• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Posisi Sikat dan Penambahan Kutub Bantu Terhadap Efisiensi dan Torsi Motor DC Shunt (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Posisi Sikat dan Penambahan Kutub Bantu Terhadap Efisiensi dan Torsi Motor DC Shunt (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

(Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Sub Konsentrasi Teknik Energi Listrik

Oleh

JESAYAS SIHOMBING

NIM : 090402087

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

(Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Oleh:

JESAYAS SIHOMBING NIM: 090402087

Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

Sidang pada tanggal 30 bulan April tahun 2014 di depan penguji:

1) Ir. Eddy Warman M.T : Ketua Penguji

2) Ir. Panusur SML.Tobing : Anggota Penguji

Disetujui oleh:

Pembimbing Tugas Akhir

Ir. Syamsul Amien, MS NIP: 195306221981031002

Diketahui oleh:

Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU

(3)

ABSTRAK

Motor arus searah adalah sebuah mesin arus searah yang mengubah energi

listrik menjadi energi mekanik. Pada penggunaannya motor arus searah harus

disesuaikan dengan kebutuhan agar ekonomis dan efisiensi. Untuk memenuhi

semuannya ini, maka diperlukan motor arus searah yang memiliki efisiensi dan

torsi tinggi.Pengaturan posisi sikat dan penambahan kutub bantu berpengaruh

terhadap kinerja dari motor DC. Dengan mengatur posisi sikat dan menambahkan

kutub bantu, maka akan diperoleh efisiensi dan torsi yang lebih baik sehingga

motor DC dapat bekerja dengan lebih baik.

Pada tugas akhir ini akan dibahas pengaruh posisi sikat dan penambahan

kutub bantu terhadap efisiensi dan torsi motor dc shunt.Berdasarkan hasil

pengujian dan perhitungan, efisiensi yang tertinggi diperoleh pada posisi sikat

+300 yaitu pada motor DC shunt tanpa kutub bantu sebesar 64,70 %, sedangkan

pada motor DC shunt dengan kutub bantu sebesar 65,09 %. Torsi yang tertinggi

diperoleh pada posisi sikat -300 yaitu pada motor DC shunt tanpa kutub bantu

sebesar 2,88 N-m, sedangkan pada motor DC shunt dengan kutub bantu sebesar

13,23 N-m.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas

berkat, karunia, dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini,

dengan judul :

“Pengaruh Posisi Sikat Dan Penambahan Kutub Bantu Terhadap Efisiensi

Dan Torsi Motor DC Shunt”

(Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Tugas akhir ini merupakan suatu syarat bagi penulis untuk memperoleh

gelar Sarjana Teknik dari Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara.

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada Amongku R. Sihombing dan

Inongku M. Sidabutar yang telah senantiasa memberikan doa dan kasih sayang

tiada hentinya kepada penulis, dan juga kepada Abangku U.M. Sihombing, SP

beserta ketiga Kakakku E. Sihombing, A. Sihombing, S.Pd, dan F. Sihombing,

S.Pd.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini, antara lain kepada :

1. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Ketua Departemen Teknik

Elektro FT-USU.

2. Bapak Ir. Rahmat Fauzi, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro

(5)

3. Bapak Ir. Syamsul Amin, M.S selaku dosen pembimbing Penulis yang telah

membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Ir. Panusur SML. Tobing dan Ir. Eddy Warman, MT selaku dosen

penguji Penulis yang telah membantu dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Bapak F. Rizal Batubara, ST. M.Ti selaku dosen wali Penulis yang telah

membantu dan membimbing penulis dalam menjalani masa perkuliahan.

6. Seluruh staf pengajar di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara yang telah membekali Penulis dengan ilmu

pengetahuan selama menjalani perkuliahan.

7. Seluruh karyawan di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara.

8. Sahabat sekaligus teman-teman Penulis stambuk 2009 yang tak dapat

disebutkan satu persatu terutama sendok community.

9. Teman-teman WAR, Putri Tamba, Mumbane Napitupulu, Ktbffhoo Sitompul,

Pemulabgt Sitohang, Sinamotevee Simanjuntak, Rhastaonasis Pasaribu, Felix

Niko Marpaung, Madao Tampubolon, Kuchiyose Tanzil, Comelectric

Nainggolan, Impal Sembiring.

10.Bambang, Samson, dan Raymon yang telah membantu Penulis dalam

mengambil data di laboratorium.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna,

baik itu dari segi isi maupun susunan tata bahasanya. Untuk itu Penulis dengan

tangan terbuka menerima saran dan kritik dari pembaca dengan tujuan

(6)

Akhir kata, Penulis berharap tugas akhir ini bisa bermanfaat dan

menambah wawasan bagi para pembacanya.

Medan, Februari 2014

Jesayas Sihombing

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ...x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 2

1.4. Metode Penulisan ... 3

1.5. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Motor Arus Searah ... 5

2.2. Prinsip Kerja Motor Arus Searah ... 6

2.3. Reaksi Jangkar ... 8

2.3.1. Pergeseran Sikat (Brush Shifting) ... 11

2.3.2. Penambahan Kutub Bantu (Interpole) ... 13

2.3.3. Belitan Kompensasi (Compensating Windings) ... 14

(8)

2.4.1. Motor Arus Searah Penguatan Bebas ... 15

2.4.2. Motor Arus Searah Penguatan Sendiri ... 16

2.5. Rugi-Rugi Motor Arus Searah ... 19

2.5.1. Rugi-Rugi Tembaga (Copper Loss) ... 21

2.5.2. Rugi-Rugi Inti (Core or Iron Losses) ... 21

2.5.3. Rugi-Rugi Mekanis (Mechanical Losses) ... 23

2.5.4. Rugi-Rugi Sikat (Brush Losses) ... 24

2.5.5. Rugi-Rugi Beban Stray (Stray Load Losses) ... 25

2.6. Torsi Motor Arus Searah ... 26

2.6.1. Torsi Jangkar ... 27

2.6.2. Torsi Poros... 28

2.7. Efisiensi Pada Mesin Arus Searah ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Umum ... 30

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

3.3. Objek Penelitian ... 30

3.4. Variabel Penelitian ... 30

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 31

3.5.1. Metode Dokumentasi... 31

3.5.2. Metode Observasi ... 31

(9)

3.6.1. Tahap Persiapan... 32

3.6.2. Tahap Pengambilan Data ... 32

3.7. Teknik Analisa Data ... 32

3.8. Alat Dan Bahan ... 34

3.9. Rangkaian Pengujian ... 34

3.9.1. Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu ... 34

3.9.2. Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu ... 35

3.10. Prosedur Pengujian ... 35

3.10.1. Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu ... 35

3.10.2. Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1. Umum ... 38

4.2. Data Pengujian... 39

4.3. Analisa Data ... 40

4.3.1 Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu ... 40

4.3.2 Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1. Kesimpulan ... 46

5.2. Saran ... 46

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Arus Searah ... 6

Gambar 2.2 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan medan ... 8

Gambar 2.3 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan jangkar ... 9

Gambar 2.4 Hasil kombinasi santara fluksi medan dan fluksi jangkar ... 10

Gambar 2.5 Pelemahan ggm akibat pergeseran bidang netral ... 12

Gambar 2.6 Pergeseran garis netral akibat reaksi jangkar ... 13

Gambar 2.7 Kutub magnet utama dan kutub bantu... 14

Gambar 2.8 Rangkaian ekivalen motor dc penguatan bebas ... 15

Gambar 2.9 Rangkaian ekivalen motor dc penguatan shunt ... 16

Gambar 2.10 Rangkaian ekivalen dc penguatan seri ... 17

Gambar 2.11 Rangkaian ekivalen motor dc penguatan kompon pendek ... 18

Gambar 2.12 Rangkaian ekivalen motor dc penguatan kompon panjang ... 19

Gambar 2.13 Diagram aliran daya pada motor arus searah ... 20

Gambar 2.14 Perputaran jangkar di dalam motor dua kutub ... 22

Gambar 2.15 (a) Arus pusar di dalam jangkar yang padat (b) Arus pusar di dalam inti jangkar yang dilaminasi ... 23

Gambar 2.16 Suatu pulley yang berputar karena mengalami suatu gaya ... 26

(11)

Gambar 3.2 Rangkaian Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Dengan Kutub

Bantu ... 35

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Efisiensi Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu

vs Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu ... 44

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Torsi Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu vs

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu ... 39

Tabel 4.2 Data Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu .... 40

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Efisiensi Dan Torsi Posisi Sikat Motor DC Shunt

Tanpa Kutub Bantu ... 41

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Efisiensi Dan Torsi Posisi Sikat Motor DC Shunt

Dengan Kutub Bantu ... 43

Tabel 4.5 Perbandingan Efisiensi Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu Dengan

Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu ... 43

Tabel 4.6 Perbandingan Torsi Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu Dengan

(13)

ABSTRAK

Motor arus searah adalah sebuah mesin arus searah yang mengubah energi

listrik menjadi energi mekanik. Pada penggunaannya motor arus searah harus

disesuaikan dengan kebutuhan agar ekonomis dan efisiensi. Untuk memenuhi

semuannya ini, maka diperlukan motor arus searah yang memiliki efisiensi dan

torsi tinggi.Pengaturan posisi sikat dan penambahan kutub bantu berpengaruh

terhadap kinerja dari motor DC. Dengan mengatur posisi sikat dan menambahkan

kutub bantu, maka akan diperoleh efisiensi dan torsi yang lebih baik sehingga

motor DC dapat bekerja dengan lebih baik.

Pada tugas akhir ini akan dibahas pengaruh posisi sikat dan penambahan

kutub bantu terhadap efisiensi dan torsi motor dc shunt.Berdasarkan hasil

pengujian dan perhitungan, efisiensi yang tertinggi diperoleh pada posisi sikat

+300 yaitu pada motor DC shunt tanpa kutub bantu sebesar 64,70 %, sedangkan

pada motor DC shunt dengan kutub bantu sebesar 65,09 %. Torsi yang tertinggi

diperoleh pada posisi sikat -300 yaitu pada motor DC shunt tanpa kutub bantu

sebesar 2,88 N-m, sedangkan pada motor DC shunt dengan kutub bantu sebesar

13,23 N-m.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Motor arus searah adalah sebuah mesin arus searah yang mengubah energi

listrik menjadi energi mekanik. Motor arus searah merupakan salah satu motor

listirk yang jarang digunakan untuk aplikasi industri biasa. Hal ini disebabkan

karena sistem peralatan listrik yang menggunakan arus bolak-balik.

Motor arus searah sudah banyak dipergunakan di industri atau

pabrik-pabrik seperti pabrik-pabrik baja, tambang dan kereta api listrik. Juga dapat dimanfaatkan

sebagai tenaga penggerak bagi peralatan-peralatan mekankik lainnya seperti

pompa, penggerak kipas angin, blower, lift, eskalator, penggerak pulley konveyor,

dan lain-lain.

Motor arus searah biasanya digunakan terutama untuk melayani beban

dengan torsi start yang besar dan memiliki efisiensi yang tinggi sehingga lebih

unggul bila dibandingkan dengan motor induksi ataupun motor sinkron. Pada

penggunaannya motor arus searah harus disesuaikan dengan kebutuhan agar

ekonomis dan efisiensi. Untuk memenuhi semuannya ini, maka diperlukan motor

arus searah yang memiliki efisiensi dan torsi tinggi.

Pada motor arus searah suplai daya yang diperoleh bearsal dari sumber

tegangan listrik arus searah. Dimana sumber tegangan searai ini diberikan kepada

kumparan jangkar dan kumparan medan dari motor tersebut.

Disaat motor diberi beban, maka fluksi akan berkurang dan amper-turn

(15)

jangkar. Reaksi jangkar sangat berpengaruh terhadap kinerja, efisiensi, dan torsi

dari motor tersebut. Untuk mengurangi reaksi jangkar ini, ada tiga cara/teknik

yang dapat dilakukan yaitu melakukan pergeseran posisi sikat, menambahkan

kutub bantu, dan belitan kompensasi.Pada tugas akhir ini akan dibahas pengaruh

posisi sikat dan penambahan kutub bantu terhadap efisiensi dan torsi motor arus

searah shunt.

1.2. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh posisi sikat terhadap efisiensi dan torsi motor dc

shunt.

2. Mengetahui pengaruh penambahan kutub bantu terhadap efiesiensi dan

torsi motors dc shunt.

3. Memperlihatkan perbandingan efisiensi dan torsi terhadap posisi sikat

motor dc shunt tanpa kutub bantu dan motor dc shunt dengan kutub bantu.

Manfaat dari penulisan tugas akhir adalah sebagai bahan acuan guna

memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang bagaimana perubahan efisiensi

dan torsi motor dc bila dilakukan pergeseran sikat dan penambahan kutub bantu.

1.3. Batasan Masalah

Supaya materi yang dipaparkan dalam tugas akhir ini lebih terarah dan

maksimal, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas. Adapun

batasan masalah yang akan dibahas adalah :

(16)

2. Tidak memperhitungkan rugi-rugi sikat dan rugi gesek dan angin pada

motor dc shunt.

3. Hanya membahas motor dc dalam keadaan berbeban.

4. Analisis perhitungan berdasarkan peralatan yang tersedia di Laboratorium

Konversi Energi Listrik.

1.4. Metode Penulisan

Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka penulis menerapkan

beberapa metode penulisan diantaranya :

1. Studi literature yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan

topik tugas akhir ini dari buku-buku referensi baik yang dimiliki oleh

penulis atau dari perpustakaan dan juga dari jurnal, artikel-artikel, internet,

dan lain-lain.

2. Studi lapangan yaitu dengan melaksanakan percobaan di Laboratorium

Konversi Energi Listrik FT-USU.

3. Studi bimbingan yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik tugas akhir

ini dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak Departemen

Teknik Elektro USU, asisten Lab, dan teman-teman sesama mahasiswa.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran tentang tugas akhir ini, secara singkat dapat

diuraikan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaatpenulisan,

(17)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang motor arus searah, prinsip kerja motor arus searah,

reaksi jangkar, jenis-jenis motor arus searah, rugi-rugi motor arus searah,

torsi motor arus searah, dan efisiensi.

BAB III. METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian, objek penelitian,

variabel penelitian, metode pegumpulan data, langkah-langkah penelitian,

teknik analisa data, alat dan bahan, rangkaian pengujian, dan prosedur

pengujian.

BAB IV. ANALISA DATA

Bab ini berisi hasil-hasil eksperimen yang berkenaan dengan pengaruh

posisi sikat dan penambahan kutub bantu terhadap efisiensi dan torsi motor

dc shunt berupa data percobaan serta penganalisaannya.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang hal-hal yang dianggap penting didalam tulisan

yang dirangkum sebagai kesimpulan dan saran dari hasil analisa data-data

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Motor Arus Searah

Motor arus searah adalah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah

energi listrik asrus searah (DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana

energi gerak mekanik tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi

listrik menjadi energi mekanik tersebut berlangsung di dalam medan magnet.

Berdasarkan konstruksinya, motor arus searah secara umum terdiri atas

bagian yang diam (stator) dan bagian yang berputar (rotor). Pada bagian yang

diam merupakan tempat diletakkannya kumparan medan yang berfungsi untuk

menghasilkan fluksi magnet sedangkan pada bagian yang berputar ditempati oleh

rangkaian jangkar seperti kumparan jangkar, komutator dan sikat.

Motor arus searah bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi

magnetik. Dimana kumparan medan akan menghasilkan fluksi magnet yang

arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan dan kumparan jangkar akan

menghasilkan fluksi magnet yang melingkar. Interaksi antara kedua fluksi magnet

ini akan menimbulkan suatau gaya sehingga akan menimbulkan torsi.

Motor arus searah biasanya digunakan terutama untuk melayani beban

dengan torsi start yang besar dan memiliki efisiensi yang tinggi sehingga lebih

unggul bila dibandingkan dengan motor induksi ataupun motor sinkron. Pada

penggunaannya motor arus searah harus disesuaikan dengan kebutuhan agar

ekonomis dan efisiensi. Untuk memenuhi semuannya ini, maka diperlukan motor

(19)

Disaat motor diberi beban, maka fluksi akan berkurang dan amper-turn

medan akan berkurang juga. Hal ini disebabkan oleh karena adanya reaksi

jangkar. Reaksi jangkar sangat berpengaruh terhadap kinerja, efisiensi, dan torsi

dari motor tersebut. Untuk mengurangi reaksi jangkar ini, ada tiga cara/teknik

yang dapat dilakukan yaitu melakukan pergeseran posisi sikat, menambahkan

kutub bantu, dan belitan kompensasi.

2.2. Prinsip Kerja Motor Arus Searah

Prinsip kerja motor arus searahdapat dijelaskan dengan Gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Arus Searah

Motor DC bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi

magnetic. Ketika kumparan medab dan kumparan jangkar dihubungkan dengan

sumber tegangan DC maka pada kumparan medan mengalir arus medan (If) pada

kumparan medan, sehingga menghasilkan fliksi magnet yang arahnya dari kutub

(20)

jangkar (Ia), sehingga pada konduktor kumparan jangkar timbul fluksi magnet

yang melingkar. Fluksi jangkar ini akan memotong fluksi dari kumparan medan

sehingga menyebabkan perubahan kerapatan fluksi dari medan utama. Sesuai

hukum Lorentz, interaksi antara kedua fluksi magnet ini akan menimbulkan suatu

gaya mekanik pada konduktor jangkar yang disebut gaya Lorentz. Besar gaya ini

sesuai dengan persamaan 1 berikut ini [1] :

F = B .i .l (2.1)

Dimana :

F= gaya yang bekerja pada konduktor (N)

B = kerapatan fluks magnetik (Wb/m2)

i = arus yang mengalir pada konduktor (A)

l = panjang konduktor (m)

Arah gaya ini dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri Flemming.

Kaidah tangan kiri menyatakan, jika jari telunjuk menyatakan arah dari vektor

kerapatan fluks B dan jari tengah menyatakan arah dari vektor arus I, maka ibu

jari akan menyatakan arah gaya F yang bekerja pada konduktor tersebut.

Gaya yang timbul pada konduktor jangkar tersebut akan menghasilkan

momen putar atau torsi. Torsi yang dihasilkan motor dapat ditentukan dengan

persamaan 2 berikut ini :

Ta = F .r (2.2)

Dimana : Ta = torsi jangkar (N-m)

(21)

2.3. Reaksi Jangkar

Reaksi jangkar merupakan medan magnet yang disebabkan oleh

mengalirnya arus pada jangkar, dimana jangkar tersebut berada di dalam mangnet.

Reaksi jangkar menyebabkan terjadinya 2 hal yaitu :

1. Demagnetisasi atau penurunan kerapatan fluksi medan utama.

2. Magnetisasi silang.

Apabila kumparan medan dialiri oleh arus tetapi kumparan jangkar tidak

dialiri oleh arus, maka dengan mengabaikan pengaruh celah udara, jalur fluksi

ideal untuk kutub utama dari motor arus searah dua kutub berasal dari kutub utara

menuju kutub selatan seperti terlihat pada Gambar 2.2 berikut ini :

Gambar 2.2 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan medan

Dari Gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa :

 Fluksi didistribusikan simetris terhadap bidang netral magnetis

 Sikat ditempatkan bertepatan dengan bidang netral magnetis.

Bidang netral magnetis didefenisikan sebagai bidang di dalam motor

(22)

gerak listrik industry pada bidang tersebut adalah nol. Seperti yang terlihat dari

Gambar 2.2 sikat selalu ditempatkan disepanjang bidang netral magnetis. Oleh

karena itu, bidang netral magnetis disebut juga sebagai sumbu komutasi karena

pembalikan arah arus jangkar berada pada bidang tersebut. Vektor OFM mewakili

besar dan arah dari fluksi medan utama, dimana vektor ini tegak lurus terhadap

bidang netral matgnetis.

Sewaktu hanya konduktor jangkar saja yang dialiri arus listrik sementara

kumparan medan tidak dieksitasi, maka disekeliling konduktor jangkar timbul

ggm atau fluksi. Gambaran arah garis gaya magnet ditunjukkan pada Gambar 2.3

berikut ini :

Gambar 2.3 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan jangkar

Penentuan arah dari garis gaya magnet yang diakibatkan oleh arus jangkar

ditentukan dengan aturan putaran sekrup. Besar dan arah garis gaya magnet

tersebut diwakili oleh vektor OFA yang sejajar dengan bidang netral magnetis.

Pada prakteknya, sewaktu mesin beroperasi maka konduktor jangkar dan

konduktor medan sama-sama dialiri oleh arus listrik, distribusi fluksi resultan

diperoleh dari menggabungkan kedua fluksi tersebut. Oleh karenanya distribusi

(23)

mengalami pembelokan saat mendekati konduktor yang dialiri arus tersebut. Hal

tersebut dikarenakan pengaruh fluksi jangkar yang dapat dilihat pada Gambar 2.4

berikut ini :

Gambar 2.4 Hasil kombinasi santara fluksi medan dan fluksi jangkar

Fluksi yang dihasilkan oleh gaya gerak magnet (ggm) jangkar menentang

fluksi medan utama pada setengah bagian dari salah satu kutubnya dan

memperkuat fluksi medan utama pada setengah bagian yang lain. Hal ini jelas

akan menyebabkan penurunan kerapatan fluksi pada setengah bagian dari salah

satu kutubnya dan terjadi kenaikan pada setengah bagian yang lain di kutub yang

sama. Efek dari intensitas medan magnet atau lintasan fluksi pada jangar yang

memotong lintasan fluksi medan utama ini disebut sebagai reaksi jangkar

magnetisasi silang (cross-magnetization).

Magnetisasi silang ini juga menyebabkan pergeseran bidang netral. Pada

Gambar 2.4 terlihat bahwa vektor OF merupakan resultan vektor OFA dan OFM,

serta posisi bidang netral magnetis yang baru, dimana selalu tegak lurus terhadap

vektor OF. Bidang netral magnetis motor yang baru bergeser sejauh β karena

(24)

pergeseran bidang netral ini maka sikat juga akan bergeser sejauh pergeseran

bidang netral magnetis. Hal ini dapat menimbulkan bunga api di segmen

komutator dekat sikat.

Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan

titik jenuhnya sehingga dapat menimbulkan kejenuhan magnetik. Apabila

kejenuhan magnetik terjadi, maka efek penguatan fluksi resultan lebih kecil bila

dibandingkan dengan efek pelemahan fluksi resultan atau dengan kata lain

pertambahan kerapatan fluksi resultan pada salah satu bagian kutub lebih sedikit

bila dibandingkan dengan pengurangan kerapatan fluksi pada bagian yang

lainnya. Sehingga fluksi resultan akan berkurang dari harga tanpa bebannya. Hal

inilah yang disebut sebagai efek demagnetisasi reaksi jangkar dan perlu dicatat

bahwa demagnetisasi timbul hanya karena adanya saturasi magnetik.

Akibat pelemahan fluks ini, efek yang ditimbulkan pada motor arus searah

menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan motor arus

searah khususnya motor arus searah parallel akan demikian cepatnya hingga tak

terkendali.

Oleh sebab itu, perlu dilakukannya hal-hal yang dapat mencegah atau

mengurangi terjadinya hal diatas. Ada tiga cara yang dapat dilakukan, yaitu

1. Pergeseran sikat (Brush Shifting)

2. Penambahan kutub bantu (Interpole)

3. Belitan kompensasi (Compensating Windings)

2.3.1. Pergeseran Sikat (Brush Shifting)

Sikat berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus ke kumparan jangkar.

(25)

perpindahan garis netral searah dengan arah putaran motor. Dalam hal ini sikat

yang semula segaris dengan garis netral, kini bergeser beberapa derajat dari garis

netral. Untuk itu sikat dipindahkan seirama dengan perpindahan bidang netral.

Namun dalam penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang

netralnya sangat ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul oleh mesin

sehingga setiap ada perubahan besarnya beban yang dipikul, maka jarak

perpindahan bidang netralnya pun berpindah. Sehingga sikat juga harus dirubah

setiap saat, seirama dengan perubahan jarak perpindahan bidang netral. Selain itu

pergeseran sikat akan memperburuk melemahnya fluks akibat reaksi jangkar

mesin.

Adapun efek diperburuknya fluks akibat reaksi jangkar dapat dilihat pada

Gambar 2.5 berikut ini :

U

S

Bidang Netral Lama Bidang Netral Baru Sikat Arah Rotasi Motor

U

S

Bidang Netral Lama Bidang Netral Baru Sikat Arah Rotasi Motor (a) (b)

F

Kutub

F

Rotor

F

Resultan

F

Resultan

F

Rotor

F

Kutub

(c) (d)

(26)

Pada Gambar 2.5 (a) diperlihatkan kondisi ketika bidang netral mesin

bergeser dan sikat mesin masih tetap pada posisi semula. Ggm resultan yang

terbentuk dapat dilihat pada Gambar 2.5 (c). Sedangkan pada Gambar 2.5 (b)

terlihat bidang netral yang bergeser disertai dengan bergesernya sikat mesin.

Akibat pergeseran tersebut ggm resultannya melemah sedemikian rupa. Hal

tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.5 (d).

2.3.2. Penambahan Kutub Bantu (Interpole)

Untuk mengembalikan garis netral ke posisi semula maka dipasang kutub

bantu (interpole). Kutub bantu ini berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya

lebih kecil dari kutub utama. Kutub bantu (interpole) ini dihubungkan seri

terhadap kumparan rotor. Kutub bantu akan memperpendek jalannya garis medan

magnet. Dengan dipasang kutub bantu maka garis netral akan kembali ke posisi

semula dan kedudukan sikat tegak lurus dengan kutub utamanya.

(27)

Gambar 2.7 Kutub magnet utama dan kutub bantu

2.3.3. Belitan Kompensasi (Compensating Windings)

Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadap kumparan, rotor belitan

ini bertujuan untuk mengurangi penyimpangan yang timbul akibat reaksi jangkar.

Fluks yang ditimbulkan oleh reaksi jangkar diimbangi oleh fluks yang

ditimbulkan oleh belitan kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan. Ketika

beban berubah, maka reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi oleh

belitan kompensasi, sehingga bidang netralnya tidak bergeser.

Teknik ini memiliki kelemahan karena mahal harganya, juga masih

memerlukan kutub bantu (interpole) untuk mengatasi tegangan yang tidak dapat

diatasi oleh belitan kompensasi. Karenanya teknik ini tidak digunakan untuk

motor-motor yang bekerja ekstra berat, dimana pelemahan fluks akan menjadi

masalah yang serius [2].

2.4. Jenis-Jenis Motor Arus Searah

Jenis-jenis motor arus searah dapat dibedakan berdasarkan jenis

penguatannya yaitu hubungan rangkaian kumparan medan magnet dengan

(28)

2.4.1. Motor Arus Searah Penguatan Bebas

Motor arus searah penguatan bebas adalah motor arus searah yang sumber

tegangan penguatannya berasal dari luar motor. Dimana kumparan medan disuplai

dari sumber tegangan DC tersendiri. Rangkaian ekivalen motor arus searah

penguatan bebas dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikutini :

Ra Ia

Ea Rf Vf

If

Vt +

-Gambar 2.8 Rangkaian ekivalen motor dc penguatan bebas

Persamaan umum motor arus searah penguatan bebas

V = Ea+ IaRa (2.3)

Vf = If+ Rf (2.4)

Dimana: V = tegangan terminal jangkar motor arus searah Volt

Ia = arus jangkar Ampere

Ra= tahanan jangkar Ohm

If = arus medan penguatan bebas Ampere

Rf= tahanan medan penguatan bebas Ohm

Vf= tegangan terminal medan penguatan bebas Volt

(29)

2.4.2. Motor Arus Searah Penguatan Sendiri

Motor arus searah penguatan sendiri dibagi atas tiga yaitu

1. Motor Arus Searah Penguatan Shunt

R

a

E

a

+

-I

L

V

t

R

sh

I

sh

I

a

Gambar 2.9 Rangkaian ekivalen motor dc penguatan shunt

Persamaan umum motor arus searah penguatan shunt

Vt=Ea+IaRa

Vsh=Vt=Ish . Rsh (2.5)

IL=Ia+Ish (2.6)

Dimana : Ish=arus kumparan medan shunt (Ampere)

Vsh=tegangan terminal medan shunt motor arus searah Volt

Rsh=tahanan medan shunt (Ohm)

(30)

2. Motor Arus Searah Penguatan Seri

R

a

E

a

+

-I

L

V

t

I

a [image:30.595.121.521.127.346.2]

R

s

Gambar 2.10 Rangkaian ekivalen dc penguatan seri

Persamaan umum motor arus searah penguatan seri

Vt= Ea+ Ia Ra+ Rs (2.7)

Ia= [VRat-- E Ras] (2.8)

Ia= IL= If

Dimana : Ia=arus kumparan medan seri (Ampere)

Rs=tahanan medan seri (Ohm)

Ra=tahanan jangkar (Ohm)

Ea=gaya gerak listrik motor arus searah Volt

(31)

3. Motor Arus Searah Penguatan Kompon

Motor arus searah penguatan kompon terbagi atas dua, yaitu :

3.1Motor Arus Searah Penguatan Kompon Pendek

Ra Ea

+

-IL

Vt

Ia Rs

[image:31.595.119.527.188.368.2]

Rsh Ish

Gambar 2.11 Rangkaian ekivalen motor dc penguatan kompon pendek

Persamaan umum motor arus searah penguatan kompon pendek

IL=Ia+Ish

Vt=Ea+IaRa+ILRs (2.9)

Pin=VtIL (2.10)

Dimana : ILRs=tegangan jatuh pada kumparan seri

IaRa=tegangan jatuh pada kumparan jangkar

Ea=gaya gerak listrik motor arus searah Volt

(32)

3.2Motor Arus Searah Penguatan Kompon Panjang

Ra Ea

+

-IL

Vt

Rs

Rsh

[image:32.595.121.524.127.304.2]

Ish Ia

Gambar 2.12 Rangkaian ekivalen motor dc penguatan kompon panjang

Persamaan umum motor arus searah penguatan kompon panjang

IL=Ia+Ish

Vt=Ea+Ia(Ra+Rs) (2.11)

Pin=VtIL

Vt=Vsh

Dimana : IaRs=tegangan jatuh pada kumparan seri

IaRa=tegangan jatuh pada kumparan jangkar [3]

2.5. Rugi-Rugi Motor Arus Searah

Motor DC menerima daya masukan berupa energi listrik dan menghasilkan

daya keluaran berupa energi mekanis. Akan tetapi, tidak seluruh daya masukan ke

motor diubah menjadi daya keluaran yang berguna, selalu ada energi yang hilang

selama proses pengkonversian energi tersebut. Energi yang hilang tersebut ada

(33)

mengatasi gesekan karena adanya bagian yang berputar di dalam mesin. Rugi-rugi

daya dalam bentuk panas ini jika nilainya terlalu besar akan dapat menyebabkan

kenaikan temperatur motor yang dapat merusak isolasi dan mempercepat

berkurangnya umur ekonomis motor sehingga membatasi daya keluaran motor.

Berikut proses pengkonversian energipada motor DC dalam aliran daya di bawah

ini :

Daya input

V IL Watt

Daya mekanis yang dibangkitkan di

dalam jangkar Ea Ia Watt

Daya output motor

Tshω Watt

Rugi-rugi tembaga

Rugi-rugi besi dan mekanis

Energi Listrik Energi

[image:33.595.147.540.263.415.2]

mekanis

Gambar 2.13 Diagram aliran daya pada motor arus searah

Dengan demikian selalu ada selisih antara daya masukan dan daya keluaran

motor. Ini merupakan rugi-rugi daya yang terjadi di dalam motor. Dalam

persamaan sinyatakan dengan :

∑ Rugi-Rugi = Daya Masukan – Daya Keluaran

Akhirnya, rugi-rugi di dalam motor DC didefenisikan sebagai selisih daya

antara daya masukan yang diterima motor dengan daya keluaran yang dapat

dihasilkannya dimana selisih daya tersebut berubah menjadi bentuk energi yang

(34)

2.5.1. Rugi-Rugi Tembaga (Copper Loss)

Rugi-rugi tembaga adalah rugi-rugi daya yang terjadi di dalam kumparan

medan dan kumpran jangkar motor. Karena kawat tembaga kedua kumparan

tersebut memiliki nilai resistansi Rf dan Ra, maka jika mengalir arus searah

sebesar If dan Ia akan menyebabkan kerugian daya yang dihitung dengan

persamaan :

Pa=Ia2Ra (2.12)

Pf=If2Rf (2.13)

Dimana : Pa=rugi tembaga kumparan jangkar

Pf=rugi tembaga kumparan medan

Ia=arus jangkar

If=arus medan

Ra=resistansi jangkar

Rf=resistansi medan

2.5.2. Rugi-Rugi Inti (Core or Iron Losses)

Rugi-rugi ini terjadi di dalam jangkar motor DC yang disebabkan oleh

perputaran jangkar di dalam medan magnet kutub-kutubnya. Ada dua jenis

rugi-rugi inti yaitu :

1. Rugi Hysteresis

Rugi hysteresis terjadi di dalam jangkar mesin DC karena setiap bagian

jangkar dipengaruhi oleh pembalikan medan magnetic sebagaimana bagian

(35)
[image:35.595.221.425.85.161.2]

Gambar 2.14 Perputaran jangkar di dalam motor dua kutub

Gambar 2.14 menunjukkan jangkar yang berputar di dalam motor dua kutub.

Dengan menganggap ab sebagai potongan kecil dari jangkar. Ketika potongan ab

berada di bawah kutub N, garis-garis magnetik lewat dari a ke b. Setengah

perputaran selanjutnya, dari potongan besi yang sama berada di bawah kutub S

dan garis-garis magnetik lewat dari b ke a sehingga sifat magnet di dalam besi

dibalik.

Untuk dapat membalik molekul-molekul magnet secara terus menerus di

dalam inti jangkar, sejumlah daya diserap sehingga menyebabkan pemanasan

pada inti jangkar. Daya yang diserap dan berubah menjadi panas sebagai rugi-rugi

di dalam inti jangkar dan disebut sebagai rugi hysteresis. Untuk menentukan

besarnya rugi hysteresis di dalam inti jangkardigunakan persamaan

Steinmentzyaitu :

Ph= ηBmax1,6 f υ Watt (2.14)

Dimana : Ph=rugi hysteresis

Bmax=rapat fluks maksimum di dalam jangkar

f =frekuensi pembalikan magnetik

= 120n P dimana n dalam rpm dan P=jumlah kutub

υ=volume jangkar m3

(36)

2. Rugi Arus Pusar

Sebagai tambahan terhadap tegangan yang diinduksikan di dalam konduktor

jangkar, ada juga tegangan yang diinduksikan di dalam init jangkar. Tegangan ini

menghasilkan arus yang bersikulasi di dalam inti jangkar seperti yang ditunjukkan

dalam Gambar 2.15. Ini disebut sebagai arus pusar (eddy current) dan daya yang

hilang karena alirannya disebut dengan rugi arus pusar.

Rugi arus pusar berlaku sebagai panas yang dapat menaikkan temperatur

motor dan menurunkan efisiensinya. Jika suatu inti besi padat digunakan sebagai

inti jangkar, resistansi terhadap arus pusar ini akan menjadi kecil karena lebarnya

luas penampang inti. Akibatnya, nilai arus pusar dan juga rugi arus pusarnya akan

menjadi besar. Besarnya nilai arus pusar dapat dikurangi dengan membuat

resistansi inti sebesar mungkin secara praktisnya.

[image:36.595.134.471.415.530.2]

(a) (b)

Gambar 2.15 (a) Arus pusar di dalam jangkar yang padat (b) Arus pusar di

dalam inti jangkar yang dilaminasi

2.5.3. Rugi-Rugi Mekanis (Mechanical Losses)

Rugi-rugi mekanis di dalam mekanis motor DC merupakan rugi-rugi yang

berhubungan dengan efek-efek mekanis di dalam motor DC yaitu gesekan dan

(37)

Rugi-rugi gesekan adalah rugi-rugi yang disebabkan oleh pergesekan

antara permukaan bagian-bagian yang berputar dengan bagian-bagian yang diam

dari motor, diantaranya gesekan bearing atau bantalan peluru dengan rumah

bearing atau dengan as rotor. Juga gesekan antara permukaan sikat dengan

komutator. Karena adanya suatu nilai koefisien gesek antara permukaan

bagian-bagian tersebut walaupun kecil, diperlukan gaya untuk mengimbangi gaya lawan

akibat koefisien gesek tersebut jika ingin menggerakkan rotor motor DC tersebut.

Sedangkan rugi-rugi angin adalah rugi-rugi yang disebabkan oleh

pergesekan antara bagian-bagian motor yang berputar dengan udara di dalam

rumah (casing) motor. Baik itu pergesekan antara permukaan rotor dengan udara

pada celah udara di dalam motor ataupun gesekan udara dengan kipas pendingin

yang dipasangkan pada rotor di dalam motor. Rugi-rugi angin ini bervariasi

tergantung pada kecepatan rotasi motor tersebut.

2.5.4. Rugi-Rugi Sikat (Brush Losses)

Jika kumparan jangkar motor DC dialiri arus listrik DC maka

sikat-sikatnya juga akan dialiri arus yang sama. Karena sikat memiliki nilai resistansi

sikat dan juga tahanan kontak antara permukaan sikat dengan komutator maka

terdapat rugi jatuh tegangan pada sikat yang dinyatakan dengan Vbd. Jatuh

tegangan sikat ini menyebabkan timbulnya rugi-rugi daya sebesar :

Pbd=Vbd.Ia (2.15)

Dimana : Pbd=rugi daya akibat tegangan sikat

Ia=arus jangkar

(38)

Besarnya nilai jatuh tegangan sikat-sikat pada motor DC hampir konstan

dalam rentang arus jangkar yang besar. Maka rugi-rugi sikat dapat dihitung

dengan persamaan:

Pbd=2 x Ia (2.16)

2.5.5. Rugi-Rugi Beban Stray (Stray Load Losses)

Rugi-rugi beban stray merupakan rugi-rugi yang disebabkan oleh arus

pusar di dalam tembaga dan rugi-rugi inti tambahan di dalam besi, yang timbul

karena pendistorsian fluks magnetik oleh arus beban (tidak termasuk yang

disebabkan oleh jatuh tegangan IR) dan rugi-rugi hubung singkat komutasi.

Rugi-rugi beban stray ini tidak dapat dikategorikan ke dalam tipe rugi-rugi

yang disebutkan di atas. Di dalam perhitungan rugi motor DC, besarnya

rugi-rugi beban stray dinyatakan sebesar ± 1% dari beban penuh.

Rugi-rugi di dalam motor DC di atas juga dapat dikelompokkan menjadi

dua yaitu :

1. Rugi-rugi konstan yaitu rugi-rugi di dalam motor DC yang nilainya selalu

tetap, tidak tergantung pada arus pembebanan. Rugi-rugi inti + mekanis

disebut dengan rugi-rugi rotasi. Yang termasuk ke dalam kelompok rugi-rugi

konstan adalah :

a. Rugi-rugi inti yaitu rugi-rugi hysteresis dan arus pusar

b. Rugi-rugi mekanis yaitu rugi-rugi gesek dan angin.

c. Rugi-rugi tembaga medan shunt.

2. Rugi-rugi variabel yaitu rugi-rugi di dalam motor DC yang nilainya

bervarisasi terhadap arus pembebanan. Yang termasuk ke dalam kelompok

(39)

a. Rugi-rugi tembaga kumparan jangkar (Ia2Ra).

b. Rugi-rugi tembaga kumparan medan seri (Ia2Rs)

c. Rugi jatuh tegangan sikat (VbdIa)

Sehingga rugi-rugi total di dalam motor DC adalah :

∑ Rugi-Rugi = Rugi Konstan + Rugi Variabel [4]

2.6. Torsi Motor Arus Searah

Yang dimaksud torsi adalah putaran dari suatu gaya terhadap suatu poros.

Ini diukur dengan hasil gaya itu dengan jari-jari lingkaran dimana gaya tersebut

[image:39.595.227.392.493.591.2]

bekerja.

Gambar 2.16 menunjukkan pada suatu pulley dengan jari-jari r bekerja suatu

gaya F Newton yang menyebabkan benda berputar dengan kecepatan n putaran

per detik.

Torsi = F x r Newton-meter (N-m) (2.17)

Usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut pada suatu putaran, = F x 2 π r Joule

F

r

n putaran/detik

Gambar 2.16 Suatu pulley yang berputar karena mengalami suatu gaya

Daya yang dibangkitkan

= F x 2 π r x n Joule/detik

(40)

Jika :

2 π n = kecepatan sudut (ω) dalam rad/detik

F x r = torsi T

Maka daya yang dibangkitkan = T x ω Joule/detok

= T x ω Watt

2.6.1. Torsi Jangkar

Di dalam motor DC, setiap konduktor di bagian permukaan jangkar akan

mengalami gaya F pada suatu jarak r yang merupakan jari-jari jangkar (Gambar

2.16). Dengan demikian, masing-masing konduktor menghasilkan suatu torsi yang

cenderung untuk memutar jangkar. Jumlah seluruh torsi yang dihasilkan oleh

konduktor jangkar dikenal dengan torsi jangkar (Ta).

Jika pada suatu motor DC :

r = rata-rata jari-jari jangkar (meter)

l = panjang efektif masing-masing konduktor (meter)

Z = jumlah total konduktor jangkar

i = arus dalam setiap konduktor = Ia/A (Ampere)

B = rapat fluks rata-rata (Weber/meter2)

Φ = fluks per kutub (Weber)

P = jumlah kutub

Maka gaya pada setiap konduktor, F = B i l Newton

Torsi yang dihasilkan oleh suatu konduktor = F x r Newton-meter

Torsi jangkar total, Ta = Z F r Newton-meter

(41)

Sekarang i = Ia/A, B = Φ/a dimana a adalah luas penampang jalur fluks per kutub

pada jari-jari r. Jelasnya, a = 2 π r

P

Maka Ta = Z x Φ a

x

Ia

A

x l x r

= Z x Φ 2πr(1P)

x

Ia

A

x l x r

= ZΦIaP

2πA N-m

atau Ta = 0,159 Z Φ Ia(AP) (2.18)

karena Z, P dan A nilainya selalu tetap, maka :

Ta~ Φ Ia

Ekspresi lainnya untuk menyatakan besarnya torsi jangkar yaitu :

Ea = PΦZn

60 A

PΦZ A

=

60 Ea

n

Dari persamaan diatas diperoleh persamaan untuk Ta yaitu

Ta = 0,159 x

[

60 Ea

n

]

x I

a

atau

Ta = 9,55 x EaIa

n N-m (2.19)

2.6.2. Torsi Poros

Torsi yang dapat dimanfaatkan pada poros untuk melakukan usaha yang

(42)

merupakan torsi yang akan menghasikan daya keluaran motor yang berguna. Jika

kecepatan motor adalah n rpm, maka

Daya keluaran (Watt) = π n Tsh

6

Atau Tsh =

Daya keluaran (watt) 2 π n/60

Atau Tsh = 9,55 x

Daya keluaran (watt)

n N-m (2.20)

2.7. Efisiensi Pada Mesin Arus Searah

Seperti halnya dengan mesin listrik lainnya, pada mesin listrik arus searah,

efisiensinya dinyatakan sebagai berikut :

η (%) = Pout

Pin x100% (2.21)

Dimana : Pi = daya masukan

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Umum

Metode penelitian merupakan cara yang harus ditempuh dalam kegiatan

penelitian agar hasil yang akan dicapai dari suatu penelitian dapat memenuhi

secara ilmiah. Dengan demikian, maksud dari penyusunan metode ini agar peneliti

dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah. Metode penelitian ini mencakup beberapa hal diantaranya adalah

penetapan tempat dan waktu penelitian, penetapan objek penelitian, penetapan

variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisa data.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian di Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Penelitian

dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2014.

3.3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah melakukan pengujian perubahan posisi sikat

motor dc shunt tanpa kutub bantu dan perubahan posisi sikat motor dc shunt

dengan kutub bantu.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik

(44)

1. Motor DC Shunt

2. Posisi Sikat

3. Penambahan Kutub Bantu

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pegumpulan data dalam suatu penelitian akan sangat menentukan

keberhasilan. Oleh karena itu perlu direncanakan dengan tepat dalam memilih

metode untuk pengambilan data. Metode-metode tersebut adalah :

3.5.1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara memperoleh data melalui hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, buku, jurnal, surat kabar, majalah, dan lain-lain.

Adapun dokumentasi yang akan peneliti gunakan adalah data-data yang

berhubungan arus, tegangan, dan putaran.

3.5.2. Metode Observasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan

langsung adalah cara pengambilan data ke tempat penelitian. Dalan hal ini,

penulis langsung berada di lokasi penelitian yaitu di Laboratorium Konversi

Energi Listrik dan mengadakan penelitian mengenai hal-hal yang perlu dicatat

sebagai data dalam penelitian.

3.6. Langkah-Langkah Penelitian

(45)

3.6.1. Tahap Persiapan

Tujuannya adalah untuk mengkoordinasikan agar penelitian dapat berjalan

dengan lancar. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian.

2. Mengkondisikan Objek Penelitian

Objek penelitian yang dimaksudkan adalah motor dc shunt, sikat, kutub

bantu, dan beban. Adapun langkah mengkondisikan objek penelitian ini

meliputi :

a. Memastikan bahwa motor dc shunt dapat beroperasi dan mengatur

beberapa posisi sikat, menambahkan kutub bantu, beserta beban.

b. Memeriksa power supply dan multitmeter apakah sudah disetting dengan

benar.

3. Mengkondisikan Alat Ukur

Alat ukur sebagai pengambil data harus memiliki validitas yang baik.

Untuk mendapatkan validitas yang baik alat ukur harus disetting sesuai

dengan seperti skala operasi.

3.6.2. Tahap Pengambilan Data

Tujuan dari tahap ini untuk memperoleh data penelitian yang meliputi arus

dan putaran.

3.7. Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan bagian penting dalam pnelitian, karena dengan

(46)

memecahkan masalah dan mengambil kesimpulan penelitian. Dalam penelitian

ini, teknik analisa data yang digunakan adalah analisis matematis untuk

mendapatkan hasil penelitian. Analisis ini adalah melakukan

perhitungan-perhitungan berdasarkan rumus yang berlaku di dalam perhitungan-perhitungan efisiensi dan

torsi motor dc shunt.

Setelah melakukan pengukuran, selanjutnya dilakukan analisis untuk

menentukan efisiensi dan torsi pada posisi sikat -300, -200, -100, 00, +100, +200,

+300 dari motor dc shunt tanpa kutub bantu dan motor dc shunt dengan kutub

bantu.

Adapun perhitungan efisiensi dan torsi menggunakan formulasi sebgai

berikut :

1. Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu

Pin = Vt x IL (Watt)

Prugi-rugi = (Ia)2 x Ra + (Ish)2 x Rsh (Watt)

Pout = Pin– Prugi-rugi (Watt)

Efisiensi (η) = PP

i x %

Torsi (Tsh) = 9,55 x �� N-m

2. Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu

Pin = Vt x IL (Watt)

Prugi-rugi = (Ia)2 x(Ra + RKB) + (Ish)2 x Rsh (Watt)

Pout = Pin– Prugi-rugi (Watt)

Efisiensi (η) = PP

i x %

Torsi (Tsh) = 9,55 x ��

(47)

3.8. Alat Dan Bahan

Pengukuran ini memerlukan alat dan bahan sebagai berikut :

1. Satu unit Generator DC

2. Satu unit Motor DC

3. Kabel penghubung

4. PTDC

5. Multimeter

6. Kutub Bantu

7. Tachometer

3.9. Rangkaian Pengujian

3.9.1. Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu

Adapun rangkaian percobaan yang dilakukan secara umum dapat

ditunjukkan pada Gambar 3.1 sebagai berikut :

A3 A2

[image:47.595.114.515.410.690.2]

V1 P T D C 1 AC PTDC 2 AC GA HB GA HB S2 S3 S1 J K RL A1 Rsh -300 -200 -100 +100 +200 +300 00 -+ Bidang Netral Sikat

Gambar 3.1 Rangkaian Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Tanpa

(48)

3.9.2. Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu

Adapun rangkaian percobaan yang dilakukan secara umum dapat

ditunjukkan pada Gambar 3.2 sebagai berikut :

A3 A2

[image:48.595.115.520.187.510.2]

V1

P

T

D

C

1

AC PTDC 2 AC GA HB GA HB S3 J K RL S2 RKB RSH S1 A1 -300 -200 -100 +100 +200 +300 00 -+ Bidang Netral Sikat

Gambar 3.2 Rangkaian Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Dengan

Kutub Bantu

3.10. Prosedur Pengujian

3.10.1.Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu

Adapun prosedur percobaannya adalah :

1. Rangkaian dibuat seperti pada Gambar 3.1 dimana semua switch dalam

(49)

2. Atur besar RL menjadi 100 Ohm.

3. Atur posisi sikat padap posisi -300.

4. Tutup saklar S2, naikkan PTDC2 sampai 0,64 ampere.

5. Tutup saklar S1, naikkan PTDC1 sampai 50 volt.

6. Catat nilai V1, A1, A2, A3 dan n pada kondisi ini.

7. Turunkan PTDC2 hingga posisi nol lalu turunkan putaran dengan

mengatur PTDC1 hingga posisi nol.

8. Buka saklar S1 dan S2 lalu atur posisi sikat sesuai dengan yang diinginkan.

Kemudian ulangi langkah 3, 4, 5, dan 6 hingga diperoleh data tiap posisi

sudut yang diinginkan.

9. Pengujian selesai.

3.10.2.Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu

Adapun prosedur percobaannya adalah :

1. Rangkaian dibuat seperti pada Gambar 3.2 dimana semua switch dalam

keadaan terbuka dan PTDC dalam keadaan minimum.

2. Atur besar RL menjadi 100 Ohm.

3. Atur posisi sikat padap posisi -300.

4. Tutup saklar S2, naikkan PTDC2 sampai 0,64 ampere.

5. Tutup saklar S1, naikkan PTDC1 sampai 50 volt.

6. Catat nilai V1, A1, A2, A3 dan n pada kondisi ini.

7. Turunkan PTDC2 hingga posisi nol lalu turunkan putaran dengan

(50)

8. Buka saklar S1 dan S2 lalu atur posisi sikat sesuai dengan yang diinginkan.

Kemudian ulangi langkah 3, 4, 5, dan 6 hingga diperoleh data tiap posisi

sudut yang diinginkan.

(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Umum

Motor arus searah adalah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah

energi listrik asrus searah (DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana

energi gerak mekanik tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi

listrik menjadi energi mekanik tersebut berlangsung di dalam medan magnet.

Motor arus searah penguatan shunt sebenarnya adalah motor arus searah

dimana belitan medannya dihubungkan paralel dengan jangkarnya sehingga arus

yang melalui belitan medan shunt ini tidak sama dengan arus yang mengalir pada

jangkar.

Pada saat motor arus searah penguatan shunt diberi beban maka pada

kumparan stator akan mengalir arus jangkar. Dan arus ini akan menimbulkan

fluksi jangkar yang akan berinteraksi dengan fluksi yang dihasilkan oleh

kumparan medan rotor (fluksi utama). Akibatnya akan terjadi perubahan bentuk

fluksi utama. Pengaruh reaksi jangkar ini akan menyebabkan adanya percikan

bunga api pada sikat-sikat motor.

Percikan ini dikarenakan oleh pergeseran bidang netral magnetik dari motor

tersebut (biasanya dalam keadaan normal garis netral magnetik berimpit dengan

garis netral geometrik).

Untuk mengatasi masalah ini maka diperlukan tiga cara yaitu pergeseran

posisi sikat, penambahan kutub bantu, dan belitan kompensasi. Pada tulisan ini

(52)

penguatan shunt, dimana data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran yang

dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU.

Motor yang digunakan pada pengujian ini adalah motor DC AEG tipe Gd

110/110 G-Mot Nr. 7983745 dengan spesifikasi sebagai berikut :

V = 220 V

P = 1,2 kW

IL = 7,1 A

Ish = 0,177 A

Jumlak Kutub = 2

Kelas Isolasi = B

Tahanan Medan Shunt (J-K) = 1,25 kΩ

Tahanan Medan Jangkar (GA-HB) = 3,8 Ω

4.2. Data Pengujian

Vt = 50 Volt

Ra= 3,8 Ω

RL= 100 Ω

[image:52.595.133.492.523.729.2]

Rsh= 1250 Ω

Tabel 4.1 Data Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu

Posisi Sikat IL (A) Ia (A) Ish (A) n (rpm)

-300 9,37 9,33 0,04 450

-200 10,6 10,56 0,04 450

-100 11,36 11,32 0,04 350

00 8,78 8,74 0,04 550

+100 5,67 5,63 0,04 550

+200 5,16 5,12 0,04 550

(53)

Vt = 50 Volt

Ra= 3,8 Ω

RL= 100 Ω

RKB = 0,6 Ω

[image:53.595.140.485.228.434.2]

Rsh= 1250 Ω

Tabel 4.2 Data Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu

Posisi Sikat IL (A) Ia (A) Ish (A) n (rpm)

-300 8,07 8,03 0,04 85

-200 8,02 7.98 0,04 115

-100 7,44 7,40 0,04 150

00 5,95 5,91 0,04 240

+100 4,82 4,78 0,04 240

+200 4,36 4,32 0,04 450

+300 3,93 3,89 0,04 450

4.3. Analisa Data

4.3.1 Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu

Dari data-data Tabel 4.1, maka akan dilakukan perhitungan untuk

mendapatkan efisiensi dan torsi.

1. Posisi Sikat -30

Pin = Vt x IL

= 50 x 9,37

= 468,5 Watt

Prugi-rugi = (Ia)2 x Ra + (Ish)2 x Rsh

(54)

= 330,78 + 2

= 332,78 Watt

Pout = Pin– Prugi-rugi

= 468,5 – 332,78

= 135,72 Watt

η = PP

i x %

= ,

, x %

= 28,96 %

Tsh = 9,55 x ��

= 9,55 x ,

= 2,88 N-m

Dengan melakukan perhitungan seperti di atas pada tiap posisi sikat, maka

[image:54.595.112.511.541.679.2]

akan diperoleh efisiensi dan torsinya seperti pada Tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Efisiensi Dan Torsi Posisi Sikat Motor DC Shunt Tanpa

Kutub Bantu

Posisi Sikat IL (A) Ia (A) Ish (A) n (rpm) Efisiensi (%) Torsi (N-m)

-300 9,37 9,33 0,04 450 28,96 2,88

-200 10,6 10,56 0,04 450 19,66 2,21

-100 11,36 11,32 0,04 350 13,46 2,08

00 8,78 8,74 0,04 550 33,42 2,54

+100 5,67 5,63 0,04 550 56,81 2,79

+200 5,16 5,12 0,04 550 60,61 2,71

(55)

4.3.2 Pengujian Posisi Sikat Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu

Dari data-data Tabel 4.2, maka akan dilakukan perhitungan untuk

mendapatkan efisiensi dan torsi.

1. Posisi Sikat -30

Pin = Vt x IL

= 50 x 8,07

= 403,5 Watt

Prugi-rugi = (Ia)2 (Ra + RKB) + (Ish)2 x Rsh

= (8,03)2 (3,8 + 0,6) + (0,04)2 x 1250

= 283,71 + 2

= 285,71 Watt

Pout = Pin– Prugi-rugi

= 403,5 – 285,71

= 117,79 Watt

η = PP

i x %

= ,

, x %

= 29,19 %

Tsh = 9,55 x ��

= 9,55 x ,

= 13,23 N-m

Dengan melakukan perhitungan seperti di atas pada tiap posisi sikat, maka

(56)
[image:56.595.115.511.143.311.2]

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Efisiensi Dan Torsi Posisi Sikat Motor DC Shunt

Dengan Kutub Bantu

Posisi Sikat IL (A) Ia (A) Ish (A) n (rpm) Efisiensi (%) Torsi (N-m)

-300 8,07 8,03 0,04 85 29,19 13,23

-200 8,02 7,98 0,04 115 29,62 9,36

-100 7,44 7,40 0,04 150 34,69 8,21

00 5,95 5,91 0,04 300 47,67 4,51

+100 4,82 4,78 0,04 300 57,45 4,40

+200 4,36 4,32 0,04 450 61,41 2,84

+300 3,93 3,89 0,04 450 65,09 2,71

Dari hasil perhitungan di atas maka didapat perbandingan efisiensi dan torsi

antara motor dc shunt tanpa kutub bantu dengan motor dc shunt dengan kutub bantu

seperti pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.5 Perbandingan Efisiensi Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu Dengan

Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu

Posisi Sikat Efisiensi (%) Tanpa Kutub Bantu Dengan Kutub Bantu

-300 28,96 29,19

-200 19,66 29,62

-100 13,46 34,69

00 33,42 47,67

+100 56,81 57,45

+200 60,61 61,41

[image:56.595.176.450.498.673.2]
(57)
[image:57.595.182.444.142.345.2]

Tabel 4.6 Perbandingan Torsi Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu Dengan Motor

DC Shunt Dengan Kutub Bantu

Posisi Sikat Torsi (N-m) Tanpa Kutub Bantu Dengan Kutub Bantu

-300 2,88 13,23

-200 2,21 9,36

-100 2,08 8,21

00 2,54 4,51

+100 2,79 4,40

+200 2,71 2,84

+300 2,58 2,71

Dari tabel 4.5 dan tabel 4.6 maka akan didapat grafik perbandingan efisiensi

dan torsi motor dc shunt tanpa kutub bantu vs motor dc shunt dengan kutub bantu

yang ditunjukkan oleh Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 sebagai berikut :

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Efisiensi Motor DC Shunt Tanpa Kutub

Bantu vs Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu

0 10 20 30 40 50 60 70

-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40

E fi si e n si (%)

Posisi Sikat (Derajat)

[image:57.595.121.504.449.653.2]
(58)
[image:58.595.122.490.76.296.2]

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Torsi Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu

vs Motor DC Shunt Dengan Kutub Bantu

0 2 4 6 8 10 12 14

-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40

To

rsi

(

N

-m)

Posisi Sikat (Derajat)

Motor DC Shunt Tanpa Kutub Bantu

(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dibuat, maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pada masing-masing motor DC yang diuji, efisiensi yang tertinggi diperoleh

pada posisi sikat +300 yaitu pada motor DC shunt tanpa kutub bantu sebesar

64,70 %, sedangkan pada motor DC dengan kutub bantu sebesar 65,09 %.

2. Pada masing-masing motor DC yang diuji, torsi yang tertinggi diperoleh pada

posisi sikat -300 yaitu pada motor DC shunt tanpa kutub bantu sebesar 2,88 N-m,

sedangkan pada motor DC dengan kutub bantu sebesar 13,23 N-m.

3. Dari hasil analisa dapat dilihat bahwa ada peningkatan nilai efisiensi dan torsi

setelah ditambahkan kutub bantu.

5.2. Saran

Adapun beberapa saran yang bisa diberikan dari hasil tugas akhir ini adalah :

1. Disarankan untuk menguji pada motor DC lainnya.

(60)

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

1. Purba, Richard N. 2010. Analisa Perbandingan Pengaruh Tahanan

Pengereman Dinamis Terhadap Waktu Antara Motor Arus Searah

Penguatan Kompon Panjang Dengan Penguatan Kompon Pendek. Medan:

Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Wijaya, Mochtar. 2001. Dasar-Dasar Mesin Listrik. Djambatan. Jakarta.

3. Siahaan, Ramcheys. 2012. Studi Pengaruh Perubahan Posisi Sikat Terhadap

Efisiensi Motor DC Shunt. Medan: Departemen Teknik Elektro, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Metha, V.K, dan Rohit Mehta. 2002. Principles of Electrical Machines. New

Delhi: S. Chand & Company Ltd.

5. Theraja, B.L. 1989. A Text Book of Electrical Technology. New Delhi: Nurja

Gambar

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Arus Searah
Gambar 2.2 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan medan
Gambar 2.3 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan jangkar
Gambar 2.4 Hasil kombinasi santara fluksi medan dan fluksi jangkar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga bentuk perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru bidang studi masih.

We designed an experiment to investigate the sensitivity of C-band SAR backscatter ( σ 0 ) to surface soil moisture ( θ s ) in a semiarid rangeland and to test a data-fusion

Diskripsi Mata Kuliah Garis-garis besar program pengajaran (GBPP) matematika SD, Teori Belajar Matematika SD, Strategi Pembelajaran Matematika SD, Penilaian Hasil

Fig. Simulation study of the sensitivity of the C T 2 -profile method to the respective locations of the scintillometers. The RMSE is obviously larger for important instrumental

Bersama ini kami sertakan Buku Laporan Pendidikan (Raport) yang bersangkutan dan surat permohonan pindah orang tua/ wali murid*).

Timur berdasarkan Dokumen Pengadaan tanggal 19 Juli 2016 telah melaksanakan Rehabilitasi/Renovasi Jalan, Drainase Perumahan Pondok Karya Agung Timur dengan e -Seleksi

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) dan memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Pokja ULP Pengadaan pada Satker Direktorat Advokasi dan KIE akan melaksanakan Pelelangan Sederhana/Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan