• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI SIARAN DAKWAH DI RADIO PERSATUAN 94,2 FM BANTUL YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESKRIPSI SIARAN DAKWAH DI RADIO PERSATUAN 94,2 FM BANTUL YOGYAKARTA"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI SIARAN DAKWAH DI RADIO PERSATUAN 94,2 FM BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Oleh: Lutfi Harowi NPM: 20120710028

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

DESKRIPSI SIARAN DAKWAH DI RADIO PERSATUAN 94,2 FM BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Oleh: Lutfi Harowi NPM: 20120710028

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

ii

DESKRIPSI SIARAN DAKWAH DI RADIO PERSATUAN 94,2 FM BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I) strata Satu

pada Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh: Lutfi Harowi NPM: 20120710028

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(4)

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Lutfi Harowi Nomor Mahasiswa : 20120710028

Program Study : Komunikasi Penyiaran Islam

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 22 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan

Tanda Tangan,

(5)

iv

MOTO

“Tiada balasan untuk sebuah kebaikan selain kebaikan itu pula”

(Ar-Rahman : 60)

Rahasia kesuksesan adalah belajar ketika orang lain tertidur, bekerja saat orang lain bermalas-malasan dan bersiap saat orang lain bermain

(6)

v

PERSEMBAHAN

Dengan segenap kemurnian dan kesucian hati serta ketulusan dan keikhlasan jiwa karya ini kupersembahkan kepada:

Ayah dan Ibunda (A. Dardiri dan Sujir ) penentram jiwa dan hatiku yang senantiasa tiada putus-putusnya mengasihi dan menyayangi setulus hati, sebening cinta, sesuci doa, dan seindah surgawi serta selembut permadani. Tiada jemu memotovasi dengan semangat yang luar biasa, yang selalu membantu baik moril, materiil maupun spiritual, selalu mendoakan aku, sehingga aku bisa seperti ini menatap dan menyongsong masa depan yang cerah.

Saudara-saudariku yang tersayang Wahidah Syaputri, M. Ilhamsyah, Lambang

Setiawan, Subrantas, Taruno dan juga segenap keluarga besar Kakek, Pakde, Bukde, Kakak

dan Adik Sepupu, Keponakan karena mereka selalu memberi motivasi yang tiada henti.

Untuk segenap keluarga besar kariawan Fai terimaksih dan terkhusus untuk

Almamater ku tercinta karena telah memberikan sebuah ilmu yang berguna dan juga telah

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr,Wb

Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah SWT.Atas segala karunia, rahmat, serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kami, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul DESKRIPSI SIARAN DAKWAH DI RADIO PERSATUAN 94,2 FM BANTUL YOGYAKARTA. Dan semoga shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi akhir zaman pembawa pelita bagi kita.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan Komunikasi dan Penyiaran Islam (S. Kom.I) di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammdiyah Yogyakarta (UMY). Selain itu juga dimaksudkan sebagai bahan kajian dan pertimbangan bagi masalah yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H, Bambang Cipto selaku Rektor Universitas Muhammdiyah Yogyakarta.

(8)

vii

3. .Bapak Fathurrahman Kamal, Lc., M.Si., Selaku Ketua Jurusan yang telah menyetui dan mengesahkan judul skripsi ini.

4. Bapak Imam Suprabowo, S.Sos.I, M.Pd.I.,selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan serta ketulusan hati telah memberikan waktu dan sumbangan pemikirannya untuk mengarahkan dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti.

5. Seluruh bapak dan ibu dosen beserta karyawan Fakultas Agama IslamUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis

6. Bapak dan Ibu yang tidak bosan-bosan selalu memberikan motivasi dan do’a kepada nanda dalam menuntut ilmu, maafkan nanda atas keterlambatan dalam menyelesaikan study.

7. Kepada sahabat dan teman-temanku, terimakasih karena selalu memberikan semangat kepada peneliti Mudah-mudahan Allah Swt., Memberikan balasan yang berlipat ganda atas jasa-jasanya,.

8. Kepada semua teman angkatan 2012 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam , yang selalu memotivasi saya dalam meyelesaikan penulisan Skripsi saya.

Yogyakarta,…....……2016

(9)

viii DAFTAR ISI

JUDUL….……….………….……… i

NOTA DINAS……….…... ii

PENGESAHAN……… iii

PERNYATAAN KEASLIAN……….. iv

MOTO……… v

PERSEMBAHAN……….………...………...…….……… vi

KATA PENGHANTAR………...….….…….……… viii

DAFTAR ISI………...………. x

DAFTAR TABEL……….…….………. xiii

DAFTAR GAMBAR…….………..……… xiv

ABSTRAK………. xv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...……….….. 1

B. Rumusan Masalah……….……….………...…….. 6

C. Tujuan Peneltian…...……….………...….. 6

D. KegunaanPenelitian……….……….……… 6

(10)

ix

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Peran………. 21

(11)

x

3. Hasil Observasi……….. 51

4. Deskripsi Hasil Penelitian………..……….... 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 61

B. Saran ……….. 62

C. Penutup ……….. 63

DAFTAR PUSTAKA 64 LAMPIRAN-LAMPIRAN

a. Lampiran 1 Pedoman Wawancara

(12)

xi

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

a. Daftar Tabel 1.1……….. 44

b. Daftar Tabel 1.2……….. 45

c. Daftar Tabel 1.3……….. 45

d. Daftar Tabel 1.4……….. 46

e. Daftar Tabel 1.5……….. 46

f. Daftar Tabel 2.1 ………. 47

g. Daftar Tabel 2.2 ………. 48

h. Daftar Tabel 3.1……….. 52

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

a. Gambar 1……… 54

b. Gambar 2………... 55

c. Gambar 3………... 57

(14)

xiii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi siaran dakwah di Radio Persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta, serta ingin mengetahui metode dakwah di Radio Persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta dan apa faktor pendukung dan penghambat di Radio persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta dalam meningkatkan pemahaman keagamaan bagi pendengar aktif.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif tersebut dilakukan dengan cara pengamatan langsung observasi, wawancara mendalam dengan informan yang sangat memahami permasalahan yang diteliti, serta dokumentasi. Sedangkan untuk jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan atau mendokumentasikan situasi tertentu berdasarkan data yang diperoleh secara terperinci sesuai permasalahan yang ditetapkan dalam penelitian ini. Lokasi penelitian di lakukan di Radio Persatuan Bantul Yogyakarta dengan frekuensi 94,2 FM. Subyek penelitian ini diantaranya masyarakat Bantul yang ada disekitar Radio dan masyarakat Bantul yang aktif mendengarkan program dakwah di Radio Persatuan Bantul Yogyakarta.

(15)
(16)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi siaran dakwah di Radio Persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta, serta ingin mengetahui metode dakwah di Radio Persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta dan apa faktor pendukung dan penghambat di Radio persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta dalam meningkatkan pemahaman keagamaan bagi pendengar aktif.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif tersebut dilakukan dengan cara pengamatan langsung observasi, wawancara mendalam dengan informan yang sangat memahami permasalahan yang diteliti, serta dokumentasi. Sedangkan untuk jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan atau mendokumentasikan situasi tertentu berdasarkan data yang diperoleh secara terperinci sesuai permasalahan yang ditetapkan dalam penelitian ini. Lokasi penelitian di lakukan di Radio Persatuan Bantul Yogyakarta dengan frekuensi 94,2 FM. Subyek penelitian ini diantaranya masyarakat Bantul yang ada disekitar Radio dan masyarakat Bantul yang aktif mendengarkan program dakwah di Radio Persatuan Bantul Yogyakarta.

Kata Kunci : Deskripsi, Dakwah, Radio

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi adalah sebuah fenomena ketika informasi dapat diperoleh dengan mudah melalui media masa: radio, televisi, surat kabar, internet. Akbar S. Ahmed dan Hasting Donnan mendefinisikan globalisasi sebagai, “perkembangan-perkembangan yang cepat didalam teknologi komunikasi,

transformasi, informasi yang bisa membawa bagian-bagian dunia jauh (menjadi hal-hal) yang bisa dijangkau dengan mudah.1

Sedangkan agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Sementara itu agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan pancaindera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.2

1

A. Qodri Azizy, Melawan Globalisasi: Reinterpretasi Ajaran Islam (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2004). Hal, 25

2

(18)

2

Jadi dapat dikatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang mengikat manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lainnya, dan juga manusia dengan lingkungannya. Dengan agama ini diharapkan manusia dapat melangsungkan kehidupan dengan tata aturan yang ada dalam masyarakat dan tata aturan Tuhan. Sehingga terciptalah kehidupan yang harmonis dan seimbang.

Agama merupakan pondasi setiap perbuatan manusia bahwa betapa pentingnya agama sebagai sumber nilai yang berperan untuk mengantar manusia menuju khaiyru Ummah. Nilai-nilai yang harus dipahami secara sistematik dengan membangun kesadaran untuk dapat mengaplikasikan dengan amal sholeh.

Dakwah sebagai salah satu kegiatan komunikasi keagamaan dihadapkan pada kemajuan yang semakin canggih tidak terlepas dari suatu adaptasi terhadap kemajuan itu, artinya dakwah dituntut agar tidak monoton pada ceramah-ceramah dimasjid , atau tabligh akbar di Istiqlal. Dakwah seharusya dikemas dengan cara yang menarik yang sesuai dengan minat masyarakat, dan di era globalisasi seperti sekarang dakwah melalui media massa merupakan sebuah alternatif yang cukup efektif.

(19)

3

menggunakan media komunikasi lebih efektif dan efesien, atau dengan basa lain dakwah yang demikian merupakan dakwah komunikatif.3

Perkembangan tatanan masyarakat yang semakin komplek dan pertumbuhan yang semakin pesat sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informatika menuntut adanya perimbangan keagamaan sebagai pondasi kehidupan melalui media elektronik berupa siaran keagamaan yang lebih bermutu dan professional sesuai dengan tuntutan era globalisasi.

Diantara media tersebut salah satunya adalah radio yang telah menjamur dimana-mana. Hal ini dilakukan sebagai upaya pengembangan metode dan sarana dakwah agar lebih efektif, karena dakwah pada saat ini hendaklah dapat memahami kondisi yang menjadi objek sasarannya. Ia harus mampu melihat persoalan-persoalan dengan lebih teliti dan mampu untuk memberikan solusi yang terbaik dalam setiap permasalahan. Radio juga dapat menjadi salah satu media komunikasi massa yang efektif untuk menyampaikan berbagai informasi dan dapat juga digunakan sebagai media untuk mengembangkan dakwah Islam.4

Radio Persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta merupakan salah satu Radio yang mempunyai komitmen kuat dalam meningkatkan pemahaman

3

Thomas W. Arnold. The Preacing Of: Sejarah Dakwah. (Jakarta: Wijaya, 1981). Hal. 1

4

Dyah Mustika Wulansari. pengembangan nilai-nilai program dakwah on air di radio komunitas

mentari pku muhammadiyah bantul yogyakrta (Yogyakarta: Skripsi, Fakultas Dakwah Jurusan

(20)

4

keagamaan masyarakat Bantul, hal ini terlihat dari program-program keagamaan yang disajikan melalui penyiarannya yang begitu intens dan efektif. Program yang diprakarsai oleh Radio Persatuan 94,2 FM sebagai aktifitas dakwah adalah program yang bernuansa Islami.

Harusnya dengan adanya program siaran dakwah dapat merubah pola prilaku pendengar menjadi lebih baik dalam kehidupan sehari-harinya. Karena dari program siaran dakwahnya banyak menyajikan siaran yang bernuansa keagamaan, seperti, santapan rohani, kajian Islami, dialog agama Islam, mimbar jum’at, pitutur luhur, nada Islami, gema maghrib dan mutiara hikmah

yang menjadi acara harian dengan menghadirkan nara sumber sesuai dengan tema yang diangkat.

Tetapi melihat keadaan sekarang yang sudah terjangkit dari budaya populer dan media yang semakin maju membuat para pendengar kurang minat dalam mendengarkan radio. Sehingga mengakibatkan siaran radio hanya hiburan sesaat, padahal siaran Radio Persatuan banyak mengandung unsur dakwah. Karena dilihat banyak program siaran di Radio Persatuan yang menyajikan program acara yang bermuatan keagamaan. Harusnya bisa merubah pola keagamaan pendengar terutama pendengar aktif yang selalu mendengarkan program acara siaran dakwah tersebut.

(21)

5

Peneliti mengambil kajian dakwah karena kajian dakwah ini merupakan kegiatan yang mengandung pemahaman tentang keagamaan dan nilai-nilai keagamaan. Program dakwah ini menjelaskan berbagai pengertian dan ulasan mengenai keagamaan sesuai dengan tema yang di angkat, dengan adanya program dakwah ini tentunya di harapkan masyarakat yang mendengarkan acara program tersebut bisa menambah wawasan atau menambah ilmu tentang kajian keagamaan dalam program dakwah tersebut. Tetapi banyaknya masyarakat yang mendengarkan kajian Islami tersebut belum tentu bisa menerapkannya dalam sehari-hari untuk meningkatkan pemahaman keagamaan tersebut. Hal inilah yang menurut peneliti dipandang penting untuk di teliti, sehingga nantinya bisa bermanfaat bagi stasiun Radio itu sendiri dan bagi masyarakat Bantul umumnya untuk lebih meningkatkan program dakwah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pada dasarnya program tersebut mengangkat tema-tema yang sangat Islami dengan pembawaan canda dan gaya bahasa yang menarik sehingga bisa menarik perhatian para pendengar dan menambah pemahaman tentang keagamaan bagi seluruh pendengar Radio. Dengan kata lain, masyarakat yang mendengar program ini tidak bosan dengan program-program dakwah di Radio yang telah ada sebelumnya.

(22)

6

dakwah menjadi salah satu menu unggulan daerah, khususnya wilayah Kab. Bantul yang sangat peduli dengan nilai keagamaannya. Sehingga sampai saat ini program siaran dakwah di Radio Persatuan tetap mendapatkan porsi spesial dari masyarakat Bantul, terlebih lagi program siaran dakwah di Radio Persatuan sangat didukung oleh Da’i/Ustad dari Kab. Bantul dan DIY.

B. Rumusan Masalah

Pokok Masalah : Peran Siaran Dakwah Di Radio Persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta Terhadap Peningkatan Pemahaman Keagamaan Pada Pendengar Aktif.

Rumusan Masalah :

1. Bagaimana peran siaran dakwah di Radio Persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta dalam meningkatkan pemahaman keagamaan bagi pendengar aktif ?

2. Bagaimana metode dakwah di Radio Persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta ?

(23)

7

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran siaran dakwah di Radio Persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta meningkatan pemahaman keagamaan bagi pendengar aktif.

2. Untuk mengetahui metode dakwah di Radio Persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat di Radio persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta dalam meningkatkan pemahaman keagamaan bagi pendengar aktif.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis, untuk menambah, memperdalam, memperjelas, memperkuat teori serta mengembangkan ilmu dakwah atau yang berkaitan, khususnya dibidang penelitian ilmu komunikasi dan penyiaran Islam.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi struktur bagian program Radio Persatuan dalam melaksanakan tugasnya, dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Radio Persatuan dalam mengoptimalkan siarannya.

(24)

8

E. Sistematika Pembahasan

Didalam sistematika pembahsan ini peneliti menguraikan secara ringkas gambaran umum dari isi proposal yang akan di ajukan sebagai berikut:

Bab I, dimulai dari menguraikan latar belakang masalah yang merujuk kepada penelitian yang akan dilaksanakan, kemudian dari uraian latar belakang masalah dirumuskanlah sebuah rumusan masalah susai dengan judul yang akan diteliti sehingga jelas permasalahan yang akan diteliti, kemudian lanjut kepada tujuan pnelitian berisi tentang poin-poin penting yang merujuk kepada hasil dari penlitian, setelah tujuan penlitian, lanjut ke manfaat penelitian berisikan dua manfaat yaitu toritis dan praktis.

Bab II, berisi tentang tinjauan pustaka yang mengacu pada rujukan penelitian sebelumnya yang di anggap ada kesamaan dalam penelitian yang akan diteliti, kemudian lanjut kepada kerangka teori berisikan sumber-sumber buku yang dirasa penting sebagai penguat dari sub tema atau judul yang akan di angkat.

Bab III, menjelaskan tentang metode penelitian terkait subjek penelitian di dalamnya, kemudian lanjut kepada teknik pengumpulan data, keabsahan data.

(25)

9

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang peran telah banyak di lakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu di antaranya:

(27)

Faktor pendukung dan penghambat mendapat sambutan baik dari semua pihak masyarakat tanpa melihat kelebihan dan kekurangan RRI Bandung. Penghambatnya program acara yang sebagian tergantung pada sponsor yang membiayaianya, sehingga dakwah Islam pun menjadi terhambat. 4. Hasil-hasil yang telah dicapai RRI Bandung dalam pengembangan dakwah Islam, mendapat dukungan dari segenap lapisan masyarakat Bandung khususnya dalam menyiarkan acara-acara keagamaan .1

2. Khoridatul Anisah (2013). Dengan judul skripsi Peran Radio Swasta (Pas Fm Pati) Dalam Pendidikan Karakter Anak. Skripsi ini menyimpulkan bahwa peran radio PAS FM Pati dalam pendidikan karakter anak terlihat melalui siaran program acara dunia anak serta ruang ibu dan anak. Program dunia anak berisi tentang siaran yang diikuti anak-anak TK seperti bernyanyi, bercerita, berdo’a, mendengarkan dongeng, serta belajar menjadi pemandu acara program tersebut. Program dunia anak tersebut di dalamnya mengandung nilai-nilai karakter yang berupa pesan-pesan seperti nilai religius, kepemimpinan, percaya diri, mandiri, kreatif, disiplin, hormat dan santun. Sedangkan program acara ruang ibu dan anak berisi tentang berbagai informasi mengenai cara mendidik anak, tumbuh kembang anak serta informasi-informasi lain yang berkaitan dengan penanaman pendidikan karakter anak. Acara tersebut tidak diikuti langsung oleh

1

Yudi Permana. Peranan Siaran Pro 2 RRI Dalam Pengembangan Dakwah Islam.(Bandung: Skripsi,

(28)

anak namun ditujukan pada orang tua terutama para ibu. Melalui acara tersebut para ibu mendapatkan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan dalam mendidik anak serta dalam memberikan pendidikan karakter bagi anak. Daya jangkau program siaran terhadap anak kurang maksimal saat acara disiarkan secara live karena anak tidak bisa mendengarkan keseluruhan isi siaran yang disebabkan ruang terpisah antara penyiar dan anak-anak. Sedangkan daya jangkau program ruang ibu dan anak dapat dilihat dari banyaknya orang tua yang berkonsultasi dalam acara tersebut. Semakin banyak yang berkonsultasi menandakan acara tersebut banyak diminati dan menjadikan daya jangkau program siaran semakin luas. Hambatan yang dihadapi radio PAS FM Pati dalam menyiarkan program yang bermuatan pendidikan karakter antara lain sebagai berikut. Program siaran hanya sekilas dengar yang mengakibatkan informasi yang disampaikan penyiar mudah hilang dari ingatan, sulitnya mengkondisikan anak-anak ketika melakukan proses rekaman, sebagian anak masih pasif yang disebabkan rasa kurang percaya diri, malu, dan takut dalam mengikuti proses siaran, dan adanya gangguan teknis dari alam yang dapat menyebabkan kerusakan pada satelit radio sehingga mengakibatkan penerimaan suara yang tidak jelas.2

2

Khoridatul Anisah. Peran Radio Swasta (Pas Fm Pati) Dalam Pendidikan Karakter Anak.(Semarang:

(29)

3. Eva Risti Winata (2015). Dengan judul skripsi Peran Radio SAMA FM Dalam Dakwah Di Masyarakat. Dalam skripsi ini menyimpulkan bahwa radio SAMA FM adalah radio yang memiliki pengelola dan penyiar adalah seorang tunanetra. Keterbatasan indera penglihatan tidak menyurutkan semangat untuk mengoperasikan komputer. Kemauan belajar dan berusaha melatih tunanetra semakin mandiri. Para tunanetra tidak hanya berpihak untuk kepentingan internal tetapi mereka juga peduli akan kebutuhan masyarakat. Hal ini diwujudkan dengan berjalannya radio SAMA FM hingga sekarang. Wujud kepedulian tersebut disajikan dalam program siaran yang diproses sekreatif mungkin untuk para pendengar. Program siaran dakwah yang diberikan kepada masyarakat berbentuk dakwah monolog. Selain siaran di studio, kru radio SAMA FM juga aktif dalam kegiatan bermasyarakat. Peran radio SAMA FM ini terdapat pada program siarannya yang mengandung unsur pendidikan, informasi dan hiburan. Program siaran bernuansa dakwah terdapat voice of Islam, sandiwara dan musik.3

4. Mr. Zulkifli Yusoh (2015). Skripsi yang berjudul Peran Radio Suara Majelis Sebagai Media Dakwah Di Kampung RU Sembilan Patani Thailand Selatan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Peran Radio Suara Majelis Sebagai Media Dakwah Di Kampung RU Sembilan Patani

3

Eva Risti Winata. Peran Radio SAMA FM Dalam Dakwah Di Masyarakat. (Semarang: Skripsi,

(30)

Thailand Selatan. Hasil dari penelitian skripsi ini adalah 1. Peran Radio Suara Majelis. 2. Bentuk pelaksanaan dakwah di radio Suara Majelis. 3. Kendala yang dihadapi oleh radio Suara Majelis. Kesimpulan dari skripsi ini, 1. Peran radio Suara Majelis berkaitan erat dengan memahamkan keagamaan di kampung Ru Sembilan. 2. Bentuk pelaksanaanya berupa siaran agama kepada seluruh masyarakat kampung Ru Sembilan. 3. Sedangkan kendala yang di hadapi oleh radio Suara Majelis berupa kekurangan sumber daya manusia dan pendanaan.4

5. Ahmad Kuzaini (2012). Skripsi yang berjudul Peran Masjid Dalam Pembinaan Umat Sebagai Upaya Pendidikan Islam Non Formal. Dalam skripsi ini menyimpulkan bahwa peran masjid Al-Huda Weleri dalam melakukan pembinaan umat sebagai upaya pendidikan Islam nonformal belum terlaksana dengan baik. Karena masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan pembinaan tersebut. Semua itu terjadi karena dalam proses adanya kendala yang dihadapi masjid Al-Huda dalam melakukan pembinaan umat seperti kurangnya perencanaan, kurangnya koordinasi, tanggung jawab dan SDM yang memadai di antara pengurus takmir masjid Al-Huda, metode yang digunakan terlalu monoton, tidak adanya evaluasi hasil pendidikan dan kurang inovasi dalam melaksanakan suatu kegiatan

4

Mr. Zulkifli Yusoh. Peran Radio Suara Majelis Sebagai Media Dakwah Di Kampung RU Sembilan

(31)

pembinaan terhadap umat, akibatnya pembinaan yang sudah berjalan terkesan monoton dan kurang menarik.5

Penelitian yang dilakukan diatas adalah mempunyai beberapa perbedaan dan persamaan dengan penelilti yaitu , penelitian yang dilakukan Yudi adalah lebih menenkankan pada pengembangan dakwah Islam sedangkan penelitian Khoridatul adalah lebih menekankan karakter anak dalam pendidikan dalam mendengarkan siaran radio, evaristi lebih menkankan pada dakwah Islam dalam masyarakat sedangkan perbedaan dengan peneliti adalah peneliti lebih mengkaji peran siaran dakwah dalam pemahamaan keagamaan pendenganr aktif melalui siaran radio persatuan, adapun persamaan dengan peneliti yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama mengkaji siaran dan peran radio dan berfokus pada nilai-nilai dakwah itu sendirir yang terkandung di dalam siaran Radio persatuan.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif sedangkan untuk jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara mendalam serta dokumentasi.

5

Ahmad Kuzaini. Peran Masjid Dalam Pembinaan Umat Sebagai Upaya Pendidikan Islam Non

(32)

B. Kerangka teori 1. Dakwah

a. Pengertian dakwah

Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu Da’a Yad’u-Da’wan-Du’a, yang diartikan mengajak atau menyeru,

memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah tabligh, amar ma’ruf dan nahi munkar, mauidzoh hasanah, tabsyir indzhar, wasyiyah, tarbiyah, ta’lim, dan khotbah.6

Hamzah Ya’qub mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Menurut Abdul Wahab adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah fardhu yang diwajibkan kepada setiap muslim. Dakwah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memerangi kejahatan, yang asalnya tidak baik menjadi baik.7

Dari beberapa definisi dan pengertian diatas, maka jelaslah bahwa dakwah itu sendiri menanggung beberapa aspek, antara lain sebagai berikut:

6

Yusuf Yunan. Manajemen Dakwah. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006). Hal. 17

7

(33)

1) Mencakup semua aktivitas manusia Muslim.

2) Ada kesadaran dan tanggung jawab terhadap diri, orang lain, dan terhadap Allah SWT.

3) Mengandung perubahan yang semakin sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT.

Dengan demikian, secara singkat dapat disimpulkan bahwa dakwah merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh da’I untuk menyampaikan informasi kepada mad’u mengenai kebaikan dan mencegah kemungkaran. Aktivitas tersebut dapat dilakukan dengan menyeru, mengajak, atau kegiatan persuasif lainnya.

b. Metode Dakwah

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, merupakan gabungan dari kata meta yang berarti melalui, mengikuti, sesudah, dan kata hodos berarti jalan, cara. Sedangkan dalam bahasa Jerman, metode berasal dari akar kata methodica yang berarati ajaran tentang metode. Sedangkan dalam bahasa Arab metode disebut thariq, atau thariqah yang berarti jalan atau cara. Kata-kata tersebut identik dengan kata al-Ushlub.

(34)

metode adalah “a systematic arragement of thing or ideas” (suatu sistem atau cara untuk mengatur suatu ide atau keinginan). Dengan demikian dari beberapa definisi di atas dapat dipahami, bahwa metode dakwah (ushlub Al-Da’wah) adalah suatu cara dalam melaksanakan dakwah, agar mencapai tujuan dakwah secara efektif dan efisien.8 c. Dakwah Bil-Hal

Dakwah Bil-Hal adalah dakwah yang lebih fokus pada amal usaha atau karya nyata yang bisa dinikmati dan bisa mengangkat harkat, martabat, dan kesejahteraan hidup kelompok masyarakat. Dakwah Bil-Hal lebih mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar mad’u mengikuti jejak dan hal ikhwal si da’i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.

Dakwah bil hal merujuk kepada ungkapan lisan al-hal afsah min lisan almaqal (bicara realita keadaan, lebih berkesan daripada bicara yang diucapkan). Pada hakikatnya dakwah bil hal adalah pelaksanaan dakwah bil-Qudwah (keteladanan) dan dakwah bil amal (perbuatan). Dengan kata lain dakwah bil hal adalah dakwah yang

8

Aliyudin. Prinsip-Prinsip Metode Dakwah Menurut Al-Quran. (Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 4 No. 15

(35)

dilakukan melalui penampilam kualitas peribadi dan aktifitas aktifitas yang secara langsung menyentuh keperluan masyarakat.9

Dakwah bil-hal dalam hal ini sama sekali bukan tandingan dakwah bil-lisan. Tetapi justeru antara satu dengan yang lain saling melengkapi, karena tidak ada satu aktivitas atau amal senyata apapun yang tidak membutuhkan campur tangan lisan dan bahkan banyak masalah dakwah yang pemecahannya membutuhkan dua pendekatan tersebut.

Sejalan dengan perubahan sosial di era reformasi yang sedang berlangsung, dimana terkadang ucapan lisan tidak lebih sekedar lipstick hiasan bibir yang tidak ada bukti nyatanya, maka dalam rangka mengiringi proses reformasi dakwah harus dilakukan dengan contoh teladan yang baik. Hal ini perlu agar dakwah memiliki peran yang berarti supaya tidak hanya melalui lisan yang lebih menyentuh aspek kognitif dan kurang mendalam, tetapi di ikuti juga dengan amal nyata yang menekankan pada sikap perilaku afektif. Artinya agar seruan-seruan dakwah melalui lisan juga di imbangi dengan amal nyata yang dapat dilihat secara empiris yang mampu menggerakkan kesadaran sasaran dakwah.10

9

Faizal. Dakwah Bil-Hal Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jurnal Ilmu dakwah Dan Pengembangan

Komunitas VOL. VIII No. 2 Juli 2013). Hal. 3-4 10

Suisyanto. DAKWAH BIL-HAL Suatu Upaya Menumbuhkan Kesadaran dan Mengembangkan

(36)

2. Status dan Peran

a. Pengertian status dan peran.

Status diartikan sebagai tempat atau posisi seorang dalam suatu kelompok sosial. Status sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.11

Sedangkan peran (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran. Peran mencakup tiga hal:

1) peran meliputi norma-norma yang di hubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

2) Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3) Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.12

11

Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: CV Rajawali, 2012). Hal. 210 12

(37)

Sedangkan, peran menurut pengertian bahasa dari kamus W.J.S. Poerwadarminto adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang peran utama.13

Groos Masae dan Mc Eachery mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Harapan-harapan tersebut merupakan kesinambungan dari norma-norma sosial, dan oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peran-peran itu ditentukan oleh norma-norma didalam masyarakat. Didalam peran tersebut terdapat harapan-harapan yaitu:

1) Harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran.

2) Harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan perannya atau dari kewajiban-kewajibannya.14

Jadi peran adalah dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban, bisa juga disebut status obyektif. Peran dan status saling kait mengait, karena merupakan kedudukan yang memberi hak

13

W.J.S. Poerwadarminto. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1987). Hal. 735

14

(38)

dan kewajiban, sedangkan unsur ini tidak ada artinya jika tidak dipergunakan.

b. Jenis-jenis Peran

1) Peran yang melekat dalam diri seseorang: setiap orang memiliki macam-macam peran yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu berarti bahwa peran menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang telah diberikan oleh masyarakat kepadanya.

2) Peran dalam pergaulan kemasyarakatan: posisi seseorang dalam masyarakat (social position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu dalam organisasi masyarakat. Peran lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peran.

c. Hambatan Peran

(39)

dalam kebanyakan hal bersifat konsumtif. Tinggi rendahnya prestasi seseorang diukur dari atribut-atribut lahiriah tersebut. Misalnya gelar, tempat kediaman mewah, kendaraan, pakean dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut memang diperlukan, akan tetapi bukanlah yang terpenting didalam pergaulan hidup manusia.15

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran

Sukanto mengungkapkan bahwa peran lebih menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam suatu masyarakat serta menjalankan suatu peran.16

Status yang dimiliki seseorang tidak terlepas dari peran-peran yang dilakukan oleh orang tersebut kepada masyarakat. Hal ini terjadi karena sistem sosial adalah bentuk interaksi yang bersifat timbal balik. Besarnya peran seseorang terhadap lingkungan sosisalnya sangat berpengaruh pada status sosal seseorang, demikian sebaliknya status yang tinggi adanya peran yang sangat tinggi juga.

e. Konflik peran

Adanya pemisahan antara individu dengan peran yang sesungguhnya harus dilaksanakannya. Hal ini dinamakan role distance, gejala ini timbul apabila individu merasakan dirinya tertekan.

15

Soerjono Soekanto. op.cit., Hal. 216 16

(40)

Karena dia merasa dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan peran yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Dengan demikian dia tidak melaksanakan peran dengan sempurna atau bahkan menyembunyikan dirinya, apabila dia berada didalam lingkaran sosial yang berbeda.17

3. Media Dakwah

Istilah media berasal dari bahasa Latin yaitu "median" yang berarti alat perantara. Secara semantik media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Media adalah suatu alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indera. Pesan yang diterima oleh panca indera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia, untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu sebelum dinyatakan dalam tindakan.

Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah bisa berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu, dan sebagainya.

Dalam arti sempit media dakwah adalah sebagai alat bantu yang dalam istilah proses belajar mengajar disebut alat peraga. Sebuah alat

17

(41)

bantu, berarti media memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan. Nurudin dalam sistem komunikasi Indonesia dikatakan bahwa media dapat menjalankan fungsi untuk mempengaruhi sikap dan prilaku masyarakat. Melalui media masyarakat dapat menghargai atau menolak kebijakan pemerintah.

Lewat media pula berarti inovasi atau pembaruan bisa dilakukan oleh masyarakat. Dengan kata lain, media adalah perpanjangan dan perluasan dari kemampuan jasmani dan rohani manusia. Berbagai keinginan, aspirasi, pendapat, sikap perasaan manusia bisa disebarluaskan melalui media.18

4. Definisi Radio

Radio adalah buah perkembangan teknologi yang memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara. Dengan kata lain radio merupakan salah satu bentuk media massa yang banyak digunakan asyarakat unuk mengakses berbagai informasi yang kompleks, mulai dari fungsi tradisional, radio sebagai penyampai berita dan informasi, perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas, hingga propaganda politik dan idiologi.19

18

Akhmad Sukardi. Metode Dakwah Dalam Mengatasi Problematika Remaja (Makassar: Tesis,

Magister Komunikasi Islam Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, 2005). Hal. 80-82. 19

(42)

Dalam kamus umum bahasa Indonesia dan kamus besar bahasa Indonesia disebut, bahwa radio mempunyai arti siaran (Pengiriman) suara atau bunyi melalui udara.20 Radio merupakan salah satu jenis media massa, yakni sarana atau saluran komunikasi massa, seperti halnya surat kabar, majalah, atau televisi.

Karena sifatnya yang hanya berupa audio tersebut radio mempunyai beberapa kekuatan diantaranya adalah: cepat dan langsung, mendidik, tempat mendengar hiburan, menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar, bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain, memberi kejutan serta fleksibel. Akan tetapi selain kekuatan-kekuatan itu radio juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya yaitu: selintas dan cepat hilang, batasan ruang dan waktu, global, beralur linier, dan mengandung gangguan.21 Siaran hanya sekali didengar (tidak dapat di ulang), kecuali memang dari pusat pemancarnya, terikat oleh pusat pemancarnya dan waktu siaran. Artinya siaran radio tidak setiap saat dapat didengar menurut kehendaknya (obyek dakwah), terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun teknis.22

Kelemahan-kelemahan itulah yang mengharuskan pihak manajemen radio mengkonsep semenarik mungkin agar sampai pada

20

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka,

1989). Hal. 719 21

Dyah Mustika Wulansari. op.cit., Hal. 14-15 22

(43)

pendengar sesuai dengan harapan tidak distorsi. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan itu stasiun penyiaran radio memerlukan metode penyiaran yang profesional.23

Sedangkan radio internet (Streaming Radio) berbeda dengan radio frekuensi pada umumnya, dari segi teknis bersiaran dan membuat program acara masih sama membedakan radio internet dengan radio frekuensi adalah teknis alatnya saja. Bila radio frekuensi membutuhkan pemancar untuk menyebarluaskan siarannya ke pendengar, maka radio internet hanya membuthkan jaringan internet untuk menyebarkan siaran radionya.

Perbedaan yang paling utama antara streaming dan siaran radio konvensional adalah interaktif. Pada streaming, penonton bisa berinteraksi dengan media stream sesuai kebutuhan. Jadi penonton dapat memilih radio yang akan dijalankan.24

Radio internet yang juga dikenal sebagai web radio, net radio, streaming radio atau e-radio adalah layanan penyiaran audio yang ditransmisikan melalui internet. Penyiaran yang dilakukan melalui internet disebut sebagai webcasting karena tidak menular secara luas melalui sarana nirkabel. Radio internet memiliki sebuah media streaming yang dapat menyediakan saluran audio terus menerus dan tidak ada kontrol

23

Dyah Mustika Wulansari. op.cit., Hal. 15 24

(44)

operasional penyiaran seperti media penyiaran tradisional pada umumnya. Banyak stasiun radio Internet yang berasosiasi dengan stasiun radio tradisional (bukan stasiun radio internet), namun bagi radio internet yang jaringannya hanya menggunakan internet dan tidak berasosiasi dengan radio tradisional, maka stasiun radionya bersifat independen dan tidak tergabung dalam perusahaan penyiaran manapun.

Layanan radio internet dapat diakses dari belahan dunia manapun, misalnya, orang dapat mendengarkan stasiun radio Australia dari Eropa atau Amerika. Namun, ada juga beberapa jaringan seperti Clear Channel di AS dan Chrysalis di UK yang membatasi penyiaran dalam negerinya sendiri karena masalah perizinan jenis musik tertentu dan iklan. Radio internet cukup populer bagi kalangan ekspatriat maupun pendengar lain karena banyaknya kepentingan serta kebutuhan yang sering kali tidak cukup baik disediakan oleh stasiun radio lokal (seperti musik-musik alternative, hiburan maupun info-info lain yang tidak dapat diakses pada radio lokal). Seperti pada umumnya radio, radio internet juga tetap memiliki layanan-layanan program yang terdapat dalam radio tradisional.25

25

(45)

a. Sejarah Radio

Radio sebagai media massa elektronik muncul setelah adanya beberapa penemuan teknologi, antara lain telepon, fotografi (yang bergerak maupun tidak bergerak), dan rekaman suara.26 Keberhasilan penemuan ini dipimpin oleh seorang ahli ilmu alam berkebangsaan Inggris ‘James Maxwell’ yang berhasil menemukan formula yang

diduga mewujudkan gelombang elektromagnetis, pada tahun 1865 ketika ia berusia 29 tahun.27 Penemuan itu diteruskan Tomas Alva Edison, yang kemudian menemukan player rekaman.

Setelah beberapa penemuan diatas barulah radio dicipta oleh saintis terkemuka Guglielmo Marconi dalam tahun 1895, seorang ilmuan Italia, menemukan adanya gelombang elektromagnetik yang tampak oleh mata dan gerak lewat udara dengan kecepatan suara. Gelombang tersebut dimanfaatkannya untuk mengirim tanda-tanda melintas jarak jauh tanpa harus melalui saluran kawat. Kondisi inilah yang melahirkan adanya perangkat yang disebut radio.28 Sejak itu, perkembangannya sangat pesat khususnya pada tahun 1920an di kota-kota besar seperti di Detroit dan Pittsburg, Amerika Serikat. Pelbagai stasiun radio telah ditubuhkan persis cendawan yang tumbuh selepas

26

David McQuil. Teoti Komunikasi Masa: Suatu Pengantar. ( Jakarta: Erlangga, 1984 Edisi Ke 2). Hal. 15

27

Onong Uchana Effendy. Radio Siaran Teori Dan Prakteknya. (Bandung: Alumni, 1978). Hal. 24

28

M. Bahri Ghozali. Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah.

(46)

hujan. Pertumbuhan pesat tersebut menunjukkan peranan dan fungsi radio yang semakin berkembang sebagai medium komunikasi antara masyarakat meskipun telah menempuh beberapa evolusi sepanjang kewujudannya.

Serentak dengan kemunculan radio sebagai medium komunikasi, berbagai model komunikasi telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi bagi menerangkan bagimana radio berfungsi dalam masyarkat. Namun, model yang terkenal dan terawal ialah Teori Matematik Komunikasi yang dikemukakan oleh Shannon dan Weaver (1949). Model Shannon dan Weaver itu menerangkan radio sebagai medium komunikasi elektronik dengan merujuk kepada lima elemen utama yaitu punca, pemancar, isyarat, alat penerima dan destinasi.29 b. Radio Sebagai Media Dakwah

Lajunya perkembangan zaman memacu tingkat ilmu dan teknologi, tidak terkecuali teknologi komunikasi yang merupakan suatu sarana penghubung dari masayakat satu kepada masyarakat lainnya. Kecanggihan teknologi komunikasi ikut mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat.

Dakwah sebagai salah satu kegiatan keagamaan dihadapkan kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang

29

(47)

semakin canggih dan berkembang, sehingga memerlukan suatu media untuk menggembangkan serta memajukan dakwah itu sendiri.30

Radio merupakan media informasi yang fleksibel, oleh sebab itu alangkah bermanfaatnya jika media radio digunakan untuk berdakwah, dipenuhi siaran-siaran yang mengajak kepada pendengar untuk menjalankan suatu kebaikan dan meninggalkan keburukan (amar ma’ruf nahi munkar).

Para aktifis tergugah untuk meggunakan media radio itu sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah, sehingga dengan memanfaatkan radio ini diharapkan, seluruh pesan-pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i dapat mencapai sasaran

(tujuan) yang optimal.31

Dengan demikian, perkembangan teknologi media radio merupakan peluang sekaligus juga tantangan bagi para mubaligh. Dikatakan sebagai peluang berarti dengan semakin beragamnya media komunikasi dan semakin praktis dan efektifnya seorang komunikator berhubungan dengan komunikan, maka media radio tersebut digunakan untuk mubaligh, akan menjadikan tabligh lebih cepat dan tepat sampai kepada sasarannya. Dan dikatakan sebagai tantangan sebab untuk menggunakannya saja para mubaligh perlu memiliki

30

M. Bahri Ghozali. op.cit., Hal. 33 31

(48)

keterampilan, untuk membangunnya sendiri butuh dana yang tidak sedikit, untuk mengembangkannya akan semakin dihadapkan dengan tantangan persaingan dengan pengelola media lainya.32

Melalui kepedulian ini, diharapkan para mubaligh dan para pengelola media khususnya radio dapat memiliki jati diri Islami, serta dapat mencitrakan medianya dengan nilai-nilai Islam, memiliki kebebasan dan keberanian untuk memberantas dekadensi moral dengan berbagai bentuknya, menggalakan pendidikan akhlak dan memajukan kualitas iman, ilmu, dan amal masyarkat dan diharapkan mampu mengemban visi misi tabligh.

Hal di atas penting dilakukan karena merupakan panggilan nurani manusia yang paling fitri, sebab perjuangan di jalan Allah merupakan perjuangan untuk mengaktualisasikan potensi kemanusiaan seseorang sebagai mahluknya di muka bumi dalam menyebarkan cinta kasih sayangnya kepada sesama manusia.33

c. Keistimewaan Radio

Beberapa keistimewaan radio adalah sebagai berikut: 1. Harganya murah dan dapat dibeli oleh sebagian masyarakat. 2. Dapat dipindahkan dari satu ruang ke ruang lainnya.

32

Aep Kusnawan. Komunikasi Dan Penyiaran Islam. (Bandung : Benang Merah Press,

2004). Hal x 33

(49)

3. Radio tersebut memiliki tape recorder maka kita dapat merekam siaran-siaran penting untuk kemudian didengar kembali.

4. Radio dapat mengembangkan daya imajinasi pendengar. 5. Merangsang partisipasi aktif pendengar.

6. Radio dapat memberikan hal-hal yang lebih baik.

7. Radio dapat memberikan berita autentik atau keterangan yang sebenarnya, asli dan dapat dipercaya.

8. Mendorong kreatifitas pendengar.

9. Radio berpengaruh terhadap pembentukan pribadi seseorang. 10.Kemampuan selektifitas dalam memilih program maupun segmen

khalayak.

11.Fleksibelitas artinya sangat mudah untuk dibawa pergi dan menjadi teman diberbagai kesempatan dan suasana.

12.Sifatnya amat personal, ia menjadi medium yang amat efektif dalam memberi kontak-kontak antar pribadi yang diliputi oleh sifat kehangatan, keakraban dan kejujuran.

13.Rapidity, yaitu tingkat kecepatan gelombang radio didalam menyampaikan informasi sangat tinggi.

(50)

15.Simultaneus yaitu keserempakan.34

Selain dari beberapa keistimewaan tersebut radio juga memiliki keuntungan tersendiri, keuntungan radio siaran bagi komunikan ialah sifatnya yang santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil. Tidak demikian dengan media massa lainnya.

5. Pemahaman Keagamaan

a. Pengertian pemahaman keagamaan

Pemahaman yaitu kemampuan untuk mengerti, menginterpretasikan, dan menyatakan kembali dalam bentuk lain. Tingkat pemahaman ini lebih tinggi daripada pengetahuan. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau yang didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu: terjemahan, penafsiran, dan ekstrapolasi.35

Kemudian keagamaan berasal dari kata agama yang berarti ajaran, system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan terhadap Tuhan Yang MahaKuasa serta tata kaidah yang

34

Asnawir M. Basyirudin Usman. Media Pembelajaran. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Hal. 20 35

(51)

berhubungan dengan pergaulan manusiadan manusia serta lingkungan: -- Islam; -- Kristen; -- Buddha; -- Samawi agama yang bersumberkan wahyu Tuhan, seperti agama Islam dan Kristen. Sedang keagamaan sendiri berarti yang berhubungan dengan agama.36

Jadi pemahaman keagamaan adalah sebuah konsep yang tidak saja memberikan pedoman-pedoman akidah yang mantap tetapi juga mampu memberi pedoman kepada tingkah laku yang rasional.

Pemahaman menurut Purwadarminta diartikan sebagai proses, pembuatan, membuat paham, cara memahami, atau memahamkan. Sedangkan menurut Arikunto mengatakan pemahaman adalah mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisir, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan.

Pemahaman individu pada dasarnya merupakan pemahaman keseluruhan kepribadian dengan segala latar belakang dan interaksi dengan lingkungannya. Atas dasar bahwa setiap individu memiliki pemahaman keagamaan yang tidak sama, maka menemukan hikmah, manfaat dari setiap ketentuan Islam, diperlukan oleh setiap individu agar benar-benar memahami dan menghayati ajaran Islam dalam arti

36

(52)

yang sesungguhnya. Agama Islam dapat dipahami, diresapi dan dirasakan manfaatnya.37

Pemahaman merupakan proses perbuatan terhadap sesuatu. Kata keagamaan berasal dari kata agama dengan mendapat awalan ke- dan akhiran-an sehingga membentuk kata baru yaitu keagamaan. Kata agama itu sendiri berarti ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.38

Keagamaan berasal dari kata agama yang memiliki pengertian segenap kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang diberikan dengan kepercayaan itu. Struktur keagamaan meliputi struktur aktif, konotif, kognitif dan motorik. Fungsi aktif dan konotif terlihat dari pengalaman ketuhanan, rasa keagamaan dan kerinduan terhadap Tuhan, fungsi motorik tampak dalam perbuatan dan gerak tingkah laku keagamaan. Sedangkan fungsi kognitifnya tercermin dalam sistem kepercayaan ketuhanannya dalam kehidupan sehari-sehari.39

37

Zakiyah Daradjat. Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta: Bulan Bintang, 2005). Hal. 83 38

Kemdikbud. Pengertian Agama. KBBI online versi 1.2. Lihat dalam: http://Kbbi.Web.Id/Agama. Diakses 17 Maret 2016, Jam 20.29 WIB

39

Abdul Aziz Ahyadi. Psikologi Agama: Kepribadian Muslim Pancasila. (Bandung: Sinar Baru

(53)

Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan pancaindera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hai.40

Definisi tersebut memberikan pemahaman adanya hubungan manusia dengan Tuhan dan juga adanya hubungan antara manusia dengan sesamanya yang secara umum meliputi berbagai aspek kehidupan. Fungsi paling mendasar dan universal dari semua agama adalah bahwa agama memberikan orientasi dan motivasi serta membantu manusia mengenal sesuatu yang bersifat sakral. Lewat pengalaman beragama religious experience yakni penghayatan terhadap Tuhan atau agama yang diyakininya.

Agama merupakan sistem yang mencakup cara bertingkah laku dan berperasaan yang bercorak khusus, dan merupakan system kepercayaan yang juga bercorak khusus. Agama berkeyakinan bahwa ada sejenis dunia spiritual yang mengajukan tuntutan terhadap perilaku, cara berfikir dan perasaan kita.

40

(54)

Agama dapat mempengaruhi sikap praktis manusia terhadap berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari.41 Ia dipandang sebagai jalan hidup yang dipegang dan diwarisi turun temurun oleh masyarakat manusia. Agar hidup mereka menjadi damai, tertib dan tidak kacau, yang menjadi unsur agama ialah:

1) Pengakuan bahwa ada kekuatan gaib yang menguasai atau mempengaruhi kehidupan manusia.

2) Keyakinan bahwa keselamatan hidup manusia tergantung pada adanya hubungan baik antara manusia dengan kekuatan gaib. 3) Sikap emosional pada hati manusia terhadap kekuatan gaib, seperti

sifat takut, hormat, cinta, penuh harap, pasrah, dan lain-lain.

4) Tingkah laku tertentu yang dapat diamati, seperti sholat, doa, puasa, zakat, suka menolong, tidak korupsi dan lain sebagainya.42

Unsur-unsur ini sejalan dengan pandangan Nur Cholis Madjid yang mengatakan bahwa orang yang beragama harus memiliki tiga hal yang dikenal dengan trilogy ajaran ilahi yakni Iman, Islam dan Ihsan. Islam (al-Islam) tidak absah tanpa Iman (al-Iman), dan Iman tidak sempurna tanpa Ihsan (al-Ihsan). Sebaliknya, Ihsan adalah mustahil tanpa Iman, dan Iman juga tidak mungkin tanpa inisial Islam. Iman,

41

Thimas E Odea. Sosiologi Agama Suatu Pengenalan Awal. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996).

Hal. 21. 42

(55)

Islam dan Ihsan merupakan pilar/pokok (rukun) dalam beragama dan dipahami sebagai sebuah sistem ajaran demi tegaknya ajaran Islam.43

Antara Iman, Islam dan Ihsan, ketiganya tak bisa dipisahkan oleh manusia di dunia ini, kalau diibaratkan hubungan diantara ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi lainya berkaitan erat. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau ketiga sisinya tidak saling mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara Iman, Islam dan Ihsan.44

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam proses memahami adalah sebagai berikut:

1) Kematangan

Kematangan memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi fisiologis termasuk saraf dan fungsi otak menjadi berkembang. Dengan berkembangnya fungsi otak dan sistem saraf, hal ini akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang dan mempengaruhi hal belajar seseorang itu.

2) Faktor Usia Kronologis

43

Nur Cholis Madjid. Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah. (Jakarta: Penerbit Yayasan Paramadina). Hal. 23.

44

Roni Mohammad & Mustofa. Pengaruh Tingkat Pemahaman Agama Terhadap Perilaku Bisnis

Pedagang Pasar Minggu Telaga Kabupaten Gorontalo. (Jurnal Al-Mizan, Vol. 10 No. 1 Juni, 2014).

(56)

Pertambahan usia selalu dibarengi dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tua individu, semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologis. Usia kronologis merupakan faktor penentu daripada tingkat kemampuan individu.

3) Faktor perbedaan jenis kelamin

Pria dan wanita ada yang membedakan dalam hal peranan dan perhatiannya terhadap suatu pekerjaan dan inipun merupakan akibat dari pengaruh kultural.

4) Pengalaman Sebelumnya

Lingkungan mempengaruhi perkembangan individu. Lingkungan banyak memberikan pengalaman kepada individu. Pengalaman yang diperoleh individu ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya. 5) Kapasitas Mental

(57)

6) Kondisi Kesehatan Jasmani

Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat. Orang yang badannya sakit akibat penyakit-penyakit tertentu serta kelelahan tidak akan dapat belajar efektif. Cacat fisik juga mengganggu hal belajar.

Gangguan serta cacat mental pada seseorang sangat mengganggu belajar orang yang bersangkutan. Bagaimana orang dapat belajar dengan baik apabila dai sakit ingatan, sedih, frustasi atau putus asa.45

45

Safrina Tsani Akmala. Pengaruh Materi Dakwah Nyai Muzayyanah Terhadap Pemahaman

Keagamaan Remaja (Semarang: Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi dan

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian

penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif, dengan mengangkat permasalah, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan data-data yang relevan, kemudian menjawab pertanyaan penelitian dan kemudian melakukan analisis data.

(59)

2. Lokasi dan Subjek Penelitian

Berdasarkan konsep penelitian yang akan penulis lakukan, untuk menentukan dimana penelitian ini akan dilakukan. Lokasi tersebut terletak di Radio Persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta. Alasan peneliti memilih Radio Persatuan 94,2 FM sebagai lokasi penelitian, karena siaran yang disiarkan di Radio Persatuan 94,2 FM banyak mengandung program yang bernuansa Islami. Selain itu program siaran dakwah menjadi salah satu menu unggulan daerah, khususnya wilayah Kab. Bantul yang sangat peduli dengan nilai keagamaannya. Sehingga sampai saat ini program siaran dakwah di Radio Persatuan tetap mendapatkan porsi spesial dari masyarakat Bantul, terlebih lagi program siaran dakwah di Radio Persatuan sangat didukung oleh Da’i/Ustad dari Kab. Bantul dan DIY.

Dengan merujuk pada kriteria di atas, maka peneliti pun memutuskan untuk menjadikan Radio Persatuan sebagai lokasi penelitian. Peneliti memilih untuk melakukan penelitiannya karena peneliti belum mendapatkan data mengenai pengaruh program dakwah terhadap peningkatan pemahaman keagamaan.

(60)

siapa yang akan menjadi informan kunci. Untuk informan pangkal, yaitu masyarakat Bantul yang ada disekitar Radio Persatuan untuk mengetahui kondisi yang akan peneliti jadikan sebagai lokasi penelitian sekaligus mengetahui pengaruh program dakwah di Radio Persatuan 94,2 FM terhadap peningkatan pemahaman keagamaan masyarakat Bantul. Selain itu, orang tersebut juga bisa memberikan peneliti informasi mengenai siapa-siapa saja orang yang bisa dijadikan rujukan sebagai informan kunci. Adapun untuk informan kunci, yaitu mereka yang telah direkomendasikan oleh informan pangkal untuk dijadikan sebagai informan kunci. Informan kunci ini pun hendaknya mereka yang cukup bisa memberikan informasi berkenaan dengan fokus penelitian yang dibahas.

Untuk informan pangkal yang akan peneliti jadikan sebagai subjek penelitian yaitu karyawan Radio Persatuan. Kemudian untuk informan kuncinya yaitu masyarakat Bantul yang aktif mendengarkan program dakwah di Radio Persatuan 94,2 FM.

3. Teknik Pengumpul Data

(61)

menyimpulkan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data tersebut diantaranya adalah.

a. Wawancara

Metode wawancara atau interview adalah percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.1

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan langsung dengan yang diwawancarai. Dalam kaitan ini peneliti langsung mewawancari narasumbernya yaitu dengan kedua kelompok informan, guna menanyakan hal-hal yang telah ditulis di pedoman wawancara untuk mendapatkan data yang akurat dari sumber secara langsung, yaitu kepada masyarakat yang aktif mendengarkan program siaran dakwah. b. Observasi

Menurut Nawari dan Martini, mengatakan observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur yang tampak dalam suatu gejala-gejala penelitian.2

1

Lexy J, Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012). Hal.186.

2

(62)

Metode yang lain yang digunakan peneliti adalah dengan observasi atau pengamatan langsung. Peneliti melakukan pengamatan langsung kelapangan untuk mengetahui kondisi dan keadaan suatu daerah atau obyek yang akan diteliti, juga bertujuan untuk mendapatkan data-data yang lebih valid karena mendapatkan langsung dari sumber data yang telah peneliti amati.

Secara teknis mungkin dilakukan dengan mengamati secara langsung maupun tidak langsung yang diperlukan demi kelangsungan penelitian.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan mencari fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumen-dokumen. Biasanya berbentuk surat, catatan harian, laporan artefak, foto dan sebagainya.3

Metode dokumentasi adalah suatu teknik dimana data di peroleh dari dokumen-dokemen dan catatan-catatan penting dan sebagainya yang bisa di jadikan sebagai data penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran umum dari Radio Persatuan, dan pendengar aktif sendiri, serta berbagai data yang dibutuhkan dan berkaitan dengan judul penelitian ini.

3

(63)

4. Keabsahan

Untuk memperoleh data yang shahih, penelitian ini akan menerapkan metode triangulasi, yaitu memverifikasi, mengubah-memperluas informasi dari pelaku satu ke pelaku lain dan atau dari satu pelaku sampai ‘jenuh.’ Hal ini akan dilakukan dengan beberapa cara yaitu

menggunakan multimetode untuk saling mendukung dalam memperoleh data, melakukan snow-ball dari sumber informasi satu ke satu informasi yang lain. Untuk menguji kebenaran data maka data yang sudah diperoleh senantiasa dicek kebenaran datanya dengan mencari informasi lagi dari hasil wawancara dengan semua informan.

Selain dengan triangulasi, peneliti juga menggunakan metode pembuktian, yaitu cara yang ditempuh oleh peneliti untuk memberikan bukti atau dukungan terhadap data yang diperoleh. Hal ini untuk mengatasi keterbatasan daya ingat, lihat, dan dengar peneliti. Untuk itu dapat digunakan instrumen bantu berupa catatan lapangan (fieldnotes), perekam suara, dan alat foto.

5. Analisis data

(64)

atau gejala yang terkait dengan tujuan penelitian, kemudian menghubungkan antar konsep atau gejala, sehingga ditemukan karakteristik yang berkaitan tema penelitian secara utuh (holistik).

(65)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Radio Persatuan Bantul

1. Sejarah Berdiri Radio Persatuan 94,2 FM Bantul Yogyakarta

Sebagai satu-satunya radio di ibukota Kabupaten Bantul, sejak permulaan berdirinya hingga saat ini, Radio Persatuan tetap menjalankan fungsi sebagai media hiburan dan penerangan, melalui sajian acara-acaranya yang ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat. Tanggal 11 Maret adalah berdirinya Radio Persatuan di kawasan Depok 76 Bantul dengan menempati frekuensi AM 362,3 Khz beralih ke AM 828 Khz. Januari 1984 Radio Persatuan pindah di Jalan Jend. Sudirman 12A, karena musibah kebakaran yang terjadi pada 26 Agustus 1986 lokasi ini kembali mengalami perpindahan ke Jalan Jend Ahmad Yani 22 hingga sekarang.

(66)

Di ibukota Kabupaten Bantul inilah letak studio Radio Persatuan, berdiri antara sebuah daerah dengan permadani sawah hijau membentang sampai lembah pegunungan Slarong, pegunungan Menoreh, dan pegunungan Seribu lainnya,yang bertepikan laut selatan, dari pantai Parangteritis, pantai Samas, pantai Patihan dan berujung pantai Pandansimo.

(67)

2. Letak Geografis

Jika dilihat dari segi geografisnya letak kantor Radio Persatuan Bantul berada di Jl. Jendral A.Yani No.22 Bantul, Yogyakarta 55711. Sedangkan letak secara kompas adalah:

Sebelah utara berbatasan dengan perkampungan warga Sebelah selatan berbatasan dengan rumah warga Sebelah timur berbatasan dengan sawah warga Sebelah barat berbatasan dengan jalan

3. Program Radio Persatuan

Sebagai media musik dan informasi bagi pendengarnya. Radio Persatuan selalu memberikan yang terbaik.

Kebanyakan masyarakat Bantul adalah pecinta Dangdut, kekhasan Radio Persatuan yang sudah terkenal sebagai Radio Dangdut memberikan tempat terbanyak untuk acara tersebut seperti Hello Dangdut, Goyang Suka-Suka, Terminal Dangdut, Idola (Irama Dangdhut Lama), Dan 10 Top Dangdut. Kami menyebutnya Media goyang paling kondang.

Lagu Indonesia menempati urutan kedua dengan acara-acara You & Me, Nonstop Musik Indonesia, Yogyakarta Top Hits Dan 10 Top Indonesia.

(68)

Acara) Dan Wayang Kulit masih menjadi menu daerah yang sangat diperhatikan kondisi masyarakat Kab. Bantul yang kental dengan ciri khas keagamaanya, sehingga siaran-siaran Radio Persatuan 92,4 FM bernuansa Islami dengan salam, canda dan gaya. Lagu bertema Islami seperti Irama Gambus dan Qosidah, begitu pula acara-acara khususnya seperti Kajian

Islami, Dialog Agama Islam, Mimbar Jum‟at, Pitutur Luhur, Nada Islami,

Santapan Rohani, Gema Maghrib Dan Mutiara Hikmah teteap mendapat

porsi spesial dengan didukung Da‟i/Ustad ternama dari Kab. Bantul dan

DIY.

Sebagai media informasi, Tim Pemberitaan Radio Persatuan 94,2 Fm (Tergabung dalam jaringan Radio Lokal Untuk Demokrasi-JRLD) siap menyajikan berita-berita aktual dan faktual Kabupaten Bantul pada khususnya dan DIY pada umumnya. Berita hangat ini ditayangkan dalam Info Bantul dan Info Sekilas disela-sela program acara harian. Radio Persatuan juga menyajikan berita seputar kegiatan badan legestatif (DPRD) dalan Info Legislatif yang disiarkan setiap akhir pekan.

(69)

Radio Persatuan juga memberikan hadiah bagi pendengar lewat kuis yang disiarkan secara acak disela-sela acara dan setiap jam 8 malam dan pagi, Kuis Jam 8.

4. Jumlah Pendengar

Target pendengar Radio Persatuan 94,2 FM ditujukan pada kelompok pendengar usia 12 ke atas, dengan tingkat pendidikan SD, SMP, SMU, dan Perguruan Tinggi dari strata sosial masyarakat menengah, yang pada umumnya sudah menggunakan toiletris, mengkonsumsi teh, kopi, sirup, kecap, minyak goreng,detergen, obat nyamuk bakar. Selain itu juga pengguna jamu dan obat-obatan.

Secara lebih rinci pendengar Radio Persatuan 94,2 FM dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Table 1.1 Pendengar Radio Persatuan Bantul dilihat dari jenis kelamin adalah sebagai berikut:

NO. Jenis kelamin %

1. Pria (laki-laki) 42 %

2. Perempuan 58 %

Gambar

Table 1.1 Pendengar Radio Persatuan Bantul dilihat dari jenis kelamin
Table 1.2 Pendengar Radio Persatuan Bantul dilihat dari Usia.
Table 1.5 Pendengar Radio Persatuan Bantul dilihat dari segi propesi
Tabel 2.1 Jumlah Ruang Pendukung Kerja
+6

Referensi

Dokumen terkait

Banyak masyarakat/warga RW.07-RW.09 Desa Bringin Bendo Kecamatan Taman belum memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungan, contohnya seperti masih membuang sampah

Bagi usaha dan atau kegiatan yang diwajibkan untuk membuat atau melaksanakan AMDAL, maka dalam izin melakukan usaha dan atau kegiatan harus dicantumkan dan dirumuskan

Padahal Menurut Munir Fuady menjelaskan makna demokrasi sebagai sistem pemerintahan dalam suatu Negara dimana semua warga Negara memiliki hak, kewajiban, kedudukan

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir dengan judul "Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Produk Metal

Menyadari hal tersebut, Pesantren Modern Internasional Dea Malela (PMI DM) menyusun suatu program yang dinamai “Gemar Membaca.” Program ini, pada awalnya, dihajatkan

Nama

Adapun penggunaan CT- Scan yang biasa digunakan dalam bidang kedokteran gigi yaitu digunakan pada rongga mulut dan regio maksilofasial termasuk di dalamnya untuk