• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1509000097Bab 12 Aspek Kelembagaan Kab Toraja Utara RPI2JM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1509000097Bab 12 Aspek Kelembagaan Kab Toraja Utara RPI2JM"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

BAB

12

ASPEK

KELEMBAGAAN

KABUPATEN

TORAJA

UTARA

12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Tujuan nasional dari pembentukan pemerintahan adalah melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia. Kemerdekaan yang telah diraih harus

dijaga dan diisi dengan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

serta dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Salah satu

kebijakan lain yang diambil oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan

cita-cita dan tujuan nasional tersebut adalah dengan melaksanakan

desentralisasi dan otonomi daerah.

Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan di daerah, komponen

desentralisasi tersebut harus diaktualisasikan secara bersama-sama dan

satu dengan lainnya harus saling mendukung. Tujuan dari pelaksanaan

desentralisasi adalah untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik

dan menciptakan proses pengambilan keputusan publik yang lebih

demokratis. Sebagai sebuah proses, pelaksanaan desentralisasi di

Indonesia bersifat dinamis dan telah dilakukan sejak tahun 2001.

Perkembangan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

daerah yang telah dilaksanakan selama ini yang meliputi: perkembangan

pencapaian kelembagaan pemerintah daerah, aparatur pemerintah

daerah, kerjasama antar daerah, dan pembentukan daerah otonom baru.

Selain itu pada bab inipun akan dibahas mengenai garis besar

pencapaian pembangunan daerah yang dilihat dari sudut pandang

(2)

XII - 2

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

kawasan khusus dan daerah tertinggal, dan perkembangan pembangunan

perkotaan dan perdesaan.

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai

hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai

motor penggerak RPIJM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3

komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya

manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi

yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang

menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan

sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut.

Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan

terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan

sebagai satu kesatuan.

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam

pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada

pemerintahan kabupaten Toraja Utara.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi

seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala

Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi

perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah. Dasar

utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi

adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi

(3)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya

mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah,

cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis

dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah

dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan

yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh

karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi

masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum

merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan

pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap

pemerintah kabupaten Toraja Utara. PP 38/2007 ini juga memberikan

kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten untuk

melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat

dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi:

(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah

urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan

daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan

dengan pelayanan dasar.

(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara

lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum

merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,

sehingga penyusunan RPIJM sebagai salah satu perangkat

pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi

(4)

XII - 4

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang

Organisasi Daerah

Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina

Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU

merupakan perumpunan

urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri

dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri

dari 3 subbagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3

seksi.

Gambar 12.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN

2010-2014

Dalam Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan

kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya

penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas

sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran,

serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan

aparaturnya.

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah

ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan

(5)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

(SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan

pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah,

seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam

memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat

SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung

upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010

Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan,

Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah

Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada

pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan

secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan

pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan

mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan,

penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah

daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta

Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan

adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan,

ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu

dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi

pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

 Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi

(6)

XII - 6

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka

reformasi birokrasi;

 Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi:

penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang

dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

 Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi:

restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja

yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik,

kepagawaian dan diklat;

 Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan

tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan

e-government;

 Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan

sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan,

penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu

berdasarkan kompetensi;

 Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

 Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja

organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

 Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan

pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

(7)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 12.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU

2010-2014 Cipta Karya

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan

Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke

dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga

pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk

melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya

perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas

kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif

gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan

masing-masing.

Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya

(8)

XII - 8

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Keciptakaryaan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan

kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG,

demikian pula di dalam pengelolaan RPIJM Bidang Cipta Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010

Tentang Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar

bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota.

Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada

Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan

tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang kePU-an,

khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam

dokumen RPIJM.

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung

jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU,

sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan

pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan

dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh

instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik

provinsi maupun kabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang

Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam

penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum

penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda).

Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan

Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar

(9)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah

sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat.

SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai

dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman

perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan,

seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan,

persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman

Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja

Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi

pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban

kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan

kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban

kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan

ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan

perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi

penyediaan pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk

mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan

perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang

pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada

sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif

untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya

(10)

XII - 10

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

12.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

Kelembagaan daerah di Kabupaten Toraja Utara terkait erat dengan

pelaksanaan program pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya

yang fungsi kinerjanya dilakukan melalui suatu koordinasi baik secara

vertikal maupun horisontal intensif untuk tujuan sinkronisasi di dalam

pelaksanaan program dengan instansi-instansi terkait. Untuk itu,

peningkatan dari kapasitas kelembagaan diperlukan dalam pelaksanaan

pembangunan agar kegiatan investasi pengembangan infrastruktur dapat

terjamin keberlanjutannya secara optimal.

Peran dan hubungan atas keterlibatan unsur pemerintahan seperti

Bappeda, Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Tarkim), PDAM Toraja

Utara, swasta dan masyarakat diperlukan agar pelaksanaan program

menjadi satu kesatuan dengan pelaksanaan program lainnya.

Pembentukan perangkat daerah didasarkan pada urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib dan

urusan pilihan dengan memperhatikan kebutuhan, kemampuan keuangan,

cakupan tugas, kepadatan penduduk, potensi, karakteristik serta sarana

dan prasarana. Penataan organisasi perangkat daerah ini dilakukan

melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku serta didukung oleh ketersediaan

sumberdaya manusia yang memadai, sehingga fungsi pelayanan yang

terdapat dalam urusan yang menjadi kewenangannya dapat terlaksana

secara lebih optimal.

Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting

kelembagaan Pemerintah kabupaten Toraja Utara yang menangani

bidang Cipta Karya.

12.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari

Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud

(11)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

yang menangani bidang Cipta Karya. Kondisi dari keorganisasian bidang

cipta karya Kabupaten Toraja Utara meliputi 1) Peraturan Daerah yang

menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten

Toraja Utara; 2) Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten

Toraja Utara saat ini; 3) Gambaran struktur organisasi instansi yang

menangani urusan bidang Cipta Karya saat ini; dan 4) Penjelasan tentang

tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya dalam Struktur Organisasi

Pemerintah Kabupaten Toraja Utara.

Pembahasan kelembagaan tertuang didalam Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2007Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741

dan Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Toraja Utara. Uraian

tugas pokok dan fungsi dari susunan dan struktur Pemerintah Daerah dan

tata kerja dinas lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Toraja Utara

sebagai penyelenggara pemerintah, pembangunan dan pelayanan umum

masyarakat mengacu kepada Peraturan Bupati Toraja Utara.

Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Toraja Utara

saat ini dapat dilihat pada gambar 12.3 dan 12.4 sebagai berikut:

Gambar 12.3 Diagram Keterkaitan Antar Lembaga

Dinas Tata Ruang dan Permukiman

BUPATI TORAJA UTARA

Bidang Tata Bangunan

Dan Permukiman Bidang

Tata Ruang Bidang

Pengawasan

(12)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 12.4 Struktur Pemerintahan Kab Toraja Utara

Kecamatan

Staf Ahli Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik

 Staf Ahli Bidang Sosial dan SDM

 Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Dinas Tata Ruang dan Permukiman Dinas Dukcapil

Dinas Pertanian dan Perikanan Dinas Peternakan

Dinas Perhubungan dan Kominfo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Dinas Perindustrian, Perdangan, Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Pertambangan dan Energi

 

LEMBAGA TEKNIS

Inspektorat Daerah Bappeda

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik BPMPL

BKPPK

Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Badan Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup Satpol PP dan Linmas

(13)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

12.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagaimana ditetapkan dalam Program Reformasi Birokrasi,

penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk

peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu

dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat

daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan

dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan

produktifitas dan kinerja.

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang

keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai

dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi

dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu

dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di

dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan

kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau

duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin

keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan

di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah

Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing

instansi pemerintah bidang keciptakaryaan.

Di dalam pelaksanaan/implementasi RPIJM Bidang Cipta Karya di

Kabupaten Toraja Utara melibatkan banyak komponen kelembagaan

sehingga terjalin koordinasi dan sinkronisasi program/kegiatan di bidang

keciptakaryaan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga.

Kapasitas dan kewenangan instansi dalam kerangka mendukung

RPIJM menjadi sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang

harus dipikul dalam menjalankan roda pengelolaan yang biasanya tidak

(14)

XII - 14

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

kelembagaan bidang PU/Cipta Karya memiliki posisi yang cukup penting

didalam implentasi program yang akan disepakati.

Aspek kelembagaan yang dimaksud dalam pelaksanaan RPIJM

bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Toraja Utara akan bertugas untuk

menjalaskan fungsinya melalui suatu koordinasi baik secara vertikal

maupun horisontal. Dengan demikian akan diperlukan koordinasi yang

intensif untuk tujuan singkronisasi didalam pelaksanaan program termasuk

didalamnya Bappeda, Dinas-Dinas dan PDAM. Oleh karena RPIJM ini

bersifat program jangka menengah, maka di perlukan peningkatan

kapasitas kelembagaan pemerintah baik kelembagaan masyarakat

maupun swasta yang terkait langsung dengan program yang akan

dilaksanakan.

Untuk meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki masyarakat

terhadap fasilitas yang akan dikembangkan perlu diperhatikan aspek

sosial budaya masyarakat setempat. Hal ini perlu untuk menghidari

terjadinya pertentangan tujuan antara kehendak pemerintah dan

masyarakat. Juga untuk menghilangkan kesan bahwa fasilitas yang

dibangun semata-mata untuk pemerintah, sehingga masyarakat tidak

peduli dengan keberhasilannya. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan

dan sosialisasi yang terus-menerus sebelum proyek dilaksanakan.

Masyarakat perlu dilibatkan pada setiap tahap kegiatan pembangunan,

mulai dari perumusan gagasan, perencanaan, pelaksanaan, sampai

operasi dan pemeliharaan.

12.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Kondisi dan potensi kelembagaan, khususnya yang terkait dengan

sumber daya manusia yang dimiliki oleh PU Bidang Cipta Karya

Kabupaten Toraja Utara. Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi,

penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari

(15)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan

kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta

Karya, yang dapat dilakukan, seperti dijelaskan pada tabel 12.1 mengenai

komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya di Kabupaten

Toraja Utara.

Tabel 12.1

Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten

Toraja Utara

No Tingkat Pendidikan

Jumlah Pegawai yang

Ada

Jumlah Pegawai yang Masih

Diperlukan

1 S-2 MM - -

2 S-2 MP - -

3 S-2 Sipil - -

4 S-1 Sipil - -

5 S-1 Planologi - -

6 S-1 Teknik Lingkungan - -

7 S-1 Administrasi Negara - -

8 S-1 Lain – lain - -

9 SMA - -

TOTAL - -

Sumber: Kab. Toraja Utara Tahun 2013

12.3 Analisis Kelembagaan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten

Toraja Utara disusun dengan mempertimbangkan aspek pendanaan dan

kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan yang akan

dilaksanakan dengan lembaga-lembaga struktural yang terkait dan

lembaga-lembaga non struktural seperti Tim, Unit Pelaksana Proyek,

Satgas dan sejenisnya.

Adanya permasalahan-permasalahan dalam pelayanan umum

pemerintahan yang menyebabkan belum optimalnya mutu pelayanan

publik seperti sistem pengawasan yang perlu ditingkatkan, kinerja aparatur

(16)

XII - 16

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

ketatalaksanaan yang belum memadai yang berimbas pada rendahnya

mutu pelayanan publik.

Adapun masalah dalam kelembagaan daerah antara lain:

 Pelaksanaan fungsi organisasi yang belum optimal seperti tugas dan

wewenang serta tanggung jawab instansi.

 Belum optimalnya upaya pelaksanaan penyelenggaraan RPIJM di

masing-masing Instansi.

 Kualitas sumber daya manusia yang tergolong rendah.

 Kuantitas sumber daya manusia yang ada belum mencukupi.

 Prasarana dan sarana fisik penunjang yang belum memadai.

 Implementasi pengetahuan teknis dan lainnya oleh sumber daya

manusia yang ada setelah mengikuti berbagai kegiatan pelatihan

belum optimal.

Untuk program pengembangan kelembagaan ini dibagi dalam 3 tahap

pengembangan yaitu :

1. Tahap Konsolidasi

Dalam tahap konsolidasi, kegiatan peningkatan koordinasi lembaga

baik itu lembaga vertikal maupun lembaga horizontal pada dinas atau

instansi sangat penting, penambahan aparat pada bidang atau seksi yang

terkait RPIJM sehingga kebutuhan aparat tercukupi, peningkatan kualitas

aparat terkait dengan penyusunan program atau pelaksanaan RPIJM,

melengkapi organisasi ekstrastruktural dan sebagainya.

Terciptanya kesinambungan penyusunan dan pelaksanaan program

sangat penting sehingga diperlukan adanya tim ahli yang memberikan

input terhadap pemerintah daerah dalam aspek pengembangan kota,

teknis, keuangan dan kelembagaan RPIJM yang bersifat in-house

consultant yang merupakan bantuan teknis dari Direktorat Bina Program

(17)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

2. Tahap Optimalisasi

Dalam tahap optimalisasi program berjalan terdapat kegiatan-kegiatan

seperti optimalisasi kinerja struktur organisasi dinas atau instansi terkait

keberlanjutan pelaksanaan program pembangunan, sehingga implikasi

optimalisasi kinerja tersebut baik itu mampu atau kurang mampu dalam

menangani program pembangunan dapat disempurnak an, penambahan

sumber daya manusia pada dinas atau instansi sehingga kebutuhan

sumber daya manusia tercukupi, peningkatan kualitas aparat yang

berkaitan dengan pelaksanaan program dan sebagainya.

3. Tahap Penyempurnaan

Dalam tahapan penyempurnaan terdapat kegiatan evaluasi atau uji

hasil terhadap pelaksanaan program pembangunan yang berjalan seperti

penggunaan hasil evaluasi pelaksanaan program untuk memperbaiki

pelaksanaan program yang belum optimal, merekomendasikan

penggunaan aparatur yang telah terlatih dalam menangani program untuk

tetap bekerja samapi akhir pelaksanaan program sehingga akan tercipta

organisasi yang baik, kualitas yang baik dan kuantitas yang mencukupi

dari segi aparatur khususnya dibidang perencana, bidang pelaksana dan

bidang pengawas, adanyan pelatihan-pelatihan teknis dan manajemen

untuk lebih meningkatkan kualitas aparatur.

12.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Secara umum masalah yang dihadapi di dalam pelaksanaan

pembangunan, khususnya Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten

Toraja Utara yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

 Organisasi belum sesuai dengan kapasitas kewenangan yang

dibutuhkan;

 Dukungan peraturan belum memadai;

(18)

XII - 18

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

 Manajemen pelayanan masih perlu ditingkatkan;

Adapun usulan program dalam rangka mengoptimalkan kelembagaan

Pemerintah Kabupaten Toraja Utara adalah :

 Pengembangan struktur dinas atau instansi terkait RPIJM.

 Menambah jumlah tenaga sarjana teknis untuk tugas membantu

pimpinan dinas dalam perencanaan dan pemrograman, pemantauan

dan supervisi.

 Mengikutsertakan para pimpinan dan staf terpilih pada dinas atau

instansi terkait dalam program pelatihan baik teknis maupun

manajemen.

 Sistem rapat koordinasi pembangunan (Rakorbang) merupakan cara

yang baik untuk pelaksanaan koordinasi antar dinas atau instansi

terkait, diluar itu dapat pula dilakukan pertemuan-pertemuan antar

sektor dalam bentuk lokakarya atau bentuk pertemuan lainnya.

 Melaksanakan perbaikan sistem, prosedur dan koordinasi dalam

perencanaan, pemrograman, pelaksanaan program dan proyek,

pemantauan, supervisi, evaluasi, operasi dan pemeliharaan

hasil-hasil proyek.

 Menambah sarana-sarana penunjang kelembagaan untuk lebih

memperlancar tugas pada dinas atau instansi terkait.

Uraian tugas pokok dan fungsi dari susunan dan struktur Pemerintah

Daerah dan tata kerja dinas lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Toraja

Utara sebagai penyelenggara pemerintah, pembangunan dan pelayanan

umum masyarakat mengacu kepada Peraturan Bupati. Prosedur tugas

yang menjadi acuan dalam pelaksanaan RPIJM di wilayah Kabupaten

Toraja Utara pada dasarnya dilakukan sepenuhnya oleh Dinas Tata

Ruang, Permukiman dan Perumahan Kabupaten Toraja Utara. Akan tetapi

koordinasi dengan instansi lain perlu dilakukan terkait dengan program

yang menjadi usulan. Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan

(19)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

dan implementasi program investasi bidang keciptakaryaan, memiliki

kewenangan dalam pengambilan keputusan dari proses perencanaan,

penganggaran dan hubungan antar instansi terkait, dalam melaksanakan

program/kegiatan yang telah dirumuskan dalam RPIJM.

12.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagai antisipasi kebijaksanaan strategi pengembangan fisik sosial

dan ekonomi maka aspek kelembagaan merupakan faktor penting dalam

pelaksanaan dan pengawasan strategi pengembangannya. Beberapa

kebijaksanaan dasar dalam strategi pengembangan kelembagaan :

 Peningkatan fungsi dan peran serta setiap unit perencanaan di

setiap tingkatan pemerintahan dan dinas-dinas/lembaga/instansi

beserta seluruh perangkat pemerintahan lainnya untuk menyamakan

persepsi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan

pengendalian program.

 Memacu peningkatan sektor-sektor dalam rangka merealisasikan

Kabupaten Toraja Utara sebagai salah satu PKW di Provinsi

Sulawesi Selatan.

Dengan rendahnya kualitas dan kapasitas aparatur sangat

mengurangi efektifitas kelembagaan pemerintah. Dengan rendahnya SDM

dalam kelembagaan dapat mengurangi efektifitas kerja dan banyak

kegiatan yang tidak dapat diselesaikan tepat waktu, sehingga keinginan

para investor untuk masuk ke Kabupaten Toraja Utara kurang berminat

apalagi faktor keamanan belum menjamin dalam pelaksanaan program.

Dengan masuknya berbagai investor dan pelaku usaha yang turut dan

ingin membantu, sangat besar memperhatikan kepada kualitas SDM pada

kelembagaan pemerintah daerah Kabupaten Toraja Utara.

Hal itu ditunjang dengan perkembangan dunia sekarang ini dan akan

(20)

XII - 20

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

tersendiri bagi lembaga pemerintah daerah untuk mempersiapkan

aparaturnya untuk mampu bersaing.

12.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Kelembagaan Non Pemeririntah seperti lembaga masyarakat dan

pihak swasta diberikan peran serta berupa dukungan aktif untuk ikut

terlibat langsung pada serangkaian proses RPIJM. Sehingga tercipta

keterpaduan dan keselarasan antara unsur pemerintah, masyarakat dan

swasta yang mana keselarasan dan keterpaduan tersebut akan

memperkuat sistem pembangunan guna mencapai tujuan pembangunan

daerah yang telah direncanakan.

Hal terpenting juga adalah meningkatkan keterlibatan dan rasa

memiliki masyarakat terhadap fasilitas yang akan dikembangkan perlu

diperhatikan aspek sosial budaya masyarakat setempat. Hal ini perlu

untuk menghindari terjadinya pertentangan tujuan antara kehendak

pemerintah dan masyarakat. Juga untuk menghilangkan kesan bahwa

fasilitas yang dibangun semata-mata untuk pemerintah, sehingga

masyarakat merasa tidak memiliki, dan tidak peduli dengan

keberhasilannya. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan dan sosialisasi

yang terus-menerus sebelum proyek dilaksanakan. Masyarakat perlu

dilibatkan pada setiap tahap kegiatan pembangunan, mulai dari

perumusan gagasan, perencanaan, pelaksanaan, sampai operasi dan

pemeliharaan.

Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan

kapasitas (capacity building) di bidang keciptakaryaan perlu disiapkan

sumber daya manusia (SDM) dari aparatur yang menangani bidang

keciptakaryaan tersebut. Peningkatan SDM dapat melalui pendidikan

formal maupun non formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus teknis

yang mendukung tugas pokok dan fungsi sehingga mendapatkan SDM

(21)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

peningkatan SDM ini perlu didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah

dalam peningkatan profesionalisme aparatur sehingga pelaksanaan

program yang tertuang dalam RPIJM dapat terlaksana sesuai dengan

tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan

kapasitas adalah :

 Pengembangan kapasitas bersifat multi-dimensional, mencakup

beberapa kerangka waktu; jangka panjang, jangka menengah, dan

jangka pendek,

 Pengembangan kapasitas menyangkut “multiple stakeholders”,

Pengembangan kapasitas harus bersifat “demand driven”, dimana

kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/luar, tetapi harus datang dari

stakeholdernya sendiri, dan

 Pengembangan kapasitas mengacu pada kebijakan nasional, seperti

RPJMN

Faktor utama untuk terwujudnya upaya pengembangan dan

peningkatan kapasitas yang berhasil adalah adanya komitmen dari

Pimpinan Pemerintah Daerah dan atau Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang

bersangkutan atas niatnya yang sungguh-sungguh untuk melakukan

program/proyek peningkatan kapasitas yang dimaksud, serta siap dengan

semua konsekuensinya.

Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) di

Kabupaten Toraja Utara sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti

perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Untuk meningkatkan SDM

dapat dilakukan melalui pemberian beasiswa untuk melanjutkan

pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan

sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam

(22)

XII - 22

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Dengan Pengembangan teknologi dan informasi dunia yang sangat

cepat dan ini perlu percepatan pula dalam menangkap dan meresponnya,

untuk itu sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus

dalam berbagai sektor bidang dan peningkatan pendidikan formal (dari

pendidikan SMA ke S-1, S-1 ke S-2) serta dukungan dari berbagai pihak

dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building)

masih sangat dibutuhkan.

12.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan

Lebih jauh analisis dan kajian permasalahan yang dihadapi dalam

aspek kelembagaan dapat dilakukan dengan melakukan analisis

organisasi dengan menggunakan model SWOT (Strenght, Weakness,

Opportunity, Threath). Analisis tersebut akan mengacu kepada tingkat

kebutuhan pada aspek kelembagaannya beserta perangkat

pendukungnya dalam penyelenggaraan program RPIJM yang jelasnya

adalah sebagai berikut :

Tabel 12.2

Matriks Analisis SWOT Aspek Kelembagaan

Strategi

(23)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

OPPORTUNITY (O )/

PELUANG STRATEGI S-O STRATEGI W-O

1. Dukungan

Pembiayaan Dari Pemerintah Pusat untuk menangani unit kerja Bidang Cipta Karya

2. Dukungan Pemerintah Provinsi Untuk perkotaan Kab. Toraja Utara yang berkelanjutan

3. Optimalisasi

sumber-sumber pendanaan daerah, partisipasi swasta dan masyarakat, untuk mendukung program Bidang Cipta Karya

1. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM

3. Efektifitas dan efisiensi di dalam penganggaran yang dibarengi dengan peningkatan pelayanan

THREATS (T) /

HAMBATAN STRATEGI S-T STRATEGI W-T

1. Globalisasi Ekonomi yang cukup kuat

2. Lemahnya koordinasi pelaksanaan program

3. Pembiayaan

Pembangunan yang Terbatas

1. Mengupayakan

peningkatan jiwa usaha bagi masyarakat untuk menggalang sumber-sumber pendanaan

2. Penegasan RTRW dan

rencana sektoral sebagai

alat pengendali

pembangunan di Kab. Toraja Utara

3. Penguatan struktur

kelembagaan Bidang Cipta Karya

4. melalui penegasan tugas dan fungsi masing-masing bidang.

1. Peningkatan dan pemberdayaan

manejemen PU/Bid. Cipta Karya Kab. Toraja Utara

2. Peningkatan koordinasi dan manajemen tata pemerintahan yang baik.

3. Peningkatan kapasitas

kelembagaan

masyarakat untuk mendukung

pelaksanaan program Bidang Cipta Karya

(24)

XII - 24

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

12.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan

Untuk program pengembangan kelembagaan ini dibagi dalam 3 tahap

pengembangan, yaitu :

a. Tahap Konsolidasi

Dalam tahap konsolidasi, kegiatan peningkatan koordinasi lembaga

baik itu lembaga vertikal maupun lembaga horizontal pada dinas atau

instansi sangat penting, penambahan aparat pada bidang atau seksi yang

terkait RPIJM sehingga kebutuhan aparat tercukupi, peningkatan kualitas

aparat terkait dengan penyusunan program atau pelaksanaan RPIJM,

melengkapi organisasi ekstra struktural dan sebagainya.

Terciptanya kesinambungan penyusunan dan pelaksanaan program

sangat penting sehingga diperlukan adanya konsultan yang memberikan

input terhadap pemerintah daerah dalam aspek pengembangan kota,

teknis, keuangan dan kelembagaan RPIJM yang bersifat in-house

consultant yang merupakan bantuan teknis dari Direktorat Bina Program

Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen PU.

b. Tahap Optimalisasi

Dalam tahap optimalisasi program berjalan terdapat kegiatan-kegiatan

seperti optimalisasi kinerja struktur organisasi dinas atau instansi terkait

keberlanjutan pelaksanaan program pembangunan, sehingga implikasi

optimalisasi kinerja tersebut baik itu mampu atau kurang mampu dalam

menangani program pembangunan dapat disempurnakan, penambahan

sumber daya manusia pada dinas atau instansi sehingga kebutuhan

sumber daya manusia tercukupi, peningkatan kualitas aparat yang

berkaitan dengan pelaksanaan program dan sebagainya.

c. Tahap Penyempurnaan

Dalam tahapan penyempurnaan terdapat kegiatan evaluasi atau uji

hasil terhadap pelaksanaan program pembangunan yang berjalan seperti

(25)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

pelaksanaan program yang belum optimal, merekomendasikan

penggunaan aparatur yang telah terlatih dalam menangani program untuk

tetap bekerja sampai akhir pelaksanaan program sehingga akan tercipta

organisasi yang baik, kualitas yang baik dan kuantitas yang mencukupi

dari segi aparatur khususnya dibidang perencana, bidang pelaksana dan

bidang pengawas, adanya pelatihan-pelatihan teknis dan manajemen

untuk lebih meningkatkan kualitas aparatur.

Adapun usulan program dalam rangka mengoptimalkan kelembagaan

Pemerintah Kabupaten Toraja Utara adalah:

 Pengembangan struktur dinas atau instansi terkait RPIJM.

 Menambah jumlah tenaga sarjana teknis untuk tugas membantu

pimpinan dinas dalam perencanaan dan pemrograman, pemantauan

dan supervisi.

 Mengikutsertakan para pimpinan dan staf terpilih pada dinas atau

instansi terkait dalam program pelatihan baik teknis maupun

manajemen.

 Sistem rapat koordinasi pembangunan (Rakorbang) merupakan cara

yang baik untuk pelaksanaan koordinasi antar dinas atau instansi

terkait, diluar itu dapat pula dilakukan pertemuan-pertemuan antar

sektor dalam bentuk lokakarya atau bentuk pertemuan lainnya.

 Melaksanakan perbaikan sistem, prosedur dan koordinasi dalam

perencanaan, pemrograman, pelaksanaan program dan proyek,

pemantauan, supervisi, evaluasi, operasi dan pemeliharaan

hasil-hasil proyek.

 Menambah sarana-sarana penunjang kelembagaan untuk lebih

memperlancar tugas pada dinas atau instansi terkait.

Rencana pengembangan kelembagaan pemerintah Kabupaten Toraja

Utara serta kapasitas dan kewenangan instansi untuk mendukung RPIJM

menjadi sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang harus

(26)

XII - 26

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

sederhana bahkan cendrung cukup rumit. Kondisi kelembagaan dalam

pelaksanaan dan implementasi program keciptakaryaan, jika dikaji secara

mendalam masih mengalami berbagai hambatan dan permasalahan.

Hambatan dan permasalahan yang dimaksud sebagai berikut :

 Struktur organisasi kelembagaan pada pemerintah Kabupaten Toraja

Utara belum sesuai dengan kapasitas kewenangan yang dibutuhkan

sesuai yang dipersyaratkan dalam peraturan pemerintah;

 Dukungan peraturan belum memadai;

 Terbatasnya dan relevansi sdm yang dimiliki dengan bidang tugas

belum terselenggara secara optimal;

 Manajemen pelayanan masih perlu ditingkatkan;

Sebagai antisipasi kebijaksanaan dan strategi pengembangan fisik,

sosial dan ekonomi maka aspek kelembagaan merupakan faktor penting

dalam pelaksanaan dan pengawasan khususnya dalam menjabarkan

strategi pengembangannya. Beberapa kebijaksanaan dasar dalam strategi

pengembangan kelembagaan yang akan dikembangkan di Kabupaten

Toraja Utara untuk mendukung pelaksanaan RPIJM 2014-2018 sebagai

berikut :

 Peningkatan fungsi dan peran serta setiap unit perencanaan disetiap

tingkatan pemerintahan dan dinas-dinas/lembaga/instansi beserta

seluruh perangkat pemerintahan lainnya untuk menyamakan

persepsi perencanaan tata ruang;

 Koordinasi didalam pelaksanaan program diawali dari perencanaan,

pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program secara berkala;

 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan SDM yang

menangani langsung pelaksanaan program melalui pelatihan dan

(27)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

12.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian

Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten Toraja Utara merupakan

institusi yang menangani penyusunan dan implementasi program investasi

Bidang Cipta Karya, memiliki kewenangan yang terbatas dalam

pengambilan keputusan dalam proses perencanaan, penganggaran dan

hubungan antar instansi terkait. Diusulkan untuk dibentuk satuan kerja

yang terdiri dari seluruh unit kerja terkait Bidang Cipta Karya, perencanaan

dan penganggaran Antara lain Dinas PU, Bappeda, Badan Pengelola

Keuangan Daerah. Untuk mendukung pelaksanaan program

keciptakaryaan Toraja Utara, maka diperlukan langkah-langkah koordinasi

sebagai berikut :

 Dalam hal penganggaran pelaksanaan program, maka Dinas Tata

Ruang, Permukiman dan Perumahan (bidang cipta karya) akan

berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

dan

 Dalam hal pelaksanaan program maka Dinas Tata Ruang,

Permukiman dan Perumahan (bidang cipta karya) Kab. Toraja Utara,

akan berkoordinasi dengan dinas/instansi yang terkait langsung

dengan pelaksanaan program.

Dalam upaya untuk mempermudah pelaksanaan koordinasi

perencanaan dan pengendalian program bidang Cipta Karya di level

Kabupaten/Kota, maka harus di bentuk Satgas Randal Kabupaten/kota

(Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya No. 11/SE/DC/2012

tentang Pedoman Pelaksanaan Perencanaan dan Pengendalian Bidang

Cipta Karya dan Surat Keputusan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan No. 650/386/Distarkim tanggal 31 Januari 2013 tentang

Pembentukan SATGAS RANDAL Kabupaten/Kota). Satgas Randal

Kabupaten/Kota sebaiknya beranggotakan dengan melibatkan

(28)

XII - 28

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

 Pokjanis Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur

Perkotaan (SPPIP);

 Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

Permukiman/Sanitasi (AMPL/Sanitasi) Kab/Kota;

 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kabupaten/Kota bidang

Cipta Karya;

 Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD)

Kab./Kota;

 Tim Koordinasi Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

(PPIP).

Adapun penjelasan dari masing-masing unsur Satgas Randal

Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :

1. Pokjanis SPPIP

Kelompok kerja teknis (Pokjanis) SPPIP bertugas terutama untuk

menghasilkan dokumen SPPIP dan Rencana Pengembangan

Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) di bidang permukiman.

Dokumen SPPIP dan RPKPP diperlukan dalam rangka meningkatkan

kualitas lingkungan permukiman melalui pengurangan luasan kawasan

kumuh, peningkatan kualitas penyelenggaraan penataan kawasan

permukiman dan peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman.

Dalam melakukan tugasnya Pokjanis SPPIP didampingi oleh tim

tenaga ahli, untuk menghasilkan dokumen SPPIP kemudian

dikonsultasikan kepada publik sebelum dirumuskan menjadi acuan

dalam merencanakan pelaksanaan pembangunan infrastruktur

permukiman perkotaan. Dokumen SPPIP dan RPKPP ini selanjutnya

menjadi acuan dalam penyusunan RPIJM Kab/kota, maka

keanggotaan Satgas Randal Kabupaten/kota harus melibatkan unsur

(29)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

2. Kelompok kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

Permukiman/Sanitasi (Pokja AMPL/Sanitasi) Kab/Kota.

Pokja AMPL/Sanitasi merupakan wadah bagi para pelaku yang

berkepentingan dalam penanganan masalah air minum dan sanitasi.

Fokusnya adalah menyusun Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

yang merupakan portofolio yang diperlukan dalam menarik investasi

sanitasi. Pemerintah daerah yang telah menyusun Buku Putih dan

SSK, terbukti berhasil meningkatkan investasi sanitasinya dengan

pelaksanaan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

(PPSP) di kabupaten/kota.

3. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD)

Adalah wadah koordinasi lintas sektor, lintas pemangku kepentingan

dalam rangka menanggulangi kemiskinan di tingkat kab/kota. TKPKD

kab/kota bertugas melakukan koordinasi dan mengendalikan

pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan di

kabupaten/kota sekaligus sesuai keputusan tim nasional. Anggota

TKPKD terdiri dari unsur: pemerintah ,masyarakat, dunia usaha, dan

pemangku kepentingan lainnya.

 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan organisasi

perangkat daerah yang bertugas dan bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi maupun tugas

pembantuan yang dilimpah sesuai dengan kewenangannya.

Dalam hal ini yang di maksud SKPD terutama yang

melaksanakan kegiatan berkaitan dengan bidang Cipta Karya di

daerah.

 Tim Koordinasi Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

(PPIP) Kab/kota adalah tim yang mengkoordinasikan dan

mengendalikan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan

(30)

XII - 30

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Kegiatan PPIP meliputi fasilitasi dan memobilisasi masyarakat

dalam melakukan identifikasi permasalahan kemiskinan,

menyusun perencanaan dan melaksanakan pembangunan

infrastruktur Perdesaan. Tujuan PPIP adalah untuk mewujudkan

peningkatan akses masyarakat miskin, dan kaum perempuan,

termasuk kaum minoritas terhadap pelayanan infrastruktur dasar

perdesaan berbasis pemberdayaan masyarakat dalam tata kelola

pemerintahan yang baik.

Guna memudahkan pelaksanaan koordinasi, akan sangat ditentukan

oleh struktur organisasi yang telah terbentuk dan upaya penyempurnaan

struktur organisasi Bidang Cipta Karya Kabupaten Toraja Utara sesuai

peraturan pemerintah yang berlaku. Struktur Organisasi Bidang Cipta

Karya Kabupaten Toraja Utara terdiri atas beberapa bidang dan seksi

yang masuk ke dalam Satuan Tugas Perencanaan dan Pengendalian

(SATGAS RANDAL) Kabupaten Toraja Utara. Adapun perincian SATGAS

RANDAL idealnya sebagai berikut :

1. Tim Pengarah, terdiri atas :

 Bupati Toraja Utara

 Wakil Bupati Toraja Utara

 Sekretaris Daerah Kabupaten Toraja Utara

 Kepala Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

 Asisten Administrasi Pembangunan

2. Satuan Tugas, terdiri atas :

Ketua : Kepala Bappeda dan Statistik

Sekretaris : Kepala Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan

Anggota :

 Kepala Badan Lingkungan Hidup

 Sekretaris Bappeda dan Statistik

 Kabid Fispra Bappeda dan Statistik

(31)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

 Kabag Penyusunan Program Setda

 Kepala Kantor Kebersihan

 Kepala Kantor Pemadam Kebakaran

 Direktur PDAM

3. Sekretariat, terdiri atas :

 Sekretaris Dinas Tarkim & Perumahan

 Kabid Penataan Bangunan & Lingkungan

 Kabid Perumahan & Permukiman

 Kabid Penataan Ruang & Program

 Kabid Pengawasan dan Penertiban

 Kasi Program Dinas Tarkim

 Kasi Bangunan Gedung Dinas Tarkim

Untuk mendukung peningkatan aspek kelembagaan terkait dengan

pelaksanaan program RPIJM, maka Dinas Tarkim & Perumahan

Kabupaten Toraja Utara akan berinisiatif dengan mengarahkan tugas dan

fungsi dari masing-masing lembaga/instansi terkait tersebut untuk

pelaksanaan dan pengelolaan serta pengembangan program kegiatan

RPIJM. Pengambilan kebijakan tersebut dilakukan agar tidak terjadi

tumpang tindih kegiatan dan tidak terjadi penumpukan program yang

kurang terarah pelaksanaannya sesuai dengan usulan program yang

dibuat.

12.4.2 Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan

Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan

kapasitas (capacity building) di bidang keciptakaryaan perlu disiapkan

sumber daya manusia (SDM) dari aparatur yang menangani bidang

keciptakaryaan tersebut. Peningkatan SDM dapat melalui pendidikan

formal maupun non formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus teknis

yang mendukung tugas pokok dan fungsi sehingga mendapatkan SDM

(32)

XII - 32

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

peningkatan SDM ini perlu didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah

dalam peningkatan profesionalisme aparatur sehingga pelaksanaan

program yang tertuang dalam RPIJM dapat terlaksana sesuai dengan

tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan

kapasitas adalah:

 Pengembangan kapasitas bersifat multi-dimensional, mencakup

beberapa kerangka waktu; jangka panjang, jangka menengah, dan

jangka pendek,

Pengembangan kapasitas menyangkut “multiple stakeholders”,

Pengembangan kapasitas harus bersifat “demand driven”, dimana

kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/luar, tetapi harus datang dari

stakeholdernya sendiri, dan

 Pengembangan kapasitas mengacu pada kebijakan nasional, seperti

RPJMN

Faktor utama untuk terwujudnya upaya pengembangan dan

peningkatan kapasitas yang berhasil adalah adanya komitmen dari

Pimpinan Pemerintah Daerah dan atau Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang

bersangkutan atas niatnya yang sungguh-sungguh untuk melakukan

program/proyek peningkatan kapasitas yang dimaksud, serta siap dengan

semua konsekuensinya.

Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan

mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, maka diperlukan evaluasi tata

laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta

pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi

ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toraja Utara,

khususnya di bidang Cipta Karya.

Format umum dalam rencana tindakan untuk peningkatan aspek

(33)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

pengambilan keputusan untuk mendukung pelaksanaan program kegiatan

RPIJM 5 (lima) tahun kedepan. Strategi tersebut dilakukan dengan

peningkatan fungsi dan peran dari setiap tingkatan pemerintahan,

dinas-dinas dan lembaga/instansi terkait lainnya untuk menjalankan tugas dan

fungsi sesuai dengan aturannya dalam bentuk koordinasi untuk

pelaksanaan program RPIJM dari proses awal hingga akhir.

Peningkatan kelembagaan dapat dilakukan dengan melakukan

perubahan struktur yang dianggap tidak efektif, sehingga pelaksanaan

pembangunan di berbagai sub bidang keciptakaryaan dapat berjalan

sebagaimana yang diharapkan.

Rencana tindakan untuk peningkatan aspek kelembagaan juga dapat

dilakukan dengan program pelatihan yang dilakukan oleh unit kerja Bidang

Cipta Karya, untuk peningkatan SDM yang lebih berkualitas dalam

mendukung pelaksanaan program RPIJM, yang sasarannya jelas agar

memudahkan aparat dari instansi terkait tersebut lebih memahami dan

memudahkan dalam pelaksanaan program RPIJM.

Organisasi pelaksana kegiatan fasilitasi penyusunan RPIJM unit

Bidang Cipta Karya Kabupaten Toraja Utara, terdiri dari :

 Satgas Pusat, didukung oleh Sekretariat RPIJM;

 Satgas Provinsi, didukung oleh Satker DJCK Provinsi dan Konsultan;

dan

 Satgas Kabupaten/Kota, didukung oleh Satker DJCK Provinsi dan

Konsultan.

Salah satu aspek yang menjadi usulan adalah upaya untuk melakukan

penguatan kelembagaan, khususnya pemerintah desa/kelurahan.

Berbagai upaya yang dilakukan dalam rangka penguatan kelembagaan

(34)

XII - 34

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

 Diharapkan lahirnya kader-kader masyarakat kota yang akan

memiliki kemampuan sebagai fasilitator kota yang memahami

tentang sistem dan mekanisme perencanaan partisipatif,

sebagaimana petunjuk Kepmendagri No. 66 tahun 2007 tentang

KPMD;

 Tersusunnya RPJM Kelurahan dan beberapa data base desa yang

sangat penting;

 Membentuk tim yang memiliki kemampuan manajerial pelaksanaan

pembangunan di kelurahan, dan memiliki kemampuan teknis tentang

administrasi pelaporan keuangan proyek;

 Memberikan penguatan kepada semua pelaku dalam bentuk

pelatihan-pelatihan, baik yang sifatnya konsepsional maupun

masalah-masalah teknis, dalam rangka mendorong pelaku untuk

lebih professional dalam menjalankan tupoksi.

12.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Relatif masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan

keterampilan dari aparatur / sumber daya manusia (SDM) yang

menangani / mengelola pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten

Toraja Utara. Peningkatan pendidikan formal para aparatur melalui kursus

singkat, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dalam penanganan

sarana dan prasarana Keciptakaryaan masih sangat dibutuhkan dalam

pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) sehingga

kualitas SDM semakin meningkat.

Juga masih terbatasnya SDM, prasarana dan sarana kerja yang

kondisi dalam jumlah yang terbatas serta pemanfaatan yang padat dan

terbatasnya ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey,

kendaraan operasional dan peralatan kantor menjadikan belum

(35)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) di

Kabupaten Toraja Utara masih sangat dibutuhkan untuk mengikuti

perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Pengembangan teknologi

dan informasi sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam

menangkap dan meresponnya, sehingga sangat diperlukan peningkatan

SDM personel kelembagaan yang terlibat di Kabupaten Toraja Utara.

Oleh karena itu peningkatan kualitas serta dukungan dari Kementrian

Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas

(capacity building) di Kabupaten Toraja Utara diperlukan untuk

pelaksanaan RPIJM agar dapat berjalan dengan efisisen dan efektif.

Secara umum masalah yang dihadapi di dalam pelaksanaan

pembangunan, khususnya bidang Cipta Karya Kabupaten Toraja Utara

yang dapat di identifikasi sebagai berikut :

 Organisasi belum sesuai dengan kapasitas kewenangan yang

dibutuhkan;

 Dukungan peraturan belum memadai;

 Terbatasnya kemampuan SDM yang dimiliki;

 Manajemen pelayanan masih perlu ditingkatkan;

Untuk mendukung peningkatan kapasitas kelembagaan, bidang

PU/Cipta Karya dalam kerangka pelaksanaan program beberapa hal yang

akan dilakukan antara lain sebagai berikut :

 Peningkatan kualitas SDM melalui jalur pendidikan bagi staf yang

tingkat pendidikannya masih sarjana muda dan non sarjana melalui

jalur pendidikan formal;

 Peningkatan kualitas SDM aparat bidang PU/Cipta Karya melalui

pelatihan dan kursus di bidang teknis dan manajerial untuk

pengelolaan infrastruktur keciptakaryaan;

(36)

XII - 36

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

LAPORAN FINAL

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia,

dengan mengacu pada analisis SWOT, maka diperlukan perencanaan

karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan

organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka

perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang

terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Untuk mendukung

peningkatan aspek kelembagaan terkait dengan pelaksanaan program

RPIJM, maka Dinas Tarkim & Perumahan Kabupaten Toraja Utara akan

berinisiatif dengan mengarahkan tugas dan fungsi dari masing-masing

lembaga/instansi terkait tersebut untuk pelaksanaan dan pengelolaan

serta pengembangan program kegiatan RPIJM. Pengambilan kebijakan

tersebut dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan dan tidak

terjadi penumpukan program yang kurang terarah pelaksanaannya sesuai

Gambar

Gambar 12.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
Gambar 12.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya
Gambar 12.3 Diagram Keterkaitan Antar Lembaga
Gambar 12.4 Struktur Pemerintahan Kab Toraja Utara
+3

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pengaruh Jenis Kelamin, Usia, Pengalaman Kerja, dan Pendidikan Etika Bisnis terhadap Persepsi Etis Mahasiswa dengan Program Studi sebagai..

Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota koperasi lainnya, dan atau

Laporan akhir yang berjudul “Rancang Bangun Alat Penguji Generator Set dengan Variasi Bahan Bakar Hidrocarbon”, bertujuan untuk m enguji suatu generator set sesuai

Selanjutnya untuk pertanyaan mengikuti akun facebook pegadaian syariah menjadikan hubungan saya dengan pegadaian syariah semakin dekat mendapatkan persentase setuju

Kebijakan ini bermula dari bagaimana perlakuan manajemen terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan yang pada umumnya sebagian dari penghasilan bersih setelah

Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu tahun. Sebagai suatu dokumen resmi rencana

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu sistem yang terintegrasi dimana sistem-sistem ini dapat melakukan pendeteksian suhu ruangan, pendeteksian asap,

Variasi Geotextil (Tanah Terganggu Wopt = 32.5%) Pemodelan 1 Perbaikan Tanah Dengan Geotextil Dari hasil hubungan pembebanan, faktor keamanan dan penurunan maka di ambil