• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara Cianjur, Jawa Barat, Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara Cianjur, Jawa Barat, Indonesia."

Copied!
255
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT Alam Indah Bunga Nusantara (PT ABN) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang hortikultura dengan produk utamanya adalah bunga hias krisan. PT ABN termasuk produsen krisan dengan kapasitas produksi yang cukup besar yakni mencapai puluhan ribu batang bunga per hari dengan berbagai tipe dan varietas. Jumlah varietas bunga krisan yang dimiliki sebanyak 73 jenis (PT ABN, 2007). Untuk mencapai hasil tersebut, PT ABN memiliki infrastruktur dan teknologi yang memadai. PT ABN memiliki rumah lindung green house dengan luasan total produktif 6,03 ha dan dibagi menjadi 24 blok untuk memudahkan dalam kegiatan perencanaan tanam, operasional, serta pengendalian. Secara keseluruhan terdapat 209 lokasi tanam yang berbeda (PT ABN, 2006).

Kegiatan operasional produksi bunga krisan potong melibatkan bagian-bagian dalam departemen produksi yaitu: bagian-bagian Mother Stock dan Nursery (MSN), Produksi, Hama dan Penyakit tanaman (HPT), Teknik, Gudang, Panen, dan Pascapanen. Bagian-bagian tersebut satu sama lain saling berinteraksi guna mendukung keberhasilan produksi bunga krisan potong agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan perusahaan.

Oleh karena itu kelancaran serta kelaikan data dan informasi yang mengalir di antara bagian terkait harus terjamin baik. Lebih dari itu, data dan informasi harus dapat diperoleh dengan waktu yang tepat dan cepat, benar dan relevan, serta jelas dan mudah dipahami. Data dan informasi yang tersedia juga harus terintegrasi dari seluruh agregat data di perusahaan.

Sistem administrasi data dan informasi yang ada saat ini pada sistem produksi PT ABN masih bersifat semi manual dan terdesentralisasi pada tiap departemen. Semi manual dapat dijelaskan dalam proses daur data dan informasi yang terjadi pada sistem saat ini, yaitu: proses pengumpulan data, pengelompokan data, hingga proses distribusinya yang lebih banyak ditangani oleh manusia (Purwono, 2002).

(2)

2 optimal, Karena penanganan secara manual sangat bergantung pada manusia. Desentralisasi data (setiap bagian memiliki pengaturan data dan informasi masing-masing berdasarkan tugas dan fungsinya) juga menjadikan informasi tertentu hanya terdapat di bagian itu saja. Kondisi tersebut dapat menimbulkan redundansi serta inkonsistensi data dan informasi. Hal ini dapat berpeluang mengakibatkan tidak sinerginya antarbagian dan berakibat pada terganggunya proses produksi yang selanjutnya berpengaruh terhadap keberhasilan produksi.

Redundansi atau penggandaan data terjadi manakala suatu data yang sama disimpan pada setiap bagian (terdesentralisasi), sebagai contoh, data inventarisasi tanaman. Data lengkap tentang koleksi tanaman disimpan di bagian MSN, namun juga di bagian produksi. Jika terjadi perubahan data varietas tanaman di MSN, tidak secara langsung merubah data di bagian produksi dan bagian lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya inkonsistensi data, yaitu data yang sama di tiap bagian berbeda-beda.

Contoh ketidaksinkronan yang pernah terjadi antara satu bagian dengan bagian yang lain dalam sistem produksi PT ABN adalah aktivitas pemanenan bunga. Seharusnya telah dilakukan oleh bagian panen karena bunga sudah matang. Panen terpaksa dilakukan oleh bagian produksi yang bukan pelaksana tugas tersebut. Dalam hal ini jika karyawan yang bertugas sedang berhalangan hadir maka dapat mengakibatkan adanya kebuntuan layanan karena tidak adanya komunikasi informasi yang tersedia untuk berkolaborasi antardepartemen. Penangangan kemudian berjalan tidak optimal dan berakibat pada penurunan kualitas produksi.

Selain itu, pendokumentasian data yang manual pada buku harian karyawan, berkas-berkas, dan media fisik lainnya dapat rusak dan tercecer. Dengan demikian, perusahaan akan kesulitan melakukan proses pengolahan data, koreksi histori data sebelumnya, ataupun mengadakan penelitian lainnya. Padahal data tersebut adalah bahan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan oleh perusahaan. Akhirnya, informasi yang dihasilkan kurang memadai.

(3)

3 apakah kegiatan operasional yang dilakukan sudah sesuai dengan standard operational procedure (SOP) dan jadwal kegiatan operasional, atau belum.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya perbaikan dalam manajemen administrasi data dan informasi. Saat ini manajemen data dan informasi pada PT ABN tidak memungkinkan untuk pencarian dan pengambilan data secara interaktif sesuai kebutuhan. Solusi yang dapat dilakukan adalah membangun sistem basis data untuk menunjang sistem informasi operasional produksi yang lebih terkoordinasi dan terintegrasi.

Sistem tersebut untuk menangani Sistem Basis Data Produksi yang memungkinkan seluruh bagian yang terkait dengan produksi berbagi data dan informasi untuk dapat bersinergi pada rantai proses bisnis produksi krisan potong. Dengan sistem basis data tersebut dapat diperoleh jaminan kemudahan distribusi data, keseragaman data, dan standarisasi data; kontrol atas kemungkinan terjadinya redundansi; dan jaminan konsistensi, integritas, serta keamanan data (Pratt dan Adamski, 1994). Penelitian ini dilakukan sebagai bagian awal dari proses pembangunan sistem informasi di PT ABN, Jawa Barat, Indonesia, yakni membangun sebuah Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong.

B. Tujuan Penelitian

(4)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil PT Alam Indah Bunga Nusantara

PT Alam Indah Bunga Nusantara (PT ABN) telah beroperasi selama 21 tahun sejak 15 November 1989. Perusahaan ini merupakan produsen bunga hias krisan berkualitas mengikuti standar mutu internasional. Kapasitas produksinya mencapai puluhan ribu batang per hari dan berbagai varietas yang mencapai 62 jenis, mensuplai pasar domestik serta berorientasi ekspor ke Timur Tengah dan Asia Timur.

Selain sebagai produsen bunga krisan, PT ABN juga memiliki sejumlah layanan lainnya, yaitu sebagai pusat dekorasi, pusat pembelajaran, pelatihan praktik lapangan (penangkaran induk dan pembibitan, budidaya, panen dan pascapanen, rantai distribusi dan pemasaran), serta program kewirausahaan untuk para pelajar.

Untuk menunjang kegiatan produksi tanaman krisan, PT ABN memiliki infrastruktur pokok berupa rumah lindung (green house) seperti yang disajikan pada Gambar 1. Green house digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan budidaya tanaman baik untuk penangkaran induk krisan (mother stock), tempat penyemaian/pengakaran stek (nursery) maupun tempat penanaman tanaman produksi bunga.

Gambar 1. Tunnel dan Venlo Green House di PT ABN

(5)

5 pembibitan dilengkapi dengan sirkulasi atap (Top Airing), rumah kaca (Gable Wall System), meja dinamis (Moveable Table), serta sistem pendinginan (Cooling System). Bibit tanaman induk krisan diimpor dari Fides Straathof Bv (Holland), C.B.A. N.V. (Holland), Cleangro Limited (United Kingdom), dan Balai Penelitian Tanaman Hias (Segunung) (PT ABN, 2006).

B. Budidaya Bunga Krisan Potong 1. Tanaman Bunga Krisan

Krisan merupakan tanaman bunga hias yang diperkirakan berasal dari Asia Timur tepatnya daratan Cina. Krisan umumnya dibudidayakan dan tumbuh baik pada kisaran 650-1.200 mdpl. Pada habitat aslinya, krisan bersifat menyemak dan tumbuh mencapai tinggi 30–200 cm.

Daerah sentra produksi tanaman hias krisan di Indonesia, antara lain: Cipanas (Cianjur), Sukabumi, Lembang (Bandung), Bandongan (Jawa Tengah), Malang (Jawa Timur), dan Brastagi (Sumatera Utara). Saat ini krisan telah dibudidayakan di daerah-daerah lain, seperti: NTB, Bali, Sulawesi Utara, dan Sumatera Selatan

(

Puslitbanghort, 2006).

2. Budidaya Bunga Krisan Potong di PT ABN

Kegiatan operasional produksi krisan potong di PT Alam Indah Bunga Nusantara dimulai dari aktivitas penyiapan sarana dan prasarana (pengecekan rumah lindung, pemasangan sarana irigasi, pengecekan instalasi lampu), penyiapan lahan (sterilisasi lahan, pembuatan bedengan, pengukuran pH tanah, dilanjutkan dengan penambahan kapur dan pemupukan), dan pemasangan sarana lainnya seperti jaring penegak tanaman, yellow trap, dan sebagainya hingga lahan siap untuk ditanami.

(6)
(7)

7 menentukan bagaimana data diorganisasikan, disimpan, diubah, diambil kembali, pengaturan mekanisme pengamanan data, mekanisme pemakaian data secara bersama, mekanisme pengolahan data dalam lingkungan sistem informasi multiuser, dan lain sebagainya. Contoh perangkat lunak aplikasi DBMS yang tersedia komersial, antara lain: Microsoft Access, Visual Foxpro, FoxBase, dBaseIII.

2. Model Data Relasional

Model data adalah representasi sederhana yang menggambarkan struktur data dalam sebuah sistem nyata beserta karakteristik, relasi, batasan-batasan dan transformasi data (Rosari, 2006). Dengan model data tersebut data diatur dan diorganisir dalam penyimpanan ke dalam basis data. Salah satu bentuk model data yang sering digunakan saat ini adalah model data relasional.

Menurut Fathansyah (1999), pada basis data relasional, data akan dipilah-pilah ke dalam berbagai tabel dua dimensi. Setiap tabel terdiri atas lajur mendatar disebut baris data (row/record) dan lajur vertikal yang disebut kolom (coloumn/field). Dan sistem manajemen basis data yang berdasarkan model data relasional disebut dengan sistem manajemen basis data relasional atau Relasional Database Management Systems (RDBMS) (Toledo dan Cushman, 2007).

3. Relasi

Hubungan antar tabel satu dengan yang lainnya melalui field yang sama disebut relasi. Relasi dibuat menggunakan field (atribut) kunci. Ada dua macam field kunci, yaitu primary key (kunci utama) dan foreign key (kunci tamu).

Primary Key, yaitu kumpulan field yang mengidentifikasikan secara unik suatu record sehingga dapat dihubungkan dengan tabel lain yang berkaitan. Foreign key, yaitu field yang berisi nilai identifikasi dengan record yang berkaitan dalam tabel lainnya.

Menurut Kusumo (2002), ada tiga bentuk relasi antar tabel, yaitu:

(8)

8 2. Relasi one to many (satu ke banyak), ketika satu record pada suatu tabel

berhubungan dengan banyak record pada tabel lainnya.

3. Relasi many to many (banyak ke banyak), ketika banyak record pada suatu tabel berhubungan dengan banyak record pada tabel lainnya.

4. Referential Integrity

Referential Integrity adalah suatu aturan yang harus diikuti dalam menjaga hubungan antar tabel yang telah didefinisikan. Dalam suatu hubungan antar tabel tidak diperkenankan terjadi:

a. Penambahan satu atau lebih record pada tabel-tabel relasi apabila record tersebut berisi fakta yang belum terdapat pada tabel primer (yang dirujuk). b. Penghapusan satu atau lebih record pada tabel primer yang telah digunakan

pada tabel yang direlasikan.

c. Mengubah isi field yang merupakan field penghubung antara tabel primer dengan tabel yang direlasikan.

Menurut Pratt dan Adamski (1994), referential integrity adalah suatu batasan bilamana sebuah tabel A terdapat foreign key yang merupakan primary key pada tabel B maka nilai-nilai dari tiap foreign key harus sesuai dengan nilai dari primary key pada baris dalam tabel B atau bersifat null.

D. Sistem Basis Data 1. Bahasa Basis Data

Menurut Fathansyah (1999), sebuah bahasa basis data dapat dipilah ke dalam 2 bentuk, yaitu:

a. Data Definition Languange (DDL)

Skema basis data yang menggambarkan/mewakili desain basis data secara keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus ini. Pembuatan dan pengeditan tabel, indeks, penentuan struktur penyimpanan tabel dapat menggunakan DDL.

(9)

9 Bentuk bahasa yang berguna untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data. Manipulasi data dapat berupa: penyisipan data baru, penghapusan data, pengubahan data pada suatu basis data.

Terdapat 2 jenis DML, yaitu:

1) Prosedural, yang mensyaratkan agar pemakai menentukan data apa yang diinginkan serta bagaimana cara mendapatkannya.

2) Non prosedural, yang membuat pemakai dapat menentukan data apa yang diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara mendapatkannya.

2. Arsitektur Sistem Basis Data

Menurut Oetomo (2002), arsitektur basis data dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yaitu:

a. Sistem Basis Data Tunggal

Pada arsitektur ini, basis data (termasuk DBMS) dan aplikasinya diletakkan pada komputer yang sama yang tidak berada dalam lingkungan jaringan. Sistem ini biasanya digunakan pada perusahaan berskala kecil.

b. Sistem Basis Data Terpusat

Lokasi basis data secara fisik berada pada komputer pusat dalam suatu lingkungan jaringan. Meskipun pemasukan dan akses data dapat dilakukan dari berbagai terminal yang terhubung ke komputer tersebut, proses pengolahan data hanya berlangsung di komputer pusat. Dengan sistem ini, komputer pusat menjadi titik kritis dari proses pengolahan basis data. Bila komputer pusat terganggu, maka secara keseluruhan sistem informasi akan terganggu.

c. Sistem Basis Data Terdistribusi

(10)

10 3. Pemrograman Basis Data dengan Visual Basic

Microsoft Visual Basic (VB) adalah bahasa pemrograman yang didesain untuk membangun aplikasi stand alone. Aplikasi ini dapat berkoneksi dengan berbagai macam sistem basis data. VB menggunakan syntax Visual Basic for Aplication (VBA) sebagaimana yang digunakan dalam Ms Access. Walaupun demikian, VB memiliki fleksibilitas yang lebih baik dari pada Ms Acces. Di sisi lain VB dapat diterjemahkan menjadi program executable, yang proses distribusinya kepada pengguna lebih cepat dan mudah (Post, 1999).

Visual Basic menyediakan alat untuk pemrograman basis data. Pada versi ke-6, VB memiliki tools dan teknologi baru untuk pengelolaan basis data, yaitu ADO (activeX data object), OLEDB (object linking and embedding database) dan Microsoft Data Report Designer. Dalam manajemen basis data, aplikasi VB berperan sebagai front end terhadap basis data, artinya aplikasi VB menyediakan antarmuka antara pengguna dengan basis data.

Aplikasi berbasis VB tidak secara langsung berinteraksi dengan basis data karena terdapat dua komponen di antaranya, yaitu kontrol data dan engine database. Kontrol data adalah objek visual basic yang menghubungkan aplikasi dengan basis data melalui engine database. Engine database adalah program yang mengelola informasi dalam basis data. Engine Database yang digunakan VB dan Ms Access adalah Engine JET (Joint Engine Technology) (Kusumo, 2002).

(11)

11 Gambar 3. Alur Kerja Pemrograman Basis Data dalam Visual Basic

(Pangestu, 2003)

4. Akses Basis Data dengan ADO (Active-X Data Object)

ADO adalah antarmuka level tinggi ke OLEDB. Dengan menggunakan ADO yang dihubungkan dengan OLEDB, maka dapat dilakukan komunikasi dengan data Acces, Oracle, Server, SQL, dan sumber data lainnya yang menggunakan model objek ADO.

ADO memiliki tujuh objek, namun hanya 3 objek yang umumnya digunakan ketika bekerja dengan pemrograman ADO, yaitu: Connection, Command dan Recordset. Masing-masing objek memiliki serangkaian properti dan metode yang mengizinkan programer untuk memanipulasi objek dan isinya.

Objek Connection digunakan untuk melakukan koneksi antara aplikasi dengan sumber data eksternal seperti Ms Acces, Ms SQL Server, Oracle, dan sebagainya. Objek Command digunakan untuk mengeksekusi perintah termasuk menggunakan parameter yang spesifik untuk mengakses record dari sumber data. Objek Recordset digunakan untuk mengakses record yang merupakan kembalian dari query SQL dan untuk menampilkan record ke pemakai (Kusumo, 2002).

E. Metode SDLC untuk Pembangunan Sistem Informasi

Metode daur hidup terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.

Program Aplikasi Database (Ms. Acess, MySQL, Paradox, dsb

Database Provider (ODBC, OLEDB, dsb)

Database Conector (Adodc, Data, dsb) Lingkungan Kerja Visual Basic

Komponen Visual Basic

(12)

12 Gambar 4. Pengembangan Daur Hidup

(o’Brien, 1999) 1. Tahap Investigasi

Kegiatan investigasi akan menghasilkan pernyataan masalah dan studi kelayakan. Pernyataan masalah meliputi tujuan-tujuan, kendala-kendala, dan lingkup sistem yang akan dibangun. Studi kelayakan akan mengidentifikasi biaya dan keuntungan dari sistem (Maninno, 2001). Menurut o’Brien (1999), kelayakan sistem dapat dilihat dalam 4 kategori, yaitu:

a. Kelayakan Organisasi

Berfokus pada bagaimana sistem yang dibangun apakah dapat mendukung tujuan dan rencana strategi organisasi.

b. Kelayakan Ekonomi

Sistem yang dibangun apakah dapat menghemat biaya, menambah profit serta mengurangi investasi organisasi.

c. Kelayakan Teknis dan Waktu

Digambarkan dengan kemampuan developer dan hardware dalam memenuhi kebutuhan dan sistem yang dibangun dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan.

d. Kelayakan Operasional

Keinginan dan kemampuan manajemen organisasi untuk mengoperasikan, mengembangkan, dan mendukung sistem yang dibangun.

2. Tahap Analisis

Merupakan tahap penting sebelum sistem dibangun. Tahap analisis meliputi beberapa aspek dalam sistem seperti: lingkungan organisasi, analisis sistem untuk

a n a lis is

d e s a in In v e s tig a s i

im p le m e n ta s i

(13)

13 memenuhi kebutuhan waktu sekarang, analisis system requirement (input, output, proses storage, dan kontrol) (o’Brien, 1999).

3. Tahap Desain

Tahap ini menghasilkan sebuah perencanaan untuk mengimplementasikan persyaratan-persyaratan secara efisien. Spesifikasi desain dibuat untuk proses-proses, data, serta interaksi lingkungan. Spesifikasi desain berfokus pada pilihan-pilihan untuk mengoptimalkan sumber daya yang diberikan dalam kendala-kendala yang ada.

Tahap ini juga melibatkan rancangan interface dan prosedur yang mendukung fungsional. Dilakukan koreksi pada sistem informasi, sehingga kesalahan pada sistem dapat diperbaiki sedini mungkin. Menurut o’Brien (1999), aktivitas desain meliputi:

a. Desain Interface

Berfokus pada interaksi sistem dengan pengguna, input dan output yang interaktif serta efisien. Konversi data dan informasi menjadi bahasa yang dapat dibaca mesin dan manusia. Kualitas proses konversi data dan informasi ditentukan pada desain antarmuka sistem.

b. Desain Basis Data

Desain basis data dan file berfokus pada struktur data yang digunakan sistem secara rinci. Data yang diusulkan oleh pengguna akan disusun berdasarkan atributnya dan relasi yang dibutuhkan.

c. Desain Logika Proses

Berupa pengembangan secara umum input, proses pengolahan informasi, output, penyimpanan data, dan aktivitas kontrol agar sesuai dengan perencanaan pada tahap analisis.

4. Tahap Implementasi

(14)

14 merupakan tahap paling penting dan menentukan kesuksesan pembangunan suatu sistem.

5. Tahap Pemeliharaan

(15)

15

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai dengan Februari 2010 di PT Alam Indah Bunga Nusantara, Cianjur, Jawa Barat.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Alat

a. Seperangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut: 1) Prosesor dengan kecepatan minimal 2.3 Ghz

2) Kapasitas memori RAM 512 MB 3) Kartu Grafis 64 MB

4) Harddisk dengan kapasitas 40 GB b. Aplikasi perangkat lunak

1) Perangkat lunak RDBMS Ms Access 2007 untuk pembangunan basis data.

2) Bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 untuk pembangunan interface aplikasi sistem basis data.

3) Crystal Report Versi 4.6 untuk desain pembuatan laporan. 2. Bahan

Bahan yang digunakan untuk menyusun sistem basis data ini adalah data dan informasi operasional produksi krisan potong pada PT ABN yang diperoleh selama kegiatan praktik lapangan sebelumnya dan peninjauan lapangan berikutnya.

C. Metode Penelitian

(16)

16 1. Investigasi Sistem

Tahap ini menghasilkan pernyataan masalah dan studi kelayakan. Pernyataan masalah meliputi: tujuan, batasan, dan ruang lingkup sistem yang akan dibangun. Tahap ini menggunakan cara pengumpulan data melalui wawancara dan studi terhadap dokumentasi: laporan, prosedur manual, dan sebagainya.

2. Analisis Sistem

Menghasilkan identifikasi kebutuhan fungsional sesuai dengan lingkup sistem basis data yang dirancang. Proses yang dilakukan pada tahapan ini antara lain, yaitu:

a. Pengumpulan informasi yang mendukung, terutama adalah standar operasional produksi (SOP) bunga krisan, pemastian aliran data dan informasi kebutuhan oleh siapa, kapan, dimana, dalam bentuk apa, bagaimana cara, dari mana, dan pengumpulannya.

b. Analisis lingkungan operasi dan kebutuhan dari pemrosesan, seperti tipe transaksi, input/output, frekuensi suatu transaksi.

c. Transfer informasi informal ke dalam bentuk terstruktur menggunakan salah satu bentuk formal dari requirement specification (bentuk diagram), yaitu: flow chart dan data flow diagram (DFD).

3. Desain Sistem

Tahapan ini adalah proses menentukan konfigurasi dan metode untuk memecahkan masalah serta akan menghasilkan spesifikasi sistem basis data yang akan dibangun. Tahapan ini meliputi kegiatan desain basis data (data driven), desain interface, dan desain proses (process driven).

4. Implementasi Sistem

Pada tahapan ini dihasilkan kode-kode eksekusi, basis data, serta dokumentasi pengguna. Untuk mengimplementasikan sistem, spesifikasi sistem yang telah dibuat dikodekan dan diuji. Kegiatan implementasi dapat didetailkan sebagai berikut:

(17)

17 b. membuat program aplikasi

c. memasukkan data ke dalam basis data

d. mengkonversi file yang sudah ada ke dalam format basis data kemudian memasukkannya dalam basis data

e. melakukan validasi data dan pengujian.

5. Perawatan Sistem

Karena sistem yang akan dibangun adalah prototipe awal, maka fokus pada tahapan ini hanya mencakup kegiatan pemantauan ketika dilakukan evaluasi atau pengujian sistem. Selanjutnya, dilakukan pemodifikasian sistem agar sistem prototipe awal sesuai dengan kebutuhan pengguna.

(18)

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Investigasi Sistem

1. Investigasi Sistem Administrasi Data

Perancangan sistem basis data produksi krisan potong ini diawali dari kegiatan investigasi. Proses investigasi sebenarnya sudah dilakukan saat penulis melakukan praktik lapang. Berdasarkan hasil praktik lapang ditemukan suatu kasus permasalahan. Selanjutnya, dibuatlah usulan penelitian untuk mendalami kasus dan menemukan solusi pemecahannya.

Proses investigasi dilanjutkan guna memperoleh klarifikasi masalah serta dukungan dan arahan dari pihak perusahaan management directives tentang ruang lingkup masalah, sehingga dalam tahapan ini diperoleh pernyataan masalah dan alternatif solusi yang tepat.

Hasil dari investigasi terhadap administrasi data dan informasi sistem produksi krisan potong PT ABN saat ini, yaitu:

a. Kegiatan pengolahan data dan sistem informasi bersifat semi manual. Pengolahan sebagian data sudah memanfaatkan komputer sebagai pengolah (berbasiskan file). Selebihnya bersifat manual tersimpan dalam berkas-berkas formulir dan tabel serta pada buku-buku ataupun laporan-laporan.

b. Terdesentralisasi (terpisah secara fisik dan otonomisasi dalam pengelolaan data) di setiap bagian sesuai dengan fungsi masing-masing.

c. Proses pengolahan data yaitu data dikumpulkan dan diolah untuk menghasilkan laporan sesuai dengan periode kerja tertentu, misal minggu, bulan dan tahun periode kerja.

Menurut Oetomo (2002), pengolahan data menjadi informasi itu merupakan suatu siklus (Gambar 5), yang terdiri dari tahap-tahap mulai dari pengumpulan data, input, pengolahan data, output, hingga distribusi.

Berdasarkan siklus data, sistem saat ini dapat digambarkan sebagai berikut: a. Pengumpulan Data

Dilakukan dari aktivitas harian kegiatan produksi, ke dalam formulir-formulir, buku harian, dan pencatatan yang ada di tiap unit masing-masing.

(19)

19 Data diinput ke dalam file-file komputer, misalnya menggunakan Ms Excel (aplikasi spreadsheets).

c. Pengolahan Data

Data diolah dengan bantuan program aplikasi spreadsheets berupa operasi aljabar, pengurutan, dan sebagainya.

d. Output

Laporan-laporan yang dihasilkan adalah laporan secara garis besar. Dibutuhkan proses tambahan bila menginginkan laporan yang bersifat detail. e. Distribusi

Data maupun informasi didistribusikan secara fisik, laporan langsung diberikan kepada bagian yang membutuhkan.

Gambar 5. Daur Data (Oetomo, 2002)

2. Kelemahan Sistem dalam Administrasi Data

Jumlah data dan kebutuhan informasi cenderung semakin bertambah, sehingga dalam tujuan pengelolaan data, sistem administrasi data berbasis file tidak efektif dan efisien. Bila tidak dipersiapkan sebuah sistem yang fleksibel, hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

Pengumpulan 

Pengolahan

Input Output

(20)

20 Sistem administrasi data dan informasi saat ini menghasilkan nilai keluaran yang belum optimal guna mendukung pengembangan pengendalian mutu produksi, antara lain berupa:

a. Kualitas informasi belum dapat memenuhi kebutuhan.

b. Sinkronitas antarunit produksi pada sistem produksi belum memadai.

c. Proses evaluasi dan pengeksplorasian data belum optimal untuk menunjang pengendalian dan mutu produksi

(21)

21 Tabel 1. Kelemahan Pengelolaan Data Berbasis File

Aktivitas Alat Bantu Kelemahan

Pengumpulan data secara batch

Buku-buku,

formulir-formulir, rekapan

A. Kualitas data: Bentuk

Format tabel tidak baku dan tidak memenuhi kaidah normal

Isi

Tercecer-hilang Waktu

Harian dan mingguan Input Data Komputer

dengan program aplikasi berbasis file

a. Manajemen data tidak efektif, b. Ketergantungan struktural dan

data

c. Peluang redundansi data dan mengakibatkan inkonsistensi

Output Komputer

dengan program aplikasi berbasis file

Kualitas Informasi: Bentuk

Belum sesuai standar Waktu

Membutuhkan waktu relatif lama dalam memperoleh laporan Isi

a. Isi laporan disajikan secara garis besar

(22)

22 3. Pernyataan Akar Masalah

Pengelolaan data yang semi manual dan berbasis file, serta tidak terintegrasi pada setiap unit produksi mengakibatkan tidak memadainya pengelolaan data dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan, baik oleh manajemen maupun setiap bagian dalam sistem produksi krisan potong.

4. Solusi Alternatif

Dalam usaha menyelesaikan persoalan tersebut, diperlukan suatu sistem yang dapat membantu pengelolaan data dan penyediaan informasi produksi krisan potong secara lengkap, cepat, efektif, dan efisien.

Maka diusulkan formulasi teknologi informasi berupa Rancang Bangun Aplikasi Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara (Simbapro Krisan Potong PT ABN). Sebagai prototipe awal, sistem tersebut dibuat berbasis dekstop yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi berbasis jaringan dengan menyesuaikan kebutuhan.

Gambaran fungsi operasional sistem basis data prototipe yang akan dibangun, yaitu:

a. Pengumpulan Data

Dilakukan secara manual pada setiap bagian dengan desain formulir atau tabel yang baku (standarisasi data input) sesuai dengan kebutuhan data dan informasi. Setiap hari, operasional produksi didokumentasikan dan dikumpulkan serta divalidasi pada tiap departemen/divisi kerja.

b. Penginputan Data

Data diinput ke Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong, kemudian disimpan dalam basis data. Penginputan data dilakukan secara rutin harian. c. Pengolahan Data

Pengolahan dapat secara langsung dilakukan sesuai aplikasi yang dibangun dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan manajemen. Saat ini difokuskan pada pemenuhan kebutuhan manajerial pengendalian dan mutu.

d. Output Data

(23)

23 Dengan dibangunnya sistem ini diharapkan dapat diperoleh manfaat pengelolaan data menggunakan sistem basis data, antara lain: basis data dapat memberikan jaminan kemudahan distribusi data, keseragaman data, standarisasi data, kontrol kemungkinan terjadinya redundansi, konsistensi, integritas, serta keamanan data. (Pratt dan Adamski, 1994). Selebihnya dari basis data yang dibangun dapat pula dikembangkan berbagai aplikasi yang akan meningkatkan kemampuan dalam pengohan data menjadi informasi yang menunjang dalam pengambilan keputusan manajemen.

5. Studi Kelayakan Sistem

Studi kelayakan terhadap rancang bangun sistem basis data produksi krisan potong tersebut dilakukan dalam beberapa jenis kelayakan, yaitu:

a. Kelayakan Organisasi

Sistem Basis Data Produksi ini layak untuk dikembangkan karena dapat mendukung pengendalian produksi yang lebih baik dengan kemampuan dalam pengelolaan data dan informasi operasional produksi yang optimal. Perusahaan sudah memulai dengan membuat standar baku setiap kegiatan operasional.

b. Kelayakan Teknis

Kelayakan ini berkaitan dengan ketersedian dan kemampuan teknologi (software dan hardware) dalam mengatasi permasalahan dan mendukung sistem yang akan dibangun.

Prototipe sistem ini dibangun untuk pc stand alone.Dengan menggunakan teknologi komputer berspesifikasi standar serta software yang handal sehingga secara teknis prototipe sistem ini layak untuk dikembangkan.

c. Kelayakan Ekonomi

(24)

24 d. Kelayakan Operasional

Secara operasional, sistem ini layak karena mudah dalam instalasi program, set up aplikasi, pengoperasian, dan pemeliharaannya.

5. Ruang Lingkup Sistem

Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem basis data produksi krisan potong yang mempermudah penyimpanan data produksi, penyediaan informasi dan pengendalian operasional produksi di lapangan. Sekaligus juga menjadi upaya optimalisasi manajerial administrasi data dan informasi. Rancangan sistem basis data ini memuat, antara lain:

a. data standar operasional produksi krisan potong,

b. pengelolaan data dan dokumentasi proses produksi krisan potong,

c. mengintegrasikan informasi di antara bagian-bagian kerja dalam produksi bunga krisan potong,

d. menyediakan laporan yang dibutuhkan oleh manajemen.

B. Analisis Sistem

Dalam tahapan analisis akan dihasilkan spesifikasi kebutuhan sistem yang akan dibangun dan dikembangkan pada masa berikutnya. Tahapan ini dimulai dari pendefinisian kelompok pemakai dan ruang lingkup aplikasi. Selanjutnya, akan dapat ditentukan kebutuhan fungsional yang harus dapat dipenuhi dari sistem baru yang akan dibangun.

1. Pendefinisian Group Pemakai dan Area Aplikasi a. Grup Pemakai

(25)

25 Gambar 6. Ruang Lingkup Sistem Produksi Krisan Potong PT ABN

b. Domain Aplikasi

Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara (Simbapro Krisan Potong PT ABN) adalah sistem informasi yang mendokumentasikan kegiatan operasional produksi krisan potong. Setiap divisi dapat mendokumentasikan data master dan operasi. Kemudian sistem dapat melakukan pengolahan data tersebut untuk menghasilkan informasi tertentu yang dibutuhkan. Setiap divisi dapat mengakses informasi, baik yang berkaitan dengan divisinya maupun divisi lain yang berhubungan, dalam menunjang kegiatan operasional produksi. Manajer dapat melakukan pengecekan dari laporan-laporan operasional yang disediakan oleh sistem.

Dengan demikian, aplikasi ini akan mempermudah pendokumentasian data master pada setiap divisi, data operasi produksi, juga dalam pengolahan data dan penyajian informasi untuk kepentingan pengendalian dan mutu produksi yang efektif guna mencapai produktivitas yang lebih baik.

Identifikasi spesifikasi kebutuhan disajikan pada Tabel 2. Kebutuhan Pemakai Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong diidentifikasi sebagai berikut.

Bag. HPT

Bag. Produksi Bag. MSN

Bag. Teknik Bag. Panen&Pasca Bag. Gudang

Bag. QC

(26)

26 1) Bagian Mother Stock

Fungsi kritisnya adalah informasi ketersediaan bibit tanaman induk, SOP pemeliharaan tanaman induk, jumlah tanaman induk di lahan, proses dan jadwal pemeliharaan tanaman induk.

2) Bagian Nursery

Fungsi kritisnya adalah informasi varietas tanaman krisan, informasi jumlah bibit nursery, catatan distribusi bibit ke lahan, SOP pembibitan. 3) Bagian Produksi Krisan Potong

Fungsi kritisnya adalahnya informasi ketersediaan bibit untuk krisan produksi, jadwal pemeliharaan tanaman krisan di lahan, jumlah tanaman krisan di lahan, SOP produksi krisan potong.

4) Bagian Panen

Fungsi kritisnya adalah jadwal panen tanaman. Fungsi dokumentasionalnya adalah kegiatan panen dan informasi rekapitulasi hasil panen krisan di lahan.

5) Bagian Teknik

Fungsi kritisnya adalah informasi jadwal kegiatan pemeliharaan tanaman di lahan yang berkaitan dengan penggunaan sarana teknik, termasuk dalam dokumentasi kegiatan pemeliharaan dan data fasilitas green house dan sarana teknik pendukung lainnya.

6) Bagian HPT

Fungsi kritisnya adalah dalam dokumentasi operasi proteksi krisan, serta dokumentasi operasi pengamatan, dan informasi perkembangan hama dan penyakit tanaman.

7) Pengguna Manajemen

(27)

27 Tabel 2. Identifikasi Spesifikasi Kebutuhan

No. Jenis Kebutuhan Spesifikasi Kebutuhan

1. Fungsional a. Setiap divisi (Mother Stock dan Nursery, Produksi, Hama dan Penyakit, Teknik, Pengendalian mutu Quality Control, Panen) dapat memasukkan data utama master dan operasional produksi.

b. Setiap divisi dapat mengakses data dan informasi bagian masing-masing ataupun yang berkaitan dengan bagian lain.

c. Manajer mampu membuat laporan evaluasi produksi yang berisi ringkasan kondisi produksi per satuan waktu (harian, minggu, bulanan kerja). 2. Non Fungsional a. Mempunyai informasi mengenai peta lokasi

produksi perusahaan.

b. Mampu beroperasi pada PC yang menggunakan sistem operasi Ms Windows.

c. Mempunyai kecepatan akses data atau informasi yang baik.

d. Mempunyai tampilan user friendly.

2. Penelitian Dokumen dan Analisis Transaksi

Aliran data dan informasi pada sistem saat ini dapat dibedakan menjadi 4 bagian berdasarkan objek utama, yaitu:

a. Objek Tanaman (Produk)

Aliran data produk tanaman dalam objek ini yaitu: induk, bibit, dan krisan. b. Objek Saprodi (Sarana Produksi)

Aliran data penggunaan sarana dan prasarana input produksi, misalnya pupuk dan obat.

c. Objek Hama dan Penyakit Tanaman

(28)

28 d. Objek Teknis Operasional

Aliran data teknis standar yang dilakukan dalam operasional sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh perusahaan, misalnya dokumentasi operasional, dan jadwal operasional kritis.

3. Metode Pendekatan Aktivitas (Use Cases)

Use case adalah suatu aktivitas dari sistem yang ditampilkan dan biasanya merupakan akibat dari permintaan user. Teknik yang direkomendasikan untuk mengidentifikasi aktivitas, yakni Teknik Dekomposisi Even. Teknik ini merupakan salah satu teknik pendekatan dengan mendaftar semua pengguna serta jenis kebutuhan tugasnya.

Detail pengaksesan tingkatan yang tepat untuk mengidentifikasi use case adalah dengan cara fokus pada dasar-dasar proses bisnis. Dasar proses bisnis sendiri merupakan suatu tugas yang ditampilkan pada satu tempat sebagai akibat dari satu kejadian bisnis. Hasil identifikasi use case pada proses bisnis produksi krisan potong PT ABN disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Identifikasi Use Cases dari Simbapro Krisan Potong PT ABN No Pengguna

Divisi

Tujuan untuk Pengguna/Pelaku

1. Mother Stock -pemasukan data induk krisan -pemasukan data pemeliharaan induk -pemasukan data operasional harian

-pengaksesan informasi SOP tanaman induk -pengaksesan informasi stok tanaman induk -pengaksesan rekapan pemeliharaan induk

-pengaksesan informasi jadwal pemeliharaan induk 2. Nursery -pemasukan data supplier bibit krisan

-pemasukan data varietas krisan -pemasukan data bibit

-pemeliharaan bibit

(29)

29 -pengaksesan informasi SOP pengakaran bibit

-pengaksesan informasi stok bibit

-pengaksesan rekapitulasi pemeliharaan bibit 3. Produksi -pemasukan data krisan produksi

-pemasukan data operasional bagian -pemeliharaan krisan produksi

-pengaksesan informasi mengenai ketersediaan bibit -pengaksesan informasi mengenai generasi tanaman krisan

-pengaksesan informasi SOP krisan produksi -pengaksesan informasi stok krisan produksi -pengaksesan rekapitulasi krisan produksi 4. Panen -pemasukan data operasional bagian

-pengaksesan informasi mengenai jadwal panen krisan -pemasukan data panen krisan di suatu lokasi

-pengaksesan rekapan data pemanenan 5. HPT

(Hama Penyakit Tanaman)

-pemasukan data hama dan penyakit krisan -pemasukan data operasional bagian

-pemasukan data pengamatan perkembangan hama dan penyakit di lokasi tertentu

-pengaksesan info perkembangan HPT -pengaksesan info SOP penanganan HPT 6. Gudang -pemasukan data jenis pupuk dan obat tanaman

-pemasukan data penggunaan saprodi 7. Teknik -pemasukan data operasional bagian

-pemasukan data green house, lokasi dan komponen yang tersedia

-pemasukan data lokasi tanam -pengaksesan SOP teknik

-pengaksesan rekapan pemeliharaan green house 8. Manajemen

Pengendalian

-pemasukan data SOP di setiap divisi

(30)

30 dan Mutu -pengaksesan laporan perkembangan HPT

-pengaksesan laporan operasional

-pengaksesan laporan penggunaan saprodi

C. Desain Sistem

Tahapan ini adalah proses penentuan konfigurasi dan metode untuk memecahkan masalah serta akan menghasilkan spesifikasi Simbapro Krisan Potong PT ABN. Tahapan ini meliputi kegiatan desain basis data (data driven), desain interface, dan desain proses (process driven).

Tahap desain dilakukan agar pada saat implementasi terdapat gambaran jelas tentang sistem yang dibangun. Dalam tahap ini digunakan pendekatan desain sistem tradisional. Pendekatan tradisional menggunakan teknik permodelan data ERD, permodelan proses DFD, serta pemrograman modular.

1. Desain Basis Data

Data dimodelkan dengan perancangan ERD (Entity Relationship Diagram) untuk mengidentifikasi semua entitas yang mungkin terlibat dalam sistem. Permodelan data tersebut menghasilkan sejumlah himpunan entitas yang terlibat, yaitu :

a. Varietas Krisan

Himpunan entitas ini menyimpan semua data koleksi himpunan varietas krisan yang diproduksi oleh PT ABN.

b. Supplier Krisan

Himpunan Entitas ini menyimpan data tentang himpunan produsen varietas krisan yang mensuplai bibit induk krisan kepada PT ABN.

c. Tanaman Induk

Himpunan Entitas Tanaman Induk menyimpan data kelompok induk di lokasi tertentu.

d. Tanaman Krisan

(31)

31 Himpunan entitas ini menyimpan data kelompok bibit yang dihasilkan dari stek vegetatif induk tertentu.

f. Jenis Transaksi Tanaman

Himpunan entitas ini menyimpan data jenis kegiatan pemeliharaan tanaman baik berupa kegiatan penyusutan atau penambahan jumlah tanaman di lokasinya.

g. Transaksi Bibit

Himpunan entitas ini menyimpan data dokumentasi kegiatan transaksi pemeliharaan tanaman terhadap kelompok bibit krisan tertentu.

h. Transaksi Krisan Produksi

Himpunan entitas ini menyimpan data dokumentasi kegiatan transaksi pemeliharaan tanaman terhadap kelompok krisan produksi tertentu.

i. Transaksi Tanaman Induk

Himpunan entitas ini menyimpan data dokumentasi kegiatan transaksi pemeliharaan tanaman terhadap kelompok tanaman induk krisan tertentu. j. Pengguna

Himpunan entitas ini menyimpan data para pengguna terdaftar pada Simbapro Krisan Potong PT ABN.

k. Periode

Himpunan entitas ini menyimpan data tentang awal dan akhir suatu masa produksi. Biasanya awal periode adalah 1 Januari dan berakhir pada 31 Desember setiap tahun periodenya.

l. Prediksi Krisan

Himpunan entitas ini menyimpan data hasil prediksi keberhasilan panen tanaman krisan seminggu sebelum dilakukan pemanenan.

m. Bagian

(32)

32 n. Saprodi

Himpunan entitas ini menyimpan data bahan habis produksi pertanian yang digunakan dalam proses produksi krisan potong. Misalnya adalah pupuk, obat, kertas, dan sebagainya.

o. Jenis Saprodi

Himpunan entitas yang menyimpan data kategori suatu sarana dan prasarana produksi.

p. SOP Kegiatan

Himpunan entitas yang menyimpan data kegiatan standar prosedural kegiatan produksi (SOP) krisan potong.

q. SOP Saprodi

Himpunan entitas yang menyimpan data detail sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh kegiatan tertentu pada SOP.

r. SOP Detail

Himpunan entitas yang menyimpan keterangan detail dari kegiatan tertentu pada SOP.

s. Operasional

Himpunan entitas ini menyimpan data aktivitas operasional harian, mingguan, dan bulanan yang dilakukan dalam proses produksi oleh setiap bagian produksi.

t. Operasional Detail

Himpunan entitas yang menyimpan penggunaan saprodi dalam setiap kegiatan operasional tertentu.

u. Hama dan Penyakit Tanaman

Himpunan entitas ini menyimpan data jenis hama dan penyakit tanaman krisan endemik di lokasi produksi krisan potong PT ABN.

v. Pengamatan Hama dan Penyakit

Himpunan entitas ini menyimpan data pengamatan hama dan penyakit tanaman krisan pada waktu serta lokasi tertentu.

w. Pengamatan Hama dan Penyakit Detail

(33)

33 x. Green House

Himpunan entitas ini menyimpan data tentang green house yang digunakan pada proses produksi.

y. Komponen Green House

Himpunan entitas ini menyimpan data komponen sistem green house. z. Lokasi

Himpunan entitas ini menyimpan data lokasi tanam produktif krisan potong.

Hasil desain basis data dalam rancangan Simbapro Krisan Potong PT ABN disajikan dalam lampiran 4 Tabel Desain Struktur Data Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong.

2. Desain Logika Proses

Dalam tahapan ini, proses yang berlangsung di dalam sistem basis data produksi ini dimodelkan dengan DFD (data flow diagram). DFD merupakan teknik grafik yang digunakan untuk menjelaskan aliran data dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. DFD mampu untuk menjelaskan sebuah proses.

DFD Sistem Basis Data Produksi ditampilkan pada gambar diagram konteks level 0 yang menggambarkan hubungan sistem dengan bagian-bagian pada sistem produksi (Gambar 7).

Gambar 7. Diagram Konteks Simbapro Krisan Potong Level 0 Diagram Konteks

Sistem Basis Data Produksi Divisi - Divisi

Produksi

Manajemen data master

data operasi laporan

informasi

(34)

34 Simbapro Krisan Potong PT ABN, seperti yang disajikan pada Gambar 8, meliputi empat proses utama, yaitu:

1) Proses Dokumentasi Data Master

Proses ini diawali dengan penginputan data master ke dalam sistem. Sistem akan melakukan validasi akan kelengkapan dan logikal data sehingga diperoleh data master valid. Kemudian data disimpan dalam basis data sistem.

2) Proses Dokumentasi Data Operasional

Proses ini dilakukan dengan penginputan data operasional yang melibatkan data master. Data operasional valid dihasilkan dari proses ini yang kemudian disimpan dalam basis data sistem.

3) Proses Pengolahan Informasi

Proses ini adalah pengolahan data, dari data master dan operasional yang disimpan, melalui proses berupa query data maupun perhitungan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

4) Proses pembuatan Laporan

Proses ini menghasilkan laporan, yaitu penyajian baku informasi dalam bentuk cetak yang dibutuhkan oleh Manajemen Kualitas dan Pengendalian Operasi.

Gambar 8. Diagram Simbapro Krisan Potong Level 1

(35)

35 Pada proses pengolahan informasi terdapat beberapa fungsi utama, antara lain:

1) Fungsi Umur Tanaman

Tanggal sistem : tanggal saat sistem informasi aktif Tanggal tanam : tanggal tanaman ditanam

satuan = tanggal sistem - tanggal tanam 2) Fungsi Stok tanaman

Jmltanam : jumlah tanaman saat ditanam

Penyusutan : pemeliharaan yang mengurangi jumlah tanaman Stok induk = jmltanam - penyusutan

3) Fungsi Produktivitas Pinching

Jmlinduk : total kelompok tanaman induk saat tertentu

Jmlpinching : total stek dihasilkan kelompok tanaman induk saat tertentu Produktivitas = (jmlpinching/jmlinduk) x 100 %

4) Keberhasilan Divisi Mother Stock

tanam : total tanam tanaman induk hingga waktu tertentu t sulam : total sulam tanaman induk hingga waktu tertentu t seleksi : total seleksi tanaman induk hingga waktu tertentu t susksesms = (((tanam + sulam) - seleksi) / (tanam + sulam)) x 100% 5) Keberhasilan Divisi Nursery

tanam : total bibit pinching hingga waktu tertentu t seleksi : total seleksi bibit hingga waktu tertentu t

suskses nursery = (((pinching – seleksi stek) – seleksi bibit) / (pinching – seleksi stek)) x 100%

6) Keberhasilan Divisi Produksi

tanam : total tanam tanaman krisan hingga waktu tertentu t sulam : total sulam tanaman krisan hingga waktu tertentu t seleksi : total seleksi tanaman induk hingga waktu tertentu t suskses produksi = (((tanam + sulam) - seleksi) / (tanam + sulam)) x 100% 7) Produktivitas Produksi Krisan

(36)

36 Sulam : jumlah sulan krisan disaat t

keberhasilan = (panen / (tanam + sulam)) x 100 % 8) Fungsi MK (Minggu Kerja)

Periode Awal : tanggal periode dimulai Sistem : tanggal diakses Periode Akhir : tanggal periode diakhiri

Jumlah MK = datediff(“ww”, periodeawal, periodeakhir) MK saat ini = datediff(“ww”, periodeawal, sistem) 9) Fungsi Perkembangan Hama dan Penyakit

Prosentase : intensitas serangan hama tertentu pada lokasi tertentu Perkembangan hama dalam setahun = rata-rata (prosentase)

Pseudocode Pengolahan Informasi Tanaman Induk 1). Proses Pengolahan Informasi Stok Induk Prosedur Perhitungan Stok Induk

(fungsi untuk perhitungan stok setiap tanaman induk) Deklarasi

(mendeklarasikan variabel-variabel yang diperlukan untuk menyimpan nilai)

kode_induk : string

tanam_induk, stok, plus, minus : long Algoritma

1. baca data tanaman induk – kode induk

2. ambil data jumlah tanam induk pada tbl_induk dimana tblInduk.indukid = kode induk

3. if data tanaman induk ada maka 4. tanam_induk = tblinduk.jmlinduk 5. else

6. tanam_induk = 0 7. end if

(37)

37 9. if ada data maka

10.PLUS = total induk 11.else

12.PLUS = 0 13.end if

14.ambil Data sum(jmlinduk) sebagai total_induk dari tbl_trans_induk join tbl_trans_tanaman dimana tbl_trans_tanaman.indukid = kode_induk dan tbl_trans_tanaman.status = ‘MINUS’

15.if ada data maka 16.MINUS = total induk 17.else

18.MINUS = 0 19.end if

20.stok = tanam_induk + (PLUS-MINUS) 2). Jadwal Pemeliharaan Induk

Prosedur Pemeliharaan Induk

(Menampilkan Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Induk) Deklarasi

kode_induk : string umur_induk : number Algoritma

1. baca data tanaman induk – kode_induk 2. panggil fungsi umur_induk dalam minggu

3. ambil data kegiatan pemeliharaan dari tbl_sop dimana memenuhi kondisi tbl_sop.minmst <= umur_induk <= tbl_sop.maksmst dan tbl_sop.sasaran= tanaman induk

4. tampilkan semua data kegiatan pemeliharaan yang memenuhi kondisi 3). Rekapitulasi Induk

Data dari tbl_trans_tanaman untuk pemeliharaan induk No. Nama Transaksi Status

(38)

38 3. Musnah Induk Minus

prosedur rekapitulasi induk general deklarasi

tgl_awal : date tgl_akhir : date

tanam_awal, plus_awal, minus_awal : number (long) tanaml, plus, minus : number (long) algoritma

1. baca data tgl_awal dan tgl_akhir

2. ambil data sum (jmlinduk) sebagai tanam_awal dari tbl_induk dikelompokkan berdasarkan tgl dimana (tbl_induk.tgltanam < tgl_awal) 3. ambil data sum(jmlinduk) sebagai plus_awal dari tbl_trans_induk data

dikelompokkan berdasarkan tbl.trans_tanaman.status dimana tbl_trans_tanaman.status = ‘PLUS’ and (tbl_induk.tgltanam < tgl_awal) 4. ambil data sum(jmlinduk) sebagai minus awal_awal dari tbl_trans_induk

data dikelompokkan berdasarkan tbl.trans_tanaman.status dimana tbl_trans_tanaman.status = ‘MINUS’and (tbl_induk.tgltanam < tgl_awal) 5. saldo_awal = tanam_awal + (plus_awal – minus_awal)

6. ambil data sum (jmlinduk) sebagai tanam dari tbl_induk data dikelompokkan berdasarkan tbl_induk.tgltanam dimana (tbl_induk.tgltanam beetwen tgl_awal and tgl_akhir)

7. ambil data sum(jmlinduk) sebagai plus dari tbl_trans_induk data dikelompokkan berdasarkan tbl.trans_tanaman.status dan tanggal dimana (tbl_induk.tgltanam beetwen tgl_awal and tgl_akhir)

8. ambil data sum(jmlinduk) sebagai minus dari tbl_trans_induk data dikelompokkan berdasarkan tbl.trans_tanaman.status dan tanggal dimana (tbl_induk.tgltanam beetwen tgl_awal and tgl_akhir)

9. saldo_akhir = saldo_awal + (tanam + plus – minus)

(39)

39 3. Desain Antarmuka

Perancangan tampilan antarmuka Grapical User Interface (GUI) adalah sangat penting mengingat GUI-lah yang akan dihadapi oleh pengguna ketika menggunakan aplikasi baik berupa tampilan display maupun kontrol. Oleh karena itu, dirancanglah GUI dalam bentuk format standar yang memperhatikan faktor manusia human factor design.

Para peneliti Human Factor telah mengembangkan beberapa petunjuk untuk membantu dalam desain antarmuka. Bahwa semua form dan laporan dalam aplikasi harus sebisa mungkin bersifat konsisten. Yaitu semua kontrol, perintah, icon, harus digunakan secara konsisten dalam aplikasi juga warna, tata letak, struktur form harus terkoordinasi dengan baik sehingga para pengguna memahami data dan konteks pada setiap form dan laporan (Post, 1999).

Sehingga dalam perancangan antarmuka ini mengambil beberapa perhatian dalam pengembangan desainnya. Faktor pertimbangan yang diperhatikan adalah konsistensi dalam hal tata letak kontrol dan warna form, kejelasan dalam penamaan form, umpan balik dari sistem berupa konfirmasi bila pemakai melaksanakan suatu kegiatan penting. Faktor manusia dasar yang diterapkan dalam desain antarmuka aplikasi disajikan secara ringkas pada tabel 4.

Tabel 4. Elemen Desain Human Factor

Human Factors Penerapan

Kendali Pengguna

(user control)

Menyesuaikan dengan tugas/aktivitas pengguna

Merespon kontrol pengguna dan even yang dilakukan

Kekonsistenan

(consistency)

Konsistensi dalam perencanaan layout, desain, dan warna form

serta dalam nama aksi.

Kejelasan (clarity) Kejelasan dalam pengorganisasian dan istilah yang digunakan

Umpan balik

(feedback)

Menggunakan metode visual dalam persetujuan penginputan dan

perubahan data, penyelesaian suatu tugas, ataupun dalam

aktivasi

forgiveness Berupa konfirmasi dalam pembaruan data ataupun penghapusan

(40)

40 Dalam perancangan tersebut, desain standar pada form data master maupun form data transaksi terdiri dari sebuah form utama dan form pendukung. Form utama berfungsi untuk menampilkan isi data dan pilihan untuk melakukan penambahan, pengeditan, penghapusan, serta pencarian data. Layout form utama berbentuk tabular. Dengan format ini dapat ditampilkan semua data yang ada dalam tampilan tabel sehingga pengguna dapat melihat semua data tersebut.

Form pendukung digunakan dalam proses pemasukan data baik pada saat melakukan penyimpanan maupun pada saat melakukan perubahan terhadap data tertentu. Layout form pendukung berbentuk Kolumnar, sehingga hanya dapat menyajikan satu data record saja. Hal ini untuk memberikan fokus terhadap sebuah data yang sedang diproses.

Model form yang lain adalah form menu utama yang berfungsi sebagai form induk yang menyediakan pilihan form yang akan diakses oleh pengguna. Tampilan form log in berfungsi untuk memasukkan data pengguna yang disertai password. Form informasi digunakan dalam menampilkan pilihan-pilihan informasi hasil pengolahan dan perhitungan. Form grafik untuk menampilkan pengolahan data statistik dalam bentuk grafik.

Selain kekonsistenan dalam layout yang memperhatikan penggunaan form oleh pengguna (aspek lingkungan) juga dipilihlah warna yang bersifat netral dan tidak mencolok seperti warna dasar form yaitu abu-abu. Hal ini menyesuaikan dengan kenyamanan visual. Bila salah dalam pemilihan warna, misal paduan warna yang terlalu kontras, akan berdampak psikologis pada timbulnya perasaan lelah akibat kelelahan secara visual. Hal ini ditimbulkan dari seringnya mata melakukan akomodasi.

Dalam sistem yang dibangun akan dibuat form-form untuk pemasukan, perubahan, pengambilan data ataupun dalam penampilan informasi sesuai yang dibutuhkan, yaitu:

1) Form Varietas

Form input dan penampilan data mengenai varietas tanaman krisan yang dikoleksi oleh PT ABN.

(41)

41 Form pemasukan dan penampilan data identitas suplier induk krisan PT ABN

3) Form Tanaman Induk

Form pemasukan dan penampilan data tanaman induk sebagai tanaman penghasil bahan bibit baru tanaman krisan.

4) Form Bibit Krisan

Form pemasukan dan penampilan data identitas bibit hasil dari tanaman induk yang akan dibudidayakan menjadi bibit induk baru atau tanaman produksi.

5) Form Tanaman Krisan

Form pemasukan dan penampilan data identitas tanaman krisan produksi penghasil bunga krisan.

6) Form Saprodi (Sarana Produksi)

Form pemasukan dan penampilan data sarana dan prasarana pertanian yang digunakan dalam operasional produksi krisan potong.

7) Form HPT (Hama dan Penyakit Tanaman)

Form pemasukan dan penampilan data identitas berbagai hama dan penyakit tanaman endemik yang menyerang tanaman krisan di lahan produksi.

8) Form Green House dan Komponen

Form pemasukan dan penampilan data sistem dan komponen green house yang digunakan sebagai penunjang kegiatan produksi.

9) Form Lahan Produksi

Form pemasukan dan penampilan data lahan produksi baik untuk tanaman induk, pembibitan, dan krisan produksi.

10)Form Pemeliharaan

Form pemasukan dan penampilan data kegiatan pemeliharaan standar untuk tanaman induk, bibit, dan krisan produksi.

11)Form SOP (Standard Operating Procedure)

Form pemasukan dan penampilan data prosedural kegiatan dalam proses produksi krisan potong PT Alam Indah Bunga Nusantara.

(42)

42 Form pemasukan dan penampilan data identitas dari bagian atau departemen yang terlibat dalam proses produksi

13)Form Pemeliharaan Tanaman Induk

Form pemasukan dan penampilan data kegiatan pemeliharaan tanaman induk.

14)Form Pemeliharaan Bibit Nursery

Form pemasukan dan penampilan data kegiatan pemeliharaan bibit. 15)Form Pemeliharaan Tanaman Krisan Produksi

Form pemasukan dan penampilan data kegiatan pemeliharaan tanaman krisan.

16)Form Prediksi Panen

Form pemasukan dan penampilan data hasil prediksi tanaman krisan satu minggu sebelum panen dilakukan.

17)Form pengamatan HPT (Hama dan Penyakit Tanaman)

Form pemasukan dan penampilan data rutin hasil pengamatan HPT di lahan sebelum dilakukan kegiatan penyemprotan rutin 2 mingguan.

18)Form Operasional

Form pendokumentasian semua kegiatan operasional produksi yang melibatkan form SOP dan saprodi yang digunakan.

19)Form Informasi Tanaman Induk

Form menyajikan informasi mengenai stok, rekapitulasi pemeliharaan, info pemeliharaan, info jadwal bongkar, dan ringkasan produksi tanaman induk.

20)Form Informasi Bibit Nursery

Form menyajikan informasi mengenai stok, distribusi bibit, rekapitulasi pemeliharaan bibit, ringkasan produksi bibit nursery.

21)Form Informasi Tanaman Krisan Produksi

Form menyajikan informasi mengenai stok tanaman krisan, rekapitulasi pemeliharaan, info pemeliharaan, info jadwal panen, dan ringkasan krisan. 22)Form Informasi Perkembangan HPT

(43)

43 23)Form Informasi Operasional

Form yang menyajikan informasi kegiatan operasional harian maupun rekapitulasi penggunaan sarana dan prasarana produksi.

24)Form Grafik Tanaman Induk

Form yang menyajikan informasi dalam bentuk grafik tentang penanaman tanaman induk dan hasil stek vegetatif krisan dalam setahun periode tertentu.

25)Form Grafik Tanaman Krisan

Form yang menyajikan informasi dalam bentuk grafik tanaman krisan per lokasi tertentu.

26)Form Informasi Impor Varietas

Form yang menyajikan informasi dalam bentuk grafik perkembangan impor tanaman induk dalam satu tahun periode.

27)Form Grafik Perkembangan HPT

Form yang menyajikan informasi dalam bentuk grafik perkembangan HPT baik berdasarkan lokasi tanam tertentu atau secara umum di seluruh lokasi yang diamati.

D. Implementasi Sistem

Tahapan ini adalah tahapan penerapan dari hasil proses desain sebelumnya. Hasil desain data diimplementasikan dalam bentuk tabel fisik pada software Relational Database Management System RDBMS, yaitu Ms Access. Diawali dengan pembuatan file basis data kosong dan dilanjutkan dengan pembuatan tabel-tabel relasional untuk penyimpanan data.

Sementara itu, implementasi desain antarmuka adalah dengan membuat form–form menggunakan Visual Basic sesuai rancangan awal dan dilanjutkan dengan mengimplementasikan algoritma pemrograman pada Visual Basic menjadi sebuah program.

(44)

44 pengecekan terhadap hasil pengolahan data simulasi, apakah hasil dari pengolahan sistem telah memenuhi kaidah atau belum.

1. Implementasi User Interface

Form pertama yang ditampilkan saat sistem diaktifkan adalah Form Pembuka (Gambar 9). Form ini memberikan informasi tentang Simbapro Krisan Potong PT ABN dan menunjukkan bahwa aplikasi dalam proses penyiapan. Setelah siap sistem akan meminta pengguna untuk melakukan login dengan mengisi form login (Gambar10).

Gambar 9. Form Pembuka Simbapro Krisan Potong PT ABN

Form login diperlukan untuk memastikan bahwa pengguna sistem adalah pengguna yang telah didaftar. Pengguna melakukan login dengan memasukkan nama dan password. Bila nama dan password salah maka sistem akan memberikan kesempatan untuk mengulang login hingga 3 kali kesempatan.

(45)

45 Bila pengguna telah memasukkan nama dan password dengan benar maka pengguna dizinkan mengakses semua data dan informasi pada sistem. Selanjutnya, pengguna disajikan tampilan menu utama Simbapro Krisan Potong PT ABN (Gambar 11). Form ini menyajikan pilihan-pilihan menu data dan informasi yang dikelompokkan dalam 6 macam, yaitu: master, operasi, informasi, laporan, grafik, serta sistem.

a. Menu Master

Menu ini menyediakan pilihan akses data master pada sistem produksi krisan potong PT ABN. Data master tersebut antara lain memuat submenu master tanaman induk, bibit, krisan, varietas, hama dan penyakit, supplier, lokasi, green house dan komponennya, sarana produksi, jenis pemeliharaan, SOP, serta bagian dalam sistem produksi.

b. Menu Operasi

Menu ini menyediakan pilihan akses submenu data operasional produksi harian krisan potong PT ABN, antara lain memuat: pemeliharaan induk, bibit, krisan, impor varietas, prediksi panen, pengamatan hama dan penyakit tanaman, serta operasional.

c. Menu Informasi

Menu ini menyediakan submenu hasil pengolahan data master dan operasional. Menu ini menyediakan akses informasi meliputi: tanaman induk, bibit, krisan, pelacakan generasi krisan, perkembangan HPT, serta operasional. d. Menu Laporan

Menu ini menyediakan bentuk cetak informasi. Submenu laporan yang sudah disediakan oleh Simbapro Krisan Potong PT ABN terdiri dari Laporan Tanaman Induk dan Krisan Potong.

e. Menu Grafik

Menu ini menyediakan informasi dengan penyajian grafik. Informasi yang disediakan dalam menu ini meliputi submenu grafik tanaman induk, krisan potong, impor varietas, perkembangan hama dan penyakit tanaman.

f. Menu Sistem

(46)

46 Gambar 11. Menu Utama Simbapro Krisan Potong PT ABN

Selain mengakses melalui menu utama, pengguna juga dapat mengakses melalui toolbar. Toolbar digunakan untuk mempersingkat tugas pengguna dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang penting dan sering dilakukan (Kurniadi, 2000). Toolbar Simbapro ini menyediakan menu data master, data operasional, informasi serta grafik.

Contoh implementasi form varietas krisan ditunjukkan pada Gambar 12. Form utama varietas dibuat dengan menggunakan tools yang terdapat pada Visual Basic 6. Dalam form utama tersebut digunakan kontrol text box untuk pemasukan data; label untuk teks tetap; list view untuk menampilkan data secara tabular; frame untuk pengaturan kelompok kontrol; combo box untuk menyajikan pilihan; command button untuk tombol-tombol perintah; dan image box untuk menampilkan foto varietas. Form utama memiliki ukuran standar 10275 x 9100 pixel.

(47)

47 standar 7725 x 5025 pixel. Common dialog digunakan dalam memudahkan pembukaan file gambar dalam tampilan jendela dialog Windows.

Gambar 12. Form Utama Varietas Krisan Simbapro Krisan Potong PT ABN

Form utama varietas diberi nama Form Data Varietas Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara. Pada form itu diperlihatkan semua record yang disimpan dalam basis data sistem secara tabular dan diberikan keterangan jumlah data yang tersedia juga disediakan beberapa pilihan kegiatan yang dapat dilakukan terhadap data varietas, yaitu penambahan, perubahan, dan penghapusan data. Selain itu, form tersebut dilengkapi dengan tools untuk pencarian data berdasarkan kategori yang disediakan, sehingga dapat memudahkan pengguna dalam mencari data varietas tertentu.

(48)

48 Gambar 13. Form Pemasukan Data Varietas Krisan

Gambar 14. Form Pengeditan Data Varietas Krisan

(49)

49 Gambar 15. Konfirmasi Ketidaklengkapan Data Perubahan Varietas

Sistem juga akan memberikan konfirmasi kepada pengguna bila melakukan proses penghapusan data seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16. Setelah dipastikan benar akan dilakukan proses penghapusan maka sistem akan melakukan penghapusan data dari basis data sistem. Desain antarmuka penyimpanan data transaksi operasional tidaklah jauh berbeda dengan desain antarmuka data master.

Gambar 16. Konfirmasi Penghapusan Data Varietas

(50)

50 Gambar 17. Form Informasi Tanaman Induk

Gambar 18. Laporan Stok Induk Simbapro Krisan PT ABN

(51)

51 grafik pengguna akan lebih mudah menginterpretasikan suatu informasi yang disajikan.

Gambar 19. Form Grafik Simbapro Krisan Potong PT ABN 2. Implementasi Proses dan Pemrograman Sistem

Pada saat pemrograman dibuatlah modul untuk efektivitas dan efisiensi pengkodean, yaitu dengan meringkas kode-kode program yang sama dan digunakan secara berulang, kemudian dikumpulkan menjadi suatu sub program sendiri yang dapat dipanggil berulang-ulang sesuai kebutuhan. Sub program-sub program tersebut disimpan dalam file modul yang bernama modul1.bas.

Sub program dalam bentuk prosedur maupun fungsi yang disimpan dalam file modul1.bas antara lain sebagai berikut.

a. Prosedur Form Center

Prosedur ini dijalankan saat form aktif. Semua form secara default diposisikan di tengah jendela form menu utama.

'prosedur untuk memposisikan jendela form di menu mdi  Sub FormCenter(Frm As Form) 

    Frm.Top = (menu.Height * 0.85) / 2 ‐ Frm.Height / 2 

    Frm.Left = menu.Width / 2 ‐ Frm.Width / 2  End Sub 

 

b. Prosedur Koneksi Basis Data

(52)

52 Conectivity Data Source Name (ODBC DSN). Kontrol Data aplikasi menggunakan ActiveX Data Object (ADO). Kontrol ADO inilah yang dikoneksikan ke DSN. Dengan ODBC ini dapat dilakukan pengaksesan data dari berbagai macam DBMS hanya dengan memastikan bahwa koneksi aplikasi ke ODBC sudah benar.

Koneksi menggunakan perantara ODBC dipilih karena koneksi yang tersebut sekaligus untuk mengkoneksikan Crystal Report 4.6.1.116, yaitu program untuk pembuatan desain laporan, dengan RDBMS. Program bawaan Visual Basic 6 ini tidak dapat mengenali basis data Ms Acces 2007 yang digunakan dalam membangun basis data.

Public Conn As New ADODB.Connection  Public conshape As New ADODB.Connection  Public rs As New ADODB.Recordset 

Public rshpt As ADODB.Recordset  Public rssuplier As ADODB.Recordset  Public rspengguna As ADODB.Recordset  Public rslahan As ADODB.Recordset  Public rssaprodi As ADODB.Recordset  Public rsgh As ADODB.Recordset  Public rsghdetil As ADODB.Recordset  Public rsbagian As ADODB.Recordset  Public rslokasi As ADODB.Recordset  Public rsbibit As ADODB.Recordset  Public rsvar As ADODB.Recordset  Public rskrisan As ADODB.Recordset  Public rstranstanaman As ADODB.Recordset  'prosedur untuk melakukan koneksi basis data  Public Sub bukadb() 

    Set rstranstanaman = New ADODB.Recordset 

    Conn.Open "dsn=coba"  End Sub 

(53)

53     Conn.Close 

    Set Conn = Nothing   End Sub 

b. Prosedur Stok Tanaman

Prosedur ini digunakan ketika melakukan operasi perubahan jumlah penanaman awal ataupun pemeliharaan terhadap objek tanaman (induk, krisan, bibit). Perubahan tersebut akan mempengaruhi jumlah stok objek tanaman. Argumen yang digunakan adalah jenis objek tanaman dan kode unik dari objek tanaman tersebut.

Public Sub updatestok(ByVal strobjek As String, ByVal strkode As String)  Dim longstok, longawal, longmasuk, longkeluar As Long 

Dim rsawal As New ADODB.Recordset  Dim rsinput As New ADODB.Recordset  Dim rsoutput As New ADODB.Recordset 

Dim strtabel, strtabeltrans, strkolom, strkolomid As String  Dim strawal, strinput, stroutput, strupdate As String 

    Select Case strobjek 

        'objek adalah tanaman induk 

        Case "induk": 

      strtabel = "tbl_induk" 

      strtabeltrans = "tbl_trans_induk" 

      strkolomid = "[indukid]" 

      strkolom = "jmlinduk" 

        'objek adalah tanaman krisan 

        Case "krisan" 

      strtabel = "tbl_krisan" 

      strtabeltrans = "tbl_trans_krisan" 

      strkolomid = "[krisanid]" 

      strkolom = "jmlkrisan" 

        'objek adalah bibitkrisan 

        Case Else 

      strtabel = "tbl_bibit" 

      strtabeltrans = "tbl_trans_bibit" 

      strkolomid = "[bibitid]" 

      strkolom = "jmlbibit" 

    End Select 

    strinput = "SELECT SUM (" & strkolom & ") AS masuk " 

    strinput = strinput & "FROM tbl_trans_tanaman INNER JOIN " & strtabeltrans & " ON  tbl_trans_tanaman.[no] = " & strtabeltrans & ".kegiatanid " 

    strinput = strinput & "WHERE tbl_trans_tanaman.status='PLUS' AND " & strkolomid & "= '" &  strkode & "'" 

    stroutput = "SELECT SUM (" & strkolom & ") AS keluar " 

    stroutput = stroutput & "FROM tbl_trans_tanaman INNER JOIN " & strtabeltrans & " ON  tbl_trans_tanaman.[no] = " & strtabeltrans & ".kegiatanid " 

    stroutput = stroutput & "WHERE tbl_trans_tanaman.status='MINUS' AND " & strkolomid & "=  '" & strkode & "'" 

    Call bukadb 

(54)

54         rsoutput.Open stroutput, Conn 

      If IsNull(rsinput!masuk) = True Then 

      longmasuk = 0 

        Else 

      longmasuk = rsinput!masuk 

        End If 

        If IsNull(rsoutput!keluar) = True Then 

      longkeluar = 0 

        Else 

      longkeluar = rsoutput!keluar 

        End If 

        longstok = (longmasuk ‐ longkeluar) 

        'update stok terakhier 

        strupdate = "UPDATE " & strtabel & " SET stok = '" & longstok & "' " 

        strupdate = strupdate & "WHERE " & strkolomid & " = '" & strkode & "'" 

        Conn.Execute (strupdate) 

    Call tutupdb  End Sub 

c. Prosedur Koneksi Data Shape

Grafik yang dibuat, di antaranya ada yang menggunakan kontrol data shape, karena melibatkan 3 variabel yang berbeda. Dengan kontrol ini dapat dibuat bentuk cross tab nilai dari suatu recordset.

Public rsshape As New ADODB.Recordset  Public Sub bukashape() 

    If conshape.State = 1 Then conshape.Close 

    Set conshape = New ADODB.Connection 

    conshape.Open"PROVIDER=MSDataShape;dsn=coba;uid=;pwd=;Data Provider=MSDASQL"  End Sub 

Public Sub tutupshape() 

    conshape.Close 

    Set conshape = Nothing  End Sub 

d. Prosedur Minggu Kerja

Prosedur ini digunakan untuk perhitungan minggu kerja. Minggu kerja aktif adalah fungsi dari perbedaan waktu (dalam minggu) tanggal periode awal dengan tanggal saat sistem aktif.

Public Function mk() As Integer 

    Dim rsmk As New ADODB.Recordset 

    Call bukadb 

        rsmk.Open "tbl_periode", Conn 

        mk = DateDiff("w", rsmk("awal"), Date) 

    Call tutupdb  End Function 

(55)

55 e. Prosedur Kode Transaksi

Pada setiap transaksi diberikan kode unik, sehingga perlu dibuat otomatisasi dalam pembuatan kode transaksi kegiatan pemeliharaan. Prosedur ini memintakan parameter nilai dari recordset tabel transaksi, tanggal transaksi, dan nama kolom kode transaksi. Kode transaksi dibuat memenuhi yy+mm+dd+0001. Kode tersebut akan bertambah secara urut dan memulai dari urutan pertama bila ada perubahan hari.

'fungsi umum untuk mengambil kode transaksi operasional 

Public Function trans(rs As ADODB.Recordset, tgltrans, kolomid As String) As String 

    'baca tabeltrans yang transindukidnya paling akhir 

    rs.Requery 

      'no transidnya adalah YYMMDD0001 

      trans = strurutan 

f. Prosedur Hapus Tabel Temporer

Gambar

Gambar 8. Diagram Simbapro Krisan Potong Level 1
Gambar 12. Form Utama Varietas Krisan Simbapro Krisan Potong PT ABN
Gambar 14. Form Pengeditan Data Varietas Krisan
Gambar 15. Konfirmasi Ketidaklengkapan Data Perubahan Varietas
+7

Referensi

Dokumen terkait

pengetahuan tentang Kebebasan dan Kemandirian Badan Pemeriksa Keuangan dalam pengawasan penggunaan keuangan negara berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

DATA YANG HARUS TERKUMPUL DI SNALL PLASTIK PLONG WARNA KUNING 1.. SURAT PERNYATAAN JUMLAH SISWA SESUAI DATABASE EMIS

 Inflasi pada Bulan Juni 2017 di Kota Tegal terjadi karena adanya perubahan indeks pada hampir semua kelompok yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 1,11 persen, Kelompok

Dengan hasil analisa pada Tabel 4.49, maka dapat dikatakan bahwa alternatif pemanfaatan gas buangan dari sumur menjadi fuel gas penggerak pompa merupakan

Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, karena fokus penelitian ini untuk mengkaji dan menganalisis strategi bersaing jasa pengiriman surat dan paket

department store di Bangkok. Data diperoleh dari survei yang diberikan kepada 400 pelanggan yang membeli donat di department store di Bangkok. Metode Sampling Accidental

Diumumkan kepada mahasiswa FK-UII semester I, jadwal ujian Skills Practice Blok KBTI hari Selasa, 30 November 2010 :.  08.00-10.00 WIB Reading dan

sebagai suatu perenungan Kawasan Malioboro pada masa yang akan datang.. Dimana Malioboro sebagai ruang sosial yang mengusung kearifan lokal