• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Multimedia Pembelajaran Interakti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Desain Multimedia Pembelajaran Interakti"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Fisika 2015

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

SNF2015-II-197

Desain Multimedia Pembelajaran Interaktif dengan Pendekatan

Saintifik Berbasis Multi Representasi

Trian Hermawan

*)

, Chandra Ertikanto

**)

Magister Pendidikan Fisika FKIP Unila, Bandar Lampung 35119

email: trian.hm@gmail.com

Abstrak

Bahan ajar fisika yang ada selama ini cenderung hanya menekankan representasi matematis saja dan tidak disisipkan pendekatan yang sesuai dengan proses pembelajaran yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis kebutuhan guru dan siswa; 2) Menghasilkan desain multimedia interaktif dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis multi representasi. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang diadaptasi dari model pengembangan media, dengan prosedur pengembangan multimedia meliputi: 1) Analisis kebutuhan; 2) Merumuskan tujuan; 3) Pokok materi; 4) Sinopsis; 5) Naskah awal; 6) Memproduksi Desain. Subjek pada penelitian ini adalah multimedia pembelajaran interaktif materi impuls dan momentum. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pada guru dan siswa untuk mengetahui kemampuan di SMA N 1 Way Jepara baik ketersediaan media dan fasilitas yang diperlukan, maupun kemampuan sumber daya manusia. Hasil penelitian yang diperoleh: 1) Analisis kebutuhan guru dan siswa terhadap multimedia pembelajaran interaktif dengan pendekatan saintifik berbasis multi representasi adalah tinggi dan mengharapkan media yang berbeda dari media yang biasa digunakan saat pembelajaran; 2) Dihasilkan desain multimedia pembelajaran interaktif dengan pendekatan saintifik berbasis multi representasi. Desain ini diprediksi akan dapat lebih membantu peserta didik dalam memahami konsep yang dipelajari dan mampu memfasilitasi siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif.

Kata kunci: multimedia, multirepresentasi, pendekatan saintifik

1.

Pendahuluan

Bahan ajar fisika yang ada selama ini cenderung hanya menekankan representasi matematis saja, dan tidak menggunakan pendekatan yang sesuai dengan proses pembelajaran yang ada, padahal fisika merupakan cabang ilmu yang menuntut proses pembelajaran, yang sesuai dengan hakikat IPA yakni tidak hanya berpusat pada penyelesaian masalah matematis tetapi juga pemahaman konsep yang baik.

Pembelajaran sains khususnya fisika tidak hanya menekankan pada penguasaan kumpulan pengetahuan (produk), tetapi juga proses mendapatkan dan menggunakan pengetahuan tersebut. Pembelajaran melalui pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan: 2014). Namun, mata pelajaran fisika masih menjadi mata pelajaran yang tidak diminati untuk dipelajari oleh sebagian besar siswa.

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan saintifik yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Fauziah, 2013). Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut, antara lain: (1) meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan (6) untuk mengembangkan karakter siswa.Disebutkan bahwa dalam kondisi yang seperti itu harus tetap menerapkan nilai-nilai ilmiah dan menghindari nilai non-ilmiah, dan pembelajaran yang tepat itu disajikan dalam bentuk: (1) Mengamati; (2) Menanya; (3) Menalar; (4) Analogi dalam pembelajaran; (5) Hubungan antar fenomena; dan (6) Mencoba. (Kemendikbud, 2013: 194-207)

Siswa dituntut untuk menguasai berbagai representasi berbeda seperti percobaan, grafik, konseptual/ keterangan lisan, rumus, serta gambar atau diagram secara bersamaan pada saat siswa mempelajari fisika. Representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara. Representasi

(2)

Seminar Nasional Fisika 2015

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

SNF2015-II-197

menggambarkan atau meyimbolkan obyek atau proses

(Rosengrant, dkk., 2007). Permadi, dkk. (2013) mengungkapkan siswa belum memahami materi dalam banyak representasi Contohnya, siswa belum dapat membaca grafik dengan benar, belum dapat menjelaskan dan menggunakan ilustrasi atau verbal dengan tepat, kebanyakan dari siswa hanya memahami dalam satu bentuk representasi.

Dalam membentuk gejala alam satu atau lebih besaran fisis saling berhubungan dan saling berinteraksi. Untuk mempermudah proses analisis dan penjelasan fenomena alam tersebut para fisikawan biasanya menggunakan berbagai bentuk representasi. Hubungan fungsional yang terjadi antara besaran-besaran fisis dalam suatu fenomena biasanya dinyatakan dalam formulasi matematika yang sederhana dan kemudian divisualkan dalam bentuk grafis. Interaksi-interaksi antara besaran-besaran fisika yang terjadi dalam suatu fenomena biasanya digambarkan dalam bentuk diagram interaksi. Seiring dengan kemajuan bidang teknologi komputasi, maka representasi-representasidari interaksi berbagai besaran fisis dalam suatu fenomena dapat disajikan menggunakan format dinamis dalam bentuk animasi dan simulasi (Zacharia dan Anderson, 2003).

Ada beberapa alasan pentingnya menggunakan multirepresentasi seperti yang diungkap oleh Rosengrant dkk., (2007: 25), yaitu: (1) Multi kecerdasan (multiple intelligences), menurut teori multi kecerdasan orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kecerdasannya. Representasi yang berbeda-beda memberikan kesempatan belajar yang optimal bagi setiap jenis kecerdasan; (2) Visualisasi bagi otak Kuantitas dan konsep-konsep yang bersifat fisik seringkali dapat divisualisasikan dan dipahami lebih baik dengan menggunakan representasi konkret; (3) Membantu dalam mengkonstruksi representasi tipe lain Beberapa representasi konkret membantu dalam mengkonstruksi representasi yang lebih abstrak; (4) Beberapa representasi bermanfaat bagi penalaran kualitatif penalaran kualitatif seringkali terbantu dengan penalaran yang lebih konkret; (5) representasi matemaika yang abstrak digunakan untuk penalaran kuantitatif dimana representasi matematika dapat digunakan untuk mencari jawaban kuantitatif terhadap soal.

Pendekatan multirepresentasi yang digunakan dalam program pembelajaran konseptual interaktif memiliki efektivitas yang tergolong tinggi dalam menanamkan pemahaman konsepual fisika siswa (Suhandi dan Wibowo, 2012). Representasi dan multimedia dapat mendukung pembelajaran dalam berbagai cara, dengan mengidentifikasi fungsi yang dapat menyajikan, banyak temuan yang saling bertentangan yang timbul dari evaluasi yang ada di lingkungan belajar dapat

dijelaskan. Hal ini akan menyebabkan prinsip-prinsip desain yang lebih sistematis (Ainsworth, 1999). Selanjutnya Kristen (2007) menjelaskan representasi yang lebih cocok dari eksperimen nyata dalam sistem multimedia memaksa siswa untuk memanipulasi merancang eksperimental langsung dan otentik. Komponen multimedia bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang berhubungan dengan praktis, konteks eksperimental realistis.

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah 1) menanalisis kebutuhan guru dan siswa; 2) menghasilkan produk berupa Desain multimedia pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis multi representasi pada materi impuls dan momentum.

2.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dimaksud berupa pembuatan multimedia pembelajaran dengan pendekatan saintifikberbasis multirepresentasi.

Prosedur pengembangan multimedia meliputi: 1) Analisis kebutuhan; 2) Merumuskan tujuan; 3) Pokok materi; 4) Sinopsis; 5) Naskah awal; 6) Memproduksi Desain (Sadiman, dkk., 2012: 39)

Subjek pada penelitian ini adalah multimedia pembelajaran interaktif dengan pendekatan saintifik berbasis multirepresentasi. Data dalam penelitian pengembangan ini diperoleh melalui: angket pada guru dan siswa untuk mengetahui kemampuan sekolah tersebut baik ketersediaan media dan fasilitas yang diperlukan maupun kemampuan sumber daya manusianya untuk melakukan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang akan dikembangkan.

3.

Hasil dan Pembahasan

Hasil utama penelitian pengembangan yang telah dilakukan ini adalah desain multimedia pembelajaran interaktif dengan pendekatan saintifik berbasis multirepresentasi. Penjelasan secara rinci hasil dari tiap tahapan adalah sebagai berikut:

a. Hasil Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan informasi pembelajaran yang terjadi di SMAN 1 Way Jepara dan untuk mendapatkan informasi sejauh mana diperlukannya media pembelajaran interaktif di sekolah tersebut. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara observasi secara langsung terhadap sarana prasarana, kebutuhan guru dan siswa dengan menggunakan instrumen berupa angket. Hasil yang diperoleh dari kegiatan analisis kebutuhan menunjukkan bahwa diperlukannya sebuah alternatif untuk mengatasi keterbatasan sarana percobaan di laboratorium pada materi Impuls dan Momentum.

(3)

Seminar Nasional Fisika 2015

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

SNF2015-II-197

Selanjutnya dilakukan juga analisis kemampuan guru

dan siswa dalam penggunaan komputer. Dalam analisis ini, peneliti memberikan angket yang masing berisi 16 butir pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan memiliki skor maksimum 1 dan skor minimum 0.

Hasil dari analisis kebutuhan guru pada bagian

pertanyaan kemampuan, pemanfaatan dan

penggunaan media berbasis komputer dalam pembelajaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengoperasikan komputer dengan skor 100% atau sudah baik, dan kebutuhan guru terhadap media yang akan dikembangkan adalah tinggi. Analisis jawaban angket bagian langkah-langkah pendekatan saintifik, guru mendapatkan hasil 66% atau belum sepenuhnya menggunakan pendekatan saintifik seperti kegiatan mengamati lingkungan sekitar, charta, video/film serta berdiskusi dan menyimpulkan data pengamatan. Analisi jawaban angket bagian pembelajaran dengan pendekatan multirepresentasi mendapatkan hasil 67%. Hasil analisis menunjukkan bahwa guru belum memaksimalkan pembelajaran dengan pendekatan multirepresentasi.

Pada hasil angket kebutuhan siswa, analisis jawaban angket bagian pertanyaan kemampuan, pemanfaatan dan penggunaan media mendapatkan hasil 93% menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengoperasikan komputer sudah baik, dan kebutuhan siswa terhadap media yang akan dikembangkan adalah tinggi. Analisis jawaban angket bagian langkah-langkah pendekatan saintifik dengan hasil 60% siswa beranggapan pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan saintifik seperti kegiatan mengamati lingkungan sekitar, charta, video/film serta berdiskusi dan menyimpulkan data pengamatan. Analisi jawaban angket bagian pembelajaran dengan pendekatan multirepresentasi. Hasil analisis mendapatkan 57% atau menunjukkan bahwa siswa pada pembelajaran fisika memiliki kesulitan saat konsep impuls, dan momentum dengan berbagai representasi seperti gambar, grafik matematis.

Siswa lebih suka dengan soal-soal hitungan (matematik) dari pada soal-soal yang bersifat konseptual. Strategi latihan pemecahan soal dengan pemberian contoh-contoh soal tidak banyak membantu siswa memahami konsep. Siswa mengaku kesulitan untuk mengaitkan persamaan-persamaan yang ada untuk memecahkan soal-soal lain. Dalam memecahkan soal siswa cenderung mencocokkan informasi-informasi yang diketahui dari soal dengan rumus tertentu yang dapat dipakai. Jika siswa tidak dapat mengingat rumus yang sesuai maka siswa memutuskan untuk tidak menjawab soal itu atau tidak dapat menyelesaikannya dengan baik. Hal ini sejalan dengan temuan Yusuf dan Wawan (2009).

Dari angket analisis kebutuhan yang dilakukan di SMA Negeri1 Way Jepara diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran mater iimpuls dan momentum guru cenderung memakai bahan ajar cetak dan belum

memaksimalkan penggunaan laboratorium.

Pendekatan saintifik juga belum sepenuhnya diterapkan dalam pembelajaran. Berkaitan dengan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif, melalui angket ini pula diperoleh informasi bahwa semua guru dan siswa setuju jika dibuatkan media pembelajaran interaktif dengan pendekatan saintifik berbasis multirepresentasi yang menampilkan: gambar-gambar yang terkait dengan impuls dan momentum, video, suara-suara pengiring (narasi, lagu, dansound effect), simulasi, dan kuis interaktif dan bersedia menggunakannya dalam pembelajaran.

Berdasarkan perolehan hasil analisis kebutuhan tersebut maka penulis mengembangkan media pembelajaran interaktif pada materi Impuls dan Momentum. Media yang akan dikembangkan dengan pendekatan saintifik berbasis multirepresentasi sebagai alternatif keterbatasan sarana praktikum dan dalam memahami konsep pada materi tersebut.

b. Merumuskan Tujuan

Tujuan didasarkan pada kompetensi akhir yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran. Berawal dari Kompetensi Inti (KI), kemudian lebih rinci lagi disebutkan dalam Kompetensi Dasar (KD) dan selanjutnya membuat indikator pembelajaran sebagai kompetensia khir yang harus dicapai. Tujuan pembelajaran didapatkan dari pengembangan indikator dan menjadi dasar dalam pembuatan media pembelajaran.

c. Pokok Materi

Pokok materi yang disajikan dalam media pembelajaran adalah materi Impuls dan Momentum

d. Hasil Sinopsis

Bagian-bagian multimedia pembelajaran interaktif dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian awal, bagian inti dan bagian penutup. Halaman utama mempunyai hyperlink menuju halaman petunjuk penggunaan, halaman tentang program (KI, KD, dan tujuan pembelajaran), dan halaman daftar isi. Halaman daftar isi mempunyai hyperlink menuju halaman yang menampilkan materi dan simulasi pembelajaran. Selain itu, halaman ini juga memilik ihyperlink untuk menuju halaman kesimpulan dan halaman evaluasi. Setiap halaman saling terintegrasi sehingga user dapat menuju halaman-halaman yang dikehendak isecara interaktif.

e. Hasil Naskah Awal

Naskah awal pembelajaran berisi gambaran yang disajikan dalam multimedia pembelajaran interaktif materi Impuls dan Momentum. Materi yang dikumpulkan telah valid dan baik dianalis untuk menentukan pemilihan gambar, animasi, audio dan

(4)

Seminar Nasional Fisika 2015

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

SNF2015-II-197

video yang akan disajikan. Kemudian seluruh

komponen dikemas menjadi satu paket pembelajaran yang saling keterhubungan satu sama lain.

f. Produksi Desain

Pemrograman pada dasarnya adalah menggabungkan berbagai bahan grafis, animasi, simulasi, dan teks. Program yang digunakan software Microsoft Office Power Point 2013. Proses awal adalah menentukan background (latar belakang) media pembelajaran yang dikembangkan. Background yang digunakan adalah bahan berupagambar yang dibuat menarik. Proses selanjutnya adalah meletakkan bahan grafis berupa gambar, simulasi, teks, kuis interaktif, dan

tombol-tombol sesuai dengan storyboard yang telah dikembangkan. Agar media pembelajaran dapat dijalankan secara interaktif, maka fungsi hyperlink disisipkan dalam tombol-tombol yang telah dibuat. Media pembelajaran interaktif dilengkapi dengan Petunjuk Penggunaan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Tujuan Pembelajaran yang diharapkan dapat mempermudah penggunaan media pembelajaran interaktif tersebut. Media ini dapat dijalankan dengan mengklik tombol-tombol interaktif yang telah disediakan disetiap halaman slide. Tombol-tombol ini dibuat dengan tujuan agar perpindahan slide dapat dilakukan oleh pengguna dengan mudah sesuai dengan kehendaknya.

Gambar 1. Rancangan Desain isi materi pembelajaran.

Desain untuk halaman utama terbagi menjadi empat bagian besar yaitu bagian atas memuat tombol-tombol utama seperti tombol beranda, tombol petunjuk, tombol daftar isi, tombol tentang program, dan tombol keluar. Bagian tengah memuat unsur-unsur grafis seperti animasi, video, dan gambar serta judul besar materi pembelajaran yang disampaikan pada media pembelajaran.

Halaman materi pembelajaran mempunyai storyboard yang serupa yang terbagi menjadi tiga bagian besar setiap halaman. Bagian atas memuat judul (judul bab, subbab, dan langkah-langkah pendekatan saintifik) serta tombol-tombol utama seperti tombol beranda, tombol petunjuk, tombol daftar isi, tombol tentang program, dan tombol keluar. Bagian tengah memuat unsur grafis seperti gambar, animasi, dan video serta materi pembelajaran yang akan disampaikan pada media pembelajaran tersebut. Bagian kiri bawah memuat tombol-tombol yang disisipi hyperlink untuk menuju halaman tertentu. Desain isi materi pembelajaran dapat dilihat pada gambar 1.

4.

Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Hasil analisis kebutuhan guru dan siswa terhadap multimedia pembelajaran interaktif dengan pendekatan saintifik berbasis multirepresentasi yang dikembangkan adalah tinggi dan mengharapkan media yang berbeda dari media yang biasa digunakan saat pembelajaran; (2) Telah dikembangkan Desain multimedia Pembelajaran Interaktif dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Multirepresentasi pada materi Impuls dan Momentum.

Ucapan Terimakasih

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini terutama kepada Bapak Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd selaku Pembimbing Akademik. dan Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan Fisika Unila, teman-teman yang telah memberikan dukungan sehingga terselesainya makalah ini.

(5)

Seminar Nasional Fisika 2015

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

SNF2015-II-197

Daftar Acuan

[1] Ainsworth, S. 1999. The functions of multiple representations. Computers & Education, 33 (2-3), 131.

[2] Abdurrahman, R. Apriliyawati, & Payudi. 2008. Limitation Of Representation Mode In Learning Gravitational Concept and Its Influence Toward Student Skill Problem Solving. Proceeding of The 2nd International Seminar on Science Education. PHY-31: 373 – 377.

[3] Fauziah, Resti,. 2013. Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran

Berbasis Masalah. INVOTEC Jurnal

Pendidikan Teknologi Kejuruan, (Online), IX (2): 165-178, (http://jurnal.upi.edu).

[4] Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Guru Materi Implementasi Kurikulum 2013 SMP/ MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kemendikbud

[5] Kirstein, Juergen, and Volkhard Nordmeier. "Multimedia representation of experiments in physics." European Journal of Physics 28.3 (2007): S115.

[6] Permadi, D., Agus S. Eko S. 2013.. Pengembangan Modul Berbasis Multi

Representasi Pada Materi Termodinamika. Jurnal Pembelajaran Fisika, 109-121.

[7] Rosengrant, D., Etkina, E., & Van Heuvelen, A. 2007. Multiple Representations in Physics Instruction - an Overview. IBID., 149-152. [8] Sadiman, Arif S., R. Raharjo, Anung Haryono,

Rahardjito. 2012. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

[9] Suhandi, A., F.C. Wibowo. 2012. Pendekatan Multirepresentasi dalam Pembelajaran Usaha-Energi dan Dampak terhadap Pemahaman Konsep Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia( 8): 1-7

[11] Yusuf, M. & Wawan, S. 2009. Studi Kompetensi Multirepresentasi Mahasiswa Pada Topik Elektrostatika. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 (1): 1-10

[12] Zacharia, Z. & Anderson, O.R. 2003. The effect of an interactive computer-based simulation prior to performing a laboratory inquiry based experiment on students’ conceptual understanding of physics. Americans Journal of Physics, 71 (6): 618-629

(6)

Seminar Nasional Fisika 2015

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

Gambar

Gambar 1 . Rancangan Desain isi materi pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian relevan selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Saraswati (2014) dengan judul “Penerapan Model Pembel ajaran

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkah, rahmat, dan hidayahNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Perbedaan

Selain itu juga terdapat penyakit utama tanaman ubi kayu yaitu bakteri layu ( Xanthomonas campestris pv. manihotis ) dan hawar daun ( Cassava Bacterial Blight/

Hal tersebut ditunjukkan dengan dimensi interaction at school, mahasiswa mengaku kadang-kadang tidak berani berpartisipasi dalam diskusi di kelas, merasa

Analisis data yang digunakan yaitu statistik nonparametrik dengan tes tanda (sign test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan VCD “Alam dan Teknologi” efektif

Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa kegiatan perbaikan dan pembangunan Pelabuhan Kuala Langsa wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL maka mekanisme proses

Hasil Wawancara dengan Ibu Azizah Nazar, Selaku Ketua Unit Usaha Kue Keukarah BUMG Blang Krueng, pada tanggal 27 Maret 2019.. “Dalam kegiata n rapat aspirasi yang di keluarkan

30 Alokasi anggaran Belanja Langsung Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2019 untuk