i
PENGARUH BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM ARANG SEKAM TERHADAP BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)
SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
DIAN SHOFHATIN HUMAIDAH 201010070311089
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ii
PENGARUH BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM ARANG SEKAM TERHADAP BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)
SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi
sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Disusun Oleh:
Dian Shofhatin Humaidah 201010070311089
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya
dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh
“
(Tafsir QS. As-saff: 5)
“
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila engkau telah
selesai (dari sesuatu urusan), teteplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
(Tafsir QS. Al-Insyirah: 94)
“
Perjuangan Tanpa Menyerah adalah Jalan Menuju Kesuksesan
”
Karya yang telah kuselesaikan dengan semangat, kesabaran, dan tetesan air mata ini kupersembahkan kepada:
Kedua orangtuaku
Ibunda, Ibunda, Ibunda Yulia Kurniawati, S.Pd dan Ayahanda Drs. Nadlir Ihsan, M.A sebagai wujud baktiku Terimakasih atas segala do’a, motivasi, perjuangan yang tak kenal lelah hingga sama sekalii tidak akan pernah bisa aku balas, dan doa yang senantiasa selalu dipanjatkan
kepada Allah SWT untuk aku anakmu hingga aku bisa
menyelesaikan study ini dengan semluruh kemampuan dan perjuanganku
kedua saudara kembarku tersayang kakak Ayu Noviana RS dan Ayunoviani RS serta para saahabatku Lysa Ulfa Karina dan Atia Yulfianita serta Sumitro Bagus Arianta Nugraha yang
senantiasa menjadi teman dekat yang selalu membantu, motivasiku untuk sabar dan tetap berjuang dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Aku Ucapkan………
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Pengaruh Berbagai Komposisi Media Tanam Arang Sekam terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) sebagai Sumber Belajar Biologi” Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, informasi,
bimbingan dan juga do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Terutama pada:
1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Dr. Poncojari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, MM. M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang dan selaku dosen
Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan
bimbingan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
4. Ibu Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd selaku pembimbing II yang dengan
penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan kepada penulis
hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Bapak Husamah, S.Pd, M.Pd selaku Dosen yang telah banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang dalam
viii
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan
pengetahuan.
7. Bapak Wardi, ibu Illa dan kakak-kakak yang berada di Laboratorium
Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang yang
telah membantu proses penelitian
8. Sahabat-sahabatku Atia, Lysa, Novit, Indri, Anik dan Dimas serta seluruh
keluarga besar Biologi angkatan 2010 khususnya Biologi kelas B,
Teman-teman kos 3B 68 serta semua pihak yang selalu membantuku dalam
mengerjakan tugas akhir ini dan memberi semangat serta doa selama
bimbingan dan ujianku.
Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan kepada saya selama ini, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 10 November 2014
Penulis,
xi
2.1.1 Klasifikasi Jamur Tiram Putih... 10
2.1.2 Siklus Hidup Jamur Tiram Putih... 12
2.1.3 Kandungan Jamur Tiram Putih ... 13
2.1.4 Manfaat Jamur Tiram Putih... 14
xii
2.6 Tinjauan tentang Sumber Belajar ... 22
2.6.1 Pengertian Sumber Belajar ... 22
2.6.2 Pengembangan Sumber Belajar Biologi ... 23
2.6.3 Jenis-jenis Sumber Belajar Biologi ... 24
2.6.4 Kriteria Sumber Belajar ... 26
2.6.5 Pemilihan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar ... 27
2.6.6 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar ... 27
2.5.7 Langkah-langkah Penulisan Jurnal... 29
2.7 Kerangka Konsep ... 30
3.4 Jenis dan Definisi Operasional Variabel ... 37
3.4.1 Jenis Variabel ... 37
3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 37
3.5 Prosedur Penelitian... 38
3.5.1 Alat dan Bahan... 38
3.5.2 Cara Pembuatan Jamur Tiram... 38
3.5.3 Kerangka Operasional Penelitian... 43
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 45
3.7 Metode Analisis Data... . 46
3.6 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar ... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berat Basah pada Media Tanam Arang Sekam .. 51
4.2 Pembahasan Pengaruh Berbagai Komposisi Media Tanam Arang Sekam terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih... .. 56
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kandungan Nutrisi pada Jamur Tiram Putih…... ... 14
2.3 Kandungan Vitamin dan Mineral Jamur Tiram Putih... 14
2.3 Kandungan Gizi Jamur Tiram Putih Segar per 100 Gram ... 14
2.4 komposisi Kimia Kayu Sengon... ... 20
4.1. Berat Basah Jamur Tiram Putih pada Media Arang Sekam dalam Satuan gr ... 51
4.2. Rata – rata Hasil Keseluruhan Panen Berat Basah Jamur Tiram Putih... ... 51
4.3. Uji Normalitas Berat Basah Jamur Tiram Putih menggunakan Media Arang Sekam ... 53
4.4. Uji Homogenitas untuk berat basah jamur tiram menggunakan media arang sekam ... 54
4.5. Uji One Way ANOVA...55
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.Hasil Data Hasil Uji Pendahuluan... 74 2. Hasil Data Penelitian ... 76 3.Hasil Analisis Data Menggunakan Program SPSS ... 78 4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Peminatan Kelompok
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam Sekolah Menengah Atas
Biologi ... 89 5. Silabus Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam Mata Pelajaran
Biologi SMA ... 93 6. Silabus Modifikasi dari Silabus Pemerintah Peminatan Matematika dan
xv
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, A & Parjimo, H. Budidaya Jamur (jamur kuping, jamur tiram &
Jamur merang). Agromedia Pustaka : Jakarta
Astutik, Isri. 2013. Identifikasi Tanaman Obat Keluarga Di Desa Kangean
Sumenep Madura. Skripsi, Universitas Muhammdiyah Malang.WHO,
2003. Traditional medicin,
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/, diakses 15 Februari 2014.
Bakri, 2008. Komponen kimia dan fisik abu sekam padi sebagai SCM untuk
pembuatan komposit semen. Jurnal Perennial, 1 (5) : 9-14.
Balai Penelitian Pasca Panen. 2001. Peluang Agribisnis Arang Sekam.
Jakarta.
Darliana, Ina. 2013. Pengaruh Penambahan Bekatul dan Limbah Ampas
Tahu Untuk Media Pertumbuhandan Produksi Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreatus). Karya Ilmiah, Jurusan Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Bandung Raya.
Direktorat pembinaan SMA . 2010. Juknis pengembangan bahan ajar, .hal
27.
Djarijah. 2001. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta : Kanisius.
Fajar, Ana Khomsatul. 2009. Kandungan Kalsium dan Fosfor Jamur Tiram
Putih (Pleurotus ostreatus) yang Ditumbuhkan Pada Berbagai Jenis
Media. Skripsi,Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. IKIP PGRI Semarang.
Ginting, Alan Randall, Herlina, Ninuk, Tyasmoro. 2013. Studi Pertumbuhan
dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media
Tumbuh Gergaji Kayu Sengon dan Bagas Tebu. Jurnal Produksi
Tanaman, 1 (2) : 17-23.
Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar
Swadaya
Harlistaria, Meta Fitri, Wigniyanto. 2009.Analisis Kelayakan Teknis dan
Finansial Produksi Sosis Jamur Tiram Pada Skala Industri Kecil
(Studi Kasus Di Budidaya Jamur Tiram “Wahyu” Di Kota Mojokerto). Jurnal Industria, 1 (2) : 105-114.
xvi
Hayyuningtias,Dian Risma Wati, dkk. 2009. Perbedaan Kandungan Protein,
Zat Besi, dan Daya Terima Pada Pembuatan Bakso dengan
Perbandingan Jamur Tiram (Pleurotus Sp) dan Daging Sapi Yang
Berbeda. Jurnal Kesehatan, 2 (1) : 1-10.
Hidayah, Fadilatul. 2013. Pengaruh Campuran Media Tanam Serbuk Sabut
Kelapa dan Ampas Tahu Terhada Diameter Tudung Berat Basah
Jamur Tiram. Skripsi, Fakultas Pendidikan Matematika dan
IlmuPengetahuan, Program Pendidikan Biologi Sekolah IKIP PGRI
Semarang, Semarang.
Ismail, M. S. and Waliuddin, A. M. 1996. Effect of Rice Husk Ash on
High Strength Concrete. Construction and Building Materials. 10
(1): 521 – 526.
Kirana, Pradita. 2012. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk
Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram
(Pleurotus ostreatus). Jurnal Program S1 Biologi Departemen
Biologi, Universitas Erlangga.
Kuswytasari, N.D & Astuti, H.K. 2013. Efektivitas Pertumbuhan Jamur
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dengan Variasi Media Kayu Sengon
(Paraserianthes falcataria) dan Sabut Kelapa (Cocos nucifera).
Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2 (2) :144-148.
Maulana, Erlina. 2012. Panen Jamur Tiap Musim. Lily Pusbliser :
Yogjakarta.
Masanto, R & Syaifudin, M. 2011. Kiat Sukses Budidaya Jamur Tiram. PT.
Citra Aji Parama : Yogjakarta.
Nugraha, Tatang. 2013. Kiat Sukses Budidaya Jamur Tiram. Yrama Widya :
Bandung.
Nurbaity, Anne, Setiawan, Ade, Mulyani, Ovianti. 2011. Efektivitas Araang
Sekam sebagai Bahan PembawaPupuk Hayati Mikoriza Arbuskula
pada Produksi Sorgum. Jurnal Agrinimal, 1 (1) : 1-6.
Prastowo, Andi. 2011.Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar
Inovatif.Yogjakarta : Penerbit Diva Press.
Rahayu, Ucu & Winarni, Inggit. 2012. Pengaruh Formulasi Media Tanam
xvii
Putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal Matematika, sains, dan Teknologi,
2 (2) : 20-27.
Rohani, Ahmad, HM, M.Pd. 2004. Pengolalaan Pengajaran. Rineka Cipta :
Jakarta.
Rofieq, A. 2007. Metodologi Penelitian. Modul Mahasiswa Biologi.
Universitas Muhammadiyah Malang.
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Sari, Janti Marchela. 2012. Pengolaan Sampah Di TPA Piyungan Sebagai
Sumber Belajar Dalam Bentuk Modul Pengayaan Materi Pelestarian
Lingkungan Bagi Sswa SMA Kelas X Semester II. Skripsi.Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Negeri
Sitepu, BP. 2008. Pengembangan Sumber BelajarGuru besar Universitas
Negeri Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur, 11 (7) : 79-92.
Soenanto, Hardi. 2000. Jamur Tiram Budidaya dan Peluang Usaha. Aneka
Ilmu : Semarang.Yogjakarta. Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya
Pertanian, Malang.
Soemeinaboedhy, I Nyoman & Tejowulan, R. Sri. 2007. Pemanfaatan
Berbagai Macam Arang sebagai Sumber Unsur Hara P dan K serta
sebagai Pembenah Tanah. Jurnal Agroteksos, 17 (2) : 11-122.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta
Sumarsih, Sri & Riyati, Rati. Pengaruh Perbandinagan Bagas dan Blotong
Terhadap Pertumbuhan dan ProduksiJamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus). Jurnal Ilmiah Agrevet, 1 (2) : 1-10.
Suriawiria, H Unus. 2000. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu. Jakarta :
PT.Penerbit Swadaya.
UNHAS, Keputusan Direktur PPs. 2012. Pedoman Penulisan Artikel atau
Jurnal Penelitian (Ilmiah). Artikel, No. 308.
Yanuati, A.N.T. 2007. Kajian Perbedaan Komposisi Media Tanam Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus).
Skripsi, Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (daging, ikan, dan
susu) dan nabati (tahu dan tempe). Protein hewani memiliki komposisi protein
yang lebih lengkap dibandingkan protein nabati. Namun, di Indonesia konsumsi
protein hewani tergolong tinggi akan tetapi daya beli masyarakat masih rendah
(Ginting,dkk. 2013). Menurut Badan Pusat Statistik (2013), diperoleh data bahwa
konsumsi protein hewani di Indonesia tahun 2013 yaitupada daging 2,38% dan
ikan 7,56% lebih tinggi dibanding konsumsi protein nabati yaitu 2,31%.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemenuhan
kebutuhan protein serta sebagai alternatif pengganti protein hewani yaitu dengan
meningkatkan konsumsi terhadap protein nabati misalnya jamur tiram putih
(Pleurotus ostreatus). Jamur tiram putih merupakan sumber protein nabati yang
memiliki daya cerna tinggi dan harga yang relatif murah dibandingkan dengan
harga protein hewani. Menurut Hidayah (2013) jamur tiram putih (Pleorotus
ostreatus) dapat dikembangkan sebagai diversifikasi bahan pangan dan sumber
kebutuhan protein nabati.
Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur kayu yang
mempunyai prospek baik karena kandungan gizi protein nabatinya cukup tinggi.
Dari hasil penelitian, rata-rata jamur tiram mengandung protein19-35% lebih
2
pada jamur tiram putih ialah lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi, dan vitamin
(Kuswytasari & Astuti, 2013). Kandungan lemak jamur tiram relatif lebih sedikit
dibadingkan jamur kayu lainnya. Oleh sebab itu mengkonsumsi jamur tiram putih
merupakan salah satu usaha perbaikan gizi kesehatan (Harlistaria, dkk. 2009).
Jamur tiram putih mulai banyak diminati oleh masyarakat Indonesia karena
rasanya yang lezat (Sumarsih & Riyati, 2002). Beberapa jenis jamur dapat
dimanfaatkan sebagai bahan olahan makanan dan obat. Akan tetapi, jamur
termasuk bahan pangan yang mudah rusak (Hayyuningsih, dkk.2009). Pada skala
besar jamur tiram putih dapat dipergunakan sebagai peluang usaha yang kemudian
dapat dijual kembali.
Jamur tiram putih mulai dibudidayakan pada tahun 1900 di Indonesia
(Gunawan, 2000). Banyak eksportir yang masih menunggu dari petaninya
sendiri, hal ini disebabkan karena budidaya jamur ini belum memasyarakat.
Pengetahuan tentang jamur sendiri masih kurang dan belum tersosialisasi
penyebaranya di kawasan Indonesia. Kebutuhanjamur di dalam negeri masih
cukup tinggi, apalagi didukung dengan banyaknya turis asing yang dating
mengkonsumsi jamur sebagai santapan sehari –hari. Pasar jamur masih sangat
potensial selain dikonsumsi didalam negeri untuk memenuhi kebutuhanekspor
(Harlistaria,dkk, 2009).
Permintaan jamur sudah mulai menyebar di Negara-negaraluar mencapai 6
juta kg/tahun. Peluang pasar jamur tiram saat ini cukup tinggi, kebutuhan pasar
lokal sekitar 35% dan pasar luar negeri 65% (Maulana, 2012). Tingkat konsumsi
3
pasar swalayan maupun di pasar tradisional jamur tiram masih cukup langka. Hal
ini membuktikan budidaya belum dilakukan secara maksimal. Jumlah produksi
masih terbatas disebabkan para pengusaha dan petani jamur belum mengetahui
secara mendalam mengenai teknik budidaya jamur tiram ( Soenanto, 2000)
Sesuai dengan perkembangan teknologi jamur tiram putih mulai
dibudidayakan secara besar–besaran dengan metode rekayasa teknologi yaitu
penanaman jamur dengan berbagai macam media tanam. Media tanam dapat
meningkatkan nutrisi pada jamur terutama sebagai sumber karbohidrat, karbon
(C), serta nitrogen (N). Suhu, air, pH, kelembapan, dan intensitas cahaya
matahari merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur pada media
tanam.
Komposisi media sangat perlu diperhatikan dengan baik. Komposisi
merupakan unsur penyusun atau unsur pembentuk suatu pada media. Komposisi
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan jamur. Jamur
bersifat heterotrofik membutuhkan sumber nutrisi dalam bentuk unsur hara seperti
Nitrogen, Fosfor, Sulfur, Karbon, Kalsium, dan unsur hara lainnya. Jamur
menghasilkan sejumlah enzim ekstra-seluler yang dapat mendegradasi senyawa
kompleks yang dapat larut dan kemudian diserap oleh jamur tiram putih sebagai
nutrisi. Media tanam yang biasa digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan jamur tiram putih adalah kayu atau serbuk gergaji kayu, dedak
bekatul, tepung jagung, kapur, gypsum, dan TSP.
Namun sejauh ini para petani budidaya jamur belum mengetahui mengenai
4
limbah mudah didapat dan harganya pun relatif murah. Pemanfaatan media tanam
sebagai nutrisi substrat jamur tiram putih dapat langsung membantu pemerintah
dalam mengatasi masalah limbah.
Limbah merupakan masalah yang cukup serius terutama bila
penanganannya tidak baik karena akan mencemari lingkungan (Sumarsih &
Riyati, 2012). Masalah pencemaran lingkungan makin lama makin komplek dan
memperoleh perhatian yang sangat besar di Negara maju maupun di Negara
berkembang.Seiring meningkatnya produksi makanan dari sector pertanian secara
tidak langsung akan meningkatkan pula limbah pertanian. Melimpahnya limbah
pertanian sering menjadi masalah karena dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan. Salah satu limbah yang cukup banyak tersedia di lingkungan sekitar
kita adalah limbah arang sekam padi, ampas tahu,ampas tebu dan lain sebagainya.
Sekam padi merupakan lapisan yang membungkus butiran padi, dan akan
terpisah pada proses penggilingan gabah sehingga menjadi bahan sisa atau limbah
penggilingan. Sekam padi merupakan bahan organik yang berasal dari limbah
pertanian yang mengandung beberapa unsur penting seperti protein kasar,
lemak, serat kasar, karbon, hidrogen, oksigen dan silika (Balai Penelitian
Pascapanen Pertanian, 2001). Limbah pertanian ini menimbulkan gangguan di
masyarakat karena menumpuknya sekam padi yang tertimbun dan menjadi
sampah.
Limbah pertanian sekam dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi media
pertumbuhan tanaman budidaya seperti jamur tiram putih. Akan tetapi di dalam
5
unsur hara yang terdapat dalam sekam yang telah diarangkan berupa
fosfor,kalium, kalsium, dan karbon memungkinkan tanaman tumbuh dengan baik
(Fajar, 2009).Arang sekam lebih baik dibanding sekam padi, karena arang sekam
sudah mengalami pembakaran yang bisa menghilangkan bibit penyakit atau hama
yang mungkin saja terikut.Sehingga memberikan hasil yang lebih baik dan
diharapkan mampu meningkatkan jumlah produksi berat basah jamur tiram putih.
Obyek serta persoalan-persoalan biologi banyak ditemukan disekitar kita,
hal ini sangatlah baik bila dijadikan sebagai sumber belajar biologi. Dilihat dari
sektor pendidikan pengembangan media tanam untuk jamur tiram putih dapat
diterapkan sebagai sumber belajar SMA kelas X pada materi fungi. Pada
penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai
pengelolaan limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi media tanam jamur
tiram putih. Pengembangan kreatifitas guru dalam hal mengajar merupakan salah
satu factor penting berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (Astutik, 2013).
Peneliti akan membuat Jurnal Penelitian yang akan menjadi sumber belajar untuk
siswa. Menurut Rohani (2004), sumber belajar adalah guru dan bahan-bahan
pelajaran atau bahan pengajaran baik buku-buku bacaan dan semacamnya baik
dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung serta dapat melengkapi
peserta didik pada saat proses pengajaran berlangsung.
Sehubungan dengan ini perlu diadakan penelitian mengenai budidaya jamu
tiram putih dengan berbagai komposisi media tanam arang sekam yang paling
efektif dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap berat basah denganbiaya
6
tiram putih perlu kiranya untuk memanfaatkan penelitian ini. Penelitian ini juga
dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan pada materi pembelajaran yang
terkait. Oleh sebab itu saya mengambil judul penelitian mengenai “Pengaruh Berbagai Komposisi Media Tanam Arang Sekam terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) sebagai Sumber Belajar Biologi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka disusun rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Adakah pengaruh berbagai komposisi media tanam pokok dan arang
sekam tehadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)?
2. Berapakah konsentrasi yang paling optimal dari komposisi media tanam
pokok dan arang sekam terhadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus
ostreatus)?
3. Bagaimanakah bentuk pengembangan dari hasil penelitian pengaruh
berbagai komposisi media tanam pokok dan arang sekam terhadap berat
basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai sumber belajar
biologi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh berbagai komposisi media tanam pokok dan
7
2. Untuk mengetahui konsentrasi yang paling optimal dari komposisi media
tanam pokok dan arang sekam terhadap berat basah jamur tiram putih
(Pleurotus ostreatus).
3. Untuk mengidentifikasi pemanfaatan hasil penelitian pengaruh berbagai
komposisi media tanam arang sekam tehadap berat basah jamur tiram
putih (Pleurotus ostreatus) sebagai sumber belajar biologi SMA mengenai
materi fungi.
1.4Manfaat Penelitian 1. Teoritis :
a. Menambah khasanah keilmuwan bagi penulis mengenai pengetahuan
pengaruh pemberian berbagai macam komposisi media tanam pokok dan
arang sekam terhadap berat basah jamur tiram putih(Pleurotus ostreatus)
serta menjadi bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang berminat tentang
objek penelitian ini.
b. Memberikan tambahan sumber belajar biologi berupa jurnal penelitian yang
dapat berguna oleh siswa-siswi SMA kelas X mengenai materi
pengelompokkan makhluk hidup.
8
a. Agar dapat digunakan sebagai bahan ajar mengenai teknik penanaman dan
pemeliharaan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan komposisi
media tanam pokok dan arang sekam yang paling efektif.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai teknik penanaman
jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan berbagai komposisi media
tanam pokok dan arang sekamyang paling efektif.
1.4 Batasan Masalah
1. Penelitian ini juga menggunakan berbagai macam komposisi media tanam
pokok dan arang sekam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) diantaranya
arang sekam padi sebagai perlakuan sedangkan serbuk gergaji dan dedak
bekatul sebagai kontrol.
2. Komposisi penelitian media tanam arang sekam adalah 40%, 30%, 20%, 10%,
dan 0%.
3. Hal-hal yang akan ditelitii adalah berat basah jamur tiram putih (Pleurotus
ostreatus) dengan berbagai komposisi media tanam yaitu menggunakan arang
sekam.
4. Materi biologi yang digunakan untuk pengembangan sumber belajar biologi
dari penelitian ini yaitu materi jamur (fungi) terdapat pada kelas X semester
1 materi jamur (fungi) terdapat pada Kompetensi Inti, yaitu 4.Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
9
pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam
bentuk laporan tertulis.
1.5 Definisi Istilah
a. Jamur Tiram Putih adalah jamur yang memiliki bentuk samping atau
menyamping antara tangkai dengan tudung dan merupakan salah satu jenis
jamur kayu yang mempunyai prospek baik karena kandungan gizi protein
nabatinya cukup tinggi.
b. Komposisi merupakan unsur penyusun atau unsur pembentuk suatu media.
Komposisi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
jamur.
c. Media atau bahan merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman,
baik berupa tanah maupun non tanah serta berfungsi sebagai tempat tumbuh
akar tanaman dan tempat penyedia unsure hara bagi tanaman.
d. Berat basah merupakan total berat tanaman yang menunjukkan hasil
aktivitas metabolic tanaman (Salisbury dan Ross, 1995).
e. Arang sekam padi merupakan bahan organik yang berasal dari limbah
pertanian yang mengandung beberapa unsur penting seperti protein kasar,
lemak, serat kasar, karbon, hidrogen, oksigen dan silika (Balai Penelitian
Pasca PanenPertanian, 2001).
f. Menurut Rohani (2004), sumber belajar adalah guru dan bahan-bahan pelajaran
atau bahan pengajaran baik buku-buku bacaan dan semacamnya baik
dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung serta dapat melengkapi