SEJARAH
PEMUNGUTAN PAJAK
Terbentuknya Negara
Fungsi Pemerintah
Terbentuknya Negara
Perkembangan peradaban membuat manusia sebagai mahluk sosial untuk
hidup berkelompok menata pola kehidupan sosial dalam kelompok yang
lebih besar dan menetap dalam suatu daerah yang diakui kelompoknya
dan kelompok besar lainnya pula.
Untuk dapat mengatur kehidupan sosial dan berkelompok menjadi lebih baik,
maka manusia membutuhkan seorang pemimpin yang lebih pintar dan
berkarisma sebagai seseorang yang patut dihormati, ditaati perintahnya
berkarisma sebagai seseorang yang patut dihormati, ditaati perintahnya
dan diteladani sikap dan tingkah lakunya. Adanya ketaatan anggota
kelompok terhadap pemimpinnya menimbulkan dalam kelompok itu suatu
kekuasaan pemerintahan yang sederhana, yang pada akhirnya lambat
laun peraturan itu menjadi peraturan tertulis yang dilaksanakan dan ditaati
setiap anggota kelompok.
Organisasi atau lembaga sangat diperlukan untuk melaksanakan dan
mempertahankan peraturan-peraturan hidup agar dapat berjalan secara
tertib dan lancar akibat semakin kompleksnya masalah kelompok.
Konsep dan pengertian Negara sebagai organisasi kekuasaan dipelopori oleh
J.H.A Logemaan :
bahwa keberadaan Negara bertujuan untuk mengatur dan menyelenggarakan
masyarakat yang dilengkapi dengan kekuasaan tertinggi.
Harold J.Laski, Max Weber dan Leon Duguit, dalam pengertian yang luas
mengenai Negara :
Negara merupakan kesatuan sosial (masyarakat) yang diatur secara
konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Negara dalam konteksnya sebagai organisasi kekuasaan
didalamnya terdapat suatu mekanisme atau tata
hubungan kerja yang mengatur suatu kelompok
Agar Negara dapat mengatur rakyatnya, maka
Negara diberi kekuasaan (
authority)
yang
dapat memaksa seluruh anggotanya untuk
mematuhi segala peraturan/ ketentuan yang
telah ditetapkan oleh negara.
Untuk menghindari adanya kekuasaan yang
sewenang-wenang, disisi lain Negara juga menetapkan cara-cara
dan batas-batas sampai dimana kekuasaan itu dapat
digunakan dalam kehidupan bersama, baik oleh
TEORI MENGENAI TERJADINYA
SUATU NEGARA
1. Teori Kenyataan
2. Teori KeTuhanan
Teori Kenyataan
Negara timbul adalah kenyataan. Jika sudah
terpenuhinya unsur daerah kekuasaan,
adanya rakyat, dan pemerintah yang
berdaulat dan diakui oleh rakyat maupun
berdaulat dan diakui oleh rakyat maupun
kelompok besar lainnya maka sudah
Teori KeTuhanan
Adanya suatu Negara adalah atas kehendak
Tuhan. Segala sesuatu, apapun juga itu
tidak akan terjadi apabila Tuhan tidak
Teori Perjanjian
Perjanjian yang dibuat antara orang-orang yang
tadinya hidup bebas merdeka, terlepas satu sama
lain tanpa ikatan kenegaraan, untuk hidup
bersama, berkelompok, bekerjasama, dan
bersosialisasi dalam suatu ikatan dan wadah
bersosialisasi dalam suatu ikatan dan wadah
yang dipimpin oleh pemimpin yang sudah diakui
dalam bentuk organisasi kenegaraan. Perjanjian
ini diadakan agar kepentingan bersama dapat
Teori Penaklukan
Suatu Negara timbul karena serombongan manusia
menaklukan daerah rombongan manusia lain.
Agar daerah /rombongan itu tetap dapat dikuasai,
maka dibentuklah suatu organisasi yang berupa
maka dibentuklah suatu organisasi yang berupa
negara. Bentuk penaklukan dapat berupa
pemberontakan, peleburan negara jadi satu,
UNSUR-UNSUR NEGARA
Daerah atau Wilayah
Unsur Konstitutif
Unsur deklaratif
Memiliki tujuan
rakyat
pemerintah yang berdaulat
FUNGSI PEMERINTAH
melaksanakan penertiban
(law and order)
, untuk mencapai tujuan
bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka
Negara harus melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan bahwa negara
bertindak sebagai stabilisator.
mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Dewasa ini
fungsi ini dianggap penting terutama bagi neara-negara baru.
fungsi ini dianggap penting terutama bagi neara-negara baru.
Pandangan ini di Indonesia tercermin dalam usaha pemerintah untuk
membangun melalui suatu rentetan Repelita.
fungsi pertahanan, hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan
serangan dari luar. Untuk ini negara dilengkapi dengan alat-alat
pertahanan.
fungsi pokok ekonomi yang diemban oleh pemerintah
yaitu :
tindakan pemerintah yang menyangkut efisiensi berupa
segala upaya untuk memperbaiki kesalahan pasar. Misalnya
monopoli.
program pemerintah untuk meningkatkan keadilan. Misalnya
program pemerintah untuk meningkatkan keadilan. Misalnya
pemerataan pendapatan agar mencerminkan kepentingan
seluruh masyarakat, termasuk golongan miskin.
kebijaksanaan stabilisasi berusaha mengikis fluktuasi yang
tajam dari siklus bisnis dengan cara menekan angka
Pemerintah tentunya memerlukan dana, sumber daya alam, dan
sumber daya manusia dalam pembiayaan pelaksanaan fungsinya,
baik fungsi pokok ekonominya maupun fungsi secara keseluruhan.
Modal berupa dana selain dari potensi alam yang dimiliki suatu
negara, juga berasal dari laba perusahaan negara, royalti
negara, juga berasal dari laba perusahaan negara, royalti
pemerintah, restribusi, kontribusi, bea dan cukai, sanksi dan denda
serta berasal dari pajak yang merupakan peran serta warga
negara dalam melaksanakan fungsi pemerintah.
SEJARAH PEMUNGUTAN PAJAK
Pada tahun 509-27 SM di Roma ada beberapa pungutan yang diwajibkan
kepada rakyatnya, dengan sebutan seperti
censor, questor
dan jenis
pungutan lainnya.
Pajak langsung
(tributum)
dipungut pada zaman perang terhadap penduduk
Roma sampai tahun 167 SM.
Setelah abad kedua penguasa Roma mengandalkan pajak tidak langsung
yang disebut
vegtigalia,
seperti
portoria
yakni pungutan atas penggunaan
pelabuhan.
Di zaman Julius Caesar dikenal
centesima rerum venalium
yakni sejenis pajak
penjualan dengan tarif 1% dari omzet penjualan.
Di Italia dikenal
decumae,
yakni pungutan sebesar 10% dari para petani atau
penguasa tanah. Setiap penduduk di Italia, termasuk penduduk Roma
Di Mesir, pembuatan piramida pada akhirnya dilakukan dalam
bentuk kerja paksa, yang pada mulanya adalah suatu bentuk
pengabdian dan sifatnya sukarela dari rakyat Mesir.
Pada abad ke-14 di Spanyol dikenal dengan istilah
alcabala
, salah
satu bentuk pajak penjualan.
Di benua Amerika, setelah benua tersebut menjadi koloni Inggris,
penduduk koloni mempunyai kewajiban membayar berbagai
pungutan kepada pemerintah kolonial Inggris, yang dikemudian
waktu menjadi penyebab Revolusi Amerika, yaitu setelah
waktu menjadi penyebab Revolusi Amerika, yaitu setelah
diundang-undangkannya
The Stamp act
(1765) dan
The
Townshend Act
(1767).
PERKEMBANGAN PEMUNGUTAN PAJAK
Pajak pada mulanya dibayar secara natura, yaitu hasil pertanian, hasil hutan dan hasil perkebunan serta barang tambang mulia seperti emas dan perak.
Selain itu juga pajak dapat dibayar dengan tenaga, yaitu dengan melakukan pekerjaan tanpa diberi imbalan.
Kemudian sejalan dengan perkembangan waktu pajak dibayar dengan uang.
Di seluruh dunia telah mengakui bahwa pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara dan sebagai alat mencapai tujuannya, walaupun tidak seluruh negara di dunia mengandalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Ada beberapa negara dunia mengandalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Ada beberapa negara yang memiliki potensi sumber daya alam negaranya sebagai penerimaan negara yang utama.
Sejak zaman sebelum masehi pajak telah dipungut oleh penguasa suatu daerah, untuk kepentingan penguasa. Maka bentuk iuran kepada penguasa tersebut merupakan suatu paksaan, yang tentunya ada yang pro ada yang kontra.
sejarah kesewenangan penguasa dan pemungutan
pajak bagi rakyatnya
Raja Lodwik XIV raja Perancis dan istrinya Marie Antoinette tinggal di Istana Versailles adalah penguasa Perancis yang pada pertengahan abad XVIII secara semena-mena memungut pajak dari penduduknya. Pajak yang dipungut dari rakyatnya hanya untuk kepentingan Lodwik XIV beserta istrinya semata. Karena pemberontakan rakyatnya maka timbul Revolusi Perancis (1778)
Di Inggris kesewenangan penguasa dalam memungut pajak kepada penduduknya dilakukan oleh Raja John (King John of England). Kemudian karena merasa beban semakin berat atas
kesewenangan raja Pimpinan perwakilan (Baron) memaksakan piagam Magna Charta(1215) kepada rajanya.
Salah satu pernyataan yang penting dalam piagam tersebut yang berhubungan dengan masalah perpajakan adalah ”... taxes should not be imposed without the consent of the Common Council of the realm”. Pajak tidak seharusnya dibebankan kepada rakyat tanpa adanya izin dari Dewan Majelis perwakilan dari kerajaan.
Piagam ini merupakan tonggak pembatasan secara bertahap terhadap kekuasaan absolute monarki di Inggris.
Di Indonesia tidak luput juga kesewenang-wenangan dari penjajah. Pemerintah kolonial Inggris yang menjajah Indonesia dibawah Thomas Stamford Raffles menerapkan kesewenangan
pemungutan pajak dengan Land rent (1813).
ahli pemikir di beberapa negara yang memperhatikan
masalah pemungutan pajak oleh pemerintah
Oliver Wendell Colmes, (Amerika Serikat) berpendapat bahwa
taxes are
the price we pay for civilization,
bahwa pajak merupakan harga yang
dibayar untuk suatu peradaban
.
Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa
Oliver membenarkan adanya pungutan pajak sebagai suatu yang harus
dilakukan untuk memajukan suatu Negara.
Benyamin Franklin dengan adanya ungkapan
nothing is certain but tax and
Benyamin Franklin dengan adanya ungkapan
nothing is certain but tax and
dead,
bahwa tidak ada seorang pun yang tidak akan tersentuh oleh pajak
dan kematian.
F.D. Roosevelt untuk memotivasi warga Amerika Serikat memenuhi
Konstitusi suatu Negara selalu mensyaratkan bahwa
pengenaan pajak harus berdasarkan undang-undang,
yang telah disetujui oleh rakyat melalui lembaga
perwakilan rakyat.
Mahkamah Agung Meksiko telah menegaskan bahwa penentuan
unsur-unsur untuk menghitung dasar penghasilan kena pajak
(tax
base)
dan tarif pajak
(tax rate)
merupakan elemen dasar dari
prinsip pembatasan kekuasaan untuk mengenakan pajak yang
pengaturannya harus diatur secara jelas dalam Undang-undang
Pajak.
Mahkamah Agung Estonia telah memberikan penegasan bahwa
Wajib Pajak hanya berkewajiban untuk membayar pajak apabila
dalam undang-undang pajak terdapat ketentuan yang jelas
dalam undang-undang pajak terdapat ketentuan yang jelas
terhadap semua unsur yang menjadi dasar perhitungan pajak, yaitu
dasar perhitungan penghasilan kena pajak
(tax base)
dan tarif
pajak
(tax rate).
Demikian pula Konstitusi Swedia yang menyatakan bahwa
undang-undang tersebut tentunya tidak bisa mengatur seluruh aspek
pemajakan, maka ada yang perlu pendelegasian kekuasaan untuk
mengenakan pajak di Negara tersebut. Pendelegasian wewenang atau
kekuasaan untuk beberapa aspek pemajakan dapat dilakukan kepada
pemerintah selaku pelaksana pemerintahan.
Negara-negara Eropa kontinental mengatur pemerintah hanya berwenang
untuk menerbitkan ketentuan yang bersifat administratif dan prosedural,
seperti :
format dan bentuk Surat Pemberitahuan beserta lampirannya,
format dan bentuk Surat Pemberitahuan beserta lampirannya,
metode penyusutan,
penilaian persediaan,
ketentuan mengenai pembuktian biaya yang diperbolehkan dikurangkan
dari penghasilan kena pajak,
metode akuntansi untuk tujuan perpajakan, dan
SEJARAH PERPAJAKAN DI INDONESIA
Kerajaan Mataram, Kediri, Majapahit, dan Pajang mengenal bentuk
pajak tanah dan pajak tidak langsung terhadap barang dagangan.
Pejabat kerajaan pemungut pajak tidak digaji oleh kerajaan maka
seringkali mereka menerapkan pajak secara berlebihan.
Upeti perorangan ataupun kelompok orang diberikan kepada raja atau
penguasa sebagai bentuk penghormatan dan tunduk patuh pada
penguasa sebagai bentuk penghormatan dan tunduk patuh pada
kekuasaan raja atau penguasa suatu wilayah di Indonesia
merupakan bentuk pajak pada zaman kerajaan-kerajaan di
Indonesia tumbuh.
Upeti tersebut berupa hasil bumi, dan pemajakan barang
perdagangan.
Sebagai imbalannya maka rakyat mendapat pelayanan keamanan dan
jaminan ketertiban. Kerajaan Mataram raja-raja sudah
VOC sebagai badan perdagangan menguasai wilayah Indonesia, dan tidak
memungut pajak di daerah kekuasaannya, seperti Batavia, Maluku, dan
lain-lain. Tetapi mengenakan Pajak usaha, Pajak Rumah, dan Pajak
Kepala kepada pedagang Cina dan pedagang lainnya. Selain itu VOC
memiliki monopoli penjualan candu, garam, pemetikan sarang burung dan
lain-lain yang dijualnya pada
pacht-pacht
yang biasanya dipegang oleh
kapiten.
Gubernur Jenderal Daendels juga mengadakan pemungutan pajak, menarik
pajak dari pintu gerbang dan pajak penjualan barang di pasar
(bazarregten)
termasuk pula pungutan pajak terhadap rumah jadi.
Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles (1811-1815)
Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles (1811-1815)
menyelenggarakan administrasi dan reorganisasi yang mengeluarkan
banyak uang. Raffles mengadakan pembaruan sistem pajak yang dikenal
dengan
landrente stelsel
, dimana sistem pajak tersebut mengambil contoh
dari Benggala India.
Sejarah Pajak Bumi dan Bangunan
Dimulai dari pengenaan pajak tanah
(Land Rent)
oleh pemerintahan
kolonial Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stanford Raffless pada
abad 19 tepatnya tahun 1813 di pulau Jawa.
Raffles menentukan pajak ini pada individu bukan pada desa. Raffles
membagi tanah atas kelompok-kelompok terhadap tanah kering
membagi tanah atas kelompok-kelompok terhadap tanah kering
dan tanah basah, pengenaan pajaknya adalah rata-rata produksi
pertahun untuk sawah (tanah basah), dan tegalan (tanah kering).
Dalil yang dijadikan dasar adanya pungutan pajak tanah menurut
sejarah, adalah anggapan bahwa semua tanah adalah milik Raja
(souvereign),
dan kepala desa-kepala desa yang berada di bawah
kekuasaan raja semuanya dianggap sebagai penyewa
(Pachters).
Karena itu maka mereka harus membayar sewa tanah
(land rent)
Tahun 1945 – 1951
Pajak Bumi semula pelaksanaan pemungutannya dengan
cara lama digunakan secara penuh.
Kemudian Pajak Bumi di wilayah negara Republik Indonesia
dengan pusat pemerintahan di Yogyakarta dihapus,
sedangkan di wilayah federal Pajak Bumi terus berlaku.
sedangkan di wilayah federal Pajak Bumi terus berlaku.
Tahun 1951 - 1959
UU No.14 tahun 1951, melahirkan Jawatan Pendaftaran
dan Pajak Penghasilan Tanah Milik Indonesia (P3TMI).
Tugasnya adalah melakukan pendaftaran atas tanah-tanah
milik adat yang ada di Indonesia.
Namun karena P3TMI ini ternyata dianggap hanya
Namun karena P3TMI ini ternyata dianggap hanya
mengurus pendaftaran tanah saja, maka namanya
diubah lagi menjadi Jawatan Pendaftaran Tanah Milik
Indonesia (PTMI).
Tugasnya yaitu menjadikan tugas yang sama seperti yang
diatas ditambah kewenangan untuk mengeluarkan Surat
Pendaftaran Sementara terhadap tanah milik yang
Tahun 1959 - 1985
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (PERPU) No.11
Tahun 1959 tentang Pajak Hasil Bumi telah ditetapkan menjadi
Undang-Undang yaitu Undang-Undang No.1 Tahun 1961.
Jawatan yang mengelola Pajak Hasil Bumi dirubah menjadi Direktorat
Pajak Hasil Bumi.
Sesuai dengan SK Menteri Iuran Negara PMPPU 1-1-3 29 November
1965, Direktorat Pajak Hasil Bumi diubah namanya menjadi
Direktorat Iuran Pembangunan daerah (DIT-IPEDA).
Pajak Hasil Bumi (PHB) menjadi Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA).
Pengenaan Iuran pembangunan daerah dilakukan terhadap
tanah-tanah di pedesaan, perkotaan, perhutanan, perkebunan dan
Tahun 1985 -1995
Berdasarkan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1983 telah diadakan Tax
Reform yaitu diadakan pembaruan dan penggantian atas peraturan
perundang-undangan perpajakan yang selama ini berlaku. Tax
Reform tahun 1983 ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 1984. Dengan
adanya Tax Reform maka sistem perpajakan Indonesia berubah dari
Oficial Assesment
menjadi
Self assesment
.
Tax Reform 1983, melahirkan Undang-Undang No.12 Tahun 1985
tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yang ditetapkan pada
tanggal 27 Desember 1985 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
1986.
Sejarah Pajak Penghasilan
Sebelum 1920
Pajak pendapatan bagi orang eropa (tax patent duty), dan untuk orang Indonesia adalah Pajak pendapatan yang disebut business tax.
Business Tax tahun 1878 dikenakan untuk pribumi sebesar 2% per tahun dari penghasilan, dan 4% pertahun dari penghasilan orang Asing Asia.
Seluruh orang Indonesia yang ikut serta dalam perdagangan kecil-kecilan atau
eceran baik merupakan subyek dari pajak ini. Yang dikecualikan adalah para petani dan buruh yang bekerja pada tanah pertanian, kepala desa dan pegawai
dan buruh yang bekerja pada tanah pertanian, kepala desa dan pegawai pemerintahan.
Tax Patent Duty adalah pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh dari usaha pertanian, manufakturing, kerajinan tangan, atau kegiatan industri di
Hindia Belanda.
Tarif proporsional, yakni 2% dari pendapatan. Pendapatan minimum tidak
disebutkan dan biaya pengeluaran dari rumah tangga atau pengeluaran pribadi tidak termasuk dalam perhitungan yang dikenakan pajak.
Tahun 1920
The Reseived ordinance on the Income Tax of 1920. Pendapatan menurut pengertian ordonansi ini adalah jumlah keseluruhan yang diterima baik dalam bentuk uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang diperoleh dari barang-barang bergerak atau tidak gerak, atau dari kegiatan perdagangan atau pekerjaan keilmuan atau
pekerjaan lain, baik yang dikerjakan sekali-sekali atau secara kontinyu; kegiatan kantor perusahan, pelayanan, dan dari keruntungan lain yang diperoleh setelah dikurangi ongkos-ongkos pengeluaran.
Prinsip-prinsip dalam UU Pajak Pendapatan:
pajak diterapkan pada perseorangan, badan, pemegang saham, kerjasamapajak diterapkan pada perseorangan, badan, pemegang saham, kerjasama perdagangan, dan badan hukum lainnya termasuk perusahaan asing yang berkegiatan di Indonesia.
Penilaian pajak tahunan dihitung menurut sistem fiktif. Pendapatan secara total yang diperoleh dari berbagai sumber sejak tanggal 1 Januari setiap tahun digunakan
sebagai jumlah pendapatan yang nyata apabila wajib pajak tidak mempunyai
sumber pendapatan reguler. Peningkatan atau penurunan pendapatan selama tahun takwim tidak dijadikan sebagai patokan.
Tahun 1932-1983
Personal Income Tax Ordinance of1932 (Ordonansi Pajak Pendapatan 1932 =
Ordonantie op de Inkomstenbelasting 1932) pada tahun 1932.
Kemudian diganti menjadi Ordonansi Pajak Pendapatan 1944 bernama “Pajak Perang” (Oorlogsbelasting). Sejak 1 Januari 1946 diubah menjadi Pajak Peralihan(Overgangsbelasting). kemudian dengan Undang-undang No.21 tahun1957 (LN No.41 tahun195) nama Ordonansi tersebut dengan resmi menjadi Ordonansi Pajak Pendapatan 1944.
Ordonansi Pajak Pendapatan 1944 ini dalam bentuk aslinya disiapkan di Australia oleh pemerintah Hindia Belanda dalam pelarian, sewaktu Indonesia diduduki Jepang. Ditetapkan bahwa Subyek Pendapatan adalah Orang Pribadi, dan badan. Sedangkan Obyek pajaknya adalah pendapatan bersih. Mulai berlaku sejak 1 Januari 1945. Pada saat yang bersamaan maka “Ordonantie op de Inkomstenbelasting 1932” dinyatakan tidak berlaku.
Tahun 1984
Undang-Undang No.7 tahun 1983 tentang PPh yang disyahkan
tanggal 31 Desember 1983, dan berlaku pada tanggal 1 Januari
1984.
Kemudian ada perubahan atas Undang-Undang No.7 Tahun
1983, yaitu disyahkannya Undang-Undang No.7 Tahun 1991
1983, yaitu disyahkannya Undang-Undang No.7 Tahun 1991
tentang Pajak Penghasilan.
Tahun 1994 telah lahir pula Undang-Undang No.10 Tahun 1994
tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 Tahun 1983
Sejarah Pajak Lainnya
Pajak Rumah Tangga 1908 dalam Undang-undang pajak Rumah Tangga 1908 yang kemudian diubah menjadi UU No.2 tahun 1953 dalam Lembaran Negara RI No.5 tahun 1953. Dasar pengenaan pajak ini adalah nilai sewa dan bangunan, nilai perabot, sepeda motor, dan mobil.
Pajak Verponding Indonesia tahun 1923 (Verponding Indonesia 1923, Staatsblad 1927 No.151). Pemungutan ditentukan oleh gubernur Jenderal dalam batas-batas atau bagian tempat yang ditunjuk oleh Gubernur Jenderal tadi dari tanah-tanah termasuk juga kolam dan hutan nipah dengan hak milik Indonesia dan dengan hak eigendom atau tanah milik partikelir.
Ordonansi Pajak Kekayaan 1932, dimana obyeknya adalah emas/logam mulia, mutiara, permata, rumah, tanah, pakaian dan bahan makanan.
Ordonansi Verponding Indonesia 1928, Obyek pajaknya adalah barang-barang tak gerak, tanah dan hasilnya serta rumah atau bangunan tak bergerak.
Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor 1934, kemudian melalui PERPU No.376 tahun 1959 dirubah dan ditambah sesuai
Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor 1934, kemudian melalui PERPU No.376 tahun 1959 dirubah dan ditambah sesuai dengan undang-undang seperti adanya saat ini.
Ordonansi Pajak Upah 1935(Wages Tax ordinance 1935)
Ordonansi Pajak Potong 1936
Ordonansi Pajak Bumi 1939 yang berasal dari Peraturan tentang Ordonansi Landrente 1907.
Ordonansi Pajak Jalan 1942
Ordonansi Pajak Radio 1947 (UU No.12 tahun 1947), kemudian diubah dan ditambah menjadi Undang-Undang No.2 tahun1959.
Pajak Pembangunan I tahun 1947 (UU No.14 Tahun 1947).
Pajak kopra 1949. Khusus berlaku untuk negara Indonesia Timur.
UU pajak Penjualan 1951 sebagai pengganti UU Pajak peredaran (UU Darurat No.12 tahun 1950)
Pengertian Reformasi
Pengertian Reformasi
Perpajakan
Perpajakan
Menurut Chaizi Nasucha,
Menurut Chaizi Nasucha,
reformasi administrasi perpajakan adalah
reformasi administrasi perpajakan adalah
penyempurnaan atau perbaikan kinerja
penyempurnaan atau perbaikan kinerja
penyempurnaan atau perbaikan kinerja
penyempurnaan atau perbaikan kinerja
administrasi, baik secara individu,
administrasi, baik secara individu,
kelompok, maupun kelembagaan agar
kelompok, maupun kelembagaan agar
lebih efisien, ekonomis, dan cepat.
atribut yang menjadi dasar suatu reformasi
atribut yang menjadi dasar suatu reformasi
perpajakan
perpajakan
Breadth of reform; Breadth of reform;
Reformasi perpajakan memfokuskan pada struktur pajak atau system pajak, dan administrasi Reformasi perpajakan memfokuskan pada struktur pajak atau system pajak, dan administrasi pajak.
pajak.
Scope of reform Scope of reform;;
Reformasi perpajakan dilakukan secara
Reformasi perpajakan dilakukan secaracomprehensivecomprehensive(semua sumber penerimaan yang(semua sumber penerimaan yang penting), atau dilakukan secara parsial (hanya meliputi satu atau dua komponen penting dari penting), atau dilakukan secara parsial (hanya meliputi satu atau dua komponen penting dari sistem perpajakan)
sistem perpajakan)
Revenue goals Revenue goals;;
Reformasi perpajakan untuk meningkatkan penerimaan dalam prosentase terhadap PDB yaitu Reformasi perpajakan untuk meningkatkan penerimaan dalam prosentase terhadap PDB yaitu rasio pajak (
rasio pajak (revenuerevenue enhancing)enhancing); untuk mengganti penerimaan (; untuk mengganti penerimaan (revenue neutral reform)revenue neutral reform); atau; atau bahkan untuk mengurangi penerimaan
bahkan untuk mengurangi penerimaan(revenue(revenue--decreasing reform)decreasing reform)..
Equity goals Equity goals;;
Reformasi perpajakan untuk menegakkan keadilan (
Reformasi perpajakan untuk menegakkan keadilan (redistributive)redistributive). Orang berpenghasilan tidak. Orang berpenghasilan tidak Reformasi perpajakan untuk menegakkan keadilan (
Reformasi perpajakan untuk menegakkan keadilan (redistributive)redistributive). Orang berpenghasilan tidak. Orang berpenghasilan tidak sama, pajaknya diperlakukan tidak sama juga, namun jika reformasi perpajakan tidak
sama, pajaknya diperlakukan tidak sama juga, namun jika reformasi perpajakan tidak dimaksudjkan untuk merubah distribusi pendapatan yang sudah ada maka disebut dimaksudjkan untuk merubah distribusi pendapatan yang sudah ada maka disebut
distributionally neutral reform distributionally neutral reform..
Resource allocations goals Resource allocations goals;;
Reformasi perpajakan yang berusaha mengurangi pengenaan pajak pada sumber daya agar Reformasi perpajakan yang berusaha mengurangi pengenaan pajak pada sumber daya agar dapat dialokasikan lebih efisien (
dapat dialokasikan lebih efisien (euconomically neutral)euconomically neutral), jika sistem perpajakan untuk, jika sistem perpajakan untuk mempengaruhi aliran sumber daya sektor ekonomi atau aktivitas tertentu maka disebut mempengaruhi aliran sumber daya sektor ekonomi atau aktivitas tertentu maka disebut
interventionist reforms interventionist reforms
Timing of reform Timing of reform;;
Dilakukan dengan mengubah seluruh kebijakan perpajakan secara bersamaan disebut Dilakukan dengan mengubah seluruh kebijakan perpajakan secara bersamaan disebut
contemporaneous reforms
contemporaneous reforms, dengan implementasi bertahap disebut, dengan implementasi bertahap disebutphased reformsphased reforms, atau, atau perubahan kebijakan perpajakan yang tidak berkaitan dilakukan dalam beberapa tahun lebih perubahan kebijakan perpajakan yang tidak berkaitan dilakukan dalam beberapa tahun lebih disebut
Alasan Negara melakukan
Alasan Negara melakukan
reformasi dalam perpajakan
reformasi dalam perpajakan
untuk menstabilkan perekonomian yang tidak menentu
untuk menstabilkan perekonomian yang tidak menentu
karena pengaruh perekonomian internasional maupun
karena pengaruh perekonomian internasional maupun
nasional.
nasional.
upaya mengalihkan sektor penerimaan APBN dari
upaya mengalihkan sektor penerimaan APBN dari
migas yang semula sebagai sektor primadona menjadi
migas yang semula sebagai sektor primadona menjadi
pajak sebagai sumber yang lebih dapat menjanjikan
pajak sebagai sumber yang lebih dapat menjanjikan
pajak sebagai sumber yang lebih dapat menjanjikan
pajak sebagai sumber yang lebih dapat menjanjikan
karena secara rasional pajak adalah penerimaan yang
karena secara rasional pajak adalah penerimaan yang
berkelanjutan tidak seperti migas.
berkelanjutan tidak seperti migas.
usaha mengikuti ketentuan dunia terutama dalam hal
usaha mengikuti ketentuan dunia terutama dalam hal
pendanaan (pinjaman luar negeri) yang mensyaratkan
pendanaan (pinjaman luar negeri) yang mensyaratkan
struktur pajak yang ada harus disesuaikan dengan
struktur pajak yang ada harus disesuaikan dengan
kondisi seharusnya.
kondisi seharusnya.
Tujuan Reformasi Perpajakan
Tujuan Reformasi Perpajakan
meningkatkan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak
meningkatkan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak
(taxpayer’s
(taxpayer’s
quality services)
quality services)
sebagai sumber aliran dana untuk mengisi kas
sebagai sumber aliran dana untuk mengisi kas
negara.
negara.
menekan terjadinya penyelundupan pajak
menekan terjadinya penyelundupan pajak
(Tax Evasion)
(Tax Evasion)
oleh
oleh
Wajib Pajak
Wajib Pajak
meningkatkan kepatuhan bagi Wajib Pajak dalam
meningkatkan kepatuhan bagi Wajib Pajak dalam
penyelenggaraan kewajiban perpajakannya.
penyelenggaraan kewajiban perpajakannya.
penyelenggaraan kewajiban perpajakannya.
penyelenggaraan kewajiban perpajakannya.
menerapkan konsep
menerapkan konsep
good governance,
good governance,
adanya transparansi,
adanya transparansi,
responsibility, keadilan dan akuntabilitas dalam meningkatkan
responsibility, keadilan dan akuntabilitas dalam meningkatkan
kinerja instansi pajak, sekaligus publikasi jelasnya pos
kinerja instansi pajak, sekaligus publikasi jelasnya pos
penggunaan pengeluaran dana pajak.
penggunaan pengeluaran dana pajak.
meningkatkan penegakan hukum pajak, pengawasan yang tinggi
meningkatkan penegakan hukum pajak, pengawasan yang tinggi
dalam pelaksanaan adminisrtrasi pajak baik kepada fiskus
dalam pelaksanaan adminisrtrasi pajak baik kepada fiskus
maupun kepada Wajin Pajak.
Reformasi Perpajakan di
Reformasi Perpajakan di
Indonesia
Indonesia
Tahun 1983 Pemerintah RI berhasil mengganti sistem perpajakan kolonial dengan Paket Tahun 1983 Pemerintah RI berhasil mengganti sistem perpajakan kolonial dengan Paket
Perundang
Perundang--undangan Perpajakan yaitu Pembaruan Sistem Perpajakan Nasionalundangan Perpajakan yaitu Pembaruan Sistem Perpajakan Nasional (PSPN). (M.Bakhrun Effendi)
(PSPN). (M.Bakhrun Effendi) Paket pertama, berisi tiga Undang
Paket pertama, berisi tiga Undang--undang:undang:
UndangUndang--undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Caraundang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), berlaku terhitung mulai 1 Januari 1984
Perpajakan (KUP), berlaku terhitung mulai 1 Januari 1984
UndangUndang--undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh), berlaku 1undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh), berlaku 1 Januari 1984
Januari 1984 Januari 1984 Januari 1984
UndangUndang ––undang No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN)danundang No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN)dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), berlaku mulai 1 April 1985
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), berlaku mulai 1 April 1985 Paket kedua berisi dua Undang
Paket kedua berisi dua Undang--undang, yaitu :undang, yaitu :
UndangUndang--undang No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)undang No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
UndangUndang--undang No.13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (BM), keduanya berlakuundang No.13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (BM), keduanya berlaku mulai 1 Januari 1986
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
Official assesment System.Official assesment System. Dimana wewenang pemungutan pajak pada fiskus.Dimana wewenang pemungutan pajak pada fiskus. Utang pajak timbul kalau ada Surat Ketetapan Pajak (SKP), dilaksanakan sampai Utang pajak timbul kalau ada Surat Ketetapan Pajak (SKP), dilaksanakan sampai tahun 1967
tahun 1967
Semi Self Assesment system.Semi Self Assesment system. Wewenang pemungutan ada pada Wajib Pajak danWewenang pemungutan ada pada Wajib Pajak dan fiskus. Pada awal tahun pajak Wajib Pajak menaksir dahulu berapa pajak yang fiskus. Pada awal tahun pajak Wajib Pajak menaksir dahulu berapa pajak yang akan terutang untuk satu tahun pajak, kemudian mengangsurnya. Akhir tahun akan terutang untuk satu tahun pajak, kemudian mengangsurnya. Akhir tahun pajak, pajak terutang sesungguhnya ditentukan fiskus. Dilaksanakan di Indonesia pajak, pajak terutang sesungguhnya ditentukan fiskus. Dilaksanakan di Indonesia pada periode 1968
pada periode 1968--1983.1983. pada periode 1968
pada periode 1968--1983.1983.
Full self assesment system.Full self assesment system. Wewenang sepenuhnya untuk menentukan besarWewenang sepenuhnya untuk menentukan besar pajak ada pada Wajib Pajak. Wajib pajak aktif menghitung, memperhitungkan, pajak ada pada Wajib Pajak. Wajib pajak aktif menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri pajaknya. Fiskus tidak campur tangan dalam menyetor dan melaporkan sendiri pajaknya. Fiskus tidak campur tangan dalam penentuan besarnya pajak terutang selama Wajib Pajak tidak menyalahi peraturan penentuan besarnya pajak terutang selama Wajib Pajak tidak menyalahi peraturan yang berlaku. Dilaksanakan secara efektif pada tahun 1984 atas dasar
yang berlaku. Dilaksanakan secara efektif pada tahun 1984 atas dasar perombakan perundang
perombakan perundang--undangan perpajakan pada tahun 1983undangan perpajakan pada tahun 1983
With holding system.With holding system. Wewenang pemungutan ada pada pihak ketiga.Wewenang pemungutan ada pada pihak ketiga. Dilaksanakan secara efektif sejak 1984
PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI
PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI
PERPAJAKAN MODERN
PERPAJAKAN MODERN
Sejak tahun 2001, Direktorat Jenderal Pajak telah
Sejak tahun 2001, Direktorat Jenderal Pajak telah
memulai beberapa langkah reformasi
memulai beberapa langkah reformasi
administrasi perpajakan jangka menengah (3
administrasi perpajakan jangka menengah (3--5
5
tahun) sebagai prioritas reformasi perpajakan
tahun) sebagai prioritas reformasi perpajakan
yang menjadi landasan bagi terciptanya
yang menjadi landasan bagi terciptanya
administrasi perpajakan yang modern, efisien
administrasi perpajakan yang modern, efisien
administrasi perpajakan yang modern, efisien
administrasi perpajakan yang modern, efisien
dan dipercaya masyarakat dengan tujuan
dan dipercaya masyarakat dengan tujuan
tercapainya:
tercapainya:
1. tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi,
1. tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi,
2. tingkat kepercayaan terhadap administrasi
2. tingkat kepercayaan terhadap administrasi
perpajakan yang tinggi, dan
perpajakan yang tinggi, dan
Pembentukan Kantor Pajak
Pembentukan Kantor Pajak
Modern
Modern
Tujuan pembentukan kantor Pajak Wajib Pajak Besar
Tujuan pembentukan kantor Pajak Wajib Pajak Besar
adalah
adalah
sebagai berikut:
sebagai berikut:
1.
Melakukan modernisasi administrasi perpajakan.
1.
Melakukan modernisasi administrasi perpajakan.
Menggunakan teknologi informasi (LAN) dilengkapi SAPT,
Menggunakan teknologi informasi (LAN) dilengkapi SAPT,
E
E--mail
account
account
, internet dan intranet.
, internet dan intranet.
2. Meningkatkan pelayanan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak
2. Meningkatkan pelayanan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak
Pelayanan: Menyampaikan SPT melalui
Pelayanan: Menyampaikan SPT melalui
e
e--
SPT dan
SPT dan
e
e--
Filling.
Filling.
Pengawasan :
Pengawasan :
Taxpayers account
Taxpayers account (automatic record)
(automatic record)
3. Meningkatkan citra Direktorat jenderal PajakMenginformasikan dan
3. Meningkatkan citra Direktorat jenderal PajakMenginformasikan dan
memberi pelayanan pada WP
memberi pelayanan pada WP
-- Account representative
Account representative
-- Sarana dan prasarana kantor yang baik
Sarana dan prasarana kantor yang baik
4. Mencegah penyalahgunaan wewenang Pegawai dan pimpinan
4. Mencegah penyalahgunaan wewenang Pegawai dan pimpinan
kantor mematuhi kode etik, diawasi pelaksanaannya oleh Komite
kantor mematuhi kode etik, diawasi pelaksanaannya oleh Komite
Kode Etik dipimpin
QUIZ
QUIZ
Jelaskan pengertian
Jelaskan pengertian
Self Assesment
Self Assesment
System,
System,
dan sebutkan kewajiban dan hak
dan sebutkan kewajiban dan hak
perpajakan Wajib Pajak dalam sistem ini.
perpajakan Wajib Pajak dalam sistem ini.
Sebutkan ciri
Sebutkan ciri--ciri
ciri
Self Assesment System.
Self Assesment System.
Sebutkan ciri
Sebutkan ciri--ciri
ciri
Self Assesment System.
Self Assesment System.
Apa tujuan diterapkannya sistem
Apa tujuan diterapkannya sistem
Withholding
Withholding
dan apa manfaat dari
dan apa manfaat dari
diterapkannya
diterapkannya
Withholding system?
Withholding system?
Pajak apa saja yang sistemnya
Pajak apa saja yang sistemnya
menggunakan
PENGERTIAN KEPATUHAN
PERPAJAKAN
(TAX COMPLIANCE)
Kepatuhan Wajib Pajak dikemukakan oleh Norman
D.Nowak (Moh. Zain:2004) sebagai “Suatu iklim
kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban
perpajakan, tercermin dalam situasi dimana:
•
Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami
•
Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami
semua ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan,
•
Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas,
•
Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar
menurut Keputusan Menteri Keuangan No.544/KMK.04/2000,
bahwa kriteria kepatuhan Wajib Pajak adalah :
•
tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis
pajak dalam 2 tahun terakhir
•
tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak,
kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau
menunda pembayaran pajak
•
tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun
terakhir
terakhir
•
dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan
dalam hal terhadap Wajib pajak pernah dilakukan
pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang terakhir
untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling
banyak 5%.
•
Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun
terakhir diaudit oleh Akuntan Publik dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian, atau pendapat dengan
PENTINGNYA KEPATUHAN
PERPAJAKAN
Masalah kepatuhan Wajib Pajak adalah masalah
penting di seluruh dunia, baik bagi negara
maju maupun di negara berkembang. Karena
jika Wajib Pajak tidak patuh maka akan
menimbulkan keinginan untuk melakukan
menimbulkan keinginan untuk melakukan
tindakan penghindaran, pengelakan,
penyelundupan dan pelalaian pajak. Yang
pada akhirnya tindakan tersebut akan
HAMBATAN PEMUNGUTAN PAJAK
PERLAWANAN PASIF
Perlawanan pasif merupakan kondisi yang
mempersulit pemungutan pajak yang timbul
dari
a. kondisi struktur perekonomian,
a. kondisi struktur perekonomian,
b. kondisi sosial masyarakat,
PERLAWANAN AKTIF
Meliputi usaha masyarakat untuk menghindari,
menyelundupkan, memanipulasi, melalaikan
dan meloloskan pajak yang langsung ditujukan
kepada fiskus
Penghindaran Pajak
Penghindaran pajak berkenaan dngan pengaturan
suatu peristiwa sedemikian rupa untuk
meinimkan atau menghilangkan beban pajak
dengan memperhatikan ada atau tidaknya
akibat-akibat pajak yang ditimbulkannya. Penghindaran
pajak tidak merupakan pelanggaran atas
akibat pajak yang ditimbulkannya. Penghindaran
pajak tidak merupakan pelanggaran atas
perundang-undangan perpajakan secara etik
tidak dianggap salah dalam rangka usaha wajib
pajak untuk mengurangi, menghindari,
Pengelakan atau Penyelundupan Pajak
Harry Graham Balter
memberi pengertian
mengenai penyelundupan pajak, yaitu sebagai
usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak apakah
berhasil atau tidak untuk mengurangi atau
berhasil atau tidak untuk mengurangi atau
sama sekali menghapus utang pajak yang
Melalaikan Pajak
•
Menurut Oliver Oldman dalam Moh. Zain
melalaikan pemenuhan kewajiban perpajakan
disebabkan oleh
•
ketidaktahuan
(ignorance)
yaitu Wajib Pajak tidak sadar atau
tidak tahu akan adanya ketentuan peraturan
tidak tahu akan adanya ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan tersebut
•
kesalahan
(error)
yaitu Wajib Pajak paham dan mengerti
mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan tetapi salah hitung
Perilaku Wajib Pajak yang tidak sepenuhnya memenuhi
kewajiban perpajakan dibedakan menjadi tiga yakni
tax
evasion, tax avoidance,
dan
tax delinquency
(Bernard P. Herber).
”
Tax evasion involves a fraudulent or deceiteffort by a
taxpayer to escape his legal tax obligation. This is a direct
taxpayer to escape his legal tax obligation. This is a direct
violation of both the spirit or intent and the letter of tax
law. On the other hands, tax avoidance may involve a
violation of the spirit of tax law, while tax evasion is
Biaya Penyelenggaraan Pajak
(Cost of Taxation)
Cedric Sandford et All (1989:10) membagi biaya
pajak menjadi tiga yaitu :
1.
Sacrifice of income
2.
Distortion cost
3.
Running cost
3.
Running cost
a. Administrative cost
b. Compliance cost
- direct money cost,
- time costs,
TAX LAW ENFORCEMENT
Penegakkan hukum dalam
self assessment system
merupakan hal yang penting. Seperti diketahui bahwa
dalam system perpajakan ini dipentingkan adanya
voluntary compliance
dari Wajib Pajak. Karena tuntutan
peran aktif dari Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban
perpajakannya, maka kepatuhan dari Wajib Pajak
sangatlah penting. Sedangkan kepatuhan Wajib Pajak
perlu ditegakkan salah satu caranya adalah dengan
tax
perlu ditegakkan salah satu caranya adalah dengan
tax
enforcement.
Pilar-pilar penegakan hukum pajak
(tax enforcement) :
a. pemeriksaan pajak
(tax audit),
PEMERIKSAAN PAJAK
“Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan
untuk mencari, mengumpulkan, dan
mengolah data dan atau keterangan lainnya
untuk menguji kepatuhan pemenuhan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain
dalam rangka melaksanakan ketentuan
Tujuan pemeriksaan pajak
•
Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, dilakukan
dalam hal :
–
SPT menunjukkan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang telah
diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
–
SPT tahunan pajak penghasilan menunjukkan rugi
–
SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang telah
ditetapkan
–
SPT yang memenuhi criteria seleksi yang ditentukan Direktur Jendral
–
SPT yang memenuhi criteria seleksi yang ditentukan Direktur Jendral
Pajak
–
Ada indikasi kewajiban pajak yang tidak dipenuhi
•
Tujuan lain, meliputi pemeriksaan yang dilakukan dalam rangka
–
Pemberian NPWP secara jabatan
–
Penghapusan NPWP
–
Wajib pajak mengajukan keberatan
–
Pencocokan data atau alat keterangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pemeriksaan pajak
•
teknologi informasi
(information technology)
•
jumlah sumber daya manusia
(the number of
human resources)
•
kualitas sumber daya
(the quality of human
•
kualitas sumber daya
(the quality of human
resources)
Kendala yang dihadapi dalam
pemeriksaan pajak
•
psikologis
•
Komunikasi
•
Komunikasi
•
Teknis
Dalam hal dilakukan pemeriksaan
Wajib Pajak berhak
•
Meminta Surat perintah pemeriksaan
•
Melihat tanda pengenal pemeriksa
•
Mendapat penjelasan mengenai maksud dan
tujuan pemeriksaan
tujuan pemeriksaan
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
Direktorat jenderal Pajak. Maka akan diterbitkan
suatu surat ketetapan pajak, yang dapat
mengakibatkan pajak terutang menjadi kurang
bayar, lebih bayar, atau nihil.
Jika Wajib Pajak tidak sependapat maka dapat
mengajukan keberatan atas surat ketetapan
tersebut.
tersebut.
Selanjutnya apabila belum puas dengan keputusan
keberatan tersebut maka Wajib Pajak dapat
mengajukan banding.
Langkah terakhir yang dapat dilakukan oleh Wajib
Pajak dalam rangka sengketa pajak adalah
SANKSI PAJAK
Dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan
dan pembinaan terhadap wajib Pajak sebagai
wujud penegakan hukum adalah pengenaan
sanksi perpajakan yang merupakan kelanjutan
dari dilakukannya pemeriksaan terhadap
dari dilakukannya pemeriksaan terhadap
Wajib Pajak. Pengenaan sanksi perpajakan
diterapkan sebagai akibat tidak dipenuhinya
kewajiban perpajakan oleh Wajib Pajak
Apabila pengenaan sanksi administrasi masih
belum cukup maka sanksi yang sifatnya lebih
berat akan diterapkan dalam hal
ketidakpatuhan akan pemenuhan kewajiban
ketidakpatuhan akan pemenuhan kewajiban
perpajakan sudah merupakan unsur kealpaan
atau bahkan sudah merupakan unsur
Penyidikan Pajak (Tax Investigation)
•
Meskipun untuk menerapkan sanksi pidana terhadap
Wajib Pajak masih memerlukan
pembuktian-pembuktian lebih lanjut atas kesalahannya. Tindakan
berupa penyidikan terhadap tindak pidana di bidang
perpajakan yang terjadi mutlak dilakukan.
perpajakan yang terjadi mutlak dilakukan.
•
Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh penyidik yaitu Pegawai Negeri Sipil tertentu di
Tindak Pidana di bidang perpajakan dapat
berupa kealpaan atau kesengajaan yang
dilakukan oleh Wajib Pajak. Yang dimaksud
dengan kealpaan disini adalah Wajib Pajak
tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan
SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak
lengkap atau melampirkan keterangan yang
SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak
lengkap atau melampirkan keterangan yang
isinya tidak benar, sehingga dapat
Kriteria kesengajaan
•
Tidak mendaftarkan diri atau penyalahgunaan NPWP atau
PPKP
•
Tidak menyampaikan SPT
•
Menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak
benar atau tidak lengkap.
•
Menolak untuk dilakukan pemeriksaan
•
Menolak untuk dilakukan pemeriksaan
•
Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen
lain yang palsu.
•
Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan,
tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku,
catatan, atau dokumen lainnya.
Tindakan penyidikan tidak diatur dalam
undang-undang perpajakan, karena rangkaian
tindakannya meliputi tata cara dan
prosedur-prosedur tertentu yang sudah diatur di bawah
hukum pidana. Undang-undang yang
mengatur tersebut adalah undang-undang
mengatur tersebut adalah undang-undang
hukum acara pidana yang berlaku. Karena
W A J I B P A J A K N P W P
P E N G U S A H A K E N A P A J A K
KUP
Wajib Pajak
Wajib pajak adalah
sekumpulan orang atau badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan
Yang wajib mempunyai NPWP adalah Wajib Pajak
(Penghasilan).
Jadi orang atau badan yang bertempat tinggal di
Indonesia, yang menerima atau memperoleh
penghasilan bagi perorangan yang jumlahnya
penghasilan bagi perorangan yang jumlahnya
setahun melampaui batas pajak, yaitu yang
mempunyai penghasilan melebihi Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib mempunyai NPWP
walaupun kepadanya belum atau tidak dikenakan
pajak atau belum atau tidak diberikan Surat
Wajib pajak dikelompokkan menjadi
wajib pajak orang pribadi
wajib pajak badan
kewajiban pajak subyektif dimulai pada saat:
orang pribadi tersebut dilahirkan
berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam 12 bulan,
atau berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia
badan yang didirikan atau berkedudukan di aindonesia
warisan yang belum dibagi dalam satu kesatuan,
warisan yang belum dibagi dalam satu kesatuan,
menggantikan yang berhak
subyek pajak luar negeri, orang pribadi tidak tinggal di
Indonesia kurang dari 183 hari dalam 12 bulan
bentuk usaha tetap (BUT) atau badan yang tidak
Nomor Pokok Wajib Pajak
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah
nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai
sarana administrasi perpajakan dan sebagai tanda
pengenal diri bagi Wajib Pajak didalam
Fungsi NPWP
untuk mengetahui identitas Wajib Pajak
untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak
dan dalam pengawasan administrasi perpajakan
untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen
perpajakan sehingga semua yang berhubungan dengan
dokumen perpajakan harus mencantumkan NPWP
dokumen perpajakan harus mencantumkan NPWP
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan
(misal dalam Surat Setoran Pajak)
Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi
tertentu yang mewajibkan mencantumkan NPWP
dalam dokumen-dokumen yang diajukan (misal
Dokumen Import, dokumen Eksport)
Yang Wajib mendaftarkan diri dan
melaporkan usaha:
wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas dan penghasilan nettonya di atas PTKP
wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha
atau pekerjaan bebas apabila sampai degan satu bulan
memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi
PTKP setahun
wajib pajak orang pribadi melakukan kegiatan usaha di
wajib pajak orang pribadi melakukan kegiatan usaha di
beberapa tempat wajib mendaftarkan diri ke KPP yang
wilayah kerjanya meliputi tempat-tempat kegiatan wajib
pajak
kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula “wanita kawin”
yang dikenakan pajak secara terpisah karena:
hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim
dikehendaki secara tertulis berdasrkan perjanjian pemisahan
wajib pajak badan didirikan seperti PT, CV, Firma, Kongsi,
Yayaan, Perkumpulan, Lembaga, Koperasi, BUMN, Ormas,
Orsospol wajib melaporkan usahanya adalah setiap
pengusaha yang dikenakan pajak pertambahan nilai yang:
menyerahkan barang kena pajak omsetnya diatas 360 juta
menyerahkan jasa kena pajak omsetnya diatas 180 juta
menyerahkan jasa kena pajak omsetnya diatas 180 juta
Pengusaha ini wajib melaporkan untuk dikukuhkan
sebagai PKP dan kepadanya diberikan Nomor
Tempat pendaftaran dan melaporkan usahanya
Seluruh BUMN/BUMD di DKI dan Bendaharawan terdaftar di KPP
PND
PMA tidak masuk bursa di KPP PMA (PMA I, PMA II, PMA III,
PMA IV, PMA V)
WP PMA yang berkedudukan di Pulau Batam, Bintan, Karimun atas
permohonan WP yang bersangkutan terdaftar di KPP Batam
Badan dan orang asing terdaftar di KPP Badora
Badan dan orang asing terdaftar di KPP Badora
Wajib pajak perusahaan masuk bursa kecuali BUMN/BUMD – WP
PAMA yang berkedudukan di pulau Batam, Bintan, Karimun atas
permohonan yang bersangkutan terdaftar di KPP Perusahaan
Masuk Bursa
BUMD di luar DKI terdaftar di KPP setempat
Cara Mendaftarkan diri
Wajib Pajak yang akan mendaftarkan diri wajib mengisi
formulir pendaftaran Wajib Pajak
Pengisian dan penandatanganan formulir dapat dilakukan
oleh Wajib Pajak sendiri atau oleh orang lain yang diberi kuasa
khusus
Penyampaian formulir pendaftaran Wajib Pajak yang telah
Penyampaian formulir pendaftaran Wajib Pajak yang telah
Lampiran yang Diperlukan pada Formulir
Pendaftara
Wajib Pajak orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas
- Fotokopi KTP/KK bagi penduduk
- Fotokopi KTP/KK bagi penduduk
Indonesia.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha
atau pekerjaan bebas
Fotokopi KTP/KK bagi penduduk Indonesia
Paspor dan Surat Keterangan Tempat Tinggal dari
Paspor dan Surat Keterangan Tempat Tinggal dari
instansi yang berwenang sekurang-kurangnya
lurah atau kepala desa bagi Wajib Pajak Orang
Asing
Bendaharawan sebagai Wajib Pajak
Pemungut/Pemotong
Fotokopi Surat penunjukkan sebagai
Fotokopi Surat penunjukkan sebagai
bendaharawan
Wajib pajak badan :
fotokopy akte pendiri
fotokopy KTP salah satu pengurus
fotokopy SIUP/SITU dari instansi yang berwenang
Surat kuasa apabila dikuasakan
Surat kuasa apabila dikuasakan
Joint operation :
melampirkan fotokopy perjanjian kerjasama sebagai
joint operation
Cara penomoran NPWP, NPKP, Nomor Seri
Faktur Pajak
NPWP terdiri dari 15 digit
8 digit kode administrasi wajib pajak 1 angka nomor cek digit
6 digit kode administrasi kantor pelayanan pajak contoh: 0x.xxxxxxxx. x. xxx. xxx = 05.157.994.4.411.000
di depan 8 angka terdapat kepala nomor
kepala 00 bendaharawan pemerintah pusat/daerah kepala 01 wajib pajak badan, cadangan no 02 dan 03
kepala 04 dan 06 wajib pajak orang pribadi, cadangan 07,08,09
kepala 04 dan 06 wajib pajak orang pribadi, cadangan 07,08,09
kepala 05 wajib pajak pegawai negeri sipil
apabila wajib pajak tersebut tunggal tidak mempunyai cabang dalam satu
KPP maka 0x.xx.xxxx.x.xxx.000
jika dalam satu KPP ada beberapa cabang usaha, misalnya wajib pajak orang
pribadi maka:
04.xxxxxx.x.xxx.001 cabang ke 1
04.xxxxxx.x.xxx.002 cabang ke 2
Perubahan data dan pindah Kantor Pelayanan
Pajak
Jika wajib pajak pindah alamat masih dalam satu KPP
atau ganti nama orang , ganti nama perusahaan.
Wajib pajak mengisi perubahan data/pemutahiran
data. Jika pindah alamat lain berarti keluar dari
kantor pelayanan pajak setempat. Wajib pajak
Penghapusan NPWP
wajib pajak orang pribadi meninggal dunia dan tidak meninggalkan
warisan
wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta/penghasilan
warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai subyek pajak
selesai dibagi
wajib pajak badan yang dibubarkan secara resmi berdasrkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
bentuk usaha tetap yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya
sebagai BUT
wajib pajak orang pribadi yang memenuhi syarat lagi untuk
digolongkan wajib pajak.
Untuk pengukuhan PKP dihapus dalam hal:
1. PKP pindah alamat ke KPP lain
2. Dibubarkan
Syarat – syarat penghapusan
bagi wajib pajak orang pribadi yang meninggal dunia, disyaratkan
adanya pemberitahuan tertulis dari ahli waris dilampiri akte
kematian atau surat keterangan dari instansi berwenang
bagi Wajib Pajak wanita kawin disyaratkan adanya dokumen
tertulis seperti fotokopi surat nikah/akte perkawinan
warisan selesai dibagi surat pernyataan tentang selesainya warisan
dibagi kepada ahli waris
dibagi kepada ahli waris
wajib pajak badan dengan akte pembubaran dan neraca likuidasi
surat atau dokumen yang menyatakan BUT telah berubah bentuk
atau hasil laporan pemeriksaan yangmenyatakan WP tersebut
bukan lagi BUT
telah melunasi utang pajak, jika punya utang pajak
KUP
PELAPORAN
PELAPORAN PAJAK KE KPP DOMISILI MENGGUNAKAN SPT.
•
Surat Pemberitahuan (SPT)
merupakan dokumen yang menjadi alat kerja sama antara
wajib Pajak dan administrasi pajak, yang memuat data-data
yang diperlukan untuk menetapkan secara tepat jumlah
yang diperlukan untuk menetapkan secara tepat jumlah
pajak yang terutang.
•
Pasal 1 butir 10 UU KUP dijelaskan bahwa:
Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak
digunakan untuk melaporkan penghitungan dan
Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)
bagi Wajib Pajak
•
memberikan data dan angka yang relevan dengan penghitungan
kena pajak
•
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar
•
melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan, pemungutan
pihak lain dalam satu tahun pajak, atau bagian tahun pajak (Wajib
Pajak Penghasilan)
Pajak Penghasilan)
•
melaporkan pembayaran dari kegiatan pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain (Wajib Pajak
Penghasilan)
Jenis Surat Pemberitahuan
ada 2
macam, yaitu:
•
SPT masa adalah surat yang oleh wajib pajak
digunakan untuk melaporkan penghitungan
dan atau pembayaran pajak yang terutang
dalam masa pajak.
dalam masa pajak.
•
SPT tahunan adalah surat yang oleh wajib
pajka digunakan untuk melaporkan
Macam-macam Surat Pemberitahuan (SPT)
(SK MK No. 534/KMK 04/2002)
–
SPT masa PPh Pasal 21/26
–
SPT masa PPh Pasal 22
–
SPT masa PPh Pasal 23/26
–
SPT masa PPh pasal 25
–
SPT masa PPh pasal 4 ayat 2
–
SPT masa PPh pasal 15
–
SPT masa Pajak Pertambahan Nilai
–
SPT masa Pajak Pertambahan Nilai
–
SPT masa Pajak Pertambahan Nilai bagi pemungut
–
SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi PKP pedagang eceran
–
SPT masa pemotongan PPh atas bunga deposito/tabungan/diskonto/SBI/Jasa
giro
–
SPT masa PPh transaksi penjualan saham
–
SPT masa PPN dan PPnBM
–
SPT tahunan PPh wajib pajak badan kode SPT 1771 dan 1771 S
–
SPT tahunan PPh wajib pajka badan pembukuan bahasa inggris
–
SPT tahunan wajib pajak orang pribadi SPT 1770 dan SPT 1770 S
Batas Waktu Penyampaian SPT
•
Penyampaian SPT diatur jangka waktunya
untuk:
•
SPT masa selambat-lambatnya 20 hari setelah akhir
masa pajak
•
SPT tahunan, selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir
•
SPT tahunan, selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir
tahun.
•
Untuk menentukan batas waktu penyampaian
batas waktu SPT dimasukkan, harus diketahui
terlebih dulu tahun pajak yang digunakan
Permohonan Perpanjangan
Penyampaian SPT
Pasal 3 ayat 4 dan 5 UU KUP menyatakan bahwa
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan
perpanjangan untuk waktu penyampaian SPT
tahunan. Dengan cara mengisi formulir yang
tahunan. Dengan cara mengisi formulir yang
tersedia di kantor pelayanan pajak,
masing-masing rangkap dua. Dalam permohonan
secara tertulis itu diajukan sebelum tanggal 25
sebelum batas akhir penyampaian SPT
Di dalam permohonan tersebut harus
dicantumkan:
•
alasan mengajukan permohonan
•
membuat perhitungan sementara pajak
terutang dalam satu tahun
terutang dalam satu tahun
Pembetulan Surat Pemberitahuan
(Pasal 8 KUP)
Terhadap kekeliruan dalam pengisian SPT yang dibuat oleh wajib pajak
masih terbuka baginya hak untuk melakukan pembetulan atas
kemauan sendiri dalam jangka waktu 2 tahun sesudah berakhirnya
masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak dengan syarat Ditjen
Pajak belum melakukan pemeriksaan.
Cara membetulkan SPT:
Cara membetulkan SPT:
•
mengajukan permohonan secara tertulis
•
mengisi SPT pembetulan yang baruTerhadap kekeliruan dalam
KUP
Penerbitan surat ketetapan pajak hanya terbatas pada
wajib pajak tertentu yang disebabkan ketidakbenaran
pengisian SPT. Dapat juga karena ditemukan data fiscal
yang tidak dilaporkan dengan kata lain wajib pajak tidak
patuh memenuhi kewajiban yang telah ditentukan oleh
peraturan wajib pajak yang berlaku.
Sanksi
administrasi
yang
diterapkan
dalam
surat
Sanksi
administrasi
yang
diterapkan
dalam
surat
ketetapan pajak adalah sanksi administrasi berupa bunga,
denda, kenaikan.
Jenis surat ketetapan pajak
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
2. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT)
Tambahan (SKPKBT)
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT)
SKPKBT adalah surat keputusan yang
menentukan tambaha