• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU KONSUMTIF DITINJAU DARI BIG FIVE PERSONALITY PADA REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERILAKU KONSUMTIF DITINJAU DARI BIG FIVE PERSONALITY PADA REMAJA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU KONSUMTIF DITINJAU DARI BIG FIVE PERSONALITY PADA REMAJA

S K R I P S I

Oleh:

ANNISA YUNNITA 08810077

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

PERILAKU KONSUMTIF DITINJAU DARI BIG FIVE PERSONALITY PADA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

ANNISA YUNNITA 08810077

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Perilaku Konsumtif Ditinjau Dari Big Five Personality

Pada Remaja

2. Nama Peneliti : Annisa Yunnita

3. NIM : 08810077

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : 6 Desember 2011 – 3 Agustus 2012

7. Tanggal Ujian : 3 Agustus 2012

Malang, 31 Agustus 2012

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji

Pada tanggal, 3 Agustus 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Zakarija Achmat, S.Psi., M.Si. ( )

Anggota Penguji : 1. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si. ( )

2. Muhammad Shohib, S.Psi., M.Si. ( )

3. Ari Firmanto, S.Psi. ( )

(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Annisa Yunnita

Nim : 08810077

Fakultas/ Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

Perilaku Konsumtif Ditinjau Dari Big Five Personality Pada Remaja

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan

kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah

disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan

merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai

sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai

dengan undang-undang yang berlaku.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil Alamin

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmad dan Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perilaku Konsumtif Ditinjau Dari Big Five Personality Pada Remaja Siswa SMK Negeri 2 Malang”, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum M.Si selaku dekan fakultas psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Zakarija Achmat, S.Psi., M.Si, dan Ibu Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si,

selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Hudaniah, S.Psi., M.Si, selaku dosen wali yang telah mendukung dan

memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Kepala sekolah SMK Negeri 2 Malang yang telah memberikan ijin dan fasilitas

bagi penulis untuk melakukan penelitian.

kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi

(7)

8. Mas Didin Bramantya yang selalu memberikan dukungan do’a, motivasi, ide

dan tenaga, terimakasih banyak atas segala pengertian, bantuan yang diberikan

dan atas kebersamaannya hingga saat ini, you are my everything.

9. Adik Nita yang selalu memberikan hiburan-hiburan disaat peneliti sedang

mengalami kondisi tersulitnya.

10. Wulan yang telah membantu dalam pelaksanaan pengumpulan data.

11. Sahabat terbaikku, sahabat tercintaku, sahabat galauku, Riska Eriyana P., Sofia

Agustri, Amalia Rachmawati, Nazmi, Ratih Anggreni Aidin, Yulinda Ayu L.,

dan Rachmad Febriansyah Winanda, terimakasih atas dukungan dan

motivasinya, kalian semua yang tiada henti memberikan semangat serta

wejangan-wejangan bermanfaat. Serta terimakasih untuk kebersamaan istimewa

kita selama ini.

12. Teman-teman KKN 46 2011, Karina, Enggar, Tohir dan seluruh armada 46 yang

turut memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

13. Mbak Mariana Rosita yang telah memberikan dukungan pemikiran-pemikiran

yang sangat berguna untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Seluruh teman-teman fakultas psikologi kelas B angkatan 2008 yang telah

memberikan support dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih

atas kebersamaan yang indah selama kita bersama.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga

kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski

demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 5 Juli 2012

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... ... iii

ABSTRACT ... ... iv

DAFTAR ISI ... ... v

DAFTAR TABEL ... ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .... ... 9

A. Perilaku Konsumtif ... 9

1. Pengeretian Perilaku Konsumtif ... 9

2. Indikator Perilaku Konsumtif ... 10

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif ... 10

B. Kepribadian ... 13

1. Pengertian Kepribadian ... 13

2. Big Five Personality ... 14

(9)

1. Pengeretian Remaja ... 17

2.Tugas-tugas Perkembangan Remaja ... 18

3. Kebutuhan Remaja ... 19

D. Perilaku Konsumtif ditinjau dari Big Five Personality ... 20

E. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 23

F. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Rancangan Penelitian ... 25

B. Variabel Penelitian ... 26

1. Identifikasi variabel penelitian ... 26

2. Definisi operasional variabel penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 29

D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 30

E. Prosedur Penelitian ... 35

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 35

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 36

3. Tahap Akhir ... 36

F. Validitas dan reliabilitas ... 37

a. Validitas ... 37

b. Reliabilitas ... 40

G. Teknik Analisa Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

(10)

B. Analisa Data ... 47

C. Pembahasan ... 50

BAB V PENUTUP ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1 : Dimensi big five personality ... ... 16

Tabel 3.1 : Terjemahan skala big five inventory... ... 32

Tabel 3.2 : Hasil pemilihan item big five inventory... ... 33

Tabel 3.3 : Skor skala likert... ... 34

Tabel 3.4 : Blue print big five inventory ... ... 34

Tabel 3.5 : Blue print perilaku konsumtif... ... 35

Tabel 3.6 : Uji validitas skala big five inventory... ... 38

Tabel 3.7 : Uji validitas skala perilaku konsumtif... ... 38

Tabel 3.8 : Blue print skala big five inventory setelah try out... .... 39

Tabel 3.9 : Blue print skala perilaku konsumtif setelah try out ... 40

Tabel 3.10 : Uji reliabilitas skala big five inventory... ... 41

Tabel 3.11 : Uji reliabilitas skala perilaku konsumtif... ... 41

Tabel 4.1 : Hasil identifikasi berdasarkan usia dan jenis kelamin ... 45

(12)

DAFTAR GRAFIK

Nomor Tabel Halaman

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran “A” (Try Out) : 1. Skala big five inventory dan perilaku konsumtif sebelum try out.

2. Data Kasar try out skala big five inventory.

3. Data Kasar try out skala perilaku konsumtif.

4. Hasil distribusi data try out.

5. Data validitas dan reliabilitas skala big five inventory dan perilaku konsumtif.

Lampiran “B” (Penelitian) : 1. Skala big five inventory dan perilaku konsumtif setelah try out.

2. Data Kasar skala big five inventory.

3. Data Kasar skala perilaku konsumtif.

4. Hasil distribusi data.

5. Analisa data.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol (2008). Psikologi kepribadian. Malang : UMM Press.

Ancok, D. (1995). Nuansa Psikologi Pembangunan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi revisi). Jakarta : PT. Aneka Cipta.

Azwar, S. (1998). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2005). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka

Feist, J. & Feist G. (2010). Teori Kepribadian. Buku 1: Theries of Personality (Edisi ke-7). Jakarta : Salemba Humanika.

Feist, J. & Feist G. (2010). Teori Kepribadian. Buku 2: Theries of Personality (Edisi ke-7). Jakarta : Salemba Humanika.

Friedman, H., Schustack, M. (2008). Kepribadian Teori Klasik Dan Riset Modern (Edisi ketiga). Jakarta : Erlangga.

Fakultas Psikologi UMM. (2010). Pedoman penyusunan skripsi. Malang : UMM PRESS

Ghifari, A. (2003). Remaja Korban Mode. Bandungi : Mujahid.

Hadi, S. (1990). Metodologi research. Yogyakarta : Andi Offset.

Hurlock, B., (1980). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan.(Edisi kelima). Jakarta : Erlangga.

(16)

Kartono, K. (1980). Teori Kepribadian. Bandung : Alumni.

Kerlinger, F. (1991). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Kumbasari, A. (2008). Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Gaya Hidup Konsumtif Pada Remaja. Fakultas Psikologi - Univeritas Muhammadiyah Malang (UMM). Skripsi : Tidak Diterbitkan.

Koeswara, E. (1991). Teori-teori kepribadian, psikoanalisis, behaviorisme, humanistik (Edisi kedua). Bandung : PT. Eresco Bandung.

Kotler, P. & Armstrong, G. (2001). Prinsip-prinsip pemasaran. Jakarta : Erlangga.

Kotler, P. & Armstrong, G. (1996). Dasar-dasar pemasaran (Jilid 1). Jakarta :

Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Bandung : Usaha Nasional.

Parma, S.A. (2007). Hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif remaja putri dalam pembelian kosmetik melalui katalog di SMA Negeri 1 Semarang. Fakultas Psikologi – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Skripsi : Tidak Diterbitkan.

Pervin, A., Cervone, D., & John P. (2010). Psikologi Kepribadian: Teori dan Penelitian (Edisi Kesembilan). Jakarta : Kencana.

Santrock, J. W. (2002). Live Span Development Perkembangan Masa Hidup (Edisi Kelima). Jakarta : Erlangga.

Santrock, J. W. (2009). Psikologi Pendidikan (Edisi Ketiga): Educational Psychology. (Terjemahan : Angelica. D). Jakarta : Salemba Humanika.

Setiadi, J. N. (2010). Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Bandung : Kencana Prenada Media Group.

Subakti, A. (2009). Kenalilah Anak Remaja Anda. : Elex Media Computindo.

(17)

Tsao, W. & Chang, H. (2010). Exploring the impact of personality traits on online shopping behavior.

http://stuffspec.com/Read/_sp.d3d3LmFjYWRlbWljam91cm5hbHMub3Jn _sp..sl_AJBM.sl_PDF.sl_pdf2010.sl_4Aug.sl_Tsao+and+Chang.pdf : 2 Januari 2012; 20:45

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Dewasa ini telah banyak ditemukan berkembang pesatnya pertumbuhan

pusat-pusat perbelanjaan. Pesatnya pembangunan-pembangunan tersebut tidak

terlepas dari kebutuhan manusia yang semakin tinggi. Manusia memiliki sifat

yang selalu merasa tidak pernah puas, mereka cenderung ingin memiliki sesuatu

yang tidak dimilikinya, dan berusaha untuk memenuhinya dengan cara-cara yang

beragam. Ada yang memenuhi kebutuhannya secara wajar dan ada juga yang

berlebihan dalam pemenuhan kebutuhannya. Hal tersebut menyebabkan

orang-orang untuk berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif seperti ini terjadi pada

hampir semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pada orang dewasa, perilaku

konsumtif pun banyak melanda para remaja.

Perilaku konsumtif menurut Sumartono (dalam Ghifari, 2003)

merupakan suatu perilaku yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang

rasional, melainkan karena adanya keinginan yang tercapai taraf yang tidak

rasional lagi. Sedangkan menurut YLKI atau Yayasan Lembaga Konsumen

Indonesia, memberikan batasan perilaku konsumtif sebagai kecenderungan

manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas dan lebih mementingkan

faktor keinginan daripada faktor kebutuhan

Berdasarkan hasil penelitian Kumbasari (2008), mengenai “Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Gaya Hidup Konsumtif Pada Remaja”

diketahui jika ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kematangan

emosi dengan gaya hidup konsumtif. Artinya bila kematangan emosi tinggi maka

akan diikuti oleh gaya hidup konsumtif yang rendah. Sebaliknya, jika

kematangan emosi tingii maka gaya hidup konsumtifnya akan tinggi. Sedangkan

kematangan emosi memberikan sumbangan yang efektif dengan koefisien

determinan sebesar 15% terhadap gaya hidup konsumtif, sedangkan sisanya 85%

dipengaruhi oleh variabel lain. Oleh karena itu remaja dapat lebih bijak dalam

(19)

2

ataupun kelompok agar tidak terpengaruh dan terjerumus kedalam gaya hidup

konsumtif.

Masa remaja merupakan masa yang penting dalam pencapaian identitas

diri dimana seorang remaja cenderung untuk terlibat dalam pertemanan sebaya

sebagai kelompok sosial. Pencapaian identitas ini melibatkan kecenderungan

berkurangnya pengaruh ataupun kontrol dari orangtua dan komitmen untuk lebih

mandiri.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Madjuk (2011), mengenai “Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri Perantau”, dijelaskan bahwa gambaran perilaku konsumtif remaja perantau dapat dilihat dari beberapa hal antara lain:

alasan mereka berbelanja, jenis barang atau produk yang sering dibeli, membeli

barang atau produk yang sejenis berkali-kali tetapi tidak digunakan sepenuhnya,

dan saat sampai pada tempat berbelanja yang sering dikunjungi. Hal ini terjadi

karena perilaku merupakan hasil belajar, kurang kontrol baik dari orang tua

maupun diri sendiri, agar tidak diremehkan, kondisi perantauan, dan pendapatan

besar (uang saku per bulan). Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumtif

remaja dapat didorong karena proses belajar yang salah, kurang mendapat

pengawasan, dan supaya tidak diremehkan oleh teman sebayanya.

Banyak alasan yang mendorong para remaja untuk berperilaku

konsumtif, sebagian besar karena untuk memenuhi gaya hidup modern yang saat

ini hampir dialami oleh semua orang, untuk mengikuti perubahan cara pergaulan, makanan maupun berpakaian. Apa yang sedang “in” saat ini turut mendorong mereka untuk berperilaku konsumtif. Maraknya media televisi yang yang

menampilkan artis sebagai idola masyarakat yang berpenampilan menarik dan

cenderung “up to date” mendorong para remaja untuk meniru gaya-gaya artis

tersebut tanpa memperhatikan kondisi ekonomi mereka, supaya tidak terlihat

ketinggalan jaman.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Parma (2007), mengenai

“Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Konsumtif Remaja Putri Dalam

Pembelian Kosmetik Melalui Katalog di SMA NEGERI 1 Semarang” Semakin

negatif konsep diri maka semakin tinggi perilaku konsumtif remaja putri dalam

(20)

3

regresi dalam penelitian ini adalah sebesar 0,122, artinya konsep diri

mempengaruhi sebesar 12,2% terhadap perilaku konsumtif remaja putri dalam

pembelian kosmetik melalui katalog, sedangkan 87,8% dipengaruhi oleh faktor

lain yang tidak diungkap dalam penelitian tersebut.

Mangkunegara (2002) mengatakan jika remaja merupakan pembeli yang

mudah terpengaruh oleh rayuan penjual, mudah terbujuk rayuan iklan, terutama

pada kerapian bungkus (apalagi jika dihiasi dengan warna-warna yang menarik),

pembeli remaja cenderung tidak berpikir hemat, kurang realistis, romantis, dan

mudah terbujuk (impulsif). Dengan demikian, dapat dikatakan remaja merupakan

konsumen paling rentan untuk berperilaku konsumtif.

Tambunan dalam (Abqary & Lengkana, 2001) mengatakan kelompok

usia remaja merupakan salah satu pasar yang potensial bagi produsen karena

belanja ternyata memiliki arti tersendiri bagi remaja itu. Alasanya karena pola

konsumsi seseorang mulai terbentuk saat ia memasuki usia remaja. Disamping

itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, ikut-ikut teman, tidak realistis,

dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Lebih lanjut dikatakannya,

bahwa perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila melihat

usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri.

Menurut Subakti (2009), perilaku konsumtif adalah salah satu dampak

hedonisme, perilaku konsumtif adalah ketidakmampuan menahan diri untuk tidak menikmati “sesuatu”. Jika mentalitas konsumtif menjangkiti para remaja, mereka akan menjadi generasi yang tidak produktif, artinya lebih suka mengkonsumsi

daripada memproduksi. Mereka tidak perduli bagaimana cara memproduksinya,

melainkan hanya menikmati saja. Perilaku konsumtif mendorong para remaja

menjadi remaja pasif, statis, dan malas berpikir. Lebih lanjut dikatakan, banyak

remaja yang menghambur-hamburkan uang untuk menikmati pola hidup

konsumtif dengan membeli apa saja tanpa memikirkan orang lain. Sebagai

contoh, seorang remaja yang suka menghamburkan uang jajannya untuk membeli

makanan apa saja, meskipun sebenarnya remaja tersebut tidak dalam keadaan

lapar.

Remaja ingin diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya

(21)

4

Kebutuhan untuk diterima dan diakui menjadi sama dengan orang lain yang

sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk membeli produk atau

menggunakan produk yang sesuai dengan harapan dan “trend” yang ada

disekitarnya.

Remaja sekarang mempunyai kebiasaan untuk berkumpul dengan

teman-teman sebayanya. Acara “hang out” atau kegiatan “shopping” bareng dengan

teman-teman merupakan agenda wajib para remaja untuk melepaskan rasa penat

mereka terhadap rutinitas disekolah. Seperti yang diungkapkan salah satu remaja,

dalam wawancara singkat mengenai seberapa sering melakukan pembelian

barang yang diinginkan tetapi sebenarnya barang tersebut kurang dibutuhkan.

“Sering sih, karena saya suka jalan-jalan sama teman-teman. Saya suka kalau sudah berkumpul dengan teman-teman. Biasanya sih ke mall atau ke distro-distro. Kadang diajak teman juga. Jadi pas disana saya sering tertarik sama barang-barang yang lucu, jadi ya saya beli, padahal sebenarnya yang saya

butuhkan bukan barang itu.”

Dimensi Big Five kebanyakan berasal dari pendekatan leksikal terhadap

trait. Dengan kata lain, orang (baik penilai yang masih lugu atau psikolog

profesional) mendeskripsikan, menguji, dan mengkategorisasikan orang lain,

dan peringkat yang dihasilkan disederhanakan ke dalam lima dimensi.

Dari hasil penelitian Widhiarso (2004) mengenai “Evaluasi Faktor Dalam Big Five: Pendekatan Analisis Faktor Konfirmatori”, menunjukkan bahwa faktor yang memberikan sumbangan terbesar pada terbentuknya kepribadian adalah

agreeableness (90%) yang dilanjutkan dengan neuroticism (25%), extrovert

(17%) serta conscentiousness dan openess yang sama-sama menyumbang 16%.

Artinya dalam hal ini agreeableness atau keramahan merupakan faktor yang

terbesar dalam membentuk kepribadian seseoarang.

Mangkunegara (2002) dikatakan bahwa kepribadian seorang konsumen

sangat ditentukan oleh faktor internal dirinya seperti (motif, IQ, emosi, cara

berpikir, persepsi) dan faktor eksternal dirinya yakni (lingkungan fisik, keluarga,

masyarakat, sekolah, lingkungan alam), kepribadian konsumen sangat

mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli. Dengan

(22)

5

terhadap perilaku konsumtif. Serta kepribadian para remaja yang beragam

menyebabkan mereka lebih senang membeli produk berdasarkan kepribadiannya.

Lebih lanjut dijelaskan dalam (Setiadi, 2010) bahwa perilaku itu

merupakan suatu bentuk kepribadian yang dapat diartikan sebagai bentuk

sifat-sifat yang ada pada diri individu yang ditentukan oleh faktor internal yang

terbentuk dalam dirinya, dan faktor eksternal yang juga membentuk perilaku.

Menurut penelitian yang dilakukan Tsao dan Chang (2010) yang berjudul

“Exploring the impact of personality traits on online shopping behavior”

diperoleh suatu hasil jika motivasi pembelian hedonis dipengaruhi oleh tiga

dimensi kepribadian, yakni neuroticism, extraversion, dan openness to

experience. Artinya, seseorang yang dominan pada tiga sifatkepribadian tersebut

adalah pencari kesenangan saat berbelanja online.

Perilaku konsumtif ialah perilaku membeli yang tidak didasari oleh

kebutuhan seseorang dalam membeli suatu produk, melainkan karena keinginan

semata. Terdapat berbagai faktor pembentuk perilaku konsumtif, yakni faktor

internal dan faktor eksternal. Kepribadian merupakan salah satu faktor internal

yang mendorong seseorang berperilaku konsumtif. Big five personality

merupakan salah satu bentuk kepribadian berupa dimensi-dimensi yang tergolong

menjadi lima, yakni openness to experience, conscientiousness, ekstraversion,

agreeableness, dan neuroticism.

Faktor internal pembentuk perilaku konsumtif bisa didasari karena

kepribadian seseorang khususnya para remaja yang beragam. Penelitian ini

menarik dikarenakan, menggunakan pendekatan Big five personality sebagai

salah satu variabel penelitiannya, dimana peneliti ingin meninjau apakah terdapat

perbedaan perilaku konsumtif jika ditinjau dari kepribadian, khususnya

berdasarkan Big five personality. Diantara lima dimensi Big Five Personality,

yakni openness to experience, conscientiousness, ekstraversion, agreeableness,

dan neuroticism tersebut mungkinkah terdapat perbedaan perilaku konsumtifnya.

Dibandingkan dengan tipe kepribadian lainnya seperti introvert dan

ekstrovert, tipe kepribadian big five ini dirasa lebih dapat menyempurnakan tipe

kepribadian lain. Menurut Friedman & Schustack (2008) big five personality

(23)

6

penelitian dan berpendapat bahwa kepribadian pada umumnya dapat diwakili

oleh lima dimensi yakni: openness to experience, conscientiousness,

ekstraversion, agreeableness, dan neuroticism. Sehingga dengan demikian

pendekatan big five personality lebih mampu mengungkap lebih banyak

perbedaan perilaku konsumtif berdasarkan dimensi yang dimilikinya.

Mengingat kelima dimensi tersebut memiliki karakteristik tinggi dan

rendah yang berbeda-beda, sehingga kemungkinan terjadi perbedaan perilaku

konsumtif diantara dimensi big five tersebut bisa terlihat. Maka peneliti tertarik

untuk mengetahui perbedaan perilaku konsumtifnya, apakah dimensi opennes to

experience yang tinggi memiliki kecenderungan untuk berperilaku konsumtif

lebih tinggi dibandingkan yang opennes to experience rendah, dikarenakan

dimensi opennes to experience yang tinggi memiliki karakteristik seperti kreatif,

imajinatif, penuh rasa penasaran, terbuka, dan lebih memilih variasi, sedangkan

opennes to experience yang rendah memiliki karakteristik seperti biasanya

konvensional, rendah hati, konservatif, dan tidak terlalu penasaran terhadap

sesuatu, sehingga rentan untuk berperilaku konsumtif lebih tinggi.

Apakah jika dimensi Conscientiousness yang tinggi, perilaku

konsumtifnya akan rendah dibanding yang Conscientiousness rendah, karena

Conscientiousness yang tinggi memiliki karakteristik seperti pekerja keras,

berhati-hati, tepat waktu, dan mampu bertahan. Sebaliknya mereka yang

mempunyai Conscientiousness rendah cenderung tidak teratur, ceroboh pemalas

serta tidak memiliki tujuan dan lebih mungkin menyerah saat mulai menemui

kesulitan dalam mengerjakan sesuatu.

Dimensi Extraversion yang tinggi memiliki perilaku konsumtif yang

tinggi dibanding Extraversion yang rendah, dimana Extraversion yang tinggi

memiliki karakteristik seperti cenderung penuh kasih sayang, ceria, senang

berbicara, senang berkumpul, dan menyenangkan. Sebaliknya mereka yang

memiliki Extraversion yang rendah biasanya tertutup, pendiam, penyendiri, pasif,

dan tidak mempunyai cukup kemampuan untuk mengekspresikan emosi yang

kuat. Dimensi Agreeableness yang tinggi memiliki perilaku konsumtif yang juga

tinggi karena memiliki karakterisktik cenderung mudah percaya, murah hati,

(24)

7

yang memiliki Agreeableness dengan arah sebaliknya, cenderung pencuriga,

pelit, tidak ramah, mudah kesal, dan penuh kritik terhadap orang lain.

Dan dimensi Neuroticism yang tinggi memiliki perilaku konsumtif tinggi

jika dibandingkan Neuroticism yang rendah, karena Neuroticism yang tinggi

memiliki karakteristik seperti cenderung penuh kecemasan, tempramental,

mengasihi diri sendiri, sangat sadar akan dirinya sendiri, emosional, dan rentan

terhadap gangguan yang berhubungan dengan stress, serta yang memiliki

Neuroticism yang rendah biasanya tenang tidak tempramental, puas terhadap

dirinya sendiri, dan tidak emosional, hal tersebut yang menyebabkan seseorang

yang memiliki dimensi Neuroticism yang tinggi, perilaku konsumtifnya akan

tinggi dibanding dengan Neuroticism rendah.

Hal-hal tersebut yang akan diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini.

Sehingga berdasarkan penjelasan dan fenomena yang telah dipaparkan, maka peneliti termotivasi untuk mengambil judul “Perilaku Konsumtif Ditinjau Dari Big Five Personality Pada Remaja”

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah: Apakah ada perbedaan perilaku konsumtif remaja berdasarkan dimensi

Big five personality?

C.Tujuan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui, apakah ada perbedaan perilaku

konsumtif remaja berdasarkan dimensi Big five personality.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dalam ilmu

pengetahuan psikologi khususnya dalam bidang Psikologi Industri

(25)

8

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kapada remaja dalam memahami perilaku

konsumtif berdasarkan tipe kepribadian Big Five Personality.

Referensi

Dokumen terkait

Djojodiguna bahwa alasan orang Indonesia menganut aliran kebatinan karena para pemimpin agama kurang memperhatikan soal kebatinan dan tidak cakap dalam menyimpulkan

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) kegiatan guru memfasilitasi proses pembelajaran matematika berparadigma pedagogi reflektif yang terjadi selama empat kali

telah Allah ajarakan kepada Nabi Adam pada saat di surge yang nantinya menjadi. pengetahuan bagi Adam ketika dia hidup di

nilai tertentu yang berbeda dari plaintext dan berguna untuk menghasilkan ciphertext yang berbeda-beda jika nilai yang menjadi kunci tersebut juga berbeda-beda untuk algoritma

Penyelidikan ini penting untuk mengetahui adakah terdapat hubungan yang signifikan antara gaya komunikasi yang diamalkan oleh Guru Besar iaitu gaya komunikasi memberitahu, gaya

[r]

Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam mencakup kepala madrasah dan guru yang mempunyai peran yang sangat urgen dalam memberdayakan ummat. Tujuannya adalah untuk

Lampiran diatas adalah gambar Dun Asahan yang sedang memberikan bunga kepada pengurusi Pondok Pesantren Wakaf al-Mukhlishin sebagai proses penghijauan.. Lampiran