• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN BERKEKUATAN DENGAN SINDROM TEROWONGAN KARPAL PADA PENGRAJIN SEPATU KULIT DI KABUPATEN MAGETAN BAGIAN PRODUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN BERKEKUATAN DENGAN SINDROM TEROWONGAN KARPAL PADA PENGRAJIN SEPATU KULIT DI KABUPATEN MAGETAN BAGIAN PRODUKSI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN BERKEKUATAN DENGAN SINDROM TEROWONGAN KARPAL PADA PENGRAJIN SEPATU

KULIT DI KABUPATEN MAGETAN BAGIAN PRODUKSI

Oleh:

ERFIAN PRISSANTIKA

201110330311115

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

ii

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN BERKEKUATAN DENGAN SINDROM TEROWONGAN KARPAL PADA PENGRAJIN SEPATU

KULIT DI KABUPATEN MAGETAN BAGIAN PRODUKSI

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Fakultas Kedokteran

Oleh:

ERFIAN PRISSANTIKA

201110330311115

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirrabil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang, Yang Maha Pemberi semua nikmat, kebaikan,

dan kekuatan selama proses pelaksanaan, Yang Maha Menyimpan rahasia hikmah

di balik semua peristiwa, Yang Maha Memudahkan, dan atas karunia-Nya,

penulisan tugas akhir ini dapat selesai dengan baik. Shalawat serta salam selalu

tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam,

keluarganya dan para sahabatnya yang telah berjasa membawa syiar dakwah

Islam ke seluruh dunia.

Penelitian tugas akhir ini berjudul “Hubungan Gerakan Repetitif dan

Berkekuatan dengan Sindrom Terowongan Karpal pada Pengrajin Sepatu Kulit di

Kabupaten Magetan Bagian Produksi”. Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi

persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Malang.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang atas ilmu dan bimbingannya selama di Fakultas

(6)

vi

2. dr. Moch. Ma’roef, SpOG, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran

UMM atas kesediaan waktu dan penyampaian ilmu yang sangat bermanfaat

bagi masa depan para mahasiswa FK UMM.

3. dr. Rahayu, SpS, selaku Pembantu dekan II Fakultas Kedokteran UMM

yang senantiasa bersabar dalam membimbing dan mengajarkan ilmunya

kepada kami.

4. dr. Iwan Sys Indrawanto, SpKJ, selaku Pembantu Dekan III, yang penuh

semangat dalam menyampaikan ilmu dan motivasi yang membangun

semangat kami selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran.

5. dr. Rubayat Indradi, M.OH, selaku pembimbing I, atas kesabaran, kebaikan

hati, serta kesediaan dalam meluangkan waktu dalam membimbing hingga

dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

6. dr. Anung Putri Illahika, M.Si, selaku pembimbing II, atas kesabaran,

kebaikan hati, serta kesediaan dalam meluangkan waktu dalam

membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan

baik.

7. dr. Yudityarini Priyanto, SpS, selaku penguji tugas akhir ini, atas segala

masukan dan arahan yang sangat bermanfaat dalam pengerjaan tugas

akhirini dan kesediaan waktu, sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan

baik.

8. Segenap jajaran TU dan staf Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang atas bantuannya selama mengerjakan tugas akhir

(7)

vii

9. Kepada ibu, bapak, atas doa yang diberikan dari pagi hingga pagi lagi, serta

dukungan moril dan materil yang tak pernah putus agar tugas ini dapat

selesai dengan baik. Chrysan Riandini, terimakasih sudah menjadi adik

terbaik yang telah banyak membantu dan membuat penulis selalu semangat

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Sejawat FK UMM angkatan 2011, Adorables, atas dukungan, bantuan, dan

kerjasamanya. Semoga kelak dapat menjadi dokter-dokter profesional yang

barokah, sukses dunia akhirat, dan senantiasa dalam ketaatan kepada Allah

SWT.

11. Sahabat-sahabat terbaik yang menjadi keluarga selama di Malang, Linda,

Ayu Desi, Dea, Tari, Lili, Junita, Imaniyah, Laksita, Arum, Mega, Winda,

Tita, Almira terimakasih atas kebersamaan yang sederhana, bantuan,

kesabaran, motivasi, dukungan, dan semua yang telah diberikan.

12. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, yang

telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis akhir ini, terimakasih atas

bantuan dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

masukan yang membangun. Dengan mengharapkan Keridhaan-Nya, semoga

karya tulis ini dapat menambah wawasan keilmuan dan bermanfaat bagi

semua pihak.

Malang, 1 September 2015

(8)

viii ABSTRAK

Prisantika, Erfian. 2015. Hubungan Gerakan Repetitif dan Berkekuatan dengan Sindrom Terowongan Karpal pada Pengrajin Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan Bagian Produksi. Tugas Akhir. Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Rubayat Indradi * , (2) Anung Putri Illahika **

Latar Belakang: Sindrom Terowongan Karpal merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang sering dijumpai pada pekerja industri di beberapa negara. Beberapa faktor yang berhubungan dengan resiko peningkatan terjadinya kejadian Sindrom Terowongan Karpal adalah gerakan repetitif dan gerakan yang menggunakan kekuatan pergelangan tangan.

Tujuan: Mengetahui hubungan gerak repetitif dan berkekuatan dengan Sindrom Terowongan Karpal pada pengrajin sepatu kulit di Kabupaten Magetan bagian produksi. Metode: Analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel secara total sampling dan didapatkan sampel sebanyak 67 responden yang terdiri dari 12 orang di bagian pemotongan, 16 orang di bagian penjahitan, 26 orang di bagian perakitan, dan 13 orang di bagian finishing. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, observasi, dan pemeriksaan fisik (Phalen test and Tinel sign). Gerak repetitif dan gerak berkekuatan masing-masing terbagi dalam kelompok tinggi dan rendah. Gerak repetitif tinggi adalah gerak berulang yang intensitas gerakannya lebih dari 30x/menit, sedangkan kekuatan tinggi adalah kekuatan tangan yang lebih dari 6 kg. Data hasil penelitian ini dianalisis menggunakan Chi-square, Spearman, dan regresi logistik.

Hasil Penelitian dan Diskusi: Angka kejadian STK terbanyak ditemukan pada rentang usia 21-30 tahun (22,4%), masa kerja lebih dari 10 tahun (41,8%), lama kerja lebih dari 8 jam per hari (47,8%), pada responden dengan BMI normal (49,3%), pada bagian unit perakitan (32,8%), dan pada responden yang menggunakan gerakan repetitif tinggi dan kekuatan tinggi (51,2%). Pada analisis Chi-square didapatkan p<0,05 yang berarti ada hubungan signifikan antara gerak repetitif dan berkekuatan dengan STK. Hasil korelasi Spearman menunjukkan korelasi sedang. Hubungan gerak repetitif dan kekuatan dengan STK sebesar 38%.

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara gerakan repetitif dan berkekuatan dengan STK.

Kata Kunci: Sindrom Terowongan Karpal (STK), gerak repetitif, pengrajin sepatu kulit bagian produksi

*) Staf Pengajar Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Muhammmadiyah Malang

(9)

ix ABSTRACT

Prissantika, Erfian. 2015. Correlation Between Repetitive Motion and Hand Force with Carpal Tunnel Syndrome at Craftsman Leather Shoes Workers in Magetan District Production Division. Undergraduate thesis. Medical Faculty of Muhamadiyah Malang University. Supervisors: (1) Rubayat Indradi *, (2) Anung Putri Illahika **

Background: Carpal tunnel syndrome is one of the occupational diseases and often found in industrial workers in some countries. There are several risk factors associated with an increase of the incidence of Carpal Tunnel Syndrome include repetitive movements and hand force using.

Objective: Knowing the correlation between repetitive motion and hand force with Carpal Tunnel Syndrome at craftsman leather shoes in Magetan production division. Methods: This was an analytic observational research with cross sectional approach. Total sampling method was used to get samples and obtained a sample of 67 respondents consisting of 12 respondents from the cutting unit, 16 respondents from the sewing unit, 26 respondents from the assembly unit, and 13 respondents from the finishing unit. Data collected by questionnaires, observation, and physical examination related to CTS (Phalen test and Tinel sign). Repetitive motion and hand force were divided into high and low groups. High repetitive motion is repetitive motion which has intensity of the movement more than 30x/min, while the high hand force is the strength of the hand which more than 6 kg. Data was analyzed using Chi-square, Spearman, and Logistic Regression.

Result and Discussion: The most incidence of CTS was in the age range between 21-30 years (22.4%), work period of more than 10 years (41.8%), duration of work was more than 8 hours per day (47.8%), the respondents with normal BMI (49.3%), the respondents from the assembly unit (32.8%), and the respondents who work using high repetitive motion and high force (51.2%). From the results of Chi-square analysis showed p<0,05, which means that there was a significant correlation between repetitive motion and hand force with CTS. Spearman showed medium correlation. The correlation between repetitive motion and hand force with CTS was 38%.

Conclusion: There was a significant correlation between repetitive motion and hand force with CTS.

Keywords: Carpal Tunnel Syndrome (CTS), repetitive motion, production workers of craftsman leather shoes.

*) Lecturer of Occupational Health in Medical Faculty of Muhammadiyah Malang University

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan umum ... 3

1.3.2 Tujuan khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat akademis ... 4

1.4.2 Manfaat klinis ... 4

1.4.3 Manfaat bagi masyarakat ... 4

1.4.4 Manfaat bagi industri ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Anatomi Pergelangan Tangan ... 5

2.2 Anatomi Nervus Medianus ... 6

2.3 Fisiologi Tangan ... 10

2.3.1 Pergerakan sendi pergelangan tangan ... 10

2.3.2 Posisi tangan ... 10

2.3.3 Pergerakan tangan ... 11

(11)

xi

2.4.1 Definisi ... 12

2.4.2 Epidemiologi ... 13

2.4.3 Etiologi ... 15

2.4.4 Faktor resiko ... 18

2.4.4.1 Faktor resiko yang berhubungan dengan pekerjaan ... 18

2.4.4.2 Faktor resiko yang tidak berhubungan dengan pekerjaan 22 2.4.5 Patogenesis ... 24

2.4.6 Gejala Klinis ... 26

2.4.7 Klasifikasi STK ... 30

2.4.8 Diagnosis STK ... 31

2.4.8.1 Pemeriksaan fisik ... 31

2.4.8.2 Pemeriksaan penunjang ... 35

2.4.9 Diagnosis banding STK ... 36

2.5 Proses Pembuatan Sepatu ... 37

2.6 Gerakan Repetitif dan Berkekuatan dengan Kejadian STK ... 39

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 41

3.1 Kerangka Konsep ... 41

3.2 Hipotesis ... 43

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 44

4.1 Rancangan Penelitian ... 44

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

4.3 Populasi dan Sampel ... 44

4.3.1 Populasi ... 44

4.3.2 Teknik pengambilan sampel ... 44

4.3.3 Karakteristik sampel ... 45

4.4 Variabel Penelitian ... 45

4.5 Definisi Operasional ... 45

4.6 Pengumpulan Data ... 47

4.7 Alur Penelitian ... 49

4.8 Metode Analisis Data ... 49

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 50

(12)

xii

5.1.1 Karakteristik usia responden dengan kejadian STK ... 51

5.1.2 Karakteristik masa kerja responden dengan kejadian STK .... 53

5.1.3 Karakteristik lama kerja responden dengan kejadian STK .... 54

5.1.4 Karakteristik BMI responden dengan kejadian STK ... 55

5.1.5 Pembagian Unit Kerja Responden dengan kejadian STK ... 56

5.1.6 Tabulasi Silang Gerak Repetitif dan Berkekuatan ... 57

5.2 Analisis Data ... 58

5.2.1 Hubungan Gerak Repetitif dengan STK ... 58

5.2.2 Hubungan Kekuatan Tangan dengan STK ... 59

5.2.3 Hubungan gerakan repetitif dan kekuatan dengan STK ... 60

BAB 6 PEMBAHASAN ... 61

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

7.1 Kesimpulan ... 68

7.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Etiologi Sindrom terowongan Karpal ... 17

Tabel 2.2 Gejala dan Tanda Sindrom Terowongan Karpal... 29

Tabel 2.3 Klasifikasi STK Jose J.Monsivais ... 30

Tabel 5.1 Karakteristik Responden ... 50

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Usia dengan STK ... 51

Tabel 5.3 Distribusi Masa Kerja dengan STK ... 53

Tabel 5.4 Distribusi Lama Kerja per Hari dengan STK ... 54

Tabel 5.5 Distribusi Karakteristik BMI dengan STK ... 55

Tabel 5.6 Distribusi Pembagian Unit Kerja dengan STK ... 56

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Gerak Repetitif dan berkekuatan dengan STK ... 57

Tabel 5.8 Gerak Repetitif dengan STK ... 58

Tabel 5.9 Hasil Analisis Data Gerak Repetitif dengan STK ... 58

Tabel 5.10 Kekuatan tangan dengan STK ... 59

Tabel 5.11 Hasil Analisis DataKekuatan Tangan dengan STK ... 59

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Pergelangan Tangan ... 5

Gambar 2.2 Struktur Anatomi Nervus Medianus ... 7

Gambar 2.3 Sindrom Terowongan Karpal ...12

Gambar 2.4 Phalen’s Test ...31

Gambar 2.5 Tinel’s sign ...32

Gambar 2.6 Proses Pembuatan Sepatu ...39

Gambar 5.1 Grafik Distribusi Karakteristik Usia dengan STK ...52

Gambar 5.2 Grafik Distribusi Masa Kerja dengan STK ...53

Gambar 5.3 Grafik Distribusi Lama Kerja dengan STK ...54

Gambar 5.4 Grafik Distribusi Karakteristik BMI dengan STK ...55

(15)

xv

DAFTAR SINGKATAN

PAK : Penyakit Akibat Kerja

ILO : International Labor Organization

STK : Sindrom Terowongan Karpal

USA : United States of America

CTD : Cumulative Trauma Dissorders

NIOSH : The National Institute for Occupational Safety and Health

AAOS : American Academy of Orthopedic Surgeons

M. : Musculus

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan ...76

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan ...77

Lampiran 3 Kuesioner Skrinning ...78

Lampiran 4 Kuesioner klinis untuk Sindrom Terowongan Karpal ...79

Lampiran 5 Tabel BMI ...81

Lampiran 6 Kusioner Responden ...82

Lampiran 7 Data Tabel Hasil Penelitian ...86

Lampiran 8 Tabel Frekuensi, Tabulasi Silang, dan Output SPSS ...88

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian ...96

Lampiran 10 Surat Izin Peminjaman Alat ...97

Lampiran 11 Surat Keterangan Selesai Penelitian ...98

Lampiran 12 Dokumentasi ...99

(17)

71

DAFTAR PUSTAKA

Albugis DY, 2009, Analisis Resiko Musculoskleletal Disorders (MSDs)

Menggunakan Metode Rapid Entire Body, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia, e-Jurnal UI, pp. 7-38 [online] Viewed 28 Juni

2015<http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124280-S-5672-Analisis%20risiko

-Literatur.pdf>

American Academy of Orthopedic Surgeons (AAOS), 2009, Carpal Tunnel

Syndrome, [online] Viewed 29 Mei 2015

<http://guideline.gov/browse/by-organization.aspx?orgid=42>.

Asworth N, 2009, Clinical Evidence Carpal Tunnel Syndrome, Edmonton

Canada: Associate Profesor University of Alberta.

Bahrudin M, 2011, Carpal TunnelSyndrome, Jurnal Neurologi Vol. 7, No. 14

Bahrudin M, 2013, Carpal Tunnel Syndrome dalam Buku Neurologi Klinis UMM

Press. Malang.

Barcenilla A, March L M, Chen J S et al, 2012, Carpal Tunnel Syndrome and Its

Relationship to Occupation, A-Meta-analysis dalam Rheumatology,

Oxford University Press 2012;51(2): Pp. 250-261 [online] Viewed 29 Mei

2015 <http://www. medscape.com/viewarticle/757841>.

Benjamin C, 2013, Carpal Tunnel Syndrome. Sports Medicine and Shoulder

Service, UCSF Department of Orthopaedic Surgery, [online] Viewed 29

Mei 2015

<http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000433.htm>.

Bernard B P, 2014, Musculosceletal and Workplace Factors: Individual Fact

Associated with Work-Related Musculosceletal Disorders (MSDs), US

Department of Health and Human Services (NIOSH), Pp. 246-590.

[online] Viewed 30 Mei 2015 < http://www.cdc.gov/niosh>.

Bethesda M, 2012, Carpal Tunnel Syndrome, US Department of Health and

Human Services: Public Health Services National Institute of Health

(NIH), Pp. 2-3 [online] Viewed 26 Mei 2015 < http://www.ninds.nih.gov/

disorders/carpal_tunnel/carpel_tunnel_FS.pdf>.

Bruce and John, 2009, Carpal Tunnel Syndrome: Can it be a work related

(18)

72

72

Burt S, Ken C, Yan J et al, 2011, Workplace and Individual Risk Factor for

Carpal Tunnel Syndrome, Occupational and Environmental Medicine,

[online] Viewed 30 Mei 2015 <http://www.medscape.com/viewarticle/

753450>.

Cabe M S J, Anna L, Uebele et al, 2007, Epidemiologic Association of Carpal

Tunnel Syndrome and Sleep Position: Is There a Case for Causation?,

American Association for Hand Surgery, No.2, Pp. 127-134.

Chiotis K, Nikolaos D, Aspasia R et al, 2013, Role of Anthropometric

Characteristic in Idiopathic Carpal Tunnel Syndrome, American Congress

of Rehabilitation Medicine, Pp. 737-744. [online]. Viewed 30 Mei 2015

<http://www.archieves-pmr.org>.

Departemen Kesehatan RI, 2005, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta:

Departemen Republik Indonesia.

Erawati R V, 2012, Kontribusi Industri Kerajinan Kulit Bagi Pendapatan Tenaga

Kerja di Kabupaten Magetan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya.

[online] Viewed 29 Mei 2015 <ejournal.unesa.ac.id/article/12281/53/

article.pdf>.

Harahap, R, 2003, Praktis Carpal Tunnel Syndrome, Cermin Dunia Kedokteran,

Vol.141: Pp. 51-53.

Health Council of Netherland, 2013, Repetitive Movements at Work: Health Risk

due to Repetitive Movements at Work, Committe on Identification of

Workplace Risks, Pp. 21-35. ISBN: 978-90-5549-967-0.

Helmi Z N, 2012, Penyakit Degeneratif pada Tendon: Sindrom Terowongan

Karpal, In: Helmi Z N, Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal, Pp.

339-343, Salemba Medika, Jakarta, ISBN: 978-602-8570-97-8.

Huldani, 2013, Carpal Tunnel Syndrome, Jurnal online Fakultas Kedokteran

Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Ibrahim I, W S Khan, N Goddard et al, 2012, Carpal Tunnel Syndrome: A Review

of the Recent Literature, The Open Orthopaedics Journal, Vol. 6, pp.

69-76.

Jagga V, Lehri A, and Verma S K, 2011, Occupation and Its Association with of

(19)

73

73

Physiotherapy. Vol.7, No.2, pp.68-78 [online]. Viewed 27 Mei 2015 <

http: //medind.nic.in/jau/t11/i2/jaut11i2p68.pdf>.

Jonathan F, 2013, The Wrist and Carpal Tunnel, [online] Viewed 29 Mei 2015

<http://corewalking.com/wrist-carpal-tunnel/> .

Kamath and Stothard, 2004, A Clinical Questionnaire for the Diagnosis ofCarpal

Tunnel Syndrome, The British Society for Surgery of the Hand, Vol.29,

pp.95-96.

Kurniawan B, Jayanti S, dan Setyaningsih Y, 2008, Faktor Resiko Kejadian

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa

Karangcengis, Purbalingga, Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol.3,

No.1, pp 31-37.

Lie TMS, 2005, Gerakan Repetitif Berulang Sebagai Faktor Resiko Terjadinya

Sindrom Terowongan Karpal pada Pekerja Wanita di Pabrik Pengolahan

Makanan, Universa Medicina Jurnal Kedokteran Universitas Trisakti,

Vol.24, No.1, pp. 15-23.

Mardjono M dan Sidharta P, 2009, Neurologi Klinis Dasar, PT Dian Rakyat,

Jakarta.

Moore KL, Arthur F, Dalley II et al, 2013, Anatomi Berorientasi Klinis Edisi 5,

PT Erlangga, Jakarta.

Munoz ZR, 2013, Water, Energy, and Carbon Footprints of a Pair of Leather

Shoes, KTH Royal Institute of Technology, pp. 12-14.

Negari ADS, 2009, Hubungan antara Intensitas Gerakan Berulang dan Tingkat

Kekuatan Kontraksi Otot pada Tangan dengan Tingkat Nyeri Pergelangan Tangan pada Industri Sarung Ayu “M&C” Pemalang Jawa Tengah, e-Journal Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Palmer KT, 2011, Carpal tunnel syndrome: The role of occupational factors,

Europe PMC Funders Group, University of Southampton, UK, Best Pract

Res Clin Rheumatol, 25(1): 15–29. doi:10.1016/j.berh.2011.01.014.

Pangestuti AA dan Widajati N, 2014, Faktor yan Berhubungan dengan Keluhan

Karpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Gerinda di PT DOK dan

Perkapalan Surabaya, The Indonesian Journal of Occupational Safety and

(20)

74

74

Rell MJ and Galvin JR, 2008, Cumulative Trauma Disorders, Connecticut

Department of Public Health, Environmental and Occupational Health

Assessment Program, University of Connecticut, Pp. 2-4 [online]. Viewed

26 Mei 2015 <http://www.ct.gov/dph/lib/dph/environmental_health/eoha/

pdf/ctds_fact_sheet.pdf>.

Roquelaure Y, Mariel J, Dano C et al, 2002, Prevalence, Incidence, and Risk

Factors of Carpal Tunnel Syndrome in a Large Shoe Footwear Factory,

Center for Occupational Health and Ergonomics University Hospital

Angers Cedex France, Vol.14, No.4 pp. 357-367.

Schnetzler, KA, 2008, Acute Carpal Tunnel Syndrome, US National Library of

Medicine National Institute of Health, Pubmed [online] Viewed 28 Mei

2015 < http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18460688>.

Silverstein BA, Fine LJ, and Amstrong TJ, 1987, Hand Wrist Cumulative Trauma

Disorders in Industry, British Journal of Industrial Medicine, Vol.43, pp.

779-784 [online] Viewed 26 Juni 2015 <http://www.ncbi.nlm.nih.gov/

pmc/articles/PMC1007752/pdf/brjindmed00175-0059.pdf>.

Snell RS, 2006, Anatomi Klinik Ed 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Soegih R, 2009, Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis, CV Sagung Seto

Jakarta.

Subaris dan Haryono, 2007, Hygiene Lingkungan Kerja, Mitra Cendekia Press,

Yogyakarta.

Tana L, Halim SF, Delima et al, 2004, Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja

Garmen di Jakarta, Jurnal Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 32, No. 2.

Pp. 73-82.

Tana L, Delima, dan Ryadina W, 2009, Evaluasi Mdel Penyuluhan dalam

Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Praktek Mengenai Sindrom

Terowongan Karpal pada Pekerja Beberapa Perusahaan Garmen di Jakarta

tahun 2004, Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. XIX,

No.3, Pp. 109-115.

Tengfei F, Manlin C, Fang L et al, 2015, Carpal Tunnel Syndrome Assessment

(21)

75

75

in Patients versus HealthyVolunters, PLOS ONE 10 (1) pp. 1-11:

e0116777. Doi:10.1371/journal.pone.0116777.

Takala J, Päivi H, Kaija LS et al, 2014, Global Estimates of the Burden of Injury

and Illness at Work in 2012, Journal of Occupational and Environmental

Hygiene, [online] Viewed 30 Mei 2015 <http://www.ncbi.nlm.nih.gov/

pmc/articles/PMC4003859/>.

Yunanto D, 2013, Produk Sepatu Kulit, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya, Sleman,

(22)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tenaga kerja diberbagai sektor baik formal maupun informal memiliki

resiko terpajan dengan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat

Pekerjaan (KAP). PAK adalah suatu masalah kesehatan yang disebabkan oleh

pajanan berbahaya di tempat kerja. Laporan ILO 2011 menyebutkan bahwa

persentase kasus PAK lebih banyak daripada KAP (Takala et al, 2014). PAK

yang sering dijumpai yaitu ketulian, gangguan reproduksi, penyakit jiwa,

sistem saraf dan gangguan muskuloskeletal termasuk sindrom terowongan

karpal (STK). STK merupakan salah satu PAK yang dilaporkan oleh badan

statistik perburuhan di negara maju sebagai penyakit yang sering terjadi

dikalangan pekerja industri. Angka kejadian STK di USA pada pekerja

industri diperkirakan ada 15-20% dan dilaporkan bahwa lebih 50% dari

seluruh PAK di USA adalah cumulative trauma disorders (CTD), dimana

salah satunya adalah STK (Rell and Galvin, 2008).

Prevalensi STK dalam dunia kerja di Indonesia masih belum banyak

diketahui, karena sangat sedikit diagnosis penyakit akibat kerja yang

dilaporkan. Pada penelitian sebelumnya tahun 2003-2005, menunjukkan

adanya peningkatan kejadian STK di Surabaya dari 76 kasus menjadi 112

kasus pada pekerjaan dengan tingkat frekuensi pengulangan yang sering dan

durasi yang lama (Pangestuti dan Widajati, 2014).

STKmerupakan salah satu penyakit yang paling sering mengenai nervus

(23)

2

dalam golongan CTD pada ekstremitas atas (Rell and Galvin, 2008). STK

dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan

pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Beberapa

peneliti melaporkan bahwa lebih dari separuh penyebab STK adalah faktor

dari tempat kerja yang erat hubungannya dengan gerakan repetitif dengan

menggunakan tumpuan tenaga pergelangan tangan dan tangan, getaran, dan

tekanan mekanik langsung pada tangan saat bekerja dalam jangka waktu yang

lama, suhu yang ekstrim serta postur kerja yang tidak ergonomis (Jagga,

Lehri, and Verma, 2011).

Penyebab gangguan pada jaringan sekitar terowongan karpal terjadi

karena proses inflamasi kronis yang mengakibatkan tekanan dalam

terowongan karpal meningkat sehingga dapat menekan nervus medianus

(entrapment neuropathy) yang akhirnya memunculkan gejala klinis STK

yang khas seperti kesemutan, nyeri, kebas, atau sensasi seperti tertusuk-tusuk

pada jari dan tangan di daerah distribusi nervus medianus (bagian volar 3½

jari sisi radial) yang menyebabkan terbatasnya fungsi pergelangan tangan dan

pekerjaan sehari-hari (Bethesda, 2012).

Kabupaten Magetan selama 15 tahun terakhir dikenal sebagai sentra

pengrajin sepatu kulit. Sebagian besar pengrajin sepatu kulit didaerah tersebut

termasuk dalam sektor informal dengan memproduksi sepatu kulit yang

dibuat secara hand made. Pengrajin sepatu bagian produksi merupakan

bagian yang amat penting bagi produsen sepatu, karena dibagian inilah semua

kegiatan produksi mulai dari pemrosesan bahan hingga menjadi sepatu yang

(24)

3

Minimnya penelitian tentang STK di industri sepatu Indonesia inilah

yang menyebabkan peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang hubungan

lamanya frekuensi gerakan repetitif dan berkekuatan tangan dengan angka

kejadian STK pada pengrajin sepatu kulit sektor informal.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara intensitas gerakan repetitif dan berkekuatan

dengan kejadian sindrom terowongan karpal (STK) pada pegrajin sepatu

kulit di Magetan bagian produksi ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara intensitas gerakan repetitif dan berkekuatan

dengan kejadian Sindrom Terowongan Karpal (STK) pada pengrajin sepatu

kulit di Magetan bagian produksi.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui angka kejadian STK pada setiap unit produksi (pemotongan,

penjahitan, perakitan, dan finishing)

2. Mengetahui angka kejadian STK dengan profil responden (usia, masa kerja,

lama kerja, dan BMI)

3. Menganalisis seberapa besar pengaruh gerakan repetitif dan berkekuatan

(25)

4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat akademis

a. Sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama

menempuh pendidikan dokter terutama dalam bidang ilmu penyakit

saraf yang berhubungan dengan penyakit akibat kerja, khususnya STK.

b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah

kesehatan kerja khususnya STK.

1.4.2 Manfaat klinis

Memberikan sumbangan pemikiran kepada pengembangan ilmu

kedokteran untuk mengupayakan tindakan preventif terjadinya STK pada

pengrajin sepatu kulit.

1.4.3 Manfaat bagi masyarakat

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang STK sehingga

nantinya diharapkan masyarakat lebih memperhatikan kondisi kesehatan diri

dengan rutin memeriksakan kesehatan di tempat pelayanan kesehatan

terdekat sebagai upaya deteksi dini STK.

1.4.4 Manfaat bagi industri

Memberikan sumbangan pemikiran bagi bidang industri untuk

menerapkan standar operasional prosedur bagi pekerja pada sektor formal

maupun informal yang kesehariannya melakukan pekerjaan beresiko untuk

mengalami PAK berupa STK. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya

dalam mengurangi biaya perusahaan yang dikeluarkan untuk kesehatan para

Referensi

Dokumen terkait