• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm, Cilember Bogor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm, Cilember Bogor."

Copied!
270
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

JEFFRI KURNIAWAN A 14105563

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN MOHAMMAD BAGA)

Hortikultura merupakan salah satu bagain dari sektor pertanian yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Bisnis florikultura Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu komoditas florikultur yang memiliki peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan adalah bunga potong. Salah satu komoditas bunga potong yang banyak digemari adalah bunga potong krisan. Di samping memiliki keindahan karena keragaman bentuk dan warnanya. bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai.

Penelitian ini memfokuskan pada penentuan strategi di tingkat unit bisnis serta turunannya pada tingkatan strategi fungsional, yang berkaitan dengan berbagai hal mengenai pengembangan usahanya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm, (2) Merumuskan strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh pihak Loka Farm berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha dan (3) Menyusun strategi berdasarkan prioritasnya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara langsung. Pemilihan responden dalam wawancara ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pihak-pihak terkait. Informasi mengenai data sekunder diperoleh melalui Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) IPB, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian, Internet dan buku-buku penunjang yang relevan.

Data dan informasi yang diperoleh dari kondisi Loka Farm diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk merancang alternatif strategi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm dengan pendekatan konsep manajemen strategi. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis lingkungan perusahaan agar mengetahui apa yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan (SWOT) yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis kuantitatif digunakan pada Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Road Map Strategi. Perumusan strategi, dilakukan melalui tiga tahap yaitu Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Matriks SWOT, sedangkan untuk menentukan prioritas strategi yang telah dihasilkan menggunakan Road Map Strategi.

(3)

perhitungan menggunakan Matriks EFE maka diperoleh peluang dan ancaman terbesar yang dihadapi perusahaan yaitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik dan kualitas bibit yang tidak terjamin.

Identifikasi terhadap faktor-faktor internal menghasilkan rumusan kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang ada pada perusahaan yaitu kualitas bunga yang dihasilkan baik, manajer memiliki keuletan dalam mengelola usahanya, memiliki hubungan yang sangat baik dengan para pelanggannya, memiliki letak perkebunan yang strategis, keadaan alam yang sangat cocok, memiliki lahan yang luas, tenaga kerja yang terampil dan terciptanya suasana kekeluargaan pada perusahaan. Sedangkan kelemahan yang ada pada perusahaan antara lain: lahan yang dimiliki dan produksi belum sepenuhnya dioptimalkan, memiliki beberapa investor dan karakternya berbeda-beda, belum memiliki jadwal tanam yang tetap, spesialisasi pekerjaan belum ada, perusahaan kurang mengetahui informasi pasar dan kontinyuitas produksi yang dihasilkan belum terjamin. Kekuatan dan kelamahan utama yang ada pada perusahaan berdasarkan perhitungan dengan Matriks IFE adalah memiliki suasana kekeluargaan dan belum adanya spesialisasi pekerjaan.

Berdasarkan hasil perhitungan Matriks EFE dan Matriks IFE maka diperoleh total skor keduanya yaitu sebesar 2,476 dan 2,882. Berdasarkan penggabungan hasil dari total skor yang dihasilkan pada Matriks IE, maka dapat diketahui posisi Loka Farm saat ini berada pada kuadran V yang berarti perusahaan harus pertahankan dan pelihara (hold and maintain) dengan strategi yang dapat digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Analisis SWOT yang dilakukan menghasilkan 11 rumusan strategi. Ke-11 strategi yang dihasilkan itu merupakan hasil dari pencocokan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada Matriks SWOT. Setelah didapatkan beberapa alternatif strategi kemudian dilanjutkan dengan merancang strategi itu dengan menggunakan Road Map Strategi. Dalam Road Map Strategi ini aktivitas yang dilakukan dibagi menjadi tiga bagian yaitu persiapan menuju tahap pengembangan, pengembangan usaha dan mempertahankan usaha Loka Farm. Kemudian alternatif strategi itu disusun berdasarkan prioritasnya untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Penyusunan strategi itu dilakukan berdasarkan waktu yang telah ditentukan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penerapan strategi untuk pengembangan usaha.

(4)

Oleh:

JEFFRI KURNIAWAN A 14105563

Skripsi

Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Nama : Jeffri Kurniawan

NRP : A14105563

Menyetujui: Dosen Pembimbing

Ir. Lukman Mohammad Baga, MA.Ec NIP. 131 685 542

Mengetahui: Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(6)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM, CILEMBER BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

(7)

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, yang sudah memberikan dukungan moral maupun materil, dorongan semangat, binbingan, sumbangan pemikiran dan lain-lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin sekali menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Kedua orangtuaku tercinta, yang selalu memberikan dorongan, motivasi, dan doa yang tak pernah henti-hentinya kepada penulis.

2. Ir. Lukman Mohammad Baga MA.Ec, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi.

3. Ir. Netti Tinaprilla MMA, selaku dosen evaluator pada saat kolokium 4. Dr. Ir. Anna Farianti MS, penguji utama yang telah memberikan kritik

dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Arif Karyadi Uswandi, SP, selaku dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan masukan mengenai teknik penulisan karya ilmiah yang baik dan benar.

6. Afnita Widya Sari, sebagai pembahas dalam seminar yang telah memberikan masukan dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini.

(8)
(9)
(10)

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi yang berjudul Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember Bogor ini, berisikan mengenai alternatif-alternatif strategi untuk pengembangan usaha bunga potong krisan pada Loka Farm berdasarkan pada keadaan internal dan eksternal yang ada pada Loka Farm.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Bogor, 22 Januari 2008

(11)

Oleh:

JEFFRI KURNIAWAN A 14105563

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN MOHAMMAD BAGA)

Hortikultura merupakan salah satu bagain dari sektor pertanian yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Bisnis florikultura Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu komoditas florikultur yang memiliki peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan adalah bunga potong. Salah satu komoditas bunga potong yang banyak digemari adalah bunga potong krisan. Di samping memiliki keindahan karena keragaman bentuk dan warnanya. bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai.

Penelitian ini memfokuskan pada penentuan strategi di tingkat unit bisnis serta turunannya pada tingkatan strategi fungsional, yang berkaitan dengan berbagai hal mengenai pengembangan usahanya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm, (2) Merumuskan strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh pihak Loka Farm berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha dan (3) Menyusun strategi berdasarkan prioritasnya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara langsung. Pemilihan responden dalam wawancara ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pihak-pihak terkait. Informasi mengenai data sekunder diperoleh melalui Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) IPB, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian, Internet dan buku-buku penunjang yang relevan.

Data dan informasi yang diperoleh dari kondisi Loka Farm diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk merancang alternatif strategi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm dengan pendekatan konsep manajemen strategi. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis lingkungan perusahaan agar mengetahui apa yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan (SWOT) yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis kuantitatif digunakan pada Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Road Map Strategi. Perumusan strategi, dilakukan melalui tiga tahap yaitu Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Matriks SWOT, sedangkan untuk menentukan prioritas strategi yang telah dihasilkan menggunakan Road Map Strategi.

(13)

perhitungan menggunakan Matriks EFE maka diperoleh peluang dan ancaman terbesar yang dihadapi perusahaan yaitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik dan kualitas bibit yang tidak terjamin.

Identifikasi terhadap faktor-faktor internal menghasilkan rumusan kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang ada pada perusahaan yaitu kualitas bunga yang dihasilkan baik, manajer memiliki keuletan dalam mengelola usahanya, memiliki hubungan yang sangat baik dengan para pelanggannya, memiliki letak perkebunan yang strategis, keadaan alam yang sangat cocok, memiliki lahan yang luas, tenaga kerja yang terampil dan terciptanya suasana kekeluargaan pada perusahaan. Sedangkan kelemahan yang ada pada perusahaan antara lain: lahan yang dimiliki dan produksi belum sepenuhnya dioptimalkan, memiliki beberapa investor dan karakternya berbeda-beda, belum memiliki jadwal tanam yang tetap, spesialisasi pekerjaan belum ada, perusahaan kurang mengetahui informasi pasar dan kontinyuitas produksi yang dihasilkan belum terjamin. Kekuatan dan kelamahan utama yang ada pada perusahaan berdasarkan perhitungan dengan Matriks IFE adalah memiliki suasana kekeluargaan dan belum adanya spesialisasi pekerjaan.

Berdasarkan hasil perhitungan Matriks EFE dan Matriks IFE maka diperoleh total skor keduanya yaitu sebesar 2,476 dan 2,882. Berdasarkan penggabungan hasil dari total skor yang dihasilkan pada Matriks IE, maka dapat diketahui posisi Loka Farm saat ini berada pada kuadran V yang berarti perusahaan harus pertahankan dan pelihara (hold and maintain) dengan strategi yang dapat digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Analisis SWOT yang dilakukan menghasilkan 11 rumusan strategi. Ke-11 strategi yang dihasilkan itu merupakan hasil dari pencocokan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada Matriks SWOT. Setelah didapatkan beberapa alternatif strategi kemudian dilanjutkan dengan merancang strategi itu dengan menggunakan Road Map Strategi. Dalam Road Map Strategi ini aktivitas yang dilakukan dibagi menjadi tiga bagian yaitu persiapan menuju tahap pengembangan, pengembangan usaha dan mempertahankan usaha Loka Farm. Kemudian alternatif strategi itu disusun berdasarkan prioritasnya untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Penyusunan strategi itu dilakukan berdasarkan waktu yang telah ditentukan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penerapan strategi untuk pengembangan usaha.

(14)

Oleh:

JEFFRI KURNIAWAN A 14105563

Skripsi

Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(15)

Nama : Jeffri Kurniawan

NRP : A14105563

Menyetujui: Dosen Pembimbing

Ir. Lukman Mohammad Baga, MA.Ec NIP. 131 685 542

Mengetahui: Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(16)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM, CILEMBER BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

(17)

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, yang sudah memberikan dukungan moral maupun materil, dorongan semangat, binbingan, sumbangan pemikiran dan lain-lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin sekali menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Kedua orangtuaku tercinta, yang selalu memberikan dorongan, motivasi, dan doa yang tak pernah henti-hentinya kepada penulis.

2. Ir. Lukman Mohammad Baga MA.Ec, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi.

3. Ir. Netti Tinaprilla MMA, selaku dosen evaluator pada saat kolokium 4. Dr. Ir. Anna Farianti MS, penguji utama yang telah memberikan kritik

dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Arif Karyadi Uswandi, SP, selaku dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan masukan mengenai teknik penulisan karya ilmiah yang baik dan benar.

6. Afnita Widya Sari, sebagai pembahas dalam seminar yang telah memberikan masukan dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini.

(18)
(19)
(20)

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi yang berjudul Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember Bogor ini, berisikan mengenai alternatif-alternatif strategi untuk pengembangan usaha bunga potong krisan pada Loka Farm berdasarkan pada keadaan internal dan eksternal yang ada pada Loka Farm.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Bogor, 22 Januari 2008

(21)

DAFTAR ISI ... ix

3.1.5 Analisis Lingkungan Eksternal ... 28

3.1.5.1 Lingkungan Makro ... . 28

3.1.5.2 Lingkungan Mikro (Analisis Lima Kekuatan Persaingan Porter) ... . 29

3.2.5 Analisis Lingkungan Internal ... 31

3.6 Kerangka Pemikiran Operasional ... 34

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 37

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 38

4.3.1 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 38

4.3.2 Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal) ... 42

4.3.3 Analisis SWOT ... ... 43

4.3.4 Road Map Strategi ... ... 45

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Lokasi dan Letak Geografis ... 47

(22)

5.4.2 Budidaya ... 50 5.4.3 Subsistem Pemasaran ... 54 5.5 Struktur Organisasi Perusahaan ... 54 VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

6.1 Analisis Lingkungan Eksternal ... 58 6.1.1 Analisis Lingkungan Makro ... 58 6.1.2 Analisis Lingkungan Industri ... 62 6.1.3 Analisis Lingkungan Mikro ... 65 6.2 Analisis Lingkungan Internal ... 69 6.3 Identifikasi Faktor-faktor Lingkungan ... 81 VII. FORMULASI STRATEGI

7.1 Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ... 88 7.2 Analisis Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) ... 90 7.3 Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal) ... 92 7.4 Analisis Matriks SWOT ... 95 7.4 Road Map Strategi ... 100 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

(23)

Nomor Halaman

1. Nilai Ekspor dan Impor Bunga Potong Segar Indonesi Pada Bulan Januari 2006 ... 2 2. Persentase Produksi Krisan di Indonesia Tahun 2005 ... 3 3. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Lima Tanaman Hias

Bunga Potong Terpopuler di Indonesia Tahun 2004 - 2005 ... 4 4. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ... 38 5. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 39 6. Penilaian Bobot Tingkat Kepentingan Faktor Penentu Internal dan

Eksternal Menurut Metode ”Paired Comparison” ... 40 7. Matriks SWOT ... 44 8. Penentuan Harga Krisan Tipe Standar dan Spray Pada Setiap

Perusahaan Pada Tahun 2007 ... 64 9. Rincian Karakteristik Pelanggan yang Menawarkan Kontrak

dengan Loka Farm ... 67 10.Produksi Bunga Krisan per Green House ... 72 11.Kualifikasi Grade Bunga Potong Krisan Tipe Standar dan

SprayLoka Farm ... 76 12.Harga Jual Bunga Potong Krisan per Ikat Loka Farm ... 79 13.Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ... 88 14.Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 91 15.Analisis SWOT ... 96

(24)
(25)
(26)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati

yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

dibidang pertanian. Sektor pertanian memiliki peranan yang penting bagi

perekonomian Indonesia.

Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman pangan yang meliputi

padi, palawija dan hortikultura. Hortikultura merupakan salah satu bagian dari

sektor pertanian yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di

masa yang akan datang. Perkembangan produksi tanaman hias di Indonesia terus

mengalami peningkatan. Kondisi ini menggambarkan bahwa saat ini masyarakat

Indonesia telah mengetahui manfaat tanaman hias.

Bisnis florikultur Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan

meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Komoditas agribisnis florikultur

terdiri dari bunga potong, bunga pot dan tanaman hias daun. Salah satu komoditas

florikultur yang memiliki peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan

adalah bunga potong.

Bunga potong merupakan bunga yang banyak digunakan untuk rangkaian

bunga diberbagai acara, mulai dari acara kelahiran, pernikahan, keagamaan

sampai kematian serta ucapan selamat. Bunga potong banyak dibutuhkan oleh

florist, dekorator, hotel, catering, perkantoran dan konsumen rumah tangga. Hal

(27)

pemasaran hasil produksinya dan dapat dijadikan suatu peluang usaha yang cukup

menjanjikan.

Di pasar dunia, tanaman hias tropis memiliki peminat yang cukup tinggi.

Masyarakat negara subtropis biasanya menganggap tanaman asal negara tropis

sebagai tanaman yang eksotis. Diperkirakan pada abad ke 21 konsumsi bunga

dunia akan meningkat lebih dari 10 persen per tahun (Katalog Bunga Potong dan

Tanaman Hias Rawa Belong, 2006 : 11). Indonesia juga merupakan salah satu

negara pengekspor bunga potong, negara tujuan dan jumlah ekspor dan jumlah

impor bunga potong Indonesia dapat di lihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Nilai Ekspor dan Impor Bunga Potong Segar Indonesia Pada Bulan Januari 2006

Korsel 3.869.204 1.473.941 Belanda 21.658 107.371 Singapura 186.646 89.755 Singapura 2.031 6.192 Jepang 65.725 125.371 Ekuador 19.307 97.458 China 529.820 88.426 China 21.119 70.005 Australia 4.195 41.526 Australia 1.594 4.435

USA 11.424 165.847 Kanada 40 228

Thailand 19.480 11.025 Malaysia 69 43

Kuwait 10.963 5.780 USA 252 764

UEA 5.430 11.566 Taiwan 2.207 3.052

Malaysia 4.408 3.892 Australia 1594 4.435

Kanada 151 2.548 Vietnam 3.934 7.374

Sumber: BPS, 2006

Keterangan : Bunga potong segar meliputi: krisan, anthurium, heliconia dan sedap

malam.

Tahun 2006 nilai impor bunga potong segar Indonesia mencapai 73.805

kilogram atau setara dengan 301.345 US Dollar. Belanda adalah negara

pengekspor bunga potong terbesar ke Indonesia, disusul oleh Ekuador, China dan

Australia. Bunga potong Indonesia paling banyak diekspor ke Korea, dengan

(28)

Serikat peringkat berikutnya, dengan total nilai 165.847 US Dollar. Besarnya

angka impor menunjukan peluang masih terbuka lebar bagi produksi dalam

negeri. Pasar internasional memberikan kesempatan serta kepercayaan bagi pelaku

usaha di Indonesia dalam mengembangkan komoditas bunga potong.

Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan sentra

produksi bunga potong terbesar di Indonesia hal ini di karenakan letak georafisnya

sangat mendukung. Total produksi bunga krisan di Jawa Barat mencapai 78

persen dari total produksi bunga krisan di Indonesia. Keadaan alam yang cocok

membuat banyak orang membuka usaha dengan membudidayakan bunga potong,

sehingga persaingan antara sesama produsen bunga potong di Jawa Barat cukup

tinggi. Kabupaten yang terkenal sebagai sentra bunga potong adalah Sukabumi,

Cianjur, Bogor dan Bandung.

Tabel 2 Persentase Produksi Krisan di Indonesia Tahun 2005

No Provinsi Persentase (%)

1 Jawa Barat 78

2 Jawa Tengah 16

3 Sumatera Utara 3

4 Jawa Timur 2

5 Sulawesi Utara 1

Sumber: Statistik Hortikultura, 2005

Salah satu komoditas bunga potong yang banyak digemari adalah bunga

potong krisan. Krisan atau Chrysanthenum merupakan salah satu jenis tanaman

hias yang telah lama dikenal dan banyak disukai masyarakat serta mempunyai

nilai ekonomi yang tinggi. Di samping memiliki keindahan karena keragaman

bentuk dan warnanya, bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan

mudah dirangkai. Keunggulan lain yang dimiliki adalah bahwa pembungaan dan

(29)

Perkembangan bunga potong krisan dalam segi produksi dan luas panen

memperlihatkan perkembangan yang positif. Tabel 3, menjelaskan bahwa salah

satu tanaman hias bunga potong Indonesia yang memiliki perkembangan yang

menggembirakan adalah bunga potong krisan. Hal ini dapat dilihat dari luas panen

dan produksinya. Luas panen bunga potong krisan mengalami trend peningkatan

sebesar 34,59 persen dan untuk produksinya, bunga potong krisan juga mengalami

trend peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 71,46 persen. Apabila

dibandingkan dengan empat komoditas bunga potong lainnya, bunga krisan

memiliki trend peningkatan yang sangat baik, dengan demikian dapat menunjukan

bahwa kebutuhan akan bunga potong krisan semakin bertambah. Konsumsi bunga

potong dan tanaman hias di dalam negeri terus meningkat, rata-rata setiap

tahunnya terjadi peningkatan delapan persen (Katalog Bunga Potong dan

Tanaman Hias Rawa Belong, 2006 : 10).

Tabel 3 Perkembangan Luas Panen dan Produksi Lima Tanaman Hias Bunga Potong Terpopuler di Indonesia Tahun 2004 - 2005

Luas Panen m² Produksi (tangkai)

N

3 Krisan 1.542.812 2.076.546 34,59 27.683.449 47.465.794 71,46

4 Gladiol 913.193 1.102.512 20,73 16.686.134 14.512.619 -13,03

5 Anggrek 2.260.464 1.221.524 -45,96 8.027.720 7.902.403 -1,56

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006

Semakin meningkatnya penggunaan bunga potong krisan dan juga

semakin banyaknya produsen baru membuat persaingan dalam industri bunga

potong di Indonesia semakin ketat, diharapkan memiliki strategi bisnis untuk

(30)

1.2 Perumusan Masalah

Loka Farm merupakan salah satu unit bisnis Pusat Koperasi Markas Besar

TNI (Puskop Mabes TNI) yang baru berjalan selama 18 bulan. Loka Farm

berlokasi di Kecamatan Cilember, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Saat ini penjualan produk yang dilakukan oleh Loka Farm adalah dengan

cara pemesanan terlebih dahulu apabila dalam jumlah banyak dan juga dapat

dengan cara mengecer. Ada beberapa pelanggan Loka Farm yang ingin bekerja

sama dengan cara mengajukan kontrak penjualan. Akan tetapi saat ini Loka Farm

belum berani melakukannya karena melihat dari kuantitas produksi yang tidak

konsisten membuat Loka Farm tidak dapat menyetujuinya, untuk itu saat ini Loka

Farm menjual produknya berdasarkan produksi pada waktu tersebut..

Sebagai perusahaan baru dan kegiatan produksi yang berlangsung belum

lama tersebut, sehingga belum memberikan pengalaman yang cukup bagi

perusahaan untuk mampu beroperasi secara efektif dan efisien. Pada kegiatan

produksi, Loka Farm masih belum memiliki perencanaan produksi yang baik.

Selain itu sistem manajemen yang ada saat ini masih belum berjalan dengan baik,

hal ini merupakan masalah yang dihadapi oleh Loka Farm saat ini.

Penelitian ini memfokuskan pada penentuan strategi di tingkat unit bisnis

serta turunannya pada tingkatan strategi fungsional, yang berkaitan dengan

berbagai hal mengenai pengembangan usahanya. Strategi yang paling tepat bagi

suatu perusahaan adalah strategi yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi

internal dan eksternal perusahaan. Penilaian terhadap faktor-faktor di dalam

lingkungan perusahaan tidak cukup untuk merumuskan strategi dalam upaya

(31)

luar perusahaan juga diperlukan karena lingkungan eksternal bisa setiap saat

berubah dengan cepat sehingga melahirkan peluang dan ancaman, baik yang

datang dari pesaing utama maupun dari iklan bisnis yang senantiasa berubah.

Tantangan yang utama dihadapi perusahaan saat ini adalah bagaimana

membangun dan mempertahankan usaha yang sehat dalam pasar dan lingkungan

usaha yang cepat berubah sehingga mempengaruhi organisasi dan manajemen

perusahaan (Kotler, 1997).

Bunga krisan sangat populer di masyarakat karena banyaknya jenis,

bentuk dan warna bunga. Selain bentuk mahkota dan jumlah bunga dalam tangkai,

warna bunga juga menjadi pilihan konsumen. Manajer Loka Farm menyatakan

bahwa, pada umumnya konsumen lebih menyukai warna merah, putih dan kuning,

sebagai warna dasar krisan.

Berdasarkan keadaan internal, kekuatan dan kelemahan yang ada, Loka

Farm memerlukan strategi yang tepat untuk tetap dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik. Meninjau kondisi tersebut diperlukan analisis mengenai faktor-faktor

internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta

faktor-faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi Loka Farm.

Berdasarkan gambaran di atas maka, permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal apa yang menentukan

pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm ?

2. Bagaimana strategi alternatif yang dapat digunakan oleh pihak Loka

(32)

3. Strategi apa yang dapat digunakan sesuai dengan keadaan lingkungan

eksternal dan internal di Loka Farm?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dan

manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang

mempengaruhi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm.

2. Merumuskan strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh pihak Loka

Farm berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha.

3. Mempetakan alternatif strategi berdasarkan prioritasnya masing-masing,

berdasarkan keadaan internal dan eksternal yang ada pada perusahaan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi

Loka Farm dalam menentukan strategi pengembangan usaha pada saat ini dan

juga dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi serta

(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bunga Potong

Bunga potong adalah sebutan untuk tanaman hias yang ditanam untuk

diambil bunga besarta tangkainya. Bunga potong adalah bunga yang dimanfaatkan

untuk bahan rangkaian bunga untuk berbagai keperluan dalam daur hidup

manusia, mulai dari kelahiran, perkawinan dan kematian. Oleh sebab itu, apabila

dilihat dari fungsinya maka bunga dapat dikatakan memiliki nilai ekonomi yang

tinggi.

Hasil rangkaian yang terpadu antara warna dan jenis bunganya yang tertata

menarik, menjadi simbol pernyataan dan ungkapan perasaan. Namun sebenarnya

masih banyak lagi manfaat dan kegunaannya pada masa sekarang ini, seperti

hiasan meja, dekorasi, hari-hari besar seperti natal, tahun baru dan lebaran.

Produk bunga potong dapat berupa bunga krisan, garbera, anggrek, mawar dan

lainnya.

2.2 Gambaran Umum Bunga Krisan

Bunga krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan

sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower), yang berasal dari daratan

China. Bunga krisan pernah dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan

sebutan Queen of The East. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800 dan

mulai tahun 1940, dikembangkan secara komersil. Bunga krisan yang biasa

(34)

(krisan modern atau krisan hibrida) dan bunga krisan produk Indonesia yang

dilepas oleh Balai Tanaman Hias.

Bunga krisan tumbuh menyemak dengan daur hidup sebagai tanaman

semusim atau tahunan. Bunga krisan tumbuh tegak dengan batang yang lunak dan

berwarna hijau, bagian tepi dari daun memiliki celah dan bergigi serta tersusun

dengan berselang seling pada batang. Bunga krisan memiliki akar yang rentan

kerusakan akibat dari lingkungan yang kurang mendukung. Perakaran menyebar

hingga kedalaman 30 centimeter – 40 centimeter. Adapun taksonomi bunga krisan

menurut beberapa ahli botani krisan dikelompokan ke dalam:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa (Ordo) : Asterales

Suku (Famili) : Asteraceae

Marga (Genus) : Chrysanthemum

Jenis (Species) : Chrysanthemum, sp

Pada kegiatan pemasaran bunga krisan, biasanya para pemasar menjualnya

dalam bentuk bunga pot ataupun bunga potong. Bunga pot merupakan sosok

tanaman kecil, tingginya 20 - 40 centimeter, berbunga lebat dan cocok ditanam di

pot, polybag atau wadah lainnya. Bunga potong ditandai dengan sosok bunga

berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran

(35)

Berdasarkan jumlah bunga yang dipelihara dalam satu tangkai, bunga

krisan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :

1. Tipe Spray

Pada tipe ini, dalam satu tangkai bunga krisan memiliki 10 - 20 kuntum

bunga dengan ukuran yang kecil, sehingga terlihat ramai dan indah. Bunga

krisan tipe spray terdiri dari varietas Puma, Yellow Puma, White Regent,

Town Talk, Heidi Yellow, Heidi White, Pompon, Sonya, Caymano dan

Casablanca.

2. Tipe Standar

Berbeda dengan tipe spray, pada tipe standar ini satu tangkai bunga krisan

hanya memiliki satu bunga dengan ukuran yang besar karena petani hanya

terfokus pada satu bunga sehingga saluran makanan hanya tertuju pada

satu bunga tersebut. Bunga krisan tipe spray terdiri dari varietas White

Fiji, Yellow Fiji, Allouis, Astro, Snowdown White, Cassandra dan

Pingpong.

Bentuk bunga krisan sangat bervariasi, antara lain:

a. Single

Bentuk bunga krisan yang mempunyai mahkota memanjang dan lebar,

sedangkan bagian tengahnya bundar dan sedikit mengembang. Bila sudah

terlalu mekar, bagian tengah akan tampak menguning karena tepung sari

mulai pecah. Di Indonesia jenis ini dikenal dengan bentuk aster.

b. Anemone

Mahkota sebelah luar seperti bentuk single hanya lebih kecil dan pendek,

(36)

tengah bunga tidak terlihat adanya benangsari, sehingga apabila bunga

terlalu mekar maka bunga bagian tengah akan mengembang dan mahkota

sebelah luar akan terlihat sedikit. Di Indonesia jenis ini dikenal dengan

bentuk kancing.

c. Spider

Mahkota terlihat menggulung, sehingga terlihat memanjang dan menyebar

ke hampir semua bagian bunga dan tidak terlihat adanya bagian tengah

seperti jenis anemone dan single. Di Indonesia jenis dikenal dengan

bentuk jarum.

d. Pompom

Mahkota berkembang sama panjangnya, sehingga bentuk bulat seperti

pingpong, biasa disebut pompom.

e. Dekoratif

Mahkota bunga bagian luar berkembang lebih panjang dari bagian tengah,

sehingga seperti pompom tetapi tumbuh lebih besar dan membuka.

2.2.1. Syarat Tumbuh

Persyaratan kebutuhan hidup tanaman bunga krisan meliputi: suhu, cahaya

matahari, air, tempat tumbuh dan perlakuan perawatan yang sesuai.

Suhu. Pengaruh suhu berkaitan dengan proses asimilasi, yaitu

pembentukan cadangan makanan dan proses disimilasi yaitu penguraian makanan

dan pernafasan. Di daerah tropis, seperti Indonesia, temperatur yang paling baik

untuk pertumbuhan tanaman krisan pada siang hari adalah antara 20°C – 26°C.

(37)

adalah antara 17°C – 30°C. Temperatur berpengaruh terhadap kualitas

pembungaan krisan. Temperatur yang ideal untuk pembungaan yaitu antara 16°C

- 18°C. Pada temperatur yang tinggi (lebih dari 18°C) bunga krisan cenderung

berwarna kusam, sedangkan temperatur yang rendah (kurang dari 16°C)

berpengaruh baik terhadap warna bunga, karena cenderung makin cerah.

Mengingat tanaman krisan membutuhkan temperatur untuk pertumbuhan antara

20°C – 26° C dan pembungaan pada temperatur 16°C – 18°C dengan kelembaban

udara antara 70 - 80 persen, maka lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman ini

adalah di daerah berketinggian antara 700–1200 m dari permukaan laut.

Cahaya. Agar mendapatkan bunga yang berkualitas baik, tanaman bunga

krisan (Chrysanthemum sp) membutuhkan cahaya yang lebih lama dari panjang

hari normal. Penambahan panjang hari dapat dilakukan dengan penyinaran buatan,

setelah matahari terbenam atau selama periode gelap. Penyinaran dilakukan

selama satu bulan untuk memacu pertumbuhan tinggi tanaman dan menunda masa

generatif. Sumber cahaya buatan yang umum digunakan adalah lampu esensial

dengan ukuran 13 - 16 watt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lampu esensial

lebih mempercepat pertumbuhan generatif tanaman krisan dibandingkan dengan

lampu pijar. Penambahan penyinaran yang terbaik adalah pada tengah malam

antara pukul 22.00 – 02.00. Jarak antar lampu adalah 2,35 meter dan lampu

dipasang setinggi 2,5 meter dari tanaman. Periode pemasangan lampu dilakukan

sampai batas tertentu fase vegetatif (± 4 minggu).

Kelembaban Udara. Tanaman krisan umumnya membutuhkan kondisi

kelembaban udara (RH) tinggi. Pada fase pertumbuhan awal, seperti

(38)

udara antara 90 - 95 persen. Tanaman muda sampai dewasa tumbuh dengan baik

pada kondisi kelembaban udara antara 70 - 80 persen. Hujan deras atau keadaan

curah hujan tinggi yang langsung menerpa tanaman krisan juga menyebabkan

tanaman mudah roboh, rusak, dan kualitas bunganya rendah. Oleh karena itu

pembudidayaan krisan di daerah bercurah hujan tinggi dapat dilakukan di dalam

green house atau bangunan rumah plastik dan rumah kaca.

Kebutuhan Air. Bunga krisan tumbuh dengan baik jika kebutuhan airnya

tercukupi. Banyaknya penyiraman dan frekuensi penyiraman bunga krisan

bergantung pada cuaca (suhu, angin dan cahaya), jenis, ukuran tanaman, serta

keadaan lingkungan. Kelebihan air tidak bagus untuk pertumbuhan tanaman

bunga krisan, sedangkan kekeringan dapat menimbulkan terjadinya dehidrasi yang

berakibat pada pertumbuhannya yang tidak baik. Penyiraman dilakukan sebanyak

dua kali sehari sampai dengan tahap pemanenan.

Tanah. Krisan dapat tumbuh pada setiap jenis tanah tergantung

penanganannya. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur

lempung berpasir, mempunyai drainase dan aerasi yang baik dan mengandung

bahan organik yang tinggi dengan pH sedikit asam. Tingkat kemasaman tanah

yang baik untuk pertumbuhan tanaman krisan adalah sekitar 5,5 sampai 6,5.

2.2.2 Bunga Krisan Sebagai Produk

Produk yang memiliki daya saing ditandai dengan meningkatnya nilai

tambah, efisiensi atau produktifitas, berorientasi pada permintaan pasar,

mengandalkan kekuatan inovasi tekhnologi dan kemampuan skill sumberdaya

(39)

diharapkan manfaat ekonomi yang dihasilkan juga dinikmati oleh semua lapisan

masyarakat. Pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan merupakan bagian dari

pengembangan sistem dan usaha agribisnis bunga potong krisan, sehingga upaya

ini tidak hanya berdaya saing tetapi juga akan berkelanjutan.

Usaha untuk mengembangkan bunga potong krisan yang sesuai dengan

permintaan, memerlukan kemampuan produsen untuk dapat membaca selera dan

kebutuhan konsumen. Berbagai cara dilakukan dalam rangka mengembangkan

dan menemukan inovasi baru, seperti:

1. Menghasilkan varietas-varietas baru melalui persilangan.

2. Kemajuan teknologi, seperti penggunaan internet sebagai media untuk

mempermudah pemasaran produk dengan sifat tidak tahan lama

(perishable product) tetapi harus sampai ke tangan konsumen dalam

keadaan segar dan berkualitas. Penggunaan internet juga dapat digunakan

untuk mencari informasi tentang selera konsumen bunga saat ini.

Bunga potong krisan yang banyak diminati adalah bunga yang mekar

sempurna, penampilan yang sehat dan segar serta mempunyai tangkai batang yang

tegar dan kekar sehingga bunga menjadi awet dan tahan lama. Bunga krisan

dibagi menjadi dua jenis yaitu standar dan spray. Permintaan konsumen paling

banyak adalah untuk bunga krisan jenis standar karena biasanya jenis ini

digunakan untuk bahan dasar rangkaian bunga.

Bunga krisan tidak hanya dapat dijadikan sebagai bunga potong rangkaian

bunga untuk dekorasi maupun ucapan selamat. Bunga krisan juga dapat dijadikan

tanaman hias dalam pot. Rukmana dan Mulyana (1997) menyatakan bahwa, dari

(40)

potong maupun dalam pot mengalami kenaikan. Selain sebagai hiasan, bunga

krisan juga dapat dapat dijadikan sebagai obat, bahan kosmetika dan juga

minuman.

Indonesia memiliki potensi yang tersedia untuk usaha agribisnis bunga

potong krisan, terutama dalam segi keadaan geografisnya dan luas lahannya.

Namun sistem agribisnis tidak dapat berkembang tanpa dukungan usaha-usaha

agribisnis. Para pelaku usaha, termasuk petani produsen dan perusahaan yang

merancang, merekayasa dan melakukan proses agribisnis, mulai dari proses

pemasaran sampai ke proses produksi.

2.3 Sistem Agribisnis Bunga Potong

Bunasor dalam Wahyuningsih (1999 : 9) menyatakan bahwa, sistem

agribisnis bunga potong terdiri dari subsistem yang saling terkait, saling

tergantung dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sistem tersebut terdiri dari:

1. Subsistem pengadaan input dan penyaluran sarana produksi.

Dalam pengadaan input dan saran produksi dalam budidaya ini meluputi

bibit, pupuk, obat-obatan dan lain-lain. Bibit yang digunakan adalah

anakan dari induk tanaman krisan yang dapat dipanen maksimal enam kali

panen, yang diantaranya lima kali panen untuk produksi dan satu kali

panen untuk indukan baru, yaitu dengan cara stek. Pupuk yang digunakan

adalah pupuk organik dan anorganik diantaranya Urea, TSP, ZA dan

KNO3, sedangkan untuk obat-obatan digunakan untuk kegiatan

(41)

2. Subsistem Usahatani (Budidaya)

Kegiatan yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh

subsistem agribisnis hulu atau subsistem pengadaan input dan penyaluran

sarana produksi untuk menghasilkan produk pertanian primer. Peran

penyuluh dalam hal ini sangat diperlukan, bukan saja untuk upaya alih

tekhnologi, tetapi juga tidak kalah pentingnya dalam mengubah sikap

berusaha menjadi “business oriented” yang dapat dihubungkan melalui

kemampuan mengelola, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Hal ini penting mengingat usaha bunga potong memerlukan penanganan

yang serius dan telaten menyangkut penerapan cara-cara budidaya.

3. Subsistem Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

membuat produk menjadi mudah diperoleh dan selalu tersedia untuk

pelanggan sasaran. Subsistem pemasaran terdiri dari standarisasi mutu,

pengolahan, penyimpanan, transportasi, distribusi, mulai dari produsen

sampai ke tangan konsumen. Saluran pemasaran adalah seperangkat

lembaga yang melakukan semua kegiatan yang digunakan untuk

menyalurkan produk dan status kepemilikan dari titik produksi sampai ke

titik konsumsi. Berdasarkan tingkatannya, saluran pemasaran terdiri dari

beberapa macam.

Gambar 1, dijelaskan bahwa saluran pemasaran terbagi menjadi dua, yaitu

pemasaran langsung dan pemasaran tidak langsung. Pemasaran langsung

(42)

pemasaran tidak langsung, dapat melalui beberapa perantara di antaranya

pedagang grosir, pemborong, pengecer dan langsung ke konsumen akhir.

Gambar 1 Saluran Pemasaran Produk Secara Umum

Sumber: Kotler (1997)

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Turnip (2004) yang mengenai

formulasi strategi pengembangan teh hijau, dapat dilihat bahwa hasil Analisis

Matriks EFE menunjukan bahwa nilai rata-rata dengan skor adalah 2,4433, yang

berarti perusahaan dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan mengatasi

ancaman-ancaman yang dihadapi perusahaan. Sementara itu, hasil dari Analisis

Matriks IFE menunjukan nilai rata-rata dengan skor 2,5388 yang menunjukan

bahwa perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan

yang di miliki. Berdasarkan matriks IE dapat diketahui bahwa posisi perusahaan

berada pada posisi V, yang berarti mampu menerapkan strategi pertahankan dan

pelihara dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Tahap Produsen Produsen Produsen

Grosir

Pengecer

Konsumen Konsumen Konsumen Pengecer

Produsen

Grosir

Pemborong

Pengecer

(43)

pencocokan dengan menggunakan matriks SWOT yang kemudian dianalisis lebih

lanjut dengan menggunakan matriks QSPM.

Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lusiana (2005),

mengenai analisis kelayakan usaha bunga potong krisan (Glory Farm) Kabupaten

Cianjur. Alat analisis yang dipakai adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit

Cost Ratio (Net B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period.

Analisis dilakukan pada dua pola, yaitu pola 1 adalah usaha berjalan (pembibitan

mandiri dan penanaman mitra), pola 2 adalah pola usaha alternatif (pembibitan

dan penanaman mandiri). Hasil analisis kriteria investasi yang menggunakan

discount rate rata-rata modal yaitu sebesar 8,5 persen, hasilnya menunjukan

bahwa kedua pola usaha layak secara finansial, namun hasil analisis

memperlihatkan bahwa pola 2 lebih layak dibandingkan dengan pola 1.

Utami (2003), melakukan penelitian mengenai analisis pengambilan

keputusan strategi bauran pemasaran bunga potong krisan pada PT Saung

Mirwan. Alat analisis yang digunakan adalah Proses Hierarki Analisis (PHA).

Berdasarkan hasil analisis dengan metode PHA, dapat diketahui bahwa prioritas

menyeluruh menempatkan sasaran meningkatkan pangsa pasar dan

mengoptimalkan pendapatan sebagai prioritas utama. Prioritas kedua adalah

sasaran meminimumkan biaya produksi, dan prioritas ketiga adalah sasaran

meningkatkan daya saing.

Nurmawati (2003) melakukan penelitian mengenai analisis strategi

pengembangan pasar produk bunga potong (Kasus PT. Alam Indah Bunga

Nusantara, Cipanas). Analisis kuantitatif digunakan pada Analisis Matriks IFE,

(44)

penentuan prioritas rekomendasi strategi pengembangan pasar menggunakan

matriks QSPM. Berdasarkan Analisis Matriks IFE didapat nilai total skor sebesar

3,023 menunjukan posisi internal perusahaan yang kuat dalam menggunakan

kekuatan dan memperbaiki kelemahan yang ada, sedangkan Analisis Matriks EFE

menghasilkan total nilai skor sebesar 2,764 menunujukan posisi eksternal

perusahaan rata-rata dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang

ada. Tahap pencocokan menggunakan Matriks SWOT kemudian dilanjutkan

dengan penentuan prioritas strategi dengan menggunakan QSPM.

Penelitian tentang krisan yang telah dilakukan sebelumnya memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Persamaannya adalah memformulasikan strategi suatu usaha dengan

menggunakan metode yang sama. Perbedaannya adalah kegiatan-kegiatan yang

dilakukan dalam penelitian ini. Untuk memprioritaskan strategi, penulis

menggunakan Road Map Strategi yang bertujuan agar strategi yang dijalankan

berjalan dengan baik berdasarkan waktu penerapannya. Manfaat dari penggunaan

Road Map Strategi adalah perjalanan lebih terarah, strategi jelas dalam artian

tidak ada tumpang tindih strategi, kegiatan terpetakan, kondisis awal

teridentifikasi secara menyeluruh dan strategi yang diambil dipahami menyeluruh

oleh semua pihak sehingga semua mengetahui tugas masing-masing dalam

(45)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

3.1.1 Strategi

Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk

mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan organisasi dalam

menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi dan potensial untuk dihadapi

di masa mendatang oleh organisasi yang bersangkutan (Yosida, 2006 : 22).

Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan

dimana ia harus bersaing.

Strategi erat kaitannya dengan pemenuhan tujuan organisasi. Menurut

Grant dalam Yosida (2006), strategi digunakan untuk memenuhi tiga tujuan

organisasi, yaitu:

1. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan

2. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi

3. Strategi sebagai konsep.

3.1.2 Manajemen Strategi

Perubahan yang terjadi dalam persaingan dianggap sebagai ancaman oleh

perusahaan tertentu, namun perusahaan sejenis menafsirkan sebagai sesuatu

peluang besar. Dengan kata lain, ancaman ataupun peluang bisnis sangat

ditentukan oleh bagaimana kemampuan organisasi bisnis memahaminya, untuk

kemudian menganalisnya dan merespon dalam bentuk sikap dan tindakan. Dalam

(46)

berlangsung, maka organisasi bisnis harus semakin mengambangkan dan

mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan strateginya.

Pernyataan misi yang baik mengungkapkan pelanggan, produk, atau jasa,

pasar, teknologi, pemikiran untuk bertahan hidup, falsafah konsep diri, pemikiran

untuk citra publik dan pemikiran untuk karyawan. Sembilan komponen dasar ini

berfungsi sebagai kerangka kerja praktis untuk mengevaluasi dan menuliskan

pernyataan misi. Langkah pertama dalam manajemen strategi, pernyataan misi

menyediakan arah untuk semua aktifitas perencanaan.

Robinson (1997 : 20) menyatakan bahwa, manajemen strategi dapat

diartikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang di awali dengan visi

dan misi yang kemudian dapat menghasilkan perumusan (formulasi) dan

pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang akan dirancang untuk mencapai

sasaran perusahaan. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan

pengorganisasian sumberdaya manusia (SDM) yang diwujudkan melalui

penetapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan yang berjalan beserta

budaya perusahaan. Lebih luas lagi, aktivitas ini mencakup distribusi kerja

diantara individu dan kelompok kerja dengan mempertimbangkan tingkatan

manajemen, tipe pekerjaan, pengelompokan bagian pekerjaan serta mengusahakan

agar bagian-bagian itu menyatu seluruhnya dalam sebuah tim sehingga mereka

dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Pembuatan manajemen strategi ini memfokuskan pada memadukan

manajemen pemasaran, keuangan / akunting, produksi / operasi, penelitian dan

pengembangan serta sistem informsi komputer untuk mencapai keberhasilan

(47)

aktif ketimbang reaktif dalam membentuk masa depan sendiri. Hal ini

memungkinkan suatu organisasi untuk mengawali dan mempengaruhi aktifitas

sehingga dengan demikian dapat dengan keras mengendalikan tujuan sendiri.

Menurut David (2004 : 5). Manfaat dari manajemen strategi adalah manfaat

keuangan dalam artian dapat mendatangkan laba dan juga manfaat non keuangan.

Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu perumusan strategi,

implementasi strategi dan evaluasi strategi.

1. Perumusan strategi, termasuk pengembangan misi bisnis, mengenali

peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan

kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan

strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan.

2. Implementasi strategi, menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif

tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan

mengalokasikan sumderdaya sehingga strategi yang dirumuskan dapat

dilaksanakan; implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya

mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif,

mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan

dan memanfaatkan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi

karyawan dengan prestasi organisasi.

3. Evaluasi strategi, adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para

manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi

dengan baik, sehingga evaluasi strategi perlu dilakukan. Semua strategi

dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksternal dan

(48)

mengevaluasi strategi adalah (1) meninjau faktor-faktor eksternal dan

internal yang menjadi dasar strategi sekarang, (2) mengukur prestasi, dan

(3) mengambil tindakan korektif.

Proses manajemen strategi harus di dasarkan pada keyakinan bahwa

organisasi seharusnya terus-menerus memonitor peristiwa dan kecenderungan

internal dan eksternal sehingga dapat melakukan perubahan tepat waktu.

Kecepatan dan besaran perubahan yang mempengaruhi organisasi bertambah

secara dramatis. Proses manajemen strategi bertujuan memungkinkan organisasi

menyesuaikan diri secara efektif untuk berubah dalam jangka panjang. Proses

manajemen strategi harus dilaksanakan secara terus menerus karena bersifat

dinamis dan berkelanjutan.

Umpan Balik

Perumusan Strategi Implementasi Strategi Evaluasi

Strategi

Gambar 2 Model Manajemen Strategi

Sumber: David, 2004 (hal 14)

Proses manajemen strategis paling baik dapat dipelajari dan diterapkan

menggunakan suatu model. Setiap model menggambarkan semacam proses.

(49)

pemahaman dari proses manajemen strategis. Model ini tidak menjamin sukses,

tetapi menggambarkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi.

Adanya model rangkaian manajemen yang berisi langkah-langkah yang

diambil, akan memudahkan pihak perusahaan untuk mengambil kebijakan yang

tepat sasaran. Rumusan alternatif strategi yang dihasilkan tersebut akan dievaluasi

sebelum di implementasikan, karena dengan adanya strategi baru akan

mengakibatkan terjadinya perubahan. Pelaksanaan strategi yang terpilih,

perusahaan harus melihat seberapa efektifkah pelaksanaan dan kepentingan dari

strategi ini. Aspek-aspek tingkah laku, budaya dan politik dari proses

menghasilkan dan memilih strategi selalu penting untuk dipertimbangkan dan di

kelola.

3.1.3 Perencanaan Strategi

Menurut Kotler (1997 : 56), perencanaan strategi bisnis adalah proses

manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian dan

sumberdaya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan

dari perencanaan strategi yaitu untuk membentuk dan menyempurnakan usaha dan

produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Perencanaan

strategi penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk

yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari

sumberdaya yang ada.

Analisis perencanaan strategi adalah kegiatan intelektual untuk

(50)

kondisi atau informasi yang diperoleh dalam suatu penelitian, tindakan

manajemen yang tepat dan sesuai dapat ditentukan. Pada akhir tahun dilakukan

evaluasi kembali apakah strategi ini masih layak untuk dijalankan, sesuai dengan

situsi dan kondisi. Tujuan utama perencanaan strategi adalah agar perusahaan

dapat melihat secara obyektif kondisi internal dan eksternal perusahaan, sehingga

perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal

Perencanaan strategi memerlukan tiga kegiatan kunci yang bertujuan agar

rencana sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Kotler, 1997 : 57). Tiga kegiatan

itu, yaitu:

1. Perusahaan mengelola usahanya sesuai dengan portofolio investasi. Setiap

usaha memiliki potensi laba yang berbeda dan sumberdaya yang dimiliki

perusahaan harus dialokasikan dengan tepat.

2. Perusahaan mengevaluasi setiap unit usaha secara tepat dengan

mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian

perusahaan dalam pasar tersebut.

3. Kegiatan kunci yang ketiga dari perencanaan strategis adalah strategi.

Untuk setiap usahanya, perusahaan harus mengembangkan suatu rencana

permainan untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

Setelah dilakukan perencanaan strategi kemudian dilanjutkan dengan

pemeriksaan tugas perencanan strategi dari manajemen perusahaan. Proses ini

(51)

Analisis SWOT

Gambar 3 Proses Perencanaan Strategi Bisnis

Sumber: Kotler, 1997 (hal 71)

Gambar 3 ini dapat dijelaskan bahwa, hal pertama yang harus diketahui

untuk memformulasikan strategi adalah misi bisnis perusahaan karena dengan

mengetahui misi tersebut, perusahaan dapat menganalisis lingkungan internal dan

eksternalnya agar dapat memformulasikan strategi apa yang akan digunakan dan

dilaksanakan. Pada akhirnya perusahaan dapat melakukan umpan balik dan

pengendalian agar perusahaan tetap dapat menggunakan strategi tersebut untuk

kelangsungannya.

3.1.4 Strategi Bersaing Generik

Porter (2007 : 71) menyatakan bahwa strategi generik adalah pendekatan

untuk mengungguli pesaing dalam industri, dalam struktur industri tertentu ini

berarti bahwa semua perusahaan dapat memperoleh hasil laba yang tinggi,

sedangkan di industri yang lain, keberhasilan dengan salah satu strategi generik

mungkin diperlukan hanya untuk mendapatkan hasil laba yang layak dalam artian

mutlak.

Kelima kekuatan persaingan dapat ditanggulangi dengan tiga pendekatan

strategis generik yang secara potensial akan berhasil mengungguli perusahaan lain

(52)

• Keunggulan biaya menyeluruh

• Diferensiasi

• Fokus

Strategi pertama adalah mencapai keunggulan biaya menyeluruh dalam

industri melalui seperangkat kebijakan fungsional yang ditujukan pada sasaran

utama. Posisi biaya memberikan kepada perusahaan tersebut ketahanan terhadap

rivalitas dari para pesaing karena biaya yang lebih rendah memungkinkannya

untuk tetap dapat menghasilkan laba setelah para pesaingnya mengorbankan laba

mereka demi persaingan.

Strategi generik yang kedua adalah mendiferensiasikan produk atau jasa

yang ditawarkan perusahaan, yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan

oleh industri secara menyeluruh sebagai hal yang unik. Pengembangan produk

merupakan contoh dari strategi yang menawarkan keunggulan diferensiasi.

Strategi generik yang terakhir adalah memusatkan (fokus) pada kelompok

pembeli, segmen lini produk, atau pasar wilayah geografis. Strategi fokus dapat

berarti bahwa perusahaan mempunyai posisi biaya rendah dengan target

strategisnya, diferensiasi atau keduanya, sehingga secara potensial dapat

menghasilkan laba diatas rata-rata. Perbedaan diantara ketiga strategi ini

(53)

TINGKAT Keunikan yang Posisi Biaya Rendah

STRATEGIS Dirasakan Pelangggan

Seluruh Industri

Hanya

Segmen Tertentu

Gambar 4 Tiga Strategi Generik

Sumber: Porter, 2007 (hal 76)

3.1.5 Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal yang meliputi berbagai faktor di luar perusahaan

dapat berupa peluang atau ancaman bagi perusahaan. Kekuatan dan pelaku

lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dapat

dibedakan menjadi lingkungan makro dan lingkungan mikro. Tujuan dari

pengamatan lingkungan eksternal adalah untuk melihat peluang baru.

3.1.5.1 Lingkungan Makro

Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan

biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu.

Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, sosial, politik dan teknologi.

Faktor Politik. Arah dan stabilitas faktor-faktor politik merupakan

pertimbangan penting bagi para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan.

Faktor-faktor politik menentukan keberhasilan dan aturan yang membatasi operasi

perusahaan.

DIFERENSIASI

KEUNGGULAN BIAYA MENYELURUH

(54)

Faktor Ekonomi. Faktor ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang

mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran konsumen. Daya beli konsumen

tergantung dari tingkat pendapatan, inflasi harga, tingkat bunga, supply uang,

tingkat pengangguran dan hutang serta psikologi konsumen.

Faktor Sosial. Faktor sosial yang mempengaruhi perusahaan adalah

kepercayaan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup orang-orang di lingkungan

eksternal perusahaan, yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi,

demografi, agama, pendidikan, dan etnik. Jika sikap sosial berubah, maka akan

berubah pula permintaan produk atau jasa yang ada.

Faktor Teknologi. Faktor teknologi memiliki kecenderungan untuk

senantiasa berubah seiring dengan penemuan-penemuan baru yang memberikan

dampak revolusi terhadap produk-produk dan proses produksinya. Teknologi

merupakan temuan berupa produk yang dapat menjadikan efisiensi berbagai hal

jika menggunakannya. Perkembangan teknologi memberikan dampak terhadap

pola konsumsi pasar yang berimplikasi terhadap sistem pemasaran perusahaan.

Para pemasar harus memahami lingkungan teknologi dan cara-cara teknologi baru

dapat memenuhi permintaan konsumen.

3.1.5.2 Lingkungan Mikro (Analisis Lima Kekuatan Persaingan Porter)

Lingkungan mikro perusahaan terdiri atas pelaku-pelaku dalam lingkungan

perusahaan yang langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk

melayani pasarnya. Gambar 5, model lima kekuatan Porter mengenai analisis

(55)

mengembangkan strategi dalam industri. Gabungan dari kelima kekuatan ini

menentukan potensi laba akhir dalam industri.

Ancaman

Gambar 5 Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri.

Sumber: Porter, 2007 (hal 34)

Ancaman pendatang baru. Pendatang barupada suatu industri membawa

kapasitas baru, keinginan untuk mendapatkan bagian pasar, serta sering kali juga

sumberdaya utama. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya

membengkak sehingga mengurangi laba perusahaan.

Ancaman produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial

dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh

perusahaan dalam industri. Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh

produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri.

Kekuatan tawar menawar pembeli. Apabila pelanggan terkonsentrasi

(56)

menawarnya merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas

persaingan dalam suatu industri.

Kekuatan tawar menawar pemasok. Tawar menawar pemasok

mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama apabila

jumlah pemasok banyak, apabila hanya sedikit bahan baku yang baik atau apabila

biaya mengganti bahan baku tinggi.

3.1.6 Analisis Lingkungan Internal

Analisis mengenai faktor-faktor internal sangat diperlukan untuk melihat

sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang-bidang fungsional,

termasuk manajemen, pemasaran, keuangan / akunting, produksi / operasi,

penelitian dan pengembangan dan sistem informasi komputer. Mengetahui

perilaku konsumen, produsen dapat menggunakan bauran pemasaran yang

disesuaikan dengan pengamatan terhadap perilaku konsumen.

a. Manajemen. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar:

perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukan staff dan

pengendalian.

1. Perencanaan

Terdiri dari semua aktifitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan

untuk menghadapi masa depan. Tingkat spesifik termasuk meramalkan,

menetapkan sasaran, menetapkan strategi, mengembangkan kebijakan dan

menetapkan sasaran.

2. Pengorganisasian

Termasuk semua aktifitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas

(57)

spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, rentang

kendali, kesatuan komando, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan.

3. Permotivasian.

Permotivasian dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang

untuk mencapai sasaran tertentu. Fungsi permotivasian dari manajemen

termasuk paling sedikit, empat komponen utama yaitu kepemimpinan,

dinamika kelompok, komunikasi, dan perubahan organisasi.

4. Penunjukan staf

Aktivitas penunjukan staf berpusat pada manajemen personalia atau

sumberdaya manusia. Termasuk administrasi upah dan gaji, tunjangan

karyawan, penerimaan, pemecatan, pelatihan, pengembangan manajemen,

keselamatan karyawan, tindakan pembenaran, peluang bekerja yang sama,

hubungan serikat kerja, pengembangan karir, riset personalia, kebijakan

disiplin, prosedur menyatakan keluhan, dan hubungan masyarakat

5. Pengendalian

Fungsi pengendalian manajemen termasuk aktifitas yang dilakukan untuk

memastikan bahwa operasi yang terjadi sesuai dengan dengan operasi

yang direncanakan. Semua manajer dalam suatu organisasi mempunyai

tanggung jawab pengendalian, seperti melakukan evaluasi prestasi dan

mengambil tindakan yang perlu untuk meminimalkan inefisiensi.

b. Pemasaran. Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan,

mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan

pelanggan akan produk dan jasa. Ada sembilan dasar fungsi pemasaran

(58)

merencanakan produk dan jasa, menetapkan harga, distribusi, riset

pemasaran, analisis peluang dan tanggung jawab sosial.

c. Keuangan / akunting. Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal

terbaik dari posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan bagi

investor. Menetapkan kekuatan keuangan organisasi dan kelemahan amat

penting untuk merumuskan secara efektif. Faktor-faktor keuangan sering

mengubah strategi yang ada dan mengubah rencana implementasi.

d. Produksi dan operasi. Fungsi produksi dan operasi dari suatu usaha

terdiri dari semua aktifitas yang mengubah masukan menjadi barang dan

jasa. Manajemen produksi dan operasi menangani masukan, pengubahan

dan keluaran yang bervariasi antar industri dan pasar.

e. Penelitian dan pengembangan. Bidang utama kelima dari operasi

internal yang harus diteliti kekuatan dan kelemahannya adalah penelitian

dan pengembangan (litbang). Banyak perusahaan tidak melakukan litbang

dan juga banyak perusahaan lain yang tergantung pada kesuksesan

aktivitas litbang agar dapat bertahan.

f. Sistem informasi komputer. Informasi mengikat semua fungsi bisnis

menjadi satu dan menjadi dasar untuk semua keputusan manajerial.

Informasi mewakili sumber utama keunggulan atau kelemahan bersaing.

g. Bauran Pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan

pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 1997 : 82). Bauran pemasaran

(59)

1. Alat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk. Produk yang

ditawarkan perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, rancangan,

bentuk, merek dan kemasan produk.

2. Harga merupakan alat bauaran pemasaran yang penting. Harga yang

ditawarkan perusahaan harus sebanding dengan penawaran nilai kepada

pelanggan. Jika tidak, pembeli akan berpaling kepada produk pesaing.

3. Tempat merupakan alat bauran pemasaran lainnya, termasuk berbagai

kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat

diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.

4. Promosi, meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar

sasaran.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Jawa Barat berpotensi berkembang sebagai sentra bunga potong karena

letak geografisnya yang mendukung. Hal ini yang membuat produsen bunga

potong semakin banyak, disamping peluang pasar yang terbuka. Kabupaten yang

terkenal sebagai sentra bunga potong adalah Sukabumi, Cianjur, Bogor dan

Bandung.

Loka Farm merupakan salah satu produsen bunga potong yang baru

berjalan di Kabupaten Bogor. Produk yang ditawarkan Loka Farm adalah bunga

potong krisan jenis spray dan standar. Saat ini Loka Farm memasarkan

produknya kepada trader, dekorator, floris , tengkulak dan pengecer.

Pengalaman yang belum terlalu banyak membuat kegiatan bisnis Loka

Gambar

Gambar 1  Saluran Pemasaran Produk Secara Umum
Gambar 2 Model Manajemen Strategi
Gambar 3 Proses Perencanaan Strategi Bisnis
Gambar 4  Tiga Strategi Generik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh teknik pengemasan untuk mempertahankan mutu bunga potong krisan White Fiji tipe standar selama transportasi,

Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara (Simbapro Krisan Potong PT ABN) adalah sistem informasi yang mendokumentasikan kegiatan operasional

Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Masukan pada Produksi Bunga Potong Krisan November 2012-Februari 2013 di Kabupaten Semarang ... Rata-rata Biaya Tenaga Kerja

Strategi pemasaran yang akan disusun perlu mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha bunga potong agar dapat meningkatkan produksi dan

Pedoman ini untuk digunakan untuk pelayanan ekspor bunga potong krisan berbasis in-line inspection yang meliputi langkah-langkah mitigasi risiko yang harus dilakukan di kebun

Sedangkan sensor infrared akan mendeteksi ketinggian bunga krisan potong di dalam prototype greenhouse dan pengaturan cahaya ini diatur menggunakan dimmer, dimana dimmer

Metode yang digunakan adalah survei preferensi stakeholder sebanyak 25 responden terhadap 7 variabel bunga potong krisan yaitu meliputi ukuran bunga, warna bunga,

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh teknik pengemasan untuk mempertahankan mutu bunga potong krisan White Fiji tipe standar selama transportasi,