• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem informasi bidang penyelenggara pendidikan dan pelatihan di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem informasi bidang penyelenggara pendidikan dan pelatihan di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang"

Copied!
238
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

BIODATA PENULIS

1. DATA PRIBADI

Nama : Muhamad Arif Anshary

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Sumedang, 21Desember 1989

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum kawin

Anak ke : Dua dari tiga bersaudara

Alamat : Dusun Kebon Kalapa RT 01/02 Desa Margamukti

Kecamatan Sumedang Utara-Sumedang 45352

Telepon : +6285722132226

E-mail : arif.anshary@gmail.com

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar : SD Negeri Bendungan I

Tahun ajaran 1996-2002

2. Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 2 Sumedang

Tahun ajaran 2002-2005

3. Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 3 Sumedang

Tahun ajaran 2005-2008

4. Perguruan Tinggi : FTIK Unikom Bandung

(6)

Bandung

(7)

SISTEM INFORMASI BIDANG PENYELENGGARA

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI PELATIHAN

KESEHATAN CIKARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi S1 Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

MUHAMAD ARIF ANSHARY

10108407

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(8)

iii

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir dengan judul “SISTEM INFORMASI BIDANG PENYELENGGARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI

PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG” sebagai salah satu syarat kelulusan

pada Program Studi Strata 1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia.

Dengan selesainya penyusunan laporan tugas akhir ini penulis banyak memperoleh dukungan, masukan dan bimbingan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak selama penulisan laporan tugas akhir ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT atas rahmat, berkah dan ijinnya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.

2. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dan doa yang tiada hentinya sehingga penulis bisa bertahan dan berpijak hingga saat ini.

3. Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom. selaku pembimbing, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Ibu Utami Dewi W, S.Kom. selaku reviewer yang telah banyak memberikan arahan saat pengujian dan revisi.

5. Ibu Riani Lubis, S.T., M.T. selaku penguji sidang yang telah banyak memberikan masukan dan arahan.

6. Bapak Andri Heryandi, S.T., M.T., selaku dosen wali IF-8 2008 selama penulis menempuh pendidikan di UNIKOM.

(9)

iv

8. Untuk adik tercinta Triska Pangestu Amalia, yang selalu menjadi motivasi penulis dan kakak tercinta Bakti Aji Ramdhani terimakasih untuk semangatnya.

9. Untuk Yulyani Nur Azizah yang selalu memberikan dukungan semangat dan motivasi, dan terimakasih printernya.

10. Untuk sahabat-sahabatku Dika, Diki, Daka, Sopi, Giri, Agan, Zuma, Sani dan yang selalu ada disamping memberikan dukungan.

11. Untuk teman-teman IF-8 seperjuangan dan semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih banyak atas semua dukungan dan bantuannya hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis sangat menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mohon saran dan kritik yang membangun agar kedepannya menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, Februari 2013

(10)

v

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR SIMBOL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 2

I.3 Maksud dan Tujuan ... 2

I.4 Batasan Masalah... 2

I.5 Metodologi Penelitian ... 3

I.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

II.1 Profil Instansi ... 7

II.1.1 Sejarah Instansi ... 7

II.1.2 Logo Instansi ... 7

II.1.3 Visi dan Misi Instansi ... 8

II.1.4 Struktur Organisasi Instansi ... 8

II.2 Job Description ... 9

II.3 Landasan Teori ... 11

II.3.1 Konsep Pengolahan Data ... 11

II.3.3.1Pengertian Data ... 11

II.3.3.2Pengertian Sistem Basis Data ... 11

II.3.2 Pengenalan Sistem Informasi ... 14

II.3.2.1Pengertian Sistem Informasi ... 14

II.3.2.2Pengertian Sistem Dashboard ... 14

(11)

vi

II.3.4 Konsep Analisis Terstruktur ... 16

II.3.3.1Pengenalan flowmap dan flowchart ... 16

II.3.3.2Pengenalan Entity Relasional Diagram (ERD) ... 16

II.3.3.3Pengenalan Diagram Konteks ... 20

II.3.3.4Pengenalan Data Flow Diagram (DFD) ... 20

II.3.3.5Pengenalan Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 21

II.3.4.1Pengenalan Protokol ... 21

II.3.5 Perangkat Lunak Pendukung ... 22

II.2.5.1Microsoft Visio Professional 10.0.2514 ... 22

II.2.5.2Power Designer Process Analyst 6.0.0 ... 22

II.2.5.3MySQL 5.1.36 ... 22

II.2.5.4phpMyAdmin 3.5.1 ... 23

II.2.5.5Wampserver 2.2 ... 23

II.2.5.6Adobe Dreamweaver CS6... 23

BAB IIIANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 25

III.1 Analisis Sistem ... 25

III.1.1 Analisis Masalah ... 25

III.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 25

III.1.3 Analisis Aturan Bisnis ... 34

III.1.4 Analisis Pengkodean ... 35

III.1.5 Analisis Dashboard Manajemen Sistem ... 36

III.1.6 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 37

III.1.7 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 38

III.1.6.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 38

III.1.6.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 39

III.1.6.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Pikir ... 40

III.1.8 Analisis Data ... 42

III.1.9 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 44

III.1.10 Spesifikasi Proses ... 53

III.1.11 Kamus Data DFD ... 68

III.2 Perancangan Sistem ... 71

III.2.1 Perancangan Basis Data ... 71

(12)

vii

III.2.6.4 Struktur Menu Kepala Balai ... 81

III.2.6.5 Struktur Menu Peserta ... 82

III.2.6.6 Struktur Menu Pengunjung ... 82

III.2.6.7 Struktur Menu Member ... 82

III.2.3 Perancangan Antar Muka ... 82

III.2.3.1 Perancangan Antarmuka Menu Beranda ... 83

III.2.3.2 Perancangan Antarmuka Pendaftaran Peserta Diklat ... 83

III.2.3.3 Perancangan Antarmuka Petugas - Dashboard ... 84

III.2.3.4 Perancangan Antarmuka Petugas - Data Peserta ... 85

III.2.3.5 Perancangan Antarmuka Petugas - Data Fasilitator ... 85

III.2.3.6 Perancangan Antarmuka Petugas – Tambah Data Fasilitator ... 86

III.2.3.7 Perancangan Antarmuka Petugas – Edit Data Fasilitator ... 86

III.2.3.8 Perancangan Antarmuka Petugas - Data Pelatihan ... 87

III.2.3.9 Perancangan Antarmuka Petugas – Tambah Data Pelatihan ... 87

III.2.3.10 Perancangan Antarmuka Petugas – Edit Data Pelatihan ... 88

III.2.3.11 Perancangan Antarmuka Petugas – Detail Pelatihan ... 88

III.2.3.12 Perancangan Antarmuka Petugas - Data Kantor ... 89

III.2.3.13 Perancangan Antarmuka Petugas – Tambah Data Kantor ... 89

III.2.3.14 Perancangan Antarmuka Petugas – Edit Data Kantor... 90

III.2.3.15 Perancangan Antarmuka Petugas - Data Jabatan ... 90

III.2.3.16 Perancangan Antarmuka Petugas – Tambah Data Jabatan ... 91

III.2.3.17 Perancangan Antarmuka Petugas – Edit Data Jabatan ... 91

III.2.3.18 Perancangan Antarmuka Petugas– Data Soal ... 92

III.2.3.19 Perancangan Antarmuka Petugas– Tambah Data Soal ... 92

III.2.3.20 Perancangan Antarmuka Petugas – Edit Soal ... 93

III.2.3.21 Perancangan Antarmuka Petugas– Laporan... 93

III.2.3.22 Perancangan Antarmuka Petugas – Data Calon Peserta ... 94

(13)

viii

III.2.3.24 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Dashboard ... 95

III.2.3.25 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Data Peserta... 95

III.2.3.26 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Data Fasilitator ... 96

III.2.3.27 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian- Detail Fasilitator ... 96

III.2.3.28 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Data Pelatihan ... 97

III.2.3.29 Perancanan Antarmuka Kepala Bagian – Detail Pelatihan ... 97

III.2.3.30 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Data Kantor ... 98

III.2.3.31 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Data Jabatan ... 98

III.2.3.32 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Data Evaluasi ... 99

III.2.3.33 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Data Soal ... 99

III.2.3.34 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Laporan ... 100

III.2.3.35 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Calon Peserta... 100

III.2.3.36 Perancangan Antarmuka Kepala Bagian – Master Penilaian ... 101

III.2.3.37 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Dashboard ... 101

III.2.3.38 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Data Peserta ... 102

III.2.3.39 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Data Fasilitator ... 102

III.2.3.40 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Detail Fasilitator ... 103

III.2.3.41 Perancangan Antarmuka Kepala Balai - Data Pelatihan ... 103

III.2.3.42 Perancangan Antarmuka Kepala Balai - Data Detail Pelatihan .... 104

III.2.3.43 Perancangan Antarmuka Kepala Balai - Data Kantor... 104

III.2.3.44 Perancangan Antarmuka Kepala Balai - Data Jabatan ... 105

III.2.3.45 Perancangan Antarmuka Kepala Balai - Data Evaluasi ... 105

III.2.3.46 Perancangan Antarmuka Kepala Balai - Data Soal... 106

III.2.3.47 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Laporan ... 106

III.2.3.48 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Data Calon Peserta ... 107

III.2.3.49 Perancangan Antarmuka Kepala Balai – Master Penilaian... 107

III.2.3.50 Perancangan Antarmuka Admin – Data Petugas ... 108

III.2.3.51 Perancangan Antarmuka Admin – Tambah Petugas ... 109

III.2.3.52 Perancangan Antarmuka Admin – Edit Petugas ... 110

III.2.3.53 Perancangan Antarmuka Peserta – Index Peserta ... 111

(14)

ix

III.2.4 Perancangan Pesan ... 115

III.2.5 Jaringan Semantik ... 117

III.2.5.1 Jaringan Semantik Admin ... 118

III.2.5.2 Jaringan Semantik Pengunjung ... 118

III.2.5.3 Jaringan Semantik Member ... 118

III.2.5.4 Jaringan Semantik Peserta ... 119

III.2.5.5 Jaringan Semantik Petugas ... 120

III.2.5.6 Jaringan Semantik Kepala Balai ... 121

III.2.5.7 Jaringan Semantik Kepala Bagian ... 122

III.2.6 Perancangan Prosedural ... 123

III.2.6.1 Perancangan Prosedural Tambah Data ... 123

III.2.6.2 Perancangan Prosedural Edit Data ... 124

III.2.6.3 Perancangan Prosedural Hapus Data ... 125

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 127

IV.1 Implementasi Sistem ... 127

IV.1.1 Lingkungan Implementasi ... 127

IV.1.2 Implementasi Basis Data ... 128

IV.1.3 Implementasi Antar Muka ... 132

IV.2 Pengujian Sistem ... 136

IV.2.1 Rencana Pengujian ... 136

IV.2.2 Pengujian Black Box ... 138

IV.2.3 Pengujian Beta ... 159

IV.2.4 Kesimpulan Pengujian ... 172

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 173

V.I Kesimpulan ... 173

V.II Saran ... 173

(15)

174

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sommerville, I. Software Engineering (9th Edition). USA: Pearson Education, 2011.

[2] Agustin, A.S. Pemrograman CSS untuk Pemula. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2011.

[3] Kadir, A. From Zero to a Pro CSS. Yogyakarta: Andi. 2011.

[4] Ladzamudin, A. -B. B. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.2005.

[5] Raharjo, B. Belajar Otodidak Membuat Database Menggunakan MySQL.

Bandung: Informatika. 2011.

[6] Riduan, & Akdon. (2007). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.

[7] bapelkes.or.id.

http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/index.php?option=com_sobi2 &catid=3&Itemid=11 Diambil 22 Desember 2012

[8] H. Kristanto, “Amelia and A. Candra, Analisis dan Perancangan Sistem

Dashboard Produksi P.T Inkoasku.” vol. 1, pp. 2-3, 2012.

[9] F. C. Saputro, W. Anggraeni, A. Mukhlason,” Pembuatan Dashboard Berbasis Web Sebagai Sarana Evaluasi Diri Berkala untuk Persiapan Penilaian

(16)

1

I.1 Latar Belakang Masalah

Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang merupakan unit pelaksana teknis pelatihan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) yang berada di bawah Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan (Badan PPSDMKes) Depkes RI. Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang memiliki beberapa bagian didalam organisasinya diantaranya adalah bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan (P3). Bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan tugasnya adalah melaksanakan penyelenggaraan suatu pendidikan dan pelatihan (diklat) di bidang kesehatan bagi pegawai kesehatan dan masyarakat. Namun, pada kenyataannya, program pendidikan dan pelatihan (diklat) yang ditangani oleh Bapelkes Cikarang ini bukan hanya berorientasi pada kebutuhan institusi kesehatan dan masyarakat saja, tapi juga sebagai sarana pelaksanaan diklat nonkesehatan, baik dari pemerintah maupun swasta. Hal yang ditangani pada bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan diantaranya yaitu, evaluasi pelatihan, laporan hasil pelatihan, dan penjadwalan pelatihan.

(17)

2

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka perlu dibangun sistem informasi bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan kesehatan Bapelkes Cikarang, dengan menggunakan sistem informasi, diharapkan semua kendala dalam pelaksanaan diklat dapat teratasi.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka timbul permasalahan yaitu, bagaimana membangun sistem informasi bidang penyelenggara pendidikan dan pelatihan di balai pelatihan kesehatan Cikarang.

I.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk membangun Sistem Informasi Bidang Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam membangun sistem informasi ini yaitu :

1. Mempermudah penginformasian jadwal pelatihan kepada calon peserta.

2. Mempermudah pengolahan hasil evaluasian peserta diklat. 3. Mempermudah penilaian kinerja fasilitator.

4. Mempermudah penilaian penyelenggaraan diklat.

5. Mempermudah pemilihan fasilitator yang tepat untuk penyelenggaraan diklat.

6. Mempermudah penentuan keberlanjutan penggunaan fasilitator. 7. Mempermudah pembuatan laporan secara berkala.

I.4 Batasan Masalah

Batasan-batasan dalam sistem informasi ini adalah :

(18)

2. Proses yang terdapat pada sistem yang dibangun adalah pengolahan data fasilitator, pengolahan data peserta diklat, pengolahan nilai, pengolahan laporan dan rekap, pengolahan evaluasi kinerja fasilitator dan perkembangan peserta diklat.

3. Output yang dihasilkan berupa informasi mengenai data fasilitator, data peserta diklat, laporan, informasi evaluasi kinerja fasilitator, juga berupa monitoring fasilitator,

4. Sistem informasi yang dibangun adalah berbasis web.

5. Pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis terstruktur.

I.5 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam sistem informasi bidang penyelenggara pendidikan dan pelatihan di balai kesehatan Cikarang adalah dengan metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Metode penelitian ini memiliki dua metode, yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur.

Studi literature adalah tahap pengumpulan data dengan mencari pustaka-pustaka yang menunjang. Berupa buku-buku, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan sistem informasi.

b. Observasi.

(19)

4

c. Interview.

Interview adalah tahap melakukan dialog secara langsung dengan Kepala Bagian Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Balai Kesehatan Cikarang untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pembangunan aplikasi. 2. Metode pengembangan sistem.

Metode analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall, yang meliputi beberapa proses diantaranya:

a. Requirements definition

Requirements definition merupakan tahap mengumpulkan kebutuhan secara

lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sistem informasi yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.

b. System and software design

System and software design merupakan tahap desain yang dikerjakan setelah

kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.

c. Implementation and unit testing

Implementation and unit testing merupakan tahap penerjemahan desain

program ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji secara unit.

d. Integration and system testing

Integration and system testing merupakan tahap penyatuan unit-unit program

kemudian diuji secara keseluruhan (system testing).

e. Operation and maintenance

Operation and maintenance merupakan tahap pengoperasian program

(20)

Gambar I.1 Metode Pengembangan Sistem Waterfall Model [1]

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan, mencoba merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan tujuan dan kegunaan penelitian, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya termasuk sintesisnya.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

(21)

6

lunak yang digunakan dalam penelitian. Serta perancangan-perancangan database dan perancangan antarmuka.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian secara garis besar sejak dari tahap persiapan sampai penarikan kesimpulan, metode dan kaidah yang diterapkan dalam penelitian. Pada bab ini juga berisi implementasi dan perancangan sistem yang dilakukan serta hasil pengujian sistem.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(22)

7

II.1 Profil Instansi

Pada profil instansi merupakan uraian mengenai pengenalan tempat studi kasus dari penelitian yang dilakukan. Profil instansi yang akan diuraikan adalah terdiri dari sejarah instansi, logo instansi, visi dan misi instansi, struktur organisasi, serta job description.

II.1.1 Sejarah Instansi

Sejak berdiri pada tahun 1955, Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang atau Bapelkes Cikarang ini berkali-kali mengganti nama. Berikut tabel yang berisi nama-nama kawasan balai pelatihan ini dari mulai berdiri sampai saat ini:

Tabel II.1 Tabel Sejarah Instansi

Tahun Uraian

1955 – 1961 Komando Pemberantasan MalariaMalaria

1961 – 1964 Pusdiklat Pemberantasan Malaria 1964 – 1966 Pusdiklat Malaria

1966 – 1978 Daerah Latihan dan Percontohan Kesehatan Masyarakat 1978 – 1987 Balai Latihan Kesehatan Masyarakat

1987 – 1993 BLKM Tingkat Nasional (Kepmenkes No. 45/ 1987) 1993 – 2008 Bapelkes Lemahabang Kelas A (Kepmenkes No. 911) 2008 – 2011 Bapelkes Lemahabang (Kepmenkes No. 971 tahun 2008) 2011 – sekarang Bapelkes Cikarang (Permenkes No. 2361 Tahun 2011)

II.1.2 Logo Instansi

(23)

8

Gambar II.1 Logo Instansi

II.1.3 Visi dan Misi Instansi

Visi dan misi dari Bapelkes Cikarang adalah sebagai berikut: a. Visi

Bapelkes Cikarang excellence dalam mengembangkan kapasitas sumber daya manusia menuju masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat.

b. Misi

1. Meningkatkan kompetensi, kualitas, dan profesionalisme sumber daya manusia kesehatan, khususnya di bidang kesehatan lingkungan, kesehatan haji, kesehatan kerja, dan promosi kesehatan

2. Melakukan pemberdayaan masyarakat “suburban” agar mandiri untuk hidup sehat

3. Meningkatkan kapasitas institusi, baik kapasitas individu sumber daya manusia, kapasitas organisasi, kelembagaan, maupun kapasitas sistem sumber daya manusianya

II.1.4 Struktur Organisasi Instansi

(24)

wewenang yang ada. Untuk mengetahui bagaimana susunan organisasi pada balai pelatihan kesehatan Cikarang dapat dilihat pada Gambar II.2 dibawah ini.

Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan

Kepala Bagian

Pengendalian Mutu Penyelenggaraan Kepala Bagian

Pendidikan dan Pelatihan Kepala Balai

Kepala Bagian Tata Usaha

Instalasi:

a. Gizi dan Asrama b. Pemeliharaan

c. Pemasaran d. Keuangan e. Bengkel dan

Laboratorium

Kelompok Jabatan Fungsional

Gambar II.2 Struktur Organisasi Bapelkes Cikarang

II.2 Job Description

Job description adalah suatu penjelasan mengenai tugas-tugas apa saja

yang dijalankan pada suatu instansi. Berikut job description pada Bapelkes Cikarang, khususnya pada bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan:

1. Kepala Balai

(25)

10

2. Kepala Bagian Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan

Pimpinan bidang Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan, memonitoring kegiatan yang ada di bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan bapelkes cikarang.

3. Penyusun Program Pelatihan Pegawai

Menyusun program pelatihan meliputi rencana pelatihan, kurikulum, bahan dan sarana, klasifikasi dan kualifikasi peserta diklat, serta Widyaiswara sesuai dengan analisis kebutuhan diklat.

4. Penyusun Bahan Evaluasi dan Laporan

Menyusun bahan evaluasi dan laporan dengan menolah, menganalisis data laporan dari unit kerja, serta mengevaluasi dengan membandingkan antara rencana dan realisasi, permasalahan serta menyususn bahan laporan unit. 5. Penyusun Bahan Evaluasi Rencana dan Program

Menyusun bahan evaluasi pelaksana rencana dan program bidang teknis dan bidang umum dengan cara mengolah, menganalisis dan mengevaluasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Pengevaluasi Diklat

Mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pegawai dengan melakukan pengamatan, pemantauan dan menganalisis kurikulum, silabi, materi, sarana dan prasarana, sistem dan metode diklat, tenaga pendidikan dan pelatihan serta relevansi diklat terhadap kebutuhan organisasi dan jabatan.

7. Pengumpul dan Pengolah Data Laporan

Mangumpulkan dan mengolah data laporan berdasarkan laporan dari unit kerja lain sebagai bahan laporan satuan kerja.

8. Agendaris

Menerima, mencatat dan mendistribusikan surat, dokumen, barang dan pesan ke unit kerja berdasarkan masalah dan tujuan.

9. Pramupustaka

(26)

II.3 Landasan Teori

Pada landasan teori dibahas mengenai materi atau teori apa saja yang digunakan sebagai acuan dalam membuat karya tulis ini. Landasan teori yang diuraikan di bawah ini merupakan hasil studi literatur, baik dari buku, maupun situs internet.

II.3.1 Konsep Pengolahan Data

Konsep pengolahan data menjelaskan pengertian data dan pengantar sistem basis data.

II.3.3.1 Pengertian Data

Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kesatuan nyata (fact and entity) adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.[4] Keberadaan suatu data sangat menunjang terhadap informasi, karena data merupakan bahan mentah yang diperlukan oleh pengambil keputusan.

II.3.3.2 Pengertian Sistem Basis Data

Basis data adalah sebuah tempat penyimpanan data-data yang diolah sedemikian rupa sehingga nantinya dapat diambil informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang diperoleh tersebut dengan menjalankan aplikasi untuk mengakses basis data. Aplikasi yang dimaksud adalah Database Management

System (DBMS) atau biasa juga disebut sebagai sistem manajemen basis data.

(27)

12

Secara lengkap, sistem basis data memiliki beberapa komponen untuk dapat menajalankan sistemnya dengan baik. Komponen-komponen tersebut diuraikan dalam poin-poin berikut ini:

a. Perangkat Keras/ Hardware

Dalam menjalankan suatu sistem basis data tentu dibutuhkan perangkat keras sebagai alat atau benda nyata yang dapat digunakan oleh pengelola. Perangkat keras yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis data adalah sebagai berikut:

1. Komputer

2. Memori sekunder yang online (Harddisk)

3. Memori sekunder yang offline (Tape atau Removable Disk) untuk keperluan

back-up data

4. Media/ perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan) b. Sistem Operasi/ Operating System

Sistem Operasi merupakan program yang memfungsikan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya dalam komputer, dan melakukan operasi-operasi dasar dalam komputer. Contoh sistem operasi-operasi adalah Windows XP, Windows 7, Mac-OS, Linux, dan lain-lain.

c. Basis Data/ Database

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa basis data adalah sekumpulan data yang disimpan dan saling berhubungan. Data-data yang disimpan itu memiliki sejumlah objek basis data seperti tabel,indeks, dan lain-lain.

d. Sistem Manajemen Basis Data/ Database Management System (DBMS)

(28)

e. Pengguna/ User

Ada beberapa tipe pengguna dalam suatu sistem basis data yang dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem, yaitu:

1. Programer aplikasi

Programer aplikasi merupakan pemakai yang berinteraksi langsung dengan basis data melalui sintak-sintak yang disediakan, untuk mengelola dan memanipulasi data yang ada pada basis data tersebut.

2. Pengguna mahir/ Casual User

Pengguna mahir adalah pengguna yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program. Pengguna ini hanya menuliskan query dengan bahasa query yang disediakan oleh suatu DBMS.

3. Pengguna umum/ End User Naive User

Pengguna umum merupakan pengguna yang berinteraksi dengan sistem melalui pemanggilan suatu program yang permanen.

4. Pengguna khusus/ Specialized User

Pengguna khusus merupakan pengguna yang menulis aplikasi basis data nonkonvensional untuk keperluan khusus seperti aplikasi sistem pakar, pengolahan citra, dan lain-lain yang dapat mengakses basis data dengan atau tanpa DBMS.

f. Aplikasi (Perangkat Lunak) Lain

(29)

14

II.3.2 Pengenalan Sistem Informasi

Hal-hal yang dibahas pada pengenalan sistem informasi ini adalah tentang pengertian sistem informasi itu sendiri, serta menjelaskan pengertian sistem

dashboard.

II.3.2.1 Pengertian Sistem Informasi

Suatu sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu informasi.

b. Sekumpuan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi.

c. Suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.[4]

II.3.2.2 Pengertian Sistem Dashboard

Dashboard adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kinerja

perusahaan seara real time. Sistem berupa dashboard dapat menangani dan memproses data yang luas sehingga nilai-nilai dalam data dapat diwakili ke dalam beberapa halaman yang ringkas, yang menampilkan trend dan banyak informasi yang diperlukan oleh manager. Dashboard memberikan manager tampilan yang lebih cepat dibandingkan dengan laporan pada umumnya dimana manager

cenderung untuk membandingkan banyak informasi dari banyak laporan yang diterima selama beberapa hari.

Dashboard memberikan kemudahan dalam memahami pelaporan status

(30)

Tujuan dari adanya sistem dashboard ini adalah sebagai alat untuk memonitor dan mengetahui informasi suatu keadaan sistem. Diharapkan dengan adanya sistem dashboard ini, dapat mempercepat proses pengambilan keputusan. Sistem ini memiliki antarmuka layaknya dashboard pada suatu kendaraan yang dapat memperlihatkan status kendaraan tersebut.

Ada beberapa macam tipe dari Dashboard, menurut Rasmussen, Bansal dan Chen mengemukakan 3 buah tipe Dashboard, yaitu:

1. Dashboard strategis

Dashboard strategis digunakan untuk mendukung manajemen level strategis

memberikan informasi dalam membuat keputusan bisnis, memprediksi peluang, dan memberikan arahan pencapaian tujuan strategis.

2. Dashboard taktis

Dashboard tipe ini berfokus pada proses analisis untuk menentukan penyebab

dari suatu kondisi atau kejadian tertentu.

3. Dashboard operasional

Dashboard operasional yang berfungsi sebagai pendukung monitoring dari

aktifitas proses bisnis yang spesifik. Fokus pada monitoring aktifitas dan kejadian yang tidak berubah secara konstan[9].

II.3.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriftif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara berkelompok. dalam penyajian ini dibahas mengenai pengukuran tendensi sentral (pengukuran gejala pusat mean/rata-rata). Pengukuran ini digunakan untuk menjaring data yang menunjukan pusat atau pertengahan dari gugusan data yang menyebar. Nilai rerata dari kelompok data itu, diperkirakan dapat mewakili seluruh nilai data yang ada dalam kelompok tersebut.

1. Mean

(31)

16

a. Mean Data Tunggal

Data yang dipakai untuk menghitung mean tunggal hanya sedikit jumlahnya, perhitungannya dengan cara menunjukan semua nilai data dibagi banyaknya data, dengan rumus[6]:

Keterangan :

= Mean

= jumlah tiap data = jumlah data

II.3.4 Konsep Analisis Terstruktur

Analisis terstruktur merupakan model pendekatan analisis dengan mengedepankan keterunutan proses. Model analisis terstruktur ini terdiri dari

flowmap atau flowchart, Entity Relatinship Diagram, Diagram Konteks, dan Data

Flow Diagram.

II.3.3.1 Pengenalan flowmap dan flowchart

Flowmap adalah bentuk pemodelan yang memperlihatkan bagaimana

suatu dokumen mengalir pada sistem. Bentuk dokumen tersebut dapat berupa dokumen manual ataupun berupa file dalam komputer. Flowmap memiliki satu kesatuan alur, yaitu harus terdapat masukan, proses, dan keluaran. Sedangkan

flowchart adalah bentuk penggambaran sistem yang sedang berjalan bukan

berdasarkan dokumen. Flowchart memiliki simbol mulai dan selesai pada setiap modelnya.

II.3.3.2 Pengenalan Entity Relasional Diagram (ERD)

(32)

memodelkan data yang nantinya akan dikembangkan menjadi basis data(database). Model data ini juga akan membantu pada saat melakukan analisis dan perancangan database , karena model data ini akan menunjukan bermacam-macam data yang dibutuhkan dan hubungan antar data. [4]

Data Flow Diagram. ERD memiliki empat komponen utama, yaitu entitas,

relasi, derajat relasi, dan indikator subtype atau supertype. a. Entitas

Pada E-R diagram, entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang. Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokan dalam empat jenis nama, yaitu orang,benda,lokasi,dan kejadian (terdapat unsur waktu didalamnya).

b. Relasi

Pada E-R diagram, relasi dapat digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat. Relasi adalah hubungan alamiah yang terjadi antar entitas. Pada umumnya penghubung(relasi) diberi nama dengan kata kerja dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya.

c. Derajat Relasi

Derajat relasi adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relasi. Derajat relasi yang sering digunakan dalam E-R diagram :

1. Unary Relationship

Unary relationship adalah model relasi yang terhadi diantara entity yang

berasal dari entity set yang sama. Sering juga disebut sebagai Recursive

Relationship atau Reflective Relationship.

2. Binary Relationship

Binary Relationship adalah model relationship antara instance-instance dari

(33)

18

3. Ternary Relationship

Ternary Relationship adalah merupakan relasi antara instance-instance dari

tiga tipe entitas secara sepihak. Perlu diketahui ternary relationship tidak sama dengan tiga relationship binary.

d. Atribut

Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap relasi. Maksudnya atribut adalah sesuatu yang menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun relationship,sehingga sering dikatakan atribut adalah elemen dari setiap entitas dan relasi.

1. Atribut Value

Atribut value atau nilai atribut adalah suatu occurence tertentu dari sebuah

attribute didalam suatu entity atau relasi. Ada dua jenis atribut

1.1 Identifier (Key) digunakan untuk menentukan suatu entity secara

unik (primary key).

1.2 Descriptor (nonkey attribute) digunakan untuk menspesifikasikan

karakteristik dari suatu entity yang tidak unik. e. Kardinalitas

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari entitas yang satu ke entitas yang lain dan begitu juga sebaliknya.

Terdapat 3 macam kardinalitas relasi, yaitu:

1. One to One

Tingkat hubungan satu ke satu,dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.

2. One to Many atau Many to One

(34)

kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.

a) One to Many

Berarti satu tupel pada entitas A dapat berhubungan dengan banyak tupel pada entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap tupel pada entitas B, berhubungan dengan paling banyak satu tupel entitas A.

b) Many to One

Setiap tupel pada entitas A dapat berhubungan dengan paling banyak satu tupel pada entitas B. Tetapi tidak sebaliknya.

3. Many to Many

Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama, maupun dilihat dari sisi yang kedua. Berarti setiap tupel pada entitas A dapat berhubungan dengan banyak tupel pada entitas B, dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap tupel pada entitas B dapat berhubungan dengan banyak tupel pada entitas A.[4]

Simbol-simbol yang digunakan pada ERD adalah sebagai berikut:

Tabel II.2 Simbol ERD

Simbol Keterangan

Entitas, menunjukkan objek yang

dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai

Relasi,menunjukkan adanya

hubungan di antara sejumlah entitas yang berbeda

Atribut, berfungsi sebagai

pendeskripsi karakter entitas (atribut yang bertindak sebagai primary key diberi garis bawah)

Garis, berfungsi sebagai penghubung

(35)

20

II.3.3.3 Pengenalan Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang linkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks.[4]

II.3.3.4 Pengenalan Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat pemodelan pada analisis

terstruktur yang memungkinkan kita untuk menggambarkan suatu sistem sebagai jaringan fungsional dari proses yang saling terhubung. Suatu DFD merupakan salah satu bentuk alat pemodelan yang dapat digunakan sebagai analisis sistem dan menyediakan satu hasil view dari suatu sistem. DFD memiliki proses, aliran, tempat penyimpanan data, dan entitas eksternal. Adapun simbol-simbol DFD yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Tabe lI.3 Simbol DFD

Simbol Keterangan

Proses (Process), menunjukkan suatu

simbol pengolahan data

Aliran (Flow), menggambarkan aliran

data yang menghubungkan proses dengan entitas eksternal dan antara entitas eksternal dengan tempat penyimpanan data

Tempat penyimpanan data (Data

Store), berfungsi sebagai tempat

menyimpan dan mengakses data yang diolah

Entitas Eksternal, menunjukkan

(36)

II.3.3.5 Pengenalan Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak

Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) merupakan dokumentasi dari suatu kebutuhan perangkat lunak beserta model yang digunakan. Dokumen ini digunakan oleh pengembang perangkat lunak sebagai acuan teknis pengembangan perangkat lunak pada tahap selanjutnya.

II.3.4.1 Pengenalan Protokol

Protokol merupakan sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada di dalam sebuah jaringan komputer. Tujuan digunakan suatu protokol dalam sebuah jaringan komputer adalah sebagai alat komunikasi. Salah satu protokol yang umum digunakan adalah TCP/ IP. TCP/ IP adalah sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data komputer di internet dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem operasi atau perangkat keras tertentu

b. TCP/IP independen terhadap perangkat keras jaringan dan dapat dijalankan pada jaringan Ethernet, Token Ring, jalur telepon dial-up, dan jenis media transmisi apapun

c. Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan cara ini, komputer dapat saling terhubung walaupun jaringannya seluas internet sekarang ini

Jenis – jenis alamat TCP/ IP adalah:

Tabel II.4 Kelas-kelas Alamat IP

Kelas Jumlah Host Jumlah Oktet Pertama

A 16777214 1 - 126

B 65534 128 - 191

C 254 192 - 223

D Multicast IP

Address 224 - 239

(37)

22

II.3.5 Perangkat Lunak Pendukung

Pada bagian ini dijelaskan mengenai perangkat lunak apa saja yang digunakan dalam membangun sistem informasi layanan penunjang pendidikan dan pelatihan Bapelkes Cikarang, baik dalam merancang model sistem, maupun mengimplementasikan rancangan model sistem tersebut.

II.2.5.1 Microsoft Visio Professional 10.0.2514

Microsoft Visio Professional 10.0.2514 merupakan tool dari Microsoft Corporation versi 10 tahun 2002 untuk membuat berbagai macam diagram, misalnya database diagram, flowchart, web diagram. Adapun penggunaan tool ini pada penelitian ini adalah pada flowchart diagram, ERD, dan pemodelan arsitektural.

II.2.5.2 Power Designer Process Analyst 6.0.0

Power Designer Process Analyst 6.0.0 merupakan tool dari Sybase Inc. versi 6 tahun 1991 – 1997. Pada penelitian, tool ini untuk membuat Data Flow

Diagram.

II.2.5.3 MySQL 5.1.36

MySQL 5.1.36 adalah sebuah tool bawaan dari Wampserver yang digunakan untuk menyimpan kumpulan data yang membentuk suatu database.

(38)

II.2.5.4 phpMyAdmin 3.5.1

Tools ini digunakan sebagai pengolah database yang disimpan

menggunakan DBMS MySQL. Pengolah database ini juga merupakan tool

bawaan dari Wampserver.

II.2.5.5 Wampserver 2.2

Wampserver merupakan tool yang digunakan sebagai server lokal untuk menguji website yang telah dibuat. Tool ini juga digunakan dalam mengakses phpMyAdmin sebagai pengolah database.

II.2.5.6 Adobe Dreamweaver CS6

(39)
(40)

25

III.1 Analisis Sistem

Tahapan analisis sistem adalah tahapan melakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan bertujuan sebagai dasar perancangan atau perbaikan sistem lama. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui kelemahan atau kekurangan sistem yang lama dan dapat dirancang atau diperbaiki menjadi sebuah sistem yang lebih efektif dan efisien. Tahapan-tahapannya yaitu, analisis masalah, analisis sistem yang sedang berjalan, aturan bisnis, spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, analisis kebutuhan nonfungsional, analisis data, analisis kebutuhan fungsional, spesifikasi proses dan kamus data DFD.

III.1.1 Analisis Masalah

Analisis masalah adalah tahapan menentukan masalah-masalah yang dihadapi di bagian P3 Bapelkes Cikarang. Adapun masalah yang dihadapi di balai pendidikan dan pelatihan kesehatan Cikarang terutama di bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan (P3) yaitu :

1. Kesulitan dalam penginformasian jadwal pelatihan kepada calon peserta diklat.

2. Kesulitan dalam pengolahan hasil evaluasi peserta.

3. Kesulitan menilai kinerja fasilitator dan penyelenggara diklat.

4. Kesulitan memilih fasilitator yang tepat untuk penyelenggaraan diklat dan menentukan apakah fasilitator yang sudah ada masih akan digunakan atau tidak.

III.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

(41)

26

1. Proses pendaftaran ulang peserta diklat

Proses pendaftaran ulang adalah prosedur dimana peserta melakukan pendaftaran ulang dengan mengisi form peserta diklat yang telah diberikan oleh petugas diklat. Proses pendaftaran digambarkan dengan flowmap pada Gambar III.1. Proses-proses yang dilakukan pada prosedur pendaftarana ulang adalah sebagai berikut :

1. Bagian P3 memberikan form peserta diklat kepada petugas diklat. 2. Peserta diberikan form peserta diklat berupa biodata oleh petugas diklat. 3. Form peserta diklat diisi dengan lengkap oleh peserta.

4. Form peserta diklat yang telah diisi dikembalikan kepada petugas diklat untuk diinputkan kedalam komputer dan kemudian di print sebagai arsip untuk bagian P3.

5. Form peserta diklat atau biodata dikembalikan ke peserta untuk di cek apakah telah sesuai dengan yang seharusnya atau belum.

6. Jika form peserta diklat tidak sesuai, form peserta diklat diperbaiki oleh peserta. Kemudian dikembalikan lagi kepada petugas untuk di inputkan ulang kedalam komputer.

(42)

Prosedur pendaftaran ulang peserta diklat

Bagian P3 Petugas Diklat Peserta Diklat

Form peserta diklat

Form peserta diklat

Pengisian form peserta

diklat

Form peserta diklat yang sudah diisi Form peserta

diklat yang sudah diisi

Penginputan data

form peserta diklat Peserta.xlsx

Form peserta diklat yang sudah

diisi

Bukti form peserta diklat

Data form peserta diklat

sesuai? Pemeriksaan

bukti form peserta diklat

Bukti form peserta diklat yang sesuai Bukti form peserta

diklat yang sesuai

ya tidak Data form peserta

diklat

Pencetakan form peserta diklat

Bukti form peserta diklat

Bukti form peserta diklat yang belum

sesuai Form peserta

diklat

Form peserta diklat yang sudah

diisi

Bukti form peserta diklat yang sesuai

A

A1

Gambar III.1 Flowmap Pendaftaran Peserta Diklat

Keterangan :

A : Arsip formulir pendaftaran

A1 : Arsip formulir pendaftaran yang sudah di print

2. Proses pengisian daftar hadir peserta diklat

(43)

28

panitia diklat dan dilakukan setiap satu materi yang sedang berjalan. Proses absensi digambarkan dengan flowmap pada Gambar III.2. Proses-proses yang dilakukan pada prosedur absensi adalah sebagai berikut :

1. Peserta diberi lembar daftar hadir oleh panitia diklat. 2. Lembar daftar hadir ditandatangani oleh peserta.

3. Lembar daftar hadir diberikan kembali ke panitia diklat.

4. Panitia diklat mengecek lembar daftar hadir apakah ada peserta yang terlewat atau tidak menandatangani lembar daftar hadir. Jika ada yang terlewat atau tidak menandatangani maka lembar daftar hadir diberikan kembali kepada peserta untuk ditandatangani.

5. Lembar daftar hadir dikembalikan ke panitia diklat dan disimpan sebagai arsip untuk bahan penilaian peserta.

Prosedur pengisian daftar hadir

peserta petugas

Daftar hadir Daftar hadir

penandatanganan daftar hadir

Daftar hadir yang sudah di tandatangani Daftar hadir yang sudah di

tandatangani

Pemeriksaan daftar hadir

Data daftar hadir lengkap?

Daftar hadir yang tidak

lengkap Daftar hadir yang tidak lengkap

ya

tidak

A2

Daftar hadir yang lengkap

(44)

Keterangan:

A2 : Arsip daftar hadir

3. Proses evaluasi peserta diklat penjenjangan

Proses evaluasi peserta adalah prosedur dimana peserta diklat melakukan uji komperhensif sebagai acuan untuk penilaian. Penilaian uji komperhensif dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) atau oleh Master of

Training (MOT), kemudian hasil penilaian diberikan kepada bagian P3 untuk

digabungkan dengan penilaian aspek lain yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk keputusan mendapatkan sertifikat atau tidak. Evaluasi peserta ini dilakukan diakhir pelaksanaan diklat. Proses evaluasi peserta diklat penjenjangan digambarkan dengan flowmap pada Gambar III.3. Proses-proses yang dilakukan pada prosedur evaluasi peserta diklat penjenjangan adalah sebagai berikut : 1. Lembaga Administrasi Negara (LAN) memberikan soal uji komperhensif

kepada bagian P3.

2. Bagian P3 memberikan soal uji komperhensif ke petugas diklat.

3. Petugas diklat memberikan soal uji komperhensif kepada peserta diklat.

4. Peserta diklat mengisi soal uji komperhensif yang telah diberikan. Setelah selesai mengisi di kembalikan kepada petugas diklat.

5. Petugas diklat memberikan kembali soal uji komperhensif kepada bagian P3 untuk dikembalikan kepada LAN untuk diperiksa hasilnya.

6. LAN mengirimkan hasil pemeriksaan soal uji komperhensif yang telah dikerjakan oleh peserta kepada bagian P3.

(45)

30

Prosedur evaluasi peserta diklat penjenjangan

Lembaga Administrasi Negara Bagian P3 Petugas Diklat Peserta

Soal uji komperhensif Soal uji komperhensif Soal uji komperhensif Soal uji komperhensif

Pengisian soal uji komperhensif

Soal uji komperhensif yang sudah diisi Soal uji komperhensif

yang sudah diisi Soal uji komperhensif

yang sudah diisi Soal uji komperhensif

yang sudah diisi Lembar hasil

pemeriksaan yang kosong

Pemeriksaan soal uji komperhensif

Soal yang sudah diperiksa

Lembar hasil pemeriksaan yang

sudah diisi

Lembar hasil pemeriksaan yang

sudah diisi

A3 A4

Gambar III.3 Flowmap Evaluasi Peserta Diklat Penjenjangan

Keterangan :

A3 : Arsip soal yang sudah diperiksa A4 : Arsip hasil pemeriksaan (nilai)

4. Proses evaluasi peserta diklat teknis

(46)

pada Gambar III.4. Proses-proses yang dilakukan pada prosedur evaluasi peserta diklat teknis adalah sebagai berikut :

1. Bagian P3 memberikan soal uji komperhensif kepada petugas diklat.

2. Petugas diklat memberikan soal uji komperhensif kepada peserta diklat teknis. 3. Peserta diklat teknis mengisi soal uji komperhensif yang telah diberikan.

Setelah selesai mengisi di kembalikan kepada petugas diklat.

4. Petugas diklat mengembalikan soal uji komperhensif yang telah diisi oleh peserta diklat kepada bagian P3 untuk diperiksa hasilnya.

5. Bagian P3 meyimpan hasil uji komperhensif untuk digunakan sebagai acuan penilaian peserta yang akan mendapatkan sertifikat.

Prosedur evaluasi peserta diklat teknis

Petugas Diklat Peserta Diklat Bagian P3

Soal uji komperhensif Soal uji komperhensif Soal uji komperhensif

Pengisian soal uji komperhensif

Soal uji komperhensif yang telah diisi Soal uji komperhensif

yang telah diisi Soal uji komperhensif

yang telah diisi Hasil pemeriksaan yang

kosong

Pemeriksaan soal uji komperhensif

Soal uji komperhensif yang telah diperiksa

Hasil pemeriksaan yang telah diisi

A3.1 A4

Gambar III.4 Flowmap Evaluasi Peserta Diklat Teknis

Keterangan :

(47)

32

A4 : Arsip hasil pemeriksaan (nilai)

5. Proses evaluasi fasilitator

Proses evaluasi fasilitator adalah prosedur dimana peserta diklat melakukan penilaian kepada fasilitator yang telah melakukan pelatihan. Penilaian dilakukan dengan cara mengisi form yang telah disediakan oleh panitia diklat. Diisi secara objektif dinilai dengan angka dengan rentang 50-100 serta memberikan saran, kritik dan masukan untuk fasilitatornya. Evaluasi fasilitator ini dilakukan setiap fasilitator selesai menyampaikan materinya. Proses evaluasi fasilitator digambarkan dengan flowmap pada Gambar III.5. Proses-proses yang dilakukan pada prosedur evaluasi fasilitator adalah sebagai berikut :

1. Bagian P3 memberikan form evaluasi fasilitator kepada petugas diklat. 2. Peserta diberi form evaluasi fasilitator oleh petugas diklat.

3. Peserta mengisi form evaluasi fasilitator.

4. Form evaluasi fasilitator dikembalikan kepada petugas untuk dikembalikan ke bagian P3 untuk dijadikan arsip dan merekap semua penilaian peserta untuk menilai siapa fasilitator terbaik.

Prosedur evaluasi fasilitator

Bagian P3 Petugas Diklat Peserta Diklat

Form evaluasi fasilitator

Form evaluasi fasilitator

Pengisian form evaluasi

Form evaluasi fasilitator yang sudah diisi Form evaluasi

fasilitator yang sudah diisi

Form evaluasi fasilitator

Form evaluasi fasilitator yang sudah diisi

A5

(48)

Keterangan :

A5 : Arsip form evaluasi fasilitator

6. Proses evaluasi penyelenggara

Proses evaluasi penyelenggra adalah prosedur dimana peserta diklat melakukan penilaian kepada penyelenggara yang telah melakukan pelatihan. Penilaian dilakukan dengan cara mengisi form yang telah disediakan oleh petugas diklat. Diisi secara objektif dinilai dengan angka dengan rentang 50-100 serta memberikan saran, kritik dan masukan untuk penyelenggara. Evaluasi penyelenggara ini dilakukan setiap satu minggu sekali jika waktu pelaksanaan diklat lebih dari satu minggu. Jika pelaksanaan kurang dari satu minggu, evaluasi dilakukan satu kali. Proses evaluasi penyelenggara digambarkan dengan flowmap

pada Gambar III.6. Proses-proses yang dilakukan pada prosedur evaluasi penyelenggara adalah sebagai berikut :

1. Bagian P3 memberikan form evaluasi penyelenggara kepada petugas diklat. 2. Petugas diklat memberikan form evaluasi penyelenggara kepada peserta

diklat.

3. Peserta diklat mengisi form penilaian penyelenggara.

(49)

34

Prosedur evaluasi penyelenggara diklat

Bagian P3 Petugas Diklat Peserta Diklat

Form evaluasi penyelenggara

Form evaluasi penyelenggara

Pengisian form evaluasi penyeenggara

Form evaluasi penyelenggara yang telah diisi Form evaluasi

penyelenggara yang telah diisi Form evaluasi

penyelenggara

Form evaluasi penyelenggara yang telah diisi

A6

Gambar III.6 Flowmap Evaluasi Penyelenggara Diklat

Keterangan :

A6 : Arsip form evaluasi penyelenggara

III.1.3 Analisis Aturan Bisnis

Aturan bisnis yang ada di balai pelatihan kesehatan (Bapelkes) Cikarang terutama di bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan adalah sebagai berikut:

1. Peserta didapatkan dengan cara mengirimkan undangan ke tiap dinas maupun didapatkan langsung dari pusat/dinas yang ingin melakukan pelatihan.

2. Pelaksanaan diklat dilakukan sesuai dengan pelatihan yang akan dilaksanakan. Jika pelatihan penjenjangan, maka pelatihan dilakukan lebih dari satu minggu, dan jika pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan teknis maka dilakukan beberapa hari tergantung dari permintaan.

3. Absen atau ketidakhadiran peserta maksimal 10 JPL (jam pelajaran) setara dengan 4 jam 30 menit. Jika melebihi 10 JPL maka peserta tidak berhak mendapatkan sertifikat.

(50)

5. Evaluasi dari pelatihan dilakukan kepada seluruh unsur diklat mulai dari peserta, fasilitator, hingga penyelenggara. Peserta dievaluasi oleh petugas/penyelenggara, fasilitator dievaluasi oleh peserta diklat, dan penyelenggara dievaluasi atau dinilai oleh peserta.

6. Evaluasi peserta dilakukan di akhir penyelenggaraan diklat dengan melakukan uji komprehensif untuk mengukur sejauh mana peserta mendapatkan pengetahuan tentang diklat yang diikutinya.

7. Evaluasi fasilitator dilakukan setiap fasilitator selesai memberikan materi dan dinilai oleh peserta diklat.

8. Evaluasi penyelenggara, disesuaikan dengan waktu pelaksanaan diklat. Jika diklat penjenjangan maka evaluasi dilakukan satu minggu sekali tetapi jika diklat teknis evaluasi dilakukan satu kali, yaitu diakhir pelaksanaan diklat. 9. Hasil dari uji komprehensif tidak mutlak sabagai acuan untuk mendapatkan

sertifikat.

10.Pemberian nilai untuk peserta diklat dinilai berdasarkan hasil uji komprehensif dan penilaian aspek lain.

11.Sasaran mutu atau nilai yang harus dicapai oleh fasilitator adalah >= 80 tiap fasilitator. Sasaran mutu diambil berdasarkan rata-rata penilaian dari aspek yang dinilai di evaluasi fasilitator.

12.Sasaran mutu yang harus dicapai oleh penyelenggara adalah >=80, diambil dari rata-rata penilaian dari aspek yang dinilai di evaluasi penyelenggaraan.

III.1.4 Analisis Pengkodean

(51)

36

0 20 40 60 80 100

Nama Fasilitator Nama Fasilitator Nama Fasilitator

Evaluasi Fasilitator

diatas sasaran mutu dibawah sasaran mutu sama dengan sasaran mutu

kode evaluasi formatnya terdiri 8 digit kode. Contohnya FORM010, yang artinya form ke-10 yang digunakan dalam suatu pelatihan, ditujukan untuk evaluasi fasilitator.

Di samping pengkodean yang sudah ada, juga akan dibangun tiga kode baru diantaranya, pengkodean untuk id kantor, kode pelatihan, dan kode soal. Format id kantor contohnya dinkes01, 01 berupa autoincrement dan dinkes inisial dari instansi. Format kode untuk kode pelatihan terdiri dari 8 digit kode, 3 digit berupa karakter dan 5 digit berupa angka. Contohnya TEK12001 yang artinya adalah kode penyelenggaraan diklat teknis di tahun 2012 dan penyelenggaraan untuk yang pertamakalinya. Format kode untuk kode soal terdiri dari 10 digit kode, 4 digit berupa karakter dan 6 digit berupa angka dan karakter, contohnya FORM010-01 yang artinya soal untuk evaluasi fasilitator nomor satu.

III.1.5 Analisis Dashboard Manajemen Sistem

Analisis dashboard manajemen sistem menjelaskan tetang hal-hal apa saja yang ada di dalam sistem dashboard. Dalam sistem informasi ini, dashboard yang digunakan berupa chart/grafik batang (Gambar III-7), dimana sumbu x (horizontal) adalah nama fasilitator, nama penyelenggaraan atau nama peserta. Untuk sumbu y (vertikal) adalah nilai sasaran mutu yang didapat oleh setiap fasiitator, peserta atau tiap penyelenggaraan pelatihan. Nilai sasaran mutu didapat dari rata-rata nilai dari aspek-aspek yang dinilai oleh peserta.

(52)

Untuk pewarnaan didalam grafik, warna biru adalah indikator bahwa fasilitator, peserta atau penyelenggara memiliki nilai diatas sasaran mutu. Warna merah indikator bahwa fasilitator, peserta atau penyelenggara memiliki nilai dibawah sasaran mutu, dan warna hijau adalah indikator bahwa fasilitator, peserta atau penyelenggara memiliki nilai setara dengan sasaran mutu.

III.1.6 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak

Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak adalah deskripsi kebutuhan dari perangkat lunak yang akan dibangun yang terdiri dari kebutuhan fungsional dan nonfungsional, dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel III.1 Tabel Kebutuhan Fungsional

Nomor Spesifikasi Kebutuhan Fungsional

SKPL-F-001 Sistem dapat melayani login untuk pengguna, yaitu kepala

balai, kepala bagian P3, pegawai, petugas, dan peserta.

SKPL-F-002 Sistem dapat menampilkan profil peserta dan fasilitator.

SKPL-F-003 Sistem dapat mengelola data peserta, data fasilitator,data

pelatihan dan data hasil evaluasi.

SKPL-F-004

Sistem dapat menampilkan informasi fasilitator yang cocok untuk memberikan materi dan peserta yang layak mendapatkan sertifikat.

SKPL-F-005 Sistem dapat menampilkan informasi pelaksanaan diklat dan

hasil evaluasi secara cepat dan akurat.

SKPL-F-006 Sistem menggunakan dashboard untuk memonitor hasil

evaluasi dari pelaksanaan diklat.

SKPL-F-007 Sistem dapat melayani pengisian kuisioner atau penilaian

kepada fasilitator dan penyelenggara.

SKPL-F-008 Sistem dapat memberikan uji komperhensif untuk peserta.

SKPL-F-009 Sistem dapat merandom soal.

SKPL-F-010 Sistem dapat mencetak laporan.

Tabel III.2 Tabel Kebutuhan Non Fungsional

Nomor Spesifikasi Kebutuhan Non Fungsional

SKPL-NF-001 Sistem dibangun dalam bentuk website.

SKPL-NF-002 Password user tidak ditampilkan dalam sistem, hanya berupa

simbol bintang (*).

SKPL-NF-003 Tampilan sistem harus mudah dipahami oleh user.

(53)

38

Tabel III.2 Tabel Kebutuhan Non Fungsional (lanjutan)

Nomor Spesifikasi Kebutuhan Non Fungsional

SKPL-NF-004 Ketika sistem mengalami kesalahan, sistem memberikan

pesan error kepada user.

SKPL-NF-005 Sistem hanya boleh diakses oleh pengguna yang memiliki hak

akses.

SKPL-NF-006 Sistem hanya digunakan oleh pegawai bagian P3 bapelkes

Cikarang, peserta diklat, dan penyeleggara diklat.

SKPL-NF-007 Sistem yang dibangun diharapkan dapat berjalan 7x24 jam.

III.1.7 Analisis Kebutuhan Non Fungsional

Spesifikasi kebutuhan non fungsional adalah spesifikasi tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan yang merupakan batasan layanan-layanan dan fungsi-fungsi dari suatu sistem seperti batasan waktu, pengembangan proses, dan pengguna. Analisis kebutuhan non fungsional ini terdiri dari analisis kebutuhan perangkat lunak, analisis kebutuhan perangkat keras dan analisis kebutuhan perangakat pikir.

III.1.6.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Pembangunan sistem informasi di bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan Bapelkes Cikarang membutuhkan perangkat keras yang dapat mendukung berjalannya sistem informasi yang akan dibangun. Spesifikasi perangkat keras yang digunakan di bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan bapelkes Cikarang adalah sebagai berikut:

1. Processor 2.60 GHz

2. Monitor LED/LCD

3. Hardisk 250GB

4. Memori 4GB

5. Mouse

6. Keyboard

(54)

Sedangkan spesifikasi perangkat keras minimal yang dibutuhkan untuk mendukung berjalannya sistem informasi yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

1. Processor 2.13 GHz

2. Memori 1GB

3. Harddisk 40GB

4. Monitor LCD

5. Keyboard

6. Mouse

7. Printer

Dengan membandingkan kebutuhan spesifikasi minimal untuk pembuatan sistem, dapat disimpulkan spesifikasi perangkat keras di bagian penyelenggara pendidikan dan pelatihan Bapelkes Cikarang sudah memenuhi kebutuhan perangkat keras dari sistem yang akan dibangun.

III.1.6.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Spesifikasi perangkat lunak (Software) yang dipergunakan di balai pelatihan kesehatan Cikarang adalah sebagai berikut :

1. Sistem Operasi, Windows 7 Home Basic

2. Web Browser yang digunakan adalah Internet Explorer 9

3. Microsoft Office 2007

Sedangkan perangkat lunak yang akan digunakan dalam pembangunan sistem adalah sebagai berikut :

1. DBMS MySQL-5.1.37-win32 2. Adobe Dreamweaver CS5

3. phpMyAdmin 2.5.1 dan Wampserver 2.2e

Spesifikasi perangkat lunak minimal yang akan digunakan dalam menjalankan sistem adalah sebagai berikut :

1. Sistem operasi, Windows XP Professional 2. DBMS MySQL-5.1.37-win32

(55)

40

Dengan membandingkan kebutuhan spesifikasi minimal perangkat lunak yang ada di bagian P3 Bapelkes Cikarang dengan spesifikasi minimal kebutuhan perangkat lunak untuk menjalankan sistem, dapat disimpulkan spesifikasi perangkat lunak di bagian P3 Bapelkes Cikarang sudah memenuhi kebutuhan perangkat lunak dari sistem yang akan dibangun.

III.1.6.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Pikir

Analisis kebutuhan perangkat pikir adalah bagian untuk menganalisis karakteristik pengguna sistem yang akan dibangun. Adapun karakteristik pengguna-penggunanya adalah sebagai berikut:

Tabel III.3 Tabel Analisis Kebutuhan Perangkat Pikir pada Bapelkes

Cikarang

Pengguna Tanggung Jawab Tingkat

Pendidikan Pengalaman

Pelatihan yang Didapat

Pegawai (Sumarno)

a. Menyusun program pelatihan diklat b.melakukan

evaluasi c. menyusun

laporan hasil evaluasi

S-1 Pernah mengevaluasi diklat dan menyusun

a. Melaksanakan diklat yang telah direncanakan b. Mengabsen

peserta c. Mengumpukan

kuisioner

S-1 Pernah menjadi penyelenggara diklat, pernah mengevaluasi diklat. Pernah menggunakan Microsoft Office

Pelatihan pelaksanaan diklat

Kepala Bagian P3

Melakukan monitoring pelaksanaan diklat.

S-2 Pernah menggunakan Microsoft Office

Pelatihan manajemen sumber daya manusia. Kepala Balai Melakukan

(56)

Sedangkan kebutuhan untuk menggunakan sistem, dibutuhkan pengguna tambahan seperti admin sebagai pengelola data master, peserta yang nantinya menggunakan sistem yang akan dibangun, dan pengunjung yang bisa melihat website ini. Daftar pengguna sistem yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

Tabel III.4 Tabel Analisis Kebutuhan Perangkat Pikir pada Sistem

Pengguna Hak Akses Kemampuan yang

harus dimiliki

Jenis pelatihan yang diberikan

Admin (bagian P3)

Mengelola data user Cara mengolah database

Cara mengolah data dalam database

Pegawai (bagian P3)

1. Mengelola data peserta, data fasilitator dan data evaluasi.

2. Menyusun laporan hasil pelaksanaan diklat

3. Menginputkan soal.

1. Mengetahui cara melakukan pengolahan data. 2. Mampu

menyusun laporan dengan baik dan benar.

1. Cara mengolah data dalam database. 2. Melatih cara

menggunakan sistem.

Kepala Bagian P3

Mengakses data-data pada semua bagian yang ada pada bagian P3

Mampu menilai baik tidaknya laporan yang telah dibuat.

1. Cara mengelola organisasi. 2. Melatih cara

menggunakan sistem.

Kepala Balai Mengakses data-data pada keseluruhan Bapelkes Cikarang

Mampu menilai baik tidaknya laporan yang telah dibuat.

1. Cara mengelola organisasi. 2. Melatih cara

menggunakan sistem. Peserta 1. Melakukan uji

komperhensif

1. Mampu

mengoperasikan komputer

1. Pengoperasian komputer. 2. Melatih cara

menggunakan sistem Pengunjung 1. Melihat konten web 1. Mampu

mengoperasikan komputer

-

(57)

42

III.1.8 Analisis Data

Pada bagian analisis data diuraikan mengenai data apa saja yang dapat dijadikan sebagai entitas dan dimodelkan menggunakan Entity Relationship

Diagram (ERD). Data tersebut diperoleh dari dokumen yang ada di Bapelkes

Cikarang. ERD terdiri dari dua komponen utama yaitu entitas dan relasi. Kedua komponen tersebut dideskripsikan lebih jauh melalui atribut-atribut atau properti. Hubungan antara entitas dan relasi tersebut dinamakan Entity Relationship.

Berikut ini merupakan Entity Relationship Diagram dari hubungan antar entitas sistem yang akan dirancang :

pelatihan

Evaluasi peserta memiliki kode_pelatihan

Gambar III.8 Entity Relationship Diagram Sistem Informasi Bidang

(58)

Tabel III.5 Tabel Kamus Data ERD

No Entitas Atribut

1. Member a. idMember

b. nama c. NIP d. golongan e. tempat_lahir f. tanggal_lahir g. pendidikan_terakhir h. jenis_kelamin i. status_pegawai j. alamat_rumah k. email

l. username m. password n. status_email 2. Pelatihan a. kode_pelatihan

b. nama_pelatihan c. tanggal_mulai d. tanggal_selesai e. kuota_peserta f. syarat1 g. syarat2 h. syarat3

3. Detail pelatihan a. no_detail_pelatihan b. materi

c. lama_mengajar

4. Peserta a. idPeserta

b. status 5. Fasilitator a. idFasilitator

b. nama_fasilitator c. NIP

d. golongan e. jenis_kelamin f. tempat_lahir g. tanggal_lahir

h. pengalaman_mengajar i. spesialisasi_mengajar j. pendidikan_stlh_slta k. diklat/kursus 6. Evaluasi fasilitator a. no_ev_fasilitator

b. nilai c. saran

d. tanggal_evaluasi 7. Jabatan a. kode_jabatan

b. jabatan

8. Petugas a. idPetugas

b. NIP c. username d. password

Gambar

Tabel II.2 Simbol ERD
Gambar III.1 Flowmap Pendaftaran Peserta Diklat
Gambar III.2 Flowmap Pengisian Daftar Hadir Peserta Diklat
Gambar III.3 Flowmap Evaluasi Peserta Diklat Penjenjangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

merupakan gabungan dari dua atribut dimana keduanya menunjuk ke primary.. key relasi awal dengan penamaan yang berbeda. Setiap binary relationship 1:1, dimana

Itu semua dapat dihadirkan dalam kontestasi politik yang terjadi di DKI Jakarta, dimana partisipasi sebagai tujuan sangat terasa hadir dalam kasus tersebut sehingga

Sebagai bahan tinjauan dan bahan pembelajaran bagi masyarakat umum dalam bidang marketing komunikasi, terutama dalam hal membangun komunikasi yang kondusif dengan

yang diimplementasikan dalam sistem pendukung keputusan pemilihan KUA teladan ini memiliki hasil perankingan yang hampir sama dengan ranking dari pihak Kementerian

Kejadian WWBs yang terjadi selama 3 periode El Niño tersebut menunjukkan bahwa WWBs akan terdeteksi 3-4 bulan sebelum kolam air hangat Samudra Pasifik terbentuk yaitu pada

untuk mengetahui kinerja dari jaringan yang dirancang adalah delay, packet loss,

rusuk AE dibuat bidang datar. Tentukan luas bagian datar.. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk&rusukn*a 1, m.. " adalah titik tengah FG dan $ adalah titik tengah