• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada Produk Yogurt Sentulfresh Indonesia Melalui Website.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada Produk Yogurt Sentulfresh Indonesia Melalui Website."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN

PADA PRODUK YOGURT SENTULFRESH INDONESIA

MELALUI WEBSITE

ABDUL HADI NOVRIANSYAH PANCA SAPUTRA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada Produk Yogurt Sentulfresh Indonesia Melalui Website adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2016

Abdul Hadi Novriansyah Panca Saputra

(3)

ABSTRAK

ABDUL HADI NOVRIANSYAH PANCA SAPUTRA Analisis Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada Produk Yogurt Sentulfresh Indonesia Melalui Website Di bawah bimbingan NINUK PURNANINGSIH.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu penggerak roda pembangunan ekonomi masyarakat di Indonesia. Di era teknologi saat ini, pemanfaatan internet dapat kita manfaatkan sebagai sarana komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien salah satunya melalui website. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas komunikasi pemasaran melalui

website pada produk Sentulfresh Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di Sentulfresh Indonesia Kampung Cijulang, Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, Bogor. Adapun pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survei didukung oleh data kualitatif, penelitian ini menggunakan uji analisis hubungan Rank Spearman dan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel karakteristik konsumen tidak berhubungan pada efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran, dan juga pada karakteristik website, hanya gambar yang berhubungan pada variabel afektif pada katagori unsur-unsur website, dan juga pada unsur-unsur pesan AIDA hanya pada tahap interest, desire dan action saja yang berhubungan dengan variabel afektif dan konatif pada unsur-unsur pesan AIDA.

Kata kunci : efektivitas, komunikasi pemasaran, media online

ABSTRACT

ABDUL HADI NOVRIANSYAH PANCA SAPUTRA. Analysis of The Effectiveness in Marketing Communication to Sentulfresh Indonesia Product Through Website. Supervised by NINUK PURNANINGSIH.

Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM) is one of the economic drivers in Indonesia, therefore it needs te right marketing communication strategy for it. In this era of technology, internet can be utilized as effective and efficient marketing communication media through the website. The aim of this study is to analyze the effectiveness of marketing communications through the Sentulfresh Indonesia’s website. This research was conducted in Sentulfresh Indonesia, Kampung Cijulang, Cadasngampar Village, District of Sukaraja, Bogor, by using quantitative approach with survey method. This research is also supported by qualitative data, and used Spearman Rank correlation analysis test and Chi-Square. The results showed that all the variables of consumer characteristics are not related to the effectiveness of the website as a media for marketing communication, on the characteristics of the website, only the image variable is related to the variable affective on the category of the elements of the website, on the elements of the message, AIDA is only at the stage of interest , desire and action are associated with affective and conative variables on the elements of the message AIDA.

(4)

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN PADA

PRODUK YOGURT SENTULFRESH INDONESIA MELALUI

WEBSITE

ABDUL HADI NOVRIANSYAH PANCA SAPUTRA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(5)
(6)

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi

berjudul “Analisis Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada Produk Yogurt Sentulfresh Indonesia Melalui Website” ini dengan baik. Penulisan skripsi ini ditujukan sebagai pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, mendukung, dan memberikan inspirasi yang luar biasa selama penyusunan hingga penyelesaian akhir skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada orang tua tercinta Ibunda Hj. Masnah S.Pd. dan Ayahanda Alm. Drs. H. Abidin Kamay serta Kakak Faisal Rahman Eka Saputra S.H., Novan Ferdiansyah Dwi Saputra S.H., Andika Tri Saputra S.Pi., dan Muhammad Haikal Catur Saputra S.P. yang telah memberikan dukungan dan doa yang tak terbatas kepada penulis hingga mampu menjalani banyak hal sampai pada tahapan ini. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Nastuti Ekaningtyas yang telah memberikan motivasi dan dukungan serta segala bentuk kontribusi lainnya kepada penulis selama proses pembelajaran dan proses penulisan skripsi. Lamboys sebagai sahabat seperjuangan serta Nur Komariah dan Fithriyah Sholihah sebagai rekan satu bimbingan yang selalu memberikan semangat, masukan dan kontribusi lainnya kepada penulis dalam tahap penyelesaian skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan SKPM 49, rekan-rekan BEM FEMA Kabinet Mozaik Toska, rekan-rekan Himasiera, dan rekan-rekan Kepengurusan Garda Toska FEMA 2015-2016 atas rasa kebersamaan yang mendalam dan segala bentuk kontribusi lainnya yang diberikan kepada penulis. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi, dukungan, dan doa kepada penulis selama ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis berharap semoga skripsi dengan penelitian mengenai Analisis Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada Produk Yogurt Sentulfresh Indonesia Melalui Website ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, September 2016

(7)

DAFTAR ISI

PRAKATA vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Masalah Penelitian 2

Tujuan Penelitian 3

Kegunaan Penulisan 3

PENDEKATAN TEORITIS 5

Tinjauan Pustaka 5

Komunikasi 5

Pemasaran 5

Komunikasi Pemasaran 6

Media Sosial 6

Karakteristik Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran 7

Efektivitas Komunikasi Pemasaran 9

Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 9

Daya Saing UMKM 10

Kerangka Pemikiran 10

Hipotesis Penelitian 11

PENDEKATAN LAPANGAN 13

Metode Penelitian 13

Lokasi dan Waktu Penelitian 13

Teknik Pengumpulan Data 13

Teknik Penentuan Responden dan Informan 14

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 15

Definisi Operasional 15

GAMBARAN UMUM SENTULFRESH INDONESIA 19

Sejarah dan Profil SentulfreshIndonesia 19

Lokasi SentulfreshIndonesia 20

Bagian Komunikasi Pemasaran dalam Konteks Struktur Organisasi

SentulfreshIndonesia 20

Bagian Komunikasi Pemasaran Sentulfresh Indonesia 21

KARAKTERISTIK KONSUMEN SENTULFRESH INDONESIA 29

Usia 29

(8)

Tingkat Pendidikan 30

Tingkat Pendapatan 30

KARAKTERISTIK WEBSITE SENTULFRESH INDONESIA SEBAGAI

MEDIA KOMUNIKASI PEMASARAN 31

Komposisi Warna 31

Kelengkapan Gambar pada Website 31

Tipografi 32

Kelengkapan Informasi pada Website 33

Attention 33

Interest 34

Desire 35

Action 35

EFEKTIVITAS WEBSITESENTULFRESH INDONESIA SEBAGAI

MEDIA KOMUNIKASI KOMUNIKASI PEMASARAN 37

Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran berdasarkan

Aspek Kognitif 37

Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran berdasarkan

Aspek Afektif 38

Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran berdasarkan

Aspek Konatif 39

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KONSUMEN DENGAN EFEKTIVITAS WEBSITE SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

PEMASARAN PADA PRODUK SENTULFRESH INDONESIA 41

Hubungan Karakteristik Konsumen Kategori Usia dengan Efektivitas

Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran. 41

Hubungan Karakteristik Konsumen Kategori Jenis Kelamin dengan

Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran 43 Hubungan Karakteristik Konsumen Kategori Tingkat Pendapatan dengan Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran 46 Hubungan Karakteristik Konsumen Kategori Tingkat Pendidikan dengan

Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran 48 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WEBSITE DENGAN

EFEKTIVITAS WEBSITE SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

PEMASARAN PADA PRODUK SENTULFRESH INDONESIA 51

Hubungan Katagori Warna dengan Efektivitas Website sebagai Media

Komunikasi Pemasaran 51

Hubungan Katagori Kelengapan Gambar dengan Efektivitas Website

sebagai Media Komunikasi Pemasaran 53

Hubungan Kategori Tipografi dengan Efektivitas Website sebagai Media

Komunikasi Pemasaran 56

Hubungan Kategori Kelengkapan Informasi dengan Efektivitas Website

(9)

Hubungan Kategori Attention dengan Efektivitas Website sebagai Media

Komunikasi Pemasaran 61

Hubungan Kategori Interest dengan Efektivitas Website sebagai Media

Komunikasi Pemasaran 64

Hubungan Kategori Desire dengan Efektivitas Website sebagai Media

Komunikasi Pemasaran 66

Hubungan Kategori Action dengan Efektivitas Website sebagai Media

Komunikasi Pemasaran 68

SIMPULAN DAN SARAN 73

Simpulan 73

Saran 74

DAFTAR PUSTAKA 75

LAMPIRAN 79

(10)

DAFTAR TABEL

1 Jumlah dan persentase konsumen Sentulfresh Indonesia berdasarkan tingkat usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan 29 2 Jumlah dan persentase konsumen Sentulfresh Indonesia berdasarkan

komposisi warna pada website 31

3 Jumlah dan persentase konsumen Sentulfresh Indonesia berdasarkan

kelengkapan gambar pada website 32

4 Jumlah dan persentase konsumen Sentulfresh Indonesia berdasarkan

tipografi pada website 32

5 Jumlah dan persentase konsumen Sentulfresh Indonesia berdasarkan

kelengkapan informasi pada website 33

6 Jumlah dan persentase konsumen Sentulfresh Indonesia berdasarkan

unsur pesan attention 34

7 Jumlah dan persentase konsumen Sentulfresh Indonesia berdasarkan

unsur pesan interest 34

8 Jumlah dan persentase konsumen Sentulfresh Indonesia berdasarkan

unsur pesan desire 35

9 Jumlah dan persentase konsumen Sentulfresh Indonesia berdasarkan

unsur pesan action 35

10 Jumlah dan persentase responden berdasarkan efektivitas website Sentulfresh Indonesia sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan

aspek kognitif 37

11 Jumlah dan persentase responden berdasarkan efektivitas website Sentulfresh Indonesia sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan

aspek afektif 38

12 Jumlah dan persentase responden berdasarkan efektivitas website Sentulfresh Indonesia sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan

aspek konatif 39

13 Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek

kognitif 41

14 Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek

afektif 42

15 Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek

konatif 43

16 Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi

pemasaran pada aspek kognitif 44

17 Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi

(11)

18 Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi

pemasaran pada aspek afektif 45

19 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung kategori tingkat pendapatan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi

pemasaran pada aspek kognitif 46

20 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung kategori tingkat pendapatan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi

pemasaran pada aspek afektif 47

21 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung kategori tingkat pendapatan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi

pemasaran pada aspek konatif 48

22 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung kategori tingkat pendidikan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi

pemasaran pada aspek kognitif 49

23 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung kategori tingkat pendidikan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi

pemasaran pada aspek afektif 49

24 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung kategori tingkat pendidikan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi

pemasaran pada aspek konatif 50

25 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori warna dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek kognitif 51

26 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori warna dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek afektif 52

27 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori warna dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek konatif 53

28 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori kelengkapan gambar dengan efektivitas website sebagai media

komunikasi pemasaran pada aspek kognitif 54

29 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori kelengkapan gambar dengan efektivitas website sebagai media

komunikasi pemasaran pada aspek afektif 54

30 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori kelengkapan gambar dengan efektivitas website sebagai media

komunikasi pemasaran pada aspek konatif 55

31 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori tipografi dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek kognitif 56

32 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori tipografi dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

(12)

33 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori tipografi dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek konatif 58

34 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori kelengkapan informasi dengan efektivitas website sebagai media

komunikasi pemasaran pada aspek kognitif 59

35 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori kelengkapan informasi dengan efektivitas website sebagai media

komunikasi pemasaran pada aspek afektif 60

36 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori kelengkapan informasi dengan efektivitas website sebagai media

komunikasi pemasaran pada aspek konatif 60

37 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori attention dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek kognitif 61

38 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori attention dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek afektif 62

39 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori attention dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek konatif 63

40 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori interest dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek kognitif 64

41 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori interest dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek afektif 65

42 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori interest dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek konatif 65

43 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori desire dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek kognitif 66

44 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori desire dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek afektif 67

45 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori desire dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek konatif 68

46 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori action dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek kognitif 69

47 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori action dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

(13)

48 Persentase hubungan antara karakteristik website pada kategori action dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada

aspek konatif 70

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran 11

2 Logo Sentulfresh Indonesia 19

3 Struktur Organisasi Sentulfresh Indonesia 21

4 Tampilan Dashboard Website Sentulfresh Indonesia 22

5 Tampilan Menu Yoghurt pada Website 23

6 Tampilan Testimoni pada Menu Yoghurt di Website 24 7 Tampilan Menu Peluang Usaha pada Website 24

8 Tampilan Menu Produk Kami pada Website 25

9 Tampilan Menu Testimoni pada Website 26

10 Tampilan Menu Cara Pemesanan Produk Es Yoghurt Sentulfresh 26 11 Tampilan Menu Produk Abon Lele & Keripik Buah 27 12 Tampilan Menu yang Telah Bergabung pada Website 28

13 Lokasi Penelitian 81

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jadwal Penelitian dan Penulisan Skripsi Tahun 2016 81

2 Lokasi Penelitian 82

3 Daftar Kerangka Sampling 83

4 Hasil Uji Statistik 85

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang masyarakatnya memiliki beragam karakteristik. Lebih dari 17.000 pulau yang ada di Indonesia dengan jumlah penduduk menempati urutan keempat di dunia, setelah Cina, India, Amerika. Pada era globalisasi saat ini masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dengan masyarakat global dengan segala kondisi pemasaran global, ditambah lagi dengan adanya perjanjian MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang di sepakati oleh negara-negara ASEAN, dimana adanya bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagangan bebas di negara-negara ASEAN, oleh karena itu kita di tuntut untuk mampu bersaing dalam segala bidang secara sehat dengan negara-negara ASEAN agar kita bisa memaksimalkan peningkatan ekonomi dengan adanya perjanjian ini.

Perekonomian kita haruslah kuat dan tangguh untuk menghadapi adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), para pelaku ekonomi di negara ini baik skala kecil mapun skala besar harus menyiapkan diri mereka untuk menyambut adanya MEA ini. Salah satunya Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM), UMKM merupakan roda pembangunan ekonomi masyarakat di Indonesia, namun di era globalisasi masih dibutuhkannya profesionalisme dan inovasi dalam menghadapi tingkat persaingan global yang semakin tajam. Disinilah perlu adanya perhatian dan bantuan dari berbagai pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat kepada UMKM. UMKM yang profesionalisme dan terus berinovasi inilah yang diharapkan dapat bersaing dengan pengusaha-pengusaha asing dan dapat menjadi alternatif yang tepat untuk menangulangi kemiskinan dan pengangguran serta menjadi penggerak roda ekonomi di negara ini.

Banyak kontribusi yang dapat diberikan UMKM, terutama bagi sektor sosial dan ekonomi, namun kontribusi ini belum terealisasi secara optimal. Dalam menjalankan usahanya, UMKM mengalami berbagai kendala, terutama dalam hal pendanaan, pemasaran, dan akses informasi. Pada era globalisasi, UMKM juga harus menghadapi persaingan dengan usaha sejenis lainnya, juga dengan usaha besar, baik dari dalam maupun luar negeri (Larasati 2011). Sedemikian sehingga para pelaku UMKM dituntut untuk memiliki daya saing usaha yang baik, agar mampu bertahan, berkembang dan berkontribusi secara optimal bagi masyarakat. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh hasil yang baik dalam usaha adalah dengan memberikan perhatian pada aspek komunikasi pemasaran.

(16)

memanfaatkan adanya kemajuan di bidang teknologi tersebut sebagai upaya peningkatan ekonomi, salah satunya dengan adanya internet, internet merupakan salah satu hasil dari kemajuan teknologi, dimana dengan internet semua bisa serba lebih mudah dan efisien. Berdasarkan sensus yang dilakukan oleh PUSKAKOM (Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesaia) pengguna internet di Indonesia sampai tahun 2014 mencapai lebih dari 88 juta jiwa. Dengan melihat pengguna internet yang cukup besar di Indonesia, hal tersebut dapat dijadikan sebuah peluang yang cukup potensial jika dapat dimaksimalkan dengan baik sebagai penggerak perekonomian.

Perkembangan dan pertumbuhan teknologi yang semakin hari semakin canggih membuat kita semakin cepat dan mudah salah satunya dengan internet, saat ini penggunaan internet sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya dengan memanfaatkan internet sebagai sarana pemasaran, Internet sebagai media komunikasi memiliki nilai penting dalam pemasaran. Internet dapat digunakan sebagai media komunikasi pemasaran yang diaplikasikan melalui kegiatan online advertising, ataupun penjualan via internet, Keduanya cukup menjadi alternatif dalam komunikasi pemasaran di era globalisasi saat ini khususnya untuk UMKM di Indonesia, dengan memilih cara yang efektif dan efisien untuk pemasaran produk yang dilakukan para UMKM akan berdampak pada peningkatan perekonomian dikalangan pelaku UMKM dan berdampak pula pada peningkatan roda perekonomian rakyat di Indonesia.

Sentulfresh Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Education Farm dan pengolahan pasca pertanian, salah satu olahan pasca pertaniannya adalah yogurt Sentulfresh Indonesia yang memiliki praktisi tersendiri di bidang digital marketing. Sentulfresh Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan para UMKM-UMKM lainnya dan mampu memberikan kontribusi aktif terutama di bidang ekonomi dan sosial, serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang tinggi kepada masyarakat Indonesia.

Berdasarkan dengan pernyataan diatas, menggambarkan bahwa UMKM merupakan salah satu penggerak ekonomi Nasional maupun Daerah dimana UMKM tersebut berperan penting dalam perekonomian, oleh karena itu perlulah menentukan komunikasi pemasaran yang efektif agar nantinya UMKM dapat tumbuh dan menggerakan ekonomi masyarakat. Dalam hal ini, komunikasi pemasaran melalui website menjadi salah satu alternatif komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien, sehingga akan menarik untuk mengkaji bagaimana efektivitas komunikasi pemasaran pada produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui website.

Masalah Penelitian

(17)

secara global. Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik konsumen Sentulfresh Indonesia

2. Bagaimana hubungan karakteristik konsumen dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran?

3. Bagaimana hubungan karakteristik website sebagai media

komunikasi pemasaran dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian pada penelitian ini yaitu:

1. Menganalisis karakteristik konsumen Sentulfresh Indonesia

2. Menganalisis hubungan karakteristik konsumen dengan efektivitas

website sebagai media komunikasi pemasaran.

3. Menganalisis hubungan karakteristik website sebagai media

komunikasi pemasaran dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran.

Kegunaan Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan dari penelitian ini.

2. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih mengenal produk yang ditawarkan oleh Sentulfresh Indonesia. Selain itu, masyarakat di sekitar Sentulfresh Indonesia diharapkan akan terkena dampak yang baik, seperti semakin terkenalnya desa mereka. 3. Bagi instansi terkait

(18)
(19)

PENDEKATAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka

Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna (Effendy dalam Anggrahini dan Surwati 2014). Menurut Anggrahini dan Surwati (2014) komunikasi adalah proses pemindahan atau penyampaian pengertian, informasi, pikiran, atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain sehingga memperoleh pengertian yang sama. Proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima.

Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Arni dalam Anggrahini dan Surwati 2014). Anggrahini dan Surwati (2014) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pemikiran dan pemahaman disampaikan antarindividu, atau antar organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan yang perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara merek dengan pelanggannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan komunikasi adalah proses pemindahan atau penyampaian pengertian, informasi, pikiran, atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain sehingga memperoleh pengertian yang sama.

Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang akan diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui proses pertukaran. Pemasaran adalah faktor penting dalam suatu siklus bermula dan berakhir dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran harus dapat menafsirkan kebutuhan-kebutuhan konsumen dan mengkombinasikan dengan data pasar seperti: lokasi, konsumen, dan kesukaan mereka. Informasi tersebut dapat dipakai sebagai dasar untuk mengadakan pengolahan bagi kegiatan produksi (Anggrahini dan Surwati 2014).

Namun pengertian pemasaran menurut para ahli antara lain, Kotler dikutip Wandanaya (2011) menjelaskan bahwa pemasaran sebagai suatu proses sosial dan menejerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Selain itu Nystrom dalam Wandanaya (2011) menjelaskan pula bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Dan juga Stanton dalam Wandanaya (2011) pula menjabarkan definisi dari pemasaran, pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikann barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.

(20)

tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (Rangkuti dalam Anggrahini dan Surwati 2014). Menurut pendapat ahli lain pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi yang menentukan harga barang dan jasa (Mujiyana dan Elissa 2013).

Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran juga dapat diartikan sebagai: “usaha untuk

menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai

keberadaan produk di pasar”. Konsep yang secara umum sering digunakan untuk

menyampaikan pesan adalah apa yang disebut dengan bauran promosi (promotional mix). Terdapat 5 elemen penting dalam bauran promosi, yaitu: advertising, sales promotion, public relations, personal selling, dan direct marketing (Anggrahini dan Surwati 2014).

Komunikasi pemasaran yang efektif, yaitu lebih mendekat pada konsumen, menyasar target yang tepat, menggunakan media yang tepat sebagai perantara penyampai informasi ke konsumen, dan memberikan tawaran yang menarik kepada konsumen. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perlu diselipkan aspek-aspek pesan dalam kegiatan promosi. Aspek-aspek pesan terdiri atas daya tarik pesan, gaya pesan, frekuensi pesan, dan frekuensi feedback pesan. Daya tarik pesan dapat diukur melalui kesesuaian komposisi warna, huruf, logo, dan desain dalam media sosial (Siregar 2011).

Menurut Anggrahini dan Surwati (2014) komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk atau merek yang mereka jual. Komunikasi pemasaran membentuk banyak fungsi bagi konsumen, diantaranya, konsumen dapat diberitahu atau ditunjuk bagaimana dan mengetahui sebuah produk digunakan oleh orang seperti apa, dan dimana serta kapan, kemudian konsumen dapat belajar tentang siapa yang membuat produk dan apa yang dipertahankan perusahaan dan merk, dan konsumen dapat diberikan satu intensif atau imbalan untuk percobaan atau penggunaan.

Sistem Informasi Pemasaran adalah sistem informasi yang mendukung perencanaan, kontrol dan pemrosesan transaksi yang dibutuhkan untuk penyelesaian aktivitas pemasaran seperti penjualan, advertising dan promosi. Output yang disajikan oleh sistem informasi pemasaran dikenal dengan istilah 4P yang terdiri dari product (produk), place (tempat), promotion (promosi) dan price (harga) (Jogiyanto dalam Muttaqin 2011).

Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network/ jejaring sosial (Anggrahini dan Surwati 2014).

(21)

dunia virtual, blog, serta jejaring sosial mungkin merupakan bentuk media online/sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Contoh dari berbagai bentuk media online/sosial , antara lain:

1. Facebook marketing

Suatu upaya pemasaran dengan menggunakan semua fasilitas yang disediakan oleh Facebook. Tujuan dari facebook marketing bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan menjalin komunikasi yang lebih terjaga dengan konsumen.

2. Instagram

Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto, yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri.

3. Website

Website (Situs Web) merupakan kumpulan dari halaman-halaman web yang berhubungan dengan file-file lain yang terkait. Dalam sebuah website

terdapat suatu halaman yang dikenal dengan sebutan home page. Home page

adalah sebuah halaman yang pertama kali dilihat ketika seseorang mengunjungi website. Dari home page, pengujung dapat mengklik hyperlink untuk pindah kehalaman lain yang terdapat dalam website tersebut.

Karakteristik Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran

Website atau disingkat Web merupakan suatu alamat situs dalam internet yang akan menampilkan informasi berupa teks, gambar, animasi, suara, maupun video yang hanya dapat diakses apabila memiliki koneksi internet dan diakses melalui browser. Menurut beberapa ahli, seperti menurut Suwanto Raharjo SS, M.Kom, Web merupakan salah satu layanan internet yang paling banyak digunakan dibanding dengan layanan lain seperti ftp, gropher, news, atau bahkan e-mail (Ulum 2012).

Web memberikan manfaat relatif bagi pengguna dalam hal mereka bisa tampak informasi pengetahuan, memiliki daya eksperimen tinggi karena Web

disampel dalam jumlah kecil, dan akses yang mudah melalui browser Web bahwa

website adalah sebuah media presentasi online untuk sebuah perusahaan atau individu, website juga dapat digunakan sebagai media informasi secara online (Ginanjar 2012). Unsur-unsur website berupa memperhatikan desain, komposisi warna, tipografi, kejelasan gambar-gambar, informasi yang disajikan di dalamnya, dan lain-lain.

(22)

lembaga, atau yang lainnya benar-benar ada. Faktor kemudahan ditunjukkan pemberian kemudahan kepada konsumen untuk mengakses informasi yang lebih banyak dan mendalam. Faktor kredibilitas ditunjukkan dengan membangun reputasi dan kredibilitas untuk menciptakan citra (Ulum 2012).

Wandanaya (2012) menyatakan bahwa efektivitas penyampaikan pesan komunikasi bisnis, ditentukan oleh banyak hal, satu di antaranya adalah efektivitas penyampaian pesan dengan cara menarik perhatian komunikan. Untuk kepentingan ini konsep yang dipakai dan diterapkan adalah konsep AIDA. Konsep AIDA yaitu singkatan dari Attention (perhatian), Interest (ketertarikan), Desire (hasrat membeli), Action (Tindakan), yaitu:

1. Attention (perhatian)

Agar pesan perusahan pelaku UMKM dibaca oleh orang, maka pesan harus bisa menarik perhatian pembaca/konsumen, artinya begitu pembaca membuka iklan (pesan) atau layanan produk kita melalui media online, perhatian mereka harus tertuju memperhatikan iklan produk kita.

2. Interest (ketertarikan)

Agar orang tertarik membaca isi pesan perusahaan sampai selesai, maka isi pesan/iklan perusahaan harus mengandung salah satu dari tiga unsur berikut:

a) Bisa meningkatkan penghasilan, penjualan, kekayaan, kesehatan,

kebahagian, kecantikan, dan lain-lain.

b) Bisa menurunkan atau menghemat biaya atau pengeluaran

c) Bisa menaikkan produktivitas atau efisiensi 3. Desire (hasrat membeli)

Agar hasrat atau keinginan pembaca untuk membeli produk yang perusahan iklankan segera muncul, kita bisa menggunakan prinsip USP (Ultimate advantage, Sensational offer, dan Powerfull promise).

a) Ultimate advantage artinya adalah sampaikan nilai tambah yang perusahaan berikan kepada calon konsumen, contoh: kelebihan penawaran perusahaan kita dengan penawaran perusahaan lain.

b) Sensational offer artinya adalah berikan penawaran yang menarik dan menggiurkan, sehingga konsumen merasa sulit untuk menolak tawaran anda. Contoh: potongan harga, hadiah, dan lain-lain.

c) Powerfull promise artinya perusahaan harus berani memberi jaminan kepada konsumen terhadap produknya. Contoh: garansi.

4. Action (tindakan)

Diakhiri dengan kalimat permintaan untuk segera membeli produk kita, dan harapannya konsumen segera dapat membeli produk yang kita pasarkan.

Media online atau biasa kita sebut sebagai Internet merupakan

(23)

Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Menurut Keller dan Kotler (2009) cara mengetahui keefektivitasan komunikasi pemasaran adalah dengan cara pengukurannyadan melihat perubahan sikap. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas komunikasi pemasaran adalah keberhasilan pencapaian tujuan komuniksi pemasaran, dengan melihat dampak perubahan sikap atau prilaku pengunjung yang terjadi.

Perubahan sikap yang menunjukkan apa yang disukai dan yang tidak disukai oleh konsumen di nilai berdasarkan sejauhmana komunikasi pemasaran dapat mempengaruhi beberapa aspek sikap, yakni aspek kognitif, afektif, dan konatif. Ketiga aspek tersebut merupakan ukuran perubahan sikap konsumen seperti yang dipaparkan oleh Hurriyati (2008), bahwa terdapat tiga komponen sikap, diantaranya: (1) kognitif, yakni dapat membentuk kesadaran informasi yang didapatnya, (2) afektif, yakni dapat memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu, yaitu realisasi pembeli, dan (3) konatif, yakni perubahan perilaku pembentukan pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya, yang diharapkan adalah pembelian ulang.

Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Terdapat beberapa lembaga atau instansi yang memberikan definisi mengenai usaha mikro kecil menengah (UMKM). Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM pada pasal 6 didefinisikan sebagai berikut :

1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

2. Usaha Kecil adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar rupiah).

3. Usaha Menengah adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

(24)

perusahaan tidak memiliki peluang yang cukup pada masyarakat umum dan sejauh ini hanya beberapa pameran dagang khusus, pameran tetap atau kampanye penjualan saja yang pernah diadakan konsumen dalam negeri, terutama di daerah kota, sering kurang mengetahui produk-produk yang dihasilkan perusahaan kecil dan menengah dalam negeri atau sangat tidak percaya dan penuh prasangka terhadap produk-produk ini bila diukur menurut standar mutu internasional (Clapham,1991).

Daya Saing UMKM

Daya saing dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk

mempertahankan pangsa pasar. Daya saing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas perusahaan dan memperluas akses pasar. Hal ini akan bermuara kepada peningkatan omset penjualan dan profitabillitas perusahaan (Rahmana dalam Larasati 2011).

Strategi yang harus dijalankan perusahaan atau UMKM untuk mengingkatkan daya saingnya terdiri dari dua komponen. Komponen pertama adalah strategi untuk memenuhi atau pengadaan lima prasyarat utama, yaitu pendidikan, modal, teknologi, informasi, dan input krusial lainnya. Sementara komponen kedua adalah strategi untuk menggunakan secara optimal kelima prasyarat tersebut menjadi suatu produk yang kompetitif. Khusus untuk komponen kedua ini, perhatian harus ditujukan pada peningkatan kemampuan produksi dan kemampuan pemasaran (Larasati 2011).

Upaya peningkatan kemampuan produksi termasuk peningkatan kemampuan teknologi dan kemampuan desain. Sedangkan upaya peningkatan pemasaran, termasuk promosi, distribusi, dan pelayanan pascajual. Kedua pendekatan ini sangat penting, dan pada umumnya UMKM di Indonesia kalah bersaing dengan usaha besar atau UMKM dari negara maju karena kurang memperhatikan atau kurang mampu di dalam bidang ini. UMKM di Indonesia, paling tidak sebagian besar, bukan saja lemah dalam teknologi, tetapi juga lemah atau kurang memberikan perhatian dalam strategi pemasaran. Padahal, banyak kasus menunjukkan bahwa sebuah produk yang dilihat dari aspek teknologinya biasa-biasa saja, tetapi sangat laku hanya karena pemasarannya yang agresif. (Tambunan dalam Larasati 2011).

Kerangka Pemikiran

(25)

Dominasi faktor promosi diindikasikan dari luasnya penyebaran suatu jenis produk yang ada kalanya dapat menekan pengaruh ketiga faktor lainnya. Salah satu media yang digunakan dalam melaksanakan upaya komunikasi pemasaran Sentulfresh Indonesia adalah media online, lebih spesifiknya adalah website, untuk memperoleh hasil komunikasi pemasaran yang maksimal harus dilakukan secara profesional dalam artian perusahaan harus dapat memilih bentuk komunikasi pemasaran atau promosi yang memiliki efektivitas dan efisiensi tinggi agar nantinya para pelaku UMKM dapat mengevaluasi komunikasi pemasaran yang telah digunakan perusahaan, dengan melihat beberapa aspek yang pertama melihat dari karakteristik konsumen, karakteristik konsumen terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. Selain karakteristik konsumen dilihat pula dari karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran, hal tersebut dibagi menjadi dua indikator yaitu unsur-unsur website dan unsur-unsur pesan AIDA serta kita dapat melihat efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran dengan melihat aspek kognitif, afektif dan konatif dari konsumen (lihat Gambar 1).

: Hubungan

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis uji dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat hubungan antara karakteristik konsumen dengan efektivitas

website sebagai komunikasi pemasaran.

2. Terdapat hubungan antara karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran dengan efektivitas website sebagai komunikasi pemasaran.

Karakteristik Konsumen:

 Usia

 Jenis kelamin  Tingkat pendapatan  Tingkat pendidikan

(26)
(27)

PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan didukung data kualitatif untuk memperkaya analisis. Metode kuantitatif digali dengan menggunakan pendekatan survei dengan kuesioner online sebagai alat pengumpul data yang pokok. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data primer. Kuesioner diberikan kepada responden untuk mengidentifikasi efektivitas komunikasi pemasaran pada produk yogurt Sentulfresh Indonesia melalui Website. Sedangkan pengambilan data kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam dibantu dengan panduan pertanyaan wawancara kepada pihak pengelola bisnis online produk Sentulfresh Indonesia.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksplanatif (explanatory research) dengan tujuan untuk menerangkan dan menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian. Fokus penelitian ini adalah analisis hubungan-hubungan antara variabel (Singarimbun et al. 1989).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sentulfresh Indonesia Kampung Cijulang, Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dilakukan secara purposive (sengaja) karena beberapa pertimbangan yaitu Sentulfresh Indonesia merupakan salah satu UMKM yang ada di Indonesia, tepatnya di daerah Bogor yang sedang berkembang dengan pemasaran melalui

media online yaitu website. Sentulfresh Indonesia merupakan UMKM yang

memiliki website sebagai media pemasaran utama. Hal tersebut menjadi relevan terhadap penelitian ini, yang bertujuan untuk menganalisis efektivitas komunikasi pemasaran pada produk yogurt Sentulfresh Indonesia melalui website.

Kegiatan penelitian skripsi ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan September 2016. Penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, pengolahan data dan analisis data, penulisan draft skripsi, sidang skripsi dan perbaikan laporan skripsi. Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel jadwal kegiatan (Lampiran 1).

Teknik Pengumpulan Data

(28)

wawancara terstruktur menggunakan kuisioner, pengumpulan data penelitian ini juga menggunakan wawancara mendalam dengan pihak pengelola bisnis online produk Sentulfresh Indonesia untuk mengkaji tentang komunikasi pemasaran yang dilakukan melalui website dan tujuan dari komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak pengelola bisnis produk Sentulfresh Indonesia. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen perusahaan, serta berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, jurnal penelitian, skripsi, dan internet.

Teknik Penentuan Responden dan Informan

Metode pengambilan data pada penelitian ini adalah simple random sampling. Sampel acak sederhana ialah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagi sampel (Singarimbun dan Efendi.

1989). Responden yang menjawab pertanyaan adalah pengunjung website

Sentulfresh Indonesia yang tertarik untuk menjadi konsumen dan membeli produk Sentulfresh Indonesia.

Populasi sampel pada penelitian ini adalah individu-individu yang telah

mengunjungi website Sentulfresh Indonesia sehingga diperlukannya data

mengenai pengunjung website Sentulfresh Indonesia yang tertarik untuk menjadi konsumen dan membeli produk Sentulfresh Indonesia selama 6 bulan terakhir. Populasi responden berjumlah 65 orang, sehingga sampel responden dari penelitian ini adalah 45 orang, yang didapat dari masing-masing variable x dan y jika dikalikan masing-masing indikatornya di masing-masing variable (rendah,sedang,tinggi) dan (kognitif,afektif,konatif) maka 3x3=9 cell, jika merujuk pada Singarimbun dan effendi, maka dengan asumsi sebaran normal maka, tiap cell berisi 5 maka jumlahnya adalah 45 responden. Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, kuesioner telah diuji reliabilitas dan validitasnya terhadap sembilan orang yang memiliki kemiripan karakteristik dengan karakteristik responden.

Kuesioner yang ingin digunakan dalam penelitian ini sebelumnya dilakukan uji kuesioner terlebih dahulu, kuesioner telah diuji reliabilitas dan validitasnya sebanyak 9 responden diluar lokasi penelitian namun memiliki karakteristik responden yang serupa. Ada beberapa persyaratan dalam penentuan nilai alpha, yaitu jika alpha >0.90 maka reliabilitas sempurna, jika 0.70 < nilai alpha < 0.90 maka reliabilitas tinggi, jika 0.50 < nilai alpha < 0.70 maka reliabilitas moderat, dan jika nilai alpha <0.50 maka reliabilitas rendah. Berdasarkan hasil uji statistik reliabilitas yang telah dilakukan, diperoleh bahwa kuesioner penelitian ini memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0.963, yang artinya bahwa kuesioner penelitian ini memiliki reliabilitas sempurna.

Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan panggilan telepon kepada setiap konsumen Sentulfresh Indonesia dan diminta untuk mengisi kuisioner online yang telah disediakan, dari data konsumen yang dihubungi sebanyak 57 orang dan yang bersedia untuk mengisi kuisioner tersebut berjumlah 45 orang. Pemilihan terhadap informan dalam penelitian ini adalah pihak pengelola bisnis

(29)

mendapatkan gambaran umum tentang pemasaran melalui website dari Sentulfresh Indonesia.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian mengenai hubungan karakteristik konsumen dan unsur-unsur website terhadap efektivitas komunikasi pemasaran melalui website. Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa data primer yang terlebih dahulu diolah dan ditabulasikan dengan program Microsoft Excel 2013, kemudian dianalisis secara eksplanatif. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan

diuji dengan menggunakan Uji Korelasi Rank Spearmean dan Chi-Square

digunakan untuk melihat hubungan yang nyata antar variabel dengan data berbentuk ordinal dan nominal-ordinal. Uji statistik dilakukan dengan

menggunakan program SPSS for Windows versi 21.0 agar lebih cepat, tepat, dan

hasil pemrosesan data pun lebih terpercaya. Data kualitatif digunakan sebagai data pendukung yang akan diolah dan dianalisis dengan konten analisis. Pengolahan dan analisis data kualitatif dilakukan dengan mereduksi, meringkas data dengan

menggolongkan mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data sedemikian rupa sesuai dengan keperluan untuk menjawab pertanyaan analisis dalam penelitian (Singarimbun dan Efendi. 1989).

Definisi Operasional

Karakteristik konsumen merupakan faktor-faktor yang terdapat pada diri seorang konsumen dan memengaruhi diri konsumen tersebut. Beberapa variabel yang diukur sebagai karakteristik konsumen, antara lain: usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan.

1) Usia adalah lama hidup pengunjung pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam tahun. Jenis

data berupa jenis data ordinal. Pengelompokan usia menurut

Havighurt (1950) dalam Mugniesyah (2006) membagi kategori usia, yaitu:

a) Dewasa awal (<29 tahun) = Skor 1

b) Dewasa pertengahan (29-35 tahun) = Skor 2

c) Dewasa akhir ( >35 tahun) = Skor 3

2) Jenis kelamin adalah sifat fisik responden seperti yang tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki oleh responden. Jenis data berupa data nominal. Jenis kelamin dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Laki-laki = skor 1

b) Perempuan = skor 2

3) Tingkat pendapatan adalah jumlah rupiah yang diperoleh responden

setiap satu bulan. Tingkat pendapatan termasuk data ordinal dan dikategorikan sebagai berikut:

a) Pendapatan rendah (<Rp1.623.000) = skor 1

b) Pendapatan sedang (Rp1.623.000 – Rp3.860.000) = skor 2

(30)

4) Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal/informal yang pernah diikuti responden sampai dengan saat penelitian. Diukur dengan menggunakan skala ordinal dan dikategorikan sebagai berikut:

a) Rendah (SD/ Sederajat-SMP/ Sederajat) = skor 1

b) Sedang (SMA/ Sederajat) = skor 2

c) Tinggi (D1-D3/S1/S2/S3) = skor 3

Selain variabel karakteristik konsumen tersebut, terdapat variabel lain yang memiliki hubungan, yaitu karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran. Karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran diukur dengan dua indikator, yaitu dengan tingkat unsur-unsur yang dimiliki oleh website dan unsur-unsur pesan AIDA. Berikut akan dijelaskan mengenai variabel dan indikator untuk mengukur karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran:

A. Unsur-unsur website merupakan unsur-unsur pada website yang dapat memberikan simultan agar pengguna internet tertarik untuk melihat dan mencari informasi dari website sehingga pengetahuan dapat meningkat.

Unsur-unsur website terdiri dari komposisi warna, gambar-gambar,

tipografi, dan informasi yang terdapat dalam website. Jenis data berupa data ordinal. Unsur-unsur website dapat dikategorikan sebagai berikut yang akan diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu:

 Sangat Tidak Setuju (STS) = Skor 1

 Tidak Setuju (TS) = Skor 2

 Setuju (S) = Skor 3

 Sangat Setuju (SS) = Skor 4

Unsur-unsur website tersebut yaitu:

1) Komposisi pemilihan warna menarik perhatian

Pilihan warna yang terdapat di website dapat memberikan rasa ketertarikan dan kenyamanan indra penglihatan responden. Indikator tersebut dikatagorikan ke dalam tiga katagori:

a) Tidak sesuai jika akumulasi = skor 4-7

b) Sesuai jika akumulasi = skor 8-11

c) Sangat sesuai jika akumulasi = skor 12-16

2) Kelengkapan gambar

Gambar yang ditampilkan menunjukkan objek yang sesuai dengan informasi yang diinginkan. Indikator tersebut dikatagorikan ke dalam tiga katagori:

a) Tidak lengkap jika akumulasi = skor 4-7

b) Lengkap jika akumulasi = skor 8-11

c) Sangat lengkap jika akumulasi = skor 12-16

3) Tipografi

Penataan huruf dan peletakkan susunan kalimat dalam website menciptakan kesan tertentu yang meningkatkan kenyamanan membaca. Indikator tersebut dikatagorikan ke dalam tiga katagori:

a) Tidak sesuai jika akumulasi = skor 4-7

b) Sesuai jika akumulasi = skor 8-11

(31)

4) Kelengkapan informasi

Informasi yang ditampilkan dalam website terdiri dari kebutuhan-kebutuhan informasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh responden terkait produk. Indikator tersebut dikatagorikan ke dalam tiga katagori:

a) Tidak lengkap jika akumulasi = skor 4-7

b) Lengkap jika akumulasi = skor 8-11

c) Sangat lengkap jika akumulasi = skor 12-16

B. Unsur pesan AIDA merupakan unsur-unsur emosi yang ada dalam pesan.

Unsur pesan terdiri dari 1) Attention, 2) Interest, 3) Desire, dan 4) Action Diukur dengan skala ordinal. Unsur pesan AIDA dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Attention

Attention merupakan upaya untuk mendapat perhatian konsumen. Attention dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Rendah jika akumulasi = skor 4-7

b) Sedang jika akumulasi = skor 8-11

c) Tinggi jika akumulasi = skor 12-16

2) Interest

Interest yaitu suatu bentuk upaya mendapatkan perhatian konsumen. Interest dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Rendah jika akumulasi = skor 4-7

b) Sedang jika akumulasi = skor 8-11

c) Tinggi jika akumulasi = skor 12-16

3) Desire

Desire merupakan upaya membangkitkan keinginan konsumen. Desire dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Rendah jika akumulasi = skor 4-7

b) Sedang jika akumulasi = skor 8-11

c) Tinggi jika akumulasi = skor 12-16

4) Action

Action merupakan suatu bentuk upaya yang menyebabkan tindakan konsumen. Action dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Rendah jika akumulasi = skor 4-7

b) Sedang jika akumulasi = skor 8-11

c) Tinggi jika akumulasi = skor 12-16

Variabel-variabel di atas diduga memiliki hubungan dengan website sebagai media komunikasi pemasaran yang diukur dengan perubahahan sikap pengunjung dari aspek kognitif, afektif, dan konatif. Jenis data berupa data ordinal. Berikut akan dijelaskan mengenai variabel dan indikator untuk efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran:

1) Kognitif merupakan pengetahuan dan persepsi konsumen yang diperoleh

(32)

a) Rendah jika akumulasi = skor 3-5

b) Sedang jika akumulasi = skor 6-8

c) Tinggi jika akumulasi = skor 9-12

2) Afektif merupakan aspek yang berkenaan dengan sikap suka dan tidak suka yang ditunjukkan konsumen terhadap produk dan kepuasan pelaksanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Sentulfresh Indonesia. Afektif dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Rendah jika akumulasi = skor 3-5

b) Sedang jika akumulasi = skor 6-8

c) Tinggi jika akumulasi = skor 9-12

3) Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen. konatif dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Rendah jika akumulasi = skor 3-5

b) Sedang jika akumulasi = skor 6-8

(33)

GAMBARAN UMUM SENTULFRESH INDONESIA

Sejarah dan Profil SentulfreshIndonesia

Sentulfresh Indonesia adalah integrated farming yang menggabungkan

peternakan, perikanan, dan pertanian menjadi satu pengelolaan di bawah manajemen Sentulfresh Indonesia. Sentulfresh Indonesia didirikan pada tahun

1998 dan pada awalnya bernama Fish and Chicken Farm. Ikan dan ayam

merupakan hewan ternak yang menjadi bisnis pertama berdirinya Sentulfresh Indonesia.

Pada tahun 2011, pengelolaan Sentulfresh Indonesia dipegang oleh Bapak

ZA dan istrinya, Ibu NA. Beliau melihat peluang bahwa Sentulfresh Indonesia dapat menjadi obyek wisata alami yang berbasis peternakan. Bapak ZA inilah yang menjadi pelopor pengembangan peternakan menjadi sebuah wisata edukasi. Program wisata edukasi ini bermula pada tahun 2012. Pada tahun tersebut, wisata edukasi masih dalam tahap pengenalan kepada masyarakat. Pada tanggal 6 Januari

2013, Sentulfresh Indonesia mulai diresmikan menjadi sebuah obyek wisata

edukasi. Meskipun masih membutuhkan beberapa tahap untuk dikembangkan. Nama Sentul sebagai nama utama tempat ini dan memang Sentulfresh Indonesia sendiri berada di kota bogor tepatnya di Kampung Cijulang, Desa

Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, Bogor. Kata Freshsebagai pendamping kata

sentul. Kata Fresh dipilih dengan harapan bahwa setiap orang yang datang akan

menemukan suasana yang fresh yang mungkin berbeda dari kebanyakan

peternakan, sehingga peternakan ini diresmikan dengan sebuah nama baru, yaitu Sentulfresh.

Gambar 2 Logo Sentulfresh Indonesia

Sentulfresh Indonesia merupakan obyek wisata edukasi peternakan di

(34)

anak sapi (pedet). Mereka juga diperkenalkan dengan ikan (patin, bawal, lele), burung merpati, dan buah naga (dragon fruit), selain wisata edukasi Sentulfresh Indonesia juga bergerak dibidang bisnis olahan pasca pertanian salah satunya yogurt, keripik dan abon lele.

Sentulfresh Indonesia dalam kegiatan usahanya memiliki tenaga kerja sebanyak 45 orang, beberapa diantaranya merupakan karyawan tetap. Selain karyawan tetap, terdapat beberapa mahasiswa yang menjadi edufarm specialist atau pemandu wisata yang bekerja lepas (freelance). Pengadaan jumlah tenaga kerja juga tergantung jumlah pengunjung yang datang. Mayoritas pengunjung merupakan rombongan sekolah. Terkadang beberapa sekolah berkunjung dengan jumlah rombongan lebih dari dua kelas, sehingga diperlukan pemandu tambahan. Untuk pemandu tambahan diberitahukan untuk kehadirannya sekitar satu sampai dua hari sebelum pelaksanaan kunjungan. Selain karyawan tetap dan pemandu freelance. Sentulfresh Indonesia dalam katagori UMKM menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM masuk pada kriteria usaha kecil dikarenakan memang kekayaan bersih atau asset Sentulfresh Indonesia lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar rupiah). Sentulfresh Indonesia juga memiliki karyawan yang berasal dari masyarakat setempat. Masyarakat setempat

diberdayakan pada bagian pembuatan yoghurt. Langkah ini diambil karena owner

dari Sentulfresh Indonesia ingin usaha ini dapat memberdayakan masyarakat sekitar, serta meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.

Lokasi SentulfreshIndonesia

Sentulfresh Indonesia terletak di Kampung Cijulang RT/RW 03/03 Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, KabupatenBogor. Lokasi Sentulfresh Indonesia dapat ditempuh sekitar 10 menit dari pintu keluar tol Sentul City.

Keunggulan Sentulfresh Indonesia dibandingkan dengan wisata edukasi

lainnya,yaitu berkaitan dengan kebersihan, penghijauan, dan keindahan alam. Lokasinya yang berada di wilayah pedesaan menjadikan lokasi ini memiliki nuansa peternakan alami. Kedua, adanya keterlibatan dan interaksi dengan masyarakat sekitar dalam pengolahan dan pembuatan produk hasil peternakan berupa es yoghurt.

Struktur Organisasi SentulfreshIndonesia

(35)

Sentulfresh Indonesia telah melaksanakan tugas dan fungsi serta tanggung jawabnya masing-masing. Pada Gambar 3 disajikan struktur organisasi SentulfreshIndonesiasecara sederhana.

Gambar 3 Struktur Organisasi Sentulfresh Indonesia

Peran sekretaris dan bendahara, yaitu mendata seluruh kunjungan di Sentulfresh Indonesia secara lengkap mulai dari nama ketua rombongan, jumlah peserta rombongan, waktu berkunjung, serta mengelola keuangan yang menyangkut gaji karyawan, konsumsi peserta kunjungan, dan biaya kunjungan. Marketing berperan sebagai pengelola pemasaran produk dari Sentulfresh Indonesia melalui media pemasaran yang dimiliki oleh Sentulfresh Indonesia terutama website.

Edufarm specialist merupakan pemandu wisata edukasi yang memiliki pengetahuan tentang seluruh obyek wisata di Sentulfresh Indonesia. Edufarm specialist harus mampu berkomunikasi dan menjangkau seluruh umur, terutama anak-anak. Selain itu, terdapat juga karyawan peternakan yang mengurus seluruh peternakan di Sentulfresh Indonesia. Karyawan es yoghurt bertugas membuat es yoghurt yang merupakan hasil dari produk peternakan, yaitu susu sapi. Petugas kebersihan dan keamanan berperan menjaga kebersihan dan keamanan di

lingkungan Sentulfresh Indonesiasehingga pengunjung merasa aman dan nyaman.

Bagian Komunikasi Pemasaran Sentulfresh Indonesia

Bagian yang mengelola komunikasi pemasaran dalam hal ini pemasaran dan promosi berada dibawah tanggung jawab divisi marketing. Sebelum adanya

divisi marketing, pemilik dari Sentulfresh Indonesia melaksanakan tugas

selayaknya direktur. Pemilik memantau kinerja para karyawan dan melakukan pengecekan secara berkala terkait fasilitas, pelayanan, dan publisitas Sentulfresh Indonesia. Selain itu, pemilik juga bertindak sebagai PR, karena pemilik juga mempromosikan Sentulfresh Indonesia melalui website. Pemilik juga secara

Pemilik (Owner)

Sekretaris dan Bendahara

Marketing

Edufarm Spesialist

(36)

mandiri dan menggunakan Google Ads dan Facebook Ads untuk mengiklankan

Sentulfresh Indonesia. Namun sekarang pengelolaan website dan pemasaran

khususnya yoghurt Sentulfresh sudah dibawah tim marketing online Sentulfresh Indonesia.

Sentulfresh Indonesia menggunakan beragam media untuk melakukan

promosi, misalnya melalui website (www.bisnisyoghurt.com), facebook

(Sentulfresh Indonesiaa), twitter (@sentulfresh_ID), brosur, dan promosi melalui e-mail ke sekolah-sekolah. Namun, yang paling aktif digunakan oleh pihak Sentulfresh Indonesia adalah website. Selain itu, Sentulfresh Indonesia pernah menjalin kerjasama dengan media dan melakukan publisitas lewat media cetak. Program-program televisi pun juga meliput obyek wisata edukasi Sentulfresh Indonesia. Dalam teori bauran promosi, terdapat 5 elemen penting dalam bauran promosi, yaitu: advertising, sales promotion, public relations, personal selling, dan direct marketing (Anggrahini dan Surwati 2014), dalam hal ini sentulfresh melakukan hampir semua bauran promosi yang ada kecuali, sales promotion (promosi penjulan), karena Sentulfresh Indonesia tidak melakukan media komunikasi dengan pameran, kontes dll yang berhubungan dengan promosi penjualan tetapi hanya berfokus pada penjualan online ..

Sentulfresh Indonesia melakukan komunikasi pemasaran produknya melalui website yang dikelola oleh bagian marketing, yaitu website Sentulfresh

Indonesia dengan alamat domain: www.bisnisyoghurt.com. Website tersebut

memiliki tampilan dashboard seperti di bawah ini (lihat Gambar 4).

(37)

Pada website tersebut terdapat tujuh menu utama. Ketujuh menu utama dalam website tersebut yaitu: (1)Yoghurt; (2)Peluang Usaha; (3)Produk Kami; (4)Testimoni; (5)Cara Pemesanan Produk Es Yoghurt Sentulfresh; (6)Produk Abon Lele & Kripik Buah; dan (7)Yang Telah Bergabung. Menu-menu tersebut

berfungsi sebagai tautan untuk mempermudah pengunjung website dalam

mengakses informasi mengenai produk Sentulfresh Indonesia. Informasi-informasi yang tersedia dalam website dikelompokkan sesuai dengan jenisnya dan dibagi menjadi tujuh menu utama tersebut.

1. Menu “Yoghurt”

Menu pertama dalam website ialah menu Yoghurt. Pada menu ini berisi informasi mengenai penjelasan khusus untuk produk yoghurt. Infromasi yang tersedia antara lain mengenai komposisi yang terdapat dalam yoghurt. Seperti contoh, dijelaskan bahwa Yoghurt Sentulfresh menggunakan susu terbaik dan menggunakan gula asli (lihat Gambar 5).

Gambar 5 Tampilan Menu Yoghurt pada Website

(38)

Gambar 6 Tampilan Testimoni pada Menu Yoghurt di Website

2. Menu “Peluang Usaha”

Menu Peluang Usaha menyediakan informasi mengenai

kesempatan atau peluang usaha yang untuk para pengunjung website yang

ingin memasarkan juga produk yoghurt (lihat Gambar 7).

(39)

3. Menu “Produk Kami”

Menu ini tidak jauh berbeda dengan Menu Yoghurt, yang juga menjelaskan informasi mengenai produk yoghurt. Namun dalam menu ini terdapat informasi mengenai bentuk serta keadaan kemasan, seperti masa berlaku (expired), jumlah yoghurt per pack dan lain-lain (lihat Gambar 7).

Gambar 8 Tampilan Menu Produk Kami pada Website

4. Menu “Testimoni”

(40)

Gambar 9 Tampilan Menu Testimoni pada Website

5. Menu “Cara Pemesanan Produk Es Yoghurt Sentulfresh”

(41)

Pada Gambar 10 menunjukkan tampilan Menu Cara Pemesanan Produk Es Yoghurt Sentulfresh. Informasi yang disediakan dalam menu ini yaitu berupa narahubung yang bisa dihubungi oleh para pengunjung website untuk membeli produk.

6. Menu “Produk Abon Lele & Keripik Buah”

Pada menu ini menunjukkan informasi mengenai produk tambahan yang juga dipasarkan oleh Sentulfresh Indonesia yaitu abon lele dan keripik buah (lihat Gambar 11). Produk-produk tersebut juga merupakan produk asli Sentulfresh yang dipasarkan melalui media online ke seluruh Indonesia.

Gambar 11 Tampilan Menu Produk Abon Lele & Keripik Buah

7. Menu “Yang Telah Bergabung”

(42)

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran  Hipotesis Penelitian
Gambar 2 Logo Sentulfresh Indonesia
Gambar 3 Struktur Organisasi Sentulfresh Indonesia
Gambar 4 Tampilan Dashboard Website Sentulfresh Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ciri-ciri umum dari anggota pada klaster ini merupakan konsumen berusia lebih dari 35 tahun, dengan jenis kelamin perempuan yang memiliki jenjang pendidikan

Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis karakteristik serta perilaku konsumen yang membeli sosis di Toko Badranaya, menganalisis sikap konsumen

Dalam penelitian ini hanya akan dibahas mengenai hubungan antara variabel karakteristik konsumen yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan

a) Hasil analisis karakteristik responden konsumen beras yang paling banyak adalah responden yang berjenis kelamin perempuan, responden dengan status pernikahan yang paling

Puji syukur Tuhan Yesus, atas berkat dan penyertaanNya dalam proses tugas akhir skripsi yang berjudul ”Efektivitas Komunikasi Pemasaran Online Brand Yamaha Pada Media Sosial

Dalam penentuan tujuan komunikasi berdasarkan pada pertimbangan mengenai tingkat brand awareness yang cukup besar dari konsumen, dimana Maicih menjadi buah bibir dimana-mana

Efektivitasnya diduga dipenga- ruhi oleh beberapa faktor, antara lain: karakteristik siswa (jenis kelamin, pekerjaan orang tua, aktivitas organi- sasi, dan motivasi),

Namun akun Instagram @3step.id terbilang cukup rajin memperbarui kontennya di Instagram, tetapi masih banyak konsumen yang mengetahui 3 Steps Kopi diluar komunikasi pemasaran yang