• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADHI NUR HIDAYAT F1410

A. Investigasi Sistem

2. Kelemahan Sistem dalam Administrasi Data

Jumlah data dan kebutuhan informasi cenderung semakin bertambah, sehingga dalam tujuan pengelolaan data, sistem administrasi data berbasis file tidak efektif dan efisien. Bila tidak dipersiapkan sebuah sistem yang fleksibel, hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

Pengumpulan 

Pengolahan

Input Output

20 Sistem administrasi data dan informasi saat ini menghasilkan nilai keluaran yang belum optimal guna mendukung pengembangan pengendalian mutu produksi, antara lain berupa:

a. Kualitas informasi belum dapat memenuhi kebutuhan.

b. Sinkronitas antarunit produksi pada sistem produksi belum memadai.

c. Proses evaluasi dan pengeksplorasian data belum optimal untuk menunjang pengendalian dan mutu produksi

Kelemahan pengelolaan data berbasis file disusun berdasarkan urutan daur data disajikan pada Tabel 1.

21 Tabel 1. Kelemahan Pengelolaan Data Berbasis File

Aktivitas Alat Bantu Kelemahan

Pengumpulan data secara batch Buku-buku, formulir- formulir, rekapan A. Kualitas data: Bentuk

Format tabel tidak baku dan tidak memenuhi kaidah normal

Isi

Tercecer-hilang Waktu

Harian dan mingguan Input Data Komputer

dengan program aplikasi berbasis file

a. Manajemen data tidak efektif, b. Ketergantungan struktural dan

data

c. Peluang redundansi data dan mengakibatkan inkonsistensi data Pengolahan Data terdesentralisasi di tiap departemen Kalkulator , Komputer dengan program aplikasi berbasis file Output Komputer dengan program aplikasi berbasis file Kualitas Informasi: Bentuk

Belum sesuai standar Waktu

Membutuhkan waktu relatif lama dalam memperoleh laporan Isi

a. Isi laporan disajikan secara garis besar

b. Penyajian dengan spreadsheet tidak efektif dan efisien

22 3. Pernyataan Akar Masalah

Pengelolaan data yang semi manual dan berbasis file, serta tidak terintegrasi pada setiap unit produksi mengakibatkan tidak memadainya pengelolaan data dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan, baik oleh manajemen maupun setiap bagian dalam sistem produksi krisan potong.

4. Solusi Alternatif

Dalam usaha menyelesaikan persoalan tersebut, diperlukan suatu sistem yang dapat membantu pengelolaan data dan penyediaan informasi produksi krisan potong secara lengkap, cepat, efektif, dan efisien.

Maka diusulkan formulasi teknologi informasi berupa Rancang Bangun Aplikasi Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara (Simbapro Krisan Potong PT ABN). Sebagai prototipe awal, sistem tersebut dibuat berbasis dekstop yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi berbasis jaringan dengan menyesuaikan kebutuhan.

Gambaran fungsi operasional sistem basis data prototipe yang akan dibangun, yaitu:

a. Pengumpulan Data

Dilakukan secara manual pada setiap bagian dengan desain formulir atau tabel yang baku (standarisasi data input) sesuai dengan kebutuhan data dan informasi. Setiap hari, operasional produksi didokumentasikan dan dikumpulkan serta divalidasi pada tiap departemen/divisi kerja.

b. Penginputan Data

Data diinput ke Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong, kemudian disimpan dalam basis data. Penginputan data dilakukan secara rutin harian. c. Pengolahan Data

Pengolahan dapat secara langsung dilakukan sesuai aplikasi yang dibangun dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan manajemen. Saat ini difokuskan pada pemenuhan kebutuhan manajerial pengendalian dan mutu.

d. Output Data

Keluaran sistem adalah data, informasi, laporan yang dapat diperoleh secara cepat saat dibutuhkan dengan format baku sesuai kebutuhan.

23 Dengan dibangunnya sistem ini diharapkan dapat diperoleh manfaat pengelolaan data menggunakan sistem basis data, antara lain: basis data dapat memberikan jaminan kemudahan distribusi data, keseragaman data, standarisasi data, kontrol kemungkinan terjadinya redundansi, konsistensi, integritas, serta keamanan data. (Pratt dan Adamski, 1994). Selebihnya dari basis data yang dibangun dapat pula dikembangkan berbagai aplikasi yang akan meningkatkan kemampuan dalam pengohan data menjadi informasi yang menunjang dalam pengambilan keputusan manajemen.

5. Studi Kelayakan Sistem

Studi kelayakan terhadap rancang bangun sistem basis data produksi krisan potong tersebut dilakukan dalam beberapa jenis kelayakan, yaitu:

a. Kelayakan Organisasi

Sistem Basis Data Produksi ini layak untuk dikembangkan karena dapat mendukung pengendalian produksi yang lebih baik dengan kemampuan dalam pengelolaan data dan informasi operasional produksi yang optimal. Perusahaan sudah memulai dengan membuat standar baku setiap kegiatan operasional.

b. Kelayakan Teknis

Kelayakan ini berkaitan dengan ketersedian dan kemampuan teknologi

(software dan hardware) dalam mengatasi permasalahan dan mendukung

sistem yang akan dibangun.

Prototipe sistem ini dibangun untuk pc stand alone.Dengan menggunakan teknologi komputer berspesifikasi standar serta software yang handal sehingga secara teknis prototipe sistem ini layak untuk dikembangkan.

c. Kelayakan Ekonomi

Secara ekonomis, sistem ini layak pula untuk dikembangkan sebab dari sisi kebutuhan biaya pembangunan murah. Perangkat keras dan lunak yang digunakan dalam rancang bangun sistem tersebut mudah diperoleh di pasaran Secara operasional, hal itu dihitung sebagai biaya pemeliharaan saja. Di sisi lain, diperoleh manfaat lebih terutama dalam mendukung sistem yang efektif dan efisien.

24 d. Kelayakan Operasional

Secara operasional, sistem ini layak karena mudah dalam instalasi program,

set up aplikasi, pengoperasian, dan pemeliharaannya.

5. Ruang Lingkup Sistem

Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem basis data produksi krisan potong yang mempermudah penyimpanan data produksi, penyediaan informasi dan pengendalian operasional produksi di lapangan. Sekaligus juga menjadi upaya optimalisasi manajerial administrasi data dan informasi. Rancangan sistem basis data ini memuat, antara lain:

a. data standar operasional produksi krisan potong,

b. pengelolaan data dan dokumentasi proses produksi krisan potong,

c. mengintegrasikan informasi di antara bagian-bagian kerja dalam produksi bunga krisan potong,

d. menyediakan laporan yang dibutuhkan oleh manajemen.

B. Analisis Sistem

Dalam tahapan analisis akan dihasilkan spesifikasi kebutuhan sistem yang akan dibangun dan dikembangkan pada masa berikutnya. Tahapan ini dimulai dari pendefinisian kelompok pemakai dan ruang lingkup aplikasi. Selanjutnya, akan dapat ditentukan kebutuhan fungsional yang harus dapat dipenuhi dari sistem baru yang akan dibangun.

1. Pendefinisian Group Pemakai dan Area Aplikasi a. Grup Pemakai

Administrator dalam sistem basis data ini adalah Manager Quality Control yang memiliki wewenang dalam pengawasan operasional produksi tanaman krisan potong. Operasional sistem akan membutuhkan data dari bagian-bagian, yaitu HPT (hama dan penyakit tanaman), Teknik, Produksi, MSN (Mother Stock

dan Nursery), QC (quality control), dan Panen. Ruang lingkup dari sistem

25 Gambar 6. Ruang Lingkup Sistem Produksi Krisan Potong PT ABN

b. Domain Aplikasi

Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara (Simbapro Krisan Potong PT ABN) adalah sistem informasi yang mendokumentasikan kegiatan operasional produksi krisan potong. Setiap divisi dapat mendokumentasikan data master dan operasi. Kemudian sistem dapat melakukan pengolahan data tersebut untuk menghasilkan informasi tertentu yang dibutuhkan. Setiap divisi dapat mengakses informasi, baik yang berkaitan dengan divisinya maupun divisi lain yang berhubungan, dalam menunjang kegiatan operasional produksi. Manajer dapat melakukan pengecekan dari laporan-laporan operasional yang disediakan oleh sistem.

Dengan demikian, aplikasi ini akan mempermudah pendokumentasian data master pada setiap divisi, data operasi produksi, juga dalam pengolahan data dan penyajian informasi untuk kepentingan pengendalian dan mutu produksi yang efektif guna mencapai produktivitas yang lebih baik.

Identifikasi spesifikasi kebutuhan disajikan pada Tabel 2. Kebutuhan Pemakai Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong diidentifikasi sebagai berikut.

Bag. HPT

Bag. Produksi Bag. MSN

Bag. Teknik Bag. Panen&Pasca

Bag. Gudang

Bag. QC

26 1) Bagian Mother Stock

Fungsi kritisnya adalah informasi ketersediaan bibit tanaman induk, SOP pemeliharaan tanaman induk, jumlah tanaman induk di lahan, proses dan jadwal pemeliharaan tanaman induk.

2) Bagian Nursery

Fungsi kritisnya adalah informasi varietas tanaman krisan, informasi jumlah bibit nursery, catatan distribusi bibit ke lahan, SOP pembibitan. 3) Bagian Produksi Krisan Potong

Fungsi kritisnya adalahnya informasi ketersediaan bibit untuk krisan produksi, jadwal pemeliharaan tanaman krisan di lahan, jumlah tanaman krisan di lahan, SOP produksi krisan potong.

4) Bagian Panen

Fungsi kritisnya adalah jadwal panen tanaman. Fungsi dokumentasionalnya adalah kegiatan panen dan informasi rekapitulasi hasil panen krisan di lahan.

5) Bagian Teknik

Fungsi kritisnya adalah informasi jadwal kegiatan pemeliharaan tanaman di lahan yang berkaitan dengan penggunaan sarana teknik, termasuk dalam dokumentasi kegiatan pemeliharaan dan data fasilitas green house dan sarana teknik pendukung lainnya.

6) Bagian HPT

Fungsi kritisnya adalah dalam dokumentasi operasi proteksi krisan, serta dokumentasi operasi pengamatan, dan informasi perkembangan hama dan penyakit tanaman.

7) Pengguna Manajemen

Dalam prototipe sistem ini difokuskan agar kebutuhan manajemen QC terpenuhi dalam hal administrasi data operasi dan pengolahan informasi produksi tanaman krisan potong, meliputi: administrasi data tanaman induk, bibit, dan krisan; pengendalian operasi, yaitu penggunaan saprodi dan SOP; serta pengendalian HPT, yaitu proteksi organisme penggangu tanaman dan perkembangannya.

27 Tabel 2. Identifikasi Spesifikasi Kebutuhan

No. Jenis Kebutuhan Spesifikasi Kebutuhan

1. Fungsional a. Setiap divisi (Mother Stock dan Nursery, Produksi, Hama dan Penyakit, Teknik, Pengendalian mutu Quality Control, Panen) dapat memasukkan data utama master dan operasional produksi.

b. Setiap divisi dapat mengakses data dan informasi bagian masing-masing ataupun yang berkaitan dengan bagian lain.

c. Manajer mampu membuat laporan evaluasi produksi yang berisi ringkasan kondisi produksi per satuan waktu (harian, minggu, bulanan kerja). 2. Non Fungsional a. Mempunyai informasi mengenai peta lokasi

produksi perusahaan.

b. Mampu beroperasi pada PC yang menggunakan sistem operasi Ms Windows.

c. Mempunyai kecepatan akses data atau informasi yang baik.

d. Mempunyai tampilan user friendly.

2. Penelitian Dokumen dan Analisis Transaksi

Aliran data dan informasi pada sistem saat ini dapat dibedakan menjadi 4 bagian berdasarkan objek utama, yaitu:

a. Objek Tanaman (Produk)

Aliran data produk tanaman dalam objek ini yaitu: induk, bibit, dan krisan. b. Objek Saprodi (Sarana Produksi)

Aliran data penggunaan sarana dan prasarana input produksi, misalnya pupuk dan obat.

c. Objek Hama dan Penyakit Tanaman

Aliran data hama dan penyakit tanaman, misalnya data hama dan penyakit endemik serta perkembangannya.

28 d. Objek Teknis Operasional

Aliran data teknis standar yang dilakukan dalam operasional sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh perusahaan, misalnya dokumentasi operasional, dan jadwal operasional kritis.

3. Metode Pendekatan Aktivitas (Use Cases)

Use case adalah suatu aktivitas dari sistem yang ditampilkan dan biasanya

merupakan akibat dari permintaan user. Teknik yang direkomendasikan untuk mengidentifikasi aktivitas, yakni Teknik Dekomposisi Even. Teknik ini merupakan salah satu teknik pendekatan dengan mendaftar semua pengguna serta jenis kebutuhan tugasnya.

Detail pengaksesan tingkatan yang tepat untuk mengidentifikasi use case adalah dengan cara fokus pada dasar-dasar proses bisnis. Dasar proses bisnis sendiri merupakan suatu tugas yang ditampilkan pada satu tempat sebagai akibat dari satu kejadian bisnis. Hasil identifikasi use case pada proses bisnis produksi krisan potong PT ABN disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Identifikasi Use Cases dari Simbapro Krisan Potong PT ABN No Pengguna

Divisi

Tujuan untuk Pengguna/Pelaku

1. Mother Stock -pemasukan data induk krisan

-pemasukan data pemeliharaan induk -pemasukan data operasional harian

-pengaksesan informasi SOP tanaman induk -pengaksesan informasi stok tanaman induk -pengaksesan rekapan pemeliharaan induk

-pengaksesan informasi jadwal pemeliharaan induk

2. Nursery -pemasukan data supplier bibit krisan

-pemasukan data varietas krisan -pemasukan data bibit

-pemeliharaan bibit

29 -pengaksesan informasi SOP pengakaran bibit

-pengaksesan informasi stok bibit

-pengaksesan rekapitulasi pemeliharaan bibit 3. Produksi -pemasukan data krisan produksi

-pemasukan data operasional bagian -pemeliharaan krisan produksi

-pengaksesan informasi mengenai ketersediaan bibit -pengaksesan informasi mengenai generasi tanaman krisan

-pengaksesan informasi SOP krisan produksi -pengaksesan informasi stok krisan produksi -pengaksesan rekapitulasi krisan produksi 4. Panen -pemasukan data operasional bagian

-pengaksesan informasi mengenai jadwal panen krisan -pemasukan data panen krisan di suatu lokasi

-pengaksesan rekapan data pemanenan 5. HPT

(Hama Penyakit Tanaman)

-pemasukan data hama dan penyakit krisan -pemasukan data operasional bagian

-pemasukan data pengamatan perkembangan hama dan penyakit di lokasi tertentu

-pengaksesan info perkembangan HPT -pengaksesan info SOP penanganan HPT 6. Gudang -pemasukan data jenis pupuk dan obat tanaman

-pemasukan data penggunaan saprodi 7. Teknik -pemasukan data operasional bagian

-pemasukan data green house, lokasi dan komponen yang tersedia

-pemasukan data lokasi tanam -pengaksesan SOP teknik

-pengaksesan rekapan pemeliharaan green house 8. Manajemen

Pengendalian

-pemasukan data SOP di setiap divisi

30 dan Mutu -pengaksesan laporan perkembangan HPT

-pengaksesan laporan operasional

-pengaksesan laporan penggunaan saprodi

C. Desain Sistem

Tahapan ini adalah proses penentuan konfigurasi dan metode untuk memecahkan masalah serta akan menghasilkan spesifikasi Simbapro Krisan Potong PT ABN. Tahapan ini meliputi kegiatan desain basis data (data driven), desain interface, dan desain proses (process driven).

Tahap desain dilakukan agar pada saat implementasi terdapat gambaran jelas tentang sistem yang dibangun. Dalam tahap ini digunakan pendekatan desain sistem tradisional. Pendekatan tradisional menggunakan teknik permodelan data ERD, permodelan proses DFD, serta pemrograman modular.

1. Desain Basis Data

Data dimodelkan dengan perancangan ERD (Entity Relationship Diagram) untuk mengidentifikasi semua entitas yang mungkin terlibat dalam sistem. Permodelan data tersebut menghasilkan sejumlah himpunan entitas yang terlibat, yaitu :

a. Varietas Krisan

Himpunan entitas ini menyimpan semua data koleksi himpunan varietas krisan yang diproduksi oleh PT ABN.

b. Supplier Krisan

Himpunan Entitas ini menyimpan data tentang himpunan produsen varietas krisan yang mensuplai bibit induk krisan kepada PT ABN.

c. Tanaman Induk

Himpunan Entitas Tanaman Induk menyimpan data kelompok induk di lokasi tertentu.

d. Tanaman Krisan

Himpunan entitas ini menyimpan data kelompok krisan di lokasi tertentu. e. Bibit Krisan

31 Himpunan entitas ini menyimpan data kelompok bibit yang dihasilkan dari stek vegetatif induk tertentu.

f. Jenis Transaksi Tanaman

Himpunan entitas ini menyimpan data jenis kegiatan pemeliharaan tanaman baik berupa kegiatan penyusutan atau penambahan jumlah tanaman di lokasinya.

g. Transaksi Bibit

Himpunan entitas ini menyimpan data dokumentasi kegiatan transaksi pemeliharaan tanaman terhadap kelompok bibit krisan tertentu.

h. Transaksi Krisan Produksi

Himpunan entitas ini menyimpan data dokumentasi kegiatan transaksi pemeliharaan tanaman terhadap kelompok krisan produksi tertentu.

i. Transaksi Tanaman Induk

Himpunan entitas ini menyimpan data dokumentasi kegiatan transaksi pemeliharaan tanaman terhadap kelompok tanaman induk krisan tertentu. j. Pengguna

Himpunan entitas ini menyimpan data para pengguna terdaftar pada Simbapro Krisan Potong PT ABN.

k. Periode

Himpunan entitas ini menyimpan data tentang awal dan akhir suatu masa produksi. Biasanya awal periode adalah 1 Januari dan berakhir pada 31 Desember setiap tahun periodenya.

l. Prediksi Krisan

Himpunan entitas ini menyimpan data hasil prediksi keberhasilan panen tanaman krisan seminggu sebelum dilakukan pemanenan.

m. Bagian

Himpunan entitas ini menyimpan data unit bagian yang bekerja dalam kegiatan produksi krisan potong.

32 n. Saprodi

Himpunan entitas ini menyimpan data bahan habis produksi pertanian yang digunakan dalam proses produksi krisan potong. Misalnya adalah pupuk, obat, kertas, dan sebagainya.

o. Jenis Saprodi

Himpunan entitas yang menyimpan data kategori suatu sarana dan prasarana produksi.

p. SOP Kegiatan

Himpunan entitas yang menyimpan data kegiatan standar prosedural kegiatan produksi (SOP) krisan potong.

q. SOP Saprodi

Himpunan entitas yang menyimpan data detail sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh kegiatan tertentu pada SOP.

r. SOP Detail

Himpunan entitas yang menyimpan keterangan detail dari kegiatan tertentu pada SOP.

s. Operasional

Himpunan entitas ini menyimpan data aktivitas operasional harian, mingguan, dan bulanan yang dilakukan dalam proses produksi oleh setiap bagian produksi.

t. Operasional Detail

Himpunan entitas yang menyimpan penggunaan saprodi dalam setiap kegiatan operasional tertentu.

u. Hama dan Penyakit Tanaman

Himpunan entitas ini menyimpan data jenis hama dan penyakit tanaman krisan endemik di lokasi produksi krisan potong PT ABN.

v. Pengamatan Hama dan Penyakit

Himpunan entitas ini menyimpan data pengamatan hama dan penyakit tanaman krisan pada waktu serta lokasi tertentu.

w. Pengamatan Hama dan Penyakit Detail

Himpunan entitas ini menyimpan data detail penyakit dan intensitasnya pada suatu pengamatan tertentu.

33

x. Green House

Himpunan entitas ini menyimpan data tentang green house yang digunakan pada proses produksi.

y. Komponen Green House

Himpunan entitas ini menyimpan data komponen sistem green house. z. Lokasi

Himpunan entitas ini menyimpan data lokasi tanam produktif krisan potong.

Hasil desain basis data dalam rancangan Simbapro Krisan Potong PT ABN disajikan dalam lampiran 4 Tabel Desain Struktur Data Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong.

2. Desain Logika Proses

Dalam tahapan ini, proses yang berlangsung di dalam sistem basis data produksi ini dimodelkan dengan DFD (data flow diagram). DFD merupakan teknik grafik yang digunakan untuk menjelaskan aliran data dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. DFD mampu untuk menjelaskan sebuah proses.

DFD Sistem Basis Data Produksi ditampilkan pada gambar diagram konteks level 0 yang menggambarkan hubungan sistem dengan bagian-bagian pada sistem produksi (Gambar 7).

Gambar 7. Diagram Konteks Simbapro Krisan Potong Level 0

Diagram Konteks Sistem Basis Data

Produksi Divisi - Divisi

Produksi

Manajemen data master

data operasi laporan

informasi

34 Simbapro Krisan Potong PT ABN, seperti yang disajikan pada Gambar 8, meliputi empat proses utama, yaitu:

1) Proses Dokumentasi Data Master

Proses ini diawali dengan penginputan data master ke dalam sistem. Sistem akan melakukan validasi akan kelengkapan dan logikal data sehingga diperoleh data master valid. Kemudian data disimpan dalam basis data sistem.

2) Proses Dokumentasi Data Operasional

Proses ini dilakukan dengan penginputan data operasional yang melibatkan data master. Data operasional valid dihasilkan dari proses ini yang kemudian disimpan dalam basis data sistem.

3) Proses Pengolahan Informasi

Proses ini adalah pengolahan data, dari data master dan operasional yang disimpan, melalui proses berupa query data maupun perhitungan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

4) Proses pembuatan Laporan

Proses ini menghasilkan laporan, yaitu penyajian baku informasi dalam bentuk cetak yang dibutuhkan oleh Manajemen Kualitas dan Pengendalian Operasi.

Gambar 8. Diagram Simbapro Krisan Potong Level 1 Diagram Sistem Level 1

Divisi -divisi Produksi Dokumentasi Master Dokumentasi Operasi Pengolahan Informasi Laporan

input data master

input data operasi

Managemen Data Master

Data Operas informasi

laporan data master valid

data operasi valid update data master

data master

data operasi update data operasi

data operasi data master data master data operasi 1 2 3 4

35 Pada proses pengolahan informasi terdapat beberapa fungsi utama, antara lain:

1) Fungsi Umur Tanaman

Tanggal sistem : tanggal saat sistem informasi aktif Tanggal tanam : tanggal tanaman ditanam

satuan = tanggal sistem - tanggal tanam 2) Fungsi Stok tanaman

Jmltanam : jumlah tanaman saat ditanam

Penyusutan : pemeliharaan yang mengurangi jumlah tanaman Stok induk = jmltanam - penyusutan

3) Fungsi Produktivitas Pinching

Jmlinduk : total kelompok tanaman induk saat tertentu

Jmlpinching : total stek dihasilkan kelompok tanaman induk saat tertentu Produktivitas = (jmlpinching/jmlinduk) x 100 %

4) Keberhasilan Divisi Mother Stock

tanam : total tanam tanaman induk hingga waktu tertentu t sulam : total sulam tanaman induk hingga waktu tertentu t seleksi : total seleksi tanaman induk hingga waktu tertentu t susksesms = (((tanam + sulam) - seleksi) / (tanam + sulam)) x 100% 5) Keberhasilan Divisi Nursery

tanam : total bibit pinching hingga waktu tertentu t seleksi : total seleksi bibit hingga waktu tertentu t

suskses nursery = (((pinching – seleksi stek) – seleksi bibit) / (pinching – seleksi stek)) x 100%

6) Keberhasilan Divisi Produksi

tanam : total tanam tanaman krisan hingga waktu tertentu t sulam : total sulam tanaman krisan hingga waktu tertentu t seleksi : total seleksi tanaman induk hingga waktu tertentu t suskses produksi = (((tanam + sulam) - seleksi) / (tanam + sulam)) x 100% 7) Produktivitas Produksi Krisan

Panen : jumlah panen bunga krisan (ouput) saat t Tanam : jumlah tanam krisan saat t

36 Sulam : jumlah sulan krisan disaat t

keberhasilan = (panen / (tanam + sulam)) x 100 % 8) Fungsi MK (Minggu Kerja)

Periode Awal : tanggal periode dimulai Sistem : tanggal diakses Periode Akhir : tanggal periode diakhiri

Jumlah MK = datediff(“ww”, periodeawal, periodeakhir) MK saat ini = datediff(“ww”, periodeawal, sistem) 9) Fungsi Perkembangan Hama dan Penyakit

Prosentase : intensitas serangan hama tertentu pada lokasi tertentu Perkembangan hama dalam setahun = rata-rata (prosentase)

Pseudocode Pengolahan Informasi Tanaman Induk 1). Proses Pengolahan Informasi Stok Induk Prosedur Perhitungan Stok Induk

(fungsi untuk perhitungan stok setiap tanaman induk) Deklarasi

(mendeklarasikan variabel-variabel yang diperlukan untuk menyimpan nilai)

kode_induk : string

tanam_induk, stok, plus, minus : long Algoritma

1. baca data tanaman induk – kode induk

2. ambil data jumlah tanam induk pada tbl_induk dimana tblInduk.indukid = kode induk

3. if data tanaman induk ada maka 4. tanam_induk = tblinduk.jmlinduk 5. else

6. tanam_induk = 0 7. end if

8. Ambil Data sum(jmlinduk) sebagai total_induk dari tbl_trans_induk join tbl_trans_tanaman dimana tbl_trans_tanaman.indukid = kode_induk dan tbl_trans_tanaman.status = ‘PLUS’

37 9. if ada data maka

10.PLUS = total induk 11.else

12.PLUS = 0 13.end if

14.ambil Data sum(jmlinduk) sebagai total_induk dari tbl_trans_induk join tbl_trans_tanaman dimana tbl_trans_tanaman.indukid = kode_induk dan tbl_trans_tanaman.status = ‘MINUS’

15.if ada data maka 16.MINUS = total induk 17.else

18.MINUS = 0 19.end if

20.stok = tanam_induk + (PLUS-MINUS) 2). Jadwal Pemeliharaan Induk

Prosedur Pemeliharaan Induk

(Menampilkan Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Induk) Deklarasi

kode_induk : string umur_induk : number Algoritma

1. baca data tanaman induk – kode_induk 2. panggil fungsi umur_induk dalam minggu

3. ambil data kegiatan pemeliharaan dari tbl_sop dimana memenuhi kondisi tbl_sop.minmst <= umur_induk <= tbl_sop.maksmst dan tbl_sop.sasaran= tanaman induk

4. tampilkan semua data kegiatan pemeliharaan yang memenuhi kondisi 3). Rekapitulasi Induk

Data dari tbl_trans_tanaman untuk pemeliharaan induk No. Nama Transaksi Status

1. Sulam Induk Plus 2. Seleksi Induk Plus

Dokumen terkait