• Tidak ada hasil yang ditemukan

MedEri MedisMeditasi : Persepsi Baru Bagi Manusia Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MedEri MedisMeditasi : Persepsi Baru Bagi Manusia Baru"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

M edEri

M^セ@

(2)

j|サ・セセイゥ@

(3)

Sanksl Pelanggaran Pasal 72

Undang·Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Clpta

1. Barangsiapa dengan sengaja dan lanpa hak melakukan perbualan sebagaimooadimaksud dalam Pasal2 ayal (I) alau Pasal49 ayat (1) dan ayal (2) dipidanadengan pidana penjara masing·masing paling singkall (salu) bulan dan/alau denda paling sedikil Rp 1 000.000,00 (salu jula rupiah), alau pidana penjara paling lama 7 (IUIUh) lahun dan/alau denda paling banyak Rp 5,000.000000,00 (lima miliar rupiah) .

(4)

MedEri

MedisMeditasi

Persepsi Baru

Bagi Manusia Baru

Anand Krishna

bersama

dr. Bambang Setiawan, (Ahli Bedah & Bedah Syaraf)

dr. Djoko Pramono (Ka . BP4) dr. Stephanus Hardyanto

& dr. Oka Dharmawan

.,.

ONE EA"' H-... .セ@

I'T O ne Earth Media

(5)

MedEr; McdisMedistasi Persepsi Baru Bagi Manusia Baru

© One Earth Media 2005

xiv + 94 halaman; 11 x 17 em ISBN: 979-99450-2-X

Anand Krishna Bersama:

dr. Bambang Setiawan (Ahli Bedah & Bedah Syaraf) , dr. Djoko Pramono (Ka. BP4) ,

dr. Stephanus Hardyanto & dr. Oka Dharmawan

Penyunting: Wandy N Tuturoong

Perancang Sampul: Agung Istiadi -LKiS

Diterbitkan pertama kali oleh: PT ONE EARTH MEDIA Anggota IKAPI, Jakarta 2004

Cetakan I: Juni 2005

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mempcrbanyak sebagian

atau seluruh buku ini tanpa ijin tertulis dari penerbit

Dicetak oleh: PT LKiS Pelangi Aksara

Yogyakarta

(6)

セ。ヲエ。イ@

lsi

Pengantar Penerbit. ix

Meditasi untuk Kesehatan Holistik

Anand Krishna • 1

Manusia &OtakManusia

dr. Djoko Pramono • 36

Otak & Kesadaran Man usia

dr. Bambang Setiawan • 45

Kesadaran dalam Keseharian

dr. Stephanus Hardyanto • 61

Hidup Sadar, Hidup Sehat

dr. Oka Dharmawan • 66

Kesehatan Holistik -Kesempurnaan Hidup

Anand Krishna • 74

Profil Singkat Nara Surnber • 85 Undangan • 88

Koleksi Lengkap Karya Anand Krishna • 89

(7)
(8)

Dari Seminar

"BERBAGAI PENGOBATAN

AlTERNATIF'

Di Auditorium Serbaguna Departemen Kesehatan RI,

Jakarta Tanggal6April2005

Penyelenggara: Pusat Kajian Kedokteran dan Kesehatan Majelis Nasional KAHMI Bekerjasama dengan : Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Saya sudah sering mendengar ten tang meditasi yang diajarhn oieh pakarnya, Bapak Anand Krishna.

Saya mengharaphn bahwa ada penelitian iebih ianjut, sehingga apa yang beliau berikan itu bisa menjadi aset nasionai dan dapat disebariuaskan ke seluruh tanah air, bahkan manca negara.

Dr. dr. Siti Fadilah Supari

Menteri Kesehatan RI

Kami sangat menghargai, sanga t appreciate pada apa yang Bapak Anand Krishna iakukan. Meditasi memang sudah terbukti bisa menghasiikan riieksasi. Bisa menunjang medis. Apa yang beliau hkllhn sudah benar, tidak periu buka Kiinik Meditasi dan dibuat menjadi alternatif Siiakan berkarya terus, kami dukung.

Prof. dr. Azrul Azwar, MPH

(9)

l1edEri l1edisl1editilsi

Bersam:l Dr. dr. Siti Fadillah Supari,

Menteri Keseh at:l n RI dan assisten

(10)

Oセョ。L。ョエャイイ@ ...

/fi.ncrb{t

" 1:\

JVlcmasar

,4

k "

an

£,PerscjJsi

{ l Qila kita sakit, maka tanpa pikir panjang kita

- U;)akan

langsung menghubungi seorang dokter - atau bagi mereka yang lebih memilih untuk berhemat, mungkin langsung akan rnenuju apotik dan rnenyerahkan daftar obat yang selarna ini dinilai arnpuh pada apoteker. Pernahkah kita bertanya, apa yang akan dilakukan oleh seorang dokter, bila ia sendiri sakit?

Apakah ia akan rnengkonsumsi obat yang sarna yang ia berikan pada pasien -pasiennya? Silakan tanya sendiri pada dokter anda ...

(11)

/'fedEri /'fedis/'fedir;ui

banyak yang malah hanya memilih untuk ber-istirahat dan membiarkan tubuhnya melakukan penyembuhan secara alami .

Kalau begitu, dari mana sebetulnya datangnya kesembuhan?

Di jaman dahulu, seperti yang akan dapat Anda baca dalam buku ini, urusan kesehatan manusia selalu diserahkan pada seorang "fasilitator" yang memang telah memahami kehidupan secara holistik. Mereka tidak hanya mengerti tentang gejala-gejala sebuah penyakit, mereka bahkan mengetahui dari mana sumber ataupun akar dari penyakit yang diderita seorang pasien. Tugas mereka bukan hanya menyembuhkan penyakit yang secara fisik dirasakan oleh si pasien. Lebih dari itu, mereka juga "menyembuhkan" akar penyakit yang berasal dari jiwa si pasien sendiri . Ini yang disebut dengan kesehatan holistik.

Kata "menyembuhkan" barangkali kurang tepat untuk digunakan di sini. Sebab, sebagai fasilitator, yang ia lakukan hanyalah "memfasilitasi" seseorang untuk menyembuhkan dirinya sendiri . Kesembuhan datang dari diri sendiri .

(12)

iヲエュ[ャjセLォ[jョ@ Puupsi

kesembuhan sebetulnya hanya mungkin terjadi karena keyakinan kita sendiri. "Keyakinan kita" pada kemampuan seorang dokter yang akan menyembuhkan ketimbang kemampuan sang · dokter bahkan obat yang diberikannya. Seorang dokter yang baik hanya akan memfasilitasi munculnya kembali keyakinan dalam diri sang pasien - obat-obatan diperlukan hanya sebagai pelengkap untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan.

Sayang sekali bahwa dalam dunia moderen yang kapitalistik seperti sekarang ini, kesehatan pun telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari industrialisasi. Kesehatan telah menjadi bagian dari kapitalisme. Akibatnya, paradigma kesehatan yang digunakan bukan lagi untuk mencapai tujuan "memanusiakan manusia", tetapi untuk menjadikan

manusia sebagai market, sebagai "pasar" bagi

(13)

HedEri HediJHedifilJl

Tak usah heran bila ada oknum-oknum dokter, yang dalam kenyataannya memiliki profesi ganda

sebagai marketing staffataupun "staff pemasaran"

dari industri obat-obatan tertentu, selain sebagai dokter. Mereka mendapatkan komisi yang cukup tinggi bila mampu "memasarkan" obat-obatan merek tertentu kepada para pasiennya. Hal ini diperparah dengan kecenderungan mereka untuk

"playing God", menempatkan diri atau memberi kesan bahwa hanya merekalah yang bisa melakukan penyembuhan - sehingga pasien tinggal mengiyakan saja apapun yang dikatakan oleh dokter.

Tunggulah sepuluh tahun dari sekarang. Bukan cuma produk obat-obatan yang akan dijual di dalam negeri, dokter-dokter asing pun akan "dipasarkan" di sini. Kesehatan menjadi sesuatu yang sangat mahal. Milik orang-orang berada.

(14)

l'femilJilrkilfl Perupsi

wajah kita, wajah bangsa kita dan wajah dunia kita ...

Sudah saatnya mengubah cara pandangyang keliru ini. Saatnya menempatkan kesehatan dalam perspektifyang holistik. Dengan memperhatikan kesehatan secara holistik, maka dengan sendirinya, kita sedang memberdayakan diri sendiri. Kita sedang mengembangkan segenap potensi yang masih tersimpan dari dalam diri, tidak saja demi kepentingan kesehatan semata, tapi untuk mencapai keadaan tertinggi yang mungkin dicapai oleh seorang anak manusia - sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya.

Dan karena yang dikehendaki oleh kesehatan holistik adalah pemberdayaan diri, maka sebetulnya kita tidak bisa lagi membatasinya dalam konteks kesehatan kita sebagai pribadi atau individu. Kesehatan holistik harus pula dialami oleh kita sebagai bangsa dan sebagai umat manusia.

(15)

l'fedEri l'fedisl'feditJsi

kita ketahui bahwa akarnya berasal dari kesadaran kita sendiri. Hanya dengan memberdayakan diri sendirilah, kita bisa mengatasi persoalan-persoalan semacam itu.

Lewat buku ini, Anda akan menyadari bahwa "budaya asal" kita, budaya Nusantara, sesung-guhnya mewakili nilai-nilai luhuryang merupakan sumber penting bagi upaya untuk menciptakan kesehatan holistik. Memberdayakan kita, sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari bangsa ini.

Persepsi baru inilah yang sedang kami "pasarkan" lewat buku ini . Ya, biarlah persepsi ini menjadi pembicaraan di pasar-pasar, di semua tempat. Kesehatan sesungguhnya begitu murah, karena berasal dari dalam diri kita sendiri.

Terimalah kehadiran Anand Krishna, Guru Spiritual Lintas-Agama yang sejaklama menggeluti bidang keseha tan holistik, serta sejumlah dokter yang memiliki visi baru bagi kemanusiaan kita. Kiranya berkenan di hati anda ....

Jakarta 2 Mei 2005 Salam damai,

(16)

.5\1eoitasi untuk

1<esehatan

セHIャゥウエゥォ@

Disampaikan oleh Anand

Krishna pada HSeminar Berbagai

Pengobatan Alternatif"

di Jakarta

6 Apri12005

The Latin root of the word meditation is similar to the root for medical or medicate and implies the

sense of''attending to " or "paying attention to" something.

In meditation. you pay attention to your own deepest, innermost levels-dimensions ofyourself

which are seldom known. The English word meditation is based on the Latin root "med" which is, "to measure. " The present meaning ofthe word is " to reflect." "to

ponder" (i.e. to weigh or measure), and "to give close attention." The Latin root of the word meditation,

mederi. means "to heal. " The word meditation comes from the same Latin root as

(17)

/'fedEr! /'fed,s/'fed!(3J!

"1nilah hasilnya bila kita membuka Leksikon,

cJatau Kamus tentang Origin

of

Words, asal-usul

terbentuknya satu kata. Medication atau Medis dan

Meditation atau Meditasi berasal dari satu suku kata yang sama dalam bahasa Latin :

''Akar kata bagi Meditasi dalam bahasa Latin, mirip dengan akar kata bagi Medis, maksudnya 'menjaga', 'merawat' atau 'memperhatikan' sesuatu. "Dalam Meditasi, kita memperhatikan lapisan-lapisan kesadaran atau dimensi-dimensi terdalam dalam diri kita sendiri, yang biasanya luput dari perhatian.

"Meditation dalam bahasa Inggris berasal dari suku kata 'med' dalam bahasa Latin, yang mana berarti 'mengukur' . Dalam keseharian kita sekarang, kata ini juga dapat diterjemahkan sebagai 'menilai', 'menghayati', 'meniti' atau 'memperhatikan secara mendalam'.

''Akar kata bagi 'meditasi' dalam bahasa Latin, yakni 'mederi', berarti ' menyem buhkan'. (Kesimpulannya) kata 'meditasi' dan 'medis' dalam bahasa Latin berasal dari suku kata yang sarna

-MedEri, berarti 'menyembuhkan' ."

Bila disimpulkan lebih lanjut, MedEri bukan

(18)

/'feditilsi untuk Kesehilliln HolislIk

'dengan' at au 'karena' per hat ian yang diberikan pada diri sendiri."

Kata "Med" dalam bahasa Latin pun sesungguhnya berasal dari bahasa Yunani Kuno, Meta, yang sekarang sering diterjemahkan sebagai "sesuatu di luar jangkauan" atau "sesuatu di luar kebiasaan", sehingga "metafisika" kita salah terjemahkan sebagai "fisika di luar jangkauan umum". Para ahli metafisika pun sering menganggap diri mereka "lebih" dari para ahli fisika umum, para ahli fisika biasa.

Padahal, yang dimaksud adalah "sesuatu yang terdalam". Maka, seruan Nabi Isa untuk "kembali meniti jalan ke dalam diri" diterjemahkan sebagai "Metanoia". Kemudian, dalam bahasa Parsi Kuno menjadi "Taubat" atau "Taubah" yang juga diadaptasi dalam bahasa Arab.

Pengertian kita dalam bahasa Indonesia sudah salah kaprah. "Tobat" dikaitkan dengan pengakuan dosa, minta maaf dan barangkali "berjanji untuk tidak melakukan kesalahan yang sama." Bukan itu,

bukan itu saja, Taubat, persis seperti Metanoia,

(19)

liMEn lIedisllediasi

Bila kau jatuh sakit, maka kembalilah pada dirimu sendiri, cari tahu apa sebabnya! Bila kau kena musibah, kena bencana, dan mender ita karena sesuatu, carilah sebabnya di "dalam diri" .

Satu langkah ke belakang lagi, masih tentang

Origin of Word - Asal Usul Kata "Medis",

"Meditasi", "MedEri" dan "Meta" ... Dalam bahasa Pali Kuna, Meta atau sering ditulis Metta, berarti "Kasih di dalam diri", berasal dari bahasa yang lebih kuna lagi, Sanskerta, Maitri, "Jiwa Kebersamaan, Kesatuan dan Kesetiakawanan di dalam diri".

Yangjelas, semuanya mengajak kita kembali pada diri .. . pada sifat dasar kita: Kasih. Kasih yang kemudian diterjemahkan dalam keseharian kita sebagai rasa kebersamaan, kesatuan dan kesetia-kawanan.

Dalam bahasa ibu saya, bahasa Sindhi, istilah

Tabib

atau Dakter, Penyembuh, sering dikaitkan dengan clua kata dalam bahasa Parsi Kuna yang

juga diadaptasi dalam bahasa Arab,

Habib

atau
(20)

l1edit3si untuk Keuh3t3n Holistik Sinclhi berarti "melihat wajah- Nya di mana-mana." "Mencintai ciptaan- Nya sebagaimana mencintai Yang Maha Mencipta."

Masih tentang kata-kata, karena kita harus memaknai kembali istilah-istilah yang sudah terlanjur kita salah pahami selama ini. Husada atau Usada dalam bahasa kita berasal dari "Oushadh" dalam bahasa Sanskerta . Dan, Oushadh atau

kadang ditulis Aushadh, berarti "Pembersihan" atau

"Mensucikan", berasal dari suku kata "Shudh" atau "Shuddhi" - suci atau pensucian. "Takhali" dalam bahasa Parsi dan Arab juga berarti sarna, pembersihan, pensucian, pengosongan diri dari segala sampah pikiran dan emosi.

Takhali merupakan tahap awal untuk memperoleh pencerahan, atau Ta.ijali. Di antaranya masih ada satu maqam lagi, satu tahapan lagi, yaitu Tahalli - Pembenahan Diri (Untuk uraian lengkapnya, baca juga "Fiqr" oleh penulis yang sarna dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama-Ed.). Semua kata-kata terakhir, sekali lagi saya ingatkan, berasal dari Bahasa Parsi kuno yang kemudian diadaptasi dalam bahasa Arab.

(21)

l'fedErt l'fediJI'fedit3Ji

Satu Umat.Tidak salah bila kitab-kitab

sebe1um-nya  dari  Shin  atau  Sindh  menyatakan hal yang  sarna, Kita Semua Saudara! 

Kesimpu1an dari semua yang kita bicarakan  di atas, sungguh sangat menarik: 

1.  Kita jatuh sakit karena u1ah kita sendiri.  2 .  Kita dapat menyembuhkan diri dengan mencari 

sebabnya di dalam diri. 

3.  Sebab penyakit dapat dihilangkan. 

4.  Caranya  dengan  menemukan  jatidiri,  atau  Kasih di da1am diri. 

Sebab  itu,  Medis  dan  Meditasi  pun  sesungguhnya tak terpisahkan.  Barangkali, kata  yang tepat adalah MedisMeditasi, tidak ada "dan"  di antaranya, apalagi "atau".  Karena dua­duanya  sarna, satu. 

* * *

Saya masih ingat, dulu ketika saya masih kecil dan  tinggal di Solo, dokter ke1uarga kami, dr. Slamet,  sebe1um  memeriksa  pasiennya,  sudah  pasti  berkomentar: "Ah, tidak apa­apa. Biasa ." 

(22)

/'Iedifilsi unruk Kesehilfiln Ho/isfik

dengan keluarga kami adalah dr. Oen. Walau sudah  wafat, Rumah Sakit Oen masih sangat populer di  Solo  dan  sekitarnya.  Beliau  adalah  dokter  para  dewasa  di  rumah,  khususnya  nenek  saya  yang  sudah  tua.  dr.  Slamet adalah dokter para  muda,  khususnya saya. 

Kembali pada dr. Slamet. 

Belum  memeriksa  saya,  belum  menyentuh  peralatannya, ia sudah berkomentar: "Biasa, tidak  apa."  Kadang,  sang pasien  dalam  keadaan  sakit  parah, dan ia pun mengetahui persis kondisinya,  namun  komentarnya  se1alu  sama:  "Biasa,  tidak  apa .... "  Percaya  atau  tidak,  separah  apapun  penyakit sang pasien, komentar itu sudah mampu  menghilangkan rasa sakitnya, walau untuk sesaat. 

Lain dengan saya. 

Kadang,  resep  yang  diberikannya  belum  ditebus dari apotik, saya sudah merasa baik, sehat.  Padahal saya lahir dengan ke1ainan pam­paru dan  hams menjalani terapi cukup lama, termasuk suntik  hampir  setiap  minggu  selama  berbulan­bulan.  Ajaib! 

(23)

/'IedEri /'Ied,j/'ledif2si

Semarang atau bahkan Yogyakarta. Sehingga, bila  ada  yang  sakit  parah,  sering  harus  dilarikan  ke  Semarang. 

J

arak  antara  Semarang dan  Solo  pun  membutuhkan waktu jauh lebih lama jika dibanding  dengan sekarang. Maka, sugesti yang beliau berikan  sungguh sangat membantu. Sambil menge1us­e1us  bahu pasiennya, beliau pasti berkata: "Tarik nafas,  tenang .. ,," ltulah meditasi. Praktek medis memang  tidak dapat dipisahkan dari meditasi. 

Meditasi bukanlah alternatif. 

(24)

I'fedildsi untuk Keuh3liln Holistik

Para ilmuwan diJepang melakukan  eksperi-men dengan air. Air dari berbagai sumber dibeku-kan hingga -40 derajat, kemudian dicairdibeku-kan kem-bali. Dan, saat pencairan itu terj adi, diambil fo-tonya .... Maka, foto-foto tersebut memperlihatkan kristal-kristal air dengan berbagai pola. Air min-eral yang bersumber dari mata air yang jernih, memperlihatkan kristal-kristal yang indah. Air dari laut yang sudah tercemar, polanya jelek. Pola yang baik, menurut para ilmuwan, berbentuk heksa-gonal, bersisi enam. Ini adalah air yang mengan-dung cukup mineral, bersih.

Para ilmuwan dan peneliti terherankan, ketika secara tidak sengaja, air bersih berada dalam kamar di mana terjadi perang mulut atau perdebatan sengit, polanya berubah menjadi jelek. Persis seperti air dari laut yang sudah tercemar. Maka, mereka melakukan penelitian lanjutan: air dimasukkan dalam botol, dan botol itu disayangi, diberi label "baik", "bagus" dan sebagainya. Hasilnya, kristalnya menjadi makin baik.

(25)

l1edEri l1ed'Jl1edifilJi

untuk  merekam ....  Hebatl Air  dapat  merekam 

pikiran serta perasaan kita. 

Seorang  ilmuwan  melakukan  eksperimen  dengan agama­agama di dunia dan doa­doa dari  berbagai  agama.  Ayat­ayat  suei  ditulis  dan  ditempelkan di  atas  botol air yang akan diteliti .  Pola  kristal  yang  terbentuk  sarna  indahnya .  Terbukti seeara ilmiah bahwa semua agama, semua  ajaran, semua doa­doa, semua ayat­ ayat suei, sama  indahnya! 

Maka, bila ada seorang dukun yang membaea  Al Fatihah atau Doa Bapa Kami atau berbagai doa  dari  agama  Hindu,  Buddha,  atau  bahkan  doa  buatannya sendiri ­ sambil meletakkan tangannya  di  atas segelas  air ­ tidak usah  heran bila air itu  berubah polanya dan dapat menyembuhkan. 

Dr. Masaru Emoto dariJepang telah menulis  puluhan artikel ilmiah dan belasan buku tentang  hasil penelitiannya dalam bidang ini. Sains sedang  memasuki era baru. 

(26)

/'feditini untuk KI'JI'fl3t3n No/imK

Tak ada kekhawatiran bagimu, siapapun kau,  bila kau melayani sesama dan percaya pada Yang  Maha Kuasa .. .. Demikian kesimpulan kitab­kitab  suci, yang saat ini terlupakan oleh kita. 

Bila kita bicara tentang Kesehatan Holistik,  maka kita tidak dapat memisahkannya dari pikiran  serta perasaan kita. Orang yang sehat, tidak hanya  raganya  saja  sehat,  tetapi  pikirannya jernih  dan  perasaannya seimbang. 

Pengobatan yang dilakukan  hanya  dengan  mempelajari simptom penyakit dan upaya untuk  menghilangkan simptom­simptomnya saja, sudah  ketinggalan zaman . Dunia sudah membicarakan  Kesehatan Holistik. Penyakit harus disembuhkan  dari  akarnya.  Maka,  apa  yang  dilakukan  oleh 

KAHMI

ini sungguh sudah tepatwaktu. Untuk  itu,  saya  bersyukur  dan  mengucapkan  selamat  kepada pihak panitia.  Sungguh suatu  terobosan  baru untuk Indonesia, dengan visi yang luar biasa,  jauh ke depan. 
(27)

/'fedEri /'fedis/'fedi14si

Karena penanggulangan berbagi macam penyakit  sudah akan dilakukan saat kelahiran, bahkan saat  janin masih dalam kandungan . Para dokter akan  beralih profe si menjadi Bio- Technology Engineers

­ lnsinyur  Bio­Teknologi.  Dengan  rekayasa  genetika,  seorang  bayi  sudah  hampir  dapat  dipastikan  lahir  sehat .  Selanjutnya,  yang  dibutuhkan  hanyalah  "perawatan", care

-bagaimana mempertahankan kesehatan. 

Apa  yang "diramalkan" oleh  para  ilmuwan  progresif saa t  ini  barangkali  terdengar  sebagai  fantasi ... ,.  tapi memory card yang  saat  ini  kita  gunakan  secara  umum,  bentuknya  begitu  kecil,  tipis  dan  kemampuannya  begitu  besar,  pernah  dianggap  fanta si  pula.  Komputer  yang  kita  gunakan sehari­hari sudah mengalami sekian kali  penjelmaan ulang.  Kian hari makin mungil, tipis,  dan ringan. 

Limapuluh tahun yang lalu, barangkali tidak  banyak  orang  dapat  membayangkan  bahwa  bioskop akan masuk rumah. Sei<arang, flim dengan  jangka­putar berjam­jam dapat clirekam dalam satu 

chip kecil seukuran ujungjempol kita . 

(28)

/'feditdsi untuk Kesehdldn Ho/istik

lebar dan tinggi sudah hampir tidak relevan, yang  bermain peran justru "kedalaman". Seperti  holo-gram, kedalamannya hampir tak terbatas, berlapis- . lapis .... Dan, setiap lapis bisa diisi suara, gambar,

apa saja. Persis seperti itulah mind kita,

berlapis-lapis pikiran di dalamnya, hampir tak terbatas pula. Sebab itu, ada ungkapan "batas antara kewa-rasan dan ketakwakewa-rasan sungguh sangat tipis".

Korslet sedikit, dan orang menjadi gila. Untuk mencegahnya, hampir semua tradisi menganjurkan zikir atau japa. Untuk beberapa saat, secara berkala, pikiran banyakdiganti dengan satu pikiran .. . Satu Pikiran itulah "ucapan", "kata-kata" atau "mantra" yang diulangi terus-menerus. La ilaha Ila Allah,

(29)

liedEr! l1ed!Jl1ed/faJ!

Namun, pengulangan harus dilakukan dengan  tenang, tanpa menambah ra sa tegang pada otak.  Kebiasaan  kita  "menghitung" jumlah  apa  yang  sedang  kita  ulangi,  justru  menegangkan  otak.  W alau  hitungan  itu  kita  lakukan  dengan  "alat  hitung" yang dapat dibeli di pasar. 

Pengulangan seperti ini  masih berada pada  tahap "konsentrasi" atau pemusatan. Berikutnya,  tahap "kontemplasi" atau biasa disebut Tafakkur.  Kontemplasi  atau  Tafakkur tidak sama  dengan  duduk bengong.  Kontemplasi,  Perenungan atau  Tafakkur berarti "Melihat Diri" ­ meniti jalan ke  dalam diri dan "MenemukanJati Diri". 

Inilah tahap­tahap sebelum memasuki alam  meditasi,  Muraqabbah  atau  Yang  Maha  Kasih  Ada­Nya. Inilah jalan menuju Kesehatan HoLstik,  Hidup dalam kasih Ilahi. 

(30)

NeditJli Ilfllllk KeJl'hJtJfl Ho/iwk

melemahkan  jiwa  manusia  dan  menciptakan  takhayul. Meditasi sam a sekali tidak ada kaitannya  dengan semua itu. 

Hasil dari meditasi bukanlah kesaktian picisan  yang sering digembar­gemborkan, padahal tidak  jarang hanya tipuan belaka. Hasil "sampingan" dari  meditasi adalah "pikiran yang tenang", "jiwa yang  tenteram" dan terakhir "badan yang sehat". Semua  itu,  seperti  yang  saya  katakan,  hanyalah  efek  sampingan. Hasil tambahan dari meditasi. Hasil  sesungguhnya  adalah  Keseimbangan  Diri,  Kesadaran Murni, Ilahi, atau apapun sebutannya. 

* * *

Meditasi  dapat  menunjang  segala  macam  pengobatan yang valid, yang terbukti, bukan  asal-asalan. Meditasi bukanlah alternatif. Sungguh keliru bila kita menganggapnya sebagai "Cara Pengobatan Alternatif". Meditasi tidak bertentangan, tidak bersaing dengan Medis. Meditasi dan Medis bagaikan dua sisi kepingan uang logam yang sama.

(31)

l1edEri l1edlJl1editafi

Pengobatan Konvensional, Barat, atau Yunani lebih  tepat disebut Allopathy. Dan, sekian banyak cara  pengobatan,  seperti Homeopathy, Naturopathy, Accupuncture, Accupressure dan  sebagainya  dapat 

disebut "Alternatif" bagiAllopathy.

limu  Medis  se harusnya  diartikan  sebagai  "limu  Kesehatan"  atau  "Ilmu  Penyembuhan"  ­ Induk yang memiliki sekian banyak anak,  Allopa-thy, Homeopathy dan lain sebagainya. 

Food-Supplements entah berupa ekstrak,  vita-min, mineral,jamu atau apa saja, seharusnyajuga tidak dijadikan alternatif. Semua itu dapat menunjang kesehatan dan harus dikonsumsi atas

saran dari seorang dokter yang qualified.

Latihan-latihan seperti Yoga, Tao Yin dan

Tai Chi juga dapat menunjang kesehatan, dan

menjadi bagian dari meditasi atau latihan-latihan meditatif, asal dilakukan dengan baik, tidak seperti senam belaka yang bermanfaat bagi raga saja.

(32)

fledir,ui unwk KeSfn,uan Ho/isrik

ada di Indonesia. Sayangnya kita malas melakukan  penelitian ilmiah. Kita malas rnenggali budaya asal  kita sendiri. 

Ronggowarsito, pujangga besar dari Keraton  Surakarta  misalnya,  pernah  memberi  latihan  pemafasan yang sederhana tapi ampuh dalam salah  satu karyanya (baca juga "Tetap Waras di Zaman  Edan" oleh penulis yang sarna dan diterbitkan oleh  Gramedia Pustaka Utama ­ Ed.).  Sayang sekali  kita  lebih  mengenal  Sang  Pujangga  sebagai  perarnal.  Seorang  pemuda,  lewat  kisah  yang  disampaikan oleh Ronggowarsito, bertemu dengan  seorang bijak: ''Aku tidak tenang, gelisah, apa yang  harus kulakukan?" tanya pemuda itu. Sang Bijak  rnenjawab, "Tarik nafas  dan  buang nafas  pelan-pelan ...." Para sastrawan kita, barangkali bingung, apa rnaksud Sang Bijak. Seolah jawaban dan pertanyaan yang diajukan tidak berkaitan sarna sekali. Padahal erat kaitannya. Sangat erat o Nafas yang teratur akan mengatur detak jantung, dan jantung yang berirama akan menurunkan denyutan otak, sehingga otak dapat bekerja dengan baik. Pikiran rnenjadi tenang,jernih.

(33)

l1edEfi l1edisl1edi13si

bernafas 15 hingga 18 kali per men it, maka jantung  berdebar kurang lebih 45 ­ 60 kali, dan seharusnya  otak berdenyut 180 kali . Ini dalam keadaan biasa.  Dalam keadaan "luar" biasa, misalnya saat naik  tangga, depresi, eemas, marah, dan mengalami stress  dalam  bentuk apapun, siklus  nafas  kita  berubah  menjadi 24  hingga  36  kali  per  menit.  Saat  itu,  jantung berdebar di  atas  100 kali  per men it dan  otak pun berdenyut sangat eepat. Kita meneiptakan  ketakseimbangan di dalam diri.  Kita mengaeaukan  irama  alam o Kita  menjadi  sangat  tidak  alami.  Dalam  bahasa agama,  keadaan  ini disebut "jauh  dari Tuhan, dari Allah". 

(34)

/'fedifilli unfuk KeJehilfiln Ho/imk

"suasana"  yang  menunjang  kembalinya  irama  kehidupan, irama alam di dalam diri kita . 

Saat irama kita kaeau, pikiran tidak tenang, .  pandangan  kita  tidak jernih,  dan  keputusan-keputusan yang kita ambil sudah pasti tidak akurat, salah. Barangkali, secara naluri, para pengusaha yang korup mengetahui hal ini. Makanya , mereka

mengajak para pejabat ke golf-course, atau untuk

"olah-raga" lain dan membiarkan nafas mereka kaeau, baru ditodong untuk memperoleh fasilitas-fasilitas atau konsensi-konsensi yang mereka butuhkan.

Manusia mewarisi naluri hewani, animalistic

instinct, naluri yang hanya berkepentingan dengan diri sendiri. N aluri yang dapat mendesak manusia berbuat apa saja demi keuntungan pribadi. "Nota Sakti" yang sering dikeluarkan oleh para pejabat

tinggi dan kaki-tangan mereka, lobbying, korupsi,

suap-menyuap, penyelewengan, nepotisme dan masih banyak hal-hal lain - semua berasal dari naluri hewani.

(35)

/'fedEr! /'fed!f/'fed!l3f!

U ntuk menyembelih hewan di dalam diri, kita  harus  berkurban, melampaui  insting atau  naluri  hewani dengan eara Qurb ­ menumbuhkembang-kan kasih dalam diri.

Dan, Kasih tidak dapat tumbuh dalam diri seorang "teroris", karena nafas dia kaeau. Kasih hanya dapat berkembang bila nafas kita teratur, jantung berirama, dan otak tenang. Caranya, ya seperti tadi, tarik nafas pelan-pelan, buang nafas pelan -pelan ....

Dalam sekejap seorang teroris pun bisa berubah menjadi ulama dalam arti kata sesung-guhnya. Kemudian, tinggal mempertahankan kondisi tersebut. Dan, memisahkan diri dari pergaulan yang dapat menyeretnya kembali ke dalam dunia teror.

Luar biasa! Ronggowarsito, Pujangga Asal Nusantara mengetahui hal itu jauh sebelum dunia merus modern berkenalan dengan meditasi. Ia tidak

memberikan teori panjang lebar. Ia memberikan

(36)

/'fedif;/Ji UflfUk KeJeh;U3fl Ho/iiflk

yang kita berikan di  padepokan kami selama ini  kita sebut Seni Memberdaya Diri. 

Kita, Kepulauan Nusantara, merupakan bagian  dari sebuah wilayah peradaban kuno, seperti yang  pernah saya jelaskan dalam Haqq Moujud. Wtlayah  peradaban ini sudah berbudaya sejak ribuan tahun  sebelum Masehi. Al Bairuni (kadang dieja Beruni)  dan para sejarawan Arab lainnya menyebut wilayah  ini Shin, kemudian menjadi lebih populer dengan  sebutan Hind. Barat mengubahnya menjadi Indies,  Indo....  Indonesia  sudah  beradab  jauh  sebelum  belahan dunia lain mengenal peradaban. 

Peradaban  ini  telah  melahirkan  berbagai  cabang ilmu, antara lain astronomi, matematika,  dan ilmu kesehatan. Saat itu, Yunani dengan Bapak  Ilmu Medis Modern, Hippocrates, belum lahir. 

Sayang  sekali,  kita  melupakan  budaya  asal.  Dan, malah membanggakan budaya luar, entah yang  berasal dari barat, timur jauh, atau timur tengah. 

(37)

/led£f/ /lediJ/lediwi

Seorang psikiater terkenal diJakarta  menya-takan, "Meditasi tidak sesuai dengan agama kita, lebih baik sembahyang saja dengan cara yang dianjurkan oleh agama."

Sayang sekali, Sang Psikiater tidak paham bahwa "sembahyang" itu hanya salah satu bentuk meditasi. Segala cara dan upaya yang mendekatkan diri kita dengan Yang Maha Bersemayam di dalam diri, adalah meditasi. Caramu lain, caraku lain -tujuannya sarna. Dalam satu agama saja, kadang cara beribadah bisa beda.

Saya pernah dengar kisah yang sungguh sangat inspiratif, dari ProfDr. Laode Kamaluddin ... Beliau bercerita tentang Hazrat Ali, menantu Rasul Allah. Pada suatu ketika ia diserang habis-habisan oleh para lawannya di medan perang. T ubuhnya penuh panah, darah pun mengalir tanpa henti . Ia kesakitan . Kemudian, salah seorang sahabat menganjurkan supaya beliau melakukan shalat, dan saat itu sang sahabat mulai mengeluarkan panah dari tubuh beliau, satu per satu ... Saat Hazrat Ali menyelesaikan shalat dan mengucapkan salam, semua panah sudah dikeluarkan, dicabut. ... Maka Hazrat Ali pun

(38)

ffeditJJi IIflfllk KesenJtJfl Ho/istik

Shalat berhasil membuat beliau melampaui  rasa sakit. Namun, shalat seperti apa? Shalat penuh  khidmat, shalat yang menafikan kesadaran jasmani  dan mengantar kita pada lapisan­lapisan kesadaran  yang lebih tinggi. Inilah meditasi. 

Saat ini kita ramai­ramai membicarakan ESQ 

Emotional Spiritual Quotient .. . Kecerdasan  Emosional Spiritual. Dulu, kita sibuk dengan IQ  Kecerda san  Intelektual.  Kemudian  EQ  Kecerdasan Emosional. Sekarang, ESQ Seorang  menteri kita begitu terkesima dengan istilah dan  isi  program­program  tersebut,  sehingga  secara  "tidak langsung"  mempromosikannya di  semua  instansi pemerintah. Sang Menteri lupa bahwa jauh  sebelum adanya istilah keren dalam bahasa Inggeris,  dan  isi  program  yang  sangat  terpengaruh  oleh  induknya dari barat, kita sendiri sudah mengenal  istilah­istilah seperti Sembah Raga (Physical Quo-tient), Sembah  Cipta (Intellectual Quotient),

(39)

l'fedEri I'fedlsl'fedit;ui

WongJowo macam apa sampeyan!

Atau,  barangkali  kita  menjadi  "korban"  prasangka. Seorang budayawan dari seberang sana,  luar Jawa, pernah  mengomentari "Wedhatama"  ulasan kita: "Terima kasih ulasannya. Sebelum ini  saya  pikir  'Wedhatama'  itu  kitab  suci  Hindu,  karena ada 'Wedha'­nya. Ternyata tidak demikian.  Penulisnya orang Islam." 

Sang Budayawan  masih juga  terperangkap  dalam  prasangka  dan  praduga ­ sikap  yang  tak  terpuji dan dilarang oleh agama. Bila penulisnya  tidak seagama, so what? Kendaraan  Kijang yang  kita tum pang pun merupakan hasil kreasi "otak"  orang­orang yang tidak seagama. 

"Bukalah  pintu  hatimu,  sehingga  angin  kebijakan dari segala penjuru dapat menyegarkan  jiwamu" demikian menunlt Mahatma Gandhi . A1  Beruni, sejarawan Arab, melihat Kebenaran dalam  berbagai  tradisi dunia dan  menerima semuanya.  Nabi, junjungan kita, menganjurkan supaya kita  menuntut ilmu sampai ke mana pun juga . 

* * *

(40)

/'fedif3Ji Uflfuk Keseh3f3fl #o/ijfik

karena meditasi berarti "perluasan wawasan" dan  "keterbukaan hati" ­ yang satu menyangkut pikiran  yang tenang, yang lain menyangkut perasaan yang  tenteram. Dan pikiran yang tenang serta hati yang  tenteram  merupakan  dua  syarat  mutlak  bagi  kesehatan, kesehatan holistik. 

Obat yang ki.ta peroleh dari dokter ahli boleh  terbilang yang paling ampuh. Namun, bila piki.ran  tidak  tenang  dan  hati  masih  penuh  gejolak,  mekanisme tubuh ki.ta tidak akan memberi respons  terhadap obat itu. 

Ini yang pernah terjadi pada diri saya.  Saya pernah jatuh saki.t, bukan penyaki.t biasa,  penyakit luar biasa untuk masa  itu . Leukimia ­ Kanker Darah (baca juga Soul Questdalam bahasa  Inggeris atau terjemahannya dalam bahasa  Indo-nesia, serta "Seni Memberdaya Diri-l" oleh penulis

yang sama,diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka

(41)

l1edEn l1edisl1edifasi

Terakhir, saya bisa sembuh hanya dengan Pil  Zat Besi beberapa kaL sehari...  karena badan mulai  memberi respon  terhadap  terapi yang diberikan  kepadanya.  Dan, respon  itu berkat pikiran yang  tenang, berkat hati yang tenteram . 

Banyak sekali obat gosok yang ditawarkan di  pasaran, khususnya salah satu merek yang su dah  terkenal  sejak  dulu ...  Sering  pula  kita  melihat  iklannya: Seorang Ibu sedang menggosok anaknya.  Saya pernah bertemu dengan seorang Guru Besar  dari negeri Paman Sam yang sengaja diundang oleh  produsen obat itu untuk mempromosikan 

produk-produk mereka. Ia membisiki saya: "Sesungguhnya

sentuhan ibu itu yang menyembuhkan, obat gosok hanyalah sarana pelengkap . Seorang ibu boleh menggunakan merek apa saja, asal ia menggosok-kannya dengan penuh kasih ."

Ini adalah salah satu contoh MedisMeditasi yang konkret: Obat Gosok dan Sentuhan Ibu. Obat Gosok adalah Medis . Sentuhan Ibu adalah Meditasi. Sebagaimana obat gosok tak dapat dipisahkan dari sentuhan penuh kasih, begitu pula medis tak terpisahkan dari meditasi.

(42)

Medis-Ned/usi untuk Kesehaun Ho/iSlik

Meditasi, itu pula yang menyembuhkannya .  Obat-obatan yang diberikan kepadanya adalah Medis. Perhatian yang diperolehnya dari dokter dan para perawat adalah Meditasi .

Setiap orang, setiap makhluk hidup, bahkan

setiap benda, diselimuti oleh Bio-Electric yang

bera sal dari dalam dirinya sendiri. Kita seolah

hidup dalam Bio-Electric Field-Kawasan Listrik

Biologis. Dan listrik dari dalam diri saya sudah berinteraksi dengan li strik di dalam diri Anda, walau kita baru bertemu, belum terjadi percakapan.

Listrik atau energy ini, ikut menentukan kesehatan

kita. Dalam bahasa-bahasa Timur energi ini

disebut Prana atau Reiki - Energi Ilahi.

Bersumber dari Allah, Tuhan, Keberadaan, Semesta, atau apa saja sebutannya - sesungguhnya energi itu satu adanya .Tidakada dua macam energi. Namun, pikiran serta emosi individu memberi muatan tambahan pada energi dan mempenga-ruhinya untuk "sementara". Pengaruh ini bisa baik, bisa tidak baik bagi kesehatan.

(43)

!'fedEr! !'fed!J!'fed!tJJ!

lembaga ini disebut Kesadaran.  Kesadaran­Murni  atau  Pur e Cons ciousn ess hendaknya  tidak  disalahartikan  sebagai  Kesadaran  Supra  atau 

Superconsciousness (Ba ca  juga  "Ilmu  Medis  dan  Meditasi" yang dituli s bersama oleh penulis dan  seorang  ahli  bedah  syaraf dan  diterbitkan  oleh  Gramedia Pustaka Utama ­ Ed.) . Supercomciousness

masih merupakan bagian dari pikiran atau M ind. Pure Consciousness at au  Ke sadaran  Murni  tercapai dengan cara menaftkan Mindatau pikiran  ­ sehingga keadaan tersebut saya sebut No-Mind.

Ada yang  meniru  dan  menyebutnya Zero Mind

semata­mata untuk "tampil berbeda" . Padahal ia  tidak memahami maksudnya, ia masih mengaitkan  keadaan  tersebut  dengan  ritus  keagamaan  dan  akidah agama tertentu. Kesalahpahaman dia dapat  saya  pahami,  karena  ia  berkiblat  pada  literatur  yang terbit di  barat . 

Istilah Anattaa atau Anaatmaa, dua­duanya  dari  Timur,  selama  beberapa  abad  terakhir,  diterjemahkan sebagai mindfulness ­ padahal kata  "a" sebelum Attaa atau Aatmaa mengindikasikan  "bukan". Attaa atau Aatmaa berarti ''self'', "diri",  dan dalam peribahasa kuno, yang dimaksud adalah 

(44)

/'fediraJi unruk Knenaran Ho/iJrik

atau Anaatmaa diterjemahkan sebagai mindfulness,

artinya  bisa sangat menyesatkan. "Fulness" tidak  memberi kesan "bukan",justru "dengan". 

Dengan melampaui pikiran atau mind, kita  mengakses Kesadaran Murni atau Pure

Conscious-ness. Bukan dengan mengasah mind. Pengasahan 

mind akan  menghasilkan  intelek,  ya,  betul. 

Kemudian,  intelek  pun  harus  dilampaui.  Dan,  untuk  melampauinya  kita  membutuhkan  "Kesadaran", fakultas  yang lebih  tinggi  darinya.  Bagaimana mengakses Kesadaran Murni? Lewat  Nafas, itulah wahana tunggal yang kita miliki untuk  mengakses Kesadaran Murni. 

Nafas berirama menenangkan pikiran. Irama  yang  terkendali dan  tak  terganggu  oleh  hal­hal  luaran, menghasilkan intelek. Dengan intelek yang  sudah diasah, sudah mengalami penghalusan dan  dengan menggunakan nafas lagi sebagai wahana,  kita  dapat  mengakses  Kesadaran  Murni .  Inilah  Prinsip Tunggal di balik latihan­Iatihan yang kita  berikan  lewat program  Seni Memberdaya  Diri.  Tidak ada "mistik" dan "ghaib" sebagaimana kita  "menyalahpahami" kedua kata tersebut. 

(45)

l1edEri l1ediJl1edit;ui

para mesias, para buddha dan para avatar kita di  masa  lalu.  Nabi  Muhammad,  junjungan  kita,  memperoleh wahyu pertama ketika beliau berada  di dalam gua yang kecil, sempit, di atas bukit Hira.  Bila kita dapat membayangkan, dalam gua yang  kecil itu, udaranya setipis apa, muatan oksigennya  seberapa­ Metabolisme  Sang  Nabi  sudah  pasti  terpengaruh .  Dan,  dalam  keadaan  itu,  beliau  menerima wahyu pertama: "Iqra'!" Bacalah, dan  barangkali yang dimaksud "Bacalah ayat­ayat  Al-lah yang bertebaran di mana-mana" maka saat itu juga terjadi perluasan kesadaran beliau .... Dari manu sia "biasa" ia menjadi "pemandu" manusia segala zaman.

(46)

/'fedirilIi unruk Keu/JiUJn Ho/iwK

Ketika  Nabi  berhadapan  dengan  Allah,  Malaikat Jibril yang  selama  itu  menyampaikan  "Pesan", harus menyingkir pula. Hanya Sang Nabi  dan  Rabb,  Allah!  Ini yang disebut Muraqabbah

dalam bahasa Sufi, "Pendekatan dengan­ Nya" ­ Pertemuan dalam Kasih. 

Orang masih saja berprasangka, berpraduga,  dan takut pada meditasi : "Dalam keadaan kosong,  kita bisa dimasuki jin, iblis, syaitan." Apanya yang  kosong?  Pikiran? Tidak mungkin.  Pikiran  atau 

mind manusia  tidak pernah  kosong.  "Pikiranku  kosong" ­ ini  pun sebuah pikiran.  Orang masih  salah  menerjemahkan  meditasi  sebagai  "pengosongan pikiran". 

Dalam  alam  meditasi,  pikiran  menjadi  jarang ...  ya ,  betul.  Kemudian,  keadaan  itu  menciptakan ketenangan . Bila tidak terlalu banyak  pikiran, maka manusia menjadi tenang ­ as simple as that, sesederhana itu. Bila gelombang otaknya  direkam, dilihat dengan menggunakan alat ECG  atau MRl, terlihat jelas bahwa otak seorang  medi-tator memangjauh lebih tenang.

(47)

/'fedEri /'fedIJ/'fediliJsi

paksaan . ...  Seperti yang sudah  dijelaskan  lewat  latihan sederhana dalam bagian awal tulisan ini. 

Ada  yang  pernah  mengeluh,  "Ketika  saya  menurunkan  siklus  nafas dengan  bernafas  perut  seeara pelan, saya malah tam bah gelisah. Soalnya  banyak sekali pikiran mengganggu ." 

Banyak  sekali  pikiran  mengganggu,  ya  benar... . Namun, sesungguhnya lebih banyaklagi  pikiran yang mengganggu saat nafas kita masih  15-18 siklus per menit. Hanya saja, saat itu kita tidak menyadarinya. Gangguan tidak terdeteksi, maka "tidak terasa". Tapi, tetap ada ... dan dirasakan oleh syaraf-syarafotak kita, oleh tubuh kita. Badan pun

mengalami dis-ease, ketaknyamanan, dan itulah

penyakit atau disease.

Siklus nafas yang berkurangjustru membuat kita sadar akan gangguan pikiran . Dan, Kesadaran seperti inilah yang kemudian mengaktifkan intelek, "Sungguh kaeau pikiranku, liar. .. Kenapa harus mencari penyakit dengan membiarkannya kaeau melulu?" Akhirnya, intelek akan mengantar kita pada lapisan-lapisan kesadaran yang lebih tinggi, terakhir Kesadaran Murni.

(48)

!'feditasi untllk Kesehatan Holistik

Meditasi mengajak kita untuk memahami keluhan  tubuh, mendeteksi keliaran pikiran serta gejolak  emosi, kemudian mengatasi semuanya . 

(49)

!'fedEri !'fediJ!'feditilJi

Kelenj ar pankreas menciptakan insulin yang  sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan  kadar  gula  dalam  darah .  Bila  produksi  insulin  terg anggu,  maka kadar gula  pun  tak terkendali.  Maka, para ilmuwan menciptakan insulin buatan  untuk men gatasi hal itu. 

Sayangnya,  mereka  tidak melangkah  lebih  jauh ... Apa yang menyebabkan pankreas berhenti  memproduksi  insulin>  Apa yang  menyebabkan  gangguan itu ? Dan, bagaimana memberdayakan  pankreas  sehingga  dapat  bekerja  seperti  dulu >  Meditasi  menaruh  perhatian  besar  terhadap  pertanyaan ­ pertanyaan  seperti  itu,  dan  telah  berhasil menjawabnya lewat berbagai latihan yang  sudah terbukti manfaatnya. Namun, tidak berarti  bahwa  insulin  "dari  luar"  harus  langsung  dihentikan .  Tidak.  In sulin  "dari  luar"  harus  dipertahankan sambil menyelesaikan persoalan dari  akarnya  ­ hingga  pankreas  dapat  bekerja  sesuai  dengan kebutuhan kita. Untuk itu, tentu kita juga  harus  membantu  mengurangi  tugasnya,  dengan  memperbaiki kebiasaan makan dan sebagainya. 

(50)

l1edit3Si untuk KeSl!h3t3n Ho/isuk

kita dapat mencegah suatu penyakit menjadi lebih  parah. Bahkan, dapat menghindarinya. 

(51)

I1tdEri I1tdisl1tditilsi

::\1anusia

&

Otak

::\1anusia

Disampaikan oleh dr.  Djoko Pramono MM   Kepala Balai Pencegahan dan   Pengobatan Penyakit Paru, Pati,Jawa Tengah   pada Acara Diskusi "Ilmu Medis & Meditasi"  

di  Bukit Pelangi, Jawa Barat,   31  Juli  2004  

Ci'ebagaimana yang kita semua ketahui selama 

l!J

ini, otak kita memiliki dua bagian utama . Yaitu,  otak sebelah kiri yang logis materna tis, kemudian  sebelah  kanan  yang  mengurusi  rna salah  emosi,  amarah, sayang, cinta dan lain sebagainya. 

Lalu sistem persyarafan kita, mungkin banyak  yang sudah tahu: 

(52)

/'fanusia & Olak /'fanusia

mata atau gelombang suara oleh telinga. Kemuelian,  bau­bauan  serta  zat  kimia  yang  diterima  oleh  hidung dan lidah. Serta rabaan dan tekanan yang  dirasakan oleh kulit. 

Rangsangan­rangsangan  itu  kemudian  eliubah oleh syaraf­syarafkita menjadi aliran listrik  yang sambung­menyambung berupa 

synap-synap.

Aliran listrik ini, dalam ilmu kedokteran, disebut  Aliran  Bioelektrik.  Dan,  aliran  ini  tidak  hanya  terdapat dalam  tubuh  manusia,  tapi juga dalam  tubuh hewan. 

Kecepatan Aliran Bioelektrik menakjubkan  sekali:  50  meter  per  detik.  Jadi,  bila  kaki  kita  tertusuk dan jarak antara kak.i sampai otak eli bawah  dua meter, maka dalam 1/25 detik, kita sudah bisa  merasakan sakitnya. Kemudian, kita berteriak atau  mengangkat kaki untuk mengeluarkan apa yang  menusuk kita.  Semua itu terjadi dalam bilangan  detik, tidak perlu waktu hingga bermenit­menit. 

Sistem Persyarafan Kedua disebut Motorik,

yang menggerakkan tubuh kita, kaki, tangan, bibir,  apa saJa. 

(53)

l'fedEri I'fedisl'feditilsi

yang juga disebu t Lymbic Section. Sistem Asosiasi  ini adalah gabungan memori, pelajaran sejak kecil,  pengalaman­pengalaman  pribadi  dan  lain  sebagainya. 

Yang bekerja pertama adalah Sistem Sensorik,  kemudian Asosiasi, kemudian ditindaklanjuti oleh  Motorik. Ketiga ini merupakan satu sirkuit listrik,  bioelektrik tepatnya. Kita melihat kue Black For-est, kita mencium wanginya ­ saat itu masih Sistem  Sensorik yang bekerja. Kemudian, Sistem Asosiasi  mengingat bahwa kita pernah makan Black Forest

sebelumnya  dan  rasanya  enak.  Maka  Sistem  Motorik menindaklanjuti  informasi  itu  dengan  menggerakkan tangan untuk mengambilnya. Ada  kesinambungan,  ada  kaitan  antara  ketiganya  -maka disebut satu sirkuit.

* * •

Berkaitan dengan Meditasi dan PenemuanJati Diri sebagaimana sering dikatakan oleh Bapak Anand Krishna, sesungguhnya kita semua memiliki Sirkuit Bioelektrik Awal atau Asli - yang sudah ada sejak kita dilahirkan.

(54)

1'f3flllJI3 & Oak 1'f3flllJi3

diletakkan  di  perut  ibunya,  ia  akan  merambat  mencari punting susunya. Dan, ia tidak pemah salah. 

la tidak  keliru merambat ke kaki dan menghisap  jempol ibunya. Tepat ke punting. Kemudian, siapa  yang mengajarnya menangis bila lapar­

Di luar Sirkuit Bioelektrik Awal atau  Asli,  kita juga memiliki Sirkuit BioelektrikArtifisial.  Rangsangan yang kita terima berulang kali dan kita  tindak  lanjuti  menciptakan  sirkuit  kedua  ini.  Dalam  bahasa  Bapak Anand,  ini  disebut  condi-tioning. Misalnya  bila  Anda  sering  menelpon  seseorang, maka nomer telepon itu akan Anda ingat  "di luar kepala", demikian ungkapannya. Padahal  yang  mengingat,  ya  kepala  juga,  otak  juga.  Kemudian,  begitu  mengingat  nama  orang  itu,  nomer teleponnya langsung muncul. Berarti Sirkuit  Bioelektrik Artifisial Anda bekerja. Tetapi, sirkuit  ini bisa putus, bila selama 6 bulan Anda tidak lagi  menelpon  orang itu.  Kemudian,  nomer telepon  yang pernah Anda ingat, tak akan muncul segera,  bahkan tak akan muncul sarna sekali walau Anda  mengingat wajah orang itu. 

(55)

/'IedEri /'Ied'I/'Iedir;Hi

Nah, adat­istiadat, pelajaran agama, termasuk  bila seorang anak kecil  diajari  untuk membenci  orang yang tidak beragama sama, dan masih banyak  pelajaran  lain  ­ menciptakan  Sirkuit­Sirkuit  Artifisial. Dalam bahasa Bapak Anand Krishna,  dalam Ilmu Meditasi, inilah Subconscious Mindatau

Alam Bawah Sadar. 

Bila kita punya kebiasaan  melakukan  olah-raga setiap bangun pagi, dan kebiasaan itu sudah terekam dalam alam bawah sadar kita, maka kita akan melakukannya setiap pagi tanpa harus diingatkan. Bila kita diajarkan untuk membenci orang beragama lain misalnya, dan sudah terbiasa, maka tanpa berpikir untuk kedua kalinya, kita akan membenci setiap orang yang beragama lain dari kita. Ini yang terjadi pada diri para pelaku terorisme di negeri kita. Otak mereka diisi dengan segala macam informasi yang membuat mereka membenci kemanusiaan .

Kemampuan otak kita untuk merekam memang luar biasa!

(56)

l1;wUJl3 &Ouk 113flUJI3

kita hanya melihat sek.i1as. Ada tembok, ada pohon  bambu,  mungkin  sampah  dan  selokan  yang  mengeluarkan bau tak sedap ­ semuanya terekam 

di subconscious mind. Banyak informasi yang kita 

tidak butuh, tetapi terekam . 

Dan, rekaman­rekaman ini menjadi beban.  Hidup  kita  terbebani  oleh  kebiasaan­kebiasaan  artiftsial, tambahan, yang tidak berguna. 

Meditasi membongkar semua itu. 

Meditasi sebagaimana diajarkan oleh Bapak  Anand  Krishna membongkar alam bawah sadar  kita  dengan  berbagai  latihan  katarsis  atau  "pembersihan", cleansing. Banyak  teman­teman  yang merasakan sendiri betapa efektifnya  latihan-latihan itu untuk membebaskan diri dari berbagai macam kebiasaan - kebiasaan depresi, cemas, was-was-was, marah ... dan, tentunya kebiasaan-kebiasaan lain seperti merokok, mengkonsumsi narkoba dan sebagainya.

* * *

Hal lain yang tidak kalah menarik:

(57)

NedEri NedisNeditilsi

penenang. Padahal obat itu sekadar menghilangkan 

simptom penyakitnya, tidak menyembuhkannya. 

Ia dibuat tenang  untuk sementara  saja.  Dirinya 

tetap  gelisah.  Maka,  dengan  berkurangnya 

pengaruh obat, kegelisahannya pun mucul kembali. 

Sebab itu, dosis yang kita berikan terpaksa  harus 

ditambah terus. 

Sekarang,  setelah  mengenal  meditasi,  saya 

baru tahu solusinya. Yaitu, sebab kegelisahannya 

yang hams di­"obat "­i! Dan, sebab itu ada di dalam  diri  sa ng  pasien  se ndiri,  dalam  alam  bawah  sadarnya. Ia haru s secara sadar membersihkan dan  membebaskan diri dari alam  bawah sadarnya. Ia harus  memiliki  kemauan  untuk  itu,  bila  tidak, 

masalahnya tak pernah selesai. 

Subconscious Mind kita  merupakan  tong 

sampah yang besar sekali ­ tong sampah berukuran 

raksasa. Isinya banyak sekali. Ada yang kita peroleh 

sebelum kelahiran, ada yang setelahnya. Sekarang 

sudah terbukti secara medis bahwa seorang bayi 

yang masih berada dalam rahim ibunya pun bisa 

mengalami stress, trauma dan sebagainya. Apa yang 

dilakukan  sa ng  ibu,  di  mana  ia  berada , 

pengalaman­pengalamannya selama mengandung, 

(58)

"anusia & Olak "anusia

Kedokteran, kita tidak tahu cara untuk mengatasi  semua itu. 

Sungguh saya berharap bahwa ternan­ternan  dokter  yang  sudah  tahu  caranya,  sudah  kenai  meditasi, tidakakan membohongi para pasiennya  dengan  memberi  obat  penenang  saja.  Menjadi  kewajiban kita untuk mendidik para pasien yang  belum  tahu  dan  menuntun  mereka  untuk  bermeditasi. J(jta harus mulai dari diri kita sendiri,  dari  kita  yang  berprofesi  sebagai  dokter,  untuk  mendobrak tradisi yang sudah rapuh .... Tak ada  salahnya  bila  kita  bicara  ten tang  meditasi  dan  menjelaskannya kepada pasien  kita.  Selanjutnya  biar dia menentukan sendiri, mau sembuh untuk  sesaat  dengan  bantuan  obat,  atau  mau  sembuh  secara  holistik,  menyeluruh,  dengan  bantuan  meditasi. 

(59)

ffedEri ffed'Jffedir;ui

(60)

Otak

&

Q\・ウ。セ。イ。ョ@

 

J\;{anusia

Disampaikan oleh dr.  Bambang Setiawan, Ahli Bedah   & Bedah Syaraf  

pada Acara Diskusi "Ilmu Medis & Meditasi"   di  Bukit Pelangi, Jawa Barat,  

31 Juli  2004  

"Llmu medis tidak bisa dipisahkan dari penyakit.  Q}untuk itu, mari kita melihat penyakit itu apa?  Setidaknya kita mengenal dua macam penyakit,  yaitu psychological dan organic. Biasanya  disebut  "penyakit  psikis"  yang  berkaitan  dengan mind

manusia, dan "penyakit organik" yang berkaitan  dengan tubuh man usia. 

Nah, mana yang duluan? Bila kita jatuh sakit,  mana yang sakit duluan, mindkita atau tubuh kita?  Saya sengaja menggunakan bah as a Inggris, mind,

(61)

!'fedEri !'fedis!'fedtlasi

Krishna,  karena  istilah  ini  bisa  diterjemahkan 

dalam bahasa Indonesia menjadi panjang sekali. 

Mindadalah adalah rentetan pikiran, perasaan, rasa 

dan  emosi.  Dan,  penyakit  dimulai  dari mind.

Kemudian, ia  mengekspresikan ke  tubuh kita, ke 

organ kita, ke sel­sel dalam tubuh yang membentuk 

organ. Biasanya, setelah penyakit sudah menular 

ke tubuh, kita baru menyatakan orang itu sakit. 

Pertanyaan kita, soal mana yang duluan: mind

atau  tubuh yang jatuh sakit lebih  dulu,  terjawab 

sudah.Jelas, mind. Ya, mindyang lebih dulu jatuh 

sakit. Baru, setelah itu, badan kita, tubuh kita. 

Berarti, kalau tubuh kita sakit, sesungguhnya 

ada yang tidak beres dengan mindkita. Sebab itu, 

dalam program­prgram pelatihan yang diberikan 

oleh BapakAnand Krishna, ada yang disebut Mind

Culturing ­ Mengelola l11ind. Apa yang dilakukan  beliau sudah tepat sekali, karena badan hanyalah 

a1at dari mind.Makanya, yang harus diolah dengan 

baik, diobati, adalah m ind, bukan badan. 

Memang betul,  bila  badan  sudah  terlanjut 

sakit,  harus  ada  penanganan  pertama  dengan 

memberinya  obat  atau  perawatan  lain.  Tetapi, 

(62)

Ofilk &KeJildilriln /'IilnuIiil

atau  dalam  bahasa  Bapak  Anand  Krishna,  di budayakan. 

Ilmu Medis modern baru mengakui hal ini.  Para  ilmuwan  kita  baru  bisa  menerima mind

sebagai penyebab utama segala macam penyakit.  Riset  membuktikan bahwa  75  persen yang kita  derita disebabkan oleh mind, sisanya karena virus,  kecelakaan dan lain sebagainya. Padahal, para  mas-ter, para ahli yoga misalnya, sudah menyimpulkan  hal itu ribuan tahun sebelumnya. 

BapakAnand Krishna, bahkan berkesimpulan  bahwa 25% penyakit yang menu rut para ilmuwan  kita tidak disebabkan oleh mind, sebetulnya masih  juga  berkaitan  dengannya.  Saya  setuju  dengan  pendapat beliau. Contohnya, orang yang tenang,  daya tahan tubuhnya membaik, sehingga ia dapat  bertahan terhadap serangan virus . Sebaliknya, 

or-ang yor-ang tidak tenor-ang, dalam keadaan stress, daya

tahan tubuhnya anjlok, tidak mampu bertahan.

* * *

Bagi saya, Mindadalah pencipta.

(63)

l'IedErt l'Iedlll'lediwi

kita  menjadi  tidak  baik,  tubuh  pun jatuh  sakit.  Mereka  yang  mengidolakan  badan  dan  m enganggap badan segalanya, tidak mengetahui  hal ini. 

Bagaimana mengendalikan Mind?

Seperti yang dijelaskan dalam hampir setiap  buku yang ditulis  oleh Bapak Anand  Krishna 

-dengan Awareness atau "Kesadaran". Hanyalah

Kesadaran yang dapat mengendalikan mind. Yang

dimaksud adalah Kesadaran "Ter" -tinggi Manusia, Bapak Anand menyebutnya Kesadaran Murni. Kesadaran "Ter" -tinggi yang dapat dicapai oleh manUSla.

Saat ini pun kita sadar. Tapi, kesadaran kita masih sangat rendah . Misalnya, orang yang berhalusinasi, berkhayal pun sesungguhnya sadar

- tapi kesadarannya ilusif. Ia masih berkesadaran

rendah.

Orang yang menganggap dirinya terpisah dari Tuhan, sesungguhnya masih berkesadaran ilusif.

Ia berhalusinasi. Berkesadaran tinggi, manusia

(64)

Da1am m editasi,kita mencapai Yang  "Ter"-tinggi itu, Kesadaran Murni. "Ter" di sini saya gunakan bagi sesuatu yang "Tidak Terbatas", bukan sekadar"paling". Bila saya katakan Kesadaran palingTinggi, maka saya membatasi kesadaran itu sendiri. Padahal, Kesadaran Murni da1am bahasa Bapak Anand Krishna itu berarti sesuatu Yang Tak

Terbatas . Untuk mencapai itu, kita harus

me-ma-nage mindkita. Kita harus mengo1ahnya dengan baik. Meditasi adalah caranya.

Berada dalam alam meditasi, kita baru bisa melihat dengan jernih. Kita baru memahami peran

mind, dan peran Kesadaran.

Interaksi mind dengan a1am menciptakan

Keberadaan, segala apa yang terwujud, segala apa yang terlihat. Karena, interaksi ini sangat dinamis,

dan sifat minditu sendiri yang berubah terus, maka

Keberadaan pun tampak berubah. Dan, perubahan itu abadi, terjadi terus . Tak pernah berhenti. Manusia merupakan bagian dari keberadaan yang

dinamis ini.

Ia

terciptakan dan menciptakan. Bi1a
(65)

l1edEri l1ed'Jl1edildJi

terjawab, dan "misteri yang tak terungkap" itu kita  sebut Tuhan . Bila  kita  memahami hal  ini, maka  selesailah segala persoalan kita. 

Saat ini, kita belum memahami hal ini. Maka,  kita  terperangkap oleh  sesuatu yang sebenarnya  ciptaan mind kita  sendiri . Mind kita  pula  yang  menciptakan  keinginan  utuk  memiliki,  dan  bersama  keinginan  itu  terciptalah  perpisahan,  Otonomi Diri, "Ini Aku, itu Dia. Ini wujud­'ku' .  ltu wujud 'dia'.  Aku aku, dia dia,  kita beda!" Ini  yang disebut ilusi. Perpisahan yang kita  rasakan  antara manusia dan manusia, antara manusia dan  wujud­wujud lain kehidupan, antara manusia dan  Tuhan, sungguhnya berasal dari kesadaran  ilusif  ini. Dan Kesadaran ilusifinilah yang menjadi  prob-lem manusia.  Kesadaran  ilusif  inilah  yang  menimbulkan problem sepanjang zaman. Dalam  kesadaran ilusifini kita menciptakan perbedaan,  kemudian terperangkap dalam konflik ciptaan kita  sendiri. 

(66)

Otak & Kesadaran /'IanuJia

Dalam  kesadaran  ilusif  kita  menciptakan  "aku" ilusif dengan segala atributnya,  keinginan-keinginan serta rasa kepemilikannya. Bila satu pun keinginan tak terpenuhi, kita kecewa, sakit hati,

dan menciptakan stress bagi diri sendiri. Kemudian

kita mencari kambing hitam di luar diri. Kita menyalahkan orang lain atau keadaan. Demikian yang terjadi sejak manusia pertama terperangkap dalam kesadaran ilusif ciptaannya.

Kesadaran ilusif menciptakan wujud-wujud yang berbeda. Kesadaran ilusif pula yang

menyebabkan

recycling,

daur-ulang atau

reinkarnasi. Keinginan-keinginan yang tak tercapai menciptakan wujud baru, menyebabkan kelahiran ulang dan seterusnya.

* * *

(67)

!'fedEr! !'fed!J!'fedl(,U!

bakunya  apa,  diambil  dari  mana > Biasa nya  kita 

tidak mau pusing,jawab saja: "Tuhan" ­ titik. 

Lalu Tuhan apa, siapa? 

Dan, dari mana Ia memperoleh bahan baku 

untuk menciptakan bulan, bin tang, matahari, dan 

planet­planet lain yang tak terhitungjumlahnya> 

Sesungguhnya pertanyaan ini masih dapat dijawab, 

bahan bakunya Keberadaan itu sendiri, Kesadaran 

itu sendiri. Dan, diri kita, diri setiap manusia, setiap 

makhluk,  dan  se tiap  benda  juga  tercipta  oleh 

Keberadaan  yang  sarna,  Kesad aran  yang  sarna. 

Keberadaan adalah Whole, Besar, kita bagiannya, 

kecil­ tapi tak ada perpisahan. Kita tidak pernah 

berpisah  dari Keberadaan. 

Di bawah bimbingan BapakAnand Krishna 

kita  sudah  mulai  memahami  hal  ini.  Sebab  itu, 

marilah kita mulai dari kelompok kita yang kecil 

ini.  Kita  meyakinkan  diri  sendiri:  Tak  ada 

perpisahan.  Sesungguhnya  aku  dan  kamu  satu. 

Dan,  kita  semua  merupakan  bagian  yang  tak 

terpisahkan dari Keberadaan yang sarna. 

Saya yakin bahwa apa yang kita pahami, apa 

yang sa at ini baru dipahami oleh kelompok kecil, 

akan meluas. Awalnya, tidak ada lagi konflik dalam 

(68)

Otak &Kesadaran /'fanusia

sesama peserta meditasi.  Kemudian, kita pun tak  akan berkonflik dengan segal a sesuatu di luar diri.  Karena apa yang ada di luar juga ada di dalam diri  kita.  Kita semua satu. 

Bal  ini  sudah  terbukti  seeara  ilmiah.  Kita  semua dipertemukan  oleh  suatu  Medan  Energi  Elektromagnetis.  Bukan  saja  kita,  tetapi  ki ta  dengan  bintang  yang  terjauh  di  langit  sana  -medan energi ini mempertemukan, memper-satukan kita semua.Jarak dengan bintang itu boleh lebih dari 500 tahun eahaya, namun kita tetap bersatu. Tampak terpisah, sesunguhnya kita tidak

pernah berpisah, tidak bisa berpisah. Unified Field

ofEnergy

atau Medan Energi Terpadu, yang sering dibiearakan juga oleh Bapak Anand Krishna, mempersatukan kita semua.

Berarti, somehow, apa yang saya lakukan, kita

lakukan, mempengaruhi bin tang yang terjauh,

bahkan galaksi エ・セ。オィN@ Begitu pula, apa yang エ・セ。、ゥ@

di sana, mempengaruhi kita. Kesimpulannya,

dengan me-manage diri kita ikut me-manage alamo

(69)

l1edEr! l1ed!Jl1ed!raJ!

Pertama, Conscious Mind, kesadaran ­ Bapak  Anand Krishna lebih senang menerjemahkannya  sebagai "KesadaranJaga". Saya setuju, karena dalam  keadaan jaga sekali pun kita tidak selalu berperilaku  secara sadar. Berarti, Keadaan atau KesadaranJaga. 

Conscious Mind adalah kesadaran kita  sehari-hari, kesadaran dalam keadaan jaga. Beda dari

kesadaran dalam keadaan tidur. Tepatnya, Conscious

Mindadalah KeadaanJaga, "tidak tidur". Apa yang terjadi dalam keadaan jaga ini, pengalaman-pengalaman yang terakumulasi, disimpan dalam

gudang memori . Gudang ini disebut Subconscious

Mind atau Alam Bawah Sadar. Kenapa Alam

Bawah Sada6' Karena, kita pun lupa apa saja yang tersimpan dalam gudang itu. Padahal, penghuni

gudang itu, apa yang tersimpan di dalamnya,

Sub-conscious Mind menjadi pengendali hidup kita. Manusia menjadi robot dan setiap saat mengikuti

perintah Subconscious Mind. Kita tidak sadar. Betul

apa yang dikatakan Bapak Anand Krishna, bila

masih dikendalikan oleh Subconcious Mind, kita

dalam keadaan jaga, belum sadar.

Seharusnya, dalam Keadaan

J

aga, kita juga
(70)

Ouk & Kesadaran Ifanusia

mana  yang  destruktif.  Kemudian,  badan  hanya  menjadi tool, alat untuk mengekspresikan diri. 

Dalam  Kesadaran  Jaga  dan  Alam  Bawah  Sadar, ego kita masih berperan. Ke­"aku" ­ an kita  masih berperan. Dan, ego itu memberi kesan seolah  diri  kita otonom.  Kita  terpisah  dari  keberadaan  sekitar kita . 

Bila  kita  melangkah lebih  lanjut,  kita 

me-masuki Alam Kesadaran Supra, Superconsciousness

atau Cosmic Mind, Kesadaran Semesta, Kesadaran

Tinggi. Dalam keasadaran itu, batas-batas yang memisahkan diri kita dari semesta runtuh. Tidak ada aku, tidak ada kamu, tidak ada mereka, yang ada hanya Satu. Dan, di dalam-Nya tak ada lagi perbedaan. Untuk meneapai kesadaran ini, kita membutuhkan teknik-teknik meditasi yang sesuai dan coeok dengan kondisi manusia saat ini, seperti yang diberikan oleh Bapak Anand Krishna.

Nah, bagaimana meditasi itu dapat mem-bantu? Apa kaitannya dengan Hmu Medis? Hal pert am a yang perlu kita ingat, untuk melakukan

suatu latihan, kita masih membutuhkan mind,

masih membutuhkan otak. Otak adalah toolatau

alat bagi mind untuk mengekspresikan diri . Dan,

(71)

l'fedEri l'fediJl'fedil3Ji

menggunakan mind untuk melampaui mind itu  sendiri ­ dalam bah as a Bapak Anand keadaan ini  disebut No-Mind, Pelampauan Mind.

Tapi,  istilah No Mind ini  harus  dipahami  secara  betul.  Jangan  sampai  kita  salahpahami.  Karena, dalam "Keadaan Tidur tanpa Mimpi" pun 

mind terlampaui, tetapi kita tidak bisa memasuki  Alam  Kesadaran  Tinggi  atau Superconsciousness

dalam keadaan tersebut.  Kalau pun memasukinya,  untuk apa? Apa gunanya? Apa manfaatnya? Kita  harus  bisa  memasuki  Alam  Kesadaran  Tinggi  dalam keadaan jaga, tidak tertidur. 

Dalam  Keadaan  Tidur  tanpa  Mimpi  atau  Tidur  Pulas,  kita  juga  kehilangan  wujud  alam  semesta, seolah alam tidakeksis. Bahkan kehilangan  wujud sendiri. Namun, ini bukan meditasi, belum 

No-Mind.

No-Mind, seperti yang kita dengar dari Bapak  Anand, adalah hasil penggunaan mindbeserta 

(72)

Olak & Kesadaran /'fanus/a

sudah tidak perlu menggunakan otak dengan segala  keterbatasannya.  Jika  mereka  masih  juga  menggunakannya, hanya untuk hal­hal sederhana,  itu pun dengan penuh kesadaran.  Keadaan seperti  ini disebut "Meditasi dalam Keseharian." Kita tidak  lagi dikendalikan oleh mind, justru kitalah yang  mengendalikannya. 

Dalam keadaan tidur pulas tanpa mimpi saja,  ketika No-Mind terjadi  seeara  alami,  badan  mengalami healing process, penyembuhan  seeara  alami. Immune system kita, daya tahan tubuh kita  membaik. Dan, semua itu terjadi justru saat tidak  ada intervensi dari mind Berarti, kekaeauan justru  terjadi karena mind-inilah biang keladinya. Saat  ia tidak ikut eampur, organ­organ di dalam tubuh  justru bekerja sendiri dengan baik, seeara alami. 

(73)

/'fedEri /'fed,s/'fedirasi

tertidur, tetap jaga." Terdengar aneh kan? Sebab  itu, banyak ternan seprofesi masih ragu­ragu , masih  bimbang. Mereka tidakmenolak, hanya ragu­ragu.  Dan, keraguan mereka itu lagi­lagi disebabkan oleh 

mind mereka sendiri. Jika mereka mau  mencoba  melampauinya,  keraguan  mereka  akan  sirna  seketika. Problem-nya, mereka  masih  malu  mencobanya. Mereka masih malu mengaku bahwa  ada cabang ilmu yang lebih tinggi dari apa yang  mereka peroleh lewatjalur pendidikan resmi. 

Padahal, sains  menuntut keterbukaan  kita.  Sains menuntut eksperimen. Kalau belum dicoba  sendiri, dari mana bisa tahu hasilnya? 

Dalam  keadaan No Mind, Kesadaran  Tertinggi, Kesadaran itu sendiri yang mengamati  tubuh,  pikiran  dan  perasaan ....  Kemudian  melakukan  koreksi ­ koreksi  yang  diperlukan.  Semuanya terjadi dalam sekejap. Tidak perlu lagi  mengolah data dengan menggunakan komputer  otak. Inilah Meditasi. 

Setiap orang, tanpa kecuali, dapat mencapai  kesadaran  tersebut .  Syaratnya  satu,  ia  harus  memiliki Alat Brain, Otak yang sehat. Ia tidak idiot,

(74)

O(ak & KeJJdarafl ffaflUJIJ

berkeinginan  untuk  memasuki  alam  kesadaran  yang lebih tinggi. 

* * *

Ketika saya datang ke Ashram, saya melihat  sesuatu  yang  sangat  menarik  dengan  apa  yang  dilakukan oleh BapakAnand Krishna.  Pertama-tama ia mengaj

Referensi

Dokumen terkait

Penera pan program full day school da n d o ubl e bimbingan diluar jam efektif seperti les di SMAN 1 Nga njuk cenderung menyebabkan siswi se m a k in jenuh sehingga menyeba bka

Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah peringkat dalam menentukan motivasi belajar mahasiswa dikampus yang berkaitan dengan lingkungan kampus

merupakan Skripsi dengan judul “Pembuatan Biosorben Biji Pepaya (Carica papaya) Menggunakan Aktivator Asam Sulfat (H2SO4)’’, berdasarkan hasil penelitian yang Penulis lakukan

Sehubungan dengan kinerja Perseroan pada tahun 2016, kami sarankan kepada Direksi untuk meningkatkan daya saing produk Perseroan baik dari sisi kualitas maupun harga

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan

Subyek yang didiagnosis menderita penyakit disebut: Kasus berupa insidensi yang muncul dan populasi, sedangkan subyek yang tidak  menderita disebut Kontrol.Jenis penelitian ini

Kata-kata kunci: Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar, IPA Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) mendeskripsikan penerapan pendekatan CTL dalam

 pendengaran dan komunikasi.Selain itu, karena mereka memiliki rasa cinta yang dalam  pada tanah dan rumah diri sendiri, maka tindakan untuk mengungsi pun