• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Manusia Purba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sejarah Manusia Purba"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS-JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA

Oleh :

- Ahmad Latifudin (1)

- Awaliya Qotrun Nada (5)

- Chandra Tedja (6)

- Hafiz ()

- Ilham Saufarul Rizal (17)

- Lalu Muhammad Nuki (19)

- Moch. Imam Wahyudi (22)

- Ninuk Dia Rofika (25)

SMA Negeri 7 Malang

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mengetahui Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk

maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena referensi yang kami miliki tak sebanyak kelihatannya. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis

(3)

Daftar Isi

Kata pengantar...i

Daftar Isi...ii

Manusia Purba...1

Meganthropus...2

Pithecanthropus...4

Homo...8

Kesimpulan...10

(4)

Pengertian Manusia Purba

Manusia purba ( Prehistoric People ) adalah jenis manusia yang hidup jauh sebelum tulisan di temukan. Manusia purba diyakini telah mendiami bumi sekitar empat juta tahun lalu. Akan tetapi, para ahli sejarah menyakini bahwa jenis manusia purba pertama telah ada di muka bumi ini sekitar dua juta tahun lalu. Karena lamanya waktu, sisa-sisa manusia purba sudah membatu atau berubah menjadi fosil. Oleh karena itu, manusia purba juga sering di sebut manusia fosil.

Penemuan manusia purba ini juga tidak terlepas dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli peleontologi dari Belanda, di antaranya Eugene Dubois

(1858-1940) dan GHR von Koenigswald (1902-1982). Kedatangan itu berawal dari keyakinan bahwa manusia purba akan lebih suka hidup di daerah tropis layaknya negara Indonesia.

Untuk mengetahui kehidupan manusia purba di indonesia ada 2 cara yaitu sebagai berikut

- Melalui sisa-sisa tulang manusia, hewan, dan tumbuhan yang telah membatu (fosil).

- Melalui peninggalan peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil budaya manusia, seperti alat-alat rumah tangga, bangunan, perhiasan, atau senjata.

Namun, secara umum, asal-usul manusia purba itu sampai sekarang masih menjadi kotroversi. Jawaban atas asal-usul manusi purba tak pernah jelas dan tuntas. Sarjana-sarjana layak Moh. Yamin, J. Crawford, K. Hilmy, dan Sutan Takdir Alisjahbana misalnya, mereka berpendapat bahwa manusia purba yang menghuni wilayah Nusantara ini berasal dari wilayah Indonesia sendiri.

(5)

Meganthropus

Fosil manusia paling primitif yang ditemukan di Indonesia disebut Meganthropus paleojavanocus. Manusia puba ini sering mendapat julukan manusia raksasa dari Jawa karena memiliki tubuh yang besar dan berbadan tegap. Kemudia manusia ini berkembang menjadi Pithecanthropus dan diyakini sebagai jenis Australopitecus. Fragmen rahang atas serta gigi lepas ditemukan oelh G.H.R. von Koenigswald

antara tahun 1936-1941 di Sangiran, Jawa Tengah. Fragmen rahang bawah ditemukan oleh Marks pada tahun 1952 ditempat yang sama.

Gigi dari makhluk ini menunjukkan bahwa makanan mereka hanya tumbuh-tumbuhan. Dilihat dari ukuran kepalanya, volume otak masih kecil sehingga kemampuannya membuat alat sangat terbatas. Ukuran geraham lebih besar daripada jenis manusia purba lainnya. Diperkirakan Meganthropus adalah manusia tertua di Indonesia.

Ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus yaitu :

- Tulang pipi tebal - Otot kunyah kuat

- Tonjolan kening mencolok - Tonjolan belakang tajam - Tidak memiliki dagu - Perawakan tegap

- Memakan jenis tumbuhan

(6)

Pithecanthropus

(Homo Erectus)

Fosil manusia yang paling banyak ditemukan di Indonesia ialah Pithecanthropus. Ditemukan oleh Eugene Dubois di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891. Pithecanthropus berasal dari kata pithecos yang berarti kera, dan anthropus yang berarti manusia, serta erectus yang berarti berjalan tegak. Jadi, secara harfiah berarti manusia kera yang berjalan tegak.

Sisa-sisa tulang belulang ditemukan di Perning, Kedungbrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Mereka hidup di lembah-lembah atau kaki-kaki pegunungan dekat perairan darat di Jawa Tengah dan Jawa Timur (sekarang), yang mungkin merupakan padang rumput dengan pepohonan yang jarang.

Ciri-ciri Pithecanthropus :

- Tinggi badan berkisar antara 165-185 cm dengan tubuh dan anggota badan yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus.

- Alat-alat pengunyah juga tidak sekuat Meganthropus, demikian pula otot-otot tengkuk.

- Geraham memang besar, rahang kuat, tonjolan kening tebal serta melintang pada dahi dari pelipis ke pelipis, dan tonjolan belakang kepalanya nyata.

- Dagu belum ada, - Hidungnya lebar.

- Perkembangan otaknya belum menyamai Homo: perkembangan kulit otak masih kurang, terutama pada bagian-bagian yang berhubungan dengan fungsi otak yang tinggi dan koordinasi otot yang cemat. Oleh karena itu, muka terlihat menonjol ke depan, dahi miring ke belakang, bagian terlebar pada tengkorak masih terdapat di dekat dasar tengkorak dan belakang kepalanya masih membulat.

- Isi terngkorak berkisar antara 750-1.300 cc.

Manusia purba jenis ini terbagi menjadi 4 macam nama dan jenis, yaitu :

1. Pithecanthropus Mojokertensis

Fosil Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Von Koenigswald di desa Perning, Lembah Bengawan Solo Mojokerto, Jawa Timur. Diperkirakan tahun 1936-1941.

(7)

Fosil jenis ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von

Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil, Lembah Bengawan Solo.

3. Pithecanthropus Soloensis

(8)

Homo

Fosil manusia dari genus Homo adalah Homo wajakensis, Homo soloensis, dan Homo floresiensis.

Temuan genus Homo di Nusantara meyakinkan bahwa sekitar 40.000 tahun yang lalu Nusantara dihuni oleh Homo sapiens. Homo mempunyai ciri yang lebih progersif dibandingkan dengan Pithecanthropus.

Ciri-ciri Homo yaitu :

- Isi terngkorak bervariasi antara 1000-2000 cc - Dengan nilai rata-rata 1.350-1.450 cc

- Tinggi badan 130-210 cm - Berat badan antara 30-150 kg - Otaknya berkembang

- Gigi mengecil

- Rahang serta otot kunyah juga menyusut - Muka tidak begitu menonjol kedepan - Letak tengkorak diatas sudah seimbang - Koordinasi otot sudah jauh lebih cermat

Macam Homo di Indonesia yaitu :

1. Homo wajakensis

Ditemukan dekat Campurdarat, Tulungangung (Jawa Timur) oleh B.D. van Rietschoten pada tahun 1889. Rangka manusia pertama yang dilaporkan ditemukan di Indonesia. Kemudian diselidiki oleh Dubois, dengan rangka berupa tengkorak, fragmen rahang bawah, dan beberapa ruas leher.

Rangka kedua ditemukan tahun 1890 ditempat yang sama dan terdiri atas fragmen-freagmen tulang tengkorak, rahang atas dan bawah , serta tulang paha dan tu;ang kering. Fosil ini digolongkan sebagai Homo sapiens.

(9)

Ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran dan Sambungmacan, Sragen, oleh Teer Har, W.F.F. Oppenoorth, dan von

Koenigswald pada tahun 193-1934. Hasil temuan berupa sebelas fosil tengkorak, tulang rahang dan gigi. Pertama kali ditemukan, fosil ini tergolong dalam Homo sapiens dan diberi nama Homo (javanthropus) soloensis oleh W.F.F.

Oppenoorth. Homo soloensisi dipekirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.

Ciri-ciri Homo soloensis yaitu :

- Volume otak antara 1000-1200 cc - Tinggi badan antara 130-210 cm - Otot tengkuk mengalami penyusutan - Muka tidak menonjol kedepan

- Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna

3.

Homo Floresiensis

Homo Floresiensis (“Manusia Flores”, dijuluki Hobbit) adalah nama pemberian kelompok peneliti untuk spesies dari genus Homo ini. Klasifikasi ilmiah manusia purba ini berasal dari kerajaan Animalia, filum-nya Chordata, tergolong kelas Mammalia, dengan ordo Primates, dan famili

(10)

Para pakar antropologi dari tim gabungan Australia dan Indonesia berargumen menggunakan berbagai ciri-ciri, baik ukuran tengkorak, ukuran

tulang, kondisi kerangka yang tidak memfosil, serta temuan-temuan sisa tulang hewan dan alat-alat di sekitarnya. Usia seri kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu.

CIRI-CIRI Homo Floresiensis :

- Berasal dari Pulau Flores

- Postur paling tinggi sekitar 100 cm

- Usia kerangka ± 94.000 - 13.000 tahun yang lalu

- Tengkoraknya panjang dan rendah, serta berukuran kecil dan otaknya ber-volume 380 cc

- Tinggi badan diperkirakan sekitar 1,06 m (3 ft 6 In.) - Berat badannya diperkirakan sekitar 25 kg

Penemuan

Pada bulan September 2003, Peter Brown dan Mike J. Morwood menemukan manusia Liang Bua. Temuan tersebut dianggap sebagai penemuan species baru dan lalu diberi nama Homo Floresiensis, sesuai dengan tempat temuannya. Liang Bua, sebuah gua kapur di Ruteng, Manggarai, Pulau Flores adalah gua pemukiman praaksara di Flores. Secara harfiah, gua ini dingin, sangat lebar dan tinggi dengan permukaan tanah yang datar. Liang Bua merupakan sebuah temuan manudia modern awal dari akhir masa pleistosen di Indonesia yang diharapkan dapat menyibak asal-usul manusia di Kepulauan Indonesia.

Didalam sana, para peneliti menemukan subfosil (sisa tubuh yang sepenuhnya belum membatu) dari sembilan individu. Kesembilan itu

menunjukkan bahwa tinggi manusia jenis ini hanya memiliki tinggi 100 cm, serta berusia sekitar 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu.

Salinan tengkorak H. floresiensis "LB1" (kiri)

dibandingkan dengan tengkorak manusia yang terkena mikrosefali yang pernah hidup di Pulau Kreta.

(11)
(12)
(13)

Daftar Pustaka

http://www.slideshare.net/stanleygonz/homo-floresiensis-6799631

http://id.wikipedia.org/wiki/Homo_floresiensis

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

11 Masa lalu merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, terangkum menjadi sebuah ingatan yang diaktualisasikan menjadi sebuah cerita suka duka yang dimuat dalam karya

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, ketentuan yang berkaitan dengan Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Nomor

There are many choices to make when you are buying a kayak - hardshell versus inflatable is one.. But with a trusted brand like Stearns, you don’t have

(2) Aplikasi ini memiliki fitur pindai marker yang digunakan untuk melakukan pemindaian mengenai jenis batuan beku untuk mendapatkan detail informasi, dan (3) Pada

Persepsi timbul karena adanya dua faktor baik faktor internal (tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan dan

Kedelai yang diperjualbelikan oleh bapak Jamilan ternyata terjadi kenaikan harga, karena selain menjual tentunya bapak Jamilan juga menginginkan laba yang cukup,

kepala sekolah dengan kinerja guru SMP Negeri se-Kecamatan Kubu dengan kontribusi parsial sebesar 17,31%, (2) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan

Karakteristik etnis Minahasa juga mempengaruhi tingginya prevalensi obesitas pada remaja di kabupaten Minahasa, etnis Minahasa di Provinsi Sulawesi Utara mempunyai kebiasaan