• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Implementasi Aplikasi PRTG dalam Menyusun Traffic di Sebuah Jaringan Intranet Pada PT. PERTAMINA (PERSERO).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Implementasi Aplikasi PRTG dalam Menyusun Traffic di Sebuah Jaringan Intranet Pada PT. PERTAMINA (PERSERO)."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

TRAFFIC DI SEBUAH JARINGAN INTRANET PADA PT.

PERTAMINA (PERSERO)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Oleh :

Nama : ADAM WHITER UTHA B Nim : 10.41020.0098

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Komputer

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

iv

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Kontribusi ... 3

1.6 Manfaat ... 3

1.7 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 7

2.1 Sejarah PT. Pertamina ... 5

2.2 Profil Perusahaan ... 7

2.3 Visi dan Misi ... 12

2.4 Wilayah Kerja ... 13

2.5 Tugas Pokok ... 14

2.6 Struktur Organisasi ... 16

BAB III LANDASAN TEORI ... 17

3.1 Definisi Jaringan Komputer ... 17

3.2 Perangkat Jaringan Komputer ... 21

STIKOM

(3)

v

3.4 Aplikasi Yang Digunakan ... 27

BAB IV Pembahasan ... 37

4.1 Identifikasi Masalah ... 32

4.2 Pembahasan ... 38

4.2.1 Analisa Sistem ... 38

4.3 Menjalankan Aplikasi PRTG ... 44

4.3.1 Setting dan Pembuatan User dan Password PRTG ... 44

4.3.2 Pengenalan User Interface PRTG ... 45

4.3.3 Penggunaan Auto Discovery ... 47

4.3.4 Melakukan Scanning Device ... 50

4.3.5 Setting SNMP ... 51

4.3.6 Setting NetFlow V9 ... 56

BAB V Penutup ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 67

STIKOM

(4)

vi

Gambar 2.1 Wilayah Kerja Unit Pemasaran V ... 13

Gambar 2.2 Struktur Organisasi ... 16

Gambar 3.1 Local Area Network ... 19

Gambar 3.2 Metropolitan Area Network ... 19

Gambar 3.3 Wide Area Network ... 20

Gambar 3.4 Hasil Ping ... 21

Gambar 3.5 Server ... 22

Gambar 3.6 Konsentrator ... 23

Gambar 3.7 Router ... 24

Gambar 4.1 Hasil Scanning Jaringan Pertamina ... 39

Gambar 4.2 Instalasi PRTG(1) ... 40

Gambar 4.3 Instalasi PRTG(2) ... 40

Gambar 4.4 Instalasi PRTG(3) ... 41

Gambar 4.5 Instalasi PRTG(4) ... 41

Gambar 4.6 Instalasi PRTG(5) ... 42

Gambar 4.7 Instalasi PRTG(7) ... 43

Gambar 4.8 Instalasi PRTG(8) ... 43

Gambar 4.9 Setting Server Administration(1) ... 44

Gambar 4.10 Setting Server Administration(2) ... 44

Gambar 4.11 Interface Awal dari PRTG ... 45

Gambar 4.12 Memulai Setting PRTG ... 45

Gambar 4.13 Halaman Awal PRTG... 46

STIKOM

(5)

vii

Gambar 4.15 Menambah Grup ... 48

Gambar 4.16 Grup yang Telah Dibuat ... 48

Gambar 4.17 Hasil Discovery ... 49

Gambar 4.18 Tampilan Host ... 49

Gambar 4.19 Tampilan Node Sensor PING ... 50

Gambar 4.20 Hasil Scanning Jaringan ... 50

Gambar 4.21 Hasil Scanning Jaringan ... 51

Gambar 4.22 Tampilan Device FE0/1 ... 51

Gambar 4.23 Menambahkan Sensor ... 52

Gambar 4.24 Proses Penambahan Sensor ... 53

Gambar 4.25 Setting Sensor ... 53

Gambar 4.26 Setting Node Sensor ... 54

Gambar 4.27 Hasil Penambahan Sensor ... 54

Gambar 4.28 Grafik Sensor SNMP ... 55

Gambar 4.29 Tampilan Sensor ... 55

Gambar 4.30 Grafik SNMP ... 56

Gambar 4.31 Tampilan Awal Sebelum Disetting ... 57

Gambar 4.32 Pencarian Sensor NetFlow V9 ... 57

Gambar 4.33 Setting sensor yang akan ditambahkan ... 58

Gambar 4.34 Setting Sensor ... 58

Gambar 4.35 Setting Sensor NetFlow V9 ... 59

Gambar 4.36 Hasil Penambahan Sensir NetFow V9 ... 59

Gambar 4.37 Grafik Top List PRTG... 60

STIKOM

(6)

viii

Gambar 4.40Hasil Percentangan Semua Opsi TopList ... 61

Gambar 4.41 Settingan Lanjutan... 62

Gambar 4.42 HasilPenambahan TopList ... 62

Gambar 4.43 Hasil NetFlow V9... 63

Gambar 4.44 Grafik Pemisahan Protocol pada PRTG ... 63

STIKOM

(7)

ix

Tabel 2.1 Sejarah Pertamina ... 6 Tabel 3.1 Tabel Bagian dari IP address ... 24 Tabel 3.2 IP Address Private ... 25

STIKOM

(8)

iv

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Kontribusi ... 3

1.6 Manfaat ... 3

1.7 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 7

2.1 Sejarah PT. Pertamina ... 5

2.2 Profil Perusahaan ... 7

2.3 Visi dan Misi ... 12

2.4 Wilayah Kerja ... 13

2.5 Tugas Pokok ... 14

2.6 Struktur Organisasi ... 16

BAB III LANDASAN TEORI ... 17

3.1 Definisi Jaringan Komputer ... 17

3.2 Perangkat Jaringan Komputer ... 21

STIKOM

(9)

v

3.4 Aplikasi Yang Digunakan ... 27

BAB IV Pembahasan ... 37

4.1 Identifikasi Masalah ... 32

4.2 Pembahasan ... 38

4.2.1 Analisa Sistem ... 38

4.3 Menjalankan Aplikasi PRTG ... 44

4.3.1 Setting dan Pembuatan User dan Password PRTG ... 44

4.3.2 Pengenalan User Interface PRTG ... 45

4.3.3 Penggunaan Auto Discovery ... 47

4.3.4 Melakukan Scanning Device ... 50

4.3.5 Setting SNMP ... 51

4.3.6 Setting NetFlow V9 ... 56

BAB V Penutup ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 67

STIKOM

(10)

vi

Gambar 2.1 Wilayah Kerja Unit Pemasaran V ... 13

Gambar 2.2 Struktur Organisasi ... 16

Gambar 3.1 Local Area Network ... 19

Gambar 3.2 Metropolitan Area Network ... 19

Gambar 3.3 Wide Area Network ... 20

Gambar 3.4 Hasil Ping ... 21

Gambar 3.5 Server ... 22

Gambar 3.6 Konsentrator ... 23

Gambar 3.7 Router ... 24

Gambar 4.1 Hasil Scanning Jaringan Pertamina ... 39

Gambar 4.2 Instalasi PRTG(1) ... 40

Gambar 4.3 Instalasi PRTG(2) ... 40

Gambar 4.4 Instalasi PRTG(3) ... 41

Gambar 4.5 Instalasi PRTG(4) ... 41

Gambar 4.6 Instalasi PRTG(5) ... 42

Gambar 4.7 Instalasi PRTG(7) ... 43

Gambar 4.8 Instalasi PRTG(8) ... 43

Gambar 4.9 Setting Server Administration(1) ... 44

Gambar 4.10 Setting Server Administration(2) ... 44

Gambar 4.11 Interface Awal dari PRTG ... 45

Gambar 4.12 Memulai Setting PRTG ... 45

Gambar 4.13 Halaman Awal PRTG... 46

STIKOM

(11)

vii

Gambar 4.15 Menambah Grup ... 48

Gambar 4.16 Grup yang Telah Dibuat ... 48

Gambar 4.17 Hasil Discovery ... 49

Gambar 4.18 Tampilan Host ... 49

Gambar 4.19 Tampilan Node Sensor PING ... 50

Gambar 4.20 Hasil Scanning Jaringan ... 50

Gambar 4.21 Hasil Scanning Jaringan ... 51

Gambar 4.22 Tampilan Device FE0/1 ... 51

Gambar 4.23 Menambahkan Sensor ... 52

Gambar 4.24 Proses Penambahan Sensor ... 53

Gambar 4.25 Setting Sensor ... 53

Gambar 4.26 Setting Node Sensor ... 54

Gambar 4.27 Hasil Penambahan Sensor ... 54

Gambar 4.28 Grafik Sensor SNMP ... 55

Gambar 4.29 Tampilan Sensor ... 55

Gambar 4.30 Grafik SNMP ... 56

Gambar 4.31 Tampilan Awal Sebelum Disetting ... 57

Gambar 4.32 Pencarian Sensor NetFlow V9 ... 57

Gambar 4.33 Setting sensor yang akan ditambahkan ... 58

Gambar 4.34 Setting Sensor ... 58

Gambar 4.35 Setting Sensor NetFlow V9 ... 59

Gambar 4.36 Hasil Penambahan Sensir NetFow V9 ... 59

Gambar 4.37 Grafik Top List PRTG... 60

STIKOM

(12)

viii

Gambar 4.40Hasil Percentangan Semua Opsi TopList ... 61

Gambar 4.41 Settingan Lanjutan... 62

Gambar 4.42 HasilPenambahan TopList ... 62

Gambar 4.43 Hasil NetFlow V9... 63

Gambar 4.44 Grafik Pemisahan Protocol pada PRTG ... 63

STIKOM

(13)

ix

Tabel 2.1 Sejarah Pertamina ... 6 Tabel 3.1 Tabel Bagian dari IP address ... 24 Tabel 3.2 IP Address Private ... 25

STIKOM

(14)

i

ABSTRAK

Traffic jaringan adalah salah satu topik yang banyak dibicarakan saat ini. Banyaknya perangkat yang menggunakan teknologi jaringan membuat bidang ini juga semakin berkembang. Banyak perusahaan dan instansi memerlukan pengukuran traffic atau pengawasan traffic. Salah satunya adalah PT. Pertamina (Persero). PT. Pertamina (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan Pemerintah untuk mengelola kegiatan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia. Banyak sekali cabang-cabang perusahaan dari PT. Pertamina (Persero). Oleh karena itu PT. Pertamina (Persero) harus mengimplementasikan teknologi-teknologi terbaru. Salah satunya adalah teknologi Jaringan Komputer.

Jaringan Komputer adalah sebuah system dimana beberapa device atau perangkat seperti computer , server , router , switch dihubungkan pada sebuah media yang dapat berupa kabel atau nirkabel. Manfaat dari jaringan computer adalah antar perangkat dapat berkomunikasi dengan saling menukar data melalui media dan perangkat pendukung jaringan computer. Kebutuhan akan jaringan komputer sangat penting, dimana di era globalisasi kebutuhan akan informasi sangat besar.

Oleh karena itu Jaringan Komputer pada PT. Pertamina (Persero) harus di awasi, karena banyak sekali pengguna Jaringan Komputer pada perusahaan tersebut menggunakannya dengan tidak semestinya. Sehingga traffic data akan berjalan tidak stabil. Sehingga dengan dilaksanakannya kerja praktek ini, Jaringan Komputer pada PT Pertamina (Persero) diharapkan bisa di awasi dan di kontrol dengan baik. Dan hasil akhir dari kerja praktek ini adalah dibuatnya sebuah dasboard yang berisi kegiatan jaringan di PT. Pertamina (Persero).

Kata kunci : PRTG , Network , Packet Capture , NetFlow , SNMP

STIKOM

(15)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Traffic jaringan adalah salah satu topik yang banyak dibicarakan saat ini. Banyaknya perangkat yang menggunakan teknologi jaringan membuat bidang ini juga semakin berkembang. Banyak perusahaan dan instansi memerlukan pengukuran traffic atau pengawasan traffic. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan akan informasi yang besar. Pengukuran dan pengawasan traffic ditujukan untuk mengukur serta mengawasi traffic yang melewati jaringan. Keuntungan dari hal ini adalah transparansi traffic dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat mengawasi para pekerjanya dalam bekerja. Keuntungan lain adalah mengetahui kecepatan traffic pada sebuah jaringan. Dengan mengetahui hal tersebut maka perusahaan dapat melakukan perubahan pada jaringannya agar performa jaringan tersebut semakin baik.

PRTG (Paessler Router Traffic Grapher) adalah perangkat lunak yang digunakan untuk memantau penggunaan bandwidth dan banyak parameter jaringan lain melalui SNMP, Packet Sniffing, atau Cisco NetFlow yang memungkinkan untuk pengukuran traffic berdasarkan alamat IP dan atau protokol. Selain itu aplikasi ini juga bisa memonitor semua aspek jenis protokol mulai dari jenis jaringan protokol FTP, HTTP, HTTPS, SMTP, ICMP, DNS, POP3, SNMP dan lainnya. Aplikasi ini juga memiliki tampilan yang cukup mudah untuk di mengerti, sehingga orang bisa dengan mudah mengerti hasil dari pengukuran trafik yang telah dilakukan oleh aplikasi ini.

STIKOM

(16)

Dengan digunakannya aplikasi PRTG (Paessler Router Traffic Grapher) ini, maka dapat dibangun suatu sistem yang nantinya akan difungsikan untuk memonitoring trafik di PT. Pertamina (persero). Sehingga seluruh trafik yang berjalan bisa di rekam dan ditampilkan di komputer administrator Jaringan. Dan administrator bisa melakukan perubahan performa pada jaringannya. Sehingga jaringan bisa terkontrol dengan baik.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam masalah ini adalah :

1. Bagaimana mengetahui perangkat yang diawasi sehubungan dengan kerja praktek ini mengingat banyaknya perangkat yang ada di PT. Pertamina(Persero).

2. Bagaimana pengonsepan dan pengaturan sensor yang dibutuhkan untuk pengerjaan Kerja Praktek ini.

STIKOM

(17)

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam laporan ini terfokus dan tidak terlalu meluas, maka diperlukan batasan-batasan mengenai permasalahan diatas, yakni :

1. Pengonsepan jaringan yang akan diawasi. 2. Pengaturan program yang akan digunakan.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah :

1. Transparansi trafik pada perusahaan PT. Pertamina (Persero) 2. Pemetaan Jaringan di PT. Pertamina (Persero)

1.5 Kontribusi

Beberapa hal yang dapat diperoleh dari kegiatan kerja praktek di PT. Pertamina (Persero) Surabaya antara lain:

1. Meningkatkan experience diri dalam bidang jaringan di lingkup kerja. 2. Terwujudnya sistem Monitoring Trafik.

1.6 Manfaat

Diharapkan hasil aplikasi ini nantinya akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Mempermudah dalam pengawasan traffic di perusahaan

2. Dapat mengetahui interface/IP yang menggunakan traffic dalam jumlah besar

STIKOM

(18)

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah serta batasan terhadap masalah yang akan dibahas, tujuan dari pembahasan masalah yang diangkat, dan sistematika penulisan laporan ini.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini dibahas tentang gambaran umum perusahaan mulai dari sejarah, hingga struktur organisasi yang ada.

BAB III LANDASAN TEORI

Pada bab ini dibahas teori-teori yang berkaitan dengan Implementasi PRTG dalam pengawasan trafik termasuk perangkat jaringan seperti router , switch , dan server serta aplikasi yang digunakan yaitu

Paessler Router Traffic Grapher (PRTG) , dan Nmap.

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

Pada bab ini dibahas tutorial dan teknik penggunaan aplikasi PRTG seperti instalasi , konfigurasi dasar , konfigurasi node sensor yang akan digunakan dalam kerja praktek ini

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini dibahas mengenai penggunaan aplikasi yang mengacu pada perancangan dan desain aplikasi yang telah dibuat , serta saran yang diberikan untuk PT. Pertamina (Persero)

STIKOM

(19)

5

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) dari tahun per tahun

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia minyak bumi memiliki peran yang penting dan strategis. Peran penting ini dalam hal ini karena migas (minyak bumi dan gas) menyangkut hajat hidup orang banyak dan strategis karena migas merupakan sumber energi bagi kegiatan ekonomi nasional, disamping sebagai sumber daya devisa negara yang secara keseluruhan terkait langsung dengan pertahanan dan keamanan nasional.

PERTAMINA merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan Pemerintah untuk mengelola kegiatan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia. Terbentuknya PERTAMINA berlangsung melalui proses yang panjang yang tidak terlepas dari semangat perjuangan bangsa.

PERTAMINA sebagai Badan Usaha Milik Negara yang di dirikan dengan UU No. 08 / 1971, karena adanya perubahan di lingkungan global yang mempengaruhi kegiatan usaha terutama dalam dunia perminyakan di Indonesia, maka PERTAMINA harus berubah menjadi satu perusahaan yang berentitas bisnis murni. Sesuai UU No. 22 / 2001 tanggal 23 Bovember 2001 tentang Migas merupakan titik awal perubahan Status Hukum PERTAMINA dari BUMN dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) dengan nama PT. PERTAMINA (PERSERO) melalui PP No. 31 Tahun 2003. Seluruh ketentuan PERTAMINA termasuk struktur organisasi, pedoman dan tata kerja

STIKOM

(20)

serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab PERTAMINA sepanjang tidak bertentangan dengan PP tersebut dinyatakan tetap berlaku sampai ditetapkan ketentuan baru oleh Perusahaan.

Tabel Sejarah Pertamina

TAHUN KETERANGAN

1957 Pendirian resmi PT. Pertamina EP

1966

Di mulainya kemitraan melalui kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) di Indonesia

1971

Penerapan peraturan pemerintah No. 08 / 1971 yang menugaskan Pertamina sebagai pemegang hak dan kontrol / manajemen atas operasi pertambangan Minyak dan Gas (Migas) di Indonesia

2001

Penerapan peraturan pemerintah No. 22 / 2001 yang mengatur deregulasi sektor Minyak dan Gas

2002

Pendirian BPMIGAS (Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas)

2003

Status Pertamina menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nama PT. Pertamina (PERSERO)

2004

Pendirian BPHMIGAS (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi)

2005

Pendirian anak-anak perusahaan PT. Pertamina (PERSERO), PT.

Pertamina EP, PT. Pertamina EP CEPU, serta penandatanganan

2 kontrak kerjasama dengan BPMIGAS

Saat ini Sebagai penghasil Minyak dan Gas ke-2 terbesar di Indonesia

STIKOM

(21)

2.2. Profil Perusahaan

PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA)

MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)"

STIKOM

(22)

Sesuai akta pendiriannya, Maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.

Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk:

1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara efektif dan efisien.

2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: 3. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil

olahan dan turunannya.

4. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.

5. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.

6. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.

STIKOM

(23)

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.

Clean (Bersih)

Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

Competitive (Kompetitif)

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja

Confident (Percaya Diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa

Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)

Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

STIKOM

(24)

Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

Capable (Berkemampuan)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

Agenda Transformasi Pertamina :

 Perubahan Paradigma Manajemen dan Sumberdaya Manusia.

 Transformasi Kegiatan Usaha di Sektor Hulu sebagai Penghasil

Pendapatan Utama Perusahaan.

 Transformasi Kegiatan Usaha di Sektor Hilir sebagai Ujung Tombak

Perusahaan dalam Interaksi dengan Konsumen.

 Transformasi Restrukturisasi Korporat: Keuangan, SDM, Hukum, IT, dan

Administrasi Umum, termasuk Penanganan Asset.

Hasil yang diinginkan dari Transformasi Pertamina adalah:

1. Pertamina ke depan sebagai perusahaan panutan (role model) di Indonesia 2. Hasil - hasil yang dicapai, perbaikan berkesinambungan yang dilakukan

sejak Juli - 31 Desember 2006 diantaranya:

 Gelombang pertama dari 27 Breakthrough Projects (proyek-proyek

terobosan) dalam 100 hari menghasilkan pendapatan tambahan kurang

STIKOM

(25)

lebih USD 15 juta Identifikasi potensi penurunan biaya sebesar Rp 2 trilyun dalam supply chain melalui peningkatan efisiensi distribusi BBM  5 SPBU telah mencapai standard "Pertamina Way", sesuai dengan

sertifikasi BVI (Biro Veritas Indonesia), dengan target dapat mengimplementasikan "Pertamina Way" di 100 SPBU di DKI dan sekitarnya pada bulan Maret 2007 Roll out jaminan kualitas dan kuantitas di SPBU. Program tersebut telah diimplementasikan di 5 SPBU percontohan dan nilai yang dihasilkan jika program tersebut selesai akan mencapai Rp. 800 milyar Kerjasama dengan berbagai perusahaan minyak dan gas dunia; diantaranya telah membawa berbagai hasil, misalnya pembangunan lube oil plant di Dumai dengan SK Corp, joint-bidding di sektor hulu dengan Statoil, kerjasama di bidang aviasi dengan Shell.

 Hasil dari Breakthrough Projects (Proyek-proyek terobosan) gelombang

pertama yang sukses hingga saat ini antara lain:

1. Perolehan US$ 11 s/d. 11.5 juta dari Pengembangan pondok tengah: First oil production dapat dilakukan 2 bulan lebih awal dari rencana awal berdasarkan POD yang telah disetujui oleh BP Migas. Produksi rata-rata 1.500 BOPD sejak tanggal 9 Agustus 2006 dan 3.000 BOPD sejak 24 Oktober 2006.

2. Mengurangi depot kritis.

3. Perolehan US$ 2.5 s/d. 2.8 juta dari pengolahan LSWR ke RCC/FC:

Pengiriman dan pengolahan LSWR selama bulan Agustus sampai

STIKOM

(26)

dengan Oktober 2006 rata-rata mencapai 209 MB per bulan (lebih dari target 200 MB perbulan).

4. Perolehan Rp. 3 s/d. 3.5 Milyar penghematan dari transportation loss control

5. Target penurunan transportation loss dari 0.15 % menjadi 0.1% (20 kapal)

2.3 Visi , Misi , dan Motto PT. PERTAMINA (PERSERO) Upms V Surabaya

Visi

Menjadi Unit pemasaran yang terbesar dan terpandang  Misi

Menguasai ppemasaran produk migas di Jawa Timur, Bali , NTB , NTT , Timor Lorosae secara efektif dan efisien untuk memenuhi kepuasaan pelanggan dan menjadikan para pekerja sebagai manusia karya yang sejahtera.

Motto

Kepuasaan pelanggan adalah kebanggaan kami

2.4 Wilayah kerja Unit pemasaran V

Wilayah kerja PERTAMINA UPMS V meliputi Jawa Timur, Bali , NTB , NTT , Timor Lorosae yang dikelompokan menjadi cabang Jawa timur (7 Depot

STIKOM

(27)

dan 2 DPPU) , cabang Denpasar (5 depot dan 4 DPPU), cabang Kupang (8 Depot dan 4 DPPU) dan Timor Lorosae (1 Depot dan 1 DPPU).

Gambar 2.1 Wilayah Kerja Unit Pemasaran V

Dengan wilayah kerja tersebut, maka kompleksitas bisnis menjadi lebih rumit karena adanya beberapa perlakuan cabang yang berbeda. Dalam hal besarnya volume penjualan juga sangat bervariasi mulai dari lokasi yang hanya mempunyai puluhan transaksi hingga , ribuan perhari.

Tantangan yang dihadapi diantaranya kondisi geografis yang terdiri dari beberapa pulau dengan tingkat kemajuanyang beragam , kesulitan sarana transportasi di depot - depot terpencil , ketersediaan , sarana infastruktur komunikasi dan kondisi kemampuan SDM.

STIKOM

(28)

2.5 Tugas Pokok PT PERTAMINA (PERSERO) UPMS V

 Tugas Pokok PT PERTAMINA (PERSERO) UPMS V Surabaya sebagai

berikut :

1. Mendistribusikan bahan bakar minyak dan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan di wilayah kerja unit pemasaran V(Jawa Timur , Bali , NTB , NTT , Timor Lorosae).

2. Memasarkan bahan-bahan produk minyak serta petrokimia di wilayah kerja unit pemasaran V

Sarana dan Fasilitas

1. Sarana pelabuhan :  Jumlah : 14 Buah  Kapasitas : 70 - 1650

 Status : Milik/alokasi UPMS V

2. Call Tanker tiap bulan :  Surabaya : 40  T. Wangi : 19  TT. Manggis : 23  Benoa/Bali : 24  Tenau/Kupang : 13

STIKOM

(29)

Sekilas Tentang Area Manager IT M&T Surabaya

Area manager IT M&T Surabaya memiliki fungsi merencanakan , menyelenggarakan , mengatr , mengkoordinasi , dan mengawasi pengolahan sistem informasi dan telekomunikasi guna menunjang kelancaran kegiatan operasional di area ex UPMS V Surabaya. Dalam kinerjanya IT M&T lebih bersifat sebagai rekan bisnis di fungsi lain di PT. PERTAMINA (PERSERO) dengan beberapa capaian dan standarisasi karena mengutamakan layanan profesional. Untuk menjaga komitmen profesionalitasnya , area manager IT M&T Surabaya sudah memiliki sertifikat ISO 20000-1 : 2005 ITSM (IT Service Management) untuk layanan MySAPs (Perusahaan pertama di Indonesia) dan sertifikat Tata Kelola IT- COBIT.

Tugas Pokok Area Manager IT M&T Surabaya adalah : Guna menunjang kelancaran kegiatan operasional di area ex UPMS V Surabaya, tugas area manager IT M&T Surabaya adalah merencanakan , menyelenggarakan , mengatur , mengkoordinasi , dan mengawasi kegiatan yang meliputi:

1. Sistem Informasi :

Pelayanan pengolahan informasi/data/database, penyediaan dan pemeliharaan perangkat komputer (perangkat lunak , perangkat keras ) serta material pendukung.

2. Telekomunikasi dan Audio Visual :

STIKOM

(30)

Penyediaan dan pemeliharaan jaringan komunikasi data dan voice, peralatan telekomunikasi , peralatan audio visual.

2.6 Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi

STIKOM

(31)

17

LANDASAN TEORI

3.1 Definisi Jaringan Komputer

Menurut Sutedjo (2006) Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat berbagi data, informasi, program aplikasi, dan perangkat keras seperti printer, scanner, CD-drive ataupun hardisk. Serta memungkinkan berkomunikasi secara elektronik. Sejumlah potensi jaringan komputer antara lain:

1. Mengintegrasikan dan berbagi pakai peralatan

Jaringan komputer memungkinkan penggunaan bersama peralatan komputer berbagai merek, yang semula tersebar di berbagai ruangan, unit, dan departemen sehingga meningkatkan efektivitas dari penggunaan sumber daya tersebut.

2. Komunikasi

Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pemakai komputer. Selain itu tersedia aplikasi teleconference yang memungkinkan dilakukannya rapat atau pertemuan tanpa harus meninggalkan meja kerja. 3. Mengintegrasikan data

Jaringan komputer diperlukan untuk mengintegrasikan data antar komputer-komputer client sehingga dapat diperoleh suatu jaringan relevan.

4. Perlindungan data dan informasi

STIKOM

(32)

Jaringan komputer memudahkan upaya perlindungan data yang terpusat pada server, melalui pengaturan hak akses dari para pemakai serta penerapan sistem password.

5. Sistem terdistribusi

Jaringan komputer dimanfaatkan pula untuk mendistribusikan proses dan aplikasi sehingga dapat mengurangi terjadinya bottleneck atau tumpukan pekerjaan pada suatu bagian.

6. Keterangan aliran informasi

Jaringan komputer mampu mengalirkan data-data komputer client dengan cepat untuk di intgrasikan dalam komputer server. Selain itu, jaringan mampu untuk mendistribusikan informasi secara kontinu keada pihak-pihak terkait yang membutuhkanya.

3.1.1 Jenis Jaringan

Jaringan komputer terdiri atas lima jenis yaitu Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), Wide Area Network (WAN), Wireless.

Berikut penjelasan dibawah ini: 1. Local Area Network (LAN)

Jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti kantor pada sebuah gedung atau tiap-tiap ruangan pada sebuah sekolah.

STIKOM

(33)

Sumber: www.networkingtipsblog.com Gambar 3.1 Local Area Network

2. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN, biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan MAN menghubungkan beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh jaringan kantor cabang sebuah bank di dalam sebuah kota besar dihubungkan antara satu dengan lainnya.

Sumber: www.cyf-kr.edu.pl/en/?a=man Gambar 3.2 Metropolitan Area Network

3. Wide Area Network (WAN)

Sebuah WAN adalah jaringan yang ruang lingkupnya sudah menggunakan sarana satelit, wireless, ataupun kabel fiber optik WAN memiliki jangkauan yang

STIKOM

(34)

lebih luas hingga wilayah otoritas negara lain. Menggunakan sarana WAN, sebuah perusahaan yang ada di indonesia bisa menghubungi kantor pusatnya yang ada di jepang hanya dalam waktu beberapi menit.

Sumber: www.sysneta.com/koneksi-wan Gambar 3.3 Wide Area Network

4. Wireless (Jaringan tanpa kabel)

Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komukasi yang tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang yang ingin mendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada diatas mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel.

STIKOM

(35)

3.2Perangkat Jaringan Komputer 3.2.1 Server

Server adalah sebuah penyedia layanan yang dibutuhkan oleh pengguna jaringan komputer. Server biasanya berisi data atau layanan yang digunakan pada sebuah jaringan. Server dapat biasanya berupa PC yang memiliki performa tinggi sehingga dapat mengakomodimir kebutuhan user. Server dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Yaitu server DNS(Domain Name Service) , WEB , Data Server , Proxy Server , DLl . Secara fisik alat / PC / Tower yang digunakan sama tetapi pada

penggunaannya memiliki perbedaan pada fungsinya. Contoh dan penjelasan beberapa server yang umum digunakan. :

[image:35.595.51.550.169.700.2]

a. DNS Server : DNS Server adalah server yang bertugas untuk mentranslasikan alamat website menjadi alamat IP misal ketika kita mengetikan www.google.com dan menekan enter maka seketika itu juga alamat itu akan dikirimkan ke DNS server untuk diartikan menjadi alamat IP sehingga kita dapat mengakses website tersebut. IP dari www.google.com adalah

Gambar 3.4 Hasil Ping

STIKOM

(36)

Dari situ dapat kita lihat apabila kita melakukan PING www.google.com didapatkan alamat IP : 202.67.41.143.

b. WEB Server : WEB server adalah server yang menyediakan layanan WEB contohnya adalah www.yahoo.com menggunakan web server agar kita dapat melihat tampilannya.

c. Data Server : Data server adalah server yang bertugas untuk menampung data. Biasanya disebut juga data center. Server jenis ini biasanya mempunyai kapasitas penyimpanan yang sangat besar karena digunakan untuk menyimpan data maupun untuk backup data dari server lain. Ditandai dengan banyaknya harddisk atau media penyimpanan yang di install di server tersebut. Data Server biasanya tidak berdiri sendiri. Diperusahaan yang kecil Data Server digabungkan dengan Web Server untuk menghemat biaya.

Contoh Data Server :

[image:36.595.47.550.154.693.2]

Sumber : http://www.inhabitat.com

Gambar 3.5 Server

STIKOM

(37)

3.2.2 Hub Dan Switch (Konsentrator)

Konsentrator adalah perangkat lunak untuk kabel-kabel jaringan dari tiap workstation, server, atau perangkat lainnya. Konsentrator biasa dipakai pada topologi star. Hub dan switch umunya mempunyai port RJ-45 sebagai tempat menghubungkan komputer.

Perbedaannya, switch merupakan konsentrator yang memiliki kemampuan manajemen trafik data lebih baik dibandingkan hub.

Sumber: nuchaini.blogspot.com/2011/05/peralatan-jaringan.html Gambar 3.6 Konsentrator

3.2.3 Bridge

Fungsi dari perangkat ini hamper sama dengan fungsi repeater, tetapi bridge mampu menghubungkan antar jaringan yang menggunakan transmisi berbeda. Misalnya, jaringan ethernet baseband dengan Ethernet broadband.

Bridge dapat pula menghubungkan jaringan yang menggunakan tipe kabel yang berbeda ataupun topologiyang berbeda.

STIKOM

(38)

3.2.4 Router

Router merupakan perangkat yang dikhususkan untuk menangani

koneksi antara dua atau lebih jaringan yang terhubung melalui packet switching. Router bekerja dengan melihat alamat asal dan alamat tujuan

yang melewatiya dan memutuskan rute yang akan dilewati aket tersebut utnuk sampai ke tujuan. Router mengetahui alamat masing-masing komputer di lingkungan jaringan lokalnya, mengetahui alamat bridge, dan router lainya.

Sumber: ajiswild.blogspot.com/2012/05 Gambar 3.7 Router

3.2.5 IP Address

IP address dibentuk oleh sekumpulan bilangan biner sepanjang 32 bit, yang dibagi atas 4 bagian. Setiap bagian panjangnya 8 bit. IP address

merupakan identifikasi setiap host pada jaringan internet. Artinya tidak boleh ada host lain(yang tergabung ke internet) menggukan IP address yang sama, seperti 193.160.5.1.

Network ID Host ID

[image:38.595.49.553.158.735.2]

193 160 5 1

Tabel 3.1 Tabel bagian dari IP Address

STIKOM

(39)

Bentuk penulisan IP address diatas dikenal dengan notasi “doted decimal”. Dalam praktiknya, IP address bentuk desimal inilah yang

digunakan sebagai alamat host.

Saat ini alokasi IP address versi 4 sudah semakin berkurang. IPV4 sudah digunakan hampir 20 tahun. Untuk mengatasinya, telah dikembangkan IP address versi 6. Ipv4 menggunakan 32 bit. Sehingga kurang lebih terdapat 4 milyar komputer yang dapat terhubung ke internet menggunakan IPv4.

Kemudian, IP address yang berjumlah 4 milyar ini tidak semuanya dapat digunakan sebagai IP address untuk host. Ada yang digunakan untuk keperluan khusus. Seperti untuk keperluan alamat network, alamat broadcast, alamat localhost, LAN dan sebagainya. IP address yang digunakan untuk keperluan LAN/intranet disebut sebagai IP address private. Sedangkan IP address yang digunakan untuk keperluan internet

disebut IP address public.

KELAS IP ADDRESS

A 10.0.0.0 – 10.255.255.255

B 172.16.0.0 – 172.255.255.255

[image:39.595.41.534.196.711.2]

C 192.168.0.0 – 192.168.255.255

Tabel 3.2 IP Address Private

STIKOM

(40)

Secara umum, IP address dapat dibagi menjadi 5 buah kelas. Kelas A, B, C, D dan E. Namun dalam pretiknya hanya kelas A,B, dan C yang dipake untuk keperluan umum. Ketiga kelas IP address ini disebut IP address unicast. IP address kelas D dan E digunakan untuk keperluan

khusus. IP address kelas D disebut juga IP address multicast. Sedangkan IP addres kelas E digunakan untuk keperluan riset.

3.3 Paket data

Paket jaringan atau network packet adalah satuan informasi dasar yang dapat ditransmisikan di atas jaringan atau melalui saluran komunikasi digital. Sebuah paket berisi packet header yang berisi informasi mengenai protokol tersebut (informasi mengenai jenis, sumber, tujuan, atau informasi lainnya), data yang hendak ditransmisikan yang disebut dengan data payload, dan packet trailer yang bersifat opsional. Sebuah paket memiliki struktur logis yang dibentuk oleh protokol yang digunakannya. Ukuran setiap paket juga dapat bervariasi, tergantung struktur yang dibentuk oleh arsitektur jaringan yang digunakan. Paket jaringan juga dapat disebut datagram, frame, atau cell.

Jika dilihat dari perspektif model tujuh lapis Open Systems Interconnection (OSI), istilah packet dan frame memiliki definisi yang jauh berbeda. Sebuah paket

merupakan "amplop elektronik" yang mengandung informasi yang dibentuk pada lapisan 3 hingga lapisan 7 dari model tujuh lapis OSI tersebut sementara sebuah frame adalah "amplop elektronik" yang mengandung informasi mengenai paket

dan informasi lainnya dari semua lapisan dari tujuh lapisan OSI.

STIKOM

(41)

Paket jaringan dibuat saat transmisi dilakukan, dengan menggunakan proses enkapsulasi.

3.4Aplikasi yang Digunakan : 3.4.1 Nmap

Nmap (“Network Mapper”) merupakan sebuah tool open source untuk eksplorasi dan audit keamanan jaringan. Ia dirancang untuk memeriksa jaringan besar secara cepat, meskipun ia dapat pula bekerja terhadap host tunggal. Nmap menggunakan paket IP raw dalam cara yang canggih untuk menentukan host mana saja yang tersedia pada jaringan, layanan (nama aplikasi dan versi) apa yang diberikan, sistem operasi (dan versinya) apa yang digunakan, apa jenis firewall/filter paket yang digunakan, dan sejumlah karakteristik lainnya. Meskipun Nmap umumnya digunakan untuk audit keamanan, namun banyak administrator sistem dan jaringan menganggapnya berguna untuk tugas rutin seperti inventori jaringan, mengelola jadwal upgrade layanan, dan melakukan monitoring uptime host atau layanan.

Output Nmap adalah sebuah daftar target yang diperiksa, dengan

informasi tambahannya tergantung pada opsi yang digunakan. Hal kunci di antara informasi itu adalah “tabel port menarik”. Tabel tersebut berisi daftar angka port dan protokol, nama layanan, dan status. Statusnya adalah terbuka (open), difilter (filtered), tertutup (closed), atau tidak difilter (unfiltered). Terbuka berarti bahwa aplikasi pada mesin target sedang mendengarkan (listening) untuk koneksi/paket pada port tersebut. Difilter berarti bahwa sebuah firewall, filter, atau penghalang jaringan lainnya

STIKOM

(42)

memblokir port sehingga Nmap tidak dapat mengetahui apakah ia terbuka atau tertutup. Tertutupport tidak memiliki aplikasi yang sedang mendengarkan, meskipun mereka dapat terbuka kapanpun. Port digolongkan sebagai tidak difilter ketika mereka menanggapi probe Nmap, namun Nmap tidak dapat menentukan apakah mereka terbuka atau tertutup.

Nmap melaporkan kombinasi status open|filtered dan closed|filtered ketika ia tidak dapat menentukan status manakah yang

menggambarkan sebuah port. Tabel port mungkin juga menyertakan detil versi software ketika diminta melakukan pemeriksaan versi. Ketika sebuah pemeriksaan protokol IP diminta (-sO), Nmap memberikan informasi pada protokol IP yang didukung alih-alih port-port yang mendengarkan.

Selain tabel port yang menarik, Nmap dapat pula memberikan informasi lebih lanjut tentang target, termasuk nama reverse DNS, prakiraan sistem operasi, jenis device, dan alamat MAC.

memeriksaan Nmap yang umum ditunjukkan dalam Example 1. Argumen yang digunakan pada contoh ini hanyalah -A, untuk memeriksa sistem operasi dan versi, pemeriksaan skrip, dan traceroute; -T4 untuk eksekusi yang lebih cepat; dan dua buah nama host target.

Example 1. Sebuah gambaran pemeriksaan Nmap

# nmap -A -T4 scanme.nmap.org

Starting Nmap ( http://nmap.org )

Interesting ports on scanme.nmap.org (64.13.134.52): Not shown: 994 filtered ports

STIKOM

(43)

PORT STATE SERVICE VERSION

22/tcp open ssh OpenSSH 4.3 (protocol 2.0) 25/tcp closed smtp

53/tcp open domain ISC BIND 9.3.4 70/tcp closed gopher

80/tcp open http Apache httpd 2.2.2 ((Fedora)) |_ HTML title: Go ahead and ScanMe!

113/tcp closed auth

Device type: general purpose Running: Linux 2.6.X

OS details: Linux 2.6.20-1 (Fedora Core 5)

TRACEROUTE (using port 80/tcp) HOP RTT ADDRESS

[Cut first seven hops for brevity]

8 10.59 so-4-2-0.mpr3.pao1.us.above.net (64.125.28.142) 9 11.00 metro0.sv.svcolo.com (208.185.168.173)

10 9.93 scanme.nmap.org (64.13.134.52)

Nmap done: 1 IP address (1 host up) scanned in 17.00 seconds

3.4.2 PRTG

PRTG (Paessler Router Traphic Grapher) juga merupakan software untuk monitoring resource network yang dapat memanfaatkan SNMP (Simple

Network Management Protocol), Packet Sniffing, WMI (Windows Management Instrumentation), ataupun NetFlow.

Secara garis besar, PRTG dapat digunakan untuk melakukan hal-hal sbb:

STIKOM

(44)

Mengawasi terhadap koneksi resource-resource pada jaringan

Mengawasi dan mengukur penggunaan bandwith pada

device-device jaringan

Mencari dan menemukan serta mengakses device-device yang ada

pada jaringan

Mendeteksi aktifitas yang tidak seharusnya (suspicious and

malicious) baik dari user ataupun device yang ada dalam jaringan

Mengawasi penggunaan terhadap resource sistem, seperti

konsumsi CPU, penggunaan memory, sisa kapasitas drive yang tersedia, dll.

 mengelompokkan paket-paket yang lewat pada traffic berdasarkan

sumber (source) dan tujuannya (destination)

Beda dengan MRTG yang sifatnya OpenSource, PRTG lahir dengan 3 versi, yaitu: freeware, trial version, dan enterprise level (commercial license). Untuk mendapatkan software-nya, silahkan kunjungi situs PRTG Paessler. Anda juga bisa mendapatkan serial number untuk trial version selama 30 hari. Perbedaan antara versi-versi yang ada kurang lebihnya sebagai berikut:

untuk freeware, Anda dapat menggunakannya dengan bebas

termasuk untuk keperluan commercial, tapi hanya sebatas penggunaan untuk 10 sensor, dan interval monitoring paling pendek adalah 60 detik (1 menit) untuk update report dari tiap-tiap

STIKOM

(45)

probe, serta penggunaan sensor hanya terbatas untuk tipe SNMP, WMI, dan Packet Sniffing (tidak mendukung NetFlow).

 untuk trial version, Anda diberi waktu selama 30 hari untuk

menggunakan hingga 500 sensor lebih, dan interval monitoring paling pendek 1 detik untuk update report dari tiap-tiap probe. Tapi bisa mendukung penggunaan sensor untuk tipe SNMP, WMI, packet sniffing, hingga NetFlow. Setelah 30 hari,secara otomatis

Anda akan diminta untuk memasukkan serial number dari software yang dapat Anda peroleh setelah Anda melakukan pembayaran. Jika Anda belum melakukan pembayaran, maka secara otomatis versi software PRTG Anda akan dialihkan ke mode default, yaitu freeware.

untuk commercial edition, Anda dapat menggunakan semau Anda

tentunya mulai dari 100 sensor hingga lebih (mencapai ribuan), tergantung pada versi yang Anda pilih. Juga didukung dengan tipe sensor SNMP, WMI, Packet Sniffing, dan NetFlow tentunya.Selain perbedaan dalam hal versi yang tersedia, saat saya mempelajari PRTG ini, PRTG hanya tersedia untuk lingkungan Windows Operating System. Jika Anda tetap ingin menjalankan PRTG ini dalam lingkungan keluarga Unix, seperti Linux misalnya, Anda membutuhkan Wine (Windows Emulator) untuk menjalankannya. PRTG Network Monitor dapat dijalankan pada lingkungan Windows

XP,2000,2003,2008 Server, dan Vista baik untuk lingkungan 32 bit

ataupun 64 bit.Untuk menjalankan interface aplikasi yang berbasis web,

STIKOM

(46)

dibutuhkan Internet Explorer versi 7.x atau Mozilla Firefox 2/3.

Untuk PRTG System Tray (yang berjalan sebagai windows service), dapat

dijalankan hampir disemua lingkungan sistem operasi Windows.

Kebutuhan Hardware pada dasarnya sangat bergantung pada tipe sensor yang nantinya digunakan. Tapi secara umum, berikut penjelasan global untuk kebutuhan hardware untuk menjalankan PRTG Network Monitoring :

CPU, kebanyakan CPU saat ini sudah bisa digunakan untuk

menjalankan PRTG dengan 1000 sensor, tapi itupun juga tergantung pada jenis/tipe sensor yang digunakan.

Memory, rata-rata dibutuhkan 150 KB dari memori untuk tiap

sensor.

Disk Space, rata-rata dibutuhkan 200 KB dari sisa ruang kosong

pada disk untuk tiap sensor per hari (untuk monitoring dengan interval waktu 60 detik/1 menit).

Untuk device yang di-monitor, memerlukan hal-hal sebagai

berikut:

 Untuk sensor jenis SNMP, maka pada probe/device yang

di-monitor harus dilengkapi dengan software yang compatible dengan

SNMP, dan PRTG Core Server harus bisa mengakses SNMP dari i

yang dimaksud.

Untuk sensor jenis WMI (Windows Management Instrumentation)

dibutuhkan arsitektur jaringan Windows.

STIKOM

(47)

Untuk sensor jenis NetFlow, maka probe yang bersangkutan harus

dikonfigurasi sedemikian rupa untuk mampu mengirimkan paket data NetFlow (NetFlow versi 5) ke Core Server.

Arsitektur PRTG terdiri atas 2 bagian, yaitu : PRTG Core Server

PRTG Core Server merupakan bagian utama dari PRTG. PRTG Core Server berisi antara lain:

 Konfigurasi objek/probe yang dimonitor

Data storage untuk menyimpan hasil dari monitoring

Report engine dan scheduler

Mail server untuk notifikasi via e-mail

Web Server yang mendukung http (default port:80) maupun https

(SSL, default port:443)

PRTG Core Server ini akan mengelola satu atau lebih Probe yang terkoneksi dengannya.

PRTG Probe Component

Jika kita mengacu pada arsitektur SNMP, maka Probe ini bisa diibaratkan seperti Agent, sementara Core Server dapat diibaratkan seperti Manager (managed station).Secara garis besarnya, ada 2 jenis PRTG Probe, yaitu local probe dan remote probe.

STIKOM

(48)

Local probe secara otomatis akan dibuatkan saat kita meng-install PRTG. Sedangkan untuk remote probe, kita harus menambahkannyasendiri.

Pada PRTG semua proses monitoring akan dijalankan oleh yang namanya sensor. Sensor ini akan dijalankan pada tiap-tiap probe secara independent. Probe akan mengambil konfigurasi untuknya dari PRTG Core Server untuk kemudian melakukan proses monitoring sesuai dengan

konfigurasi yang didapat secara independent. Secara independent, maksudnya, jika suatu saat koneksi antara Probe dengan Core Server terputus, probe tetap dapat bekerja sendiri. Dan jika nantinya koneksi tersedia kembali, maka probe akan mengirimkan hasil monitoring-nya ke Core Server untuk kemudian Core Server melakukan proses update

terhadap data storage Probe yang bersangkutan. Ke-2 komponen ini (Core Server dan Probe) akan bekerja sebagai service (daemon) pada Windows

Operating System.

PRTG secara otomatis akan melakukan monitoring terhadap kesehatan system dan resource jaringan. Untuk keperluan tersebut, PRTG secara default akan membuatkan beberapa sensor. Dari beberapa sensor tersebut yang sangat penting dan perlu kita perhatikan adalah "Probe Health". Sensor ini merupakan semacam summary dari beberapa sensor

yang ada. Sebisa mungkin dipertahankan agar nilai dari sensor Probe Health ini selalu berada pada nilai 100%.

STIKOM

(49)

37

PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Masalah

PT. Pertamina (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang

ditugaskan Pemerintah untuk mengelola kegiatan Minyak dan Gas Bumi di

Indonesia. Setiap tahunnya teknologi yang digunakan harus semakin canggih.

Terutama di bidang Jaringan Komputer. Jaringan Komputer merupakan pintu

utama untuk menuju jaringan luar. Jadi Jaringan Komputer Harus bisa di

kontrol dengan baik untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

Pada PT. Pertamina (Persero), terdapat banyak sekali User yang menggunakan Jaringan Komputer dengan semena-mena. Sehingga trafik data pada jaringan tidak stabil. Oleh karena itu Dengan dilakukannya Kerja Praktek ini, banyak sekali hal yang harus di perhatikan untuk membantu PT. Pertamina (Persero). Diantaranya adalah mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam membuat analisa paket data pada sebuah perusahaan dengan menggunakan Aplikasi PRTG (Paessler Router Traffic Grapher). Data dan informasi yang diperlukan tersebut diperoleh dari berbagai sumber terkait untuk memberikan masukan yang lengkap bagi pengembangan aplikasi PRTG ini. Data dan informasi tersebut diperoleh dengan cara :

a. Observasi

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan dengan pendekatan kepada penyelia kerja praktek di PT. Pertamina agar dapat mengetahui permasalahan apa yang dapat kita analisa dan sesuai dengan materi ilmu

STIKOM

(50)

yang kita miliki. Pendekatan ini juga bertujuan agar kita mendapat kegiatan yang dapat kita lakukan selama sebulan kita melakukan kerja praktek. Selain itu kita memerlukan perijinan untuk melakukan analisa dikarenakan kita akan melakukan Data Mining yang diperlukan untuk kelangsungan kerja praktek.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan responden adalah penyelia kami yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berguna dan bermanfaat dalam menjalankan Kerja Praktek ini.

c. Studi Pustaka

Dilakukan untuk mencari informasi dari literatur yang ada yang berhubungan dengan analisis yang akan dilakukan.

Dengan demikian data-data yang di perlukan telah terkumpul. Dan proses perancangan sistem bisa dilaksanakan.

4.2. Pembahasan 4.2.1. Analisa Sistem

Analisa sistem adalah langkah awal yang kami lakukan untuk merancang penggunaan aplikasi yang akan kami gunakan. Analisa meliputi pemetaan jaringan yang kami lakukan dengan masuk pada jaringan PT. Pertamina. Kemudian kami menyusun dan menganalisis hasil pemetaan yang kami temukan. Dalam analisa ini kami menggunakan aplikasi Nmap yang berguna dalam melakukan pemetaan jaringan. Contoh hasil analisa dengan Nmap :

STIKOM

(51)

Gambar 4.1 Hasil Scanning Jaringan Pertamina

Hasil scanning di atas adalah jaringan pusat dari PT. Pertamina. Ada beberapa bagian digambar di atas yang di blok hitam dengan tujuan melindungi privasi dari PT. Pertamina. Hasil scanning atas menggambarkan topologi dari beberapa switch yang digunakan PT. Pertamina. Sebenarnya aplikasi PRTG dapat melakukan pemetaan jaringan. Tetapi agar memperoleh hasil dengan cepat dan mudah di olah kami menggunakan aplikasi Nmap.

Kemudian tahap berikutnya kami melakukan instalasi PRTG pada jaringan PT. Pertamina dengan seijin dari penyelia agar kami dapat mengerjakan Kerja Praktek dengan tenang tanpa mengganggu privasi dari PT. Pertamina.Instalasi PRTG akan kami jelaskan di langkah – langkah berikut :

STIKOM

(52)

Gambar 4.2 Instalasi PRTG (1)

Ini adalah pemilihan bahasa yang digunakan untuk instalasi PRTG.

Gambar 4.3 Instalasi PRTG (2)

Halaman awal instalasi PRTG. Klik next untuk ke tahap berikutnya.

STIKOM

(53)

Gambar 4.4 Instalasi PRTG (3)

[image:53.595.46.544.71.703.2]

EULA (End User License Aggrement) dari aplikasi PRTG yang harus di setujui agar kita dapat melanjutkan instalasi dari PRTG.

Gambar 4.5 Instalasi PRTG (4)

STIKOM

(54)

Memasukan email yang dapat digunakan untuk mengirim peringatan dari sistem ke email kita.

Gambar 4.6 Instalasi PRTG (5)

Apabila kita mempunyai user dan key yang kita dapatkan dari membeli aplikasi ini maka dapat dimasukan. Tetapi apabila tidak punya kita dapat menggunakan fasilitas gratis yang artinya kita dapat menggunakan aplikasi ini secara gratis sampai 30 hari.

STIKOM

(55)

Gambar 4.7 Instalasi PRTG (7)

Kemudian kita memilih media penyimpanan untuk menyimpan hasil instalasi aplikasi PRTG.

Gambar 4.8 Instalasi PRTG (5)

Proses Instalasi PRTG. Ketika selesai kita siap meggunakan aplikasi PRTG.

STIKOM

(56)

4.3. Menjalankan aplikasi PRTG

4.3.1. Setting dan pembuatan user dan password PRTG

Gambar 4.9 Setting Server Administration (1)

[image:56.595.47.532.148.717.2]

Ini adalah halaman awal dari Server Administration. Sesuai namanya program ini digunakan untuk mensetting Web Server yang digunakan agar dapat diakses dari tempat lain.

Gambar 4.10 Setting Server Administration (2)

STIKOM

(57)

Kemudian kita masuk ke Tab Administrator untuk memasukan login name serta password yang akan kita gunakan. Kemudian kita klik ok dan keluar.

4.3.2. Pengenalan User Interface PRTG

Gambar 4.11 Interface Awal dari PRTG

[image:57.595.69.546.165.725.2]

Ini adalah halaman Login disini kita diminta untuk memasukan user dan password yang sebelumnya kita masukan di server administration.

Gambar 4.12 Memulai setting PRTG

STIKOM

(58)

Ini adalah halaman awal yang muncul ketika kita sudah memasukan user dan password serta mengklik tombol login.Kemudian kita mengklik tombol skip guru

untuk masuk ke settingan awal dari PRTG.

NB : Mode Guru digunakan untuk mempermudah kita dalam mensetting karena kita akan dipandu tentang apa yang harus kita setting di dalam PRTG.

Gambar 4.13 Halaman awal PRTG

Halaman awal dari PRTG setelah kita mengklik skip guru. Disini ada beberapa macam menu antara lain :

a. Run Configuration Guru : untuk masuk ke mode konfigurasi dengan dipandu oleh PRTG.

b. Perform Network Auto Discovery : menjalankan Discovery atau

penjelajahan jaringan secara otomatis untuk menemukan node – node atau host didalam jaringan.

c. Review Result : untuk melihat hasil penjelajahan kita

d. Download Enterprise Console : untuk mendownload PRTG versi aplikasi biasa tidak yang berbasis WEB yang sedang kita jalankan sekarang.

STIKOM

(59)

e. Get Help and Support : untuk mendapatkan pertolongan bila kita kesulitan dalam menggunakan PRTG.

Langkah selanjutnya untuk menjalankan PRTG lebih baik kita menggunakan Perform Auto Discovery yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.

4.3.3. Penggunaan Auto Discovery

Penggunaan Auto-Discovery dimaksud untuk mencari host secara otomatis setelah kita memasukan jaringan mana yang akan kita scan.

Gambar 4.14 Menambah Grup pada PRTG

Halaman yang muncul setelah kita mengklik auto-discovery yang di halaman awal. Disini ada daftar grup. Jika kita ingin membuat grup baru maka kita mengklik terlebih dahulu grup yang baru ini akan ditaruh dimana,misal di local probe.

STIKOM

(60)

Gambar 4.15 Menambah Grup

Ini adalah halaman dialog yang muncul. Halaman ini berisi opsi yang berisi antara lain :

a. Setting nama dari grup

b. Tipe grup yang berisi : sensor management , dsb

[image:60.595.54.555.79.756.2]

Bila kita telah selesai mensetting sesuai dengan keinginan kita kita mengklik tombol continue.

Gambar 4.16 Grup yang telah dibuat

STIKOM

(61)

Ini adalah tampilan dari grup yang telah kita setting tadi. Apa bila diperhatikan maka kita dapat melihat proses discovery sedang berjalan. Apabila proses discovery telah selesai maka kita akan mendapatkan semua host yang terhubung

dan memakai IP yang ada di jaringan tersebut.

Gambar 4.17 Hasil discovery pada jaringan

[image:61.595.111.552.179.445.2]

Hasil discovery yang telah berjalan sebanyak 24% menghasilkan host yang dapat kita lihat di gambar atas.

Gambar 4.18 Tampilan salah satu host

STIKOM

(62)

Apabila kita mengklik salah satu host yang ada maka akan muncul jendela baru seperti diatas dan berisi info tentang node yang telah kita pasang di host tersebut.

Gambar 4.19 Tampilan node sensor PING

Tampilan dari node Ping.

4.3.4. Melakukan Scanning device yang berada dalam jaringan

Gambar 4.20 Hasil Scanning Jaringan

Hasil scanning diatas berisi perangkat jaringan yang berada pada jaringan yang kita scan.

STIKOM

(63)

Gambar 4.21 Hasil Scanning jaringan

Gambar diatas juga hasil scanning jaringan yang akan kita analisis network flow nya. Warna hijau menandakan bahwa host tersebut aktif di jaringan dan wana merah menunjukan host tersebut tidak aktif pada jaringan tersebut.

4.3.5. Setting SNMP

[image:63.595.65.551.82.712.2]

Berikut ini akan kami berikan tutorial penambahan node SNMP untuk keperluan melihat total aliran data pada sebuah port switch atau pun router.

Gambar 4.23 Tampilan device fe0/1

STIKOM

(64)

Pada awalnya kita memilih port apa yang akan kita pantau aliran networknya. SNMP memiliki kepanjangan (Simple Network Management Protocol) dan adalah protokol yang fungsinya adalah memonitor dan memanajemen berbagai perangkat jaringan seperti switch , router , workstation , dll. Device Fe0/1 adalah port yang kita awasi. Untuk menambahkan sensor baru kita mengklik ADD SENSOR.

Gambar 4.24 Menambahkan sensor

Pada tahap ini kita akan mencari pilihan SNMP. Cara tercepat adalah dengan mengetikan SNMP di text box search directly. Ketika kita sudah menemukannya kita mngklik SNMP Traffic.

STIKOM

(65)

Gambar 4.25 Proses penambahan sensor

Jika kita sudah mengklik SNMP Traffic maka akan muncul dialog yang mengharuskan kita menunggu proses pemasangan sensor node.

Gambar 4.26 Setting sensor

Setelah itu kita kan mulai untuk proses settting dari Sensor SNMP. Agar kita bisa mendapatkan data dari semua interface yang ada di Router atau Switch kita mencentang kotak kecil yang akan di jelaskan di gambar di bawah ini.

STIKOM

(66)

Gambar 4.27 Setting Node sensor

Jika sudah mencentang semua kita mengklik continue untuk menyelesaikan proses setting SNMP.

Gambar 4.28 hasil penambahan sensor

Jika sudah selesai maka kita akan kembali ke jendela sebelumnya dan kita akan mendapatkan sensor SNMP yang kita pasang di semua interface di Router sudah muncul.

STIKOM

(67)

Gambar 4.29 Grafik sensor SNMP

Ini adalah tampilan lengkap dari sensor yang telah kita pasang. Tampilan ini kita dapat dengan mengklik tab 2 Days. Disini dapat kita lihat aliran data yang digambarkan dengan grafik sehingga dapat kita bandingkan secara langsung.

Gambar 4.30 Tampilan Sensor

Ini adalah tampilan yang muncul ketika mengklik salah satu interface yang telah kita pasangkan sensor SNMP.dapat kita lihat trafik total yang melewati sensor tersebut sejak pertama kali kita menambahkan sensor SNMP di interface itu.

STIKOM

(68)

Gambar 4.31 Grafik SNMP

Ini adalah tampilan berupa grafik dari sensor SNMP. Disini dapat kita lihat histori dari node yang kita awasi sehingga kita tahu berapa besar bandwidth yang

digunakan selama rentang waktu tertentu. 4.3.6. Setting Netflow V9

Berikut ini akan kami jelaskan tentang sensor NetFlow V9 yang berguna untuk mengukur bandwidth dan memisahkan paket data berdasarkan jenis paket datanya.

STIKOM

(69)

Gambar 4.32 Tampilan awal sebelum disetting

Ini adalah tampilan dari perangkat jaringan yang menggunakan IP 192.168.0.2. Host ini akan kita pasangkan sensor NetFlow V9.

Gambar 4.33 Pencarian Sensor NetFlow V9

Kita masuk ke add sensor dan muncullah jendela baru seperti yang kita lihat diatas. Disini kita mencari sensor yang kita butuhkan yaitu NetFlow V9. Ketika kita sudah menemukannya klik sensor tersebut untuk settingan lanjutan.

STIKOM

(70)

Gambar 4.34 Setting Sensor yang akan Ditambahkan

Ini adalah jendela setting dari NetFlow V9. Disini kita akan mensetting Netflow sesuai dengan kebutuhan kita.

Receive Netflow on UDP port : disini kita memasukan dengan nomor port yang

[image:70.595.58.541.71.711.2]

digunakan perangkat jaringan seperti router atau switch untuk mengirimkan paket data.

Gambar 4.35 Setting sensor

STIKOM

(71)

Ada opsi lain yang butuh untuk kita isi yaitu Time Out yang juga di isi sesuai dengan settingan dari perangkat jaringan yang kita gunakan.

Gambar 4.36 Setting sensor NetFlow V9

Ini adalah dialog box untuk memilih apa yang akan kita awasi. Dikarenakan kita akan mengawasi semua maka kita lebih baik mengklik semuanya agar

ditampilkan semuanya nantinya.

Gambar 4.37 Hasil Penambahan Sensor NetFlow V9

Ini adalah hasil settingan yang telah kita lakukan. Bila berhasil akan muncul sensor baru di node yang kita setting.

STIKOM

(72)

Gambar 4.38 Grafik Toplist PRTG

Ini adalah grafik donat dari yang sensor yang kita awasi dengan NetFlow V9. Disini dapat kita lihat beberapa grafik seperti top connection , top protocol dan top talkers. Selain grafik ini kita dapat membuat grafik kita sendiri dengan cara

mengklik Add Toplist sehingga muncul jendela baru seperti ini.

Gambar 4.39 Penambahan Top List Baru

Disini kita dapat mengeset nama Top List baru yang akan kita buat. Selain itu ada settingan lain yaitu Type. Pada Type kita memilih jenis Top List apa yang akan

STIKOM

(73)

kita gunakan. Bila kita ingin membuat top list kita sendiri hendaknya kita memilih Custom.

Gambar 4.40 Setting Top List

Bila kita ingin menggunakan semua setting maka kita mencentang kotak yang paling atas menjadi seperti ini :

Gambar 4.41 Hasil Pencentangan semua opsi Top List Setelah mencentang semua pilihan maka scroll ke bawah untuk settingan berikutnya.

STIKOM

(74)

Gambar 4.42 Settingan lanjutan

Period (Minutes) adalah settingan periode sebelum hasil capture jaringan dikopi

ke penyimpanan komputer kita.

Top Count digunakan untuk mensetting berapa banyak entri yang ada pada Top

List kita nanti.

Gambar 4.43 Hasil Penambahan Top List

All yang di deratan Top List adalah Top List yang telah kita buat dan setting.

STIKOM

(75)

Gambar 4.44 Hasil NetFLow V9

Ini adalah tampilan dari apabila Top List yang telah kita buat kita klik. Disini kita dapat melihat dan memperhatikan paket apa saja yang melewati jaringan yang kita awasi dan dipisah berdasarkan protokol ataupun port yang digunakan.

Gambar 4.45 Grafik Pemisahan Protocol Pada PRTG

Ini adalah grafik total bandwidth yang digunakan di jaringan yang kita awasi. Jadi kita dapat mengawasi jaringan kita dengan mudah dikarenakan grafik dipisahkan

STIKOM

(76)

berdasarkan warna yang mudah untuk dibedakan. Tiap warna mewakili jenis protokol yang digunakan.

STIKOM

(77)

65

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat setelah melakukan Kerja Praktik pada PT. Pertamina (Persero) adalah :

1. Aplikasi PRTG bisa memberikan banyak informasi dari trafik data pada Jaringan PT. Pertamina (Persero), sehingga Administrator dapat melihat siapa yang menggunakan trafik data terbesar, dan bisa membatasi trafik data tersebut. Sehingga Jaringan bisa berjalan dengan stabil.

2. Aplikasi PRTG bisa dikembangkan menjadi aplikasi yang dapat membuat Log Jaringan secara terus menerus sehingga history data masuk dan keluar tercatat dengan baik.

5.2 Saran

Dengan dilaksanakannya Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) terdapat beberapa saran yang seharusnya di lakukan, seperti :

1. Alangkah baiknya Pengawasan Trafik ini di tampilkan di layar LCD d

Gambar

Gambar 4.38Penambahan Top List Baru ...........................................................
Gambar 4.38Penambahan Top List Baru ...........................................................
Gambar 3.4 Hasil Ping
Gambar 3.5 Server
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka mendukung visi dan misi Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang salah satu misinya adalah Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menuju masyarakat maju dan

Oleh itu, dalam usaha menangani masalah ini pihak kerajaan persekutuan dan negeri , pemaju, Bank Negara dan semua masyarakat perlu berganding bahu untuk melaksanakan langkah

Pernyataan Al- Sya’rawi Ini cocoknya diterapkan di negara-negara Arab, di mana perempuan (istri) masih menjadi tanggungjawab laki-laki (suami). 538 H) berpendapat bahwa

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka... Koleksi Perpustakaan

Pada proses handover dalam satu sel jika terjadi perpindahan ke kanal yang baru tidak perlu mengubah informasi ke VLR dapat dilakukan dengan menggunakan data dari SRB/BSC

Menurut Hasibuan (2012) “Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus

Hasil Pengukuran Zona Hambat Polieugenol dengan Penambahan Ekstrak Daun Pala Terhadap bakteri S.aureus dan E.coli Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nilai daya

Kekuatan tulang jari phalanx proximalis, phalanx media dan phalanx distalis pada kelima jari sangat berperan dalam melakukan gerakan ini, karena beban dari benda yang dipegang