• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.2 Sejarah Singkat Loka Farm

Loka Farm merupakan salah satu unit bisnis Pusat Koperasi Markas Besar TNI (Puskop Mabes TNI) yang baru berdiri selama 18 bulan. Puskop Mabes TNI merupakan koperasi yang berbadan hukum dan berlokasi di daerah Cililitan, Jakarta. Loka Farm merupakan unit bisnis yang bergerak pada bidang tanaman hias, khususnya bunga potong krisan.

Awal berdirinya Loka Farm yaitu sebagai sarana latihan pertanian yang digunakan untuk kepentingan umum. Pada saat itu tanaman yang dijadikan latihan percobaan adalah krisan, garbera dan sedap malam. Seiring berjalannya waktu, kegiatan sarana latihan ini lambat laun tidak berjalan, dan menjadikan lahan sebesar 3,5 hektar serta beberapa green house menjadi sia-sia, dengan demikian membuat nasib delapan orang karyawan menjadi tidak menentu. Bapak Ir. Ahmad

Rizal selaku ketua pengelola kegiatan tersebut mempertimbangkan faktor-faktor di atas dan kemudian mengusulkan agar Loka Farm ini dijadikan suatu kegiatan bisnis usaha bunga potong krisan yang dapat meningkatkan kesejahteraan pekerjanya, karena dengan pertimbangan bahwa pangsa pasarnya cukup besar dan tidak akan pernah mati serta harga jual yang selalu stabil.

Ide bisnis yang di ajukan oleh Bapak Ir. Ahmad Rizal ini, ternyata mendapat respon yang positif oleh Pukop Mabes TNI dan investor pun banyak yang tertarik dengan rencana itu. Setalah Puskop menyetujui dan adanya investor ini, maka kemudian Puskop dan investor ini melakukan kesepakatan perjanjian yaitu selama empat tahun karena berdasarkan umur ekonomis green house itu sendiri.

Pada awal kegiatan bisnis ini, banyak kendala yang dihadapi oleh Loka Farm. Dalam awal kegiatan produksi, Loka Farm mengalami banyak kerugian yang diakibatkan oleh belum ketatnya pengawasan yang diberikan oleh seorang manajer, sehingga karyawan pada bagian pengawas produksi banyak melakukan pembuatan laporan palsu tentang pengeluaran produksi yang menyebabkan kerugian yang cukup besar pada Loka Farm. Meskipun menderita kerugian, Loka Farm tetap menjalankan kegiatan bisnis ini karena manajer Loka Farm optimis dengan pengembangan bisnis bunga potong ini.

5.3 Sarana dan Prasarana

Total lahan yang dimiliki oleh Loka Farm adalah seluas 3,5 hektar, akan tetapi lahan yang digunakan untuk kegiatan budidaya bunga potong krisan ini baru seluas 8.000 m². Proses budidaya yang dilakukan oleh Loka Farm ini masih

sederhana dan manual, tanpa menggunakan teknologi-teknologi modern. Hanya dalam penyemprotan pestisida biasanya menggunakan kompresor, agar semprotan pestisida dapat stabil. Selain itu, alat-alat yang digunakan dalam kegiatan produksi adalah cangkul, gunting panen, waring, ember dan drum

Saat ini Loka Farm memiliki sembilan buah green house dengan luas rata-rata mencapai 1.000 m², dimana tujuh buah green house digunakan untuk kegiatan produksi dan dua buah green house lainnya digunakan untuk kegiatan pembibitan.

5.4 Sistem Agribisnis Bunga Potong Loka Farm

Sistem agribisnis yang dilakukan oleh Loka Farm ini terdiri dari tiga subsistem, yaitu kegiatan pengadaan input dan penyaluran sarana produksi, kegiatan budidaya serta kegiatan pemasaran.

5.4.1 Pengadaan input A. Bibit

Bibit yang digunakan untuk kegiatan budidaya berasal dari penanaman sendiri dengan menanam tanaman induk yang dapat dipanen hingga enam kali panen dengan cara stek dan bibit juga berasal dari Cipanas yang dipasok oleh petani pembibit. Produksi bibit dapat terus meningkat hingga mencapai enam kali penyetekan, akan tetapi pada saat ini kebutuhan bibit tidak dapat mencukupi untuk kegiatan budidaya karena bibit induk yang sudah tua. Saat ini, sebagian bibit di beli dari petani di Cipanas dan Sukabumi untuk dapat mencukupi kegiatan produksinya.

Harga bibit terbagi menjadi dua yaitu harga bibit akar dan stek. Saat ini harga bibit akar mencapai Rp 120 per batang, sementara untuk bibit stek sebesar Rp 60 sampai Rp 70 per batang. Kualitas bibit yang ada di pasaran tidak menjamin, walaupun bibit tersebut berasal dari produsen bibit yang sudah berbadan hukum. Hal ini dikarenakan generasi bibit yang ada tidak diketahui dengan pasti.

B. Pupuk

Pengadaan pupuk di Loka Farm selama ini diperoleh dari toko pertanian dan juga peternak. Pupuk yang digunakan untuk kegiatan budidaya berasal dari, pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik ini berasal dari kotoran domba dan ayam pedaging. Sementara untuk pupuk anorganik menggunakan NPK, Furadan dan KNO3.

C. Pestisida dan Obat-obatan

Pestisida dan obat-obatan yang digunakan oleh Loka Farm, berasal dari toko pertanian yang menyediakan berbagai sarana pertanian yang ada di daerah sekitar. Jenis pestisida yang digunakan adalah jenis insektisida dan fungisida.

5.4.2 Budidaya

Kegiatan budidaya bunga krisan dari tahap penanaman hingga tahap pemanenan mencapai 14 minggu, tetapi kegiatan ini belum termasuk dari persiapan lahan. Saat ini Loka Farm membudidayakan bunga potong krisan jenis spray dan standar.

1. Pembuatan green house dan persiapan lahan

Pembuatan green house terlebih dahulu dilakukan sebelum kegiatan

penanaman, karena semua kegiatan produksi dilakukan di dalam green house. Setiap green house, di bangun di atas lahan seluas 1.000 m². Setelah itu kegiatan persiapan lahan, dalam persiapan lahan ini meliputi penggarapan tanah dengan cara mencangkul, pembersihan tanaman liar, dan dilanjutkan dengan proses pemupukan. Pada persiapan lahan, pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran domba dan ayam pedaging, kegiatan ini dilakukan pada saat sebelum tanam.

2. Penanaman

Setelah melalui proses persiapan lahan kemudian dilanjutkan dengan proses penanaman, sebelumnya dilakukan seleksi bibit yang akan ditanam terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui bahwa bibit yang akan ditanam itu, bagus atau tidak karena hal ini berpengaruh terhadap produktivitasnya. Penanaman yang dilakukan di dalam green house ini didasarkan pada masing-masing varietas bunga krisan. Penanaman biasanya dilakukan pada sore hari atau sekitar pukul 14.00, hal ini bertujuan untuk mencegah kelayuan tanaman pada saat tanam. Jarak tanam yang diberikan adalah 10 cm x 10 cm.

Penanaman dilakukan satu per satu pada lubang tanam hal ini bertujuan agar menghindari kepadatan jumlah tanam yang membuat pertumbuhan tanaman menjadi tidak baik. Dalam satu green house dengan lahan produksi seluas 600 m², rencana bibit yang ditanam mencapai 60.000 batang akan tetapi pada saat pelaksanaannya penanaman bibit dilakukan sebanyak 72.000 batang. Hal ini

dilakukan untuk menjaga pada saat tanaman ada yang terkena penyakit dan dilakukan penyulaman tanaman yang mati.

3. Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan meliputi:

• Penyiraman. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan intensitas

penyiraman sebanyak satu kali sehari pada saat pagi hari dan dilakukan hingga pada saat panen.

• Penyulaman. Dilakukan pada saat ada tanaman yang terkena penyakit,

mati, atau pertumbuhannya tidak sesuai sehingga harus dilakukan penggantian tanaman. Penyulaman dilakukan dengan harapan pertumbuhan bunga krisan akan seragam dalam satu green house.

• Pemupukan. Pemupukan pertama adalah pada saat tanaman berumur 10

hari dengan memberikan pupuk urea dan NPK, sedangkan pupuk susulan diberikan setelah tanaman berumur lebih dari dua minggu dengan menggunakan pupuk KNO3 dengan dosis setiap 10 hari sekali.

• Pembersihan gulma, pembersihan gulma dilakukan secara manual yaitu

dengan cara mencabut gulma hingga akarnya. Pembersihan ini dilakukan pada saat empat minggu dan delapan minggu setelah tanam.

• Penyinaran tambahan, dengan menggunakan lampu esensial 13 - 16 watt

dengan jarak lampu mencapai 2,5 meter sedangkan jarak antar lampu sejauh 2,35 meter. Penyinaran tambahan dilakukan pada saat malam hari yaitu pukul 22.00 – 02.00 WIB. Tujuan dari penyinaran adalah memacu pertumbuhan tinggi tanaman dan untu menunda masa generatif.

• Pewiwilan. Pemotongan tunas-tunas baru pada tanaman krisan. Pada dua tipe krisan yang ada, cara pewiwilannya pun berbeda. Krisan spray dilakukan pada ujung tunas agar tumbuh tunas-tunas baru sehingga bunga yang dihasilkan makin banyak. Sedangkan untuk krisan standar, dilakukan pada tunas cabang untuk menyisakan satu bunga saja.

• Penaikan Jaring. Bertujuan agar tanaman dapat tumbuh dengan tegak lurus sesuai dengan pertumbuhan tanaman itu sendiri.

• Pengendalian hama penyakit. Pada kegiatan ini harus sering dilakukan

pemantauan agar tanaman dapat dengan cepat ditangani apabila ada yang terkena penyakit. Pengendalian hama ini dilakukan tiga kali dalam seminggu dengan cara penyemprotan pestisida.

4. Panen

Umur pemanenan bunga krisan jenis standar dan spray berbeda, kegiatan panen untuk bunga krisan jenis standar dilakukan setelah tanaman berusia 12 minggu. Sementara untuk jenis spray, kegiatan panen dilakukan pada umur 14 minggu. Untuk krisan tipe standar, ciri-ciri bunga yang siap panen adalah dimana kemekaran bunga sudah mencapai 80 persen. Sedangkan untuk krisan spray, dalam satu tangkai, bunga sudah mekar semua atau mencapai 60 persen kemekarannya. Bunga krisan dipanen dengan cara dicabut dan dipotong bagian batangnya, dengan panjang 20 cm. Kegiatan panen di Loka Farm dilakukan setiap dua minggu sekali dan berlangsung pada pagi hari karena tingkat kesegaran bunga sangat baik hal ini dipengaruhi oleh kandungan air yang ada pada tanaman itu.

5. Pasca Panen

Pada kegiatan biasanya semua karyawan dikerahkan, karena kegiatan ini membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Kegiatan ini meliputi: pemotongan bunga dengan varietas dan jenis yang sama dengan panjang tangkai 80 cm sebanyak 10 batang dengan kualitas masing-masing yang telah ditentukan, setelah itu diletakan pada tempat penampungan dan pangkal batang direndam air agar kesegaran bunga tetap terjaga. Pada bunga krisan jenis standar, dilakukan pembungkusan mahkota bunga satu per satu setelah itu dilakukan pembungkusan bunga dengan jumlah 10 batang tiap bungkus.

5.4.3 Subsistem Pemasaran

Kegiatan pemasaran dilakukan langsung oleh pihak Loka Farm dengan menggunakan mobil. Kegiatan pemasaran bunga krisan Loka Farm, biasanya dilakukan langsung kepada florist, dekorator, trader, depot bunga dan tengkulak. Bunga krisan Loka Farm ini banyak di pasarkan di daerah Jakarta, Bogor dan Cipanas.

5.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Loka Farm memiliki struktur organisasi yang sangat sederhana, dimana investor sebagai pihak pertama dan Puskop Mabes TNI sebagai pihak kedua yang menjalankan kesepakatan perjanjian kerja sama mempunyai wewenang untuk membantu mengawasi dan mengevaluasi kegiatan Loka Farm. Bapak Rizal merupakan ketua bisnis bunga potong Loka Farm yang menjalankan kegiatan bisnis ini dan bertanggung jawab kepada investor dan Puskop Mabes TNI. Beliau

dibantu oleh seorang wakil ketua yang bertugas pada bagian pemasaran dan dapat menggantikan posisi ketua pada saat berhalangan hadir dan juga seorang yang bekerja sabagai pengawas produksi.

Bapak Ir. Ahmad Rizal sebagai ketua bisnis bunga potong Loka Farm, dapat memberikan ide atau masukan untuk pengembangan usaha yang kemudian disampaikan kepada investor dan Puskop Mabes TNI untuk dipertimbangkan lebih lanjut. Saat ini Loka Farm memiliki 18 orang pekerja, dimana setiap green house dikelola oleh dua orang. Berikut ini gambar struktur organisasi Loka Farm.

Gambar 9 Struktur Organisasi Loka Farm

Pusat Koperasi MABES TNI Investor

Ketua Bisnis Bunga Loka Farm

Pekerja

VI. ANALISIS LINGKUNGAN LOKA FARM

Strategi diartikan oleh para manajer sebagai rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan (Pearce Robinson, 1997 : 20). Memformulasikan strategi yang akan dipakai, perusahaan terlebih dahulu menganalisis keadaan lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan ini terdiri atas lingkungan eksternal yang terdiri dari variabel peluang dan ancaman dan lingkungan internal yang variabelnya terdiri atas kekuatan dan kelemahan.

Analisis lingkungan eksternal dilakukan terhadap lingkungan makro, mikro dan industri. Pada lingkungan makro terdiri dari politik / pemerintah, ekonomi, sosial budaya dan teknologi, sedangkan lingkungan mikro terdiri atas pesaing dan pemasok. Lingkungan industri terdiri dari persaingan diantara perusahaan yang ada, ancaman pendatang baru, kekuatan tawar menawar pembeli dan pemasok, dan ancaman produk pengganti.

Setelah menganalisis lingkungan eksternal, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis lingkungan internal yang meliputi manajemen fungsional perusahaan seperti faktor produksi dan operasi, manajemen sumberdaya manusia, keuangan dan bauran pemasaran.

6.1 Analisis Lingkungan Eksternal

Pelaksanaan analisis lingkungan eksternal sangat dibutuhkan karena merupakan keadaan yang tidak dapat dikendalikan secara langsung, maka keberadaannya memiliki pengaruh yang besar.

6.1.1 Analisis Lingkungan Makro

Lingkungan makro dapat memberikan peluang dan ancaman. Lingkungan ini terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu. Lingkungan makro terdiri atas:

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi. Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kinerja perusahaan tanaman hias, khususnya bunga potong. Perekonomian Indonesia yang semakin kondusif akan meningkatkan pendapatan nasional per kapita dan akan berimplikasi terhadap daya beli yang semakin meningkat, dengan begitu akan berpengaruh terhadap permintaan bunga potong krisan yang semakin meningkat.

Saat ini sebagian besar produksi bunga potong krisan di Indonesia hanya untuk konsumsi dalam negeri, terutama untuk kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan. Hal ini terjadi karena permintaan untuk pasar dalam negeri cukup tinggi dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan karena diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik.

2. Sosial Budaya

Jaman dahulu produk florikultur di Indonesia digunakan hanya untuk kegiatan keagamaan dan kegiatan adat. Akan tetapi, seiring dengan adanya kecenderungan global pada masyarakat dunia mengenal gaya hidup kembali ke alam (back to nature) dan taraf hidup masyarakat yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya perubahan pola permintaan serta adanya alokasi

kebutuhan masyarakat kepada produk bunga saat ini. sehingga berpengaruh terhadap permintaan bunga krisan. Saat ini persepsi masyarakat terhadap bunga potong semakin positif sehingga penggunaan bunga potong tidak hanya sekedar untuk hiasan semata, tetapi juga dapat digunakan sebagai kegiatan keagamaan, dekorasi, ucapan selamat, acara perkawinan, hadiah maupun ungkapan perasaan.

Pada bulan-bulan tertentu permintaan bunga adanya yang mengalami kenaikan maupun penurunan, hal ini dikarena adanya keyakinan dan budaya masyarakat. Permintaan bunga potong meningkat pada saat bulan Djulhijjah (awal-akhir Desember) , Robiul Awal (awal-akhir Maret), Rajab (awal-akhir Agustus) dan Syawal (awal-akhir September) karena pada saat itu acara-acara seperti penikahan banyak dilangsungkan. Sementara pada bulan Muharam, Sapar, Robiul Akhir, Ramadhan dan Hapid permintaan bunga sedang turun karena acara pernikahan jarang dilakukan. Sementara untuk bulan-bulan yang lainnya stabil. Secara umum, permintaan bunga krisan tetap tinggi terutama untuk pasar lokal.

3. Politik/Pemerintah

Kebijakan politik yang baik dan mendukung akan menciptakan keamanan dan kelancaran bisnis disuatu negara atau antar negara secara Internasional. Keputusan pemasaran dipengaruhi kuat oleh perkembangan dalam lingkungan politik dan hukum. Lingkungan ini dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu (Kotler, 1997 : 142).

Kebijakan politik yang menyangkut perdagangan bebas pada tahun 2003, selain dapat memberikan peluang bagi pengembangan agribisnis dalam negeri juga dapat memberikan ancaman berupa persaingan global yang semakin ketat.

Perdagangan bebas menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan dalam produk yang ditawarkan. Disamping itu peluang yang muncul adalah semakin besarnya pasar luar negeri maka semakin terbukanya pasar ekspor bunga potong Indonesia.

Menurut Kahar dalam Nurmawati (2003 : 68), ada beberapa kebijakan pemerintah untuk mendorong pengembangan agribisnis florikultur yaitu:

1. Menumbuhkan sentra pengembangan agribisnis komoditas florikultur

unggulan Indonesia. Adanya sentra produksi maka produktivitas bunga potong dapat ditingkatkan, dengan cara: pembangunan sentra pemasaran (UPT Rawa Belong dan Pasar Kayoon), bantuan fisik dan non fisik.

2. Mendorong dan mempermudah investasi dalam agribisnis florikultura. 3. Memperlancar distribusi sarana dan prasarana produksi.

4. Menyediakan fasilitas perkreditan khususnya untuk petani kecil.

5. Mendorong tumbuh kembangnya kemitraan antar petani dan pengusaha

swasta berdasarkan asas saling membutuhkan dan menguntungkan.

4. Teknologi

Salah satu ciri dari globalisasi adalah semakin pesatnya kemajuan teknologi informasi, sehingga batas geografis bukan menjadi penghalang untuk saling berkomunikasi dari lokasi yang saling berjauhan. Mesin faximile dan telepon salah satu teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk mempermudah kegiatan jual beli dengan pelanggan. Kemajuan teknologi tidak dapat dipisahkan dari komputer, karena dengan komputer perusahaan dapat menyimpan data-data penting maupun pembukuan perusahaan yang tidak

mungkin dilakukan secara manual karena pemanfaatan waktu yang tidak efisien dan juga resiko kesalahan perhitungan yang tinggi.

Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan menggunakan internet, selain lebih mudah dan murah internet juga dapat memberikan serta bertukar informasi dari seluruh penjuru dunia. Kemajuan teknologi dalam bidang produksi dapat memperlancar kegiatan usaha, ini dapat dilihat pada penyemprotan pestisida dengan menggunakan kompresor yang bertujuan agar proses penyemprotan dapat dilakukan secara menyeluruh dan rata. Kemajuan teknologi pada bidang transportasi dapat memberikan peluang bagi perusahaan untuk memasarkan produknya kewilayah-wilayah yang lebih luas. Selain itu teknologi dalam kegiatan produksi yang belum diterapkan yaitu teknologi kultur jaringan yaitu dimana hasil persilangan antara dua varietas menghasilkan bibit baru. Hal ini dapat menciptakan inovasi baru dalam bidang florikultur. Pada kegiatan produksi, teknologi yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan mesin atau alat otomatis seperti penyemprotan.

Sejauh ini perusahaan dapat menerapkan kemajuan teknologi tersebut. Jika perusahaan aktif dalam mensikapi perkembangan teknologi dan menerapkannya tentu ini akan menjadi peluang yang besar bagi perusahaan untuk kegiatan bisnisnya dimasa yang akan datang.

6.1.2 Analisis Lingkungan Industri

Inti dari perumusan strategi bersaing adalah menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya (Porter, 2007 : 33). Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, mencakup kekuatan-kekuatan sosial dan juga kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek kunci dari lingkungan perusahaan adalah industri. Lima kekuatan

persaingan – masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, serta persaingan diantara para pesaing yang ada mencerminkan kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada pemain yang ada. Kelima kekuatan persaingan di atas secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas dalam industri dan kekuatan atau kekuatan-kekuatan yang paling besar akan menentukan serta menjadi sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi.

1. Ancaman Pendatang Baru

Jawa Barat merupakan sentra produksi bunga potong di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan sejenis yang ada di daerah Jawa Barat seperti Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Cipanas. Dengan potensi pasar yang masih terbuka, maka peluang untuk masuknya pendatang baru juga cukup besar sehingga membuat persaingan semakin ketat. Disamping itu, perdagangan bebas juga dapat memberikan ancaman kepada Loka Farm.

Pengaruh yang dirasakan oleh Loka Farm dengan adanya para pendatang baru yang banyak bermunculan saat ini adalah cukup berpengaruh. Untuk menjaga pasar dan menghadapi persaingan yang semakin tinggi sebaiknya kualitas bunga krisan harus senantiasa diperhatikan. Saat ini produk yang dihasilkan oleh Loka Farm memiliki kualitas yang baik atau setara dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan bunga. Produk Loka Farm dapat bersaing dan memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk dari perusahaan pendatang baru, sehingga konsumen tetap memilih produk Loka Farm karena kualitas yang ditawarkan sudah terjamin.

2. Ancaman Produk Pengganti

Mengenali produk-produk pengganti adalah persoalan mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Bunga merupakan produk yang dapat dinilai dari keindahannya. Bunga potong krisan memiliki produk subtitusi, produk itu diantaranya garbera, carnation, mawar dan anggrek. Produk subtitusi ini memberikan pengaruh yang cukup atau sedang kepada bunga krisan. Hal ini dikarenakan bunga krisan memiliki fungsi yang sama sehingga kualitas bunga krisan, mempengaruhi konsumen untuk beralih ke produk-produk penggantinya tersebut.

3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pembeli bersaing dengan industri dengan cara berharap harga turun, tawar menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing, semuanya dengan mengorbankan keuntungan industri.

Konsumen Loka Farm adalah trader, dekorator, floris, tengkulak dan konsumen akhir. Penentuan harga jual yang stabil, tidak membuat Loka Farm kehilangan pelanggannya hal ini yang membedakan Loka Farm dengan perusahaan sejenis yang lainnya. Hal ini dapat dijadikan suatu peluang bagi perusahaan karena daya tawar menawar pelanggan menjadi lemah. Dekorator lokal biasanya hanya mengambil bunga dengan grade B dan C bahkan D, karena mereka dapat mengurangi biaya pengeluaran.

4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar tehadap para peserta industri dengan cara akan menaikan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang dibeli. Kekuatan masing-masing pemasok bergantung pada

sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada tingkat kepentingan relatif penjualan atau pembeliannya dalam industri tersebut dibandingkan dengan keseluruhan bisnisnya.

Untuk kegiatan produksinya, Loka Farm telah memiliki alternatif pemasok yang dapat memenuhi semua kebutuhannya. Kerjasama yang sudah lama terjalin dengan pemasok membuat kedua belah pihak enggan untuk memutus kerjasama, karena sudah merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan. Saat ini daya

Dokumen terkait