• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Instalasi Lift Tipe Minispace Pada Apartemen Puncak Bukit Golf Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Instalasi Lift Tipe Minispace Pada Apartemen Puncak Bukit Golf Surabaya."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2015

INSTALASI LIFT TIPE MINISPACE

TM

PADA APARTEMEN PUNCAK BUKIT GOLF SURABAYA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Program Studi S1 Sistem Komputer

Oleh :

(2)

x

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

(3)

xi

BAB III TEORI PENUNJANG ... 21

(4)

xii

4.2.2 Pemasangan Rel Utama dan Rel Counterweight ... 35

4.2.3 Instalasi Sling Kereta Elevator ... 38

A. Guide Shoes Selama Instalasi ... 38

4.2.5 Pemasangan Listrik di Sangkar ... 44

A. Susunan Atap Sangkar ... 44

B. Box Maintenance ... 45

(5)

xiii

E. Pemasangan Position Encoder ... 47

F. Pemasangan Switch Magnet, Switch Final, Magnet ETS-L dan Kipas... 49

4.2.6 Penyambungan Sebelum Commissioning Untuk Inspection Drive .. 49

A. Penyambungan Wiring Atap Sangkar ... 49

B. Penyambungan Travelling Cables ... 50

4.2.7 Pemasangan Sensor Level ... 51

4.2.8 Pemasangan Sensor Limit ... 52

BAB V PENUTUP ... 53

5.1 Kesimpulan ... .. 53

5.2 Saran ... .. 53

(6)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. KONE Indo Elevator adalah salah satu cabang perusahaan KONE yang berpusat di Helsinki, Finlandia. KONE Indonesia merupakan bagian dari KONE Asia Tenggara. Di Indonesia KONE berpusat di Jakarta dengan cabang berada di Surabaya, Bandung dan Bali. PT. KONE Indo Elevator merupakan perusahaan yang bertugas untuk melakukan instalasi dan perawatan lift dan eskalator untuk instansi yang menggunakan produk dari KONE. Sedangkan untuk pabrik produksi barang berada di Finlandia dan Cina.

KONE sangat memperhatikan keselamatan kerja dari para karyawan dan pekerja lapangannya, sehingga apabila ada pengarahan safety training untuk karyawan dan pekerja lapangannya, maka semua cabang perusahaan KONE harus melakukan safety training untuk karyawan dan pekerja lapangannya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang menegaskan bahwa perlindungan terhadap pekerja/buruh di tempat kerja merupakan hak yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh. Maka dari itu untuk setiap karyawan/pekerja lapangan yang baru masuk harus mengikuti safety training sebagai salah satu syarat wajib dari KONE dan juga mengikuti peraturan yang dibuat pemerintah.

(7)

utama yang harus digunakan oleh pekerja lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja antara lain sepatu safety, sarung tangan dan helm. Ketiga hal tersebut adalah kewajiban dan keharusan bagi para pekerja lapangan yang sedang mengerjakan proyek instalasi lift maupun yang melakukan maintenance di proyek.

Dalam proses pengerjaan instalasi lift, mulai dari pemasangan plumb, rel utama, perakitan kereta lift, pemasangan sensor hingga wiring dan setting lift serta pengujian kelayakan lift, semua pekerja lapangan harus mengutamakan keselamatan kerja dan ketelitian. Karena jika salah perhitungan sedikit saja maka kereta lift akan bergerak tidak sempurna. Dan toleransi pengukuran adalah + 1 mm. Hal inilah mengapa semua karyawan dan pekerja lapangan harus mengikuti pelatihan yang diberikan oleh pihak KONE.

Proses instalasi lift sangatlah rumit. Dengan proses pengerjaan mulai perakitan hingga pengujian lift dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian. KONE selalu mengutamakan safety dan quality. Di proses instalasi dilakukan perakitan rel utama lift hingga pemasangan sensor-sensor. Sedangkan pada proses wiring dilakukan pemasangan travelling kabel dan perakitan panel kontrol yang telah disesuaikan oleh pabrik produksi sehingga pekerja lapangan melakukan penyesuaian dengan manual book yang telah disiapkan. Dan terakhir uji kelayakan lift dan keamanan lift.

1.2. Perumusan Masalah

(8)

1. Bagaimana proses pengerjaan instalasi lift mulai dari pemasangan rel utama hingga memasang sensor-sensor.

2. Bagaimana men-setting sensor level dan sensor limit.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat begitu banyaknya proses instalasi lift mulai dari awal perakitan hingga siap dipergunakan, maka penulis membatasi pembahasan mulai dari proses instalasi rel hingga pemasangan sensor limit dan sensor level pada kereta lift.

1.4. Tujuan Kerja Praktik

Dalam melaksanakan Kerja Praktik di suatu perusahaan maupun instansi, maka mahasiswa sebagai seorang yang menjalankan syarat pendidikan tinggi tentunya memilki tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan kegiatan Kerja Praktik ini.

Beberapa tujuan Kerja Praktik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

a. Memperoleh pengetahuan mengenai manajemen instansi, struktur, organisasi, standar, dan etika kerja di PT. KONE Indo Elevator.

(9)

c. Mahasiswa dapat melihat dan merasakan secara langsung kondisi dan keadaan dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga memperoleh pengalaman yang lebih banyak lagi.

d. Mendidik dan melatih mahasiswa untuk dapat menyelesaikan dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi di lapangan dalam melakukan Kerja Praktik.

e. Dapat membantu memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis sebagai mahasiswa terhadap disiplin ilmu yang telah diperoleh pada saat belajar di bangku perkuliahan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari Kerja Praktik ini adalah untuk mengetahui proses instalasi lift mulai dari perakitan hingga akhir dan pemasangan sensor pada kereta lift.

1.5. Manfaat Kerja Praktik

Dari Kerja Praktik ini diharapkan mahasiswa dapat memahami kinerja dari lift serta dapat mempelajari kontruksi lift mulai dari perakitan hingga pemasangan sensor pada kereta lift. Sehingga kedepannya mahasiswa memiliki tambahan pengetahuan tentang lift.

1.6. Waktu dan Lama Kerja Praktik

(10)

1.7. Ruang Lingkup Kerja Praktik

Sasaran Kerja Praktik adalah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar melalui pengamatan instalasi dan pemasangan sensor kereta lift, maka dapat dijabarkan ruang lingkup Kerja Praktik adalah sebagai berikut:

1. Mengamati proses pengerjaan instalasi lift di Apartemen Puncak Bukit Golf Surabaya.

2. Mempelajari sistematika instalasi baik perakitan lift maupun pemasangan sensor kereta lift.

1.8. Sistematika Penulisan

Berikut ini adalah sistematika penulisan laporan hasil Kerja Praktik di PT. KONE Indo Elevator :

1. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan berisi latar belakang Kerja Praktik, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan Kerja Praktik dan lain-lain.

2. BAB II PROFIL PERUSAHAAN

(11)

3. BAB III TEORI PENUNJANG

Pada bab ini dibahas teori yang berhubungan dengan teori penunjang, dimana dalam teori penunjang ini meliputi tentang bagian-bagian mengenai pengerjaan proyek oleh PT. KONE Indo Elevator.

4. BAB IV PEMBAHASAN

Bagian ini memuat uraian tentang pembahasan laporan selama Kerja Praktik mengenai analisa sistem yang akan dibuat dan bagaimana merancangnya sehingga menjadi sebuah sistem.

5. BAB V PENUTUP

(12)

7

2.1 KONE

KONE adalah salah satu pemimpin global dalam industri lift dan eskalator. Perusahaan telah berkomitmen untuk memahami kebutuhan pelanggan sejak seabad yang lalu, mulai dari menyediakan industri-lift terkemuka, eskalator dan pintu otomatis serta solusi inovatif untuk modernisasi dan pemeliharaan. KONE memiliki saham kelas B dan terdaftar di NASDAQ OMX Helsinki Ltd di Finlandia.

Produk KONE ini dirancang untuk melayani kebutuhan jenis bangunan yang berbeda. Sebagai contoh, kita memiliki solusi untuk perumahan dan gedung perkantoran, hotel, fasilitas ritel dan medis, infrastruktur, serta bangunan khusus seperti kapal dan stadion.

(13)

2.1.1 Sejarah dan Perkembangan KONE

KONE didirikan pada tahun 1910. Selama 100 tahun KONE berperan sebagai perusahaan teknik industri, KONE telah terlibat dalam bisnis yang berbeda seperti pembuatan tekstil, teknologi kedokteran dan desain sistem perpipaan hidrolik. Fokus utama dari perusahaan adalah menjadi perusahaan lift dan eskalator.

Pada tahun 1908, (ketika itu Finlandia masih dibawah otonom dari Grandy Kadipaten, Kekaisaran Rusia) toko mesin yang bernama Tarmo ("kekuatan") dibuka di Helsinki. Pemilik Tarmo, memperbaiki dan merekondisi peralatan yang digunakan, dan dimasukkan dalam bisnis mereka sebagai KONE ("mesin") Ltd pada tanggal 27 Oktober 1910 dan kemudian menjual saham mereka ke Gottfrid Stromberg, produsen utama motor listrik dan peralatan Finlandia. Stromberg juga diimpor dan diinstal oleh Graham Brothers Elevator dari Swedia.

KONE pindah ke bekas kandang di kawasan industri Stromberg dan mulai memperbaiki dan menjual motor Stromberg yang dimiliki sebelumnya dengan nama KONE. Pada tahun 1912, Lorenz Petrell, kepala departemen Stromberg Elevator, menjadi managing director KONE, posisi yang dipegang sampai 1932. Salah satu keputusan pertama adalah KONE pindah ke tempat yang lebih besar di Helsinki.

(14)

Walter Jakobsson, William Puomi, dan Gotthard Dahlberg berangkat untuk memenuhi mimpi, yakni untuk memproduksi dan menjual lift Finlandia di kelas Eropa.

KONE menghasilkan lima lift pada tahun 1919, tetapi hanya ada satu mesin KONE yang mampu mengangkat. Banyak orang meragukan kemampuan KONE untuk menghasilkan lift berkualitas di Finlandia, tetapi pengiriman pertama meyakinkan industri konstruksi lokal dimana KONE lift setidaknya sama baiknya dengan kompetensi asing.

Pada tahun 1927, KONE membutuhkan tempat untuk memperbesar fasilitas produksi dan akhirnya pindah ke pabrik bekas margarin di Jalan Haapaniemi. Hingga akhirnya KONE mampu memproduksi 200 lift dan 320 pada tahun 1928. KONE mendominasi pasar lift di Finlandia di awal 1930-an, tetapi dengan penjualan kecil, 110 unit pada tahun 1932, 91 tahun 1933 dan 116 pada tahun 1934. Heikki Herlin memutuskan untuk memproduksi crane industri. Dan produksi pertama terjual empat unit pada tahun 1933. Produksi motor listrik juga diperkenalkan pada tahun 1933.

Bertekad untuk mendapatkan pengakuan untuk kualitas dan keandalan produk-produknya, KONE berinvestasi dalam peralatan produksi dan diproduksi semua komponen kunci untuk elevator dan crane. Pada 1939 KONE telah menghasilkan 3000 lift, dan pada tahun berikutnya diproduksi derek ke-200-nya.

(15)

mengembangkan kontrol canggih dan pintu otomatis untuk lift-nya. Penjualan ekspor menyumbang pemasukan yang semakin penting dari bisnis KONE saat itu. Pada tahun 1957 KONE mendirikan sebuah perusahaan penjualan di Konehissar, Swedia.

Pada 1958, KONE membutuhkan kepemimpinan baru. Direktur Teknis Erik Ingvall telah meninggal, penjualan dan teknisi desain William Puomi hendak pensiun. Anggota baru termasuk Lars Eriksson, Matti Matinpalo, Vilkko Virkkala dan Eero Koskivaara. Anak Heikki Herlin, Pekka, juga telah bergabung dengan perusahaan pada tahun 1954, dan pada tahun 1958 reorganisasi luas menempatkan dia pada bagian administrasi. Sedangkan Eriksson bertanggung jawab atas pemasaran dan produksi dan Virkkala di kepala pengembangan produk.

Pekka Herlin dan Eero Koskivaara mulai menempatkan modal aktif KONE untuk bekerja, Lars Eriksson dan Matti Matinpalo mulai mempertimbangkan bagaimana untuk memodernisasi proses produksi KONE saat itu, dan Vilkko Virkkala mulai mencari cara untuk tidak menyalin solusi pesaing tetapi untuk memperbaiki produksi mereka.

(16)

Terobosan KONE yang terjadi pada tahun 1968 adalah dengan mengambilalih bisnis lift di ASEA. Dalam satu lompatan, KONE mencoba keluar dari perusahaan tunggal yang terancam punah dengan beberapa kegiatan ekspor ke pimpinan pasar Eropa Utara.

Pengembangan bisnis diikuti di Spanyol (Eguren, 1969), Austria (Sowitsch, 1970), Perancis (French anak Falconi itu, 1971), Jerman (Hävemeier & Sander, 1973) dan Inggris (Whitbread, 1974). Dalam waktu enam tahun, KONE telah mengubah dirinya dari sebuah perusahaan nasional yang memiliki produksi, penjualan dan operasi layanan di sembilan negara. Untuk mengelola informasi berlebihan, perusahaan membentuk tim teknologi informasi dan membeli komputer pertamanya. Program pengembangan manajemen yang dimulai dengan para ahli internasional terkemuka dibawa untuk mengajar disana.

Pada tahun 1974, Pekka Herlin dan timnya mengambil lompatan besar dengan mengambilalih bisnis lift Eropa di Westinghouse. Westinghouse telah menjadi pemimpin pasar di Prancis dan Belgia dan menjadi bisnis lift yang lebih besar dari seluruh operasi lift internasional milik KONE dan termasuk keahlian tingkat tinggi, yang tidak dimiliki KONE. Dengan mengubah bisnis Westinghouse yang sangat menguntungkan dalam kurun waktu kurang dari empat tahun, KONE menempatkan dirinya sebagai perusahaan internasional dan pesaing layak untuk perusahaan seperti Otis, Schindler dan Thyssen.

(17)

kepemimpinan yang diperlukan untuk menangani keragaman pengembangan perusahaan. Matti Matinpalo memimpin Lift Group, dan Arvo Tuononen bertanggung jawab atas keuangan dan administrasi.

Pada tahun 1980-an, KONE diversifikasi dan diperluas ke pasar geografis baru. Selain bisnis lift dan crane, sekarang ada teknologi medis elektronik (KONE Divisi Instrumen), penanganan kayu untuk industri pulp dan kertas (KONE Wood), sistem pipa hidrolik tekanan tinggi (GS-Hydro) dan solusi akses kargo kapal (MacGregor-Navire) serta beberapa usaha kecil. KONE juga memiliki Raahe Baja Foundry, akuisisi dilakukan pada 1950-an.

(18)

instalasi low-rise. Dubbing mesin pengangkat baru yang disebut EcoDisc® dan -kamar- mesin lift dikurangi dengan MonoSpace®.

Antusiasme besar pasar Lift menyambut KONE MonoSpace® memungkinkan bagi perusahaan untuk merampingkan semua bagian utama dari bisnis, produksi untuk instalasi dan suku cadang. Biaya akan turun seiring dengan meningkat pesanan dan produktivitas. Pada musim gugur tahun yang sama ditunjuk wakil ketua dewan dan CEO, Antti Herlin. KONE membuka pabrik di Greenfield, Cina, pada tahun 1998, yang telah menjadikan China menjadi produsen lift dan eskalator no 1 di pasar dunia.

KONE terus mengakuisisi perusahaan lama setelah diakuisisi besar-besaran tahun 1970-an. Kemudian, pada tahun 2002, KONE melakukan serangan ringan tapi cepat yang mengakibatkan akuisisi Partek, konglomerat Finlandia. Seperti ASEA dan Westinghouse, akuisisi Partek terlibat dalam pengambilalihan perusahaan yang lebih besar daripada KONE.

Selama tahun ini, KONE juga mengambil langkah-langkah penting untuk memperluas operasi di pasar berkembang seperti China, India, Rusia dan Timur Tengah. KONE juga memperpanjang aliansi strategis dengan Toshiba Elevator Jepang dan Sistem Building Corporation. Hubungan kerja sama ini diakhiri dengan pemasangan mesin lift KONE EcoDisc® dalam semua proyek kecuali dua lift dari gedung tertinggi di dunia yaitu, Pusat Keuangan Taipei di Taiwan.

(19)

KONE itu. Dia meluncurkan KONE Way yang menjelaskan kunci KONE, yakni pelanggan, pengiriman, pemeliharaan, solusi penciptaan, dan manajemen dan support. Tim manajemen mulai mendefinisikan program pembangunan utama dan menerbitkan laporan berkala tentang kemajuan KONE dalam mencapai hasil yang diinginkan.

Sejak tahun 2005 KONE telah mengungguli persaingan dalam hal peningkatan pertumbuhan dan keuntungan marjin. KONE telah menempatkan dirinya sebagai pemain utama di pasar pertumbuhan tercepat di dunia dan memperkuat posisinya di pasar tradisional. KONE telah menjadi pemimpin teknologi dan diakui sejak diperkenalkannya pada KONE EcoDisc®.

KONE telah hadir sejak seabad yang lalu. Dari awal sebagai toko mesin kecil di Helsinki, telah menjadi sebuah perusahaan dengan pemasukan € 6.000.000.000, lebih dari 43.000 karyawan dan operasional di seluruh dunia. KONE telah membuktikan kemampuannya untuk beradaptasi dengan dunia yang terus berubah serta menciptakan peluang baru bagi perusahaan untuk tumbuh. Stabilitas kepemilikan oleh empat generasi dari keluarga yang sama telah menciptakan lingkungan yang kuat dan mendukung bagi pembangunan berkelanjutan.

2.1.2 Visi KONE

(20)

2.1.3 Misi KONE

Upaya KONE untuk memenuhi target strategisnya dicantumkan pada program-program pembangunan yang dirancang untuk membantu KONE mengubah strategi KONE menjadi kenyataan, yaitu :

1. Loyalitas pelanggan.

2. Karyawan yang benar – benar profesional. 3. Solusi kompetitif dalam hal People Flow®.

4. Menjadi partner yang lebih disenangi dalam hal perawatan. 5. Penyedia modernisasi yang teratas.

2.1.4 Tujuan

Tujuan KONE adalah untuk menawarkan orang-orang pengalaman terbaik dengan mengembangkan dan memberikan solusi yang memungkinkan orang untuk bergerak dengan lancar, aman, nyaman, dan tanpa menunggu di gedung-gedung pada lingkungan yang semakin urbanisasi ini.

2.1.5 Prinsip

Prinsip – prinsip yang dimiliki oleh KONE adalah : 1. Pengenalan perusahaan.

2. Lingkungan bisnis.

3. Mencipatakan nilai bagi perusahaan.

4. Solusi, operasi dan masyarakat.

(21)

2.1.6 Nilai–nilai

Nilai-nilai yang diutamakan oleh KONE adalah: 1. Safety first.

2. Mengutamakan pelanggan.

3. Perhatian terhadap prosedur dan pedoman perusahaan . 4. Quality focus.

5. Integritas.

6. Kemenangan dengan masyarakat.

2.1.7 Pedoman

KONE berpegang teguh pada pedoman – pedoman berikut ini : 1. Kesadaran lingkungan.

2. Fokus terhadap pelanggan. 3. Kesadaran lintas budaya.

2.1.8 Sistematika Organisasi KONE

(22)

Gambar 2.2 Sistematika Organisasi KONE

(23)

2.1.9 Lambang KONE dan Perkembangannya

1. 1910 - Logo pertama melambangkan bisnis KONE dimulai dengan motor listrik. Kata OSAKEYHTIO dibawah kata KONE berarti Corporation di Finlandia.

Gambar 2.4 Logo KONE tahun 1910.

2. 1948 - Logo tersebut didesain ulang untuk mewakili perkembangan lift, crane industri dan mengangkat bisnis msin yang difokuskan pada saat itu.

Gambar 2.5 Logo KONE tahun 1948.

(24)

Gambar 2.6 Logo KONE tahun 1967.

4. 1999 sampai sekarang – Huruf KONE dalam blok biru yang diperbarui dengan gaya tipografi bersih modern agar lebih sesuai dengan bisnis terpadu global perusahaan.

Gambar 2.7 Logo KONE tahun 1999 sampai sekarang.

2.2 PT. KONE Indo Elevator

Bisnis KONE di Indonesia dimulai pada tahun 1994, ketika KONE mendirikan perusahaan patungan dengan perusahaan lift lokal. Setahun kemudian KONE mengakuisisi 100% dari perusahaan patungan dan saat ini merupakan salah satu perusahaan lift dan eskalator yang paling cepat berkembang di Indonesia.

(25)
(26)

21 3.1. KONE MiniSpaceTM

KONE MinispaceTM adalah lift dengan pengimbang menggunakan EcoDisc®, motor sinkronisasi tanpa perseneling yang digerakkan oleh suatu penggerak frekuensi variable. KONE MinispaceTM membutuhkan ruangan untuk ruang mesin dan control panel yang ruangannya ditempatkan di ruangan tersendiri di atap gedung. KONE MinispaceTM biasanya digunakan untuk bangunan tinggi menengah. Komponen KONE MinispaceTM antara lain :

(27)

Gambar 3.1 Komponen KONE MinispaceTM

Di dalam laporan ini akan dijelaskan beberapa komponen dari KONE MinispaceTM beserta proses perakitannya. Komponen yang dimaksud yaitu

(28)

3.2. Kawat Plumb

Kawat plumb adalah kawat yang dibentangkan secara vertikal mulai dari atas lorong lift hingga pit bawah. Kawat plumb merupakan salah satu komponen penting di awal proses instalasi lift. Hal itu dikarenakan kawat plumb bertindak sebagai titik ukur dari proses instalasi. Kawat plumb dipasang di dekat posisi dimana nanti akan dipasang rel utama, sehingga nanti rel utama dapat dipasang dengan lurus dan lift dapat berjalan baik. Selama pemasangan rel utama dan rel counterweight peran dari kawat plumb sangat penting. Jarak dari sisi rel utama dan diagonal antara rel utama dan rel counterweight serta jarak dari pintu lantai ke rel counterweight pun sesuai dengan jarak yang telah ditentukan.

3.3. Rel Utama

(29)

Gambar 3.2 Rel Utama

3.4. Rel Counterweight

(30)

3.5. Pintu Lantai

Pintu lantai adalah pintu lift yang dipasang di tiap lantai. Nantinya pintu lantai akan terhubung dengan pintu kereta lift jika berhenti tepat dan akan terbuka bersamaan. Di pintu lantai tidak ada sensor yang terpasang untuk membuka secara otomatis, hanya ada pengunci pintu yang nantinya bisa digerakkan oleh pintu kereta lift sehingga pintu lantai dan pintu kereta lift bisa terbuka bersamaan.

3.6. Counterweight

Gambar 3.3 Counterweight yang telah dipasang

(31)

masing-masing memiliki berat kurang lebih 30 kg. Untuk jumlah lempengan yang ditumpuk, menyesuaikan dengan berat maksimal dari kereta lift ketika ditumpangi dengan perbandingannya adalah 125 : 100 (125 untuk counterweight dan 100 untuk kereta lift).

3.7. Kereta Lift

Kereta lift adalah kereta yang digunakan untuk mengangkut penumpang. Kereta lift nantinya melalui rel utama untuk jalurnya. Pada kereta lift dipasangi beberapa sensor yang nantinya berfungsi untuk berhentinya kereta lift agar tepat sejajar dengan pintu lantai dan sensor pengaman agar nanti kereta lift berhenti tepat di pit bawah atau berhenti tepat di lantai paling atas ketika laju kereta lift melebihi kecepatan maksimalnya. Pada kereta lift terdapat box maintenance yang dipasang di atap dari kereta lift. Selain itu juga dipasangi sensor untuk membuka pintu secara otomatis ketika telah berhenti tepat di pintu lantai. Berikut ini adalah sensor-sensor yang dipasang pada kereta lift yang berfungsi sebagai pengaman dan indikator.

A. Sensor Limit

(32)

melebihi kecepatan maksimalnya dan telah berada di lantai paling bawah atau lantai paling atas.

Sensor limit berbentuk roda diatasnya yang ketika roda berputar mengikuti dari lajur final limit switch ramps, maka roda akan mengaktifkan limit switch yang tandanya bahwa lift telah berada pada batas bawah atau batas atas dan lift akan berhenti.

Gambar 3.4 Sensor Limit

(33)

B. Sensor Level

Sensor level adalah sejenis sensor metal yang mendeteksi logam dan sejenisnya. Sensor level digunakan untuk mendeteksi kelurusan antara pintu kereta lift dengan pintu lantai. Toleransi kelurusannya kurang lebih 1 – 2 mm. sensor level dipasang pada sisi atas dari kereta lift. Dan lempengan logam sebagai objek deteksi dipasang di sisi luar dari rel utama ketika proses pengukuran kelurusan antara pintu kereta lift dengan pintu lantai.

Lempengan logam berbentuk sedemikian rupa agar kinerja dari sensor level lebih maksimal. Sehingga ketika sensor level aktif maka lift benar-benar berhenti pada posisi yang lurus dengan pintu lantai. Cara kerjanya ketika sensor level bergerak dan mendeteksi lempengan indikator maka sensor akan aktif dan menghentikan laju dari lift.

(34)

Gambar 3.7 Lempeng Indikator Sensor Level

3.8. Buffer

Buffer merupakan sejenis piston pegas yang dipasang di pit bawah tepat di bawah kereta lift dan counterweight. Buffer berfungsi sebagai pengaman dan juga penahan kereta lift maupun counterweight ketika telah berada di lantai paling bawah. Buffer sebagai pengaman maksudnya ketika kereta lift ataupun counterweight melampaui kecepatan maksimalnya dan telah berada di lantai paling bawah maka buffer akan tertekan dan akan mengaktifkan breaker (gear rem) sehingga kereta lift atau counterweight tidak sampai menabrak lantai pit (berhenti). Cara kerja buffer hampir sama seperti sensor limit.

(35)

Di dalam buffer juga terdapat sensor yang terhubung ke panel dan mengaktifkan breaker. Sensor akan bekerja jika buffer telah mencapai pressure (tekanan) tertentu.

Gambar 3.8 Buffer

(36)

3.9. Box Maintenance

Box maintenance adalah kotak box yang berada di atap luar dari kereta lift. Box maintenance berfungsi sebagai kontrol dari kereta lift ketika proses selama instalasi maupun ketika dilakukan maintenance. Di dalam box maintenance terdapat modul elektronika yang merupakan kontrol dari kereta lift tersebut. Dari box maintenance bisa dilakukan kontrol untuk menggerakkan kereta naik dan turun, membuka dan menutup pintu kereta lift. Box maintenance sangat berguna ketika proses instalasi, karena ketika proses instalasi kereta lift harus bisa bergerak naik turun sehingga proses pemasangan rel utama, rel counterweight, sensor level, dan pengecakan pintu-pintu lantai akan lebih mudah.

(37)

Gambar 3.10 Box maintenance

(38)

33 4.1 Prinsip Kerja

Pada dasarnya prinsip kerja lift menyerupai seperti konsep timbangan konvensional hanya saja dengan bentuk, ruang dan kondisi yang berbeda. Jika pada timbangan terdapat benda sebagai objek yang akan ditimbang dengan pemberat sebagai indikator keseimbangannya, maka pada lift kereta elevator berperan sebagai objek yang nanti berisi penumpang dan counterweight sebagai pemberatnya. Serta jika pada timbangan terdapat titik tengah antara objek timbangan dengan pemberat, maka pada lift terdapat pula titik tengah tetapi berupa mesin yang menggerakkan kereta dan counterweight. Bedanya antara prinsip lift dengan konsep timbangan adalah jika pada timbangan beban pemberat disesuaikan dengan objek timbang, maka untuk lift beban pemberatnya (counterweight) tetap sedangkan kereta elevator beratnya berubah-ubah. Oleh karena itu digunakan mesin sebagai pengatur agar lift dapat bergerak naik turun dengan kecepatan tetap dan dapat berhenti meskipun berat dari kereta dan counterweight berbeda.

(39)

Gambar 4.1 Prinsip Kerja Lift

4.2 Instalasi Lift

(40)

4.2.1. Pemasangan Plumb

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang memindahkan barang atau orang dari bawah ke atas dan sebaliknya. Maka dari itu tingkat ketepatan pengukuran merupakan kunci dari kelancaran laju dari lift. Agar lift bergerak dengan lancar maka setiap pemasangan komponen yang berhubungan dengan pergerakan lift harus dipasang dengan tepat dan sesuai pengukuran. Toleransi dari pengukurannya antara 0,5 – 1 mm. Salah satu komponen yang penting agar lift berjalan dengan baik adalah plumb. Plumb adalah kawat yang dibentangkan secara vertikal mulai dari atas lorong lift hingga pit bawah. Plumb berfungsi sebagai tolak ukur rel utama dan rel counterweight. Plumb dipasang dengan tujuan agar rel utama dan rel counterweight benar-benar lurus dan sejajar antar rel yang kanan maupun yang kiri.

Pemasangn plumb dimulai dengan meletakkan templetee secara terbalik di tanah dan di posisi yang tepat. Dilanjutkan dengan menurunkan bandul pemberat menggunakan pit luar sekitar 1,5mm dengan menggunakan beban ringan. Kemudian mengikat plumbline dengan pengaman.

Plumb juga digunakan untuk mengukur kelurusan pintu lantai. Dalam hal ini, plumb digunakan untuk mengukur kelurusan antara pintu satu dengan pintu yang lainnya sehingga nantinya jarak antara pintu lift dengan pintu lantai tidak terlalu jauh dan sama.

4.2.2. Pemasangan Rel Utama dan Rel Counterweight

(41)

pemasangan dengan jarak tertentu. Panjang dari rel utama kurang lebih 5 meter. Rel utama disambung di tiap ujungnya dengan lempeng besi yang telah disesuaikan (fishplate). Agar rel utama tidak bergerak-gerak maka rel utama dikunci ke dinding ataupun baja bangunan dengan plat besi yang disebut bracket dengan jarak yang telah diperhitungkan.

Proses pemasangan rel utama diawali dengan pemasangan bracket dinding. Bracket berfungsi untuk mengunci rel utama ke dinding agar nantinya rel utama tidak bergerak. Ketika memasang bracket ke dinding harus diperhatikan kelurusan bracket baik secara vertikal maupun horizontal. Setelah itu untuk rel utama pertama, harus dipasang jack bolt pada pit sebagai penahan bawah rel utama. Setelah itu dilanjutkan pengukuran menggunakan aligner. Pertama aligner dipasang lalu direkatkan pada rel utama dengan klep yang ada pada aligner dengan memperhatikan jarak antar rel utama dan memastikan kelurusan aligner dengan waterpass. Setelah aligner terpasang dengan benar, kemudian baut-baut pada bracket dikencangkan.

Setelah rel utama yang pertama terpasang maka diteruskan memasang rel untuk counterweight. Proses pemasangan rel counterweight sama halnya dengan memasang rel utama, baik urutan dan langkah-langkahnya. Setelah rel utama dan rel counterweight yang pertama terpasang, lalu dilanjutkan dengan memasang dudukan untuk buffer counterweight pada pit. Fungsi buffer counterweight nantinya sebagai pengaman agar counterweight tidak terpental hingga menghantam pit ketika terjadi over speed yang menyebabkan counterweight melaju menabrak pit.

(42)

kedua rel dan fishplates dari debu metal atau kotoran lainnya. Kemudian menaikkan rel utama terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan membersihkan ujung bawah dari rel utama yang baru dinaikkan kemudian menempatkan rel utama tepat di atas rel utama yang sebelumnya dengan menyambungkan tonjolan yang ada pada rel utama bawah dengan lubang yang ada pada rel utama atas dengan fishplates. Setelah fishplates terpasang maka dilakukan pengukuran secara vertikal terhadap rel utama yang baru disambung menggunakan waterpass. Jika waterpass vertikal telah berada di titik tengah, maka baut fishplates dikencangkan sekuat mungkin. Hal yang sama dilakukan terhadap rel counterweight.

(43)

4.2.3. Instalasi Sling Kereta Elevator A. Guide shoes selama instalasi

Selama instalasi kereta elevator, ada 3 alternatif pengaturan guide shoes. Pemilihan alternatif disesuaikan dengan keperluan lokasi dan pengiriman perangkat. Alternatif tersebut yakni :

1. Memasang badan roller guide shoes dengan memasukkan nilon. 2. Memasang sleeding guide shoes sementara.

3. Memasang pembersih guide shoes dengan sliding insert.

Dalam proyek di Apartemen Puncak Bukit Golf, alternatif yang digunakan adalah memasang sleeding guide shoes sementara.

(44)

B. Persiapan

Dalam tahap persiapan, hal pertama yang dilakukan adalah memasang steger pada bagian belakang dari elevator shaft di lantai dasar. Lalu mengangkat bagian-bagian dari kereta elevator ke pintu lantai. Setelah itu memasang plat buffer ke dasar beam.

C. Safety gear dan dasar beam 1. Instalasi dasar beam

Yang dilakukan pertama adalah melepas buffer kereta elevator untuk sementara. Lalu memposisikan blok safety gear pada rel utama. Lalu meletakkan bottom beam di antara rel utama. Setelah bottom beam selesai diletakkan, selanjutnya menurunkan sling bottom beam di atas blok safety gear. Dilanjutkan dengan mengembalikan buffer kereta elevator pada posisi semula. Setelah selesai, badan guide shoes diposisikan di bawah blok safety gear tanpa rollers. Langkah selanjutnya adalah menyelaraskan safety gear dan badan guide shoes ke rel utama. Tahap penyelarasannya sebagai berikut :

a) Dorong rumah (8) sampai salah satu rahang (1) menempel terhadap rel panduan. Pengesetan baut (7) tidak harus menyentuh rumah safety gear pada tahap ini.

(45)

c) Lepaskan baut pengeset dengan memutar setengah (= n/2). Baut di set dengan berlawanan dan kencangkan dengan mur pengunci. Lalu mengatur keparalelan dari safety gear housing.

Gambar 4.3 Tahap Penyelarasan

Setelah tahap penyelarasan selesai, selanjutnya memeriksa kesejajaran guide shoes dan mengencanglan semua baut lalu mengangkat dasar beam dan memasang safety gear.

2. Penggunaan klem guide

(46)

memasang klem kedua sejajar dengan klem pertama dan meluruskannya dengan waterpass jika diperlukan. Lalu memastikan bahwa klem kanan dan kiri benar-benar telah rata selevel agar tidak mempengaruhi proses laju dari kereta elevator.

Gambar 4.4 Kontruksi Klem Guide

3. Peletakan beam bawah di atas klem

Setelah klem terpasang dan telah benar-benar lurus sejajar, maka selanjutnya adalah meleteakkan beam bawah diatas klem. Sebelumnya, safety gear telah dilepas terlebih dahulu. Lalu meletakkan beam bawah diatas klem. Dan terakhir memeriksa kelurusan dan kerataan beam bawah.

4. Pemeriksaaan dan pengaturan synchronization

(47)

D. Uprights

Setelah klem guide dan beam bawah telah terpasang, maka selanjutnya adalah memasang uprights. Bagian bawah uprights dipasang pada beam bawah. Jika telah berada pada posisi yang tepat, maka uprights dibaut pada beam bawah tetapi tidak terlalu kencang. Apabila diperlukan, maka ketika memasang uprights secara vertikal menggunakan bantuan waterpass.

E. Sling kereta elevator beam atas

Setelah uprights terpasang, maka sling kereta elevator beam atas dipasang di atas uprights. Ketika memasang sling kereta elevator beam atas, maka posisi dari uprights tidak boleh berubah dan tetap vertikal.

F. Menyejajarkan sling dan memasang bagian atas guide shoes

(48)

4.2.4. Pemasangan Sangkar

Dalam proses ini bagian-bagian yang dipasang adalah dinding, panel dinding, elemen lantai, tangga dan kick plates. Pertama adalah memasang dinding, lalu panel dinding dan elemen lantai. Selanjutnya memasang modul sudut menggunakan empat pegas. Tetapi sebelumnya baut yang berada pada sudut atas dilepas terlebih dulu untuk memasang modul sudut. Ketika telah terpasang, baut dikembalikan ke posisi semula.

Kemudian memeriksa apakah sangkar benar-benar vertikal (90°) dengan menggunakan waterpass. Setelah semua terpasang, selanjutnya mengukur dimensi silang dari sangkar. Selisih dari dimensi silang tidak boleh dari 2mm. Jika pengukuran telah benar, maka baut-baut yang ada pada sangkar dikencangkan sekuat mungkin.

(49)

4.2.5. Pemasangan Listrik di Sangkar A. Susunan atap sangkar

Bagian-bagian dari atap sangkar antara lain :

1. Final limit switch 4. Box maintenance 2. Service limit switch (hanya di Hong Kong) 5. Switchess magnet

3. Posisi encoder 6. Magnet ETS-L

(50)

B. Box maintenance atap sangkar

Bagian-bagian dari box maintenance yang terpasang di atap sangkar, antara lain :

1. Box maintenance 5. Papan LCEOPT

2. Papan LCECCBN2 6. Papan KNXRIF atau papan KNX99

3. Batang arde 7. Terminal GSM

4. Papan LCEAMAX

(51)

C. Penyesuaian dari sensor load weighing (penimbang muatan)

Sensor penimbang muatan dipasang pada plate support dan diletakkan di beam dasar belakang. Selama proses pemasangan sensor ini, sangkar harus dalam keadaan kosong dan tidak boleh ada muatan.

Selanjutnya memasang plat objek ke angel profile. Lalu meletakkan plat penyesuaian setebal 5mm diantara sensor dan plat pengukur dan disekrup. Setelah itu melepaskan plat penyesuaian dan biarkan dalam kontrol kabinet untuk penyesuaian kembali. Setelah dekorasi sangkar selesai, harus dipastikan bahwa ada celah 3 – 5mm di atas sensor.

Jarak dari head pengatur sensor ke setiap permukaan metal lainya harus lebih dari 40mm. Sedangkan jarak untuk pengungkit sinkronisasi harus paling sedikit 15mm.

(52)

Penjelasan gambar :

D. Penyaluran kabel dari bawah sangkar

Tahap awal yang dilakukan adalah memasang sensor penimbang muatan ke peti (pada dinding sangkar) dan memasang kabel ke tiang dasar menggunakan rope cable. Selanjutnya memasang alarm ke bawah sangkar ke sisi yang sama pada tangga pit. Memasang kabel tombol alarm ke peti. Memasang kabel kontak peralatan safety ke peti. Kemudian menarik kabel tombol alarm, kabel perlengkapan penimbang muatan, traveling kabel dan kabel kontak safety gear di dalam trunking ke atas sangkar. Terakhir mengikat traveling kabel ke gigi menggunakan klem ke masing-masing kabel.

E. Pemasangan position encoder

(53)

Gambar 4.8 Penempatan Position Encoder

Selanjutnya posisi roda haruslah lurus dengan rel utama. Dan baut penyetel tenaga pegas dikencangkan ke bagian tengah slotted hole. Kekuatan pegas (F) kurang lebih 15 N. Setelah itu kabel dari encoder dipasang pada modul di atas sangkar.

(54)

F. Pemasangan switch magnet , switch final, magnet ETS-L dan kipas

Tahap terakhir adalah memasang switch magnet 77:U dan 77:N dan memasang kabelnya pada kotak sambungan. Selanjutnya memasang switch limit di atas sangkar dan memasang kabelnya di kotak sambungan. Setelah itu memasang magnet ETS-L dan kabelnya. Dan terakhir memasang fan (kipas) dan memasang kabelnya pada kotak sambungan.

4.2.6. Penyambungan Sebelum Commissioning Untuk Inspection Drive A. Penyambungan wiring atap sangkar

Tabel 4.1 Tabel Pengkabelan

Kabel No. Dari Ke

Papan LCECCBN2 di kotak sambungan atas sangkar

Kabel service driveunit 1 Service drive unit

XB12 XB3 XB34 XB13 Kabel switch final limit

(55)

rope (53)

Travelling cables 8 Travelling cables

XT1, XT2, XT3, Kabel switch stop 10 Switch stop atap sangkar

/41 XB4

Kabel emergency exit

contact 11

Emergency exit contact

/57 XB40

Kabel emergency battery 12 Emergency battery /227 XB32 Kabel unit reader

HIPO-Kabel safety gear contact 15 Safety gear contact /52 XB2

Kable LWD 16 LWD XB50 Travelling Cables 1 LCECPU 375/XC11 LCECCBN2/XT1

(56)

Power module 390/XC20

Khusus untuk LCEHKM 370:1/XT12B dan LCEAMAX/XP42 dihubungkan hanya jika papan LCEHKM dan LCEAMAX disediakan.

4.2.7. Pemasangan Sensor Level

(57)

Gambar 4.10 Proses Leveling Sangkar terhadap Pintu Lantai

4.2.8. Pemasangan Sensor Limit

(58)

53 5.1 Kesimpulan

Dari hasil Kerja Praktik dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses instalasi lift sangatlah rumit dan memerlukan ketelitian yang sangat tinggi agar nantinya kinerja dari lift tersebut maksimal dan memenuhi standart.

2. Sensor limit switch yang biasa digunakan pada perangkat robotika ternyata juga bisa digunakan sebagai pengaman dari laju lift dengan kondisi dan penggunaan yang berbeda.

3. Masih banyak yang perlu dipelajari oleh penulis dari sebuah sistem. Dari Kerja Praktik ini penulis mendapat pengetahuan yang lebih banyak mengenai sebuah sistem yang lebih kompleks dari sebuah lift.

5.2 Saran

(59)

54

Author’s Guide. 2004. KONE MinispaceTM Petunjuk Pemasangan : KONE MINISPACETM PT. UNTUK BANGUNAN TINGGI DAN MENENGAH. Perusahaan KONE.

Author’s Guide. KONE Corporation. http://www.kone.com/en/company/ (Diakses tanggal 04 April 2015).

Gambar

Gambar 2.1 Peta KONE dan cabang perusahaan
Gambar 2.2 Sistematika Organisasi KONE
Gambar 2.4 Logo KONE tahun 1910.
Gambar 2.7 Logo KONE tahun 1999 sampai sekarang.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data-data yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang termasuk dalam data diskrit, sedangkan data-data yang diperoleh dari hasil mengukur termasuk dalam data kontinu..

ƒ Statistik (statistic) merupakan ukuran yang  yang dihitung dari sampel...

dari rekrutmen yang mumpuni untuk bekerja pada sebuah perusahaan

Silase adalah pakan dari limbah pertanian atau dari hijauan makanan ternak yang diawetkan dengan cara fermentasi anaerob dalam kondisi kadar air tinggi (40-80%)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan berbagai aras A.niger dengan lama pemeraman nyata (p<0,05) dapat meningkatkan kadar protein kasar (PK) dan

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Inisiasi

Apabila proses untuk registrasi asrama mengharuskan calon penghuni untuk datang langsung ke asrama Universitas Telkom, dengan mahasiswa lebih dari 6000 dan waktu registrasi

Berdasarkan tabel di atas, penulis memilih dua jenis media yang terdiri dari presentasi digital dan booklet sebagai media company profile yang akan didesain. Berikut