• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNKAN METODE DEMONTRASI KELAS VI SD NEGERI MUSA BAROH DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNKAN METODE DEMONTRASI KELAS VI SD NEGERI MUSA BAROH DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIS."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Syahrol.Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Dengan Menggunkan Metode Demontrasi kelas VI SD Negeri Musa Baroh Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogis 2015/2016..Tesis. Medan: Program pascasarjana universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Meningkatkan aktifitas belajar siswa melalui metode demintrasi dan alat peraga pada materi bangun ruang yaitu kubus dan balok di kelas VI. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa matematika melalui metode demontrasi dan alat peraga pada materi bangun ruang yaitu kubus dan balok. Tehnik pengumpulan data melalui tes hasil belajar, pengamatan aktivitas belajar siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan: (1) Pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini dibuktikan dengan aktivitas belajar siswa siklus I dengan rata-rata persentase skor sebesar 82,03% dengan kategori baik dan aktivitas siswa pada siklus II sebesar 90,76% juga dalam kategori sangat baik. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut maka terjadi peningkatan sebesar 8,73%. (2) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demontrasi dan alat peraga pada materi bangun ruang juga mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II diketahui bahwa nilai rata-rata tes evaluasi dari 68,69 menjadi 79,34. (3) Ketuntasan siswa dalam belajar matematika melaui metode demontrasi pada materi bangu ruang menjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 78,26%, sedangkan siklus II ketuntasan belajar siswa sebesar 86,95%. Dengan demikian peningkatan yang terjadi antara ketuntasan belajar siklus I dengan siklus II sebesar 8,69%. (4) Respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demontrasi dan alat peraga terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil angket siswa menunjukkan bahwa rata-rata respon siswa pada siklus I sebesar 72,29% dengan kategori “Setuju” dan pada siklus II sebesar 79,94% dengan kategori “Sangat Setuju”. Berdasarkan penelitian ini, maka disarankan guru matematika SD Negeri Musa Baroh mengajar bangun data melalui metode demontrasi dan alat peraga. Hal ini dapat dipahami karena terbukti dalam penelitian ini, pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demontrasi dan alat peraga meningkat aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada materi bangun ruang.

(5)

ii ABSTRACT

Syahrol. Effort to improve the activity and student learning outcomes in the material geometry by using demontration method an experimental at SD musa Baroh Pidie Jaya terms of pedagogical competence 2015/2016.

This thesis is “ By using demontration method” the (1) first improving student learning activities through demonstration method and props on the matrial and geometry cube beam in the class VI. (2) The second improve student learning out comes through the method of mathemtical demontration and grops on the material and geometry cube beam. Technigves of coll cecting data through observation of the test result of learning, student learning activities. Based on data analysis conclusions, the first, learning by using demontration method can increase the activity of the students in the learning process of mathematics. This is evidenced by student learning activities first cycle with an average percentage score of 82,03%. With a good category and activity of students in the second cycle of 90,76% is also in the excellent category. Therefore, based on these results an increase of 8,73%. Next, the result of student learning in mathematics by using demonstration and grops on the material geometry also increased. Is based on the results of student learning cycle I and II is known that the average valve of the avaluation test of 68,69 into 79,34. (3) Than, completeness of students in learning mathematics through the method of demonstration on the material moder space being improved. It can be seen from the percentage of completeness of students in the first cycle of 78,26%, while the cycle complete learn student by 86,95%. This the increase that occured between matery learning cycle to cycle II of 8,69%. (4) Finally, the response of student to the study of mathematies by using the method of demontration and grops must be increased. This can be seen by the results of student guestionaires showed that the average response of the students in the first cycle amounted to 72,29% with agree category and the second cycle amounted to 79,94% categorized as very agree. Based waka of data through methods demonstrations and props. This is understandable because it is proven in this stuy, learning mathematies by using demontrations and props increased activity and results of students mathematies learning in the material geometry.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah AWT yang telah menganugrahkan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Dengan Menggunakan Metode Demontrasi Kelas VI SD Negeri Musa Baroh Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogis Tahun pelajar 2015/216 “ dengan baik dan tepat waktu. Tesis ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

(7)

iv

Dalam kesempatan ini penulis tak lupa pula mengucapkan terima kasih dan penghormatan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd, selakuk Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Dasar pada Program Pascasarjan Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta semua staf yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan dalam pelayanan administrasi.

3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memotivasi serta membantu penulis sehingga penulis kembali bersemangat untuk menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum, selaku sekretaris Prodi Pendidikan Dasar yang telah membantu penulis dalam penulisan tesis ini.

5. Bapak Putra, S.Pd, selaku staf Prodi Pendidikan Dasar yang tanpa mengenal lelah membantu penulis dalam segala urusan administrasi.

6. Teman-teman seperjuangan kelas A2 Reguler dan konsen matematika angkatan XXV Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universita Negeri Medan yang telah banyak meberikan motivasi dalam upaya menyelesaikan proposal tesis saya ini.

(8)

v

8. Seluruh dewan guru beserta staf SD Negeri Musa Baroh yang telah bekerja sama sehingga penelitian dapat terlaksanakan dengan baik dan lancar.

9. Siswa-siswi kelas VI Tahun ajaran 2015/2016 yang turut berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian.

10. Keluarga tersayang Kakak dan Adik yaitu Marzuki Nasir, Syarifuddin Nasir, Nurlina Nasir, Safriati Nasir, Radiah Nasir dan Yusran Nasir yang senantiasa memberikan semangat dan mendoakan.

11. Teristimewa kepada istriku tercinta Leny Marlita dan buah hati semata yaitu Rizky Mayvonna yang rela berkorban dengan penuh kesabaran dan berkat do’a yang tulus dari merekalah sehingga apa yang dicita-citakan penulis terkabul hendaknya.

12. Kepada Kawan karib yaitu Syukri Arbi, Muhammad Usman, Syuriadi Samidan, Abdullah M, Yacub yang telah bersusah payah membantu dengan ikhlas tampa mengharap imbalan apapun.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyusun tesis ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan tesis ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan kelak. Terlepas dari kekurangan dan kelemahan yang ada, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pengembang pendidikan.

Medan, 15 September 2016 Penulis

Syahrol

(9)

vi

2.1.5 Tiori Belajar Kognitivistik... 22

2.1.6 Motivasi dan Proses Pembelajaran... 28

(10)

vii

3.1.2 Desain Penelitian... 57

3.4 Tehnik Pengumpulan data... 60

3.5 Tehnik Pengolahan Data... 65

3.6 Keabsahan Penelitian... 69

3.7 Indikator Keberhasilan... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 73

4.1 Hasil Penelitian... 73

4.2 Pembahasan Penelitian... 109

4.3 Keterbatasan Penlitian... 119

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 121

5.1 Simpulan... 121

5.2 Saran... 122

DAFTAR PUSTAKA... 123

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Bangun Ruang ... 61

Tabel 3.2 Lembaran Observasi Aktifitas Guru ... 62

Tabel 3.3 Lembaran Observasi Aktifitas Siswa ... 63

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Respon ... 65

Tabel 4.1 Hasil Tes Awal ... 75

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivtias Guru Siklus I ... 84

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivtias Siswa Siklus II ... 85

Tabel 4.4 Hasil Tes Evaluasi Sikus I ... 88

Tabel 4.5 Hasil Angket Respon siswa Siklus I ... 90

Tabel 4.6 Hasil pengamatan Aktivitas Guru Siklus II... 102

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 103

Tabel 4.8 Hasil Tes Evaluasi Siklus II ... 105

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Dasar Sistem Pembelajaran ... 21

Gambar 2.2 Fungsi Media Dalam Pembelajaran ... 43

Gambar 2.3 Kubus dan Jaringan Kubus ... 47

Gambar 2.4 Kubus Satuan ... 48

Gambar 2.5 Balok dan Jaringan Balok ... 48

Gambar 2.6 Kubus Satuan dan Balok ... 48

Gambar 2.7 Skema Kerangka Konseptual ... 52

Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 57

Gambar 4.1 Diagram Batang Pengamtan Aktivitas Guru Siklus I ... 85

Gambar 4.2 Diagram Batang Pengamtan Aktivitas Siswa Siklus I ... 87

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Siklus I ... 89

Gambar 4.4 Diagram Batang Pengamtan Aktivitas Guru Siklus II ... 103

Gambar 4.5 Diagram Batang Pengamtan Aktivitas Siswa Siklus II ... 104

Gambar 4.6 Diagram Batang Hasil Siklus II ... 106

Gambar 4.7 Diagram Batang Perbandingan nilai Rata-rata Siklsu I dan Siklus II ... 112

Gambar 4.8 Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklsu I dan Siklus II ... 113

Gambar 4.9 Diagram Batang Perbandingan Nilai Rata-rata Aktifitas Siswa Siklsu I dan Siklus II ... 117

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pembelajaran Pembelajaran ( Siklus 1 )... 126

Rencana Pembelajaran Pembelajaran (Siklus II )... 129

Lampiran 2 Lembaran Kerja Siswa ( LKS 1 – Siklus I )... 132

Lembaran Kerja Siswa ( LKS 2 – Siklus I )... 133

Lembaran Kerja Siswa ( LKS 3 – Siklus II )... 134

Lembaran Kerja Siswa ( LKS 4 – Siklus II )... 137

Lampiran 3 Lembaran Observasi Aktivitas Guru... 140

Lembaran Observasi Aktivitas Siswa... 142

Lampiran 4 Tes Evaluasi Belajar Siklus I... 144

Tes Evaluasi Belajar Siklus II... 145

Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Siklus I... 146

Kunci Jawaban Tes Siklus II... 148

Lampiran 6 Daftar Hadir Siklus I... 150

Daftar Hadir Siklus II... 151

Lampiran 7 Angket Respon Siswa... 152

Lampiran 8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertama... 153

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Kedua... 155

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertama... 157

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Kedua... 159

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I pertama... 161

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Kedua... 163

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertama... 165

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Kedua... 167

Lampiran 9 Hasil Tes Awal... 169

Hasil Tabulasi nilai Siswa Siklus I... 170

Hasil Tabulasi nilai Siswa Siklus II... 171

Lampiran 10 Hasil Angket Respon Siswa Siklus I... 172

Hasil Angket Respon Siswa Siklus II... 174

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lahirnya UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional dan UU No, 14 Tahun 2004 tentang Guru dan Dosen menandai babak baru dalam sejarah pendidikan di indonesia. Dengan perangkat Undang-Undang ini pemerintah dan masyarakat Indonesia memiliki landasan yang kuat dan mengikat untuk memberi perhatian yang besar pada dunia pendidikan sebagi wahana mencerdaskan bangsa. Sebab hanya bangsa cerdas dan berkualitas yang dapat membawa kepada kemajuan, kemerdekaan dan kesejahteraan di satu sisi, dan bermartabat dalam fora pergaulan antara bangsa di sisi lain.

Salah satu komponen penting untuk memajukan dunia pendidikan di indonesia adalah usaha memberdayakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai lembaga pencetak dan pendidik guru dan calon guru. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sekarang ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Langkah yang paling penting dilakukan, yaitu dengan pendidikan. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu sasaran dari program pembangunan di Indonesia yang harus di tempuh oleh semua lapisan

masyarakat. Dalam UUD 1945 di tegaskan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak

mendapatkan pengajaran”.

(15)

2

bangsa-bangsa lainnya. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Berdasar kan pernyataan UU No. 20 tahun 2003 maka usaha sadar dalam merancang pendidikan harus dilihat berbagai aspek untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional. Walaupun demikian, bukti-bukti dilapangan menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah terutama pada pelajaran matematika nilai siswa masih rendah dan kurang memuaskan, bahkan sangat perlu ditingkatkan.

Adapun tujuan mata pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah menurut (Depdiknas, 2006) adalah agar siswa mampu:

1. Memahami konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penelalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

(16)

3

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Geometri ruang adalah salah satu materi yang diajarkan di SD, namun ternyata kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal dimensi tiga masih rendah. Sebagai contoh, kadang-kadang siswa tidak dapat mengidentifikan volume pengabungan dua bangun ruang balok dan kubus atau pun dengan kalimat cerita. Hasil survey Programme for International Student Assessment (PISA) 2009 menunjukkan bahwa untuk pelajaran matematika Indonesia berada urutan ke-61 dari 65 negara dengan rata-rata skor 375. Hasil perolehan skor signifikan di bawah skor rata-rata internasional sebesar 500. Hal ini membuktikan bahwa siswa di indonesia masih sangat rendah dalam menguasai materi pelajaran terutama dalam pemecahan masalah dan komunikasi matematika dalam menyelesaikan soal-soal ujian atau uji kompetnsi siswa.

(17)

4

Siswa hanya belajar dengan cara menghapal, mengingat materi, rumus-rumus, defenisi, unsur-unsur dan sebagainya. Guru yang tidak lain merupakan penyampai informasi yang lebih aktif sementara siswa pasif mendengarkan dan menyalin, sesekali guru bertanya dan sesekali siswa menjawab, guru memberikan contoh soal dilanjutkan dengan memberikan latihan yang sifatnya rutin kurang melatih daya nalar. Bila dikaitkan dengan kurikulum yang berlaku, porsi geometri memang tidak banyak dan biasanya hanya diajarkan sebagai hafalan dan perhitungan semata.

(18)

5

observasi awal untuk melihat wawasan siswa tentang soal cerita dan penggabungan volume kubus dan balok. Dari 23 siswa yang di observasi tes awal dengan bentuk soal cerita dan penggabungan kubus dan balok, tidak ada satu siswa pun yang menyelesaikan soal secara tuntas dan bahkan ada 15 siswa yang tidak menjawab sama sekali.

Hal ini sangat perlu diperbaiki kesulitan-kesulitan siswa pada materi tersebut sehingga tidak berdampak pada ujian Nasional. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tidak mungkin terjadi dengan begitu saja, akan tetapi pasti ada kendala atau faktor-faktor tertentu yang membuat siswa tidak bisa menguasai materi bangun ruang.

Selanjutnya Saragih (2007) mengungkapkan bahwa kemampuan komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu untuk diperhatikan, ini disebabkan komunikasi matematika dapat mengorganisasi dan mengkonsolidasi berpikir matematis siswa baik secara lisan maupun tulisan. Apabila siswa mempunyai kemampuan komunikasi tentunya akan membawa siswa kepada pemahaman matematika kepada konsep matematika yang dipelajari.

(19)

6

Kedua, mathematics learningas social activity, artinya matematika sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran, matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa. Oleh sebah itu kemapuan guru untuk menumbuhkan komunikasi matematika bagi siswa masih rendah. Hal ini dapat di tinjau dari kompetensi pedagogis kemampuan guru dalam mengajar masih terlihat menurut pandangan filsafat pendidika perenialisme.

(20)

7

melahirkan manusia-manusia yang sejati, aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang.

Oleh karena itu perlu adanya metode pembelajaran yang bervariasi agar jalan proses belajar mengajar tidak membosankan, sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk belajar dan pada akhirnya kualitas semakin meniningkat. Penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar. Bila penggunaanya metode dan alat peraga tidak tepat sesuai dengn situasi yang mendukung kondisi psikologi siswa, maka pembelajaran sering mengalami kegagalan bagi siswa dalam belajar. Pembelajaran matematika didasarkan kepada aktif dan akan lebih menekankan peranan siswa untuk belajar. Guru memengang peranan penting untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dalam mengembangkan perkembangan potensi bagi anak. Belajar sebagai komponen penting dalam pembelajaran perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena kenberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh keberhasilan seseorang dalam belajar.

(21)

8

dapat mempertinggi proses dan hasil belajar siswa karena berkenaan dengan taraf berfikir siswa.

Salah satunya media pembelajaran adalah alat peraga. Alat peraga dalam proses belajar mengajar digunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien dalam pembelajaran bangun ruang. Setiap proses belajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Proses berpikir siswa pada masa SD memungkinkan dapat mengatasi masalah-masalah yang sangat beraneka ragam secara lebih efektif tetapi masih belum dapat berfungsi secara efisien dalam bidang abstrak. Dalam hal ini peran alat bantu atau alat peraga sangat penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

(22)

9

Selain pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, kompetensi pedagogis guru dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa juga akan membantu guru dalam terselenggaranya proses pembelajaran secara efektif. Model pembelajaran yang digunakan selayaknya dapat membantu siswa untuk dapat memecahkan masalahnya secara mandiri.

Dalam pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa semakin dituntut mempunyai kemampuan berpikir yang tinggi dan kreatif, kepribadian yang jujur dan mandiri. Sehingga sangat diperlukan dan dilakukan pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan mampu mendidik para siswa sehingga mereka bisa tumbuh menjadi manusia yang berpikir kreatif, mandiri, dan berprestasi.

Berbagai permasalahan di atas memerlukan solusi dan penanganan yang tepat agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan jangan berdampak pada ujian ujian Nasional. Salah satu langkah yang akan diambil adalah menggunakan metode demontrasi pada pembelajaran dengan menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran. Alasan menggunakan metode demontrasi adalah karena menurut Sanjaya (2011) proses belajar mengajar akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

Berdasarkan seluruh uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Materi Bangun Ruang Dengan Menggunakan Metode Demontrasi Kelas

VI SD Negeri Musa Baroh Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogis Tahun

(23)

10

1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Siswa sulit menyelesaikan soal volume pada penggabungan dua buah bangun ruang misalnya antara balok dan kubus.

2. Kemampuan komunikasi matematika siswa rendah.

3. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru masih berlandaskan menurut pandangan filsafat perenialisme.

4. Hasil belajar matematika siswa SD Negeri Musa Baroh masih masih tergolong rendah yaitu sekitar 40-50% siswa memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

5. Pembelajaran yang digunakan oleh guru belum mampu mengaktifkan atau memotivasi siswa dalam belajar, serta belum mampu membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal dalam matematika.

1.3 Pembatasan Masalah

Megingat luasnya cakupan masalah yang terindetifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki, maka peneliti perlu membatasi masalah yang akan dikaji agar analisi hasil penelitian dapat dilakukan dengan terarah maka peneliti ini dibatasi pada:

(24)

11

2. Meningkatkan hasil Belajar siswa kelas VI SD Negeri Musa Baroh pada materi kubus dan balok dengan menggunakan metode demontrasi dan pemanfaatan alat peraga.

1.4 Rumusan Masalah

Penelitian pada hakikatnya adalah mencari jawaban atas permasalahan yang dilatar belakangi dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabanya pada kegiatan penelitian. Berdasarkan pada latarbelakang dan identifikasi masalah maka perlu diberikan rumusan masala sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar matematika pada siswa dalam penyajian materi bangun ruang sisi datar dengan menggunakan metode demontrasi di kelas VI SD Negeri Musa Baroh?

3. Apakah pembelajaran metode demontrasi dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar siswa kelas VI SD Negeri Musa Baroh ?

1.5

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam penyajian materi bangun ruang sisi datar dengan menggunakan metode demontrasi di kelas VI SD Negeri Musa Baroh. 2. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan metode

(25)

12

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap metode demontrasi pada mata pelajaran matematika sangat penting sekali, disamping untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa, siswa juga akan lebih termotivasi dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka, juga untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dengan memilih pendekatan-pendekatan yang dapat mengembangakan kegiatan belajar siswa secara lebih aktif.

Dalam penelitian ini penulis berharap dapat meningkatkan hasil belajar dan dapat memberi manfaat bagi :

1. Guru, Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan dikelasnya dan guru memperoleh pengalaman dalam merancangkan dan melaksanakan pembelajaran matematiaka khususnya dalam penggunaan metode demontrasi dengan menggunakan alat peraga

2. Siswa, Penerapan metode demontrasi dengan menggunakan alat peraga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang dengan terampil dalam memecahkan masalah yang dihadaapinya sehingga timbul motivasi intrink (dorongan dari dalam diri anak didik) untuk belajar lebih lanjut.

(26)

13

4. Sekolah, sebagai bahan tambahan untuk memajukan dan meningkatkan mutu sekolah dalam pendidikan yang efektif dan efisien.

(27)

121 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telahdiuraikan pada bab IV dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Aktifitas belajar siswa siklus I belajar matematika dengan menggunakan metode demontrasi dan alat peraga pada materi bangun ruang yaitu kubus dan balok diperoleh rata-rata persentase skor sebesar 82,03 % dengan kategori baik dan aktifitas siswa pada siklus II sebesar 90,76% juga masih dalam kategori sangat baik. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut maka terjadi peningkatan sebesar 8,73%

2. Hasil belajar siswa siklus I dan siklus II memperoleh nilai rata-rata tes evaluasi 68,69 meningkat menjadi 79,34, skor terendah 50 menjadi 100. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi bangun ruang dengan menggunakan metode demontrasi dan alat peraga menujukkan peningkatan.

3. Ketuntasan siswa dalam belajar matematika melalui metode demontrasi dan alat peraga pada materi bangun ruang terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I 78,28% sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar 86,95%. Dengan demikian, peningkatan yang terjadi antara ketuntasan belajar siswa pada siklus I dengan siklus II sebesar 8,67%.

(28)

122

dan kubus terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil angket siswa menujukan bahwa rata-rata respon siswa pada siklus I sebesar 72,29% dengan kategori “Setuju” dan pada siklus II sebesar 79,94% dengan kategori “Sangat Setuju”.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Guru dapat menerapakan metode demontrasi dan alat peraga dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran.

2. Hendaknya semua guru bidang studi memahami penerapan pendekatan alat peraga karena berhasil memberikan pemahaman konsep di kelas rendah dibandingkan pendekatan konversional.

3. Untuk memperkenalakan konsep awal dari materi yang diajarkan seharusnya guru memulai pembelajaran dengan tahap enaktif dan selanjutnya dengan tahap ikonik dan simbolik.

4. Setelah dilaksanakan PTK dikelas SD Negeri Musa Baroh Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2015/2016, maka salah satu cara untuk meningkatkan konsep bangun ruang adalah dengan menggunakan metode demontrasi dan memakai alat peraga dalam pembelajaran.

5. Akhir kata dari para peneliti, tingkatkanlah mutu pendidikan anak-anak dengan berbagai cara yang harus diterapkan oleh guru sesuai dengan standar proses supaya kedepan pendidikan kita lebih meningkat Amin.

(29)

123

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, 2010. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Insan: Bandung Cendikiawan.

Ali M, dkk. 2007 Ilmu dan Aplkasi Pendidikan, PT. IMTIMA

Asrori M, 2009. Psikologi Pembelajaran. CV Wacana Prima: Bandung. Bustoni Arifin, 2010. Pengembangan Kurikulum. Multi Kreasi Satudelapan. Baroody, A.J. 1993. Problem Solving, Reasoning, and Kominicating, k-8.

Healping Children Thing Mathematically. New York : Merril, an Inprint

of Macmillan Publishing, Company

Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakrta: Depertemen Pendidikan Nasional

Dahar, R. W. 2011. Teori-teori Belajar, Bandung: Erlangga

Edy Surya, dkk. 2014. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

dan Komunikasi Matematik Siswa pada Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran Langsung pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Medan:

UNIMED. (http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-29435-Jurnal%2064-74.pdf)

Husen, dkk. 2007. Geometri dan Pengukuran.Bandung : UPI PRESS Kasbolah, Kasiani. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UM PRESS

Lukman Hakim. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Cv. Wacana Prima- Bandung.

Muhmedayeli 2013. Filsafat Pendidikan. PT Refika Aditama – Bandung. Moleong, Lexy, J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Oemar, Hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Rudi, Riyana 2009. Media Pembelajaran. Bumi kencana-Bandung

Rozanna. 2008. Efektivitas Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk

(30)

124

Russefendi, ET. 2004. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud.

Saragih Sahat, 2007. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan

Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi tidak dipublikasikan.

Bandung : Program Pascasarjana UPI Bandung.

Sinaga Bornok, 1999. Efektifivitas Model Pembelajaran Bedasarkan Masalah

(Prolem Based Instruction) Pada Kelas I SMU Dengan Bahan Kajian Fungsi Kuadrat. Tesis Surabaya : PPS IKIP

Sukerti K, dkk, (2014) Penerapan Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan

Media Gambar Berseri Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas V Sdn 3 Dencarik Kecamatan Banjar Tahun Pelajaran 2012/2013 (online).Jurnal FKIP Ganesha.

Sanjaya 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta

Suharsimin A. 2009. Prosedur Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Sardiman, A.S, 1986. Media pendidikan : Pengertian Pengembangan dan

pemanfaatnya, Jakarta.

S Esti Wahyuni 2004. Psikologi Pendidikan, Jakarta.

Semi, Atar. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Raja

Slameto. 2008. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

_______2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudwiyanto dkk. 2006. Terampil Berhitung Matematika jilid 6. Penerbit Erlangg Sudjana , Rifai, 2002. Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo. Surya. 2007 Psikologi Belajar Jakarta: Raja Grafindo persada.

Sudjana, N. 2005. Penelitian Hasil proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya

Siregar, Nara. 2010. Tiori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke

10. Bandung: Alfabeta

(31)

125

Sumiati dkk 2009. Metode Pembelajaran. Bumi Rancaeke kencana-Bandung. Undang-undang RI No. 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasiona

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menghasilkan (1) Context pembinaan olahraga sepakbola di SONS yang terdiri dari aspek latarbelakang pembinaan dan tujuan pembinaan berada pada kategori yang baik,

Dalam hal Saya tidak menyediakan informasi dan dokumen-dokumen sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Prudential dalam jangka waktu tertentu atau jika salah satu dari informasi atau

melakukan penelitian eksperimen dengan judul “ Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Informasi Future Benefit terhadap Eskalasi Komitmen dalam Pengambilan Keputusan

Pola-Pola Kaderisasi Dilakukan Dalam Pengembangan Dosen Muda Penting untuk dikemukakan bahwa dosen muda yang berhak mengajar di Prodi Administrasi Pendidikan adalah yang

Untuk mengetahui pengaruh dari pemberian sediaan ekstrak pucuk daun mangga ( Mangifera indica L.) kultivar cengkir dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit yang

Salah satu komunitas anak muda yang eksis di Salatiga adalah komunitas club motor RAC, club motor RAC berdiri pada Juli 1989 dan masih bertahan hingga

Dan ini tentunya juga membutuhkan biaya budget yang juga harus diperhitungkan dengan menentukan nilai harga dari produk itu sendiri yang sangat diharapkan dan

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan uji fisik yang dilakukan di saluran gelombang 2-D pada Laboratorium dengan membuat beberapa konfigurasi model screen layer