• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Koperasi Industri Kayu Dan Meubel (Kikm) Jakarta Timur Dalam Pemberday Aan Usaha Kecil Dan Menengah (Ukm) Menurut Perspektif Ekonomi Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Koperasi Industri Kayu Dan Meubel (Kikm) Jakarta Timur Dalam Pemberday Aan Usaha Kecil Dan Menengah (Ukm) Menurut Perspektif Ekonomi Islam"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

ANDI IRMANSYAH

203046101670

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Pembimbing I

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Oleh:

ANDI IRMANSYAH 203046101670

Di Bawah Bimbingan

bing II

"

d><t

/

'%\

Dedy Nursyamsi, SH., M. Hum. Drs. H. Ahmad Y ani, MAg N 150.269.678 NIP 150.264.001

JURUSAN MU'AMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

VIN SY ARIF HIDAY ATULLAH

JAKARTA

(3)

MENENGAH (UKM) MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM telah

diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakullas Syariah dan l·lukum Universilas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 27 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam

(SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 12 Mei 2008

Mengesahkan

Dekan Fakyltiij Syariah dan Hukum

,f

:0'!

セI@

/..,/

...

Prot: DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

.NIP.150 210 422

PANITIA UJIAN

Ketua : Prof. DR. H. tviuhammad Amin Suma, SH, MA,lv. ヲNャャォMイZZcセ]@

Sekretaris

NIP.150 210 422

: Drs. H. Ahmad Yani, MA NIP. 150 269 678

Pembimbing I : Dedy Nursyamsi, SH., M. Hum. NIP. 150 264 00 l

Pembimbing II: Drs. H. Ahmad Yani, MA NIP. 150 セVY@ 678

Penguji I

Penguji II

: Drs Burhanuddin Yusuf, MM NJP.150 203 012

: Dwi Nur'aini Ihsan SE, MM

(4)

l. Skripsi ini mernpakan hasil asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif hidayatullah Jakmia.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalmn penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan ym1g berlaku di Universitas lslmn Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa km·ya ini bukan hasil km·ya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islmn Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakmta.

Jakarta, 12 Mei 2008

(5)

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena alas ridha dan rahmat serta hidayah -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syari'ah dan Hukum Vnversitas Islam Negeri SyarifHidayatullah, Jakarta.

Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada jujungan kita, Nabi Muhammad SAW, pemikir besar yang telah meletakan dasa-dasar ekonomi Islam dalam kehidupan demi kemashalatan seluruh umat manusia

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya atas segala bantuan, dorongan dan bimbingan yang ditunjukan kepada penulis sehingga terselesaikan skripsi ini.

Vntuk itu, patut kiranya ucapan terima kasih yang besar-besamya penulis

sampaikan kepada :

!. Prof. DR. Amin Suma, SH. MA. MM, selaku Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum VIN SyarifHidayatullah Jakarta.

(6)

4. Bapak Dedy Nursyamsy, SH. M Hum. dan Bapak Drs. H. Ahmad Yani M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi.

5. Pimpinan Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur, atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengadakan studi kasus serta bantuan data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

6. Pimpinan perpustakaan yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perustakaan

7. Ayahanda H. Mihar dan Ibunda Hj. Fatimah selaku orang tua kandung dari penulis. Saudari Siti Khodijah dan Syifa Fauziah serta seluruh anggota keluarga lainnya yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.

8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Muamalat Program Non Reguler an6katan 2003 khususnya Fahrni, Ichan, Ina!, Waiz, Arif, Yayat, Widie, babe, luhfi sobat dan rekan-rekan Perbankan Syariah C dan rekan-rekan khususnya Khaerul, Jaenal, Ahmad Mastur, Acho, Anam, Faiz yang memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

(7)

Harapan penulis semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para pihak dan instansi yang membutuhkannya. Seiring dengan itu semoga amal kebaikan mereka yang telah membantu, memperoleh ridha dan balasan dari Allah SWT, Amiin

Jakarta, 11 Januari 2008

(8)

DAFT AR ISL ... .iv

BABI PENDAHULUAN A. Latar Be!akang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan ... 8

D. Kajian Pustaka ... 9

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep ... .11

F. Objek Penelitian ... 12

G. Metodelogi Penelitian ... .13

H. SistematikaPenulisan ... 15

BAB II TINJAUAN TEOIRITIS TENTANG KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH SERT A KONSEP PEMBERDAY AAN DALAM EKONOMI ISLAM A. Koperasi 1. Pengertian Koperasi ... 16

2. Landasan hukum, Asas dan Tujuan Koperasi ... 19

3. Fungsi, Peran. dan Prinsip koperasi ... 21

4. Jenis -jenis Usalm Koperasi ... 24

(9)

BABill

BAB IV

4. Permasalahan/ Hambatan yang dihadapi Usaha kecil

dan Menengah (UKM) ... ..45 5. Konsep Pemberdayaan dalam Ekonomi Islam ... .47 GAMBARAN UMUM KOPERASI INDUSTRI KAYU

dan MEUBEL (KIKM) JAKARTA TIMUR

A. Sejarah Berdirinya, Tujuan dan Keanggotaan ... 56 B. Manajemen Operasional Koperasi Industri Kayu dan Meubel

(KIKM) Jakarta Timur. ... 58 C. Usaha-Usaha yang dilakukan oleh Koperasi Industri

Kayu Meubel (KIKM) Jakarta Timur ... 60

ANALISA STRATEGI KOPERASI INDUSTRI KAYU DAN

MEUBEL (KIKM) JAKARTA TIMUR DALAM

PEMBERDAY AAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

MENURUT PERSEPEKTIF EKONOMI ISLAM

A. Faktor-faktor apa saja yang dihadapi oleh Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur dalam Pemberdayaan UKM

(10)

Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur ... 74 D. Analisa Strategi Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM)

Jakmta Timur dalam Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Menurnt Persepektif Ekonomi Islam ... 76

BABV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 82 B. Sm·an ... 84

DAFTAR PUST AKA

LAMP IRAN

(11)

A. Latar Belakang Masalah

Dilihat dari sejarahnya, koperasi memang dilahirkan sebagai badan usaha dengan tujuan lugas untuk memajukan kepentingan ekonomi dari anggota-anggotanya. Latar belakang kelahirannya telah memberikan ciri khusus kepada koperasi berbeda dengan bentuk usaha yang lain. Koperasi sebagai bentuk seperti yang kita kenal sekarang ini dilahirkan kira-kira satu setengah abad yang lain di Eropa Barat dalam suatu sistem sosial ekonomi kapitalis liberal yang dirasakan sebagai penekannan dan penghisapan oleh yang kuat terhadap yang lemah. Oleh karena itu koperasi selalu menampakan wataknya yang selalu cenderung untuk membela diri, menunjukan ciri-ciri manusiawi yang kuat dan menjujung tinggi keadilan dan pemerataan. 1

Salah satu cara mewujudkan pembangunan sebagaimana tertuang dalam pembukaan undang-undang dasar 1945, yaitu tercapainya masyarakat yang adil dan makmur baik materiil maupun spiritual adalah dengan berkoperasi.

Undang-Undang Dasar 1945 mengaskan didalam pembukaannya bahwa salah satu tujuan Negara Indonesia adalah untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Penegasan diatas tidak terlepas dari pokok pikiran yang terkandung dalam

1

(12)

pembukaan yaitu Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh Indonesia.2

Pasal 3 UURI No. 25/1992 tentang perkoperasian dikatakan bahwa: "Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju adil makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945"

Dari bunyi pasal 3 diatas jelas, bahwa koperasi hendak memajukan kesejahteraan anggota terlebih dahulu. Dan sekiranya nanti mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas kemasyarakat disekitamya, karena para anggota koperasi pada dasamya juga merupakan anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat. 3

Secara operasional dapat dijabarkan ekonomi kerakyatan adalah kegiatan ekonomi yang bertumpu pada sektor riil, yang mampu menyerap potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat, dan hasil yang ditunjukan untuk kemakmuran seluruh anggota masyarakat. Bentuk usaha yang sesuai dengan konsep ini adalah koperasi serta Usaha Kecil dan Menengah (UKM)4

2

Muhammad Firdaus, S.P.,M.M., Agus Edhi Susanto, S.E.(PERKOPERASIAN: Sejarah, Teor dan Praktek, Jakarta:Penerbit Ghalia Indonesia, 2002.),h.37

3

Ibid., h.43

4

(13)

Adanya persamaan falsasafah antara koperasi dan ajaran Islam, bisa ditemukan dalam Al-Qur'an, dalam penekanan pentingnya kerjasama dan tolong menolong (ta'awun), persaudaraan (Ukhuwah) dan padangan hidup demokrasi (Musyawarah). Sebagaiman firman Allah menyatatakan dalam Surat Al-Maidah ayat yaitu:

セ@ セ@

:i1if

01

:diT i)ftj

BMsGェセャェ@

)jT

セ@

i)jw 'lj

NGN^⦅Z[G。Aエtェセt@

セ@

i)jWj

Artinya:

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengeljakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah

kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah:2)

Adapun pengertian usaha kecil dan menengah dibeberapa Negara tidak selalu sama. Tergantung kepada konsep yang digunakan untuk Negara tersebut. Oleh karena itu pengertian usaha kecil dan mengah temyata berbeda di satu Negara dengan Negara yang lainnya. Dalam pengertiannnya mencakup sedikitnya dua aspek, yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokkan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusanlkelompok perusahaan tersebut,

(Range of The Member of Employes). 5

Menurut Undang-Undang no 9 th 1995, tentang usaha kecil, bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang bersekala kecil dan yang memenuhi

5

(14)

kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan perusahaan. Kekayaan perusahaan maksimal Rp. 200 Juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usha.

Sedangkan menurut Inpres No. 10 Th. 1999, tentang usaha menegah bahwa usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan lebih besar dari Rp. 200 juta sampai maksimal Rp. 10 Milyar6

Dalam wawasan Islam, ditegaskan bahwasanya Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.yaitu : Surat Ar-Ra'd ayat 11

Artinya:

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs.Ar-Ra' d: 11 ).

Ayat di atas membuktikan dengan nyata, bahwa untuk mewujudkan perkonomian nasional yang baik, tentunya tidak akan berjalan dengan sendirinya artinya diperlukan peran dari seluruh pihak terutama pemerintah dan masyarakat. Karena masyarakatlah yang lebih tahu bagimana kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (KUKM) mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi bagian terbesar dari rakyat Indonesia. Peran usaha kecil dan menengah (UKM) yang besar ditunjukkan oleh

(15)

kontribusinya terhadap produksi nasional, jumlah unit usaha dan pengusaha, serta

penyerapan tenaga kerja.

Masalah yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia

dalam perkembangannya yang tingkat intensitas dan sifatnya berbeda, namun

masalah yang sering disebut adalah keterbatasan dana dan kesulitan dalam

pemasaran.7

Tantangan ke depan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk mampu bersaing di era perdagangan bebas, baik di pasar domestik maupun di pasar ekspor,

sangat ditentukan oleh dua kondisi utama. Pertama, lingkungan internal Usaha Kecil

dan Menengah (UKM) harus diperbaiki, yang mencakup aspek kualitas SDM,

terutama kewirausahaan (entrepreneurship), penguasaan teknologi dan informasi,

struktur organisasi, sistem manajemen, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal dan

jaringan bisnis dengan pihak luar. Kedua, lingkungan ekstemal harus juga kondusif,

yang terkait dengan kebijakan pemerintah, aspek hukum, kondisi persaincan pasar,

kondisi ekonomi-sosial-kemasyarakatan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan

masyarakat, dan perubahan ekonomi global. Secara nasional, pilihan strategi dan

kebijakan untuk memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam

memasuki era pasar global menjadi sangat penting bagi terjaminnya kelangsungan

hidup dan perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai penyedia

lapangan kerja, sumber pertumbuhan dan pemerataan pendapatan8•

7

Titik Sartika, Ekonomi Seka/a Keci/ ,Menenga dan Koperasi h. 27

8

(16)

Latar belakang yang mendasari dibentuknya Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Klender Jakarta Timur tersebut, tidak lain karena posisi Jakarta Timur saat ini yang merupakan sentra meubel terbesar tidak hanya di Jakarta, tapi juga di Indonesia bahkan di negara-negara ASEAN (Assosiation South East Asian Nation).

Berdirinya Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) di Klender Jakarta Timur yang merupakan koperasi binaan Suku dinas Industri dan Perdagangan Kodya Jakarta Timur ini, didukung pula dengan berdirinya gedung Pusat Promosi Industri Kayu dan Meubel (PPIKM) di Jatinegara Kaum Jakarta Timur.

Salah satu tujuannya untuk mengembangkan kualitas produk para perajin kayu dan meubel yang tergabung dalam koperasi, yang nota bene merupakan pengusaha kecil ini, Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur dengan mengadakan pelatihan kepada para pengrajin dan pengusaha agar mutu produk meubel yang dibuat dapat diminr.ti oleh konsumen baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam mengembangkan kualitas9

Terdorong dari pemikiran inilah, penulis mencoba untuk menyusun sebuah tulisan dalam bentuk skripsi dengan judul " STRATEGI KOPERASI INDUSTRI

KAYU DAN MEUBEL (KIKM) JAKARTA TIMUR DALAM

PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM"

(17)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin menganalisa terhadap strategi yang dilakukan Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur dalarn pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah menurut perspektif ekonomi Islam. Khususnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menjadi anggota Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur yaitu para perajin meubel. Adapun yang dimaksud strategi dalarn pembahasan ini adalah segala bentuk perencanaan, program-program dan usaha-usaha yang dilakukan oleh Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur.

Sedangkan perumusan masalah dalam skripsi ini, penulis merumuskan masalahnya ke dalam bentuk pertanyaan, yaitu sebagai berikut :

I. Bagaimana manajemen operasional dan usaha-usaha yang dilakukan oleh Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur dalarn memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)?

2. Faktor-faktor apa saja yang dihadapi oleh koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur dalam Pemberdayaan Usaha Kecil dan Meubel serta faktor-faktor yang dihadapi oleh Usaha kecil dan Menengah (UKM) pada industri meubel ?

(18)

4. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Koperasi industri Kayu dan Meubel Jakarta Timur dalam pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah menurut perspektif ekonomi Islam?

C. Tujuan dau Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat yang hendak diperoleh oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Tujuan Penelitian

I. Untuk mengetahui bagaimana manajemen operasional dan usaha-usaha yang dilakukan oleh Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur

2. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang dihadapi oleh koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur dalam Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menegah (UKM) serta faktor-faktor yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada usaha permebeulan.

3. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur

(19)

I. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi alat ukur khususnya bagi sebuah koperasi Industri, dan Pemerintah serta Instansi terkait dalam pemberdayaan UKM

2. Hasil penelitian juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan khususnya bagi sebuah koperasi Industri, dan Pemerintah serta Instansi terkait dalam pemberdayaan UKM

3. Penelitian ini diharapkan berguna bagi kalangan Usaha Kecil dan Menengah khususnya di Industri kayu dan Meubel Jakarta Timur dan umumnya pada seluruh Industri atau Usaha Kecil dan Menengah (IKM/UKM)

4. Penelitian ini diharapkan berguna bagi kalangan akademisi ataupun khalayak umum sebagai pedoman atau referansi untuk bahan perkuliahan atau sebagai perbandingan dalam pengelolaan Koperasi industri dan bahan perbandingan bagi sebuah koperasi khususnya Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur

D. Kajian Pnstaka

(20)

Latip Wicaksono pemah melakukan penelitian pada tahun 2004 IO. sifat

penelitiaanya adalah kualitatif, yaitu tinjauan ekonomi Islam terhadap sumber dana dan penggunaan dana koperasi (studi kasus koperasi pedagang pasa (koppas) karet pedurenan dan disimpulkan bahwa koperasi merupakan lembaga ekonomi yang berwatak sosial, karena disamping berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, lembaga ini juga harus memerhatikan kehidupan sosial dari anggotanya. Agama Islam memandang positif dari pada kegiatan koperasi ini, karena sejalan dengan surat al-Maidah ayat 2 yang mengajarkan manusia untuk saling tolong menolong.

Siti Irma Fatimah pemah melakukan penelitian pada tahun 200611• sifat

penelitiaanya adalah kua/itatif, yaitu Analisa strategi koperasi pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi rakyat (studi pada koperasi pondok pesantren Al-Ikhlas Subang Jawa Barat) dan disimpulkan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan Kopotren Al-lkhlas dalam pemberdayaan ekonomi rakyat adalah Mengajak masyarakat untuk berkerja sama dalam bidang ekonomi yang sesuai dengan Syariat, dengan harapan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

10

Latip Wicaksono, Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Sumber dan Penggunaan Dana koperasi (studi Kasus Pedagang Pasar (KOPP AS) karet pedurena), Jurusan Muamalah Pak Syariah & Hukum, UIN Ciputat 2004.

11

(21)

Yang menjadi perbedaan dari penelitian ini yaitu penulis ingin menganalisa Strategi yang dilakukan oleh Koperasi lndustri dalam memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai Anggotanya menurut perspektif ekonomi Islam. E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian mengacu pada Teori Dalam Bab II pasal 3 UURI No. 25/1992 dikatakan bahwa: "Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju adil makmur berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945"

Dari bunyi pasal 3 diatas jelas, bahwa koperasi hendak memajukan kesejahteraan anggota terlebih dahulu. Dan sekitarnya nanti mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas kemasyarakat disekitamya, karena para anggota koperasi pad'! dasamya juga merupakan anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.12

secara operasional dapat dijabarkan ekonomi kegikyatan adalah kegiatan ekonomi yang bertumpu pada sector riil, yang mampu menyerap potensi dan sumber daya yang ada dimasyarakat, dan hasil yang ditunjukan untuk kemakmuran seluruh

12

(22)

anggota masyarakat. Bentuk usaha yang sesuai dengan konsep ini adalah koperasi serta UKM13

Masalah yang dihapai oleh UKM di Indonesia dalam perkembangannya yang tingkat intensitas dan sifatnya berbeda, namun maslah yang sering disebut adalah keterbatasan dana dan kesulitlu1 dalam pemasaran.14

Koperasi merupakan sebuah wadah untuk Usaha kecil dan Menengah UKM yang bergabung didalamnya untuk mengatasi permaslahan mereka terutama dalam masalah permodalan dan kesulitan dalam pemasaran.

Tabet 1.1

Pembinaan Koperasi UMKM & Koperasi tahun 2005, Dinas DKI Jakarta15

j pembinセn@ UMKM & KOP TH -2006

F. Objek Penelitian

Objek penelitian ini mengenai strategi koperasi indusri kayu dan meubel (KIKM) Jakarta Timur dalam pemberdayaan UKM antara lain mengenai

13

Sri Edi Sasono, Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia, h. 166

14

Titik Sartika Partomo, Ekonomi Seka/a Keci/ ,Menengo dan Koperasi, h. 27

(23)

strategi kebijakan dan factor-faktor yang dihadapi oleh koperasi indusri kayu dan meubel (KIKM) Jakarta Timur dalam pemberdayaan UKM lndustri Futniture G. Metodelogi Penelitian

I. Lokasi Penelitian yaitu pada Koperasi lndustri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur dengan alamat : Gedung PPIKM. JI. Jatinegara Kaum- Pulo Gadung telp. 021-70296918

2. Sumber Data

a. Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber data atau dari hasil penelitian lapangan. Untuk dapat memperoleh data primer ini, penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan bapak Drs Abdul Rosyid sebagai sekretaris umum dan bapak Abdul Rojak sebagai salah satu anggota Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur b. Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang ada

hubungannya dengan materi skripsi ini. Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kepustakaan (Library Research) yaitu dengan mempelajari buku kepustakaan, literatur, buletin, majalah serta materi kuliah yang berkaitan erat dengan pembahasan masalah ini yaitu laporan Rapat Anggota Tahunan Koperasi Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur

(24)

a. Wawancara, berupa tanyajawab dengan pihak Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur sebagai sumber data yaitu wawancara dengan bapak Drs Abdul Rosyid sebagai sekretaris umum dan bapak Abdul Rojak sebagai salah satu anggota Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KlKM) Jakarta Timur

b. Dokumenter, berupa data-data yang diperoleh melalui Laporan Rapa! Anggota Tahunan Koperasi lndustri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur sebagai studi dokumentasi.

4. Metode Analisis Data

Metode Analisis Data yang digunakan adalah Pendekatan Kualitatif Analitik-Deskriptif, yaitu pendekatan bahasa yang menceritakan gambaran tentang Strategi yang dilakukan oleh Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur dalam pemberdayaan UKM

5. Tekuik Penulisan

(25)

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini oleh penulis akan dibagi menjadi lima bah pembahasan, yaitu :

Bab I Merupakan Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teori dan Kerangka Konsep, Objek Penelitian, Metodelogi Penelitian serta Sistematika Penulisan.

Bab II Kerangka Teoritis Tentang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta konsep pemberdayaan menurut ekonomi Islam. Akan menerangkan kajian teori berkenaan dengan judul penelitian. Bagian ini membahas tinjauan teoritis meliputi : pengertian, landasan hukum dan asas, prinsip- prinsip, tujuan, fungsi. peran koperasi, Jenis-jenis Usaha, dan Manajemen Koperasi, pengertian, permasalahan, manajemen, perkembangan, dan prmberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), konsep pemberdayaan dalam ekonomi Islam.

Bab III Gambaran Umum Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur yang meliputi: Sejarah Berdiri, Tujuan, Keanggotaan, Struktur Organisasi dan manajemen operasional.

(26)

Jakarta Timur dalam pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Usaha-usaha Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIKM) Jakarta Timur serta Analisa terhadap strategi Koperasi Industri Kayu dan Meubel (KIM) dalam pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah menurut perspektif ekonomi Islam.

(27)

ISLAM A. Koperasi

l .Pengertian Koperasi

Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata Latin yaitu Cum yang berarti dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata ini dalam bahasa inggris dikenal dengan Co dan Operation, yang dalam bahasa Belanda disebut dengan Istilah Cooperatieve Vereneging yang berarti berkerja bersama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 1

Koperasi berasal dari kata "cooperation" (Bhs. Inggris) yang berarti : kerjasama. Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah : " Suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan

mereka yang berekonomi lemah yang bergabung secara sukare!a dan alas dasar

persamaan hak, berekwajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan-keebutuhan anggotanya". Koperasi merupakan suatu badan

usaha bersama yang bertujuan dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan

1

(28)

yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh manusia2

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Pengertian Koperasi disebutkan sebagai "Perkumpulan yang berusaha di lapangan ekonomi, tetapi tidak bermaksud mencari keuntungan ". 3

Adapun yang dimaksud dengan tidak mencari keuntungan disini, mereka berkerja berdasarkan semangat kekeluargaan, tidak mementingkan untuk dan rugi bagi dirinya sendiri, melainkan berkerja demi kesejahteraan bersama. Apa yang dikejar dalam koperasi adalah tidak hanya kesejahteraan ekonomi, namun kesejahteraan sosial. Kesejahteraan ekonomi berarti koperasi berkewajiban melayani kebutuhan anggotanya dengan harga relative murah. Apabila dalam usaha itu mendapatkan keuntungan, maka masing anggota menerima bagian keuntungan secara adil sesuai dengan kadar kerjanya. Adapun kesejahteraan sosial yang dimaksud dalam koperasi adalah semua anggota mempunyai hak d?n kewajiban yang sama (equal treatment), yang merupakan prinsip dasar dalam demokrasi.

Menurut Undang-Undang NO. 25 Tahun 1992, pasal I (I) tentang perkoperasian, " Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan alas asas kekeluargaan ".

2

G. Kartasaputra, et.al., Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasi/a dan UUD 1945,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet. ke-5, h.I

3 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Jndonesia,(Jakarta: P.H. Balai Pustaka, 1976),

(29)

Jadi, Koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang secara bersama-sama bergotong- royong, berkerja untuk mewujudkan kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan disekitarnya.

Menurut basil Kongres dan Rapat Anggota International Cooperative Alliance (ICA) tanggal 20-23 September 1995, di Manchester, lnggris. Memberikan definisi Koperasi sebagai berikut:

"Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, social dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang memiliki dan diawasi secara demokratis" .4

Sedangkan penegrtian Koperasi dalam fiqh Islam dikenal dengan Syirkah atau semakna dengan kata al-Syirkah atau semakna dengan kata "al-Ikhti/at" yaitu suatu perserikatan/ perserikatan. Adapun dilihat dari segi istilah, koperasi adalah akad antara orang-orang untuk berserikat modal dan keuntungan.5

Al-Syirkah atau al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua atau lebih dua

pihak atau lebih untuk usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. 6

2.Landasan Hukum, Asas dan Tujuan Koperasi

4

Hans, H. Munlmer, MASA DEPAN KOPERASI Disertai dengan Hasil Kongres dan Rapat Anggota lea di Manchester, Inggris 20-23 September 1995 (Jakarta: Dewan Koperasi Indonesia (dekopin),1997) Cet. ke-1. h. 259

5

Junadi B. SM, Islam dan Interprenearialisme : Suatu studi Fiqh Ekonomi bisnis Modern,

(Jakarta, Kalam Mulia, 1993), h. 147

6

(30)

Didalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa: "Koperasi Berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 serta alas dasar asas kekeluargaan". Dari bunyi

pasal 2 itu jelas bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Sedangkan asas koperasi, sesuai dengan pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 1992 tentang perkoperasian adalah berdasarkan kekeluargaan. Asas ini sesuai dengan jiwa dan kepribadian bagsa Indonesia.

Koperasi sebagai suatu usaha bersama harus mencerminkan ketentuan-ketentuan sebagaimana dalam kehidupan keluarga. Dalam suatu keluarga, segala sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama ditunjukan untuk kepentingan bersama seluruh anggota keluarga. Usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ini biasanya disebut gotong-royong.

gッエッョセ@ royong dalam pengertian kerja sama pada koperasi mempunyai pengertian yang luas, yaitu sebagai berikut.

a. Gotong royong dalam lingkup organisasi, b. Bersipat terus menerus dan dinamis c. Dalam bidang atau hubungan ekonomi

d. Dilaksanakan dengan terencana dan berkesinambungan.

(31)

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) diperlawankan dengan perseorangan. Istilah sas perseorangan adalah istilah Indonesia untuk penegertian individualistik, sedangkan asas kekeluargaan adalah untuk menterjemahkan istilah integralistik atau non individualistik7.

Meskipun koperasi adalah suatu perkumpulan yang bergerak di bidang ekonomi dan melaksanakan kegiatan-kegiatan di bidang ekonomi, namun tujuan koperasi yang utama bukanlah untuk mencarai keuntungan sebesar-besarnya. Koperasi Indonesia di Negara pancasila juga tidak bertujuan untuk mengadakan persaingan, akan tetapi justru harus mengadakan kerjasama dengan siapapun dan dengan pihak manapun juga. Akan tetapi maksud dan tujuan koperasi ialah untuk mencapai perbaikan hidup dengan usaha bersama berdasarkan kekeluargaan dan kegotongroyongan. Tujuan koperasi Indonesia yang jauh lebih luhur ialah mencapai serta mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 19458

Dalam pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 1992 dikatakan bahwa: " Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945."

3.Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi

7

Ibid,. h. 42

8

(32)

Didalam pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian diuraikan fungsi dan peran koperasi. Fungsi dan peran koperasi adalah sebgai berikut:

I. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anngota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosialnya.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan katahanan perekonomian nasioanl dengan koperasi sokogurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan diatas, maka banyak versi juga yang berkenaan dengan prinsip-prinsip koperasi, namun prinsip koperasi yang dijelaskan dalam ICA (International Co-operative Alliance)

dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, cukup respensif yaitu :

(1) Dikemukakan dalam forum ICA (International Co-operative Alliance)

(33)

Identitas Koperasi), Manchester September 23, 1995 yang terdiri dari tujuh prinsip, yaitu :

1. Keanggotaan Sukarela dan Terbuka

Keanggotaan terbuka bagi semua orang yang membutuhkan dan dapat memanfaatkan jasa-jasa koperasi. Tidak ada diskriminasi terhadap agama, jender, suku, dan apapun. Dan tidak ada paksaan, baik sebelum ataupun sesudah menjadi anggota. Setiap anggota boleh keluar setiap waktu.

ii. Pengendalian oleh Anggota-anggota secara Demokratis

Anggota sebagai pemilik koperasi, mempunyai hak suara yang bersama dalam forum bersama, yang sering tersebut Rapat Anggota Tahunan (RAT). Dalam forum tersebut, anggota berhak menentukan kebijakan strategis dari koperasi, bahkan sampai membubarkan koperasi, pada saat itu sah untuk diajukan drn diputuskan. Setiap anggota berhak untuk memilih dan dipilih.

iii. Partisipasi Ekonomi Anggota

(34)

kepada anggota sebagian, sesuai dengan aktivitas transaksi anggota dikoperasinya. Dan sebagian keuntungan yang lain ditanam kembali untuk modal usaha koperasi. Prosentase pembagian keuntungan sepenuhnya menjadi wewenang anggota.

iv. Otonomi dan Kemerdekaan

Anggota sebagai pemilik dari koperasi, menjadikan koperasi memiliki independensi. Kekuasaan tertinggi ada di tangan anggota, yaitu dalam Rapat Anggota.

v. Pendidikan, Latihan dan Informasi

Koperasi merupakan organisasi/badan usaha, memerlukan anggota yang tahu dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai anggota. Tiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih dan memilih menjadi pengurus atau pengawas. Sehingga koperasi mempunyai 1(ewajiban untuk menyiapkan dana pendidikan untuk

anggotanya sebagai upaya mengusahakan kontinuitas estapeta kepemimpinan di dalam tubuh koperasi. Anggota juga berhak menerima informasi tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan koperasinya.

vi. Kerjasama antar Koperasi

(35)

kalangan pelaku ekonomi lainya, dan koperasi maupun memberikan pelayanan yang efektif kepada anggotanya.

vii. Kepedulian terhadap Lingkungan

Koperasi memberikan kontribusi langsung dalam pembangunan komunitas yang berkesinambungan, sesuai dengan persetujuan anggota.9

(2) Undang Undang RI Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian menyebutkan bahwa prinsip koperasi itu ada tujuh, yaitu :

i. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka ii. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

iii. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besamya usaha masing-masing anggota

iv. Pemberian balas jasa terhadap modal v. Kemandirian

vi. Pendidikan koperasian vii. Kerjasama antar koperasi. 4. Jenis- Jenis Usaha Koperasi

Koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang berwatak social yang mempunyai tujuan utama yaitu pemenuhan kebutuhan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tujuan koperasi tersebut terlihat nyata bila koperasi

9

Point-point diambil dari buku Membangun Manajemen Profesiona/ Koperasi, (!CA ROAP,

(36)

menjalankan usaha. Cara berusaha dalam koperasi adalah cara berusaha organisasi ekonomi dengan watak sosial. Watak sosial tercermin pada manfaat yang dipancarkan yaitu; usaha memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan anggota dan masyarakat, dan usaha memberikan keringanan harga/penambahan pendapatan kepada anggota dan masyarakat. 10

Tidak ada keterbatasan koperasi dalam menentukan jenis kegiatan usaha. Seluruh bidang dapat dijalankan, terlebih dahulu dipilih menurut kesepakatan dan kepentingan bersama. Di antara jenis usaha yang dijalankan koperasi adalah simpan pin jam, konsumsi, produksi, jasa dan koperasi serba usaha.

1. Koperasi Simpan Pinjam

Pengertian Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipiajamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan 11

Pengumpulan modal pada usaha simpan pinjam berasal dari; permodalan

intern, berasal dari anggota berupa simapanan pokok, simpanan wajib,

simpanan sukarela, dan cadangan dari sisa hasil usaha koperasi. Permodalan

ekstern, berupa pinjaman-pinjaman atau simpanan dari luar anggota.

10

E.D. Damanik.dkk, Pengantar Perkoperasian, (Jakarta: Dwi Sagara, 1986), ha!. 113

11

Panji Anoraga, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, (Jakarta : Pustaka Jaya, 1995), cet,

(37)

Uang terkumpul selanjutnya dipergunakan untuk persediaan anggota yang meminjam. Dengan kata Iain koperasi menyediakan kredit untuk anggota. Pengertian kredit menurut Winardi adalah setiap persetujuan dimana prestasi dan kontra prestasi dipisah oleh waktu .12

Perbedaan pokok antara Koperasi Simpan Pinjam (KSP) konvensional dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Syari'ah atau Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah adalah adanya larangan untuk membayar dan menerima bunga pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Syari'ah atau Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah.

Dalam menaggung resiko, perbedaan keduanya yaitu jika pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) konvensional menerapkan resiko dalam menjalankan usaha berbeda pada anggota, dan tidak ikut menanggung kerugian jika usahanya merugi , maka pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Syari'ah atau Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah ikut menanggung dan berbagi ォセイオァゥ。ョ@

kepada anggotanya yang usahanya mengalami kerugian, secara propesional. 2. Koperasi Konsumsi

Pengertian koperasi konsumsi adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan Iangsung dalam bidang konsumsi.

Koperasi ini berfungsi :

(38)

a. Sebagai penyalur tunggal barang-barang kebutuhan rakyat sehari-hari yang memperpendekjarak antara produsen dan konsumen

b. harga barang di tangan konsumen menjadi lebih murah c. biaya penjualan maupun biaya pembelian dapat ditekan

Bentuk usaha dari koperasi ini adalah menyelenggarakan toko konsumsi, yang melanyani masyarakat secara terbuka. Berbeda dengan usaha simpan pinjam yang ditujukan untuk anggota, maka toko konsumsi seperti itu justru harus masuk dalam lingkungan masyarakat luas untuk melayani anggota dan bukan anggota. Penjualan kepada bukan anggota akan memperbesar nilai penjualan dan nilai keuntungan.

(39)

menggunakan hak-haknya guna memperoleh keperluannya dengan baik, dan kedua organisasi tersebut memang berusaha untuk mendidik konsumen 13 Jadi koperasi konsumsi menggunakan modal untuk membeli barang-barang

untuk melayani kebutuhan/kepentingan para anggotanya, terutama kebutuhan sehari-hari dengan menitik beratkan pada pemuasan para anggota.

3. Koperasi Produksi

Koperasi Produksi adalah Koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi maupun anggota-anggota koperasi.

Contohnya koperasi peternak sapi perah, koperasi tahu tempe, koperasi pertanian, dan sebagainya.

Anggota Koperasi Produksi terdiri dari orang-orang yang mampu menghasilkan suatu barang atau jasa. Koperasi produksi dibedakan menjadi du'! macam yaitu:

a. Koperasi Produksi yang anggota-anggotanya adalah para produsen, misalnya petani, pengrajin, dan nelayan

b. Koperasi Produksi sebagai Badan Hukum yang memiliki unit produksi. Koperasi Produksi jenis pertama akan lebih menekankan fungsinya untuk melayani anggota sebagai produsen. Jadi fungsi utama koperasi adalah melayani anggota-anggotanya, misalnya untuk memasarkan hasil-hasil produksi para anggotanya, mengusahakan pengadaan bahan-bahan baku, dan

(40)

penyedian infonnasi pasar. Untuk koperasi jenis kedua, fungsi utamanya adalah bagaimana dapat menghasilkan barang atau jasa sesefisien mungkin sehingga kegiatan produksi tersebut dapat menguntungkan koperasi, anggota koperasi dan masyarakat.

Peranan koperasi produksi antara lain : l ). Bagi anggota

Bagi anggota, Koperasi Produksi dapatmeningkatkan penghasilan atau keuntungan anggota produsen atau pengusaha antara lain berupa :

a). Pengadaan bahan baku. Untuk bahan baku yang sulit diperoleh maka pengadaannya dapat diusahakan secara bersama-sama melalui koperasi maka akan diperoleh keuntungan yaitu jumlah, harga, dan kualitas bahan baku dapat diperoleh lebih mudah sehingga memungkinkan diperoleh harga yang tennurah dan kualitas sesuai. b ). Pengadaan fasilitas produksi bersama, fasilitas ini misalnya generator

pembangkit tenaga listrik di desa yang belum ada PLN. Seorang produsen cukup banyak mengeluarkan investasi untuk pembangkit tenaga listrik. Akan tetapi dengan usaha bersama melalui koperasi masing-masing pengusaha anggota koperasi tidak perlu harus mengeluarkan biaya yang besar.

(41)

yang cukup baik, tetapi tidak mampu untuk memasarkan. Mereka sangat tergantung pada pedagang perantara yang seorang bertindak sebagai monopsoni atau o/igopsoni.

Dengan demikian bilamana koperasi berhasil menyatukan para produsen kecil, ha! itu dapat menyelesaikan masalah tersebut. Maka koperasi harus mempunyai wawasan yang luas jauh ke depan untuk dapat menembus pasar seperti, bemegosiasi besar, agen, pabrik dan lain sebagainya.

2). Bagi Masyarakat

Koperasi Produksi tidak hanya memberikan manfaat bagi para anggotanya, tetapi juga bagi masyarakat, terutama yang berada di lingkungan wilayah kerja koperasi tersebut. Maka manfaat Koperasi Produksi bagi masyarakat antara lain :

a). Menyerap faktor-faktor produksi, seperti bahan baku dan tenaga kerja.

b ). Menambah jumlah barang-barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat.

c). Mengurangi dampak negative dari struktur pasar yang mempunyai unsur monopoli atau monopsoni.

(42)

dan tenaga kerja kepada koperasi tersebut. Dari segi barang supply barang Koperasi Produksi berpartisipasi dalam menambah supply barang-barang dan jasa kebutuhan masyarakat. Ini berarti bahwa konsumen mempunyai pilihan lebih banyak untuk mengkomsumsi sehingga dia dapat membelanjakan uangnya dengan cara optimal 14

4. Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan barang tertentu bagi para anggota dan bagi masyarakay umum, contohnya adalah koperasi angkutan, perumahan, asuransi, perlistrikan dan alin-lain. Mereka ini biasanya terdiri dari orang-orang yang tidak mampu bahkan miskin atau lemah ekonominya, kemudian bersatu dan berkerjasama dalam sebuah koperasi angkutan. Hal ini akan menghindarkan parsaingan dan memecah permusuhan diantara mereka. Di dalam koperasi mereka dapat berkerjasama untuk memperoleh alat-alat dan barang-barang kebutuhan profesi mereka dengan mudah dan murah.

Ada beberapa macam koperasi jasa anatara lain:

a. Koperasi pengankutan memberikan jasa angkutan barang atau orang. Modal yang dikumpulkan dibelikan alat angkutan seperti truk, yang mengangkut barang-barang dari anggota dengan tarif yang lebih rendah jika dibandingkan dengan tarif umum. Ada juga koperasi pengangkutan

14

(43)

yang secara bersama-sarna memberikan jasa kepada anggotanya dan kepada masyarakat umum seperti koperasi taksi

b. Koperasi perumahan memberikan jasa dengan cara menyewakan rumah-rumah sehat dengna sewa yang cukup rendah atau menjual rumah-rumah dengan harga rendah.

c. Koperasi Asuransi memberikan jasa jaminan kepada anggotanya, misalnya asuransi jiwa, asuransi kebakaran.

d. Koperasi perlistrikan memberikan jasa aliran listrik kepada para anggotanya,

Ada dua macam koperasi perlistrikan yaitu:

I) Membeli bersama tenaga listrik dalam kekuatan yang besar dan kemudian dibagikan kepada para anggotanya, dialirkan ke rumah-rumah anggota dengan tarifringan.

2) Menghasill':an tenaga listrik sendiri dengan mesin pembangkit tenaga listrik dan menyalurkan keruam para anggota dengan tariff ringan.15 5. Manajemen Koperasi

Sebagai organisasi ekonomi, Koperasi pun tidak bisa luput dari pengaruh lingkungannya seperti lingkungan konsumen. Situasi persaingan dan perubahan harga-harga. Karena itu Koperasi pun harus menghayati lingkungannya dengan mengindentifiser struktur pasar, tanggapan anggota terhadap usaha Koperasi, kebutuhan dan keinginan anggota. Hal ini berarti

15

(44)

bahwa dalam mengendalikan usaha Koperasi efektivitas dan efisiensi kerja harus menjadi prinsip kerja Koperasi. Sekalipun ukuran efisiensi dan efektivitas usaha Koperasi bukan diukur dari besarnya laba atau sisa usaha yang diperoleh.16

Manajemen Koperasi berlandaskan kekeluargaan dan kegotong-royongan yang lebih terkenal dengan landasan pancasila. Landasan yang demikian diwujudkan pada sifat manajemen Koperasi, yaitu bersifat demokrasi yaitu: a). Kekuasaan Tertinggi

Semua kebijakan dan keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan di dalam suatu Koperasi ditentukan dalam forum Rapat Anggota berdasarkan hikmah kebijaksanaan permusyawaratan; dimana setiap orang dengan tidak memandang umur, besarnya simpanan di dalam Koperasi serta golongan mempunyai hak suara yang sama yaitu satu orang satu hak suara. Pengurus dalam ha! ini hanyalah melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota yang telah dituangkan dalam bentuk Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga. Pengurus berhak hanya dalam merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan keputusan-keputusan Rapat Anggota.17

Yang bertanggung jawab menyelenggarakan Rapat Anggota adalah Pengurus Koperasi. Rapat Anggota pada umumnya diadakan sekali setahun

16

• P. hasibuan. Drs, Manajemen Koperasi, (Jakarta: Yayasan Pembinaan Keluarga UPN

Veteran,1986), hal.197

17

(45)

yang disebut Rapat Anggota Tahunan, disingkat RAT dimana pengurus memberi pertanggung jawaban atas kebijaksanaan yang telah dilakukannnya selama tahun buku yang lampau. Ada juga yang mengadakan dua kali rapat anggota dalam satu tahun yaitu satu kali untuk menyusun anggaran biaya dan pendapatan (rencana usaha) untuk tahun yang akan datang dan yang kedua kali rapat anggota tahunan untuk membicarakan kebijaksanaan pengurus selama tahun yang lampau. Yang pertama diadakan menjelang akhir tahun buku (September-Desember), sedangkan yang kedua diadakan beberapa bulan akhir tahun buku.18

Rapat Anggota Tahunan Koperasi membicarakan antara lain hal-hal sebgai berikut:

I. Penilaian kebijakan pengurus dalam memimpin koperasi selama tahun buku yang lampau

2. Neraca tahunan dan perhitungan laba rugi 3. Penilaian laporan Bad an Pemeriksa

4. Menetapkan pembagian sisa hasil usaha Koperasi 5. Rencana Kerja dan Rencana Anggaran tahun berikutnya

6. Pemilihan Pengurus dan Badan pemeriksa Gika masing-masing sudah berakhir masa jabatannya

7. Masalah yang timbul dalam rapat (pertanyaan keliling).19

18

Lihat Buku Pengetahuan perkoperasian, (Jakarta :PN Balai Pustaka,1981), hal.89

(46)

b ). Pengurus dan Badan Pemeriksa

Pengurus dan Badan Pemeriksa adalah anggota yang dikuasakan oleh anggota untuk menggunakan kekayaan anggota yang telah dikumpulkan guna menjalankan usaha bersama itu.

Badan Pemeriksa mewakili anggota untuk mengawasi Pengurus agar berkerja menurut kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagaimana telah dituangkan di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Ini mengandung arti bahwa usaha dan organisasi Koperasi diurus secara bersama-sama oleh anggota untuk kepentingan itu sendiri.20

B. Usaha Kecil dan Menengah

1. Pengertian Usaha Kacil dan Menengah.

a). Usaha Kecil

Usaha kecil merupakan bagian integral dan usaha nasional yang mempunyai kedudukan dan peranan yang strategis dalam mewujudkan p0mbangunan nasiona121• Di Indonesia salah satu acuan untuk memberikan gambaran profil

usaha kecil dapat dilihat dari definisi yang termuat dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil. Dalam Surat Edaran dijelaskan bahwa22 :

20 Ibid, hal 17

21

Noer Soetrisno, Peranan Perbankan Sebagai Sumber Pembiayaan Usaha Golongan Ekono1ni

Lemah dan Koperasi, (Jakarta: Badan hukum Nasional Departemen Kehakiman, 1998), h. 4

22 Indra Ismawan,

Sukses di Era Ekonomi Liberal, Bagi Koperasi Perusahaan Kecil-Menengah,

(47)

" Yang dimaksud dengan Usaha Kecil adalah uasaha yang memiliki total asset maksimum Rp. 600 juta, tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati" Menurut Dr. Muhammad Jafar Hafsah Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang bersekala kecil dan memiliki kekayaan berssih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan) tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling ban yak Rp. I Milyar. 23

Ditengah keragaman pengertian tersebut, menarik untuk dicatat suatu fenomena yang tidak dapat dipisahkan begitu saja dari catatan perjalanan pengembangan usaha kecil, yaitu definisi yang disusun oleh Biro Pusat statistik (BPS) yang mendeteksi bahwa usaha kecil difokuskan dengan menggunakan criteria serapan tenaga kerja. Berdasarkan criteria tersebut industri skala kecil dicatat sebagai perusahaan manufaktur yang memperkerjakan tenaga kerja antara 5-19 orang. Biro Pusat statistik (BPS) juga mengkelompokan jenis usaha kedalam dua kelompok yaitu : (I) Usaha besar dan usaha sedang; dan (2) Usaha kecil serta usaha rumah tangga (tidak berbadan hukum)

Departemen perindustrian dan perdagangan membagi usaha kecil menjadi dua kelompok, yaitu24:

I. Industri kecil adalah Usaha industri yang memiliki investasi peralatan di bawah Rp 70 juta, Investasi per tenaga kerja maksimal Rp. 625 ribu, jumlah pekerja di bawah 20 orang, serta memiliki asset tidak lebih dari Rp 100 juta.

23 Muhammad Jafar Hafsah,

Kemitraan Usaha Kecil Konsepsi dan Strategi, (Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 2000), h. I 0

24

(48)

2. Perdagangan kecil digolongkan sebagai perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan atau jasa komersial yang memiliki modal kurang dari Rp. 80 juta, dan perusahaan yang bergerak di bidang usaha produksi atau industri yang memiliki modal maksimal Rp. 200 juta.

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) memberikan batasan untuk usaha kecil sector industri dengan asset maksimal RP. 250 juta, tenaga kerja paling banyak 300 orang, dan nilai penjualan (Omzet) di bawah Rp. JOO juta. Sedangkan batasan sector perdagangan adalah modal kerja maksimal Rp. 150 juta, tenaga kerja maksimal 300 orang, dan nilai penjualan maksimal Rp. 600 juta25•

Menurut kriteria Departemen Keuangan usaha kecil adalah perusahaan yang mempunyai asset maksimal Rp. 600 juta atau omzet maksimal Rp. 600 juta pertahun. 26 Sedangkan menurut Bank Indonesia, yang dimaksud usaha kecil adalah perusahaan yang mempunyai asset maksimal Rp. 600 juta. 27

Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1995, tentang usha kecil bahwa "Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan yang memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan perusahaan. Kekayaan perusahaan maksimal Rp. 200 Juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha".

25 Ibid

26

Lihat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 316/1994 Tanggal 27 Juni 1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui dana dari bagian laba BUMN dan SKB Ditjen Pembinaan BUMN, Departemen Keuangan dan Ditjen PPK, Departemen Koperasi dan PPK tanggal 14 oktober 1994 tentang Pedoman Pelaksanaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui Dana dan Bagian Laba BUMN.

27

(49)

Departemen keuangan memberi batasan, bahwa usaha kecil adalah usaha dengan asset dan omzet kurang dari 300 juta rupiah.

b). Usaha Menengah

Menurut Undang-undang No.9 tahun 1995 tentang Usaha Menengah, bahwa pengertian usaha menengah adalaha:

a. Untuk sektor lndustri: Memiliki total asset maksimal Rp.

5.000.000.000.(Lima Milyar Rupiah)

b. Sektor non Industri:

!). Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 600.000.000.(Enam Ratus Juta

Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

2). Memiliki basil penjualan maksimal Rp. 3.000.000.000. (Tiga Milyar

rupaiah) pertahun.

Sedangkan menurut lnpres No. 10 tahun 1999, usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan Jebih besar dari Rp. 200.000.000 samapai maksimal Rp. 10.000.000.000. tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha28

Adapun kriteria umum usaha kecil-menengah dilihat dari cirri-cirinya pada dasamya bisa dianggap sama , yaitu sebagai berikut:

a. Struktur organisasi yang sederhana b. Tanpa stafberlebihan

28

Direktorat Jendral Fasilitas Pembiayaan dan Simpan Pinjam, Himpunan ketentuan Skitn

(50)

c. Pembagian kerja yang "kendur"

d. Memiliki hirarki manajerial yang pendek

e. Aktifitas sedikit yang formal, dan sedikit yang menggunakan proses

perencanaan

f. Kurang membedakan asset peribadi dari pernsahaan.29 2. Jenis-Jenis Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Ada salah satu sub kecil Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memiliki

entrepreneurship (kewirausahaan), tetapi adapula yang tidak menunjukan sifat

tersebut. Dengan menggunankan criteria tersebut, maka kita dapat membedakan

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam empat kelompok/jenis sebagai berikut:

I. Livelihood Aktivities, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang masuk

katagori ini pada umumnya bertujuan mencari kesempatan kerja untuk

mencari nafkah. Para pelaku di kelompok ini tidak memiliki jiwa

kewirausahaan. Kelompok ini disebut sebagai sector informal.

2. Micro Enterprises, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ini lebih bersifat

pengrajin dan tidak bersifat wirausaha.

3. Smaal Dynamic Enterprises, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) jenis ini

cukup memiliki kewirausahaan,.

29

Titik Sartika Partomo M.S dan Abd. Rachman Soejoedono, Elwnomi Skala Kecil, Menengah

(51)

4. Fast Moving lnterprises, ini adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) asli

h.17

yang mempunyai jiwa kewirausahaan. Kelompok ini akan menghasilkan

pengusaha skala menengah dan besar. 30

Sedangkan berdasarkan laporan kelompok pakar Usaha Kecil dan Menengah

(UKM), APEC-di mana Indonesia mkenjadi motomya telah diidentifikasi empat

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dilingkungan APEC, yaitu31

I. Kelompok A

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang telah memiliki pasar global.

Kelompok ini telah menjadi sub-kontrak dari perusahaan multi-nasional

terutama disektor otomotif dan elektronik. Jumlah mereka sekitar 3-4%.

2. Kelompok B

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang telah memasuki pasar

Intemasional. Kelompok ini sudah mengekspor, tetapi atas dasar pesanan luar

negeri dan bukan atas upaya pemasarran yang agresif, berbeda dengan

kelompok A, kelompok B tidak continue. Di Indonesia kelompok ini banyak

terdapat di Bali dimana para Importer asing (yang datang sebagai turis) tel ah

melaksanakan order bisnis yang cukup lumayan. Bahkan produk yang

diekspomya bukan dari Jawa Tengah dan Jawa Barat. Jumlah mereka 5-7%

3. Kelompok C

30 Ibid h. 26. 31

(52)

keterampilan manajerialnya untuk mengambil keputusan perusahaan secara mantap.

Masalah manajemen yang dihadapi para pengusaha kecil dan menengah adalah tentang bagaimana mereka mampu bersikap tanggap terhadap keadaan lingkungan yang berubah dengan cepat. Meskipun demikian, sikap positif pengusaha yang diikuti dengan tindakan-tindakan konkret, betapapun tepatnya kerap kali juga tidak mampu mengatasi masalahnya, yaitun apabila faktor eksternal ternyata lebih besar pengaruhnya dari pada faktor kemampuan manajemen pengusaha sendiri. Di sinilah perlunya mempelajari masalah perusahaan dari sudut ekologis, yaitu melihat sosok perusahaan sebagai bagian dari eco-sistem.

(53)

manajemen perusahaan tidak dapat dilepaskan atau diceraikan dengan

lingkungannya begitu saja.34

Untuk itu, maka pengusaha harus berpandangan luas, setidak-tidaknya peka

terhadap eko/ogi dunia usaha. Karena itu para pengusaha harus bisa menciptakan

suatu lingkungan terdekat yang memungkinkan mereka bersentuhan dengan

informasi perubahan. Disinilah kita meli8hat bahwa persoalan manajemen

sebenamya tidak terbatas dilingkungan perusahaan saja, pengusaha dapat

memecahkan persoalan secara lebih efaktif di luar perusahaan, yaitu dengan

rekan-rekan pengusaha lain.

Masalah manajemen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berhubungan dengan

lingkungannya sendiri-sendiri yang kesemuanya membentuk suatu eko-sistem.

Ada beberapa masalah yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya, Pertama,

dengan lingkungan yang paling dekat, kita mendapatkan kelompok permasalahan

psikologis pengusaha dan tenaga kerja. Kedua, adalah soal kemampuan teknis

pengelolaan usaha. Di sini kita dapatkan masalah-maslah seperti, kemampuan

mengatur keluar-masuk uang, pembukuan dan administrasi perusahaan, teknik

pemasaran menghitung biaya produksi dan menentukan harga, dan lain-lain.

Sarana dan prasarana manajemen adalah faktor Ketiga, yang perlu diamati

secara tersendiri. Sarana dan prasarana ini diantaranya menyangkut bidang

manajemen. Iklim perekonomian adalah lingkungan Keempat, yang perlu

34

(54)

diperhatikan dalam pengembangan manajemen. Aspek sosiologis dan antropologis merupakan catatan disekitar ekologi dunia usaha. Dari sudut ini, kita temukan pendekatan-pendekatan baru dalam mengembangkan manajemen.

Kelompok-kelompok permaslahan tersebut diatas menunjukan secara ringkas bahwa manajemen bukan merupakan persoalan yang sederhana. Faktor lingkungan sagat mempengaruhi. Dalam situasi yang sedang berubah dengan cepat seperti sekarang ini diperhatikan usaha pemahaman lingkungan dimana manajemen dikembangkan.

Dengan melihat lingkungan manajemen tersebut, kita dapat menyederhanakan persoalan manajemn sebagai berikut dari segi penawaran (Supply-side), masalah utamanya adalah pengelolaan produksi. Dari segi permintaan (Demand-side}, kita melihat maslah pemasaran. Kedua segi itu dapat dibagi pula menjadi dua lingkup permaslahan, yaitu permaslahan internal dan ekstemal.

Lingkungan ektemal mengandung maslah-maslah yang be"ada dalam batas kemapuan pengusaha untuk mengatasinya, sedangkan lingkup ekstemal mengadung masalah-maslah yang lebih banyak ditentukan oleh factor luar yang sangat dipengaruhi oleh kekuatan luar perusahaan. Diantaranya seperi rencana pembangunan, kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi-keuangan, peraturan-peraturan, perjanjian internasional, atau peraturan Negara lain, kesemuanya merupakan factor-faktor yang perlu diperhatikan oleh pemerintah

(55)

4. Permasalahan/ Hambatan yang dihadapi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Dalam perkembangan di Indonesia, Usaha kecil dan Menengah (UKM) me1tjumpai banyak hambatan/kendala yang terjadi dalam beberapa aspek yang berkaitan langsung dengan kegiatan usahanya. Adapun hambatan-hambatan tersebut antara lain:

a Keterbatasan Pemasaran

Pemasaran sering dianggap sebgai salah satu kendala yang kritis bagi perlembagaan Usaha kecil dan Menengah (UKM). Salah satu yang terkait dengan pemasaran yang umum dihadapi oleh Usaha kecil dan Menengah (UKM) adalah tekanan-tekanan persaingan, baik di pasar besar (UB) maupun pasar ekspor.

Selain informasi terbatas, banyak Usaha kecil dan Menengah (UKM), khususnya mereka yang kekurangan modal dan SDM serta mereka yang berlokasi di daerah-daera'1 pedalaman yang relatif terisolasi dari pusat-pusat informasi. Komunikasi dan transportasi, juga mengalami kesulitan untuk memenuhi standar-standar internasional yang terkait dengan produksi dan perdagangan.35

b. Keterbatasan Finansial

Usaha kecil dan Menengah (UKM), khususnya usaha kecil di Indonesia menghadapi 2 masalah utama aspek Finansial. Mobilitas modal awal (Star-up

35

Tulus T.H. Tambunan, Usaha kecil dan Menengah di Indonesia, Beberapa Jsu Penting, (Jakarta:

(56)

capital) dan akses ke modal kerja dan Finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang. Hal ini disebabkan lokasi bank relative terisolasi, persyaratan terlalu berat, urusan administrasi terlalu bertetele-tele, dan kurang informasi mengenal skim-skim perkreditan yang ada dan prosedumya. 36

c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) juga merupakan salah satu kendala yang serius bagi banyak Usaha kecil dan menengah di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek entrepreneurship, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, engineering desaign, quality control, organisasi bisnis akuntansi, data processing, teknik pemasaran dan penelitian pasar. Keterbatasan Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu ancaman bagi usaha kecil dan menengah di Indonesia untuk dapat bersaing baik di pasar domestic maupun di pasar intemasional. 37

d. Keterbatasan bahan baku

Keterbatasan bahan baku ( dan lmput-imput lainnya) juga menjadi salah satu kendala serms bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi ban yak usaha kecil dan menegah di Indonesia. 38

e. Keterbatasan Teknologi

36 ibid, h. 74 37 Ibid,

h. 79

(57)

produksi yang sifatnya manual, keterbatasan teknologi tidak hanya membuat total factor rendah, productivity dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga kualitas produk yang dibuat rendah. Keterbatasan teknologi ini disebabkan oleh banyak faktor; diantaranya keterbatasan modal investasi, informasi mengenai teknologi atau mesin-mesin dan alat-alat produksi baru serta keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

Itulah berbagai macam masalah yang dihadapi oleh usaha kecil dan mengeah di Indonesia dalam perkembangannya yang tingkat intensitas dan sifatnya berbeda, namun masalah yang sering disebut adalah keterbatasan modal dan kesulitan dalam pemasaran.39

C. KONSEP PEMBERDAYAAN DALAM EKONOMI ISLAM

Kata pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa inggris yaitu

empowerment. Pemberdayaan (empowerment) berasal dari kata dasar power yang

berarti kemampuan berbuat, mencapai, melakukan atau mungkinkan. Awai em

berasal dari bahasa latin dan yunani, yang berarti di dalamnya, jadi pemberdayaan dapat diartikan kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber kreativitas.40

Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas horison pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya,

39

Ibid, h. 81

40

(58)

sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapat pilihan-pilihan.

Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan kondisi hingga semua orang (yang lemah) dapat menyumbang kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya, kartasasmita menyatakan bahwa keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.41

Pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai ciri-ciri atau unsur-unsur pokok sebagai berikut:42

a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai b. Mempunyai wadah kegiatan terorganisir

c. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut serta harus se>ual dengan kebutuhan dan sumberdaya setempat.

d. Ada tindakan bersamadan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait.

e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap pemberdayaan.

41 Ibid. h. 54

42

(59)

g. Ada keharusan membantu seluruh lapisan masyarakat khususnya masyarakat lapisan bawah. Jika tidak maka solidaritas dan kerjasama sulit tercapai.

h. Akan lebih efektif bila program pengembangan masyarakat pada awalnya memperoleh bantuan dan dukungan pemerintah.

Selain itu sumber-sumber dari organisasi sukarela non-pemerintah harus dimanfaatkan.

Secara umum, pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat dibagi menjadi empat strategi yaitu:43

a. The Growth Strategy : Penerapan strategi pertumbuhan ekonomi masyarakat

pada umumnya dimaksud untuk mencapai peningkatan pendapatan yang cepat dalam nilai ekonomi melalui peningkatan perkapita penduduk, produktivitas, sektor pertanian, permodalan dan kesempatan kerja yang dibarengi dengan kemampuan konsumsi masyarakat.

b. The Welfare Strategy : Strategi kesejahteraan ini pad a dasamya dimaksudkan

untuk memperbaikai kesejahteraan masyarakat

c. The Responsive Strategy : Strategi ini merupakan reaksi terhadap strategi

kesejahteraan melalui pengadaan teknologi serba sumber-sumber yang sesuai dengan kebutuhan proses pembangunan.

43

(60)

d. The Integrated or Holistik Strategy : dalam strategi ini, terdapat tiga prinsip

dasar sebagai konsep kombinasi dari unsur-unsur pokok ketiga strategi diatas,

yaitu:

I. Persamaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi merupakan tujuan yang

secara eksplisit harus ada dari strategi menyeluruh, maka badan publik

yang ditu

Referensi

Dokumen terkait

Operasi pengukuran dengan alat ini akan memperoleh hasil yang optimum pada kondisi batuan invaded karbonat atau sand, range tahanan batuannya 0.5 – 100 ohm-m, invasi lumpur dalam,

Disamping Sumber Daya Manusia, dalam mewujudkan visi dan misinya Kecamatan Lumbang diberi kewenangan untuk menggunakan sarana prasarana (aset) daerah untuk mendukung

Apakah kamu sudah mampu menjawab mengapa pompa hidrolik mampu mengangkat motor atau mobil yang sangat berat dengan menggunakan gaya yang kecil padahal di dalam pompa hidrolik

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini yang berjudul “ Sistem

Sekuritas, Risiko dan Keuntungan Bertransaksi di Pasar Modal, Biaya yang ditimbulkan dari Transaksi, serta Hak. dan Kewajiban sebagai Calon

Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmatNya, saya Zefanya Fredericus Arsel sebagai penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi yang

Secara nyata ekspor terjadi pada saat barang melintasi daerah pabean, namun mengingat dari segi pelayanan dan pengamanan tidak mungkin menempatkan pejabat bea dan

Kesimpulan : Pemberian Ekstrak Hedyotis corymbosa terhadap mencit Balb/c berpengaruh terhadap perubahan histologis hepar mencit berupa degenerasi lemak dan