PREFERENSI PELANGGAN TERHADAP WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh :
TRI SUSWATI NIM. 103051028639
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PREFERENSI PELANGGAN TERHADAP WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh :
Tri Suswati NIM. 103051028639
Di bawah Bimbingan
Dr. Arief Subhan, M.A NIP. 150 262 442
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari
Kamis, tanggal 31 Juli 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 31 Juli 2008
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Murodi, MA Umi Musyarofah, MA
NIP. 150 254 102 NIP. 150 281 980
Anggota,
Penguji I Penguji II
Drs. Study Rizal LK, MA Drs. Wahidin Saputra, MA
NIP. 150 262 876 NIP. 150 276 299
Pembimbing,
Dr. Arief Subhan, MA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 2 Juli 2008
ABSTRAK
TRI SUSWATI, Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id. Skripsi, Jakarta: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Juli, 2008.
Dakwah tidak dapat dipisahkan dengan informasi, karena dakwah merupakan proses penyampaian informasi (pesan dakwah) kepada manusia agar mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dakwah dapat dilakukan dengan berbagai metode dan media, dari yang tradisional hingga modern. Dakwah secara tradisional dilakukan dengan bertatap muka antara da’i dengan mad’u di suatu tempat. Namun, dakwah pada saat ini telah memanfaatkan berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Salah satu media elektronik yang memiliki peluang besar dalam berdakwah adalah dakwah melalui internet.
Internet mampu menjadi media komunikasi massa efektif yang dapat menjangkau hampir seluruh kalangan hingga seluruh dunia. Berdakwah melalui media internet akan menghapus adanya keterbatasan ruang dan waktu tanpa mengurangi makna dan tujuan dari dakwah tersebut. Menurut Onno W. Purbo, internet mungkin bisa menjadi tempat yang paling baik untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah. Seiring dengan munculnya era kebebasan informasi, media internet (website) Islam tumbuh subur. Banyaknya website Islam yang bermunculan menunjukkan adanya kesadaran umat Islam untuk berdakwah melalui media sangat tinggi. Pelanggan (mad’u) mempunyai kekuasaan yang mutlak dalam mengkonsumsi media. Hal ini merupakan tantangan bagi penyedia jasa internet (website) untuk selalu meningkatkan mutu dalam pelayanan sehingga kepuasan pelanggan (mad’u) dapat diwujudkan. Salah satu website Islam yang selalu berusaha untuk menyajikan hal-hal yang menarik sesuai dengan kecenderungan pelanggan (mad’u) adalah website alsofwah.or.id.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi pelanggan (mad’u) terhadap website alsofwah.or.id. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu memberikan gambaran secara sistematis dan faktual mengenai preferensi pelanggan (mad’u) terhadap website alsofwah.or.id dalam bentuk persentase. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode survey, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahhi rabbil’alamin, Seluruh ungkapan penuh kesyukuran
hanyalah bagi Allah SWT Rabb seru sekalian alam. Dengan rahman-Nya,
manusia yang lemah diberi nafas untuk menikmati udara, panca indera yang
sempurna untuk mensyukuri segala yang ada di dunia yang fana, dan akal untuk
berfikir akan segala keagungan-Nya. Dengan rahim-Nya, diberikan hati untuk
mengimani segala sesuatu hanyalah milik-Nya dan akan kembali pada-Nya. Ya
Allah yang menggenggam setiap persoalan hamba-hamba-Nya, pelindung
orang-orang yang bertakwa, hanya kepada-Mu ya Allah tujuan hidup kami, kepada-Mu
kami menyembah dan kepada-Mu tempat kami memohon. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada kekasih-Nya, insan utama yang sempurna
baginda Rasulullah SAW, sebagai suri tauladan kita menuju jalan yang
diridhoi-Nya.
Tidak lupa pula penulis haturkan ucapan terima kasih kepada orang-orang
tercinta yang telah memberikan warna dalam kehidupan penulis, yang banyak
melahirkan goresan warna yang indah di kanvas yang terbingkai dalam kehidupan
penulis. Yang pertama dan utama kepada kedua orang tua ayahanda Sartono dan
ibunda Sadinem, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi kalian berdua dan
memberikan tempat yang terbaik dan terindah di sisi-Nya, jasa-jasa kalian akan
nanda kenang hingga akhir hayat. Dan tidak lupa pula penulis ucapkan terima
kedua keponakanku nan lucu Rana Laily (Nana) dan Nashifa (Shifa) yang selalu
menghibur penulis di saat rutinitas yang melelahkan menghimpit diri.
Ucapan terima kasih yang tiada terhingga juga penulis persembahkan
kepada orang-orang bijak yang ikut andil menggoreskan tinta dalam
lembaran-lembaran kertas kehidupan penulis. Terima kasih kepada yang terhormat Dr.
Murodi, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Ketua jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Umi Musyarrofah, MA selaku Sekretaris
Jurusan, Dr. Arief Subhan, MA selaku pembimbing skripsi penulis, ucapan terima
kasih penulis haturkan pula kepada Dr. Umaimah Wahid selaku Dosen Penasehat
Akademik Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2003.
Tak lupa ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada Ustadz Abu
Bakar, Ustadz Achmad, Ustadz Iwan dan seluruh redaksi website alsofwah.or.id.
Untuk teman-teman jurusan angkatan 2003 terutama team KKN Cipeuteuy 2006.
Terima kasih buat tim sukses dalam penyelesaian skripsi ini, mas Agung yang
telah membuatkan web page untuk penyebaran kuesioner, om Topo, Johan dan
mas Arif yang senantiasa memotivasi penulis dan telah mewarnai hati penulis,
temen-temen Manajemen Pendidikan UNJ angkatan 2004 dan pegawai Dinas
Dikmenti Subdis Darbangdik (Bapak Ujang, Ibu Indra, Ibu Sri, Bapak Mastyan,
Bapak Hollander, Bapak Arwin) serta kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu
. Jakarta, 02 Juli 2008
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL A. Preferensi dan Perilaku Pelanggan ... 15
1....Pengert ian Preferensi Pelanggan ... 15
2.... Faktor-Faktor Preferensi Pelanggan ... 18
3...Pengert
BAB III GAMBARAN UMUM WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID A. Sejarah dan Perkembangan Website ... 39
B. Visi, Misi dan Tujuan ... 42
C. Struktur Organisasi ... 44
D. Menu Website ... 45
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Pelanggan ... 48
B. Faktor-Faktor Preferensi Pelanggan ... 58
C. Preferensi Pelanggan Terhadap Rubrik Website ... 62
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ... 48
2. Tabel 2 Karakteristik Responden Menurut Usia ... 48
3. Tabel 3 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 49
4. Tabel 4 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan ... 50
5. Tabel 5 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendapatan ... 51
6. Tabel 6 Waktu Responden Mengenal Website alsofwah.or.id ... 52
7. Tabel 7 Frekuensi Responden Mengakses Website alsofwah.or.id .... 53
8. Tabel 8 Frekuensi Akses Menu Website alsofwah.or.id ... 54
9. Tabel 9 Alternatif Mengakses Website ... 55
10.Tabel 10 Afiliasi Responden Terhadap Ormas ... 56
11.Tabel 11 Domisili Responden ... 57
12.Tabel 12 Tanggapan Responden Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id ... 58
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dunia sekarang ini sedang dihempasi oleh gelombang ketiga era
informasi. Ketika penderasan kemajuan teknologi di bidang komunikasi
sedang berlangsung dan melibatkan satelit, aplikasi angkasa luar, energi
alternatif, ilmu genetik, bio teknologi, mikro elektronik, serta komputer
sebagai intinya seyogianya disambut oleh generasi muda Islam untuk ikut
bermain dan berperan di dalamnya. Sesuai dengan ayat-ayat yang terkandung
dalam Alquran, cukup banyak isyarat yang menantang tentang penimbaan dan
pemekaran ilmu yang kini seolah-olah direbut oleh golongan non-Islam.1
Informasi dan dakwah tidak bisa dipisahkan. Dakwah merupakan
proses menyeru kepada kebaikan dengan menyampaikan informasi (pesan
dakwah) kepada manusia agar mengikuti perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Dakwah tidak hanya mengajak manusia kepada kebaikan akan
tetapi juga akan berhadapan dengan ajaran-ajaran yang berseberangan, baik
dalam pertarungan informasi ataupun dalam hal lainnya.
Gelombang ketiga era informasi yang ditandai dengan era keterbukaan
memang tidak selalu membawa kepada kebaikan. Ibarat pisau bermata dua, ia
mambawa dampak ganda. Di satu sisi, keterbukaan dapat mencerdaskan
masyarakat dengan alternatif pemikiran yang membawa kepada kemaslahatan.
1
Namun di sisi lain, keterbukaan membawa manusia larut dalam kesenangan
yang bersifat keduniawian.2
Kita dapat melihat dua sisi manusia itu dalam dunia media. Sejak kran
informasi tak lagi dimonopoli oleh kekuatan pemerintah yang menyetel media
dengan sangat ketat, kita menyaksikan bermunculannya media-media yang
beragam. Mulai dari brosur, koran, tabloit, majalah, buku, dan internet. Mulai
dari yang bermanfaat untuk menambah fungsi kehambaan kepada Allah
dengan mensyukuri ilmu sampai kepada yang menghancurkan generasi.3
Aplikasinya dalam dakwah ialah tantangan bagi para da’i untuk tampil
sebagai da’i yang siap berjuang fisabilillah. Karenanya, para da’i seyogianya
menggali khasiat-khasiat yang terkandung dalam berbagai media komunikasi
yang ada, baik media tatap muka, media cetak maupun media elektronik
sebagai suatu media yang mampu menjadi pembawa risalah agama kita amar
ma’ruf nahi munkar, menegakkan keadilan dan kebenaran.4
Dakwah tidak hanya dilakukan secara sederhana tapi mulai
memanfaatkan berbagai macam media. Makna dan tujuan dakwah sedikitpun
tidak akan berkurang jika disosialisasikan melalui berbagai macam media.
Salah satu media yang mempunyai peluang besar berdakwah di era informasi
ini dengan kelebihan yang media tersebut miliki adalah dakwah melalui
internet.
2
Nasrullah, dkk, Geliat Da’wah di Era Baru: Kumpulan Wawancara Da’wah, (Ciputat: Izzah Press, 2001), hal v.
3
Ibid, hal. v.
4
Munculnya jenis-jenis media baru (internet) yang sifatnya semakin
canggih, volume pesan-pesannya semakin besar dan kecepatannya semakin
tinggi, menyebabkan sifat aktualitas dan kedekatan pesannya dengan pihak
penerima (mad’u) di seluruh dunia (proximity) juga kian tinggi. Pengertian
tersebut menyatukan antara kedekatan geografis, sosiologis, kultural, dan
psikologis disatu pihak (da’i) dan khalayak (mad’u) di lain pihak.5
Sementara itu ciri periodesitas (keteraturan waktu terbit) yang selama
ini dimiliki komunikasi massa pers (publisistik pers) sebagai salah satu ciri
khasnya kini tidak lagi berlaku ketika manusia kedatangan jurnalistik baru
yang bernama jurnalistik internet (DotCom Journalism) yang dalam arti
umum sama dengan media on line, web-site, atau situs dalam cyberspace.6
Internet adalah sebuah dunia yang tidak mengenal batas, etika yang
dikenal-pun ethical zero atau tiada etika. Kebajikan dan kebatilan berjalan
secara beriringan di dunia maya. Situs-situs keagaamaan betebaran,
berdampingan dengan mal-mal pornografi yang lebih tua dan lebih besar.
Untuk berpindah medium, cukup dengan sebuah sentuhan: Klik.7
Internet merupakan salah satu media komunikasi massa yang relatif
baru. Karena media massa pada awalnya hanyalah berupa surat kabar,
kemudian berkembang radio, lalu televisi dan sekarang internet. Dengan
memanfaatkan jalur komunikasi, internet mampu menjadi media komunikasi
massa efektif yang dapat menjangkau hampir seluruh kalangan hingga seluruh
5
Abdul Muis, Indonesia di Era Dunia Maya: Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 4.
6
Ibid, hal. 4.
7
Anonimus, Situs Islam: Dakwah dan Jihad, artikel diakses pada 8 April 2007 dari
dunia. Bentuk pengaksesannya pun juga beragam, ada yang menggunakan
komputer, adapula yang menggunakan pesawat televisi dengan menambahkan
peralatan tertentu, bahkan kini internet sudah dapat diakses menggunakan
telepon seluler (handphone). Penetrasi pesan yang disampaikan melalui
internet bisa menjangkau penerima yang cukup luas segmennya.8
Internet merupakan salah satu teknologi yang berkembang sangat
cepat. Saat ini, internet tidak hanya menampilkan teks saja, tetapi juga
gambar, suara dan bahkan video. Sehingga tidak heran bila di abad 21 ini,
hampir semua bidang kehidupan telah memanfaatkan teknologi internet ini.
Menurut Onno W. Purbo, internet mungkin bisa menjadi tempat yang
paling baik untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah. Berbagai forum dan
komunitas menjamur secara aktif mengajak umat untuk bersilaturahim.
Teknologi informasi dan internet telah memudahkan dan memungkinkan
banyak hal, batasan ruang-waktu menjadi nihil. Silaturahim dapat dilakukan
kapan saja. Ukhuwah Islamiyah menjadi lebih berkualitas seiring frekuensi
interaksi bebas hambatan yang dilakukan.9
Fenomena dakwah digital berkembang seiring dengan berkembangnya
teknologi informasi di dunia. Meskipun jumlahnya masih sangat sedikit,
kalangan umat Islam di Indonesia yang menggunakan internet sebagai media
dakwah jumlahnya kian hari kian bertambah.
Teknologi internet akan menimbulkan suatu pola dakwah yang
universal, yaitu integrasi media yang sangat memungkinkan dakwah dapat
8
Zulfikar S. Dharmawan, Islam Virtual: Kebebasan Dunia Islam di Internet, (Ciputat: Mifta, 2004), hal. 63.
9
disebarkan tanpa adanya batasan wilayah, ruang, dan waktu. Cakupan dakwah
akan semakin luas dan pola dakwah dapat berkembang secara dinamis karena
tuntutan manusia modern akan informasi yang selalu up to date.
Seiring dengan munculnya era kebebasan informasi, media internet
(website) Islam tumbuh subur. Karena salah satu faktor keberhasilan dakwah
adalah pemanfaatan media yang sesuai dengan karakteristik masyarakat yang
dihadapinya. Dakwah harus mengubah pola strategi komunikasinya dari yang
konvensional menjadi pola komunikasi yang dibutuhkan oleh masyarakat
informasi saat ini. Bisa jadi bila dakwah tidak mengikuti “selera” dan “irama”
perkembangan dan tuntutan teknologi komunikasi untuk masyarakat
informasi, suatu saat nanti dakwah akan ditinggalkan oleh mad’unya. Pada
dasarnya masyarakat (mad’u) mempunyai kekuasaan yang mutlak dalam
mengkonsumsi media, dalam arti setiap manusia mempunyai kebebasan dalam
memilih media mana yang akan dikonsumsi.10
Banyaknya website Islam yang bermunculan menunjukkan adanya
kesadaran umat Islam untuk berdakwah melalui media sangat tinggi.
Masyarakat (mad’u) dipersilakan untuk memilih website mana yang paling
menarik dan dapat menghilangkan dahaga terhadap pengetahuan keislaman.
Website Islam yang dapat diakses oleh masyarakat (mad’u) kapan saja dan
dimana saja, antara lain: eramuslim.com, myquran.com, alsofwah.or.id,
ukhuwah.or.id, MoslemWorld.co.id, IndoHalal.com, kafemuslimah.com,
dudung.net, infopalestina.com, hidayatullah.com.
10
Website Islam yang telah banyak bermunculan bagai jamur di musim
hujan menganggap bahwa kepuasan yang didapatkan oleh pelanggan (mad’u)
merupakan hal yang penting dalam perkembangan dakwahnya. Hal tersebut
merupakan suatu tuntutan bagi penyedia jasa internet (website) untuk
mengutamakan mutu dan kualitas sajian kepada pelanggan (mad’u). Sehingga
website ini selalu berusaha untuk menyajikan hal-hal yang menarik sesuai
dengan kecenderungan pelanggan (mad’u).
Salah satu yayasan dakwah yang memiliki website sebagai media
dakwahnya adalah yayasan Al Sofwa dengan alamat www.alsofwah.or.id.
Redaksi website senantiasa berusaha untuk menarik perhatian pelanggan
(mad’u) dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan (mad’u).
Selain untuk menarik perhatian dan memberikan kepuasan kepada pelanggan,
mereka bertujuan agar pesan dakwah yang disampaikan melalui internet dapat
diterima oleh pelanggan (mad’u) dengan baik.
Usaha yang dilakukan oleh redaksi alsofwah.or.id salah satunya
melalui variasi rubrik yang ditawarkan pada website. Rubrik tersebut antara
lain: buletin, doa, fatwa, quran, hadits, kisah, tarikh, konsultasi, materi KIT.
Salah satu rubrik yang memberikan ruang bagi pelanggan untuk berkonsultasi
tentang ilmu dan hukum Islam adalah rubrik Konsultasi, sedang rubrik materi
Kajian Islam Terpadu (KIT) merupakan materi dalam program KIT yang
diselenggarakan oleh yayasan Al Sofwa dalam menyebarkan ilmu Islam ke
dari program KIT tersebut tidak hanya yang berdomisili di Indonesia saja akan
tetapi juga ada yang berdomisili di Singapura, Afrika, Malaysia.
Sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas, skripsi ini
mengangkat judul: “Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id”.
Pembatasan dan Perumusan Masalah Pembatasan Masalah
Untuk memberikan gambaran yang lebih terarah dalam penelitian ini,
karena mengingat luasnya pembahasan tentang website Islam maka penulis
membatasi permasalahan yang akan diteliti. Subjek penelitian ini adalah
website alsofwah.or.id, sedang objek penelitian ini adalah preferensi
pelanggan website alsofwah.or.id.
Perumusan Masalah
Dengan batasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti, yaitu:
Bagaimana karakteristik pelanggan website alsofwah.or.id?
Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website
alsofwah.or.id?
Bagaimana preferensi pelanggan terhadap rubrik website alsofwah.or.id?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah:
Mengetahui karakteristik pelanggan website alsofwah.or.id.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap
website alsofwah.or.id.
Mengetahui preferensi pelanggan terhadap rubrik website alsofwah.or.id.
Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Dapat memberikan kontribusi dan memperkaya khazanah keilmuan
komunikasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi tentang dakwah melalui
situs Islam serta menambah kajian dakwah tentang media.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya
dalam upaya penambahan wacana dan wawasan tentang media dakwah
dengan memanfaatkan website Islam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dan peluang bagi pengemban dan pengembang
dakwah tentang dakwah melalui website Islam serta memberikan motivasi
bagi praktisi dakwah dalam mengembangkan dakwah melalui media
D. Tinjauan Pustaka
Setelah melakukan tinjauan pustaka ke perpustakaan utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terdapat beberapa skripsi yang berkaitan dengan topik
pembahasan dalam skripsi ini, yaitu:
1. “Aplikasi Perencanaan pada Website alsofwah.or.id” hasil penelitian Cici
Widiawati – 101053022680 Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas
Dakwah dan Komunikasi yang meneliti tentang aplikasi perencanaan
menu pada website alsofwah.or.id dan manajemen dalam pengelolaan
website.
2. “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Restoran McDonald’s
Indonesia” hasil penelitian Abdul Husyein – 101092123382 Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian/Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi yang meneliti
tentang karakteristik dan preferensi konsumen terhadap restoran
McDonald’s serta implikasi bauran pemasaran restoran McDonald’s
Cabang Mampang.
3. “Preferensi dan Perilaku Nasabah Terhadap Pegadaian Syariah (Studi
Kasus Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika)” hasil penelitian Tuti
Alawiyah – 101046122323 Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas
Syariah dan Hukum yang meneliti tentang hubungan antara preferensi dan
perilaku nasabah terhadap pelayanan sistem operasional.
Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya adalah objek penelitiannya yaitu pelanggan suatu website. Penulis
bawah suatu yayasan dakwah yaitu Yayasan Al-Sofwa yang memiliki
program-program dakwah secara kontinue melalui pendidikan, kegiatan sosial
serta website ini.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
terhadap pelanggan website alsofwah.or.id dengan menggunakan pendekatan
deskriptif yaitu menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, serta sifat-sifat, karena peneliti bertujuan untuk
menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat
penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.11
2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan (mailing list)
yang secara rutin mengakses website alsofwah.or.id selama penelitian
berlangsung yang berjumlah 627 pelanggan, sedangkan sampel pada
penelitian ini berjumlah 64 pelanggan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Simple Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota
populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan)
dalam anggota populasi tersebut.12 Sesuai buku metodologi penelitian
karangan Suharsimi Arikunto bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100
lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
11
Alimuddin Tuwu (Pen), Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UI Press, 1993), hal. 71.
12
populasi. Sedangkan, jika jumlah subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil
antara 10-15% dan 20-25%.13 Hal ini juga telah dipertimbangkan dengan
keterbatasan penulis akan waktu, tenaga, dan dana.
3. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer maupun data sekunder.
a. Sumber data primer adalah data yang didapatkan langsung dari
responden (pelanggan) website alsofwah.or.id yang dipilih dengan
penyebaran angket (kuesioner) melalui web page (halaman web).
Data juga diperoleh melalui wawancara. Wawancara adalah metode
pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara dua orang atau lebih
secara langsung.14 Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data dan
informasi yang objektif. Wawancara dilakukan terhadap pengurus
yang terkait dengan subjek penelitian.
b. Sumber data sekunder adalah data yang didapatkan dari
dokumen-dokumen lembaga dan literatur-literatur yang relevan dengan
penelitian ini.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kantor website alsofwah.or.id yang
beralamat di Jalan Raya Lenteng Agung Barat No. 35 Jakarta Selatan 12810.
Adapun pelaksanan penelitian dilakukan selama Juli 2007 s.d. Januari 2008.
5. Teknik Pengumpulan Data
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 112.
14
Teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang
mendukung dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang berhubungan
dengan masalah penelitian.15 Adapun jenis pertanyaan yang diajukan adalah
pertanyaan tertutup yaitu tidak memberikan kesempatan kepada responden
untuk memberikan jawaban selain jawaban yang telah ditentukan.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema seperti yang disarankan oleh data.16
Teknik pengukuran menggunakan skala Likert.17 Skala ini disebut juga
sebagai method of summated ratings karena nilai peringkat setiap jawaban
atau tanggapan dijumlahkan sehingga menjadi nilai total. Skala ini terdiri atas
sejumlah pertanyaan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap suatu objek
tertentu atau menunjukkan ciri tertentu yang akan diukur. Dengan skala
Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolok untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
15
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2004), hal. 65.
16
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 103.
17
Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dalam penelitian ini berupa
kata-kata:
a. Sangat setuju a. Sangat sering
b. Setuju b. Sering
c. Ragu-ragu c. Kadang-kadang
d. Tidak setuju d. Hampir tidak pernah
e. Sangat tidak setuju e. Tidak pernah18
Untuk mengurangi kecenderungan responden menjawab pilihan
ragu-ragu atau kadang-kadang, maka pada penelitian ini pilihan jawaban ragu-ragu-ragu-ragu
atau kadang-kadang sengaja tidak diberikan sebagai alternatif jawaban bagi
responden.
Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini akan
diklasifikasikan berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan sub-bab
permasalahan yang telah dibuat berdasarkan analisis variabel serta dianalisa
untuk mengungkapkan pokok-pokok masalah yang telah diteliti sehingga
dapat diperoleh suatu kesimpulan. Dari hasil penelitian dibuat tabel frekuensi
relatif untuk setiap kategori dengan langsung dibuat persentase, sehingga akan
langsung diketahui jumlahnya (sesuai proporsi jawaban dan jumlah sampel)
dengan rumus:19
F
P = X 100% N
18
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2003), hal. 107.
19
Dimana: P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah Sampel
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku
pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for
Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN KONSEPTUAL
Bab ini menjelaskan tentang perilaku dan preferensi pelanggan,
dan konsep internet sebagai media dakwah.
BAB III : GAMBARAN UMUM WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID
Bab ini menggambarkan tentang sejarah dan perkembangan
website, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, dan menu
website alsofwah.or.id.
Bab ini menjelaskan tentang karakteristik pelanggan website
alsofwah.or.id, faktor-faktor preferensi pelanggan, dan
preferensi pelanggan terhadap rubrik website alsofwah.or.id.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dalam hasil
BAB II
TINJAUAN KONSEPTUAL
A. Preferensi dan Perilaku Konsumen (Pelanggan)
1. Pengertian Preferensi Pelanggan
Perkembangan dalam dunia usaha memaksa perusahaan-perusahaan
untuk mengerahkan kemampuannya dalam memasarkan produk maupun
jasanya. Dengan banyaknya barang dan jasa yang berada di pasar
mengakibatkan persaingan yang ketat diantara perusahaan. Setiap perusahaan
dituntut harus dapat memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage)
yaitu keunggulan yang dimiliki suatu perusahaan dibandingkan dengan
pesaing yang bersumber dari dua hal pokok, yaitu diferensiasi dan
kepemimpinan biaya (cost leadership).20
Untuk dapat bersaing perlu pemasaran yang baik. Pemasaran adalah
proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi,
serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.21 Para pemasar
menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan
dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran
20
Michael E. Porter, Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul, (Jakarta: Erlangga, 1998), hal. 3.
21
(marketing mix) atau “4P”, yaitu : produk (product), harga (price), tempat atau
distribusi (place) dan promosi (promotion).22
Produk atau jasa merupakan variabel pemasaran yang paling mendasar
dari bauran pemasaran karena produk atau jasa merupakan penawaran nyata
oleh perusahaan kepada pasar. Keputusan yang berkaitan dengan variabel
produk (jasa) dapat dijadikan instrumen oleh perusahaan dalam kegiatan
pemasaran produk atau jasanya untuk mengkomunikasikan variabel produk
yang sesuai di mata konsumen, sehingga akan menimbulkan persepsi tertentu
pada konsumen yang mengkonsumsi produk atau jasa tersebut. Salah satu
keputusan variabel produk (jasa) yang penting adalah keputusan mengenai
atribut produk (jasa), yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk
(product features), dan desain (design).23
Dalam melaksanakan suatu proses pengambilan keputusan pembelian,
biasanya konsumen akan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Pengenalan Masalah
Proses membeli atau mengkonsumsi dimulai dengan pengenalan
masalah atau kebutuhan. Konsumen menyadari suatu perbedaan antara
keadaan sebenarnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu
dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam maupun dari luar dirinya.
Para pemasar perlu mengenal faktor-faktor yang dapat menggerakkan
kebutuhan atau minat konsumen.
2. Pencarian
22
Ibid, hal. 448.
23
Setelah mengenal kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan
mencari informasi lebih lanjut atau mungkin tidak. Jika dorongan
konsumen adalah kuat dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu
tersedia, konsumen akan mencari objek itu.
3. Evaluasi Alternatif
Setelah melalui tahap pencarian informasi, konsumen akan
menghadapi sejumlah merk yang dapat di pilih. Pemilihan alternatif ini
mulai dari suatu proses evaluasi alternatif tertentu.
4. Keputusan Pembelian
Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk
pilihan mereka diantara merk yang tergabung dalam perangkat pilihan.
Konsumen mungkin juga membentuk suatu pilihan untuk membeli dan
cenderung membeli merk yang disukainya.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk atau menggunakan suatu jasa,
konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
Tugas pemasar belum selesai setelah produk dibeli atau jasa digunakan
oleh konsumen, namun akan terus berlangsung hingga periode waktu
pasca pembelian.24
Setelah melakukan pembelian (penggunaan) pertamanya konsumen
akan menilai apakah produk (jasa) yang telah dibeli memuaskan atau tidak.
Penilaian ini akan mempengaruhi perilaku pasca pembeliannya. Jika
24
konsumen merasa puas atas produk (jasa) yang dibelinya, maka kemungkinan
besar mereka akan melakukan pembelian ulang (repeat buying) atas produk
(jasa) yang sama. Suatu repeat buying yang selalu memuaskan dan dianggap
mempunyai nilai tambah oleh konsumen akan membuat konsumen semakin
menggemari dan mempunyai preferensi terhadap produk (jasa) tersebut.
Persepsi yang sudah mengendap dan melekat dalam pikiran akan
menjadi preferensi. Preferensi konsumen adalah sikap konsumen memilih
suatu produk (jasa) dari merk tertentu dan bukan merk yang lainnya sebagai
akibat dari adanya kepuasan menggunakan merk tersebut di masa lalu atau
suatu proses seseorang dalam memilih suatu informasi yang lebih disukainya.
Preferensi pelanggan dapat diartikan derajat kesukaan (kecenderungan)
seseorang terhadap suatu objek tertentu. Preferensi pelanggan dalam kaitannya
dengan penelitian ini adalah kesukaan seseorang terhadap website
alsofwah.or.id.
2. Faktor-Faktor Preferensi Pelanggan
Atribut produk (jasa) atau faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
(pelanggan) merupakan unsur-unsur produk yang di pandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian
(penggunaan). Atribut produk sangat berpengaruh terhadap reaksi pelanggan
terhadap suatu produk (jasa). Atribut produk merupakan salah satu faktor
produk yang menentukan tinggi rendahnya nilai dari suatu produk (jasa) yang
di rancang oleh perusahaan.25
25
Sementara itu Stores menyatakan bahwa “product attributes for its
consumer value propositions : price, fashion, and quality,” yang artinya
atribut produk dapat mengidentifikasikan tiga tujuan sebagai atribut utama
untuk proposisi nilai pelanggan, yaitu harga, model (desain) dan mutu
(kualitas). Atribut produk (jasa) antara satu jenis produk (jasa) dengan jenis
produk (jasa) lainnya mungkin berbeda, karena atribut produk juga dapat
memberikan suatu ciri tertentu dari suatu produk (jasa).26
Atribut produk meliputi merk, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan
dan sebagainya, jika atribut tersebut dijadikan faktor yang mempengaruhi
konsumen (pelanggan) dalam mengakses suatu website maka atribut merk
meliputi : kecepatan akses (loading), isi pesan dakwah, bahasa yang
komunikatif. Atribut jaminan (garansi) terdiri dari : sumber dapat dipercaya,
informasi yang up to date. Atribut pelayanan meliputi : variasi rubrik yang
lengkap, pelayanan redaksi yang memuaskan, respon terhadap masukan,
materi yang selalu di up date, sedangkan atribut kemasan adalah desain
tampilan yang menarik.
3. Pengertian Perilaku Pelanggan
Istilah perilaku pelanggan banyak digunakan dalam ilmu-ilmu sosial,
karena ia berkaitan erat dengan manusia sebagai objek studi. Pengertian
perilaku pelanggan sering disamakan dengan pengertian perilaku pembeli.
Perilaku pelanggan mengarah kepada perilaku orang yang akan menggunakan
26
suatu produk melalui proses pertukaran. Sedangkan perilaku pembeli adalah
perilaku orang yang membeli suatu produk melalui proses pertukaran.27
Menurut Engel dan kawan-kawan perilaku konsumen (pelanggan)
adalah suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi
serta menghabiskan produk dan jasa termasuk proses kepuasan yang
mendahului dan menyusuli tindakan tersebut.28 Dalam perkembangannya, para
ahli telah menetapkan bahwa perilaku konsumen (pelanggan) adalah suatu
proses yang terjadi tidak hanya pada saat proses pertukaran antara uang di
tangan dengan barang atau jasa, tetapi juga termasuk hal-hal yang
mempengaruhi konsumen sebelum, saat, dan sesudah proses pembelian.29
American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen
(pelanggan) sebagai interaksi dinamis antara afektif dan kognitif, perilaku dan
lingkungan saat manusia melakukan aspek-aspek dalam pertukaran dalam
hidup mereka. Menurut Kotler, bidang ilmu perilaku konsumen mempelajari
bagaimana individu, kelompok, dan orang memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan barang, jasa, ide, atau pengalaman yang bertujuan memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka.30
Untuk memahami pelanggan (konsumen) dan mengembangkan strategi
pemasaran yang tepat harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi),
mereka rasakan (afektif), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta
27
Solomon dalam Ferrinadewi E dan Darmawan D, Perilaku Konsumen: Analisis dan Model Keputusan, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2004), hal. 53.
28
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), hal. 49.
29
Solomon, Perilaku Konsumen: Analisis dan Model Keputusan, hal. 53.
30
dimana (kejadian sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan pelanggan (konsumen).31
4. Faktor-Faktor Perilaku Pelanggan
Seorang pelanggan (konsumen) di dalam memperoleh jasa atau barang,
tidak hanya ingin memiliki barang atau jasa, tetapi ada faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seorang pelanggan (konsumen), yaitu:32
a. Kebudayaan
Pengaruh kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling mendasar
dari keinginan dan perilaku seseorang. Faktor ini dipengaruhi oleh kelompok,
keagamaan, nasionalisme, ras, letak geografis.
b. Kelas sosial
Ada empat hal yang mendasar timbulnya kelas sosial di masyarakat,
yaitu:
1) Kekayaan
2) Kekuasaan
3) Kehormatan
4) Tingkat penguasaan ilmu pengetahuan
31
Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hal. 3.
32
c. Kelompok referensi33
Kelompok referensi bagi seseorang akan memberikan pengaruh baik
langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Kelompok yang memberikan pengaruh langsung terdiri dari dua yaitu primer
dan sekunder.
Kelompok primer adalah kelompok yang didalamnya terjalin interaksi
yang berkesinambungan dan cenderung bersifat informal. Contohnya:
keluarga, kawan, tetangga, dan rekan kerja. Kelompok sekunder adalah
kelompok yang didalamnya kurang terjalin interaksi yang berkesinambungan
dan cenderung formal, seperti: organisasi keagamaan, himpunan profesi.
d. Faktor pribadi
Yang mempengaruhi faktor ini adalah:
1) Umur dan tahapan dalam siklus hidup
Perilaku seseorang dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.
Orang dewasa biasanya mengalami perubahan tertentu ketika mereka
menjalani hidupnya.
2) Pekerjaan
3) Ekonomi
Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan, dan hartanya.
4) Gaya hidup
33
Gaya hidup seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan
lingkungan, juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang.
5) Kepribadian
Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari
setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif
konsisten.
Selain faktor-faktor tersebut, perilaku yang terbentuk dari seseorang
dipengaruhi juga oleh persepsi. Persepsi merupakan proses pengenalan,
pemilihan, pengorganisasian, dan penginterpretasian berbagai stimulus ke
dalam aspek psikologis. Dalam manajemen pemasaran, persepsi adalah proses
seseorang dalam melihat, mengorganisasi, dan menginterpretasikan informasi
untuk mendapat gambaran yang berarti mengenai stimulus berupa bentuk
produk, kemasan, harga, pelayanan, kemudahan yang diperolehnya, serta
berbagai usaha bauran pemasaran lainnya.34
B. Internet Sebagai Media Dakwah
1. Pengertian Internet
Internet menjadi sumber informasi alternatif di samping media-media
konvensional yang ada. Sebelum internet lahir, berita aktual tercepat yang bisa
kita akses adalah televisi atau radio. Internet merupakan akronim dari
international connection networking. International berarti seluruh dunia;
connection berarti hubungan komunikasi; dan networking adalah jaringan. Jadi
34
dapat dikatakan bahwa internet adalah sistem jaringan komunikasi yang
terhubung di seluruh dunia.35
Senada dengan pengertian di atas, M. R. Wijela mengungkapkan
bahwa internet berasal dari kata interconnection networking. Inter akronim
dari kata international berarti seluruh dunia, connection berarti hubungan dan
networking adalah jaringan komputer pribadi.36 Begitu pula yang diungkapkan
oleh Daryanto yang menjelaskan bahwa :
Internet dari segi bahasa merupakan akronim dari dua kata dalam
bahasa Inggris yaitu international network. Kata international berarti
international dan kata network berarti jaringan, sehingga international
network dapat diartikan jaringan internasional.37
Internet dapat diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Jika
dulu internet hanya dapat diakses melalui komputer yang terkoneksi dengan
jaringan, namun sekarang ini internet dapat diakses melalui handphone. Dalam
hal ini komputer yang dahulunya stand alone dapat berhubungan langsung
dengan host-host atau komputer-komputer lainnya.38 Seperti yang
diungkapkan oleh Mac Bridge tentang internet :
“The internet is an open world-wide communications network, linking
countless thousands of computer networks, through a mixture of
private and public telephone line”. Jadi internet adalah jaringan
komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan
35
Brosur Internet, Serba-Serbi Internet, (Jakarta: PT Bitnet Komunikasindo, 1999), hal.1.
36
Michael R. Wijela, Kursus Kilat 24 Jurus Internet Eksplorer 3, (Jakarta: PT Dinastindo, 1997), hal. 2.
37
Daryanto, Memahami Kerja Internet, (Bandung: Yrama Widya, 2004), hal. 22.
38
komputer melalui sambungan telepon umum maupun pribadi
(pemerintah maupun swasta).39
Internet adalah kumpulan komputer antar wilayah dan wilayah lainnya
yang terkait dan saling berkomunikasi, dimana keterkaitan dan komunikasi ini
diatur oleh protokol. Internet adalah media komunikasi yang menggunakan
sambungan seperti halnya telepon, yang tentunya disambungkan dengan
komputer serta modem. Namun, berbeda dengan telepon yang komunikasinya
harus dilakukan dengan oral dan dilaksanakan secara bersamaan atau
simultan, maka pada internet komunikasi yang dilakukan umumnya tertulis
tanpa perlu dilakukan secara bersamaan antara pengirim dan penerima
pesan.40
Internet bagaikan sebuah kota elektronik yang sangat besar di mana
setiap penduduk memiliki alamat (internet address) yang dapat untuk berkirim
surat atau informasi. Jika penduduk ingin berkeliling kota, cukup dengan
menggunakan komputer sebagai kendaraan. Jaringan jalannya bertumpu di
atas sarana atau media telekomunikasi, jalur lambatnya menggunakan line
telepon, dan jalur cepatnya bisa menggunakan leased line (talian sewaan) atau
ISDN (pasopati). Inilah yang disebut sebagai “global village” atau
perkampungan sejagat.41
Internet merupakan jaringan komputer yang sangat besar, terdiri atas
jaringan-jaringan kecil yang terkoneksi hingga dapat menjangkau ke seluruh
39
Mac Bridge, The Internet, (United Kingdom, 1996), hal. 1.
40
Gatot Subroto, Internet Sebagai Sumber Belajar Anak dan Keluarga, artikel diakses pada 8 April 2007 dari http://www.pustekkom.go.id/teknodik/t7/7-11.htm.
41
dunia. Para pemakai yang berpengalaman di internet disebut net surfer
(penjelajah internet) – berkelana di jaringan, mencari luapan informasi secara
gratis. Penjelajah ini merupakan generasi pertama di abad digital yang telah
kita saksikan di televisi dan video games, komputer, dan bulletin board.42
Dengan menggunakan internet, manusia dapat mengakses informasi
dari seluruh dunia dalam waktu yang cukup singkat. Sesuai yang dikatakan
oleh Lani Sidharta bahwa internet adalah sumber daya informasi yang
menjangkau seluruh dunia. Sumber daya informasi tersebut sangat luas dan
sangat besar sehingga tidak ada satu orang, satu organisasi, atau satu negara
yang dapat menanganinya sendiri. Kenyataannya, tidak ada satu orang yang
mampu memahami seluruh seluk-beluk internet.43
Internet merupakan kesamaan yang paling dekat dengan konsep
“information superhighway”. Internet adalah network of network yang
menghubungkan komputer yang sekaligus mempunyai kesempatan untuk
melakukan perubahan besar dengan pihak lain.44
Dari beberapa pengertian tentang internet di atas dapat disimpulkan
pengertian internet adalah kumpulan jaringan dari jaringan komputer di
seluruh dunia yang saling berkomunikasi. Namun demikian, tidak tepat jika
hanya membayangkan internet sebagai sekedar jaringan komputer. Jaringan
komputer hanyalah medium yang membawa informasi. Daya guna internet
terletak pada informasi itu sendiri bukan pada jaringan komputer.
42
Steve Brown, Internet Lewat Mosaic dan WWW, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1995), hal. 1.
43
Lani Sidharta, Internet: Informasi Bebas Hambatan 2, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1996), hal. xiii.
44
Internet sebagai sumber daya informasi yang berorientasi ke manusia.
Internet memberi kesempatan pada pemakai di seluruh dunia untuk
berkomunikasi dan memakai bersama sumber daya informasi. Anda dapat
berkomunikasi dengan pemakai lain di seluruh dunia dengan mengirim dan
menerima electronic mail (e-mail) atau dengan membentuk hubungan dengan
komputer lain dan memasukkan pesan-pesan dari dan ke komputer tersebut.
Anda dapat memakai bersama sumber daya informasi dengan berpartisipasi
dalam kelompok diskusi atau dengan menggunakan program-program dan
sumber daya informasi yang tersedia secara gratis.
2. Sejarah Internet di Indonesia
Internet berawal dari ide bagaimana bisa memindahkan data melalui
perangkat komputer. Salah satu ide yang cukup terkenal sekitar tahun 1940-an
adalah dari Vannevar Bush, seorang doktor dari Massachusetts Institute of
Technology. Beliau mencetuskan alat yang diberi nama memex, yaitu alat yang
bisa digunakan oleh setiap orang dengan kemampuan untuk menyimpan buku,
kumpulan berkas, dan dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama
alat itu. Memex, seperti layaknya suatu perangkat rumah lainnya, ia dapat
ditempatkan di mana saja dengan adanya perangkat tambahan untuk membaca
dan mengaturnya.45
45
Keberadaan internet tersebut diawali dengan kebutuhan peningkatan
kecepatan arus informasi antara staf militer Amerika Serikat pada masa
Perang Dingin. Dalam suasana Perang Dingin, DARPA (Department of
Defense Advanced Research Projects Agency) atau yang lebih dikenal
Pentagon berpendapat bagaimana menghadapi bahaya bilamana sebuah unit
terputus hubungan dengan unit induk.46 Mereka mengembangkan perangkat
komunikasi dengan kemampuan mengirim dan menerima berbagai data dan
informasi secara terpadu dan terintegrasi. Ini diwujudkan dalam bentuk
jaringan komputer dengan jangkauan area yang luas.47
Salah satu yang dilahirkan dari ARPA (Advanced Research Projects
Agency) adalah ARPANET (“ibu internet”). ARPANET merupakan jaringan
yang menghubungkan beberapa komputer dari tempat yang berbeda sebagai
bentuk realisasi jaringan komunikasi antarkomputer secara luas atau disebut
wide area network.48
Menurut Onno W. Purbo, perkembangan internet di Indonesia dimulai
dengan diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang
berada di luar negeri pada tahun 1989-1990-an. Salah satu tempat diskusi yang
terkenal adalah [email protected].49
Berawal dari mailing list pertama di janus diskusi-diskusi antar
teman-teman mahasiswa Indonesia diluar negeri pemikiran alternatif beserta
46
Sulistyo Basuki, Dasar-Dasar Teknologi Informasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1998), hal. 6.28.
47
Rijan Tosin dan Catur Meiwanto, e-Commerce di Internet, (Jakarta: Dinastindo, 2000), hal. 12.
48
Sidharta, Internet: Informasi Bebas Hambatan 2, hal. 5.
49
kesadaran masyarakat ditumbuhkan. Pola mailing list ini ternyata terus
berkembang dari sebuah mailing list legendaris di janus, akhirnya menjadi
sangat banyak sekali mailing list Indonesia terutama di host oleh server di ITB
& egroups.com. Mailing list ini akhirnya menjadi salah satu sarana yang
sangat strategis dalam pembangunan komunitas di internet Indonesia.50
Berawal dari implementasi menggunakan jaringan packet radio
sederhana 1200bps bahkan sebagian menggunakan walkie talkie antar
universitas khususnya di Bandung & Jakarta pada tahun 1992 yang awalnya
dimotori oleh BPPT (IPTEK-NET), UI, LAPAN & ITB. Saat ini (hanya
beberapa tahun kemudian) telah berkembang menjadi jaringan yang lebih
profesional yang melibatkan peralatan satelit, fiber optic pada kecepatan
2Mbps.51
Berbagai terobosan teknologi telekomunikasi terus dikembangkan
khususnya oleh ITB dan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional). Terobosan tersebut antara lain menghasilkan, jaringan komunikasi
data melalui satelit berkecepatan 2Mbps tingkat Asia Pasifik, jaringan
komunikasi data tanpa kabel menggunakan teknologi Code Division Multiple
Access (CDMA) 2Mbps yang merupakan teknologi Metropolitan Area
Network (MAN) murah untuk aplikasi dalam kota (radius 15 km). Belum lagi
terobosan teknologi satelit Low Earth Orbit (LEO) Microsat yang
50
Anonimus, Sejarah Internet Indonesia, artikel diakses pada 10 April 2007 dari
www.wikipedia.org.
51
Onno W. Purbo, Sejarah Internet di Indonesia, artikel diakses pada 10 April 2007 dari
memungkinkan untuk memberikan akses data bagi daerah-daerah terpencil
menggunakan stasiun bumi.52
Terobosan yang mendasar dibangun di ITB dengan di instalasinya
sebuah stasiun bumi Ku-Band di ITB untuk akses langsung ke Internet
berkecepatan 2Mbps. Aktifitas ini merupakan bagian dari percobaan Asia
Internet Interconnection Initiatives (AI3) bagian dari Asia Pacific Information
Infrastructure (APII). Akses internet pada kecepatan tinggi ini memungkinkan
untuk melakukan berbagai percobaan untuk internet generasi mendatang yang
memungkinkan transmisi video conference & berbagai aplikasi multimedia
secara murah.53
Indonesia secara resmi bergabung ke internet sejak tahun 1993, dengan
mendapat ccTDL (Country Code Top Level Domain) ID. Kode ccTDL ini
adalah pengenal situs di internet, di mana Indonesia mendapat kode ID. Saat
itu yang menjadi pemegang utamanya adalah RMS Ibrahim. Kemudian,
administrasi penamaan di Indonesia diurus oleh lembaga yang dikenal sebagai
IDNIC (http://www.idnic.net.id). Lembaga ini bertanggung jawab terhadap
pendaftaraan semua nama domain yang berakhiran ID, seperti net.id, co.id,
web.id.54
Sebelumnya, untuk mengunjungi situs-situs yang berada di Indonesia,
jalur data yang ditempuh harus memutar ke luar negeri terlebih dahulu,
kemudian kembali ke dalam negeri. Untuk mengantisipasi masalah tersebut,
dilakukan pembuatan IIX (Indonesia Internet Exchange), yaitu jaringan antar
52 Ibid.
53 Ibid.
54
ISP (Internet Service Provider) di Indonesia. Hal ini meningkatkan kecepatan
akses situs-situs di Indonesia secara cukup signifikan.55
Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan internet di Indonesia dapat
di lihat di beberapa artikel di media cetak. Inspirasi tulisan-tulisan awal
Internet Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir radio khususnya di
Amatir Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986. Bermodal pesawat Transceiver
HF SSB Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama dengan komputer Apple
II milik Onno W. Purbo. Belasan anak muda ITB seperti Harya
Sudirapratama, J. Tjandra Pramudito, Suryono Adisoemarta, serta Onno W.
Purbo, berguru pada para senior amatir radio seperti Robby Soebiakto,
Achmad Zaini, Yos, di band 40m. Robby Soebiakto merupakan pakar diantara
para amatir radio di Indonesia khususnya untuk komunikasi data packet radio
yang kemudian di dorong ke arah TCP/IP. Teknologi packet radio TCP/IP
yang kemudian di adopsi oleh BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian
menjadi tumpuan PaguyubanNet di tahun 1992-1994. Robby Soebiakto
menjadi koordinator IP pertama dari AMPR.ORG (Amatir Packet Radio
Network) yang di internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132.
Sejak tahun 2000, AMPR.net Indonesia di koordinir oleh Onno W. Purbo.
Koordinasi dan aktifitas-nya mengharuskan seseorang untuk menjadi anggota
ORARI dan di koordinasi melalui mailing list ORARI, seperti,
55
Ibid, hal. 19.
56
RMS Ibrahim (biasa dipanggil Ibam) motor dibalik operasional-nya
Internet di UI. RMS Ibrahim pernah menjadi operator yang menjalankan
gateway ke internet dari UI yang merupakan bagian dari jaringan universitas
di Indonesia UNINET. Protokol UUCP yang lebih sederhana daripada TCP/IP
digunakan untuk mentransfer e-mail & newsgroup.57
Pada tahun 1995-an, ITB memperoleh sambungan leased line
14.4Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian dari IPTEKNET serta akses
internet tetap diberikan secara cuma-cuma kepada rekan-rekan yang lain.
September 1996 merupakan tahun peralihan bagi ITB, karena keterkaitan ITB
dengan jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3)
sehingga memperoleh bandwidth 1.5Mbps ke Jepang yang terus ditambah
dengan sambungan ke TelkomNet & IIX sebesar 2Mbps. ITB akhirnya
menjadi salah satu bagian terpenting dalam jaringan pendidikan di Indonesia
yang menamakan dirinya AI3 Indonesia yang mengaitkan lebih dari 25
lembaga pendidikan di Indonesia.58
Pada tahun 1994-an mulai beroperasi IndoNet yang dipimpin oleh
Sanjaya. IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia pada waktu itu
pihak POSTEL belum mengetahui tentang celah-celah bisnis internet & masih
sedikit sekali pengguna internet di Indonesia. Sambungan awal ke internet
dilakukan menggunakan dial-up oleh IndoNet. Akses awal di IndoNet
57 Ibid. 58
mula memakai mode teks dengan shell account, browser lynxand email client
pine pada server AIX.59
Mulai 1995 beberapa BBS di Indonesia seperti Clarissa menyediakan
jasa akses Telnet ke luar negeri. Dengan memakai remote browser Lynx di
AS, maka pemakai internet di Indonesia bisa akses internet (HTTP).60
5. Internet Sebagai Media Dakwah
Dakwah adalah proses penyebaran ajaran Islam. “Sampaikanlah walau
hanya satu ayat,” demikian ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada
umatnya suatu ketika. Sabda Rasul yang sangat terkenal tersebut berintikan
ajakan kepada umat Islam untuk senantiasa menyempatkan diri untuk
berdakwah dan berbagi pengetahuan kepada sesama, kapanpun dan
dimanapun.61
Bila diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi, maka dakwah pada
waktu itu dilakukan oleh Rasulullah secara tatap muka. Model komunikasi
(dakwah) seperti ini terus bertahan dan dilanjutkan oleh para sahabat. Dengan
berinteraksi secara langsung, berdakwah dengan model tersebut menjadi
relatif efektif. Dampak yang ditimbulkan dari komunikasi (dakwah) yang
dilakukan dapat dipantau, sejauh mana pesan dakwah memberikan pengaruh
terhadap umat.62
59 Ibid.
60 Ibid.
61
Donny B. U., Internet Sebagai Media Dakwah Islami, artikel diakses pada 10 April 2007 dari http://ictwatch.com/paper/paper020.htm.
62
Semangat dakwah tersebut merupakan suatu bentuk tanggung jawab
moral yang sangat mengakar di kalangan umat Islam. Segala daya dan upaya
untuk melakukan dakwah terus dilakukan hingga kini.
Seiring dengan kemajuan teknologi, cara berdakwah pun mengalami
perkembangan. Dakwah tidak lagi dilakukan secara sederhana, tapi mulai
memanfaatkan kemajuan teknologi. Setelah beratus tahun berselang sejak
dakwah lisan dikumandangkan oleh Rasulullah, pada masa kini dakwah telah
menggunakan medium bit, binary dan digital. Dakwah dalam bentuk tulisan di
buku mendapatkan komplementernya berupa teks dan hypertext di internet.63
Hal ini dilakukan agar segmen dakwah menjadi lebih meluas dan agar dakwah
dapat dilakukan lebih intensif.
Dengan ditopang oleh ICT (Information and Communication
Technology) yang semakin maju dan bersifat saling menunjang (convergence),
khususnya telepon, komputer, dan satelit yang membentuk jaringan
komunikasi di alam maya (cyber), kini informasi sudah mengejawantah dalam
segala bentuk (omniform), berada dimana-mana (omniplace) dan untuk
berbagai keperluan (omnipurpose). Dengan bantuan internet, pertukaran
informasi sekarang bisa dilakukan kapan saja tanpa mengenal batasan waktu,
wilayah, dan budaya.64
Internet mengalami perkembangan yang begitu pesat. Awal mulanya
digunakan oleh kalangan peneliti terbatas, kemudian kalangan akademisi, dan
akhirnya kini dapat digunakan untuk umum. Dari yang awalnya sebagai media
63
Donny, Internet Sebagai Media Dakwah Islami.
64
riset menjadi media komersial. Dari yang awalnya untuk kepentingan satu
negara saja berubah menjadi milik publik.65
Tatkala membicarakan dunia cyber selalu disertai dengan pembicaraan
mengenai manfaat dan mudharat jaringan internet untuk individu dan
masyarakat. Banyak manfaat yang bisa diperoleh oleh umat Islam dari
internet, mulai sebagai ajang silaturahmi dengan saudara seiman dari berbagai
belahan dunia, saluran membuka dan mendapatkan peluang bisnis, tempat
mengakses informasi dan ilmu pengetahuan, sebagai sarana dakwah, wahana
pembentukan jamaah Islamiyah atau komunitas Islam virtual, hingga alat
mengimbangi ghazwul fikri yang bersifat mendiskreditkan Islam dan umat
Islam dari pihak-pihak tertentu.66
Sesuai dengan makna yang terkandung dalam firman Allah SWT
dalam Q.S. Al Hujurat ayat 6 yang menerangkan bahwa:67
!"
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”68Terdapat enam hikmah yang dapat kita ambil dari ayat tersebut.
Pertama, komunitas muslim sudah berabad-abad diperkenalkan dengan makna
informasi. Dengan menggunakan terminology berita (news) dalam terjemahan
ayat tersebut, kaum muslimin generasi awal (610-632 SM) sudah memahami
perilaku informasi.
Kedua, mengingat keberlakuan firman Allah tersebut sepanjang
kehidupan alam raya ini, maka umat Islam akan selalu berhubungan dengan
persoalan informasi. Kaum muslimin akan selalu berurusan dengan
masalah-masalah yang ditimbulkan oleh informasi. Informasi akan senantiasa
mewarnai kehidupan umat Islam.
Ketiga, surat Al Hujurat termasuk surat madaniyah, surat yang
diturunkan ketika Nabi Muhammad SAW telah hijrah ke Madinah dan
membangun masyarakat muslim di sana. Itu artinya peranan informasi
menjadi sangat penting dalam pembinaan masyarakat muslim.
Keempat, berita atau informasi itu memiliki klasifikasi ada yang dapat
dipercaya dan ada yang perlu diragukan. Hal ini terutama disebabkan oleh
sumber beritanya. Jika berita itu datang dari orang fasik maka beritanya tidak
bisa dipercaya, paling tidak harus diragukan kebenarannya dan tidak dijadikan
sebagai bahan rujukan untuk mengambil keputusan.
Kelima, berita yang hadir dihadapan kita tidaklah lahir begitu saja
melainkan hasil bentukan si pembuatnya. Padahal si pembuat berita itu boleh
jadi memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, baik maksud positif
Keenam, dalam menerima suatu kabar kaum muslimin hendaknya
bersikap kritis. Kaum muslim harus senantiasa melakukan check and recheck
dengan informasi yang kita peroleh supaya kita tidak salah dalam bertindak
dengan informasi yang kita terima. Hanya orang-orang yang mau dan mampu
menggunakan akalnya (ilmunya) yang dapat melakukan sikap kritis tersebut.
Meskipun dakwah melalui internet jumlahnya masih sedikit, kalangan
umat Islam di Indonesia yang menggunakan internet sebagai media dakwah
jumlahnya kian hari kian bertambah. Total jumlah pengguna internet di
Indonesia saja terhitung baru sekitar 2% saja dari total penduduk Indonesia.
Tetapi semangat berdakwah tersebut tidak mengurungkan niat para pelaku
dakwah digital. Fenomena dakwah digital tersebut memang berkembang
seiring dengan berkembangnya teknologi informasi (TI) di dunia.69
Internet merupakan media yang efektif bagi dakwah dan penyebaran
informasi. Meskipun demikian Internet tidak akan bisa menggantikan peran
ulama, kiai dan ustadz. Menurut Onno W. Purbo, internet hanyalah sebuah
media komunikasi, justru seorang pendakwah (da’i) dapat dengan mudah
memiliki jutaan umat saat mereka menggunakan internet. Sedangkan Ahmad
Najib Burhani, menyatakan bahwa internet memungkinkan setiap orang untuk
bertanggung jawab secara individu, termasuk soal agama. Tetapi apakah
internet bisa menjadi tempat yang tepat untuk suatu proses penjelajahan
kehidupan beragama yang penuh makna. Menurut Najib, mengutip Steven
Walman pendiri BeliefNet, internet bisa menjadi alternatif media ketika
69