• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan kimia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan kimia"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENALAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI

LABORATORIUM MAUPUN INDUSTRI DAN CARA

PENYIMPANANNYA

Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia

Disusun Oleh:

Nur Ratna Sari

NIM: 25 12 1119F

D-III ANALIS KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA

(2)

MOTTO

Jika ada kemauan pasti ada jalan

Hidup berawal dari mimpi

Tiada keberhasilan tanpa usaha

Jangan pernah menyerah dalam melakukan sesuatu

Action is better than word

Malu bertanya sesat dijalan

Keberhasilan berasal dari kemauan yang kuat

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nya karya tulis yang berjudul PENGENALAN BAHAN KIMIA

BERBAHAYA DI LABORATORIUM MAUPUN INDUSTRI DAN CARA

PENYIMPANANNYA dapat diselesaikan tanpa halangan suatu apapun.

Karya tulis yang disusun berdasarkan hasil belajar selama perkuliahan ini,

bertujuan untuk lebih mengetahui dan mengenal macam-macam bahan kimia yang

ada di laboratorium dan cara penanganannya.

Dalam menyelesaikan karya tulis ini, saya telah mendapatkan bantuan,

bimbingan, serta fasilitas dari berbagai pihak. Saya ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1) Bapak Winnarso Suryolegowo, SH., MPd. selaku rektor Universitas

Setia budi.

2) Bapak Darmanto, SS., MM. selaku dosen bahasa Indonesia dan

pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama proses

pengerjaan karya tulis.

3) Ayah saya yang telah memberikan doa dan dukungannya.

4) Adik yang selalu memotivasi saya dan memberikan semangat.

5) Pacar saya yang selalu mendoakan supaya karya tulis ini dapat segera

(4)

Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Sekian dan terimakasih.

Surakarta, 25 Desember 2012

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Motto ...ii

Kata Pengantar ...iii

Daftar Isi ...v

BAB I PENDAHULUAN ...6

A. Latar Belakang ...6

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat penelitian ...8

BAB II PEMBAHASAN ...9

A. Pengertian Analis Kimia ...9

B. Klasifikasi Bahan Kimia ...9

C. Bahan Kimia di Laboratorium Maupun Industri ...15

D. Cara Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya ...18

BAB III PENUTUP ...21

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya kegiatan penelitian yang dilakukan di laboratorium tidaklah

jauh dari bahan kimia, yang memungkinkan bahaya bagi kesehatan praktikan.

Perlu adanya pemahaman tentang macam-macam bahan kimia yang dapat

menggangu kesehatan. Hal demikianlah yang menjadi tugas seorang analis kimia.

Seorang Analis kimia bertugas untuk menganalisis dan menyelidiki bahan-bahan

kimia yang ada di laboratorium.

Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengelolaan,

pengangkutan, penyimpanan dan penggunaannya menimbulkan atau

membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat

menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain yang

memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung

dengan bahan tersebut atau menyebabkan kerusakan pada barang-barang

(Ibnususanto,2009).

Dewasa ini, bahan kimia telah banyak dibuat. Banyak bahan kimia yang

bersifat membahayakan sehingga perlu penanganan yang tepat agar tidak

menimbulkan masalah dan risiko tinggi terhadap orang lain. Bahan kimia

berbahaya tidak selalu berupa bahan kimia sintetik, karena banyak bahan kimia

alami dalam dosis tertentu yang berbahaya apabila sampai masuk ke dalam tubuh.

(7)

kimia atau toko bahan kimia yang besar dan lengkap. Oleh karena itu, pengenalan

akan bahan kimia sangatlah penting agar terhindar dari bahaya yang tidak

diinginkan. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah aspek penyimpanan,

penataan dan pemeliharaan bahan kimia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apa yang dimaksud analis kimia?

2. Bagaimanakah klasifikasi bahan kimia berbahaya?

3. Bahan kimia apa saja yang sering digunakan dalam laboratorium

maupun industri?

4. Bagaimana cara penyimpanan bahan kimia di laboratorium?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapai adalah:

1. Mengetahui dan memahami arti dari analis kimia.

2. Mengenal, mempelajari, dan memahami macam-macam bahan kimia

berbahaya.

3. Mengetahui dan mengerti bahan apa saja yang sering digunakan

dalam laboratorium dan industri.

4. Mempelajari bagaimana cara penyimpanan bahan kimia dengan baik

(8)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penulisan karya tulis ini adalah:

1. Dapat lebih mengenal dan memahami macam-macam bahan kimia

yang ada di laboratorium.

2. Membantu pembaca yang kurang memahami tentang bahan kimia

yang berbahaya sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya

kecelakaan.

3. Sebagai pengetahuan tambahan mengenai bahan kimia yang ada di

laboratorium maupun industri yang dapat mendukung adanya

(9)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analis Kimia

Pengertian Analis menurut Kamus bahasa Indonesia adalah Ahli ilmu kimia

yang bekerja di laboratorium menjalankan penyelidikan dan sebagainya.

Sedangkan kimia sendiri menurut kamus bahasa Indonesia adalah ilmu tentang

susunan, sifat, dan reaksi suatu unsur atau zat (Anonim, 2012).

Menurut kamus besar bahasa Indonesia analis kimia adalah penentuan

komponen kimia suatu senyawa yang dilakukan dengan pemisahan dan

pengukuran atas contoh yang mewakili (Anonim, 2012).

B. Klasifikasi Bahan Kimia

Berdasarkan sifatnya, bahan kimia berbahaya dapat diklasifikasikan atas :

1. Bahan Kimia Pengoksidasi (Oxidizing Substances)

Bahan kimia pengoksidasi, yang juga dikenal sebagai bahan

kimia oksidator adalah bahan kimia yang kaya akan oksigen. Dalam

penguraiannya atau reaksinya dengan senyawa lain, zat-zat ini akan

melepaskan oksigen yang dikandungnya. Huruf kode: O . Frase-R

untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9. contohnya: natrium

nitrit/nitrat, kalium klorat, kalium permanganate, kaporit, asam

(10)

2. Bahan Kimia yang Mudah Meledak (Explosive Substances)

Bahan kimia mudah meledak adalah bahan kimia yang

mempunyai sifat reaktif dan mudah meledak. Bahan kimia ini tidak

stabil dan sangat peka terhadap pengaruh goncangan, tekanan, atau

pukulan. Bahan ini juga dapat meledak walaupun tanpa dicampur

dengan bahan-bahan kimia lain. Huruf kode: E. Frase-R untuk bahan

mudah meledak : R1, R2 dan R3. contohnya: kalium klorat,

Trinitrotaluen(TNT), natrium nitrat, gas bertekanan tinggi, campuran

belerang, karbon dan kalium klorat (Sumardjo, 2006:285).

3. Bahan Kimia Beracun (Toxic)

Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang apabila masuk

kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau

kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika

masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau

kontak dengan kulit. Huruf kode: T. Frase-R untuk bahan beracun :

R23, R24 dan R25. contohnya: C02, CI2, benzena, Kloroform, sianida

dan sebagainya (Sumardjo, 2006:285).

4. Bahan Kimia Karsinogenik

Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau

meningkatkan timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi,

melalui mulut dan kontak dengan kulit. Frase-R untuk bahan

karsinogenik : R45 dan R40. Contoh : Vinil klorida,benzidin, nitroso

(11)

hidrazin bromide, akrilonitril, hidrazin sulfat, benzene, anilin, dikloro

benzidin, karbon tetraklorida, 4-aminofenol, nitro naftalena, 4-nitro

difenil, nitrosoamin, 4-dimetilamino, klorometil benzene, 2-naftil

amina, benzil klorida (Sumardjo, 2006:286).

5. Bahan kimia Irritant (Menyebabkan Iritasi)

Bahan dan formulasi yang tidak korosif tetapi dapat

menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.

Huruf kode : Xi. Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan

R41. Contoh :

a. Bahan kimia iritan bentuk cair :

1) Asam mineral: asam nitrat, asam sulfat, asam

klorida, asam fluoride, asam fosfat.

2) Asam organik: asam format, asam asetat, asam

monokloro asetat, asam trikloro asetat, asam

kresilat.

3) Pelarut organik: karbon disulfide, ter batubara,

petroleum, hidrokarbon terklorinasi, beberapa

ester dan keton, terpentin, basa kuat, kalium

hidroksida, natrium hidroksida.

b. Bahan bentuk padat kimia iritan

1) Alkali kaustik: alkali sulfide, natrium hidroksida,

(12)

ammonium karbonat, barium hidroksida, barium

karbonat, trinatrium fosfat.

2) Logam-logam : natrium, kalium, fosfor, stibium,

arsen, kromium.

3) Garam-garam: kupri sulfat, kupri sianida,

garam-garam merkuri, garam-garam-garam-garam arsen, garam-garam-garam-garam

stibium, perak nitrat, zink klorida.

c. Bahan kimia iritan bentuk gas:

1) Senyawa anorganik: asam klorida, asam sulfat, asam

fluoride, amoniak, sulfur monoklorida, tinil klorida,

sulfuril klorida, belerang dioksida, klor, brom, iod,

fosfor triklorida, arsen triklorida, ozon, nitrogen

dioksida.

2) Senyawa organik: fosgen, akrolein, dimetilsulfat,

dikloroetilsulfida, kloropikrin, etilklorosulfonat,

diklorometileter, xilil bromide, metilklorosulfonat

(Sumardjo, 2006:287).

6. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)

Bahan kimia korosif adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu

bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat

diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)

dan basa (pH>11,5), Huruf kode: C. Frase-R untuk bahan korosif :

(13)

mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa seperti larutan NaOH

(>2%) (Sumardjo, 2006:288).

7. Bahan Kimia yang Mudah Terbakar (Inflammable Substances)

Bahan mudah terbakar terdiri dari bahan amat sangat mudah

terbakar (extremely flammable substances), dan bahan sangat mudah

terbakar (highly flammable substances). Bahan dapat terbakar

(flammable substances).

a. Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)

Bahan kimia likuid yang memiliki titik nyala sangat

rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih

awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar

berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran

bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Huruf

kode:F+. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar :

R12. Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter

(cairan) dan propane (gas).

b. Highly flammable (sangat mudah terbakar)

Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah (di

bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar

menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah

pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas

di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi

(14)

sangat mudah terbakar : R11. Contoh bahan dengan sifat

tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering

digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.

c. Flammable (mudah terbakar)

Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala

antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah

terbakar (flammable). Huruf kode: tidak ada. Frase-R untuk

bahan mudah terbakar : R10. Contoh bahan dengan sifat tersebut

misalnya minyak terpentin (Sumardjo, 2006:289).

8. Bahan Kimia Radioaktif

Secara umum, bahaya radiasi dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu bahaya radiasi eksternal (sumber radiasi berada diluar

tubuh) dan bahaya radiasi internal (sumber radiasi berada didalam

tubuh). Kedua bahaya radiasi ini ditanggulangi dengan cara yang

berbeda, yaitu:

a. Bahaya radiasi eksternal dapat ditanggulangi dengan mengatur

waktu (semakin singkat, semakin baik), mengatur jarak

(semakin jauh, semakin baik), atau memasang perisai radiasi

diantara sumber radiasi dan tubuh, dengan melakukan

pengaturan tersebut, dosis radiasi yang diterima oleh orang

yang menangani zat radioaktif dapat ditekan serendah mungkin.

b. Bahaya radiasi internal dapat ditanggulangi dengan mencegah

(15)

dan luka terbuka pada kulit. Jadi, bila tugas kita adalah

menangani zat radioaktif yang bebentuk gas, serbuk, atau

cairan, kita harus mengusahakan untuk tidak makan/minum,

merokok ditempat kerja dan menggunakann pakaian kerja

khusus. Selain itu, kita perlu membuat pengaturan ventilasi

ruangan yang baik,serta membuat dan mengikuti prosedur kerja

yang baik dan ketat untuk mencegah tersebarnya kontaminasi ke

tempat lain yang bersih (Sumardjo, 2006:291).

C. Bahan Kimia yang Sering Digunakan di Laboratorium Maupun

Industri

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di dalam laboratorium beberapa

bahan kimia yang sering dipergunakan baik dalam industri maupun dalam

laboratorium perlu di kenali sifat-sifatnya, di-antaranya:

1. Asam Sulfat (H2SO4)

Cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang-kadang

berwarna kecoklatan tergantung pada tingkat kemurniannya, uap dan

kabut asam sulfat sangat beracun dan korosif terhadap kulit, mata dan

sistem saluran pernapasan (hidung tenggorokan, paru-paru). Jika asam

pekat terkena kulit menyebabkan luka parah yang amat sakit, jika

kena mata walaupun sedikit akan merusak mata dan menyebabkan

kebutaan. Asam sulfat mudah bercampur dengan air dalam segala

(16)

(eksotermis), eksplosif dan terjadi percikan (pembentukan

hidrat-hidrat). Asam ini sangat reaktif terhadap logam yang larut didalamnya,

akan melepaskan gas H2 yang mudah terbakar. Asam pekat bersifat

oksidator, sering menyebabkan pengarangan . BJ (Berat Jenis)(murni)

= 1,84; Ti (titik Ieleh) = 10,4°C ; Td (titik didih) = 315 - 338°C,

pemanasan diatas 300°C akan melepaskan S03. NAB (Nilai Ambang

Batas) : 10 mg/m3 (Khasani, 1994).

2. Asam Khlorida (HCI)

Cairan yang tidak berwarna atau kekuningan tergantung pada

kemur- niannya, mudah menguap. Uapnya tajam dan beracun, sangat

korosif, mudah larut dalam air, alkohol dan eter. Uapnya berbahaya

terhadap sistem saluran pernapasan. HCI pekat bila mengenai kulit

akan merusaknya dengan sempurna, sedang larutannya menyebabkan

gatal-gatal (iritasi kulit). BJ (HCI 38%) 1,1; NAB = 5 ppm (Arthur

dan Elizabeth, 1956).

diletakkan berdekatan dengan HCI. Td = 86°C (terurai); T = -41,65°C;

(17)

4. Asam Perklorat (HCIO4)

Cairan tidak berwarna, higroskopis, asam pekat murni tidak

stabil, tetapi akan stabil bila diencerkan. Mudah larut dalam air dan

larutannya dengan konsentrasi 71,6% dalam keadaan stabil.

penyimpanannya di tempat yang dingin dan kering, jauh dari

asam-asam organik dan mineral. BJ= 1,764 ; T, = -112°C ; Td = 16°C; LD50

= 1 ml (Arthur dan Elizabeth, 1956).

5. Asam Oksalat (C2H2O4)

Berbentuk kristal transparan, tidak berwarna, sangat beracun,

korosif, mudah larut dalam air, alkohol dan eter. Bersifat explosif bila

bersenyawa dengan logam Ag dan Hg. Bila kontak dengan kulit

menyebabkan iritasi. Lain-lain : BJ = 1.653 ; T, = 187°C (anhidrat);

T,= 101,5°C (dihidrat); NAB= 1 ppm ; LD50 = 5 - 15 gr (Arthur dan

Elizabeth, 1956).

6. Amoniak (NH3)

Gas yang tidak berwarna berbau tajam, sangat korosif dan

berbahaya terhadap saluran pernapasan. Cairan amoniak bila kontak

(18)

kebutaan. Uap NH3 bersifat explosif bila bereaksi dengan bahan

oksidatar, halogen dan asam-asam kuat. Cairan NH3 explosif terhadap

logam berat (Ag, pb dan Zn) dan garamnya terutama

garamgaram khalida . Lainlain : BJ = 0,77 (O°C) Td = 33,5°C ; Tb =

-77,7°C; NAB = 25 ppm (18 mg/m) (Khasani, 1994).

7. Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida (KOH)

Kedua basa ini mempunyai sifat-sifat serupa yaitu pelet yang

ber- warna putih, mudah menyerap air dan CO2 dari udara, mudah

larut dalam air, alkohol dan gliserin. Timbul panas (eksoternis) apabila

kontak dengan air, larutan pekat amat berbahaya terhadap kulit dan

mata sangat korosif dan bisa merusak dengan sempurna. Lain-lain :

NaOH LD50 = 5 g, KOH LD50 = 5 NAB = 2 mg/m3 (Arthur dan

Elizabeth, 1956).

D. Cara Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya

Penyimpanan bahan-bahan kimia ini disesuaikan dengan kebutuhan dan

kecepatan pemakaiannya, jumlahnya di usahakan sesedikit mungkin . Cara-cara

penyimpanan bahan kimia ini disesuaikan dengan sifat-sifat bahayanya, seperti

dibawah ini (Sumardi, 1983) :

1. Bahan-bahan kimia yang mudah meledak (eksplosif) dapat disimpan di

tempat (bangunan) yang terisolir dari bangunan-bangunan lainnya

(19)

2. Bahan-bahan kimia yang mudah menguap dan terbakar disimpan

ditempat yang jauh dari sumber api.

3. Bahan-bahan yang mudah menguap dan bertekanan tinggi harus di

lindungi dari cahaya matahari. Ventilasi udara dalam ruangan harus

baik.

4. Bahan-bahan oksidator jangan ditempatkan bersama dengan bahan yang

mudah terbakar (bahan organik dan pereduksi). Ventilasi udara dalam

ruangan harus baik.

5. Bahan-bahan korosif disimpan ditempat yang kering, suhunya rendah

namun tidak dibawah titik bekunya.

6. Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air, disimpan pada tempat

yang jauh dari sumber air.

7. Bahan kimia yang bila disimpan ditempat yang sama dapat menimbulkan

reaksi yang merugikan (panas yang tinggi, zat baru yang bersifat racun).

8. Bahan-bahan kimia yang mudah terurai membentuk racun apabila

berhubungan dengan panas, air atau asam tidak diperkenankan

disimpan berdekatan dengan bahan-bahan kimia yang mudah

menyala/menguap. Suhu ruangan harus rendah dan kering .

Selain cara-cara di atas ada faktor-faktor lain yang harus diperhatikan oleh

petugas di dalam laboratorium ruangan bekerja berventilasi baik, jika

memindahkan bahan kimia pekat atau mengencerkan sebaiknya dikerjakan dalam

lemari asam . Bila terjadi tumpahan asam pekat hendaklah dinetralkan dulu

(20)

jumlah besar disiapkan pemadam kebakaran (Khasani, 1994). Botol-botol harus

berlabel, tidak bocor dan selalu tertutup. Kalau diperlukan petugas harus

menggunakan alat-alat perlindungan personil seperti masker, sarung tangan dan

kaca mata pengaman. Kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus

(21)

BAB III

PENUTUP

Laboratorium kimia dan bahan kimia mempunyai potensi berbahaya bagi

kesehatan para pekerjanya, namun potensi bahaya tersebut bukan tak dapat

dikendalikan, dengan adanya kesadaran setiap pekerja yang didukung dengan

ilmu pengetahuan tentang bahan kimia, sifat-sifat bahayanya dan cara

penyimpanannya, kecelakaan kimia dapat dihindarkan, dikurangi bahkan dapat

ditiadakan sama sekali. Dengan demikian laboratorium menjadi tempat yang

(22)

Daftar Pustaka

Anonim. 2012. Kamus Bahasa Indonesia. (online).

(http://kamusbahasaindonesia.org/analis, diakses,25 desember 2012).

Anonim. 2012. Kamus Bahasa Indonesia. (online).

(http://kamusbahasaindonesia.org/kimia, diakses,25 desember 2012).

Anonim. 2012. Kamus Besar. (online).

(http://www.kamusbesar.com/47249/analisis-kimia, diakses,25 desember 2012).

Ibnususanto. 2009.Bahan Kimia Berbahaya dan Keselamatan Kesehatan Kerja Bidang Kimia”, (online),

(http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/ , diakses 25 desember 2012).

Khasani, Imam. 1994. " Penanganan Bahan Kimia Berbahaya . " Warta Kimia Analitik. 11 : 30 – 31.

New York. Arthur and Elizabeth Rose, 1956. The Condensed Chemical Dictionary. 5th ed. Reinhold Publishing Corporation.

Sumardi. 1983. Sistem Pergudangan. Kursus Keselamatan Kerja Dalam

Menangani Bahan-Bahan Kimia Berbahaya 5 - 9 Desember 1983. Bandung: LKN.

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil penelitian seperti yang telah dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa pendekatan pembelajaran Open Ended dan Contextual Teaching And Learning (CTL)

Bila ada pelanggan yang ingin membeli perangkat telepon selular terpisah dari produk Telkomsel, maka GraPARI akan menyarankan untuk mendapatkannya di dealer

1) Pengajian: Ibu Dasno selaku ketua PKK kelurahan Manisrejo adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat baik itu yang dilaksanakan 1 bulan sekali ataupun

Ruang Administrasi Gedung Menara Universitas Muslim Indonesia merupakan ruangan tertutup dan menggunakan sistem pengaturan udara dengan Air Conditioner (AC) untuk

4.6 Pengembangan Awal Desain Media Pelatihan Membaca Cepat Berbasis Web untuk Siswa SMA 4.6.1 Desain Media Pelatihan Membaca Cepat Berbasis Web untuk Siswa SMA

Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka (didekripsi), Panitia menyampaikan file penawaran tersebut kepada LPSE untuk mendapat keterangan bahwa file yang

Hukum Pidana Indonesia (Analisa Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat)”. Pokok masalah yang dikaji membahas tentang pengertian tindak pidana, unsur- unsur tindak

Ketanggapan sikap yang ditunjukan petugas dalam menanggapi permintaan pelanggan tanpa diganggu kesibukan yang terlalu padat sudah sangat baik.. Kepercayaan yang