• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA KRITIK SOSIAL PADA PUISI KARYA WIJI THUKUL ( Analisis Semiotika Puisi Wiji Thukul pada Buku Kumpulan Puisi Nyanyian Akar Rumput )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKNA KRITIK SOSIAL PADA PUISI KARYA WIJI THUKUL ( Analisis Semiotika Puisi Wiji Thukul pada Buku Kumpulan Puisi Nyanyian Akar Rumput )"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKNA KRITIK SOSIAL PADA PUISI KARYA WIJI THUKUL

( Analisis Semiotika Puisi Wiji Thukul pada Buku

Kumpulan Puisi Nyanyian

Akar Rumput

)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Febri Hardiansyah

09220122

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Puji Syukur saya ucapkan kepada Zat Yang Maha Memiliki, Allah SWT, yang senantiasa memberikan curahan welas asih serta selalu membimbing diri yang fana ini, sehinggah mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul:

Makna Kritik Sosial Pada Puisi Karya Wiji Thukul

(Analisis Semiotika Puisi Karya Wiji Thukul pada Buku Kumpulan Puisi Nyanyian Akar Rumput)

Adalah benar bahwa menulis skripsi itu tidak mudah. Nyatanya saya menyelesaikan skripsi saya bukan dalam jangka waktu yang terbilang pendek, yaitu:1 tahun lebih. Kesulitan dalam menulis skripsi sesungguhnya bukan datang dari seberapa sulit objek yang akan kita teliti atau seberapa sulit kita menemukan tema besar yang akan kita teliti. Namun, kesulitan yang sesungguhnya adalah datang dari diri sendiri, bukan orang lain. Dalam hal ini saya ingin mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu saya baik secara materiil maupun moril untuk menyelesaikan skripsi saya ini. Kepada pihak berikut:

1. Allah SWT yang maha mendengar segala keluhan hambanya, terima kasih karena sudah memberikan saya kesempatan serta petunjuk dalam hidup ini, dan terima kasih telah memberi hambamu berbagai bentuk rezeki yang barangkali lupa saya syukuri.

2. Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang telah menunjukan bagaimana hidup dengan penuh cinta kasih di dunia ini.

3. Kepada kedua orang tua saya, yang untuk mereka berdua justru saya benar-benar tak menemukan kata yang tepat sebagai ucapan terima kasih, yang telah bersabar dengan saya selama 25 tahun saya dilahirkan di dunia ini. Kepada mereka berdua yang telah berkorban segalanya demi saya, saya mencintai kalian, sangat mencintai kalian.

4. Untuk kedua dosen pembimbing saya: Ibu Isnani Dzuhrina dan Bapak Zen Amiruddin, terima kasih sebesar-besarnya karena telah meluangkan waktu untuk membimbing saya sehingga mampu untuk menyelesaikan skripsi saya ini.

(7)

6. Kepada keluarga bapak Kurnia Rohmansyah, saya ucapkan terima kasih yang sangat besar. Karena telah menyediakan fasilitas juga dukungan kepada saya selama 10 tahun lebih ini. Terima kasih sekali lagi.

7. Kepada keluarga besar FSU, yang mustahil saya sebutkan satu persatu. Karena mungkin jika saya sebutkan niscaya akan melebihi tebal dari skripsi yang nisbih tipis ini, saya ucapkan beribu terima kasih. Dunia ini jelas akan lebih cepat hancur jika tanpa guyonan orang-orang seperti kalian, meskipun dengan guyonan dari kalian juga tak akan mungkin menyelamatkan dunia ini dari kehancuran.

8. Kepada para penerbit buku, kepada para penulis yang telah merubah cara pandang saya, kepada mereka yang rela bergerak dalam kesunyian, saya ucapkan terima kasih karena sudah membuat berbeda bagaimana saya memandang dunia ini.

9. Kepada berbagai pihak yang sering menanyakan ini-itu tentang kuliah, saya ucapkan terima kasih atas pertanyaan-pertanyaan yang menyadarkan itu.

Akhirul kata, skripsi yang jauh dari kata sempurna ini pun tak lepas dari kesalahan bahkan jauh dari kata bagus. Namun, dengan adanya skripsi ini semoga mampu bermanfaat sekaligus mampu untuk mendorong mahasiswa lain untuk membuat skripsi yang lebih baik dari skripsi ini.

Wassalamualaikum, wr.wb

Malang, 25 Juli 2016

(8)

Daftar Isi:

I.3 Tujuan Penelitian ... 8

I.4 Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Akademis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Komunikasi Sebagai Proses Sosial ... 9

II.2 Puisi Sebagai Media Komunikasi ... 11

II.3 Sastra Realisme Sosialis ... 12

II.4 Kritik Sosial ... 15

II.5 Sekilas Tentang Rezim Orde Baru ... 16

II.6 Puisi dalam Kajian Semiotika ... 19

(9)

II.7a Semiotika Charles Sanders Peirce ... 23

II.7b Semiotika Ferdinand de Saussure... 24

II.7c Semiotika Model Roland Barthes ... 25

BAB III METODE PENELITIAN

III.1 Tipe dan Pendekatan Penelitian ... 28

III.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 29

III.3 Teknik Pengumpulan Data ... 29

III.4 Unit Analisis ... 30

III.5 Teknik Analisis Data ... 30

III.6 Instrumen Penelitian... 31

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

IV.1a Biodata Wiji Thukul ... 33

IV.1b Penjelasan Mengenai Puisi Wiji Thukul ... 34

IV.2a Karya-karya Wiji Thukul ... 36

IV.2b Buku Nyanyian Akar Rumput ... 37

BAB V SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

V.1 Sajian Data ... 39

V.2f Penjelasan Puisi Bunga dan Tembok ... 46

V.3 Puisi Sajak Suara ... 49

(10)

V.3b Bait Kedua ... 51

V.3c Bait Ketiga ... 53

V.3d Bait Keempat ... 54

V.3e Penjelasan Puisi Sajak Suara ... 55

V.4 Puisi Ucapkan Kata-katamu... 58

V.4a Bait Pertama ... 58

V.4b Bait Kedua ... 60

V.4c Bait Ketiga ... 61

V.4d Bait Keempat ... 62

V.4e Bait Kelima... 63

V.4f Penjelasan Puisi Ucapkan Kata-katamu ... 64

BAB VI PENUTUP

VI.1 Kesimpulan ... 66

VI.2 Saran ... 67

(11)

Daftar Tabel:

Tabel 1 Peta Tanda Roland Barthes ... 26

Tabel 2 Bait Pertama Puisi Bunga dan Tembok ... 40

Tabel 3 Bait Kedua Puisi Bunga dan Tembok ... 42

Tabel 4 Bait Ketiga Puisi Bunga dan Tembok ... 43

Tabel 5 Bait Keempat Puisi Bunga dan Tembok ... 44

Tabel 5 Bait Kelima Puisi Bunga dan Tembok ... 45

Tabel 6 Bait Pertama Puisi Sajak Suara ... 50

Tabel 7 Bait Kedua Puisi Sajak Suara ... 51

Tabel 8 Bait Ketiga Puisi Sajak Suara ... 53

Tabel 9 Bait Keempat Puisi Sajak Suara ... 54

Tabel 10 Bait Pertama Puisi Ucapkan Kata-katamu ... 58

Tabel 11 Bait Kedua Puisi Ucapkan Kata-katamu ... 60

Tabel 12 Bait Ketiga Puisi Ucapkan Kata-katamu ... 61

Tabel 13 Bait Keempat Puisi Ucapkan Kata-katamu ... 62

(12)

Daftar Gambar:

(13)

DAFTAR PUSTAKA:

Barthes, Roland. 2012. Elemen-elemen Semiologi. Jogjakarta: IRCiSoD

K.M, Saini.1986. Protes Sosial Dalam Sastra. Bandung: Angkasa

Mulyana, Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya

M Amirin, Tamrin. 1991. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta:Rajawali Pers

Pawito, Ph.D. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS

Rieke Diah Pitaloka.2004. Kekerasan Negara Menular ke Masyarakat. Yogyakarta: GALANG Press

Sarwono, Jonathan dan Lubis, Harry. 2007. Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV Andi Offset

Selden, Rahman. 1996. Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Smiers, Joost. 2009. Arts Under Pressure. Yogyakarta: Insist Press

Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja ROSDAKARYA

Soyomukti, Nurani. 2012. Sastra Perlawanan. Malang: Beranda (kelompok Penerbit Intrans)

Teeuw, A. 2003.Sastra dan ilmu sastra. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum

Van Luxemburg, Jan dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia

(14)

Waluyo, J. Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Winarni.2003. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Malang: UMM Press

W. S Rendra. 2001. Penyair dan Kritik Sosial. Yogyakarta: KEPEL Press

Zaini Abar dan Akhmad. 1999. Kritik Sosial, Pers dan Politik Indonesia: Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan. Yogyakarta: UII Press

Sumber Online:

beritasatu.com/nasional/68126 (diakses pada 15 April 2016)

Ekakurniawan.net (diakses pada 5 april 2016)

Ekakurniawan.com (diakses pada 5 April 2016)

Elsam.or,id (diakses pada 18 juli 2016)

Goodreads.com (diakses pada 22 juni 2016)

Soehartobukanpahlawan.blogspot.com (diakses pada 18 juli 2016)

Tempo.co.id (diakses pada 12 juli 2016)

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang.

Sastra adalah sebuah sarana bagi para penyair maupun novelis untuk menyampaikan sebuah pesan, baik itu dalam bentuk naskah drama, novel, cerpen, maupun puisi. Dalam setiap penyampaian pesan, sastra menggunakan medium bahasa untuk mengkomunikasikan pesan yang ditulis berupa teks oleh penyair ataupun novelis. Seperti misal puisi, para penyair menyampaikan sebuah pesan melalui sebuah teks, setiap teks dibentuk oleh suatu kesatuan tanda melalui bahasa. Melalui bahasa, sang penyair tengah melakukan proses penyampaian pesan dalam puisinya, di sini terjadi proses komunikasi.

Dalam setiap proses komunikasi selalu terdapat unsur komunikator atau sang penyampai pesan. Seorang penyair atau pengarang menjadi komunikator dengan menyampaikan pesan melalui apa yang ditulisnya, dan di sini puisi sebagai media untuk mengkomunikasikan isi pesannya, baik itu berupa: rasa sedih, bahagia, ketertindasan, hingga kritik.

(16)

2 terlibat untuk menyembunyikannya yang berarti membantu para penguasa yang menikmati keenakan hidup dari hubungan yang kontradiktif itu. Kerja dan hukum kontradiksi tentu saja melampaui corak-corak budaya apapun dalam masyarakat baik agraris, maritim, ataupun religius (Soyomukti, 2012:94).

Peneliti percaya bahwa sebuah karya sastra tak pernah kosong akan suatu substansi ideologi. Karena sebuah bahasa yang diciptakan oleh sang penyair tentu memiliki keberpihakan; entah itu sebuah keberpihakan karena latar belakang sosial sang pengarang ataupun karena latar belakang bacaan hingga pendidikan sang penyair. Jadi, tak dapat disangkal, seni (dalam hal ini sastra, peneliti) merupakan arena pergulatan batin, konflik-konflik sosial, dan persoalan-persoalan status dalam diri manusia, yang tarik menarik menjadi lebih padat dibandingkan dengan rana komunikasi sehari-hari (Smiers, 2009:3)

(17)

3 Komunikasi sendiri pada dasarnya adalah suatu kebutuhan sehari-hari manusia. Para pakar komunikasi mengemukakan fungsi-fungsi yang berbeda-beda. Thomas M. Scheidel (dalam Dedy Mulyana, 2005:4) mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Namun menurut pakar komunikasi, Dedy Mulyana, tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.

Itu berarti, penyair seperti Wiji Thukul yang berkomunikasi melalui puisinya mencoba menyatakan identitas diri sebagai kaum yang tertindas, dan puisinya juga untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa dan berpikir bahwa mereka, orang-orang tertindas, yang bernasib sama dengannya, dihantam oleh sifat koersif Orba. Puisinya yang tak menggunakan metafor-metafor sulit menjadi mudah untuk dipahami oleh orang-orang yang seperti dirinya. Karya sastra yang bersifat reflektif seperti puisi Wiji Thukul atawa novel-novel sejarah Pramoedya Ananta Toer biasa disebut karya sastra bergenre realisme sosial.

(18)

4 karya-karya sastra yang memekatkan, pengalaman kehidupan disaring, dijernihkan, diambil sarinya dan dikristalkan hingga pembaca (yang terlatih) dapat mengambil hikmah dan kekayaan pengalaman itu dengan mudah dan dalam waktu yang singkat (Saini, 1986:14).

Kemampuan Wiji Thukul dalam bidang sastra puisi menjadikan dirinya sebagai figure yang sangat menginspirasi bagi kaumnya sekaligus dikhawatirkan oleh segelintir penguasa. Puisi protes yang ada dalam buku kumpulan puisi Nyanyian Akar Rumput, pada dasarnya merupakan ungkapan perlawanan, kejujuran dan sesuatu yang alami apa adanya seperti yang dirasakan kaum miskin saat itu, terlebih hal tersebut merupakan sesuatu yang dirasakan penyair untuk menyatakan kritiknya terhadap pemerintahan Orde Baru.

Puisinya merupakan monumen tersendiri bagi kita untuk menengok masa silam Negara kita akan sebuah rezim yang banyak melahirkan penderitaan, baik fisik maupun psikologis. Puisi menurut Shanon Ahmad (dalam Pradopo, 1987:7), yaitu paduan antar unsur emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindra, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur.

(19)

5 merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo, 1987:7).

Maka, puisi Wiji Thukul mengekspresikan emosi, pemikiran dan ide akan sebuah rezim yang membawa penderitaan bagi kaum miskin kala itu. Puisinya dibentuk oleh suatu kondisi sosial pada masa itu, kritik dalam puisinya juga terkondisikan atas masa itu. Menurut A. Teuuw (1984:153), karya sastra dapat dipahami asalnya dan terjadinya (genetic) dari latar belakang sosial tertentu yang mengkondisikan karya sastra.

Masa Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun membawa penderitaan bagi rakyat kala itu. Banyak kekerasan, kerusuhan, pembantaian, dan penculikan terjadi semasa Orde Baru. Puisi Wiji Thukul yang terilhami dari apa yang dialaminya selama Orde Baru membuat telinga penguasa panas, mendekati akhir era Orde baru Wiji Thukul menghilang hingga saat ini.

Puisinya bagi kalangan demonstran hampir serupa bahan bakar bagi sebuah mesin. Hanya ada satu kata: lawan! Penggalan puisi ini barangkali lebih sering didengar ketimbang nama penciptanya sendiri. Dalam puisi-puisinya ia telah berhasil mengobarkan api perlawanan, bahkan lebih jauh lagi: Ia telah berhasil membuat aparatur negara gusar.

(20)

6 Maka dari itu kumpulan puisi kritik atau protes dalam buku itu tidak cukup untuk hanya dinikmati tetapi juga diteliti.

Penelitian untuk membongkar makna kritik sosial pada puisi Wiji Thukul ini akan menggunakan studi analisis semiotik. Secara sederhana, semiologi bisa didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tanda dan makna dalam bahasa, seni, media massa, music, dan setiap usaha manusia yang dapat direproduksi atau direpresentasikan untuk seseorang atau audien (Barthes, 2012:9). Semiologi sering digunakan dalam analisis teks, selain hermeneutic, kritik sastra, analisis wacana, dan analisis isi.

Penting ditekankan di sini bahwa pemilihan analisis semiotik, itu karena peneliti ingin membongkar pesan yang terkandung dalam puisi yang ada pada buku kumpulan puisi Nyanyian Akar Rumput. Dalam sebuah studi tentang pesan yang di dalamnya menggunakan analisis semiotika, pembaca atau audien bukanlah sebuah subjek yang pasif, melainkan pembaca juga memproduksi pesan itu dengan pengalaman dan daya interpretatifnya sendiri.

(21)

7 mengambil contoh pada penelitian Dian. Peneliti juga akan memotong setiap bait dalam setiap puisi yang diteliti. Akan tetapi peneliti tidak menganalisis persuku-kata melainkan memaknai bait demi bait.

Penelitian sebelumnya milik Dian juga menjadi motivasi tersendiri bagi penulis mengambil judul ini. Jika dalam lirik sebuah lagu terdapat sebuah makna yang mendalam perihal kritik sosial, maka akan menjadi lebih menarik lagi jika objek yang diteliti adalah puisi. Puisi yang sejatinya juga merupakan sebuah media komunikasi.

Judul ini juga menjadi lebih menarik untuk diteliti, mengingat representasi Wiji Thukul dan puisinya sebagai alat perlawanan terhadap pemerintah orde baru. Juga lebih menarik lagi bahwa pemilihan bahasa dalam puisi Wiji Thukul, Wiji tidak menggunakan bahasa yang rumit, melainkan Ia menggunakan bahasa-bahasa sederhana sekaligus juga mudah dimengerti oleh orang banyak.

(22)

8 Berdasar latar belakang di atas, upaya untuk membongkar makna kritik dalam puisi karya Wiji Thukul sangat relevan menggunakan analisis semiotika Roland Bhartes. Dalam penelitian ini, peneliti akan membatasi pada beberapa puisi saja, yang nantinya akan diterangkan lebih lanjut dalam bab berikutnya.

I.2 Rumusan Masalah

Untuk mendapatkan penelitian yang terarah maka diperlukan suatu perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana makna kritik sosial yang terdapat dalam puisi yang ada pada buku kumpulan puisi Nyanyian Akar Rumput?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk membongkar makna kritik sosial pada puisi karya Wiji Thukul.

I.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan dalam penelitian ini mampu memberikan manfaat, yaitu:

1. Secara Akademis diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi kajian ilmu komunikasi, khususnya di bidang Semiologi. 2. Secara praktis juga diharapkan dapat memberikan pemahaman baru

Gambar

Gambar Buku Kumpulan Puisi Nyanyian Akar Rumput................................................

Referensi

Dokumen terkait

Objek penelitian ini adalah aspek sosial masyarakat pinggiran dalam kumpulan puisi Aku Ingin Jadi Peluru yang difokuskan pada bagian buku kedua Ketika Rakyat Pergi

atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi yang berjudul “ Aspek Sosial Masyarakat Pinggiran dalam Kumpulan Puisi Aku Ingin Jadi

Berdasarkan uraian di atas, dalam puisi Wiji Thukul pada bagian buku kedua Ketika Rakyat Pergi pada buku kumpulan puisi Aku Iingin Jadi Peluru yang akan

PEMBAHASAN Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan,