklan yang menyajikan promosi penting untuk iketahui konsumen seperti diskon, bundling, dll (faktor kognitif 3) Iklan yang dapat menambah keyakinan konsumen terhadap produk tersebut (faktor afektif 1)

Iklan yang dapat membuat konsumen menyukai produk ini (faktor afektif 3)

Jenis kelamin Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya yang memukau (faktor perhatian 1)

Iklan yang membuat konsumen cendrung memilih produk ini setelah melihat iklannya (faktor afektif 2)

Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2)

Tingkat pendidikan Iklan yang sesuai dengan kebutuhan saya (dimensi empati 3)

Iklan yang memiliki daya pikat dibanding produk lain (dimensi persuasi 3)

Iklan yang dapat memberikan efek positif (dimensi dampak 3) Iklan yang informative dan member rangsangan untuk mencobanya (dimensi komunikasi 1)

Iklan yang memberikan pesan yang jelas (dimensi komunikasi 2) Iklan yang memberikan umpan balik yang bermanfaat (dimensi komunikasi 3)

Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya yang memukau (faktor perhatian1)

Iklan yang menjadi perhatian utama konsumen (faktor perhatian 3)

Iklan yang memiliki kinerja produk yang ditawarkan

(30)

Lanjutan Tabel 10 Karakteristik konsumen minyak

goreng Sania

Ada hubungan yang signifikan dengan dimensi–dimensi EPIC dan faktor-faktor DRM

Tingkat pendidikan

dengan menyediakan informasi yang jelas untuk memudahkan konsumen (faktor pemahaman 2)

Iklan yang dapat membuat konsumen menyukai produk ini (faktor afektif 3)

Iklan yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk ini karena iklannya (faktor perilaku 1)

Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2).

Pekerjaan Iklan yang sesuai dengan yang dirasakan dan difikirkan konsumen (dimensi empati 1)

Iklan yang selalu menampilkan promosi yang dibutuhkan konsumen (dimensi persuasi 2)

Iklan yang memberikan pesan yang jelas (dimensi komunikasi 2) Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya yang memukau (faktor perhatian1)

Iklan yang menjadi perhatian utama konsumen (faktor perhatian 3) Iklan yang sudah memberikan informasi yang terbaik (faktor pemahaman 1)

Iklan yang memiliki kinerja produk yang ditawarkan dengan menyediakan informasi yang jelas untuk memudahkan konsumen (faktor pemahaman 2)

Iklan yang membuat konsumen menyadari telah menampilkan atribut produk seperti label halal, merk, rasa, dll (faktor kognitif 1) Iklan yang mempu menjelaskan atribut produk seperti label halal, merk, rasa, dll (faktor kognitif 2)

Iklan yang menyajikan promosi penting untuk iketahui konsumen seperti diskon, bundling, dll (faktor kognitif 3)

Iklan yang membuat konsumen cendrung memilih produk ini setelah melihat iklannya (faktor afektif 2)

Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2).

Pendapatan Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan

menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2).

Pengeluaran Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya yang memukau (faktor perhatian1)

Iklan yang menyajikan promosi penting untuk iketahui konsumen seperti diskon, bundling, dll (faktor kognitif 3)

Iklan yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk ini karena iklannya (faktor perilaku 1)

(31)

memasak menjadi kegiatan rutin oleh karena itu mereka cendrung setuju dibandingkan dengan perilaku konsumen yang belum menikah yang cendrung tidak setuju terhadap EPIC dan DRM yang signifikan. Berikut penjelasan kecendrungan jawaban dari karakteristik konsumen minyak goreng Sania yang belum dan sudah menikah , dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11 Penjelasan hubungan antara status pernikahan yang signifikan dengan EPIC dan DRM Belum menikah Sudah menikah Penjelasan Kecendrungan jawaban Cukup setuju

Setuju Iklan yang memberi kemudahan dalam mengakses informasi (dimensi empati 2)

Tidak setuju

Setuju Iklan yang membuat konsumen terbujuk (dimensi persuasi 1)

Tidak setuju

Setuju Iklan yang selalu menampilkan promosi yang dibutuhkan konsumen (dimensi persuasi 2) Tidak

setuju

Setuju Iklan yang memiliki daya pikat dibanding produk lain (dimensi persuasi 3)

Tidak setuju

Setuju Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya yang memukau (faktor perhatian1)

Tidak setuju

Setuju Iklan yang menyajikan promosi penting untuk iketahui konsumen seperti diskon, bundling, dll (faktor kognitif 3)

Tidak setuju

Setuju Iklan yang dapat menambah keyakinan konsumen terhadap produk tersebut (faktor afektif 1)

Tidak setuju

Setuju Iklan yang dapat membuat konsumen menyukai produk ini (faktor afektif 3)

Laki-laki dan perempuan mempunyai sudut pandang yang berbeda akan suatu hal, salah satunya sudut pandang terhadap iklan minyak goreng Sania ini. Berikut penjelasan kecendrungan jawaban dari karakteristik konsumen laki-laki dan perempuan, dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12 Penjelasan hubungan antara jenis kelamin yang signifikan dengan EPIC dan DRM

Laki-laki Perempuan Penjelasan

Kecendrungan jawaban

Setuju Tidak

setuju

Iklan yang membuat konsumen terbujuk (dimensi persuasi 1)

Cukup setuju

Cukup setuju

Iklan yang membuat konsumen cendrung memilih produk ini setelah melihat iklannya (faktor afektif 2)

Cukup setuju

Cukup setuju

Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2).

(32)

produk untuk dikonsumsinya. SMP dan pasca Sarjana cendrung setuju dibandingkan SMA dan Sarjana yang cendrung cukup setuju dengan EPIC dan DRM yang signifikan, SMA dan sarjana tergolong remaja yang lebih tertarik pada hal baru dan inovatif. Berikut penjelasan kecendrungan jawaban dari karakteristik konsumen dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13 Penjelasan hubungan tingkat pendidikan yang signifikan dengan EPIC dan DRM

SMP SMA Sarjana Pasca

Sarjana

Penjelasan

Kecendrungan jawaban

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Setuju Iklan yang sesuai dengan

kebutuhan saya (dimensi empati 3)

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Setuju Iklan yang memiliki daya pikat dibanding produk lain (dimensi persuasi 3)

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Cukup setuju

Iklan yang dapat memberikan efek positif (dimensi dampak 3) Sangat setuju Cukup setuju Cukup setuju

Setuju Iklan yang informative dan member rangsangan untuk mencobanya (dimensi komunikasi 1)

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Setuju Iklan yang memberikan pesan yang jelas (dimensi komunikasi 2)

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Setuju Iklan yang memberikan umpan balik yang bermanfaat (dimensi komunikasi 3)

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Setuju Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya yang memukau (faktor

perhatian1) Setuju Cukup

setuju

Cukup setuju

Setuju Iklan yang menjadi perhatian utama konsumen (faktor perhatian 3)

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Setuju Iklan yang memiliki kinerja produk yang ditawarkan dengan menyediakan informasi yang jelas untuk memudahkan konsumen (faktor pemahaman 2) Sangat setuju Cukup setuju Cukup setuju

Setuju Iklan yang dapat membuat konsumen menyukai produk ini (faktor afektif 3)

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Cukup setuju

(33)

Lanjutan Tabel 13

SMP SMA Sarjana Pasca

Sarjana

Penjelasan

Setuju Cukup

setuju

Setuju Sangat

setuju

Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan

menampilkan kemudahan

memperolehnya (faktor perilaku 2).

Pekerjaan seseorang mempengaruhi pola konsumsinya akan suatu produk. Pola konsumsi seseorang terbentuk karena adanya daya beli yang diperoleh salah satunya dari bekerja. Pelajar cendrung tidak setuju, mahasiswa, pegawai swasta, ibu rumah tangga, dll cendrung cukup setuju dan PNS cendrung setuju dengan EPIC dan DRM yang signifikan. Hal ini karena pelajar tergolong remaja yang suka hal baru dan inovatif. Berikut penjelasan kecendrungan jawaban dari karakteristik konsumen dengan latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda, dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14 Penjelasan hubungan pekerjaan yang signifikan dengan EPIC dan DRM Pelajar Mahasiswa PNS Pegawai

Swasta

Ibu RT lainnya Penjelasan

Ke cend ru n g an jaw ab an Cukup setuju Cukup setuju

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Cukup setuju

Iklan yang sesuai dengan yang dirasakan dan difikirkan konsumen (dimensi empati 1) Sangat

tidak setuju

Cukup setuju

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Cukup setuju

Iklan yang selalu

menampilkan promosi yang dibutuhkan konsumen (dimensi persuasi 2) Tidak

setuju

Cukup setuju

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Cukup setuju

Iklan yang memberikan pesan yang jelas (dimensi

komunikasi 2) Sangat tidak setuju Cukup setuju

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Cukup setuju

Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya yang

memukau (faktor perhatian1)

Setuju Cukup

setuju

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Cukup setuju

Iklan yang menjadi perhatian utama konsumen (faktor perhatian 3) Sangat tidak setuju Cukup setuju

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Cukup setuju

Iklan yang sudah memberikan informasi yang terbaik (faktor pemahaman 1) Tidak setuju Cukup setuju Cukup setuju Cukup setuju Cukup setuju Cukup setuju

(34)

Lanjutan Tabel 14

Pelajar Mahasiswa PNS Pegawai Swasta

Ibu RT lainnya Penjelasan

Ke cend ru n g an jaw ab an Tidak setuju Cukup setuju

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Cukup setuju

Iklan yang membuat konsumen menyadari telah menampilkan atribut produk seperti label halal, merk, rasa, dll (faktor kognitif 1)

Tidak setuju

Setuju Setuju Cukup

setuju

Cukup setuju

Cukup setuju

Iklan yang mempu

menjelaskan atribut produk seperti label halal, merk, rasa, dll (faktor kognitif 2)

Tidak setuju Cukup setuju Cukup setuju Cukup setuju Cukup setuju Cukup setuju

Iklan yang menyajikan promosi penting untuk iketahui konsumen seperti diskon, bundling, dll (faktor kognitif 3)

Cukup setuju

Cukup setuju

Setuju Cukup setuju

Setuju Cukup

setuju

Iklan yang membuat

konsumen cendrung memilih produk ini setelah melihat iklannya (faktor afektif 2) Sangat tidak setuju Cukup setuju Cukup setuju Cukup setuju Cukup setuju

Setuju Iklan yang membuat

konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan

menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2).

Tingkat pendapatan seseorang mempengaruhi daya beli seseorang. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi daya beli seseorang terhadap suatu produk. Tingkat pendapatan < 1- 2 juta, 3-4 juta, dan > 10 juta cendrung setuju dibandingkan 2-3 juta, 4-5 juta, dan 5-10 juta cendrung cukup setuju dengan EPIC dan DRM yang signifikan. Berikut penjelasan kecendrungan jawaban dari karakteristik konsumen dengan latar belakang pendapatan yang berbeda-beda, dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15 Penjelasan hubungan pendapatan yang signifikan dengan EPIC dan DRM

< 1juta 1-2 juta 2-3 juta 3-4 juta 4-5 juta 5-10 juta > 10juta Penjelasan Ke cend ru n g an jawaban

Setuju Setuju Cukup setuju

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Setuju

(35)

Pengeluaran seseorang berdasarkan pendapatan yang diperolehnya.. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi daya beli seseorang terhadap suatu produk. Tingkat pengeluaran <1-3 juta dan 4-10 juta cendrung cukup setuju sedangkan 3-4 juta cendrung setuju dan >10 juta cendrung tidak setuju dengan EPIC dan DRM yang signifikan. Berikut penjelasan kecendrungan jawaban dari karakteristik konsumen dengan latar belakang pengeluaran yang berbeda-beda, dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16 Penjelasan hubungan pengeluaran yang signifikan dengan EPIC dan DRM

< 1juta 1-2

juta 2-3 juta 3-4 juta 4-5 juta 5-10 juta > 10juta Penjelasan Ke cend ru n g an jaw ab an Cukup setuju Cukup setuju Cukup setuju

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Tidak setuju

Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya yang memukau (faktor perhatian1) Cukup setuju Cukup setuju Cukup setuju

Setuju Cukup setuju

Cukup setuju

Cukup setuju

Iklan yang menyajikan promosi penting untuk iketahui konsumen seperti diskon, bundling, dll (faktor kognitif 3) Setuju Cukup

setuju Cukup setuju Cukup setuju Cukup setuju Cukup setuju Tidak setuju

Iklan yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk ini karena iklannya (faktor perilaku 1)

Hubungan antara Karakteristik Konsumen Margarine Simas terhadap 4 dimensi EPIC dan 5 faktor DRM

Tabulasi silang pada kedua variabel ini dilakukan untuk melihat adakah korelasi

atau hubungan antara karakteristik konsumen margarine simas dengan EPIC dan DRM.

Uji tabulasi silang dilakukan dengan hipotesa berikut:

H0 : Tidak ada hubungan antara karakteristik konsumen margarine simas

dengan EPIC dan DRM

H1 : Ada hubungan antara karakteristik konsumen margarine simas dengan

EPIC dan DRM

Dari hasil analisis tabulasi silang, nilai Asymp. Sig. (2-sided) yang didapat adalah Tabel 17 Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Empati dan Persuasi

E1 E2 E3 P1 P2 P3

Status Pernikahan

Sig. ,849 ,079 ,230 ,098 ,024 ,031

Jenis Kelamin Sig. ,982 ,965 ,291 ,395 ,703 ,708

Pendidikan Sig. ,612 ,012 ,427 ,483 ,018 ,469

Pekerjaan Sig. ,647 ,002 ,142 ,016 ,540 ,532

Pendapatan Sig. ,432 ,554 ,105 ,397 ,611 ,830

(36)

Tabel 18 Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Dampak dan Komunikasi

I1 I2 I3 C1 C2 C3

Status Pernikahan

Sig. ,180 ,206 ,379 ,238 ,210 ,461

Jenis Kelamin Sig. ,805 ,163 ,475 ,114 ,791 ,285

Pendidikan Sig. ,114 ,161 ,087 ,001 ,056 ,297

Pekerjaan Sig. ,683 ,105 ,261 ,217 ,312 ,986

Pendapatan Sig. ,154 ,761 ,577 ,621 ,881 ,413

Pengeluaran Sig. ,235 ,534 ,536 ,721 ,589 ,553

Tabel 19 Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perhatian dan Pemahaman

Perhatian 1 Perhatian 2 Perhatian 3 Pemahaman 1 Pemahaman 2 Pemahaman 3 Status Pernikahan

Sig. ,808 ,212 ,072 ,329 ,223 ,927

Jenis Kelamin

Sig. ,462 ,496 ,294 ,425 ,422 ,287

Pendidikan Sig. ,002 ,052 ,001 ,584 ,151 ,322

Pekerjaan Sig. ,275 ,284 ,137 ,000 ,004 ,859

Pendapatan Sig. ,810 ,904 ,792 ,948 ,862 ,867

Pengeluaran Sig. ,442 ,969 ,928 ,836 ,832 ,884

Tabel 20 Nilai (Sig 2-sided) Faktor Kognitif dan Afektif

Kognitif 1 Kognitif 2 Kognitif 3 Afektif 1 Afektif 2 Afektif 3 Status Pernikahan

Sig. ,566 ,431 ,296 ,241 ,699 ,146

Jenis Kelamin

Sig. ,630 ,744 ,231 ,628 ,028 ,019

Pendidikan Sig. ,588 ,169 ,705 ,132 ,021 ,000

Pekerjaan Sig. ,732 ,118 ,016 ,288 ,279 ,000

Pendapatan Sig. ,732 ,397 ,271 ,873 ,897 ,672

Pengeluaran Sig. ,591 ,717 ,493 ,742 ,526 ,372

Tabel 21 Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perilaku

Perilaku 1 Perilaku 2 Perilaku 3 Status Pernikahan

Sig. ,511 ,024 ,593

Jenis Kelamin Sig. ,337 ,239 ,173

Pendidikan Sig. ,389 ,036 ,991

Pekerjaan Sig. ,651 ,459 ,904

Pendapatan Sig. ,869 ,023 ,080

(37)

Hasil diatas yang menunjukan nilai alpha kurang dari 10% atau 0,10 yaitu pada tabel diatas yang bercetak tebal. Hal ini menunjukan bahwa H1 diterima, dan dapat

disimpulkan secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 22 dibawah ini.

Tabel 22 Penjelasan hubungan karakteristik konsumen yang signifikan dengan dengan EPIC dan DRM

Karakteristik konsumen margarine Simas

Ada hubungan yang signifikan dengan dimensi–dimensi EPIC dan faktor-faktor DRM

Status pernikahan

Iklan yang memberi kemudahan dalam mengakses informasi (dimensi empati 2)

Iklan yang membuat konsumen terbujuk (dimensi persuasi 1) Iklan yang selalu menampilkan promosi yang dibutuhkan konsumen (dimensi persuasi 2)

Iklan yang memiliki daya pikat dibanding produk lain (dimensi persuasi 3)

Iklan yang menjadi perhatian utama konsumen (faktor perhatian 3)

Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2).

Jenis kelamin Iklan yang membuat konsumen cendrung memilih produk ini setelah melihat iklannya (faktor afektif 2)

Iklan yang dapat membuat konsumen menyukai produk ini (faktor afektif 3)

Tingkat pendidikan

Iklan yang memberi kemudahan dalam mengakses informasi (dimensi empati 2)

Iklan yang selalu menampilkan promosi yang dibutuhkan konsumen (dimensi persuasi 2)

Iklan yang dapat memberikan efek positif (dimensi dampak 3) Iklan yang informative dan member rangsangan untuk mencobanya (dimensi komunikasi 1)

Iklan yang memberikan pesan yang jelas (dimensi komunikasi 2) Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya yang memukau (faktor perhatian1)

Iklan yang selalu menarik perhatian konsumen(faktor perhatian2)

Iklan yang menjadi perhatian utama konsumen (faktor perhatian 3)

Iklan yang membuat konsumen cendrung memilih produk ini setelah melihat iklannya (faktor afektif 2)

Iklan yang dapat membuat konsumen menyukai produk ini (faktor afektif 3)

(38)

Lanjutan Tabel 22 Karakteristik konsumen margarine Simas

Ada hubungan yang signifikan dengan dimensi–dimensi EPIC dan faktor-faktor DRM

Pekerjaan

Iklan yang memberi kemudahan dalam mengakses informasi (dimensi empati 2)

Iklan yang membuat konsumen terbujuk (dimensi persuasi 1) Iklan yang sudah memberikan informasi yang terbaik (faktor pemahaman 1)

Iklan yang memiliki kinerja produk yang ditawarkan dengan menyediakan informasi yang jelas untuk memudahkan konsumen (faktor pemahaman 2)

Iklan yang menyajikan promosi penting untuk iketahui konsumen seperti diskon, bundling, dll (faktor kognitif 3)

Iklan yang dapat membuat konsumen menyukai produk ini (faktor afektif 3)

Pendapatan

Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2).

Iklan yang dapat mendorong konsumen untuk sering membeli produk ini(faktor perilaku 3).

Pengeluaran

Iklan yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk ini karena iklannya (faktor perilaku 1)

Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2).

Iklan yang dapat mendorong konsumen untuk sering membeli produk ini(faktor perilaku 3).

Perilaku konsumen yang sudah menikah cendrung berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti produk minyak goreng Sania sebagai bahan baku kegiatan rutinnya yaitu memasak menjadi kegiatan rutin oleh karena itu mereka cendrung setuju dibandingkan dengan perilaku konsumen yang belum menikah yang cendrung tidak setuju terhadap EPIC dan DRM yang signifikan. Berikut penjelasan kecendrungan jawaban dari karakteristik konsumen produk margarine Simas yang belum dan sudah menikah , dapat dilihat pada tabel 23.

Tabel 23 Penjelasan hubungan antara status pernikahan yang signifikan dengan EPIC dan DRM

Belum menikah

Sudah menikah

Penjelasan

Kecendrungan jawaban

Cukup setuju

Setuju Iklan yang memberi kemudahan dalam mengakses informasi (dimensi empati 2) Tidak

setuju

Setuju Iklan yang membuat konsumen terbujuk (dimensi persuasi 1)

Cukup setuju

(39)

Lanjutan Tabel 23 Belum menikah

Sudah menikah

Penjelasan

Kecendrungan jawaban

Cukup setuju

Setuju Iklan yang memiliki daya pikat dibanding produk lain (dimensi persuasi 3)

Tidak setuju

Cukup setuju

Iklan yang menjadi perhatian utama konsumen (faktor perhatian 3)

Setuju Cukup

setuju

Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2).

Laki-laki dan perempuan mempunyai sudut pandang yang sama akan suatu hal, salah satunya sudut pandang terhadap iklan margarine Simas ini. Berikut penjelasan kecendrungan jawaban dari karakteristik konsumen laki-laki dan perempuan, dapat dilihat pada tabel 24.

Tabel 24 Penjelasan hubungan antara jenis kelamin yang signifikan dengan EPIC dan DRM

Laki-laki Perempuan Penjelasan

Kecendrungan jawaban

Cukup setuju

Cukup setuju Iklan yang membuat konsumen cendrung memilih produk ini setelah melihat iklannya (faktor afektif 2)

Cukup setuju

Cukup setuju Iklan yang dapat membuat konsumen menyukai produk ini (faktor afektif 3)

Latar belakang pendidikan sangat berpengaruh dalam memilih suatu produk, karena semakin tinggi tingkat pendidikan konsumen semakin selektif dalam memilih produk untuk dikonsumsinya. SMP dan pasca Sarjana cendrung setuju dibandingkan SMA dan Sarjana yang cendrung cukup setuju dengan EPIC dan DRM yang signifikan, SMA dan sarjana tergolong remaja yang lebih tertarik pada hal baru dan inovatif. Berikut penjelasan kecendrungan jawaban dari karakteristik konsumen dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, dapat dilihat pada tabel 25.

Tabel 25 Penjelasan hubungan tingkat pendidikan yang signifikan dengan EPIC dan DRM

SMP SMA Sarjana Pasca

Sarjana

Penjelasan

Setuju Cukup

setuju

Setuju Setuju Iklan yang memberi kemudahan dalam mengakses informasi (dimensi empati 2) Cukup

setuju

Cukup setuju

Cukup setuju

Sangat setuju

(40)

Lanjutan Tabel 25

SMP SMA Sarjana Pasca

Sarjana Penjelasan Ke cend ru n g an jaw ab an

Setuju Cukup

setuju

Cukup setuju

Setuju Iklan yang dapat memberikan efek positif (dimensi dampak 3)

Setuju Cukup

setuju

Cukup setuju

Setuju Iklan yang informative dan member rangsangan untuk

Gambar

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian.
Tabel 1 Karakteristik Konsumen
Tabel 2 Dimensi promosi
Gambar 3 Posisi keputusan EPIC minyak goreng Sania
+7

Referensi

Dokumen terkait