• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Makan - Perbedaan Pola Makan, Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat Antara Kelompok Vegetarian dan Non Vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Makan - Perbedaan Pola Makan, Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat Antara Kelompok Vegetarian dan Non Vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Tahun 2014"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pola Makan

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai

jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan

merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan juga

dikatakan sebagai suatu cara seseorang atau sekelompok orang atau keluarga memilih

makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, kebudayaan dan

sosial (Suhardjo, 1989).

Pola makan yang baik mengandung makanan sumber energi, sumber zat

pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan untuk

pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan juga untuk perkembangan otak dan

produktifitas kerja, serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan.

Dengan pola makan sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna untuk mencapai

dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal (Almatsier, 2011).

2.2. Pola Makan Vegetarian

Vegetarian berasal dari Bahasa Latin, yakni vegetus, artinya kuat, aktif dan bergairah. Vegetarian memiliki dua arti, yakni sebagai kata benda dan kata sifat.

Vegetarian sebagai kata benda berarti orang yang banyak/hanya mengonsumsi

makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Yuliarti, 2009), sedangkan vegetarian

sebagai kata sifat berarti tidak mengandung daging atau kebiasaan berpantang daging.

Memperkecil risiko penyakit kronis dan pencemaran lingkungan merupakan

(2)

kepedulian terhadap hewan-hewan, perbaikan atas kondisi kelaparan di dunia,

mengurangi pencemaran lingkungan, dan kepercayaan pada suatu agama atau ajaran

(Bangun, 2003).

Pada dasarnya, pola makan vegetarian merupakan suatu pengaturan makanan

yang baik. Pola makan vegetarian adalah suatu cara makan dimana hanya memakan

tumbuhan dan tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti

daging, unggas, ikan atau hasil olahannya (Chairuny, 2004).

2.2.1. Jenis-jenis Vegetarian

Menurut Rossi (2012), vegetarian tergolong dalam beberapa kelompok dan

tak sama satu sama lain dalam menjalani diet. Pengelompokan vegetarian dibagi

menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Semi-Vegetarian (Flexitarian)

Kelompok ini paling longgar dibanding jenis vegetarian yang lain, disebut

juga Flexitarian. Kelompok ini pantang makan daging merah namun masih memperbolehkan makan daging unggas. Kelompok ini masih mengonsumsi

daging sekali atau dua kali dalam seminggu atau pada saat-saat tertentu saja.

2. Lacto-Vegetarian

Kelompok ini, selain mengonsumsi bahan makanan nabati, masih

mengonsumsi susu dan olahannya, seperti yoghurt dan keju. Kelompok ini

berpantang mengonsumsi daging ternak, unggas, ikan dan telur.

3. Ovo-Vegetarian

Kelompok ini berpantang mengonsumsi daging ternak, unggas, ikan dan susu

(3)

4. Lacto-Ovo Vegetarian

Kelompok ini yang paling umum ditemui. Kelompok ini tidak mengonsumsi

daging ternak, unggas dan ikan tetapi masih mengonsumsi telur dan susu.

5. Vegetarian Pseudo (Pesco Vegetarian/Pescatarian/Pollo Vegetarian)

Pseudo Vegetarian adalah jenis vegetarian yang masih mengonsumsi hewan yaitu unggas dan ikan, tetapi tidak mengonsumsi daging merah. Pesco

Vegetarian (Pescatarian) adalah tipe vegetarian yang menghindari segala jenis daging namun masih menyantap ikan. Sedangkan Pollo Vegetarian

adalah kelompok yang masih mengonsumsi unggas, seperti ayam, kalkun dan

bebek, dan tidak mengonsumsi jenis daging lainnya.

6. Vegetarian Fluctarian

Kelompok ini pantang produk hewani dan tanaman yang langsung mati saat

dipanen, seperti lobak dan wortel. Penganut vegetarian fluctarian ini berisiko

kekurangan zat gizi.

7. Vegan

Kelompok ini sama sekali tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari

hewan. Vegan adalah golongan vegetarian murni, mereka sama sekali tidak menyantap daging, susu, telur, dan hasil olahannya termasuk gelatin, keju,

yoghurt, madu, royal-jelly dan produk turunan serangga. Mereka hanya makan makanan yang berasal dari nabati. Mereka juga menghindari

penggunaan produk hewani seperti kulit hewan ataupun kosmetik yang

(4)

2.2.2. Kebutuhan Bahan Makanan Vegetarian

Menurut Yuliarti (2009), ada beberapa jenis bahan makanan yang perlu

dikonsumsi oleh vegetarian, antara lain:

1. Sayur-sayuran merupakan bahan makanan yang kaya akan zat gizi,

diantaranya vitamin C, beta karoten, riboflavin, zat besi, kalsium dan bahan

makanan non gizi, yakni serat. Sayur-sayuran berdaun hijau, seperti bayam

dan brokoli, sayur-sayuran yang berwarna kuning atau oranye seperti wortel,

kentang manis, labu, semangka dan melon kuning mengandung beta karoten

yang tinggi, perlu dikonsumsi lima porsi setiap hari.

2. Buah-buahan merupakan bahan makanan yang kaya serat, vitamin C dan beta

karoten, sehingga perlu dikonsumsi setiap hari.

3. Roti, sereal, nasi dan biji-bijian lain sangat baik untuk dikonsumsi. Biji-bijian

kaya akan serat, karbohidrat, protein dan zink.

4. Kedelai maupun susu kedelai dan hasil olahannya baik untuk dikonsumsi

karena merupakan sumber kalsium yang baik.

5. Makanan jenis kacang-kacangan merupakan sumber protein, serat, zat besi,

(5)

Sumber: Departemen of Nutrition,Arizona State University,Vegetarian Food Pyramid,2002.

Gambar 2.1. Piramida Makanan untuk Kelompok Vegetarian

Seperti halnya diet nonvegetarian, vegetarian juga harus mengatur jumlah

asupan makannya. Pedoman yang paling sering digunakan adalah dengan piramida

makanan. Piramida makanan yang cukup dikenal adalah pedoman yang digunakan

oleh Departement of Nutrition, Arizona State University. Pada piramida makanan vegetarian sumber protein tidak lagi didominasi oleh daging, tapi dari

kacang-kacangan dan bahan makanan sumber protein lainnya. Sementara itu, bulir utuh

ditempatkan pada posisi dasar di mana porsinya paling besar. Adapun penjelasan

lebih detail adalah sebagai berikut:

a. Pada tingkat paling bawah adalah kelompok sumber karbohidrat seperti

biji-bijian dan padi-padian hendaknya dikonsumsi dalam jumlah paling banyak

(6)

b. Pada tingkat di atasnya adalah kelompk sayur-sayuran dan buah-buahan yang

kaya akan serat, vitamin dan mineral. Sayur-sayuran dikonsumsi sebanyak 3-5

bagian, sedangkan buah-buahan dikonsumsi sebanyak 2-4 bagian.

c. Tingkat berikutnya menunjukkan bahan makanan yang perlu dikonsumsi

dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan sayur-sayuran dan

buah-buahan. Yang termasuk dalam tingkat ini adalah kelompok leguminosa,

kacang-kacangan dan makanan pengganti daging, serta kelompok susu dan

produknya. Bahan makanan pengganti susu yang dapat dikonsumsi vegetarian

diantaranya susu kedelai maupun hasil olahan kedelai lain yang telah

difortifikasi dengan vitamin B12. Bahan makanan ini dapat dikonsumsi

sebanyak 2-3 porsi.

d. Pada tingkat paling atas adalah makanan yang kaya akan lemak, gula dan

garam. Bagian ini dikonsumsi dalam jumlah paling sedikit. Berbagai minyak

nabati dapat dikonsumsi vegetarian, mulai dari minyak kelapa, minyak

kanola, minyak palem dan lain sebagainya. Bahan makanan ini harus dibatasi konsumsinya, 2-3 sendok teh saja setiap hari. Adapun golongan

kacang-kacangan, seperti kacang tanah dan sejenisnya dapat dikonsumsi 1-2 porsi

setiap hari.

e. Mengonsumsi air, minimal delapan gelas sehari atau 2L. Vegetarian yang

kesulitan memenuhi kebutuhan vitamin tertentu dapat mengonsumsi

suplemen, yakni vitamin B12 sebanyak 2,4 µg/d; vitamin D 200 IU/d dan

(7)

2.2.3. Gizi Vegetarian

Pola makan Kuartet Nabati yang dijalankan oleh vegetarian merupakan ajaran

sehari-hari yang dirancang oleh Physicians Committee for Responcible Medicine

untuk mencapai kesehatan yang optimal. Kuartet Nabati ini terdiri atas palawija

(padi-padian), sayur-sayuran, buah-buahan dan legum (kacang-kacangan) yang kaya

akan karbohidrat kompleks dan serat makanan serta mencakup protein, asam lemak

esensial dan vitamin serta mineral (Prawira, 2011)

Menurut Rossi (2012), berikut ini adalah daftar komponen nutrisi dominan

yang ada di dalam makanan vegetarian yang ternyata juga mampu secara maksimal

memenuhi kebutuhan protein maupun energi dalam tubuh. Dengan membandingkan

komponen yang ada di bahan makanan vegetarian dan kebutuhan rata-rata, maka

penganut vegetarian tidak perlu khawatir kekurangan gizi (semua ukuran kandungan

makanan di bawah ini adalah dalam ukuran per 100 gram makanan).

1. Energi

Kebutuhan energi rata-rata untuk orang dewasa adalah 2.000 kalori. Bahan

makanan vegetarian yang merupakan sumber energi tinggi adalah olive oil

884 kkal dan walnut 642 kkal. 2. Protein

Protein merupakan zat pembangun jaringan tubuh. Bahan makanan sumber

protein antara lain adalah kedelai dan olahannya seperti tahu, tempe, miso,

TVP (Textured Vegetable Protein). Selain itu jenis kacang-kacangan seperti

kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, dan sayuran seperti kol dan wortel.

(8)

vegetarian juga terdapat sumber protein tinggi, antara lain pada kacang

kedelai 36,5 g; lentil 28,1 g; dan kacang hijau 23,9 g, bandingkan dengan

daging sapi/kambing tanpa lemak yang hanya 20,2 g.

3. Karbohidrat

Kaum vegetarian tidak akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat

karena memang karbohidrat merupakan penyusun utama sejumlah bahan

pangan nabati. Bahan makanan sumber karbohidrat pada vegetarian adalah

padi-padi dan hasil olahannya seperti nasi, bubur, ketan, gandum dan hasil

olahannya seperti roti, biskuit, mie, serta jagung dan hasil olahannya seperti

nasi jagung, kue jagung, maizena, umbi-umbian seperti kentang, ubi,

singkong, talas, sereal. Kebutuhan karbohidrat orang dewasa adalah sekitar

300 g/hari untuk 2.000 kalori diet. Sumber karbohidrat tinggi terdapat pada

nasi putih 79,3 g; kismis 71,7 g; dan pisang 21 g.

4. Lemak

Lemak berfungsi sebagai sumber energi dan pengangkut vitamin A, D, E, dan

K. Lemak nabati terdiri atas lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty

acid/MUFA), tidak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acid/PUFA),dan lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA). Bahan makanan sumber lemak pada

vegetarian berdasarkan jenis lemak antara lain adalah :

a. Lemak tak jenuh tunggal, misalnya asam lemak omega-3 dari biji rami,

dan minyak perilla.

b. Lemak tak jenuh jamak, misalnya omega-6 dari bunga kunyit, bunga

(9)

minyak kanola, minyak kedelai, minyak kacang macademia, dan minyak

kenari.

c. Lemak jenuh, yaitu pada minyak kelapa.

5. Serat

Kebutuhan serat orang dewasa adalah sekitar 25 g/hari. Sumber serat tinggi

terdapat pada bekatul 42,8 g; lentil 30,5 g; dan apel 2,7 g. Coba bandingkan

dengan daging hewan yang ternyata tidak mengandung serat sama sekali.

6. Vitamin

Tidak ada masalah untuk asupan vitamin, karena bahan makanan vegetarian

memang kebanyakan terdiri dari sayur dan buah-buahan yang kaya akan

vitamin. Vitamin adalah zat penting yang diperlukan untuk membantu

kelancaran zat gizi dan proses metabolisme. Defisiensi vitamin yang sering

dialami vegetarian terutama tipe vegan adalah defisiensi vitamin B12. Untuk

itu diperlukan suplemen B12. Selain itu, kekurangan vitamin dapat berakibat

terganggunya kesehatan, karena itu diperlukan asupan harian dalam jumlah

tertentu, yang idealnya bisa diperoleh dari makanan. Jumlah kecukupan

vitamin per hari ditetapkan sebagai Recommended Daily Allowance/RDA. a. Vitamin A

Fungsi : menjaga kesehatan mata, jaringan tubuh, mempercepat proses

penyembuhan luka/infeksi, sebagai antioksidan yang membantu

merangsang dan memperkuat daya tahan tubuh, serta mempertahankan

(10)

adalah sekitar 1.000 IU/hari. Sumber terbaik adalah wortel, bayam,

alpukat, buncis, katuk, kentang, tomat, labu kuning, dan lain-lain.

b. Vitamin B1 (Thiamin)

Fungsi : memelihara fungsi saraf, mengoptimalkan aktifitas kognitif dan

fungsi otak, membantu proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan

protein, serta mengatur sirkulasi dan fungsi darah. Kebutuhan orang

dewasa akan vitamin B1 adalah sekitar 1,5 mg/hari. Vitamin ini banyak

terdapat pada biji bunga matahari 2,29 mg; wheat germ 1,88 mg; kedelai

0,874 mg; beras pecah kulit; serta buah dan sayuran.

c. Vitamin B2 (Riboflavin)

Fungsi : mencegah katarak, gangguan pencernaan, kulit dan depresi.

Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 1,7 mg/hari. Sumber terbaiknya

adalah kacang kedelai 0,870 mg; bekatul 0,577 mg; sayur-sayuran hijau.

d. Vitamin B12 (Sianokobalamin)

Fungsi : mengatur pembentukan sel darah merah, mencegah kerusakan

dinding saraf, sintesa DNA, serta mengubah karbohidrat, lemak, dan

protein menjadi energi. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 2-3,5

mikrogram per hari. Walaupun banyak terdapat pada daging hewan,

vitamin ini terdapat juga pada tempe, spirulina, rumput laut, dan bakteri

di usus yang dapat memproduksi vitamin B12 ini. Para vegetarian

(11)

e. Vitamin C (Asam Askorbat)

Fungsi : membantu penyembuhan luka, penyerapan zat besi dan kalsium,

serta mempertahankan kesehatan kulit dan jaringan. Kebutuhan rata-rata

orang dewasa adalah 60 mg/hari. Vitamin ini banyak terkandung pada

jambu biji 184 mg; kiwi 98 mg; brokoli 93,2 mg; jeruk 53,2 mg; serta

segala macam buah dan sayuran berdaun hijau (bayam, sawi, dan

lain-lain).

f. Vitamin D

Fungsi : membantu pembentuka gigi dan tulang, serta pembentukan

darah. Kebutuhan orang dewasa akan vitamin D adalah sekitar 400 IU.

Sumber terbaik vitamin D adalah sinar matahari.

g. Vitamin E

Fungsi : mempertahankan kesehatan umum, kulit, dan rambut.

Memperlambat proses penuaan, sebagai antioksidan, dan menaikkan

kekebalan tubuh. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 10-3 IU/hari.

Sumber terbaiknya adalah minyak gandum, biji mentah, biji bunga

matahari, alpukat, buncis, taoge, kangkung, sayuran, dan lain-lain.

h. Vitamin K

Fungsi : membantu terbentuknya senyawa-senyawa pembeku darah dan

menjaga tulang dari kerapuhan. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah

80 mikrogram. Vitamin K banyak terdapat pada taoge, gandum, sayuran

(12)

7. Mineral

Mineral dibutuhkan tubuh untuk menjaga agar organ tubuh berfungsi secara

normal. Seperti halnya vitamin, asupan mineral bagi penganut vegetarian juga

bukan merupakan hal yang susah.

a. Kalsium

Fungsi : membantu proses pembentukan tulang dan gigi serta berperan

dalam tekanan darah dan sistem hormonal. Kebutuhan orang dewasa akan

kalsium adalah sekitar 800 mg/hari. Sumber terbaiknya adalah biji wijen

975 mg, kedelai 277 mg, almond 266 mg, kubis 47 mg, bayam 99 mg, gandum utuh, tumbuhan polong, dan lain-lain.

b. Fosfor

Fungsi : menjaga kondisi tulang dari kehilangan kalsium, membentuk

otot, dan membantu sintesa hormon testosteron. Kebutuhan rata-rata

orang dewasa adalah 1.000 mg/hari. Fosfor banyak terdapat pada

polong-polongan, sayuran, dan buah-buahan.

c. Magnesium

Fungsi : menjaga kesehatan jantung dengan membantu mengatur ritme

dan aktivitasnya. Bagi manula, magnesium dapat membantu penyerapan

kalsium oleh tubuh untuk menjaga kesehatan tulang dari risiko

osteoporosis. Kebutuhan orang dewasa per harinya adalah sekitar 350 mg.

Biji bunga matahari 354 mg, bekatul 611 mg, dan kentang 21 mg

(13)

d. Besi

Fungsi : membantu pembentukan sel darah merah dan sel otot. Kebutuhan

rata-rata orang dewasa adalah 10-18 mg/hari. Sumber terbaiknya adalah

kedelai 15,7 mg; bekatul 10,6 mg; pollen 9 mg; pistachio 6,8 mg; biji bunga matahari 6,77 mg; garbanzo 6,2 mg; almond 3,7 mg; bayam 2,71 mg; dan kacang ercis 1,47 mg.

e. Selenium

Fungsi : melindungi sel-sel (jantung dan darah) dari kerusakan akibat

oksidasi dan membantu metabolisme iodin. Kebutuhan orang dewasa per

harinya adalah 55 mikrogram. Selenium banyak terdapat pada gandum

utuh, beras pecah kulit, brazil nut, dan biji-bijian. f. Potasium

Fungsi : bekerja sama dengan sodium menjaga keseimbangan cairan di

daalam sel dan mengirim impuls saraf, serta memegang peranan penting

dalam kerja otot termasuk otot jantung. Kebutuhan rata-rata orang dewasa

adalah 2000-3500 mg/hari. Sumber terbaiknya adalah kedelai 1, 797 mg;

almond 732 mg; alpukat 599 mg; bayam 558 mg; dan wortel 323 mg.

g. Sodium

Fungsi : menjaga keseimbangan cairan di luar sel dan memudahkan

bekerjanya impuls saraf. Kebutuhan orang dewasa akan sodium adalah

sekitar 150 mikrogram per hari (± ¼ sdt garam meja). Sumber terbaik dari

sodium adalah asparagus, mentimun, seledri, wortel, kelapa, dan rumput

(14)

2.2.4. Penelitian Mengenai Pola Makan Vegetarian dan Penyakit Degeneratif Pola makan vegetarian telah banyak memberikan dampak positif bagi dunia

kesehatan. Ada beberapa fakta menurut American Medical Association (2003) yaitu

antara lain :

a. Satu dari dua kematian di dunia ini akibat penyakit jantung.

b. Satu dari empat manusia menderita hipertensi.

c. Satu dari sepuluh manusia menderita diabetes akibat ketidakcocokan diet

hewani dengan fisiologi tubuh.

d. 90-97% penyakit jantung dapat dihindari dengan diet vegetarian.

e. 40-60% penyakit kanker dapat dihindari dengan tidak mengonsumsi protein

hewani.

Selain itu ditemukan hasil penelitian lain yang mendukung untuk memilih

pola makan vegetarian sebagai pola makan sehari-hari seperti yang dikutip dari

Gabriela Kando (2014), yaitu :

a. Vegetarian dapat mengurangi gejala-gejala penyakit seperti arthritis

hiperkolesterolemia mengatasi obesitas (Rui, 2003; Lampe, 2003).

b. Vegetarian memperpanjang umur harapan hidup (Singh et al, 2003; Willett,

2003).

c. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa

diet vegetarian yang direncanakan dengan tepat adalah sehat, cukup gizi dan

memberikan keuntungan bagi kesehatan untuk mencegah dan mengobati

(15)

d. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa

diet vegetarian termasuk vegan dapat memenuhi kebutuhan protein, besi,

seng, kalsium, vitamin D, riboflavin, vitamin B12, vitamin A, n-3 asam lemak

dan iodium. (J Am Diet Assoc. 2003;103:748-765).

e. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa

diet vegetarian memberikan sejumlah keuntungan gizi termasuk menurunkan

kadar lemak jenuh, kolesterol dan protein hewani, meningkatkan kadar

karbohidrat, serat, magnesium, kalium, folat dan antioksidan seperti vitamin C

dan E dan fitokimia. (J Am Diet Assoc. 2003;103:748-765).

f. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa

vegetarian telah dilaporkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih

rendah daripada non-vegetarian, demikian pula dengan tingkat kematian lebih

rendah karena penyakit jantung daripada non-vegetarian. (J Am Diet Assoc.

2003;103:748-765).

g. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa

diet vegetarian juga menunjukkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah

yang lebih rendah, kejadian hipertensi, diabetes tipe 2 dan kanker prostat dan

kolon yang lebih rendah (J Am Diet Assoc. 2003;103:748-765).

h. American Dietetic Association (ADA) Dietitians of Canada menyatakan bahwa diet

vegan dan jenis vegetarian lainnya yang direncanakan dengan baik adalah

cocok untuk semua kelompok umur dalam daur hidup termasuk ibu hamil, ibu

(16)

2.3.Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang mengiringi proses penuaan.

Penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif adalah penyakit

akibat penurunan fungsi organ/alat tubuh. Tubuh mengalami defisiensi produksi

enzim & hormon, imunodefisiensi, peroksida lipid, kerusakan sel (DNA), pembuluh

darah, jaringan protein & kulit (Kando, 2014).

Penyakit degeneratif adalah istilah yang secara medis digunakan untuk

menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang

diketahui, yaitu dari keadaan normal ke keadaan lebih buruk. Penyebab penyakit

sering tidak diketahui, termasuk diantaranya kelompok penyakit yang dipengaruhi

oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada salah satu anggota keluarga

sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif (Japardi, 2002).

Pada beberapa dekade terakhir, penyakit degeneratif telah menggeser posisi

penyakit infeksi sebagai penyakit tertinggi dan penyebab kematian terbesar di dunia.

Pola diet kurang sehat dan seimbang seperti konsumsi makanan tinggi lemak, rendah

serat, serta kurang buah dan sayur diketahui memiliki hubungan yang erat dengan

peningkatan risiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif. Diantara penyakit

degeneratif yang dapat terjadi akibat konsumsi pangan adalah penyakit diabetes

mellitus, hiperkolesterolemia dan asam urat/gout (Kusharisupeni, 2010). 2.3.1. Diabetes Mellitus

Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan

jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu

(17)

diabetes ialah insulin, suatu hormon yang dihasilkan oleh kelompok sel beta di

pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap glukosa. Insulin,

bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut glukagon, juga mengendalikan

jumlah glukosa dalam darah. Apabila tubuh menghasilkan terlampau sedikit insulin

atau jika sel tubuh tidak menanggapi insulin dengan tepat terjadilah diabetes

(Setiabudi, 2008).

Menurut International Diabetes Federation (IDF) seperti yang dikutip dari Setiabudi (2008), seseorang dapat dikatakan diabetes mellitus bila didiagnosis dengan

kriteria diagnostik diabetes mellitus dan gangguan toleransi glukosa yaitu: kadar

glukosa darah sewaktu (plasma vena) ≥ 200 mg/dL, kadar glukosa darah puasa

(plasma vena) ≥ 126 mg/dL, kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/dL pada 2 jam sesudah

beban glukosa 75 gram pada Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO).

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh

kekurangan hormon insulin, dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Diabetes tipe 1 merupakan kondisi autoimun yang menyebabkan kerusakan sel ß pankreas sehingga menimbulkan defisiensi insulin absolut. Pada

diabetes mellitus tipe 1 merupakan gangguan poligenik dengan peran faktor genetik

sebesar 30%. Sebagian besar individu dengan IDDM biasanya dengan berat badan

normal atau di bawah normal. Gejala klasik IDDM yang tidak diobati adalah poliuria

(peningkatan pengeluaran urine), polidipsia (peningkatan cairan yang masuk),

polifagia (peningkatan makanan yang masuk), dan kehilangan berat badan. Sampai

saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat diobati dengan pemberian terapi insulin

(18)

Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan gangguan insulin yang berbeda dengan

diabetes tipe 1. Kasus diabetes tipe 2 terdapat lebih dari 90% kasus di seluruh dunia

dibandingkan diabetes tipe 1. Diabetes tipe 2 disebut juga maturity onset biasanya

menyerang orang berusia sekitar 40 tahun dimana hormon insulin dalam tubuh tidak

dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal juga dengan istilah Non Insulin

Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon)

sel dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar

insulin di dalam darah. Obesitas sering dikaitkan dengan penyakit ini. Sekitar 80%

pasien diabetes tipe 2 mengalami obesitas karena obesitas berkaitan dengan resistensi

insulin. Penyakit diabetes tipe 2 ini dapat dikendalikan dengan diet, olah raga, atau

obat anti diabetes.

Ada beberapa ras manusia di dunia ini yang punya potensi tinggi untuk

terserang diabetes mellitus. Peningkatan penderita diabetes di wilawah Asia jauh

lebih tinggi dibanding di benua lainnya. Bahkan diperkirakan lebih 60% penderita

berasal dari Asia.

Diagnosis klinis diabetes mellitus umumnya akan dipikirkan apabila ada

keluhan khas berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang

tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang mungkin disampaikan

penderita antara lain badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur,

disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita. Untuk lebih jelasnya

(19)

Bukan DM Belum Pasti DM DM

Kadar glukosa darah

sewaktu (mg/dL)

Plasma vena < 100 100 – 199 ≥ 200

Darah kapiler < 90 90 – 199 ≥ 200

Kadar glukosa darah

puasa (mg/dL)

Plasma vena < 100 100 – 125 ≥ 126

Darah kapiler < 90 90 – 99 ≥ 100

Sumber : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia, PERKENI 2011

Tabel 2.1 Kriteria Penegakan Diagnosis DM 2.3.2. Kolesterol

Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin yang

diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati (Lars, 1997). Kolesterol

merupakan lemak yang penting namun jika terlalu berlebihan dalam darah dapat

membahayakan kesehatan, bila ditinjau dari sudut kimiawi kolesterol diklasifikasikan

ke dalam golongan lipid (lemak) berkomponen alkohol steroid (Sitopoe, 1992)

.

Kadar kolesterol di dalam darah adalah dibawah 200 mg/dl. Apabila

melampaui batas normal maka disebut sebagai hiperkolesterolemia.

Hiperkolesterolemia biasanya terdapat pada penderita obesitas, diabetes mellitus,

hipertensi, perokok serta orang yang sering minum-minuman beralkohol (Hardjono,

2003).

Kolesterol ada dua sumbernya : pertama kolesterol yang ada dalam makanan,

semua bahan makanan asal hewani, daging, telur, susu, dan hasil perikanan, jaringan

(20)

kolesterol dari senyawa-senyawa yang konfigurasi molekulnya berbeda dari

kolesterol (Graha KC, 2010).

Kolesterol dan lemak menempel di permukaan protein kemudian beredar di

seluruh tubuh. Sehingga dikenal dengan sebutan lipoprotein. Jenis lipoprotein yang

dapat memicu terjadinya atherosclerosis yang terdiri dari total kolesterol, LDL, HDL, dan trigliserida. Partikel-partikel ini memiliki sifat khusus dan berbeda pada proses

pembentukan atherosclerosis seperti di kutip dari (Graha KC, 2010) adalah sebagai berikut :

a. LDL (low density lipoprotein), yang paling banyak mengangkut kolesterol di dalam darah. LDL mengandung paling banyak kolesterol dari semua

lipoprotein, dan merupakan pengirim kolesterol utama dalam darah. Sel hati

memproduksi kolesterol kemudian disebarkan ke jaringan-jaringan tubuh.

Kadar LDL kolesterol yang tinggi dan pekat di dalam darah akan

menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-dinding

pembuluh darah. Kolesterol yang melekat akan melakukan

tumpukan-tumpukan lalu mengendap, membentuk plak pada dinding-dinding pembuluh

darah. Tumpukan LDL kolesterol yang mengendap menyebabkan rongga

pembuluh darah menyempit, sehingga saluran darah terganggu dan bisa

mengakibatkan risiko penyakit pada tubuh seseorang seperti stroke, jantung

koroner, dan lain sebagainya.

b. HDL (high density lipoprotein), disebut juga kolesterol baik dan cenderung

(21)

menjaga berat badan ideal cenderung mempunyai kadar HDL yang lebih

tinggi.

c. Trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang dapat memengaruhi kadar

kolesterol dalam darah. Kelebihan trigliserida akan dihidrolisa oleh enzim

lipoprotein lipase, sisa hidrolisa kemudian oleh hati dimetabolisasikan

menjadi LDL kolesterol (Soeharto, 2004).

Tingginya tingkat gula darah pada seseorang akan meningkatkan kadar LDL

kolesterol dalam darah, dan menurunkan kadar HDL. Penderita diabetes yang

memiliki kadar gula yang tinggi dapat memicu tubuhnya untuk memiliki kadar LDL

kolesterol yang tinggi. Akibatnya penumpukan kolesterol di dalam darah pun akan

semakin banyak dan meningkatkan risiko memiliki kadar kolesterol di dalam tubuh

dan penyakit jantung (Saktyowati, 2008).

Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah berserta komponennya harus

melalui suatu pemeriksaan pada kadar lemak dalam darah. Dari hasil pemeriksaan

kadar lemak darah sangat penting untuk mengetahui seseorang menderita

dislipidemia atau tidak. Pemeriksaan dilakukan setelah puasa 12-16 jam (selama

puasa hingga pengambilan darah tidak boleh makan dan minum, kecuali air putih

tanpa gula). Parameter yang diperiksa paling sedikit meliputi kolesterol total,

kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida. Menurut US National Cholesterol Education Program (NCEP) (2001) yaitu :

1. Kolesterol total

a. Sehat/normal : kadar kolesterol < 200 mg/dL

(22)

c. Buruk/tinggi : kadar kolesterol ≥ 240 mg/dL

2. Kolesterol LDL (kolesterol jahat) a. Optimal : < 100 mg/dL

b. Diatas optimal : 100-129 mg/dL

c. Mengkhawatirkan/batas tinggi : 130-159 mg/dL

d. Buruk/tinggi : 160-189 mg/dL

e. Sangat buruk/sangat tinggi : ≥ 190 mg/dL

3. Kolesterol HDL (kolesterol baik) a. Buruk/rendah : < 40 mg/dL

b. Mengkhawatirkan : 41-59 mg/dL

c. Diharapkan/tinggi : ≥ 60 mg/dL

4. Kadar trigliserida

a. Sehat/normal : < 150 mg/dL

b. Ambang tinggi : 150-199 mg/dL

c. Buruk/tinggi : 200-499 mg/dL

d. Sangat buruk/sangat tinggi : ≥ 500 mg/dL

2.3.3. Asam Urat

Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis).

Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari

metabolisme/pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari

manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan

mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran

(23)

berlebih asam urat akan berperan sebagai prooksidan (Suherman, 2010).

Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari

makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap

bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam

tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup

tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran

dan buah-buahan juga terdapat purin (Hidayat, 2007).

Menurut Spicher (1994), kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil

pemeriksaan darah dan urin. Nilai rujukan kadar darah asam urat normal pada

laki-laki yaitu 3.6-8.2 mg/dl sedangkan pada perempuan yaitu 2.3-6.1 mg/dL. Kadar asam

urat normal menurut tes enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan pada teknik biasa,

nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam

urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami

hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar

asam urat normal pada pria berkisar 3-7 mg/dl dan pada perempuan 2,5-6 mg/dl.

Kadar asam urat di atas normal disebut hiperurisemia (Suherman, 2010).

Untuk pencegahan asam urat, disarankan untuk diet rendah purin. Diet yang

efektif sangat penting untuk menghindari komplikasi dan mengurangi biaya

pengobatan, pengaturan diet sebaiknya dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7

mg/dL. Selain itu untuk pencegahan asam urat juga bisa dilakukan dengan tidak

meminum aspirin (bila membutuhkan obat pengurang sakit, pilih jenis ibuprofen dan

lainnya), perbanyak minum air putih terutama bagi penderita yang mengidap batu

(24)

mengandung potasium tinggi seperti : sayuran dan buah-buahan, kentang, alpukat,

susu dan yogurt, pisang, makan buah-buahan kaya vitamin C, terutama jeruk dan

strawberry, aktif secara seksual (seks dapat memperlancar produksi urin sehingga

menurunkan kadar asam urat), konsumsi salah satu produk alami seperti sidaguri,

habbatussauda, brotowali, dan teh hijau (Ahmad, 2011).

2.4. Vegetarian dan Diabetes Mellitus, Kolesterol, dan Asam Urat 2.4.1. Vegetarian dan Diabetes Mellitus

Para ilmuwan dan para peneliti telah menemukan bahwa diabetes Tipe 2

dapat dirawat lebih efektif dengan pola makan vegetarian yang rendah lemak

daripada pola makan diabetes standar. Di samping itu, pola makan vegetarian yang

rendah lemak bahkan mungkin lebih efektif mengobati penyakit tersebut daripada

pengobatan zat tunggal dengan obat-obatan diabetes yang diminum (Sirpis, 2010).

Diabetes Tipe 2 adalah bentuk penyakit yang paling umum yang diderita oleh

85-90% dari semua penderita diabetes. Penyakit ini biasanya dikaitkan secara umum

dengan usia lanjut. Akan tetapi, karena gaya hidup masa kini yang tidak sehat, tinggi

lemak, jarang berolah raga, maka ada lebih banyak generasi muda yang menderita

penyakit tersebut termasuk anak-anak (Sirpis, 2010).

Penelitian terakhir the Adventist Health Study memperlihatkan penurunan

risiko terkena DM yang signifikan pada kelompok vegetarian jika dibandingkan

dengan kelompok pemakan daging (nonvegetarian). Dari populasi ± 60.000 pria dan

wanita pengikut diet vegetarian yang diteliti dalam penelitian tersebut ditemukan

prevalensi diabetes lebih kurang satupertiga dari prevalensi diabetes mellitus pada

(25)

pesco-vegetarian, dan semipesco-vegetarian, memiliki prevalensi diabetes mellitus diantaranya,

yaitu masing-masing sebesar 3,2%, 4,8%, and 6,1%. Ada beberapa hipotesis yang

dikemukakan untuk menjelaskan hasil penelitian di atas. Dalam hal ini makanan

vegan yang dimaksud berupa makanan alami yg terdiri dari biji-biji utuh dan sereal

sebagai sumber karbohidrat, kacang-kacangan sebagai sumber protein, sayur dan

buah. Jadi bukan tepung gandum, roti atau mie dan makanan olahan lain termasuk

gluten dari tepung terigu yg dijadikan bahan pangan pengganti daging. Hipotesis

tersebut antara lain adalah :

1.

Kelompok vegan memiliki profil lipid yang lebih baik daripada nonvegetarian

mengingat makanan vegetarian tidak mengandung kolesterol (yang menjadi

ciri lemak hewani karena senyawa sterol dalam nabati adalah fitosterol atau

sitosterol yang justru mampu menurunkan kadar kolesterol darah) tapi kaya

akan serat. Sebaliknya makanan hewani kaya akan kolesterol tapi tidak

mengandung serat. Gangguan pada profil lipid (dislipidemia) ternyata

meningkatkan risiko terkena gangguan metabolisme karbohidrat yang dikenal

sebagai penyakit Diabetes Mellitus.

2.

Serat solubel dalam makanan vegetarian bukan hanya menurunkan indeks

glikemik makanan (IG mengukur berapa besar kenaikan kadar gula darah

setelah seseorang makan makanan tertentu dibandingkan gula glukosa) tetapi

juga menghambat kerja enzim termasuk alfa-glikosidase yang memfasilitasi

penyerapan gula di dalam usus. Asupan serat yang tinggi juga memperlambat

(26)

samping mengurangi pula respons insulin (mencegah hipoglikemia pada

pasien DM).

3.

Kelompok vegetarian ternyata memiliki tubuh yang lebih ramping daripada

nonvegetarian. Dalam penelitian di atas, indeks massa tubuh (BMI atau Body

Mass Index) pada vegetarian rata-rata sebesar 23,6 (di bawah nilai 25 yang menjadi batas kegemukan) sedangkan BMI rata-rata pada nonvegetarian

adalah 28,8. Orang yang gemuk memiliki risiko terkena pradiabetes (sindrom

metabolik) dibandingkan orang yang tubuhnya normal yaitu BMI antara 18

dan 25.

4.

Senyawa heme yang banyak terdapat di dalam daging ternyata dapat menjadi

radikal bebas yang merusak sel beta penghasil insulin dalam pankreas.

Sebaliknya heme atau zat besi organik dalam sayuran dan kacang-kacangan

yang berwarna merah (bit merah, bayam merah dan kacang polong) tidak

sebanyak daging sehingga mengurangi bahaya radikal bebas di dalam tubuh.

5.

Daging sering mengandung nitrosamin yang merupakan hasil penguraian

bahan pengawet daging sodium nitrit ketika daging itu dibakar atau digoreng.

Nitrosamin bukan hanya menyebabkan kanker tapi juga dapat merusak sel

beta. Nitrosamin ditemukan bersifat toksik bagi sel beta pankreas dan

meningkatkan risiko DM tipe 1 dan tipe 2 pada percobaan binatang dan risiko

DM tipe 1 pada beberapa penelitian epidemiologi.

6.

Makanan nabati umumnya kaya akan magnesium karena kandungan

(27)

otot/daging memiliki inti zat besi yang membuatnya berwarna merah

sementara klorofil dalam sayuran hijau dan kacang hijau memiliki inti

magnesium yang membuatnya berwarna hijau. Korelasi terbalik antara risiko

DM dan asupan magnesium mungkin disebabkan oleh efeknya pada

sensitivitas insulin, kerja insulin, dan metabolisme glukosa (Andryhart, 2011).

2.4.2. Vegetarian dan Kolesterol

Kolesterol ditemukan pada produk-produk hewan, seperti daging, unggas,

ikan, produk susu, dan semua jenis telur kecuali produk tumbuh-tumbuhan. Memilih

daging tanpa lemak ternyata juga tidak cukup menghindari tidak memperoleh

kolesterol. Setiap 4 ons daging sapi atau daging ayam mengandung 100 mg

kolesterol. Kolesterol sangat tinggi banyak ditemukan pada kerang-kerangan. Hal

terbaik yang bisa dilakukan adalah mengurangi lemak dan menghindari produk

hewani. Menjadi Vegetarian dengan mengonsumsi makanan dari tumbuh-tumbuhan

seperti padi-padian, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan adalah

makanan terbaik untuk menjaga masukan lemak jenuh yang rendah dan menghindari

kolesterol. Menjadi vegetarian berarti bebas terhadap semua produk hewani dan

menurunkan risiko terserang penyakit jantung (Yenti, 2009).

Dalam suatu penelitian memperlihatkan orang-orang yang melakukan diet

vegetarian mengurangi kadar lemak jenuh sampai 26% dan mencapai penurunan

kolesterol yang berarti dalam hanya 6 minggu. Selain kadar lemak yang sangat

rendah pada makanan vegetarian, protein sayuran juga membantu menurunkan resiko

serangan jantung. Penelitian menunjukkan, mengganti protein hewan dengan protein

(28)

jenuh dalam makanan tetap sama. Selain itu, keuntungan tambahan makanan

vegetarian adalah serat. Serat yang larut menolong memperlambat penyerapan

beberapa komponen makanan seperti kolesterol. Serat juga mengurangi jumlah

kolesterol yang diproduksi oleh hati. Oats, barley, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran adalah sumber serat larut yang baik. Serat tidak dijumpai pada produk

hewani (Yenti, 2009).

2.4.3. Vegetarian dan Asam Urat

Penelitian telah menemukan bahwa orang yang paling banyak makan daging

merah, unggas, dan ikan memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi dan risiko lebih

besar terkena asam urat, dibandingkan dengan mereka yang makan lebih sedikit

(Karlson, 2012).

Pada penderita asam urat, perubahan pola makan sangat direkomendasikan

untuk membantu mencegah serangan di masa depan, dengan cara menghilangkan

daging dan alkohol merupakan langkah penting. Obesitas juga berkaitan dengan asam

urat atau gout, selain itu dengan memilih makanan yang rendah zat purin. Purin

adalah batu bangunan gen, pesan genetik dalam tubuh. Mereka secara alamiah ada di

semua sel tubuh dan dalam beberapa makanan (Karlson, 2012).

Kelompok bahan makanan menurut kandungan purin dan anjuran makan :

a. Kelompok 1 (dihindari) : Kandungan purin tinggi (100-1000 mg purin/100gr

bahan makanan) : Otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu,

(29)

b. Kelompok 2 (dibatasi) : Kandungan purin sedang (9-100 mg purin/100gr

bahan makanan) : Daging, ikan, ayam, udang, daun dan biji melinjo, daun

singkong, kangkung, bayam, kacang, asparagus, kacang tanah, kacang kedelai.

c. Kelompok 3 (dapat dimakan/dapat diabaikan) : Kandungan purin rendah, nasi,

ubi, singkong, jagung, roti, mie, bihun, tepung beras, sayuran (kecuali

sayuran dalam kelompok 2), buah-buahan, kue kering puding atau agar-agar,

lemak/minyak, gula.

2.5. Kerangka Teori

Vegetarian merupakan suatu pola makan yang timbul dari rasa kepedulian

terhadap hewan-hewan, perbaikan atas kondisi kelaparan di dunia, mengurangi

pencemaran lingkungan, dan kepercayaan pada suatu agama atau ajaran. Menurut

American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada, diet vegetarian juga

menunjukkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah yang lebih rendah, kejadian

hipertensi, diabetes tipe 2 dan kanker prostat dan kolon yang lebih rendah. Selain itu

vegetarian termasuk vegan dapat memenuhi kebutuhan protein, besi, seng, kalsium,

vitamin D, riboflavin, vitamin B12, vitamin A, n-3 asam lemak dan iodium.

Kelompok yang bukan vegetarian atau kelompok yang mengonsumsi

makanan baik nabati maupun hewani dikatakan lebih berisiko untuk mengalami

penyakit non infeksi. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada

menyatakan bahwa vegetarian telah dilaporkan memiliki indeks massa tubuh (IMT)

yang lebih rendah daripada non vegetarian, demikian pula dengan tingkat kematian

(30)

Kadar gula darah adalah hasil pemeriksaan keadaan seseorang yang

menunjukkan kadar glukosa darah normal setelah puasa 8 jam dan pada saat tidak

puasa yaitu ˂ 100mg/dL melalui pemeriksaan dengan menggunakan alat test kadar

glukosa darah.

Kadar kolesterol adalah hasil pemeriksaan keadaan seseorang yang

menunjukkan kadar kolesterol total dalam darah normal yaitu sebesar < 200 mg/dL

melalui pemeriksaan dengan menggunakan alat test kadar kolesterol.

Kadar asam urat adalah hasil pemeriksaan keadaan seseorang yang

menunjukkan kadar asam urat normal yaitu ˂ 7 mg/dL pada laki-laki dan ˂ 6 mg/dL

pada perempuan melalui pemeriksaan dengan menggunakan alat test kadar asam urat.

2.6. Kerangka Konsep

Konsep dari penelitian yang akan dilakukan merupakan penyederhanaan dari

kerangka teori. Variabel yang akan diteliti meliputi kadar gula darah, kadar kolesterol

dan kadar asam urat antara kelompok vegetarian dan non vegetarian. Secara skematis

(31)

Kadar Gula Darah

Kadar Kolesterol

Kadar Asam Urat Variabel Independen Variabel Dependen

Pola Makan

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Perbedaan Pola Makan, Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat Antara Kelompok Vegetarian dan Non Vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Tahun 2014

2.7. Hipotesis Penelitian

1. Kadar gula darah vegetarian lebih rendah dibanding kadar gula darah pada

non vegetarian.

2. Kadar kolesterol vegetarian lebih rendah dibanding kadar kolesterol pada

non vegetarian.

3. Kadar asam urat vegetarian lebih rendah dibanding kadar gula asam urat

Gambar

Gambar 2.1.  Piramida Makanan untuk Kelompok Vegetarian
Tabel 2.1 Kriteria Penegakan Diagnosis DM
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Perbedaan Pola Makan, Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat Antara Kelompok Vegetarian dan Non Vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

data sekunder pada umumnya ada dalam keadaan siap terbuat (ready made). bentuk maupun isi data sekunder telah dibentuk dan diiisi oleh peneliti-peneliti terdahulu.. data sekunder

bahwa dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bantul tentang Pedoman Bantuan Keuangan Kepada Desa untuk Tim Penanggulangan Kemiskinan tingkat Desa

Menetapkan : PERATURAN BUPATI BANTUL TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN

bahwa sesuai ketentuan Pasal 7 ayat (3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 tahun 2005 tentang Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal, kriteria dan

Kelompok  ini  merupakan  sebuah  fungsi  yang  dapat  dinilai  terpenting  karena  memiliki  tanggung  jawab  utama  dalam  hal  penyediaan  dan  pengembangan 

Akhir-akhir ini, bangsa Indonesia selain kasus korupsi oleh para pejabat pemerintahan dan elit juga muncul sebuah diskursus baru mengenai munculnya kelompok

Jika peserta memilih lebih dari satu jawaban untuk satu soal, maka jawaban tersebut akan dinilai SALAHd. Notasi algoritma pada bagian algoritmika menggunakan pseudopascal yang