GAMBARAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE
PADA ANAK SEKOLAH DI SDN GABUS 2
KABUPATEN SRAGEN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana KeperawatanDisusun Oleh :
FEBRIKA WUANDARI
J210120066
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
HALAMAN PERSETUJUAN
GAMBARAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE
PADA ANAK SEKOLAH DI SDN GABUS 2
KABUPATEN SRAGEN
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
FEBRIKA WULANDARI
J 210.120.066
Telah dikoreksi dan disetujui oleh dosen Pembimbing Skripsi
Pada 18 Juni 2016
Dosen Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN
GAMBARAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE
PADA ANAK SEKOLAH DI SDN GABUS 2
KABUPATEN SRAGEN
Disusun oleh:
FEBRIKA WULANDARI
J 210. 120. 066
Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 27 Juni 2016,
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Susunan Dewan Penguji
1.
Siti Arifah, SKp.,M.Kes
(………..)
2.
Arina Maliya, S.Kep.,M.Si.,Med
(………..)
3.
Endang Zulaicha Susilaningsih, SKp., M.Kep
(………..)
Surakarta, 27 Juni 2016
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dekan,
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini, peneliti menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan peneliti tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara
tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam
pernyataan penelitian diatas, maka peneliti akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Surakarta, 10 Mei 2016
Penulis
FEBRIKA WULANDARI
J 210 120 066
1
PENELITIANGAMBARAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA ANAK SEKOLAH DI GAMBARAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA ANAK SEKOLAH
DI SDN GABUS 2 KABUPATEN SRAGEN OLEH
Febrika Wulandari*, SitiArifah, S.Kp., M.Kes ** Abstrak
Usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, pada usia ini sekolah menjadi pengalaman inti anak. Perkembangan motorik halus dan kasar semakin menuju kearah kemajuan. Cara memelihara kesehatan gigi dan mulut secara lebih rinci dapat diajarkan pada anak, sehingga akan menimbulkan rasa tanggung jawab akan kebersihan diri sendiri. Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah yang rentan dihadapi oleh kelompok anak usia Sekolah Dasar (SD). Penyebab dari permasalah kesehatan gigi dan mulut diantaranya kurangnya menjaga kebersihan mulut dan gigi seperti cara menggosok gigi yang belum tepat, kebiasaan waktu menggosok gigi yang tidak tepat dan penggunaan pasta gigi yang belum tepat. Kurangnya kesadaran anak untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dapat menyebabkan permasalahan gigi dan mulut, demikian juga terjadi pada siswa SDN Gabus 2 Kabupaten Sragen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan oral hygiene pada anak sekolah di SDN Gabus 2 Kabupaten Sragen. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sample penelitian adalah 59 siswa SDN Gabus 2 Kabupaten Sragen dengan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dianalisis menggunakan uji analisis deskriptif (univariat). Kesimpulan penelitian adalah (1) Siswa SDN Gabus 2 kabupaten Sragen kebanyakan sudah menggosok gigi setiap hari hanya 1 anak saja yang kadang-kadang menggosok gigi setiap hari, (2) Siswa SDN Gabus 2 kabupaten Sragen frekuensi dalam menggosok gigi 2-3 kali dalam sehari dan terdapat 1 siswa frekuensi menggosok gigi 1 kali dalam sehari, (3) Waktu menggosok gigi pada siswa SDN Gabus 2 kabupaten Sragen paling banyak yaitu pada waktu mandi pagi dan mandi sore, sebagian siswa menggosok gigi pada waktu mandi pagi, mandi sore dan sebelum tidur malam yaitu sebanyak 12 siswa dan 1 siswa waktu menggosok gigi pada saat mandi pagi, (4) Cara menggosok gigi siswa SDN Gabus 2 sudah baik dan benar yaitu menggosok gigi pada bagian depan, samping dan dalam, dan (5) Siswa SDN Gabus 2 kabupaten Sragen sudah banyak saat menggosok gigi menggunakan pasta gigi hanya 1 siswa saja yang terkadang menggunakan pasta gigi saat menggosok gigi.
2
AN OVERVIEW OF THE IMPLEMENTATION OF ORAL HYGIENE ON THE STUDENT IN SDN GABUS 2 AT SRAGEN
By: Febrika Wulandari
School age is a child at the age of 6-12 years, at this age children's schools into the core experience. Fine and gross motor development increasingly moving towards progress. How to maintain oral health in more detail can be taught to children, so it will cause a sense of responsibility for his own personal hygiene. Oral health problems are the problems faced by vulnerable groups of elementary school age children (SD). The cause of oral health problems including lack of maintaining oral hygiene and teeth as brushing teeth are not right, the habit of brushing your teeth time is not appropriate and the use of toothpaste is not right. Lack of awareness of children for dental hygiene and mouth can cause dental problems and mouth, as also occurred in students SDN Gabus 2 Sragen. This study aims to describe the implementation of oral hygiene among school children in SDN Gabus 2 Sragen. This research is descriptive. Sample of research is 59 students of SDN Gabus 2 Sragen with total sampling technique. Collecting data using questionnaires were analyzed using descriptive analysis test (univariate). Conclusion of the study were (1) The students of SDN Gabus 2 Sragen mostly been brushing their teeth every day only one child only occasional brushing their teeth every day, (2) Students SDN Gabus 2 Sragen in the frequency of brushing teeth 2-3 times a day and there is one student frequency of brushing teeth 1 times a day, (3) when brushing your teeth in the students of SDN Gabus 2 Sragen most that while taking a bath in the morning and evening bath, some students brush their teeth while taking a bath in the morning, afternoon bath and before bed night as many as 12 students and one student while brushing your teeth in the bath in the morning, (4) How to brush his teeth student SDN Gabus 2 is good and true that is rubbing the teeth in the front, side and inside, and (5) students SDN Gabus 2 districts Sragen has a lot when brushing your teeth using toothpaste only one student who sometimes use toothpaste when brushing your teeth.
3
1. PENDAHULUAN
Menurut Wong (2008), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, pada usia ini sekolah menjadi pengalaman inti anak. Perkembangan motorik halus dan kasar semakin menuju kearah kemajuan. Cara memelihara kesehatan gigi dan mulut secara lebih rinci dapat diajarkan pada anak, sehingga akan menimbulkan rasa tanggung jawab akan kebersihan diri sendiri.
Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah yang rentan dihadapi oleh kelompok anak usia Sekolah Dasar (SD). Masalah gigi pada anak usia sekolah timbul karena perawatan gigi yang buruk. Masalah gigi yang dialami anak sekolah antara lain karies gigi, maloklusi dan periodontal. Penyebab dari permasalahan gigi tersebut antara lain ukuran gigi yang lebih besar dari pada ukuran rahang, jenis makanan yang dikonsumsi anak lebih banyak yang bersifat lunak/ lembut, manis dan lengket, lamanya sisa makanan tertinggal dalam mulut yang tidak cepat dibersihkan, kurangnya menjaga kebersihan mulut dan gigi seperti cara menggosok gigi yang belum tepat, kebiasaan waktu menggosok gigi yang tidak tepat dan penggunaan pasta gigi yang belum tepat ( Tjahyad & Andini. 2011).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 yang dikeluarkan Departemen kesehatan RI melaporkan, bahwa prevalensi masalah gigi dan mulut penduduk Indonesia mencapai 25,9%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi masalah gigi dan mulut sebesar 2,7 bila dibandingkan dengan hasil RISKESDAS tahun 2007. Pravalensi penduduk Jawa Tengah memiliki masalah pada gigi dan mulut mencapai 25,4 % dan pravalensi anak-anak usia 5-9 tahun mengalami masalah pada gigi dan mulut mencapai 28,9%.
Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menggosok gigi masih kurang baik. Survei Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 mengungkapkan bahwa pravalensi penduduk indonesia kebiasaan benar menyikat gigi hanya 2,3 % ,dan kebiasaan benar menyikat gigi pada anak usia sekolah sebesar 1,7. Sebagian besar penduduk menyikat gigi setiap hari saat mandi pagi atau mandi sore. Penduduk yang menyikat gigi pada saat mandi sore, yaitu sebesar 79,7%. Di Provinsi Jawa Tengah penduduk yang menyikat gigi setiap hari sebesar 94,6%, dan menyikat gigi dengan benar sebesar 1,7 %.
Menurut penelitian dari Talibo, Mulyadi & Bataha (2016) tentang hubungan frekuensi konsumsi makanan kariogenik dan Kebiasaan menggosok gigi dengan kejadian karies pada siswa kelas 3 SDN 1 & 2 Sonuo, menunjukan 40 responden yang memiliki kebiasaan menggosok gigi buruk dan mengalami karies gigi berjumlah 29 siswa (72,5%) sementara kebiasaan menggosok gigi buruk dan tidak mengalami karies gigi berjumlah 4 siswa (10%), sedangkan yang kebiasaan menggosok gigi baik tidak mengalami karies gigi berjumlah 7 siswa (17,5%) sementara tidak ada siswa yang kebiasaan menggosok gigi baik dan mengalami karies. Yang menunjukan bahwa anak sekolah memiliki kebiasaan menggosok gigi dalam kategori buruk karena masih kurangnya kesadaran untuk menggosok gigi yang baik dan benar.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti dengan melakukan wawancara kepada 5 anak di SDN Gabus 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen, 5 siswa memiliki kebiasaan menggosok gigi yang baik yaitu minimal menggosok gigi dua kali sehari. Sedangkan 1 dari 5 anak mengatakan jarang menggosok gigi, 1 anak saat menggosok gigi terkadang tidak menggunakan pasta gigi. 1 anak tersebut ketika menggosok gigi pada bagian depan saja.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Gambaran Pelaksanaan Oral Hygiene pada Anak Sekolah di SDN Gabus 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen”.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui gambaran pelaksanaan oral hygiene pada anak sekolah di SDN Gabus 2 Kabupaten Sragen.
4
2. METODELOGI PENELITIAN
2.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, metode penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang mendiskripsikan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat sesuai dengan keadaan yang ada. 2. 2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN Gabus 2 Kabupaten Sragen. Sample penelitian sebanyak 59 responden dengan teknik total sampling.
2.3 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner. 2.4 Analisis Data
Analisa data pada penelitian ini adalah univariat.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 KarakteristikResponden
Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden Di SDN Gabus 2 Kabupaten Sragen
Karakteristik responden Frequency Presentase
Umur responden 8 tahun 5 8.5 9 tahun 14 23.7 10 tahun 18 30.5 11 tahun 20 33.9 12 tahun 2 3.4 Jenis kelamin Perempuan 29 49,2 Laki-laki 30 50,8 Kelas responden Kelas 3 18 30.5 Kelas 4 17 28.8 Kelas 5 24 40.7 3.2 AnalisisUnivariat
3.2.1 Gambaran kebiasaan menggosok gigi
Tabel 2 Distribusi frekuensi gambaran kebiasaan menggosok gigi Di SDN Gabus 2 Kabupaten Sragen
Kebiasaan menggosok gigi
setiap hari Frequency Percent
Kadang-kadang 1 1.7
Setiap hari 58 98.3
5
3.2.2 Gambaran frekuensi menggosok gigiTabel 3 Distribusi frekuensi gambaran frekuensi menggosok gigi
Frekuensi menggosok gigi Frequency Percent N
Menggosokgigidalamsatuhari
59
1.
3 kali sehari 12 20.32.
2 kali sehari 46 78.03.
1 kali sehari 1 1,7Waktu menggosok gigi 59
1.
Mandipagi 1 1,72.
Mandi pagi dan mandi sore 46 78,03.
Mandi pagi, mandi sore dansebelum tidur malam 12 20,3
Lamanya menggosokgigi
59
1.
< 1 menit 2 3,42.
1 menit 8 13.63.
2 menit 49 83,13.2.3 Gambaran cara menggosok gigi
Tabel 4 Distribusi frekuensi gambaran cara menggosok gigi
Cara menggosok gigi Frequency Percent N
Bagian-bagian saat menggosok gigi
59
1.
Bagian depan 1 1,72.
Bagian samping dan depan 2 3,33.
Bagian samping, depan dan dalam 56 95Gerakan menggosokgigibagiansamping
59
1.
Gerakan maju mundur 26 44.12.
Gerakan memutar 33 55.9Gerakan menggosokgigibagiandepan 59
1.
Gerakan maju mundur 3 5.16
3.2.4 Gambaran penggunakan pasta gigi saat menyikat gigi
Tabel 5 Distribusi frekuensi gambaran penggunaan pasta gigi saat menggosok gigi Di SDN Gabus 2 Kabupaten Sragen
Pengunaan pasta gigi saat
menggosok gigi setiap hari Frequency Percent
Kadang-kadang 1 1.7
Setiap hari 58 98.3
Total 59 100.0
4. Pembahasan
4.1 Gambaran Kebiasaan Menggosok Gigi
Gambaran kebiasaan menggosok gigi anak dalam sehari yaitu menunjukan bahwa sebesar 98,3% responden selalu menggosok gigi dalam sehari dan sebesar 1,7% kadang-kadang menggosok gigi. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang paling umum dilakukan oleh masyarakat indonesia adalah menggosok gigi, setiap orang memiliki kebiasaan menggosok gigi berbeda (Darwita, Rahardjo & Amalia, 2010). Gosok gigi merupakan salah satu perawatan gigi dan mulut yaitu membersihkan gigi dari sisa makanan, bakteri dan plak. Dalam membersihkan gigi, harus memperhatikan frekuensi dan waktu, cara yang benar dan baik, alat yang digunakan dan penggunaan pasta gigi dalam membersihkan gigi (potter &perry, 2006).
4.2 Gambaran Frekuensi Menggosok Gigi
Gambaran kebiasaan menggosok gigi dalam satu hari yaitu sebanyak 78% menggosok gigi 2 kali dalam sehari, sebanyak 20,3% menggosok gigi sebanyak 3 kali dalam sehari dan sebanyak 1,7% responden menggosok gigi 1 kali dalam sehari. Berdasarkan pernyataan Ikatan Dokter Gigi Indonesia (IDGI), menyikat gigi dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
Hasil penelitian dariAnita dan Endang (2014) menunjukan bahwa terdapat hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, dibuktikan dengan dimana anak yang menyikat gigi 1x sehari tingkat kebersihan mulutnya sebesar 6,37%, anak yang menyikat gigi 2x sehari tingkat kebersihan gigi dan mulutnya sebesar 46,73%, dan anak yang menyikat gigi 3x sehari tingkat kebersihannya sebesar 67,38%. Maka anak yang menggosok gigi dengan frekuensi 3x sehari tingkat kebersihan gigi dan mulut baik dibandingkan dengan frekuensi menyikat gigi 1x sehari dan 2x sehari.
Gambaran waktu Hasil penelitian dari kebiasaan waktu responden dalam menggosok gigi saat mandi pagi adalah sebanyak 1 responden (1,7%), selanjutnya menggosok gigi saat mandi pagi dan sore adalah sebanyak 46 responden (78%), dan menggosok gigi saat mandi pagi, mandi sore dan sebelum tidur malam sebanyak 12 responden (20,3%). Pada penelitian ini responden tidak ada yang menggosok gigi setelah sarapan pagi. Maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan anak menggosok gigi pada saat mandi pagi dan mandi sore. Sebagian besar anak sudah menggosok gigi 2 kali sehari tetapi waktu dalam menggosok gigi masih kurang tepat, yaitu bersamaan dengan mandi pagi dan mandi sore.
Saat pagi hari setelah sarapan merupakan kebiasaan menggosok gigi yang baik. Menggosok gigi setelah makan di pagi hari bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel setelah makan dan sebelum tidur malam bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel setelah makan malam (Potter & Perry, 2006).
7
Menggosok gigi pada saat sebelum tidur malam penting untuk dilakukan karena pada saat tidur malam interaksi sisa-sisa makanan dari sisa makan malam dengan bakteri akan terjadi (Hockenberry & Wilson, 2007). Hollins (2008) juga mengungkapkan pentingnya menggosok gigi sebelum tidur malam karena kurang efektifnya produksi saliva pada malam hari, agar tidak terjadi kerusakan gigi maka menggosok gigi sebelum tidur berperan penting karena dapat mencegahan perkembangan bakteri.
Hasil penelitian dari waktu menggosok gigi responden yaitu sebanyak 52 responden (88,1%) waktu saat menggosok gigi 3 menit, dan sebanyak 7 responden waktu menggosok gigi 2 menit. Durasi menyikat gigi juga harus diperhatikan. Setidaknya kurang dari 2 menit, jika durasi terlalu sebentar kemungkinan semua permukaan gigi tidak dibersihkan dengan sempurna. Jika terlalu lama apabila dengan tekanan yang besar bisa memberikan dampak buruk pada kesehatan gusi dan leher gigi (Djamil, 2011). Hasil penelitian menunjukan bahwa menggambarkan durasi menggosok gigi sudah baik karena jika menyikat gigi lebih dari 2 menit akan mengakibatkan gigi abrasi dan rasa ngilu pada gigi (Ramsay, 2007).
4.3 Gambaran Cara Menggosok Gigi
Hasil penelitian cara menggosok gigi yang benar dan baik yaitu sebanyak 49,2% menggosok gigi bagian dalam atas, sebanyak 42,4% menggosok gigi bagian dalam atas dan bawah, dan sebanyak 8,5% menggosok gigi bagian dalam atas.Menggosok gigi dengan pergerakan yang benar menyebabkan plak dibersihkan secara lebih efektif dan menghalang dari terjadinya karies pada gigi (Joanna Asadoorian, 2006).
Penelitian dari Ambari dkk (2013) bahwa anak sekolah banyak salah dalam melakukan cara menggosok gigi menyebabkan timbulnya plak dan tingkat keparahan karies gigi. Menggosok gigi secara umum digunakan untuk membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel, jika cara yang digunakan untuk menggosok gigi tidak benar maka sisa-sisa makan tidak hilang dengan sempurna masih terdapat sisa didalam mulut dan gigi (potter & perry, 2006).
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menggosok gigi. menurut penelitian dari Dewi dkk (2014) menunjukkan bahwa penyikatan gigi dengan metode horizontal dapat menurunkan indeks plak lebih besar dibandingkan metode vertical dan roll. Dari penelitian ini ditemukan bahwa metode menyikat gigi horizontal lebih efektif menurunkan plak dibandingkan dengan metode yang lain.
4.4 Gambaran penggunaan pasta gigi saat menggosok gigi
Dari hasil penelitian penggunaan pasta gigi saat menggosok gigi yaitu sebanyak 98% saat menggosok gigi menggunakan pasta gigi, selanjutnya sebanyak 1,7% saat menggosok gigi kadang-kadang menggunakan pasta gigi. Menyikat gigi harus menggunakan pasta gigi yang mengandung flour karena flour berguna untuk menambah kekuatan dentin dan email yang merupakan lapisan pelindung gigi sehingga menambah daya tahan terhadap serangan asam yang dapat menyebabkan terjadinya karies, serta flour juga dapat mengurangi sifat kariogenik plak (permatasari & Andhini, 2014).
Hasil penelitian dari Resti, Auerkari, Sarwono (2008) Pengaruh Pasta Gigi Pertumbuhan Streptococcus mutans Serotipe E bahwa penggunaan pasta gigi yang mengandung flouride dapat menghambat pembentukan plak, pasta gigi yang mengandung flouride dapat menhambat pertumbuhan bakteri yang ada dimulut dan dapat menghambat proses pembentukan plak. Dari hasil penelitian Sebanyak 67% dari sampel menggunakan pasta gigi sewaktu menggosok gigi. Ini menunjukkan bahwa penggunaan pasta gigi saat menggosok gigi masih dapat menimbulkan karies gigi. Sebuah penelitian yang dilakukan Norman Tinanoff, 2012 menyatakan bahwa penggunaan pasta gigi dapat menurunkan kejadian karies pada anak yang berumur 6 – 10 tahun.
8
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:
5.1.1 Siswa SDN Gabus 2 kabupaten Sragen kebanyakan sudah menggosok gigi setiap hari hanya 1 anak saja yang kadang-kadang menggosok gigi setiap hari.
5.1.2 Siswa SDN Gabus 2 kabupaten Sragen frekuensi dalam menggosok gigi 2-3 kali dalam sehari dan terdapat 1 siswa frekuensi menggosok gigi 1 kali dalam sehari. 5.1.3 Waktu menggosok gigi pada siswa SDN Gabus 2 kabupaten Sragen paling
banyak yaitu pada waktu mandi pagi dan mandi sore, sebagian siswa menggosok gigi pada waktu mandi pagi, mandi sore dan sebelum tidur malam yaitu sebanyak 12 siswa dan 1 siswa waktu menggosok gigi pada saat mandi pagi.
5.1.4 Cara menggosok gigi siswa SDN Gabus 2 sudah baik dan benar yaitu menggosok gigi pada bagian depan, samping dan dalam.
5.1.5 Siswa SDN Gabus 2 kabupaten Sragen sudah banyak saat menggosok gigi menggunakan pasta gigi hanya 1 siswa saja yang terkadang menggunakan pasta gigi saat menggosok gigi.
5.2 Saran
5.2.1 Pihak sekolah diharapkan untuk menjalin kerjasama dengan pihak puskesmas daerah setempat untuk diadakan program UKSG (Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut Sekolah) untuk mendidik dan meningkatkan perilaku kesehatan gigi dan mulut yang baik.
5.2.2 Orang tua sebaiknya lebih memperhatikan kebersihan mulut dan gigi anaknya dengan cara mengajari menyikat gigi dengan benar terutama menyikat gigi sebelum tidur malam, setelah sarapan pagi dan meluangkan waktu untuk memeriksa gigi anaknya ke dokter gigi.
5.2.3 Penelitian selanjutnya diharapkan memberikan pendidikan kesehatan mengenai waktu menggosok gigi yang benar karena masih banyaknya siswa yang menggosok gigi pada saat mandi pagi dan mandi sore.
DAFTAR PUSTAKA
Alhamda, Syukra .(2011). Status Kebersihan Gigi danMulutdengan Status Karies Gigi (KajianpadaMuridKelompokUmur 12 Tahun di SekolahDasarNegeri Kota Bukittinggi).BeritaKedokteranMasyarakat. Volume 27. P 108-115.
AmbariNingsih, Dwidkk. 2013. Gambaran perilaku menggosok gigi pada siswa sd kelas satu dengan karies gigi di wilayah kerja puskesmas rending karangasem bali. Dokter Gigi FakultasKedokteranUniversitasUdayana
Anitasari, Silvia & Endang Rahayu, Nina. 2005. Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar negeri di kecamatan Palaran kotamadya Samarinda provinsi Kalimantan Timur. Dental jurnal. Volume 38. P 88-90.
AsriBudusuari. M, Oktarina&AgusMikrajab. M. 2010. Hubungan Pola Makan Dan Kebiasaan
Menyikat Gigi Dengan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan. Vol. 13 no. P 1 83-91.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013. RISKESDAS 2013. Jakarta.
Bakar A. 2012. Kedokteran gigi klinis. Ed 2. Yogyakarta: Quatum Sinergis Media; p.51-6,76. Behrman, Richard E., Kliegman, Robert M., Arvin, Ann M. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Nelson.
9
Candra, N. W, Shane H. R. T &Juliatri (2015), Gambaran Kebersihan Mulut Dan Karies Gigi Pada Vegetarian Lacto-Ovo Di Jurusan Keperawatan Universitas Klabat Airmadidi. Jurnal e-GiGi (eG). Volume 3. No (1). P 115-120.
Chandra S, Saleen C, Girish C. 2007.Textbook of operative dentistry. 1st ed. New Delhi: Jaypee; p. 29, 31, 33, 37.47
Damien W, Trevor FW, Philip JL, et al. 2010. Restorative dentistry. Churchil Livingstone. DewiHaryanti, Destiyadkk. 2014. Efektivitas Menyikat Gigi Metode Horizontal, Vertical Dan
Roll Terhadap Penurunan Plak Pada Anak Usia 9-11 Tahun. Jurnal kedokteran gigi.Vol II. No 2.
Gopdianto, Randy, Ratu.A &wayan, Mariati. 2015. Status kebersihan mulut dan perilaku menyikat gigi anak SDN 1 Malalayang. Jurnal e – GIGI.vol 3. No 1.P130-138. Hidayat, A, A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
SalembaMedika.
Hockenbery, Marilyn J. 2006. Wong’s Nursing Care Of Infant And Children 7 Edition. Texas : Mosby.
Hongini, Siti Yundali & Aditiawarman.2012. Kesehatan Gigi dan Mulut. Pustaka Bandung Reka Medika: Reka Medika.
Margareta, Shinta. 2012. Tips Dan Alami Gigi Putih Dan Sehat. Yogyakarta : Pustaka Cerdas. Norman Tinanoff. 2012. Current understanding of the epidemiology, mechanisms, and
prevention of dental caries in preschool childrens. 24:6:543-551
Permatasari, Indah & Andhini Dhona. 2014. Hubungan perilaku menggosok gigi dan pola jajan anak dengan kejadian karies gigi pada murid SDN 157 Palembang. Jurnal Keperawatan Sriwijaya. Vol 1. No 1. P 39-46.
Potter,P.A. & Perry, A. G . 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :Konsep, Proses,
danPraktikEdisi 4. Jakarta: EGC.
Resti, EIauerkari, AT Sarwono. 2008. Pengaruh Pasta Gigi Mengandung Xylitol TerhadapPertumbuhan Streptococcus mutansSerotipe E. Jakarta: Universitas Indonesia.
Rudolph, Abraham M., Hoffan, Julien., Rudolph., colin D. 2014. Buu Ajar Pediatri RUDOLPH.Jakarta : EGC..
Talibo, Mulyadi & Bataha, Yolanda( 2016). Hubungan frekuensi konsumsi makanan kariogenik dan Kebiasaan menggosok gigi dengan kejadian karies pada siswa kelas 3 SDN 1 & 2 Sonuo. Vol 4. No 1. P 1-8.
Tjahyat, Trisnawati.,&Andini, A, D. 2011. Gigi Sehat. Yogyakarta : Pro U Media.
Yundali Hongini, Siti Dan Aditiawarman. 2012. Kesehatan Gigi Dan Mulut. Pustaka rekacipta : Bandung.
* Febrika Wulandari :Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura
**Siti Arifah, S.Kp., M.Kes:Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura