Semester II 2009/2010
Oleh
Vonny Andhira Ramadhina NIM
52107702
Program Studi Desain Grafis
2.6.3. Bentuk Dalam Sistem Rambu ... 34
2.6.4. Bahan-bahan yang dapat Digunakan untuk Membuat Sign ... 34
BAB 3 STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 36
4.6. Papan Peringatan ... 55
4.7. Peta ... 55
4.8. Petunjuk Arah ... 57
4.9. Flyer ... 58
4.10. Education Card ... 59
4.11. Sticker... 60
4.12. Spesifikasi Hardware dan Software yang Digunakan.. ... 61
4.12.1. Hardware.. ... 61
4.12.2. Software.. ... 62
Daftar Pustaka
Gambar 2.7 Wahana yang Berada di Taman Anak-anak ... 15
Gambar 2.8 Loket Masuk Taman Anak-anak... 15
Gambar 2.9 Perahu Dayung ... 16
Gambar 2.10 Loket Masuk Perahu Dayung ... 16
Gambar 2.11 Wahana Sepeda Air ... 17
Gambar 2.12 Loket Masuk Wahana Sepeda Air ... 17
Gambar 2.13 Wahana Flying Fox ... 18
Gambar 2.14 Loket Masuk Wahana Flying Fox ... 18
Gambar 2.15 Wahana Unta Tunggang ... 18
Gambar 2.16 Wahana Gajah Tunggang ... 19
Gambar 2.17 Loket Masuk Wahana Gajah Tunggang ... 19
Gambar 2.18 Mushola ... 19
Gambar 2.19 Food Court ... 20
Gambar 2.20 Toilet/WC ... 21
Gambar 2.21 Tempat Parkir... 21
Gambar 2.22 Papan Informasi Satwa ... 22
Gambar 2.23 Papan Edukasi ... 22
Gambar 2.24 Papan Peringatan/Larangan ... 23
Gambar 4.2 Papan Edukasi ... 51
Gambar 4.3 Papan Kompleks Reptil ... 52
Gambar 4.4 Papan Fasilitas Umum ... 53
Gambar 4.5 Papan Larangan... 54
Gambar 4.6 Peringatan ... 55
Gambar 4.7 Peta ... 56
Gambar 4.8 Petunjuk Arah... 57
Gambar 4.9 Flyer ... 58
Gambar 4.10 Education Card (Front) ... 59
Gambar 4.11 Education Card (Back) ... 60
Gambar 4.12 Sticker ... 60
menjenuhkan. Maka dari itu, masyarakat membutuhkan sebuah tempat rekreasi sebagai wadah hiburan yang juga dapat membuat mereka terlepas dari segala kejenuhan yang ada.
Terutama bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar, tempat hiburan sangat dibutuhkan. Sayangnya, tempat hiburan yang ada di kota-kota besar saat ini terkadang hanya dapat dinikmati oleh orang-orang dengan kelompok usia tertentu dan cenderung bersifat hedonism, dengan kata lain tidak dapat dinikmati oleh anak-anak dan terkadang sudah tidak cocok lagi bagi para manula. Seperti contohnya mall, bioskop, diskotik, café, karaoke, pub, dan sebagainya.
Karena masyarakat yang tinggal di kota-kota besar sudah berada pada lingkungan yang modern, maka dari itu diperlukan juga wadah hiburan yang masih asri dan masih alami. Selain itu, disaat ini juga sangat sulit tempat hiburan yang menawarkan pendidikan selain kesenangan yang ada. Tempat rekreasi yang ada saat ini, kebanyakan hanya menawarkan hiburan dan kesenangan belaka.
1.2 Identifikasi Masalah
Untuk mendukung fungsi edukasi, maka perlu diadakan perancangan ulang pada sign system yang nantinya menjadi salah satu daya tarik pengunjung. Adapun masalah-masalah yang ada di Kebun Binatang Bandung adalah:
Kurangnya sign system di area Kebun Binatang Bandung seperti papan informasi nama tumbuhan/tanaman, petunjuk arah, papan larangan/peringatan, dan peta.
Dari segi visual media informasi seperti papan informasi satwa, dan tanaman, petunjuk arah, peta, serta papan perhatian atau peringatan yang kurang menarik.
Tidak adanya konsistensi pada sign system meliputi konsistensi warna, ilustrasi, tipografi dan elemen visual.
Tidak ada konsistensi pada ilustrasi disetiap sign system yang menjadikannya kurang menarik. Terkadang sign system hanya mengandalkan tipografi saja.
Peta yang hanya ada dua, dan dapat menimbulkan pengunjung tidak tahu ia berada di posisi mana karena kurangnya peta di dalam Kebun Binatang Bandung .
dibatasi pada pembenahan sistem informasi dan promosi di Kebun Binatang Bandung dan mengembangkannya sejauh batasan dari bidang desain Komunikasi Visual.
1.4 Tujuan Perancangan
Tujuan utama dibuatnya perancangan media informasi di Kebun Binatang Bandung ini adalah :
1. Untuk menyampaikan informasi secara jelas dan efektif kepada masyarakat yang mengunjungi Kebun Binatang Bandung agar dapat memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia di Kebun Binatang Bandung.
2. Untuk menarik minat masyarakat agar berkunjung ke Kebun Binatang Bandung.
3. Untuk memberikan edukasi pada pengunjung khususnya anak-anak.
2.1 Media Informasi
Menurut Yahya Nursidik (2008), kata media berasal dari bahasa latin
medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Namun pengertian media dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut Maman Ukas (2009) informasi merupakan bahan mentah yang sangat penting dalam pembuatan keputusan sebuah informasi yang terdiri dari data yang telah diperbaiki dan telah diproses atau dengan kata lain digunakan untuk perencanaan pelaksanaan pengawasan operasi.
Sehingga media informasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menyampaikan data atau informasi yang berguna dan bermanfaat, dari pembuat informasi kepada penerimanya.
2.2 Promosi
Menurut Bilson Simamora (2001), bagi produsen promosi adalah kegiatan untuk menginformasikan produk, membujuk konsumen untuk membeli serta mengingatkan konsumen agar tidak melupakan produk. Sementara bagi konsumen promosi adalah komunikasi antara produsen dan konsumen.
2.2.1. Fungsi Promosi
Agar masyarakat lebih menanggapi keberadaan suatu produk atau perusahaan, maka didalam pembuatan sebuah promosi harus memiliki beberapa fungsi antara lain untuk mempromosikan baik itu suatu produk maupun pariwisata, untuk memberikan informasi, untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan.
Promosi diartikan sebagai: “kegiatan komunikasi untuk mempengaruhi masyarakat dengan merencanakan serangkaian kegiatan atau usaha tertentu untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu”.
2.2.2. Strategi Komunikasi Dalam Promosi
Perencanaan dalam promosi untuk mencapai tujuan harus mampu memberikan komunikasi yaitu sebagai berikut :
a. Bagaimana merubah pendirian b. Mengubah cara pandang c. Mengubah perilaku
sebagai lembaga konservasi ex-situ.
2. Satwa liar yang dikumpulkan dalam wadah taman satwa adalah satwa liar yang dilindungi dan tidak dilindungi oleh Peraturan Perundang-undangan, dan akan dipertahankan kemurnian jenisnya dengan cara dipelihara, ditangkarkan diluar habitat aslinya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.53/Menhut-II/2006 tentang lembaga konservasi, bahwa kebun binatang adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sarana rekreasi yang sehat.
2.3.2 Syarat untuk Pendirian Kebun Binatang
PKBSI (Perkumpulan Kebun Binatang Se-Indonesia). Pengelola kebun binatang juga diwajibkan untuk mengirimkan laporan secara rutin tentang pengelolaan satwa (termasuk penambahan dan pengurangan satwa) ke Menteri Kehutanan melalui staff di bawahnya (Direktorat PKA). Biasanya laporan tersebut dibuat setiap 3 bulan sekali. Setiap satu tahun sekali, Kantor Wilayah Departemen Kehutanan akan melakukan evaluasi terhadap keberadaan kebun binatang yang ada di daerahnya.
Hak dan kewajiban kebun binatang di Indonesia telah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 479/Kpts-II/1998 tentang Lembaga Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar. Dalam surat keputusan tersebut (pasal 9) dicantumkan tentang kewajiban kebun binatang, antara lain :
1. Membuat rencana karya pengelolaan.
2. Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan.
3. Memelihara dan menangkarkan jenis tumbuhan dan satwa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Memperkerjakan tenaga ahli sesuai bidangnya. 5. Dilarang memperjualbelikan satwa yang dilindungi.
pendidikan. Dalam lampiran instruksi Menteri Dalam Negeri juga disebutkan tujuan dari taman satwa (kebun binatang) adalah untuk melestarikan satwa tersebut dengan mengembangbiakannya yang mempunyai fungsi konservasi, pendidikan, penelitian dan sarana rekreasi.
2.4 Tinjauan Kebun Binatang Bandung 2.4.1 Profil
Taman yang satu ini berbeda dengan sebagian besar taman di Kota Bandung. Taman yang akrab disebut sebagai Kebun Binatang Bandung ini banyak diisi oleh berbagai binatang. Letak taman ini tepat berada di sebelah barat Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Kebun Binatang No.6 Taman sari, Kota Bandung. Selain sebagai kebun binatang, areal yang memiliki luas mencapai 14 hektare itu juga terdapat banyak ruang terbuka hijau (RTH) sebagai taman kota. Di sana bisa dijumpai puluhan pohon besar hingga rerumputan yang terhampar.
Tak heran, selain dijadikan sebagai tempat rekreasi mengenal berbagai satwa, kebun binatang ini menjadi tempat bagi para keluarga berkumpul, makan bersama, menikmati sejuknya udara Kota Bandung. Bahkan banyak diantaranya yang sengaja datang menikmati panorama keindahan pepohonannya. Tentunya, mereka juga bisa menyaksikan lebih dekat aneka satwa.
2.4.2 Sejarah
Salah satu aset wisata penting dan menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik wisatawan domestik, termasuk wisatawan lokal, maupun wisatawan mancanegara, adalah kebun binatang. Di lembah Cikapundung kawasan Jubileum Park (Taman-sari), “Bandoeng Vooruit” membuat kebun binatang (Bandoengsche Zoological Park) dilengkapi sebuah restoran dan tempat bermain anak-anak, selesai dibangun tahun 1933. Satwanya berasal dari kebun binatang di Cimindi – dibangun oleh Bupati Bandung R.A.A. Martanagara awal abad ke-20 – dan Taman Satwa Dago yang dibangun oleh sejumlah orang Belanda penyayang binatang, karena pengelola kedua kebun binatang itu tidak sanggup lagi mengurusnya. Pada tahun 1930-an sebelum Perang Dunia II, Kebun Binatang Bandung merupakan kebun binatang terbaik dan terbanyak koleksi satwanya di Asia Tenggara. Hal itu mendorong makin berkembangnya kegiatan pariwisata di kota Bandung.
2.4.3 Fasilitas
Kebun Binatang Bandung menyediakan banyak fasilitas, diantaranya sebagai berikut :
1. Kandang Hewan
Gambar 2.1. Kandang Hewan
2. Museum
Museum yang berada di dalam Kebun Binatang Bandung ini berisi koleksi hewan-hewan mati yang diawetkan oleh air keras, rangka-rangka hewan serta beberapa aquarium yang berisi koleksi berbagai jenis ikan yang masih hidup. Untuk masuk ke museum Anda cukup membayar tiket seharga Rp 500,-/orang.
Gambar 2.3. Loket Museum dan Aquarium
3. Tempat Pagelaran
Tempat pagelaran yang juga berada di dalam kawasan Kebun Binatang Bandung ini berfungsi sebagai tempat untuk menampilkan keragaman budaya Indonesia seperti tari-tarian, namun dari hasil penelitian tempat pagelaran ini sudah tidak berfungsi lagi.
Gambar 2.4. Tempat pagelaran
4. Wahana Kereta Api Mini dan Mobil Mini
Gambar 2.5. Wahana kereta api mini dan mobil mini
Gambar 2.6. Loket masuk wahana kereta api mini dan mobil mini
5. Taman Bermain Anak-anak
Taman ini berisi wahana permainan anak seperti ayun-ayunan, perosotan, dll. Untuk biaya masuk ke taman anak-anak ini cukup membayar dengan Rp 1.000,-/orang.
Gambar 2.7. Wahana yang berada di Taman anak-anak
Gambar 2.8. Loket masuk Taman Anak-anak
6. Wahana Perahu Dayung
Gambar 2.9. Perahu Dayung
Gambar 2.10. Loket Masuk Perahu Dayung
7. Wahana Sepeda Air
Kawasan sepeda air menyatu dengan kawasan perahu dayung. Untuk menikmati keindahan danau buatan ini, selain menaiki perahu dayung anda dapat menikmati pula sepeda air. Anda cukup membayar Rp 3.000,-/orang.
Gambar 2.11. Wahana Sepeda Air
Gambar 2.12. Loket Masuk Wahana Sepeda Air
8. Flying Fox
Gambar 2.13. Wahana Flying Fox
Gambar 2.14. Loket Masuk Wahana Flying Fox
9. Wahana Unta Tunggang
Di area ini Anda beserta keluarga dapat menunggangi unta dengan membayar Rp 5.000/orang.
Gambar 2.16. Wahana gajah tunggang
Gambar 2.17. Loket masuk wahana gajah tunggang
11. Mushola
Gambar 3.18. Mushola
12. Food Court
Di Kebun Binatang Bandung pun menyediakan area food court untuk Anda dan keluarga yang ingin bersantap bersama.
Gambar 2.19. Food court
13. Toilet
Gambar 2.20. Toilet/WC
14. Tempat parkir
Bagi Anda yang membawa kendaraan, Kebun Binatang Bandung menyediakan lahan parkir untuk kendaraan Anda.
Gambar 2.21. Tempat parkir
2.4.4 Sign System Yang Ada Saat Ini 1. Papan Informasi Satwa
Gambar 2.22. Papan Informasi Satwa
2. Papan Edukasi
Papan edukasi ini hampir sama dengan papan informasi satwa, hanya saja keterangan dan informasi yang diberikan lebih lengkap, seperti nama, klasifikasi, deskripsi, reproduksi, pakan dan status. Papan ini bertujuan untuk pendidikan, dengan cara menginformasikan tentang suatu kehidupan binatang secara lengkap, yang dapat dipelajari untuk menambah wawasan umum pengunjung.
pengunjung selama selama berada di kawasan tersebut.
Gambar 2.24. Papan Larangan/Peringatan
4. Papan Petunjuk Arah
Gambar 2.25. Papan Petunjuk Arah
5. Tanda Fasilitas Umum
yang tersesat. Di Kebun Binatang Bandung ini peta hanya ada dua.
Gambar 2.27. Peta Kebun Binatang Bandung
2.4.5 Karakteristik Pengunjung
Pengunjung Kebun Binatang Bandung ini bersifat heterogen, dilihat dari segi usia, status sosial, ekonomi dan lain-lain, karena Kebun Binatang Bandung ini adalah taman rekreasi yang dibuka untuk umum.
2.4.6 Target Sasaran
Untuk merancang sebuah media informasi perlu mengetahui target sasaran yang dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Suka berpergian.
2. Menyukai kegiatan bersama keluarga. 3. Rasa ingin tahu anak yang tinggi. 4. Anak yang suka bermain.
5. Orang tua yang ingin mengenalkan metode bermain sambil belajar.
2.4.7 Analisa SWOT
Berdasarkan penelitian hasil survey, maka dapat diketahui kelebihan/kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki kebun Binatang Bandung, antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
o Strength (Kekuatan)
- Dengan luas 14 hektare dapat menampung sekitar 218 jenis satwa dengan jumlah 1.135 ekor.
- Satu-satunya kebun binatang di Jawa Barat.
o Weakness (Kelemahan)
- Karena luasnya areal dan kurangnya sign system, pengunjung kebingungan dalam mencari tujuan/wahana.
- Keadaan kandang hewan di Kebun Binatang Bandung yang kurang terawat.
o Threats (Ancaman)
- Kebun Binatang Bandung tidak menarik lagi karena banyaknya mall-mall dan objek wisata lain yang lebih terawat.
2.5 Strategi Pemecahan Masalah
Dilihat dari identifikasi masalah pada Bab I, maka dapat disimpulkan strategi pemecahan masalah yang tepat untuk Kebun Binatang Bandung yaitu, memperbaiki dan memperbaharui sign system yang telah ada dan mempromosikan Kebun Binatang Bandung agar dapat menarik minat masyarakat untuk mengunjungi Kebun Binatang sebagai tempat wisata edukasi.
Dalam menciptakan sign system yang efektif namun menarik, menjadikan sign system yang ada di Kebun Binatang Bandung ini bukan hanya sebagai papan informasi saja, tetapi juga dapat memperindah lokasi Kebun Binatang Bandung. Hal itu disebabkan karena Kebun Binatang Bandung merupakan sebuah tempat rekreasi dan tempat hiburan, maka sign system yang dibuat tidak terlalu formal, namun tetap memperhatikan aturan yang ada.
teori, aset, dsb, dan dapat juga berarti sebagai metode. Jadi Sign System
atau sistem tanda adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas petunjuk yang mengatur alur informasi tertentu atau pesan tertentu dengan menggunakan media tanda sebagai sebuah pesan. Umumnya sistem rambu erat kaitannya elemen visual dan terkait dengan unsur arsitektural sebagai medium dari sistem rambu tersebut. Sistem rambu sendiri merupakan bagian dari sebuah istilah yang dikenal dengan wayfinding, yaitu sebuah metode yang mengatur atau mengarahkan orang melalui media sistem rambu, agar mengikuti sesuai dengan yang diinginkan.
Tanda sangat efektif digunakan sebagai sarana komunikasi dalam menjembatani perbedaan bahasa yang ada. Teori yang berhubungan dengan tanda dan simbol adalah semiotik, semiotik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan informasi yang bersifat komunikatif. Banyak ahli menyebutkan ilmu ini sebagai
semiology, yang dalam bahasa Yunani berasal dari kata semeion, yang memiliki arti, yaitu tanda.
Pokok dari semiotics adalah konsep yang secara keseluruhan disebut
„Sign/tanda‟. Melalui tanda, kita dapat mewakili dan mengartikan. Hal ini juga
berguna untuk mengembangkan pengetahuan dan pengertian.
Meskipun segala sesuatu dapat dianggap sebagai tanda tetapi bukan berarti segala sesuatu tersebut adalah tanda. Sebuah tanda dihasilkan dari beberapa proses yang disebut Peirce sebagai “semiosis”. Hal ini adalah interaksi kerja sama antara tiga komponen, yaitu:
bagaimanapun tingkat atau kualitas dari informasi tersebut termasuk di dalam pengertian semiosis. Sebenarnya, tanda adalah media penengah bagi hal-hal yang kita lakukan: bertindak, bereaksi, mengenal, mewakili, berhubungan, berbaur, berekspresi, mengevaluasi, mencipta, dll. Dengan kata lain tanda adalah bagian dari seluruh pekerjaan kita dan dasar dari semua yang kita pelajari dan ketahui. Menurut Peirce, pemikiran tidak akan ada tanpa tanda.
2.6.1 Ikon, Indeks, dan Simbol
kategori oleh Pierce (1897-1903) dalam sign symbol & Architecture
lebih menekankan bangunan sebagai sistem tanda aktual (actual sign system), yaitu:
1. Ikon
Gambar 2.28. Contoh Ikon (Injection)
Gambar 2.29. Contoh Ikon (Dispensary)
Contoh pada gambar di atas dapat langsung diartikan sebagai suntikan atau obat suntikan, dengan melihat gambar yang berbentuk atau mirip dengan bentuk suntik, sedangkan pada gambar yang kedua dapat langsung diartikan sebagai tempat obat-obatan atau apotek, karena apa yang ditampilkan sesuai dengan bentuk dari objek yang ada.
2. Indeks
Gambar 2.30. Contoh Indeksikal (Ortopedics)
Gambar 2.31. Contoh Indeksikal (Emergency)
Contoh gambar di atas menunjukan tempat bedah tulang, sign
tersebut dapat diartikan dengan melihat orang yang bagian tangannya diperban, pada umumnya hal tersebut disebabkan karena sedang mengalami masalah dengan tulang.
3. Simbol
Gambar 2.32. Contoh Simbol (Enquiry)
Gambar 2.33. Contoh Indeksikal (Ambulans)
Contohnya pada gambar di atas, dapat langsung diartikan sebagai gambar ambulans, karena telah disepakati bersama, bahwa ambulans berbentuk seperti demikian.
Signage adalah bentuk komunikasi yang kini sangat dibutuhkan sebagai suatu sarana informasi yang disampaikan tidak sebatas sebagai petunjuk arah, namun juga terdapat papan larangan, peringatan dan papan informasi.
Dalam sistem komunikasi visual tanda mengalami perkembangan dan terdapat lima macam dasar dari jenis – jenis tanda ( sign type ) yang mudah diingat, kelima jenis dasar tersebut adalah :
a) Tanda petunjuk dan Informasi
Tanda ini untuk membimbing objek sasaran dengan menginformasikan dimana suatu lokasi atau benda tersebut berada. b) Tanda Petunjuk Arah
Adalah tanda – tanda yang mencakup arah panah yang mampu mengarahkan objek sasaran menuju suatu tempat, seperti ruangan, took, jalan, ataupun fasilitas lainya.
c) Tanda Pengenal
Tanda ini adalah suatu tanda untuk menunjukan suatu identitas, seperti : sebuah kantor, atau gedung.
d) Tanda Larangan dan Peringatan
Bentuk lingkaran memiliki arti sebuah perintah, contoh gambar:
Gambar 2.34 Bentuk Sign System Larangan / Perintah
Bentuk wajik memiliki arti peringatan, contoh gambar:
Gambar 2.35. Bentuk Sign System Peringatan
Bentuk persegi memiliki arti menunjukkan arah atau tempat, contoh gambar:
Gambar 2.36. Bentuk Sign System Penunjuk Arah 2.6.4 Bahan-bahan yang Dapat Digunakan untuk Membuat Sign
System
eksterior sign adalah sebagai berikut: a) Kayu
b) Triplek
c) Laminasi dengan tekanan tinggi d) Logam
e) Plastik f) Neon
Kebun Binatang Bandung, sehingga pengunjung dapat menikmati fasilitas yang ada di Kebun Binatang Bandung dengan maksimal tanpa perlu bertanya kepada petugas kebun binatang. Selain itu, perancangan ini dibuat dengan maksud menciptakan sign system yang menarik dan informatif, namun tetap memiliki ciri khas dari kebun binatang itu sendiri.
3.2 Strategi Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu upaya manusia secara turun temurun yang dilakukan untuk menyampaikan sebuah pesan sehinggga menimbulkan ketertarikan, emosi, keinginan, dan lain sebagainya. Dengan adanya komunikasi manusia dapat saling berinteraksi. Strategi komunikasi dalam pembuatan konsep perancangan ulang media informasi di Kebun Binatang Bandung ini digunakan agar pesan yang ingin disampaikan ke khalayak dapat dimengerti dan diterima dengan baik. Mengingat media informasi sangatlah penting di area tempat wisata, maka dari itu penulis memutuskan untuk menyampaikan suatu pesan mengenai klasifikasi binatang. Cara ini digunakan untuk memperkenalkan nama-nama binatang kepada para pengunjung dengan tujuan agar anak-anak yang mengunjungi kebun binatang tertarik dan merangsang rasa ingin tahu pada binatang-binatang yang ada.
atau diberikan, sehingga dapat direspon dengan baik informasi yang telah diberikan. Hal yang akan dimunculkan pada media informasi yaitu harus jelas dan mudah dipahami oleh target sasaran. Untuk memunculkan ketertarikan dari target sasaran terhadap perancangan ulang media informasi di Kebun Binatang Bandung dibutuhkan design yang menarik, informatif, dan legibility
tinggi agar mudah terbaca.
Untuk memperlancar dan mencapai tujuan proses komunikasi, disusun strategi untuk mencapai target komunikasi yaitu:
Pada papan informasi satwa diperkenalkan sedikit pengetahuan tentang binatang, seperti pengetahuan dibidang biologi dengan mencantumkan nama spesies, ordo dan family dalam bahasa Latin, serta asal, makanan beserta status binatang tersebut. Namun pada papan edukasi binatang, informasi yang dicatumkan lebih lengkap, seperti habitat, penyebaran, ciri-ciri morfologi, sampai reproduksi. Membuat media informasi yang menarik dengan menyertakan ilustrasi
binatang dalam bentuk vector untuk papan informasi satwa, papan edukasi, peta dan petunjuk arah agar target sasaran dapat mengetahui bentuk binatang.
3.4 Strategi Media
Media adalah alat penghubung , perantara dan sasaran serta saluran alat komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat secara umum dengan perencanaan dan sistematik serta berharap mendapatkan tanggapan dari penerima pesan, dan tentunya dibutuhkan tanggapan atau respon yang baik dari target sasaran.
Strategi media yang digunakan dalam informasi ini adalah media-media yang secara pendistribusiannya tidak menyulitkan bagi target sasaran. Agar pesan yang diinformasikan dapat dengan mudah untuk diterima target sasaran. Dan pemilihan media-media itu pun didasari dengan sifat dan fungsi dari setiap media informasi yang akan dipublikasikan.
3.4.1 Pemilihan Media
Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ini diantaranya adalah:
Media Utama
Papan Informasi Satwa
atau akan hampir punah. Papan edukasi ini diletakkan di depan kandang.
Peta Kreatif
Agar pengunjung dapat dengan mudah mengetahui bahwa ia berada dimana, maka penyebaran peta Kebun Binatang Bandung ini perlu diletakkan dilima titik. Dengan adanya peta, luas area Kebun Binatang yang mencapai 14 hektare ini dapat meminimalisir pengunjung yang tersesat.
Petunjuk Arah
Agar pengunjung dapat dengan mudah mengetahui posisi kandang binatang ataupun area fasilitas yang akan dituju , maka petunjuk arah sangat penting berada dibeberapa titik area di kebun binatang. Petunjuk arah pun dirancang dengan ilustrasi yang menarik.
Papan Kompleks Reptil
ini tersebar hampir disetiap kandang agar setiap pengunjung sadar akan peraturan yang ada di kebun binatang untuk tidak memberi makan atau rokok.
Papan Fasilitas Umum
Papan fasilitas umum sangat penting dibuat agar pengunjung tidak perlu bertanya kepada petugas kebun binatang atas fasilitas-fasilitas yang sudah tersedia. Papan fasilitas umum ini diletakkan disetiap fasilitas-fasilitas yang ada di kebun binatang, seperti toilet pria, toilet wanita, dan mesjid.
Media Pendukung Media Cetak:
Flyer adalah lembaran kertas cetak untuk melakukan informasi langsung yang dapat diterima oleh target sasaran. Flyer
berfungsi sebagai media promosi untuk menarik perhatian. Penyebaran flyer akan dilakukan ke sekolah-sekolah, seperti TK, SD, dan SMP . Flyer dibuat bertujuan untuk memudahkan penyampaian promosi Kebun Binatang Bandung.
Media Gimmick
yang memiliki kegunaan seperti, education card dan sticker. Education Card
Education card adalah kartu edukasi yang berisi ejaan dari nama-nama binatang yang dilengkapi dengan ilustrasi dari binatang yang ada di kebun binatang. Untuk pembelian minimal 4 ticket pengunjung berhak mendapatkan satu lembar
education card. Sticker
Sticker adalah gambar yang bisa ditempel. Sticker yang dibuat merupakan gambar-gambar satwa yang bisa ditempel dimana saja. Untuk setiap pembelian ticket di Kebun Binatang Bandung akan mendapatkan satu buah sticker binatang.
3.4.2 Distribusi Media
minimal 4 ticket.
3. Sticker Di ticket box Setiap pembelian
ticket. Tabel 3.1. Tabel Jadwal penyebaran Media
3.5 Konsep Visual
Konsep visual merupakan awal yang penting dalam menciptakan sebuah media informasi yang informatif dan menarik. Konsep desain untuk keseluruhan media informasi dibuat dengan konsep anak-anak, ditujukan bagi masyarakat khususnya anak-anak usia 3-12 tahun agar tertarik untuk mengunjungi kebun binatang.
Dalam konsep visual harus diperhatikan hal-hal seperti di bawah ini : 3.5.1 Format Desain
Dalam perancangan media informasi ini format desain yang dibuat sederhana dengan menonjolkan ilustrasi vector sebagai inti pesan melalui visual dan didukung dengan pesan yang disampaikan dengan tulisan dengan tujuan memperjelas dan mempertegas ilustrasi yang ditampilkan.
3.5.2 Layout
Tujuan utama layout adalah menampilkan element gambar dan teks agar menjadi komunikatif sehingga dapat memudahkan pembaca menerima informasi-informasi yang disajikan. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen visual yaitu gambar dan teks agar menjadi lebih komunikatif sehingga memudahkan pembaca dalam menerima informasi yang disajikan. Dalam setiap media layout yang disusun selalu mengacu pada konsep awal yaitu penempatan unsur-unsur grafis yang disusun sedemikian rupa untuk mendapat kesan yang menarik juga informatif.
Layout yang digunakan dalam media informasi ini lebih menonjolkan ilustrasi sebagai titik pusat perhatianya. Hal ini dimaksudnya agar ketika target sasaran melihat media tersebut perhatiannya dapat langsung tertuju pada visual.
3.5.3 Tipografi
a) Cambria
Huruf Cambria digunakan pada headline papan informasi satwa, papan edukasi, petunjuk arah, dan peta. Jenis huruf ini mempunyai karakter resmi, dan memiliki legibilitas tinggi.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
Huruf Arial digunakan pada subheadline dan body text pada papan informasi satwa dan papan edukasi. Dengan desain huruf yang sederhana, maka jenis huruf ini mudah di baca.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
V W X Y Z
d) Comic Sans MS
Huruf Comic San MS digunakan pada body text pada flyer dan
education card. Huruf ini memiliki karakter anak-anak karena biasanya huruf ini di gunakan di komik-komik Jepang yang target sasarannya adalah anak-anak.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
U V W X Y Z
sangat mencirikan anak-anak. Diharapkan anak-anak yang sudah bisa membaca dapat tertarik mengunjungi Kebun Binatang Bandung.
, . / ; [ ] - = < > ? : { } ! @ # $
% ^ & * ( ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
‟
“
3.5.4 Ilustrasi
Ilustrasi merupakan hal yang penting dalam memegang komunikasi dari sebuah sign system, karena dianggap sebagai bahasa universal
yang menjembatani perbedaan bahasa yang ada.
Dalam bahasa Indonesia, ilustrasi adalah gambar (lukisan) untuk membantu memperjelas isi, buku, dan sebagainya. Gambar desain atau diagram untuk penghias (hal, sampul) sebagai penjelas tambahan berupa contoh bandingan untuk lebih jelas paparan (tulisan). Fungsi ilustrasi menurut Dendi Sudiana dalam bukunya “Komunikasi Periklanan Cetak” adalah menarik perhatian, merangsang minat, membaca keseluruhan pesan, menonjolkan salah satu keistimewaan produk, menjelaskan suatu pernyataan. Mendramatisirkan pesan, menonjolkan suatu merk, menunjang semboyan yang ditampilkan dan mendukung judul (1986 : 37).
Teknik computer saat ini sangat maju, terbukti dengan banyaknya
maksud karakteristik disini adalah sifat khas yang dimiliki suatu warna tersebut. Sebagai bagian dari element rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss, bahwa ”warna digunakan dalam symbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut”.
Warna merupakan faktor penting dalam menunjang sebuag sign, warna dapat berguna sebagai alat penghubung atau benang penyatu suatu bagian dengan bagian yang lain, ataupun dengan perusahaannya. Pemilihan warna yang tepat dapat membuat sign system menjadi rampak lebih hidup, lebih menarik untuk dinikmati, meningkatkan kesadaran serta memudahkan untuk diingat. Arti dari setiap warna yang digunakan untuk tanda, antara lain sebagai berikut: Merah : Untuk tanda larangan dan bahaya.
C : 2 M: 98 Y: 94 K: 0
Hijau : Untuk pemberitahuan informasi
C : 2 M: 98 Y: 94 K: 0
Kuning : Untuk binatang herbivora
C : 0 M: 0 Y: 95 K: 0
Putih : Untuk binatang omnivora
C : 0 M: 0 Y: 0 K: 0
Hijau : Untuk fasilitas umum
Ukuran : 35 cm x 45 cm Bahan : Akrilik 2 mm Teknis : Digital Laser
KOMPLEKS REPTIL
Bb
Bahan : Sticker
Teknis : Cetak separasi
Memory : 2048 MB DDR2 800 MHz, 4 GB maximum
Hard disk : 250 GB, 5400 rpm
Optical drives : DVD+/-RW SuperMulti DL LightScribe Drive Display : 14.0-inch diagonal, resolutions 1366 x 768 LED
HD BrightView with Camera
Graphic : Mobile Intel® Graphics Media Accelerator X3100 integrated graphics, up to 384 MB shared system memory
3 USB 2.0 ports, VGA, External Microphone, Headphone/Line out, power connector, RJ-45/ethernet
microphone in, Optional integrated 2MP webcam 56K modem
(Windows Vista only), HP Webcam Software (select models), Roxio Creator Business, McAfee Total Protection, Intervideo WinDVD 8SE- DVD Player.
4.12.2 Software
Software yang digunakan pada perancanagan ini adalah sebagai berikut:
- Corel draw X4
- Adobe photoshop Cs2 - Microsoft Word 2007
- Jefkins, Rank.(1996). Periklanan.Jakarta: Erlangga.
- Mc Lendon, Charles B. and Mick Blacistone, Signage: Graphic Communication In The Built World, USA:Mc Graw-Hill, Inc.,1982,hal 11(dikutip dari.Perancangan Komunikasi Visual Sign System Rumah Sakit Dr.Oen Surakarta,2003;hal43-44)
- Sihombing Danton,MFA.,ed Wagiono Sunarto, Msc. (2001),Tipografi Dalam Desain Grafis.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
- Sudiana, Dendi, Drs. (1986). Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung : Rumah Produksi Dendi Sudiana.
Situs:
- http://www.apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/mediapembelajaran.
html
Diakses 2 Juni 2010
- http://www.idc.iitb.ac.in/ravi/signage/index.html
Diakses pada 31 Mei 2010
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA PASUNDAN 8 BANDUNG Alamat : Jl. Sarimanis Blok 13 No. 79 Sarijadi
Bandung 40151
No Tlp : 085793068902
Email : manisegulagula@yahoo.com
II. Orang Tua
Nama Bpk : Bambang Harriyanto
Pekerjaan : Swasta
Nama Ibu : Rita Rostati
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Sarimanis Blok 13 No. 79 Sarijadi Bandung 40151
III. Pendidikan Formal
1. SDN Sukarasa V Bandung, 1995-2001 (Berijazah)
2. SMPN 26 Bandung, 2001-2004 (Berijazah)
3. SMA Pasundan 8 Bandung, 2004-2007 (Berijazah)
Hormat Saya,
(VONNY ANDHIRA RAMADHINA)