• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Media Promosi Museum Sribaduga Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan Media Promosi Museum Sribaduga Bandung"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Sudah banyak diberitakan bahwa keberadaan budaya di Indonesia sekarang cukup memprihatinkan disebabkan karena minimnya kepedulian masyarakat Indonesia terhadap Sejarah dan Budaya sendiri. Hal tersebut mengakibatkan beberapa seni tradisional Indonesia ditiru oleh bangsa lain, antara lain seperti : Kesenian Batik, Barong, Tari Bali, dan lain sebagainya. Salah satu cara untuk menyadarkan kembali masyarakat akan sejarah dan budayanya yaitu melalui museum. Banyak museum di Indonesia memamerkan sejarah dan peninggalan budaya Indonesia. salah satunya adalah museum Sribaduga yang berada di kota Bandung.

Museum Sribaduga merupakan museum Provinsi Jawa Barat yang memajang koleksi serta perjalanan sejarah alam dan budaya Jawa Barat. Sudah cukup banyak kegiatan edukasi yang diadakan oleh museum Sribaduga dalam memperkenalkan keberadaannya pada masyarakat, namun apresiasi dari masyarakat akan keberadaan museum Sribaduga sebagai salah satu sumber pembelajaran sejarah dan budaya masih minim. Selain karena kurangnya minat masyarakat, publikasi keberadaan Museum Sribaduga juga dirasa masih sangat kurang. Museum Sribaduga menerbitkan satu katalog yang secara lengkap menggambarkan apa dan bagaimana eksistensi Museum sribaduga di tengah - tengah kehidupan masyarakat Jawa Barat. Penyebab lainnya adalah karena kurangnya Media Informasi di dalam dan luar museum yang bisa memberikan suasana rekreasi dan menyenangkan pada museum yang bisa dirasakan membosankan dimata masyarakat. Beberapa bagian media penunjang rekreasi lainnya seperti kantin, art shop atau souvenir shop juga kurang mendapat perhatian dengan penempatan lokasinya yang kurang tepat dan tanpa disertai sistem informasi yang baik.

(2)

2 Barat. Untuk meningkatkan minat dan pengetahuan masyarakat akan Budayanya sendiri, Museum Sribaduga menambah beberapa benda koleksi baru dan sudah melakukan perbaikan dilantai satu dan dua, sedangkan lantai tiga masih dalam proses perbaikan. Suasana gelap, kotor, dan menyeramkan di dalam museum sudah tidak ada lagi. Selain itu untuk rencana kedepan pemerintah akan melakukan perbaikan besar pada Museum Sribaduga agar bisa menjadi salah satu tempat wisata edukasi kota bandung. Dalam kesempatan ini media informasi dibutuhkan untuk menarik kembali para wisatawan dalam mengunjungi Museum Sribaduga yang baru, sebagai salah satu tempat wisata edukasi yang lebih menarik untuk dikunjungi di kota Bandung.

I.2 Identifikasi Masalah

Dalam hal ini dapat diidentifikasikan faktor permasalahannya sebagai berikut : 1. Minimnya pengunjung Siswa/Siswi sekolah dari luar kota Bandung.

2. Masih ada masyarakat Bandung yang belum mengetahui Museum sribaduga sebagai museum kebudayaan Jawa Barat.

3. Kurangnya media promosi cetak tentang museum Sribaduga, sebagai museum kebudayaan jawa barat.

4. Minimnya Media Promosi mengenai koleksi artefak budaya Museum Sribaduga.

5. Kurangnnya rasa kepudulian masyarakat akan sejarah dan budaya sendiri. I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah yang dikemukakan di atas , maka subjek penelitian dirumuskan pada :

1. Bagaimana cara meningkatkan jumlah pengunjung Siswa/Siswi sekolah luar daerah Bandung ?

2. Bagaimana meningkatkan rasa kepedulian masyarakat terhadap Budayanya sendiri ?

(3)

3 I.4 Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup dalam perancangan ini, penulis membatasi permasalahan tersebut pada kurangnya apresiasi masyarakat terhadap museum dan informasi mengenai koleksi benda bersejarah Museum Sribaduga.

I.5 Tujuan Perancangan

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai penulis antara lain :

1. Mempromosikan Museum Sribaduga sebagai museum Kebudayaan Bandung.

2. Memperkenalkan dan mempromosikan Koleksi - koleksi benda Prasejarah yang paling unik dari Museum sribaduga melalui media Poster.

3. Menambah minat masyarakat akan sejarah Kebudayaan Bandung.

4. Agar Masyarakat luas mengetahui museum sribaduga sebagai sarana edukasi.

5. Sebagai pilihan tempat untuk Rekreasi atau berlibur. 1.6 Manfaat Perancangan

Adapun manfaat dari perancangan ini, yaitu sebagai berikut :  Manfaat untuk Museum :

- Banyak dikunjungi oleh masyarakat terutama Siswa/Siswi Sekolah dari luar kota Bandung.

- Meningkatnya pemasukan untuk museum Sribaduga. - Semakin diketahui atau dikenal oleh masyarakat luas.  Manfaat untuk Masyarakat :

- Agar diketahui oleh masyarakat sebagai museum kebudayaan.

(4)

4 BAB II

PROMOSI MUSEUM SRIBADUGA

II.1 Sejarah Museum sribaduga Bandung

Museum di rintis sejak tahun 1974 dengan model bangunannya tradisional jawa Barat, berbentuk suhunan panjang dan rumah panggung yang padukan dengan sentuhan arsitektur modern. Pada saat itu Museum dibangun di wilayah yang dahulunya merupakan kantor Kewedenaan Tegallega dengan luas 8.415,5 m. bangunan bekas kantor kewedenaan tetap di pertahankan, sebagai bangunan cagar budaya dan fungsinya sebagai salah satu ruang perkantoran. Gedung museum terletak dijalan BKR, nomor 185 bersebelahan dengan Tugu Bandung Lautan Api yang berada di lapangan Tegallega. Pembangunan tahap pertama selesai pada tahun 1980 dan diresmikan pada tanggal 5 juni 1980, oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Yoesoef. Sepuluh tahun kemudian terdapat penambahan nama bagi museum Provinsi Jawa Barat yaitu Sribaduga , diambil dari gelar seorang Raja Pajajaran yang memerintah pada tahun 1482 – 1521 masehi. Dengan demikian nama lengkap museum waktu itu adalah museum Negri Provinsi Jawa Barat Sribaduga.

Bangunan di buat sesuai dengan kebutuhan museum, yang terbagi atas bangunan pokok dan penunjan, bangunan pokok terdiri dari ruang Pameran tetap , ruang Pameran kusus ( tempoler ), Auditorium, kantor administrasi, perpustakaan dan ruang rapat, laboratorium konservasi, studio preparasi, stroge (ruang penyimpanan koleksi ), sedangkan bangunan penunjang terdiri dari, tempat Penjualan tiket dan pos jaga ( keamanan ), penitipan barang, kios cendramata, lobby atau ruang istirahat dan toilet.

(5)

5 II.2 Denah

A.)Lantai 1

Batuan ( Geologi ), Flora, Fauna, Manusia Purba ( Homo Erectus ) dan Prasejarah ( Homo Sapiens ), Cekungan danau Bandung purba, Religi masyarakat dari masa Prasejarah sampai Hindu-Budha.

B.)Lantai 2

Religi masyarakat ( masa Islam, Kong Hu Cu, Teoisme, dan Kristen ) sistem pengetahuan, Bahasa, Peralatan Hidup,

C.) Lantai 3

Mata Pencaharian, Teknologi, Kesenian, Pojok Sejarah Perjuangan Bangsa, Pojok wawasan Nusantara dan pojok Bandung tempo dulu.

II.3 Fungsi dan Tugas Museum Sribaduga

A.)Museum Sribaduga mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, perawatan, pengawetan, penyajian, penelitian koleksi dan penerbitan hasilnya serta memberikan bimbingan edukatif kultural dan penyajian benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmia yang bersifat Regional.

B.)Melakukan pengumpulan dan perawatan lalu menyajikan benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah.

C.) Memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil penelitian koleksi benda yang mempunyai nilai budaya ilmiah.

D.)Melakukan bimbingan edukatif. E.) Melakukan urusan tata usaha. II.4 Struktur Organisasi A.)Kepala Museum

Memimpin mengordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengetahuan museum.

B.)Subag Tata Usaha

Melaksanakan penyusunan rencana kerja pengelolahan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan umum dan pelaporan.

(6)

6 Pegawai museum yang diberi tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan pembinaan kebudayaan.

D.)Seksi Perlindungan

Melaksanakan Penyusunan rencana peningkatan promosi museum. II.5 Fasilitas dan Koleksi Museum sribaduga

A.)Fasilitas :

 Ruang pameran tetap  Ruang pameran temporer  Ruang auditorium

 Ruang perpustakaan

 Ruang Laboratorium / konservasi  Toilet

Koleksi Museum Sribaduga terdiri dari 10 jenis koleksi, yaitu :  Geologika/geografika

Salah satu koleksi dari jenis Geologika yaitu Peta Wilayah Jawa Madura, dengan ukuran Panjang : 94 cm, Lebar : 50 cm, asal Bandung.

(7)

7  Biologika

Salah satu koleksi dari jenis Biologika yaitu Offset Macan Tutul, dengan ukuran Panjang : 150 cm, Tinggi : 44 cm, Diameter : 25 cm, asal kabupaten Bandung.

Gambar II.3 Offset Macan Tutul

 Etnografika

Salah satu koleksi dari jenis Etnografika yaitu Torombol dengan bahan dari seng dan bambu, ukuran Wadah Tinggi : 55 cm, Diameter : 35 cm, Pikulan Panjang 156 cm, Lebar 8,5 cm.

(8)

8  Arkeologika

Salah satu koleksi dari jenis Arkeologika yaitu Replika Prasasti Ciaruteun.

Gambar II.5 Replika Prasasti Ciaruteun

 Historika

Salah satu koleksi dari jenis Historika yaitu Kereta Kencana Paksinagaliman.

(9)

9  Numismatika/heraldika

Salah satu koleksi dari jenis Numismatika yaitu Keluh

Gambar II.6 Keluh

 Filologika

Salah satu koleksi dari jenis Filologika yaitu Naskah Sanghyang Raga Dewata.

(10)

10  Keramologika

Salah satu koleksi dari jenis Keramologika yaitu Bantal Keramik, dengan ukuran, Panjang 14 cm, Lebar 12 cm, Tebal 6 cm.

Gambar II.8 Bantal Keramik

 Senirupa

Salah satu koleksi dari jenis Senirupa yaitu Lukisan Kanvas Pangeran Kornel.

(11)

11  Teknologika

Salah satu koleksi dari jenis Teknologika yaitu Timbangan Emas.

Gambar II.10 Timbangan Emas

II.6 Analisis

Analisis dimaksudkan untuk memperjelas semua kekuatan dan kelemahan yang dapat diidentifikasi guna memberikan suatu rekomendasi pengembangan berdasarkan potensi – potensi yang tersedia.

1. Analisis Faktor Internal  Kekuatan :

- Keaslian benda yang kaya akan nilai sejarah ke budayanya

- Selalu ikut serta dalam kegiatan rutin setiap tahunnya dengan mengikuti pameran pariwisata permuseuman seindonesia.

- Kegiatan pameram keliling yang rutin setiap 6 bulan sekali dan pameran tetap yang di lakukan setiap 4 tahun dan menampilkan pergantian koleksi dari koleksi sebelumnya.

- Fasilitas sejarah kebudayaan yang indah dan eksotis.  Kelemahan :

(12)

12 - Tidak ada media informasi yang mempromosikan museum tersebut

sehingga menimbulkan surutnya pengunjung.

- Banyak yang beranggapan bahwa museum adalah tempat yang membosankan.

2.Analisas Faktor Eksternal  Peluang :

- Objek wisata Museum sribaduga adalah salah satu asset pemda dan setiap tahunnya mengikuti pameran pariwisata sejarah diseluruh Indonesia sebagai strategi informasinya.

- Mempunyai lokasi yang sangat tepat untuk wisata sejarah yang karena lokasinya yang strategis di tengah jantung kota bandung sehingga banyak dilalui angkot dan bis.

- Pengunjung yang datang tidak hanya dari dalam kota tapi juga dari luar kota.

 Ancaman :

- Kurangnya minat pengunjung dikarenakan museum adalah tempat yang membosankan.

- Munculnya tempat hiburan seperti moll dan tempat hiburan lainnya. - Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sejarah.

II.6.1 Analisis 5W + 1H

Analisis ini digunakan untuk mengetahui lebih jelas kemana arah perancangan media informasi ini ditunjukan. Analisis bersifat subjektif berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh penulis, Analisis yang dilakukan yaitu :

What ?

Museum Sribaduga Bandung yang berada di jalan BKR tegalega – Bandung, Jawa Barat.

Who ?

(13)

13 Why ?

Media promosi pada area wisata sejarah sangatlah penting, karena suatu informasi yang mempromosikan tempat wisata sangat membantu para pengunjung agar bisa semakin mengenal bahwa sejarah kebudayaan adalah hal yang layak untuk di pelajari atau sebagai rekreasi kebudayaan Jawa Barat.

Where ?

Media informasi disebarkan dengan mempertimbangkan jangkauan dari target itu sendiri.

When ?

Penyebaran media informasi pada tempat yang ramai. How ?

(14)

14 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Sesuai dengan pembahasan pada Bab sebelumya, media promosi cetak sebagai media untuk alternative solusi penyelesaian masalah yang ada, Dengan memunculkan karya visual yang mengandung unsur kebuduyaan tradisional Indonesia pada jaman kerajaan, untuk membangun citra yang kuat bagi Museum Sribaduga, sebagai salah satu museum kebudayaan di Indonesia yang ikut serta menjaga dan melestraikan kebudayaan Jawa Barat dari generasi ke generasi. Adapun pemilihan target audiens dari perancangan media promosi mengenai Museum Sribaduga dari segi demografis, geografis, behavioural dan psikografis, adalah sebagai berikut;

Target Audiens  Demografis

Usia : Berkisar antara 12 – 15 tahun Jenis kelamin : Pria dan Wanita

Pekerjaan : Pelajar dan Mahasiswa Kewarganegaraan : Indonesia

 Geografis

Secara geografis, bisa lebih meluas tidak hanya menunjuk satu daerah tertentu, ditinjau dari factor geografis, yaitu di daerah mana yang akan dijadikan sebagai tempat penyampaian pesan. Sasaran dari penyampaian media ini adalah Pelajar, Mahasiswa, Masyarakat Umum dan semua kalangan yang peduli akan sejarah - sejarah kebudayaan jawa barat.

 Pisikografis

(15)

15  Behavioural ( perilaku )

Menukai kebudayaan sendiri, rasa ingin cari tahu, kegemaran ( hobby ), penasaran dengan kebudayaan jawa barat.

III.1.1 Tujuan Perancangan

Dari perancangan media promosi ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu : 1. Meningkatkan jumlah pengunjung ke museum Sribaduga.

2. Sebagai pilihan tempat dalam rekreasi atau berlibur.

3. Agar masyarakat luas mengetahui museum sribaduga sebagai sarana edukasi.

4. Memperkenalkan koleksi – koleksi benda prasejarah yang ada di museum sribaduga.

III.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang digunakan pada media poster ini yakni pada isi poster ditampilkan Gambar Kereta Paksi Naga Liman yang merupakan salah satu Koleksi artefak di Museum Sribaduga Bandung, Gambar kereta paksi naga liman ini di tracing menjadi vector dan dijadikan sebagai Maskot dari museum sribaduga, dengan bertujuan agar lebih menarik dan pesan yang disampaikan mudah di pahami. Selain itu ada juga gambar element – element lainya sebagai pelengkap agar poster terlihat lebih menarik lagi, element tersebut yaitu seperti Batik jawa barat yang suda diberi warna full colour, gambar siswa/siswi pelajar SD, SMP, SMA dan Mahasiswa, gambar ini di pake karena sesuai dengan Target Audiens, gambar berikut adalah gambar dari deadline museum sribaduga, gambar ini sebagai identitas museum.

(16)

16 III.2.1 Pendekatan Kreatif

Pendekatan Kreatif diawali dari visual yang memperlihatkan Kereta Paksi Naga Liman sebagai Maskot atau Icon Museum Sribaduga, Museum Kebudayaan Jawa Barat yang merupakan kategori koleksi tertua. Oleh sebab itu museum sribaduga berupaya merangkul dan mengajak seluruh minat masyarakat baik wisata Bandung maupun luar Bandung untuk mengetahui dan mempelajari kebudayaan Jawa Barat jaman dulu yang memiliki nilai yang positif dan dengan cara mencantumkan pesan berupa tagline yang berbunyi “ Hayu Urang Nempo Ka Tukang Budaya Urang Dina Raraga Ngaronjatkeun Pangaweruh Java Budaya Kulon ’’, yang artinya Mari Kita melihat kembali kebudayaan kita untuk meningkatkan pengetahuan budaya Jawa Barat.

III.3 Strategi Media

Media yang digunakan dalam menginformasikan Museum Sribaduga Bandung yaitu dengan media promosi cetak, sebab media ini mudah disampaikan kesetiap orang atau masyarakat luas. Media promosi cetak ini sangatlah cocok dan efektif untuk mengatasi masalah yang ada serta mudah diakses dimanapun terutama di tempat – tempat pusat kota Bandung terutama pada tempat yang ramai.

III.3.1 Pemilihan Media

Pemilihan media akan disesuaikan dengan kebutuhan dan juga efektifitas, baik waktu pembuatan maupun visual yang ditampilkan agar dapat mudah dimengerti oleh masyarakat. Berikut adalah media - media yang akan digunakan :

A. Media Utama

Media utama dalam promosi ini adalah : Poster, Merupakan media utama yang digunakan untuk memperkenalkan koleksi yang paling unik di museum sribaduga dan tagline promosi yang berupa ajakan ” Ayo Pelajari Kebudayaan Jawa Barat “. Tujuan memakai media poster adalah dapat mencakup informasi lebih banyak mudah diakses dimanapun oleh masyarakat luas. Oleh sebab itu, jenis poster yang di pakai dalam perancangan Media utama, beserta fungsi poster untuk Museum Sribaduga, yaitu sebagai berikut :

A.1 Jenis poster yang dipakai dalam perancangan Media Utama

(17)

17 A.2 Fungsi Poster untuk Museum sribaduga

 Sebagai Sosialisasi Pendidikan

Memberikan pengetahuan bagi masyarakat khususnya Siswa/siswi pelajar SD, SMP, SMA dan Mahasiswa tentang sejarah dan prasejarah kebudayaan Jawa Barat jaman dulu.

 Sebagai Sumber Informasi

menginformasikan koleksi – koleksi artefak yang ada di mesum sribaduga dan tempat pameran tetap serta fasilitas – fasilitas yang ada di museum sribaduga. Media Pendukung

- Pin, merupakan salah satu cindramata yang mudah diakses walaupun dengan ukurannya yang kecil.

- X-Banner, merupakan media pendukung yang berguna untuk memperkuat akan keberadaan museum.

- Stiker, Merupakan gambar pada kertas perekat yang dapat diletakan dimana saja dan mudah sekali diakses juga membantu dalam hal promosi.

- Mug, Merupakan mudah diakses oleh setiap orang yang hendak menggunakannya.

- Flyer, atau biasa disebut dengan selebran ini mudah diakses dan mudah sekali disebarluaskan karena memiliki ukuran yang kecil dan simple namun memuat pesan yang cukup.

- Mini Banner, sma kegunaannya dengan X-banner tapi denan ukuran yang lebih besar.

III.3.2 Pertimbangan Dasar Penyebaran Media

(18)

18 III.3.3Jadwal Penyebaran Media

Tabel III.1 Jadwal Penyebaran Media

Penyebaran Media Promosi akan dilakukan sepanjang bulan januari sampai bulan maret 2016 dengan harapan kunjungan meningkat karena kesadaran akan kebudayaannya sendiri.

III.4Konsep Visual III.4.1 Format Desain

Format desain yang digunakan pada media utama poster ini adalah Poster berukuran 50 cm x 70 cm.

Gambar III.2 Ukuran Poster

(19)

19  Motif Batik

Maksud dari penempatan Motif batik pada poster yaitu agar memperkuat dan memberi ciri khas pada poster.

Gambar III.3 Motif Batik Jawa Barat

 Kereta paksi naga liman

Penempatan kereta paksi naga liman pada poster yaitu sebagai Maskot dari museum sribaduga.

Gambar III.4 Kereta Paksi Naga Liman

 Tracingan Museum Sribaduga

Tracingan Museum sribaduga ini menujukan sebagai identitas dari poster ini.

(20)

20  Gambar Siswa/siswi pelajar

Gambar ini berfungsi sebagai penunjuk kepada para pelajar sekolah karena Target audiensnya adalah Siswa/siswi pelajar, sedangkan linkaran oval dan pita sebagai pelengkap agar terlihat lebih rapih.

Gambar III.6 Siswa/siswi Pelajar

 Gambar bentuk Circle dan Pita

Bentuk ini sebagai pelengkap agar terlihat lebih erat antara gambar satu dan lainnya dan agar terlihat rapih.

(21)

21 III.4.1.1 Tata Letak

Gambar III.8 Struktur tata letak media

Tata letak pada sebuah desain sangat pengaruh terhadap baik atau tidaknya sebuah desain itu dibuat. Dengan sebuah ilustrasi yang baik kemungkinan besar bisa menarik perhatian konsumen. Oleh karena itu, Bagaimana cara mengarahkan mata seseorang ke suatu arah yang hendak dituju tergantung pada penempatan komposisi dan tata letak, sehingga apa yang ingin diperlihatkan bisa lebih menonjol dan menjadi visual yang solid sehingga dapat menyebabkan para pengunjung untuk memilih apa yang dilihat dan dibaca.

III.4.1.2 Tipografi

Tipografi adalah Ilmu tentang aturan atau tata cara penggunaan huruf. Berikut ini adalah beberapa huruf ( font ) yang dipakai dalam perancangan media utama maupun media pendukung.

A.Harrington dan Forte

(22)

22

Gambar III.9 Tagline informasi Museum Sribaduga

Jenis huruf Harrington dan Forte memiliki struktur huruf yang tebal dan lentur, sehingga tingkat keterbacaannya masih terlihat jelas dan sangat cocok dengan ilustrasi visual yang ada.

B. Magneto

Gambar III.10 Contoh penggunaan huruf Magneto

Jenis huruf ini memiliki struktur yang sangat cocok untuk melengkapi visual dalam perancangan media informasi.

III.4.1.3 Ilustrasi

Merupakan salah satu bagian yang penting dalam merancang media informasi, karena ilustrasi bisa menjadi unsur utama sekaligus unsur pelengkap dalam hal merancang. Ilustrasi yang diambil adalah sebagai berikut.

A. Kereta Paksi Naga Liman

(23)

23 Gambar kereta yang suda ada kemudian diTraching mengugunakan Adobe Ilustrator dan dirancang sesuai kebutuhan, dengan sesederhana mungkin sehingga seperti yang ada pada gambar dibawah ini.

Gambar III.12 Kereta Paksi Naga Liman yang di Traching

Kereta Paksi Naga Liman berfungsi sebagai pendukung dalam perancangan media informasi, yang akan disampaikan pada para pengunjung atau wisatawan Museum Sribaduga.

III.4.1.4 Warna

Warna sangat diperlukan dalam merancang suatu desain, pemilihan warna untuk konsep ini sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dan kepada siapa pesan ini ditujukan. Warna – warna yang diterapkan yaitu sebagai berikut :

(24)

24 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Media utama

Media utama yang digunakan adalah Poster. Poster ini dibuat untuk mempromosikan Museum sribaduga. Mengenai Museum Sribaduga adalah Museum Jawa Barat, dipilihnya media poster ini menyesuaikan dengan target audiens yaitu kalangan remaja yang masih bersekolah kelas SD,SMP,SMA dan Mahasiswa.

Pada media utama Poster ini menggunakan ukuran custome yaitu 70 cm x 50 cm. Jenis kertas yang digunakan adalah artpaper 250 gr, dengan laminasi menggunakan glossy.

Teknis pengerjaan Poster ini menggunakan sistem cetak/printing, sedangkan untuk proses pengerjaan di awali dengan membuat sketsa manual, untuk tata letak/ layout pada tampilan isi Poster, dan pengerjaannya ini menggunakan software adobe illustrator cs 6, yang digunakan untuk membuat gambar asli menjadi gambar vector dan untuk mengedit.

Gambar IV.1 Refrensi dan hasil jadi setelah di tracing

4.1.1 Tampilan Poster

(25)

25 Selain itu pada poster ini terdapat judul utama yang dibuat dengan huruf adobe Caslon pro, ada gambar kereta paksi naga liman merupakan salah satu koleksi artefak yang ada di museum sribaduga, koleksi ini dijadikan sebagai maskot. Tampilan pada poster ini selain judul, ada kalimat yang mengajak dsn mempelajari kebudayan jawa barat, selain itu ada juga elemen lainnya seperti gambar Siswa Pelajar SD,SMP, SMA dan Mahasiswa.

Poster ini menggunakan background dengan warna kuning ke kreman dan diberi motif batik yang full colour, penggunaan background ini menyesuaikan dengan tema dari poster ini, yaitu mengenai museum sribaduga bandung. Selain itu kereta paksi naga liman di jadikan sebagai Maskot karena merupakan sa;ah satu koleksi artefak yang ada di museum sribaduga yang paling unik.

 Tampilan

Gambar IV.3 tampilan setelah diberi Mockup

gambar ini merupakan penempatan media poster pada sebuah Mall 4.2 Media pendukung

4.2.1 X-BANNER

(26)

26 Untuk media pendukung, digunakan x-banner sebagai media Promosi kepada target audiens untuk mempelajari kebudayaan jawa barat. Tampilan pada x-banner yang lebih ditonjolkan adalah judul dari poster itu sendiri, dan dengan diberikan nuansa yang sesuai dengan target audiens, dengan penambahan kalimat - kalimat yang mengajak, menarik perhatian dan tidak kaku.

Adanya gambar kereta paksi naga liman yang digunakan sebagai maskot karena poster ini mengenai museum sribaduga, maka dari itu sebagai objek yang ada pada poster, harus dipasang di media ini. Tampilan dari banner ini gambar/ judul lebih di titik beratkan di tengah-tengah, dengan tujuan agar menjadi fokus perhatian ketika ada orang yang melihat, karena orang akan langsung melihat yang sejajar dengan matanya, maka dari itu visual yang ditampilka di simpan di tengah-tengah media x-banner ini.

Mode pewarnaan yang digunakan adalah CMYK, agar warna lebih terlihat cerah, karena dalam pengerjaanya menggunakan cara digital. Teknis produksi dengan menggunakan kertas vinnyl, ukuran 60 cm x 160 cm, dengan teknis cetak offset.

4.2.2 PIN

Gambar IV.5 tampilan pada pin

(27)

27 4.2.3 STICKER

Gambar IV.6 sticker

Objek visual yang dijadikan untuk menjadi sticker, tentunya yang berkaitan dengan isi poster, maupun dengan judul dari poster. Sticker ini ada beberapa versi, ada yang berbetuk circle dan segitiga media, juga yang di satukan antara teks dan gambar, dan tentunya yang berkaitan dengan isi buku. Sticker ini dijadikan sebagai salah satu media untuk ikut mempromosikan Museum sribaduga ini, dan Teknis produksinya, dalam pembuatan sticker ini di cetak dengan cetak offset, dengan menggunakan kertas sticker cromo.

4.2.4 MINI BANNER

(28)

28 Mini banner ditempatkan di dalam ruangan, seperti di dalam ruang lobi Museum Sribaduga. Unsur visual yang terdapat pada mini banner masih sama seperti visual yang terdapat pada poster, x-banner, dll. Mini banner ini berukuran 25 cm x 40 cm, dengan menggunakan kertas vinnyl.

4.2.5 FLYER

Gambar IV.8 flyer

Media flyer digunakan untuk mempromosikan Museum Sribaduga kepada target audiens, pemilihan media flyer karena ukurannya yang mudah dibawa kemana-mana, dan cara penyebarannya dengan membagikan kepada target audiens, dengan tujuan yang sama yaitu mempromosikan museum sribaduga. Unsur visual yang terdapat pada flyer masih sama seperti media pendukung lainnya, yang membedakannya yaitu dari segi ukuran. Ukuran pada flyer ini 14,8 cm x 21 cm, dengan menggunakan kertas artpaper 150gr, teknis produksi cetak offset.

4.2.6 MUG

(29)
(30)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI MUSEUM SRIBADUGA BANDUNG

DK 26313/Tugas Akhir Semester I 2015 - 2016

Oleh:

Agustino Kristianto Leth 52111010

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(31)

iv

BAB II PROMOSI MUSEUM SRIBADUGA MELALUI MEDIA POSTER ... 4

II.1 Museum ... 4

II.1.1 Pengertian Museum ... 4

II.1.2 Sejarah Museum Menurut Para Ahli ... 5

II.1.2.1 Sejarah Museum di Eropa……….…………...………..….5

II.1.2.2 Sejarah Museum di Indonesia……….5

II.1.2.3 Fungsi Museum Menurut Ahli………...………...………..7

II.2 MUSEUM SRIBADUGA BANDUNG ... 7

II.2.1 Sejarah Museum Sribaduga Bandung ... 7

II.2.2 Denah ... 8

(32)

v

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 16

III.1 Strategi Perancangan ... 16

III.1.1 Tujuan Perancangan ... 17

III.2 Strategi Kreatif ... 17

III.2.1 Pendekatan Kreatif ... 18

III.3 Strategi Media ... 18

III.3.1 Pemilihan Media ... 18

III.3.2 Pertimbangan Dasar Penyebaran Media ... 20

(33)

vi IV.1 Media Utama …...………...……….27

IV.1.1 Tampilan Poster ……...……….……….28

IV.2 Media Pendukung …….………...………...29

IV.2.1 X-Banner ….……….…………....29

IV.2.2 Pin ………..………..30

IV.2.3 Sticker ………..………....31

IV.2.4 Mini Banner ….………..………...32

IV.2.5 Flayer ….………..……….33

DAFTAR PUSTAKA ………..32

(34)

30 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Hendratman, Hendi. (2010), Graphic Desain, Bandung. Informatika.

Sutarga Amir Mochamad, 1968, didigitalkan 2007 ( 7 Agustus ), Museum Dan Permuseuman di Indonesia.

Sitepu, Vinsensius. (2006). Panduan Mengenal Desain Grafis, Escaeva.

The International Council of Museum ( ICOM ), 1997 ( 18 Mey ), Mengenal Museum, ICOM.

Situs Web / Internet

Dimas Kusuma. 25 - may - 2013. Pengertian dan Macam - macam Poster. Tersedia di: http://asalmadu.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-macam-dari-poster.html ( Diakses 20 oktober 2015 )

Parta Setiawan. 23 - januari - 2015. Definisi Informasi. Tersedia di:

(35)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Agustino Kristianto Leth

Alamat : Jl. Sukajadi, sindang sirna III,Bandung

Nomor Telepon / Seluler : 082117089668

Email : christiandesign523@gmail.com

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat / Tanggal Lahir : Maumere, 05 Agust 1990

Status : Lajang

Warga Negara : Indonesia

Agama : KATOLIK

Riwayat Pendidikan

Tahun Keterangan

1997-2003 Tamat SDN INPRES Maumere

2002-2005 Tamat SMP FRATER Maumere

2007-2010 Tamat SMK TARUNA MANDIRI Cimahi

(36)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunianya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul PERANCANGAN MEDIA PROMOSI MUSEUM SRIBADUGA BANDUNG ”

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan baik dalam penyajian materi maupun dalam pemberian analisis.

Oleh karena itu, penyusun tidak menutup diri untuk menerima saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun agar laporan ini dapat lebih baik lagi.

Bandung, 25 Februari 2016

(37)
(38)
(39)

Gambar

Gambar II.3 Offset Macan Tutul
Gambar II.6 Keluh
Gambar II.8 Bantal Keramik
Gambar III.2 Ukuran Poster
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan dalam taman nasional tidak hanya sekedar melindungi dan mengamankan sumberdaya alam didalamnya, beberapa kegiatan dalam rangka pemanfaatan potensi taman

Satria Bahana Sarana memiliki target produksi yang diberikan kepada subkontraktor, sehingga perlu dilakukan analisa produktivitas alat muat dan alat angkut pada pengupasan

Menurut Gonzales (2008) terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan karir siswa SMA antara lain kegiatan yang memiliki tujuan

Sementara itu, dengan menggunakan pendekatan semantik sebagai kriteria utama dan afiks verbal dengan kriteria tambahan, Dardjowidjojo dalam Purwo (1986)

Adapun data mentahnya terdiri dari beberapa puluh kolom, dimana setiap kolom memuat informasi yang berkaitan dengan keadaan cuaca pada jam-jam pengamatan selama 24

Nomor aksesi dalam lingkaran titik-titik ialah genotip mutan ( Two dimensional view of PCA diagram. The accession numbers in the circle are accession in the dendrogram. Foto

Pendampingan oleh penyuluh saat petani model sedang mempraktikkan budiday melon ramah lingkungan (A) penyuluh sedang menekankan penggunaan potensi lokal setempat (B) penyuluh

Operasi Dan Laba Bersih dalam Meprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)