• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pengawasan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebijakan Pengawasan Tahun 2013"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Resiko serta penataan pengelolaan aset.

Lampiran Keputusan Inspektur Jenderal Kemenkes Nomor : HK.02.03/1 .1/7532/2012 d. Reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014

Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014 di masing-masing unit utama atau satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan penyusunan perencanaan anggaran Kementerian Kesehatan tahun 2014 .

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

TAHUN 2013

BABI PENDAHULUAN e. Gelar Pengawasan

Gelar Pengawasan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas laporan hasil audit, baik audit reguler maupun audit dengan tujuan tertentu/audit investigasi .

2. Peningkatan Peran APIP Sebagai Quality Assurance (Penjamin Mutu) dalam Mendukung Reformasi Birokrasi

A. Latar Belakang

Reformasi Birokrasi menjadi bagian penting dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik . Titik berat dari tata kelola pemerintahan yang baik adalah pada upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara terarah, sistematis dan terpadu . Reformasi Birokrasi akan sulit terwujud bila tata kelola pemerintahan masih terdapat peluang terhadap praktik-praktik Kolusi , Korupsi dan Nepotisme (KKN). a.

b. c. d.

e.

Penyusunan Pedoman Inspektorat Jenderal sebagai quality assurance dan consulting.

Peningkatan Pendampingan Pelaksanaan SPIP

Penguatan peran Tim Konsultasi Pengadaan Barang dan Jasa

Pembinaan, Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan dengan ruang lingkup:

1) Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat 2) Pembinaan teknis penyelesaian Tindak Lanjut

Laporan Hasil Audit

3) Pembinaan Satuan Pemeriksa Internal (SPI ) Satker BLU

Pengawasan program prioritas Kementerian Kesehatan yaitu : Jamkesmas, Jampersal dan BOK .

' \

• I

Dalam rangka mendukung terlaksananya Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan , Inspektorat Jenderal (ltjen) dapat berkontribusi nyata dalam mengawal dan memastikan jalannya proses Reformasi Birokrasi. Hal tersebut diwujudkan dalam peningkatan peran Inspektorat Jenderal dalam memberikan keyakinan atas pencapaian tujuan Kementerian Kesehatan , sekaligus sebagai sistem peringatan dini (early warning system) terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang terjadi karena kelemahan sistem maupun akibat tindak pelanggaran individu.

Inspektorat Jenderal telah melakukan perubahan paradigma dari Institusi yang semula hanya berperan sebagai Watchdog, saat ini bertambah perannya menjadi konsultan dan Quality

16

Kebijakan Pengawasan Inspektorat lendercil Kemenkes 2013

(4)

Assurance (katalisator). Sejala n deng an Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 yang diwujudkan dalam bentuk kegia tan Audit; Revi u Lapora n Keuangan ; Ev aluasi; Pemantauan dan Kegiatan Pengawasan lainnya terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja serta berperan sebagai Konsultan (memberikan solusi) dan Quality Assurance (memberikan pendapat/jamina n).

Oengan mempertimbangkan hasil Anal isis SWOT (kel emahan , kekuatan , tantangan , dan peluang) pada Inspektorat Jenderal disusunlah Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 yang merupakan penjabaran Ren cana Aksi Program (RAP) Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014,  yang  mengacu  pada  Renstra  2010  2014,  sesuai  dengan  tupoksi  Itjen. 

B. Ruang Lingkup

Kebijakan  Pengawasan  merupakan  acuan  pelaksanaan  program  pengawasan  Inspektorat  Jenderal  Kemenkes  yang  efektif  memberi  kontribusi  dalam  mewujudkan  tata  kelola  pemerintahan  yang  baik  (Good Governance) , terciptanya  aparatur yang  akuntabel , bersih , bebas  dari  Korupsi , Kolusi  dan  Nepotisme  (KKN)  di  Kementerian  Kesehatan . 

Pengawasan  dilakukan  terhadap  unit  utama  beserta  UPT,  pengelola  dana  Oekonsentrasi  (OK)  dan  Tugas  Pembantuan  (TP) ,  serta  Bantuan  Sosial  (Bansos)  untuk  memastikan  program­program  prioritas  Kementerian  Kesehatan  berjalan  efektif,  efisien  dan  ekonomis  sesuai  dengan  peraturan  perundang­undangan  yang  berlaku . 

Kebijokon Pengowoson Inspektorat le nderal Keme nkes 2013

b.  Pema ntauan dan  Evaluasi 

Pem antaua n  dan  evaluasi  dimaksudkan  untuk  mendorong  satuan  kerja  agar  lebih  meningkatkan  kinerjanya  sehingga  dapat  mencapai  target  yang  telah  ditetapkan .  Pemantauan  dan  evaluasi  yang  dilaksanakan  Inspektorat Jenderal yaitu :  1)  Pemantauan/eva luas i SPIP di  Lingkungan  Kementerian 

Kesehatan 

2)  Pemantauan/evaluas i  Tindak  Lanjut atas  laporan  hasil  audit APF 

3)  Evaluasi  Akuntabilitas  Kinerja  c.  Reviu  Laporan  Keuangan 

Salah  satu  tugas  Inspektorat  Jenderal  dalam  mendorong  Kementerian  Kesehatan  menyusun  laporan  keuangan  sesua i  Standar  Akuntansi  Pemerintah  (SAP)  yaitu  dengan  melakukan  reviu  terhadap  laporan  keuangan  berdasarkan  PP  NO .8  Tahun  2006  tentang  Pelaporan  Keuangan  dan  Kinerja  I nstansi  Pemerintah .  Inspektorat  Jenderal  berkewajiban  untuk  melakukan  reviu  terhadap  laporan  keuangan  Kementerian  Kesehatan  yang  akan  disampaikan  kepada  Menteri  Keuangan  untuk  dikonsolidasikan  sebagai  bagian  pertanggungjawaban  ke uangan  pemerintah. 

Reviu  bertujuan  untuk  mem berikan  keyakinan  akurasi ,  keanda lan  dan  keabsahan  informasi  yang  disajikan  dalam  laporan  keuangan .  Sasaran  reviu  adalah  untuk  memperoleh  keyakinan  bahwa  laporan  keuangan  Kementerian  Kesehatan  telah  disusun  dan  disajikan  sesuai  dengan  Standar Akuntansi  Pemerintah  (SAP). 

Oalam  rangka  meminimalkan  tingkat  kesalahan  dan  penyimpangan  dalam  laporan  'keuangan  maka  Inspektorat  Jenderal  melakukan  pendampingan  awal  proses  pengelolaan  dan  penyusunan  laporan  keuangan  dan 

l S Keb ijokon Peng o wason Inspektorat l enderal Kemenkes 2013

(5)

kinerja terhadap satuan kerja di lingkungan Badan Litbangkes (Kantor Pusat dan Kantor Daerah).

8. Direktorat Jenderal PP & PL

Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal PP & PL meliputi reviu 'Iaporan keuangan, evaluasi akuntabilitas

kinerja dan audit 'kinerja terhadap satuan kerja di

lingkungan Direktorat Jenderal PP & PL (Kantor Pusat, Kantor Daerah , Satuan Kerja penerima dana

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan).

D. Kegiatan Pengawasan 2013

Berdasarkan kebijakan pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, selanjutnya disusun kegiatan -kegiatan sebagai berikut:

1. Peningkatan Pengawasan dan Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

a. Audit

Audit dilaksanakan bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa pelaksanaan program/kegiatan di seluruh satker telah memenuhi aspek efektifitas , efisiensi, ekonomis dan mematuhi ketentuan perundangan yang berlaku. Kegiatan audit meliputi :

1) Audit Reguler yaitu audit terhadap Unit Utama, Satker Vertikal , Satker Penerima Dana Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan , Pelayanan Kesehatan Haji

, I

2) Klarifikasi, Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit

Investigasi yang dilaksanakan atas instruksi pimpinan, pengaduan masyarakat, Laporan Hasil Pemeriksaan Reguler yang perlu pemeriksaan lebih lanjut.

3) Joint Audit dengan APIP lain meliputi audit terhadap pelaksanaan program Jamkesmas, Jampersal dan BOK.

Kebijakan Pengawasa n Inspektorat lendera l Kemenkes 2013

c.

Maksud dan Tujuan

Kebijakan pengawasan dimaksudkan memberikan arah pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam pengawasan kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan . Tujuan Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 adalah :

1. Menetapkan kebijakan , program dan kegiatan pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan tahun 2013. 2. Pelaksanaan pengawasan yang efektif, efisien, dan

berkesinambungan.

3. Dasar penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) tahun 2013 .

4. Optimalisasi peran Inspe'ktorat Jenderal Kementerian Kesehatan dalam pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 .

D. Pengertian·pengertian

1. Pengawasan Fungsional atau Wasnal adalah pengawasan yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Fungsional , baik intern maupun ekstern pemerintah, terhadap pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pelayanan masyarakat, agar sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan. 

2.   Pengawasan  Masyarakat  atau  Wasmas  adalah  pengawasan  yang  dilakukan  oleh  masyarakat  terhadap  penyelenggaraan  pemerintah,  disampaikan  secara  lisan  atau  tulisan  kepada  aparatur  pemerintah  yang  berkepentingan ,  berupa  sumbangan  pikiran,  saran,  gagasan  atau  pengaduan  yang  bersifat  membangun,  baik  secara  langsung maupun  melalui  media  massa. 

Kebij akan Pengawasan Inspektarat lenderal Kemenkes 2013

(6)

3. Apa rat Pengawas Intern Pem erintah (API P) adala h instansi pem erintah yang mem punyai tugas pokok dan fung si melakukan pengawasan intern.

4. Auditor adalah pejabat fungsional PNS di lingkungan Instansi Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 

5.   Sistem  Pengendalian  Intern  Pemerintah  (SPIP)  adalah  proses  yang  integral  pada  tindakan  dan  kegiatan  yang  dilakukan  secara  terus  menerus  oleh  pimpinan  dan  seluruh  pegawai  untuk  memberikan  keyak inan  memadai  atas  tercapainya  tujuan  organisasi  melalui  kegiatan  yang  efektif  dan  efisien ,  keandalan  pelaporan  keuangan ,  pengamanan  aset  negara,  dan  ketaatan  terhadap  peraturan  perundang-undangan. 

6.   Audit  Kinerja  merupakan  audit  atas  pengelolaan  keuangan  negara  dan  pelaksanaan  tugas  dan  fungsi  Instansi  Pemerintah  yang  terdiri  atas  aspek  ekonomis , efisien , dan  efektif. 

7.   Audit  dengan  tujuan  tertentu  mencakup  audit  yang  tidak  termasuk  dalam  audit  kinerja , antara  lain  audit  investigatif,  audit  atas  penyelenggaraan  SPIP,  dan  audit  atas  hal­hal  lain  di  bidang keuangan. 

8.   Klarifikasi  adalah  proses  penjernihan  atau  kegiatan  yang  berupa  permintaan  penjelasan  mengenai  permasalahan  yang  diadukan  pada  proporsi  yang  sebenarnya  serta  dapat  dijadikan sebagai  bahan audit. 

9.   Reviu  adalah  penelaahan  ulang  bukti ­bukti  suatu  kegiatan  untuk  memastikan  bahwa  kegiatan  terse but  telah  dilaksanakan  sesuai  dengan  ketentuan ,  standar,  rencana  atau  norma yang  telah  ditetapkan. 

10.  Evaluasi  adalah  rangkaian  kegiatan  membandingkan  hasil  atau  prestasi  suatu  kegiatan  dengan  standar, rencana  atau  norma  yang  telah  ditetapkan  dan  menentukan  faktor­faktor 

Ke bija kan Pengawasan Inspektorat len dera l Kem enkes 2013

3.  Direktorat Jenderal Bi na Upaya  Keseh atan 

Pengawasan  di  lingkungan  Direktorat Jenderal  Bina  Upaya  Kesehatan  meliputi  reviu  laporan  keuangan ,  evaluasi  akuntabilitas kinerja  dan  audit  kinerja terhadap  satuan  kerja  di  lingkungan  Direktorat  Jenderal  Bina  LJpaya  Kesehatan  (Kantor  Pusat,  Kantor  Daerah,  Satuan  Kerja  penerima  dana  Dekonsentrasi  dan  Tugas  Pembantuan) . 

4.  Direktorat Jenderal  Bina  Gizi dan  Kese hatan  Ibu  dan  Anak  Pengawasan  di  lingkungan  Direktorat  Jenderal  Bina  G izi  dan  Kesehatan  Ibu  dan  Anak  meliputi  reviu  laporan  keuangan ,  evaluasi  akuntabilitas  kinerja  dan  audit  kinerja  terhadap  satuan  kerja  di  lingkungan  Direktorat  Jenderal  Bina  Gizi  dan  Kesehatan  Ibu  dan  Anak  (Kantor  Pusat,  Kantor  Daerah ,  Satuan  Kerja  penerima  dana  Dekonsentrasi  dan  Tugas  Pembantuan ). 

5.  Direktorat Jenderal  Binfar & Alkes 

Pengawasan  di  lingkungan  Direktorat  Jenderal  Binfar &  Alkes  meliputi  .reviu  laporan  keuangan ,  evaluasi  akuntabilitas kinerja dan  audit kinerja  terhadap  satuan  kerja  di  lingkungan  Direktorat  Jenderal  Binfar &  Alkes  (Kantor  Pusat dan  Satuan Kerja  penerima  dana  Dekonsentrasi ).  6.  Badan  PPSDM  Kesehatan 

Pengawasan  di  lingkungan  Badan  PPSDM  Kesehatan  meliputi  reviu  laporan  keuangan ,  evaluasi  akuntabil itas  kinerja  dan  aud it  kinerja  terhadap  satuan  kerja  di  lingkungan  Badan  PPSDM  Kesehatan  (Kantor  Pusat,  Kantor  Daerah ,  dan  Satuan  Kerja  penerima  dana  Dekonsentrasi) . 

7.  Badan  Litbangkes 

Pengawasan  di  lingkungan  Badan  Litbangkes  meliputi  reviu  laporan  keuangan , evaluasi  akuntabilitas  kinerja  dan  audit 

Ke bijakan Pengawasan Inspektorat lenderal Kemenkes 2013

(7)

yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu b. Pengembangan SIM Pengawasan (SIM TLHP, kegiatan dalam mencapai tujuan .

Keuangan , Renwas , Tata Persuratan , EDMS ).

11 . Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu c. Sosialisasi Bidang Pengawasan program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah

Media elektronik dan cetak (website , inforwas, leaflet, ditetapkan. banner dlJ ).

12. Satuan Organisasi adalah unit organisasi dimana d. Penguatan Satuan Pemeriksa Internal (SPI ) pada diselenggarakan kegiatan-kegiatan administrasi yang di

satker Badan Layanan Umum dalamnya terdapat pejabat-pejabat yang mengurusi

Melalui bimbingan Pengawasan pad a

teknik (bimtek ), Koordinasi

satker BLU diharapkan dapat

c'l

administrasi kepegawaian , keuangan, perlengkapan , dan administrasi umum .

meningkatkan kapasitas SDM SPI sebagai

perpanjangan tangan Itjen pad a satker BLU . 13. Satuan Kerja adalah unit organisasi yang melaksanakan administrasi tertentu dan tidak memenuhi unsur yang

e. Peningkatan SDM Penunjang menangani urusan kepegawaian , keuangan , perlengkapan ,

Kegiatan peningkatan SDM dilaksanakan melalui dan administrasi umum . Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan , Kepegawaian ,

Pelayanan Prima , Keuangan , ArsiplTata Usaha , dll. 14. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional , tugas teknis

C. Sasaran Pengawasan penunjang , dan tugas teknis yang berhubungan dengan

pelayanan masyarakat. 1. Sekretariat Jenderal

15. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN Pengawasan di lingkungan Sekretariat Jenderal meliputi yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah reviu laporan keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran audit kinerja terhadap satuan kerja di lingkungan dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi , tidak termasuk Sekretariat Jenderal (Kantor Pusat dan Satuan Kerja dana yang dilaksanakan untuk instansi vertikal pusat dan di

penerima dana Dekonsentrasi ). daerah .

2. Inspektorat Jenderal 16. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari

APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang Pengawasan di lingkungan Inspektorat Jenderal meJiputi セ@ i@ mencakup semua penerimaan dalam rangka tugas audit kinerja terhadap Sekretariat Itjen , Inspektorat I, pembantuan .

Inspektorat II , Inspektorat III , Inspekto rat IV, dan

Inspektorat Investigasi. 17. Reformasi Birokrasi adalah proses menata ulang ,

mengubah , memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional , bersih , efisien , efektif, dan produktif).

12 5

(8)

18. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah salah satu opini yang diberikan oleh BPK sebagai hasil au dit laporan keuangan terhadap satuan kerja pada tahun tertentu. 19. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

adalah bentuk perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelo'laan dan pengendalian sumber daya pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka mencapai tujuan.

20. Zona Integritas adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu K1L/Prov/Kab/Kota yang pimpinannya dan jajarannya mempunyai niat (komitmen) untuk mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani. 21 . Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau

predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja pada ZI yang memenuhi syarat indikator mutlak dan memperoleh hasil penilaian indikator operasional di antara 80 dan 90.

Kebijaka n Pengawas an Inspektorat Jenderol Kemenkes 2013

Pengaduan Masyarakat Terpadu . Dalam pelaksanaa nn ya dilakukan berda sarkan Permenkes No . 49 Tah un 201 2, tanggal 4 Desember 2012 tenta ng Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kemenkes .

g. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

1) Mendorong pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 .

2) Penerapan PP Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPI P) di lingkungan Kementerian Kesehatan.

3) Mengoptimalkan peran Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG ).

4) Mendorong peningkatan pelaporan LHKPN .

5) Mendorong terbentuknya WBK dan WBBM di lingkungan Kementerian Kesehatan .

6) Mendorong implementasi pelaksanaan Reformas i Birokrasi di Kementerian Kesehatan melalui : a) Monitoring dan evaluasi Reformasi Birokrasi di

lingkungan Kementerian Kesehatan.

b) Pembentukan agent of change dan assessor di seluruh unit utama untuk mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi .

2. Kegiatan Penunjang a. Peningkatan SDM

Peningkatan kualitas SDM pengawasan dilakukan melalui Diklat Substansi Aud it, seminar, Workshop Pengawasan dan Diklat Jabatan Fungsional Auditor (JFA ), baik yang dilakukan di dalam negeri maupun luar negeri .

Kebijokan Penga wosan In spektorot JencIerO! Kemenkes 2013

(9)

melaksanakan kegiatan reviu penyusunan BAB II

perencanaan anggaran tahun 2014 di

masing-masing  unit  utama  atau  satuan  kerja  di  lingkungan   KEBIJAKAN PENGAWASAN T AHUN 2013

Kementerian  Kesehatan .  Oleh  sebab  itu,  Inspektorat  Jenderal  Kementerian  Kesehatan  akan  melakukan  penelahaan  terhadap  perencanaan 

A. Tujuan Pengawasan

anggaran  terlebih  dahulu  sebelum  dilakukan  penelahaan  oleh  Direktorat  Jenderal  Anggaran 

Kementerian  Keuangan .   Tujuan  pengawasan  Inspektorat  Jenderal  Kementerian 

Kesehatan  terhadap  pelaksanaan  tugas  di  lingkungan

T

d.  Percepatan Tindak Lanjut Hasil  Pengawasan APF 

' I

Kementerian  Kesehatan  adalah  :  Salah  satu  tugas  Inspektorat  Jenderal  adalah 

memastikan  bahwa  satuan  kerja  menindaklanjuti  rekomendasi  atau  saran  hasil  aud it  internal  maupun  eksternal.  Oleh  karena  itu,  Inspektorat  Jenderal  Kemenkes  mempunyai  peran  yang  sangat  penting  dalam  memantau  percepatan  tindak  lanjut,  sehingga  tindak  lanjut  dapat  terlaksana  tepat  waktu  sesuai  ketentuan .  Percepatan  tindak  lanjut  dilakukan  melalui  pemantauan  dan  pemutakhiran  data ,  serta  dilakukan  bimbingan  teknis  dalam  rangka  memberikan  masukan  kepada  satker  untuk  penyelesaian  tindak  lanjut  hasil  audit yang dilakukan secara  berkala . 

e.  Kerjasama  Pengawasan  dengan  APIP  lain 

Kerjasama  pengawasan  dilakukan  dengan  aparat  pengawasan  lain ,  baik  dari  intern  maupun  ekstern  pemerintah. 

f.  Penanganan pengaduan  masyarakat 

Dalam  rangka  meningkatkan  penyelesaian  pengaduan  masyarakat,  Kementerian  Kesehatan  telah  membentuk  tim  untuk  menangani  pe ngaduan  masyarakat  berdasarkan  Kepmenkes  NO.134/MENKES/SKIIII/2012,  tanggal  21  Maret  2012  tentang  Tim  Penanganan 

10

Kebijakan Pengawasan InspektoraTJenderal Kemenkes 2013

1.   Memberikan  keyakinan  yang  memadai  atas  ketaatan ,  kehematan,  efisiensi  dan  efektivitas  pencapaian  tujuan  penyelenggaraan  tugas  dan  fungsi  Kementerian  Kesehatan . 

2.  Memberikan  peringatan  dini  dan  meningkatkan  efektivitas  serta  pengendalian  intern  dan  manajemen  risiko  dalam  penyelenggaraan  tugas  dan  fungsi  Kementerian  Kesehatan . 

3.   Meningkatkan  kualitas  tat a  kelola  penyelenggaraan  tugas  dan  fungsi  Kementerian  Kesehatan  yang  akuntabel. 

B. Arah Kebijakan Pengawasan

Inspektorat  Jenderal  sebagai  Aparat  Pengawas  Intern  Pemerintah  (APIP)  dituntut  untuk  terus  mengawal  perjalanan  Reformasi  Birokrasi  Kementerian  Kesehatan ,  hal  terse but  dilakukan  melalui  peningkatan  peran  dan  fungsi  pengawasan  yang  mendorong  terwujudnya  penyelenggaraan  pemerintahan  yang  baik (good governance) , memastikan  pelayanan  publik  dilaksanakan  sesuai  kebijakan  dan  rencana  yang  ditetapkan  serta  mendorong  agar  tujuan  pembangunan  kesehatan  dapat  dicapai  secara  hemat,  efisien ,  efektif,  bebas  dari  Korupsi,  Kolusi  dan  Nepotisme (KKN). 

(10)

Kebijakan pengawasan Iljen Kementerian Kesehatan tahun 20 13 ditetapkan untuk memberika n arah dan acuan bagi Inspektorat Jenderal dalam melakukan keg iata n pengawasa n secara efektif dan efisien melalui :

1. Kegiatan Pokok

a. Peningkatan peran Inspektorat Jenderal sebagai konsultan dan katalisator disamping berperan sebagai watchdog .

Adapun pengertian peran-peran terse but yakni :

Konsultan, yaitu memberikan arah/petunjuk kepada

suatu masalah agar kebijakan yang ditempuh obyek pengawasan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku .

Katalisator, yaitu senantiasa mendorong/memacu

terjadinya perubahan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Watchdog, yaitu mengawasi jalannya roda

organisasi dengan berpegang pada peraturan perundang-undangan .

b. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan 1) Peningkatan pengawasan terhadap program

kesehatan prioritas.

2) Penetapan sasaran/objek audit berdasarkan penilaian risiko.

3) Konsisten pada pedoman pengawasan .

c. Peningkatan Opini Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan menuju Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) , melalui :

Keb ijakon Pengawoson Inspektorat Jenderal Kemenkes 2013

1) Peningkatan kualitas laporan keuangan

Dalam rangka meningkatkan OPInI Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan tahun 2013 , Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan reviu atas Laporan Keuangan Kemenkes tahun 2012 semester II dan Laporan Keuangan tahun 2013 semester I.

Reviu laporan keuangan bertujuan memberikan keyakinan tentang akurasi , keandalan dan keabsahan informasi yang disajikan pad a Ilaporan keuangan sehingga laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

2) Pendampingan penyusunan laporan keuangan berbasis risiko

Dilakukan dengan cara mendampingi penyusunan laporan keuangan dalam setiap satuan kerja sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), sehingga terselenggara laporan keuangan yang akuntabel dan evidence.

3) Pengamanan aset Kementerian Kesehatan

Pengamanan aset Kementerian Kesehatan dilakukan dalam upaya mendorong terselenggaranya penatausahaan dan tata kelola aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mengawal proses hibah BMN pada masing-masing unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan kepada Pemerintah Daerah.

4) Reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014

Dalam rangka meningkatkan penyusunan perencanaan anggaran Kementerian Kesehatan tahun 2014, Inspektorat Jenderal akan

Kebijakan Pengawoson Inspektorat Jenderal Kemenkes

2'OI3

(11)

Kebijakan pengawasan Iljen Kementerian Kesehatan tahun 20 13 ditetapkan untuk memberika n arah dan acuan bagi Inspektorat Jenderal dalam melakukan keg iata n pengawasa n secara efektif dan efisien melalui :

1. Kegiatan Pokok

a. Peningkatan peran Inspektorat Jenderal sebagai konsultan dan katalisator disamping berperan sebagai watchdog .

Adapun pengertian peran-peran terse but yakni :

Konsultan, yaitu memberikan arah/petunjuk kepada

suatu masalah agar kebijakan yang ditempuh obyek pengawasan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku .

Katalisator, yaitu senantiasa mendorong/memacu

terjadinya perubahan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Watchdog, yaitu mengawasi jalannya roda

organisasi dengan berpegang pada peraturan perundang-undangan .

b. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan 1) Peningkatan pengawasan terhadap program

kesehatan prioritas.

2) Penetapan sasaran/objek audit berdasarkan penilaian risiko.

3) Konsisten pada pedoman pengawasan .

c. Peningkatan Opini Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan menuju Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) , melalui :

Keb ijakon Pengawoson Inspektorat Jenderal Kemenkes 2013

1) Peningkatan kualitas laporan keuangan

Dalam rangka meningkatkan OPInI Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan tahun 2013 , Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan reviu atas Laporan Keuangan Kemenkes tahun 2012 semester II dan Laporan Keuangan tahun 2013 semester I.

Reviu laporan keuangan bertujuan memberikan keyakinan tentang akurasi , keandalan dan keabsahan informasi yang disajikan pad a Ilaporan keuangan sehingga laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

2) Pendampingan penyusunan laporan keuangan berbasis risiko

Dilakukan dengan cara mendampingi penyusunan laporan keuangan dalam setiap satuan kerja sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), sehingga terselenggara laporan keuangan yang akuntabel dan evidence.

3) Pengamanan aset Kementerian Kesehatan

Pengamanan aset Kementerian Kesehatan dilakukan dalam upaya mendorong terselenggaranya penatausahaan dan tata kelola aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mengawal proses hibah BMN pada masing-masing unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan kepada Pemerintah Daerah.

4) Reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014

Dalam rangka meningkatkan penyusunan perencanaan anggaran Kementerian Kesehatan tahun 2014, Inspektorat Jenderal akan

Kebijakan Pengawoson Inspektorat Jenderal Kemenkes

2'OI3

(12)

melaksanakan kegiatan reviu penyusunan BAB II

perencanaan anggaran tahun 2014 di

masing-masing  unit  utama  atau  satuan  kerja  di  lingkungan   KEBIJAKAN PENGAWASAN T AHUN 2013

Kementerian  Kesehatan .  Oleh  sebab  itu,  Inspektorat  Jenderal  Kementerian  Kesehatan  akan  melakukan  penelahaan  terhadap  perencanaan 

A. Tujuan Pengawasan

anggaran  terlebih  dahulu  sebelum  dilakukan  penelahaan  oleh  Direktorat  Jenderal  Anggaran 

Kementerian  Keuangan .   Tujuan  pengawasan  Inspektorat  Jenderal  Kementerian 

Kesehatan  terhadap  pelaksanaan  tugas  di  lingkungan

T

d.  Percepatan Tindak Lanjut Hasil  Pengawasan APF 

' I

Kementerian  Kesehatan  adalah  :  Salah  satu  tugas  Inspektorat  Jenderal  adalah 

memastikan  bahwa  satuan  kerja  menindaklanjuti  rekomendasi  atau  saran  hasil  aud it  internal  maupun  eksternal.  Oleh  karena  itu,  Inspektorat  Jenderal  Kemenkes  mempunyai  peran  yang  sangat  penting  dalam  memantau  percepatan  tindak  lanjut,  sehingga  tindak  lanjut  dapat  terlaksana  tepat  waktu  sesuai  ketentuan .  Percepatan  tindak  lanjut  dilakukan  melalui  pemantauan  dan  pemutakhiran  data ,  serta  dilakukan  bimbingan  teknis  dalam  rangka  memberikan  masukan  kepada  satker  untuk  penyelesaian  tindak  lanjut  hasil  audit yang dilakukan secara  berkala . 

e.  Kerjasama  Pengawasan  dengan  APIP  lain 

Kerjasama  pengawasan  dilakukan  dengan  aparat  pengawasan  lain ,  baik  dari  intern  maupun  ekstern  pemerintah. 

f.  Penanganan pengaduan  masyarakat 

Dalam  rangka  meningkatkan  penyelesaian  pengaduan  masyarakat,  Kementerian  Kesehatan  telah  membentuk  tim  untuk  menangani  pe ngaduan  masyarakat  berdasarkan  Kepmenkes  NO.134/MENKES/SKIIII/2012,  tanggal  21  Maret  2012  tentang  Tim  Penanganan 

10

Kebijakan Pengawasan InspektoraTJenderal Kemenkes 2013

1.   Memberikan  keyakinan  yang  memadai  atas  ketaatan ,  kehematan,  efisiensi  dan  efektivitas  pencapaian  tujuan  penyelenggaraan  tugas  dan  fungsi  Kementerian  Kesehatan . 

2.  Memberikan  peringatan  dini  dan  meningkatkan  efektivitas  serta  pengendalian  intern  dan  manajemen  risiko  dalam  penyelenggaraan  tugas  dan  fungsi  Kementerian  Kesehatan . 

3.   Meningkatkan  kualitas  tat a  kelola  penyelenggaraan  tugas  dan  fungsi  Kementerian  Kesehatan  yang  akuntabel. 

B. Arah Kebijakan Pengawasan

Inspektorat  Jenderal  sebagai  Aparat  Pengawas  Intern  Pemerintah  (APIP)  dituntut  untuk  terus  mengawal  perjalanan  Reformasi  Birokrasi  Kementerian  Kesehatan ,  hal  terse but  dilakukan  melalui  peningkatan  peran  dan  fungsi  pengawasan  yang  mendorong  terwujudnya  penyelenggaraan  pemerintahan  yang  baik (good governance) , memastikan  pelayanan  publik  dilaksanakan  sesuai  kebijakan  dan  rencana  yang  ditetapkan  serta  mendorong  agar  tujuan  pembangunan  kesehatan  dapat  dicapai  secara  hemat,  efisien ,  efektif,  bebas  dari  Korupsi,  Kolusi  dan  Nepotisme (KKN). 

(13)

18. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah salah satu opini yang diberikan oleh BPK sebagai hasil au dit laporan keuangan terhadap satuan kerja pada tahun tertentu. 19. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

adalah bentuk perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelo'laan dan pengendalian sumber daya pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka mencapai tujuan.

20. Zona Integritas adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu K1L/Prov/Kab/Kota yang pimpinannya dan jajarannya mempunyai niat (komitmen) untuk mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani. 21 . Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau

predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja pada ZI yang memenuhi syarat indikator mutlak dan memperoleh hasil penilaian indikator operasional di antara 80 dan 90.

Kebijaka n Pengawas an Inspektorat Jenderol Kemenkes 2013

Pengaduan Masyarakat Terpadu . Dalam pelaksanaa nn ya dilakukan berda sarkan Permenkes No . 49 Tah un 201 2, tanggal 4 Desember 2012 tenta ng Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kemenkes .

g. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

1) Mendorong pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 .

2) Penerapan PP Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPI P) di lingkungan Kementerian Kesehatan.

3) Mengoptimalkan peran Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG ).

4) Mendorong peningkatan pelaporan LHKPN .

5) Mendorong terbentuknya WBK dan WBBM di lingkungan Kementerian Kesehatan .

6) Mendorong implementasi pelaksanaan Reformas i Birokrasi di Kementerian Kesehatan melalui : a) Monitoring dan evaluasi Reformasi Birokrasi di

lingkungan Kementerian Kesehatan.

b) Pembentukan agent of change dan assessor di seluruh unit utama untuk mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi .

2. Kegiatan Penunjang a. Peningkatan SDM

Peningkatan kualitas SDM pengawasan dilakukan melalui Diklat Substansi Aud it, seminar, Workshop Pengawasan dan Diklat Jabatan Fungsional Auditor (JFA ), baik yang dilakukan di dalam negeri maupun luar negeri .

Kebijokan Penga wosan In spektorot JencIerO! Kemenkes 2013

(14)

yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu b. Pengembangan SIM Pengawasan (SIM TLHP, kegiatan dalam mencapai tujuan .

Keuangan , Renwas , Tata Persuratan , EDMS ).

11 . Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu c. Sosialisasi Bidang Pengawasan program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah

Media elektronik dan cetak (website , inforwas, leaflet, ditetapkan. banner dlJ ).

12. Satuan Organisasi adalah unit organisasi dimana d. Penguatan Satuan Pemeriksa Internal (SPI ) pada diselenggarakan kegiatan-kegiatan administrasi yang di

satker Badan Layanan Umum dalamnya terdapat pejabat-pejabat yang mengurusi

Melalui bimbingan Pengawasan pad a

teknik (bimtek ), Koordinasi

satker BLU diharapkan dapat

c'l

administrasi kepegawaian , keuangan, perlengkapan , dan administrasi umum .

meningkatkan kapasitas SDM SPI sebagai

perpanjangan tangan Itjen pad a satker BLU . 13. Satuan Kerja adalah unit organisasi yang melaksanakan administrasi tertentu dan tidak memenuhi unsur yang

e. Peningkatan SDM Penunjang menangani urusan kepegawaian , keuangan , perlengkapan ,

Kegiatan peningkatan SDM dilaksanakan melalui dan administrasi umum . Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan , Kepegawaian ,

Pelayanan Prima , Keuangan , ArsiplTata Usaha , dll. 14. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional , tugas teknis

C. Sasaran Pengawasan penunjang , dan tugas teknis yang berhubungan dengan

pelayanan masyarakat. 1. Sekretariat Jenderal

15. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN Pengawasan di lingkungan Sekretariat Jenderal meliputi yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah reviu laporan keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran audit kinerja terhadap satuan kerja di lingkungan dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi , tidak termasuk Sekretariat Jenderal (Kantor Pusat dan Satuan Kerja dana yang dilaksanakan untuk instansi vertikal pusat dan di

penerima dana Dekonsentrasi ). daerah .

2. Inspektorat Jenderal 16. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari

APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang Pengawasan di lingkungan Inspektorat Jenderal meJiputi セ@ i@ mencakup semua penerimaan dalam rangka tugas audit kinerja terhadap Sekretariat Itjen , Inspektorat I, pembantuan .

Inspektorat II , Inspektorat III , Inspekto rat IV, dan

Inspektorat Investigasi. 17. Reformasi Birokrasi adalah proses menata ulang ,

mengubah , memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional , bersih , efisien , efektif, dan produktif).

12 5

(15)

3. Apa rat Pengawas Intern Pem erintah (API P) adala h instansi pem erintah yang mem punyai tugas pokok dan fung si melakukan pengawasan intern.

4. Auditor adalah pejabat fungsional PNS di lingkungan Instansi Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 

5.   Sistem  Pengendalian  Intern  Pemerintah  (SPIP)  adalah  proses  yang  integral  pada  tindakan  dan  kegiatan  yang  dilakukan  secara  terus  menerus  oleh  pimpinan  dan  seluruh  pegawai  untuk  memberikan  keyak inan  memadai  atas  tercapainya  tujuan  organisasi  melalui  kegiatan  yang  efektif  dan  efisien ,  keandalan  pelaporan  keuangan ,  pengamanan  aset  negara,  dan  ketaatan  terhadap  peraturan  perundang-undangan. 

6.   Audit  Kinerja  merupakan  audit  atas  pengelolaan  keuangan  negara  dan  pelaksanaan  tugas  dan  fungsi  Instansi  Pemerintah  yang  terdiri  atas  aspek  ekonomis , efisien , dan  efektif. 

7.   Audit  dengan  tujuan  tertentu  mencakup  audit  yang  tidak  termasuk  dalam  audit  kinerja , antara  lain  audit  investigatif,  audit  atas  penyelenggaraan  SPIP,  dan  audit  atas  hal­hal  lain  di  bidang keuangan. 

8.   Klarifikasi  adalah  proses  penjernihan  atau  kegiatan  yang  berupa  permintaan  penjelasan  mengenai  permasalahan  yang  diadukan  pada  proporsi  yang  sebenarnya  serta  dapat  dijadikan sebagai  bahan audit. 

9.   Reviu  adalah  penelaahan  ulang  bukti ­bukti  suatu  kegiatan  untuk  memastikan  bahwa  kegiatan  terse but  telah  dilaksanakan  sesuai  dengan  ketentuan ,  standar,  rencana  atau  norma yang  telah  ditetapkan. 

10.  Evaluasi  adalah  rangkaian  kegiatan  membandingkan  hasil  atau  prestasi  suatu  kegiatan  dengan  standar, rencana  atau  norma  yang  telah  ditetapkan  dan  menentukan  faktor­faktor 

Ke bija kan Pengawasan Inspektorat len dera l Kem enkes 2013

3.  Direktorat Jenderal Bi na Upaya  Keseh atan 

Pengawasan  di  lingkungan  Direktorat Jenderal  Bina  Upaya  Kesehatan  meliputi  reviu  laporan  keuangan ,  evaluasi  akuntabilitas kinerja  dan  audit  kinerja terhadap  satuan  kerja  di  lingkungan  Direktorat  Jenderal  Bina  LJpaya  Kesehatan  (Kantor  Pusat,  Kantor  Daerah,  Satuan  Kerja  penerima  dana  Dekonsentrasi  dan  Tugas  Pembantuan) . 

4.  Direktorat Jenderal  Bina  Gizi dan  Kese hatan  Ibu  dan  Anak  Pengawasan  di  lingkungan  Direktorat  Jenderal  Bina  G izi  dan  Kesehatan  Ibu  dan  Anak  meliputi  reviu  laporan  keuangan ,  evaluasi  akuntabilitas  kinerja  dan  audit  kinerja  terhadap  satuan  kerja  di  lingkungan  Direktorat  Jenderal  Bina  Gizi  dan  Kesehatan  Ibu  dan  Anak  (Kantor  Pusat,  Kantor  Daerah ,  Satuan  Kerja  penerima  dana  Dekonsentrasi  dan  Tugas  Pembantuan ). 

5.  Direktorat Jenderal  Binfar & Alkes 

Pengawasan  di  lingkungan  Direktorat  Jenderal  Binfar &  Alkes  meliputi  .reviu  laporan  keuangan ,  evaluasi  akuntabilitas kinerja dan  audit kinerja  terhadap  satuan  kerja  di  lingkungan  Direktorat  Jenderal  Binfar &  Alkes  (Kantor  Pusat dan  Satuan Kerja  penerima  dana  Dekonsentrasi ).  6.  Badan  PPSDM  Kesehatan 

Pengawasan  di  lingkungan  Badan  PPSDM  Kesehatan  meliputi  reviu  laporan  keuangan ,  evaluasi  akuntabil itas  kinerja  dan  aud it  kinerja  terhadap  satuan  kerja  di  lingkungan  Badan  PPSDM  Kesehatan  (Kantor  Pusat,  Kantor  Daerah ,  dan  Satuan  Kerja  penerima  dana  Dekonsentrasi) . 

7.  Badan  Litbangkes 

Pengawasan  di  lingkungan  Badan  Litbangkes  meliputi  reviu  laporan  keuangan , evaluasi  akuntabilitas  kinerja  dan  audit 

Ke bijakan Pengawasan Inspektorat lenderal Kemenkes 2013

(16)

kinerja terhadap satuan kerja di lingkungan Badan Litbangkes (Kantor Pusat dan Kantor Daerah).

8. Direktorat Jenderal PP & PL

Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal PP & PL meliputi reviu 'Iaporan keuangan, evaluasi akuntabilitas

kinerja dan audit 'kinerja terhadap satuan kerja di

lingkungan Direktorat Jenderal PP & PL (Kantor Pusat, Kantor Daerah , Satuan Kerja penerima dana

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan).

D. Kegiatan Pengawasan 2013

Berdasarkan kebijakan pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, selanjutnya disusun kegiatan -kegiatan sebagai berikut:

1. Peningkatan Pengawasan dan Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

a. Audit

Audit dilaksanakan bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa pelaksanaan program/kegiatan di seluruh satker telah memenuhi aspek efektifitas , efisiensi, ekonomis dan mematuhi ketentuan perundangan yang berlaku. Kegiatan audit meliputi :

1) Audit Reguler yaitu audit terhadap Unit Utama, Satker Vertikal , Satker Penerima Dana Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan , Pelayanan Kesehatan Haji

, I

2) Klarifikasi, Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit

Investigasi yang dilaksanakan atas instruksi pimpinan, pengaduan masyarakat, Laporan Hasil Pemeriksaan Reguler yang perlu pemeriksaan lebih lanjut.

3) Joint Audit dengan APIP lain meliputi audit terhadap pelaksanaan program Jamkesmas, Jampersal dan BOK.

Kebijakan Pengawasa n Inspektorat lendera l Kemenkes 2013

c.

Maksud dan Tujuan

Kebijakan pengawasan dimaksudkan memberikan arah pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam pengawasan kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan . Tujuan Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 adalah :

1. Menetapkan kebijakan , program dan kegiatan pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan tahun 2013. 2. Pelaksanaan pengawasan yang efektif, efisien, dan

berkesinambungan.

3. Dasar penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) tahun 2013 .

4. Optimalisasi peran Inspe'ktorat Jenderal Kementerian Kesehatan dalam pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 .

D. Pengertian·pengertian

1. Pengawasan Fungsional atau Wasnal adalah pengawasan yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Fungsional , baik intern maupun ekstern pemerintah, terhadap pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pelayanan masyarakat, agar sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan. 

2.   Pengawasan  Masyarakat  atau  Wasmas  adalah  pengawasan  yang  dilakukan  oleh  masyarakat  terhadap  penyelenggaraan  pemerintah,  disampaikan  secara  lisan  atau  tulisan  kepada  aparatur  pemerintah  yang  berkepentingan ,  berupa  sumbangan  pikiran,  saran,  gagasan  atau  pengaduan  yang  bersifat  membangun,  baik  secara  langsung maupun  melalui  media  massa. 

Kebij akan Pengawasan Inspektarat lenderal Kemenkes 2013

(17)

Assurance (katalisator). Sejala n deng an Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 yang diwujudkan dalam bentuk kegia tan Audit; Revi u Lapora n Keuangan ; Ev aluasi; Pemantauan dan Kegiatan Pengawasan lainnya terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja serta berperan sebagai Konsultan (memberikan solusi) dan Quality Assurance (memberikan pendapat/jamina n).

Oengan mempertimbangkan hasil Anal isis SWOT (kel emahan , kekuatan , tantangan , dan peluang) pada Inspektorat Jenderal disusunlah Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 yang merupakan penjabaran Ren cana Aksi Program (RAP) Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014,  yang  mengacu  pada  Renstra  2010  2014,  sesuai  dengan  tupoksi  Itjen. 

B. Ruang Lingkup

Kebijakan  Pengawasan  merupakan  acuan  pelaksanaan  program  pengawasan  Inspektorat  Jenderal  Kemenkes  yang  efektif  memberi  kontribusi  dalam  mewujudkan  tata  kelola  pemerintahan  yang  baik  (Good Governance) , terciptanya  aparatur yang  akuntabel , bersih , bebas  dari  Korupsi , Kolusi  dan  Nepotisme  (KKN)  di  Kementerian  Kesehatan . 

Pengawasan  dilakukan  terhadap  unit  utama  beserta  UPT,  pengelola  dana  Oekonsentrasi  (OK)  dan  Tugas  Pembantuan  (TP) ,  serta  Bantuan  Sosial  (Bansos)  untuk  memastikan  program­program  prioritas  Kementerian  Kesehatan  berjalan  efektif,  efisien  dan  ekonomis  sesuai  dengan  peraturan  perundang­undangan  yang  berlaku . 

Kebijokon Pengowoson Inspektorat le nderal Keme nkes 2013

b.  Pema ntauan dan  Evaluasi 

Pem antaua n  dan  evaluasi  dimaksudkan  untuk  mendorong  satuan  kerja  agar  lebih  meningkatkan  kinerjanya  sehingga  dapat  mencapai  target  yang  telah  ditetapkan .  Pemantauan  dan  evaluasi  yang  dilaksanakan  Inspektorat Jenderal yaitu :  1)  Pemantauan/eva luas i SPIP di  Lingkungan  Kementerian 

Kesehatan 

2)  Pemantauan/evaluas i  Tindak  Lanjut atas  laporan  hasil  audit APF 

3)  Evaluasi  Akuntabilitas  Kinerja  c.  Reviu  Laporan  Keuangan 

Salah  satu  tugas  Inspektorat  Jenderal  dalam  mendorong  Kementerian  Kesehatan  menyusun  laporan  keuangan  sesua i  Standar  Akuntansi  Pemerintah  (SAP)  yaitu  dengan  melakukan  reviu  terhadap  laporan  keuangan  berdasarkan  PP  NO .8  Tahun  2006  tentang  Pelaporan  Keuangan  dan  Kinerja  I nstansi  Pemerintah .  Inspektorat  Jenderal  berkewajiban  untuk  melakukan  reviu  terhadap  laporan  keuangan  Kementerian  Kesehatan  yang  akan  disampaikan  kepada  Menteri  Keuangan  untuk  dikonsolidasikan  sebagai  bagian  pertanggungjawaban  ke uangan  pemerintah. 

Reviu  bertujuan  untuk  mem berikan  keyakinan  akurasi ,  keanda lan  dan  keabsahan  informasi  yang  disajikan  dalam  laporan  keuangan .  Sasaran  reviu  adalah  untuk  memperoleh  keyakinan  bahwa  laporan  keuangan  Kementerian  Kesehatan  telah  disusun  dan  disajikan  sesuai  dengan  Standar Akuntansi  Pemerintah  (SAP). 

Oalam  rangka  meminimalkan  tingkat  kesalahan  dan  penyimpangan  dalam  laporan  'keuangan  maka  Inspektorat  Jenderal  melakukan  pendampingan  awal  proses  pengelolaan  dan  penyusunan  laporan  keuangan  dan 

l S Keb ijokon Peng o wason Inspektorat l enderal Kemenkes 2013

(18)

Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Resiko serta penataan pengelolaan aset.

Lampiran Keputusan Inspektur Jenderal Kemenkes Nomor : HK.02.03/1 .1/7532/2012 d. Reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014

Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014 di masing-masing unit utama atau satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan penyusunan perencanaan anggaran Kementerian Kesehatan tahun 2014 .

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

TAHUN 2013

BABI PENDAHULUAN e. Gelar Pengawasan

Gelar Pengawasan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas laporan hasil audit, baik audit reguler maupun audit dengan tujuan tertentu/audit investigasi .

2. Peningkatan Peran APIP Sebagai Quality Assurance (Penjamin Mutu) dalam Mendukung Reformasi Birokrasi

A. Latar Belakang

Reformasi Birokrasi menjadi bagian penting dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik . Titik berat dari tata kelola pemerintahan yang baik adalah pada upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara terarah, sistematis dan terpadu . Reformasi Birokrasi akan sulit terwujud bila tata kelola pemerintahan masih terdapat peluang terhadap praktik-praktik Kolusi , Korupsi dan Nepotisme (KKN). a.

b. c. d.

e.

Penyusunan Pedoman Inspektorat Jenderal sebagai quality assurance dan consulting.

Peningkatan Pendampingan Pelaksanaan SPIP

Penguatan peran Tim Konsultasi Pengadaan Barang dan Jasa

Pembinaan, Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan dengan ruang lingkup:

1) Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat 2) Pembinaan teknis penyelesaian Tindak Lanjut

Laporan Hasil Audit

3) Pembinaan Satuan Pemeriksa Internal (SPI ) Satker BLU

Pengawasan program prioritas Kementerian Kesehatan yaitu : Jamkesmas, Jampersal dan BOK .

' \

• I

Dalam rangka mendukung terlaksananya Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan , Inspektorat Jenderal (ltjen) dapat berkontribusi nyata dalam mengawal dan memastikan jalannya proses Reformasi Birokrasi. Hal tersebut diwujudkan dalam peningkatan peran Inspektorat Jenderal dalam memberikan keyakinan atas pencapaian tujuan Kementerian Kesehatan , sekaligus sebagai sistem peringatan dini (early warning system) terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang terjadi karena kelemahan sistem maupun akibat tindak pelanggaran individu.

Inspektorat Jenderal telah melakukan perubahan paradigma dari Institusi yang semula hanya berperan sebagai Watchdog, saat ini bertambah perannya menjadi konsultan dan Quality

16

Kebijakan Pengawasan Inspektorat lendercil Kemenkes 2013

(19)

f. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi seca ra Online

g. Penguatan Pengawasan Akunta bilitas Aparatur h. Penyusunan Profil Pengawasan Itjen Kemkes RI i. Penerapan Zona Integritas dan WBKIWBBM

3. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM Pengawasan

Dalam upaya peningkatan kuantitas dan kualitas serta profesionalisme SDM pengawasan Itjen dilakukan melalui : a. Rekruitmen SDM Pengawasan

b. Peningkatan Kapasitas SDM Pengawasan (Capacity Building)

c. Pendidikan dan Pelatihan Eksternal

d. Pen ingkatan Kompetensi SDM Perencanaan , Keuangan , Kepegawaian , dan Ketatausahaan

e. Pembinaan Administrasi Kepegawaian

f. Retensi , Klasifikasi , Registrasi , dan Penerapan Sistem Kearsipan

g. Pen gembangan Sistem Informasi Manajemen

4. Perencanaan Program Pengawasan Lintas Program

Dan Lintas Sektor

a. Penyusunan Program dan Rencana Kerja Pengawasan b. Rapat Kerja Pengawasan

c. Rapat Koordinasi Pengawasan

d. Kerjasama lintas program dan lintas se ktor bidang pe ngawasan

e. Pengumpulan Bahan Awal Pengawasan

f. Pen yusunan , Pengolahan dan Analisa Data sebagai upa ya pelaksanaan tertib admin istrasi yang dilakukan secara berkala (bulanan , triwulanan dan tahunan )

Ke bijokon Pengo wason Ins jJektorat Jenderol Kem enkes 2013

(20)

5. Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

Untuk meningkatkan Tlndak Lanjut Hasil Pengawasan Aparat Pengawasan Fungsional (APF) yang belum di tindaklanjuti maka dilakukan langkah-Iangkah percepatan

エゥョ、。ォャ。セオエウ・「。ァ。ゥ「・イゥォオエ@ Z@

a. Evaluasi Hasil-Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut

LAMPIRAN

b. Pemuktahiran Hasill Pengawasan dengan APF c. Meningkatkan Upaya Penyelesaian Tindak Lanjut d. Mendorong penyelesaian hasil pengawasan yang tidak

dapat ditindaklanjuti

6. Pengembangan Komunikasi dan Informasi Pengawasan

KEPUTUSANINSPEKTURJENDERAL

Salah satu penunjang kelancaran pelaksanaan dan

peningkatan pengawasan adalah dengan tersedianya

.KEMENTERIAN KESEHAT

AN

RI

informasi-informasi pengawasan melalui :

nomor

セ@

ZhkNPRNPSOiNQOWUSRQャPQQ

a. Sarana informasi Itjen yaitu melalui Website Itjen Kemenkes yang terus di update

TENTANG

b. Pengembangan dan update software, hardware Sistem

Informasi Manajemen (SIM)

KEBIJAKAN PENGAWASAN

c. Majalah Inforwas sebagai media komunikasi internal

INSPEKTORATJENDERAL

dan eksternal Inspektorat Jenderal

d. Peningkatan penyebarluasan informasi pengawasan

KEMENTERIAN KESEBATAN RI

melalui media elektronik dan media cetak (leaflet,

brosur, banner, poster, bl.lku saku dll)

. TABUN2013

Kebijakan Pengawasan InspektoratJenaeral Kemenkes 2013

(21)

Ketiga Kebijakan Pengawasan sebagaimana dimaksud Diktum Ked ua aga r digun ak an sebagai pedoma n dalam pelaksanaan pengawasan oleh aparatur pengawasan di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI ;

Keempat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 27 Desember 2012 Inspektur Jenderal,

(r1\

hi Prayudha Ishak Djuarsa 195410011983111001

BAB III

INDIKATOR KINE RJA

Inspektorat Jenderal telah menetapkan indikator kinerja dan target yang harus dicapai pad a tahun 2013 berdasarkan Rencana Aksi Program (RAP) Inspektorat Jenderal 2010-2014 . Adapun indkator yang telah ditetapkan meliputi: program dan kegiatan prioritas, sasaran, indikator outcome, indikator output serta target sebagai berikut :

Ne

,

PROGRAM I KEGIATAN

P eni ngka t a n Pen g3wsan dan Akunta billtas Aparatur Kementerlan Kes e hatan

IPc ngnwasan dan pemb ,naa n pelaksa naan kebljaka n Ditjan BUlB Upaya Koseh ol an da n Sekrel ana l Je nderul

'fJogawnsan dan pemn.I'\o.'\an pltll.<'tils.nnaft " keb lja kn n Ollie" a,n a GlzJ dan KosoN.. tan lOU dan A,n.o k tUm In !lpok tor;:u j HGャooエGhQセ@

3 i@ pHAョセf ャ|ᄋN セョ d an pembmaan polak sanaan ketwJ a k BI"I D'lJen P P & PL <ja n B a ltlba ngkes

d IPcl\ga...Mt-l Md;1n ".·mbttutan pe l,"lk $Onaan k o tHlak;'"ln Onjon Gtn a K HI:;u ma"':.trl 、 セ uャ@ A l kos d;:m 。セ 、 lャiQ@

P P SD MK

セ i pHエョァGuエNオエ、Lエ@ d nn in... ・Mウuァセgj@ kjjalJ!i k a8\Js yang burlndlk;J'S1 moruytk an '1egaru dnn mongt ranlWl l keliil1C8fSn l u g a s dan ヲオョ ァ セ ゥ@

K fl mElntemm K n seltntn t1

Ot.kUllqrtll Irmmtjenlt1f1 dLln riola ksanll8n tuga& lekniS kl· n nya iJdtl.. proyhun P1wl'nglo:{II'11l P ongn w3$OJ1 dan AkuntOblllld-6 AO<imhJJ Komunl erio" K o.sefu'IUln

OUTCOME I OUTPUT

Meningkatnya pengawsan dan akuntabilitas aparatur K e menterian Kesehatan

M e n ,ngk atny a p e ngaw asan dan pem b inaan peia ksanaan kOblJa kan D illen 8 ina U paya Ke sehalan dan Sekm tanat Jenderal

m ・ョセイャァt。エョケsQャャ@ pong4'W8!t.an (1tm

i@ mGj ュ 「Iョ セ ッ Gャ@ p"laksan;l a n ォ・ 「|jセ ォ \ャョ@

l'M/on aiM Gql dan Kosf,)h(t\N1

Ib\.I d il O Anall. d im I n ....poktom t Jarwerat

i m ・NBLョァォ。ャNャャ I セ@ ー・ ョ ァ。セBBS ウ。ョ、。ョ@

pem binaa n p-eFaxsa n aa n ke blJ3 kan

d イエj セ ョ@ PP & PL d ."ln B;:tlltba!1gkes

IM6flln9 k[l ltWO DOfl9""w.-I"l.lln dan 1}CImt;>llliJOC,l ー・ャッN ャッN ウNeャョ セQョ ョ@ keblJllrkstl

ャ Gj ゥ ャェ G セ ョ@ Ehra-.<r K l;lkumo:;o&."1n d :1n aイ ォ q セ@

d,an 。セFョ@ P PSor...1K

m セャ ャ ョケ |エ o ャ ョGヲ N Q@pangu5utr.m dan .moBsllgB51 k asus-kasus yang

「・ ョョ、ャセゥ@ m eruglk3n neg ara dan m eng hamba t k alan cam n. tugas dnn fung sa k ・ イョ ・ ョ ィ セイQ。ョ@

K e.sat18ta n

m iBャNョァセ ャ@ fGャカエエ@ dukungal"l rnana Jomon d an pelak&a.nauF'l lugas Ic l(.nis loIinny a p ada P rogra m P eningkClli:Jfl Peng awasan dan

a ャッL オョエ。「、 イエ \NNャセ@ Apa ratur Ke menterla/l Keseha tan

INDIKATOR TARGET

2013

Perse nlase unit kerja yang m e n e r apka n 7 5 admlnlstrasi yang akuntabe l

t. Jurnlilh Satuan KOIJ9 d i llngirungiin DilJen B illa Upaya Ke seha ton d an S AIJEm yang dl8valua sl laporan ...'narJa d.an keua ngarmya untuk memperoleh optnl waJar Tllnpa Pengccualw n (WTP) 2 . Persa n ta se te moa ll la peran h asll

pengawa san yang dJlind aklan}tl ti

1 J umleh S3tU:ln K arja d. flngkungAn

oAャjセ イ|@ 8'1'\8 G<z; d arl kセ ィ [ャエbB@ Ibu dan Arlok 、セョ@ IIje" セョァ@ H ャi ヲョGSィN iNHャ sセ@ lapo4'on klnet1Q diln kdu(lngonnya unl1tk mampetOlfth opinl Wajar , Iln pa lJ"enqC!CUAlian (WTP) 2 . p セ ョ wUP@ tctnuan laporon ィ。セG@

pc ng ilws aan yung d,lin!1il \d <ln jIJU

t . Jumlah Satoan Keqa d l flngkllngan D ilJe n P P &. PL dan Balllbang ks'S yang dieva lua sl ts poran kln erjtt 、セョ@

keu3nga nnya unl uk memperoteh oprni 'liVaja r Ta npa P en gecualia n (W TP J 2. Porsenlase lem uan 18 po ran ィセ ウ ェ@ ャ@

ー・ ョァ 。キ 。ァセ ゥiャ@ ya ng d l l rfldakla nj ull 1 Jliml " h SilItufJn Ket1a di llngll.u ngan

D itto n Blna kッェHャイュjエセッョ@ dnn AJkes datI

b セエi[ オL@ PPSO M K y:""l n.g d le...."luo$l I::'por:)11

ォ ャ@ L I・セ ッ@ dan kOlJOngonnyn Unh JIt. m e mpiHOI Qtl opul l Wap1t· f.A ro pi1 POflge(:uf;)ilan H w t p セ@

J: . P t31Mn W-,.. G セュ ャj セョ@ f;q)(),an h as-II

セョアャャキ Nャ セ A@Q@Q@ ylltt\l 、ャ エ GュエBォャャIエャ j セエゥ@

1 Pe-r'!;.()fl tOR! penQu!-utun don iョ セエャァ。ウゥ@

k a-sus·k.85U1i ya n g benndflot..aSI m aruglkan ne g ara dan rnen ghamb 31 kelanc.ara n lugas dan fu ngs.f Kemenlerton K 6'5-ehalan

? J umtoh NS PK l (:n l!\I)9 pemefi k SJln n 1II"JI;o-s\'-o a !l1 Win!) tl "I'"!I;lplo." n

1. P Cl5llntaM Nasll pcm\lMktw"tlrl ィB、NNLセ@

hlnJu t hastl p onoaws.s.an

2 P erscn ta se uml keq;:.1 yang m enorapka n S PIP

3. JIJIT"I"lh rullCiJf"lg31) wgu ta.... d "n litllndar

y;l ng dial:.u r'l

' 90 4 5 130 70 110 70 60 1;0 70

I"

Kebljakan Pengawasan Inspektorat lenderal Kemenkes 2013

70

7 0

(22)

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 20 Tahun 2010 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2010-2014 ; 10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

1144/MENKES/PERNlII/2010 tentang Orga-nisasi  dan  Tata  Kerja  Kementerian  Kesehatan ; 

11.   Keputusan  Menteri  Kesehatan  RI  Nomor  238/Menkes/SKlIV/2009  tentang  Pelak-sanaan  Sistem  Pengendalian  Intern  Pemerintah  di  lingkungan  Departemen  Kesehatan  RI ; 

12.   Instruksi  Menteri  Kesehatan  RI  Nomor  234/Menkes/iMSIII/2005  tentang  Pelak-sanaan  Tindak  Lanjut  Hasil  Pengawasan  Aparat Pengawasan  Intern  Pemerintah ;  13.  Surat  Edaran  Menteri  Pendayagunaan 

Aparatur  Negara  Nomor 

SE/02/M.PAN/01/2005 tentang  Pelaksanaan 

Tindak  Lanjut  Hasil  Pengawasan  Aparat  Pengawasan  Intern  Pemerintah ; 

MEMUTUSKAN

Menetapkan 

Pertama   KEPUTUSAN  INSPEKTUR  JENDERAL 

KEMENTERIAN  KESEHATAN  TENTANG 

KEBIJAKAN  PENGAWASAN  INSPEKTORAT  JENDERAL  KEMENTERIAN  KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA TAHUN  2013; 

Kedua   Kebijakan  Pengawasan  Inspektorat  Jenderal  Kementerian  Kesehatan  Tahun  2013  sebagaimana  dimaksud  Diktum  Pertama  tercantum  dalam  lampiran  keputusan  ini; 

Kebijakan Pengawasan Inspektora t lenderal Kemenkes 2013

(23)

Mengingat

huruf b, perlu ditetapkan Keputusan Inspektur Jenderal Kemenkes RI tentang Kebijakan Pengawasan Tahun 2013.

1. Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 2. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang RII Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ; 5. Peraturan Presiden RI Nomo r 81 T ahun

2010 tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi Tahun 2010-2025;

6. Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

PER/03/M.PAN/02/2006 tentang Kebijakan

Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah tahun 2006;

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M .PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;

BAB IV

PE NUTUP

Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 merupakan arah pelaksanaan kegiatan pengawasan Inspektorat Jenderal Kemenkes tahun 2013. Selanjutnya kebijakan pengawasan tersebut dijabarkan dalam kebijakan pengawasan 2013 Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan untuk diimplementasikan oleh jajaran Organisasi I nspektorat Jenderal.

Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 ini diharapkan menjadi acuan semua pihak di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan kinerja dan akuntabilitas bagi terwujudnya Kementerian Kesehatan yang bersih, bebas dari koru psi , kolusi , dan nepotisme.

Pad a akhirnya Kebijakan Pengawasan ini diharapkan dapat diimplementasi melalui berbagai program dan kegiatan dalam rangka tercapainya visi dan misi Kementerian Kesehatan RI.

Jakarta, 27 Desember 2012

Inspektur Jenderal

セ|@

Yt..¥Jhi Prayudha Ishak Ojuarsa

NIFt. 19541001 198311 1001

Kebijakan Pengo wason Inspektorat Jenderal Kemenkes 2013

(24)

KEPUTUSANINSPEKTURJENDERAL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK IINDONESIA

NOM OR : HK.02.03/1.1/7532/2012 TENTANG

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2013

INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Menimbang a. Bahwa dalam rangka menjamin terlaksananya penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di bidang kesehatan secara efektif dan efisien sebagai upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan percepatan pemberantasan KKN perlu adanya pengawasan yang profesional dan akuntabel b. Bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan serta untuk meningkatkan kualitas pengawasan program pembangunan kesehatan diperlukan kebijakan pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan

(25)

5. Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

Untuk meningkatkan Tlndak Lanjut Hasil Pengawasan Aparat Pengawasan Fungsional (APF) yang belum di tindaklanjuti maka dilakukan langkah-Iangkah percepatan

エゥョ、。ォャ。セオエウ・「。ァ。ゥ「・イゥォオエ@ Z@

a. Evaluasi Hasil-Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut

LAMPIRAN

b. Pemuktahiran Hasill Pengawasan dengan APF c. Meningkatkan Upaya Penyelesaian Tindak Lanjut d. Mendorong penyelesaian hasil pengawasan yang tidak

dapat ditindaklanjuti

6. Pengembangan Komunikasi dan Informasi Pengawasan

KEPUTUSANINSPEKTURJENDERAL

Salah satu penunjang kelancaran pelaksanaan dan

peningkatan pengawasan adalah dengan tersedianya

.KEMENTERIAN KESEHAT

AN

RI

informasi-informasi pengawasan melalui :

nomor

セ@

ZhkNPRNPSOiNQOWUSRQャPQQ

a. Sarana informasi Itjen yaitu melalui Website Itjen Kemenkes yang terus di update

TENTANG

b. Pengembangan dan update software, hardware Sistem

Informasi Manajemen (SIM)

KEBIJAKAN PENGAWASAN

c. Majalah Inforwas sebagai media komunikasi internal

INSPEKTORATJENDERAL

dan eksternal Inspektorat Jenderal

d. Peningkatan penyebarluasan informasi pengawasan

KEMENTERIAN KESEBATAN RI

melalui media elektronik dan media cetak (leaflet,

brosur, banner, poster, bl.lku saku dll)

. TABUN2013

Kebijakan Pengawasan InspektoratJenaeral Kemenkes 2013

(26)

KEPUTUSANINSPEKTURJENDERAL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK IINDONESIA

NOMOR: HK.02.03/1.1/7532/2012

TENTANG

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2013

INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Menimbang a. Bahwa dalam rangka menjamin terlaksananya penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di bidang kesehatan secara efektif dan efisien sebagai upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan percepatan pemberantasan KKN perlu adanya pengawasan yang profesional dan akuntabel b. Bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan serta untuk meningkatkan kualitas pengawasan program pembangunan kesehatan diperlukan kebijakan pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan

(27)

Mengingat

huruf b, perlu ditetapkan Keputusan Inspektur Jenderal Kemenkes RI tentang Kebijakan Pengawasan Tahun 2013.

1. Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 2. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang RII Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ; 5. Peraturan Presiden RI Nomo r 81 T ahun

2010 tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi Tahun 2010-2025;

6. Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

PER/03/M.PAN/02/2006 tentang Kebijakan

Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah tahun 2006;

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M .PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;

BAB IV

PE NUTUP

Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 merupakan arah pelaksanaan kegiatan pengawasan Inspektorat Jenderal Kemenkes tahun 2013. Selanjutnya kebijakan pengawasan tersebut dijabarkan dalam kebijakan pengawasan 2013 Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan untuk diimplementasikan oleh jajaran Organisasi I nspektorat Jenderal.

Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 ini diharapkan menjadi acuan semua pihak di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan kinerja dan akuntabilitas bagi terwujudnya Kementerian Kesehatan yang bersih, bebas dari koru psi , kolusi , dan nepotisme.

Pad a akhirnya Kebijakan Pengawasan ini diharapkan dapat diimplementasi melalui berbagai program dan kegiatan dalam rangka tercapainya visi dan misi Kementerian Kesehatan RI.

Jakarta, 27 Desember 2012

Inspektur Jenderal

セ|@

Yt..¥Jhi Prayudha Ishak Ojuarsa

NIFt. 19541001 198311 1001

Kebijakan Pengo wason Inspektorat Jenderal Kemenkes 2013

(28)

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 20 Tahun 2010 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2010-2014 ; 10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

1144/MENKES/PERNlII/2010 tentang Orga-nisasi  dan  Tata  Kerja  Kementerian  Kesehatan ; 

11.   Keputusan  Menteri  Kesehatan  RI  Nomor  238/Menkes/SKlIV/2009  tentang  Pelak-sanaan  Sistem  Pengendalian  Intern  Pemerintah  di  lingkungan  Departemen  Kesehatan  RI ; 

12.   Instruksi  Menteri  Kesehatan  RI  Nomor  234/Menkes/iMSIII/2005  tentang  Pelak-sanaan  Tindak  Lanjut  Hasil  Pengawasan  Aparat Pengawasan  Intern  Pemerintah ;  13.  Surat  Edaran  Menteri  Pendayagunaan 

Aparatur  Negara  Nomor 

SE/02/M.PAN/01/2005 tentang  Pelaksanaan 

Tindak  Lanjut  Hasil  Pengawasan  Aparat  Pengawasan  Intern  Pemerintah ; 

MEMUTUSKAN

Menetapkan 

Pertama   KEPUTUSAN  INSPEKTUR  JENDERAL 

KEMENTERIAN  KESEHATAN  TENTANG 

KEBIJAKAN  PENGAWASAN  INSPEKTORAT  JENDERAL  KEMENTERIAN  KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA TAHUN  2013; 

Kedua   Kebijakan  Pengawasan  Inspektorat  Jenderal  Kementerian  Kesehatan  Tahun  2013  sebagaimana  dimaksud  Diktum  Pertama  tercantum  dalam  lampiran  keputusan  ini; 

Kebijakan Pengawasan Inspektora t lenderal Kemenkes 2013

(29)

Ketiga Kebijakan Pengawasan sebagaimana dimaksud Diktum Ked ua aga r digun ak an sebagai pedoma n dalam pelaksanaan pengawasan oleh aparatur pengawasan di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI ;

Keempat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 27 Desember 2012 Inspektur Jenderal,

(r1\

hi Prayudha Ishak Djuarsa 195410011983111001

BAB III

INDIKATOR KINE RJA

Inspektorat Jenderal telah menetapkan indikator kinerja dan target yang harus dicapai pad a tahun 2013 berdasarkan Rencana Aksi Program (RAP) Inspektorat Jenderal 2010-2014 . Adapun indkator yang telah ditetapkan meliputi: program dan kegiatan prioritas,

Referensi

Dokumen terkait

Toraja Utara Cukup Besar Di Dalam Pelaksanaan RPIJM terhadap instansi Unit kerja Bidang Cipta Karya. Dukungan Pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam

condong untuk memiliki “Idenititas Korporat” sendiri, misal ketika di Arab saat menjalankan ibadah Haji bagi umat Islam, maka yang sama- sama berasal dari Indonesia akan

Dalam penciptaan karya lukis ini menggunakan media yang mampu menjadi perantara untuk mengkomunikasikan isi pesan dari konsep karya pencipta, yaitu penggunaan motif Candi

Dalam hal suatu wilayah belum bisa memenuhi tahap regional, pemilihan lokasi TPA sampah ditentukan berdasarkan skema pemilihan lokasi TPA sampah ini dapat

Kesimpulan hasil penelitian mengenai upaya konservasi satwa liar studi kasus di RPH Kepoh, BKPH Selogender, KPH Randublatung Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah pada

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui kebijakan hutang dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara ability dengan consumer loyalty, artinya untuk mendapatkan consumer loyalty nilai ability harus ditingkatkan

Setelah melakukan analisis, tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti berpedoman pada NDLC adalah tahap perancangan (desain). Adapun tools yang digunakan dalam