• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstruksi Majalah Pria Tentang Pria Metroseksual (Analisis Framing Majalah Mens Health Indonesia Edisi Maret 2015 – Juni 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konstruksi Majalah Pria Tentang Pria Metroseksual (Analisis Framing Majalah Mens Health Indonesia Edisi Maret 2015 – Juni 2015)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Konstruksi Majalah Pria Tentang Pria Metroseksual

(Analisis Framing Majalah Mens Health Indonesia

Edisi Maret 2015 – Juni 2015)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :

Dyah Ayu Muarifah Pertiwi 201110040311359

Dosen Pembimbing : 1. Widiya Yutanti, MA 2. Nurudin, S.Sos., M.Si

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat dapat terselesaikan. Shalawat semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam penyelesaian penelitian ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, diantaranya :

1. Allah SWT, terima kasih Allah atas semua nikmat dan kasih sayang-Mu Winarno, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi.

4. Ibu Widiya Yutanti, MA selaku dosen pembimbing I sekaligus dosen wali Ikom G dan bapak Nurudin, S.Sos.,M.Si selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas bimbingan, perhatian, arahan, dan kesediaan untuk meluangkan waktunya.

5. Bapak Sugeng Winarno, MA dan Bapak Rahadi, M.Si selaku penguji I dan penguji II, terimakasih sudah memberi masukan setelah sidang dan memberikan suasana yang sangat nyaman selama sidang.

6. Seluruh staf Ilmu Komunikasi dan FISIP Universitas Muhammadiyah Malang.

7. My super parents, my partner for everything, my home, Bapak ku H.Slamet Rahardjo, SH dan ibuk ku Hj.Endang Hardi Astuti, terima kasih untuk semua dukungan, doa, dan semuanya yang telah kalian berikan kepada Ayu. “Ayu mohon maaf karena tidak pernah bisa jadi yang terbaik dan selalu merepotkan bapak ibuk, but its my turn to give you my best now!” Ayu sayang Bapak Ibuk selalu.

8. Kembaran-kembaranku yang super, Mbak Nur Diyah Dewi Pertiwi (Tiew), Diah Wahyu Puspa Pertiwi (Pupa) terimakasih atas kasih sayangnya kepada adik kalian yang paling heboh ini, yang selalu dititip-titipin kalau pulang, meskipun kita sering berantem gak jelas tapi percayalah kita saling membutuhkan. Love You!!

(6)

10. Kalian!! PWJ ku tersayaaaang Giarania Vashti (Cece), Dinar Cynthia Sari (Nana), Iga Savira (bebga), Fayza Dwi Ratnasari (bik Ijah), Devi Feriyandari (Deblong), Nuril Farida (Gembir), dan Vina Tri Andayani (Vindong). Kita dipersatukan dari berbagai kota dan pulau dengan sifat dan karakter yang berbeda but, kita bisa melewati semuanya dengan tangis, canda, tawa, susah, seneng, suram dan berbagai hal lainnya selama 4 tahun dan semoga selamanya. You know guys I really really love you, im sure! Kalian itu the real pacar buatkuu.. LOVE!!

11. Sahabat-sahabatku dari TK sampai segede ini yang selalu ngasih support dan nemenin Devi Yuanita Sari, Uswatun Hasanah, Oktavia Hartika (Oky) dan Dhimas Galuh (Imey) terima kasih ya cewek-cewek setrong ku.

12. Terima kasih untuk seluruh karyawan dan saudara di Pertiwi Group. 13. The real man Oxavia Aldiano, B.A., M.Sc, penyemangat dari SMA sampe

setua ini, selalu menginspirasi dalam hal apapun termasuk pendidikan, selalu jadi motivator terbaik, terimakasih lagu-lagu mu dan poster-poster mu selalu mengiringi pengerjaan skripsi ku Vid (haha) dan setelah beberapa kali nonton konser mu berdesakan dan belain berangkat sendirian malem-malem, finally, I meet you Vid!! (10/10/2015).

14. Teman-teman P.Jurnalistik 1,2,3 (Team Malang Magazine, Team merahjambu.com, Team Sudut Berita) Semoga Ilmu yang kita dapat bermanfaat.

15. Teman-teman Ilmu Komunikasi 2011 dan penghuni IKOM G 2011.

16. Kost Puri Kharisma Putri beserta isinya, tempat tinggalku dari awal pesmaba sampai pakai toga, bakal rindu banget sama pink room-303. 17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, karena penulis hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah. Oleh karena itu, saran ataupun kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih untuk semuanya.

Malang, 9 Oktober 2015 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Persetujuan ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas ... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Abstraksi ... v

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Lampiran... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 9

1.3Tujuan Penelitian ... 9

1.4Manfaat Penelitian ... 9

1.4.1 Manfaat Akademis ... 9

1.4.2 Manfaat Praktis ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Media Cetak ... 11

2.1.1 Jenis Media Cetak ... 12

2.1.2 Karakteristik Media Cetak ... 14

2.2Majalah ... 16

2.2.1 Karakteristik dan Kategori Majalah ... 17

(8)

2.2.3 Majalah Sebagai Media Massa ... 21

2.2.4 Rubrik Majalah Sebagai Media Pentransferan Budaya ... 24

2.3Pria Metroseksual ... 27

2.3.1 Ciri-ciri Pria Metroseksual ... 28

2.3.2 Faktor yang Mendorong Pria Metroseksual ... 32

2.4Konstruksi Realitas Sosial ... 33

2.4.1 Komunikasi Massa dan Konstruksi Media ... 37

2.4.2 Media Massa dalam Mengkonstruksi Realitas Sosial ... 38

2.4.3 Teori Level Hirarki Pengaruh Isi Media ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 42

3.2Ruang Lingkup Penelitian ... 42

3.3Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.4Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Majalah Men’s Health ... 48

4.1.2 Struktur Organisasi Men’s Health AS ... 50

4.1.3 Profil Singkat Majalah Men’s Health Indonesia (MHI) ... 50

4.1.4 Struktur Organisasi Men’s Health Indonesia (MHI) ... 51

4.1.5 Rubrikasi Men’s Health Indonesia (MHI) ... 54

4.1.6 Redaksi ... 57

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data ... 59

A. Maret 2015 “Tampil Keren 24 Jam” ... 61

(9)

C. April 2015 “4 Aturan Tentang Celana” ... 81

D. April 2015 “Paduan Tren 2015- Tampil Lebih Segar dan Tambah Keren” ... 94

E. Mei 2015 “31 Hari Selalu Tampil Bersih” ... 108

F. Mei 2015 “Fashion Item Wajib Untuk Liburan” ... 120

G. Juni 2015 “30 Hari- Hari Tampil Gaya Maksimal” ... 130

H. Juni 2015 “Reza Rahadian- Penampilan Adalah Cermin Karakter Anda” .... 143

5.2 Pembahasan 5.2.1 Temuan Peneliti Terhadap Konstruksi Majalah Pria Terhadap Pria Metroseksual... 154

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 159

6.2 Saran 6.2.1 Saran Akademis ... 161

6.2.2 Saran Praktis ... 162

(10)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Tabel Rubrik dan Artikel Penelitian ... 39

2. Tabel 3.2 Tabel Skema Analisis Framing Pan dan Kosicki... 43

3. Tabel 5.1 Tabel Analisis Tampil Keren 24 Jam ... 64

4. Tabel 5.2 Tabel Analisis Sporty Safari ... 75

5. Tabel 5.3 Tabel Analisis 4 Aturan Tentang Celana ... 87

6. Tabel 5.4 Tabel Analisis Paduan Tren 2015- Tampil Lebih Segar dan Tambah Keren ... 100

7. Tabel 5.5 Tabel Analisis 31 Hari Selalu Tampil Bersih Maksimal ... 112

8. Tabel 5.6 Tabel Analisis Fashion Item Wajib Untuk Liburan ... 124

9. Tabel 5.7 Tabel Analisis 30 Hari- Hari Tampil Gaya Maksimal ... 134

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Artikel Maret “Tampil Keren 24 Jam” Artikel Maret “Sporty Safari”

Artikel April “4 Aturan Tentang Celana”

Artikel April “Paduan Tren 2015 – Tampil Lebih Segar dan Tambah Keren” Artikel Mei “31 Hari Selalu Tampil Bersih Maksimal”

Artikel Mei “Fashion Item Wajib Untuk Liburan” Artikel Juni “30 Hari – Hari Tampil Gaya Maksimal”

(12)

Daftar Pustaka

Buku:

Assegaff, Djakfar H. 1983. Jurnalistik Masa Kini: Pengantar Praktek Kewartawanan. Jakarta: Ghalia Indonesia

Baran, J.Stanley .2011. Pengantar Komunikasi Massa Literasi Media dan Budaya. Jakarta: Salemba Humanika

Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi Teori Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Eriyanto. 2002. Analisis Framing Konstruksi Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS

Flocker, Michael. 2006. The Metrosexual Guide To Style. B-First

Gray, John. 2005. Men Are From Mars Women Are From Venus. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kartajaya, Hermawan dkk. 2004. Metrosexual in Venus: Pahami Perilakunya Bidik Hatinya Menangkan Pasarnya. Jakarta: MarkPlus&Co

Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Grafiti Medika Pers

Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Santana, K Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Shoemaker & Resse. 1996. Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content. USA: Longman

Sobur, Alex. 2012. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

(13)

Non Buku:

www.meanshealth.co.id

Fransiscus Aries Kurniawan, 2009, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Pria Metroseksual, diakses pada tanggal 17 Maret 2015, 20:15 wib, eprints.unika.ac.id/2945/1/04.40.0039_Fransiskus_Aries_Kurniawan.pdf

Ashri Nooraida Permana, 2013, Karakteristik, Karakteristik Buku Surat Kabar dan Majalah, diakses pada tanggal 5 maret 2015, 11:59 wib melalui,

http://www.academia.edu/5524993/Karakteristik-Buku-Surat-Kabar-dan-Majalah

Fenomena pria metroseksual, diakses pada tanggal 11 februari 2015, 15:00 wib melalui, http://www.ciricara.com

Bio In God Bless, 2014, Yang Khas dari Pria Metroseksual Hobi Bercermin dan Suka Dandan, diakses pada tanggal 11 februari 2015, 13:20 wib melalui,

http://www.lifestyle.liputan6.com

Ekanoviyanti. Pengertian dan definisi media cetak, diakses pada tanggal 4 maret 2015, 09:15 wib melalui, http://www.scribd.com

Bina Syifa. Karakteristik media cetak, diakses pada tanggal 4 maret 2015, 09:25 wib melalui, http://www.binasyifa.com

Skripsi:

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Informasi kini semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, penyajian informasi pun mulai berkembang sejak munculnya teknologi informasi yang semakin komplek. Media cetak merupakan salah satu media komunikasi massa

yang berperan besar terhadap perubahan sosial dalam perkembangannya guna menjangkau sasaran komunikan yang dituju. Untuk tetap selalu dibutuhkan oleh

masyarakat sebagai media penting dalam menerima informasi, setiap media berusaha kerja keras untuk menjaga eksistensi ditengah perkembangan teknologi komunikasi yang beragam.

Keberadaan berbagai media massa yang ada saat ini memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh berbagai jenis informasi yang diinginkan. Hal ini tidak terlepas dari adanya peran media massa dalam kehidupan masyarakat.

Media massa sebagai salah satu sarana untuk melakukan komunikasi yang diselenggarakan melalui dua kelompok saluran, yaitu elektronik dan cetak.

Ditengah pergeseran media massa dari media cetak menuju media elektronik.

Setiap media massa memiliki karakter tersendiri, baik dari sisi pengemasan

beritanya maupun isi berita. Karakteristik yang ada di media cetak tersebut misalnya, media bersifat fleksibel, mudah dibawa kemana-mana, bisa disimpan dan dibaca kapan saja, tidak terikat waktu dan masih banyak lagi. Bahkan latar

(15)

2 media massa yaitu media online, elektronik dan cetak menambah keberagaman

dalam dunia informasi bagi masyarakat.

Sebut saja media cetak, media ini adalah media tertua yang masih terjaga

eksistensinya. Media cetak merupakan media massa yang paling bertahan lama dalam penyajian informasi, karena media cetak memiliki kelebihan dapat dikonsumsi berulang-ulang. Media cetak seperti koran dan majalah terus bersaing

dengan jenis media lainnya di pasar masyarakat modern agar tetap diminati masyarakat saat ini. Media cetak merupakan suatu media yang bersifat statis dan

mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran kertas dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dengan tata warna dan halaman putih. Media cetak merupakan dokumen atas segala dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa

yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto dan sebagainya.

Setiap media cetak memiliki karakter berita yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari sisi pengemasan berita maupun isi berita. Latar belakang tujuannya pun

berbeda pula, karena setiap media cetak memiliki kepentingan yang berbeda pula, karena tiap media cetak memiliki kepentingan yang berbeda pula. Media cetak mempunyai kelebihan lain selain mampu membentuk pendapat khalayak tentang

apa yang penting, yaitu memungkinkan penyampaian pesan secara serempak dalam waktu yang relatif singkat dan bersamaan kepada pembacanya.

Kehadiran majalah merupakan salah satu bentuk dari media cetak yang

(16)

3 cetak, membuat majalah memiliki sifat komersial (dijual secara bebas). Penerbitan

majalah sendiri berkisar antara mingguan dan bulanan. Majalah memiliki segmentasi pembaca yaitu majalah khusus kalangan pebisnis, majalah remaja,

majalah wanita dan majalah pria. Untuk distribusinya ada yang bersifat lokal, regional dan internasional.

Majalah sebagai salah satu bentuk media cetak memiliki kemampuan untuk

membentuk dan mempengaruhi khalayaknya. Setiap majalah memiliki ideologi tertentu yang menjadi dasar keberadaan majalah tersebut dan akan menjadi acuan

bagi majalah tersebut untuk menentukan arah yang akan diikuti oleh khalayak. Ruang gerak majalah bersifat terbatas, karena konsumen pembaca ditentukan dari faktor usia dan kebutuhan pembaca. Hal ini bisa terlihat dari keberadaan majalah

yang didasarkan pada segmentasi masing-masing.

Majalah merupakan salah satu bentuk media massa dimana media massa telah

menjadi institusi yang penting dalam mencorakkan pemikiran masyarakat. Media massa berupaya membentuk image yang disalurkan secara berulang-ulang. Proses

ini berlangsung secara halus dan bahkan hampir tidak disadari khalayak. Sebagai media komunikasi, majalah bertujuan untuk menyampaikan informasi, sementara itu sebagai sebuah korporasi penerbit majalah menginginkan agar produk yang

berupa majalah tersebut memiliki citra dan jiwa dimata publik. Majalah-majalah yang bersegmentasi dewasa tentu tidak begitu saja dapat diterima oleh masyarakat

Indonesia. Salah satunya adalah majalah pria dewasa Mens Health Indonesia.

(17)

4 yang semakin hedonism haus akan kebutuhan informasi mengenai sifat ingin

tampil terlihat glamour. Pria secara umum memiliki definisi yang bermacam-macam. Namun secara umum pria adalah sosok manusia yang memiliki sifat dasar

tegas, keras kepala, jantan, realistis dan penuh dengan logika dalam bertindak. Menurut John Gray (2005:10) orang-orang mars menghargai kekuasaan, keterampilan, efisiensi dan prestasi, mereka senantiasa melakukan ini itu untuk

membuktikan diri dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan. Harga diri dirumuskan melalui kemampuan mereka mencapai hasil-hasil, mereka

mengalami kepuasan terutama melalui sukses dan prestasi. Namun seiring perkembangan budaya barat yang mampu menembus Negara ini, maka segala sifat dan tingkah laku para pria Indonesia ikut berubah secara perlahan.

Dalam masyarakat modern, semua manusia adalah performer. Setiap orang diminta untuk bisa memainkan dan mengontrol peranan mereka sendiri. Gaya

pakaian, dandanan rambut, segala macam aksesoris yang menempel, atau pilihan-pilihan kegiatan yang dilakukan sehari-hari adalah bagian dari pertunjukan budaya, identitas dan kepribadian.

Dari perkembangan sistem sosial yang selalu muncul dalam benak dan pemikiran pria akibat informasi yang didapat, memunculkan fenomena dalam

gaya hidup urban yaitu metroseksual. Metroseksual pertama kali muncul di surat kabar independent yang terbit di Inggris pada tahun 1994 dalam sebuah artikel

yang ditulis Mark Simpson seorang jurnalis adal Inggris. Menurut Mark Simpson dalam artikelnya, “Metrosexual is the trait of an urban male of any sexual orientation who has a strong aesthetic sense and spends a great amount of time

(18)

5 adalah ciri dari seorang pria perkotaan yang memiliki suatu orientasi seksual

tertentu dengan rasa estetika yang tinggi, dan menghabiskan uang dan waktu dalam jumlah yang banyak demi penampilan dan gaya hidupnya (Kartajaya,

Hermawan dkk 2004).

Menurut Hermawan Kartajaya metroseksual adalah pria dandy yang sangat memperhatikan penampilannya. Pria metroseksual berani mengekspresikan

emosionalnya demi sebuah kepercayaan diri yang tinggi dari penampilannya. Gaya hidup metroseksual merupakan wacana baru sekaligus fenomena yang

selama ini semakin menggejala khususnya di Indonesia. Gaya hidup metroseksual merupakan akibat dari perkembangan industri gaya hidup yang semakin pesat. Hal ini terjadi karena munculnya persepsi baru dalam masyarakat yang menganggap

bahwa menjaga penampilan dan mengikuti mode dalam fashion bukanlah semata-mata menjadi milik kaum hawa, kaum adampun dituntut untuk selalu terlihat

menarik dihadapan orang lain.

Metroseksual, sebuah istilah yang mulai dikenal pada penghujung abad ke-20

ini nampaknya telah menjadi salah satu istilah yang ramai diperbincangkan oleh berbagai media massa, perlahan tapi pasti fenomena metroseksual telah melanda seluruh pelosok dunia, termasuk di beberapa kota-kota di Indonesia.

Lifestyle atau gaya hidup pria di Indonesia berubah seiring dengan

perkembangan waktu. Dari masa ke masa, gaya hidup yang direpresentasikan dari cara berpakaian, berdandan dan menata diri, sehingga menjadi suatu identitas bagi

(19)

6 kemudian pada tahun 1980-an sosok pria tetap kental dengan macho, bedanya

adalah tren kumis yang dicukur. Minat pria mulai bergeser pada perawatan wajah dan parfum dan terakhir pria mulai melirik perawatan di salon seperti spa.

Gaya hidup pria metroseksual di Indonesia itu sendiri disebabkan karena adanya tekanan dari lingkungan pekerjaan (Kartajaya, 2004). Kebiasaan berpenampilan yang rapi dan menarik wanita di dunia kerja dinilai cukup

berpengaruh terhadap promosi karir. Pria yang mempunyai kebiasaan berkumpul dan melakukan aktivitas menguras keringat di luar pekerjaannya, bukan menjadi

hal yang utama lagi dalam kebiasaan yang mereka lakukan. Bahkan, para pria yang sebelumnya tidak memiliki sedikitpun pengetahuan tentang alat-alat kosmetik, akhirnya demi kepentingan mendapatkan promosi pekerjaan, mereka

mulai mengikuti tren. Tren akan menjaga penampilan tersebut menjadi sebuah kebiasaaan dan berkembang menjadi sebuah gaya hidup baru.

Mayoritas pria sekarang bukan hanya memiliki kebiasaan menyisir rambut dan memakai wewangian saja, tetapi mereka juga mengikuti perilaku wanita dalam hal

berbelanja, melakukan perawatan diri ke salon dan membentuk badan yang ideal dengan pergi ke pusat kebugaran. Jika dahulu pria tidak senang berdandan dan berbelanja karena dianggap hanya buang-buang waktu dan uang, saat ini pria

mulai gemar memanjakan dirinya. Karena kecintaan mereka terhadap diri sendiri, mereka mulai merawat tubuh. Dimulai dari perawatan rambut di salon, perawatan

(20)

7 Dapat diartikan berarti pria metroseksual adalah pria yang hidup di tengah

masyarakat metropolitan dengan pendapatan diatas rata-rata, mereka sangat menjaga penampilannya dan lebih mampu berpikir secara emosional

dibandingkan pria pada umumnya. Pria metroseksual adalah mereka yang menghabiskan sebagian pendapatannya untuk mengikuti tren fashion, mereka adalah pria yang tidak takut mengungkapkan emosinya, yang selalu merasa

nyaman berada di tengah-tengah wanita dan senantiasa menghargai wanita, mereka juga betah bersosialisasi layaknya wanita. Pria metroseksual juga

mempersepsi dirinya sebagai pria yang modern, dan mencintai budaya pop.

Tetapi metroseksual bukanlah banci atau gay, kebanyakan dari mereka justru seorang pria normal dengan keluarga bahagia, hanya saja sisi kewanitaannya

tercermin dari kemampuan komunikasinya yang lebih baik daripada sebagian besar pria, memiliki perasaan yang lebih sensitif, dan yang paling jelas adalah

obsesinya akan penampilannya.

Pria metroseksual adalah profit center yang potensial karena kelompok ini

gemar berbelanja dan dapat mempengaruhi ribuan pria yang ingin tampil menawan namun tidak tahu bagaimana caranya (Kartajaya, 2004). Pria metroseksual masuk ke dalam kategori proactive consumers, yaitu mereka bangga

dengan keahlian pemasarannya dan tertarik kepada hal-hal baru sebelum orang lain melakukannya.

Dipilihnya majalah Men’s Health Indonesia sebagai objek penelitian adalah

(21)

8 rubrik diluar kesehatan dan penampilan pria yang ditampilkan oleh majalah Men’s

Health Indonesia seperti halnya rubrik otomotif, rubrik tentang seks atau rubrik tentang hobi walau tidak merubah konsep awal dari majalah Men’s Health

Indonesia sebagai majalah kesehatan pria. Hal tersebut berbeda dengan majalah pria lainnya yang hanya menampilkan mengenai penampilan dan kesehatan pria khususnya dalam hal pembentukan tubuh pria. Men’s Health Indonesia juga

memiliki kelebihan karena telah mendapatkan lisensi dari Rodale Inc sebagai pemegang lisensi majalah Men’s Health di Amerika. Dimana Amerika adalah

Negara yang banyak dianut soal fashionnya, bahkan budaya timur sendiri banyak yang sudah bertransformasi oleh budaya barat seperti Amerika.

Peneliti juga melihat bahwa majalah Men’s Health Indonesia adalah majalah

yang cukup laris dipasaran Indonesia saat ini, karena harganya yang terjangkau dibandingkan dengan majalah pria lainnya. Majalah Men’s Health Indonesia juga

dapat menjangkau berbagai kalangan ekonomi, terlihat dari banyaknya ditemukan majalah Men’s Health Indonesia di berbagai tempat. Selain itu, pemilihan majalah Men’s Health Indonesia ini juga karena Men’s Health Indonesia mempunyai

tagline “Pria Aktif dan Modern” yang dirasa sangat cocok dengan tema penelitian dan judul yaitu tentang pria metroseksual, dimana pria modern disini tidak

mempunyai deskripsi yang lain selain pria metroseksual diperkotaan yang sudah mempunyai gaya hidup yang berbeda.

(22)

9 “Konstruksi Majalah Pria Tentang Pria Metroseksual (Analisis Framing Pada

Majalah Men’s Health Indonesia Edisi Maret 2015– Juni 2015)”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Bagaimana konstruksi majalah pria Men’s Health Indonesia edisi Maret – Juni

2015 tentang pria metroseksual ?

1.3Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah ditentukan maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi majalah pria Men’s Health Indonesia edisi Maret –

Juni 2015 tentang pria metroseksual dengan menggunakan analisis framing.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan mahasiswa berupa ilmu tentang studi tentang analisis framing dan mampu memberi manfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi

peneliti selanjutnya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tentang pria

(23)

10 1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman serta pengetahuan kepada pembaca (khalayak) mengenai pria metroseksual yang muncul sebagai

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Rubrik dan Artikel Penelitian ...........................................

Referensi

Dokumen terkait

[r]

+DVLO GDUL DQDOLVLV VLWXDVL SUREOHPDWLN GDUL SHNHUMDGRPHVWLN,QGRQHVLDDGDODK3HPHULQWDK ,QGRQHVLD PDVLK NXUDQJ PHPSHUKDWLNDQ SHUOLQGXQJDQ GDQ SHQHPSDWDQ 3HNHUMD 'RPHVWLN ,QGRQHVLD

Dampak yang ditimbulkan dari pembelajaran yang tidak menggunakan media, kemampuan membaca anak tidak berkembang dengan baik, pada kondisi awal, dari total

Pada dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pre-test dan post-test dalam penelitian ini fokus memperoleh data dan gambaran di lapangan tentang pengaruh layanan bimbingan

Etika Bisnis Islam merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan yang salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar berkenaan

Hasil menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan pasien pada saat melakukan kegiatan naik dan turun bed, menyatakan bahwa pasien lebih nyaman menggunakan prototipe dibandingkan

Dari hasil tersebut diketahui bahwa r lebih besar dari r (0,729 > 0,284) sehingga hipotesis kedua yang menyatakan budaya organisasi berpengaruh positif dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbandingan persentase rumput laut dan kedelai yang digunakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter kadar abu,