• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Penanggulangan Bencana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebijakan Penanggulangan Bencana"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN

PENANGGULANGAN

BENCANA

1

(2)

2

Data dan Informasi Bencana Indonesia, intensitas kejadian bencana cenderung

terus meningkatan. Tahun 2011 :

91% kejadian bencana di Indonesia merupakan

bencana hidrometeorologi (banjir, kekeringan, puting beliung, dan longsor)

Faktor utama penyebab : perubahan iklim global dan degradasi lingkungan akibat

ulah manusia (antropogenik).

(3)

322 Kabupaten/Kota (80%) memiliki Kelas Risiko Bencana TINGGI (IRBI 2013)

Rata-rata kejadian bencana >1.000 kejadian/tahun (DIBI, 2014)

Penduduk terancam bencana

>200 juta

jiwa (Kajian Risiko Bencana, 2011)

Kerusakan dan kerugian akibat kejadian bencana 2009-2014: Rp81,21 trilyun, kebutuhan

pemulihan melalui rehabilitasi dan rekonstruksi: Rp26,32 trilyun (Jitupasna, 2014)

3

KERUGIAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

(4)

Letusan G. Tambora

10 April 1815,

di P. Sumbawa, Nusa Tenggara

Barat, meletus dan mengeluarkan sekitar 1,7 juta ton abu dan material

vulkanik. Sebagian dari material vulkanik ini membentuk lapisan di

atmosfir yang memantulkan balik sinar matahari ke atmosfir.

Letusan G. Krakatau 27 Agustus 1883

. Erupsi Krakatau ini

diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

13.000 kali kekuatan ledakan bom atom yang menghancurkan

Hiroshima dalam Perang Dunia ke-2. Letusan terdengan dalam jarak

5.000 km.

Gempa Bumi dan Tsunami Aceh 24 Desember 2004 :

Bencana

paling mematikan pada awal abad ke-21, dipicu oleh gempa besar di

dasar laut sebelah barat Pulau Sumatra di dekat Pulau Simeuleu.

Tsunami ini menewaskan lebih dari 225.000 orang di sebelas negara

dan menimbulkan kehancuran hebat di banyak kawasan pesisir di

negara – negara yang terkena.

4

(5)

Gempa dan Tsunami Aceh : Meningkatkan kesiapsiagaan dan

merubah system PB secara nyata. Ditetapkan UU 24/2007, HFA

2005-2015

Gempa Bantul 27 Mei 2006

Kepanikan

Korban

Kerusakan dan Kerugian

Pemulihan

Pembelajaran yang sangat berharga dan mahal, jangan

terulang

Membangkitkan kesadaran dan kesiapsiagaan

Bencana dapat dicegah atau paling tidak dikurangi dampaknya

5

(6)

PARADIGMA PENANGGULANGAN BENCANA

SEBELUM

UU 24/2007

SEBELUM

UU 24/2007

SETELAH

SETELAH

UU 24/2007

UU 24/2007

Pra Bencana kurang

diperhatikan

Mengutamakan Penanganan

Darurat

Manajemen PB masih sektoral

Landasan hukum yang masih

kurang

Belum didukung perencanaan

PB dan anggaran

Pemahaman dan kemampuan

pelaku PB yang terbatas

Memperhatikan upaya Pra

Bencana, Penanganan Darurat,

dan Pemulihan

Manajemen PB yang

terkoordinasi

Landasan hukum

penyelenggaraan PB yang

cukup kuat

Mendorong dokumen

perencanaan PB dan anggaran

(7)

VISI: Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi

Bencana

VISI: Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi

Bencana

MISI:

1. Melindungi bangsa dari ancaman bencana melalui pengurangan risiko bencana;

2. Mengurangi Indek Risiko Bencana

3. Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal

4. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan

menyeluruh

MISI:

1. Melindungi bangsa dari ancaman bencana melalui pengurangan risiko bencana;

2. Mengurangi Indek Risiko Bencana

3. Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal

4. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan

menyeluruh

Ketangguhan di tingkat lokal:

Desa/kelurahan Tangguh

Ketangguhan di tingkat lokal:

Desa/kelurahan Tangguh

Kemitraan dengan berbagai pelaku (forum PRB) Kemitraan dengan berbagai pelaku (forum PRB)

Pengembangan

kebijakan dan

sistem PB

Pengembangan

kebijakan dan

sistem PB

Pengembangan

sumberdaya

manusia

Pengembangan

sumberdaya

manusia

Pengembangan

sistem informasi

dan komunikasi

Pengembangan

sistem informasi

dan komunikasi

Ketangguhan di tingkat lokal:

Kabupaten/Kota

Tangguh

Ketangguhan di tingkat lokal:

Kabupaten/Kota

(8)

The Sendai Framework for

Disaster Risk Reduction

2015 - 2030

Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional

2015-2019

1. Pengurangan yang berarti dalam angka

kematian akibat bencana di dunia

2. Pengurangan yg berarti dlm jumlah masy

terdampak

3. Pengurangan kerugian ekonomi terkait dengan

GDP dunia

4. Pengurangan yang berarti dalam kerusakan

terhadap infrastruktur penting/kritis dan gangguan pelayanan dasar, termasuk kesehatan dan fasilitas pendidikan

5. Penambahan jumlah Negara yang memiliki

strategi PRB di tingkat nasional dan daerah pada tahun 2020

6. Peningkatan kerjasama Internasional

7. Bertambahnya akses pada system peringatan

dini multi bencana dan informasi risiko bencana dan pengkajian

8 1.Pemahaman Risiko Bencana

2.Penguatan pengaturan risiko bencana untuk mengelola risiko bencana

3.Investasi dalam pengurangan risiko bencana untuk ketangguhan

4.Peningkatan kesiapsiagaan bencana untuk response yang lebih baik, dan untuk

”pembangunan kembali yang lebih baik” dalam pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi

TA

R

G

E

T

P

R

IO

R

IT

A

S

SASARAN

Menurunnya indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi.

1 Internalisasi PRB dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di pusat dan daerah, 2 Penurunan tingkat

(9)

9

9

Platform Nasional/

Forum PRB

Platform Nasional/

Forum PRB

Negara dan

Bangsa Tangguh

Bencana

Negara dan

Bangsa Tangguh

Bencana

Penyelenggaraan PB

Penyelenggaraan PB

Dunia Usaha

Dunia Usaha

Pemerintah

Pemerintah

Masyarakat

Masyarakat

UU 24/2007 Tentang PB

UUD 1945

UUD 1945

PEMBAGIAN PERAN MENUJU INDONESIA TANGGUH

PEMBAGIAN PERAN MENUJU INDONESIA TANGGUH

Tsunami Aceh

2004

(10)

Bencana semakin meningkat baik intensitas maupun frekwensi

kejadiannya

Semakin kompleks, berdampak pada semua lapisan (bersifat

multi sektoral)

Pemahaman PRB kurang, masih dipahami sebagai tanggap

darurat

Banyak masyarakat tinggal di daerah rawan bencana, risiko

tinggi

Sistem yang ada belum memadai (regulasi, kelembagaan,

perencanaan, dana, peningkatan kapasitas)

Koordinasi dan sinergitas stakeholders belum optimal

10

(11)

Pengurangan risiko bencana harus dijadikan dasar

pertimbangan bertindak dalam segala hal, termasuk

perencanaan pembangunan

Indikator : integrasi dalam rencana pembangunan (RPJMN, RPJMD) serta

rencana kegiatan lainnya

Menuju masyarakat dan bangsa yang tangguh menghadapi

bencana

Paham risiko

Tahu bagaimana mengelola

Dilaksanakan secara terencana, terpadu dan menyeluruh

melibatkan semua pihak, karena bencana kompleks dan multi

disiplin/sektor

11

(12)

Mampu menyerap informasi bahkan mengembangkannya

Mampu untuk mengantisipasi

Mampu melawan (melindungi diri) atau menghindar

Mampu beradaptasi

Mampu pulih kembali lebih baik dan lebih aman

12

(13)

Badan Nasional Penanggulangan

Bencana 

Jl. Pramuka Kav. 38 Jakarta Timur

Telp. : 021-3458400

Fax. : 021-3458500

Email : contact@bnpb.go.id

Website : www.bnpb.go.id

Facebook : www.facebook.com/bnpb.indonesia

Twitter : @BNPB_Indonesia

YouTube : BNPBIndonesia

Referensi

Dokumen terkait

SMP Al Amanah Cileunyi Bandung dengan visi dan misi sekolah membangun generasi yang alim, cerdas, terampil, inovatif, visioner dan empatik (ACTIVE) sesuai dengan visi dan

kromatogra8 kolom dan kromatogra8 lapis tipis. Pemisahan kromatogra8 adsorbsi biasan$a menggunakan "ase normal dengan menggunakan "ase diam silika gel dan alumina,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Kompensasi

Meminta munculnya perilaku yang baru pada orang lain, mengungkapkan tentang fakta ataupun perasaan dalam memberikan saran pada orang lain, dengan tujuan agar situasi berubah

Faktor lingkungan merupakan faktor yang dominan dalam memengaruhi sikap dan perilaku disiplin. Disiplin berlalu lintas sebagai faktor eksternal meliputi unsur-unsur

maksimal, dimana masih ada karyawan yang belum memanfaatkan portal web tersebut sesuai dengan tujuan awal dibuat intranet ini, sehingga akhirnya menyebabkan kasus

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan

Selain berkurangnya ketakutan akan hal yang tidak nyata, penulis juga berharap karakter tersebut dapat menjadi media hiburan dalam hal horor karena di Indonesia masih sangat