• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Politik Etnis Tionghoa pada Pemerintahan SBY (Studi Komunikasi dan Bentuk Partisipasi Politik Organisasi Orang Indonesia Tionghoa Cabang Surabaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi Politik Etnis Tionghoa pada Pemerintahan SBY (Studi Komunikasi dan Bentuk Partisipasi Politik Organisasi Orang Indonesia Tionghoa Cabang Surabaya)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Komunikasi Politik Etnis Tionghoa pada Pemerintahan

SBY

(Studi Komunikasi dan Bentuk Partisipasi Politik Organisasi Orang Indonesia Tionghoa Cabang Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh :

Tri Sulistiowati

08220288

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Tri Sulistiowati

Nim : 08220288

Konsentrasi : Studi Media dan Jurnalistik

Judul Skripsi : Komunikasi Politik Etnis Tionghoa

( Studi Komunikasi dan Bentuk Partisipasi Politik Perhimpunan Orang Indonesia Tionghoa Cabang Surabaya)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Jurusan Ilmu Komunikasi

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Rabu

Tanggal : 8 februari 2012

Tempat : 607

Mengesahkan,

Dekan FISIP UMM

Dr.Wahyudi M, Si

Dewan Penguji:

1.Joko Susilo, M.Si ( )

2.Widya Yutanti, MA ( )

3. M. Himawan, M.Si ( )

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena melalui belas

kasih-Nya dan sesuai pengaturan-kasih-Nya maka penulis diberi hikmat dan wahyu untuk

dapat menyelesaikan usulan penelitian skripsi yang berjudul Komunikasi Politik Etnis Tionghoa ( Studi Kasus Komunikasi dan Bentuk Partisipasi Politik

Perhimpunan Orang Indonesia Tionghoa Cabang Surabaya). Karya Ilmiah

(skripsi) ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar sarjana.

Penulis menyadari bahwa penyusunan usulan skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan

hadirnya karya ilmiah (skripsi) ini peneliti berharap dapat memberikan

sumbangsih ilmu pengetahuan dibidang komunikasi politik. Tetapi pada dasarnya

adalah peneliti ingin membukakan wacana masayarakat luas bahwa kaum yang di

anggap minoritas (etnis Tionghoa) selama ini adalah bagian dari bangsa kita dan

mereka juga telah banyak memberikan sumbangsih pada negara. Ikut membangun

danmensejahterakan bangsa dan sadar akan pentingnya komunikasi politik. Dan

ikut serta dalam komunikasi dan berpartisipasi politik dalam bentuk praktis dan

non- praktis.

Penulis menyadari bahwa dalam usulan skripsi ini terdapat banyak

kekurangan, sehingga penulis berharap adanya ide, kritik, saran membangun yang

bermanfaat untuk perbaikan penelitian ini. Harapan penulis semoga kedepannya

(4)

maupun masyarakat umum. Akhir kata penulis mohon maaf jika dalam proses

penyusunan usulan skripsi ini terdapat kesalahan baik yang disengaja ataupun

tidak disengaja.

Malang, 1 Februari 2012

(5)

Daftar Isi

1.5.4 Sejarah Politik Etnis Tionghoa ... 1.5.5 Teori Kritis ... 1.6 Metodologi Penelitian ... 1.6.1 Jenis dan Karakteristik Penelitian ... 1.6.2 Fokus penelitian ...

2.1 Gambaran Umum Perhimpunan Orang Indonesia Tionghoa Cabang Surabaya ...

2.2 Deskripsi Informan ...

BAB III

3.1 Penyajian Data ...

3.1.1 Etnis Tionghoa Sadar Akan Pentingnya Komunikasi Politik ... ... ... 3.1.2 Doktrin Sejarah Mempengaruhi Kehidupan Golongan Muda ... ... ... 3.1.3 Etnis tionghoa memberikan pendidikan politik pada golongan tua dan

(6)

3.1.4.4 Advokasi dan lobi pemimpin opini pada etnis tionghoa ... ... 3.1.4.5 Media politik penyampaian pesan ... ... 3.1.5 Pesan ... ... 3.1.5.1 Masih munculnya permasalahan yang menyangkut etnis tionghoa .... ... 3.1.5.2 Berbagai masalah umum yang dikomunikasikan komunikator ... ... 3.1.6 Media ... ... 3.1.6.1 Kehadiran Warta Inti, membantu komunikator ... ... 3.1.6.2 Rendah ekspose media umum pada kegiatan etnis tionghoa ... ... 3.1.7 Partisipasi ... ... 3.1.7.1 Bentuk partisipasi etnis tionghoa pada Indonesia ... ... 3.1.7.2 Keinginan untuk terjun dalam politik praktis ... ... 3.1.8 Dukungan sesama etnis tionghoa pada pelaku politik praktis ... ... 3.2 Diskusi Teori ... ...

BAB IV ... ...

4.1 Kesimpulan ... ... 4.2 Saran ... ...

DAFTAR PUSTAKA ... ...

LAMPIRAN ... ...

(7)

Daftar Pustaka

Alfian. 1991.Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Amir, Yasraf. 2000Propaganda Pemimpin Politik Indonesia. LP3S. Jakarta

Belvy, Benny. 2008.Aku Orang Cina?.PT Gramedia. Jakarta

Budiardjo, Meriam. 1972. Dasar-Dasar Ilmu Politik. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Bugin. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta

Burton, Graeme. 2008.Yang Tersembunyi DiBalik Media. Jalasutra. Yogyakarta

Damsar. 2010.Pengantar Sosiologi Politik. Kencana. Jakarta

Efendi, Wahyu. 2008.Tionghoa dalam Cengkraman SKBRI. Visi Media. Jakarta

George, Ritzer., Goodman, Douglas J. 2004. Teori Sosiologi Modern. Kencana. Jakarta

Gulo W. 2000.Metodologi Penelitia.Grasindo. Jakarta

Hardt, Hanno. 2005.Critical Communication Studies. Jalasutra. Yogyakarta

Maeswara, Garda. 2009. Biografi Politik Susilo Bambang Yudhoyono. Narasi. Jakarta

Marijan, Kacung. 2010. Sistem Politik Indonesia:Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru. Kencana Presada Media Group. Jakarta

Muzadi, Muchith. 2010.Gus Dur Bapak Pluralisme. LKis. Yogyakarta

Nimmo, Dan. 1989. Komunikasi Politik:Komunikator,Pesan,Media. PT Rosdakarya. Bandung

Raho, Bernard. 2007.Teori Sosiologi Modern.Prestasi Pustakaraya. Jakarta

Salim, Agus. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian SosiaI. Tiara Wacana. Yogyakarta

Setiono, Benny G. 2003.Tionghoa dalam Pusaran Politik. Elkasa. Jakarta

Sulistiowati, Tri. 2011. Bukan Fiksi:Kumpulan Kisah tentangKehidupan. LeutikaPlubliser. Yogyakarta

(8)

Suryadinata, Leo. 1986. Politik Tionghoa Peranakan Di Jawa. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Suryadinata, Leo. 2005. Pemikiran Politik Etnis Tionghoa Indonesia. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta

Suryadinata, Leo. 2010. Orang Indonesia Tionghoa Mencari Identitas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Suryadinata Leo. 2010. Etnis Indonesia dan Nasionalisme Indonesia. Kompas. Jakarta

Suwardi, Harsono. 2002. Politik Demokrasi dan Manajemen Komunikasi. Galang Press. Yogyakarta

Suyatno, Bagong., Sutinah. 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Kencana Prenada Media. Jakarta

Syam, Nina. 2009.Sosiologi Komunikasi .Humaniora. Bandung

http://id.inti.or.id/profile/20/

diakses 25 Agustus 2011, pukul: 13.00 wib

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1997 tentang Kepercayaan adat istiadat dan kebudayaan Cina. http://Daftar Instruksi Presiden Tahun 1967.legalitas.org

diakses 25 Agustus 2011, pukul: 13.30 wib

Bayu Pramutoko. Politik dan Kekuasaa.,

http://bayu96ekonomos.wordpress.com/anda-tertarik/artikel-politik/

diakses pada 27 Agustus 2011 pukul 10.00 wib

http://www.anie achira.com

diakses 17 November 2011 pukul: 14.00 wib

M. Hafidun Mahfud. Menelaah Paradigma Kritis dalam Komunikasi. .

http://hanifuin.blogspot.com/2007/03/menelaah-paradigma-kritis-dalam-kajian.html

diakses 25 November 2011 pukul 07.10 wib

http://www.scribd.com/doc/17187005/PARADIGMA-KOMUNIKASI-KRITIS

Diakses: 25 November 2011 pukul 08.00

Catatan Kecil Sosiologi. 9 Maret 2011.

(9)

Diakses 25 November 2011 pukul 09.30

Fondasi Filosofi dan Perspektif Kajian Ilmu Komunikasi:Perspektif Konstruktivisme dan Kritikal. http://www.scribd.com/doc/15252080/Paradigma-Konstruktivisme-Paradigma-Kritikal

diakses 25 November 2011 pukul 10.00

Teori Kritika Sosial Menurut Jurgen Habermas, http://loekisno.wordpress.com/2008/03/01/teori-kritika-sosial-menurut-jurgen-habermas/

diakses 1 Desember 2011 pukul 08.55 wib

adi Suhardi, Jurgen Habermas dan Frankfrut Scholl,

http://pangerankatak.blogspot.com/2008/05/jurgen-habaermas-dan-frankfut-scholl.html

diakses 1 Desember 2011 pukul 09.00wib

Mudjia Rahardjo. Triagulasi dalam Penelitian Kualitatif. 15 Oktober 2010. http://www.mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?task=view

diakses 1 Desember 2011 pukul 08.00

Edy kollay. Pengertian Lobby dan Negoisasi. 10 Januari 2012. http://edykollay.blogspot.com/2012/01/pengaruh-lobby-zionist-yahudi.html

diakses 23 Januari 2012 pukul 10.33 wib

Krisna ketboardist magazine. Mahzab Frankfrut, Teori Kritis (critical theory).

http://bola80.blogspot.com/2011/06/mazhab-frankfurt-teori-kritis-critical.html

diakses 31 Januari 2012 pukul 00.45 wib

Ind/cl/jpnn. 2012.Trauma,Warga Tionghoa Masih Alergi Politik.Jawa pos Tanggal, 23 Januari 2012 / hal.2

Ardian.2012. Naga dari Timur. Metro tv / Metro File

(10)

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Etnis Tionghoa merupakan kelompok Etnis terbesar kedua setelah Etnis melayu yang ada

di Indonesia. Jumlah dari Etnis ini sekitar satu koma lima sampai dua persen dari keseluruhan

jumlah penduduk Indonesia1. Etnis Tionghoa mampu bertahan dan menetap di Indonesia hingga

saat ini, walaupun banyak hal yang membuat kehidupan mereka terusik. Sekarang mereka

mempunyai sebutan tersendiri yaitu orang Indonesia Tionghoa. Istilah ini digunakan untuk

mengartikan warga negara Indonesia yang mempunyai keturunan Tionghoa.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan Etnis Tionghoa masih sangat menarik bila

dikaji. Dan yang banyak menarik banyak perhatian massa saat dilakukan pengkajian adalah

komunikasi dan partisipasi politik dari Etnis Tionghoa. Karena, mereka merupakan golongan

minoritas yang mempunyai sejarah hidup yang sangat misterius, tertutup dan tragis dari jaman ke

jaman. Mulai dari jaman penjajahan hingga puncaknya pada tragedi 13 Mei 1998.

Saat Indonesia masuk dalam era reformasi etnis tionghoa mulai diberikan kesempatan

untuk berkiprah lebih luas. Tanda kongkritnya adalah muncul banyak organisasi dari etnis

tionghoa. organisasi tersebut merupakan suatu wadah bagi etnis tionghoa untuk bersosialisasi

dan menyampaikan aspirasi mereka. Warga Etnis Tionghoa juga merupakan bagian dari

masyarakat Indonesia. dimana mereka mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan

1

(11)

masyarakat asli lainnya. Dalam hal politik mereka mempunyai hak untuk ikut terjun didalamnya

tanpa ada pembedaan.

Masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan politik dengan kata lain

manusia tidak dapat dipisahkan dari politik. Hal ini juga tidak terkecuali pada Etnis Tionghoa.

Dengan adanya hal ini berarti menandakan bahwa mereka mempunyai peranan yang penting

dalam hal politik di Indonesia.

Komunikasi yang dilakukan akan menimbulkan efek yang nantinya itu berupa partisipasi.

Didalam hal ini tidak menutup kemungkinan adanya komunikasi politik yang ada dalam warga

Etnis tinghoa. Komunikasi politik tidak hanya dilakukan layaknya pada kampanye, tetapi dapat

berupa hal lain yaitu melakukan diskusi politik atau diskusi yang menyangkut dengan kehidupan

negara, kekuasaan, memberikan informasi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Dan Nimmo2 mendefinisikan komunikasi politik adalah proses komunikasi (segala cara

orang bertukar simbol baik dengan cara verbal maupun non verbal) yang melibatkan pesan-pesan

politik yang berhubungan dengan kebijakan, kekuasaan, kehidupan, konflik, negara,dll.

Komunikasi politik dapat diartikan bahwa proses penyampaian pesan dari komunikan

kepada komunikator yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja tidak terbatas oleh subyek

yang menyampaikannya. Pesan disini adalah pesan – pesanyang memuat politik seperti

kekuasaan, kepemimpinan, konflik, kebijakan, protes, kehidupan,dll.

Kini, Indonesia sudah mantap dengan sistem demokrasinya dimana, hal ini telah

dibuktikan dengan selesainya amandemen undang-undang dasar 1945 yang dilakukan pada bulan

2

(12)

Agustus 20023. Kini dalam menyelesaikan segala sesuatunya (konflik) selalu dilakukan proses

komunikasi dengan segala perangkat negara seperti melibatkan birokrat, elit politis serta

teknokrat. Hal ini dilakukan guna menjelaskan atau menyelesaikan konflik yang terjadi dalam

masyarakat agar tidak menimbulkan bias interpretasi yang dapat membingungkan publik.

Dengan melihat pentingnya komunikasi dan partisipasi politik dalam suatu negara maka

peneliti tergelik untuk mengkaji mengenai komunikasi dan partisipasi politik orang Indonesia

Tionghoa yang tergabung dalam perhimpunan INTI cabang Surabaya yang condong pada peran

komunikator orang Indonesia Tionghoa yang tergabung dalam INTI dalam mempengaruhi massa

( orang Indonesia Tionghoa). Ini merupakan Penelitian pertama yang dilakukan pada

perhimpunan INTI yang berkaitan dengan komunikasi politik.

Sistem politik SBY adalah demokrasi yang ditandai dengan kompetisi didalam

memperebutkan dan mempertahankan kekuasaan, partisipasi masyarakat dan adanya jaminan

hak-hak sipil dan politik4. Selain itu salah satu kecenderungan SBY adalah untuk membanguan

pertumbuhan perekonomian negara yang dimana SBY menggandeng banyak pengusaha untuk

ikut membangun dan menstabilkan pertumbuhan ekonomi bangsa5. Dengan melihat kedua hal

tersebut maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian yang berjudul “Komunikasi

Politik Etnis Tionghoa pada Pemerintahan SBY”.

1.2 Rumusan masalah

Dari latar belakang yang telah dituliskan oleh peneliti maka muncul pertanyaan sebagai

berikut :

3

Harsono Suwardi, Demokrasi dan Manajemen Komunikasi(Yogyakarta: GALANG PRESS, 2002), p. 5.

4

Kacung Marijan,Sistem Politik Indonesia :konsolidasi demokrasi pasca orde baru(Jakarta: KENCANA PRESADA MEDIA GROUP, 2010), p. 83.

5

(13)

1. Bagaimana komunikasi politik (komunikator) yang dilakukan oleh Etnis Tionghoa yang

tergabung dalam perhimpunan INTI cabang Surabaya pada periode pemerintahan SBY?

2. Apa bentuk partisipasi politik yang dilakukan oleh Etnis Tionghoa yang tergabung dalam

perhimpunan INTI cabang Surabaya pada periode pemerintahan SBY?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut ;

1. Untuk mengetahui komunikasi politik (komunikator) yang dilakukan oleh Etnis Tionghoa

yang tergabung dalam perhimpunan INTI cabang Surabaya pada periode pemerintahan

SBY.

2. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui bentuk partisipasi yang

dilakukan oleh Etnis Tionghoa yang tergabung dalam perhimpuanan INTI cabang

Surabaya pada periode pemerintahan SBY.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang

akademis. Dimana, penelitian ini akan memberikan tambahan pengetahuan tentang

komunikasi dan partisipasi politik yang dilakukan oleh Etnis Tionghoa yang tergabung dalam

perhimpuanan INTI Surabaya pasca reformasi pada kalangan mahasiswa dan kalangan

umum. Mengingat banyak orang yang menganggap mereka sebagai golongan minoritas.

(14)

Sebagai masukan bagi organisasi atau LSM non Etnis Tionghoa untuk bisa merangkul

dan menghargai keberadaan Etnis Tionghoa yang selama ini hanya dipandang sebelah mata.

Dan memberikan contoh pada organisasi-organisasi Tionghoa yang sejenis untuk bisa lebih

baik dan mempunyai rasa nasionalisme tanpa melihat kesamaan marga dll.

1.5 Tinjauan Pustaka

1.5.1 Komunikasi politik

Komunikasi politik 6adalah suatu kegiatan atau proses penyampaian pesan yang berupa

verbal atau non verbal yang mengandung pesan-pesan mengenai kebijakan, negara, pengambilan

keputusan, dan kekuasaan. Komunikasi politik telah dilakukan oleh siapapun dan dimanapun

tidak membedakan status dan gender.

Contoh paling sederhana komunikasi politik ini dapat kita jumpai dalam perbincangan

dua orang atau sekompok orang yang sedang asik membicarakan kenaikan harga BBM di

warung kopi. Dengan contoh seperti itu maka dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi

politik tidak hanya dilakukan oleh para tokoh politik ataupun hanya pada orang- orang yang

berada dalam parlemen.

1.5.2 Komunikator Politik

Setiap orang boleh berkomunikasi tentang politik, diakui bahwa relatif sedikit orang yang

melakukan hal tersebut secara tetap dan kontinuitas. Mereka yang hanya sedikit tersebut tidak

hanya bertukar pesan politik, tetapi mereka adalah pemimpin dalam proses opini. Mereka

6

(15)

biasanya disebut sebagai komunikator politik7. Bila dibandingkan antara komunikator politik

dengan warga negara pada umunya, komunikator politik lebih bersungguh-sungguh bila

berbicara dan berbuat. Komunikator politik8juga dibedakan menjadi beberapa kelompok seperti,

Politisi, Professional, Aktivis, Tokoh Masyarakat Elite Birokrasi, Penyambung lidah.

1.5.3 Partisipasi politik

Partisipasi politik9 adalah suatu kegiatan warga negara yang bertindak sebagai

pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi

tersebut bisa bersifat individu atau kolektif, terorganisasi atau spontan, mantab atau sporadik,

secara damai atau dengan kekerasan, legal atau illegal, efektif atau tidak efektif.

Partisipasi politik sangat diperlukan oleh negara karena dengannya partisipasi dari

seluruh masyarakatnya akan sangat membantu kondisi pembangunan negara, terutama di negara

berkembang. Lester Milbrath10 Dia mengkategorikan partisipasi politik menjadi 3 tipe yaitu,

Tipe penonton Tipe transisional, Tipe gladiator.

1.5.3 Sejarah Politik Orang Indonesia Tionghoa

Secara historis, Etnis Tionghoa telah diakui sebagai salah satu warga negara Indonesia

sejak zaman penjajahn Belanda. Hal ini dapat dilihat dalam pasal 163 IS11 (Indische

Staatsregeling Wet Van 2 September 1854,Ned.S. 1854-2,S.1855-2.jo.1), yang membagi

penduduk Indonesia dalam 3 golongan penduduk, yaitu : golongan Eropa, golongan Timur Asing

seperti Tionghoa, India, dan Arab, dan golongan pribumi. Pengakuan tersebut telah pula

7

(16)

menyebabkan tindakan – tindakan diskriminatif terutama terhadap Etnis Tionghoa. Hal ini

merupakan tujuan dari penjajah Belanda yang menerapkan politikdevide et impera12atau politik

mempecah belah. Dimana, ketika itu penjajah Belanda mengadu domba antara golongan pribumi

dengan Etnis Tionghoa. Golongan pribumi seolah-olah golongan yang inferior, tidak dipercaya,

tidak jujur, bodoh dan selalu memusuhi Etnis Tionghoa. Sebaliknya, eynis Tionghoa

digambarkan sebagai suatu komunitas yang licik, mau menang sendiri, eksklusif

(mengelompok), kikir, serigala ekonomi dan sebagainya. Dan politik ini dilanjutkan sampai pada

pemerintahan orde baru dibawah pimpinan Soeharto.

Dalam perjalanan hidup orang Indonesia Tionghoa di tanah nusantara mereka sempat

memberikan banyak respon pada negara dan pemerintah, walaupun banyak perilaku yang tidak

sepatutnya yang mereka terima dari banyak kalangan. Sebagaian dari mereka terjun dalam dunia

politik dan ikut memberikan pengaruh pada kebijakan – kebijakan yang akan dikeluarkan oleh

pemerintah saat itu.

Etnis tionghoa mengalami masa – masa yang cukup memprihatinkan hingga

pemerintahan Soeharto. Saat, Indonesia masuk dalam era reformasi etnis tionghoa mendapatkan

sedikit keleluasaan untuk beraktivitas. Dimana, tidak ada lagi perangan untuk agama, budaya,

dan pembatasan aktivitas mereka. dan hal ini diperjelas lagi saat pemerintahan Gus Dur, dimana

saat itu etnis tionghoa sangat dihormati dan dihargai.

1.5.4 Teori Kritis

Teori kritis mencoba mewarnai dunia komunikasi. Pada dasarnya teori kritis tumbuh

untuk melawan keberadaan teori–teori posivistik. Teori kritis bertujuan untuk memperjuangkan

12

(17)

golongan marginal. Teori ini mulai dikembangkan diwilayah Jerman semenjak revolusi Uni

Soviet. Tokoh – tokoh yang mewarnai tumbuhnya teori ini adalah Max, Hokheimer, Adorno,

Herbert Mercuse, dan Jurgen Habermas.

Golongan terdahulu dalam pemikiran kritis Max, Hokheimer, Adorno, Herdert Mercuse

lebih menekankan pemirikaran mereka pada tindakan pembebasan golongan minoritas dari

budaya industri13. Jurgen Habermas adalah salah satu tokoh kritis yang termasyur dikalangan

ilmuan kritis dimasa itu. Habermas lebih bertitik tekan pada teori tentang komunikasi dan

masyarakat. Menurutnya, masyarakat harus mengerti tiga kepentingan utama14 yaitu : kerja,

interaksi, dan power yang merupakan kondisi penting dan tidak terpisahkan dalam kehidupan

masyarakat.

Emansipasi15 telah diperjuangkan oleh Habermas karena dia beranggapan bahwa dengan

emasipasi dapat membebaskan diri dari sebuah situasi yang tidak objektif. Emasimasi ini lebih

condong dilakukan oleh golongan marginal untuk lepas dari ketertindasan. Dan secara gaya

historis, pemikiran Habermas ingin membuka sejarah yang telah ditutupi oleh aliran positivistik

yang menganggap emansipasi tidak perlu karena akibat dari sejarah masa lalu.

Jurgen habermas merumuskan ada dua hal penyebab terjadinya distorsi komunikasi16

yaitu:

a. Di tingkat norma sosial, penindasan normatif, mengurangi fleksibilitas dan refleksi

individual.

b. Tidak mau menerima kritik atau saran.

13

Bernard Raho,Teori Sosiologi Modern(Jakarta: Prestasi Pustakaraya,2002), p. 84

14

Nina Syam,Sosiologi Komunikasi(Bandung:Humaniora,2009), p. 177.

15

George Ritzer and Douglas j.Goodman,Teori Sosiologi Modern(Jakarta: Kencana,2004), p. 189.

16

(18)

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis dan Karakteristik Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian yang menggunakan

paradigma kritis17. paradigma ini melakukan kritik terhadap ketidakadilan sistem yang

didominasi oleh kalangan mayoritas. Paradigma ini sangat cocok dengan penelitian ini karena

dengan menggunakan paradigma ini akan membantu peneliti untuk mengkritisi data yang

ditemukan oleh peneliti. Selain itu, objek yang dipilih oleh peneliti adalah golongan minoritas

(orang Indonesia Tionghoa yang tergabung dalam perhimpunan INTI cabang Surabaya) yang

memang harus mempunyai kejelian untuk mengungkapkan kenyataan.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini sesuai dengan penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti karena penelitian ini akan mengamati realita sosial yang

terjadi dalam kehidupan orang Indonesia Tionghoa dalam dunia politik, khususnya komunikasi

politik dan partisipasi politik. selain itu, dengan menggunakan pendekatan ini pula peneliti dapat

benar-benar mengetahui dan mendapatkan segala jawaban dari semua pertanyaan mengenai

komunikasi dan partisipasi politik orang Indonesia Tionghoa yang tergabung dalam perhimpunan

INTI cabang Surabaya, karena peneliti akan dapat dekat dengan objek penelitiannnya. Sifat dari

penelitian ini adalah ekploratif18. Dengan sifat tersebut peneliti mencoba untuk menggali lebih

dalam mengenai komunikasi dan partisipasi politik etnis tionghoa.

1.6.2 Fokus Penelitian

fokus dalam penelitian ini adalah menjelaskan tentang komunikasi dan partisipasi politik

yang dilakukan oleh warga Etnis Tionghoa yang tergabung dalam perhimpunan INTI Surabaya.

17

Bagong.Suyanto dan Sutinah,Metodologi Penelitian Sosial(Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP), p. 166.

18

(19)

1.6.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian ini hendak dilakukan. Penelitian ini akan

dilaksanakan di:

Nama Instansi : Perhimpuanan Orang Indonesia Tionghoa (INTI) cabang

Surabaya

Alamat : Jalan, Karet no 21-23 Surabaya

Waktu penelitian : Desember 2011–Januari 2012

1.6.4 Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menentukan informan dengan cara teknik

purposive. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi

dari sumber yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Berikut ini, adalah kriteria dari

penentuan informan :

1. Informan atau narasumber merupakan orang keturunan Etnis Tionghoa.

2. Informan atau narasumber merupakan pengurus aktif dalam organisasi perhimpunan

orang Indonesia Tionghoa ( INTI ) cabang Surabaya.

3. Informan atau narasumber mengerti arti dari Komunikasi politik dan partisipasi politik.

4. Informan atau narasumber melakukan aktivitas komunikasi dan partisipasi politik.

5. Informan atau narasumber bersedia untuk menjawab semua pertanyaan yang diberikan

oleh peneliti.

(20)

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

dengan19wawancara mendalam, Dokumentasi, Penelurusan pustaka.

1.6.6 Analisis Data

Data yang dihasilkan selama proses penelitian kualitatif akan diolah dan dianalisis untuk

memudahkan pemaknaan data. Dalam penelitian ini, data akan dianalisis dengan cara20

Transkrip,Open coding, Axial coding,Selective coding.

1.6.7 Keabsahan data

Dalam penelitian ini peneliti akan menilai keabsahan data dengan cara21 triagulasi sumber

data. Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang

berbeda. Untuk memperoleh kebenaran informasi maka peneliti menggunakan cara observasi,

wawancara pada narasumber lain, hasil dokumentasi pribadi, dokumen tertulis, dan catatan

sejarah untuk mengecek kebenaran dari hasil wawancara pada saat penelitian.

19

Ibid., p. 166.

20

Bugin.B,Analisis Data Penelitian Kualitatif(Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2003), p. 127.

21

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, kepuasan memang menjadi variabel yang sangat penting untuk mengukur pemasaran pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan hasil akhir dari pelayanan yang

Antarmuka halaman utama adalah antarmuka yang berisi semua fitur aplikasi yaitu fitur untuk melakukan prediksi lokasi pengguna saat ini yang ditunjukan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran CT-Scan kepala penderita dengan klinis neoplasma intrakranial di Bagian Radiologi FK Unsrat /SMF Radiologi RSUP Prof..

•dan menganut pandangan benar, dan ia melihat bahwa ketika hancurnya jasmani, setelah kematian, ia muncul kembali dalam kondisi menderita, di alam tujuan kelahiran yang

Alhamdulillah, puji syukurkehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsidengan judul: “Pengaruh Kinerja Keuangan dan

Metode teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive - judgement sampling dimana 50 perusahaan dalam daftar perusahaan go publik terbesar

Presentasi diri informan sebagai mahasiswi dan ayam kampus menunjukkan hasil dimana adanya perbedaan dari masing-masing informan dalam mengelola peran dan kesan yang

Untuk melakukan audit yang baik, saya membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari tingkat pendidikan formal.. Selain pendidikan formal, untuk melakukan audit, saya tidak