• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI PEMASARAN PADA PRODUK SENTULFRESH INDONESIA

Karakteristik konsumen dapat dilihat dari segi usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan. Variabel karakteristik konsumen jenis kelamin merupakan jenis data nominal sehingga pengolahan datanya dilakukan menggunakan Chi-square untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran. Setelah dilakukan pengujian, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran baik pada aspek kognitif, afektif, maupun konatif. Sementara pada variabel usia, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan dilihat hubungannya terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran yang terdiri atas tiga aspek kognitif, afektif, dan konatif. Hubungan antar ketiga variabel tersebut diolah menggunakan uji korelasi Rank Spearman karena jenis datanya berupa data ordinal. Setelah dilakukan pengujian, tidak semua variabel berhubungan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran.

Hubungan Karakteristik Konsumen Kategori Usia dengan Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran.

Pada sub bab ini hubungan variabel yang dilihat adalah karakteristik pengunjung kategori usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran komunikasi pemasaran pada aspek kognitif, afektif, dan konatif. Karakteristik pengunjung pada kategori usia dikelompokkan menjadi usia rendah <29 tahun, usia sedang 29-35 tahun, usia tinggi >35 tahun. Persentase hubungan antara krakteristik pengunjung kategori usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran. pada aspek kognitif, afektif, dan konatif dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif. Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran Usia Usia rendah (<29 tahun) Usia sedang (29-35 tahun) Usia tinggi (>35 tahun) Kognitifa Rendah (%) 0.0 6.3 0.0 Sedang (%) 5.9 6.3 0.0 Tinggi (%) 94.1 87.5 100.0 Total 100.0 100.0 100.0 α = <0.05 a

Kognitif telah diuji statistik Rank-Spearman dengan p value= 0.681; rs= 0.063

Berdasarkan Tabel 13, menunjukkan hasil persentase hubungan antara karakteristik konsumen pada kategori usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran Sentulfresh Indonesia pada aspek kognitif cenderung tinggi yaitu pada usia rendah (<29 tahun) sebanyak 94.1 persen dan usia sedang (29 – 35 tahun) sebanyak 87.5 persen dan usia tinggi (>35 tahun)

sebanyak 100.0 persen. Hal ini menunjukkan bahwa untuk semua kategori usia sudah mulai tertarik dan memperhatikan informasi pada saat pelaksanaan komunikasi pemasaran melalui website Sentulfresh Indonesia.

Hubungan antara karakteristik usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif dengan menggunakan uji statistik yaitu uji rank spearman. Nilai signifikansi antara karakteristik usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif berdasarkan Tabel 13 adalah 0.681. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh dari pengolahan data α lebih besar dari (0.05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif. Meski demikian, nilai koefisien korelasi variable usia terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek kognitif adalah 0.063. Hal ini berarti semakin tinggi usia seseorang maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek kognitif semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah usia seseorang maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek kognitif semakin tinggi.

Tabel 14 Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif

Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran Usia Usia rendah (<29 tahun) Usia sedang (29-35 tahun) Usia tinggi (>35 tahun) Afektifb Rendah (%) 0.0 0.0 0.0 Sedang (%) 5.9 6.3 0.0 Tinggi (%) 94.1 93.8 100.0 Total 100.0 100.0 100.0 α = <0.05 b

Afektif telah diuji statistik Rank-Spearman dengan p value= 0.506; rs= 0.102

Selanjutnya berdasarkan Tabel 14 juga diketahui bahwa hasil persentase hubungan antara karakteristik konsumen pada kategori usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran Sentulfresh Indonesia pada aspek afektif cenderung tinggi yaitu pada usia rendah (<29 tahun) sebanyak 94.1 persen dan usia sedang (29 – 35 tahun) sebanyak 93.8 persen dan usia tinggi (>35 tahun) sebanyak 100.0 persen. Hal ini menunjukkan bahwa untuk semua kategori usia sudah mulai menyukai dan senang pada saat pelaksanaan komunikasi pemasaran melalui website Sentulfresh Indonesia

Hubungan antara karakteristik usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif dengan menggunakan uji statistik yaitu uji rank spearman. Nilai signifikansi antara karakteristik usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif berdasarkan Tabel 14 adalah 0.506. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh dari pengolahan data α lebih besar dari (0.05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif. Meski demikian, nilai koefisien korelasi variable

usia terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek afektif adalah 0.102. Hal ini berarti semakin tinggi usia seseorang maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek afektif semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah usia seseorang maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek kognitif semakin tinggi. Tabel 15 Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori usia dengan

efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran Usia Usia rendah (<29 tahun) Usia sedang (29-35 tahun) Usia tinggi (>35 tahun) Konatifc Rendah (%) 0.0 0.0 0.0 Sedang (%) 5.9 6.3 8.3 Tinggi (%) 94.1 93.8 91.7 Total 100.0 100.0 100.0 α = <0.05 c

Konatif telah diuji statistik Rank-Spearman dengan p value= 0.812; rs= -0.037

Aspek lainnya untuk mengukur efektivitas website sebagai media

komunikasi pemasaran yaitu aspek konatif. Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa hasil persentase hubungan antara karakteristik konsumen pada kategori usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran Sentulfresh Indonesia pada aspek konatif cenderung tinggi yaitu pada usia rendah (<29 tahun) sebanyak 94.1 persen dan usia sedang (29 – 35 tahun) sebanyak 93.8 persen dan usia tinggi (>35 tahun) sebanyak 91.7 persen. Hal ini menunjukkan bahwa untuk semua kategori usia sudah mulai terjadi perubahan perilaku atau tindakan pada saat pelaksanaan komunikasi pemasaran melalui website Sentulfresh Indonesia

Hubungan antara karakteristik usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif dengan menggunakan uji statistik yaitu uji rank spearman. Nilai signifikansi antara karakteristik usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif berdasarkan Tabel 15 adalah 0.812. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai

signifikansi yang diperoleh dari pengolahan data α lebih besar dari (0.05) maka

H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara usia dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif. Meski demikian, nilai koefisien korelasi variable usia terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek konatif adalah 0.037. Hal ini berarti semakin tinggi usia seseorang maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek konatif semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah usia seseorang maka efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek konatif semakin tinggi.

Hubungan Karakteristik Konsumen Kategori Jenis Kelamin dengan Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran

Pada sub bab ini hubungan variabel yang dilihat adalah karakteristik konsumen kategori jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif, afektif, dan konatif. Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori jenis kelamin dengan efektivitas

website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif, afektif, dan konatif dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif

Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Kognitifa Rendah (%) 14.3 0.0 Sedang (%) 0.0 5.3 Tinggi (%) 85.7 94.7 Total 100.0 100.0 α = <0.05 a

Kognitif telah diuji statistik Chi-Square dengan p value= 0.352; rs= 0.142

Berdasarkan Tabel 16 persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif cenderung tinggi yakni jenis kelamin perempuan sebesar 94.7 persen dan jenis kelamin laki-laki 85.7 persen. Kondisi ini dilatarbelakangi responden perempuan lebih tertarik untuk memperhatikan informasi yang berada di dalam website Sentulfresh Indonesia dibandingkan dengan responden laki-laki yang mengungunjungi website Sentulfresh Indonesia. Selain itu, jumlah responden perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 38 orang, sedangkan jumlah responden laki-laki sebanyak 7 orang.

Hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif dengan menggunakan uji statistik yaitu uji chi square. Hasil olahan uji hubungan antara karakeristik jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif memiliki nilai signifikansi sebesar 0.352. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh dari pengolahan data α lebih besar dari (0.05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif. Meski demikian, nilai koefisien korelasi variabel jenis kelamin terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek kognitif adalah 0.142. Nilai tersebut memiliki arti bahwa kedua variabel tersebut berhubungan hanya dengan nilai 14.2 persen.

Tabel 17 Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif

Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Afektifb Rendah (%) 0.0 0.0 Sedang (%) 0.0 5.3 Tinggi (%) 100.0 94.7 Total 100.0 100.0 α = <0.05

Tabel 17 juga menunjukkan data mengenai persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif cenderung tinggi yakni jenis kelamin perempuan sebesar 94.7 persen dan jenis kelamin laki-laki 100.0 persen. Kondisi ini dilatarbelakangi responden perempuan lebih tertarik dan menyukai hal-hal yang berhubungan kesehatan dan bisnis rumahan yang berada di dalam website Sentulfresh Indonesia dibandingkan dengan responden laki-laki yang mengungunjungi website Sentulfresh Indonesia. Selain itu, jumlah responden perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 38 orang, sedangkan jumlah responden laki-laki sebanyak 7 orang.

Hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif dengan menggunakan uji statistik yaitu uji chi square. Hasil olahan uji hubungan antara karakeristik jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif memiliki nilai signifikansi sebesar 0.545. Hal tersebut menunjukkan

bahwa nilai signifikansi yang diperoleh dari pengolahan data α lebih besar dari

(0.05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif. Meski demikian, nilai koefisien korelasi variabel jenis kelamin terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek afektif adalah -0.093. Nilai tersebut memiliki arti bahwa kedua variabel tersebut berhubungan negatif dengan nilai 9.3 persen. Tabel 18 Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori jenis

kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif

Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Konatifc Rendah (%) 0.0 0.0 Sedang (%) 0.0 7.9 Tinggi (%) 100.0 92.1 Total 100.0 100.0 α = <0.05 c

Konatif telah diuji statistik Chi-Square dengan p value= 0.453; rs= -0.115

Aspek lainnya untuk mengukur efektivitas website sebagai media

komunikasi pemasaran yaitu aspek konatif. Berdasarkan Tabel 18 juga menunjukkan data mengenai persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif cenderung tinggi yakni jenis kelamin perempuan sebesar 92.1 persen dan jenis kelamin laki-laki 100.0 persen. Kondisi ini dilatarbelakangi responden perempuan sudah mulai terjadi perubahan atau

tindakan pada saat pelaksanaan komunikasi pemasaran melalui website

Sentulfresh Indonesia melaluin website dibandingkan dengan responden laki-laki

yang mengungunjungi website Sentulfresh Indonesia. Selain itu, jumlah

responden perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 38 orang, sedangkan jumlah responden laki-laki sebanyak 7 orang.

Hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif dengan menggunakan

uji statistik yaitu uji chi square. Hasil olahan uji hubungan antara karakeristik jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif memiliki nilai signifikansi sebesar 0.453. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh dari pengolahan data α lebih besar dari (0.05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif. Meski demikian, nilai koefisien korelasi variabel jenis kelamin terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek konatif adalah -0.115. Nilai tersebut memiliki arti bahwa kedua variabel tersebut berhubungan negatif dengan nilai 11.5 persen.

Hubungan Karakteristik Konsumen Kategori Tingkat Pendapatan dengan Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran

Pada sub bab ini hubungan variabel yang dilihat adalah karakteristik konsumen kategori tingkat pendapatan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif, afektif, dan konatif. Pada kategori tingkat pendapatan dibagi kedalam tingkat pendapatan rendah, tingkat pendapatan sedang, dan tingkat pendapatan tinggi. Pendapatan tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu; kategori tingkat pendapatan responden rendah (<Rp.1.623.000/bulan), kategori pendapatan responden sedang (Rp.1.623.000-

Rp.3.860.000/bulan), kategori pendapatan responden tinggi

(>Rp.3.860.000/bulan). Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori tingkat pendapatan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung kategori tingkat pendapatan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif

Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran Tingkat pendapatan Rendah (<Rp.1.623.000) Sedang (Rp.1.623.000 – Rp.3.860.000) Tinggi (>Rp.3.860.000) Kognitifa Rendah (%) 0.0 0.0 10.0 Sedang (%) 0.0 4.3 10.0 Tinggi (%) 100.0 95.7 80.0 Total 100.0 100.0 100.0 α = <0.05 a

Kognitif telah diuji statistik Rank-Spearman dengan p value= 0.070; rs= -0.273

Tabel 19 menunjukan persentase hubungan antara karakteristik konsumen pada kategori tingkat pendapatan kognitifnya cenderung tinggi dengan persentase untuk tingkat pendapatan rendah sebanyak 100.0 persen, tingkat pendapatan sedang 95.7 persen dan tingkat pendapatan tinggi sebanyak 80.0 persen. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka semakin terbuka akses seseorang untuk mendapatkan informasi mengenai Sentulfresh Indonesia seperti informasi dari website yang memerlukan biaya untuk memperoleh pengetahuan atau informasi.

Hubungan antara karakteristik konsumen pada katagori tingkat pendapatan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif dengan menggunakan uji statistik yaitu uji rank spearman. Uji hubungan antara karakteristik pendapatan konsumen terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif memiliki nilai signifikansi sebesar 0.070, maka nilai tersebut lebih besar dari α (0.05), artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara karakteristik pendapatan terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif. Meski demikian, nilai koefisien korelasi variabel tingkat pendapatan terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek kognitif adalah 0.273. Nilai tersebut memiliki arti bahwa kedua variabel tersebut berhubungan hanya dengan nilai 27.3 persen.

Tabel 20 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung kategori tingkat pendapatan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif

Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran Tingkat pendapatan Rendah (<Rp.1.623.000) Sedang (Rp.1.623.000 – Rp.3.860.000) Tinggi (>Rp.3.860.000) Afektifb Rendah (%) 0.0 0.0 0.0 Sedang (%) 8.3 4.3 0.0 Tinggi (%) 91.7 95.7 100.0 Total 100.0 100.0 100.0 α = <0.05 b

Afektif telah diuji statistik Rank-Spearman dengan p value= 0.357; rs= 0.141

Tabel 20 juga menunjukkan data mengenai persentase hubungan antara karakteristik konsumen pada kategori tingkat pendapatan pada aspek afektif cenderung tinggi dengan persentase untuk tingkat pendapatan rendah sebanyak 91.7 persen, tingkat pendapatan sedang 95.7 persen dan tingkat pendapatan tinggi sebanyak 100.0 persen. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka semakin konsumen dapat memahami dan suka terhadap informasi yang terdapat di website.

Hubungan antara karakteristik konsumen pada katagori tingkat pendapatan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif dengan menggunakan uji statistik yaitu uji rank spearman. Uji hubungan antara karakteristik pendapatan konsumen terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif memiliki nilai signifikansi

sebesar 0.357, maka nilai tersebut lebih besar dari α (0.05), artinya tidak terdapat

hubungan signifikan antara karakteristik pendapatan terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif. Meski demikian, nilai koefisien korelasi variabel tingkat pendapatan terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek afektif adalah 0.141. Nilai tersebut memiliki arti bahwa kedua variabel tersebut berhubungan hanya dengan nilai 14.1 persen.

Tabel 21 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung kategori tingkat pendapatan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif

Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran Tingkat pendapatan Rendah (<Rp.1.623.000) Sedang (Rp.1.623.000 – Rp.3.860.000) Tinggi (>Rp.3.860.000) Konatifc Rendah (%) 0.0 0.0 0.0 Sedang (%) 16.7 4.3 0.0 Tinggi (%) 83.3 95.7 100.0 Total 100.0 100.0 100.0 α = <0.05 c

Konatif telah diuji statistik Rank-Spearman dengan p value= 0.707; rs= 0.240

Hubungan antara karakteristik katagori tingkat pendapatan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif cenderung tinggi dengan persentase untuk tingkat pendapatan rendah sebanyak 83.3 persen, tingkat pendapatan sedang 95.7 persen dan tingkat pendapatan tinggi sebanyak 100.0 persen. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka semakin konsumen dapat melakukan suatu perubahan perilaku atau sebuah tindakan setelah melihat website Sentulfresh Indonesia.

Hubungan antara karakteristik konsumen pada katagori tingkat pendapatan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif dengan menggunakan uji statistik yaitu uji rank spearman. Uji hubungan antara karakteristik pendapatan konsumen terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif memiliki nilai signifikansi

sebesar 0.707, maka nilai tersebut lebih besar dari α (0.05), artinya tidak terdapat

hubungan signifikan antara karakteristik pendapatan terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek konatif. Meski demikian, nilai koefisien korelasi variabel tingkat pendapatan terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek konatif adalah 0.240. Nilai tersebut memiliki arti bahwa kedua variabel tersebut berhubungan hanya dengan nilai 24.0 persen.

Hubungan Karakteristik Konsumen Kategori Tingkat Pendidikan dengan Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran

Pada sub bab ini hubungan variabel yang dilihat adalah karakteristik konsumen kategori tingkat pendidikan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif, afektif, dan konatif. Pada kategori tingkat pendidikan dibagi kedalam tingkat pendidikan rendah, tingkat pendidikan sedang, tingkat pendidikan tinggi. Tingkat pendidikan tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu; kategori tingkat pendidikan responden rendah (SD- SMP/Sederajat), kategori tingkat pendidikan responden sedang (SMA/Sederajat), kategori tingkat pendidikan responden tinggi (D1-S3). Persentase hubungan antara karakteristik konsumen kategori tingkat pendidikan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung kategori tingkat pendidikan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek kognitif

Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran Tingkat pendidikan SD/Sederajat- SMP/Sederajat SMA/Sederajat D1-S3 Kognitifa Rendah (%) 0.0 0.0 3.3 Sedang (%) 0.0 7.1 3.3 Tinggi (%) 100.0 92.1 93.3 Total 100.0 100.0 100.0 α = <0.05 a

Kognitif telah diuji statistik Rank-Spearman dengan p value= 0.957; rs= -0.008

Berdasarkan Tabel 22 persentase hubungan antara karakteristik pengunjung pada kategori tingkat pendidikan kognitifnya cenderung tinggi dengan persentase untuk tingkat pendidikan rendah 100.0 persen, untuk persentase tingkat pendidikan sedang tingkat kognitifnya sebesar 92.1 persen dan untuk persentase tingkat pendidikan tinggi kognitifnya sebesar 93.3 persen. Hal ini berarti semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin terbuka akses seseorang untuk mendapatkan informasi mengenai Sentulfresh Indonesia.

Hubungan antara karakteristik tingkat pendidikan dengan efektivitas komunikasi pemasaran pada aspek kognitif dengan menggunakan uji statistik yaitu uji rank spearman. Nilai signifikansi uji hubungan antara karakeristik pengunjung berdasarkan tingkat pendidikan terhadap efektivitas komunikasi pemasaran pada aspek kognitif memiliki nilai signifikansi sebesar 0.957, nilai

tersebut lebih besar dari dari α (0.05). Menurut hasil yang didapat maka tidak

terdapat hubungan signifikansi antara karakteristik tingkat pendidikan terhadap efektivitas komunikasi pemasaran pada aspek kognitif. Meski demikian, nilai koefisien korelasi variabel tingkat pendidikan terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek kognitif adalah 0.008. Nilai tersebut memiliki arti bahwa kedua variabel tersebut berhubungan hanya dengan nilai 0.8 persen.

Tabel 23 Persentase hubungan antara karakteristik pengunjung kategori tingkat pendidikan dengan efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran pada aspek afektif

Efektvitas website sebagai media komunikasi pemasaran Tingkat pendidikan SD/Sederajat- SMP/Sederajat SMA/Sederajat D1-S3 Afektifb Rendah (%) 0.0 0.0 0.0 Sedang (%) 0.0 7.1 3.3 Tinggi (%) 100.0 92.9 96.7 Total 100.0 100.0 100.0 α = <0.05 b

Afektif telah diuji statistik Rank-Spearman dengan p value= 0.644; rs= 0.071

Pada Tabel 23 dijelaskan persentase hubungan antara karakteristik pengunjung pada kategori tingkat pendidikan afektifnya cenderung tinggi dengan persentase untuk tingkat pendidikan rendah 100.0 persen, untuk persentase tingkat pendidikan sedang tingkat kognitifnya sebesar 92.9 persen dan untuk persentase

tingkat pendidikan tinggi kognitifnya sebesar 96.7 persen. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka cenderung semakin terbuka seseorang untuk memiliki rasa suka atau tidak suka pada informasi yang terdapat pada website Sentulfresh Indonesia.

Hubungan antara karakteristik tingkat pendidikan dengan efektivitas komunikasi pemasaran pada aspek afektif dengan menggunakan uji statistik yaitu uji

rank spearman. Nilai signifikansi uji hubungan antara karakeristik pengunjung

berdasarkan tingkat pendidikan terhadap efektivitas komunikasi pemasaran pada aspek afektif memiliki nilai signifikansi sebesar 0.644, nilai tersebut lebih besar dari

dari α (0.05). Menurut hasil yang didapat maka tidak terdapat hubungan signifikansi

antara karakteristik tingkat pendidikan terhadap efektivitas komunikasi pemasaran pada aspek afektif. Meski demikian, nilai koefisien korelasi variabel tingkat pendidikan terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran ada aspek afektif adalah 0.071. Nilai tersebut memiliki arti bahwa kedua variabel tersebut