PERCUT SEI TUAN DELI SERDANG TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH :
KARLINA LISTRA PENI 121021005
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DARAH, KOLESTEROL DAN ASAM URAT ANTARA KELOMPOK VEGETARIAN DAN NON VEGETARIAN DI PERUMAHAN CEMARA ASRI
KECAMATAN PERCUT SEI TUAN DELI
SERDANG TAHUN 2014
Nama Mahasiswa : Karlina Listra Peni
Nomor Induk Mahasiswa : 121021005
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan : Gizi Kesehatan Masyarakat
Tanggal Lulus : 29 Januari 2015
Disahkan Oleh Komisi Pembimbing
Hiperkolesterolemia, Asam Urat telah menjadi penyebab kematian di dunia. Pengaturan pola makanan merupakan salah satu kunci terpenting untuk menjamin kesehatan, salah satunya vegetarian. Dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap 6 dari 10 orang non vegetarian terdapat angka kadar kolesterol dan asam urat yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola makan, kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat antara kelompok vegetarian dan non vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Tahun 2014.
Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan studi potong lintang (cross sectional study). Populasi adalah vegetarian dan non vegetarian. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang tiap kelompok. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan formulir food frequency method
serta pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan pola makan vegetarian dan non vegetarian, rata-rata kadar gula darah responden vegetarian yaitu 98,3 (SD 5,8) sedangkan pada kelompok non vegetarian rata gula darah 144,2 (SD 51,3); rata-rata kadar kolesterol responden vegetarian yaitu 142,9 (SD 27,3) sedangkan pada kelompok non vegetarian rata-rata kolesterol 222,0 (SD 32,7); rata-rata kadar asam urat responden vegetarian yaitu 4,8 (SD 0,7) sedangkan pada kelompok non vegetarian rata-rata asam urat 6,2 (SD 1,5).
Diharapkan bagi kelompok vegetarian untuk menjaga pola makan dan olahraga agar kadar gula darah, kolesterol dan asam urat tetap stabil dan bagi non vegetarian diharapkan untuk memperbanyak makan makanan nabati seperti sayur dan buah disamping makanan hewani lainnya selain itu juga untuk melakukan olahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan dan menghindari penyakit degeneratif.
has been the cause of death in the world. This pattern of food is the most important key to ensure the health, one of them is vegetarian. From a check was commited to 6 of 10 people for a non vegetarian is the level of cholesterol and uric acid are high. The purpose of this research was to tell the difference diet, blood sugar, cholesterol, and uric acid between the vegetarian and non vegetarian in housing Cemara Asri District Percut Sei Tuan Deli Serdang 2014.
The kind of this research is observational in the study of latitude (cross sectional study). The population is vegetarian and non vegetarian. And collecting samples of purposive sampling with the number of samples are 30 people each group. Gathering data was done in an interview with food frequency method and to check a blood sugar, cholesterol and uric acid.
The research shows that there’s a difference diet, vegetarian and non vegetarian, the average blood sugar respondents, which is 98,3 (sd 5,8) and in the non vegetarian average blood sugar 144,2 (sd 51,3); the average levels of cholesterol respondents, which is 142,9 (sd 27,3) and on the non vegetarian average cholesterol 222,0 (sd 32,7); the average levels of uric acid respondents, which is 4,8 (sd 0,7) and in the non vegetarian, average urric acid 6,2 (sd 1,5).
Suggested vegetarian to maintain a diet and exercise to stay stablelike of blood sugar, cholesterol and uric acid, and for non vegetarian is expected to increase food vegetable like vegetables and fruit instead of animal food, other than that to do exercise regularly to keep health and avoid disease and degenerative.
Nama : Karlina Listra Peni
Tempat/Tanggal Lahir : Padangsidimpuan / 14 Nopember 1988
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin Nama Orang Tua
Ayah : (Alm. Panani Tanjung, S.Sos)
Ibu : Hj. Erna Minta Siregar, SE
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Alamat Rumah : Jl. Tano Bato Gang. Matahari No. 6 Padangsidimpuan
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1994-1995 : TK Aisyiyah Bustanul Atfal
Tahun 1995-2001 : SD Muhammadiyah 1 Padangsidimpuan Tahun 2001-2004 : SMP Negeri 4 Padangsidimpuan
Tahun 2004-2007 : SMA Negeri 4 Padangsidimpuan Tahun 2007-2010 : Politeknik Kesehatan Medan
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan
Pola Makan, Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat Antara Kelompok Vegetarian dan Non Vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Tahun 2014”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Medan.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tua tercinta, Ayahanda Panani Tanjung S.Sos (Alm)dan Ibunda Hj. Erna Minta Siregar, SE yang telah memberikan
dukungan baik moril dan materil dalam membesarkan, mendidik, memotivasi dan selalu mendoakan penulis. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara beserta seluruh dosen dan staf Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah banyak
skripsi ini.
4. Fitri Ardiani, SKM, MPH selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan petunjuk dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Prof. Dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
6. Untuk adik tercinta Irham Fadillah, ST terima kasih untuk kebersamaan, dukungan, dan doa yang diberikan kepada penulis.
7. Untuk teman-teman Ekstensi angkatan 2012 dan teman-teman peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, serta semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan, kerjasama dan doanya.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini baik dari segi isi maupun penyajianya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Medan, Januari 2015 Penulis
Abstrak ... ii
2.2.1. Jenis-jenis Vegetarian ... 9
2.2.2. Kebutuhan Bahan Makan Vegetarian... 11
2.2.3. Gizi Vegetarian ... 14
2.2.4. Penelitian Mengenai Pola Makan Vegetarian dan Penyakit Degeneratif ... 21
2.3. Penyakit Degeneratif ... 23
2.3.1. Diabetes Mellitus... 23
2.3.2. Kolesterol ... 26
2.3.3.Asam Urat ... 29
2.4.Vegetarian dan Diabetes Mellitus, Kolesterol dan Asam Urat ... 31
2.4.1 Vegetarian dan Diabetes Mellitus. ... 31
2.4.2. Vegetarian dan Kolesterol ... 34
2.4.3. Vegetarian dan Asam Urat ... 35
2.5. Kerangka Teori ... 36
2.6. Kerangka Konsep ... 37
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional ... 42
3.5.1. Variabel ... 42
3.5.2. Definisi Operasional ... 42
3.6. Metode Pengukuran ... 43
4.2.1. Karakteristik Responden Penelitian ... 47
4.2.2. Pola Makan Responden Penelitian ... 51
4.2.3. Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat Responden Penelitian ... 64
4.3. Analisis Bivariat ... 65
BAB V PEMBAHASAN ... 67
5.1. Pola Makan Vegetarian dan Non Vegetarian ... 67
5.2. Kadar Gula Darah dan Diabetes Mellitus pada Vegetarian dan Non Vegetarian .... 71
5.3. Kadar Kolesterol dan Penyakit Kolesterol pada Vegetarian dan Non Vegetarian ... 73
5.4. Kadar Asam Urat dan Penyakit Asam Urat pada Vegetarian dan Non Vegetarian .. 74
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
6.1. Kesimpulan ... 77
6.2. Saran ... 78
Halaman
Tabel 1 Kriteria Penegakan Diagnosis DM ... 25 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Responden ... 48 Tabel 3 Distribusi Proporsi Karakteristik Responden ... 49 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Vegetarian Berdasarkan Lama
Dan Alasan Menjadi Vegetarian serta Rutinitas Olahraga ... 50 Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Non Vegetarian Berdasarkan
Pengetahuan dan Alasan Tidak Vegetarian serta Rutinitas
Olahraga ... 51 Tabel 6 Distribusi Responden Vegetarian Berdasarkan Pola Konsumsi
Menurut Jenis dan Frekuensi pada Bahan Makanan Pokok ... 52 Tabel 7 Distribusi Responden Non Vegetarian Berdasarkan Pola
Konsumsi Menurut Jenis dan Frekuensi pada Bahan Makanan
Pokok ... 53 Tabel 8 Distribusi Responden Vegetarian Berdasarkan Pola Konsumsi
Menurut Jenis dan Frekuensi pada Bahan Makanan Lauk pauk
(Nabati) ... 54 Tabel 9 Distribusi Responden Non Vegetarian Berdasarkan Pola
Konsumsi Menurut Jenis dan Frekuensi pada Bahan
Makanan Lauk Pauk (Nabati) ... 54 Tabel 10 Distribusi Responden Vegetarian Berdasarkan Pola Konsumsi
Menurut Jenis dan Frekuensi pada Bahan Makanan Tumbuhan
Polong ... 55 Tabel 11 Distribusi Responden Non Vegetarian Berdasarkan Pola
Konsumsi Menurut Jenis dan Frekuensi pada Bahan
Makanan Tumbuhan Polong ... 56 Tabel 12 Distribusi Responden Vegetarian Berdasarkan Pola
Konsumsi Menurut Jenis dan Frekuensi pada Bahan
Makanan Sayuran ... 57 Tabel 13 Distribusi Responden Non Vegetarian Berdasarkan Pola
Konsumsi Menurut Jenis dan Frekuensi pada Bahan
Makanan Sayuran ... 58 Tabel 14 Distribusi Responden Vegetarian Berdasarkan Pola
Konsumsi Menurut Jenis dan Frekuensi pada Bahan
Makanan Buah-buahan ... 59 Tabel 15 Distribusi Responden Non Vegetarian Berdasarkan Pola
Konsumsi Menurut Jenis dan Frekuensi pada Bahan
Konsumsi Menurut Jenis dan Frekuensi pada Bahan
Makanan Hewani dan Produknya ... 62 Tabel 18 Distribusi Responden Vegetarian Berdasarkan Pola
Konsumsi Menurut Jenis dan Frekuensi pada Makanan
Selingan (Snack)... 63 Tabel 19 Distribusi Responden Non Vegetarian Berdasarkan Pola
Konsumsi Menurut Jenis dan Frekuensi pada Makanan
Selingan (Snack) ... 64 Tabel 20 Distribusi Frekuensi Responden Vegetarian dan Non
Vegetarian Berdasarkan Kadar Gula Darah ... 65 Tabel 21 Distribusi Frekuensi Responden Vegetarian dan Non
Vegetarian Berdasarkan Kadar Kolesterol ... 66 Tabel 22 Distribusi Frekuensi Responden Vegetarian dan Non
Vegetarian Berdasarkan Kadar Asam Urat ... 67
Tabel 23 Distribusi Responden Berdasarkan Perbedaan Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat Antara Kelompok
Halaman
Gambar 1 Piramida Makanan Untuk Kelompok Vegetarian... .. 25 Gambar 2 Kerangka Konsep Perbedaan Pola Makan, Kadar Gula Darah,
Kolesterol dan Asam Urat Antara Kelompok Vegetarian dan Non Vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan
Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Master Tabel
Lampiran 3 Hasil Analisa Statistik
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian
Hiperkolesterolemia, Asam Urat telah menjadi penyebab kematian di dunia. Pengaturan pola makanan merupakan salah satu kunci terpenting untuk menjamin kesehatan, salah satunya vegetarian. Dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap 6 dari 10 orang non vegetarian terdapat angka kadar kolesterol dan asam urat yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola makan, kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat antara kelompok vegetarian dan non vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Tahun 2014.
Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan studi potong lintang (cross sectional study). Populasi adalah vegetarian dan non vegetarian. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang tiap kelompok. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan formulir food frequency method
serta pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan pola makan vegetarian dan non vegetarian, rata-rata kadar gula darah responden vegetarian yaitu 98,3 (SD 5,8) sedangkan pada kelompok non vegetarian rata gula darah 144,2 (SD 51,3); rata-rata kadar kolesterol responden vegetarian yaitu 142,9 (SD 27,3) sedangkan pada kelompok non vegetarian rata-rata kolesterol 222,0 (SD 32,7); rata-rata kadar asam urat responden vegetarian yaitu 4,8 (SD 0,7) sedangkan pada kelompok non vegetarian rata-rata asam urat 6,2 (SD 1,5).
Diharapkan bagi kelompok vegetarian untuk menjaga pola makan dan olahraga agar kadar gula darah, kolesterol dan asam urat tetap stabil dan bagi non vegetarian diharapkan untuk memperbanyak makan makanan nabati seperti sayur dan buah disamping makanan hewani lainnya selain itu juga untuk melakukan olahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan dan menghindari penyakit degeneratif.
has been the cause of death in the world. This pattern of food is the most important key to ensure the health, one of them is vegetarian. From a check was commited to 6 of 10 people for a non vegetarian is the level of cholesterol and uric acid are high. The purpose of this research was to tell the difference diet, blood sugar, cholesterol, and uric acid between the vegetarian and non vegetarian in housing Cemara Asri District Percut Sei Tuan Deli Serdang 2014.
The kind of this research is observational in the study of latitude (cross sectional study). The population is vegetarian and non vegetarian. And collecting samples of purposive sampling with the number of samples are 30 people each group. Gathering data was done in an interview with food frequency method and to check a blood sugar, cholesterol and uric acid.
The research shows that there’s a difference diet, vegetarian and non vegetarian, the average blood sugar respondents, which is 98,3 (sd 5,8) and in the non vegetarian average blood sugar 144,2 (sd 51,3); the average levels of cholesterol respondents, which is 142,9 (sd 27,3) and on the non vegetarian average cholesterol 222,0 (sd 32,7); the average levels of uric acid respondents, which is 4,8 (sd 0,7) and in the non vegetarian, average urric acid 6,2 (sd 1,5).
Suggested vegetarian to maintain a diet and exercise to stay stablelike of blood sugar, cholesterol and uric acid, and for non vegetarian is expected to increase food vegetable like vegetables and fruit instead of animal food, other than that to do exercise regularly to keep health and avoid disease and degenerative.
1.1. Latar Belakang
Perkembangan zaman dan era globalisasi yang terjadi saat ini membawa perubahan-perubahan dalam kehidupan. Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, terutama pada pola
makan. Indonesia saat ini mengalami permasalahan beban ganda dalam menghadapi masalah gizi. Dimana ketika permasalahan gizi kurang belum teratasi, muncul
permasalahan baru yaitu permasalahan gizi lebih. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, sedangkan gizi lebih sering dianggap sebagai
sinyal awal dan munculnya keluhan penyakit-penyakit degeneratif/non infeksi yang sekarang ini banyak terjadi di Indonesia. Tingginya prevalensi penyakit degeneratif menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia (Hanan, 2005).
Hingga saat ini penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Hampir 17 juta orang meninggal lebih awal setiap tahun akibat epidemi global penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif sangat dipengaruhi oleh pola
konsumsi pangan. (WHO, 2002).
Penyakit degeneratif mencakup penyakit diabetes mellitus,
hiperkolesterolemia, asam urat, dan lain-lain. Pada tahun 2003 WHO (World Health Organization) mengatakan prevalensi diabetes di dunia diperkirakan 194 juta, jumlah ini akan diperkirakan menjadi 335 juta ditahun 2025 sebagai konsekuensi dari
meninggal akibat penyakit kolesterol adalah sebanyak 5.825.000 untuk umur 60
tahun ke atas dan 1.332.000 untuk umur 15-59 tahun (Hanan, 2005). Alexander (2010) juga menyatakan prevalensi asam urat (gout) di Amerika Serikat meningkat
dua kali lipat dalam populasi usia lebih dari 75 tahun antara 1990 dan 1999, dari 21 per 1000 menjadi 41 per 1000 penduduk.
Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes ke 4
terbanyak di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000 di Indonesia terdapat 8,4 juta penderita diabetes dan diperkirakan akan mengalami
peningkatan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (Soegondo dkk, 2009). Untuk kolesterol sendiri, di Indonesia pada tahun 2006, penyakit jantung yang diperoleh dari
kadar kolesterol yang tinggi merupakan penyebab kematian pertama, dengan angka mortalitas 14% (Riskesdas, 2007). Di samping itu satu survei epidemiologi yang dilakukan di Bandungan, Jawa Tengah atas kerjasama WHO-COPCORD terhadap
4.683 sampel berusia antara 15-45 tahun, di dapatkan bahwa prevalensi hiperurisemia sebesar 24,3% pada laki-laki dan 11,7% pada wanita. Secara keseluruhan prevalensi kedua jenis kelamin adalah 17,6% (Darmawan, 2009).
Di Sumatera Utara khususnya RSUP H.Adam Malik Medan berdasarkan atas pola penyakit dan berbagai tingkat umur, jumlah kasus Diabetes Mellitusmenempati
urutan nomor dua setelah penyakit neoplasma ganas, dan berdasarkan data pola kematian menurut penyakit penyebab kematian pasien, Diabetes Mellitus menempati urutan ke 16 denganjumlah 430 orang dari jumlah kematian 37.279 (Dinkes Sumut,
tahun 2007 sebesar 7%. Ini merupakan prevalensi persentase tertinggi diantara
beberapa penyakit degeneratif lainnya (Rikerdas, 2007).
Perkebangan zaman yang semakin canggih, ternyata tidak hanya memberi
dampak positif. Gaya hidup modern yang tidak sehat diikuti tidak teraturnya pola makan mengakibatkan tingkat kesehatan manusia semakin merosot. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak dapat ditolak meskipun kadang-kadang bisa
dicegah atau dihindari. Dewasa ini terdapat berbagai variasi makanan yang dapat dipilih manusia untuk mengenyangkan perutnya. Hal ini tentunya menunjukkan
perhatian yang semakin besar dari masyarakat akan masalah kesehatan. Jadi jika dahulu makan bertujuan sebagai sumber energi untuk menunjang aktivitas, maka kini
makan sudah menjadi suatu bentuk gaya hidup sehat bagi sebagian masyarakat (Peggy, 2007).
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Makanan dapat membantu
dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari makanan. Back to Nature
atau kembali ke alam merupakan salah satu upaya manusia untuk menyelaraskan diri dengan kehidupan alam. Makanan alami untuk kebutuhan manusia tidak akan
menghalangi menikmati hidup bahagia dan selaras dengan alam. Oleh karena itu pengetahuan tentang gizi menjadi penting bagi kita guna mempertahankan derajat kesehatan yang lebih optimal. Pengaturan pola makanan bukan rahasia lagi sebagai
healthy food misalnya berupa diet berdasarkan golongan darah, jus kombinasi, herbal
dan juga vegetarian (Meyni, 2010).
Berbagai penyakit timbul karena cara hidup yang kurang sehat atau perilaku
yang salah. Hal yang paling ditakuti oleh orang adalah pikiran tentang kemungkinan terserang penyakit tertentu yang akhirnya mematikan. Sejalan dengan meningkatnya angka kematian akibat beberapa penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus,
kolesterol, asam urat, dan lain-lain, pola hidup sehat dengan vegetarian merupakan pilihan yang paling tepat (Purwosuseno, 2007).
Menurut American Institute for Cancer Research, banyak orang ingin beralih ke pola makan vegetarian. Akan tetapi beberapa dari mereka khawatir tentang
kekurangan protein dan gizi. Penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa protein nabati merupakan protein yang berkualitas tinggi dan dengan mengonsumsi beraneka ragam makanan nabati adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan untuk
kesehatan. Tetapi kebanyakan tumbuh-tumbuhan kekurangan satu atau dua asam amino. Untuk menyiasatinya dengan melakukan kombinasi antara dua protein yang berbeda pada asam amino yang akan menghasilkan protein komplementari. Selain itu
untuk memenuhi kecukupan vitamin B12 dapat diperoleh dari susu kedelai dan ragi atau dengan suplemen vitamin B12 (Ltaminsyah, 2009).
Menurut Dwyer (1988) dan Kahn (1983) pada Arundhana (2012), bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa vegetarian memiliki inisiden yang lebih rendah terhadap penyakit diabetes, hipertensi, jantung, dan batu empedu dibanding
dan non-vegetarian. Selain itu penelitian oleh Seventh-day Adventist juga
menyebutkan bahwa tingkat kematian akibat penyakit kronik seperti penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi, kanker, dan obesitas pada vegetarian
lebih rendah dibandingkan pada non-vegetarian.
Data-data menunjukkan bahwa orang dengan pola makan vegetarian umumnya lebih sehat dan berumur panjang dibanding mereka yang non vegetarian.
Sebagai contohnya, penelitian pada tahun 2009 di bulan Maret oleh The American Dietetic Association seperti yang dikutip dari Ltaminsyah (2009), pada lebih dari
500.000 orang yang berusia 50-71 tahun di Amerika dan didapati bahwa orang-orang dewasa yang mengonsumsi paling banyak daging merah lebih berkemungkinan
untuk meninggal dalam waktu 10 tahun lebih cepat daripada mereka yang paling sedikit mengonsumsi daging merah, kebanyakan karena penyakit kardiovaskular dan kanker.
Penelitian mengenai perbedaan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat pada masyarakat dengan pola makan vegetarian dan non vegetarian belum pernah dilakukan. Dengan mengetahui kadar gula darah, kolesterol maupun asam urat,
masyarakat diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya penyakit degeneratif yang antara lain diabetes mellitus, kolesterol dan asam urat baik pada vegetarian maupun
non vegetarian.
Di Perumahan Cemara Asri sendiri terdapat Maha Vihara Maitreya yang berada di bawah naungan Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia (KVMI). KVMI
umatnya, namun pola makan vegetarian merupakan pilihan masing-masing individu
tanpa ada tekanan atau paksaan, sehingga masih ada yang menjalankan pola makan non vegetarian. Selain itu banyaknya ditemukan makanan siap saji di sepanjang
Perumahan Cemara Asri memudahkan masyarakat untuk mengonsumsi makanan tersebut yang berpeluang terhadap penyakit degeneratif. Berdasarkan survey awal, ditemukan sejumlah orang yang mengalami keluhan diabetes mellitus, dan kematian
akibat jantung koroner. Selain itu, dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap 6 dari 10 orang non vegetarian terdapat angka kadar kolesterol dan asam urat yang tinggi.
Semakin banyaknya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit degeneratif, khususnya diabetes mellitus, kolesterol dan asam urat, maka penulis berminat untuk
mengetahui perbedaan pola makan, kadar gula darah, kolesterol dan asam urat antara kelompok vegetarian dan non vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang tahun 2014.
1.2.Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah perbedaan Pola
Makan, Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat Antara Kelompok Vegetarian dan Non Vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Tahun 2014 ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan pola makan, kadar gula darah, kolesterol, dan
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai perbedaan pola makan antara kelompok vegetarian dan non vegetarian.
2. Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai perbedaan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat antara kelompok vegetarian dan non vegetarian.
3. Sebagai informasi kepada kelompok vegetarian terutama di Perumahan Cemara
Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang mengenai risiko penyakit degeneratif (Diabetes mellitus, Kolesterol dan Asam Urat).
4. Sebagai bahan pertimbangan mengenai pola makan vegetarian bagi kelompok Non Vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pola Makan
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan juga
dikatakan sebagai suatu cara seseorang atau sekelompok orang atau keluarga memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, kebudayaan dan
sosial (Suhardjo, 1989).
Pola makan yang baik mengandung makanan sumber energi, sumber zat
pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan juga untuk perkembangan otak dan produktifitas kerja, serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan.
Dengan pola makan sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna untuk mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal (Almatsier, 2011).
2.2. Pola Makan Vegetarian
Vegetarian berasal dari Bahasa Latin, yakni vegetus, artinya kuat, aktif dan bergairah. Vegetarian memiliki dua arti, yakni sebagai kata benda dan kata sifat.
Vegetarian sebagai kata benda berarti orang yang banyak/hanya mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Yuliarti, 2009), sedangkan vegetarian sebagai kata sifat berarti tidak mengandung daging atau kebiasaan berpantang daging.
kepedulian terhadap hewan-hewan, perbaikan atas kondisi kelaparan di dunia,
mengurangi pencemaran lingkungan, dan kepercayaan pada suatu agama atau ajaran (Bangun, 2003).
Pada dasarnya, pola makan vegetarian merupakan suatu pengaturan makanan yang baik. Pola makan vegetarian adalah suatu cara makan dimana hanya memakan tumbuhan dan tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti
daging, unggas, ikan atau hasil olahannya (Chairuny, 2004).
2.2.1. Jenis-jenis Vegetarian
Menurut Rossi (2012), vegetarian tergolong dalam beberapa kelompok dan tak sama satu sama lain dalam menjalani diet. Pengelompokan vegetarian dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Semi-Vegetarian (Flexitarian)
Kelompok ini paling longgar dibanding jenis vegetarian yang lain, disebut
juga Flexitarian. Kelompok ini pantang makan daging merah namun masih memperbolehkan makan daging unggas. Kelompok ini masih mengonsumsi daging sekali atau dua kali dalam seminggu atau pada saat-saat tertentu saja.
2. Lacto-Vegetarian
Kelompok ini, selain mengonsumsi bahan makanan nabati, masih
mengonsumsi susu dan olahannya, seperti yoghurt dan keju. Kelompok ini berpantang mengonsumsi daging ternak, unggas, ikan dan telur.
3. Ovo-Vegetarian
4. Lacto-Ovo Vegetarian
Kelompok ini yang paling umum ditemui. Kelompok ini tidak mengonsumsi daging ternak, unggas dan ikan tetapi masih mengonsumsi telur dan susu.
5. Vegetarian Pseudo (Pesco Vegetarian/Pescatarian/Pollo Vegetarian)
Pseudo Vegetarian adalah jenis vegetarian yang masih mengonsumsi hewan yaitu unggas dan ikan, tetapi tidak mengonsumsi daging merah. Pesco
Vegetarian (Pescatarian) adalah tipe vegetarian yang menghindari segala jenis daging namun masih menyantap ikan. Sedangkan Pollo Vegetarian
adalah kelompok yang masih mengonsumsi unggas, seperti ayam, kalkun dan bebek, dan tidak mengonsumsi jenis daging lainnya.
6. Vegetarian Fluctarian
Kelompok ini pantang produk hewani dan tanaman yang langsung mati saat dipanen, seperti lobak dan wortel. Penganut vegetarian fluctarian ini berisiko
kekurangan zat gizi. 7. Vegan
Kelompok ini sama sekali tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari
hewan. Vegan adalah golongan vegetarian murni, mereka sama sekali tidak menyantap daging, susu, telur, dan hasil olahannya termasuk gelatin, keju,
yoghurt, madu, royal-jelly dan produk turunan serangga. Mereka hanya makan makanan yang berasal dari nabati. Mereka juga menghindari penggunaan produk hewani seperti kulit hewan ataupun kosmetik yang
2.2.2. Kebutuhan Bahan Makanan Vegetarian
Menurut Yuliarti (2009), ada beberapa jenis bahan makanan yang perlu dikonsumsi oleh vegetarian, antara lain:
1. Sayur-sayuran merupakan bahan makanan yang kaya akan zat gizi, diantaranya vitamin C, beta karoten, riboflavin, zat besi, kalsium dan bahan makanan non gizi, yakni serat. Sayur-sayuran berdaun hijau, seperti bayam
dan brokoli, sayur-sayuran yang berwarna kuning atau oranye seperti wortel, kentang manis, labu, semangka dan melon kuning mengandung beta karoten
yang tinggi, perlu dikonsumsi lima porsi setiap hari.
2. Buah-buahan merupakan bahan makanan yang kaya serat, vitamin C dan beta
karoten, sehingga perlu dikonsumsi setiap hari.
3. Roti, sereal, nasi dan biji-bijian lain sangat baik untuk dikonsumsi. Biji-bijian kaya akan serat, karbohidrat, protein dan zink.
4. Kedelai maupun susu kedelai dan hasil olahannya baik untuk dikonsumsi karena merupakan sumber kalsium yang baik.
5. Makanan jenis kacang-kacangan merupakan sumber protein, serat, zat besi,
Sumber: Departemen of Nutrition,Arizona State University,Vegetarian Food Pyramid,2002.
Gambar 2.1. Piramida Makanan untuk Kelompok Vegetarian
Seperti halnya diet nonvegetarian, vegetarian juga harus mengatur jumlah
asupan makannya. Pedoman yang paling sering digunakan adalah dengan piramida makanan. Piramida makanan yang cukup dikenal adalah pedoman yang digunakan
oleh Departement of Nutrition, Arizona State University. Pada piramida makanan vegetarian sumber protein tidak lagi didominasi oleh daging, tapi dari kacang-kacangan dan bahan makanan sumber protein lainnya. Sementara itu, bulir utuh
ditempatkan pada posisi dasar di mana porsinya paling besar. Adapun penjelasan lebih detail adalah sebagai berikut:
b. Pada tingkat di atasnya adalah kelompk sayur-sayuran dan buah-buahan yang
kaya akan serat, vitamin dan mineral. Sayur-sayuran dikonsumsi sebanyak 3-5 bagian, sedangkan buah-buahan dikonsumsi sebanyak 2-4 bagian.
c. Tingkat berikutnya menunjukkan bahan makanan yang perlu dikonsumsi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan sayur-sayuran dan buah-buahan. Yang termasuk dalam tingkat ini adalah kelompok leguminosa,
kacang-kacangan dan makanan pengganti daging, serta kelompok susu dan produknya. Bahan makanan pengganti susu yang dapat dikonsumsi vegetarian
diantaranya susu kedelai maupun hasil olahan kedelai lain yang telah difortifikasi dengan vitamin B12. Bahan makanan ini dapat dikonsumsi
sebanyak 2-3 porsi.
d. Pada tingkat paling atas adalah makanan yang kaya akan lemak, gula dan garam. Bagian ini dikonsumsi dalam jumlah paling sedikit. Berbagai minyak
nabati dapat dikonsumsi vegetarian, mulai dari minyak kelapa, minyak kanola, minyak palem dan lain sebagainya. Bahan makanan ini harus dibatasi konsumsinya, 2-3 sendok teh saja setiap hari. Adapun golongan
kacang-kacangan, seperti kacang tanah dan sejenisnya dapat dikonsumsi 1-2 porsi setiap hari.
e. Mengonsumsi air, minimal delapan gelas sehari atau 2L. Vegetarian yang kesulitan memenuhi kebutuhan vitamin tertentu dapat mengonsumsi suplemen, yakni vitamin B12 sebanyak 2,4 µg/d; vitamin D 200 IU/d dan
2.2.3. Gizi Vegetarian
Pola makan Kuartet Nabati yang dijalankan oleh vegetarian merupakan ajaran sehari-hari yang dirancang oleh Physicians Committee for Responcible Medicine
untuk mencapai kesehatan yang optimal. Kuartet Nabati ini terdiri atas palawija (padi-padian), sayur-sayuran, buah-buahan dan legum (kacang-kacangan) yang kaya akan karbohidrat kompleks dan serat makanan serta mencakup protein, asam lemak
esensial dan vitamin serta mineral (Prawira, 2011)
Menurut Rossi (2012), berikut ini adalah daftar komponen nutrisi dominan
yang ada di dalam makanan vegetarian yang ternyata juga mampu secara maksimal memenuhi kebutuhan protein maupun energi dalam tubuh. Dengan membandingkan
komponen yang ada di bahan makanan vegetarian dan kebutuhan rata-rata, maka penganut vegetarian tidak perlu khawatir kekurangan gizi (semua ukuran kandungan makanan di bawah ini adalah dalam ukuran per 100 gram makanan).
1. Energi
Kebutuhan energi rata-rata untuk orang dewasa adalah 2.000 kalori. Bahan makanan vegetarian yang merupakan sumber energi tinggi adalah olive oil
884 kkal dan walnut 642 kkal. 2. Protein
Protein merupakan zat pembangun jaringan tubuh. Bahan makanan sumber protein antara lain adalah kedelai dan olahannya seperti tahu, tempe, miso, TVP (Textured Vegetable Protein). Selain itu jenis kacang-kacangan seperti
vegetarian juga terdapat sumber protein tinggi, antara lain pada kacang
kedelai 36,5 g; lentil 28,1 g; dan kacang hijau 23,9 g, bandingkan dengan daging sapi/kambing tanpa lemak yang hanya 20,2 g.
3. Karbohidrat
Kaum vegetarian tidak akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat karena memang karbohidrat merupakan penyusun utama sejumlah bahan
pangan nabati. Bahan makanan sumber karbohidrat pada vegetarian adalah padi-padi dan hasil olahannya seperti nasi, bubur, ketan, gandum dan hasil
olahannya seperti roti, biskuit, mie, serta jagung dan hasil olahannya seperti nasi jagung, kue jagung, maizena, umbi-umbian seperti kentang, ubi,
singkong, talas, sereal. Kebutuhan karbohidrat orang dewasa adalah sekitar 300 g/hari untuk 2.000 kalori diet. Sumber karbohidrat tinggi terdapat pada nasi putih 79,3 g; kismis 71,7 g; dan pisang 21 g.
4. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energi dan pengangkut vitamin A, D, E, dan K. Lemak nabati terdiri atas lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty
acid/MUFA), tidak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acid/PUFA),dan lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA). Bahan makanan sumber lemak pada
vegetarian berdasarkan jenis lemak antara lain adalah :
a. Lemak tak jenuh tunggal, misalnya asam lemak omega-3 dari biji rami, dan minyak perilla.
minyak kanola, minyak kedelai, minyak kacang macademia, dan minyak
kenari.
c. Lemak jenuh, yaitu pada minyak kelapa.
5. Serat
Kebutuhan serat orang dewasa adalah sekitar 25 g/hari. Sumber serat tinggi terdapat pada bekatul 42,8 g; lentil 30,5 g; dan apel 2,7 g. Coba bandingkan
dengan daging hewan yang ternyata tidak mengandung serat sama sekali. 6. Vitamin
Tidak ada masalah untuk asupan vitamin, karena bahan makanan vegetarian memang kebanyakan terdiri dari sayur dan buah-buahan yang kaya akan
vitamin. Vitamin adalah zat penting yang diperlukan untuk membantu kelancaran zat gizi dan proses metabolisme. Defisiensi vitamin yang sering dialami vegetarian terutama tipe vegan adalah defisiensi vitamin B12. Untuk
itu diperlukan suplemen B12. Selain itu, kekurangan vitamin dapat berakibat terganggunya kesehatan, karena itu diperlukan asupan harian dalam jumlah tertentu, yang idealnya bisa diperoleh dari makanan. Jumlah kecukupan
vitamin per hari ditetapkan sebagai Recommended Daily Allowance/RDA. a. Vitamin A
Fungsi : menjaga kesehatan mata, jaringan tubuh, mempercepat proses penyembuhan luka/infeksi, sebagai antioksidan yang membantu merangsang dan memperkuat daya tahan tubuh, serta mempertahankan
adalah sekitar 1.000 IU/hari. Sumber terbaik adalah wortel, bayam,
alpukat, buncis, katuk, kentang, tomat, labu kuning, dan lain-lain. b. Vitamin B1 (Thiamin)
Fungsi : memelihara fungsi saraf, mengoptimalkan aktifitas kognitif dan fungsi otak, membantu proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, serta mengatur sirkulasi dan fungsi darah. Kebutuhan orang
dewasa akan vitamin B1 adalah sekitar 1,5 mg/hari. Vitamin ini banyak terdapat pada biji bunga matahari 2,29 mg; wheat germ 1,88 mg; kedelai
0,874 mg; beras pecah kulit; serta buah dan sayuran. c. Vitamin B2 (Riboflavin)
Fungsi : mencegah katarak, gangguan pencernaan, kulit dan depresi. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 1,7 mg/hari. Sumber terbaiknya adalah kacang kedelai 0,870 mg; bekatul 0,577 mg; sayur-sayuran hijau.
d. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Fungsi : mengatur pembentukan sel darah merah, mencegah kerusakan dinding saraf, sintesa DNA, serta mengubah karbohidrat, lemak, dan
protein menjadi energi. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 2-3,5 mikrogram per hari. Walaupun banyak terdapat pada daging hewan,
e. Vitamin C (Asam Askorbat)
Fungsi : membantu penyembuhan luka, penyerapan zat besi dan kalsium, serta mempertahankan kesehatan kulit dan jaringan. Kebutuhan rata-rata
orang dewasa adalah 60 mg/hari. Vitamin ini banyak terkandung pada jambu biji 184 mg; kiwi 98 mg; brokoli 93,2 mg; jeruk 53,2 mg; serta segala macam buah dan sayuran berdaun hijau (bayam, sawi, dan
lain-lain). f. Vitamin D
Fungsi : membantu pembentuka gigi dan tulang, serta pembentukan darah. Kebutuhan orang dewasa akan vitamin D adalah sekitar 400 IU.
Sumber terbaik vitamin D adalah sinar matahari. g. Vitamin E
Fungsi : mempertahankan kesehatan umum, kulit, dan rambut.
Memperlambat proses penuaan, sebagai antioksidan, dan menaikkan kekebalan tubuh. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 10-3 IU/hari. Sumber terbaiknya adalah minyak gandum, biji mentah, biji bunga
matahari, alpukat, buncis, taoge, kangkung, sayuran, dan lain-lain. h. Vitamin K
Fungsi : membantu terbentuknya senyawa-senyawa pembeku darah dan menjaga tulang dari kerapuhan. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 80 mikrogram. Vitamin K banyak terdapat pada taoge, gandum, sayuran
7. Mineral
Mineral dibutuhkan tubuh untuk menjaga agar organ tubuh berfungsi secara normal. Seperti halnya vitamin, asupan mineral bagi penganut vegetarian juga
bukan merupakan hal yang susah. a. Kalsium
Fungsi : membantu proses pembentukan tulang dan gigi serta berperan
dalam tekanan darah dan sistem hormonal. Kebutuhan orang dewasa akan kalsium adalah sekitar 800 mg/hari. Sumber terbaiknya adalah biji wijen
975 mg, kedelai 277 mg, almond 266 mg, kubis 47 mg, bayam 99 mg, gandum utuh, tumbuhan polong, dan lain-lain.
b. Fosfor
Fungsi : menjaga kondisi tulang dari kehilangan kalsium, membentuk otot, dan membantu sintesa hormon testosteron. Kebutuhan rata-rata
orang dewasa adalah 1.000 mg/hari. Fosfor banyak terdapat pada polong-polongan, sayuran, dan buah-buahan.
c. Magnesium
Fungsi : menjaga kesehatan jantung dengan membantu mengatur ritme dan aktivitasnya. Bagi manula, magnesium dapat membantu penyerapan
kalsium oleh tubuh untuk menjaga kesehatan tulang dari risiko osteoporosis. Kebutuhan orang dewasa per harinya adalah sekitar 350 mg. Biji bunga matahari 354 mg, bekatul 611 mg, dan kentang 21 mg
d. Besi
Fungsi : membantu pembentukan sel darah merah dan sel otot. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 10-18 mg/hari. Sumber terbaiknya adalah
kedelai 15,7 mg; bekatul 10,6 mg; pollen 9 mg; pistachio 6,8 mg; biji bunga matahari 6,77 mg; garbanzo 6,2 mg; almond 3,7 mg; bayam 2,71 mg; dan kacang ercis 1,47 mg.
e. Selenium
Fungsi : melindungi sel-sel (jantung dan darah) dari kerusakan akibat
oksidasi dan membantu metabolisme iodin. Kebutuhan orang dewasa per harinya adalah 55 mikrogram. Selenium banyak terdapat pada gandum
utuh, beras pecah kulit, brazil nut, dan biji-bijian. f. Potasium
Fungsi : bekerja sama dengan sodium menjaga keseimbangan cairan di
daalam sel dan mengirim impuls saraf, serta memegang peranan penting dalam kerja otot termasuk otot jantung. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 2000-3500 mg/hari. Sumber terbaiknya adalah kedelai 1, 797 mg;
almond 732 mg; alpukat 599 mg; bayam 558 mg; dan wortel 323 mg. g. Sodium
Fungsi : menjaga keseimbangan cairan di luar sel dan memudahkan bekerjanya impuls saraf. Kebutuhan orang dewasa akan sodium adalah sekitar 150 mikrogram per hari (± ¼ sdt garam meja). Sumber terbaik dari
2.2.4. Penelitian Mengenai Pola Makan Vegetarian dan Penyakit Degeneratif
Pola makan vegetarian telah banyak memberikan dampak positif bagi dunia kesehatan. Ada beberapa fakta menurut American Medical Association (2003) yaitu
antara lain :
a. Satu dari dua kematian di dunia ini akibat penyakit jantung. b. Satu dari empat manusia menderita hipertensi.
c. Satu dari sepuluh manusia menderita diabetes akibat ketidakcocokan diet hewani dengan fisiologi tubuh.
d. 90-97% penyakit jantung dapat dihindari dengan diet vegetarian.
e. 40-60% penyakit kanker dapat dihindari dengan tidak mengonsumsi protein
hewani.
Selain itu ditemukan hasil penelitian lain yang mendukung untuk memilih pola makan vegetarian sebagai pola makan sehari-hari seperti yang dikutip dari
Gabriela Kando (2014), yaitu :
a. Vegetarian dapat mengurangi gejala-gejala penyakit seperti arthritis hiperkolesterolemia mengatasi obesitas (Rui, 2003; Lampe, 2003).
b. Vegetarian memperpanjang umur harapan hidup (Singh et al, 2003; Willett, 2003).
c. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa diet vegetarian yang direncanakan dengan tepat adalah sehat, cukup gizi dan memberikan keuntungan bagi kesehatan untuk mencegah dan mengobati
d. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa
diet vegetarian termasuk vegan dapat memenuhi kebutuhan protein, besi, seng, kalsium, vitamin D, riboflavin, vitamin B12, vitamin A, n-3 asam lemak
dan iodium. (J Am Diet Assoc. 2003;103:748-765).
e. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa diet vegetarian memberikan sejumlah keuntungan gizi termasuk menurunkan
kadar lemak jenuh, kolesterol dan protein hewani, meningkatkan kadar karbohidrat, serat, magnesium, kalium, folat dan antioksidan seperti vitamin C
dan E dan fitokimia. (J Am Diet Assoc. 2003;103:748-765).
f. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa
vegetarian telah dilaporkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah daripada non-vegetarian, demikian pula dengan tingkat kematian lebih rendah karena penyakit jantung daripada non-vegetarian. (J Am Diet Assoc.
2003;103:748-765).
g. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa diet vegetarian juga menunjukkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah
yang lebih rendah, kejadian hipertensi, diabetes tipe 2 dan kanker prostat dan kolon yang lebih rendah (J Am Diet Assoc. 2003;103:748-765).
h. American Dietetic Association (ADA) Dietitians of Canada menyatakan bahwa diet vegan dan jenis vegetarian lainnya yang direncanakan dengan baik adalah cocok untuk semua kelompok umur dalam daur hidup termasuk ibu hamil, ibu
2.3.Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif adalah penyakit
akibat penurunan fungsi organ/alat tubuh. Tubuh mengalami defisiensi produksi enzim & hormon, imunodefisiensi, peroksida lipid, kerusakan sel (DNA), pembuluh darah, jaringan protein & kulit (Kando, 2014).
Penyakit degeneratif adalah istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang
diketahui, yaitu dari keadaan normal ke keadaan lebih buruk. Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya kelompok penyakit yang dipengaruhi
oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada salah satu anggota keluarga sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif (Japardi, 2002).
Pada beberapa dekade terakhir, penyakit degeneratif telah menggeser posisi
penyakit infeksi sebagai penyakit tertinggi dan penyebab kematian terbesar di dunia. Pola diet kurang sehat dan seimbang seperti konsumsi makanan tinggi lemak, rendah serat, serta kurang buah dan sayur diketahui memiliki hubungan yang erat dengan
peningkatan risiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif. Diantara penyakit degeneratif yang dapat terjadi akibat konsumsi pangan adalah penyakit diabetes
mellitus, hiperkolesterolemia dan asam urat/gout (Kusharisupeni, 2010).
2.3.1. Diabetes Mellitus
Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan
diabetes ialah insulin, suatu hormon yang dihasilkan oleh kelompok sel beta di
pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap glukosa. Insulin, bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut glukagon, juga mengendalikan
jumlah glukosa dalam darah. Apabila tubuh menghasilkan terlampau sedikit insulin atau jika sel tubuh tidak menanggapi insulin dengan tepat terjadilah diabetes (Setiabudi, 2008).
Menurut International Diabetes Federation (IDF) seperti yang dikutip dari Setiabudi (2008), seseorang dapat dikatakan diabetes mellitus bila didiagnosis dengan
kriteria diagnostik diabetes mellitus dan gangguan toleransi glukosa yaitu: kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) ≥ 200 mg/dL, kadar glukosa darah puasa
(plasma vena) ≥ 126 mg/dL, kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/dL pada 2 jam sesudah
beban glukosa 75 gram pada Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO).
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh
kekurangan hormon insulin, dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Diabetes tipe 1 merupakan kondisi autoimun yang menyebabkan kerusakan sel ß pankreas sehingga menimbulkan defisiensi insulin absolut. Pada
diabetes mellitus tipe 1 merupakan gangguan poligenik dengan peran faktor genetik sebesar 30%. Sebagian besar individu dengan IDDM biasanya dengan berat badan
normal atau di bawah normal. Gejala klasik IDDM yang tidak diobati adalah poliuria (peningkatan pengeluaran urine), polidipsia (peningkatan cairan yang masuk), polifagia (peningkatan makanan yang masuk), dan kehilangan berat badan. Sampai
Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan gangguan insulin yang berbeda dengan
diabetes tipe 1. Kasus diabetes tipe 2 terdapat lebih dari 90% kasus di seluruh dunia dibandingkan diabetes tipe 1. Diabetes tipe 2 disebut juga maturity onset biasanya
menyerang orang berusia sekitar 40 tahun dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal juga dengan istilah Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan kecacatan dalam
produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sel dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar
insulin di dalam darah. Obesitas sering dikaitkan dengan penyakit ini. Sekitar 80% pasien diabetes tipe 2 mengalami obesitas karena obesitas berkaitan dengan resistensi
insulin. Penyakit diabetes tipe 2 ini dapat dikendalikan dengan diet, olah raga, atau obat anti diabetes.
Ada beberapa ras manusia di dunia ini yang punya potensi tinggi untuk
terserang diabetes mellitus. Peningkatan penderita diabetes di wilawah Asia jauh lebih tinggi dibanding di benua lainnya. Bahkan diperkirakan lebih 60% penderita berasal dari Asia.
Diagnosis klinis diabetes mellitus umumnya akan dipikirkan apabila ada keluhan khas berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang mungkin disampaikan penderita antara lain badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita. Untuk lebih jelasnya
Bukan DM Belum Pasti DM DM
Kadar glukosa darah
sewaktu (mg/dL)
Plasma vena < 100 100 – 199 ≥ 200
Darah kapiler < 90 90 – 199 ≥ 200
Kadar glukosa darah puasa (mg/dL)
Plasma vena < 100 100 – 125 ≥ 126
Darah kapiler < 90 90 – 99 ≥ 100
Sumber : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia, PERKENI 2011
Tabel 2.1 Kriteria Penegakan Diagnosis DM
2.3.2. Kolesterol
Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin yang
diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati (Lars, 1997). Kolesterol merupakan lemak yang penting namun jika terlalu berlebihan dalam darah dapat membahayakan kesehatan, bila ditinjau dari sudut kimiawi kolesterol diklasifikasikan
ke dalam golongan lipid (lemak) berkomponen alkohol steroid (Sitopoe, 1992)
.
Kadar kolesterol di dalam darah adalah dibawah 200 mg/dl. Apabila melampaui batas normal maka disebut sebagai hiperkolesterolemia.
Hiperkolesterolemia biasanya terdapat pada penderita obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, perokok serta orang yang sering minum-minuman beralkohol (Hardjono,
2003).
Kolesterol ada dua sumbernya : pertama kolesterol yang ada dalam makanan,
semua bahan makanan asal hewani, daging, telur, susu, dan hasil perikanan, jaringan
kolesterol dari senyawa-senyawa yang konfigurasi molekulnya berbeda dari
kolesterol (Graha KC, 2010).
Kolesterol dan lemak menempel di permukaan protein kemudian beredar di
seluruh tubuh. Sehingga dikenal dengan sebutan lipoprotein. Jenis lipoprotein yang dapat memicu terjadinya atherosclerosis yang terdiri dari total kolesterol, LDL, HDL, dan trigliserida. Partikel-partikel ini memiliki sifat khusus dan berbeda pada proses
pembentukan atherosclerosis seperti di kutip dari (Graha KC, 2010) adalah sebagai berikut :
a. LDL (low density lipoprotein), yang paling banyak mengangkut kolesterol di dalam darah. LDL mengandung paling banyak kolesterol dari semua
lipoprotein, dan merupakan pengirim kolesterol utama dalam darah. Sel hati memproduksi kolesterol kemudian disebarkan ke jaringan-jaringan tubuh. Kadar LDL kolesterol yang tinggi dan pekat di dalam darah akan
menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-dinding pembuluh darah. Kolesterol yang melekat akan melakukan tumpukan-tumpukan lalu mengendap, membentuk plak pada dinding-dinding pembuluh
darah. Tumpukan LDL kolesterol yang mengendap menyebabkan rongga pembuluh darah menyempit, sehingga saluran darah terganggu dan bisa
mengakibatkan risiko penyakit pada tubuh seseorang seperti stroke, jantung koroner, dan lain sebagainya.
b. HDL (high density lipoprotein), disebut juga kolesterol baik dan cenderung
menjaga berat badan ideal cenderung mempunyai kadar HDL yang lebih
tinggi.
c. Trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang dapat memengaruhi kadar
kolesterol dalam darah. Kelebihan trigliserida akan dihidrolisa oleh enzim lipoprotein lipase, sisa hidrolisa kemudian oleh hati dimetabolisasikan menjadi LDL kolesterol (Soeharto, 2004).
Tingginya tingkat gula darah pada seseorang akan meningkatkan kadar LDL kolesterol dalam darah, dan menurunkan kadar HDL. Penderita diabetes yang
memiliki kadar gula yang tinggi dapat memicu tubuhnya untuk memiliki kadar LDL kolesterol yang tinggi. Akibatnya penumpukan kolesterol di dalam darah pun akan
semakin banyak dan meningkatkan risiko memiliki kadar kolesterol di dalam tubuh dan penyakit jantung (Saktyowati, 2008).
Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah berserta komponennya harus
melalui suatu pemeriksaan pada kadar lemak dalam darah. Dari hasil pemeriksaan kadar lemak darah sangat penting untuk mengetahui seseorang menderita dislipidemia atau tidak. Pemeriksaan dilakukan setelah puasa 12-16 jam (selama
puasa hingga pengambilan darah tidak boleh makan dan minum, kecuali air putih tanpa gula). Parameter yang diperiksa paling sedikit meliputi kolesterol total,
kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida. Menurut US National Cholesterol Education Program (NCEP) (2001) yaitu :
1. Kolesterol total
a. Sehat/normal : kadar kolesterol < 200 mg/dL
c. Buruk/tinggi : kadar kolesterol ≥ 240 mg/dL
2. Kolesterol LDL (kolesterol jahat)
a. Optimal : < 100 mg/dL
b. Diatas optimal : 100-129 mg/dL
c. Mengkhawatirkan/batas tinggi : 130-159 mg/dL d. Buruk/tinggi : 160-189 mg/dL
e. Sangat buruk/sangat tinggi : ≥ 190 mg/dL
3. Kolesterol HDL (kolesterol baik)
a. Buruk/rendah : < 40 mg/dL b. Mengkhawatirkan : 41-59 mg/dL
c. Diharapkan/tinggi : ≥ 60 mg/dL 4. Kadar trigliserida
a. Sehat/normal : < 150 mg/dL
b. Ambang tinggi : 150-199 mg/dL c. Buruk/tinggi : 200-499 mg/dL
d. Sangat buruk/sangat tinggi : ≥ 500 mg/dL
2.3.3. Asam Urat
Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis).
Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari metabolisme/pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan
berlebih asam urat akan berperan sebagai prooksidan (Suherman, 2010).
Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap
bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran
dan buah-buahan juga terdapat purin (Hidayat, 2007).
Menurut Spicher (1994), kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil
pemeriksaan darah dan urin. Nilai rujukan kadar darah asam urat normal pada laki-laki yaitu 3.6-8.2 mg/dl sedangkan pada perempuan yaitu 2.3-6.1 mg/dL. Kadar asam
urat normal menurut tes enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami
hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3-7 mg/dl dan pada perempuan 2,5-6 mg/dl. Kadar asam urat di atas normal disebut hiperurisemia (Suherman, 2010).
Untuk pencegahan asam urat, disarankan untuk diet rendah purin. Diet yang efektif sangat penting untuk menghindari komplikasi dan mengurangi biaya
pengobatan, pengaturan diet sebaiknya dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dL. Selain itu untuk pencegahan asam urat juga bisa dilakukan dengan tidak meminum aspirin (bila membutuhkan obat pengurang sakit, pilih jenis ibuprofen dan
mengandung potasium tinggi seperti : sayuran dan buah-buahan, kentang, alpukat,
susu dan yogurt, pisang, makan buah-buahan kaya vitamin C, terutama jeruk dan strawberry, aktif secara seksual (seks dapat memperlancar produksi urin sehingga
menurunkan kadar asam urat), konsumsi salah satu produk alami seperti sidaguri, habbatussauda, brotowali, dan teh hijau (Ahmad, 2011).
2.4. Vegetarian dan Diabetes Mellitus, Kolesterol, dan Asam Urat
2.4.1. Vegetarian dan Diabetes Mellitus
Para ilmuwan dan para peneliti telah menemukan bahwa diabetes Tipe 2
dapat dirawat lebih efektif dengan pola makan vegetarian yang rendah lemak daripada pola makan diabetes standar. Di samping itu, pola makan vegetarian yang
rendah lemak bahkan mungkin lebih efektif mengobati penyakit tersebut daripada pengobatan zat tunggal dengan obat-obatan diabetes yang diminum (Sirpis, 2010).
Diabetes Tipe 2 adalah bentuk penyakit yang paling umum yang diderita oleh
85-90% dari semua penderita diabetes. Penyakit ini biasanya dikaitkan secara umum dengan usia lanjut. Akan tetapi, karena gaya hidup masa kini yang tidak sehat, tinggi lemak, jarang berolah raga, maka ada lebih banyak generasi muda yang menderita
penyakit tersebut termasuk anak-anak (Sirpis, 2010).
Penelitian terakhir the Adventist Health Study memperlihatkan penurunan
risiko terkena DM yang signifikan pada kelompok vegetarian jika dibandingkan dengan kelompok pemakan daging (nonvegetarian). Dari populasi ± 60.000 pria dan wanita pengikut diet vegetarian yang diteliti dalam penelitian tersebut ditemukan
pesco-vegetarian, dan semipesco-vegetarian, memiliki prevalensi diabetes mellitus diantaranya,
yaitu masing-masing sebesar 3,2%, 4,8%, and 6,1%. Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan untuk menjelaskan hasil penelitian di atas. Dalam hal ini makanan
vegan yang dimaksud berupa makanan alami yg terdiri dari biji-biji utuh dan sereal sebagai sumber karbohidrat, kacang-kacangan sebagai sumber protein, sayur dan buah. Jadi bukan tepung gandum, roti atau mie dan makanan olahan lain termasuk
gluten dari tepung terigu yg dijadikan bahan pangan pengganti daging. Hipotesis tersebut antara lain adalah :
1.
Kelompok vegan memiliki profil lipid yang lebih baik daripada nonvegetarianmengingat makanan vegetarian tidak mengandung kolesterol (yang menjadi ciri lemak hewani karena senyawa sterol dalam nabati adalah fitosterol atau
sitosterol yang justru mampu menurunkan kadar kolesterol darah) tapi kaya akan serat. Sebaliknya makanan hewani kaya akan kolesterol tapi tidak mengandung serat. Gangguan pada profil lipid (dislipidemia) ternyata
meningkatkan risiko terkena gangguan metabolisme karbohidrat yang dikenal sebagai penyakit Diabetes Mellitus.
2.
Serat solubel dalam makanan vegetarian bukan hanya menurunkan indeksglikemik makanan (IG mengukur berapa besar kenaikan kadar gula darah setelah seseorang makan makanan tertentu dibandingkan gula glukosa) tetapi
samping mengurangi pula respons insulin (mencegah hipoglikemia pada
pasien DM).
3.
Kelompok vegetarian ternyata memiliki tubuh yang lebih ramping daripadanonvegetarian. Dalam penelitian di atas, indeks massa tubuh (BMI atau Body
Mass Index) pada vegetarian rata-rata sebesar 23,6 (di bawah nilai 25 yang menjadi batas kegemukan) sedangkan BMI rata-rata pada nonvegetarian
adalah 28,8. Orang yang gemuk memiliki risiko terkena pradiabetes (sindrom metabolik) dibandingkan orang yang tubuhnya normal yaitu BMI antara 18 dan 25.
4.
Senyawa heme yang banyak terdapat di dalam daging ternyata dapat menjadiradikal bebas yang merusak sel beta penghasil insulin dalam pankreas.
Sebaliknya heme atau zat besi organik dalam sayuran dan kacang-kacangan yang berwarna merah (bit merah, bayam merah dan kacang polong) tidak sebanyak daging sehingga mengurangi bahaya radikal bebas di dalam tubuh.
5.
Daging sering mengandung nitrosamin yang merupakan hasil penguraianbahan pengawet daging sodium nitrit ketika daging itu dibakar atau digoreng. Nitrosamin bukan hanya menyebabkan kanker tapi juga dapat merusak sel
beta. Nitrosamin ditemukan bersifat toksik bagi sel beta pankreas dan meningkatkan risiko DM tipe 1 dan tipe 2 pada percobaan binatang dan risiko DM tipe 1 pada beberapa penelitian epidemiologi.
6.
Makanan nabati umumnya kaya akan magnesium karena kandunganotot/daging memiliki inti zat besi yang membuatnya berwarna merah
sementara klorofil dalam sayuran hijau dan kacang hijau memiliki inti magnesium yang membuatnya berwarna hijau. Korelasi terbalik antara risiko
DM dan asupan magnesium mungkin disebabkan oleh efeknya pada sensitivitas insulin, kerja insulin, dan metabolisme glukosa (Andryhart, 2011).
2.4.2. Vegetarian dan Kolesterol
Kolesterol ditemukan pada produk-produk hewan, seperti daging, unggas, ikan, produk susu, dan semua jenis telur kecuali produk tumbuh-tumbuhan. Memilih
daging tanpa lemak ternyata juga tidak cukup menghindari tidak memperoleh kolesterol. Setiap 4 ons daging sapi atau daging ayam mengandung 100 mg
kolesterol. Kolesterol sangat tinggi banyak ditemukan pada kerang-kerangan. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mengurangi lemak dan menghindari produk hewani. Menjadi Vegetarian dengan mengonsumsi makanan dari tumbuh-tumbuhan
seperti padi-padian, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan adalah makanan terbaik untuk menjaga masukan lemak jenuh yang rendah dan menghindari kolesterol. Menjadi vegetarian berarti bebas terhadap semua produk hewani dan
menurunkan risiko terserang penyakit jantung (Yenti, 2009).
Dalam suatu penelitian memperlihatkan orang-orang yang melakukan diet
vegetarian mengurangi kadar lemak jenuh sampai 26% dan mencapai penurunan kolesterol yang berarti dalam hanya 6 minggu. Selain kadar lemak yang sangat rendah pada makanan vegetarian, protein sayuran juga membantu menurunkan resiko
jenuh dalam makanan tetap sama. Selain itu, keuntungan tambahan makanan
vegetarian adalah serat. Serat yang larut menolong memperlambat penyerapan beberapa komponen makanan seperti kolesterol. Serat juga mengurangi jumlah
kolesterol yang diproduksi oleh hati. Oats, barley, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran adalah sumber serat larut yang baik. Serat tidak dijumpai pada produk hewani (Yenti, 2009).
2.4.3. Vegetarian dan Asam Urat
Penelitian telah menemukan bahwa orang yang paling banyak makan daging
merah, unggas, dan ikan memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi dan risiko lebih besar terkena asam urat, dibandingkan dengan mereka yang makan lebih sedikit
(Karlson, 2012).
Pada penderita asam urat, perubahan pola makan sangat direkomendasikan untuk membantu mencegah serangan di masa depan, dengan cara menghilangkan
daging dan alkohol merupakan langkah penting. Obesitas juga berkaitan dengan asam urat atau gout, selain itu dengan memilih makanan yang rendah zat purin. Purin adalah batu bangunan gen, pesan genetik dalam tubuh. Mereka secara alamiah ada di
semua sel tubuh dan dalam beberapa makanan (Karlson, 2012).
Kelompok bahan makanan menurut kandungan purin dan anjuran makan :
b. Kelompok 2 (dibatasi) : Kandungan purin sedang (9-100 mg purin/100gr
bahan makanan) : Daging, ikan, ayam, udang, daun dan biji melinjo, daun singkong, kangkung, bayam, kacang, asparagus, kacang tanah, kacang kedelai.
c. Kelompok 3 (dapat dimakan/dapat diabaikan) : Kandungan purin rendah, nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie, bihun, tepung beras, sayuran (kecuali sayuran dalam kelompok 2), buah-buahan, kue kering puding atau agar-agar,
lemak/minyak, gula.
2.5. Kerangka Teori
Vegetarian merupakan suatu pola makan yang timbul dari rasa kepedulian terhadap hewan-hewan, perbaikan atas kondisi kelaparan di dunia, mengurangi
pencemaran lingkungan, dan kepercayaan pada suatu agama atau ajaran. Menurut
American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada, diet vegetarian juga menunjukkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah yang lebih rendah, kejadian
hipertensi, diabetes tipe 2 dan kanker prostat dan kolon yang lebih rendah. Selain itu vegetarian termasuk vegan dapat memenuhi kebutuhan protein, besi, seng, kalsium, vitamin D, riboflavin, vitamin B12, vitamin A, n-3 asam lemak dan iodium.
Kelompok yang bukan vegetarian atau kelompok yang mengonsumsi makanan baik nabati maupun hewani dikatakan lebih berisiko untuk mengalami
penyakit non infeksi. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa vegetarian telah dilaporkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah daripada non vegetarian, demikian pula dengan tingkat kematian
Kadar gula darah adalah hasil pemeriksaan keadaan seseorang yang
menunjukkan kadar glukosa darah normal setelah puasa 8 jam dan pada saat tidak puasa yaitu 100mg/dL melalui pemeriksaan dengan menggunakan alat test kadar
glukosa darah.
Kadar kolesterol adalah hasil pemeriksaan keadaan seseorang yang menunjukkan kadar kolesterol total dalam darah normal yaitu sebesar < 200 mg/dL
melalui pemeriksaan dengan menggunakan alat test kadar kolesterol.
Kadar asam urat adalah hasil pemeriksaan keadaan seseorang yang menunjukkan kadar asam urat normal yaitu 7 mg/dL pada laki-laki dan 6 mg/dL
pada perempuan melalui pemeriksaan dengan menggunakan alat test kadar asam urat.
2.6. Kerangka Konsep
Konsep dari penelitian yang akan dilakukan merupakan penyederhanaan dari kerangka teori. Variabel yang akan diteliti meliputi kadar gula darah, kadar kolesterol
Kadar Gula Darah Kadar Kolesterol Kadar Asam Urat
Variabel Independen Variabel Dependen
Pola Makan
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Perbedaan Pola Makan, Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat Antara Kelompok Vegetarian dan Non Vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Tahun 2014
2.7. Hipotesis Penelitian
1. Kadar gula darah vegetarian lebih rendah dibanding kadar gula darah pada non vegetarian.
2. Kadar kolesterol vegetarian lebih rendah dibanding kadar kolesterol pada
non vegetarian.