Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
ANALISA KARAKTERISTIK PUTARAN-TORSI MOTOR ARUS
SEARAH PENGUATAN SHUNT BERKUTUB BANTU
(Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik)
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S–1) pada
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara
Oleh
NANDA MARDIKA NIM : 030402055
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
MEDAN
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
ANALISA KARAKTERISTIK PUTARAN-TORSI MOTOR ARUS
SEARAH PENGUATAN SHUNT BERKUTUB BANTU
(Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik)
Oleh :
Nanda Mardika NIM : 030402055
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing,
Ir. Sumantri Zulkarnaen NIP : 130 365 321
Diketahui oleh :
Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,
MEDAN Ir. Nasrul Abdi, MT
NIP : 131 459 555
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
2008
KATA PENGANTAR
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T dimana atas
berkah, karunia dan rahmat-NYA lah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini,
dengan judul :
“Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu”
(Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT – USU)
Tugas Akhir ini merupakan suatu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik dari Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara
Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini, antara lain kepada :
1. Ayahanda (Alm) Chairuddin Rahim dan Ibunda tercinta Nuriah terima kasih
atas do’a dan kasih sayangnya yang tiada terhitung dan empat saudaraku yang
selalu jadi tempat berbagi cerita baik, dalam suka maupun duka.
2. Teman teristimewa Budi Pranata yang telah memberi dukungan moril dan
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
3. Bapak. Ir. Nasrul Abdi, MT selaku Ketua Departemen Teknik Elektro
FT-USU dan Bapak Ir.Rahmat Fauzi, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik
Elektro FT-USU
4. Bapak Ir. Sumantri Zulkarnaen, selaku dosen wali dan pembimbing penulis
yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menjalani masa
perkuliahan sampai menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Ir. Mustafrind Lubis, selaku kepala laboratorium konversi energi
listrik yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.
6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2003 “wak jul ST(sukses yo ke
singapore), Opunk ST, Fery ST, Uyak ST, Olo ST, bayam (karena computer
yg dirimu rakit ini aq bs ngetik skripsi jadi thanks yg tak teritung la bro),
Ane wiswa (makasih ya ne uda kuati nda jalani masa transisi waktu
nyelesaikan TA ni), Don Djuan, Ganda, Brian, Pely, Edo, Enno(semngat
yo!!), bobby, buhari, hotdes, juni(temen KP awak), teta, emil, maemmaaa
(fahmi), Tigor ST, anton ST, andika ST, nora, awin(akur2 ya ma jimi), aan,
widi, Qotul, Adit, dwita ST, Tiffani ST, mei ST, Dewi-2 ST (uda pada kerja
yo), dan dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
7. Semua Abang-abang senior B’CimEt (makasih bgt la bg), B’ardiansyah,
B’farhan, B’royto, B’deni, B’mantox, B’andi dan abang-abang awak yang
lain. Serta adek-adek junior yang uda bagi-bagi ilmu kepada penulis.
8. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Teknik Elektro USU dan Seluruh
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, masih
banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun susunan bahasanya.
Saran dan kritik dari pembaca dengan tujuan menyempurnakan dan mengembangkan
kajian dalam bidang ini sangat penulis harapkan.
Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini bisa bermanfaat dan
menambah wawasan bagi para pembacanya.
Medan, Maret 2008
Nanda mardika
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Motor adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis.
Pada penggunaannya motor yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga
ekonomis dan efisien. Untuk itu perlu diketahui karakteristik dari motor- motor
listrik, salah satu tipe motor adalah motor arus searah penguatan shunt.
Pada saat motor jalan dalam keadaan berbeban akan timbul reaksi jangkar
yang dapat melemahkan fluksi awal sehingga karakteristik mekanik motor berubah.
Untuk mengatasi reaksi jangkar ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan. Yaitu
pergeseran sikat secara terus menerus (tidak dilaksanakan), penggunaan kutub bantu
atau interpole, dan yang ketiga dengan belitan kompensasi.
Dalam tugas akhir ini akan dibahas cara pendekatan kedua yaitu pengaruh
penggunaan kutub bantu atau interpole terhadap karakteristik torsi beban motor arus
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Kata Pengantar... i
Abstrak... iv
Daftar Isi...v
BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang... 1
I.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan... 2
I.3 Batasan Masalah...3
I.4 Metode Penulisan... 3
I.5 Sistematika Penulisan...4
BAB II. MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum………...……… 6
II.2 Konstruksi Umum Motor Arus Searah... 6
II.3 Prinsip Kerja Motor Arus Searah... 15
II.3.1 Teori kaidah tangan kiri fleming... 15
II.3.2 Gaya Gerak Listrik (GGL) Lawan... 19
II.4 Reaksi Jangkar... 21
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
BAB III. KARAKTERISTIK MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT
III.1 Pengertian... 36
III.2 Karakteristik Putaran-Arus... 42
III.3 Karakteristik Torsi-Arus... 43
III.4 Karakteristik Putaran-Torsi...44
BAB IV. ANALISA DAN HASIL PENGUKURAN IV.1 Umum... 46
IV.2 Spesifikasi Peralatan... 47
IV.3 Rangkaian Percobaan... 48
IV.4 Prosedur Percobaan………..……… 49
IV.5 Data Percobaan………..………... 50
IV.6 Analisa Data...51
IV.6.1 Karakteristik Putaran-Torsi untuk motor arus searah penguatan shunt tanpa menggunakan Interpole (kutub Bantu)... 51
IV.6.2 Karakteristik Putaran-Tosi untuk motor arus searah penguatan shunt dengan menggunakan Interpole (kutub Bantu)... 54
BAB V. KESIMPULAN... 58 DAFTAR PUSTAKA
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Motor arus searah adalah sebuah mesin arus searah yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanis.Motor arus searah merupakan salah satu motor listrik
yang jarang digunakan untuk aplikasi industri biasa. Hal ini disebabkan karena
sistem peralatan listrik yang menggunakan arus bolak-balik.
Akan tetapi saat ini untuk aplikasi khusus sudah banyak dipergunakan di
industri atau pabrik-pabrik seperti pabrik baja, tambang dan kereta api listrik. Juga
dapat dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak bagi peralatan-peralatan mekanik
lainnya seperti crane, pompa, penggerak kipas angin, blower, penggerak pulley
konveyer, lift, eskalator, elevator, traksi, dan lain-lain.
Motor arus searah biasanya digunakan terutama untuk melayani beban
dengan torsi start yang besar, karakteristik torsi-putaran juga dapat divariasi, dan
memiliki efisiensi yang tinggi sehingga lebih unggul bila dibandingkan dengan
motor induksi ataupun motor sinkron. Pada penggunaannya motor arus searah ini
harus disesuaikan dengan kebutuhan agar ekonomis dan efisien. Untuk itu perlu
diketahui karakteristik dari motor arus searah tersebut.
Pada motor arus searah suplai daya yang diperoleh berasal dari sumber
tegangan listrik arus searah. Dimana sumber tegangan searah ini diberikan kepada
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Disaat motor diberi beban, biasanya kurva karakteristik akan menunjukkan
fluksi yang berkurang untuk amper-turn medan yang semakin besar karena adanya
reaksi jangkar. Untuk mengurangi reaksi jangkar ini ada tiga teknik yang dapat
dilakukan yaitu yang pertama melakukan pergeseran sikat, kedua menggunakan
kutub bantu, dan yang ketiga adalah belitan kompensasi.
Teknik pegeseran sikat sangat tidak efisien dan dapat mengurangi tegangan
induksi karena cara ini dilakukan pada motor arus searah yang selalu bergerak pada
arah yang sama. Yang umumnya dilakukan adalah dengan kutub bantu dan belitan
kompensasi. Pada tugas akhir ini akan dibahas analisis karakteristik putaran-torsi
motor arus searah penguatan shunt berkutub bantu.
I.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan
.Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Memperlihatkan tentang perubahan karakteristik putaran-torsi motor
arus searah penguatan shunt dengan penambahan kutub bantu.
2. Menunjukkan besarnya perubahan torsi putaran yang terjadi akibat
perubahan beban yang bervariasi pada motor arus searah shunt dengan
atau tanpa kutub bantu.
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai bahan acuan guna
memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang bagaimana perubahan karakteristik
putaran-torsi motor arus searah.bila ditambahkan kutub bantu. Sedangkan bagi para
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
memperkaya pengetahuan sehingga akan dapat menambah referensi kita dalam
memilih motor arus searah yang sesuai kebutuhan.
I.3 Batasan Masalah
Agar materi yang dipaparkan dalam tugas akhir ini lebih terarah dan
maksimal, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas. Adapun
batasan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah :
1. Motor yang digunakan adalah motor arus searah penguatan shunt.
2. Karakteristik motor arus searah yang dibahas hanya karakteristik
putaran Vs torsi beban.
3. Analisis perhitungan berdasarkan peralatan yang tersedia di
Laboratorium Konversi Energi Listrik.
4. Motor arus searah dianggap dalam keadaan steady state (mantap).
I.4 Metode Penulisan
Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka penulis menerapkan
beberapa metode studi diantaranya :
1. Studi literatur yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan
topik tugas akhir ini dari buku-buku referensi baik yang dimiliki oleh
penulis atau di perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal, internet
dan lain-lain
2. Studi lapangan yaitu dengan melaksanakan percobaan di Laboratorium
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
3. Studi bimbingan yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik tugas
akhir ini dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak
Departemen Teknik Elektro USU, dengan dosen-dosen bidang Konversi
Energi Listrik, asisten Lab dan teman-teman sesama mahasiswa.
I.5 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran tentang Tugas Akhir ini, secara singkat dapat
diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
masalah, tujuan dan manfaat penulisan, batasan masalah, metode penuelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II MOTOR ARUS SEARAH (DC)
Dalam bab ini dibicarakan tentang kontruksi umum sebuah motor arus
searah, prinsip kerja motor arus searah, persamaan umum motor arus searah,
jenis-jenis motor arus searah.
BAB III KARAKTERISTIK MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT
Bab ini merupakan tinjauan teori yang menguraikan tentang karakteristik
motor arus searah penguatan shunt.
BAB IV ANALISIS PENGARUH INTERPOLE (KUTUB BANTU) TERHADAP
KARAKTERISTIK PUTARAN-TORSI BEBAN MOTOR ARUS
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Bab ini menunjukkan hasil-hasil eksperimen yang berkenaan dengan
karakteristik putaran-torsi pada motor arus searah penguatan shunt berupa data
percobaan serta penganalisaannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Hal-hal yang dianggap penting didalam penulisan dirangkumkan sebagai
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
BAB II
MOTOR ARUS SEARAH
II.1 Umum
Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi
listrik arus searah (DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi
gerak tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi
energi mekanik tersebut berlangsung di dalam medan magnet.
Penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari sangat jarang untuk aplikasi
industri biasa. Hal ini disebabkan sistem peralatan listrik yang menggunakan arus
listrik bolak-balik. Akan tetapi untuk aplikasi khusus seperti pabrik baja, tambang
dan kereta api listrik penggunaan motor arus searah sangat bermanfaat didalam
mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.
Ini dimungkinkan karena karakteristik torsi-putaran motor arus searah yang
dapat diubah –ubah dengan memperbesar atau memperkecil arus yang mengalir pada
jangkar menggunakan tahanan. Motor arus searah ini juga memiliki efisiensi yang
tinggi sehingga lebih unggul dari motor arus bolak-balik.
II.2 Konstruksi Motor Arus Searah
Motor arus searah terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian yang diam
(stator) dan bagian yang berputar (rotor). Yang termasuk stator adalah rangka,
komponen magnet dan komponen sikat. Sedangkan yang termasuk rotor adalah
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Secara umum konstruksi motor arus searah adalah seperti gambar berikut :
Gambar 2.1 Konstruksi Motor Arus Searah
Adapun konstruksi dari motor arus searah terdiri atas :
1.
Rangka motor arus searah secara umum memiliki dua fungsi, yaitu : Rangka
a. Merupakan sarana pendukung mekanis untuk mesin secara keseluruhan
b. Sebagai jalur fluks magnetik yang dihasilkan oleh kutub-kutub mesin.
Untuk mesin kecil, dimana pertimbangan harga lebih dominan daripada
beratnya, biasanya rangka terbuat dari besi tuang, tetapi untuk mesin-mesin besar
pada umunya terbuat dari baja tuang atau baja lembaran.
Gambar 2.2 Rangka Motor Arus Searah
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Rangka ini pada bagian dalamnya dilaminasi untuk mengurangi rugi-rugi inti,
selain itu rangka juga harus memiliki permeabilitas yang tinggi, disamping kuat
secara mekanis.
2.
Magnet penguat terdiri dari inti kutub dan sepatu kutub (lihat Gambar 2.3).
Adapun fungsi dari sepatu kutub adalah : Magnet penguat dan kumparan penguat medan
a. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang
lebar, maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet.
b. Sebagai pendukung secara mekanis untuk kumparan penguat atau kumparan
medan.
Inti kutub terbuat dari lembaran-lembaran besi tuang atau baja tuang. Sepatu kutub
dilaminasi dan di baut ke inti kutub. Sedangkan kutub (inti kutub dan sepatu kutub)
dibaut atau dikeling ke rangka mesin.
Gambar 2.3 Kutub Magnet Motor Arus Searah
Kumparan penguat atau kumparan kutub terbuat dari kawat tembaga
(berbentuk bulat atau strip/persegi), yang dililitkan sedemikian rupa dengan ukuran
tertentu (lihat Gambar 2.3)
Inti Kutub Yang Dilaminasi
Kumparan Penguat (Kumparan Medan)
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
3.
Komutator terbuat dari batangan tembaga yang dikeraskan, yang diisolasi
dengan bahan sejenis mika. Adapun fungsi komutator ini adalah untuk
mengumpulkan arus listrik induksi dari konduktor jangkar dan mengkonversikannya
menjadi arus searah melalui sikat yang disebut dengan komutasi.
Sedangkan sikat terbuat dari karbon, grafit , logam grafit, atau campuran
karbon-grafit, yang dilengkapi dengan pegas penekan dan kotak sikat. Besarnya
tekanan pegas dapat diatur sesuai dengan keinginan. Permukaan sikat ditekan ke
permukaan segmen komutator untuk menyalurkan arus listrik. Karbon yang ada
diusahakan memiliki konduktivitas yang tinggi untuk mengurangi rugi-rugi listrik,
dan koefisien gesekan yang rendah untuk mengurangi keausan.
Komutator dan sikat
Gambar 2.4 Konstruksi Komutator dan Sikat
Commutator Lugs
Segmen Tembaga Yang Diisolasi
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
4.
Jangkar motor arus searah berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada
permukaannya untuk tempat melilitkan kumparan-kumparan tempat terbentuknya
GGL induksi. Jangkar dibuat dari bahan ferromagnetik, dengan maksud agar
kumparan-kumparan (lilitan jangkar) terletak dalam daerah yang induksi magnetnya
besar, supaya GGL induksi yang terbentuk dapat bertambah besar. Jangkar
Gambar 2.5 Konstruksi Jangkar Motor Arus Searah
Seperti halnya inti kutub magnet, maka jangkar dibuat dari bahan
berlapis-lapis tipis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus pusar (eddy
current). Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silikon.
5.
Pada motor arus searah, kumparan jangkar berfungsi sebagai tempat
timbulnya torsi jangkar. Umumnya kumparan jangkar (rotor) berbentuk seperti
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 2.6 Bentuk Umum Kumparan Jangkar
Adapun jumlah konduktor dalam kumparan jangkar tersebut :
Z = 2CN……..…….…………. ..………...(2.1)
di mana : C = jumlah kumparan pada rotor atau segmen komutator pada rotor
N = jumlah lilitan setiap kumparan.
Normalnya bentangan kumparan adalah 1800 listrik, yang berarti ketika sisi
kumparan yang satu berada di tengah suatu kutub, sisi lainnya berada di tengah kutub
yang berbeda polaritasnya. Sedangkan secara fisik kutub yang ada tidak saling
terletak 1800 mekanis. Adapun untuk menentukan hubungan sudut dalam derajat
mekanis dan derajat listrik, dapat digunakan formula berikut :
mekanis listrik
2 p
= ….………...………...…...(2.2)
di mana : listrik = sudut dalam derajat listrik
P = jumlah kutub
mekanis = sudut dalam derajat mekanis
Kumparan yang membentang 1800 listrik memiliki tegangan yang sama antar
sisi-sisinya dan berlawanan arah setiap waktu. Kumparan ini disebut sebagai
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Sedangkan kumparan yang bentangannya kurang dari kisaran kutubnya (1800
listrik) disebut sebagai kumparan kisar fraksi (fractional-pitch coil) atau kumparan
tali busur (chorded winding).
Adapun hubungan antara kumparan rotor dengan segmen komutatornya
terbagi atas 2 macam :
1. Kumparan Progresif (Progressive winding). Adalah kumparan yang sisi
belakangnya dihubungkan ke sebuah segmen komutator mendahului
kumparan sebelumnya.
2. Kumparan Retrogresif (Retrogressive winding). Adalah kumparan yang sisi
belakangnya dihubungkan ke sebuah segmen komutator membelakangi
kumparan sebelumnya.
Gambar 2.7 Kumparan Progresif dan Kumparan Retrogresif
Sedangkan macam konstruksi kumparan rotor ada 3 macam :
1. Kumparan jerat (lap winding)
2. Kumparan gelombang (wave winding)
3. Kumparan kaki katak (frog-leg winding)
5.1Kumparan Jerat
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 2.8 Kumparan Jerat
di mana :
YK = ± m
(tanda + untuk hubungan kumparan progressif dan tanda – untuk kumparan
retrogressif)m = kelipatan kumparannya simpleks m= 1, dupleks m = 2, tripleks m =
3, dan seterusnya.
YJ = YD – YB...(2.3)
di mana :
YK = kisar komutator (commutator pitch)
YJ = kisar resultan/kisar jumlah (resultant pitch)
Y = kisar kumparan (pitch of winding)
YB = kisar belakang (back pitch)
YD = kisar depan (front pitch)
Pada kumparan jerat, banyaknya jalur arus pararel adalah sebanyak :
a = m.p………...…...………...………(2.4)
Dengan banyaknya jalur arus pada kumparan jerat ini, maka pilihan yang
tepat adalah diaplikasikan pada tegangan rendah dan arus tinggi, karena arusnya
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
5.2Kumparan Gelombang
Kumparan gelombang ini disebut juga sebagai kumparan seri, dan
konstruksinya dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.9 Kumparan Gelombang
di mana :
YJ = YD + YB ……...…….…..…………...……...(2.5)
p 1) 2(C
YK= ± …...…..…...…...…...……(2.6)
Pada kumparan gelombang, banyaknya jalur arus pararel adalah sebanyak :
a = 2m ………...(2.7)
Pada kumparan jenis ini, karena jalur arusnya lebih sedikit daripada
kumparan jerat, maka sikatnya pun lebih sedikit, namun untuk mengurangi besarnya
arus yang mengalir pada sikat-sikat yang ada, biasanya ditambahkan sikat-sikat
ekstra.
Kumparan gelombang ini sangat cocok untuk mesin arus searah bertegangan
tinggi, karena jumlah kumparan yang terhubung seri antar segmen komutator
memungkinkan tegangan tinggi lebih mudah dibangkitkan dari pada jenis kumparan
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
5.3Kumparan Kaki Katak
Kumparan jenis ini pada dasarnya merupakan perpaduan jenis kumparan jerat
dan kumparan gelombang. Kumparan gelombang pada jenis kumparan ini berfungsi
sebagai penyama (equalizers) kumparan jeratnya.
Gambar 2.10 Kumparan Kaki Katak atau Kumparan Penyama Mandiri
Adapun banyaknya jalur arus dinyatakan sebagai :
a = 2p.mlap ………....……...…...…(2.8)
di mana : p = jumlah kutub ; mlap = kelipatan kumparan jeratnya.
II.3 Prinsip Kerja Motor Arus Searah
Pengoperasian motor arus searah bergantung pada gaya tarik menarik medan
magnet. Saat arus mengalir pada kutub medan magnet dari sebuah motor, kumparan
medan berubah menjadi elektromagnet.
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Prinsip dasar dari motor arus searah adalah kalau sebuah kawat berarus
diletakkan antara kutub magnet (U – S), maka pada kawat itu akan bekerja suatu
gaya yang menggerakkan kawat itu.
Besarnya gaya tersebut adalah
F = B i l Newton ...(2.9)
di mana :
B = kerapatan fluks magnet dalam satuan Weber
i = arus listrik yang mengalir dalam satuan Ampere
l = panjang penghantar dalam satuan meter
Arah gerak kawat itu dapat ditentukan dengan “KAIDAH TANGAN KIRI
FLEMING”, yang berbunyi sebagai berikut : apabila tangan kiri terbuka diletakkan
di antara kutub U dan S, sehingga garis-garis gaya yang keluar dari kutub utara
menembus telapak tangan kiri dan arus di dalam kawat mengalir searah dengan arah
keempat jari, maka kawat itu akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan arah
ibu jari, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Gambar 2.11.
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Kalau sebatang kawat terdapat di antara kutub U - S dengan garis-garis gaya
yang homogen, sedangkan di dalam kawat ini mengalir arus listrik yang arahnya
menjauhi kita, maka di sebelah kanan kawat garis gaya kutub magnet dan garis gaya
arus listrik sama arahnya dan di sebelah kiri kawat arahnya berlawanan, sehingga
bentuk medan magnet akan berubah seperti Gambar 2.12. Kawat mendapat gaya
yang arahnya searah dengan F.
Gambar 2.12 Perubahan garis gaya di sekitar kawat berarus
Kalau sebuah belitan terletak di dalam medan magnet yang homogen, maka
karena kedua sisi belitan itu mempunyai arus yang arahnya berlawanan, sehingga
arah gerakan seperti ditunjukkan pada Gambar 2.13 dan 2.14.
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 2.13 Belitan berarus listrik terletak dalam medan magnet
Gambar 2.14 Arah putaran pada kumparan berarus yang terletak dalam
medan magnet
Karena rotor motor arus searah mempunyai kumparan yang banyak, maka gaya yang
terjadi pada rotor terus ada, sehingga rotor mendapatkan suatu momen putar yang
terus menerus yang mengakibatkan rotor menjadi berputar, seperti ditunjukkan pada
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 2.15 Torsi resultan ditimbulkan oleh gaya-gaya pada masing-masing
sisi kumparan
Gambar 2.16 Torsi resultan pada motor berkutub empat.
II.3.2 Gaya Gerak Listrik (GGL) Lawan
Ketika jangkar motor arus searah berputar di bawah pengaruh torsi
penggerak, konduktor jangkar bergerak di dalam medan magnet dan akan
menghasilkan tegangan induksi di dalamnya seperti halnya pada generator. GGL
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
dengan bunyi Hukum Lenz) dan dikenal sebagai GGL lawan atau GGL balik Ea.
GGL lawan Ea (=P ZN/60A) biasanya kurang dari tegangan terminal V, meskipun
perbedaan ini kecil sekali pada saat motor berjalan di bawah kondisi normal.
Gambar 2.17 Rangkaian Ekivalen Motor Arus Searah Shunt
Dengan memperhatikan Gambar 2.17, ketika tegangan arus searah sebesar V
diberikan pada terminal motor, suatu medan magnet dihasilkan dan konduktor
jangkar disuplai dengan arus searah. Dengan demikian, torsi penggerak akan bekerja
pada jangkar yang menyebabkan jangkar mulai berputar. Karena jangkar berputar,
GGL lawan Ea diinduksikan berlawanan dengan tegangan terminal. Tegangan
terminal harus memaksa arus mengalir melalui jangkar melawan GGL lawan Ea.
Kerja listrik yang dilakukan untuk mengatasi dan menyebabkan arus mengalir
melawan Ea dikonversikan ke dalam energi mekanik yang dibangkitkan di dalam
jangkar. Dengan demikian, pengkonversian energi di dalam motor arus searah hanya
mungkin jika GGL lawan dihasilkan.
Tegangan sebenarnya yang diterima rangkaian jangkar = V – Ea.
Jika Ra adalah tahanan rangkaian jangkar, maka
a a a
R E V
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Karena V dan Ra nilainya selalu tetap, nilai Ea akan menentukan arus yang
dipikul oleh motor. Jika kecepatan motor tinggi, maka GGL lawan Ea menjadi besar
dan motor akan memikul arus jangkar yang lebih kecil begitu juga sebaliknya.
Adanya GGL lawan menjadikan motor arus searah sebagai mesin dengan
pengaturan sendiri (self-regulating), yaitu menjadikan motor memikul arus jangkar
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk membangkitkan torsi beban.
Arus jangkar,
(i) Ketika motor berjalan pada kondisi tanpa beban, torsi yang kecil dibutuhkan
untuk mengatasi rugi-rugi gesek dan angin. Dengan demikian, arus jangkar Ia
juga kecil dan GGL lawan besarnya hampir sama dengan tegangan terminal.
(ii) Jika motor tiba-tiba dibebani, efek yang pertama sekali dirasakan adalah
penurunan kecepatan jangkar. Sehingga kecepatan konduktor jangkar yang
bergerak di dalam medan magnet berkurang dan begitu juga dengan GGL
lawan Ea. Berkurangnya GGL lawan menyebabkab arus yang besar mengalir
melalui jangkar dan arus yang besar ini juga meningkatkan torsi penggerak.
Maka, torsi penggerak meningkat seiring dengan menurunnya kecepatan
motor. Penurunan kecepatan motor akan berhenti ketika arus jangkar sudah
cukup untuk menghasilkan torsi yang dibutuhkan oleh beban.
(iii) Jika beban motor dikurangi, torsi penggerak sesaat melebihi dari yang
dibutuhkan sehingga jangkar mengalami percepatan. Karena kecepatan
jangkar meningkat, GGL lawan juga akan meningkat dan menyebabkan arus
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
jangkar sudah cukup untuk menghasilkan torsi yang dibutuhkan oleh beban.
Dengan demikian, GGL lawan di dalam motor arus searah mengatur aliran
arus jangkar, yang secara otomatis merubah besaran arus jangkar untuk
memenuhi kebutuhan beban.
II.3 Reaksi Jangkar
Jika kumparan medan (stator) mesin arus searah dihubungkan kecatu daya
dan rotor diputar oleh daya mekanis dari sumber eksternal, maka tegangan akan
diinduksikan pada konduktor rotor. Tegangan ini akan disearahkan kedalam keluaran
arus searah komutator.
Kemudian pada saat beban dihubungkan keterminal motor, arus listrik akan
mengalir pada kumparan jangkarnya. Aliran arus ini akan mengalir pada kumparan
jangkar yang mana akan dihasilkannya medan magnet sendiri, yang akan
mempengaruhi (distorsi) fluksi utama. Pengaruh distorsi fluksi utama akibat rotor
dibebani disebut reaksi jangkar yang menyebabkan timbulnya dua masalah serius
pada motor, yaitu :
1. Pergeseran bidang netral (neutral plane shift)
2. Pelemahan fluksi
Bidang netral magnetis didefinisikan sebagai bidang didalam mesin dimana
kecepatan gerak kumparan rotor benar-benar paralel dengan garis garis fluks magnet
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
U S
(a)
U S
(b)
U S
(c)
U S
(d)
U S
(e)
U S
(f)
Gambar 2.18 Reaksi Jangkar
Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 2.18. pada Gambar 2.18(a) diperlihatkan
mesin arus searah dengan dua kutub (Utara dan Selatan), serta bidang netral
magnetik. Fluks yang mengalir adalah serba sama (uniform). Kumparan rotor
memiliki tegangan dengan arah meninggalkan pembaca untuk sisi Utara, dan menuju
pembaca untuk tegangan pada sisi selatan. Bidang netral magnetik berada tegak lurus
terhadap tegangan tersebut.
Pada Gambar 2.18(b) diperlihatkan jalur garis lurus fluks magnet yang ideal,
sedangkan pada Gambar 2.18(c) diperlihatkan jalur garis fluks magnet yang
melengkung akibat pengaruh adanya celah udara antara kumparan rotor dan
kumparan stator.
Pada Gambar 2.18(d) diperlihatkan fluks medan magnet yang timbul akibat
motor dihubungkan dengan beban. Kemudian pada Gambar 2.18(e) diperlihatkan
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
pada Gambar 2.18(d). Sedangkan pada Gambar 2.18(f) diperlihatkan hasil interaksi
antara dua fluks medan magnet pada kumparan jangkar, yang mengakibatkan
pergeseran bidang netral magnetik.
Masalah kedua akibat adanya reaksi jangkar adalah pelemahan fluksi.
Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan titik
jenuhnya. Pengaruh kejenuhan magnetik pada reduksi fluksi medan utama dapat
dijelaskan dengan bantuan Gambar 2.19 dibawah ini.
{ {
Fk – Fj Fk + Fj
Fk F
∆ n
∆ t
[ Weber ]
[Ampere lilitan] [Kurva Kemagetan]
∆ n = [penguatan fluks]
∆ t= [pelemahan fluks]
Fk = [gaya gerak magnet kutub]
Fj = [gaya gerak magnet jangkar]
Gambar 2.19 Kurva Pemagnetan Ketika Terjadi Reaksi Jangkar
Ggm resultan adalah (Fk −Fj) dimana F = ggm medan utama tanpa k
dipengaruhi reaksi jangkar dan Fj = ggm pada jangkar. Untuk Fj positif dan negatif
dimisalkan dengan adanya pertambahan dan atau pengurangan ggm yang terjadi pada
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Untuk lokasi di permukaan kutub dimana gaya gerak magnet (ggm) rotor
menambahkan ggm kutub, terjadi sedikit penambahan kerapatan fluks ∆φn . Tetapi
pada lokasi permukaan kutub dimana ggm rotor mengeliminir ggm kutub, terdapat
penurunan kerapatan fluksi ∆φ1 yang lebih besar : ∆φn < ∆φ1, sehingga pejumlahan
rata-rata kerapatan fluks yang terjadi adalah kerapatan fluks kutub yang semakin
berkurang. Hal ini disebut juga efek demagnetisasi reaksi jangkar yang timbul karena
adanya saturasi magnetik.
Akibat pelemahan fluks ini pada motor arus searah efek yang ditimbulkan
menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan motor arus searah
khususnya motor arus searah paralel akan demikian cepatnya hingga tak terkendali.
Oleh sebab itu, dilakukanlah hal-hal yang dapat mencegah atau mengurangi
terjadinya hal diatas. Ada tiga cara yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Pergeseran sikat (Brush shifting)
2. Penambahan kutub bantu (interpole)
3. Belitan kompensasi
Ad. 1. Pergeseran sikat (Brush shifting)
Ide dasarnya adalah dengan memindahkan sikat seirama dengan perpindahan
bidang netral untuk menghindari percikan bunga api yang timbul. Namun dalam
penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang netralnya sangat
ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul oleh mesin sehingga setiap ada
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
berpindah. Sehingga sikat juga harus dirubah setiap saat, seirama dengan perubahan
jarak perpindahan bidang netral. Selain itu pergeseran sikat akan memperburuk
melemahnya fluks akibat reaksi jangkar mesin, selain dengan metoda ini mesin arus
searah tidak dimungkinkan untuk bekerja sebagai generator(akan menimbulkan
percikan api yang lebih besar), dan sangat tidak ekonomis terutama untuk
mesin-mesin berukuran kecil.
Adapun efek diperburuknya fluks akibat reaksi jangkar dapat dilihat pada
Gambar 2.20, berikut ini.
U S
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Pada Gambar 2.20(a) diperlihatkan kondisi ketika bidang netral mesin
bergeser (lihat Gambar segitiga ggm-nya), sedangkan pada Gambar 2.20(b) terlihat
bidang netral yang bergeser disertai dengan bergesernya sikat mesin. Akibat
pergeseran tersebut (lihat Gambar segitiga ggm-nya), terlihat ggm resultannya
melemah sedemikian rupa. Maka dari itu pergeseran sikat ini tidak dilakukan dalam
praktek nyata.
Ad. 2. Penambahan kutub bantu (Interpole)
Ide dasar dari solusi ini masalah jika nilai tegangan pada kawat-kawat yang
sedang melakukan proses komutasi penyearahan dibuat nol, maka tidak akan terdapat
percikan bunga api pada sikat-sokat mesin tersebut. Untuk itu, kutub-kutub kecil
yang disebut kutub komutasi, yang ditempatkan di tengah-tengah diantara
kutub-kutub utama. Kutub bantu (interpole) ini dihubungkan seri terhadap kumparan rotor.
Sehingga dengan adanya fluks dari kutub bantu (interpole)ini akan dapat mencegah
atau mengurangi adanya tegangan yang muncul pada kawat-kawat yang sedang
melakukan proses komutasi.
Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus rotorpun meningkat,
besarnya perubahan atau pergeseran bidang netral meningkat pula. Hal tersebut akan
menyebabkan timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang sedang
melakukan komutasi. Pada saat itu fluks kutub bantu (interpole) juga meningkat,
menghasilkan tegangan pada konduktor-konduktor tersebut dan berlawanan dengan
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
U S
-+
Jangkar
IA
IA VT
Gambar 2.21 Kumparan motor arus searah penguatan shunt berkutub bantu
Ad. 3. Belitan kompensasi (Compensating windings)
Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadap kumparan, rotor belitan ini
bertujuan untuk mengurangi penyimpangan yang timbul akibat reaksi jangkar. Fluks
yang ditimbulkan oleh reaksi jangkar diimbangi oleh fluks yang ditimbulkan oleh
belitan kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan. Ketika beban berubah,
maka reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi oleh belitan kompensasi,
sehingga bidang netralnya tidak bergeser.
Teknik ini memiliki kelemahan karena mahal harganya, juga masih
memerlukan kutub bantu (interpole) untuk mengatasi tegangan yang tidak dapat
diatasi oleh belitan kompensasi. Karenanya teknik ini tidak digunakan untuk
motor-motor yang bekerja ekstra berat, dimana pelemahan fluks akan menjadi masalah
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
(a) (b)
(c)
Gambar 2.22 Efek belitan kompensasi
II.4 Jenis-Jenis Motor Arus Searah
Berdasarkan sumber arus penguat magnetnya motor arus searah dapat dibagi
atas:
1. Motor arus searah penguat bebas, yaitu bila kumparan penguat magnetnya tidak
terhubung dengan kumparan jangkar motor dan masing-masing kumparan
disuplai dengan sumber arus serah terpisah.
2. Motor arus searah dengan penguat sendiri, yaitu bila kumparan penguat
magnetnya terhubung dengan kumparan jangkar motor secara seri dan atau
pararel dan kedua kumparan disuplai dengan sumber arus searah yang sama.
Berdasarkan hubungan kumparan penguat magnet terhadap kumparan jangkar,
motor arus searah dengan penguat sendiri dapat dibedakan atas :
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
2. Motor arus searah penguatan seri
3. Motor arus searah penguatan kompon panjang
• Motor arus searah penguatan kompon panjang bantu
• Motor arus searah penguatan kompon panjang lawan
4. Motor arus searah penguatan kompon pendek
• Motor arus searah penguatan kompon pendek bantu • Motor arus searah penguatan kompon pendek lawan
II.4.1 Motor arus searah penguatan bebas
Vf
Gambar. 2.23 Rangkaian Ekivalen Motor Arus Searah Penguatan Bebas
Dari rangkaian diatas, berdasarkan hukum kircoff tentang tegangan diperoleh
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
a
R = tahanan jangkar (ohm)
f
I = arus medan penguatan bebas (ohm)
f
V = tegangan terminal medan penguatan bebas (volt)
a
R = tahanan medan penguatan bebas (ohm)
a
E = gaya gerak listrik motor arus searah (volt)
sikat
V = jatuh tegangan pada sikat (volt)
Umumnya jatuh tegangan pada sikat relative kecil sehingga besarnya dapat
diabaikan. Dan untuk rumas selanjutnya Vsikat diabaikan.
II.4.2 Motor arus searah penguatan shunt
Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan shunt ditunjukkan pada
gambar dibawah ini:
Ea Vt
Ia
Ifsh IL
Rfsh Ra
Gambar. 2.24 Rangkaian Ekivalen Motor Arus Searah Penguatan Shunt
Pada motor arus searah penguatan shunt kumparan medan shuntnya
dihubungkan langsung pada terminal sehingga parallel dengan kumparan jangkar.
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
a
II.4.3 Motor arus searah penguatan seri
Ea Vt
Ia=Ifse Rfse
Ra
Gambar. 2.25 Rangkaian Ekivalen Motor Arus Searah Penguatan Seri
Pada motor arus searah penguatan seri, kumparan medan dihubungkan secara
seri dengan rangkaian jangkar. Oleh sebab itu arus yang mengalir pada kumparan
medan seri sama dengan arus yang mengalir pada kumparan jangkar.
Persamaan-persamaan yang berlaku pada penguatan seri diatas adalah :
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Karena, IL=Ia =Is ………...……..…...(2.17)
II.4.4 Motor arus searah penguatan kompon panjang
Pada motor arus searah penguatan kompon panjang, kumparan medan serinya
terhubung secara seri terhadap kumparan jangkarnya dan terhubung paralel terhadap
kumparan medan shunt.
Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon panjang adalah:
Ia
Gambar. 2.26 Rangkaian Ekivalen Motor Arus Searah Penguatan
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Pada motor arus searah penguatan kompon panjang Bantu, polaritas kedua
kumparan medannya sama atau dikarenakan kedua arus medannya sama-sama
memasuki dot, sehingga fluksi yang dihasilkan saling menguatkan.
Sedangkan pada motor arus searah penguatan kompon panjang lawan,
polaritas kedua kumparan medannya saling berlawanan atau sesuai dengan aturan
dot, salah satu arus medannya memasuki dot sedangkan yang lainnya meninggalkan
dot. Maka fluksi yang dihasilkannya menjadi saling mengurangi.
Persamaan-persamaan yang berlaku pada penguatan kompon panjang diatas adalah :
s
II.4.5 Motor arus searah penguatan kompon pendek
Pada motor arus searah penguatan kompon pendek, kumparan medan serinya
terhubung secara paralel terhadap kumparan jangkarnya dan kumparan medan shunt.
Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompobn pendek adalah sebagai
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Ea
Gambar. 2.27 Rangkaian Ekivalen Motor Arus Searah Penguatan Kompon Pendek
(a) Bantu dan (b) Lawan
Pada motor arus searah penguatan kompon pendek Bantu, polaritas keduan
kumparan medannya sama sehingga fluksi yang dihasilkan saling menguatkan.
Sedangkan pada motor arus searah kompon pendek lawan, polaritas kedua kumparan
medannya saling berlawanan, sehingga fluksi yang dihasilkan menjadi saling
mengurangi.
Persamaan-persamaan yang berlaku pada penguatan kompon pendek diatas adalah :
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
BAB III
KARAKTERISTIK MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT
III.1 Pengertian
Motor arus searah penguatan shunt adalah tipe motor yang paling umum.
Cara hubungannya sama seperti generator shunt yaitu medan shunt dihubungkan
langsung pada terminal sehingga paralel dengan rangkaian jangkar. Tahanan geser
medan biasanya dihubungkan seri dengan medan.
Motor shunt mempunyai pengaturan kecepatan yang baik dan digolongkan
sebagai motor yang memiliki kecepatan konstan walaupun kecepatannya agak
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Jika beban ditambahkan pada motor shunt, kecepatan motor langsung
cenderung menjadi lambat. Ggl-lawan langsung berkurang karena ia bergantung
pada kecepatan, dan praktis fluksi medan adalah konstan. Berkurangnya ggl-lawan
memungkinkan arus jangkar bertambah, sehingga memberi kopel yang lebih besar
untuk beban yang bertambah. Bertambahnya arus jangkar menyebabkan penurunan
a a R
I lebih besar yang berarti ggl-lawan tidak kembali pada harga semula tetapi
tetap pada harga yang lebih rendah.
Hal ini dapat dibuktikan dengan persamaan fundamental Vt=E+Ia Ra,
karena V konstan, jumlah dari ggl-lawan dan penurunan t Ia Ra harus tetap konstan.
Jika Ia Ra menjadi lebih besar akibatnya bertambahnya beban, E harus berkurang,
sehingga menyebabkan berkurangnya kecepatan.
Kecepatan dasar motor shunt adalah kecepatan medan penuh beban penuh.
Penyetelan kecepatan yang biasa dilakukan dengan memasukkan tahanan di dalam
rangkaian medan dengan menggunakan tahanan geser medan, sehingga melemahkan
fluksi medan. Metode pengendalian kecepatan ini memberikan kecepatan yang halus
(smooth) dan efisien mulai dari kecepatan dasar sampai kecepatan maksimum yang
diatur oleh keterbatasan listrik maupun mekanis dari motor. Fluksi motor arus searah
penguatan shunt hampir konstan. Karena kopel motor berbanding lurus dengan arus
jangkar, maka T=KΦIa.
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Yang dimaksud torsi adalah putaran atau pemuntiran dari suatu gaya terhadap
suatu poros. Ini diukur dengan hasil kali gaya itu dengan jari-jari lingkaran dimana
gaya tersebut bekerja.
Gambar 19 menunjukkan pada suatu pulley dengan jari-jari r bekerja suatu
gaya F Newton yang menyebabkan benda berputar dengan kecepatan n putaran per
detik.
Torsi = F x r Newton-meter (N-m).………....…...……(3.1)
Usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut pada suatu putaran,
= F x 2 r Joule...….………...……...(3.2)
Gambar 3.1. Suatu pulley yang berputar karena mengalami suatu gaya
Daya yang dibangkitkan,
= F x 2 r x n Joule/detik
= (F x r ) x 2 n Joule/detik………..…...…...(3.3)
Jika :
2 n = kecepatan sudut ( ) dalam rad/detik
F x r = torsi T
Maka daya yang dibangkitkan = T x Joule/detik
= T x Watt………....……...……....…....(3.4) r
F
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Torsi Jangkar Dari Suatu Motor Arus Searah
Di dalam motor DC , setiap konduktor di bagian permukaan jangkar akan
mengalami gaya F pada suatu jarak r yang merupakan jari-jari jangkar (Gambar 3.1).
Dengan demikian, masing-masing konduktor menghasilkan suatu torsi yang
cenderung untuk memutar jangkar. Jumlah seluruh torsi yang dihasilkan oleh
konduktor jangkar dikenal dengan torsi jangkar (Ta).
Jika pada suatu motor DC :
r = rata-rata jari-jari jangkar dalam meter
l = panjang efektif masing-masing konduktor dalam meter
Z = jumlah total konduktor jangkar
i = arus dalam setiap konduktor = Ia/A dalam ampere
B = rapat fluks rata-rata dalam Weber/meter2
= fluks per kutub dalam Weber
P = jumlah kutub
Maka gaya pada setiap konduktor, F = B i l Newton
Torsi yang dihasilkan oleh satu konduktor = F x r Newton-meter
Torsi jangkar total, Ta = Z F r Newton-meter
Ta = Z B i l r Newton-meter...(3.5)
Sekarang i = Ia/A, B = /a di mana a adalah luas penampang jalur fluks perkutub
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
= Z x xl x r
Karena Z, P dan A nilainya selalu tetap, maka :
Ta ~ Ia
Karena itu torsi di dalam motor DC berbanding langsung dengan fluks per kutub dan
arus jangkar. Untuk motor DC shunt, besarnya fluks relatif konstan sehingga :
Ta ~ Ia.
Ekspresi lainnya untuk menyatakan besarnya torsi jangkar yaitu :
Ea =
Dari persamaan di atas diperoleh persamaan untuk Ta yaitu :
Ta = 0,159 x
Torsi yang dapat dimanfaatkan pada poros motor untuk melakukan usaha
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
yang dibangkitkan di dalam jangkar motor tidak semuanya dapat digunakan pada
poros karena sebagiannya hilang untuk mengatasi rugi-rugi besi dan gesek di dalam
motor. Dengan demikian, torsi poros Tsh lebih kecil nilainya dibandingkan torsi
jangkar Ta. Selisih Ta – Tsh disebut torsi hilang.
Jelasnya, Ta – Tsh = 9,55 x
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa torsi poros merupakan torsi yang
akan menghasilkan daya keluaran motor yang berguna. Jika kecepatan motor adalah
n rpm, maka
Putaran Motor Arus Searah
Sebagaimana telah diketahui bahwa di dalam motor DC berlaku persamaan :
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Maka
Dengan demikian di dalam motor DC , kecepatan berbanding lurus dengan GGL
balik Ea dan berbanding terbalik dengan fluks per kutub .
Umumnya pada setiap motor, torsi dan kecepatan merupakan faktor yang
sangat penting. Ketika torsi meningkat, kecepatan motor akan berkurang dan
sebaliknya. Telah diketahui bahwa untuk motor DC berlaku :
n = K
(
)
Jika fluks berkurang, dari Persamaan (3.16) di atas, kecepatan motor
meningkat tetapi dari Persamaan (3.6), torsi motor berkurang. Hal ini tidak mungkin
karena peningkatan kecepatan motor seharusnya hasil dari peningkatan torsi. Tentu
saja, memang begitu di dalam kasus ini.
Ketika fluks berkurang sedikit, arus jangkar menjadi makin besar. Begitu
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
nilai yang cukup tinggi bahkan melebihi torsi beban motor. Kelebihan torsi tersebut
menyebabkan motor mengalami percepatan dan GGL balik juga meningkat.
Kecepatan motor yang stabil akhirnya dicapai ketika GGL balik telah meningkat
sampai ke suatu nilai di mana arus jangkar [Ia = (V – Ea)/Ra] dapat
membangkitkan torsi yang cukup untuk memikul beban.
III.2 Karakteristik Putaran-arus (n/Ia)
Putaran motor arus searah diberikan dengan Persamaan (3.17), sehingga
diperoleh,
n ~
Φ E
Fluksi dan GGL lawan Ea di dalam motor DC shunt hampir konstan di
bawah kondisi normal. Dengan demikian, kecepatan motor DC shunt selalu konstan
walaupun arus jangkar berubah-ubah nilainya. Dengan kata lain, ketika beban
bertambah, Ea (= V - IaRa) dan berkurang karena drop tahanan jangkar dan reaksi
jangkar. Bagaimanapun, Ea berkurang lebih sedikit daripada sehingga dengan
demikian kecepatan motor menurun sedikit dengan pertambahan beban (garis AC)
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
E
aV
tI
aI
fshI
LR
fshR
a
(a) (b)
Gambar 3.2 (a) Rangkaian Motor DC Shunt, dan (b) Karakteristik n/Ia
III.3 Karakteristik Torsi-Arus (Ta/Ia)
Gambar 3.3(a) menunjukkan rangkaian listrik dari suatu motor DC shunt.
Arus medan Ish besarnya konstan karena kumparan medan langsung terhubung
dengan tegangan sumber Vt yang dianggap konstan. Oleh karena itu fluksi di dalam
motor shunt hampir dapat dikatakan konstan.
E
aV
tI
aI
fshI
LR
fshR
a
(a) (b)
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Telah diketahui bahwa di dalam motor DC,
Ta ~ Ia
Karena motor beroperasi dari suatu tegangan sumber yang konstan, fluksi juga
konstan (dengan mengabaikan reaksi jangkar). Maka,
Ta ~ Ia
Dengan demikian karakteristik Ta/Ia motor DC shunt merupakan garis lurus
yang melalui titik asal seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3 (b). Torsi poros (Tsh)
kurang dibandingkan Ta dan ditunjukkan oleh garis putus-putus. Jelas terlihat pada
kurva bahwa arus yang sangat besar dibutuhkan untuk menstart beban yang berat.
Oleh karena itu, motor DC shunt tidak boleh distart dalam keadaan berbeban berat.
III.4 Karakteristik n/Ta.
Suatu kurva diperoleh dengan menggambarkan nilai n dan Ta untuk berbagai
arus jangkar [lihat Gambar 3.4 (b)]. Dapat dilihat bahwa kecepatan agak menurun
seiring dengan pertambahan beban.
E
aV
tI
aI
fshI
LR
fshR
a
(a) (b)
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Dari Gambar karakteristik putaran-arus dan Gambar karakteristik putaran-torsi dapat
ditarik kesimpulan penting (Terlihat jelas dari gambar dibawah ini), yaitu :
(i) Terdapat sedikit penurunan kecepatan motor DC shunt dari kondisi tanpa
beban sampai beban penuh. Dengan demikian, dapat dianggap sebagai
motor kecepatan konstan.
(ii) Torsi startnya tidak tinggi karena Ta ~ Ia.
(a) (b)
Gambar 3.5 Karakteristik n/Ta (a) dan Karakteristik n/Ia
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV
ANALISIS PENGARUH INTERPOLE (KUTUB BANTU) TERHADAP KARAKTERISTIK PUTARAN-TORSI BEBAN MOTOR ARUS SEARAH
PENGUATAN SHUNT
IV. 1 Umum
Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik
arus searah menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak tersebut
berupa putaran daripada rotor. Seperti yang kita ketahui bahwa berdasarkan sumber
arus penguat magnitnya motor arus searah terbagi atas motor arus searah penguatan
terpisah dan motor arus searah penguatan sendiri. Sedangkan berdasarkan hubungan
lilitan penguat magnit terhadap lilitan jangkar adalah motor arus searah shunt, seri
dan kompon (bantu dan lawan)..
Motor arus searah penguatan shunt sebenarnya adalah motor arus searah
dimana belitan medannya dihubungkan pararel dengan jangkarnya sehingga arus
yang melalui belitan medan shunt ini tidak sama dengan arus yang mengalir pada
jangkar. Jadi arus pokoknya adalah penjumlahan arus jangkar dan arus medan shunt.
Pada saat motor arus searah penguatan shunt diberi beban maka pada
kumparan stator akan mengalir arus jangkar. Dan arus ini akan menimbulkan fluksi
jangkar yang akan berinteraksi dengan fluksi yang dihasilkan oleh kumparan medan
rotor (fluksi utama). Akibatnya akan terjadi perubahan bentuk fluksi utama.
Pengaruh reaksi jangkar ini akan menyebabkan adanya percikan bunga api pada
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Percikan ini dikarenakan oleh pergeseran bidang netral magnetik dari motor
tersebut (biasanya dalam keadaan normal garis netral magnetic berimpit dengan garis
netral geometric).
Untuk mengatasi masalah ini maka salah satu caranya adalah dengan
menambahkan interpole (kutub Bantu) pada motor arus searah. Pada tulisan ini akan
dibahas pengaruh interpole (kutub Bantu) motor arus searah penguatan shunt dengan
data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran yang dilakukan dilaboratorium
konversi energi listrik FT-USU.
IV.2 Jenis-jenis Komponen dan Spesifikasi Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengukuran ini :
1. 2 Amperemeter DC digital
2. 1 Voltmeter DC digital
3. 2 Unit Tahanan Rheostat
4. Autotrafo
5. Kabel Penghubung
6. Motor Arus Searah AEG 1.2 Kw
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
IV.3 Rangkaian pengujian
IV.3.1 Rangkaian ekivalen motor arus searah shunt tanpa kutub Bantu
IV.3.2 Rangkaian ekivalen motor arus searah shunt berkutub Bantu
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
VI.4 Prosedur pengujian
VI.4.1 Untuk motor arus searah penguatan shunt tanpa kutub bantu
Prosedur pengambilan data :
1. Peralatan dirangkai seperti gambar
2. Power Supply dihubungkan ke autotrafo
3. autotrafo diatur sebesar 150 Volt.
4. Pengukuran pertama adalah mencatat arus jangkar (I ) dan putaran motor a
sebelum dibebani.
5. Beban diberikan dengan mengatur tahanan rheostat dari 0 ; 0.1 ; 0.2 ; 0.3 ; 0.4
; 0.5 ; 0.6 ; 0.7 ; 0.8 ; 0.9 (Kg), lalu arus jangkar (I ) dan putaran (rpm) a
dicatat pada setiap penambahan beban. Tegangan pada autotrafo dijaga
konstan untuk setiap penambahan beban, dan arus medan (If) diatur konstan
dengan mengubah tahanan Rheostat (R ) dan juga tegangan masukan tetap Rh
dijaga konstan untuk setiap penambahan beban.
6. Setelah pengambilan data, tegangan autotrafo diturunkan perlahan-lahan
hingga minimum.
VI.4.2 Untuk motor arus searah penguatan shunt berkutub bantu
Prosedur pengambilan data :
1. Peralatan dirangkai seperti gambar
2. Power Supply dihubungkan ke autotrafo
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
4. Pengukuran pertama adalah mencatat arus jangkar (I ) dan putaran motor a
sebelum dibebani.
5. Beban diberikan dengan mengatur tahanan rheostat dari 0 ; 0.1 ; 0.2 ; 0.3 ; 0.4
; 0.5 ; 0.6 ; 0.7 ; 0.8 ; 0.9, lalu arus jangkar (I ) dan putaran (rpm) dicatat a
pada setiap penambahan beban. Tegangan di autotrafo dijaga konstan untuk
setiap penambahan beban, dan arus medan (If) diatur konstan dengan
mengubah tahanan Rheostat (R ) untuk setiap penambahan beban. Rh
6. Setelah pengambilan data, tegangan autotrafo diturunkan perlahan-lahan
hingga minimum.
VI.5 Data Pengujian
Tabel 1 ini adalah data hasil percobaan motor arus searah tanpa kutub bantu
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
10 0.9 1200 6.29 0.13
Tabel 2 ini adalah data hasil percobaan motor arus searah berkutub bantu
t
V = 150 Volt R = 3.84 Ohm a RKB = 0.6 Ohm
No Torsi Beban (Kg)
Putaran (rpm)
Ia (Ampere)
If (Ampere)
1 0 1350 0.59 0.13
2 0.1 1300 1.20 0.13
3 0.2 1250 1.67 0.13
4 0.3 1220 2.10 0.13
5 0.4 1200 2.58 0.13
6 0.5 1150 3.21 0.13
7 0.6 1100 3.63 0.13
8 0.7 1030 3.76 0.13
9 0.8 1010 4.39 0.13
10 0.9 1000 4.57 0.13
VI.6 Analisa Data
Dari rangkaian pengujian akan diperoleh rangkaian ekivalen sebagai berikut :
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
Dari Gambar diperoleh persamaan :
a a a
t E I R
V = +
Dimana hubungan antara Torsi dan Putaran adalah :
a
Dari persamaan diatas didapatlah nilai E dengan cara : a
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
= 150 – (0,62 . 3.84)
Dengan cara yang sama dihitung data-data berikutnya sehingga hasil yang didapat
ada pada table 3 dibawah ini :
Tabel 3 Data Analisa motor arus searah penguatan shunt tanpa kutub bantu
Nanda Mardika : Analisa Karakteristik Putaran-Torsi Motor Arus Searah Penguatan Shunt Berkutub Bantu (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik), 2008.
USU Repository © 2009
10 0.9 1200 125.85 0.105
VI.6.1 Untuk motor arus searah penguatan shunt berkutub bantu.
M
Ia
Vt = 150 Volt
Belitan shunt
If
Torka
Tahanan jangkar Ra
IL
Rrheostat
Dari Gambar diperoleh persamaan :
)
( a KB
a a
t E I R R
V = + +
Dimana hubungan antara Torsi dan Putaran adalah :
a
I K