62
Jefkins, Frank. 1992. Public Relations (Edisi Keempat). Jakarta : Erlangga.
Ruslan, Rosady, SH, MM. 2008. Manajemen PR & Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi). Jakarta : Rajawali Pers,
. 2008. Kiat & Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Radianto. 2003. Dasar-Dasar Public Relation. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Internet Searching
http//bandung.go.id
Sumber lain
DATA PRIBADI :
Nama : Aditya Septian Nama Panggilan : Adit, Iyan
Tempat / Tgl Lahir : Pandeglang, 17 September 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum menikah Nama Ayah : Endang Mas’ud Nama Ibu : Ecih Titi Sunarsih
Alamat Asal : Kp. Samoja RT. 04/01 Ds. Gunungsari Kec. Mandalawangi Kab. Pandeglang, Banten
Telepon : -
Alamat Kosan : Jl. Tubagus Ismail Dalam No. 15A
70 - SMP Negeri 2 Pandeglang, Tahun 2005 - SMA Negeri 6 Pandeglang, Tahun 2008
- Universitas Komputer Indonesia, Jurusan Ilmu Komunikasi spesialisasi Humas, Tahun 2006 s.d sekarang
PENDIDIKAN NON FORMAL BERSETIFIKAT
- Table Manner Course di Hotel Jaya Karta Bandung, Januari 2008
- Mentoring agama islam, Tahun 2008
- Pelatihan Kepemimpinan (Tearn To Be a Good Leader), 8 april 2008
- Pelatihan Melejitkan Potensi dan Pengembangan Diri, sebagai Panitia, Selasa, 31 Maret 2009
- Seminar Kebudayaan Film & Sensor Film (Ilustrasi Tentang Perfilman), sebagai Panitia, Selasa, 24 November 2009
PENGALAMAN ORGANISASI :
- Himpunan Mahasiswa (HIMA) Ilmu Komunikasi & Public Relations, Thn 2008-2011
PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH
- Juara 1 Sepakbola Liga Antar SMA Se-Kabupaten Pandeglang. - Juara 2 Bola Basket Putra Se-Kabupaten Pandeglang.
- Juara Umum ke 1 lulusan SMA Negeri 6 Pandeglang.
PENGALAMAN LAIN
71
- Anggota Divisi Olahraga Himpunan Mahasiswa (HIMA) Ilmu Komunikasi & Public Relations, Periode 2009-2010
Bismillahirohanirohim,
Alhamdulilah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan dan
menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan yang disusun untuk memenuhi syarat
kelulusan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan yang disusun untuk memenuhi
syarat kelulusan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan dan salah satu syarat
menempuh Sarjana Strata 1 Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua, Endang Mas’ud dan Ecih Titi Sunarsih yang telah memberikan kasih saying, semangat dan dorongan do’a kepada penulis, dan juga
telah mendukung sepenuhnya baik moril maupun non moril kepada penulis.
Untuk itu Praktek Kerja Lapangan ini penulis mempersembahkan untuk kedua
orang tua.
Dalam melakukan laporan praktek kerja lapangan ini tidak sedikit penulis
menghadapi kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun, atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, do’a, semangat, bantuan, bimbingan serta
dukungan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari
berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Praktek
Melalui kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan rasa hormat, terima kasih, dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan FISIP UNIKOM yang telah memberikan pengesahan pada laporan Praktek Kerja
Lapangan ini.
2. Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pengesahan pada laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
3. Melly Maulin P., S.Sos., M.Si. selaku Sekretariat Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang memberikan arahan
sebelum dan sesudah penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
4. Iin Rahmi Handayani, M. Ikom. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis selama mengerjakan laporan praktek kerja lapangan
dan tidak henti-hentinya memberikan arahan serta saran dan kritik kepada
penulis selama bimbingan laporan praktek kerja lapangan.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Khususnya Konsentrasi Humas, yang telah membantu penulis dalam setiap
perkuliahan sehingga dapat diterapkan dalam laporan ini.
6. Sekretariat Prodi Ilmu Komunikasi & Public Relations, yang telah membantu penulis dalam hal administrasi.
8. Drs. H. Yuyus S.R., MM., Selaku Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung.
9. H. Aos W.A. Bintang, SE. M.Si selaku Kepala Bidang yang telah membimbing penulis.
10.Bapak Bardi, selaku kepala seksi peliputan yang telah membimbing penulis dengan baik selama melaksanakan praktek kerja lapangan di Dinas
Komunikasi dan Informatika.
11.Ibu Yeti, Bapak Meiwan, dan bapak Prima yang telah membimbing penulis selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan dan seluruh pegawai dan
staff yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota
Bandung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
12.Untuk Kakak Tercinta Ika Panji Pubantara, serta adik-adikku tercinta Novia Devi dan Salsa Regita Pasha, terima kasih atas semua kasih sayang, dorongan, do’a, dan dukungan baik moril maupun materil.
13.Dan untuk teman seperjuangan di UNIKOM terutama teman-teman di IK-3 dan IK-Humas 3, yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
14.semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan
praktek kerja lapangan.
Akhir kata penulis berharap mudah-mudahan Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya serta untuk
kemajuan Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung dan
Humas Universitas Komputer Indonesia. Untuk itu sekiranya penulis sangat
membutuhkan masukkan berupa saran maupun kritik yang dapat membangun
kearah yang lebih baik demi kesempurnaan laporan ini. Dengan ini penulis
memohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila terdapat kesalahan pada laporan
praktek kerja lapangan. Semoga bantuan, dorongan, bimbingan itu akan dapat
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata saya ucapkan
Alhamdulillahhirobbilalamin.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Bandung, November 2011 Penulis
PENDAHULUAN
1.1Sejarah Pemerintah Kota Bandung
Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan
Kabupaten Bandung, Kota Bandung dibangun dengan tenggang waktu sangat
jauh setelah Kabupaten berdiri. Kabupaten berdiri sejak sekitar pertengahan
abad ke- 17 Masehi, dengan Bupati pertama Tumenggung Wiraangunangun.
Ia memerintah Kabupaten Bandung yang beribukota di Krapyak atau Bojong
Asih ( sekarang Dayeuh Kolot ), kira-kira 11 km kearah selatan pusat Kota
Bandung sekarang. Ditempat itu pemerintah Kabupaten Kota Bandung
berlangsung hingga awal abad ke-19. Bupati yang memerintah kabupaten di
Krapyak berjumlah 6 orang secara turun temurun yaitu, Tumenggung
Wiraangunangun ( hingga tahu 1681), Tumenggung Ardi Kusumah (
1681-1704), Tumenggung Anggadiredja I (1704-1747), Demang Natapradja
bergelar Tumenggung Anggadiredja II (1714-1763), Tumenggung
Anggadiredja III alias R.A Wiranatakusumah I (1763-1794), dan R.A
Wiranatakusumah II (1794-1829). (Volks Almanak Soenda 1922 dan Encyclopaedie Van Nederlandsch – Indie 1927 : 355-358).
Ketika Kabupaten Bandung dipimpin oleh A Wiranatakusumah II atau
pada akhir 1799 kekuasaan kompeni di Nusantara berakhir sebagai akibat
dilaksanakan oleh perwkilan kerajaan Belanda dengan nama Pemerintahan
Hindia Belanda dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal pertama yaitu
Herman Willem Daendels (1808-1811). Tugas utama Daendels adalah
mempertahankan pulau jawa dari kemungkinan serangan pasukan Inggris
yang waktu itu telah menduduki India. Untuk kepentingan tugasnya itu
Daendles membangun Jalan Raya Pos ( De Grote Postweg) dari Anyer di ujung Jawa Barat hingga Panarukan di ujung Jawa Timur (1000 Km),
pembangunan itu dilakukan oleh rakyat dengan kerja rodi ( kerja paksa ).
Di daerah Priangan jalan raya pos mulai dibangun pertengahan 1808
dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang sudah ada di daerah
Kabupaten Bandung dan Kabupaten Parayakan Muncang, ternyata daerah
itu berjauhan dengan Ibukota Kabupaten. Untuk kelancaran pembangunan
jalan raya dan agar pejabat pemerintahan kolonial Belanda mudah
mendatangani kantor Bupati, Daendels melalui suratnya tanggal 25 Mei
1810 meminta kepada kedua Bupati yang bersangkutan agar memindahkan
Ibukota Parakan Muncang ke Andawak ( daerah Tanjungsari sekarang).
Rupanya Daendels tidak mengetahui bahwa jauh sebelum surat itu
keluar Bupati Bandung sudah merencanakan memindahkan Ibukota
Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis
bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa
hutan yang terletak di tepi selatan jalan raya pos yang sedang dibangun.
pemerintahan, karena terletak disisi selatan daerah Bandung dan sering
dilanda banjir bila musim hujan.
Sekitar akhir tahun 1808 atau awal tahun 1809, bupati beserta
sejumlah rakyat pindah dari Krpyak mendekati lahan bakal Ibukota baru.
Mula-mula Bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti sekarang)
kemudian pindah ke Balubur hilir agar lebih dekat ke tempat pekerjaan untuk memimpin sejumlah ideyatoya membangun “kota”. Namun Balubur
Hilir pun dirasakan masih cukup jauh dari sungai Cikapundung, maka
Bupati pindah lagi ke Kampung Bogor ( Kebon Kawung pada lahan Gedung
Pakuan sekarang).
Tidak diketahui secara pasti berapa lama Kota Bandung di bangun
akan tetapi itu di bangun bukan atas prakarsa Daendels melainkan atas
prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu dipimpin langsung
oleh Bupati. Dengan kata lain Bupati RA Wiranatakusumah II adalah
pendiri Kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai Ibukota baru
Kabupaten dengan Belsuit ( surat keputusan ) tanggal 25 September 1810 dapat dipertanggungjawabkan Validitasnya sebagai “Hari Jadi Kota
Bandung”.
Tanggal hari jadi Kota Bandung telah disahkan oleh DPRD Kota
Bandung dalam Perda ( Peraturan Daerah) No.35 Tahun 1998 dengan
demikian tanggal 1 April yang beberapa tahun lamanya ( sebelum tahun
1998 ) biasa diperingati sebagai hari ulang tahun Kota Bandung bukan lagi
tanggal pembentukan Gemeente Bandung ( sekarang Pemerintahan Kota Bandung ).
Sejak Kota Bandung berdiri hingga pertengahan tahun 1864, Kota
Bandung hanya berfungsi sebagai Ibukota Kabupaten. Kota itu sepenuhnya
diperintah oleh RA Wiranatakusumah II dan dilanjutkan oleh RA
Wiranatakusumah III (1829-1846) dan RA Wiranatakusumah IV tepatnya
tanggal 7 Agustus 1846. Kota Bandung juga berfungsi sebagai Ibukota
Karesidenan Priangan menggantikan Kota Cianjur yang rusak berat akibat
meletusnya Gunung Gede. Dengan demikian, sejak itu di Kota Bandung
terjadi dualisme pemerintahan, yakni berlangsung Pemerintahan Kabupaten
(Pemerintah Tradisional ) dan Pemerintahan Karesidenan ( Pemerintah
Kolonial), hal ini berlangsung sampai Kota Bandung menjadi kota
berpemerintahan otonom yang disebut Gemeente ( 1 April 1906).
Gemeente Bandung dibentuk pada waktu Kabupaten Bandung diperintah oleh Bupati ke-10 yaitu R.A.A Martanegara (1893-1918)
pengganti Bupati R.A Kusuma Dilaga (1874-1893). Dengan berdirinya
daerah Gemeente sebagai pemerintahan yang bersifat otonom, lebih dominan dari pada kedua pemerintahan lain di Kota Bandung. Pengelolaan
kota sepenuhnya menjadi tugas dan kewajiban pemerintah Gemeente, namun dalam prakteknya Bupati tetap turut berperan dalam kapasitas
sebagai anggota dewan kota ( Gemeente Road).
Hindia-Belanda pada masa pandudukan Jepang ( Maret 1924- 14 Agustus 1945)
pemerintahan Kota Bandung disebut Bandung Shi. Pada masa kemerdekaan,
sebutan Kota Bandung berubah-ubah sebagai berikut:
a. Haminte Bandung
Dari 24 April 1948- 11 Maret 1950 (masa Negara Pasundan dibawah
RIS)
b. Kota Besar Bandung Sejak 15 Agustus 1945
c. Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung
Berdasarkan UU No.5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok
pemerintahan daerah hingga tahun 1998.
d. Pemerintah Kota Bandung Sejak tahun 1999- sampai sekarang
Berikut nama-nama Walikota Bandung dari tahun 1906 sampai
sekarang:
1. E.A Maurenbrecher ( 1906- 1907)
2. R.E Krijgboom (1907-1908)
3. J.A Van Darent (1908-1909)
4. J.J Verwjik (1910-1912)
5. CCB Van Vlenter & BK Van Bijleved (1912-1913)
6. B.Coops (1913-1920) untuk pertama kalinya
7. S.A. Ritsna (1920-1921)
9. IR. J. E A Van Wolsogen Kuhr (1918-1934)
10. MR. J. M. Wesselink (1934-1936)
11. N. Beets (1936-1942)
12. RA Atmadinata (1942-1945)
13. R. Sjamsoerizal (1945-1946)
14. IR. Oekar Bratakoesoemah (1946-1949)
15. R. Enoch (1949-1956)
16. R. Priatna A. Koesoemah (1956-1966)
17. R. Didi Djukardi (1966-1968)
18. Hidayat Soekarma Didjaya (1968-1971)
19. R. Djundjunan (1971-1976)
20. H. Utju Djoenadi (1976-1978)
21. R. Husein Wangsa Atmaja (1978-1983)
22. H. Ateng Wahyudi (1983-1993)
23. Wahyu Hamidjaya (1993-1998)
24. AA Tarmana (1998-2003)
25. Dada Rosada (2003-sekarang)
1.2Lambang dan Bendera Kota Bandung
Sebagai salah satu bentuk identitas sebuah perusahaan diperlukan
sebuah logo. Demikian juga dengan Pemerintah Kota Bandung yang memiliki
lambang. Gambar logo Pemerintah Kota Bandung dapat dilihat di gambar 1.1
Gambar 1.1
LAMBANG PEMERINTAH KOTA BANDUNG
Sumber : Buku Selayang Pandang Bandung Bermartabat, 2004
Selain logo/lambang, Pemerintah Kota Bandung juga memiliki identitas
lain yaitu dalam bentuk Bendera. Bendera Pemerintah Kota Bandung dapat
dilihat di gambar 1.2 berikut :
Gambar 1.2
BENDERA PEMERINTAHAN KOTA BANDUNG
1.2.1 Arti Lambang Kota Bandung
Lambang merupakan salah satu bentuk identitas dari sebuah perusahaan, demikian juga dengan Pemerintah Kota
Bandung. Lambang Kota Bandung ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Kota Besa Bandung tahun 1953, tertanggal 8 Juni 1953,
yang diijinkan dengan Keputusan Presiden tertanggal 28 April
1953 No. 104 dan diundangkan dalam berita Provinsi Jawa Barat
tertanggal 29 Agustus 1954 No. 4 Lampiran No. 6 Lambang
tersebut bertokoh PERISAI yang berbentuk JANTUNG. Perisai
tersebut terbagi dalam dua bagian oleh sebuah BALOK-LINTANG
mendatar bertajuk empat buah, yang berwarna HITAM dengan
pelisir berwarna PUTIH (PERAK) pada pinggir sebelah atasnya.
1. Bagian Atas Latar KUNING (EMAS) dengan lukisan
sebuah GUNUNG berwarna HIJAU yang bertumpu pada
BALOK-LINTANG DARATAN
2. Bagian bawah latar PUTIH (PERAK) dengan lukisan empat
bidang jalur mendatar berombak yang berwarna BIRU.
Di bawah perisai itu terlukis sehelai PITA berwarna
KUNING (EMAS) yang melambai pada kedua ujungnya, pada pita
itu tertulis dengan huruf-huruf besar latin berwarna HITAM amsal
dalam bahasa KAWI, yang berbunyi GEMAH RIPAH WIBAWA
Sebagai tokoh lambang itu diambil bentuk perisai atau tameng yang dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai senjata dalam perjuangan untuk mencapai sesuatu tujuan
dengan melindungi diri. Perkakas perjuangan yang demikian itu
dijadikan lambing yang mempunyai arti menahan segala mara
bahaya dan kesukaran. Bentuk ini sesuai dengan bentuk lambang
Negara, dengan persesuaian dimaksudkan untuk melambangkan
kesatuan. Warna-warna yang dipergunakan untuk pelbagai lukisan
pada perisai itu mempunyai arti yang dalam dan lazim dipakai
diseluruh dunia untuk membuat lambang-lambang sehingga
Heraldish dapat dipertanggung jawabkan. Arti warna-warna tersebut adalah :
Kuning (Emas) : Kesejahteraan,
keluhungan
Hitam (Sabel) : Kokoh, Tegak, Kuat
Hijau (Sinopel) : Kemakmuran, Sejuk
Putih (Perak) : Kesucian
Biru (Azuur) : Kesetiaan
Gemah Ripah Wibawa Mukti : Tanah Subur, rakyat
makmur
Segala sesuatu mmperlambangkan Kota Bandung yang
iklim yang sejuk, yang dapat menyehatkan jasmani dan rohani,
dikelilingi oleh suatu rangkaian gunung-gunung dan bukit-bukit
dalam mana Gunung Tangkuban Perahu mengambil peranan yang
penting, dengan pemandangan alamnya yang indah dan permai.
1.2.2 Arti Bendera Kota Bandung
Bendera yang digunakan oleh Kotamadya Bandung adalah
berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Sementara Kota Besar Bandung tanggal 8 Juni 1953 No. 9938/53.
Bentuk bendera tersebut adalah seperti yang
tercantum pada diktum keputusan tersebut diatas adalah sebagai
berikut :
a. Bendera yang dipergunakan oleh Kota Besar Bandung terdiri
dan tiga bidang jalur mendatar, masing-masing berturut-turut
dari atas berwarna hijau, kuning, biru.
b. Perbandingan-perbandingan antara lebarnya dari jalur-jalur
tersebut dibawah huruf A urutan dari atas kebawah adalah 2 : 1
: 2.
c. Perbandingan antara panjang dan lebarnya berbeda yaitu 7 : 5.
1.3Sejarah Dinas Komunikasi dan Informatika
BAKOMINFO ( Badan Komunikasi dan Informatika) Kota
Lembaga Teknis Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung
Nomor 12 Tahun 2007, tanggal 4 Desember 2007 serta merupakan
penggabungan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Dinas dan Kantor
di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yaitu Dinas Informasi dan
Komunikasi dengan kantor pengolahan Data Elektronik (KPDE). Dengan
demikian Bakominfo berdiri sejak diberlakukannya PERDA Nomor 12
Tahun 2007 tentang pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah
Kota Bandung.
Dengan diterbitkan dan berlakunya Perda Kota Bandung Nomor :
13 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Perda Kota Bandung No. 13 Tahun
2007 tentang pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2009
Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun
tentang pembentukan dan susunan organisasi Dinas Daerah Kota Bandung
Tanggal 7 Agustus 2009, maka Badan Komunikasi dan Informatika Kota
Bandung menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)
Kota Bandung.
1.4 Visi dan Misi DISKOMINFO
1.4.1 Visi Dinas Komunikasi dan Informatika
“terwujudnya efektivitas dan efisiensi komunikasi dan informatika peneyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan kota
1.4.2 Misi Dinas Komunikasi dan Informatika
1. Meningkatkan dan mengembangkan kemitraan, pemberdayaan, dan
pendayagunaan prasarana dan sarana komunikasi dan informatika;
2. Meningkatkan layanan public dan pemberdayaan masyarakat dalam
rangka meningkatkan komunitas dialogis;
3. Meningkatkan pelayanan informasi dan pemberdayaan potensi
masyarakat dalam rangka mewujudkan budaya masyarakat berbasis
teknologi informasi;
4. Meningkatkan kerjasama, kemitraan dan pemberdayaan lembaga
komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat;
5. Mendorong peran media massa dalam rangka meningkatkan
informasi yang beretika dan bertanggung jawab;
6. Meningkatkan sumber daya manusia bidang komunikasi dan
informatika yang handal.
1.5Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika
Dalam menunjang kelancaran Dinas Komunikasi dan Informatika
Pemerintah Kota Bandung maka diperlukan suatu struktur organisasi.
Seperti yang tertulis pada perda Kota Bandung No. 13 tahun 2007
tentang pembentukan dan susunan organisasi Dinas Daerah Kota Bandung.
Berikut ini adalah Struktur Organisasi pada Dinas Komunikasi dan
Informasi Pemerintah Kota Bandung :
A. Kepala Dinas
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Keuangan dan Program
C. Bidang Pos dan Telekomunikasi yang membawahi:
1. Seksi Pengendalian Pos dan Telekomunikasi
2. Seksi Pemberdayaan dan Telekomunikasi
D. Bidang Telematika yang membawahi:
1. Seksi sarana dan prasarana Telematika,
2. Seksi e-government dan pemberdayaan telematika. E. Bidang Diseminasi Informasi yang membawahi:
1. Seksi pengolahan data dan Informasi
2. Seksi komunikasi dan multimedia.
F. Bidang Hubungan Masyarakat, membawahi :
1. Seksi peliputan dan dokumentasi
2. Seksi kemitraan media dan publikasi.
G. Unit pelaksana teknis dinas
Berikut ini bagan Struktur organisasi Dinas Komunikasi dan
1.6Job Description
A. Kepala Seksi Peliputan dan Dokumentasi
a. Uraian tugas seksi peliputan dan dokumentasi yaitu :
1. Menyusun rencana teknis operasional dan program kerja dibidang
peliputan dan dokumentasi sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
2. Melaksanakan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan
rencana program yang telah ditetapkan agar program dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dengan rencana
dan program sebagai bahan untuk penyempurnaan hasil kerja dan
sebagai bahan penilaian kinerja bawahan.
4. Memeriksa data sebagai penyusunan bahan kebijakan peliputan
dan dokumentasi.
5. Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil peantauan dan
evaluasi pelaksanaan peliputan dan dokumen.
6. Menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi
pelaksanaan peliputan dan dokumentasi.
7. Memeriksa data untuk bahan kajian pengembangan peliputan dan
dokumentasi.
8. Menyusun rencana kegiatan kerja dan memfalisitasi pembinaan
peliputan dan dokumentasi sebagai media informasi.
9. Menyiapkan dan menyusun peliputan dan dokumentasi kegiatan
10.Menyusun dan menyiapkan bahan evaluasi dan laporan
pelaksanaan lingkup peliputan dan dokumentasi.
11.Menyiapkan bahan telaahan staf sebagai bahan perumusan
kebijakan umum dibidang seksi peliputan dan dokumentasi oleh
pemimpin.
12.Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lingkungan pemerintah
Kota Bandung, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk
keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program.
13.Melaksanakan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program seksi peliputan dan dokumentasi sebagai
bahan pertanggung jawaban kepada pemimpin.
14.Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
b. Fungsi Seksi peliputan :
1. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup peliputan dan
dokumentasi,
2. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup peliputan dan
dokumentasi,
3. Pelaksanaan lingkup peliputan dan dokumentasi yang meliputi
kegiatan eksekutif, legislative, konferensi pers, press release,
4. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
peliputan dan dokumentasi,
5. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup peliputan dan
B. Kepala seksi kemitraan Media dan Publikasi
a. Uraian tugas seksi kemitraan dan publikasi, yaitu :
1. Menyusun rencana teknis operasional dan program kerja di bidang
kemitraan media dan publikasi sebagai pedoman pelaksanaan
tugas,
2. Menyiapkan bahan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai
dengan rencana program yang telah ditetapkan agar program dapat
dilaksanaan secara efektif dan efisien,
3. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan dengan
cara membandingkan pelaksanaan tugas dengan rencana dan
program sebagai bahan penyempurnaan hasil kerja dan sebagai
penilaian kerja bawahan,
4. Memeriksa data sebagai penyusunan bahan kebijakan kemitraan
media dan publikasi,
5. Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kemitraan media dan publikasi,
6. Menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi serta fasilitas
pembangunan kemitraan media dan publikasi,
7. Memeriksa /mengoreksi data untuk bahan kajian pengembangan
kemitraan media dan publikasi,
8. Mengidentifikasi dan memfasilitasi pembinaan kemitraan media
9. menyiapkan dan menyusun bahan koordinasi serta fasilitas
pengembangan kemitraan.
10. Menyusun dan menyiapkan bahan evaluasi dan laporan
pelaksanaan lingkup kemitraan media dan publikasi,
11. Menyiapkan bahan telaahan staf sebagai bahan perumusan
kebijakan umum di bidang kemitraan media dan publikasi oleh
pimpinan,
12.Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dilingkungan
pemerintah kota bandung, pemerintah provinsi dan pemerintah
pusat untuk keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program,
13.Melaksanakan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program seksi kemitraan media dan publikasi sebagai
bahan pertanggung jawaban kepada pimpinan,
14.Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
b. Fungsi kemitraan media dan publikasi :
1. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup kemitraan media dan
publikasi,
2. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup kemitraan media dan
publikasi,
3. Pelaksanaan lingkup kemitraan media dan publikasi yang meliputi
pengembangan kemitraan media skala kota, pemberdayaan dan
4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup kemitraan media dan
publikasi.
1.7Sarana dan Prasarana 1.7.1 Sarana
Sarana yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
Pemerintah Kota Bandung adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Sarana Dinas Komunikasi dan Informatika
Pemerintah Kota Bandung
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Gedung 1 baik
2 Ruang Staf 11 baik
3 Ruang Pimpinan 2 baik
4 Ruang Tamu 1 baik
5 Perpustakaan 1 baik
6 Kantin 1 baik
7 Musholla 2 baik
8 Gudang 1 baik
9 Dapur 1 baik
No Uraian Jumlah Keterangan
10 Toilet 2 baik
11 Lapangan Upacara 1 baik
1.7.2 Prasarana
Prasarana yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan
Informatika Pemerintah Kota Bandung adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2
Prasarana Dinas Komunikasi dan Informatika
Pemerintah Kota Bandung
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Meja 1 baik
2 Kursi 11 baik
3 Lemari 2 baik
4 Billing Kabinet 1 baik
5 Komputer 1 baik
6 Scanner 1 baik
7 Printer 2 baik
8 Telepon 1 baik
9 Dispenser 1 baik
1.8Lokasi dan Waktu Penelitian
1.8.1 Lokasi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di
Bidang Hubungan Masyarakat Dinas Komunikasi dan Informatika
Pemerintah Kota Bandung, yang beralamat di Jalan Wastukencana
1.8.2 Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan
selama kurang lebih 1 bulan (30 hari kerja) yang terhitung mulai
dari tanggal 04 Juli - 12 Agustus 2011. Kegiatan PKL ini
dilaksanakan pada hari senin - jumat pada pukul 08.00 – 16.00
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2.1KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan di Dinas Komunikasi dan
Informatika Pemerintah Kota Bandung mahasiswa dituntut agar aktif dan
memahami segala aktivitas rutin maupun insidental dari kegiatan kehumasan.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Dinas Komunikasi dan Informatika
Pemerintah Kota Bandung adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
pemberian pengarahan dari
pembimbing praktek kerja
lapangan, pengarahan ini
berupa Prosedur pelaksanaan
praktek kerja lapangan, dan
Aturan selama menjalani
praktek kerja lapangan. Peliputan Acara Sosialisasi
PPID dan KIM/keterbukaan
informasi
Pembuatan Press release
2.
05 Juli 2011
08.00-16.00
Peliputan Acara Rapat
Paripurna Laporan
Pertanggung jawaban Pembuatan Press Release
Insidental Pembuatan Press Release
Insidental
4.
07 Juli 2011
08.00-16.00
Peliputan Forum DAS
Citarum
Pembuatan Press Release
Insidental
5. 08 Juli 2011 Izin Tidak Hadir
6.
11 Juli 2011
08.30-16.00
Perkenalan dgn all crew Radio
Sonata
Pengarahan tata cara KP oleh
ibu Ratna
Pengarahan siaran
Pengarahan vocal
Pengenalan alat-alat siaran
Pengajaran mixing
Pengajaran cara memasukkan
lagu ke playlist
Pengajaran cara menerima
Request lagu via telepon Pengajaran mengecek request
via sms
Pengajaran cara membaca request
lagu via sms
7.
12 Juli 2009
08.30-16.00
Pembuatan tema siaran
Persiapan siaran
Mengecek headphone dan mic
Siaran
Membuat tema siaran
Pengarahan tata cra berbicara yg
baik dan benar
Pembuatan Tema siaran
Persiapan siaran
Pengajaran cara memasukkan
lagu ke playlist Siaran
Membuat tema siaran
Menerima telepon dari listeners
Membacakan sms dan request
lagu dari listeners
Menutup siaran
9.
13 Juli 2009
08.30-16.00
Pembuatan Tema siaran
Persiapan siaran
Mengatur Headphone dan Mic
Pengarahan vocal
Siaran
Membuat tema siaran
Pengajaran mixing
Memasukkan Request lagu ke
playlist
Menerima telepon dari listeners
Membacakan sms dan request
lagu dari listeners
Pembuatan Tema siaran
Persiapan siaran
Mengatur playlist lagu
Mengecek mic
Siaran
Membuat tema siaran
Pengarahan vokal
Memasukkan Request lagu ke
playlist
Menerima telepon dari listeners
Membacakan sms dan request
lagu dari listeners
Menutup siaran
11.
15 Juli 2009
08.30-16.00
Pembuatan Tema siaran
Persiapan siaran
Mengatur playlist lagu
Mengatur Headphone dan Mic
Pengajaran mixing
Siaran
Membuat tema siaran
Memasukkan Request lagu ke
playlist
Menerima telepon dari listeners
Membacakan sms dan request
lagu dari listeners
Menyiapkan list lagu buat
penutup siaran
Menutup siaran
12.
16 Juli 2009
08.30-16.00
Pembuatan Tema siaran
Persiapan siaran
Mengatur playlist lagu
Mengatur Headphone dan Mic
Pengarahan vocal
Siaran
Membuat tema siaran
Memasukkan Request lagu ke
playlist
Menerima telepon dari listeners
Membacakan sms dan request
lagu dari listeners
Menyiapkan list lagu buat penutup
siaran
Rutin
13.
17 Juli 2009
08.30-16.00
Pembuatan Tema siaran
Persiapan Interview artis
Pembuatan Question list dan
Profil artis
Jadi Photographer buat foto artis
dan penyiar Siaran
Memasukkan Request lagu ke
playlist
Menerima telepon dari listeners
Membacakan sms dan request
lagu dari listeners
Menyiapkan list lagu buat
penutup siaran
Menutup siaran
14.
21 Juli 2009
08.30-16.00
Pembuatan Tema siaran
Persiapan siaran
Mengatur playlist lagu
pembukaan siaran
Mengatur Headphone dan Mic
Siaran
Memasukkan Request lagu ke
playlist
Menerima telepon dari listeners
Membacakan sms dan request
lagu dari listeners
Menyiapkan list lagu buat
penutup siaran Menutup siaran
15.
22 Juli 2009
08.30-16.00
Persiapan siaran
Mengatur playlist lagu
pembukaan siaran
Mengatur Headphone dan Mic
Siaran
Memasukkan Request lagu ke
playlist
Menerima telepon dari listeners
Membacakan sms dan request
lagu dari listeners
Menyiapkan list lagu buat
penutup siaran
Mengatur playlist lagu
pembukaan siaran
Mengatur Headphone dan Mic
Siaran
Memasukkan Request lagu ke
playlist
Menerima telepon dari listeners
lagu dari listeners
Menyiapkan list lagu buat
penutup siaran
Mengatur playlist lagu
pembukaan siaran
Mengatur Headphone dan Mic
Siaran
Membuat tema siaran
Memasukkan Request lagu ke
playlist
Menerima telepon dari listeners
Membacakan sms dan request
lagu dari listeners
Menyiapkan list lagu buat
penutup siaran
Menutup siaran
18.
27 Juli 2011
08.00-16.00
-Liputan Mimbar Hiburan & amal
bagi Dhuafa ke 22
- Pembuatan Press Release
Insidental
08.00-16.00
- Liputan Rapat Paripurna LKPJ
Walikota mengenai APBD 2011
- Pembuatan Press Release
Insidental
-liputan Peresmian UKS SMA 15
Bandung
- Pembuatan Press Release
Insidental
28.
10 Agustus 2011
08.00-16.00
2.2Deskripsi Kegiatan selama Praktek kerja Lapangan
Dalam melaksanakan kegiatan kehumasan di Dinas Komunikasi dan
Informatika Pemerintah Kota Bandung, penulis ditugaskan untuk
melaksanakan beberapa kegiatan, yang meliputi :
1. Peliputan Berita dan Pengolahan Data
Penulis terjun langsung ke lapangan untuk meliputi acara-acara
yang diselenggarakan baik oleh Pemerintah Kota Bandung maupun
oleh suatu perusahaan atau organisasi lain, dimana Pemerintah Kota
Bandung terlibat dan diundang dalam acara tersebut. Pada peliputan,
perlunya mengamati kegiatan apa saja yang berlangsung dan juga
membuat catatan penting sebagai bahan untuk membuat press release.
2. Membuat Press Release
Press Release merupakan siaran pers yang memuat mengenai
berita terbaru tentang Pemerintah Kota Bandung, baik itu kegiatan
walikota maupun kegiatan-kegiatan yang berhubung dengan Kota
Bandung serta mengenai kebijakan-kebijakan baru pemerintah Kota
Bandung yang harus diberikan informasinya kepada masyarakat melalui
media massa.
08.00-16.00 P2KB
--Pembuatan Press Release
Insidental
30.
12 Agustus 2011
Dalam membuat press release setidaknya harus memenuhi
syarat 5W+1H yang memiliki news value (nilai berita) dan
penyusunanya menggunakan piramida terbalik dengan kata-kata yang
jujur dan mudah dimengerti. Dalam prees release terdapat identifikasi
atau lembaga yang disertai dengan waktu terjadinya peristiwa,untuk
memudahkan wartawan format tulisan dibuat dengan mengatur panjang
tulisan, memberikan judul dan mengecek kembali kebenaran dari berita
tersebut.
2.3
Analisis Mengenai Ilmu Humas
Istilah Public Relations atau dikenal dengan sebutan Humas (Hubungan Masyarakat) ini merupakan aktivitas atau kegiatan di dalam
suatu instansi atau perusahaan, atau pun lembaga yang berhubungan dengan
khalayak, untuk mencapai suatu tujuan dan saling pengertian diantara dua
belah pihak dengan mengharapkan tidak ada pihak yang dirugikan.
Public Relations merupakan gabungan dari dua kata yaitu “Public” dan “Relations”. Kata “Public” dalam Bahasa Indonesia adalah publik yang
secara umum diartikan sebagai sekelompok orang yang memiliki minat dan perhatian yang sama terhadap suatu hal. Sedangkan “Relations” dalam
Bahasa Indonesia artinya adalah hubungan-hubungan (banyak hubungan),
Namun masyarakat Indonesia pada umumnya sering menyebut
Public Relations dengan sebutan Humas ( Hubungan Masyarakat). Jika Public Relations diterjemahkan dengan “Hubungan Masyarakat” adalah kurang tepat. Karena apabila dilihat dari segi kegiatan-kegiatan Public Relations di Indonesia umumnya lebih kepada pembinaan hubungan dengan khalayak luar atau publik eksternal dibandingkan dengan publik internalnya.
Pengertian Hubungan Masyarakat dijelaskan oleh beberapa pakar
atau ahli dengan beberapa definisi yang satu sama lainnya berbeda, namun
pada umumnya menjurus kepada pembentukan citra yang positif.
Definisi Hubungan Masyarakat menurut Rudy dikutip dari buku Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional bahwa :
Bagian dari kegiatan manajemen yang dilakukan secara
berkesinambungan oleh organisasi/lembaga/perusahaan untuk
memelihara citra serta membentuk opini yang positif dari
masyarakat serta khalayak (publik), agar
organisasi/lembaga/perusahaan itu memperoleh kepercaayaan dan
sokongan dari masyarakat (publik), baik internal maupun eksternal,
tetapi terutama dari publik luar organisasi/lembaga/perusahaan.
(2005:79)
Humas atau Public Relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan
penciptaan pemahaman melalui pengetahuan. Melalui
kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni
berupa perubahan positif. Dengan demikian, Humas adalah suatu
komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik itu
bersifat komersial maupun nonkomersial, pemerintah maupun pihak
swasta.(2005:78)
Definisi Hubungan Masyarakat menurut Jefkins dikutip Rudy dalam bukunya Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional bahwa :
Suatu rangkaian yang terdiri dari semua bentuk komunikasi
berencana (baik ke dalam/internal maupun ke luar/eksternal) antara
organisasi dengan masyarakat, dengan maksud untuk mencapai
tujuan-tujuan khusus mengenai pencapaian pengertian bersama
(common understanding).(2005:78)
Definisi Humas menurut Bonham dikutif Rudy dalam buku Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional bahwa :
Publik Relations suatu untuk menciptakan pengertian yang lebih baik
dari khalayak atau publik, sehingga dapat memperdalam serta
meningkatkan kepercayaan khalayak/publik terhadap seseorang atau
suatu organisasi/badan/perusahaan.(2005:78)
Menyelenggarakan komunikasi timbal balik (Two Way
Communication) antara perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak
publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan
dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan
produksi barang atau pelayanan jasa, dan sebagainya, demi
kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga
bersangkutan.(2005:3)
Dilihat dari definisi-definisi tersebut, maka Humas merupakan suatu
kegiatan yang berkaitan dengan trust (kepercayaan), etika, dan kejujuran/kebenaran yang merupakan tiga unsur terpenting dalam
melakukan segala program kegiatan sehingga tercipta hasil yang baik,
sesuai dengan harapan yang dikehendaki.
Humas harus bisa menciptakan hubungan yang baik dengan berbagai
pihak, baik itu perusahaan dalam ruang lingkup internal maupun ruang
lingkup eksternal. Humas harus mempunyai perencanaan, program kerja,
penelitian dan penilaian sehingga kegiatan akan terstruktur dan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapan.
Petugas Humas berperan sebagai moderator yang diharapkan mampu
menjembatani aspirasi-aspirasi, baik itu dari publik, perasaan publik,
maupun kebutuhan publik, sehingga petugas Humas harus memiliki
perumusan gagasan/ide yang cemerlang, yang bisa diterima oleh publik
maupun organisasi/instansi/perusahaan tempat ia bekerja, supaya tidak ada
Humas, karena ia dituntut untuk melayani khalayak dan membantu
organisasi/instansi/perusahaan menyesuaikan diri serta mengatur
kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial, politik, dan ekonomi.
2.3.1 Ciri-ciri Humas
Setiap kegiatan organisasi/instansi/perusahaan terhadap
publik internal maupun ekternal tidak terlepas dari peranan dan
program kerja Humas untuk menciptakan opini publik yang
menguntungkan semua pihak.
Menurut Rachmadi dan Effendy yang dikutip Yulianita dalam buku Dasar-Dasar Public Relations ciri-ciri Humas adalah sebagai berikut :
1. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik.
2. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi. 3. Publik yang menjadi sasaran kegiatan Humas adalah
publik intern dan ekstern.
Dilihat dari ciri-ciri Humas tersebut dapat kita ketahui
bahwa, Humas mempunyai tujuan untuk menumbuhkan citra yang
positif, dengan adanya dukungan serta pengertian dari khalayak
maupun organisasi yang bersangkutan.
2.3.2 Syarat-syarat Humas
Petugas Humas harus memenuhi syarat-syarat tertentu di
dalam melaksanakan pekerjaannya, karena petugas Humas memiliki
hubungan dengan berbagai publik, baik publik internal maupun
publik eksternal. Oleh karena itu, petugas Humas harus memiliki
kemampuan dan kelebihan yang ada di dalam dirinya, baik itu fisikly, ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas maupun skill (kemampuan kerja) yang baik.
Menurut Ramdan dalam buku Dasar-Dasar Humas, ada empat persyaratan dasar yang harus dipenuhi oleh seorang petugas
Humas, yaitu :
1. Kemampuan mengamati dan menganalisis persoalan 2. Kemampuan menarik perhatian
3. Kemampuan mempengaruhi pendapat
2.3.3 Fungsi Public Relations/Humas
Public Relations/Humas di dalam suatu organisasi pada hakikatnya adalah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak,
untuk mencapai tujuannya dengan cara melakukan pendekatan dalam
berbagai kegiatan, kerena setiap kegiatan dalam suatu organisasi
memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Fungsi Public Relations/Humas menurut Bernay yang dikutip Ruslan dalam buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, adalah :
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan
perbuatan masyarakat secara langsung.
3. Berupaya untuk menginterpretasikan, sikap dan suatu badan lembaga sesuai dengan sikap perbuatan masyarakat atau sebaliknya.(2005:18)
Definisi tersebut mengandung arti, fungsi Public Relations adalah memberikan informasi kepada masyarakat serta mengubah
sikap dan perilaku masyarakat agar sesuai dengan harapan lembaga,
instansi, atau perusahaan yang diwakilinya.
Fungsi Public Relations/Humas menurut Suhandang dalam bukunya Public Relations Perusahaan : Kajian, Program, dan
1. Marketing atau pemasarkan hasil produksi perusahaanya,
2. Publishing atau memberikan penerangan dan
keterangan mengenai hal yang ada hubungannya dengan kegiatan perusahaannya,
3. Dokumentasi atau menghimpun data dan fakta yang erat hubungannya dengan kegiatan perusahaan, baik berupa hasil perusahaan yang telah dicapai maupun bahan-bahan lainnya yang diperlukan bagi kemajuan perusahaan.(2004:164)
Fungsi Public Relations/Humas dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Marketing
Marketing merupakan semua aktivitas organisasi/instansi/perusahaan yang dilakukan dalam rangka
menyalurkan barang atau jasa kepada konsumen atas dasar
pengertian akan kegunaannya terhadap tempat, waktu,
perpindahan hak milik, bentuk, dan kepuasan masing-masing
pihak yang terlibat dalam proses penyaluran yang dimaksud.
Semua kegiatan tersebut pada dasarnya ditujukan untuk
melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen akan barang atau
b. Publisitas
Publisitas merupakan salah satu kegiatan utama dari
Public Relations/Humas dalam hal memberi keterangan dan penerangan kepada publiknya. Publisitas merupakan salah satu
bentuk persuasi sebagai teknik penyampaian informasi yang
mengandung nilai serta unsur-unsur berita yang disusun
sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian dalam
mendahului upaya persuasi lainnya. Dengan publisitas, petugas
Public Relations/Humas harus memberikan informasi atau keterangan, baik kepada publiknya maupun masyarakat, agar
mereka memperoleh cukup pengetahuan tentang
organisasi/instansi/perusahaan yang bersangkutan.
Informasi dapat diberikan melalui berbagai bentuk
komunikasi serta menggunakan berbagai media atau pun
langsung, yang sifatnya pemberitahuan dengan tujuan
membangkitkan perhatian, simpati, dan kepercayaan masyarakat
pada kegiatan dan kebijaksanaan organisasi/instansi/perusahaan
c. Dokumentasi
Untuk bahan penelaahan terhadap perkembangan
organisasi/instansi/ perusahaan diperlukan data otentik dari
organisasi/instansi/perusahan itu sendiri. Data dimaksud
biasanya dijumpai dalam bentuk laporan bulanan atau tahunan,
diskusi-diskusi dan rapat kerja, serta catatan tertulis lainnya.
Semua benda-benda itu merupakan dokumen penting yang
berharga bagi organisasi/instansi/perusahaan yang bersangkutan.
Karenanya perlu diadakan pengaman dan pemeliharaan secara
seksama terhadap benda atau dokumen tersebut.
Sebagai sumber segala keterangan, Public Relations/Humas perlu mencari, mengumpulkan, menyimpan, mengamankan, dan memelihara dokumen-dokumen tersebut.
Bahkan jika diperlukan, mempelajari dan mempergunakannya,
di samping menjaga dokumen-dokumen yang perlu
dirahasiakan. Dalam hal ini Public Relationd/Humas tidak hanya bertugas untuk menyimpan dan memelihara (seperti
arsiparis) saja, melainkan juga berkewajiban mencari dan
mengolah bahan-bahan yang patut dijadikan dokumen.
Di samping mengumulkan dan menyimpan data otentik
dari kegiatan organisasi/instansi/perusahaan atau pun
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dan terkait dengan usaha
organisasi/instansi/perusahaan, juga harus berusaha
mengumpulkan bahan-bahan perpustakaan yang diharapkan
berguna bagi kemajuan pengetahuan petugas di
organisasi/instansinya atau pengetahuan karyawan di
2.3.4 Publik Dalam Kegiatan Public Relations/Hubungan Masyarakat Publik dalam Public Relations/Humas merupakan khalayak sasaran dari kegiatan Public Relations/Humas. Publik disebut juga Stakeholders, yakni kumpulan dari orang-orang atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi/instansi/perusahaan.
Pembagian (klasifikasi) publik dalam kegiatan Public Relations/Humas menurut Kasali dalam buku Manajemen Public Relations : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Publik Internal dan Publik Ekstenal 2. Publik Primer, Sekunder, dan Marjinal 3. Publik Tradisional dan Publik Massa Depan
4. Proponents, Opponents, dan Uncommitted
5. Silent Majority dan Vocal Minority.(2005:11)
Publik dalam Public Relations/Humas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Publik Internal dan Publik Ekstenal
Publik Internal adalah publik yang berada di dalam
organisasi/badan/ perusahaan. Misalnya para karyawan,
satpam, penerima telepon, supervisor, klerk, manajer, para
eksternal adalah mereka yang berkepentingan terhadap
organisasi/badan/perusahaan dan berada di luar perusahaan,
misalnya penyalur, pemasok, bank, pemerintah, komunitas,
dan pers.
2. Publik Primer, Sekunder, dan Marjinal
Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan organisasi/badan perusahaan. Organisasi /
Badan / Perusahaan perlu menyususn suatu kerangka
prioritas. Yang paling penting disebut publik primer, yang
kurang penting disebut publik sekunder, dan yang dapat
diabaikan adalah publik marjinal. Urutan-urutan dan prioritas
publik setiap organisasi/badan/perusahaan berbeda-beda.
Urutan-urutan tersebut juga memungkin untuk berubah dari
tahun ke tahun.
3. Publik Tradisional dan Publik Massa Depan
Karyawan dan konsumen adalah publik trasidional,
sedangkan mahasiswa, peneliti, konsumen potensial, penjabat
pemerintah (madya) adalah publik masa depan.
4. Proponents, Opponents, dan Uncommitted
Diantara publik terdapat kelompok yang menentang
berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat
permasalahan.
5. Silent Majority dan Vocal Minority
Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan
complaint atau mendukung organisasi/badan/perusahaan, dapat dibedakan antara yang vokal (aktif) dan yang silent (pasif). Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minotiry, yaitu aktif menyuarakan pendapatnya, namun jumlahnya tak banyak. Sedangkan mayoritas pembaca adalah
pasif sehingga tak kelihatan suara atau perndapatnya. 2.3.5 Ruang Lingkup Hubungan Masyarakat
Hubungan Masyarakat memiliki ruang lingkup yang luas
dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dalam suatu
organisasi yang berhubungan dengan kegiatan organisasi, baik dalam
publik internal maupun eksternal. Oleh karena itu Humas harus
memiliki perencanaan terlebih dahulu, kemudian adanya program
yang terstruktur.
Menurut Rudy dalam bukunya Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional bahwa Humas memiliki bidang-bidang cakupan atau ruang lingkup sebagai berikut :
1. Hubungan dengan pelanggan (Customer Relations). 2. Hubungan dengan Masyarakat/Penduduk (Community
3. Hubungan dengan Pers/Media Massa (Press Relations). 4. Hubungan dengan Instansi-instansi Pemerintah
(Government Relations).
5. Hubungan dengan Karyawan/Pegawai(Employee Relations).
6. Hubungan dengan berbagai pihak terkait (Stakeholder Relations).(2005:85-88)
Ruang lingkup Public relations/Humas dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Hubungan dengan Pelanggan (Customer Relations)
Hal ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti memberi
informasi kepada pelanggan atau nasabah, menjelaskan
prosedur, tata cara, waktu, menyampaikan pesan-pesan,
laporan berkala (melalui brosur, jurnal, surat dan
sebagainya), menyelenggarakan acara bersama pelanggan
dan menciptakan suasana kenyamanan/kemudahan bagi
urusan para pelanggan dan melayani pelanggan atau tamu.
b. Hubungan dengan Masyarakat/Penduduk (Community Relations)
Hal ini mencakup kegiatan membina hubungan baik
dengan penduduk/masyarakat yang sekurang-kurangnya
atau di sekitar kantor ogrganisasi/lembaga yang
bersangkutan.
c. Hubungan dengan Pers/Media Massa (Press Relations) Hal ini mencakup kegiatan membuat clippings (guntingan berita dari Koran, majalah dan lain-lain) serta
menganalisa pendapat umum (opini publik) atau aspirasi
kelompok-kelompok tertentu (specific groups opinion), menyampaikan informasi dan pernyataan resmi melalui
media massa, menyelenggarakan acara jumpa pers (press conference) atau menyususn dan mengedarkan keterangan pers (press release), membina hubungan komunikasi dua arah dengan wartawan dan redaksi media massa (Surat kabar,
TV, Radio, Majalah, Tabloid, dan lain-lain).
d. Hubungan dengan Instansi-instansi Pemerintah (Government Relations)
Hal ini mencakup kegiatan pembinaan dan
penyylenggaraan hubungan komunikasi dua arah dengan
instansi-instansi pemerintah (pemerintah
daerah/provinsi/kabupaten/kota, pihak kepolisian, dinas
tenaga kerja, dinas perindustrian, dinas pariwisata, dan
dari berbagai instansi pemerintah dan sebaliknya
menyampaikan informasi kepada instansi terkait.
e. Hubungan dengan Karyawan/Pegawai (Employee Relations)
Hal ini mencakup kegiatan pembinaan hubungan
kedalam (pimpinan dengan karyawan dan sesama bawahan)
yang memang terkesan tumpang tindih dengan fungsi dan
tugas Bagian Kepegawaian (Personalia). Adapula yang
secara spesifik sebenarnya merupakan ruang lingkup
Kehumasan, yaitu menyampaikan kebijakan
organisasi/perusahaan kepada keryawan dan sebaliknya
menampung serta memantau aspirasi karyawan untuk
disampaikan kepada pimpinan. Dengan demikian ,
diharapkan tercipta suasana harmonis/selaras dalam kegiatan
organisasi atau perusahaan.
f. Hubungan dengan berbagai pihak terkait (Stakeholder Relations)
Hal ini mencakup kegiatan yang menunjang atau
terus-menerus berhubungan dengan kegiatan
organisasi/perusahaan atau lembaga (seperti agen-agen,
2.3.6 Hubungan Antara Public Relations dengan Kegiatan Dokumentasi
Selain bidang marketing dan publishing, seorang Public Relations/Humas juga harus mampu melaksanaakan pekerjaan yang mencakup bidang dokumentasi. Bidang kerja dokumentasi berita
ini berguna untuk bahan penelaahan terhadap perkembangan
organisasi/instansi/perusahaan.
Dokumentasi dan kliping merupakan salah satu kegiatan
Public Relations/Humas yang berkaitan dengan menelaah, menganalisis, dan kemudian mengevaluasi perkembangan dari
kemajuan organisasi/instansi/perusahaan, aktivitas-aktivitas, dan
program acara tertentu baik komersial maupun non komersial yang
telah dimuat atau dipublikasikan di berbagai media massa dan non
massa. Pengamatan, analisis dan evaluasi tersebut kemudian
disimpan sekaligus dijadikan rujukan penting atau informasi yang
diperlukan untuk membuat rencana program kerja Public Relations/Humas berikutnya.
Kegiatan dokumentasi dan kliping digunakan sebagai
sumber informasi yang cukup penting mengenai suatu peristiwa
(event) dan kegiatan organisasi/instansi/perusahaan lain yang kemudian dianalisis, dievaluasi dan hingga disimpan sebagai bahan
2.3.6.1Definisi Dokumentasi dan Kliping
Pengertian dokumentasi (documentation) dalam arti luas adalah kegiatan yang berkaitan dengan menghimpun,
mengolah, menyeleksi, dan menganalisis kemudian
mengevaluasi seluruh data, informasi, dan dokumen tentang
suatu kegiatan, peristiwa, atau pekerjaan tertentu yang
dipublikasikan baik melalui media elektronik maupun cetak,
dan kemudian disimpan secara teratur sistematis.
Pengertian kliping berita (news clipping) dalam arti sempit adalah kegiatan memilih, menggunting, menyimpan,
dan kemudian memperbanyak mengenai suatu berita (news) atau karangan (artikel), serta foto berita (photo press) pada event atau peristiwa tertentu yang telah terjadi dan dimuat di berbagai media cetak, seperti surat kabar, majalah, berita,
tabloid, dan lain-lain yang kemudian dikliping.
Pengertian dokumentasi menurut Martono yang dikutip Ruslan dalam buku Manajemen Public Relations & Media Komunikasi adalah:
2. Pada dasarnya dokumen tertulis atau tercetak, dan dapat digunakan sebagai suatu bukti keterangan tertulis.
3. Bentuk dapat berupa surat, akta penting, piagam penghargaan, dan rekaman foto atau elektronik dan lain sebagainya.
4. Dokumen yang memilki nilai hukum terkuat adalah dokumen asli dan sah, dan dapat disimpan dalam jangka tertentu serta dilindungi hukum.
5. Dokumen berguna untuk sumber keterangan, penyelidikan ilmiah, alat bantu bukti keabsahan mengenai suatu keterangan tertentu.(2007:229-230)
Dalam bidang kehumasan (PR Activities), dokumentasi dan kliping merupakan alat bantu yang
memiliki beberapa manfaat, yaitu :
a. Sebagai bahan informasi terkini yang dapat
diedarkankan ke bagian lain yang dianggap
mempunyai hubungan kepentingannya
masing-masing.
b. Sebagai bahan referensi tertentu berupa data atau
naskah pidato, (PR Speech Writing), PR House Journal dan lain-lain.
c. Sebagai pedoman atau acuan untuk mengantisipasi
langkah-langkah suatu kejadian atau event tertentu, yang tengah dihadapi atau di masa yang akan
datang.
d. Khususnya kliping berperan sebagai sumber
informasi dan data untuk memantau kegiatan pihak
pesaing (competitor).
e. Dapat juga dokumentasi dan kliping tersebut
sebagai tolak ukur tentang sejauh mana
keberhasilan prestasi dan reputasi yang dicapai
mengenai persepsi, keluhan, dan hingga citra di
mata masyarakatnya.
f. Sebagai media komunikasi internal melalui
dokumentasi dan kliping.
g. Kemudian kliping tersebut disimpan sebagai
2.3.7 Model Komunikasi
GAMBAR 2.1
MODEL KOMUNIKASI DAVID K. BERLO (1960)
LINGKUNGAN
Sumber : Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
2.3.7.1 Hubungan Model Komunikasi dengan Kegiatan Dokumentasi Berita
Mengenai Kegiatan Dokumentasi Berita, model
komunikasi David K. Berlo (1960) berkaiatan dengan
proses pelaksanaan kegiatan dokumentasi berita di Sub
Bidang Hubungan Masyarakat pada Bidang Diseminasi
Informasi Badan Komunikasi dan Informatika Pemerintah
Kota Bandung, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sumber/Source/Sender/Encoder, yaitu orang yang menyampaikan pesan tersebut yang biasanya disebut
SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA
UMPAN BALIK
dengan komunikator. Sumber informasi disini adalah
petugas Humas di Badan Komunikasi dan Informatika
Pemerintah Kota Bandung.
2. Pesan/Message/Content, yaitu informasi yang disampaikan oleh komunikator. Isi dari pesan yang
diberikan oleh petugas Humas berupa hasil dari
analisis kliping berita-berita yang berhubungan
dengan Pemerintah Kota Bandung.
3. Media/Channel, yaitu merupakan saluran atau alat penyalur informasi. Media yang digunakan oleh
petugas Humas dalam menyampaikan isi pesannya
adalah melalui media cetak, telepon, dan komputer.
4. Penerima/Audience/Receiver, yaitu orang yang menerima pesan. Penerima pesan disini maksudnya
adalah para penjabat di lingkungan Pemerintah Kota
Bandung.
5. Pengaruh/Effek, yaitu dampak dari isi pesan yang disampaikan oleh petugas Humas. Kegiatan
dokumentasi berita ini dapat menunjang visi dan misi
Badan Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota
Bandung.
penjabat Humas untuk menindaklanjuti berita yang
masuk, juga membalas surat pembaca yang masuk
dalam menciptakan citra positif Pemerintah Kota
Bandung.
7. Lingkungan, yaitu situasi pendukung dari jalannya
proses komunikasi dalam melaksanakan kegiatan
pendokumentasian berita yang terjadi di Badan
Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota
Bandung.
2.4
Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Kesuksesan suatu perusahaan tidak lepas dari keterampilan dari
seorang Public Relations, dimana ia yang menjadi ujung tombak dari maju mundurnya suatu perusahaan. Ini pula yang membuat posisinya menjadi
sangat penting dalam suatu perusahaan, dapat diketahui diberbagai instansi
pemerintah, perusahaan swasta, badan organisasi baik besar maupun kecil
selalu terdapat dinas khusus yang mengurus Public Relations.
Public Relations menurut M.O. Palapah dan Atang Syamsudin adalah “Bentuk spesialisasi komunikasi tang bertujuan untuk memajukan
saling mengerti dan bekerjasama antar semua public yang berkepentingan guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama” (Palapah dan
Begitu juga dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah
Kota Bandung yang membina hubungan dan kerjasama antar publik, seperti
hubungan Internal antara Kepala Dinas dan staff, staff dengan staff, serta
hubungan dengan eksternal antara atau community relations yaitu hubungan dengan pers serta masyarakat Kota Bandung pada umumnya, dari kegiatan
diatas jelas bahwa Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota
Bandung mempunyai kegiatan internal dan eksternal antara lain :
Internal :
1. Setiap hari senin melakukan apel kesadaran nasional (pengarahan
Walikota kepada aparatnya)
2. Rapat yang dilakukan satu kali dalam seminggu (pengaraham dari
Kepala Badan kepada bawahannya)
3. Majalah Internal Swara Bina Kota
Eksternal :
1. Mengkoordinir pelaksanaan pertemuan dengan pers
2. Membuat pers releas, bagi konsumsi para wartawan 3. Melayani keperluan informasi masyarakat
Public Relation menurut frank Jefkins bertujuan untuk meningkatkan favourable image atau citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali favourable image atau citra yang buruk terhadap organisasi tersebut.
Begitu juga dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah
Pemerintah Kota Bandung, untuk membentuk suatu citra yang baik terhadap
Pemerintah Kota Bandung.
Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung
mensosialisasikan sebagian pesan atau informasinya melalui :
1. Radio Sonata 12.24 AM dan 107,6 FM
2. Website : www.bandung.go.id
Dengan demikian Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah
Kota Bandung dapat mengetahui feedback atau umpan balik atas informasi yang diberikan kepada masyarakat.
Penulis terkadang dilibatkan dalam berbagai tugas-tugas dilapangan, seperti meliputi kegiatan “Acara Sosialisasi PPID dan KIM/keterbukaan
informasi”, “Acara Rapat Paripurna Laporan Pertanggung jawaban”, dll.
Peliputan kegiatan ini berguna untuk dokumentasi dan pembuatan press release. Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Kamus Komunikasi” mengemukakan press release adalah: “Bahan berita yang
dikirimkan sebuah instansi atau organisasi, biasanya dikerjakan oleh bagian HUMAS ke media massa dengan harapan dapat disiarkan” (Effendy, 1989 :
80).
Dalam pembuatan press release penulis hanya sebagai pengamat serta di berikan pengarahan bagaimana membuat press release yang baik dan benar, namun walaupun demikian arahan yang diberikan pembimbing