• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tingkat Kemasakan, Kelembaban Relatif Ruang Simpan dan Periode Simpan Terhadap Viabilitas Benm Buncis (Phaseolus vulgaris L)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tingkat Kemasakan, Kelembaban Relatif Ruang Simpan dan Periode Simpan Terhadap Viabilitas Benm Buncis (Phaseolus vulgaris L)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEMASAKAN, KELEMBABAN RELATIF

Penelitian dilaksanakan di Karnpus Benih IPB, Leuwikopo, mulai bulan Mei 1986 sampai dengan Nopernber 1986.

Studi fenologi dilakukan untuk rnenentukan s t a t u s rnasak fisiologis. Masak fisiologis t e r c a p a i pada hari k e 30 berbunga.

8, 12 rninggu. Penyirnpanan dilakukan pada suhu karnar. Benih yang sebelurn dan sesudah rnasak fisiologis

riorasi disirnpan 4 rninggu. Benih yang saat rnasak fisiologis d a p a t disirnpan dengan baik s e l a m a 1 2 rninggu. Ruang sirnpan dengan RH 60-65% baik untuk menyirnpan benih

Karya Ilrniah rnahasiswa Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas P e r t a n i a n IPB. Berturut- turut rnahasiswa dan staf pengajar Jurusan Budidaya Pertanian, kultas P e r t a n i a n IPB.

(2)

PENDAHULUAN

Peningkatan produksi benih dapat dilakukan a n t a r a lain dengan

gunaan benih berrnutu. Mutu fisiologis benih tertinggi tercapai pada saat masak fisiologis (Abdul Baki dan Anderson, 1972; Delouche et al., 1972; Yuan 1976; djad, 1980; Delouche, dengan vigor benih maksimurn (Anonymous, 1974 ; Copeland, 1976; Andrews dan Delouche dalarn et al., 1979 ; Sadjad, 1980; Delouche dalarn Anonymous, 1983). Benih pra rnasakmempunyai periode

bih daripada benih rnasak (Harrington, 1972; Justice dan Bass, 1979). Benih yang belurn melarnpaui masak fisiologis, berarti telah mengalami penyirnpanan di (Harrington, 1972; Yuan, 1976; Sadjad, 1980; Anonymous, 1983) dan rnulai terjadi kemunduran (Taylor, 1975). Penurunan vigor dapat terjadi sarnpai f a s e rnatang. Pada f a s e ini kadar air benih seirnbang dengan

udara di (Austin, 1972; Sadjad, 1980). Justice dan Bass (1979)

kan adanya hubungan tidak langsung a n t a r a perbedaan tingkat kemasakan benih dengan periode benih pada kondisi normal ("life span").

Salah satu faktor lingkungan yang mernpengaruhi rnutu benih selama

adalah kelernbaban RH udara di daerah tropik seperti di Indo- nesia berkisar a n t a r a 70

-

100%. Benih terrnasuk benih ortodoks,

harus disirnpan pada tingkat kadar air benih yang Dengan demikian nyirnpanan benih di ruang sirnpan terbuka akan mernpercepatan annya.

Penelitian ini bertujuan rnernpelajari pengaruh tingkat kernasakan benih, R H

ruang sirnpan dan periode sirnpan terhadap viabilitas benih

BAHAN DAN METHODE

Benih yang digunakan adalah varietas Lokal diperoleh dari Lernbaga Penelitian Hortikultura, Lembang. Penelitian dilaksanakan di Kampus Benih IPB, Leuwikopo, rnulai bulan Mei 1986 sarnpai dengan Nopember 1986.

Pengamatan fenologi bunga polong

Pengarnatan fenologi dilakukan untuk rnenentukan s a a t rnasak fisiologis nih, dilakukan sejak bunga mekar sarnpai dengan sesudah masak fisiologis. Para- m e t e r yang diamati adalah warna, bentuk dan ukuran struktur bunga dan polong.

Pengamatan kemasakan benih

Pengarnatan kemasakan benih dilakukan pada setiap tingkat kemasakan benih yang telah ditentukan berdasarkan pengarnatan fenologi polong. Tolok ukur yang digunakan kadar air benih, kering 25 butir benih, daya berkecambah dan kecepatan tumbuh.

tingkat kemasakan, RH dan periode terhadap benih Penelitian ini disusun secara faktorial dengan rnenggunakan Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari tiga faktor sebagai berikut

Tingkat kernasakan, ada tiga taraf : sebelum, s a a t dan sesudah rnasak gis.

(3)

(3) Periode a d a t a r a f : 0, 4, 8, 12 minggu. Variasi R H ruang Viabilitas benih, d a l a m ini viabilitas potensial yang diukur dengan tolok ukur daya berkecambah, dan vigor kekuatan tumbuh yang diukur dengan tolok ukur kecepatan tumbuh, dipengaruhi oleh : interaksi t i n g k a t kemasakan benih dan

periode RH ruang 3).

2 menunjukkan bahwa pada periode yang sama, benih yang di- 30 hsb memiliki vigor kekuatan tumbuh n y a t a lebih tinggi daripada kedua tingkat kemasakan lainnya; sedangkan a n t a r a tingkat kemasakan 27 d a n 3 3 hsb tidak berbeda nyata. Viabilitas potensial benih yang 30 hsb lebih tinggi walaupun tidak berbeda n y a t a dengan kedua tingkat kemasakan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa vigor benih pada a w a l penyimpanan merupakan salah s a t u fak- t o r yang menentukan dalam mempertahankan viabilitas benih ( J u s t i c e dan Bass, 1979). Benih p r a masak mempunyai periode lebih pendek daripada benih masak 1972; J u s t i c e dan Bass, 1979). Sedangkan benih yang

(4)

1. Kadar Air Benih Kering 25 Butir Benih Daya Berkecambah dan Kecepatan Tumbuh (KT) pada Berbagai Tingkat Kemasakan Benih

(Table 1. Moisture C o n t e n t of Seed Dry Weight of 25 Seeds Standard Germination and Speed Germination (KT) on various Maturity level of seed)

BK

KT % per

e t m a l V per e t m a l

r a t a - r a t a yang diikuti huruf yang s a m a pada yang s a m a menunjukkan tidak berbeda n y a t a pada uji Duncan 0.05.

(5)

kering benih (Dry weight of seed

Daya air benih (%)

Kecepatan tumbuh per

(Standard Content (%)

(6)

2. Pengaruh Interaksi a n t a r a Tingkat Kemasakan Benih d a n pan (P) t e r h a d a p Viabilitas Benih

(Table 2. T h e E f f e c t of Interaction between Maturity Level (P) on Viability of Snap Bean Seed

P

M (weeks)

(days a f t e r

flowering) 0 4 8 1 2

d a y a berkecam bah (Standard Germination)

k e c e p a t a n tumbuh (germination speed) . .

27 36.31 3 0 44.1

r a t a - r a t a pada p a r a m e t e r yang sama, diikuti dengan yang s a m a tidak berbeda n y a t a pada t a r a f 1 Dan.

(The a v e r a g e values at t h e s a m e p a r a m e t e r , followed by t h e s a m e l e t t e r s a r e n o t significantly d i f f e r e n t at 1 level using Duncan test).

3 menunjukkan bahwa RH 60-65% terbaik untuk menyimpan benih bun- cis. P a d a kondisi ini, kadar air benih (+ 10.00%) masih belum membahayakan, hingga d a p a t menekan laju dengan demikian penggunaan energi tensial benih s e l a m a penyimpanan relatif kecil. P a d a RH viabilitas nih lebih walaupun tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan kadar a i r be- nih relatif tinggi (+ sehingga laju metabolisme meningkat. Peningkatan laju metabolisme d a p a t mengakibatkan penimbunan senyawa beracun yang nyebabkan kemunduran benih (Roberts,

P a d a RH ruang yang (40-45% d a n viabilitas benih n y a t a lebih daripada R H 60-65%. Viabilitas benih t e r e n d a h apabila

pan pada RH pada kondisi ini kadar air benih 7.01%. Hasil

(7)

3. Pengaruh Kelembaban Relatif terhadap viabilitas Benih

(Table 3. The E f f e c t of Relative Humidity t o t h e viability of Snap Bean Seed).

Parameter (Parameter)

Kelembaban relatif (Relative humidity)

Daya berkecambah (Standard

Kecepatan tumbuh (Germination speed)

per

r a t a - r a t a pada parameter yang sama, diikuti dengan huruf yang s a m a tidak berbeda nyata pada taraf 5 uji Duncan,

(The average values at t h e s a m e parameter, followed by t h e s a m e l e t t e r s a r e not significantly different at 5 percent level using Duncan test).

kung penelitian Harrington dalam Owen (1957). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa benih yang disimpan selama 15 hari pada RH 10% me- miliki benih keras yang lebih daripada RH 65%. Pada RH 10% (kadar a i r benih 7.00%) persentase benih keras mencapai 67.50%; sedangkan pada RH 65% (kadar air benih 11.30%) persentase benih keras hanya 5.20%.

KESIMPUL AN

Masak fisiologis benih tercapai pada 30 hari sesudah berbunga.

disimpan selama 12 minggu, benih yang saat masak f isiologis belum mengalami penurunan vigor kekuatan tumbuh maupun viabilitas potensial- nya. Sedangkan benih yang sebelum dan sesudah masak fisiologis (27 dan 33 hsb) sudah vigor kekuatan tumbuhnya walaupun baru disimpan 4 ming-

Ruang dengan RH 60-65% terbaik untuk menyimpan benih

DAFTAR

Abdul Baki, A. A. and D. Anderson. 1972. Physiolo and biochemical dete-

rioration In Ed. Seed Biology.

(8)

Anonymous. Soybean production, protection and utilization. Proceedings of a Conference for Scientists of Africa, t h e Middle East and South Asia. INTSOY Univ. of Illinois Urbana-Champaign. p.86-107.

,

1983. Seed Vigor Testing Handbook. The Seed Vigor T e s t C o m m i t e e of t h e Assoc. of Official Seed Analysts. Contribution No. 32.

Austin, R. B. 1972. Effects of environment before harvesting on viability. p. 149. In E. H. Roberts Ed. Viability of Seeds. Chapman and Hall Ltd. London Copeland, L. 0. 1976. Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publ.

Co, Minneapolis. Minnesota.

Delouche, C. 1983. Seed maturation. p. 1

-

12. Reference on Seed Opera- tions for Workshop on Secondary Food Crop Seed. J a k a r t a , Indonesia.

,

R. K. Matthes, G. M. Dougherty and A. H. Boyd. 1972. Storage of seed in subtropical and tropical regions. Submitted for publication in scien-

ces and technology, Mississippi.

Hall, C. W. 1957. Drying Farm Crops. Agric, Consult. Assoc., Inc. Ohio. Harrington, F. 1972. Seed storage and longevity. p. T. T.

ski Ed. Seed Biology. Vol. Academic Press. New York.

Ilyas. S. 1986. Pengaruh faktor dan terhadap vigor benih delai (Glycine mad dan hubungannya dengan produksi per hektar. Tesis. Fakultas IPB, 81 hal.

Justice, L. and L. N. Bass. 1979. Principles and Practices of Seed Storage. Castle House Public. Ltd.

Owen, E. B. 1957. The storage of seeds for maintenance of viability. Common- wealth Bureau of Pastures and Field Crops, England.

Roberts, E. H. 1972. Cytological, genetical and metabolic changes associated with loss of viability. p. 253-306. In E. H. Roberts Ed. Viability of Seeds. Chapman and Hall Ltd. London.

Sadjad, S. 1980. Panduan Pernbinaan Mutu Benih Kehutnaan di Indone- sia. Lembaga IPB dan Proyek Perbenihan

Dir. Reboisasi dan Rehabilitasi Dir Jen. Kehutanan, 301 hal.

,

1987. Konsepsi Steinbauer-Sadjad. Bahan Seminar Staf Lab. Ilmu dan Teknologi Benih. IPB.

Taylor, R. W. D. 1975. The storage of seeds. Tropical Stored Products C e n t r e (Tropical Products Institute), Slough. p. 23

-

33.

D. M., D. B. Balles, T. Pfeiffer and R. Fellows. 1979. Phy

-

maturity in soybean. Agron. Vol. 71. p. 771-775.

Gambar

Tabel 1. Kadar Air Benih

Referensi

Dokumen terkait

1986 K/Pid/1989 tanggal 21 Maret 1990; Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (selanjutnya disebut LPSK); (1) Perlindungan terhadap saksi mahkota dari aspek hak asasi

(1) Mendeskripsikan perbedaan motivasi belajar PKn siswa kelas III pada materi Bangga sebagai bangsa Indonesia antara yang memperoleh pembelajaran dengan strategi

Dari gambar di atas dapat di lihat pada kedalaman 0-6 m yang berjarak 30-40 m terdapat penyebaran lapisan breksi vulkanik dengan nilai resistivitas yang

Badan Usaha Milik Negara adalah bentuk badan hokum yang tunduk pada hukum Indonesia1. Tujuan BUMN sendiri ialah membangun ekonomi sosisal menuju tercapainya masyarakat yang adil

Gambar 20 menunjukkan hasil investigasi penelitian oleh Armono dan Hall (2002) untuk gelombang transmisi pada breakwater terendam yang terbuat dari terumbu karang buatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendikripsikan kekuatan tarik, kekuatan bending serta foto makro patahan pada komposit polyester serat batang pisang yang disusun

(3) Solusi kendala penerapan hak anak di kecamatan Jebres Kota Surakarta yaitu perlunya pendekatan dari orang tua kepada anak agar lebih bisa memahami apa yang diinginkan

Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan dua metode pada data mining untuk mengetahui algoritma mana yang lebih unggul kinerjanya dalam mengidentifikasi tumbuh