• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pemasaran produk gadai syariah dalam menarik minat Nasabah : penelitian pada unit pegadaian syraiah cabang Pondok Aren

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pemasaran produk gadai syariah dalam menarik minat Nasabah : penelitian pada unit pegadaian syraiah cabang Pondok Aren"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh

SITI KHADIJAH NIM. 206046103881

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

P R O G R A M S T U D I M U A M A L A T

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

(2)

iv

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT., karena

rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai kelengkapan tugas dan

memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah

pada Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan,

terutama disebabkan karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Tanpa

adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tidaklah mungkin skripsi ini

dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Euis Amalia, M, Ag. Ketua Program Studi Muamalat dan Ah. Azharudin

Lathif, M. Ag. Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH. MA Koordinasi Teknis, dan Drs. Ahmad Yani, M.

Ag. Sekretaris Teknis Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum

(3)

v hentinya.

5. Dr. Hendra Kholid, MA danDr. H. M. Nurul Irfan, MAselaku dosen penguji. 6. Drs. Noryamin Aini, MA selaku dosen Penasehat Akademik.

7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat.

8. Manajer Pegadaian Syariah Pondok Aren dan Reza Habibie selaku penaksir, yang

telah banyak membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis

butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kepada Pemimpin dan para staff perpustakaan, baik Perpustakaan Syariah

maupun Perpustakaan Utama yang telah memberikan banyak referensi dan

inspirasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Orang tua tercinta Ayahanda Ishak dan Ibunda Aminah yang telah merawat dan

membesarkan penulis dengan cinta, kasih sayang dan kesabaran, yang selalu

memotivasi dengan penuh keikhlasan membantu penulis baik moril maupun

materiil, semoga Allah selalu memberikan rahmat dan perlindungan kepada

(4)

vi

12. Untuk orang yang selalu mendampingi penulis baik suka maupun duka serta

memberikan semangat kepada penulis Yaomil Agus Muharam, terimakasih untuk

waktu, tenaga dan sayangnya kepada penulis.

13. Para Penghuni Kos CantiQ, yang telah menjadi rumah dan keluarga kedua penulis

yang sudah 4tahun lebih dilewati bersama dalam suka maupun duka, khususnya

teman seperjuangan Tika-Dino, Mee-Ucup, Lela-Umam, Uwi-Abi,

Resna-Reza-Fajar, Leni-Awal, Anis-Sultan, Dilas-Doyi, Ima-Firman. Teh Mideh. Adik-adikku

Fani-Mul, Maya-Tresna, Putri-Rizky, Dewi-Ola, Lilis-Reza, Iche yang selalu

membantu, memberikan motivasi dan juga yang pada rese’ penulis sayang kalian

semua.

14. Teman-teman Perbankan Syariah Non Reg angkatan 2006 khususnya kelas C,

Nihlah, Yuni, Rosma, Wati, Mugi, Ima, Rida, Iis dan yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebahagiaan selama kuliah bersama.

15. Untuk Kak Fida dan Kak Syafii yang tidak pernah lelah melayani keluhan kami

dan yang selalu memberikan informasi kepada mahasiswa Non Reguler.

16. Pasukan Budak Berantakan penulis senang bisa berteman dengan kalian.

(5)

vii

Akhirnya penulis hanya bisa berdoa dan berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan para pembaca dan semoga amal baik mereka diterima

oleh Allah SWT. Amin.

Jakarta, 09 Desember 2010 03 Muharram 1432H

(6)

viii

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ……….. iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. ... 7

D. Kerangka Teori ... 8

E. Study Review…... 11

F. Objek Penelitian ……… 13

G. Metode Penelitian……… 13

H. Sistematika Penulisan ………. 17

BAB II : KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN GADAI SYARIAH A. Gadai Syariah ………... 19

1. Pengertian Gadai Syariah ………...…... 19

2. Landasan Hukum Gadai Syariah .……….…. 20

3. Rukun Gadai Syariah ………. 22

4. Syarat Gadai Syariah ……….. 23

(7)

ix

4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) …………..…………. 40

5. Strategi Pemasaran dalam Menarik Minat Nasabah …..…. 48

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG PEGADAIAN SYARIAH A. Sejarah Singkat dan Perkembangan……... 52

B.Visi dan Misi ………...………... 54

C.Struktur Organisasi ………... 54

D. Produk-produk Yang Dihasilkan……... 57

BAB IV : STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH CABANG PONDOK AREN A. Strategi dan Implementasi Pemasaran Produk Gadai Syariah di Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren ……… 61

B. Analisis Terhadap Strategi Di Lingkungan Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah………... 75

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B.Saran ………... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(8)

x

Lampiran 3. Data Tarif Ijaroh Pegadaian Amanah

(9)

iii

(Penelitian Pada Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren)

Oleh : Siti Khadijah

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pemasaran

produk gadai Syariah dalam menarik minat nasabah. Penelitian ini dilakukan pada

unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren. Objek penelitian ini adalah karyawan

selaku penaksir pada Pegadaian Syariah Cabang Pondok aren. Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data

melalui penelitian kepustakaan atau library research dan penelitian lapangan (field

research). Studi penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analisis.

Hasil penelitian mengindikasi bahwa strategi pemasaran yang dilakukan pada

Pegadaian Syariah Pondok Aren telah mampu menarik minat nasabah, ini terbukti

dengan peningkatan jumlah uang pinjaman/omzet setiap tahunnya. Peningkatan omzet sebesar 28,5% pada periode Januari-Desember 2008 ke periode Januari-Desember 2009 yakni dari Rp. 26.288.268.000 menjadi Rp. 33.768.983.000.

(10)

79

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di dalam bab-bab

sebelumnya mengenai Strategi Pemasaran yang dilakukan oleh pegadaian Syariah

Cabang Pondok Aren terhadap produk Gadai Syariah, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara teoritis strategi pemasaran dalam menarik minat nasabah dapat

dilakukan melalui 4P, yaituProduk,Price,Promotion danPlace.

Melaluiproduk misalnya dapat dilakukan hal sebagai berikut: penentuan logo

dan moto, menciptakan merk, menciptakan keemasan. Perusahaan harus dapat

melihat produk apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Melaluiprice misalnya

dapat dilakukan hal sebagai berikut: perusahaan sebisa mungkin menawarkan

harga yang terendah sehingga lebih banyak menarik minat nasabah. Melalui

Promotion misalnya dapat dilakukan hal sebagai berikut: melalui advertising,

publicity, dan penjualan pribadi. Melalui Place misalnya dapat dilakukan hal

sebagai berikut: mendirikan kantor pusat, kantor cabang dan lain-lain yang

memudahkan nasabah untuk memperoleh manfaat dan jasa perusahaan

(11)

2. Strategi pemasaran produk gadai syariah yang dilakukan oleh unit pegadaian

syariah cabang Pondok Aren dengan menggunakan 4P, yaitu: Pertama,

strategi dalam bidang produk dengan mengembangkan dan menyediakan 5

produk, sehingga nasabah bisa memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan

mereka. Kedua, strategi dalam bidang distribusi, yaitu dengan cara membuka

UPC (Unit Pelayanan Cabang) kecil agar mudah untuk dijangkau oleh

nasabah atau masyarakat. Ketiga, strategi dalam bidang promosi yaitu

dilakukan dengan cara periklanan, berupa spanduk. Publishitas, dengan

menjadi sponsor dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan di masyarakat. Dan

melalui penjualan pribadi dengan cara menjelaskan langsung kepada nasabah

tentang keunggulan produk-produk yang ada di Pegadaian Syariah Cabang

Pondok Aren. DanKeempat strategi dalam bidang harga, dengan memberikan

diskon dengan ketentuan yang ada.

3. Dari hasil penelitian penulis, implementasi dari strategi pemasaran produk

gadai syariah mampu menarik minat nasabah. Ini dapat dilihat dari terus

menigkatnya jumlah nasabah, uang pinjaman/omzet dan jumlah barang

jaminan yang di peroleh oleh Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren dari

sejak beridirinya hingga saat ini sampai memiliki 5 buah UPC. Keadaan

mungkin akan lebih baik lagi bila dalam pemasaran, pegadaian

memperbanyak strategi melalui promosi yang belum dilakukan, seperti

(12)

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba

untuk memberikan saran bahwa hendaknya Pegadaian syariah semakin aktif lagi

dalam meningkatkan inovasi dalam kegiatan pemasaran,baik promosi dan

sosialisasi kepada masyarakat, telah terbukti bahwa kegiatan pemasaran ini

mampu meningkatkan jumlah nasabah. Namun para karyawan harus lebih giat

lagi dalam memperkenalkan dan menjelaskan produk-produk gadai yang ada di

pegadaian syariah kepada masyarakat.

Dapat dilihat dari tahun ketahun dirasakan sudah cukup berhasil. Oleh

karena itu perlu juga diadakan evaluasi terhadap pelaksanaan aktivitas promosi

dan sosialisasi secara terus menerus untuk mengetahui seberapa efektif

keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan, mengatasi berbagai kendala

yang akan dihadapi dalam melakukan kegiatan promosi dan sosialisasi dimasa

yang akan datang.

Untuk kemampuan Sumber daya Manusia sudah cukup baik, karena

saat ini untuk menjadi karyawan Pegadaian Syariah sudah dilakukan penyeleksian

dan juga sudah diberikan pelatihan yang bertujuan untuk lebih meningkatkan

profesionalitas kerja Pegadaian Syariah di semua bidang.

Pegadaian syariah juga hendaknya mendengarkan masukan-masukan

yang deberikan oleh nasabah sebagai upaya peningkatan pelayanan dan

(13)

pegadaian syariah, dan ini juga akan menciptakan imej positif sekaligus bagian

dari sosialisasi pemahaman, pengetahuan, dan pengenalan produk-produk yang

(14)

1

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk hidup, tidak akan pernah bisa terlepas dari

kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada aspek pemenuhan kebutuhan hidup

sehari-hari (ekonomi).

Ilmu ekonomi lahir bertujuan untuk membantu manusia dalam

pemenuhan kebutuhannya. Dalam ilmu ekonomi dipelajari pemanfaatan suatu

benda secara efektif dan efisien, dipelajari pula bagaimana mengelola keuangan

dengan baik.

Islam merupakan suatu sistem dan jalan hidup yang utuh dan terpadu,

Islam memberikan panduan yang dinamis terhadap semua aspek kehidupan

termasuk sektor bisnis dan transaksi keuangan. Hal ini terlihat dengan

menggunakan prinsip syariah, karena diharapkan dengan menggunakan prinsip

syariah Islam dapat memberikan mashlahat bagi umat manusia dan salah satu

kelebihan dari lembaga keuangan syariah adalah tidak boleh meminta kelebihan

dari pokok pinjaman, karena hal yang demikian itu termasuk riba. Sebagaiamana

kita ketahui bahwa riba di dalam Islam itu sangatlah diharamkan.

Perkembangan lembaga-lembaga keuangan Islam di Indonesia dapat

(15)

keyakinan pada masyarakat muslim bahwa perbankan konvensional itu

mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama Islam.1

Namun hendaknya kita tidak mengabaikan salah satu lembaga lainnya

di tengah perkembangan lembaga keuangan ini. Lembaga keuangan itu adalah

pegadaian. Perum Pegadaian merupakan salah satu badan usaha di Indonesia yang

secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan

berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar

hukum gadai.2

Pegadaian merupakan tempat bagi konsumen untuk meminjam uang

dengan barang-barang pribadi konsumen sebagai jaminannya. Mengusung slogan

“Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”.

Pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan yang sangat

efektif karena tidak memerlukan persyaratan yang rumit atau yang dapat

menyulitkan nasabah untuk memperoleh dana pinjaman. Cukup dengan

membawa barang jaminan yang bernilai ekonomis masyarakat sudah bisa

mendapatkan dana untuk kebutuhannya, baik secara produktif maupun konsumtif.

Di samping itu proses pencairan dana juga terbilang cepat dan sangat mudah.

Sekarang ini selain terdapat pegadaian konvensional telah beroperasi

pula pegadaian syariah yang memang didirikan pula oleh Perum Pegadaian.

1

Zainul Arifin,Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah,(Jakarta: Alvabet, 2002), h.8

2

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. (Yogyakarta: Ekonisia, 2003),

(16)

Perkembangan konsep syariah ini merupakan upaya pegadaian untuk menghindari

rente atau riba.

Keberadaan pegadaian syariah pada awalnya didorong oleh

perkembangan dan keberhasilan lembaga-lembaga keuangan syariah. Di samping

itu juga dilandasi oleh kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap hadirnya sebuah

pegadaian yang menerapkan prinsip-prinsip syariah.

Implementasi operasional pegadaian syariah hampir mirip dengan

pegadaian konvensional. Seperti halnya pegadaian konvensional, pegadaian

syariah juga menyalurkan uang pinjaman dengan jaminan barang bergerak.

Nasabah dapat memperoleh dana yang diperlukan dalam waktu yang relatif cepat.

Minat masyarakat yang memanfaatkan jasa pegadaian syariah cukup

besar. Pegadaian syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari barang

yang digadaikan. Meski tanpa bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh

keuntungan seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional, yang

memberlakukan biaya pemeliharaan dari barang yang digadaikan. Biaya itu

dihitung dari nilai barang, bukan dari jumlah pinjaman.

Pada umumnya masyarakat tidak memahami pemasaran, mereka

melihat pemasaran sebagai sebuah penjualan. Padahal pemasaran ini mempunyai

arti lebih luas karena pemasaran adalah suatu proses yang teratur dan jelas untuk

memikirkan dan merencanakan pasar. Proses pemasaran dapat diterapkan tidak

sekedar pada barang dan jasa, tetapi juga pada segala sesuatu yang dapat

(17)

penting untuk ditekankan bentuk pemasaran tidak dimulai dengan suatu produk

atau penawaran, tetapi dengan pencarian peluang pasar.3

Menurut M. Syakir Sula ada 4 karakteristik syariah marketing yang

dapat menjadi panduan bagi pemasaran, yakni testis (rabbaniyyah), etis

(akhlaqiyah), realistis (al-waqi’iyyah), dan humanistis (insaniyyah). Inilah yang

membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi konvensional. Yang

menarik pemasaran syariah meyakini bahwa perbuatan yang dilakukan seseorang

akan dimintai pertanggung jawabannya kelak. Selain itu, pemasaran syariah

mengutamakan nilai-nilai akhlak dan etika moral di dalam pelaksanaannya.

Karena itu pemasaran syariah menjadi penting bagi para tenaga pemasaran untuk

melakukan penetrasi pasar.4

Strategi pemasaran antara konvensional dengan yang sesuai syariah

tentulah berbeda dalam prosesnya, akan tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu

bagaimana meningkatkan jumlah nasabah. Maju atau mundurnya perusahaan

dapat dilihat dari strategi pemasaran mereka yang berdampak pada meningkatnya

minat nasabah sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah dalam menggunakan

produk jasa yang dikeluarkan oleh perusahaan, atau dengan kata lain, dapat

meningkatkan volume penjualan, sehingga pemasaran yang baik akan berdampak

signifikan terhadap pendapatan perusahaan.

3

Hendra, dkk, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol,

(Jakarta: PT Prenhallindo, 1997). Jilid I, h.18

4

(18)

Sehubungan dengan berkembangnya dunia pemasaran yang

menimbulkan makin tingginya tingkat persaingan antara perusahaan-perusahaan

di Indonesia, maka perusahaan-perusahaan tersebut semakin berusaha untuk

memperkuat strategi pemasarannya. Untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis

yang kondisi persaingannya terus meningkat maka suatu perusahaan harus

dituntut dapat menguasai pasar dengan menggunakan produk yang telah

dihasilkan.

Seperti kita ketahui pengetahuan masyarakat tentang keberadaan

pegadaian syariah sudah cukup baik. Karena pegadaian syariah saat ini tidak bisa

terbilang baru dan kantor cabang syariahnya pun sudah lumayan banyak,

berdasarkan pengamatan di lapangan pertumbuhan pegadaian syariah

menunjukkan peningkatan yang pesat semenjak pertama kali didirikannya

Pegadaian Syariah yang di operasikan pada 04 Januari 2003 di Unit Layanan

Gadai Syariah Cabang Dewi Sartika, Jakarta Timur, hingga saat ini 2010 sudah

banyak Pegadian Syariah yang didirikan hanya dalam waktu 7 tahun. Sehingga

penulis ingin mengetahui strategi pemasaran apa yang digunakan oleh pegadaian

syariah atas produk gadai syariah sehingga tumbuh menjadi pesat dan dapat

menarik minat nasabah dalam menggunakan jasa tersebut. Dalam menarik minat

nasabah memang tidak hanya dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang

digunakan oleh pegadaian syariah. Ada beberapa faktor lain yang

(19)

proses pencairan dana yang cepat, nasabah yang menginginkan transaksi gadai

tanpa adanya unsur ribawi (bunga) di dalamnya, dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan ini layak untuk diangkat

dan dikaji melalui penelitian dengan topik strategi pemasaran, dan

menuangkannya ke dalam bentuk skripsi dengan judul “STRATEGI

PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH DALAM MENARIK MINAT

NASABAH (Penelitian pada unit pegadaian syariah cabang Pondok Aren) “

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk lebih fokus dalam pembahasan skripsi ini, maka pembatasan

hanya dibatasi pada strategi pemasaran yang diterapkan Pegadaian Syariah

Cabang Pondok Aren terhadap produk gadai syariah yang dimilikinya serta

pengaruhnya terhadap meningkatnya minat nasabah dalam menggunakan jasa

pegadaian syariah.

2. Rumusan Masalah

Yang menjadi pokok permasalahan di sini adalah karena pengetahuan

masyarakat tentang Pegadaian Syariah sudah lebih baik dan kantor

cabang-nya pun saat ini sudah lumayan bacabang-nyak, walaupun hacabang-nya dalam jangka waktu

3 tahun pertumbuhan pegadain syariah menunjukan perkembangan yang

cukup pesat. Namun sekripsi terdahulu menemukan penurunan jumlah

(20)

penurunan jumlah barang jaminan terjadi pada bulan januari 2006 sebesar

8,4%. Maka penulis ingin mengetahui strategi pemasaran apa yang digunakan

oleh Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren lalu apakah bertolak belakang

dengan hasil skripsi terdahulu dan bagaimana implementasinya sehingga

dapat menarik minat nasabah dengan mengajukan beberapa pertanyaan

penelitian(Research Question)yaitu:

a. Bagaimana secara teoritis strategi pemasaran yang ampuh dalam

menarik minat nasabah?

b. Bagaimanakah strategi pemasaran produk gadai syariah pada unit

pegadaian syariah cabang Pondok Aren?

c. Sejauh mana strategi pemasaran produk Gadai Syariah mampu menarik

minat nasabah di unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian:

a. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas

Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

b. Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan oleh Pegadaian Syariah

cabang Pondok Aren dalam melakukan pemasaran produk gadai syariah

(21)

c. Untuk mengetahui dan menjelaskan penerapan dari strategi pemasaran

produk gadai syariah yang diterapkan mampu mempengaruhi

perkembangan jumlah nasabah pada Pegadaian Syariah.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya

khazanah keilmuan di bidang ekonomi dan dapat memberikan kontribusi

pemikiran bagi dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi,

umumnya pada pegadaian syariah dan khususnya Fakultas Syari’ah dan

Hukum.

b. Manfaat Praktis

Dengan tersusunnya skripsi ini, diharapkan dapat memberikan

informasi dan manfaat bagi masyarakat, akademisi, Pegadaian Syariah,

dan penulis sendiri khususnya.

D. Kerangka Teori

Gadai dalam fiqh disebut rahn, yang menurut bahasa adalah nama

barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut syara’

artinya menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak,

(22)

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai

adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu

barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang

berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama

orang yang mempunyai utang. Seseorang yang berutang tersebut memberikan

kekuasaan kepada orang yang memberi utang untuk menggunakan barang

bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang

tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.5

Sistem gadai syariah adalah sistem penyaluran pinjaman secara gadai

yang didasarkan pada prinsip syariah Islam dalam transaksi ekonomi, yaitu:

menghindari transaksi pinjam meminjam uang yang mengandung unsur riba.6

Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah Ilmu siasat perang:

siasat atau akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah

direncanakan.7 Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk

memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.8

Sedangkan yang dimaksud dengan strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan

5

Heri sudarsono,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,,h.156.

6

Perum pegadaian, Keputusan Direksi Perum Pegadaian tentang Pemberlakuan Manual

Operasi Unit Layanan Gadai Syariah, Kep. Dir Perum Pegadaian Nomor 06.A/UL.3.00.22.3/2003, pasal 1ayat (1). Dikutip dari skripsi

7

Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka

Amani,1996), h.462.

8

Sofyan Assauri,Manjemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja

(23)

dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha

pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu.

Dalam strategi pemasaran terdapat strategi Acuan/Bauran pemasaran

(marketing mix) yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat

komponen/variabel pemasaran. Untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju

maka keempat unsur / variabel tersebut adalah:9

a. Strategi Produk, adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat

bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya dan

sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam waktu panjang,

melalui peningkatan penjualan dan peningkatanshare pasar.10

b. Strategi Harga. Peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan

meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam share pasar

perusahaan, disamping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan

perusaahaan. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan

bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen.

c. Strategi Distribusi. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran

perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan

9

Sofyan Assauri,Manjemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, h.197-198.

10

(24)

penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan menyampaikan produk sampai

ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.11

d. Strategi Promosi. Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak

dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui

manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu,

perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan

permintaan atas produk itu, kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha

tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi.12

Dari strategi-strategi diatas maka keberhasilan strategi ini dapat

dilihat dari minat nasabah.

E. Study Review

Berdasarkan yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber

kepustakaan, penulis perlu melengkapi ataupun menyempurnakan penelitian ini

dengan melakukan study review karena disana ada sumber yang dapat dijadikan

tambahan untuk penyelesaian penelitian penulis ini.

Penelitian tersebut antara lain :

1. Judul :Strategi Pemasaran Pembiayaan Musyarakah Dalam Upaya Menarik

Minat Nasabah (Studi Pada BMT Al-Fath Pamulang)

Ditulis Oleh: Ibnu Hamim– Perbankan Syariah 2006

Pembahasan :

11

Sofyan Assauri,Manjemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, h.233

12

(25)

Dalam mencapai pasar sasaran , BMT Al-Fath menerapkan strategi

pemasaran pembiayaan musyarakah yang diliputi empat komponen yaitu :

strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi. Namun

perkembangan pembiayaan musyarakah BMT Al-Fath tidak begitu

menyenangkan, hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan tahun 2004-2005

dimana pembiayaan musyarakah mengalami penurunan. Dan ini menunjukkan

kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap produk pembiayaan musyarakah.

2. Judul : Strategi Pemasaran Produk Tabungan Mudharabah Dalam Menarik

Minat Masyarakat

Ditulis oleh : Nurhasanah– Perbankan Syariah 2006

Pembahasan :

Dalam melakukan kegiatan pemasaran, PT. BPRS Wakalumi berusaha

untuk menerapkan perencanaan secara matang dan terarah menggunakan

konsep, segmenting, targeting, dan positioning serta dengan menerapkan

empat unsur atau komponen yang terdapat pada bauran pemasaran atau

marketing mix, yakni : strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan

strategi promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. BPRS wakalumi,

antara lain: kegiatan periklanan (advertising), kegiatan publisitas (publicity),

dan kegiatan penjualan pribadi (personal selling).

Dengan metode strategi pemasaran tersebut BPRS mengalami

(26)

3. Judul : Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik

Minat Nasabah Pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika.

Ditulis oleh : Faridatun sa’adah – Perbankan Syariah 2008

Pembahasan :

Dalam memasarkan produk pembiayaan, strategi yang digunakan

Pegadaian Syariah Dewi Sartika tergabung dalam bauran pemasaran, yaitu:

product, price, place, dan promotion.

Dengan strategi pemasaran produk pembiayaan yang digunakan di

Pegadaian Dewi Sartika mengalami peningkatan pada omzet yang

menyababkan pertumbuhan jumlah nasabah semakin meningkat.

Yang membedakan skripsi penulis dengan skripsi terdahulu adalah

saat ini pegadaian telah memiliki 5 produk sedangkan Dewi Sartika pada saat itu

hanya memiliki 1 produk saja dan penelitian yang terdahulu perhitungan terhadap

jumlah nasabah, omzet dan barang jaminan dilakukan per catur wulan sedangkan

penulis melakukan perhitungannya pertahun.

F. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada CPS. PONDOK AREN, JL. Ceger Raya

No. 11 A Jurangmangu Tangerang. Telp. 021 7371035

G. Metode Penelitian

Untuk mencapai sasaran yang tepat bagi penelitian, maka penulis

(27)

1. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari penelitian

lapangan yang dilakukan. Hal ini karena data yang diambil berasal dari

laporan-laporan yang ada dipegadaian Syariah Pondok Aren.

a. Jenis Penelitian

1) Penelitian Kepustakaan

Untuk mendapatkan landasan dan konsep yang kuat agar dapat

memecahkan permasalahan maka penulis mengadakan penelitian

kepustakaan dengan mencari data tekstual yang bersifat teoritis dengan

menggunakan buku-buku ilmiah dan sumber bacaan lainnya sebagai

rujukan untuk mencari teori yang mendukung penelitian.

2) Penelitian Lapangan

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian, maka untuk memperoleh data

jumlah nasabah dan omzet dari 2005-2010, penulis mengadakan

penelitian ke pusat referensi data di Pegadaian Syariah Pondok Aren.

b. Jenis dan sumber data

1) Jenis data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif.

2) Sumber data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data

(28)

a) Data Primer, merupakan informasi yang telah dikumpulkan

peneliti langsung dari sumbernya, yaitu dari Pegadaian Syariah

Cabang Pondok Aren, yaitu berupa data tentang jumlah

omzet/uang pinjaman, jumlah nasabah dan data jumlah barang

jaminan.

b) Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur

kepustakaan, buku-buku, antara lain Dasar-dasar pemasaran,

prinsip-prinsip pemasaran, Marketing Syariah, Mengatasi Masalah

dengan Pegadaian Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah,

Metode Penelitian Kualitatif, dan sumber lainnya yang relevan

dengan skripsi ini. Atau dengan kata lain data sekunder adalah

informasi yang telah dikumpulkan pihak lain, jadi peneliti

bertindak sebagai pemakai data.13

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua

macam teknis pengumpulan data yaitu melalui penelitian kepustakaan

(Library Research) dan penelitian lapangan(Field Research).14

a) Penelitian Kepustakaan(Library Research)

13

Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 1993), h. 69.

14

Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2004),

(29)

Penelitian Kepustakaan, yaitu dimana peneliti melakukan penelusuran

literatur atau buku rujukan yang relevan dengan pembahasan skripsi ini.

b) Penelitian Lapangan(Field Research)

Interview atau wawancara adalah percakapan dengan tujuan atau

pembicaraan yang memiliki tujuan.15 Interview yang sering disebut

wawancara lisan adalah sebuah dialog atau pewawancaraan.16

3. Metode Analisis Data

Analisis data adalah sebuah proses percakapan dan pengaturan secara

sistematik transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan yang lain

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan

tersebut. Agar dapat dipresentasikan temuannya kepada orang lain.17 Studi

yang merupakan penelitian kepustakaan ini lebih bersifat deskriptif análisis.18

Bersifat deskriptif maksudnya adalah untuk mengangkat fakta,

keadaan, variabel dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang (pada

saat penelitian berlangsung) dan menyajikan apa adanya.19

15

Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan,

(Malang : Kalimasahada, Press, 1994) cet I, h. 36.

16

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 1996), cet X, h.144.

17

Imron Arifin,Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-ilmu social dan Keagamaan, h.77

18

Bambang Waluyo,Penelitian Hukum dalam Praktik, (Sinar Grafika Jakarta, 2008), h.9

19

M.Subana dan Sudrajat ,Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : 2005, h.26. dikutip dari

(30)

Kemudian dari fakta yang ada tersebut, penulis melakukan analisis

sebagai dasar untuk dan dalam membuat kesimpulan.

4. Tekhnik Penulisan

Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

“Buku Pedoman Penulisan Skripsi” yang disusun oleh Tim Penulis Fakultas

Syariah dan Hukum, diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Cetakan Pertama,

2007.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika ini disusun dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari

beberapa sub bab. Sistematika penulisan merupakan uraian secara garis besar

mengenai hal-hal pokok yang dibahas, guna mempermudah dalam memahami dan

melihat hubungan suatu bab dengan yang lainnya. Adapun uraian pada setiap bab

adalah sebagai berikut :

Bab Pertama : Berisikan pendahuluan dengan uraian mengungkapkan latar

belakang masalah kajian skripsi ini, merumuskan identifikasi pembatasan dan

perumusan masalah, menunjukkan tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori,

Studi Review, objek penelitian, metode penelitian, yang dipergunakan sebagai

(31)

Bab Kedua : Berisikan tinjauan umum tentang Pegadaian Syariah, yang

didalamnya menguraikan pengertian gadai syariah, landasan hukum gadai

syariah, rukun gadai syariah, syarat gadai syariah, persamaan dan perbedaan

antara gadai syariah dan gadai konvensional. Dan juga strategi pemasaran yang

membahas tentang pengertian strategi pemasaran, fungsi dan tujuan strategi

pemasaran, segmenting, targeting, positioning, bauran pemasaran (Marketing

Mix), dan yang terakhir strategi pemasaran yang ampuh dalam menarik minat

nasabah.

Bab Ketiga : Berisikan gambaran Umum mengenai perusahaan pegadaian

syariah cabang Pondok Aren, yang berisikan tentang sejarah singkat dan

perkembangan, visi dan misi, struktur organisasi, dan produk-produk yang

dihasilkan.

Bab Keempat : Berisikan tentang tinjauan umum tentang bagaimana secara

teoritis strategi pemasaran yang ampuh dalam menarik minat nasabah,bagaimana

strategi pemasaran produk gadai syariah di unit pegadaian syariah cabang pondok

aren dan sejauh mana strategi pemasaran produk Gadai syariah mampu menarik

minat nasabah di unit Pegadaian Syariah cabang Pondok Aren.

Bab Kelima : Penutup, merupakan bab dimana penulis akan mengemukakan

kesimpulan-kesimpulan dan saran yang dapat mendukung kesempunaan skripsi,

serta akan dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran dari

(32)

19

BAB II

KONSEP UMUM GADAI SYARIAH DAN STRATEGI PEMASARAN

A. GADAI SYARIAH

1. Pengertian Gadai Syariah(Rahn)

Gadai dalam bahasa Arab disebut Rahn.Rahn menurut bahasa adalah:

jaminan hutang, gadaian1, seperti juga dinamai Al-Habsu, artinya:

penahanan.2

Ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai

jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut

memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh

jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwarahn adalah semacam jaminan utang

atau gadai.3

Pegadaian menurut kitab undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150

yang berbunyi:

“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas

suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau

oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada

1

A . W. Munawwir,Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), Ed.II. h.

542.

2

A . W. Munawwir,Kamus Al-Munawwir., h.231.

3

(33)

orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut

secara didahulukan dari pada orang yang berpiutang lainnya, dengan

pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah

dikeluarkan untuk menyelamatkannyasetelah barang itu digadaikan,

biaya-biaya mana harus didahulukan.4

Sedang menurut Hasbi Ash Shiddieqy rahn adalah akad yang

objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh

bayaran dengan sempurna darinya.5

Jadi, kesimpulannya bahwa rahn adalah menahan barang jaminan

pemilik , baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas

pinjaman yang diterimanya. Barang yang diterima memperoleh jaminan untuk

mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai

tersebut apabila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar hutang tepat

pada waktunya.

Pegadaian syariah menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai syariah,

untuk solusi pendanaan yang cepat, praktis, dan menentramkan.

2. Landasan Hukum Gadai Syariah(Rahn)

a. Firman Allah SWT :

4

Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). Penerjemah R.Subekti dan R.Tjitrosudibio, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1976), Cet VIII, Ps.1150.

5

(34)

















)

َاْﻟ

َﺒَﻘ

َﺮ

ة ا

/

٢

:

٢ ٨ ٣

(

Artinya:

Jika kamu dalam perjalanan (dan kamu melaksanakan muamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang mengutangkan), tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanat (utangnya) dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah SWT, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barang siapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah/2: 283)

Ayat tersebut secara eksplisit menyebutkan “barang tanggungan yang

dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang mengutangkan)”. Dalam dunia

financial, barang tanggungan bisa dikenal sebagai jaminan(collateral) atau

objek pegadaian. b. Al-Hadits

ﺎ َﻋ ْﻦ َﻋ

َﺔ َﺸ ﺋ

ْﻦِﻣ ىَﺮَﺘْﺷِإ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ﱠﻲِﺒَّﻨﻠﻟا ﱠنَأ ﺎَﮭْﻨَﻋ ُﷲا َﻲِﺿَر

ُﮫَﻋْرِد ُﮫَﻨَھَرَو ٍﻞَﺟَأ ﻰَﻟِإ ﺎًﻣﺎَﻌَﻃ ﱟيِدْﻮُﮭَﯾ

)

ى ِر ﺎ َﺨ ُﺒ ْﻟ ا ُه ا َو َر

(

Artinya:“Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW membeli makanan dari

seorangYahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”. (HR. Bukhari)6

6

(35)

Dari hadist di atas dapat dipahami, bahwa bermuamalah dibenarkan

juga bila dilakukan dengan orang yang non muslim dan juga harus

memiliki barang jaminan, agar tidak ada kekhawatiran bagi yang

memberikan pinjaman atau hutang.

c. Ijtihad ulama

Para ulama semuanya sependapat, bahwa perjanjian gadai hukumnya

mubah (boleh). Namun ada yang berpegang kepada zahir ayat, yaitu gadai

hanya diperbolehkan dalam keadaan bepergian saja, seperti paham yang

dianut oleh Mazhab Zahiri, Mujahid dan al-Dhahak. Sedangkan jumhur

(kebanyakan ulama) membolehkan gadai, baik dalam keadaan berpergian

maupun tidak, seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW di

Madinah, seperti telah disebutkan dalam hadist di atas.7

3. Rukun Gadai Syariah /Rahn

Rukunrahn antara lain adalah:8

a. Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian (shigat). Aqid terdiri

dari dua pihak yaitu: pertama, rahin (yang menggadaikan), yaitu orang

yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang

7

M. Ali Hasan,Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat) (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004), Edisi 1 cetke-2 h.255.

8

Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayiri Al-Bakri. Kitab la’Natut Tholibin, (Beirut:

(36)

akan digadaikan. Kedua, Murtahin (yang menerima gadai) yaitu orang,

bank, atau lembaga yang yang dipercaya oleh Rahin untuk mendapatkan

modal dengan jaminan barang (gadai).

b. Marhun (barang yang digadaikan), yaitu barang yang digunakan rahin

untuk dijadikan jaminan mendapatkan uang.

c. Marhun bih(utang), yaitu sejumlah dana yang diberikanmurtahin kepada

rahin atas dasar besarnya tafsiranmarhun.

d. Sighat (Ijab dan Qabul), yaitu kesepakatan antararahin danmarhun dalam

melakukan transaksi gadai.

4. Syarat Gadai Syariah

Dalam menjalankan transaksi rahn harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:9

Syarat Aqid, baikrahin danmurtahin adalah harus ahli tabarru’ yaitu orang yang berakal, tidak boleh anak kecil, gila, bodoh, dan orang yang

terpaksa. Serta tidak boleh seorang wali.

Marhun Bih (utang) syaratnya adalah jumlah atasmarhun bih tersebut

harus berdaarkan kesepakatanaqid.

Marhun (Barang) syaratnya adalah harus mendatangkan manfaat bagi

murtahin dan bukan barang pinjaman.

9

(37)

Shighat (Ijab dan Qabul) syaratnya adalah shigat tidak boleh diselingi

dengan ucapan yang lain ijab dan qabul dan diam terlalu lama pada waktu

transaksi. Serta tidak boleh terikat oleh waktu.

5. Persamaan dan Perbedaan antara Gadai Syariah dan Gadai

Konvensional

Persamaan antara gadai syariah dan gadai konvensional adalah jangka

waktu jatuh tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika setelah 120 hari si

peminjam tidak dapat membayar hutangnya, maka barang jaminan akan dijual

atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu tambahan selama 2 hari karena

sebelum dilelang dibuat dahulu panitia lelang. Pada saat hari pelelangan,

nasabah masih diberi kesempatan dan tambahan waktu selama 2 jam jika

ingin menebus barang jaminannya. Jika tidak ditebus maka barang jaminan

tersebut dilelang. Uang pelelangan tersebut digunakan untuk membayar

hutang rahin. Jika hasil lelang tersebut mengalami kelebihan akan

dikembalikan oleh nasabah, tetapi apabila uang kelebihan tersebut tidak

diambil dalam waktu satu tahun, maka uang kelebihan tersebut akan

dimasukkan ke dalam dana ZIS (Zakat, Infak, dan Sadaqah) pegadaian

syariah, sedangkan pada pegadaian konvensional uang kelebihan yang tidak

diambil akan menjadi milik pegadaian. Dan apabila dari hasil lelang tersebut

ternyata kurang untuk membayar hutang, maka nasabah diharuskan membayar

(38)

gadai konvensional adalah dalam pengenaan biayanya. Gadai konvensional

memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat

ganda. Sedangkan pada gadai syariah tidak berbentuk bunga, tetapi berupa

biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan, dan penaksiran. Singkatnya, biaya

gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan.10 Jadi sudahlah jelas

bahwarahn boleh dilakukan, karena kegiatan tersebut sudah pernah dilakukan

oleh Rasulullah SAW.

B. STRATEGI PEMASARAN

1. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ilmu siasat perang :

siasat atau akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah

direncanakan.11

Istilah strategi berasal dari kata Yunani, strategeta (stratus = militer,,

danag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.12

Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai

perang, di mana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang

agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga bisa diartikan sebagai

10

Wawancara dengan staff Perum pegadaian, Jakarta, 29 Oktober 2010

11

Muhammad Ali, kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka

Amani,1996), h.462.

12

(39)

rencana untuk pembagi dan pengguna kekuatan militer dan material pada

daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.13

Sondang Siagian menyebutkan bahwa, “strategi adalah cara yang

terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai

tuntutan perubahan lingkungan”.14

Strategi Menurut Steiner dan Miner, “Strategi adalah penetapan misi

perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan meningkatkan kekuatan

eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan implementasinya secara

cepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.15

Strategi adalah komprehensif atau orientasi tindakan jangka

pengalokasian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan. Strategi ini

menunjukkan arah tujuan jangka panjang organisasi dan cara pencapaiannya

serta cara pengalokasian sumber daya. Atau lebih singkatnya strategi adalah

rencana jangka panjang suatu perusahaan untuk mencapai tujuan.

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.16

13

Fandy Tjiptono.,Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Press, 2001), cet Ke 5, h.3

14

Sondang Siagian,Analisa Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi ,

(Jakarta: PT.Gunung Agung, 1986), cet. Kedua, h. 17.

15

George Stainer dan John Minner,Manajemen Stratejik, (Jakarta : Erlangga, tt), h.70

16

Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: PT. INDEKS,2003), Edisi

(40)

Pemasaran adalah suatu sistem kegiatan-kegiatan yang saling

berhubungan, ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan brang dan jasa kepada pembeli.17

William J. Stanton mendefinisikan pemasaran dalam dua pengertian dasar

yaitu:18

1. Dalam arti kemasyarakatan, pemasaran adalah setiap kegiatan tukar

menukar yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia.

2. Dalam arti bisnis, pemasaran adalah sebuah system dari kegiatan bisnis

yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan,

dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar.

Konsep pemasaran berdasarkan definisi dari Philip Kotler adalah suatu

proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan, dan mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak

lain. Di dalamnya terdapat konsep yang ditawarkan seperti kebutuhan,

keinginan dan permintaan, produk-produk (barang-barang, layanan, dan ide),

value atau nilai, biaya dan kepusan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan

jaringan pasar dan para pemasar, serta prospek.19

17

Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta : Liberty, 1990) cet. Pertama, h.5.

18

William J. Stanton,Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga,1994),h.34.

19

(41)

Menurut kotler, dasar pemikiran pemasaran bermula dari kebutuhan

dan keinginan manusia. Kebutuhan manusia adalah ketidakadaan beberapa

kepuasan dasar. Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang

spesifik. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung

oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.20

Orang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk

yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu

kebutuhan dan keinginan. Produk atau penawaran dapat dibedakan menjadi

tiga jenis yaitu barang fisik, jasa, dan gagasan.

Konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi

terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta kepuasan

yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing.21

Definisi ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan

(needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands).

M. Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syariah sebagai sebuah

disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan

perubahan value dari satu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam

20

Kotler dan Armstrong,dasar-dasarpemasaran,. h.7-8

21

(42)

keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah

(bisnis) dalam Islam.22

Syakir mengungkapkan definisi itu dengan merujuk pada definisi yang

disepakati pakar marketing dunia. Kemudian mendasarkan pada kaidah fiqh

dalam islam, yaitu :23

اَﺮَﺣ ﱠﻞَﺣَا ْوَأ ﺎًﻟﺎَﻠَﺣ َمﱠﺮَﺣ ﺎًﻃْﺮَﺷ ﱠﻻِإ ْﻢِﮭِﻃْوُﺮُﺷ ﻰَﻠَﻋ َنْﻮُﻤِﻠْﺴُﻤْﻟَا

ﺎ ًﻣ

Artinya: “ Kaum muslimin terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis

(syarat-syarat) yang mereka buat, kecuali kesepakatan (syarat) yang

mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”.

ِت ﺎ َﻠ َﻣ ﺎ َﻌ ُﻤ ْﻟ ا ﻰ ِﻓ ُﻞ ْﺻ ًﺄ ْﻟ َا

ﱠلُﺪَﯾ ْنَا ﱠﻻِإ ﺔَﺣﺎَﺑِﻹا

ﺎَﮭِﻤْﯾِﺮْﺤَﺗ ﻰَﻠَﻋ ٌﻞْﯿِﻟَد

Artinya : “ Pada dasarnya semua bentuk muamalah (bisnis) boleh dilakukan

kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.

Sehingga menurut Syakir, kata kunci dalam definisi pemasaran syariah

adalah bahwa dalam seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran

maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang

bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.

Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip

muamalah tidak akan terjadi, maka bentuk transaksi apapun dalam bisnis

22

Hermawan Karta jaya dan M. Syakir Sula, , Syariah Marketing. (Bandung: Mizan, 2006),

h.26-27.

23

A. Dzajuli dan Nurol Aen, Ushul Fiqh Metodologi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Raja

(43)

dibolehkan dalam syariat Islam. Karena itu Allah mengingatkan agar

senantiasa menghindari perbuatan yang zalim dalam bisnis termasuk dalam

bisnis termasuk dalam proses penciptaan, penawaran, dan proses perubahan

nilai dalam pemasaran.24

Jika kita menengok literatur asing makna yang terkandung pada

konsep strategi dalam bahasa Inggris. Kebanyakan para penulis memaknai

konsep tersebut dengan pernyataan yang agak meluas. Chang and Cam po

(1980) melihat marketing strategy sebagai suatu isu sentral dan kruisial dalam

fungsi pemasaran.25

Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pmasaran yang

dengannya unit usaha berharap dapat mencapai tujuan pemasarannya.

Dari beberapa pengertian strategi pemasaran yang dikemukakan oleh

para penulis di atas, didapat gambaran bahwa strategi pemasaran pada

hakikatnya merupakan serangkaian upaya yang ditempuh dalam rangka

mencapai tujuan tertentu. Untuk kepentingan kita dalam merancang strategi

pemasaran, kita akan berpijak pada pengertian strategi pemasaran yang

disampaikan oleh William Zakmund dan Michael D’Amico.26

24

Hermawan Karta jaya dan M. Syakir Sula, ,Syariah Marketing, h.27

25

www.strategi pemasaran.com

26

(44)

Jadi strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dilaksanakan

dengan harapan bahwa unit bisnis akan mencapai sasaran pemasaran. Strategi

pemasaran terdiri dari strategi spesisfik untuk pasar sasaran, penentuan posisi

produk, bauran pemasaran, dan tingkat pengeluaran pemasaran.27 Atau dengan

kata lain strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan

dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari

waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia melalui

proses penciptaan, penawaran, perubahan nilai, dan pertukaran produk antara

suatu pihak dengan pihak yang lainnya.

2. Fungsi dan Tujuan Strategi Pemasaran

Fungsi dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh sebuah

perusahaan yaitu:28

1) Menetapkan basis konsumen secara strategis, rasional dan lengkap

dengan informasinya.

2) Mengidentifikasikan kebutuhan yang sekarang dan yang akan datang

dari konsumen dan calon konsumen.

3) Menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

konsumen dengan tepat dan menguntungkan, serta mampu

membedakan perusahaan dari pesaing.

27

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran, h.54

28

Puji winah jurini, Kristianti, Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat

(45)

4) Mengkomunikasikan dan mengantarkan produk tersebut kepada pasar

sasaran.

5) Memimpin seluruh personel bidang pemasaran untuk menjadi

sekumpulan tenaga kerja yang disiplin, potensial, berpengalaman,

berdedikasi pada perusahan dalam mencapai tujuan.

Adapun tujuan dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh sebuah

perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan arah dan tujuan dari kegiatan yang dijalankan oleh sebuah

perusahaan.

2) Sebagaimana untuk mengantisipasi berbagai permasalahan dan

keadaan yang berubah di masa mendatang.

3) Membantu perusahaan dalam hal peningkatan kegiatan usaha

memberikan kemudahan dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan

dan pemasaran dari sebuah perusahaan.29

3. Segmenting, Targeting, dan Positioning

a. Segmentasi Pasar (Segmenting)

Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli

yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda

yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.30

29

Fandy Tjiptono,Strategi Pemasaran, (Yogyakarta, Andi Press, 2001), Cet. Ke-5, h. 6

30

(46)

Dalam praktiknya segmentasi pasar terdiri dari segmenting pasar

konsumen dan segmentasi pasar industrial. Setiap segmen memiliki variable

tertentu, namun pada dasarnya variabel yang digunakan tidak jauh berbeda.

Variabel utama yang mungkin dipergunakan dalam segmentasi pasar

konsumen adalah:31 Segmenting Geografik, yaitu membagi pasar menjadi

beberapa unit secara geografik atau membagi pasar berdasarkan wilayah

tertentu, seperti Negara, regional, kota, kabupaten, kecamatan, atau lainnya.

Segmentasi Demografik, yaitu membagi pasar berdasarkan kependudukan

secara umum seperti, umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendapatan,

pekerjaan, agama, ras, dan kebangsaan. Segmentasi Psikografik, yaitu

membagi pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik

kelas sosial, gaya hidup, atau kepribadian. Segmentasi Tingkah Laku, yaitu

mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan,

atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Segmentasi Manfaat, yaitu

membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat berbeda yang

dicari konsumen dari produk.

Sedangkan variabel untuk melakukan segmentasi pasar industrial

adalah:32 Segmentasi berdasarkan demografik yaitu: jenis industry, ukuran

perusahaan, lokasi perusahaan, dan lainnya. Karakteristik pengoperasian,

31

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 115-156

32

(47)

yaitu: teknologi yang difokuskan, gaya hidup, status pengguna, kepribadian,

atau lainnya. Pendekatan Pembeli, yaitu: sifat hubungan yang ada, kriteria

pembeli, atau lainnya. Karakteristik Personil Industri, Yaitu: Kesamaan

pembeli, kesetiaan, sikap terhadap resiko, atau lainnnya. Faktor situsional,

seperti: urgensi, besarnya pesanan, atau lainnya.

Segmentasi pasar perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena di

dalam suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda kebutuhan dan

keinginannya. Jadi, segmentasi pasar pada perusahaan dibuat bertujuan untuk

dapat mengungkap peluang segmen pasar sebuah perusahaan. Sehingga

perusahaan dapat mengetahui segmen pasar mana yang paling efektif.

b. Menentukan Sasaran Pasar (Targeting)

Setelah perusahaan selesai melakukan segmentasi pasar, maka langkah

selanjutnya adalah menentukan sasaran pasar. Menentukan sasaran pasar,

artinya mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu

dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran

dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen kemudian

memilih segmen sasaran yang diinginkan.33

Kegiatan menetapkan pasar sasaran adalah:34 Pertama, Evaluasi

Segmen Pasar, meliputi: ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tentang

33

Kasmir, Pemasaran Bank,. h. 118-119.

34

(48)

usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin, atau gaya hidup dari setiap segmen.

Structural segmen yang menarik dilihat dari segi profitabilitas. Kurang

menarik jika terdapat pesaing yang kuat dan agresif. Perhatikan juga ancaman

dari produk pengganti (substitusi) misalnya dari lembaga keuangan lainnya,

untuk pinjaman seperti bank, kantor pos dan giro, leasing atau money

changer. Sasaran dan sumber daya perusahaan dengan memperhatikan energi

yang dimiliki perusahaan yaitu ketersediaan sumber daya manusia termasuk

keterampilan yang dimilikinya.

Kedua, Memilih Segmen. Memilih segmen adalah menentukan satu

atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan. Kemudian

menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani. Pemilihan

segmen dapat dilakukan dengan cara membagi pemasaran menjadi:35

Pemasaran tanpa pembedaan, melayani semua pasar dan tawaran pasar dalam

arti tidak ada perbedaan. Mencari apa yang sama dalam kebutuhan konsumen.

Biasanya untuk produk missal seperti tabungan untuk semua orang, baik usia,

pendapatan, maupun wilayah. Keuntungan pemasaran tanpa pembedaan

adalah hemat biaya.

Pemasaran dengan pembedaan, strategi peliputan pasar dimana

sebuah perusahaan memutuskan untuk memilih beberapa segmen pasar dan

merancang barang yang berbeda untuk masing-masing segmen. Contohnya

35

(49)

Procter dan Gamble memperoleh pangsa pasar total yang lebih tinggi dengan

sebelas merk deterjen pencuci pakaian dibandingkan dengan hanya satu merk

deterjen saja. Strategi ini jelas memerlukan biaya yang lebih tinggi.36

Pemasaran Terkonsentrasi, strategi peliputan pasar dimana sebuah

perusahaan memutuskan untuk mencari pangsa pasar besar dalam satu atau

beberapa sub pasar. Pemasaran terkonsentrasi, khusus untuk sumber daya

manusia yang terbatas.

Menentukan sasaran pasar dilakukan dengan cara mengevaluasi

segmen pasar, setelah dievaluasi kemudian langkah selanjutnya yaitu memilih

segmen pasar berdasarkan apakah pemasaran perusahaan tersebut cocok

dengan pemasaran tanpa pembeda, pemasaran dengan pembeda, atau

pemasaran terkonsentrasi.

c. Menentukan Posisi Pasar (Positioning)

Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif

untuk produk atau suatu pasar. Produk atau jasa diposisikan pada posisi yang

diinginkan oleh nasabah, sehingga dapat menarik minat nasabah untuk

membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Kegiatan ini dilakukan setelah

menentukan segmen mana yang akan dimasuki dengan cara menentukan

dimana posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.37

36

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran, h. 252

37

(50)

Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar perlu

dilakukan dengan berbagai tahap agar hasil yang diharapkan optimal. Tahapan

dalam memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi sebagai berikut:

Pertama, Identifikasi Keunggulan Kompetitif. Di dalam suatu produk

terdapat berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan produk pesaing.

Tujuan manajemen mengidentifikasikan keunggulan tersebut sebanyak dan

selengkap mungkin. Identifikasi keunggulan kompetitif yang mungkin

memberikan cara mengadakan perbedaan, yaitu:

a) Diferensiasi Produk

Sebuah perusahaan dapat mendiferensiasikan produk secara fisik.

Contohnya, beberapa perusahaan menawarkan produk dengan standar tinggi

yang hanya memungkinkan sedikit variasi.38

b) Diferensiasi Jasa

Beberapa perusahaan memperoleh keunggulan bersaing lewat

penyerahan yang cepat, nyaman, dan cermat. Contohnya, Bank One telah

membuka cabang di toserba dengan pelayanan lengkap untuk menyediakan

lokasi yang mudah dijangkau di hari Sabtu, Minggu, dan di sore hari pada hari

kerja.39

c) Diferensiasi Personil

38

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran., h. 256.

39

(51)

Perusahaan dapat meraih keunggulan yang sangat bersaing lewat

mempekerjakan dan melatih orang yang lebih baik ketimbang yang bekerja di

perusahaan pesaing. Contohnya, Singapore Airlines menikmati reputasi luar

biasa karena keramahan pramugari dan pramugara.40

d) Diferensiasi Citra

Ketika pesaing menawarkan bentuk yang serupa, pembeli mungkin

menganggap berbeda berdasarkan pada citra perusahaan atau merek.

Contohnya, lengkung emas Mc. Donals.41

Kedua, Memilih Keunggulan Kompetitif yang Tepat. Setelah

diidentifikasikan keunggulan-keunggulan yang kompetitif, lalu langkah

selanjutnya adalah dipilih yang paling memberikan keunggulan yang paling

bayak. Pertimbangan pemilihan keunggulan kompetitif adalah berapa banyak

perbedaan yang dipromosikan. Banyak pemasar berpendapat bahwa

perusahaan harus secara agresif mempromosikan hanya satu manfaat kepada

pasar sasaran. Tokoh periklanan Rosser Reeves, misalnya, mengatakan sebuah

perusahaan harus mengembangkan Unique Selling Proposition (USP,

proposisi penjualan yang unik) untuk setiap merek dan tetap berpegang pada

40

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran., h.257.

41

(52)

proposisi itu. Setiap merek harus mengambil satu atribut dan menyatakan

dirinnya sebagai “nomor satu” pada atribut tersebut.42

Kemudian Perbedaan mana yang dipromosikan. Tidak semua

pembedaan merk itu berarti atau cukup bernilai. Tidak setiap perbedaan dapat

menjadi pembeda yang baik. Setiap perbedaan mempunyai potensi untuk

menimbulkan biaya bagi perusahaan dan manfaat bagi pelanggan. Suatu

perbedaan itu bernilai jika memenuhi kriteria berikut ini:

1) Penting : Perbedaan memberikan suatu manfaat yang sangat bernilai bagi

pembeli sasaran.

2) Khas : Perusahaan dapat menawarkan dengan cara yang khas.

3) Terjangkau harganya : Pembeli dapat membayar perbedaan itu.

4) Dapat dikomunikasikan : Perbedaan itu dapat dikomunikasikan dan dapat

dilihat oleh pembeli.43

Ketiga, Mewujudkan dan Mengkomunikasikan posisi yang di pilih.

Posisi pasar yang telah di pilih sebaiknya diwujudkan, kemudian

dikomunikasikan ke berbagai pihak yang membutuhkan termasuk pihak intern

perusahaan.44

42

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran., h. 258

43

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran., h.259.

44

(53)

Dalam menentukan posisi pasar, produk atau jasa suatu perusahaan

ditempatkan pada posisi yang banyak diinginkan oleh nasabah. Dalam

menentukan posisi pasar mengidentifikasi keunggulan produk yang dimiliki

merupakan langkah awal dalam menentukan posisi pasar dengan

menggunakan diferensiasi produk, jasa, personil, atau citra. Langkah

selanjutnya adalah memilih keunggulan kompetitif yang tepat dengan

pertimbangan berapa banyak perbedaan yang dipromosikan atau perbedaan

mana yang dipromosikan

Gambar

Tabel 15Penggolongan Marhun-bih (Uang Pinjaman) dan Biaya Administrasi
Tabel 26Tabel STL Emas Perhiasan
Tabel di atas merupakan taksiran harga emas yang ditetapkan oleh
Tabel 37
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan rasa syukur peneliti haturkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang mengulurkan Rahmat dan Inayah-Nya dalam penyelesaian

Dari hasil penelitian menunjukkan ada hubungan status gizi dengan kesegaran jasmani dengan nilai signifikansi sebesar 0,010 (p=0,010) dari analisia hubungan tersebut

Dalam Tafsir Al-Mishbah, Quraish Shihab ketika menafsirkan Surah al-Baqarah ayat 143 menyebutkan bahwa umat Islam dijadikan ummat pertengahan moderat dan teladan, sehingga

Pada model komposit yang telah didapatkan dibandingkan dengan hasil yang sudah di blended antara graphene dengan polietilena hal ini dikarenakan model komposit

Ketika dilarutkan dalam atau dicampur dengan bahan lain dan dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan dalam EN374 silahkan hubungi suplier sarung tangan CE-resmi

Sementara itu faktor peluang yang dimiliki SKB Putra Handicraft adalah mekanisasi dalam proses produksi, adanya permintaan produk parket lantai bambu, tersedia

Variabel yang paling dominan berhubungan dengan gejala PMS adalah pola tidur (OR=3,580), artinya mahasiswi dengan pola tidur yang buruk berisiko mengalami PMS sebesar 3,5 kali lebih

juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri dan Fatmawati (2017) yang meneliti tentang pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai pada Badan