• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Dinas Komunikasi Dan Informatika Pemerintah Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Dinas Komunikasi Dan Informatika Pemerintah Kota Bandung"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

62

Jefkins, Frank. 1992. Public Relations (Edisi Keempat). Jakarta : Erlangga.

Ruslan, Rosady, SH, MM. 2008. Manajemen PR & Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi). Jakarta : Rajawali Pers,

. 2008. Kiat & Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Soemirat, Soleh dan Elvinaro Radianto. 2003. Dasar-Dasar Public Relation. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Internet Searching

http//bandung.go.id

Sumber lain

(2)

DATA PRIBADI :

Nama : Aditya Septian Nama Panggilan : Adit, Iyan

Tempat / Tgl Lahir : Pandeglang, 17 September 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum menikah Nama Ayah : Endang Mas’ud Nama Ibu : Ecih Titi Sunarsih

Alamat Asal : Kp. Samoja RT. 04/01 Ds. Gunungsari Kec. Mandalawangi Kab. Pandeglang, Banten

Telepon : -

Alamat Kosan : Jl. Tubagus Ismail Dalam No. 15A

(3)

70 - SMP Negeri 2 Pandeglang, Tahun 2005 - SMA Negeri 6 Pandeglang, Tahun 2008

- Universitas Komputer Indonesia, Jurusan Ilmu Komunikasi spesialisasi Humas, Tahun 2006 s.d sekarang

PENDIDIKAN NON FORMAL BERSETIFIKAT

- Table Manner Course di Hotel Jaya Karta Bandung, Januari 2008

- Mentoring agama islam, Tahun 2008

- Pelatihan Kepemimpinan (Tearn To Be a Good Leader), 8 april 2008

- Pelatihan Melejitkan Potensi dan Pengembangan Diri, sebagai Panitia, Selasa, 31 Maret 2009

- Seminar Kebudayaan Film & Sensor Film (Ilustrasi Tentang Perfilman), sebagai Panitia, Selasa, 24 November 2009

PENGALAMAN ORGANISASI :

- Himpunan Mahasiswa (HIMA) Ilmu Komunikasi & Public Relations, Thn 2008-2011

PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH

- Juara 1 Sepakbola Liga Antar SMA Se-Kabupaten Pandeglang. - Juara 2 Bola Basket Putra Se-Kabupaten Pandeglang.

- Juara Umum ke 1 lulusan SMA Negeri 6 Pandeglang.

PENGALAMAN LAIN

(4)

71

- Anggota Divisi Olahraga Himpunan Mahasiswa (HIMA) Ilmu Komunikasi & Public Relations, Periode 2009-2010

(5)

Bismillahirohanirohim,

Alhamdulilah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan dan

menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan yang disusun untuk memenuhi syarat

kelulusan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan yang disusun untuk memenuhi

syarat kelulusan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan dan salah satu syarat

menempuh Sarjana Strata 1 Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua, Endang Mas’ud dan Ecih Titi Sunarsih yang telah memberikan kasih saying, semangat dan dorongan do’a kepada penulis, dan juga

telah mendukung sepenuhnya baik moril maupun non moril kepada penulis.

Untuk itu Praktek Kerja Lapangan ini penulis mempersembahkan untuk kedua

orang tua.

Dalam melakukan laporan praktek kerja lapangan ini tidak sedikit penulis

menghadapi kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun, atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, do’a, semangat, bantuan, bimbingan serta

dukungan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari

berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Praktek

(6)

Melalui kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati penulis ingin

menyampaikan rasa hormat, terima kasih, dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan FISIP UNIKOM yang telah memberikan pengesahan pada laporan Praktek Kerja

Lapangan ini.

2. Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pengesahan pada laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

3. Melly Maulin P., S.Sos., M.Si. selaku Sekretariat Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang memberikan arahan

sebelum dan sesudah penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.

4. Iin Rahmi Handayani, M. Ikom. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis selama mengerjakan laporan praktek kerja lapangan

dan tidak henti-hentinya memberikan arahan serta saran dan kritik kepada

penulis selama bimbingan laporan praktek kerja lapangan.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Khususnya Konsentrasi Humas, yang telah membantu penulis dalam setiap

perkuliahan sehingga dapat diterapkan dalam laporan ini.

6. Sekretariat Prodi Ilmu Komunikasi & Public Relations, yang telah membantu penulis dalam hal administrasi.

(7)

8. Drs. H. Yuyus S.R., MM., Selaku Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung.

9. H. Aos W.A. Bintang, SE. M.Si selaku Kepala Bidang yang telah membimbing penulis.

10.Bapak Bardi, selaku kepala seksi peliputan yang telah membimbing penulis dengan baik selama melaksanakan praktek kerja lapangan di Dinas

Komunikasi dan Informatika.

11.Ibu Yeti, Bapak Meiwan, dan bapak Prima yang telah membimbing penulis selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan dan seluruh pegawai dan

staff yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota

Bandung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

12.Untuk Kakak Tercinta Ika Panji Pubantara, serta adik-adikku tercinta Novia Devi dan Salsa Regita Pasha, terima kasih atas semua kasih sayang, dorongan, do’a, dan dukungan baik moril maupun materil.

13.Dan untuk teman seperjuangan di UNIKOM terutama teman-teman di IK-3 dan IK-Humas 3, yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

14.semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan

praktek kerja lapangan.

Akhir kata penulis berharap mudah-mudahan Laporan Praktek Kerja

Lapangan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya serta untuk

kemajuan Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung dan

(8)

Humas Universitas Komputer Indonesia. Untuk itu sekiranya penulis sangat

membutuhkan masukkan berupa saran maupun kritik yang dapat membangun

kearah yang lebih baik demi kesempurnaan laporan ini. Dengan ini penulis

memohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila terdapat kesalahan pada laporan

praktek kerja lapangan. Semoga bantuan, dorongan, bimbingan itu akan dapat

mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata saya ucapkan

Alhamdulillahhirobbilalamin.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Bandung, November 2011 Penulis

(9)

PENDAHULUAN

1.1Sejarah Pemerintah Kota Bandung

Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan

Kabupaten Bandung, Kota Bandung dibangun dengan tenggang waktu sangat

jauh setelah Kabupaten berdiri. Kabupaten berdiri sejak sekitar pertengahan

abad ke- 17 Masehi, dengan Bupati pertama Tumenggung Wiraangunangun.

Ia memerintah Kabupaten Bandung yang beribukota di Krapyak atau Bojong

Asih ( sekarang Dayeuh Kolot ), kira-kira 11 km kearah selatan pusat Kota

Bandung sekarang. Ditempat itu pemerintah Kabupaten Kota Bandung

berlangsung hingga awal abad ke-19. Bupati yang memerintah kabupaten di

Krapyak berjumlah 6 orang secara turun temurun yaitu, Tumenggung

Wiraangunangun ( hingga tahu 1681), Tumenggung Ardi Kusumah (

1681-1704), Tumenggung Anggadiredja I (1704-1747), Demang Natapradja

bergelar Tumenggung Anggadiredja II (1714-1763), Tumenggung

Anggadiredja III alias R.A Wiranatakusumah I (1763-1794), dan R.A

Wiranatakusumah II (1794-1829). (Volks Almanak Soenda 1922 dan Encyclopaedie Van Nederlandsch – Indie 1927 : 355-358).

Ketika Kabupaten Bandung dipimpin oleh A Wiranatakusumah II atau

pada akhir 1799 kekuasaan kompeni di Nusantara berakhir sebagai akibat

(10)

dilaksanakan oleh perwkilan kerajaan Belanda dengan nama Pemerintahan

Hindia Belanda dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal pertama yaitu

Herman Willem Daendels (1808-1811). Tugas utama Daendels adalah

mempertahankan pulau jawa dari kemungkinan serangan pasukan Inggris

yang waktu itu telah menduduki India. Untuk kepentingan tugasnya itu

Daendles membangun Jalan Raya Pos ( De Grote Postweg) dari Anyer di ujung Jawa Barat hingga Panarukan di ujung Jawa Timur (1000 Km),

pembangunan itu dilakukan oleh rakyat dengan kerja rodi ( kerja paksa ).

Di daerah Priangan jalan raya pos mulai dibangun pertengahan 1808

dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang sudah ada di daerah

Kabupaten Bandung dan Kabupaten Parayakan Muncang, ternyata daerah

itu berjauhan dengan Ibukota Kabupaten. Untuk kelancaran pembangunan

jalan raya dan agar pejabat pemerintahan kolonial Belanda mudah

mendatangani kantor Bupati, Daendels melalui suratnya tanggal 25 Mei

1810 meminta kepada kedua Bupati yang bersangkutan agar memindahkan

Ibukota Parakan Muncang ke Andawak ( daerah Tanjungsari sekarang).

Rupanya Daendels tidak mengetahui bahwa jauh sebelum surat itu

keluar Bupati Bandung sudah merencanakan memindahkan Ibukota

Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis

bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa

hutan yang terletak di tepi selatan jalan raya pos yang sedang dibangun.

(11)

pemerintahan, karena terletak disisi selatan daerah Bandung dan sering

dilanda banjir bila musim hujan.

Sekitar akhir tahun 1808 atau awal tahun 1809, bupati beserta

sejumlah rakyat pindah dari Krpyak mendekati lahan bakal Ibukota baru.

Mula-mula Bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti sekarang)

kemudian pindah ke Balubur hilir agar lebih dekat ke tempat pekerjaan untuk memimpin sejumlah ideyatoya membangun “kota”. Namun Balubur

Hilir pun dirasakan masih cukup jauh dari sungai Cikapundung, maka

Bupati pindah lagi ke Kampung Bogor ( Kebon Kawung pada lahan Gedung

Pakuan sekarang).

Tidak diketahui secara pasti berapa lama Kota Bandung di bangun

akan tetapi itu di bangun bukan atas prakarsa Daendels melainkan atas

prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu dipimpin langsung

oleh Bupati. Dengan kata lain Bupati RA Wiranatakusumah II adalah

pendiri Kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai Ibukota baru

Kabupaten dengan Belsuit ( surat keputusan ) tanggal 25 September 1810 dapat dipertanggungjawabkan Validitasnya sebagai “Hari Jadi Kota

Bandung”.

Tanggal hari jadi Kota Bandung telah disahkan oleh DPRD Kota

Bandung dalam Perda ( Peraturan Daerah) No.35 Tahun 1998 dengan

demikian tanggal 1 April yang beberapa tahun lamanya ( sebelum tahun

1998 ) biasa diperingati sebagai hari ulang tahun Kota Bandung bukan lagi

(12)

tanggal pembentukan Gemeente Bandung ( sekarang Pemerintahan Kota Bandung ).

Sejak Kota Bandung berdiri hingga pertengahan tahun 1864, Kota

Bandung hanya berfungsi sebagai Ibukota Kabupaten. Kota itu sepenuhnya

diperintah oleh RA Wiranatakusumah II dan dilanjutkan oleh RA

Wiranatakusumah III (1829-1846) dan RA Wiranatakusumah IV tepatnya

tanggal 7 Agustus 1846. Kota Bandung juga berfungsi sebagai Ibukota

Karesidenan Priangan menggantikan Kota Cianjur yang rusak berat akibat

meletusnya Gunung Gede. Dengan demikian, sejak itu di Kota Bandung

terjadi dualisme pemerintahan, yakni berlangsung Pemerintahan Kabupaten

(Pemerintah Tradisional ) dan Pemerintahan Karesidenan ( Pemerintah

Kolonial), hal ini berlangsung sampai Kota Bandung menjadi kota

berpemerintahan otonom yang disebut Gemeente ( 1 April 1906).

Gemeente Bandung dibentuk pada waktu Kabupaten Bandung diperintah oleh Bupati ke-10 yaitu R.A.A Martanegara (1893-1918)

pengganti Bupati R.A Kusuma Dilaga (1874-1893). Dengan berdirinya

daerah Gemeente sebagai pemerintahan yang bersifat otonom, lebih dominan dari pada kedua pemerintahan lain di Kota Bandung. Pengelolaan

kota sepenuhnya menjadi tugas dan kewajiban pemerintah Gemeente, namun dalam prakteknya Bupati tetap turut berperan dalam kapasitas

sebagai anggota dewan kota ( Gemeente Road).

(13)

Hindia-Belanda pada masa pandudukan Jepang ( Maret 1924- 14 Agustus 1945)

pemerintahan Kota Bandung disebut Bandung Shi. Pada masa kemerdekaan,

sebutan Kota Bandung berubah-ubah sebagai berikut:

a. Haminte Bandung

Dari 24 April 1948- 11 Maret 1950 (masa Negara Pasundan dibawah

RIS)

b. Kota Besar Bandung Sejak 15 Agustus 1945

c. Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung

Berdasarkan UU No.5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok

pemerintahan daerah hingga tahun 1998.

d. Pemerintah Kota Bandung Sejak tahun 1999- sampai sekarang

Berikut nama-nama Walikota Bandung dari tahun 1906 sampai

sekarang:

1. E.A Maurenbrecher ( 1906- 1907)

2. R.E Krijgboom (1907-1908)

3. J.A Van Darent (1908-1909)

4. J.J Verwjik (1910-1912)

5. CCB Van Vlenter & BK Van Bijleved (1912-1913)

6. B.Coops (1913-1920) untuk pertama kalinya

7. S.A. Ritsna (1920-1921)

(14)

9. IR. J. E A Van Wolsogen Kuhr (1918-1934)

10. MR. J. M. Wesselink (1934-1936)

11. N. Beets (1936-1942)

12. RA Atmadinata (1942-1945)

13. R. Sjamsoerizal (1945-1946)

14. IR. Oekar Bratakoesoemah (1946-1949)

15. R. Enoch (1949-1956)

16. R. Priatna A. Koesoemah (1956-1966)

17. R. Didi Djukardi (1966-1968)

18. Hidayat Soekarma Didjaya (1968-1971)

19. R. Djundjunan (1971-1976)

20. H. Utju Djoenadi (1976-1978)

21. R. Husein Wangsa Atmaja (1978-1983)

22. H. Ateng Wahyudi (1983-1993)

23. Wahyu Hamidjaya (1993-1998)

24. AA Tarmana (1998-2003)

25. Dada Rosada (2003-sekarang)

1.2Lambang dan Bendera Kota Bandung

Sebagai salah satu bentuk identitas sebuah perusahaan diperlukan

sebuah logo. Demikian juga dengan Pemerintah Kota Bandung yang memiliki

lambang. Gambar logo Pemerintah Kota Bandung dapat dilihat di gambar 1.1

(15)

Gambar 1.1

LAMBANG PEMERINTAH KOTA BANDUNG

Sumber : Buku Selayang Pandang Bandung Bermartabat, 2004

Selain logo/lambang, Pemerintah Kota Bandung juga memiliki identitas

lain yaitu dalam bentuk Bendera. Bendera Pemerintah Kota Bandung dapat

dilihat di gambar 1.2 berikut :

Gambar 1.2

BENDERA PEMERINTAHAN KOTA BANDUNG

(16)

1.2.1 Arti Lambang Kota Bandung

Lambang merupakan salah satu bentuk identitas dari sebuah perusahaan, demikian juga dengan Pemerintah Kota

Bandung. Lambang Kota Bandung ditetapkan dengan Peraturan

Daerah Kota Besa Bandung tahun 1953, tertanggal 8 Juni 1953,

yang diijinkan dengan Keputusan Presiden tertanggal 28 April

1953 No. 104 dan diundangkan dalam berita Provinsi Jawa Barat

tertanggal 29 Agustus 1954 No. 4 Lampiran No. 6 Lambang

tersebut bertokoh PERISAI yang berbentuk JANTUNG. Perisai

tersebut terbagi dalam dua bagian oleh sebuah BALOK-LINTANG

mendatar bertajuk empat buah, yang berwarna HITAM dengan

pelisir berwarna PUTIH (PERAK) pada pinggir sebelah atasnya.

1. Bagian Atas Latar KUNING (EMAS) dengan lukisan

sebuah GUNUNG berwarna HIJAU yang bertumpu pada

BALOK-LINTANG DARATAN

2. Bagian bawah latar PUTIH (PERAK) dengan lukisan empat

bidang jalur mendatar berombak yang berwarna BIRU.

Di bawah perisai itu terlukis sehelai PITA berwarna

KUNING (EMAS) yang melambai pada kedua ujungnya, pada pita

itu tertulis dengan huruf-huruf besar latin berwarna HITAM amsal

dalam bahasa KAWI, yang berbunyi GEMAH RIPAH WIBAWA

(17)

Sebagai tokoh lambang itu diambil bentuk perisai atau tameng yang dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai senjata dalam perjuangan untuk mencapai sesuatu tujuan

dengan melindungi diri. Perkakas perjuangan yang demikian itu

dijadikan lambing yang mempunyai arti menahan segala mara

bahaya dan kesukaran. Bentuk ini sesuai dengan bentuk lambang

Negara, dengan persesuaian dimaksudkan untuk melambangkan

kesatuan. Warna-warna yang dipergunakan untuk pelbagai lukisan

pada perisai itu mempunyai arti yang dalam dan lazim dipakai

diseluruh dunia untuk membuat lambang-lambang sehingga

Heraldish dapat dipertanggung jawabkan. Arti warna-warna tersebut adalah :

Kuning (Emas) : Kesejahteraan,

keluhungan

Hitam (Sabel) : Kokoh, Tegak, Kuat

Hijau (Sinopel) : Kemakmuran, Sejuk

Putih (Perak) : Kesucian

Biru (Azuur) : Kesetiaan

Gemah Ripah Wibawa Mukti : Tanah Subur, rakyat

makmur

Segala sesuatu mmperlambangkan Kota Bandung yang

(18)

iklim yang sejuk, yang dapat menyehatkan jasmani dan rohani,

dikelilingi oleh suatu rangkaian gunung-gunung dan bukit-bukit

dalam mana Gunung Tangkuban Perahu mengambil peranan yang

penting, dengan pemandangan alamnya yang indah dan permai.

1.2.2 Arti Bendera Kota Bandung

Bendera yang digunakan oleh Kotamadya Bandung adalah

berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Sementara Kota Besar Bandung tanggal 8 Juni 1953 No. 9938/53.

Bentuk bendera tersebut adalah seperti yang

tercantum pada diktum keputusan tersebut diatas adalah sebagai

berikut :

a. Bendera yang dipergunakan oleh Kota Besar Bandung terdiri

dan tiga bidang jalur mendatar, masing-masing berturut-turut

dari atas berwarna hijau, kuning, biru.

b. Perbandingan-perbandingan antara lebarnya dari jalur-jalur

tersebut dibawah huruf A urutan dari atas kebawah adalah 2 : 1

: 2.

c. Perbandingan antara panjang dan lebarnya berbeda yaitu 7 : 5.

1.3Sejarah Dinas Komunikasi dan Informatika

BAKOMINFO ( Badan Komunikasi dan Informatika) Kota

(19)

Lembaga Teknis Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung

Nomor 12 Tahun 2007, tanggal 4 Desember 2007 serta merupakan

penggabungan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Dinas dan Kantor

di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yaitu Dinas Informasi dan

Komunikasi dengan kantor pengolahan Data Elektronik (KPDE). Dengan

demikian Bakominfo berdiri sejak diberlakukannya PERDA Nomor 12

Tahun 2007 tentang pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah

Kota Bandung.

Dengan diterbitkan dan berlakunya Perda Kota Bandung Nomor :

13 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Perda Kota Bandung No. 13 Tahun

2007 tentang pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2009

Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun

tentang pembentukan dan susunan organisasi Dinas Daerah Kota Bandung

Tanggal 7 Agustus 2009, maka Badan Komunikasi dan Informatika Kota

Bandung menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)

Kota Bandung.

1.4 Visi dan Misi DISKOMINFO

1.4.1 Visi Dinas Komunikasi dan Informatika

terwujudnya efektivitas dan efisiensi komunikasi dan informatika peneyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan kota

(20)

1.4.2 Misi Dinas Komunikasi dan Informatika

1. Meningkatkan dan mengembangkan kemitraan, pemberdayaan, dan

pendayagunaan prasarana dan sarana komunikasi dan informatika;

2. Meningkatkan layanan public dan pemberdayaan masyarakat dalam

rangka meningkatkan komunitas dialogis;

3. Meningkatkan pelayanan informasi dan pemberdayaan potensi

masyarakat dalam rangka mewujudkan budaya masyarakat berbasis

teknologi informasi;

4. Meningkatkan kerjasama, kemitraan dan pemberdayaan lembaga

komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat;

5. Mendorong peran media massa dalam rangka meningkatkan

informasi yang beretika dan bertanggung jawab;

6. Meningkatkan sumber daya manusia bidang komunikasi dan

informatika yang handal.

1.5Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika

Dalam menunjang kelancaran Dinas Komunikasi dan Informatika

Pemerintah Kota Bandung maka diperlukan suatu struktur organisasi.

Seperti yang tertulis pada perda Kota Bandung No. 13 tahun 2007

tentang pembentukan dan susunan organisasi Dinas Daerah Kota Bandung.

Berikut ini adalah Struktur Organisasi pada Dinas Komunikasi dan

Informasi Pemerintah Kota Bandung :

A. Kepala Dinas

(21)

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub Bagian Keuangan dan Program

C. Bidang Pos dan Telekomunikasi yang membawahi:

1. Seksi Pengendalian Pos dan Telekomunikasi

2. Seksi Pemberdayaan dan Telekomunikasi

D. Bidang Telematika yang membawahi:

1. Seksi sarana dan prasarana Telematika,

2. Seksi e-government dan pemberdayaan telematika. E. Bidang Diseminasi Informasi yang membawahi:

1. Seksi pengolahan data dan Informasi

2. Seksi komunikasi dan multimedia.

F. Bidang Hubungan Masyarakat, membawahi :

1. Seksi peliputan dan dokumentasi

2. Seksi kemitraan media dan publikasi.

G. Unit pelaksana teknis dinas

(22)

Berikut ini bagan Struktur organisasi Dinas Komunikasi dan

(23)

1.6Job Description

A. Kepala Seksi Peliputan dan Dokumentasi

a. Uraian tugas seksi peliputan dan dokumentasi yaitu :

1. Menyusun rencana teknis operasional dan program kerja dibidang

peliputan dan dokumentasi sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

2. Melaksanakan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan

rencana program yang telah ditetapkan agar program dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien.

3. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dengan rencana

dan program sebagai bahan untuk penyempurnaan hasil kerja dan

sebagai bahan penilaian kinerja bawahan.

4. Memeriksa data sebagai penyusunan bahan kebijakan peliputan

dan dokumentasi.

5. Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil peantauan dan

evaluasi pelaksanaan peliputan dan dokumen.

6. Menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi

pelaksanaan peliputan dan dokumentasi.

7. Memeriksa data untuk bahan kajian pengembangan peliputan dan

dokumentasi.

8. Menyusun rencana kegiatan kerja dan memfalisitasi pembinaan

peliputan dan dokumentasi sebagai media informasi.

9. Menyiapkan dan menyusun peliputan dan dokumentasi kegiatan

(24)

10.Menyusun dan menyiapkan bahan evaluasi dan laporan

pelaksanaan lingkup peliputan dan dokumentasi.

11.Menyiapkan bahan telaahan staf sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dibidang seksi peliputan dan dokumentasi oleh

pemimpin.

12.Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lingkungan pemerintah

Kota Bandung, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk

keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program.

13.Melaksanakan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan program seksi peliputan dan dokumentasi sebagai

bahan pertanggung jawaban kepada pemimpin.

14.Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.

b. Fungsi Seksi peliputan :

1. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup peliputan dan

dokumentasi,

2. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup peliputan dan

dokumentasi,

3. Pelaksanaan lingkup peliputan dan dokumentasi yang meliputi

kegiatan eksekutif, legislative, konferensi pers, press release,

4. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan

peliputan dan dokumentasi,

5. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup peliputan dan

(25)

B. Kepala seksi kemitraan Media dan Publikasi

a. Uraian tugas seksi kemitraan dan publikasi, yaitu :

1. Menyusun rencana teknis operasional dan program kerja di bidang

kemitraan media dan publikasi sebagai pedoman pelaksanaan

tugas,

2. Menyiapkan bahan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai

dengan rencana program yang telah ditetapkan agar program dapat

dilaksanaan secara efektif dan efisien,

3. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan dengan

cara membandingkan pelaksanaan tugas dengan rencana dan

program sebagai bahan penyempurnaan hasil kerja dan sebagai

penilaian kerja bawahan,

4. Memeriksa data sebagai penyusunan bahan kebijakan kemitraan

media dan publikasi,

5. Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan dan

evaluasi pelaksanaan kemitraan media dan publikasi,

6. Menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi serta fasilitas

pembangunan kemitraan media dan publikasi,

7. Memeriksa /mengoreksi data untuk bahan kajian pengembangan

kemitraan media dan publikasi,

8. Mengidentifikasi dan memfasilitasi pembinaan kemitraan media

(26)

9. menyiapkan dan menyusun bahan koordinasi serta fasilitas

pengembangan kemitraan.

10. Menyusun dan menyiapkan bahan evaluasi dan laporan

pelaksanaan lingkup kemitraan media dan publikasi,

11. Menyiapkan bahan telaahan staf sebagai bahan perumusan

kebijakan umum di bidang kemitraan media dan publikasi oleh

pimpinan,

12.Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dilingkungan

pemerintah kota bandung, pemerintah provinsi dan pemerintah

pusat untuk keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program,

13.Melaksanakan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan program seksi kemitraan media dan publikasi sebagai

bahan pertanggung jawaban kepada pimpinan,

14.Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.

b. Fungsi kemitraan media dan publikasi :

1. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup kemitraan media dan

publikasi,

2. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup kemitraan media dan

publikasi,

3. Pelaksanaan lingkup kemitraan media dan publikasi yang meliputi

pengembangan kemitraan media skala kota, pemberdayaan dan

(27)

4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup kemitraan media dan

publikasi.

1.7Sarana dan Prasarana 1.7.1 Sarana

Sarana yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan Informatika

Pemerintah Kota Bandung adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Sarana Dinas Komunikasi dan Informatika

Pemerintah Kota Bandung

No Uraian Jumlah Keterangan

1 Gedung 1 baik

2 Ruang Staf 11 baik

3 Ruang Pimpinan 2 baik

4 Ruang Tamu 1 baik

5 Perpustakaan 1 baik

6 Kantin 1 baik

7 Musholla 2 baik

8 Gudang 1 baik

9 Dapur 1 baik

No Uraian Jumlah Keterangan

10 Toilet 2 baik

11 Lapangan Upacara 1 baik

(28)

1.7.2 Prasarana

Prasarana yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan

Informatika Pemerintah Kota Bandung adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Prasarana Dinas Komunikasi dan Informatika

Pemerintah Kota Bandung

No Uraian Jumlah Keterangan

1 Meja 1 baik

2 Kursi 11 baik

3 Lemari 2 baik

4 Billing Kabinet 1 baik

5 Komputer 1 baik

6 Scanner 1 baik

7 Printer 2 baik

8 Telepon 1 baik

9 Dispenser 1 baik

1.8Lokasi dan Waktu Penelitian

1.8.1 Lokasi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di

Bidang Hubungan Masyarakat Dinas Komunikasi dan Informatika

Pemerintah Kota Bandung, yang beralamat di Jalan Wastukencana

(29)

1.8.2 Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan

selama kurang lebih 1 bulan (30 hari kerja) yang terhitung mulai

dari tanggal 04 Juli - 12 Agustus 2011. Kegiatan PKL ini

dilaksanakan pada hari senin - jumat pada pukul 08.00 – 16.00

(30)

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.1KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan di Dinas Komunikasi dan

Informatika Pemerintah Kota Bandung mahasiswa dituntut agar aktif dan

memahami segala aktivitas rutin maupun insidental dari kegiatan kehumasan.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Dinas Komunikasi dan Informatika

Pemerintah Kota Bandung adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

 pemberian pengarahan dari

pembimbing praktek kerja

lapangan, pengarahan ini

berupa Prosedur pelaksanaan

praktek kerja lapangan, dan

Aturan selama menjalani

praktek kerja lapangan.  Peliputan Acara Sosialisasi

PPID dan KIM/keterbukaan

informasi

(31)

 Pembuatan Press release

2.

05 Juli 2011

08.00-16.00

 Peliputan Acara Rapat

Paripurna Laporan

Pertanggung jawaban  Pembuatan Press Release

Insidental  Pembuatan Press Release

Insidental

4.

07 Juli 2011

08.00-16.00

 Peliputan Forum DAS

Citarum

 Pembuatan Press Release

Insidental

5. 08 Juli 2011 Izin Tidak Hadir

6.

11 Juli 2011

08.30-16.00

 Perkenalan dgn all crew Radio

Sonata

 Pengarahan tata cara KP oleh

ibu Ratna

 Pengarahan siaran

 Pengarahan vocal

 Pengenalan alat-alat siaran

 Pengajaran mixing

 Pengajaran cara memasukkan

(32)

lagu ke playlist

 Pengajaran cara menerima

Request lagu via telepon  Pengajaran mengecek request

via sms

Pengajaran cara membaca request

lagu via sms

7.

12 Juli 2009

08.30-16.00

 Pembuatan tema siaran

 Persiapan siaran

 Mengecek headphone dan mic

 Siaran

 Membuat tema siaran

 Pengarahan tata cra berbicara yg

baik dan benar

 Pembuatan Tema siaran

 Persiapan siaran

 Pengajaran cara memasukkan

lagu ke playlist  Siaran

 Membuat tema siaran

(33)

 Menerima telepon dari listeners

 Membacakan sms dan request

lagu dari listeners

Menutup siaran

9.

13 Juli 2009

08.30-16.00

 Pembuatan Tema siaran

 Persiapan siaran

 Mengatur Headphone dan Mic

 Pengarahan vocal

 Siaran

 Membuat tema siaran

 Pengajaran mixing

 Memasukkan Request lagu ke

playlist

 Menerima telepon dari listeners

 Membacakan sms dan request

lagu dari listeners

 Pembuatan Tema siaran

 Persiapan siaran

 Mengatur playlist lagu

 Mengecek mic

 Siaran

(34)

 Membuat tema siaran

 Pengarahan vokal

 Memasukkan Request lagu ke

playlist

 Menerima telepon dari listeners

 Membacakan sms dan request

lagu dari listeners

Menutup siaran

11.

15 Juli 2009

08.30-16.00

 Pembuatan Tema siaran

 Persiapan siaran

 Mengatur playlist lagu

 Mengatur Headphone dan Mic

 Pengajaran mixing

 Siaran

 Membuat tema siaran

 Memasukkan Request lagu ke

playlist

 Menerima telepon dari listeners

 Membacakan sms dan request

lagu dari listeners

 Menyiapkan list lagu buat

penutup siaran

(35)

Menutup siaran

12.

16 Juli 2009

08.30-16.00

 Pembuatan Tema siaran

 Persiapan siaran

 Mengatur playlist lagu

 Mengatur Headphone dan Mic

 Pengarahan vocal

 Siaran

 Membuat tema siaran

 Memasukkan Request lagu ke

playlist

 Menerima telepon dari listeners

 Membacakan sms dan request

lagu dari listeners

Menyiapkan list lagu buat penutup

siaran

Rutin

13.

17 Juli 2009

08.30-16.00

 Pembuatan Tema siaran

 Persiapan Interview artis

 Pembuatan Question list dan

Profil artis

 Jadi Photographer buat foto artis

dan penyiar  Siaran

(36)

 Memasukkan Request lagu ke

playlist

 Menerima telepon dari listeners

 Membacakan sms dan request

lagu dari listeners

 Menyiapkan list lagu buat

penutup siaran

Menutup siaran

14.

21 Juli 2009

08.30-16.00

 Pembuatan Tema siaran

 Persiapan siaran

 Mengatur playlist lagu

pembukaan siaran

 Mengatur Headphone dan Mic

 Siaran

 Memasukkan Request lagu ke

playlist

 Menerima telepon dari listeners

 Membacakan sms dan request

lagu dari listeners

 Menyiapkan list lagu buat

penutup siaran  Menutup siaran

(37)

15.

22 Juli 2009

08.30-16.00

 Persiapan siaran

 Mengatur playlist lagu

pembukaan siaran

 Mengatur Headphone dan Mic

 Siaran

 Memasukkan Request lagu ke

playlist

 Menerima telepon dari listeners

 Membacakan sms dan request

lagu dari listeners

 Menyiapkan list lagu buat

penutup siaran

 Mengatur playlist lagu

pembukaan siaran

 Mengatur Headphone dan Mic

 Siaran

 Memasukkan Request lagu ke

playlist

 Menerima telepon dari listeners

(38)

lagu dari listeners

 Menyiapkan list lagu buat

penutup siaran

 Mengatur playlist lagu

pembukaan siaran

 Mengatur Headphone dan Mic

 Siaran

 Membuat tema siaran

 Memasukkan Request lagu ke

playlist

 Menerima telepon dari listeners

 Membacakan sms dan request

lagu dari listeners

 Menyiapkan list lagu buat

penutup siaran

Menutup siaran

18.

27 Juli 2011

08.00-16.00

-Liputan Mimbar Hiburan & amal

bagi Dhuafa ke 22

- Pembuatan Press Release

Insidental

(39)

08.00-16.00

- Liputan Rapat Paripurna LKPJ

Walikota mengenai APBD 2011

- Pembuatan Press Release

Insidental

-liputan Peresmian UKS SMA 15

Bandung

- Pembuatan Press Release

Insidental

28.

10 Agustus 2011

08.00-16.00

(40)

2.2Deskripsi Kegiatan selama Praktek kerja Lapangan

Dalam melaksanakan kegiatan kehumasan di Dinas Komunikasi dan

Informatika Pemerintah Kota Bandung, penulis ditugaskan untuk

melaksanakan beberapa kegiatan, yang meliputi :

1. Peliputan Berita dan Pengolahan Data

Penulis terjun langsung ke lapangan untuk meliputi acara-acara

yang diselenggarakan baik oleh Pemerintah Kota Bandung maupun

oleh suatu perusahaan atau organisasi lain, dimana Pemerintah Kota

Bandung terlibat dan diundang dalam acara tersebut. Pada peliputan,

perlunya mengamati kegiatan apa saja yang berlangsung dan juga

membuat catatan penting sebagai bahan untuk membuat press release.

2. Membuat Press Release

Press Release merupakan siaran pers yang memuat mengenai

berita terbaru tentang Pemerintah Kota Bandung, baik itu kegiatan

walikota maupun kegiatan-kegiatan yang berhubung dengan Kota

Bandung serta mengenai kebijakan-kebijakan baru pemerintah Kota

Bandung yang harus diberikan informasinya kepada masyarakat melalui

media massa.

08.00-16.00 P2KB

--Pembuatan Press Release

Insidental

30.

12 Agustus 2011

(41)

Dalam membuat press release setidaknya harus memenuhi

syarat 5W+1H yang memiliki news value (nilai berita) dan

penyusunanya menggunakan piramida terbalik dengan kata-kata yang

jujur dan mudah dimengerti. Dalam prees release terdapat identifikasi

atau lembaga yang disertai dengan waktu terjadinya peristiwa,untuk

memudahkan wartawan format tulisan dibuat dengan mengatur panjang

tulisan, memberikan judul dan mengecek kembali kebenaran dari berita

tersebut.

2.3

Analisis Mengenai Ilmu Humas

Istilah Public Relations atau dikenal dengan sebutan Humas (Hubungan Masyarakat) ini merupakan aktivitas atau kegiatan di dalam

suatu instansi atau perusahaan, atau pun lembaga yang berhubungan dengan

khalayak, untuk mencapai suatu tujuan dan saling pengertian diantara dua

belah pihak dengan mengharapkan tidak ada pihak yang dirugikan.

Public Relations merupakan gabungan dari dua kata yaitu “Public” dan “Relations”. Kata “Public” dalam Bahasa Indonesia adalah publik yang

secara umum diartikan sebagai sekelompok orang yang memiliki minat dan perhatian yang sama terhadap suatu hal. Sedangkan “Relations” dalam

Bahasa Indonesia artinya adalah hubungan-hubungan (banyak hubungan),

(42)

Namun masyarakat Indonesia pada umumnya sering menyebut

Public Relations dengan sebutan Humas ( Hubungan Masyarakat). Jika Public Relations diterjemahkan dengan “Hubungan Masyarakat” adalah kurang tepat. Karena apabila dilihat dari segi kegiatan-kegiatan Public Relations di Indonesia umumnya lebih kepada pembinaan hubungan dengan khalayak luar atau publik eksternal dibandingkan dengan publik internalnya.

Pengertian Hubungan Masyarakat dijelaskan oleh beberapa pakar

atau ahli dengan beberapa definisi yang satu sama lainnya berbeda, namun

pada umumnya menjurus kepada pembentukan citra yang positif.

Definisi Hubungan Masyarakat menurut Rudy dikutip dari buku Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional bahwa :

Bagian dari kegiatan manajemen yang dilakukan secara

berkesinambungan oleh organisasi/lembaga/perusahaan untuk

memelihara citra serta membentuk opini yang positif dari

masyarakat serta khalayak (publik), agar

organisasi/lembaga/perusahaan itu memperoleh kepercaayaan dan

sokongan dari masyarakat (publik), baik internal maupun eksternal,

tetapi terutama dari publik luar organisasi/lembaga/perusahaan.

(2005:79)

(43)

Humas atau Public Relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan

penciptaan pemahaman melalui pengetahuan. Melalui

kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni

berupa perubahan positif. Dengan demikian, Humas adalah suatu

komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik itu

bersifat komersial maupun nonkomersial, pemerintah maupun pihak

swasta.(2005:78)

Definisi Hubungan Masyarakat menurut Jefkins dikutip Rudy dalam bukunya Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional bahwa :

Suatu rangkaian yang terdiri dari semua bentuk komunikasi

berencana (baik ke dalam/internal maupun ke luar/eksternal) antara

organisasi dengan masyarakat, dengan maksud untuk mencapai

tujuan-tujuan khusus mengenai pencapaian pengertian bersama

(common understanding).(2005:78)

Definisi Humas menurut Bonham dikutif Rudy dalam buku Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional bahwa :

Publik Relations suatu untuk menciptakan pengertian yang lebih baik

dari khalayak atau publik, sehingga dapat memperdalam serta

meningkatkan kepercayaan khalayak/publik terhadap seseorang atau

suatu organisasi/badan/perusahaan.(2005:78)

(44)

Menyelenggarakan komunikasi timbal balik (Two Way

Communication) antara perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak

publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan

dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan

produksi barang atau pelayanan jasa, dan sebagainya, demi

kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga

bersangkutan.(2005:3)

Dilihat dari definisi-definisi tersebut, maka Humas merupakan suatu

kegiatan yang berkaitan dengan trust (kepercayaan), etika, dan kejujuran/kebenaran yang merupakan tiga unsur terpenting dalam

melakukan segala program kegiatan sehingga tercipta hasil yang baik,

sesuai dengan harapan yang dikehendaki.

Humas harus bisa menciptakan hubungan yang baik dengan berbagai

pihak, baik itu perusahaan dalam ruang lingkup internal maupun ruang

lingkup eksternal. Humas harus mempunyai perencanaan, program kerja,

penelitian dan penilaian sehingga kegiatan akan terstruktur dan dapat

berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapan.

Petugas Humas berperan sebagai moderator yang diharapkan mampu

menjembatani aspirasi-aspirasi, baik itu dari publik, perasaan publik,

maupun kebutuhan publik, sehingga petugas Humas harus memiliki

perumusan gagasan/ide yang cemerlang, yang bisa diterima oleh publik

maupun organisasi/instansi/perusahaan tempat ia bekerja, supaya tidak ada

(45)

Humas, karena ia dituntut untuk melayani khalayak dan membantu

organisasi/instansi/perusahaan menyesuaikan diri serta mengatur

kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial, politik, dan ekonomi.

2.3.1 Ciri-ciri Humas

Setiap kegiatan organisasi/instansi/perusahaan terhadap

publik internal maupun ekternal tidak terlepas dari peranan dan

program kerja Humas untuk menciptakan opini publik yang

menguntungkan semua pihak.

Menurut Rachmadi dan Effendy yang dikutip Yulianita dalam buku Dasar-Dasar Public Relations ciri-ciri Humas adalah sebagai berikut :

1. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik.

2. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi. 3. Publik yang menjadi sasaran kegiatan Humas adalah

publik intern dan ekstern.

(46)

Dilihat dari ciri-ciri Humas tersebut dapat kita ketahui

bahwa, Humas mempunyai tujuan untuk menumbuhkan citra yang

positif, dengan adanya dukungan serta pengertian dari khalayak

maupun organisasi yang bersangkutan.

2.3.2 Syarat-syarat Humas

Petugas Humas harus memenuhi syarat-syarat tertentu di

dalam melaksanakan pekerjaannya, karena petugas Humas memiliki

hubungan dengan berbagai publik, baik publik internal maupun

publik eksternal. Oleh karena itu, petugas Humas harus memiliki

kemampuan dan kelebihan yang ada di dalam dirinya, baik itu fisikly, ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas maupun skill (kemampuan kerja) yang baik.

Menurut Ramdan dalam buku Dasar-Dasar Humas, ada empat persyaratan dasar yang harus dipenuhi oleh seorang petugas

Humas, yaitu :

1. Kemampuan mengamati dan menganalisis persoalan 2. Kemampuan menarik perhatian

3. Kemampuan mempengaruhi pendapat

(47)

2.3.3 Fungsi Public Relations/Humas

Public Relations/Humas di dalam suatu organisasi pada hakikatnya adalah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak,

untuk mencapai tujuannya dengan cara melakukan pendekatan dalam

berbagai kegiatan, kerena setiap kegiatan dalam suatu organisasi

memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Fungsi Public Relations/Humas menurut Bernay yang dikutip Ruslan dalam buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, adalah :

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan

perbuatan masyarakat secara langsung.

3. Berupaya untuk menginterpretasikan, sikap dan suatu badan lembaga sesuai dengan sikap perbuatan masyarakat atau sebaliknya.(2005:18)

Definisi tersebut mengandung arti, fungsi Public Relations adalah memberikan informasi kepada masyarakat serta mengubah

sikap dan perilaku masyarakat agar sesuai dengan harapan lembaga,

instansi, atau perusahaan yang diwakilinya.

Fungsi Public Relations/Humas menurut Suhandang dalam bukunya Public Relations Perusahaan : Kajian, Program, dan

(48)

1. Marketing atau pemasarkan hasil produksi perusahaanya,

2. Publishing atau memberikan penerangan dan

keterangan mengenai hal yang ada hubungannya dengan kegiatan perusahaannya,

3. Dokumentasi atau menghimpun data dan fakta yang erat hubungannya dengan kegiatan perusahaan, baik berupa hasil perusahaan yang telah dicapai maupun bahan-bahan lainnya yang diperlukan bagi kemajuan perusahaan.(2004:164)

Fungsi Public Relations/Humas dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Marketing

Marketing merupakan semua aktivitas organisasi/instansi/perusahaan yang dilakukan dalam rangka

menyalurkan barang atau jasa kepada konsumen atas dasar

pengertian akan kegunaannya terhadap tempat, waktu,

perpindahan hak milik, bentuk, dan kepuasan masing-masing

pihak yang terlibat dalam proses penyaluran yang dimaksud.

Semua kegiatan tersebut pada dasarnya ditujukan untuk

melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen akan barang atau

(49)

b. Publisitas

Publisitas merupakan salah satu kegiatan utama dari

Public Relations/Humas dalam hal memberi keterangan dan penerangan kepada publiknya. Publisitas merupakan salah satu

bentuk persuasi sebagai teknik penyampaian informasi yang

mengandung nilai serta unsur-unsur berita yang disusun

sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian dalam

mendahului upaya persuasi lainnya. Dengan publisitas, petugas

Public Relations/Humas harus memberikan informasi atau keterangan, baik kepada publiknya maupun masyarakat, agar

mereka memperoleh cukup pengetahuan tentang

organisasi/instansi/perusahaan yang bersangkutan.

Informasi dapat diberikan melalui berbagai bentuk

komunikasi serta menggunakan berbagai media atau pun

langsung, yang sifatnya pemberitahuan dengan tujuan

membangkitkan perhatian, simpati, dan kepercayaan masyarakat

pada kegiatan dan kebijaksanaan organisasi/instansi/perusahaan

c. Dokumentasi

Untuk bahan penelaahan terhadap perkembangan

organisasi/instansi/ perusahaan diperlukan data otentik dari

organisasi/instansi/perusahan itu sendiri. Data dimaksud

biasanya dijumpai dalam bentuk laporan bulanan atau tahunan,

(50)

diskusi-diskusi dan rapat kerja, serta catatan tertulis lainnya.

Semua benda-benda itu merupakan dokumen penting yang

berharga bagi organisasi/instansi/perusahaan yang bersangkutan.

Karenanya perlu diadakan pengaman dan pemeliharaan secara

seksama terhadap benda atau dokumen tersebut.

Sebagai sumber segala keterangan, Public Relations/Humas perlu mencari, mengumpulkan, menyimpan, mengamankan, dan memelihara dokumen-dokumen tersebut.

Bahkan jika diperlukan, mempelajari dan mempergunakannya,

di samping menjaga dokumen-dokumen yang perlu

dirahasiakan. Dalam hal ini Public Relationd/Humas tidak hanya bertugas untuk menyimpan dan memelihara (seperti

arsiparis) saja, melainkan juga berkewajiban mencari dan

mengolah bahan-bahan yang patut dijadikan dokumen.

Di samping mengumulkan dan menyimpan data otentik

dari kegiatan organisasi/instansi/perusahaan atau pun

peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dan terkait dengan usaha

organisasi/instansi/perusahaan, juga harus berusaha

mengumpulkan bahan-bahan perpustakaan yang diharapkan

berguna bagi kemajuan pengetahuan petugas di

organisasi/instansinya atau pengetahuan karyawan di

(51)

2.3.4 Publik Dalam Kegiatan Public Relations/Hubungan Masyarakat Publik dalam Public Relations/Humas merupakan khalayak sasaran dari kegiatan Public Relations/Humas. Publik disebut juga Stakeholders, yakni kumpulan dari orang-orang atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi/instansi/perusahaan.

Pembagian (klasifikasi) publik dalam kegiatan Public Relations/Humas menurut Kasali dalam buku Manajemen Public Relations : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia adalah sebagai

berikut :

1. Publik Internal dan Publik Ekstenal 2. Publik Primer, Sekunder, dan Marjinal 3. Publik Tradisional dan Publik Massa Depan

4. Proponents, Opponents, dan Uncommitted

5. Silent Majority dan Vocal Minority.(2005:11)

Publik dalam Public Relations/Humas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Publik Internal dan Publik Ekstenal

Publik Internal adalah publik yang berada di dalam

organisasi/badan/ perusahaan. Misalnya para karyawan,

satpam, penerima telepon, supervisor, klerk, manajer, para

(52)

eksternal adalah mereka yang berkepentingan terhadap

organisasi/badan/perusahaan dan berada di luar perusahaan,

misalnya penyalur, pemasok, bank, pemerintah, komunitas,

dan pers.

2. Publik Primer, Sekunder, dan Marjinal

Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan organisasi/badan perusahaan. Organisasi /

Badan / Perusahaan perlu menyususn suatu kerangka

prioritas. Yang paling penting disebut publik primer, yang

kurang penting disebut publik sekunder, dan yang dapat

diabaikan adalah publik marjinal. Urutan-urutan dan prioritas

publik setiap organisasi/badan/perusahaan berbeda-beda.

Urutan-urutan tersebut juga memungkin untuk berubah dari

tahun ke tahun.

3. Publik Tradisional dan Publik Massa Depan

Karyawan dan konsumen adalah publik trasidional,

sedangkan mahasiswa, peneliti, konsumen potensial, penjabat

pemerintah (madya) adalah publik masa depan.

4. Proponents, Opponents, dan Uncommitted

Diantara publik terdapat kelompok yang menentang

(53)

berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat

permasalahan.

5. Silent Majority dan Vocal Minority

Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan

complaint atau mendukung organisasi/badan/perusahaan, dapat dibedakan antara yang vokal (aktif) dan yang silent (pasif). Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minotiry, yaitu aktif menyuarakan pendapatnya, namun jumlahnya tak banyak. Sedangkan mayoritas pembaca adalah

pasif sehingga tak kelihatan suara atau perndapatnya. 2.3.5 Ruang Lingkup Hubungan Masyarakat

Hubungan Masyarakat memiliki ruang lingkup yang luas

dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dalam suatu

organisasi yang berhubungan dengan kegiatan organisasi, baik dalam

publik internal maupun eksternal. Oleh karena itu Humas harus

memiliki perencanaan terlebih dahulu, kemudian adanya program

yang terstruktur.

Menurut Rudy dalam bukunya Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional bahwa Humas memiliki bidang-bidang cakupan atau ruang lingkup sebagai berikut :

1. Hubungan dengan pelanggan (Customer Relations). 2. Hubungan dengan Masyarakat/Penduduk (Community

(54)

3. Hubungan dengan Pers/Media Massa (Press Relations). 4. Hubungan dengan Instansi-instansi Pemerintah

(Government Relations).

5. Hubungan dengan Karyawan/Pegawai(Employee Relations).

6. Hubungan dengan berbagai pihak terkait (Stakeholder Relations).(2005:85-88)

Ruang lingkup Public relations/Humas dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Hubungan dengan Pelanggan (Customer Relations)

Hal ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti memberi

informasi kepada pelanggan atau nasabah, menjelaskan

prosedur, tata cara, waktu, menyampaikan pesan-pesan,

laporan berkala (melalui brosur, jurnal, surat dan

sebagainya), menyelenggarakan acara bersama pelanggan

dan menciptakan suasana kenyamanan/kemudahan bagi

urusan para pelanggan dan melayani pelanggan atau tamu.

b. Hubungan dengan Masyarakat/Penduduk (Community Relations)

Hal ini mencakup kegiatan membina hubungan baik

dengan penduduk/masyarakat yang sekurang-kurangnya

(55)

atau di sekitar kantor ogrganisasi/lembaga yang

bersangkutan.

c. Hubungan dengan Pers/Media Massa (Press Relations) Hal ini mencakup kegiatan membuat clippings (guntingan berita dari Koran, majalah dan lain-lain) serta

menganalisa pendapat umum (opini publik) atau aspirasi

kelompok-kelompok tertentu (specific groups opinion), menyampaikan informasi dan pernyataan resmi melalui

media massa, menyelenggarakan acara jumpa pers (press conference) atau menyususn dan mengedarkan keterangan pers (press release), membina hubungan komunikasi dua arah dengan wartawan dan redaksi media massa (Surat kabar,

TV, Radio, Majalah, Tabloid, dan lain-lain).

d. Hubungan dengan Instansi-instansi Pemerintah (Government Relations)

Hal ini mencakup kegiatan pembinaan dan

penyylenggaraan hubungan komunikasi dua arah dengan

instansi-instansi pemerintah (pemerintah

daerah/provinsi/kabupaten/kota, pihak kepolisian, dinas

tenaga kerja, dinas perindustrian, dinas pariwisata, dan

(56)

dari berbagai instansi pemerintah dan sebaliknya

menyampaikan informasi kepada instansi terkait.

e. Hubungan dengan Karyawan/Pegawai (Employee Relations)

Hal ini mencakup kegiatan pembinaan hubungan

kedalam (pimpinan dengan karyawan dan sesama bawahan)

yang memang terkesan tumpang tindih dengan fungsi dan

tugas Bagian Kepegawaian (Personalia). Adapula yang

secara spesifik sebenarnya merupakan ruang lingkup

Kehumasan, yaitu menyampaikan kebijakan

organisasi/perusahaan kepada keryawan dan sebaliknya

menampung serta memantau aspirasi karyawan untuk

disampaikan kepada pimpinan. Dengan demikian ,

diharapkan tercipta suasana harmonis/selaras dalam kegiatan

organisasi atau perusahaan.

f. Hubungan dengan berbagai pihak terkait (Stakeholder Relations)

Hal ini mencakup kegiatan yang menunjang atau

terus-menerus berhubungan dengan kegiatan

organisasi/perusahaan atau lembaga (seperti agen-agen,

(57)

2.3.6 Hubungan Antara Public Relations dengan Kegiatan Dokumentasi

Selain bidang marketing dan publishing, seorang Public Relations/Humas juga harus mampu melaksanaakan pekerjaan yang mencakup bidang dokumentasi. Bidang kerja dokumentasi berita

ini berguna untuk bahan penelaahan terhadap perkembangan

organisasi/instansi/perusahaan.

Dokumentasi dan kliping merupakan salah satu kegiatan

Public Relations/Humas yang berkaitan dengan menelaah, menganalisis, dan kemudian mengevaluasi perkembangan dari

kemajuan organisasi/instansi/perusahaan, aktivitas-aktivitas, dan

program acara tertentu baik komersial maupun non komersial yang

telah dimuat atau dipublikasikan di berbagai media massa dan non

massa. Pengamatan, analisis dan evaluasi tersebut kemudian

disimpan sekaligus dijadikan rujukan penting atau informasi yang

diperlukan untuk membuat rencana program kerja Public Relations/Humas berikutnya.

Kegiatan dokumentasi dan kliping digunakan sebagai

sumber informasi yang cukup penting mengenai suatu peristiwa

(event) dan kegiatan organisasi/instansi/perusahaan lain yang kemudian dianalisis, dievaluasi dan hingga disimpan sebagai bahan

(58)

2.3.6.1Definisi Dokumentasi dan Kliping

Pengertian dokumentasi (documentation) dalam arti luas adalah kegiatan yang berkaitan dengan menghimpun,

mengolah, menyeleksi, dan menganalisis kemudian

mengevaluasi seluruh data, informasi, dan dokumen tentang

suatu kegiatan, peristiwa, atau pekerjaan tertentu yang

dipublikasikan baik melalui media elektronik maupun cetak,

dan kemudian disimpan secara teratur sistematis.

Pengertian kliping berita (news clipping) dalam arti sempit adalah kegiatan memilih, menggunting, menyimpan,

dan kemudian memperbanyak mengenai suatu berita (news) atau karangan (artikel), serta foto berita (photo press) pada event atau peristiwa tertentu yang telah terjadi dan dimuat di berbagai media cetak, seperti surat kabar, majalah, berita,

tabloid, dan lain-lain yang kemudian dikliping.

Pengertian dokumentasi menurut Martono yang dikutip Ruslan dalam buku Manajemen Public Relations & Media Komunikasi adalah:

(59)

2. Pada dasarnya dokumen tertulis atau tercetak, dan dapat digunakan sebagai suatu bukti keterangan tertulis.

3. Bentuk dapat berupa surat, akta penting, piagam penghargaan, dan rekaman foto atau elektronik dan lain sebagainya.

4. Dokumen yang memilki nilai hukum terkuat adalah dokumen asli dan sah, dan dapat disimpan dalam jangka tertentu serta dilindungi hukum.

5. Dokumen berguna untuk sumber keterangan, penyelidikan ilmiah, alat bantu bukti keabsahan mengenai suatu keterangan tertentu.(2007:229-230)

Dalam bidang kehumasan (PR Activities), dokumentasi dan kliping merupakan alat bantu yang

memiliki beberapa manfaat, yaitu :

a. Sebagai bahan informasi terkini yang dapat

diedarkankan ke bagian lain yang dianggap

mempunyai hubungan kepentingannya

masing-masing.

b. Sebagai bahan referensi tertentu berupa data atau

(60)

naskah pidato, (PR Speech Writing), PR House Journal dan lain-lain.

c. Sebagai pedoman atau acuan untuk mengantisipasi

langkah-langkah suatu kejadian atau event tertentu, yang tengah dihadapi atau di masa yang akan

datang.

d. Khususnya kliping berperan sebagai sumber

informasi dan data untuk memantau kegiatan pihak

pesaing (competitor).

e. Dapat juga dokumentasi dan kliping tersebut

sebagai tolak ukur tentang sejauh mana

keberhasilan prestasi dan reputasi yang dicapai

mengenai persepsi, keluhan, dan hingga citra di

mata masyarakatnya.

f. Sebagai media komunikasi internal melalui

dokumentasi dan kliping.

g. Kemudian kliping tersebut disimpan sebagai

(61)

2.3.7 Model Komunikasi

GAMBAR 2.1

MODEL KOMUNIKASI DAVID K. BERLO (1960)

LINGKUNGAN

Sumber : Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar

2.3.7.1 Hubungan Model Komunikasi dengan Kegiatan Dokumentasi Berita

Mengenai Kegiatan Dokumentasi Berita, model

komunikasi David K. Berlo (1960) berkaiatan dengan

proses pelaksanaan kegiatan dokumentasi berita di Sub

Bidang Hubungan Masyarakat pada Bidang Diseminasi

Informasi Badan Komunikasi dan Informatika Pemerintah

Kota Bandung, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sumber/Source/Sender/Encoder, yaitu orang yang menyampaikan pesan tersebut yang biasanya disebut

SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA

UMPAN BALIK

(62)

dengan komunikator. Sumber informasi disini adalah

petugas Humas di Badan Komunikasi dan Informatika

Pemerintah Kota Bandung.

2. Pesan/Message/Content, yaitu informasi yang disampaikan oleh komunikator. Isi dari pesan yang

diberikan oleh petugas Humas berupa hasil dari

analisis kliping berita-berita yang berhubungan

dengan Pemerintah Kota Bandung.

3. Media/Channel, yaitu merupakan saluran atau alat penyalur informasi. Media yang digunakan oleh

petugas Humas dalam menyampaikan isi pesannya

adalah melalui media cetak, telepon, dan komputer.

4. Penerima/Audience/Receiver, yaitu orang yang menerima pesan. Penerima pesan disini maksudnya

adalah para penjabat di lingkungan Pemerintah Kota

Bandung.

5. Pengaruh/Effek, yaitu dampak dari isi pesan yang disampaikan oleh petugas Humas. Kegiatan

dokumentasi berita ini dapat menunjang visi dan misi

Badan Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota

Bandung.

(63)

penjabat Humas untuk menindaklanjuti berita yang

masuk, juga membalas surat pembaca yang masuk

dalam menciptakan citra positif Pemerintah Kota

Bandung.

7. Lingkungan, yaitu situasi pendukung dari jalannya

proses komunikasi dalam melaksanakan kegiatan

pendokumentasian berita yang terjadi di Badan

Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota

Bandung.

2.4

Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Kesuksesan suatu perusahaan tidak lepas dari keterampilan dari

seorang Public Relations, dimana ia yang menjadi ujung tombak dari maju mundurnya suatu perusahaan. Ini pula yang membuat posisinya menjadi

sangat penting dalam suatu perusahaan, dapat diketahui diberbagai instansi

pemerintah, perusahaan swasta, badan organisasi baik besar maupun kecil

selalu terdapat dinas khusus yang mengurus Public Relations.

Public Relations menurut M.O. Palapah dan Atang Syamsudin adalah “Bentuk spesialisasi komunikasi tang bertujuan untuk memajukan

saling mengerti dan bekerjasama antar semua public yang berkepentingan guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama” (Palapah dan

(64)

Begitu juga dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah

Kota Bandung yang membina hubungan dan kerjasama antar publik, seperti

hubungan Internal antara Kepala Dinas dan staff, staff dengan staff, serta

hubungan dengan eksternal antara atau community relations yaitu hubungan dengan pers serta masyarakat Kota Bandung pada umumnya, dari kegiatan

diatas jelas bahwa Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota

Bandung mempunyai kegiatan internal dan eksternal antara lain :

Internal :

1. Setiap hari senin melakukan apel kesadaran nasional (pengarahan

Walikota kepada aparatnya)

2. Rapat yang dilakukan satu kali dalam seminggu (pengaraham dari

Kepala Badan kepada bawahannya)

3. Majalah Internal Swara Bina Kota

Eksternal :

1. Mengkoordinir pelaksanaan pertemuan dengan pers

2. Membuat pers releas, bagi konsumsi para wartawan 3. Melayani keperluan informasi masyarakat

Public Relation menurut frank Jefkins bertujuan untuk meningkatkan favourable image atau citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali favourable image atau citra yang buruk terhadap organisasi tersebut.

Begitu juga dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah

(65)

Pemerintah Kota Bandung, untuk membentuk suatu citra yang baik terhadap

Pemerintah Kota Bandung.

Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung

mensosialisasikan sebagian pesan atau informasinya melalui :

1. Radio Sonata 12.24 AM dan 107,6 FM

2. Website : www.bandung.go.id

Dengan demikian Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah

Kota Bandung dapat mengetahui feedback atau umpan balik atas informasi yang diberikan kepada masyarakat.

Penulis terkadang dilibatkan dalam berbagai tugas-tugas dilapangan, seperti meliputi kegiatan “Acara Sosialisasi PPID dan KIM/keterbukaan

informasi”, “Acara Rapat Paripurna Laporan Pertanggung jawaban”, dll.

Peliputan kegiatan ini berguna untuk dokumentasi dan pembuatan press release. Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Kamus Komunikasi” mengemukakan press release adalah: “Bahan berita yang

dikirimkan sebuah instansi atau organisasi, biasanya dikerjakan oleh bagian HUMAS ke media massa dengan harapan dapat disiarkan” (Effendy, 1989 :

80).

Dalam pembuatan press release penulis hanya sebagai pengamat serta di berikan pengarahan bagaimana membuat press release yang baik dan benar, namun walaupun demikian arahan yang diberikan pembimbing

Gambar

Gambar 1.1
Tabel 1.1
Tabel 1.2 Prasarana Dinas Komunikasi dan Informatika
Tabel 2.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian di lapangan setelah data dikumpulkan dan dianalisis maka menghasilkan temuan yaitu pelaksanaan pesta perkawinan alop dear sesuai adat batak

Dari ketiga dimensi yang diteliti, dimensi kapital berpotensi besar untuk memperluas ruang publik meskipun perannya dalam memunculkan wacana tandingan tidak terlepas

Bandar Pasir Mandoge yang memiliki mata pencaharian umumnya sebagai petani atau buruh tani merupakan bagian terbesar dari objek perhatian antropologi saat ini,

Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajar dengan menggunakan metode demontrasi dan pemanfaatan alat peraga

Sasaran Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah adalah dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor wilayah kementerian agama

The study was conducted to investigate the effect of various concentration of Oleic acid as enhancers on the permeation of piroxicam from gels using Aqupec HV 505

Tujuan penelitian ini untuk: (1) Mengetahui kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

Untuk mengetahui apa saja kendala yang dirasakan oleh guru SD Muhammadiyah 24 Gajahan Surakarta dalam pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum