PENGENALAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI
LABORATORIUM MAUPUN INDUSTRI DAN CARA
PENYIMPANANNYA
Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
Nur Ratna Sari
NIM: 25 12 1119F
D-III ANALIS KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
MOTTO
Jika ada kemauan pasti ada jalan
Hidup berawal dari mimpi
Tiada keberhasilan tanpa usaha
Jangan pernah menyerah dalam melakukan sesuatu
Action is better than word
Malu bertanya sesat dijalan
Keberhasilan berasal dari kemauan yang kuat
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya karya tulis yang berjudul “PENGENALAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DI LABORATORIUM MAUPUN INDUSTRI DAN CARA
PENYIMPANANNYA” dapat diselesaikan tanpa halangan suatu apapun.
Karya tulis yang disusun berdasarkan hasil belajar selama perkuliahan ini,
bertujuan untuk lebih mengetahui dan mengenal macam-macam bahan kimia yang
ada di laboratorium dan cara penanganannya.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, saya telah mendapatkan bantuan,
bimbingan, serta fasilitas dari berbagai pihak. Saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1) Bapak Winnarso Suryolegowo, SH., MPd. selaku rektor Universitas
Setia budi.
2) Bapak Darmanto, SS., MM. selaku dosen bahasa Indonesia dan
pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama proses
pengerjaan karya tulis.
3) Ayah saya yang telah memberikan doa dan dukungannya.
4) Adik yang selalu memotivasi saya dan memberikan semangat.
5) Pacar saya yang selalu mendoakan supaya karya tulis ini dapat segera
Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Sekian dan terimakasih.
Surakarta, 25 Desember 2012
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...i
Motto ...ii
Kata Pengantar ...iii
Daftar Isi ...v
BAB I PENDAHULUAN ...6
A. Latar Belakang ...6
B. Rumusan Masalah ...7
C. Tujuan Penelitian ...7
D. Manfaat penelitian ...8
BAB II PEMBAHASAN ...9
A. Pengertian Analis Kimia ...9
B. Klasifikasi Bahan Kimia ...9
C. Bahan Kimia di Laboratorium Maupun Industri ...15
D. Cara Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya ...18
BAB III PENUTUP ...21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya kegiatan penelitian yang dilakukan di laboratorium tidaklah
jauh dari bahan kimia, yang memungkinkan bahaya bagi kesehatan praktikan.
Perlu adanya pemahaman tentang macam-macam bahan kimia yang dapat
menggangu kesehatan. Hal demikianlah yang menjadi tugas seorang analis kimia.
Seorang Analis kimia bertugas untuk menganalisis dan menyelidiki bahan-bahan
kimia yang ada di laboratorium.
Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengelolaan,
pengangkutan, penyimpanan dan penggunaannya menimbulkan atau
membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat
menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain yang
memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung
dengan bahan tersebut atau menyebabkan kerusakan pada barang-barang
(Ibnususanto,2009).
Dewasa ini, bahan kimia telah banyak dibuat. Banyak bahan kimia yang
bersifat membahayakan sehingga perlu penanganan yang tepat agar tidak
menimbulkan masalah dan risiko tinggi terhadap orang lain. Bahan kimia
berbahaya tidak selalu berupa bahan kimia sintetik, karena banyak bahan kimia
alami dalam dosis tertentu yang berbahaya apabila sampai masuk ke dalam tubuh.
kimia atau toko bahan kimia yang besar dan lengkap. Oleh karena itu, pengenalan
akan bahan kimia sangatlah penting agar terhindar dari bahaya yang tidak
diinginkan. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah aspek penyimpanan,
penataan dan pemeliharaan bahan kimia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud analis kimia?
2. Bagaimanakah klasifikasi bahan kimia berbahaya?
3. Bahan kimia apa saja yang sering digunakan dalam laboratorium
maupun industri?
4. Bagaimana cara penyimpanan bahan kimia di laboratorium?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapai adalah:
1. Mengetahui dan memahami arti dari analis kimia.
2. Mengenal, mempelajari, dan memahami macam-macam bahan kimia
berbahaya.
3. Mengetahui dan mengerti bahan apa saja yang sering digunakan
dalam laboratorium dan industri.
4. Mempelajari bagaimana cara penyimpanan bahan kimia dengan baik
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah:
1. Dapat lebih mengenal dan memahami macam-macam bahan kimia
yang ada di laboratorium.
2. Membantu pembaca yang kurang memahami tentang bahan kimia
yang berbahaya sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan.
3. Sebagai pengetahuan tambahan mengenai bahan kimia yang ada di
laboratorium maupun industri yang dapat mendukung adanya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analis Kimia
Pengertian Analis menurut Kamus bahasa Indonesia adalah Ahli ilmu kimia
yang bekerja di laboratorium menjalankan penyelidikan dan sebagainya.
Sedangkan kimia sendiri menurut kamus bahasa Indonesia adalah ilmu tentang
susunan, sifat, dan reaksi suatu unsur atau zat (Anonim, 2012).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia analis kimia adalah penentuan
komponen kimia suatu senyawa yang dilakukan dengan pemisahan dan
pengukuran atas contoh yang mewakili (Anonim, 2012).
B. Klasifikasi Bahan Kimia
Berdasarkan sifatnya, bahan kimia berbahaya dapat diklasifikasikan atas :
1. Bahan Kimia Pengoksidasi (Oxidizing Substances)
Bahan kimia pengoksidasi, yang juga dikenal sebagai bahan
kimia oksidator adalah bahan kimia yang kaya akan oksigen. Dalam
penguraiannya atau reaksinya dengan senyawa lain, zat-zat ini akan
melepaskan oksigen yang dikandungnya. Huruf kode: O . Frase-R
untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9. contohnya: natrium
nitrit/nitrat, kalium klorat, kalium permanganate, kaporit, asam
2. Bahan Kimia yang Mudah Meledak (Explosive Substances)
Bahan kimia mudah meledak adalah bahan kimia yang
mempunyai sifat reaktif dan mudah meledak. Bahan kimia ini tidak
stabil dan sangat peka terhadap pengaruh goncangan, tekanan, atau
pukulan. Bahan ini juga dapat meledak walaupun tanpa dicampur
dengan bahan-bahan kimia lain. Huruf kode: E. Frase-R untuk bahan
mudah meledak : R1, R2 dan R3. contohnya: kalium klorat,
Trinitrotaluen(TNT), natrium nitrat, gas bertekanan tinggi, campuran
belerang, karbon dan kalium klorat (Sumardjo, 2006:285).
3. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang apabila masuk
kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau
kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika
masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau
kontak dengan kulit. Huruf kode: T. Frase-R untuk bahan beracun :
R23, R24 dan R25. contohnya: C02, CI2, benzena, Kloroform, sianida
dan sebagainya (Sumardjo, 2006:285).
4. Bahan Kimia Karsinogenik
Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau
meningkatkan timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi,
melalui mulut dan kontak dengan kulit. Frase-R untuk bahan
karsinogenik : R45 dan R40. Contoh : Vinil klorida,benzidin, nitroso
hidrazin bromide, akrilonitril, hidrazin sulfat, benzene, anilin, dikloro
benzidin, karbon tetraklorida, 4-aminofenol, nitro naftalena, 4-nitro
difenil, nitrosoamin, 4-dimetilamino, klorometil benzene, 2-naftil
amina, benzil klorida (Sumardjo, 2006:286).
5. Bahan kimia Irritant (Menyebabkan Iritasi)
Bahan dan formulasi yang tidak korosif tetapi dapat
menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Huruf kode : Xi. Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan
R41. Contoh :
a. Bahan kimia iritan bentuk cair :
1) Asam mineral: asam nitrat, asam sulfat, asam
klorida, asam fluoride, asam fosfat.
2) Asam organik: asam format, asam asetat, asam
monokloro asetat, asam trikloro asetat, asam
kresilat.
3) Pelarut organik: karbon disulfide, ter batubara,
petroleum, hidrokarbon terklorinasi, beberapa
ester dan keton, terpentin, basa kuat, kalium
hidroksida, natrium hidroksida.
b. Bahan bentuk padat kimia iritan
1) Alkali kaustik: alkali sulfide, natrium hidroksida,
ammonium karbonat, barium hidroksida, barium
karbonat, trinatrium fosfat.
2) Logam-logam : natrium, kalium, fosfor, stibium,
arsen, kromium.
3) Garam-garam: kupri sulfat, kupri sianida,
garam-garam merkuri, garam-garam-garam-garam arsen, garam-garam-garam-garam
stibium, perak nitrat, zink klorida.
c. Bahan kimia iritan bentuk gas:
1) Senyawa anorganik: asam klorida, asam sulfat, asam
fluoride, amoniak, sulfur monoklorida, tinil klorida,
sulfuril klorida, belerang dioksida, klor, brom, iod,
fosfor triklorida, arsen triklorida, ozon, nitrogen
dioksida.
2) Senyawa organik: fosgen, akrolein, dimetilsulfat,
dikloroetilsulfida, kloropikrin, etilklorosulfonat,
diklorometileter, xilil bromide, metilklorosulfonat
(Sumardjo, 2006:287).
6. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Bahan kimia korosif adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu
bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat
diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)
dan basa (pH>11,5), Huruf kode: C. Frase-R untuk bahan korosif :
mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa seperti larutan NaOH
(>2%) (Sumardjo, 2006:288).
7. Bahan Kimia yang Mudah Terbakar (Inflammable Substances)
Bahan mudah terbakar terdiri dari bahan amat sangat mudah
terbakar (extremely flammable substances), dan bahan sangat mudah
terbakar (highly flammable substances). Bahan dapat terbakar
(flammable substances).
a. Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
Bahan kimia likuid yang memiliki titik nyala sangat
rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih
awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar
berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran
bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Huruf
kode:F+. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar :
R12. Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter
(cairan) dan propane (gas).
b. Highly flammable (sangat mudah terbakar)
Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah (di
bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar
menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah
pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas
di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi
sangat mudah terbakar : R11. Contoh bahan dengan sifat
tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering
digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.
c. Flammable (mudah terbakar)
Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala
antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah
terbakar (flammable). Huruf kode: tidak ada. Frase-R untuk
bahan mudah terbakar : R10. Contoh bahan dengan sifat tersebut
misalnya minyak terpentin (Sumardjo, 2006:289).
8. Bahan Kimia Radioaktif
Secara umum, bahaya radiasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu bahaya radiasi eksternal (sumber radiasi berada diluar
tubuh) dan bahaya radiasi internal (sumber radiasi berada didalam
tubuh). Kedua bahaya radiasi ini ditanggulangi dengan cara yang
berbeda, yaitu:
a. Bahaya radiasi eksternal dapat ditanggulangi dengan mengatur
waktu (semakin singkat, semakin baik), mengatur jarak
(semakin jauh, semakin baik), atau memasang perisai radiasi
diantara sumber radiasi dan tubuh, dengan melakukan
pengaturan tersebut, dosis radiasi yang diterima oleh orang
yang menangani zat radioaktif dapat ditekan serendah mungkin.
b. Bahaya radiasi internal dapat ditanggulangi dengan mencegah
dan luka terbuka pada kulit. Jadi, bila tugas kita adalah
menangani zat radioaktif yang bebentuk gas, serbuk, atau
cairan, kita harus mengusahakan untuk tidak makan/minum,
merokok ditempat kerja dan menggunakann pakaian kerja
khusus. Selain itu, kita perlu membuat pengaturan ventilasi
ruangan yang baik,serta membuat dan mengikuti prosedur kerja
yang baik dan ketat untuk mencegah tersebarnya kontaminasi ke
tempat lain yang bersih (Sumardjo, 2006:291).
C. Bahan Kimia yang Sering Digunakan di Laboratorium Maupun
Industri
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di dalam laboratorium beberapa
bahan kimia yang sering dipergunakan baik dalam industri maupun dalam
laboratorium perlu di kenali sifat-sifatnya, di-antaranya:
1. Asam Sulfat (H2SO4)
Cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang-kadang
berwarna kecoklatan tergantung pada tingkat kemurniannya, uap dan
kabut asam sulfat sangat beracun dan korosif terhadap kulit, mata dan
sistem saluran pernapasan (hidung tenggorokan, paru-paru). Jika asam
pekat terkena kulit menyebabkan luka parah yang amat sakit, jika
kena mata walaupun sedikit akan merusak mata dan menyebabkan
kebutaan. Asam sulfat mudah bercampur dengan air dalam segala
(eksotermis), eksplosif dan terjadi percikan (pembentukan
hidrat-hidrat). Asam ini sangat reaktif terhadap logam yang larut didalamnya,
akan melepaskan gas H2 yang mudah terbakar. Asam pekat bersifat
oksidator, sering menyebabkan pengarangan . BJ (Berat Jenis)(murni)
= 1,84; Ti (titik Ieleh) = 10,4°C ; Td (titik didih) = 315 - 338°C,
pemanasan diatas 300°C akan melepaskan S03. NAB (Nilai Ambang
Batas) : 10 mg/m3 (Khasani, 1994).
2. Asam Khlorida (HCI)
Cairan yang tidak berwarna atau kekuningan tergantung pada
kemur- niannya, mudah menguap. Uapnya tajam dan beracun, sangat
korosif, mudah larut dalam air, alkohol dan eter. Uapnya berbahaya
terhadap sistem saluran pernapasan. HCI pekat bila mengenai kulit
akan merusaknya dengan sempurna, sedang larutannya menyebabkan
gatal-gatal (iritasi kulit). BJ (HCI 38%) 1,1; NAB = 5 ppm (Arthur
dan Elizabeth, 1956).
diletakkan berdekatan dengan HCI. Td = 86°C (terurai); T = -41,65°C;
4. Asam Perklorat (HCIO4)
Cairan tidak berwarna, higroskopis, asam pekat murni tidak
stabil, tetapi akan stabil bila diencerkan. Mudah larut dalam air dan
larutannya dengan konsentrasi 71,6% dalam keadaan stabil.
penyimpanannya di tempat yang dingin dan kering, jauh dari
asam-asam organik dan mineral. BJ= 1,764 ; T, = -112°C ; Td = 16°C; LD50
= 1 ml (Arthur dan Elizabeth, 1956).
5. Asam Oksalat (C2H2O4)
Berbentuk kristal transparan, tidak berwarna, sangat beracun,
korosif, mudah larut dalam air, alkohol dan eter. Bersifat explosif bila
bersenyawa dengan logam Ag dan Hg. Bila kontak dengan kulit
menyebabkan iritasi. Lain-lain : BJ = 1.653 ; T, = 187°C (anhidrat);
T,= 101,5°C (dihidrat); NAB= 1 ppm ; LD50 = 5 - 15 gr (Arthur dan
Elizabeth, 1956).
6. Amoniak (NH3)
Gas yang tidak berwarna berbau tajam, sangat korosif dan
berbahaya terhadap saluran pernapasan. Cairan amoniak bila kontak
kebutaan. Uap NH3 bersifat explosif bila bereaksi dengan bahan
oksidatar, halogen dan asam-asam kuat. Cairan NH3 explosif terhadap
logam berat (Ag, pb dan Zn) dan garamnya terutama
garamgaram khalida . Lainlain : BJ = 0,77 (O°C) Td = 33,5°C ; Tb =
-77,7°C; NAB = 25 ppm (18 mg/m) (Khasani, 1994).
7. Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida (KOH)
Kedua basa ini mempunyai sifat-sifat serupa yaitu pelet yang
ber- warna putih, mudah menyerap air dan CO2 dari udara, mudah
larut dalam air, alkohol dan gliserin. Timbul panas (eksoternis) apabila
kontak dengan air, larutan pekat amat berbahaya terhadap kulit dan
mata sangat korosif dan bisa merusak dengan sempurna. Lain-lain :
NaOH LD50 = 5 g, KOH LD50 = 5 NAB = 2 mg/m3 (Arthur dan
Elizabeth, 1956).
D. Cara Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya
Penyimpanan bahan-bahan kimia ini disesuaikan dengan kebutuhan dan
kecepatan pemakaiannya, jumlahnya di usahakan sesedikit mungkin . Cara-cara
penyimpanan bahan kimia ini disesuaikan dengan sifat-sifat bahayanya, seperti
dibawah ini (Sumardi, 1983) :
1. Bahan-bahan kimia yang mudah meledak (eksplosif) dapat disimpan di
tempat (bangunan) yang terisolir dari bangunan-bangunan lainnya
2. Bahan-bahan kimia yang mudah menguap dan terbakar disimpan
ditempat yang jauh dari sumber api.
3. Bahan-bahan yang mudah menguap dan bertekanan tinggi harus di
lindungi dari cahaya matahari. Ventilasi udara dalam ruangan harus
baik.
4. Bahan-bahan oksidator jangan ditempatkan bersama dengan bahan yang
mudah terbakar (bahan organik dan pereduksi). Ventilasi udara dalam
ruangan harus baik.
5. Bahan-bahan korosif disimpan ditempat yang kering, suhunya rendah
namun tidak dibawah titik bekunya.
6. Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air, disimpan pada tempat
yang jauh dari sumber air.
7. Bahan kimia yang bila disimpan ditempat yang sama dapat menimbulkan
reaksi yang merugikan (panas yang tinggi, zat baru yang bersifat racun).
8. Bahan-bahan kimia yang mudah terurai membentuk racun apabila
berhubungan dengan panas, air atau asam tidak diperkenankan
disimpan berdekatan dengan bahan-bahan kimia yang mudah
menyala/menguap. Suhu ruangan harus rendah dan kering .
Selain cara-cara di atas ada faktor-faktor lain yang harus diperhatikan oleh
petugas di dalam laboratorium ruangan bekerja berventilasi baik, jika
memindahkan bahan kimia pekat atau mengencerkan sebaiknya dikerjakan dalam
lemari asam . Bila terjadi tumpahan asam pekat hendaklah dinetralkan dulu
jumlah besar disiapkan pemadam kebakaran (Khasani, 1994). Botol-botol harus
berlabel, tidak bocor dan selalu tertutup. Kalau diperlukan petugas harus
menggunakan alat-alat perlindungan personil seperti masker, sarung tangan dan
kaca mata pengaman. Kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus
BAB III
PENUTUP
Laboratorium kimia dan bahan kimia mempunyai potensi berbahaya bagi
kesehatan para pekerjanya, namun potensi bahaya tersebut bukan tak dapat
dikendalikan, dengan adanya kesadaran setiap pekerja yang didukung dengan
ilmu pengetahuan tentang bahan kimia, sifat-sifat bahayanya dan cara
penyimpanannya, kecelakaan kimia dapat dihindarkan, dikurangi bahkan dapat
ditiadakan sama sekali. Dengan demikian laboratorium menjadi tempat yang
Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Kamus Bahasa Indonesia. (online).
(http://kamusbahasaindonesia.org/analis, diakses,25 desember 2012).
Anonim. 2012. Kamus Bahasa Indonesia. (online).
(http://kamusbahasaindonesia.org/kimia, diakses,25 desember 2012).
Anonim. 2012. Kamus Besar. (online).
(http://www.kamusbesar.com/47249/analisis-kimia, diakses,25 desember 2012).
Ibnususanto. 2009. “Bahan Kimia Berbahaya dan Keselamatan Kesehatan Kerja Bidang Kimia”, (online),
(http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/ , diakses 25 desember 2012).
Khasani, Imam. 1994. " Penanganan Bahan Kimia Berbahaya . " Warta Kimia Analitik. 11 : 30 – 31.
New York. Arthur and Elizabeth Rose, 1956. The Condensed Chemical Dictionary. 5th ed. Reinhold Publishing Corporation.
Sumardi. 1983. Sistem Pergudangan. Kursus Keselamatan Kerja Dalam
Menangani Bahan-Bahan Kimia Berbahaya 5 - 9 Desember 1983. Bandung: LKN.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa