• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Knowledge Management System pada Divisi Laboratorium Kimia Pada Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Knowledge Management System pada Divisi Laboratorium Kimia Pada Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Bandung"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

BIODATA PENULIS

1. Identitas Pribadi

Nama : Habdi Liokta Rahman

Tempat/Tgl Lahir : Saning Bakar, 05 – Oktober – 1992 Jenis Kelamin : Laki - Laki

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat Sekarang : Jl. Sarijadi Blok24 No 94 RT04/02 No Handphone : +6282217629585

Email : volcomadi75@yahoo.com

2. Pendidikan Formal

1997-1998 : TK KUNCUP HARAPAN BANDUNG

1998-2005 : SD N SARIJADI SELATAN I

2005-2008 : SMP ANGKASA BANDUNG

2008-2011 : SMK PASUNDAN 2 BANDUNG

(5)

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA

DIVISI LABORATORIUM KIMIA PADA BALAI BESAR

BAHAN DAN BARANG TEKNIK (B4T) BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

OLEH:

HABDI LIOKTA RAHMAN 10111063

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul

“Penerapan Knowledge Management System Pada Divisi Laboratorium Kimia Pada Balai Besar Bahan Dan Barang Teknik (B4T) Bandung”, yang merupakan syarat untuk menyelesaikan Studi Strata 1 di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa mendapat dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

2. Kedua orang tua yaitu Bapak Annizar, dan Ibu Rahmi Mulyenti, tidak lupa kepada kakak Rasi Febri Rahman, Adik Rahma Deswari Rahman, dan Rani Puspita Rahman yang selalu memberikan dukungan secara moril dan materil serta rasa kasih sayang yang tiada hentinya sampai saat ini.

3. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

4. Prof. Dr. Ir. Denny Kurniadie, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

5. Irawan Afrianto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

6. Ibu Sufaatin, S.T., M.Kom. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan masukan dalam pengerjaan tugas akhir ini. 7. Ibu Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom. selaku reviewer dan penguji

(7)

iv

8. Bapak Hanhan Maulana, S.Kom., M.Kom. selaku reviewer dan penguji dari tugas akhir, yang ikut memberikan arahan dan bantuannya dalam proses pengerjaan tugas akhir ini.

9. Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom. selaku Dosen wali IF-3 2011 yang telah membimbing saya dari semester awal kuliah hingga tahap akhir perkuliahan.

10. Dosen pengajar Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia yang tiada mengenal lelah dalam memberikan ilmunya selama perkuliahan. 11. Teman-teman kelas IF-3/2011 khususnya Ismail Zaki, Handoyo, Agung

Hutri, Akbar Rizal Firdaus, Dede Jalaludin, Fery Haryanto ,Elvis T.J Tanaen, terutama anak – anak kontrakan 40b dan semua anak bimbingan Ibu Sufaatin, S.T., M.Kom. yang turut menemani , memberi motivasi dan melewati masa-masa kuliah sampai saat ini.

12. Kepada B4T Bandung khususnya Bapak Galih Ginanjar, Bapak Mas’ud Adhi S, Bapak Ryan Trijayana, Bapak Indra H, terimakasih atas kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di B4T Bandung.

13. Terakhir untuk Ria Ananda, S.Kom. yang menjadi salah satu motivasi, dan selalu membantu dalam penyelesaian tugas akhir dari awal sampai akhir, Semoga ilmu yang telah didapat dapat bermanfaat untuk kedepannya.

Penulis menyadari jika masih terdapat kesalahan yang perlu diperbaiki dalam penulisan tugas akhir ini dan sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis tidak membatasi akan adanya kritik maupun saran yang membangun sehingga dapat menambah wawasan bagi penulis pribadi. Semoga apa yang tersampaikan dalam tugas akhir ini dapat bemanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi semua pihak yang membaca ataupun berkepentingan umumnya.

Bandung, Agustus 2016

(8)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR SIMBOL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Balai Besar Bahan Dan Barang Teknik (B4T) ... 9

2.1.1 Sejarah Balai Besar Bahan Dan Barang Teknik (B4T) ... 9

2.1.2 Logo B4T ... 10

2.1.3 Visi dan Misi ... 10

(9)

vi

2.1.4.1 Deskripsi Tugas Pada Divisi Laboratorium Kimia ... 11

2.2 Landasan Teori ... 12

2.2.1 Konsep Dasar Knowledge Management System (KMS) ... 12

2.2.1.1 Pengertian dasar Knowledge Management ... 13

2.2.1.2 Pengertia Knowledge Management System ... 14

2.2.1.3 Manfaat Knowledge Management ... 15

2.2.1.4 Tujuan Knowledge Management ... 15

2.2.2 Konversi Knowledge ... 16

2.2.3 SWOT ... 20

2.2.4 Knowledge Taxonomy ... 27

2.2.5 Text Mining ... 27

2.2.5.1 Algoritma Nazief dan Andriani ... 28

2.2.5.2 Term Frequency-Inverse Document Frequency (TF/IDF) ... 30

2.2.6 Bahasa Pemograman ... 32

2.2.7 MYSQL... 32

2.2.7.1 Kelebihan MYSQL ... 32

2.2.7.2 Alat Bantu Perancangan Sistem Informasi ... 32

2.2.7.3 Flow Map ... 33

2.2.7.4 Business Process Modeling Notation (BPMN)... 33

2.2.7.5 Pendekatan Terstruktur ... 34

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 37

3.1 Analisis Sistem ... 37

3.1.1 Analisis Masalah ... 37

3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan... 37

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis ... 42

3.1.3.1 Aturan Bisnis Pada Sistem Yang Sedang Berjalan ... 42

(10)

vii

3.2 Tahapan 10 Langkah Knowledge Management Road Map ... 43

3.2.1 Fase 1 Evaluasi Infrastruktur ... 43

3.2.1.1 Tahap 1 Analisis Keberadaan Infrastruktur Laboratorium Kimia ... 44

3.2.1.2 Tahap 2 Penyelarasan KMS dengan Strategi Bisnis ... 49

3.2.1.3 Analisis SWOT di B4T ... 49

3.2.2 Fase 2 Analisis Desain dan Pengembangan KMS ... 56

3.2.2.1 Tahap 1 Desain KMS Infrastruktur... 56

3.2.2.2 Tahap 2 Audit dan Analisa Aset Knowledge ... 57

3.2.2.3 Tahap 3 Desain Team Knowledge Management ... 66

3.2.2.4 Tahap 4 Membuat Blueprint Sistem KM ... 66

3.2.3 Data Flow Diagram (DFD) ... 72

3.2.3.1 Proses Kelola Data Pengguna ... 73

3.2.3.2 Proses Kelola Data User ... 73

3.2.3.3 Proses Kelola Data Jabatan ... 74

3.2.3.4 Proses Kelola Data Kategori ... 74

3.2.3.5 Proses Kelola Forum ... 75

3.2.3.6 Proses Kelola Sub_Forum... 76

3.2.3.7 Proses Kelola Upload knowledge ... 76

3.2.3.8 Proses Pencarian data master ... 77

3.2.3.9 Proses Kelola upload knowledge ... 78

3.2.3.10 Proses Kelola SOP dan Modul ... 79

3.2.3.11 Proses Upload pending job ... 80

3.2.4 Spesifikasi Proses... 81

3.2.5 Kamus Data ... 89

3.2.6 Perancangan Data... 92

3.2.6.1 Perancangan Basis Data ... 92

(11)

viii

3.2.6.3 Struktur Table ... 94

3.2.6.4 Perancangan Struktur Menu ... 97

3.2.7 Perancangan Antarmuka ... 100

3.2.7.1 Perancangan Antarmuka Login ... 100

3.2.7.2 Perancangan Antarmuka Admin ... 101

3.2.7.3 Perancangan Antarmuka Admin Kelola Karyawan ... 101

3.2.7.4 Perancangan Antarmuka Admin Kelola Jabatan ... 102

3.2.7.5 Perancangan Antarmuka Admin Kelola Kategori ... 102

3.2.7.6 Perancangan Antarmuka Admin Kelola Forum ... 103

3.2.7.7 Perancangan Antarmuka Karyawan ... 103

3.2.7.8 Perancangan Antarmuka Karyawan Forum ... 104

3.2.7.9 Perancangan Antarmuka Karyawan SOP dan Modul ... 104

3.2.7.10 Perancangan Antarmuka Karyawan Pending Job... 105

3.2.7.11 Perancangan Antarmuka Karyawan Kelola User ... 105

3.2.7.12 Perancangan Antarmuka Karyawan Upload Modul ... 106

3.2.7.13 Perancangan Antarmuka Karyawan Ubah Profil ... 106

3.2.7.14 Perancangan Antarmuka Seksi Informasi ... 107

3.2.7.15 Perancangan Antarmuka Seksi Informasi Forum ... 107

3.2.7.16 Perancangan Antarmuka Seksi Informasi SOP dan Modul ... 108

3.2.7.17 Perancangan Antarmuka Seksi Informasi Pending Job ... 108

3.2.7.18 Perancangan Antarmuka Seksi Informasi Kelola User ... 109

3.2.7.19 Perancangan Antarmuka Seksi Informasi Upload Modul ... 109

3.2.7.20 Perancangan Antarmuka Seksi Informasi Ubah Profil ... 110

3.2.7.21 Perancangan Antarmuka Seksi Informasi Upload SOP dan Modul ... 110

3.2.7.22 Perancangan Antarmuka Kepala Standarisasi ... 111

3.2.7.23 Perancangan Antarmuka Kepala Standarisasi Upload Modul ... 111

(12)

ix

3.2.7.25 Perancangan Antarmuka Kepala Standarisasi Publikasi Dokumen ... 112

3.2.7.26 Perancangan Antarmuka Kepala Standarisasi Upload Pending Job ... 113

3.2.7.27 Perancangan Antarmuka Kepala Standarisasi Upload Standarisasi ... 113

3.2.7.28 Perancangan Antarmuka Kepala Pengujian ... 114

3.2.7.29 Perancangan Antarmuka Kepala PengujianUpload Modul Knowledge 114 3.2.7.30 Perancangan Antarmuka Kepala Pengujian Ubah Profil ... 115

3.2.7.31 Perancangan Antarmuka Kepala Pengujian Publikasi Modul ... 115

3.2.7.32 Perancangan Antarmuka Kepala Pengujian Upload Pending Job ... 116

3.2.8 Perancangan Pesan ... 116

3.2.9 Perancangan Jaringan Semantik ... 120

3.2.10 Perancangan Prosedural ... 122

3.4.10.1 Prosedural Login ... 122

3.4.10.2 Prosedural Tambah Data ... 123

3.4.10.3 Prosedural Ubah Data ... 124

3.4.10.4 Prosedural Hapus Data ... 126

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 129

4.1 Implementasi sistem ... 129

4.1.1 Implementasi Basis Data ... 129

4.1.2 Implementasi Antarmuka ... 135

4.2 Pengujian Sistem ... 137

4.2.1 Pengujian Blackbox ... 137

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 142

4.2.2.1 Pengujian Login ... 139

4.2.2.2 Pengujian Kelola Data User ... 140

(13)

x

4.2.2.4 Pengujian Kelola Data Forum ... 142

4.2.2.5 Pengujian Kelola Upload Knwoledge ... 143

4.2.2.6 Pengujian Kelola Profil ... 144

4.2.2.7 Pengujian Publikasi Modul ... 145

4.2.2.8 Pengujian Kelola Pending Job ... 146

4.2.2.9 Pengujian Kelola Data SOP dan Modul ... 147

4.2.2.10 Pengujian Lupa Password ... 148

4.2.3 Kesimpulan Pengujian Blackbox ... 148

4.2.4 Pengujian Beta ... 149

4.2.4.1 Wawancara Pengguna ... 149

4.3 Kesimpulan Hasil Pengujian ... 155

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 157

5.1 Kesimpulan ... 157

5.2 Saran ... 157

(14)

159 BUSINESS PROCESS MODELING NOTATION (BPMN) UNTUK MEMODELKAN KEBUTUHAN SISTEM PROSES PENYUNTINGAN TULISAN PADA WEBSITE JURNAL JTRISTE”.

[4] Kurniawati, Susanti. 2010. “MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA BUMN PENYELENGGARA BISNIS JASA

TELEKOMUNIKASI”

[5] Nugroho, Bunafit. 2004. DATABASE RELASIONAL dengan MySQL. Yogyakarta:ANDI.

[6] Mujahir, Bagus Riky. 2012. “METODE SIMILARITY-MASHUP UNTUK FRAMEWORK MODUL RELEVANT CONTENT MANAGEMENT

SYSTEM(CMS)”.

[7] Mulyanto, Agus. 2008. “IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT

UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERGURUAN TINGGI”

[8] Nie, Kun. Ma, Tieuju. Nakamori, Yoshiteru.2007. “BUILDING A

TAXONOMY FOR UNDERSTANDING KNOWLEDGE

MANAGEMENT”.

[9] Sulistyo, Eko Meiyanto. Saptono, Ristu. Asshidiq, Adam. 2015.

“PENILAIAN UJIAN BERTIPE ESSAY MENGGUNAKAN METODE TEXT SIMILARITY”.

(15)

160

[11] Sumayah, 2011, “Tinjauan Atas Implementasi Anggaran Belanja Pada Balai

Besar Bahan dan Barang Teknik(B4T) Di Bandung”. Elib UNIKOM, 22 Juni

2011, Dilihat 28 Maret 2016. Elib.unikom.ac.id/files/disk1/511/jbptunikompp-gdl-sumayahnim-25522-2-babii.pdf.

[12] Sari, Kurnia Winda. Tania, Ditha Ken. 2014. ”PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM(KMS) BERBASIS WEB STUDI KASUS BAGIAN TEKNISI JARINGAN FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS SRIWIJAYA”.

[13] Rangkuti, Freddy. 2011. ANALISIS SWOT. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama.

[14] Tiwana, Amrit. 2000. “The Knowledge Management Tollkit”

[15] Tobing, L.Paul. 2007. KNOWLEDGE MANAGEMENT Konsep, Arsitektur, dan Implementasi. Jakarta: GRAHA ILMU

[16] Wijaya, Eko Andreas. 2014. “MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME(STUDI

(16)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Balai Besar Barang dan Bahan Teknik (B4T) adalah suatu balai pemerintahan di bawah Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri Indonesia, B4T didirikan pertama kali pada tahun 1909 di batavia (sekarang jakarta) oleh pemerintahan Hindia Belanda dengan nama Laboratorium Voor Metaal Onderzoek dibawah Burgelizke Openbake Warken. Setelah itu B4T di pindahkan

ke bandung di kompleks Technische Hogeschool (sekarang ITB) pada tahun 1921. B4T mempunyai divisi laboratorium kimia yang didalam divisi tersebut terdapat modul knowledge dan instruksi – instruksi kerja, pengetahuan yang terdapat dalam modul knowledge sangat berguna untuk membantu pekerjaan masing – masing karyawan, terdapat 8 mesin yang ada di laboratorium kimia 3 diantaranya yaitu

SALT SPRAY TESTER, FLOW INJECTION SYSTEM, SPECTROMETERS pada

setiap modul berisi tentang penggunaan mesin yang berguna untuk melakukan pengujian dan juga berisi tentang structure,operation procedure, troubleshooting, installation, modul dan instruksi kerja yang dimaksud adalah sebuah pengetahuan

yang dibukukan oleh perusahaan sebagai acuan kerja karyawan untuk melakukan uji laboratorium kimia di B4T.

Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan yang bekerja di laboratorium kimia didapatkan kekurangan yaitu khususnya bagi karyawan senior maupun karyawan yang baru mulai bekerja saat ini adalah dalam pengelolaan pengetahuan yang hanya tersimpan dalam bentuk fisik akan sulit digunakan ketika modul sedang digunakan atau hilang yang mengakibatkan karyawan menunda pengujian yang sedang dilaksanakan.

(17)

2

Kurangnya minat karyawan dalam melakukan komunikasi pada tahap pengujian terutama tentang mesin dan peralatan pengujian, mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki karyawan tersebut tidak dapat dimanfaatkan karyawan lain yang mengakibatkan tertundanya pengujian karna tidak adanya solusi yang didaptkan saat pengujian di Laboratorium Kimia.

Pada situasi saat ini sangat diperlukan adanya sistem informasi untuk melakukan pengorganisasian, penyimpanan, dan pencarian modul dan instruksi kerja tanpa harus menggunakan modul berbentuk fisik yang dapat hilang dan kurang efektif dalam penggunaan dan pencarian modul maupun instruksi kerja yang dibutuhkan karyawan, sistem informasi yang dimaksud ialah Knowledge management system (KMS) yang dapat menampung seluruh informasi mesin

maupun pengetahuan baru yang dimiliki seluruh karyawan yang berfokus pada pengujian, perawatan dan [erbaikan mesin dan perlatan pengujian di Laboratorium Kimia yang dapat memudahkan setiap karyawan dalam menemukan solusi dan mengakses data – data yang diperlukan.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah dan hasil dari observasi di tempat penelitian, adapun perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu membangun sebuah Knowledge Management System yang digunakan sebagai sarana pengelolaan pengetahuan yang tersimpan di laboratorium kimia.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan bertujuan untuk menjelaskan maksud dari penelitian dan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian.

1.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini menerapkan knowledge Management System (KMS) pada divisi Laboratorium Kimia.

1.3.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini dimaksudkan dengan adanya KMS yaitu : a. Membantu kepala Laboratorium Kimia dalam pengelolaan (menciptakan,

(18)

3

laboratorium kimia terutama pengetahuan mesin dan peralatan yang digunakan dalam pengujian.

b. Memudahkan karyawan yang baru untuk mencari modul dan SOP penggunaan alat pada posisi yang akan di tempati, dengan cara download modul dan SOP tentang mesin dan penggunaan peralatan.

c. Memfasilitasi karyawan berbagi pengetahuan yang didapat selama proses pengujian dan perawatan mesin dan peralatan, yang dapat disetujui oleh kepala pengujian maupun kepala standarisasi yang telah memeriksa pengetahuan yang di simpan karyawan melalui fasilitas upload knowledge. 1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan untuk memudahkan dalam penelitian dan menghindari meluasnya permasalahan, adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Subjek penelitian dilakukan di Bandung dan responden yang akan diambil merupakan karyawan B4T yang bekerja pada divisi laboratorium kimia b. Objek penelitian adalah pembangunan KMS bagi B4T.

c. Penelitian berfokus pada divisi laboratorium kimia.

d. Sistem yang dibangun menggunakan pendekatan terstruktur. e. Menggunakan model SECI dalam konversi knowledge. f. Fokus pada pengetahuan explicit dan tacit.

g. Mengatur knowledge dalam struktur bahasa Indonesia. h. Sistem yang dibangun berbasis web.

i. Sistem yang dihasilkan merupakan rekomendasi untuk sharing knowledge dan pengelolaan modul dan SOP.

j. Karyawan yang akan menggunakan sistem hanyalah kepala seksi informasi, kepala standarisasi, kepala pengujian dan karyawan laboratorium.

k. Data yang dikelola berupa modul mesin yang berisi structure,operation procedure, troubleshooting, installation dan SOP penggunaan mesin.

(19)

4

1.5 Metodologi Penelitian

(20)

5

(21)

6

Berdasarkan metodelogi penelitian di atas dapat di jelaskan seperti di bawah ini :

1. Observasi, identifikasi Penilitian

Tahap pertama melakukan kegiatan survei langsung ke tempat penelitian dengan cara mewawancara kepada pihak terkait seperti karyawan pada divisi laboratorium kimia.

2. Merumuskan Masalah

Tahap kedua adalah peneliti merumuskan masalah yang terdapat di perusahaan B4T, permasalahan yang didapat ialah kurangnya informasi dalam penyimpanan dan pengelolaan modul dan instruksi kerja (SOP) kepada karyawan divisi laboratorium kimia.

3. Merumuskan Maksud Dan Tujuan

Tahap ketiga adalah merumuskan maksud dan tujuan dari penelitian yaitu berdasarkan hasil rumusan masalah, sehingga tujuan ini menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian.

4. Melakukan Pengumpulan Data

Tahap keempat adalah pengumpulan data – data untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian, pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelitian langsung ke lapangan untuk untuk mendapatkan data – data yang dibutuhkan untuk penelitian.

5. Mengumpulkan dan mengkaji sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti

Tahap selanjutnya adalah melakukan peninjauan terhadap data-data penelitian yang telah dikumpulkan. Melakukan studi literatur untuk mendukung data penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sumber-sumber yang digunakan untuk bahan studi literatur antara lain :

a. Jurnal ilmiah b. Buku teks

(22)

7

6. Evaluasi infrastruktur KMS

Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi Knowledge management (KM) dengan strategi bisnis yang ada di B4T

7. Melakukan audit Terhadap aset pengetahuan

Tahap selanjutnya yaitu melakukan penyusunan modul knowledge dan instruksi kerja apa saja yang diperlukan oleh divisi laboratorium kimia yang diperlukan untuk membangun KMS.

8. Analisa dan desain KMS

Tahap selanjutnya yaitu menentukan fungsionalistas yang akan digunakan dalam pembangunan KMS.

9. Pembuatan KMS blueprint

Tahap selanjutnya yaitu untuk membangun kerangka kerja yang terperinci sebagai landasan untuk memenuhi tujuan dan sasaran serta menyusun strategi yang akan dilaksanakan di lingkungan kerja.

10.Membangun KMS

Tahap selanjutnya yaitu membangun KMS berdasarkan proses analisa yang dilakukan sebelumnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan B4T.

11.Implementasi

(23)

8

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada laporan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab adalah sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan tentang tinjauan umum dari B4T dan pembahasan berbagai konsep dasar mengenai sistem informasi, Knowledge Management system, dan materi pengetahuan pendukung yang berhubungan dan digunakan

sebagai dasar penelitianyang berkaitan dengan topik pembangun perangkat lunak.

Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem

Bab ini berisi tentang perancangan mulai dari funsional dan nonfungsional

Bab 4 Pengujian dan implementasi

Bab ini berisi pengujian dan implementasi KMS yang telah dibuat sebelumnya pada bab3.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

(24)

9 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Balai Besar Bahan Dan Barang Teknik (B4T)

Tinjauan perusahaan menjelaskan tentang profil tempat penelitian yang terdiri dari sejarah perusahaan, struktur organisasi dan deskripsi yang ada di B4T.

2.1.1. Sejarah Balai Besar Bahan Dan Barang Teknik(B4T)

Balai besar barang dan bahan teknik (B4T) adalah suatu balai pemerintahan di bawah lembaga penelitian dan pendidikan industri indonesia, balai besar barang dan bahan teknik didirikan pertama kali pada tahun 1909 di batavia (sekarang jakarta) oleh pemerintahan hindia belanda dengan nama laboratorium Voor Metaal

Onderzoek dibawah Burgelizke Openbake Warken (sekarang Departemen

Pekerjaan Umum) yang sekarang di pimpin oleh Ir. Budi Susanto, M.T.

(25)

10

2.1.2. Logo B4T

Balai Besar Bahan Dan Barang Teknik (B4T) mempunyai logo, pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Logo B4T

2.1.3. Visi dan Misi

Visi dari B4T adalah menjadi lembaga terkemuka dalam bidang penjaminan dan peningkatan mutu bahan dan barang teknik yang didukung oleh penelitian.

Misi dari B4T adalah memberikan jasa teknis yang professional melalui jasa pengujian,kalibrasi, inspeksi teknik dan litbang terapan untuk meningkatkan mutu produk dan tenaga industry yang diakui secara nasional dan internasional.

Tujuan dari B4T adalah untuk melatih tenaga teknisi agar mampu memahami dan melaksanakan kalibrasi peralatan /alat ukur, alat uji dan alat inspeksi yang harus dikalibrasi sesuai dengan persyaratan standar ISO 9000 dan SNI 17025.

Motto dari B4T adalah memiliki MOTO 3T dalam pelayanan jasa, yaitu : 1. TANGGAP (Responsive)

2. TERJAMIN (Guaranteed) 3. TERPERCAYA (Realible)

(26)

11

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi B4T

Berikut dibawah ini penjelasan dari Laboratorium Kimia, untuk menjelaskan alur tugas yang dilakukan di B4T dalam melakukan kegiatan pengujian.

2.1.4.1 Deskripsi Tugas Pada Divisi Laboratorium Kimia

Deskripsi tugas menjelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang berada pada struktur organisasi. Berikut deskripsi tugas pengujian di Laboratorium kimia adalah:[8]

1. Kepala Balai Besar Bahan dan Barang Teknik mempunyai tugas sebagai berikut :

a) Sebagai Pimpinan B4T.

b) Menetapkan tugas dari kepala bidang yang ada. c) Mengawasi jalannya aktivitas di B4T.

(27)

12

2. Kepala Seksi Pengujian mempunyai tugas sebagai berikut :

a) Pelaksanaan dan pengkoordinasian pelaksanaan pengujian bahan dan barang teknik.

b) Pelaksanaan kalibrasi alat uji/alat ukur, mesin dan peralatan untuk kepentingan produksi dan pengujian mutu.

c) Penelitian, Pengembangan, Perancangan, Perencanaan, dan Penyusunan, penerapan dan revisi standard di bidang bahan dan barang teknik.

3. Kepala Laboratorium Kimia mempunyai tugas sebagai berikut : a) Melakukan penyiapan bahan, pengujian bahan dan barang teknik. b) Melaksanakan Pengujian

2.2. Landasan Teori

Landasan teori digunakan sebagai pemandu dalam penelitian ini agar terfokus sesuai dengan fakta yang ada. Selain itu juga landasan teori ini berguna untuk memberikan gambaran umum mengenai latar belakang penelitian ini dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian mengenai Knowledge Management.

2.2.1. Konsep Dasar Knowledge Management System (KMS)

Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atas seseorang, hal itu

terjadi ketika informasi tersebut menjadi dasar untuk bertindak, atau ketika informasi tersebut memampukan sesorang atau institusi untuk mengambil tindakan yang berbeda atau tindakan yang lebih efektif [15].

Berdasarkan definisi tersebut, knowledge menjadi sangat penting dengan alasan sebagai berikut:

1. Knowledge adalah aset institusi, yang menentukan jenis tenaga kerja, informasi, ketrampilan dan struktur organisasi yang diperlukan.

2. Pengetahuan dan pengalaman perusahaan merupakan sumber daya yang berkelanjutan dari keuntungan daya saing kompetitif dibandingkan dengan produk andalan dan teknologi tercanggih yang dimiliki.

3. Pengetahuan dan pengalaman mampu menciptakan dan mengaplikasikan pengetahuan mengenai semua hal terkait untuk mencapai tujuan tertentu.

(28)

13

1. Tacit Knowledge

Tacit knowledge adalah knowledge yang terletak di mind/otak atau melekat dalam diri seseorang yang diperolehnya melalui pengalaman dan pekerjaannya [14].

2. Explicit Knowledge

Explicit Knowledge adalah segala bentuk knowledge yang sudah direkam, dan

dikumentasikan, sehingga lebih mudah sehingga lebih mudah didistribusikan dan dikelola [15].

2.2.1.1Pengertian Dasar Knowledge Management

Berikut ini adalah beberapa pengertian dari knowledge management :

1. KM adalah pendekatan – pendekatan sistemik yang membantu muncul dan mengalirnya informasi dan knowledge pada orang yang tepat pada saat yang tepat untuk menciptakan nilai [15].

2. Menurut Garner Group (Koina, 2004), manajemen pengetahuan adalah suatu disiplin yang mempromosikan suatu pendekatan terintegrasi terhadap pengidentifikasian, pengelolaan dan pendistribusian semua asset informasi suatu organisasi. Selanjutnya disebutkan bahwa informasi yang dimaksud meliputi database, dokumen, kebijakan, dan prosedur dan juga keahlian dan pengalaman yang sebelumnya tidak terartikulasi yang terdapat pada pekerja perorangan[10].

Knowledge management memiliki fungsi penting yang terbagi dalam empat

hal sebagai berikut :

1. Identifikasi aset kunci dari knowledge yang ada di perusahaan 2. Merefleksikan apa yang organisasi tahu

3. Saling berbagi (sharing) segala knowledge kepada siapapun yang membutuhkannya.

(29)

14

2.2.1.2 Pengertian Knowledge Management System

KMS adalah mekanisme dan proses terpadu dalam penyimpanan, pemeliharaan, pengorganisasian informasi bisnis dan pekerjaan yang berhubungan dengan penciptaan berbagai informasi menjadi aset intelektual organisasi yang permanen. Karakteristik kunci dari KMS adalah untuk [15]:

1. Komunikasi antara berbagai pengguna. 2. Koordinasi pada aktivitas pengguna.

3. Kolaborasi berbagai kelompok pengguna dalam proses pembuatan, modifikasi, dan menyebarkan produk-produk.

4. Mengkontrol pemrosesan untuk memastikan suatu integritas dan berguna dalam melacak kemajuan proyek.

KMS menyediakan dukungan dalam banyak fungsi informasi, yaitu [7]: 1. Memperoleh, mengindeks, menangkap, mengarsip informasi.

2. Menemukan dan mengakses.

3. Menggabungkan, menyusun dan memodifikasi. 4. Penelusuran.

Adapun komponen dari KMS dapat dibagi menjadi beberapa sub komponen diantaranya [16]:

1. Repositories

Repositori merupakan media untuk menyimpan pengetahuan. Konten dari repositori merupakan pengetahuan formal dimana pengetahuan tersebut dapat diakumulasikan, divalidasi, dipelihara, ditambahkan dengan pengetahuan yang baru, dan didistribusikan.

2. Collaborative platforms

Collaborative platforms merupakan platform yang mendukung dalam proses pendistribusian pengetahuan dimana platform ini berkaitan dengan bagaimana pengetahuan dibagikan, seperti apa pengetahuan disimpan, dan bagaimana cara mengkomunikasikan pengetahuan tersebut.

3. Network

(30)

15

2.2.1.3 Manfaat Knowledge Management

Keuntungan dan manfaat KM antara lain [15]. 1. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. 2. Meningkatkan kualitas penanganan pelanggan.

3. Mempercepat respon terhadap isu – isu bisnis yang penting. 4. Meningkatkan keterampilan karyawan.

5. Meningkatkan produktifitas. 6. Meningkatkan profit.

7. Berbagi praktek-praktek terbaik.

8. Meningkatkan kolaborasi dalam perusahaan. 9. Cara kerja yang lebih baik

10.Meningkatkan pangsa pasar.

11.Menciptakan peluang bisnis – bisnis baru. 12.Menyempurnakan pengembangan produk baru 13.Sistem retensi karyawan lebih baik.

14.Meningkatkan mutu produk dan layanan.

2.2.1.4 Tujuan Knowledge Management

Beberapa tujuan dari Knowledge Management yaitu [15]:

1. Memfasilitasi kelancaran perpindahan dari yang akan pensiun ke penerus yang di rekrut perusahaan untuk menempati posisi yang bersangkutan.

2. Meminimalisasi kehilangan memori perusahaan karena adanya penyusutan dan pensiun karyawan.

3. Mengidentifikasi sumber daya dan area knowledge kritis sehingga perusahaan

“mengetahui apa saja yang perlu diketahui dengan baik hal tersebut – dan

mengapa”.

(31)

16

2.2.2 Konversi Knowledge

Organisasi tidak dapat menciptakan knowledge sendiri, karena harus mengerahkan tacit knowledge dan mengakumulasikan mulai dari level individu. Pengerahan tacit knowledge ini diperkuat dengan namanya knowledge spiral, di mana hal ini merupakan interaksi antara tacit knowledge dengan explicit knowledge [6].Proses konversi knowledge perusahaan terjadi karena adanya interaksi antara tacit knowledge dengan explicit knowledge, melalui proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi nilai secara berkelanjutan, dan proses ini dinamakan knowledge spiral atau knowledge conversion dengan menggunakan perangkat teknologi pada perusahaan [11].

Gambar 2. 3 Penciptaan Knowledge Management [4]

1. Tacit Knowledge ke Tacit Knowledge disebut proses sosialization

Transfer knowledge dari satu individu ke individu lainnya dalam bentuk tacit knowledge, muncul dari aktivitas berbagi dan menciptakan pengetahuan Tacit

(32)

17

2. Tacit Knowledge ke Explicit Knowledge disebut proses externalization

Tranformasi Knowledge dari bentuk Taci ke Explicit, pengetahuan Tacit yang ada dalam diri individu di formulasikan / dikeluarkan ke dalam media lain agar mudah di pelajari oleh individu lain.

3. Explicit Knowledge ke Explicit Knowledge yang disebut Combination

Mengorganisasi kumpulan Explicit Knowledge kedalam satu bentuk medua yang lebih sistematis, melalui prosese penambahan Knowledge baru.

4. Explicit Knowledge ke Tacit Knowledge disebut proses Internalization

Transformasi Knowledge dari bentuk Explicit ke Tacit, dengan proses belajar

yang kemudian diikuti dengan proses “Learning by doing”. Berikut merupakan alur konversi knowledge menurut SECI dapat dilihat pada gambar 2.3.

Berikut dibawah ini merupakan tahapan metodologi berdasarkan penelitian

Winda Kurnia Sari, Ken Ditha Kania yang berjudul “PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM(KMS) BERBASIS WEB STUDI KASUS BAGIAN TEKNISI JARINGAN FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS SRIWIJAYA”[12]. 1. Evaluasi infrastruktur

2. Analisis, desain dan pengembangan KMS 3. Sistem penyebaran

(33)

18

Gambar 2. 4 10 Langkah KM Roadmap[11]

Keempat fase secara berurutan dijelaskan dalam bagian dengan langkah masing-masing seperti berikut :.

1. Fase 1 : Evaluasi Infrastruktur

Fase pertama-dari 10 langkah yang ada meliputi dua langkah yaitu analisis keberadaan infrastrukur dan kesejajaran antara KM dan strategi bisnis.

Langkah 1 : analisis keberadaan infrastruktur

Langkah pertama, harus memahami variasi komponen yang sesuai dengan KM strategy dan kerangka kerja teknologi.

(34)

19

Knowledge mendorong adanya strategi dan strategi mendorong KM. Langkah

kedua dalam 10-langkah roadmap mengizinkan adanya hubungan diantara dua: menaikkan KMS ke tingkat strategi bisnis dan menarik strategi ke tingkat disain sistim.

2. Fase 2 : Analisis, desain dan pengembangan KMS Langkah 3 : desain infrastruktur KM

Langkah ketiga adalah memilih komponen infrstruktur untuk menyusun arsitektur KMS.

Langkah 4 : audit dan analisis knowledge

Proyek KM harus dimulai dengan apa yang telah difahami perusahaan. Langkah keempat ini adalah mengaudit dan menganalisis knowledge.

Langkah 5 : desain tim KM

Langkah kelima dalam KM roadmap adalah mendesain tim KM yang akan mendesain, membangun, mengimplementasikan dan menempatkan sesuai ketentuan dari KM perusahaan. Untuk mendesain tim yang efektif harus mempertimbangkan kemampuan teknis dan manajerial dari sumberdaya internal maupun eksternal.

Langkah 6 : membuat cetak biru KMS

Tim KM yang diidentifikasi dalam langkah 5, harus membangun cetak biru dengan menyiapkan perencanaan KMS.

Langkah 7 : membangun KMS

Setelah membuat cetak biru langkah selanjutnya adalah: 1. Mengembangkan lapis antar muka lapis.

2. Mengembangkan akses dan lapis otentikasi. keamanan data, mengendalikan akses, dan mendistribusikan kontrol.

3. Mengembangkan kolaboratif filtering dan lapis kecerdasan, menggunakan agen cerdas dan kolaboratif filtering sistem.

4. Mengembangkan dan menggabungkan lapis aplikasi dengan lapis kecerdasan dan transportasi.

5. Mengembangkan middleware

(35)

20

3. Fase 3: Deployment

Fase ketiga dalam 10-langkah KM roadmap meliputi dua langkah yaitu: menggunakan metode yang tepat dan mengubah budaya.

Langkah 8 : menggunakan metodologi yang tepat

Langkah kedelapan ini menggunakan metode Result-Driven Incremental (RDI) untuk menempatkan KMS sesuai rencana dan merilisnya. Selanjutnya meminimalkan kegagalan pilot project dari impelentasi KMS.

Langkah 9 : CKO, struktur penghargaan, dan perubahan budaya

Langkah kesembilan ini adalah menentukan Chief Knowledge Officer (CKO) yang memimpin implementasi KM,membuat struktur penghargaan bagi yang berkenan untuk membagi pengetahuannya dan mengubah budaya dan manajemen. 4. Fase 4: Ukuran Evaluasi Kinerja

Fase terakhir adalah satu langkah untuk mengukur keberhasilan bisnis dari implementasi KM

Langkah 10 :evaluasi kinerja, mengukur return of investment Berikut adalah hal-hal penting dalam pengukuran:

1. Memahami bagaimana mengukur dampak bisnis atas implementasi KM, gunakan satu set alat ukur.

2. Menghitung returns-on-investment (ROI) untuk investasi KM.

3. Menentukan kapan menggunakan benchmarking sebagai untuk membandinkan ukuran pengetahuan.

4. Mengevaluasi ROI dari KM menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC)

2.2.3 SWOT ( Strenghts, Weakness, Oportunities, Threats)

SWOT merupakan pendekatan yang dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam pemilihan strategi dasar. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan [10].

(36)

21

1. Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. 2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.

3. Peluang (Opportunities)

Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

4. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

(37)

22

matrik SWOT, matrik faktor penentu keberhasilan dan pemilihann alternatif sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada didalam organisasi, faktor internal terdiri dari kekuatan organisasi, dan kelemahan organisasi

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang ada diluar organisasi, faktor internal terdiri dari peluang organisasi, dan ancaman organisasi

3. Matrik faktor strategi internal

Analisis faktor strategis internal adalah analisis yang menilai prestasi/kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Seperti halnya pada Analisis Faktor Strategis Eksternal, maka dengan cara yang sama menyusun tabel Faktor-faktor Strategis Internal (Internal Strategic Factors AnalysisSummary/IFAS)., dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan. 2. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1.0

(paling penting) sampai 0.0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis koperasi. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1.00).

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi koperasi yang bersangkutan, variabel yang bersifat positif ( semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai +4 dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negative, kebalikannya.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4.0 (outstanding) sampai dengan 1.0 (poor).

(38)

23

bagaimana koperasi tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.

4. Matrik faktor strategi eksternal

Analisis faktor strategis eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi. Setelah mengetahui faktor-faktor strategi eksternal, selanjutnya susun tabel faktor-faktor Strategis Eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary/EFAS), dengan langkah sebagai berikut :

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan. b. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1.0

(paling penting) sampai 0.0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis koperasi. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1.00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi koperasi yang bersangkutan, variabel yang bersifat positif ( semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai +4 dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negative, kebalikannya.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4.0 (outstanding) sampai dengan 1.0 (poor).

e. Jumlah skor pembobotan ( pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi koperasi yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana koperasi tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.

5. Membuat matrik posisi startegi dan evaluasi tindakan 6. Matrik Internal Eksternal (IE)

(39)

24

perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail[11]

Gambar 2. 5 Diagram Matrik IE

Diagram tersebut dapat mengidentifikasi 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokan menjadi tiga strategi utama, yaitu[13]:

1. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri ( sel 1,2 dan 5 ) atau upaya diversifikasi ( sel 7 dan 8 ).

2. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.

3. Retrenchment strategy ( sel 3, 6 dan 9 ) adalah usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.

(40)

25

1. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)

Strategi ini didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas.

2. Strategi Pertumbuhan melalui Konsentrasi dan Diversifikasi

Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat korporat, yaitu konsentrasi pada satu industri atau diversifikasi ke industri lain. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan yang memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan konsentrasi, sedangkan perusahaan yang relatif kurang memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan diversifikasi agar dapat meningkatkan kinerjanya.

3. Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (Sel 1)

Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan cara forward integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi

4. Konsentrasi melalul integrasi Horizontal (Sel 2 dan 5)

Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa.

5. Diversifikasi Konsentris (sel 7)

Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat, tetapi nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Perusahaan tersebut berusaha memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien karena perusahaan ini. 6. Diversifikasi Konglomerat (Sel 8)

(41)

26

Kedua faktor tersebut memaksa perusahaan itu melakukan usahanya ke dalam perusahaan lain.

7. Matrik SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapai perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis. Pada gambar 2.6 dapat dilihat 4 set alternatif dari Matriks SWOT.

Gambar 2. 6 Matrik SWOT

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar - besarnya.

b. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

(42)

27

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.2.4 Knowledge Taxonomy

Knowledge Taxonomy dapat dianggap sebagai bangunan dari suatu

pengetahuan dan keahlian, taxonomy merupakan sistem aplikasi dasar yang berguna untuk memaparkan konsep-konsep dalam bentuk Hierarchical Model. Semakin tinggi suatu konsep diletakan, maka semakin umum dan dapat dirincikan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah suatu konsep, maka semakin spesifik nama dari satu subclass. Taxonomy adalah suatu skema klasifikasi kelompok yang saling terkait bersama-sama, sering dinamai sebagai suatu jenis konsep hubungan kepada satu sama lain dan memberikan pengertian tentang kategori secara umum dibandingkan contoh atau kasus khusus. Skema klasifikasi dapat sangat bersifat pribadi, seperti contoh penamaan pada sebuah folder pribadi[7].

2.2.5 Text Mining

Text mining digunakan untuk mengolah dokumen Sebelum melakukan proses similarity antar dokumen, perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Text mining digunakan untuk menggali informasi pada dokumen yang tidak terstruktur

(Dorre, J, Gerstl, P & Seiffert, R., 1999)[12]. Sebelum melakukan text mining, perubahan bentuk data tidak menjadi nilai-nilai numerik. Hal pertama yang dilakukan dalam text mining adalah text preprocessing.

(43)

28

Tahap selanjutnya adalah Text Transforming. Dalam tahap Text Transforming Pada tahap ini dilakukan proses penyaringan (filtration) dengan menghilangkan stopword. Stop-word merupakan kata yang sering muncul dalam dokumen tetapi

tidak memiliki makna yang berarti. Filtering berfungsi untuk mengurangi daftar kata indeks yang mempercepat indexing [9]. Dalam penelitian ini algoritma yang akan digunakan pada proses stemming adalah algoritma Nazief & Adriani. Tahap yang selanjutnya adalah pattern discovery.Pada tahap pattern discovery ini dilakukan pengukuran kemiripan antar dokumen. Tahapan yang dilakukan pada proses ini adalah menghitung bobot term. Dalam penelitian ini, pembobotan term dilakukan dengan menggunakan algoritma TF-IDF.

Tahap selanjutnya adalah Pattern Discover merupakan tahap yang paling penting dalam proses text mining adalah mengukur tingkat kemiripan text (similarity)

2.2.5.1. Algoritma Nazief & Adriani

Stemming merupakan salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan performa Information Retrieval (IR) dengan cara mentransformasikan kata-kata dalam sebuah dokumen teks ke data dasarnya [8].Algoritma stemming untuk bahasa Indonesia dapat menggunakan algoritma Nazief & Adriani. Proses stemming dokumen teks bahasa Indonesia menggunakan algoritma Nazief & Adriani memiliki persentase keakuratan yang lebih besar dibandingkan dengan algoritma Porter [9].

Algoritma Nazief-Andriani yang dibuat oleh Bobby Nazief dan Mirna Andriani ini memiliki tahap-tahap sebagai berikut[8] :

1. Pertama, cari kata yang akan di-stem dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika ditemukan maka asumsikan kata sebagai root word. Algoritma berhenti.

(44)

29

a. Jika “-an” telah dihapus dan huruf terakhir dari kata tersebut adalah “-k” maka “

-k” juga ikut dihapus. Jika kata tersebut ditemukan dalam kamus, maka algoritma berhenti. Jika masih tidak ditemukan, maka lakukan langkah 3b.

b. Akhiran yang dihapus (“-i”, “-an”, atau “-kan”) dikembalikan, lanjut ke langkah 4. Hilangkan derivation prefixes (DP) {“di-”, “ke-”, “se-”, “me-”, “be-”, “pe-”, “te

-”} dengan iterasi maksimum tiga kali. Langkah 4 berhenti jika :

 Terjadi kombinasi awalan dan akhiran yang terlarang seperti pada Tabel 1.  Awalan yang dideteksi saat ini sama dengan awal yang dihilagkan

sebelumnya.

 Tiga awalan telah dihilangkan.

Tabel 2. 1 Kombinasi Awalan Akhiran yang Tidak Diijinkan

Tabel 2. 2 Cara Menentukan Tipe Awalan pada Kata diawali “Te-“

(45)

30

Berdasarkan langkah-langkah penentuan tipe awalan yang telah dijelaskan,untuk mengatasi keterbatasan pada algoritma di atas, maka ditambahkan aturan-aturan di bawah ini :

1. Aturan untuk reduplikasi

a. Jika kedua kata yang di hubungkan oleh kata penghubung adalah kata yang sama maka root world adalah bentuk tunggalnya, contoh pada kata “buku

-buku” root word-nya adalah “buku”.

b. Kata lain, misalnya “bolak-balik”, “berbalas-balasan”, dan

”seolaholah”.Untuk mendapatkan root word-nya, kedua kata diartikan secara terpisah. Jika keduanya memiliki root word yang sama maka diubah

menjadi bentuk tunggal, contoh : kata “berbalas-balasan”, “berbalas” dan

“balasan” memiliki root word yang sama yaitu “balas”, maka root word

“berbalas-balasan” adalah “balas”. Sebaliknya, pada kata “bolakbalik”,

“bolak” dan “balik” memiliki root word yang berbeda, maka root word-nya

adalah “bolak-balik”.

2. Tambahan bentuk awalan dan akhiran serta aturannya

a. Untuk tipe awalan “mem-”, kata yang diawali dengan awalan “memp-”

memiliki tipe awalan “mem-”.

b. Tipe awalan “meng-”, kata yang diawali dengan awalan “mengk-” memiliki

tipe awalan “meng-”.

2.2.5.2 Term Frequency-Inverse Document Frequency (TF/IDF)

(46)

31

Gambar 2. 7 Ilustrasi Algoritma TF/IDF Keterangan pada gambar 2.8 :

D1 - D5 = dokumen

TF = banyaknya term yang dicari pada sebuah dokumen N = total dokumen

DF = banyaknya dokumen yang mengandung term yang dicari

Dalam penelitian ini, algoritma pembobotan Term Frequency (tf) – Inverse Document Frequency (idf) ditetapkan pada tahap similarity document. Nilai tf-idf

diperoleh dengan menggunakan persamaan (Lee, D.L., Chuang, H., Seamons, K., 1997) [9].

, = ��, X��� = ��, Log (��) … (1)

Dimana :

, = bobot term ke –j terhadap dokumen ke -i

��, = jumlah kemunculan term j ke dalam dokumen i N = jumlah dokumen secara keseluruhan

�� = jumlah dokumen yang mengandung term j

Berdasarkan persamaan (1). Berapapun besarnya nilai ��, apabila N = �� maka

akan didapatkan hasil nol (0) untuk perhitungan idf. Untuk itu dapat ditambahkan nilai 1 pada sisi idf, sehingga perhitungan bobotnya menjadi :

IDF = Log (��

(47)

32

Dengan N merupakan jumlah seluruh dokumen dan DF adalah jumlah kata yang mengandung kata –t, apabila sebuah kata muncul dibanyak dokumen maka hasil IDF akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya.

2.2.6 Bahasa Pemrograman PHP

PHP adalah singkatan dari Hypertext PreProcessors, PHP saat ini adalah bahasa pemrograman interpreter yang paling banyak digunakan saat ini dikarenakan bersifat open source dan juga paling banyak didukung oleh banyak web server, PHP memungkinkan pembangunan halaman web secara dinamis[1]

Database yang didukung PHP adalah : Oracle, Adabas-D, Sybase, FilePro,

mSQL, MySQL, Informix, Solid, dBase, ODBC, Unix dbm, dan PostgreSQL.2

2.2.7 MySQL

MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta menggunakan perintah standar SQL(Structured Query Language)[5].

2.2.7.1 Kelebihan MySQL

Berikut ini adalah beberapa kelebihan MySQL [5]: 1. MySQL sebagai database management system(DBMS)

2. MySQL sebagai relation database management system(RDBMS).

3. MySQL merupakan sebuah database server, jadi dapat menghubungkannya je media internet.

4. Mampu menerima query yang bertumpuk dalam satu permintaan atau yang disebut multi-threading.

2.2.7.2 Alat Bantu Perancangan Sistem Informasi

Analisis data masukan adalah suatu analisis yang dilakukan terhadap data-data dari entitas luar yang dimasukkan kedalam sistem. Dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman sistem secara keseluruhan, tentang sistem yang berjalan sekarang sehingga permasalahan dapat dipecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapat diindentifikasi dengan benar.

(48)

33

beserta diagram rincinya. Informasi yang disajikan dengan penggambaran flowmap ini lebih menekankan pada urutan aktivitas disetiap entitas yang berada dalam sistem. Sedangkan Diagram Konteks menggambarkan aliran data yang mengalir dari setiap entitas ke sistem, dan Data Flow Diagram merupakan penjelasan atau pemecahan dari Diagram Konteks yang menggambarkan aliran data, spesifikasi proses serta penyimpanan data hasil proses.

2.2.7.3 Flow Map

Flow map merupakan suatu diagram untuk menggambarkan aliran data /

informasi antar bagian-bagian yang terkait dalam sistem. Informasi yang disajikan dengan penggambaran flow map ini lebih menekankan pada urutan aktivitas disetiap entitas yang berada dalam sistem. Flow map mempunyai fungsi sebagai mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses (manual / berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan).

2.2.7.4 Business Process Modeling Notation (BPMN)

BPMN adalah standar untuk memodelkan proses bisnis dan proses-proses web services. BPMN menyediakan notasi yang dapat dengan mudah dipahami oleh

semua pengguna bisnis, termasuk juga analis bisnis yang menciptakan draf awal dari proses sampai pengembang teknis yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan teknologi yang digunakan untuk menjalankan proses-proses tersebut [3]. BPMN cenderung menggambarkan proses dari pandangan seorang analis bisnis, BPMN tidak dibuat dengan tujuan untuk dibuat programnya. Versi BPMN saat ini memiliki 3 tipe artifacts, yaitu :

a. Data object : mekanisme untuk menunjukan bagaimana data dibutuhkan atau diproduksi oleh aktivitas, data objek dihubungkan dengan aktivitas melalui associations.

b. Group : diwakili dengan persegi panjang dan ujung bulat yang digambarkan dengan garis putus – putus.

(49)

34

2.2.7.5 Pendekatan Terstruktur

Karena banyak terjadi permasalahan-permasalahan di pendekatan klasik, maka kebutuhan akan pendekatan pengembangan sistem yang lebih baik mulai terasa dibutuhkan. Sayangnya sampai sekarang masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa hanya dengan mengikuti tahapan di life cycle saja tidak akan membuat pengembangan sistem informasi menjadi berhasil. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan pengembangan sistem yang baru yang dilengkapi dengan beberapa alat dan teknik supaya membuatnya berhasil.

Pendekatan ini yang dimulai dari awal tahun 1970 disebut dengan pendekatan terstruktur (structured approach). Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

Dalam melakukan pendekatan sistem terdapat beberapa metodologi. Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-kosep pekerjaan, aturan-aturan yang digunakan dalam mengembangkan suatu sistem. Sedangkan metode merupakan suatu cara atau teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi tersebut dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, yaitu :

Metodologi pemecahan fungsional (fungtional decomposition methodologies). Metodologi yang menekankan pada pemecahan sistem

1. kedalam sub-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan mudah dipahami, dirancang dan diterapkan

(50)

35

a. Data-flow oriented methodologies. Secara umum didasarkan pada pemecahan sistem kedalam modul-modul berdasarkan elemen data dan tingkah laku logika modul tersebut dalam sistem. Secara logika digambarkan dari arus data dan hubungan antar fungsinya didalam modul- modul sistem.

b. Data-flow structured methodologies. Metodologi ini menekankan struktur input dan output sistem. Kemudian akan digunakan sebagai dasar struktur sistemnya. Hubungan fungsi antar modul atau elemen-elemen sistem kemudian dijelaskan dari struktur sistem tersebut.

Prescriptive methodologies. Metodologi ini merupakan metodologi yang

(51)
(52)

157

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diulas tentang kesimpulan yang berisi hasil – hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisis ,desain dan implementasi dari perancangan perangkat lunak yang dibangun dan telah dikembangkan serta saran – saran yang akan memberikan catatan penting dan kemungkinan perbaikan yang perlu dilakukan untuk pengembangan perangkat lunak selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat selama proses pembuatan tugas akhir ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. knowledge Management System dapat membantu kepala laboratorium

dalam pengelolaan SOP dan modul, yang digunakan pada Laboratorium Kimia, membantu dalam penyebaran serta pembaharuan SOP dan modul yang ada pada Laboratorium Kimia.

2. Knowledge Management System ini dapat membantu karyawan dalam

mencari SOP dan modul yang dibutuhkan selama proses pengujian berlangsung.

3. Knowledge Management System ini dapat membantu karyawan dalam

menyalurkan serta berbagi pengetahuan yang baru dan didapat selama proses pengujian.

5.2 Saran

(53)

158

1. Knowledge Management System pada divisi Laboratorium Kimia B4T

Bandung, setiap karyawan pada Laboratorium Kimia membagikan pengetahuan yang dimiliki atau pun permasalahan yang dihadapi selama proses pengujian agar terjalin dan terciptanya budaya dalam berkomunikasi antar karyawan Laboratorium Kimia.

Gambar

Gambar 1.1 Metodologi Penelitian
Gambar 2.1 Logo B4T
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi B4T
Gambar 2. 3 Penciptaan Knowledge Management [4]
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan teori BAB II dijelaskan bahwa keteladanan adalah perbuatan maupun tingkah laku yang pantas untuk di contoh dan ditiru. Sesuai dengan BAB III, proses penerapan

Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas, artinya kemampuan/ materi yang hendak diukur atau ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang

Diceritakan bahwa ibu Ji Hae (Joo Hee) mempunyai cinta pertama bernama Joon Ha. Joon Ha dan Joo Hee bertemu untuk pertama kalinya ketika Joo Hee menghabiskan liburan musim panas

Guru mata pelajaran IPA menyatakan bahwa dalam membuat perangkat pembelajaran ada kesulitan, yakni merumuskan indikator, membuat instrumen, penilaian baik pada ranah sikap,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

penelitian ini ialah mengenai presuposisi semantis yang terdapat dalam beberapa tagline film berbahasa Inggris yang ada pada poster, cover atau cuplikan film pada... Penulis

Setelah melakukan penelitian pengaruh penggunaan bahan bakar Biopremium E10 dan premium terhadap performance mesin pada motor Yamaha Jupiter Z 2004 di Workshop