• Tidak ada hasil yang ditemukan

Orientasi teknologi pendidikan dalam perspektif peningkatan kreativitas guru pada proses pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Orientasi teknologi pendidikan dalam perspektif peningkatan kreativitas guru pada proses pembelajaran"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

ORIENTASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

DALAM PERSPEKTIF PENINGKATAN KREATIVITAS GURU

PADA PROSES PEMBELAJARAN.

Oleh:

AKHMAD ZAMHARI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ·

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurnan

untuk Mcmcnuhi Sprat-syarat Mcncapai Gclar Sarjana Pcndidikan Islam

oleh:

AKHMAD ZAMHARI

NIM : 1971112984

Dibawah bimbingan :

Drs. H. Mahsusi, MM

NIP. 150 233 073

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1425

HI

2004 M
(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAl'J

Skripsi yang berjudul Orientasi Teknologi Pencliclikan dalam Perspektif Peningkatan Kreativitas Guru pada Proses Pembelajaran telah diujikan dalam sidang mvnaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan UIN Sya1-if Hidayatullah Jakarta pada tanggal 08 Juni 2004, skripsi ini telah diterima sebagai syarat untuk memperolch gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pacla Jurusan Pencliclikan /\gama Islam.

Kctua

Penguji I

Jakarta, 08 Jm1i 2004

Sidang Munaqasyah,

/\nggota,

Sekretaris Meranggap /\nggota

Penguji II

Drs. H. Mahsusi, MM

(4)

Segala puji bagi Allal1 S\'(IT, Tuhan Yang Mal1a Pengasih dan Maha Penyayang yang telah menganugeral1lrnn kasih sayang-Nya kepada seluruh makhluk-Nya. Shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, manusia utusan Tuhan yang telah memberikan tauladan kepada ummatnya serta membawanya ke jalan yang diridlai-Nya.

Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah, yang telah memberikan taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis sangat menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kescmpurnaan, walaupun pcnulis telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penulis mengharapkan nasehat dan saran dari berbagai pihalc

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kcluarga besar Bapak I-I. Hamn Sholch (alm.) dan Ibunda Hj. Salmiah, selaku kedua orang tua yang telah membesarkan dan mendiclik penulis dari kecil serta memberikan kebutuhan moril dan spirituil sampai penulis menduduki bangku perkulial1an di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Keluarga besar KH. Amin Sirodj, selaku guru dan juga orangtua

(wali)

penulis yang selalu memperhatikan sekaligus memberikan motivasi kepada penulis.
(5)

3. Bapak Prof. Dr. Salman Harun, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN/UIN Syarif Tlidayatullah .Jakarta.

4. Bapak Dr. H. Mahsusi, MD, 11M, selaku PUDEK U Fakultas Tarbiyah IAIN/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga Dosen Pembimbing, yang telah banyak memberikan koreksi dan saran yang konstruktif terhadap isi skripsi ini sampai penulisan shipsi ini selesai.

5. Bapak Drs. H. Abdul Fatah \Vibisono, MA., selaku KetuaJurusan Pendidikan J\gama Islam (P J\I), Bapak A. Shodiq, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan PAI, serta Ibu Irhamidah, S.1\g, dan Bapak Khalimi, M.Ag, selaku Staff pada .Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN/UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

6. Bapak Drs. H. Alisuf Shabri, selaku Dosen Penasehat i\kadcmik yang tclah memberikan waktunya untuk membimbing dan memberikan izin dalam ha! yang menyangkut bidang akademis.

7. Para Bapak/Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN/UIN Syarif I-Iidayatullah Jakarta, yang telah memberikan wawasan pengetahuan selama di bangku

perkuliahan.

(6)

kampus (BEM.J-P.AI, BEMF'f) dan ekstra-kampus (KMSGD, HMI Cab. Ciputat- khususnya I ,APENMT), dan tak terlewatkan pula scluruh Crue Pasukan Bodrex's (Kang J\ia.r, J\1a 'rttf Draim, IY'a Kaji Toha, Joe Bae (iva kontrak), Dedrjy Gondrong, Pa' Da-moen, l311de' & Pade: Rani & Nf。ゥセ[@ serta Virgonit, Jbu Ella, 'liq, N1111tt, Melly, lf7i1vit, Irma, Indry, Oom, .Fat, Nok Titin, dst.)

10. Kakanda serta Adincla Penulis, yang telah banyak rnemberikan dukungan penulis dalam mclakukan study di IAIN /UIN Jakarta, dan tak terlupakan khususnya kepada Mba' Sarah binti Tji Muhammad Abdullah al-Habsyi beserta keluarganya, Abangda M. Hamdi al-Akram clan Kakanda Haditsa Edna serta "Ashabul Haq" yang tercinta, yang telah memberikan waktu luangnya untuk mendiskusikan scputar skripsi ini dan bidang lainnya.

Demikianlah, penulis mengucapkan terirna kasih clan berdo'a semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang berlipat kepada semuanya. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya clan bagi para pembaca pada umumnya.

!IYabi! Hidt!yah JJJat-Tcnrftq

.Jakarta, Juni 2002

(7)

DAFTARISI

KATA PENGANTAR

...

iv

DAFT AR ISi

... vii

BAB I

PENDAHULUAN

...

1

A La tar Belakang Masalah ... ... 1

B. Pcmbatasan dan Pcrumusan Masalah ... 6

C. lvfetodoloi,>:i Pcnelit:ian ... 7

D. Sistemat:ika Penyusunan ... 9

BAB II

KONSEPSI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

...

11

A. Pcngert:ian Teknoloi,>:i dan Teknologi l'endidikan ... 11

1. Pengertian Teknologi ... 11

2. Pcngertian Teknologi Pendidikan ... 15

I). Dasar Pikiran Teknologi Pendidikan ... 18

C. Tujuan Teknologi Pendidikan ... 21

D. Prinsip-Prinsip Dasar Teknolot,>:i Pendidikan ... 24

BAB III KREATIVITAS

GURU

DALAM

PROSES

PEMBELAJARAN

...

28
(8)

2. Faktor Ekstcrnal ... ., ... 35 C. Hubungan Kreativitas Guru dengan Mengajai· ... 37

BAB IV

PARADIGMA

TEKNOLOGI

PENDIDIKAN

DAN

KREATIVITAS

GURU

PADA

PROSES

PEMBELAJARAN

...

43

J\. Teknologi Pcndidikan dalam Peningkatan Mutu Pendidikan ... 43 B. Strategi Pembelajaran Modem sebagai Upaya Menuju

Pembelajaran yang Inovatif ... 52 C. Kreativitas Guni sebagai Tuntutan Pembelajaran

di Era Informasi ... 55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan ... 59 13. Saran ... 61

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia mcmiliki bcrbagai potensi sebagai sumber daya dalam

mcningkatkan kualitas kehidupannya. Sumber daya sebagai potensi, pada dasarnya

barn berupa kemungkinan, layaknya lembaga atau benih pada tumbuh-tumbuhan.

Dcngan arti lain bahwa sumber daya

(sebagai st1at11 benih)

tersebut hasilnya baru

akan terlihat apabila potensi yang ada dapat disalurkan melalui pengarahan,

bimbingan maupun latihan yang terarah, teratur dan berkesinambungan.1

Sarana yang paling efektif untuk mengarahkan clan membimbing atau mclatih potensi tersebut adalah melalui pendidikan sebagai kunci sentral dalam

mempersiapkan sumber daya manusia untuk dapat berkualitas dalam

kehidupannya. Di samping itu, pendidikan merupakan investasi paling utama bagi

sctiap bangsa yang sedang berkembang dalam membangun negaranya. Dan secara

oromatis pembangunan itu hanya dapat dilakukan oleh lnanusia sebagai titik

1 Jalaluddin clan Abdullah !di,, Pi!.rajat Pendidika11 Oakarta: Ga ya Media Pratama, 1997), cet.

(10)

Sentral perf1bangunan (human centered developmenf) yang harus disiapkan melalui

pcndidikan.2

Bcrdasar atas kcyak.inan bahwa pembangunan bangsa hams disertai oleh pcmbangunan manusianya, maka dukungan untuk menjalankan pembangunan manusia tcrscbut khususnya dalam bidang pcndidikan tidak hanya sekadar mcmberi kesempatan beJajar saja, akan tetapi harus pula diusahakan agar bagaimana pendidikan itu dapat bermutu tinggi,

Pcningkatan mutu pcndidikan pada prosesnya mcmang tergantung pada banyak ha! dan faktor-faktor pendukung pendidikan, yang secara langsung melibatkan antara guru dalam membimbing proses belajar-mengajar dan peserta didik scbagai modal insani (httmcm capital) yang akan diarahkan pada perwujudan sebagai manusia produktif.

Manusia produktif menjadi cita-cita hampir seluruh negara berkembang, scbagai masalah krusial juga menjadi sasaran inti dari proses pendidikan. Pendidikan dikatakan bcrhasil mencetak manusia-manusia produktif sangat tergantung pada sistem dan prosesnya, karena tanpa sistem dan proses yang kurang/ tidak kondusif bagi optimalisasi kemampuan pesert:a didik dirasakan kurang mendukung. Selain itu, Faktor ketidakdemokratisan dalam arti fasilitator lebih banyak berperan dan tidak mampu membangkitkan daya kreativitas

2 Yusron, '1)1111ia Pe11didikrm di Timgah Gc!o1J1hrmg Globalisasi'; Jnrn.al Madania STAIN

(11)

3

pcserta didik, maka 1angan harap pendidikan mampu menghasilkan manus1a

produktif.

Scjak berabad-abad orang berusaha untuk mencari jalan meningkatkan

mutu pendidikan mclalui proses peningkatan metode mengajar dengan mencari

prinsip-prinsip atau asas-asas didaktik. Namun demikian proses tersebut hanya dircspou dengan sebuah anggapan bahwa mengajar itu bergantung kepada bakat

dan kcpribadian guru.

Scjalan dcngan zaman kemajuan ilmu pengetahuan i.ni, kemudian para ahli

mcnckankan pada usaha-usaha yang lebih profesional untuk meningkatkan mcnga1ar itu menjadi suatu ilmu atau science. Dengan maksud melalui metode

mcnga1ar, yang lcbib ilmiah, clan 1uga dengan perbaikan pada proses

belajar-mcngajar yang ditekankan pada unsur keberhasilannya. Secara ideal gambaran

tcrscbut diharapkan bahwa pada suatu saat mengajar atau rnendidik itu menjadi

suatu tcknologi yang dapat dikcnal clan dikuasai langkah-langkahnya meliilui konscp yang dikcnal dengan "tekno!ogipendidikan''.

Bcrpegang pada proposisi bahwa teknologi pendidikan pada dasarnya,

(12)

a. Membantu dan mempermudah para guru dalam mencapai tujuan khusus instruksional secar,1 efektif dan efesien.

b. Mempermudah para siswa menangkap materi pelajaran, memperkaya pcngalaman belajar mereka, serta membantu memperluas cakrawala pengetahuan mereka, dan

c. Mestimulasi pengembangan pribadi serta profesi para guru dalam usahanya mempertinggi mutu pengajaran di sekolah.3

Dengan demikian, apa yang sedang diupayakan dari konsep teknologi pcndidikan diharapkan ada peningkatan mutu pendidikan terutama pada guru,

sehingga akan mempunyai pegangan yang lebih man tap dan pedoman yang dapat dipercaya untuk memberikan pengajaran yang lebih efektif.

Kunci utama dari upaya menyukseskan tujuan tersebut, setidalmya guru

scbagai central

fig11re

juga sebagai salah satu manusia yang bertanggungjawab terhadap kebcrlangsungan proses pendidikan yang ada dalam menyiapkan anak

didik yang mempunyai kualitas Hィ。ウゥセ@ dari proses belajar yang diperolehnya.

Untuk itu perlu ditingkatkan sikap kemampuan guru, dalam ha! 1111

tuntutan adanya kreativitas seorang guru dalam memberikan

(mentra11.rfet)

ilmunya

mcnuju proses pembelajaran yang sedang dihadapi saat ini.

Dcngan mempcrtimbangkan kebutuhan-kcbutuhan masa kini dan masa

dcpan, transfonnasi pendidikan haruslah berfokus pada perubahan-perubahan, baik yang sudah maupun yang akan terjadi. Sehubungan dengan i.ni peranan dari

3 Soedjono Trimo, l\lLS., Pe11geJJibanga11 Pe11didika11; Dari Pendidika11 da11 Beberapa Masalahi!Ja

(13)

5

krL"a!ivi1as dalam prndidik<111 sang<il csL"nsial pcmupukan sikap dan pcmikiran

krcatif scjak usia dini.

Berdasarkan deskripsi di at·Js, maka pcnulis mcngangkat slu:ipsi ini dengan

judul "Orientasi Tcknologi Pendidikan Dalam Perspektif Peningkatan Kreativitas Gurn Pada Proses Pembelajaran".

Dengan judui lcrscbut pcnulis hanya mcyakinkan bal1wa tcknologi tidak tnl'rupabn kunci kl' arah sukscs yang pasti dalam pL'11didikan. Akan tl'tapi

tcknolog1 pcndicl.ikan mcnunjukkan suatu prosedm atau metodologi yang dapat

ditcrapkan dalam pcndidikan.

Dan tcknologi pL"ndidikan dapat 1uga dipandang scbagai suatu gerakan dalam pcndidikan yang discrt.ai dcngan pcningkatan daya kreativitas dari para

guru, yang diaplikasikan pada usaha yang sungguh-sungguh unt.uk memperbaiki

metodc mengajar dengan mengf,>i.makan p11nsip-prinsip ihniah yang membuktikan

keberhasilannya dabm bidang-bidang lain.

Dari apa yang tclah diuraikan di atas, maim ada beberapa ha! yang dijadikan alasan pcnulis dalarn pcnulisan skripsi ini, yaitu scbagai berikut:

·1. Mclihat pcrkembangan sams clan teknologi yang semakin pesat, dapat

mcnimbulkan masalah barn dalam dunia pendidikan, maka dari itu

dibutuhkan suatu pendidikan yang mcmbcri tcrobosan inovatif dalam

(14)

2. 'l'eknologi pendidikan pcrlu dipikirkan Jan dibahas tems-mcnems, karena adanya kcbu1·uhan riil yang mcndukung pcr1·umbuhan clan pcrkcmbangan-nya, yakni pcnycmpurnaan pclaksanaan .intcrnksi antara penclidikan clan pcrnbangunan, dimana rnanusia dijadikan pusat pcrhat:ian pcndidikan.

3. Adanya upaya untuk mcndckonstruksi earn bcrpikir clan membuat paradigma bagi para guru dalam menerapkan metode mengajarnya

mcrupakan upaya sccara dini yang harus dipcrsiapkan. Sehingga Pendidik

(guru) dituntut mampu mengadakan inovasi secarn kreatif dalam mengatasi masalah-masalah pembelajaran schari-hari.

B. Pcmbatasan dan Pcrumusan Masalah

Sangal luasny<1 pcmbahasan dalam masalah ini, yang rnengakibatkan

kctidakjclasan dan besar kcmungkinan ada bal-hal yang sebcnarnya meme1fokan pcnjelasan sccara mcndatail lcrlcwatkan, pcnu]js mcmbat:asi pcrmasalahan tcrscbut

hanya pada konscp tcknologi pcndidikan sebagai suatu pendekatan ilmiah, kritis, dan s.istcrnatis tcntang pcndidikan. 1 Jubungan ini pun pcnulis kaitkan dengan

pcngcmbangan dari konscp-konscp pendidikan Islam yang membabas tentang

krcativitas. Scbulan istilah .ini adabh p<.:ngembangan polelt.li jilrah bagi sciJap individu dalam memerankan kreativitasnya sebagai suatu lmbungan yang relevan

(15)

7

pembelajaran. Kreativitas yang dimaksud adalah memerankan potensi yang dimiliki dari setiap individu dalam melakukan berbagai aktivitasnya dengan menciptakan hal-hal yang barn dan tidak hanya dihadirkan dalam ide-ide, tetapi juga dapat dihadirkan dalam suatu kaqa nyata.

Sejalan dengan pcmbatasan masalah di atas, penulils mengangkat masalah-masalah dalam skripsi ini untuk lebil1 mengarahkan pada titik point yang diharapkan, yaitu :

1. Telmologi pendidikan dapat dipandang sebagai produk dan proses. Keduanya berjalan secara sendiri-sendiri, namun keduanya tetap be1pegang pada orientasinya yang satu yalmi peningkatan mutu pendidikan.

2. Faktor-fal,tor yang mempengaruhi kreativitas dan penting:nya kcpribadian guru dalam mengembangkan kreativitas pada proses pcmbclajaran dcngan satn paradigma pengembangan dan pemberdayaan potcnsi fitrah yang dimiliki manusia.

3. Paradigma teknologi pendidilrnn clan peningkatan kreativitas gum pada proses pembelajaran.

Berdasarkan batasan pembahasan di atas, penulis dapat memmuskan : pcrmasalahan-pennasalahan scbagai berilmt :

(16)

2. liaga.imanakah tclmologi pcmlidikan sebagai scbuah teori dalam mcmbantu pcningkatan kreativitas guru pada pro,;cs pembelajaran?

C. Mctodc Pcmbahasan

1\lctodc dalam pcmbahasan isi skripsi ini mdiputi tiga aspck:

Perl11111d, skripsi ini dibkulrnn meialui sebuah pcnclitian kepustakaan (!ibrao1

re.rmnh), yaitu dcngan mengumpulkan data dan informasi berupa buku-buku yang

kcmudian diidentifikas1kan sccara sistcmatis dan analitis. Data-data yang

dipcrlulrnn bcrsumbcr dari kcpustalrnan yaiti.1 data primer dan data sckunder. Data

yang bcrsifot primer adalah data yang langsung dan segera dipcroleh dari sumbcr d;lla pcrlarna, yang discbu1 clc11ga11 sumbcr pcrtama. Dalam hal ini yang menjadi

sumbcr uramanya adalah buku-buku lcntang tcknologi pcndidikan. Scdangkan data yang bcrsifat: sckundcr acblah data yang lebih dahulu dikumpulkan clan

dilaporkan dari sumbcr-sumbcr yang lain, yang discbut data pcndukung.

Ke1b1a, metodc pcmbahasan yang cligunakan meliputi 111etode deskriptif yaitu

suatu pcmbahasan yang bcrmaksucl untuk mcmbuat gambaran mcngcnai

data-chila dalam rnngka mcnguji hipotcs atau jawaban pcrtanyaan yang mcnyangkut

kcadaan pada waktu scd;rng bcrjalan dari pokok masalah. Mmtocle

cmaliris,

yaitu suati.1 bahasan clengan cam mcmbcrikan penafsiran-pcnafsiran tcrhadap data-data
(17)

9

dcngar: cara rncrangkun1 11eng:tn1atan tcrhadap data·-data yang telal1 terku1npul

dari buku-buku bacaan scbagai rcfcrcnsi, clan dibandingkan dengan buku-buku

lain yang ada dcngan cara mengachkan penelitian pustaka.

k・AセァャャL@ metode penulisan skripsi ini dengan menggunakan buku Pedoman

Pemdi.mn Sk:ripsi, Tcsis, dmz Dircr1t1.<i karangan Tim JJ\IN Syarif Fiidayatullah Jakru:ta

(L\lN Jakarta Press clan Logos, 2000).

D. Sistematika Penulisan

Pcnulisan skripsi ini, terdiri dmi 5 Qima) bab, dengan si.st:ematika penulisan

scbagai l)crikut::

lhb I Lat:ar Belakang l\fasalah, Pembat:asan dan

Pcrumusan Masalah, Mctodc Pcmbahasan dan Sistcmatika Pcnulisan.

Bab 11 : KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKt\N: Pengeitian Teknologi dan

'T'eknologi Pcndiclikan, Dasar Pikiran Teknologi Pencliclikan, Tujuan

Tcknologi l'endidikan, l'rinsip-Prinsip Dasar 'l'eknologi Pendidikan.

Bab 111 : KRE1\TIVJ'J'!\S CURU P1\DI\ PROSES PEivfBELAJARJ\N :

])engerti3n l(reativltas (; uru, ri\11(tOr-faktC)t yar1g JvfClTIJJe11garu}1i

(18)

Bab IV

BabV

'l'I セknoj@ ,U(;l l'ENDIDlKAN DAN KREATIVTTAS GURU PADJ\ PROSES PEMJ3ELAJARAN : Teknologi Pendidikan dalam Peningkat:an Mutu Pendidikan, Strategi Pembdajaran Modern sebagai Upaya Menuju Pembclajaran yang lnovatif, Kreativitas Gurn sebagai Tuntutan Pembclajaran di Era Informasi.

(19)

BAB II

KONSEPSI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

A. Pengertian Teknologi dan Telmologi Pendidikan

1. Pengertian Teknologi

Telmologi dalam pcmahaman kita sclama ini acapkali diidentikkan sebagai alat (tools). Dcngan mcmandang teknologi sebagai alat (mesin), konsentrasi pengembangan SDM (Sumbcr Daya Manusia) berwawasan tdrnolo1,,>i. dan i:ndustri kemudian ditekankan secara berlebihan kepada bidang-bidang tehnik.

Scmcntara, jika teknolo1,,>-i itu tidak lagi didefinisikan l1anya sebatas stok k111J1olatif dari alat, mesin dan pelba1,,>ai artifak lainnya (tehnic dari peradaban modern), tetapi bisa juga diartikan sebagai cara tertentu untuk mengetahui dan mcngcrjab.11 scsuatu. Dengan bcgitu, teknolo1,,>i. lebih dari sekadar pengetahuan tcrapan atau rekayasa seperti dalam pemahaman dunia akademik tradisional, melainkan dapat dipandang sebagai pmdekata11 1miversalistik dalam pemecahan masalah (techniq11e).1

1 Yudi Latif, "Tek11ofogi Sebagai Masak1h Keb11dqyaa11", Jurua! Ulumul Qur'an, edisi No. 2

Quli, 1996), h. 58-59

(20)

Bcrbicara tentang teknologi seolah tak lepas dari ilmu pengetahuan, karena

memang pada hakikatnya teknologi adalah penerapan ilmu atau pengetahuan lain

yang tcrorganisir ke tugas-tugas praktis (Galbraith, AECT

1977).

2 Sehingga dapat

dipahami bahwa teknologi merupakan pengejawantahan dari ilmu pengetahuan.

Dengan kata lain, jika ilmu pengetahuan berbicara dalam konteks teoritis, maka

tcknologi tclah mcmasuki tataran praktisnya.3

Pada kata teknologi, penerapan pengetahuan ini tidak hanya sebatas ilmu murn1 ataupun ilmu terapan, tetapi bagaimana teknologi sebagai bagian dari ilmu

pcngetahuan tersebut diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Lebih lanjut Zalbawi Soejocti yang dikutip oleh Ahmad Y. al-Hassan dan

Donald R. Hill mengatakan bahwa telmologi adalah wujud dari upaya manusia

yang sistematis dalam· menerapkan atau memanfaatkan ilmu pengetahuan (sains)

sehingga dapat membcrikan kemudahan dan kesejahteraan bagi umat manusia.4

Dari bebcrapa pcngertian di atas, memberikan sebuah penjelasan, bahwa inti dari tcknologi ini ialah rckayasa (enginemi1i). Di mana metodenya menurut Billy

セ@ 1\ricf S. Sadirnan, "Pert11! Gt・ォhッャッセァゥ@ dula1111\'fe11ingkatka11 lvf11t11 l)eudidika11 Dasar': Jurnal Teknodik, IV, No. 8 (Mei, 2000), h. 7

' Ahmad Y. al-f fassan dan Donald R. I !ill, t・ォQQPAPLセゥ@ dalam Sejamh Islam, (Bandung: Mizan, 199.3), cet. ke-1, h. 17

(21)

13

Vaughn Koen (Koen, 1987), " ... berupa siasat untuk menyebabkan terjadinya

perubahan yang terbaik dalam situasi yang tidak dipahami dengan baik atau tidak

pas ti dalam batas-batas kendala sumber daya yang tersedia".5

Apapun batasan teknologi yang kita pakai, pada dasarnya bersifat bebas nilai, baik buruknya terletak pada manusia. Teknologi hanya mengarah pada cfcsiensi dan efektivitas serta pengupayaan pada nilai tambah, sehingga teknologi

pun tak dapat kita lepasirnn dari masalah.

Dengan demikian prinsip teknologi adalah memudahkan manusia dalam mcmcnuhi kebutuhannya. Semakin tinggi perkembangan sains dan teknologi,

semakin mudah pula segala urusan diselesaikan. Teknologi di sini tidak harus

diartikan dengan mesin-mcsin, tctapi segala sesuatu baik berupa gagasan, konsep,

atau strategi yang memberikan kemudahan dalam upaya pencapaian suatu tujuan

adalah juga teknologi. 6

Teknologi akan bcrmanfaat bagi manusia jika dapat mengetahuinya dengan benar, karakter atau sifat-sifat dari keterbatasan teknologi dcngan pengetahuan tersebut. Maka pencrapan teknologi dapat dioptimalkan bagi kesejahteraan dan kepcntingan mahusia.

5 Jimly Asshidigie clan Ali Mustafa T, (ed.), S111nbcr Daya Ma1111sia 1mt11k Indonesia Masa

Depa11, Qakarra: PT Cira Putra Bangsa, 1997), h. 83

6

(22)

Scmentara ada dua macam karakter teknologi, sebagaimana yang

diungkapkan Muhammad Rahman Ar-Ridha, yaitu:

a. Hakekat エ・ォQQPAPLセゥ[@ teknologi pada hakikatnya adalah tangan untuk mclaksanakan kckuasaan yang dimiliki ilmu. Teknologi dihasilkan dari pcnerapan ilmu yang sudah mengalami penelitian dan pengembangan Jebih lanjut hingga manfaatnya menjadi jelas bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu ncgara-negara yang basis ilmu dan teknologinya kuat biasanya kuat pula dalam bidang teknologi, politik dan militer. Dilihat dari hakikatnya, maka pcmanfaatan kekuasaan yang tidak terbatas akan berbahaya bagi penciptanya. Scdangkan pcmanfaatan kckuasaan yang arif dan bijaksana akan sangat bcrguna bagi kehidupan manusia. Di samping itu hams disadari pula bahwa tclmologi mempunyai keterbatasan dalam menyclesaikan semua problem yang dihadapi manusia.

b. Tek11o!ogi bersifat dia!ektik; Menurut Prof. Ali Syahbana, telmologi dapat menyclesaikan masalah yang dihadapi manusia, akan tetapi pemecahan masalah tcrsebut menimbulkan permasalahan baru clan pennasalah yang baru harus dipecahkan dengan teknologi yang baru pula.7

Peranan teknologi memang sangat pen ting dalam membantu memecahkan problem hidup, baik dalam urusan pendidikan, sandang pangan, transportasi dan

sebagainya. Namun pada saat yang sama kemajuan telmologi sangat besar mcmpcngaruhi cara berpikir dan prilaku manusia. Sehingga, dari konscp teknologi yang ada scrta scgala kcmungkinan-kemungkinannya, maka diperlukan

pcmahaman bahwa tcknologi tidak diharuskan hanya pada alat karena sifatnya

scmcntara, mclainkan bagaimana teknologi ini difungsikan pada sr.rategi untuk

mcmberikan kcmudahan dalam upaya pencapaian suatu tujuan.

7

(23)

JS

2. Pengertian Teknologi Pendidikan

Teknologi pcndidikan dalam perkembangannya dapat dipandang sebagai

produk maupun proses. Sebagai suatu produk, teknologi pendidikan lebih mudah dipahami karena sifatnya yang kongkrit. Kita dapat melihat produk teknologi yang

dapat digunakan sebagai media pendidikan, seperti OHP, pesawat radio, kaset

audio, telcvisi, film, proyektor film, dan perangkat keras lainnya, contoh dari

media-media pendidikan tersebut hanyalah sebagian clari konsep teknologi

pendidikan.

Scdangkan sebagai suatu proses, teknologi pendiclikan lebih abstrak

sifatnya. Teknologi pcndiclikan merupakan suatu proses yang kompleks clan terpaclu, •yang mencari jalan pemecahan, melaksanakan, menilai dan mengelola

pemecahan yang menyangkut semua aspek clalam proses pembelajaran.8

Dalam masyarakat エ・ォョセャッァゥウL@ pengertian teknologi pencliclikan clipahami

sebagai teori tcntang cara meng-iclentifikasikan clan memecahkan masalah-masalah bclajar. Ia merupakan suatu biclang yang menangani penerapan proses yang

komplcks dan terpaclu dalam menganalisis dan memecahkan masalah belajar

manusia. Teknologi pendidikan juga merupakan profesi dalam bentuk usaha yang

8

(24)

tcrorganisasikan untuk menerapkan tcori, tehnik intelektual dan penerapan praktis

tcknologi pendidikan.9

Oleh karena itu, pendapat yang tumbuh kemudian berpegang pada

proposlS! bahwa teknologi pendidikan, pada dasarnya merupakan suatu

pendekatan sistematis dan kritis ten tang pendidikan yang memandang soal belajar

dan mcngajar sebagai masalah yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah.10

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah disebutkan di atas, maka

teknologi pendidikan dapat didefinisikan sebagai :

a) N!nstmk teo1itik; menunjukkan ide dan prinsip-prinsip serta bagaimana kesemuanya disintesiskan menjadi satu kebulatan yang menyeluruh.

b)

Bidang garapa11;

menunjukkan aplikasi dan implikasi dalam praktek

kehidupan sehari-hari.

c)

Sebagai pn!fesi;

identifikasi kriteria yang harus dipenuhi oleh kelompok

yang khusus bergerak di bidang ini.11

Definisi-definisi teknologi pendidikan tersebut di atas, didasarkan pacla kerangka yang dipilih, karena dianggap :

(a) menyeluruh

(ti1tegratijj

orientasinya, tidak sepotong-potong (b) berorientasi masa kini dan masa mendatang

9

llluzayin Arifin, Pendidika11 Islam da!a111 Ams Di11a11iika Ma!yarakat; S11a/11 Pendekatan Fi!osojis, Pedagogis, Psikososia! dan Knlrnra/, Oakarra: PT. Golden Terayon Press, 1991), cet. ke-1, h. 55

Socjono Trimo .t--U..S, Pe11gw1ba11ga11 Pe11didika11; D1111ia Pe11didik1111 dan Beberapa Masa!ahnya, (Bandung: PT Remaja I<i1rya, 1986), cer. ke-1, h. 150-151

11

Sctijadi, et.al., Defini.ri t・ォョッOッ」セゥ@ Pendidikan; Sa/f(all T11gas Dejiniri dan Ter111i11ologiAECT, Seri P"Jiaka Teknologi Pendidikan No. 7, Oakarta: PT RajaGrafindo Pcrsada, 1994), h. 21-22

(25)

17

'

(c) bcroricntasi pada prnscs scrta produk (/lledia)

(d) mempunyai dasar teoritik, bukan hanya sekedar berdasarka11 atas

1Jckcrjaa11, da11

(e) ko11siste11 de11gan keadaa11 masyarakat dan du11ia pendidikan masa kini da11 masa mendatang.12

Scmentara itu, konscp teknologi pendidikan yang seda.ng dikembangkan

secara seras1 dengan definisi yang ada sekarang adalah konsep-konsep yang

mehputi:

Didudukkannya tcknologi pendidikan sebagai proses, bukannya sebagai media atau peralatan,

Ditei,,iaskannya bahwa teknologi pendidikan menggunakan pendekatan sistem dalam pembelajaran, dan ini lebih mementi.ngkan proses daripada produk. Pendapat ini berbeda dengan penggunaan konsep beipikir sistem

cara lama.13

Pada point pertama di atas, menunjukkan bahwa konsep teknologi pendidikan hams tetap mencakup rujukan terhadap suatu proses. Karena teknologi pendidikan yang didefinisikan semata-mata dengan menggunakan ci1-i perangkat keras ataupun perangkat lunak saja, terlalu sementara (traim'tory) sifatnya

untuk mampu membangun suatu ciri filosofis yang bergw1a, clan karenanya terlalu terbatas.14

12 Ibirl

"Ibid., h. 23

(26)

"\dapun pada point kedua, teknologi pendidikan yang menggunakan

pendekatan si.stem dalam pembelajaran, mengandung pengertian bahwa

pendekatan yang digunakan dalam memecahkan masalah tersebut hendaknya

melalui tahap-tahap analisis kebutuhan dan masalah, identifikasi alternatif

pemecahan, pemilihan dan pelaksanaan alternatif pemecahan, penilaian dan

pcrbaikan terhadap pemccahan masalah tersebut.15

Dengan dcmikian setiap masalah pendidikan yang akan kita pecahkan

hendaknya kita pandang dalam kaitan suatu sistem sehingga penanganan terhadap suatu komponen hams memperhatikan pula keterkaitan dan integrasinya dengan

komponen-komponen lainnya.

Jadi, dengan keluasan pengertian teknologi pendidikan ini, akan banyak

altcrnatif yang dapat diajukan clan ditemui, dan semuanya mempunyai kesempatan

yang sama untuk dipilih. Hal ini berarti kesempatan berkreativitas, yaitu tidak

menutup kemungkinan untuk mengubah berbagai asumsi yang telah mapan.

B. Dasar Pikiran Teknologi Pendidikan

Pada saat ini dan di masa lalu, guru adalah pendidik yang mempunyai tugas utama mengajar. la mcmpunyai pcran yang amat penting dalam proses pendidikan, karena keberadaannya dalam berinteraksi langsung dengan

individu-15

(27)

19

individu anak didik. Pcrkcmbangan dan perubahan-perubahan yang tcrjadi dalam

masyarakat terutama yang berkaitan langsung dcngan bidang tugas keguruan

senantiasa menjadi objek pengamatannya, agar mereka dapat meningkatkan

kebermaknaan proses pendidikan yang menjadi tanggungjawabnya.

Adanya perubahan-perubahan yang terjadi di tengah kemajuan teknologi dan informasi menjadi perhatian pula bagi para ahli pendidikan termasuk para

guru, karena ha! tersebut sangat berpengaruh terhadap dunia ·pendidikan,

termasuk proses pembelajaran yang telah ada.

Dalam ha! ini, pcndckatan teknologi pcndidikan dalam menghadapi beberapa kemajuan dan perubahan-perubahan yang dimaksud, telah memberikan

penggunaan metode ilmiah yang menguji-cobakan hipotesis··hipotesis tentang cara

yang paling efektif guna mencapa1 suatu tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan.

Di samping itu, teknologi pendidikan sangat mengutamakan perumusan

tujuan yang spesifik yang dinyatakan dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati sehingga hasil belajar dapat diukur.

Kita tidak mengetahui sesungguhnya proses apa yang tetjadi pada diri seseorang sewaktu ia bclajar, akan tetapi dapat memperoleh bukti-bukti bahwa ia telah bclajar hingga man a ia mcncapai rujuan bclajar. Tujuan inilah yang menjadi

(28)

ilmiah dalam pendidikan karena bersifat objektif serta menggunakan fakta-fakta

yang empms.

Sccara garis besar, langkah-langkah yang diikuti dalam metode teknologi pcndidikan adalah sebagai berikut: 16

1. Merumuskan tujuan yang jelas yang harus dicapai yang dapat dipandang sebagai masalah.

2. Menyajikan pelajaran menurut cara yang dianggap serasi yang kita pandang scbagai hipotesis yang perlu dites.

3. Menilai hasil pelajaran untuk menguji hipotesis itu.

4. M encari perbaikan andaikan hasilnya belum memenuhi syarat a tau standar yang ditentukan clan melangsungkan percobaan dengan cara lain sampai tcrcapai apa yang diharapkan.

Langkah-langkah clalam teknologi pendiclikan seperti yang digambarkan di

atas, mengharuskan guru merumuskan tujuan yang jelas clan memikirkan metode

yang dianggapnya paling efektif untuk mencapai tujuan. Dengan tujuan yang jelas

akan menjadi pegangan bagi para pendiclik U!1tuk memilih metode yang tepat.

Jacli, guru yang menerapkan prinsip-prinsip teknologi pendidikan secara konsekuen, maka terbuka baginya jalan untuk memperbaiki mutunya sebagai guru, Ia akan memandang proses mengajar belajar sebagai problema yang tak

berkesudahan yang dihadapinya secara objektif clan ilmiah. Dengan sikap serta

usaha clemikian mengajar akan dapat clikembangkan clan ditingkatkan menjadi profcsi dalam arti yang sebenarnya.

16

(29)

21

C. Tujuan Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan secara makro bertujuan untuk mendorong dan

memberikan arah kepada guru untuk melihat perbuatan mengajar sebagai upaya

mcmccahkan masalah secara ilmiah. Sehingga, materi pelajaran disajikan dalam bcntuk pcmecahan masalah (j!rob!em so!vi11i.J, melalui langkah-langkah ilmiah, logis

dan sistematis. 17

Selain daripada itu, miuan teknologi yang ditekankan pada alat (media)

dalam konsep teknologi pendidikan dimaksudkan untuk membuat guru menjadi

lebih produktif, bukan untuk menggantikan peran mereka sepenuhnya.

Masalahnya bukan soal mcngganti guru, melainkan bagaimana penggunaan

tcknologi tersebut dengan benar untuk meningkatkan mutu pendidikan secara

cfcktif dan efisien, sehingga bisa menghasilkan produk (peserta didik) yang sesuai

dengan tujuannya. 18

Tujuan-tujuan tcrscbut didasarkan pada faktor-faktor yang sedang dihadapi

dalam dunia pendidikan kita saat ini, sementara ada dua pandangan rnengenai hal

tcrscbut yaitu:

17 Sudarwan Danim, 1\1edia Ko11n111ikasi Pendidikan Pelqyanan Profasional 1')e1Nbe!ajaran dan i\111111

1-la.ril Be/ajar Proses Bclajar-Mengajardi Perg11nra11 Ti11ggi, Qakarta: PT. BumiAksara, 1995), cet. ke-1,

h. 16

(30)

Pe1tat11a, guru dipandang sebagai central flgun dan karenanya guru dianggap

mengungguli segalanya. Sikap atau pendirian semacam ini mernbawa konsekuensi

bahwa perlu adanya persiapan pendidikan yang matang bagi guru-guru yang akan

terjun di !embaga pendidikan. 19

Kedua, sumber belajar dalam teknologi pendidikan dianggap dapat 1hemberi aw yang lebih besar dalam mencapai tujuan pendidikan, yaitu dengan jalan pencrapan konsep teknologi pendidikan dalam suatu model naratif yang bersifat

preskriptif. 20

Schingga dengan dcmikian tujuan dari teknologi pendidikan sccara makro

perlu dipikirk?n dan dibahas terus-menerus, karena adanya kebutuhan tra/yang

mendukung pertumbuhan dan perkembangannya, yaitu :

a. Tekad mengadakan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.

b. Keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa penyempurnaan kurikulum, penyediaan berbagai sarana pendidikan lewat berbagai bentuk pendidikan serta latihan.

c. Penyempurnaan sistem pendidikan dengan penelitian dan pengembangan scsuai dengan tantangan zaman dan kebutuhan pembangunan.

" Sudarwan Danim, Loe, Cit.

w Yusufhadi Miarso,A Model ofEd11calion Technology far The Eq11ali!J ofEd11calion Opport1111i!J

111 Indo11esia, (Sumber diperoleh daci website: www.malang.ac.jd ; Abstraksi TI1esis Yusufhadi

J\liarso, Perpustakaan IKJP Malang,Jawa 11mur).

(31)

23

d. Peningkatan part1S1pasi masyarakat dengan pengembangan dan pemaafaatan berbagai wadah clan sumber pendidikan.

c. Penyempurnaan pelaksanaan interaksi antara pendidikan dan pembangunan dimana manusia dijadikan pusat perhatian pendidikan. 21

Nampaknya potensi pemanfaatan teknologi pendidikan menjadi semakin penting karena adanya pengaruh penerapan teknologi pendidikan ·tersebut terhadap struktur organisasi pendidikan, berupa:

a) Perubahan tingkat pengambilan keputusan dalam proses pembelajaran b) Terciptanya berbagai bentuk baru po la pembelajaran

c) Memungkinkan beberapa alternatif bentuk lembaga pendidikan. 22

Pengaruh-pengaruh dari teknologi pendidikan ini akan memberikan nilai

positif bagi kemajuan dari pengembangan tujuan pendidikan yang jelas. Sehingga apa yang dibutuhkan sekarang berkaitan dengan perubahan-perubahan tersebut, adalah kreativitas dari semua komponen tersebut dalam mengadakan

inovasi-inovasi secara kreatif dalam mengatasi masalah pembelajaran sehari-hari.

J

adi, proses teknologi pendidikan harus dimulai dengan pertanyaan apakah

tujuan yang akan dicapai, jadi bukan menanyakan apa alat yang digunakan. Namun seringkali terjadi salah menafsirkan seolah-olah teknologi pendidikan dikaitkan

sccara langsung dengan adopsi inovasi yang terjadi dalam teknologi, khususnya

" Yusufhadi lv!iarso, el.al., t・ォQQPOッ」セゥ@ komm1ikaJi Pe11didika11, Pmger1ia11 da11 Pmerapa111!ya di

(32)

tcknologi media, schingga timbul apriori bahwa teknologi pendidikan selalu

dikaitkan dengan penggunaan inovasi yang canggih dalam teknologi.

Dcngan dcmikian, fokus spesifik dari teknologi pendidikan adalah harus

dipusatkan pada desain dan implementasi sistem instruksionalnya dan bukan

semata-mata pada sarana atau media-media teknologi yang berbentuk perangkat

kcras Hィ」jQ、QQQjエセINRS@

D. Prinsip-Prinsip Dasar Teknologi Pendidikan

Salah satu masalah kehidupan yang sedang dihadapi pa1:a pendidik dan juga

peserta didik bahkan masyarakat luas adalah adanya perubahan masa yang menjadi

tantangan menyanglmt seluruh aspek kehidupan manusia yang berwujud

tek11ologi.

Munculnya teknologi yang seharusnya dapat memudahkan manusia

tcrnyata telah menyebabkan manusia mengalami mekanisme yang telah membuat

manusia kehilangan orientasi kemanusiaanya. Teknologi inipun yang seharusnya dikembangkan agar dapat menjadikan manusia untuk lebih mudah dan mcndapatkan kebebasan, namun pada kenyataannya yang terjacli malah sebaliknya,

yaitu manusia yang dibelenggu oleh hasil karyanya.

23 Purnomo, S.A., ''.4. !ih Tck11o!ogi, Tckno!ogi Tcpat G1111a da11 Tc/;;110/ogi Pc11didika11 Pada Era

(33)

25

Pcrkcmbangan yang demikian, terjadi karena sains sebagai basis teknologi

tclah mengcmbangkan dirinya pada sisi pragmatis. Sains yang berkembang dalam

Filsafat Barat memang telah berorientasi fungsional. Sains tersebut diorientasikan untuk pengembangan teknologi, bukan lagi sebagai media untuk meningkatkan

pengctahuan manusia akan alam. Sehingga dampak yang; terjadi saat ini adalah manusia yang tewlienasi, yakni keterasingan manusia dengan lingkungannya.

Dalam pandangan inipun konsep telmologi pendid:ikan, seharusnya tidak menjadikan kenyataan yang sedang dihadapi saat ini, sehingga perlu kita tinjau

ulang beberapa prinsip dasar yang diterapkannya, yaitu:

Putama, prinsip pendekatan sistem; yang berarti bahwa setiap pemecahan

rnasalah pendidikan yang dilandasi oleh konsep teknologi pendidikan hendaknya

menerapkan prinsip pendekatan sistem. Di sini sistem menyandang makna suatu perangkat dari bagian-bagian yang secara terarah dan terpadu serta bekerja sama bergcrak untuk mcncapai tujuan tertentu. Selain itu, penggunaan pendekatan

sistcm menycbabkan kita harus memanfaatkan pendekatan keseluruhan sistem pendidikan dan unsur-unsur di dalamnya sedernikian rupa sehingga ia· harus dipandang sebagai suatu keseluruhan yang tak terpisahkan dari · upaya tujuan

pend idikan. 24

(34)

Pri11Sip ked11a, berot'ientasi pada s!Swa; berarti bahwa usaha-usaha

pendidikan, pembclajaran dan latihan hendaknya memusatkan perhatiannya pada

pcscrta didik. Siswa atau pcsc1'ta didik adalah titik s,enttal kcgiatan pendidikan,

mernpakan subjck pendidikan dan bukannya objek pendidikan.

Prinsip ketiga, pcmanfaatan sumber belajar maksimal dan · subervariasi mungkin; scscorang bclajat' karena dia berinteraksi dengan sumber belajar. Guru adalah sumbcr belajar yang pcnting dalam setiap proses belajar-mengajar, namun

bukanlah satu-satunya sumber belajar.25

Selain tiga prinsip di atas, ada beberapa prinsip lagi yang perlu diperhatikan

clalam konsepsi teknologi pcndidikan yang berlaku pula untuk telmologi kotn\lnikasi adalah !

1) Tcknologi pendidikan mcrupakan suatu proses yang kompleks dan tcrintegrasi meliputi manusia, alat dan sistem, termasuk diantaranya gagasan, prosedur clan organisasi.

2) Teknologi pendiclikan memakai pendekatan yang sistematis clalam rangka menganalisa dan memecahkan persoalan proses belajar.

3) Tcknologi pcndidikan mcrupakan suatu bidang yang bcrkepentingan dengan pcngcmbangan secara sistematis berbagai macam sumber belajar, tcrmasuk didalamnya pengclolaan dari penggunaan sumbcr tersebut. 4) Tcknologi pcndidikan merupakan suatu biclang profesi yang tcrbentuk

dengan adanya usaha terorganisasi dalam mengembangkan teori, melaksanakan penclitian clan aplikasi praktis perluasan dan peningkatan sumber belajar.

25

(35)

27

5) Teknologi pendidikan bcroperasi dalam seluruh bidang pendidikan secara integratif, yaitu secara rational berkembang dan berintegrasi dalam berbagai kegiatan pendidikan.26

Dari prinsip-prinsip di atas, dapat dilihat bahwa pada dasamya teknologi pcndidikan dapat berperan serta dalam meningkatkan komponen sistem pcndidikan mulai dari masukan mentah, masukan instrumental hingga ke proses bclajar-mengajar.

Pcranan inilah yang akan membuat suatu konsep teknologi pendidikan

lcbih bersifat holistik, karena selalu menghubungkan dan memperhatikan antara

proses pcndidikan dan tujuan-tujuan yang akan dicapainya dengan selalu mempertimbangkan segala dampak bagi anak didik dan masyarakat.

26 Yusufhadi lv!iarso, el. al., Teknologi Konf1111ikasi Pe11didika11; Pe11gertia11 dan Pencrapamrya di

(36)

A. Pengertian Kreativitas Guru

Scjak lahir, manus1a memperlihatkan kecenderungan mengaktualkan

dirinya yang mcncalmp kcmampuan bcrkreasi. Sifat dasar yang ada pada diri

manusia ini mcrupakan hal yang sangat pen ting dalam membentuk perkembangan

kcjiwaannya, schingga pengembangan potensi kreatif merupakan suatu kondisi, sikap arau keadaan sangat khusus sifatnya dalam melahirkan gagasan-gagasan baru

dalam rangka menciptakan kualitas-kualitas bermutu (bac::a; sumber daya manusia

krcatil).

Bertitiktolak dari kcyakinan bahwa setiap orang pada dasarnya mcmiliki potcns1 kreatif, Juga atas dasar rasionalitas kebutuhan akan pentingnya

pcngem bangan kreativitas dalam lingkungan sistem pendidikan, maka potensi krcatif ini selain merupakan bakat pembawaan juga perl.u dikembangkan agar

dapat mcnampilkan produk inovatif yang bermakna. 1

t Landasan dasar yang menjadi faktor pendukung pengembangan kreativitas dalam sistem pendidikan, tcrmang dalam Garis-garis Besar I-laluan Negara 1993 yang disusun dengan Pancasila scbagai landasan idcologi, dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai landasan

konstin1sional, rcrrnakrub bah\va ''Pole11J·i1 i1Jisiatif, da11 dqya kreasi setiap QQ Qセイァ。@ 11egara diperke111ba11gka11

sepen11h1!Y" d11la111 「。エQQウセ「QQO。ウ@ ya11g 1idak 1J1erugika11 kepe11lingan un111nt'' (I<aida.h Pcnuntut)

(37)

29

Untuk lcbih mcnjclaskan pcngertian kreativitas guru, terlebih dahulu harus

dikctahui pengertian tentang krcativitas itu sendiri. Dalam berbagai pandangan

atau pendapat, kreativitas (creativitiniJ bcrasal dari kata ker.ja mate, yang diartikan

oleh Hornby (U tami Munandar, 1999:20) sebagai "111a!.>e sot11ething ne1v or originaf''2

(membuat/menghasilkan sesuatu yang baru atau yang asli). Atau dengan kata lain,

krcativitas adalah suatu proses yang menghasilkaa sesuatu yang baru, apakah suatu

gagasan atau suatu objek dalam bentuk atau susunan yang baru.3

Secara hakiki, kreativitas merupakan proses menciptakan sesuatu yang baru

dan bermalma, walaupun tidak seluruhnya yang dihasilkan harus baru, tetapi bisa

merupakan kombinasi yang baru dari unsur-unsur atau gagasan-gagasan yang

sudah ada scbclumnya.4 Stnrsi11g dari arti krcativitas tersebut adalah pada kata

yang beriman dan bertagwa terhadap Tnhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

bcrkcpribadian, mandiri, maju, tangguh; cerdas,

&mlliJ,

trampil, berdisiplin, b'Cretos kerja, profesional, bertanggungjawab, d,rn produktif serta sehat jasmani dan rohani". Selanjutnya direkankan pula bahwa "Iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terns dikembangkan agar tumbuh sikap dan pecilaku yang kreatif, ii11ovatif, dan kcinginan untnk maju". (Lihat: S.C. Utami Munandar, Tra11sfar1J1asi

Pe!1didika11 dalam Ko11teks Pe11gemba11gm1 S11mber Daya Ma1111siaya11g 111ovatif da11 Kreatif, cjalam buku

"Tra11sfar111r!si Pe!1didika11 di I11do11esia da11 Ta11ta11ga1111ya di Masa Depa11, Oakarta: IKIP

Muhammadiyah Press, 1996), h. 70-71.

' S.C. Utami Munandar, Krealivitas Sepmtja11g Masa, Oakarta: PT. Gramedia, 1987), h. 2

3 Conny Seniawan, et.al., Di111111si Krealivitas dala111 Fi/safat I/11111, (Bandung: PT. Rosdakarya,

1988), h. 65

' S.C. Urami l\lunandar, Sugeng Riadi lp11!y1111ti11g), Tra11sformasi Pe11didika11 da!am Ko11teks

Pe11ge1J1baJJga11 S11111ber Dqya Afa1111sia yang I11ovatif daJJ Kreatij da1an1 buku ''Tra11sfor111asi Pe11didika11 di

(38)

orisina!itas dan bem1akna, sehingga apabila banyak gagasan dan konsep yang

orisinal, tetapi ada yang tidak bermakna, maka belum dikatakan kreatif. Dengan

dcmikian suatu kreasi adalah sesuatu yang orisinal dan mempunyai makna.

Sctiap individu dapat menjadi orang yang kreatif sebagai perwujudan dari

aktivitas dirinya yang dapat membantu mengatasi atau menyelesaikan setiap

pcrsoalan yang dihadapi. Dalam pengertian lain kreativitas melatih proses berpikir secara kreatif mulai dari apa yang kita ketahui, misalnya dalam memecahkan

masalah sehari-hari. Sehingga dikatakan bahwa kreativitas merupakan hasil baru

dari aktivitas yang terarah pada tujuannya (goal-directed actbi!J).5

Pcnerapan dari konscp di atas, dapat diaplikasikan oleh para pendidik scbagai bagian dari kreativitas guru dalam melaksanakan dan meningkatkan tugas

tanggungjawab serta fungsinya dengan seoptimal mungkin snpaya menjadi guru

yang mampu berpikir secara kritis, kreatif dan kontemplatif.

Lcbih lanjnt Rodhes (Utami Munandar, 1999:20) melihat kreativitas terdiri

dari cm pat dimensi (faw "P's"

of

creativi(Y: Person, Process, Press, and Prod11cf').6

Kccmpat faktor terscbut saling berkaitan dan sating berkesinambungan,

scbagaimana kita lihat pada pribadi (person) yang kreatif melibatkan diri dalam

5 Ibid., h. 69.

'' ,\bdul Rohman dan Ismail S/11 (ed.), Paradig111a Pe11didika11 Islam; Pendidika11 Islam da!aJJJ

(39)

31

proses (procesi) kreatif, yang didukung oleh dorongan (press) dari lingkungan

schingga menghasilkan produk (product) yang kreatif.

Jadi, secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan

yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir, serta

kcmampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci)

suatu gagasan.7

Maka dapat dirnmuskan bahwa kreativitas meliputi ciri-ciri kognitif (aptitude), seperti kelancaran, keluwesan (jleksibelitas), dan keaslian (otisinalitas), dalam pembcrian maupun ciri-ciri afektif (non aptitude), seperti rasa ingin tahu,

scnang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengal?,man barn. 8

Menurnt C. Spearman yang dikutip oleh James R. Evans, kreativitas adalah

daya dari penalaran manusia untuk menciptakan hal yang barn dengan mengubah

rclasi dan dengan demikian membangkitkan korelasi baru, memperluas

cakrawalanya tidak hanya untuk dihadirkan dalam ide-:ide, tetapi juga untuk

pcnghadiran dalam pengertian sepenuhnya.9

7 S.C. U tami Munandar, Mengm1bangka11 Baka! dan Kreativitas A1111k Sekolah; Pet1111j11k Bagi

Para C11m dan Orang T11a, Oakana: PT. Gramcdia, 1999), cct. ke-3, h. 50

8 Conny R. Seniawan, et.al., 1\{em11p11k Baka! dan Kreativitas Siswa Seko!ah Me11e11gah; Pet1111j11k

Bagi C11m dan Orang T11a, Oakana: PT. Gramedia, 1984), h. 7

9 James R. Evans, Bosco Carvallo (pe11tetje111ah), Berpikir Kreatif, Oakarta: Bumi Aksara,

(40)

Dengan demikian kreativitas bagi guru merupakan salah satu penunjang

keberhasilan proses pcmbclajaran, artinya di dalam mengajar yang kreatif, guru

dituntut untuk memiliki intelegensi yang tinggi, mempunyai wawasan ilmu pcngetahuan luas, kaya dengan ide-ide dan informasi yang dapat diwujudkan

melalui kegiatan rutinnya sebagai tenaga pendidikan dan pengajar.

Agar perilaku kreatif dapat terwujud, baik ciri-ciri kognitif maupun ciri-ciri

afcktif (sikap dan nilm) dari kreativitas, perlu dikembangkan secara terpadu dalam proses belajar. Dalam proses belajar kreatif digunakan baik proses berpikir divet;gen

(proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak altematif

pcnyelesaian) maupun proses berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban

tunggal yang paling tepat).

Dari cara-cara tersebut, masalah yang sering terjadi di dalam proses

belajar-mengajar oleh guru yang kreatif dapat diselesaikan dengan baik melalui gagasan

dan kemampuan kognitif yang dimilikinya. Ia akan selalu bernsaha menggali suatu

pcrmasaJa,Jrnn sampai tuntas, karena hal ini dipengaruhi oleh dorongan ingin tahu

yang besar untuk mencari pengalaman barn yang berguna bagi dirinya clan orang lain.

Dalam pandangan Drcvdahl scbagaimana yang dikutip oleh Elizabet B. Hurlock, kreativitas dapat dijabarkan sebagai:

(41)

33

pembuatnya dapat berupa kegiatan imajinatif, mcncakup pcmbentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperolch dari pengalaman sebelumnya dan pencakokan hubungan lama ke situasi lama dan mencakup pcmbcntukkan koreksi baru. Mempunyai maksud yang ditentukan, bukan

fantasi semata walaupun merupakan basil yang sempurna dan lengkap .... "10

Pcngertian di atas mengandung makna bahwa untuk menghasilkan gagasan baru dapat diperoleh melalui pengalaman dan pencakokan hubun1:,>ar1 lama ke

situasi lama yang membentuk hubungan yang barn. Bila dikaitkan dengan kegiatan

guru maka kreativitas berpangkal dari penemuan gagasan barn yang diperoleh dari

basil pengalaman, kcmudian diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Mclaksanakan kegiatan mengajar kreatif tidak hanya terbatas pada cara-cara

memberikan materi saja akan tetapi meliputi tehnik-tehnik mengajarnya. Untuk mcngcmbangkan krcativitas terscbut maka guru hams memformulasikan

kombinasi barn dengan mclihat unsur-unsur pendidikan yang sudah ada dalam

proses pembelajaran.

Dari berbagai pengertian dan penjelasan di atas, maka secara umum dapat dipahami bahwa kreativitas guru dalam mengajar mernpakan ungkapan

keseluruhan kepribadian guru. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa kreativitas

scbagai ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian sebagai hasil interaksi

10 Elizabeth 13. Hurlock, Perkemba11ga11A11ak, Oakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1990),

(42)

individu dengan lingkungannya, dan yang tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap atau pcrilakunya.

B. f。ォエッイセヲ。ォエッイ@ yang Mempengaruhi Kreativitas

lVIengajar merupakan upaya penciptaan sistem lingkungan yang mcmungkinkan tcrjadinya proses bclajar-mcngajar. Sistcm lingkungan yang

dimaksudkan di sini mcncakup bcbcrapa komponen yang saling mempcngaruhi, yaitu bcrupa : t1tj11m1 ills/mksirma! yang ingin 、ゥ」。ー。セ@ matcn yang diajarkan, gttm dan

sis1v11 yang saling mernainkan peranannya di dalam proses belajar mengajar serta ad an ya hubungan sosial tertentu pada jenis kegiatan yang dilakukan berupa samna dan pmsarana sebagai pendukungnya. Komponen-komponen tersebut mempakan unsur-unsur pcndukung dari tujuan pcndidikan yang ingit1 dicapai.

Di sisi lain, sistem lingkungan yang sangat berpotensial menyangkut daya kreativitas pendidik ataupun peserta didik, ini bergantung pada faktor-faktor baik internal maupun eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor internal (dari dahm din individti) yang dapat menuniang pcrtumbuhan kreativitas, adalah rneliputi beberapa faktor sebagai berilmt: a. Ketergantungan terhadap pengalaman, juga terhadap

rangsangan-ra11gsru.1ga11 dari luar maupun dari dalam (fimsat, ahm sadm).

(43)

35

c. Kemampuan untuk "bermain" (bereksp!orast) dengan unsur-unsm:, bentuk-bentuk, konsep-konsep, dan sebagainya. Kemampuan tersebut untuk mcmbcntuk kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang; ada sebelunmya.11

2. Faktor Eksternal

Faktor Ekstemal (dari !11ar i11dividtt), mencakup kebudayaan (masyarakat), sekolah dan lingkungan kcrja.

a. K11bttdqyaa11 {lllt1[Yarakal); kebudayaan harus dapat menumbuhkan imajinatif dan daya krcatif anggota masyarakatnya, di samping ih1 masyarakat juga harus dapat memberikan kesempatan untuk berkembang terhadap bakat dan kemampuan, sehingga mampu memenuhi kewajiban anggota masyarakat itu scndiri.

b. I...iugk1t11ga11 ke!)d; lingkungan kerja yang nyaman atau tenang, penul1 keterbukaan, adanya interaksi yang baik antar mitra ke1ia baik, seperti antara batasan maupun bawahan. Sclain itu jug;a adanya kcsempatan mengembangkan diri untuk mendorong (me111.1mbul1lrnn) kreativitas ketja. c. tNNゥQHァォュQ」セ。QQ@ seko!ah; sccara lcbih luas untuk mcningkatkan daya pikir, sikap

dan prilaku dapat mclalui kcgiatan di lua1· maupun di dalam kclas.12

Faktor-faktor dari pcndapat atau pandangan terscbut sangat berpengaruh

,

terhadap krcativitas mcnt,>-ajar gurn di dalam kelas. Krcativitas mcngajar akan

berhasil dcngan baik dan lancar apabila di dalamnya tcrdapat faktor perilaku kreatif dan lingkungan yang mendukung proses belajar-mengajar, juga unsur

kcbudayaan a tau masyarakat scbagai bagian dari lingkungan tcmpat tinggal guru

11 S.C:. Utan1i Munandar, J(realivilas .5'epa1!}aNg l\!Iasa, ()p. Cit., h. 6

(44)

serta kondisi-kondisi lain yang dapat membangkitkan dan meningkatkan

krcativitas mengajar guru.

Dari segi subjck atau perilaku (orang) kreatif, pada umumnya mempunyai

sifat dan kemampuan sebagai berikut:

1) Kepekaan dalam permasalahan (prvb!ent sensitivity); peka dan tanggap dalam melihat kekurangan, kelemahan, dan kesalahan pada :matu objek, situasi atau institusi.

2) Kelancaran dalam berpikir (co11cept11a! fl11en.ry); kemampuan untuk menghasilkan banyak ide secara ccpat dalam waktu tenentu.

3) Fleksibilitas atau kelenturan dalam berpikir (co11cept11alflexibi!ity); ide-ide yang dilontarkan itu harus mencerminkan fleksibilitas dalam pemikiran, bebas dari kekakuan dan berpikiran jauh.

4) Original dalam pemikiran (01igina!ity); dapat memberikan jawaban atau pemecahan masalah atau ide yang lain daripada yang lain, dan jarang diberikan oleh orang lain.

5) Redefinisi (redefi11itio11); kemampuan untuk memberi arti atau pengertian baru pada objek, dengan melepaskan atau meninggalkan interpretasi yang lama atau yang biasa.

6) Elaborasi (elaboration); kemampuan untuk mengembangkan suatu ide, konsep atau objek, untuk mempcrkayanya dengan.memperhatikan detailnya.13

Kcbutuhan akan kreativitas nampak pada semua aspck kehidupan, baik

yang pribadi maupun kclompok. Kreativitas memungkinkan manus1a

mcwujudkan dirinya scpenuhnya sebagai kebutuhan dasar pada tingkat tertinggi,

mcmberi kepuasan pribadi pada si pencipta dan meningkatkan kualitas hidup.

u 1\rjatmo ·rjokroncgoro, "Kreativilas da11 Inovasi dala111 Pe11elitia11 ", Educatio Indonesiae>

(45)

37

Untuk meningkatkan kreativitas pribadi diperlukan upaya-upaya sebagai

bcrikut:

1) Meningkatkan tingkat firasat (i11st11isz) individ u, dan kemampuan Iainnya scperti kemampuan spasial, holistik, clan tamsil

(imagery).

2) Mem bebaskan individ u dari pengaruh sosialisasi yang cenderung membatasi kreativitasnya. Ini mencalrnp tidak hanya meresosialisasi individu, tetapi juga belajar kebiasaan-kcbiasaan baru yang membantunya mcnjadi Iebih kreatif.

3) Bclajar proses kreatif.14

Bagaimanapun upaya yang dilakukan dalam peningkatan kreativitas ini,

tanpa adanya keinginan dan dorongan yang !mat dari dalam (yang tidak dipaksakan dari Iuar) scseorang tidak akan mencapai keunggulan kreatif. Schingga

kreativitas Jnga tidak lepas dari hasil interaksinya antara individu dan

lingkungannya. Begitupun sebaliknya kreativitas dapat berkembang dalam

Iingkungan yang kondusif, tetapi dapat pula dihambat dalam lingkungan yang

tidak menunjang.

C. Hubungan Kreativitas Guru dengan Mengajar

Kccakapan dari tindakan keguruan yang mengandalkan unsur kreativitas dalam penerapannya dapat dipandang scbagai seni yang men.ggejala dalam nuansa

'1 S.C. U tami Munandar, Sugeng Riadi (jm!J1111tiniJ, Tra11sfar1nasi Pendidikan da!a111 Konteks

(46)

cmosional yang khas dari setiap guru dalam pengajarannya. Tindakan keguruan yang bersifat autcntik ini merupakan nilai bagi pendidikan yang sebenarnya,

karena itu perilaku dan ungkapan yang orisinal adalah rincian untuk pcngembangan kreativitas. Dalam aplikasinya, ha! ini telah menjadikan keputusan

bagi guru terhadap pesan pengaJarannya menyatu

(mempribadt)

dalam diri guru

yang bersangkutan.1s

Sclain potensi yang <lapat mengarahkan pada nilai orisinal

(da!am 111/fjud

k1?ativitas), seorang guru diharapkan memiliki kemampuan eksp!oratoris yang tinggi tcrhadap bidang kependidikan dan non kependidikan. I(emampuan ini amat

pen ting dimiliki sebagai tenaga profesional, karena dunia saat ini berubah amat

ccpat sehingga diperlukan kemampuan beradaptasi dengan tuntutan barn.

Kcmampuan beradaptasi ini

(exploratory based-competence)

dimaksudkan agar para guru senantiasa tergugah untuk meningkatkan mutu layanan profesionalnya.

'

Dengan begitu, mereka amat sensitif dengan masalah-masalah yang terjadi di

sckitarnya sehingga akan lebih inovatif, kreatif dan produktif.16

Kcrnampuan guru untuk mengadakan inovasi secara kreatif dalarn

rncngatasi masalah-rnasalah pernbelajaran sehari-hari merupakan tuntutan dalam

15 A. Samana, Profesio11a!if1J1c Keg11ma11, (Yogyakarta: PT. Kanisius, 1994), cet. ke-1, h. 20

16 M. Dawam l(Jihardjo (Pe11yu11li11iJ, Ke/uar dari KC!Jle/uJ Pendidika11 Nasio11a/ M mjawah

(47)

39

mcmberikan ciri-ciri profesionalnya, sehingga dapat menghilangkan anggapan

bahwa tanpa melalui pendidikan guru, siapa saja dapat menjadi guru.17

Dari paradigma berpikir demikian, dalam masyarakat industri modern,

figur guru tidak lagi dipandang sebagai penyampai ilmu pengetahuan (transmiter

ef

kno1v!edgc) belaka, melainkan hendaknya sebagai pengelola pengajaran (director

ef

!earmiti'J yang handal, kompeten dan profesional. 18

Interaksi antara pengajar dan peserta didik pada proses pembelajaran

adalah untuk memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku dan pertumbuhan

positif yang diharapkan. Pengalaman berupa pendidikan, bimbingan dan juga

pelajaran akan menghasilkan perubahan peserta didik pada bidang:

1) Pengetahuan (cognitijj perbendaharaan konsep/prinsip, kekayaan informasi, pemahaman dan lain-lain.

2) Sistem nilai dan sikap (afektijj : kemauan menerima, menanggapi memberi nilai dan berpribadi.

3) Ketrampilan (psichomotor) : kemampuan yang menyangkut kegiatan fisik.19 •

Suatu perubahan yang berarti pada diri peserta didik manjadi suatu tujuan

utama pada proses pendidikan, karena perubahan-pcrubahan ini mencakup

" I bid., h. 28

18 Sudalim, "Kece11der1111gr111 Pera11a11 GHnt dan Orangtua Pada 1\tlasa j\1_endatang", Jurnal Suara

Guru, XLVI, 6 Oakarta,Juli 1997), h. 14

· 19 l'vfunifah, "At ・QQゥQQGMMセォ。Qォ。ョ@ J\111/u ]Je11dirlika11 J\1 e/afui Teknologi Pendidikan", jオセョ。ャ@ Madania

[image:47.595.48.479.205.705.2]
(48)

bcberapa kemampuan yang akan mcncnmkan kcberhasilan dalam pencapa1an

tujuan yang dimaksud, bcrupa :

Kemampuan ォッLセャャゥエゥヲ@ mcrujuk pada pengembangan kemampuan logis dan kemampuan bcrpikir kreatif.

Kemampuan afektif meliputi kemampuan seseorang mengembangkkan pcrasaan dan emosinya secara lebih fungsional dan bertanggungjawab ke arah tercapainya keseimbangan antara rasio, indera, persepsi imajinasi dan karsa. Kemampuan psiko111olorik ditandai dengan ketrampilan dan daya tahan fisik dalam mcnyelesaikan tugas-tugas akademik, yang merupakan wujud dari gabungan antara sejumlah proses psikomotorik yang terjadi pada diti scseorang dan bekcrjanya sccara maksimal unsur-unsur fisik yang relevan untuk penuaian tugas itu.20

;\danya klasifikasi kemampuan ini dapat membantu pendidik (guru/ do sen)

untuk mcncntukan langkah yang harus dilalui dalam proses belajar-mcngajar

(pcmbelajaran), melalui beberapa pcnelitian dan percobaan dalam teknologi

pcndidikan. Sehingga ketiga domain tersebut bisa terpenuhi dan proses mengajar bisa berhasil secara optimal.

Selama ini proses belajar-mengajar dibiarkan berjalan secara alamiah tanpa upaya sistematis yang terfokus untuk kemajuan peserta didik. Sehingga banyak

mcnimbulkan pcnyimpangan-penyimpangan dalam mencapai 11/limate

goal

yang scharusnya dapat dikembangkan oleh pribadi-pribadi guru (pendidik) ataupun

murid (pcserta didik).

(49)

41

Selain bebcrapa hal yang di lalui dalam proses pembelajaran di atas, upaya

yang bisa dilakukan oleh para pcndidik adalah : 21

a. AJenciptakan sit11asi yang seiJJthang antara J>engembangan kreativitas dan disiplin.

Dengan mcnciptakan situasi bclajar-mcngajar yang kondusif, dimana

pcndidik (guru/dosen) dapat mendorong kcingintahuan pc3crta didik untuk mcncipta, membcri fungsi barn terhadap scsuatu yang telah ada. Peserta didik

diberikan rangsangan berupa pertanyaan maupun penguasaan, sehingga mereka

dapat melihat suatu ha! dari berbagai sudut pandang, menemukan alternatif

pcmccahan masalah yang dihadapi.

b. Afe11cij>1akan situasi yang seimbang antara kebiasaaan komj>etitif (bersaing) dan bekerja sama.

Dalam proses bclajar mcngajar pcscrta didik diberi peluang mcnyelcsaikan tugas sccara kompctitif dan memberikan penghargaan bagi yang bcrprestasi.

J

uga

mcmber.ikan tugas-tugas secara kelompok. Sehingga akan membentuk sikap koopcratif dan ketahanan bersaing dengan pengalaman nyata menghargai kclebihan dan kekurangan masing-masing.

c. Mencij>takan situasijang seiJJtbang antara ke111a111p11a11 bolistik dan e!aboratif.

Dalam proses bclajar mcngajar, pescrta didik dikcmbangkan untuk berpikir

21

(50)

sistcmatis dan imajinatif. Pcscrta didik pcrlu dilibatkan dalam melihat persoalah

dcngan berbagai komponcn lain, dan dapat rhenduclukkah persoalah dalah1

kontek yang sisteri1atik.

cl. i'vfenciptakan Jil11aszjang seimbang anlara beifzkir ded11ktif clan ind11ktif.

Dalam proses belajar mengajar peserta didik dilatih untuk berpikir secara

induktif, sehingga pescrta didik mampu mempelajari suatu ュ。エ・Qセ@ pelajaran

melalui ringkasan, mencari informasi, mengamati serta menerapkan konsep dalam

bentuk latihan.

e. i'viermptakan sil11asi ケ。イHセ@ seimbang antara fur/fl/fan dan prakatJa.

Peserta didik diuktifkan dengan diberi tuntutan melalui pembiasaan dan

kctcladanan, scrla clibcrikan kescmpalan untuk berprakarsa secara clinamis clan kreatif dengan melibatkan peserta didik dalam berbagai proses belajar mengajar dan pengalaman sesungguhnya, sehingga akah tercapai kualitas tujuan belajar

mengaiar.

Melihat upaya-upaya .tersebut di atas, maka ha! yang petlu digarisbawahi

adalah berupa pemikiran dan tindakan kreatif guru dalam kegiatan

belajar-mcngajar; diharapkan dapat dijadikan sebagai model atau co11toh bagi para siswa,

karena hal tcrsebul dapat membcntuk suatu aktivitas clan kcbiasaan yang baik clan

(51)

BAB IV

PARADIGMA TEKNOLOGI PENDIDIRAN

DAN 'KREATIVITAS GURU PADA PROSES PEMBELAJARAN

A. Teknologi Pendidikan dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Abad XIX merupakan abacl yang dipengaruhi oleh filsafat positivisme, clan pengaruh ini dirasakan di bidang ilmu pengetahuan sampai sekarang, Abad ini disebut-sebut sebagai "Abad Positivisme", abad yang ditand.ai oleh pikiran-pikiran ilmiah dan disebut "Ilmu Pcngetahuan Modern", schingga apa yang dianggap benar, baik, maju, atau modern diukur menurut derajat positivistiknya.1 Implikasi dari pcngarnh terscbut terasa pula di abad sekarang, yaita dengan lahirnya teknologi dari ibu kandungnya, "Ilmu Pengetahuan Modern", yang rumbuh clan berkembang secara cepat.

Di zaman modern ini penggunaan telmologi meliputi dan mencakup hampir scmua bidang kegiatan. Dan yang menjadi alasan pemakaian atau pcmanfaatan dari teknologi tcrsebut didasarkan pada alasan-alasan

efisiensi,

keejektifan, dan juga ke1!yama11a11.

Dalam bidang ekonomi atau perdagangan (misalnya), pcmakaian telmologi yang paling menonjol adalah karena alasan efisiensi. Sedangkan dalam bidang

1 1-f eru Santoso

1 l_411tfaJa11 l-::.tis Bagi f)erke111hauga11 If:kllologi, (Y ot,>yakarta: p·r. 'Tiara Wacana

(52)

militer, pcmakaian tcknologi lebih diutamakan pada alasan kccfcktifan dan

kctc1)ata11 t11enge11ai sasara1i.

Scmcntara dalam bidang pcndidikan, pcmanfaatan tcknologi sctidaknya

harus mempcrhatilrnn alasan-alasan yang tcntunya berbcda dengan bidang-bidang

lain, ataupun hams mcncakup alasan scmuanya dari bidang-bidang yang ada. Maka

dalam pandani-,"1n ini, hal-hal yang mengarahkan pada pemakaian telmologi

pendidikan adalah: jmta111a, waktu yang tersedia bagi guru pada jmn pelajaran harus dimanfaatkan sebaik-bailmya HセGヲゥウゥ・QQウQIL@ ked1111, pelajaran yang diberikan !urns mcmbuahkan hasil yang bcrmanfaat bagi siswa maupun bagi masyarakat

(r:fektijj.

Dengan dua alasan tcrsebut, bidang pcndidikan dapat mcmanfaat

Gambar

figur guru tidak lagi dipandang sebagai penyampai ilmu pengetahuan (transmiter ef

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tangkapan per unit upaya (CPUE) alat jaring dari nelayan Bengkalis menunjukkan lebih tinggi (sek itar 39 kg/trip; pada Januari-Mei 2014) dibandingkan nelayan Siak Kecil

condition in Swainsona formosa is 60 minutes after pollen culture in BK medium, and 2) sucrose concentration of 10 – 15% (w/v) is recommended to be incorporated in

Alur dari proses activity diagram tambah pesanan pada transaksi kasir yaitu kasir melakukan pilih pesanan, kemudian sistem menyimpan pada keranjang, jika ada tambahan

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bintang mengular (Ophiuroidea) yang ditemukan pada lokasi penelitian yaitu pantai Krakal, Kabupaten Gunungkidul,

 Mengulas secara singkat apa yang telah siswa pelajari  Feedback untuk mengetahui daya serap siswa1.  Memberi

Ganjalan terjadi ketika pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 dijumpai ketentuan bahwa perguruan tinggi yang berada di bawah departemen

Gambar 2.11 Peta Parameter S 1 (Percepatan Batuan Dasar Pada Perioda 1 detik) untuk Kota Semarang dan Sekitarnya

Pengaruh tidak langsung potensi akademik terhadap prestasi akademik dengan mediasi kemampuan metakognisi statistika, pengetahuan awal, dan kemampuan kognisi