aporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN MEDIA INFORMASI KISAH KETEADANAN PAHAWAN JENDERA SOEDIRMAN
DK 38315/Tugas Akhir Semester I 2015-2016
Oleh:
Riansyah Shofwan Munawar 51910035
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKUTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ATA PENGANTAR
engan rasa puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi kesehatan selama melaksanakan penelitian ini hingga berhasil menyusun dan menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Tugas Akhir yang berjudul Perancangan Media Informasi isah eteladanan Pahlawan Jenderal Soedirman
Terima kasih kepada para remaja yang telah memberikan pendapatnya dalam membantu pengumpulan data-data untuk penelitian ini dan pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam proses penelitian ini juga ucapkan terimakasih. Juga terima kasih kepada yang memberi dukungan, saran, serta semangat untuk penelitian ini.
Untuk itu laporan penelitian mata kuliah Tugas Akhir ini semoga dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan menjadi pedoman bagi generasi yang akan datang yang tentunya lebih baik dari sebelumnya.
Sebelumnya mohon maaf apabila ada banyak kekurangan serta kata yang kurang berkenan di hati. Terima Kasih.
Bandung, Februari 2016
AFTAR ISI
BAB II NIAI KEBERSAMAAN SOSOK PAHAWAN JENDERA SOEDIRMAN DAAM DIRI REMAJA ……….. 4
II.1 Jenderal Soedirman ………... 4
II.1.1 Biografi Jenderal Soedirman ………. 4
II.1.2 Nilai Kebersamaan Jenderal Soedirman ………... 7
BAB IV STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUA …………. 14
III.1 Strategi Perancangan ………. 14
III.1.1 Target Audiens ………. 14
III.1.2 Pendekatan Komunikas ………... 15
III.1.3 Strategi Kreatif ………. 17
III.1.4 Strategi Media ……….. 19
III.1.5 Strategi Distribusi ………. 21
III.2 .... Konsep Visual ……….. 21
BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA...… 27
A I
PENDAHULUAN
I.1 Latar elakang Masalah
emerdekaan bangsa Indonesia memiliki sejarah perjuangan yang panjang. Terdapat banyak pahlawan yang ikut serta dalam upaya memperoleh kemerdekaannya. Banyak dari pahlawan – pahlawan tersebut yang semasa hidupnya, mempunyai sikap ataupun nilai yang dapat dijadikan suri tauladan bagi generasi penerus bangsa Indonesia. Salah satu dari pahlawan yang terkenal ialah Jenderal Soedirman.
Jenderal Soedirman merupakan pahlawan dan tokoh yang berperan penting dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam diri Soedirman, terdapat nilai-nilai yang dapat dijadikan suri tauladan, terutama dalam hal nasionalisme terhadap bangsa Indonesia. Pusjarah TNI ( 2004) menjelaskan “Soedirman selalu tampil sebagai figur yang memiliki kesadaran terhadap pentingnya arti kebersamaan dalam suatu perjuangan” (h.28). Dari hal tersebut dapat disebutkan bahwa salah satu ketauladanan yang dapat diambil dari jenderal Soedirman ialah kebersamaan yang merupakan nilai penting baik dalam suatu perjuangan dan juga kehidupan sehari – hari. etauladanan lainnya yang dapat diambil dari Jenderal Soedirman ialah Soedirman adalah pendidik dan guru bagi masyarakat yang selalu mampu melakukan pengamatan secara cermat dan tepat terhadap perkembangan sitausi politik yang silih berganti. (Pusjarah, 2004, h.27). Banyak ketauladanan dalam diri Jenderal Soedirman yang seharusnya dapat dicontoh oleh penerus bangsa Indonesia saat ini, terutama generasi muda. Apabila generasi muda dapat mencontoh ketauladanan yang ditunjukkan oleh Jenderal kepada sekitar 50 remaja di salah satu kota besar di Indonesia, yakni kota Bandung, Soedirman, maka bangsa Indonesia dapat tumbuh menjadi bangsa yang besar.
itu sendiri. Lalu 30 persen sisanya hanya sedikit mengetahui sejarah mengenai Jenderal Soedirman. Remaja mengetahui ketauladanan jenderal Soedirman, apabila remaja tersebut kurang mengetahui mengenai jenderal Soedirman itu sendiri.
Dengan melihat hasil kuesioner diatas, maka diperlukan diinformasikan mengenai diri Jenderal Soedirman sebagai salah satu pahlawan besar bangsa Indonesia, terutama tentang sisi ketauladanan Soedirman yang dapat dijadikan contoh bagi remaja pada saat ini.
I.2 Idenfikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik beberapa indefikasi yaitu: - Pengetahuan remaja yang minim mengenai sosok Jenderal Soedirman.
- Banyaknya para remaja yang kurang mengetahui nilai – nilai ketauladanan dari jenderal Soedirman terutama dalam hal kebersamaan.
- urangnya Informasi mengenai Jenderal Soedirman terutama dalam hal ketauladanan kebersamaan dari diri beliau yang dapat dijadikan contoh oleh para remaja.
I.3 Rumusan Masalah
- Bagaimana agar masyarakat mengetahui pentingnya nilai kebersamaan yang dicontohkan oleh Jenderal Soedirman?
I.4 atasan Masalah
Dengan luasnya ruang lingkup masalah yang terjadi, maka batasan masalah yang dipakai pada penelitian mengenai kisah keteladanan Jenderal Soedirman ialah :
Nilai kebersamaan sebagai salah satu keteladanan diri pada Jenderal Soedirman
Untuk remaja awal, usia 12-15 tahun remaja pada masing masing – masing SMP sebagai subjek dari penelitian.
I.5 Tujuan Perancangan
- Menambah wawasan mengenai Jenderal Soedirman terutama mengenai ketauladanan Soedirman bagi seluruh kalangan terutama remaja.
A II
NILAI KEERSAMAAN SOSOK PAHLAWAN JENDERAL SOEDIRMAN DALAM DIRI REMAJA
II.1 Jenderal Soedirman
enderal Soedirman merupakan Pahlawan Nasional yang ada di indonesia, enderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun
Soedirman sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, Soedirman tetap bergerilya melawan Belanda. Ketika pendudukan epang,
Soedirman masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Soedirman
merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya.
Soedirman tercatat sebagai Panglima sekaligus enderal pertama dan termuda Republik ini.
II.1.1 iografi Jenderal Soedirman
Saat itu permulaan Perang Dunia I dan perang sedang berlangsung pada tanggal 24 anuari 1916 di desa Bodaskarangjati, kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, lahirlah Soedirman. Ketika di sekolah Soedirman termasuk murid yang cerdas dan rajin mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Soedirman aktif diorganisasi kepanduan (pramuka) Hizbul Wathan (HW) yang di asuh oleh Muhammadiyah. Mulai dari kegiatan yang diikuti kepemimpinan Soedirman mulai kelihatan. Beliau ternyata sorang pandu disiplin, militan, dan bertanggung jawab. (Abdurahman1999).
Soedirman adalah tokoh masyarakat. Disanalah Soedirman memulai karir sebagai seorang prajurit. Pada saat itu Soedirman berperan sebagai komandan,Soedirman sangat dicintai oleh bawahannya, karena Soedirman memperhatikan kesejahteraan mereka.
Pendirian yang teguh, semangat nasionalisme yang tinggi, dan sikap Soedirman yang menghargai nilai kebersamaan ingin mewujudkan terhadap Indonesia. Pada tanggal 19 Desember 1948, tentara Belanda menerjunkan seribu tentara payung untuk menyerang Yogyakarta secara mendadak. Pusjah (2004) menjelaskan “Soedirman membuat keputusan untuk tetap bersama prajurit dan rakyat melajukan perjuangan dengan melalui perang gerilya, walaupun kondisi fisik pada waktu itu dalam keadaan parah karena penyakit paru yang berat” (h.28).
Gambar II.1 Pahlawan Nasional, Jenderal Soedirman
Sumber : https://jakarta45.files.wordpress.com/2011/07/jenderal-sudirman3.jpg ( 24 November 2015)
tuanya ketika Soedirman masih kecil kedua orang tuanya telah menerapkan kedisiplinan, kesederhanaan dan kejujuran. Nasehat dari kedua orang tua Soedirman akan selalu Soedirman ingat sampai dewasa.
Ketika Tanggal 14 Desember 1945, pasukan sekutu akhirnya mundur dan rencana pertempuran berakhir dengan kemenangan Indonesia kemenangan medan Ambarawa telah membuktikan bahwan kemampuan Soedirman tidak diragukan lagi maka dari itu Soedirman berhasil merebut pertahanan Sekutu yang tangguh. Hal tersebut membuktikan dengan keberhasilan Soedirman tidak jauh terhadap pentingnya arti kebersamaan dalam suatu perjuangan Pada 18 Desember 1945, Soedirman dilantik menjadi Panglima Besar dengan pangkat enderal, sedangkan Letnan enderal Oerip Soemohardjo sebagai Kepala Staf Umum (KSU).
Dinas Sejarah TNI AD (1985) menjelaskan “Soedirman mengawali dan membina debut ketokohannya sebenarnya dari lingkungan sipil, atau lingkungan sosial kemasyarakatan. Sejak sekolah di MULO Wiworotomo” (h.239). ketika sekolah di MULO Soedirman menjadi cermin atau contoh dan sekaligus tempat bertanya bagi teman – temannya yang kurang mengerti apa yang diajarkan oleh gurunya bahkan di sekolahpun Soedirman sudah sangat terbiasa untuk memberikan penjelasan kepada teman-temannya yang bertanya soal pelajaran, sehingga beliau terkenal sebagai guru kecil atau pembantu guru.
Kepemimpinan pertama enderal Soedirman pada 19 Oktober 1945 adalah ketika enderal Soedirman memimpin perang di Ambarawa karena sebelumnya Letnan Kolonel Isdiman,gugur dalam pertempuran Komandan Divisi V, Soedirman harus mencegah, dan menggagalkan rencana mereka itu dengan memukul mundur Sekutu dari Manggelang, Bayubiru, dan Ambarawa dan berhasil mengusir para penjajah dari Ambarawa pada 12 Desember 1945. (Dudung Abdurrahman, 1999)
semejak Soedirman memasuki dunia militer Soedirman sudah menunjukan betapa pentingnya kebersamaan untuk bisa mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Ada beberapa keteladanan Soedirman yang harus remaja menjadikan contoh, Soedirman mendapatkan nilai – nilai kesederhanaan, kejujuran dan kerja tetapi enderal Soedirman juga mempunyai nilai kepahlawanan, percaya diri, keberanian dan kemandirian serta selalu menjaga kesalehannya. (Sadirman. 2008. hal 24).
II.1.2 Nilai Kebersamaan Pada Jenderal Soedirman
Keteladanan Soedirman telah ditunjukan baik secara secara aktif maupun pasif, Secara aktif, artinya dengan kemampuan yang ada Soedirman telah melakukan berbagai berbagai kegiatan pembimbingandan pendidikan kepada adik dan teman sewajat, kepada anak buah, masyarakat dan juga murid-murid anak-istrinya. Secara pasif, artinya perilaku Soedirman yang penuh dengan adab kesalehan, budi pekerti luhur, dan nilai-nilai kejuangannya. (Sadirman. 2008. hal 230).
Soedirman membuat keputusan untuk tetap bersama prajurit dan rakyat melanjutkan perjuangan dengan melalui perang gerilya, walaupun kondisi fisik pada waktu itu dalam keadaan parah karena penyakit paru paru yang berat.
II.2 Remaja
Masa remaja adalah masa puber atau masa perkembangan menuju dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik. Perubahan fisik dan prilaku mencerminkan beberapa perubahan dan pertumbuhan untuk menuju untuk dewasa (Surbakti, 2008. Hal 34).
II.2.1 Definisi Remaja
Remaja memiliki arti yang luas yang sudah mencakup dalam hal kematangan mental, secara emosional sosial maupun fisik. Pada umumnya masa remaja sudah tidak bisa disebut kategori kelompok anak-anak ataupun dewasa karena masa remaja merupakan masa dimana anak –anak akan menuju dewasa.
Masa remaja merupakan sebuah pencarian kematangan dari seseorang untuk membentuk sebuah karakter perilaku dewasa, dimana masa pertumbuhan menuju remaja banyak berbagai hal – hal yang selalu ingin dicoba oleh remaja, maka dari itu perubahan fisik dan mental mempengaruhi pertumbungan remaja menuju dewasa.
Sarwono (2013) menjelaskan pada masa remaja awal individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha untuk mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua (h.30). Fokus dari tahap ini yaitu penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya keinginan untuk mengikuti temannya yang kuat dengan teman sebayanya.
Seorang remaja akan mendapatkan perubahan – perubahan yang terjadi pada seseorang, perubahan itu merupakan awal dimana anak – anak menuju dewasa, beberapa dorongan dan pikiran baru, terarik lawan jenis. Kepekaan dan kurangnya kendali terhadap ego mengakibatkan akan sulit di mengerti dan akan di mengerti oleh orang dewasa. (Sarlito W. Sarwono, 1989. h.30).
Remaja awal masa masanya tumbuh berbagai hal penasaran atau segala sesuatu ingin dicoba entah itu positif atau negatif, hal tersebut harus menerapkan disiplin tinggi terutama keteladan pada anak remaja, hal itu telah di jadikan contoh pada pahlawan kita enderal Soedirman, hal paling kecil itu harus di tanamkan pada remaja adalah kebersamaan terhadap sesamanya dalam hal positif, contohnya membantu temannya ketika susah, tidak membedakan itu miskin atau kaya, dengan menerapkan kebersamaan segala sesuatu itu akan mudah diselesaikan.
II.2.2 Fase Remaja
II.2.3 Kebersamaan Pada Remaja
Dalam kehidupan sehari-hari, ternyata banyak remaja yang kurang mengetahui mengenai jenderal Soedirman serta kisah keteladanannya. Seperti di Ibukota Provisi awa Barat, Kota Bandung, dimana para remajanya ternyata banyak yang kurang mengetahui mengenai kisah enderal Soedirman dengan keteladanannya. Arti kebersamaan pada remaja hari demi hari semakin pudar, remaja hanya ingin mementingkan diri sendiri atau secara individu padahal kalau secara individu masalah yang timbul akan sangat sulit untuk bisa selesai. Beberapa kasus banyak menyelimuti pada remaja untuk menyelesaikan secara individu dan akan menimbulkan hal-hal negatif yang akan timbul, seandainya jika para remaja membuat prinsip sendiri untuk menyelesaikan masalah secara bersamaan maka akan tumbuh rasa senang dan akan menjadi kebiasaan untuk selalu menerapkan hidup kebersamaan.
Responden yang diambil berasal dari beberapa SMP yang ada di Kota Bandung, yaitu SMPN 28, 22, 10, 22 dan SMP Iyas. Dari masing – masing SMP, diambil sampel sebanyak 10 orang, sehingga terdapat 50 orang yang dijadikan sampel.
Tabel II.1 umlah remaja Mengenal enderal Soedirman Sumber: Dokumen Pribadi
No Mengenal enderal Soedirman umlah prosentase
1 Ya 30 70 %
2 Tidak 20 30 %
Total 50 100 %
Tabel II.2 umlah remaja Sumber Mengetahui enderal Soedirman Sumber: Dokumen Pribadi
No Sumber umlah prosentase
1 Internet 17 24 %
2 Buku 5 20 %
3 Dari orang tua 8 17 %
4 Guru 20 40%
Total 50 100%
Berdasarkan hasil di atas adalah bahwa anak remaja mengetahui sosok enderal Soedirman hanya lewat guru dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 50 orang, hanya 20 orang yang mengetahuii enderal Soedirman lewat guru.
Tabel II.3 umlah Remaja Mengenal Sifat Dan Prilaku enderal Soedirman Sumber: Dokumen Pribadi
No sifat dan prilaku enderal Soedirman umlah prosentase
1 Ya 13 26 %
2 Tidak 37 74 %
Total 50 100 %
Tabel II.4 umlah Remaja Tertarik Mengetahui enderal Soedirman
Sumber: Dokumen Pribadi
No Tertarik Mengetahui enderal
Soedirman umlah prosentase
1 Ya 14 28 %
2 Tidak 36 72 %
Total 50 100 %
Berdasarkan hasil di atas adalah bahwa anak remaja mengetahui sosok enderal Soedirman tidak tahu sifat dan prilaku Soedirman dan parahnya remaja tidak tertarik mengetahui enderal Soedirman dengan bukti menyebarkan kuisioner sebanyak 50 orang, hanya 14 orang yang tertarik mengetahui enderal Soedirman.
II.3 Analisa Permasalahan
Analisa yang dilakukan dari fokus masalah yang di ambil adalah anak praremaja yang belum mengetahui Kisah Keteladanan endral Soedirman. Masalah tersebut tentunya harus dilakukan suatu upaya anak remaja tidak membuat prilaku yang t idak baik. Hal ini dapat diketahui dengan beberapa jawaban yang diperoleh dari hasil kuisioner sebagai data primer untuk selanjutnya dapat diproses kembali didalam analisa permasalahan.
II.3.1 hat ( apa yag terjadi inti permasalahan ? )
Kurangnya Informasi mengenai enderal Soedirman terutama dalam hal ketauladanan
II.3.2 ho ( Siapa yang terlibat masalah ? )
Target sasaran yang terlibat pada anak remaja SMP dengan usia remaja awal tiga belas sampai lima belas tahun.
II.3.3 hy ( Mengapa permasalahan tersebut harus diatasi ? )
Agar para remaja bisa mencontoh endreal Soedirman dari nilai – nilai kesederhanaan, kejujuran dan kerja dan mempunyai nilai kepahlawanan, percaya diri, keberanian dan kemandirian serta selalu menjaga kesalehannya.
II.3.4 here ( Dari mana saat masalah muncul ? )
Didaerah Kota Bandung dimana target audiensnya Sekolah Menengah Pertama atau SMP.
II.3.5 hen ( Sejak kapan masalah tersebut muncul ? )
Ketika remaja bangsa Indonesia ditelan kemajuan zaman modern
II.3.6 How ( agaimana cara menyelesaikan permasalahan tersebut ? )
Dengan menginformasikan informasi menggunakan Media Informasi sehingga yang disampaikan membantu anak praremaja untuk dapat efektif didalam penyampaian visual yang mempermudah dan dapat menarik perhatian anak remaja tersebut
II.4 Kesimpulan
Maka dari itu remaja harus menerapkan kebersamaan dan arti kebersamaan itu semejak dini.
II.5 Solusi Permasalahan
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.2 Strategi Perancangan
Strategi adalah siasat yang direncanakan dengan sebaik mungkin sehingga dalam
sebuah pembuatan sesuatu akan berjalan dengan baik dan akan tepat sasaran.
Dalam hal ini adalah membuat solusi media yang menarik tentang intisari cerita
dari salah satu Soedirman menjadi guru profesional di HIS Muhammadiyah, yaitu
arti kebersamaan perancangan media akan menggunakan pendekatan yang mudah
diterima oleh masyarakat. Unsur budaya juga diharapkan bisa menjadi salah satu
jati diri dari suatu kebudayaan tersebut sehingga kebudayaan tidak akan tergerus
oleh perkembangan zaman. Dengan adanya perancangan ini diharapkan bisa
menyumbang sebuah media berupa buku cerita bergambar yang mengangkat tema
Soedirman guru profesional di HIS Muhammadiyah khususnya tentang arti
kebersamaan yang sebelumnya masih jarang ditemui.
III.2.1 Target Audiens
Target Audiens dari media informasi tentang Soedirman guru profesional di HIS
Muhammadiyah ini adalah sebagai berikut:
a. Demografis
Usia : Anak 12-15 tahun
Status Ekonomi : Menengah
Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Warga Negara : Indonesia
Target Audiens dengan status ekonomi menengah dipilih karena media
informasi tentang arti kebersamaan ini cocok untuk diinformasikan kepada
kalangan menengah. Dan juga memiliki harga yang murah sesuai dari daya
beli target bisa dicapai. Tingkatan demografis tersebut dipilih karena pelajar
pada status ekonomi menengah cenderung meluangkan waktu dan
b. Psikografis
Ross vasta, dkk (1992) menjelaskan psikologi perkembangan merupakan
cabang yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang
proses perkembangan individu dari masa konsepsi sampai mati. Media yang
akan dibuat ditujukan kepada remaja yang menyukai cerita fantasi dan
kehidupan sehari-hari.
c. Geografis
Remaja yang berada di seluruh indonesia khususnya wilayah perkotaan.
d. Target Sekunder
Target sekunder dari media informasi arti kebersamaan ini adalah para orang
tua dari anak yang suka mengunjungi toko buku dan mall.
III.1.2 Pendekatan Komunikasi
Dalam suatu penyampaian informasi dibutuhkan strategi untuk pendekatan
komunikasinya agar mudah dimengerti oleh terget audiens. Penyampaian
komunikasi bisa berupa komunikasi secara verbal maupun visual, bisa juga
dengan keduanya. Pendekatan tersebut diharapkan memberikan ketertarikan
kepada target audiens dengan komunikasi yang disajikan dalam media.
Pendekatan yang digunakan dalam media informasi tentang arti kebersamaan
adalah informasi yang dikemas melalui cerita berisikan tentang arti kebersamaan
yang sampai saat ini masih dipercayai, khususnya pada daerah Jawa Barat.
a. Tujuan Komunikasi
Tujuan utama dari komunikasi yaitu untuk mengajak dan memberikan
informasi kisah keteladanan Jenderal Soedirman dalam hal arti kebersamaan
sehingga diharapkan akan menjadi contoh bagi para remaja serta dapat
mengurangi kemerosotan moral terhadap bangsa Indonesia. Sehingga dengan
pendekatan tersebut, arti kebersamaan bukan hanya sebagai salah satu
sebagai hal tabu saja dan menjadi sebuah warisan untuk remaja yang ada di Indonesia betapa pentingnya arti kebersamaan.
b. Materi Pesan
Butir-butir materi pesan yang akan disampaikan adalah sebagai berikut:
Nilai-nilai yang terkandung dalam arti kebersamaani pada Jenderal Soedirman.
arti kebersamaan masih digunakan hingga saat ini.
Penyajian cerita dilengkapi dengan unsur nilai pendidikan.
c. Pendekatan Visual
Berdasarkan dari target sasaran utama adalah anak usia 12-15 tahun, maka
pendekatan visual pada perancangan media informasi yaitu dengan visual
yang mudah diterima dan memiliki daya tarik bagi remaja. Gaya visual yang
digunakan adalah ilustrasi. Karena sesuai dengan media yang akan dibuat
berupa media informasi, karena pada dasarnya para remaja lebih menyukai
ilustrasi dan gambar dibanding hanya dengan tulisan saja. Tetapi ilustrasi
tersebut ditambahkan penjelasan berupa cerita terhadap arti kebersamaan di
Jenderal Soedirman .
Gaya gambar dalam ilustrasi yang digunakan tidak akan terlalu rumit,
sederhana, namun sesuai remaja yang dapat diterima dan mudah dimengerti
Gambar.III.1 Foto Vektor Pak Jokowi Sumber :
http://i1172.photobucket.com/albums/r570/Gheraldi_Fk/Graphic1Q_zps50c7536e.jpg (14 Desember 2015 )
d. Pendekatan Verbal
Pada perancangan buku cerita yang informatif mengenai nilai-nilai edukasi,
teknik pada informasi pada buku cerita ini menggunakan bahasa yang
Nasional, tidak rumit namun juga sesuai dengan bahasa yang digunakan
sehari-hari oleh para remaja. Hal ini bertujuan agar para anak mengerti
maksud dari penjelasan buku cerita tersebut, sehingga penjelasan dari buku
tersebut lebih mudah dicerna dan diterima oleh para anak karena penggunaan
bahasa sehari-hari yang tidak asing bagi mereka, dan juga anak tidak
menganggap arti kebersamaan sebagai omongan belaka saja, tetapi terdapat
makna moral dan kepercayaan betapa pentingnya arti kebersamaan bagi
remaja.
III.1.3 Strategi Kreatif
Pendekatan kreatif yang akan dilakukan adalah penyampaian informasi dengan
cerita bergambar. Dalam cerita tersebut menjelaskan kehidupan dari Soedirman di
masa pesantren serta menjadi seorang Jenderal dan cerita tersebut diceritakan
kembali berdasarkan pengalaman dari tokoh yang ada pada cerita tersebut. Juga di
sebenarnya dapat membantu untuk membuat cerita yang memiliki daya tarik yang
berbeda dengan lainnya. Isi cerita akan disampaikan dan mudah dimengerti oleh
remaja, isi cerita tersebut bersifat informatif yang sesuai dengan kehidupan yang
terjadi di kehidupan Soedirman ketika menjadi guru besar HIS Muhammadiyah,
sehingga para remaja akan tertarik dan mengingat apa yang disampaikan oleh isi
cerita dari cerita tersebut. Dengan begitu diharapkan remaja dengan membaca
cerita ini bukan hanya mengenal makna dan nilai yang terkandung, tetapi arti
kebersamaan tersebut memiliki unsur yang terkait satu sama lain dengan
kebudayaan yang diwariskan dari para leluhurnya.
a. Gaya Ilustrasi
Gaya ilustrasi yang digunakan lebih sederhana, tidak terlalu rumit dan tidak
juga realis atau yang biasa dikenal dengan gaya ilustrasi kartun. Gaya gambar
disesuaikan dengan anak-anak yang menyukai ilustrasi bergaya realis.
Berikut adalah gaya gambar penulis:
III.1.4 Strategi Media
Media yang digunakan untuk strategi media adalah buku Illustrasi yang berisi
tentang nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan soedirman. Informasi akan
disampaikan dan dikemas melalui cerita tentang kehidupan sehari-hari Soedirman
danpai wafat, dan agar buku cerita ini dapat diterima dan dilihat oleh para remaja.
a. Media Utama
Media utama yang terpilih adalah buku ilustrasi adalah media informasi yang
sederhana, dan dapat dilihat dan dibaca kapan saja, media pemasaran buku
ilustrasi tersebut adalah di toko-toko buku, seperti Gramedia, Gunung Agung,
Togamas atau toko-toko buku lainnya. Target utama pemasaran buku cerita
ini adalah anak-anak, tetapi juga ditujukan kepada target sekunder yaitu para
orang tua. Oleh karena itu, tujuan orang tua membeli buku ini adalah buku
ilustrasi ini bisa diberikan orang tua kepada anaknya supaya anak tersebut
mengetahui hal-hal yang terkandung arti kebersamaan di dalam buku tersebut.
Media pemasaran buku cerita ini memang di Kota Bandung dan isi cerita
buku cerita ini tentang Soedirman Jenderal Sekaligus Guru, akan tetapi buku
ini tidak hanya ditujukan untuk masyarakat Sunda saja, tetapi masyarakat dari
kebudayaan lain juga bisa membaca buku ini.
b. Media Pendukung
Media pendukung adalah media yang berfungsi untuk memperkuat media
utama. Media pendukung yang akan digunakan yaitu :
1. Tahap Informasi
Poster A3
Poster yang berisikan untuk menarik perhatian yang bersifat mengajak
baik dari target audiens primer maupun sekunder.
2. Tahap Pengingat
Ditahap ini akan digunakan media-media yang sangat dekat dengan target
terhadap media utama dan isi dari media utama. Media pengingat yang akan
diberikan tersebut akan memberikan kesan tersendiri untuk target audiens.
Media yang akan digunakan adalah:
Gantungan
Gantungan adalah benda yang sangat sering dipakai dan dibawa
kemana-mana dan media ini dijadikan sebagai hadiah dari media utama.
Sticker
Sticker media yang bisa dimana saja diaplikasikan, maka dari itu stiker salah
satu media pendukung yang tepat untuk dijadikan media pengingat.
Pembatas Buku
Bagi seorang yang gemar membaca, pasti sangat erat denan pembatas buku
yang selalu jadi pengingat dimana halaman terakhir dibaca. Pembatas buku
didapatkan pada saat pembelian media utama.
Pin
Pin media yang bisa ditempelkan, biasanya ditempelkan pada baju, tas dan
sebagainya. Maka dari itu pin salah satu media pendukung yang tepat untuk
dijadikan media pengingat. Pin didapatkan sebagai bonus dari pembelian
media utama.
Mug
Mug merupakan hadiah terbatas yang diberikan hanya pada sepuluh orang
pemenang yang diundi secara serentak. Mug ini sangat bermanfaat untuk
digunakan minum air pada saat menggunakan 5 pembelian buku Soedirman.
Baju
Baju media yang bisa di pakai kapan saja, baju merupakan salah satu media
pendukung yang tepat untuk menjadikan media pengingat, baju juga bisa
III.1.5 Strategi Distribusi
Untuk lebih memudahkan penyebaran distribusi, terdapat di wilayah penyebaran
meliputi toko buku yang telah mempunyai nama besar di Indonesia khususnya
kota-kota besar di Indonesia. Toko buku yang telah terkenal seperti Togamas,
Gramedia dan Gunung Agung menjadi target pendistribusian buku cerita
bergambar tentang Soedirman jenderal sekaligus guru ini. Selain buku terdapat
pula satu paket hadiah pembelian buku seperti sticker, gantungan kunci, pembatas
buku, baju dan pin yang dapat dimiliki. Wilayah penyebaran tersebut sebagian
besar adalah tempat dimana target biasa mencari atau membeli buku.
Tebel III.1 Tabel Distribusi Media Sumber : Pribadi
Jadwal Penyebaran Media Media
Waktu Penyebaran Media
Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Dalam sebuah media informasi yang menarik dan informatif, konsep visual sangat
memegang peranan penting. Konsep visual dalam buku cerita bergambar tentang
Jenderal Soedirman ini menggunakan gaya gambar pribadi dan menggunakan
metode menggambar manual lalu di tracing secara digital.
III.2.1 Format Desain
Format yang akan digunakan dalam perancangan membuat buku cerita bergambar
ini adalah portrait, agar remaja nyaman untuk melihat seluruh bagian buku,
mempermudah keterbacaan anak serta bahasa yang digunakan mengunakan
umum.
III.2.2 Tata Letak
Penyusunan tata letak antara teks dan ilustrasi digabungkan agar mempermudah
pembaca untuk menyesuaikan teks dengan gambar ilustrasi dalam buku cerita
bergambar. Peletakan kurang lebih seperti gambar dibawah ini
Gambar III.3 Tata Letak Setiap Halaman Sumber : Pribadi
Tata letak untuk sampul buku cerita bergambar kurang lebih seperti gambar
dibawah ini.
Gambar III.3 Tata Letak Sampul Sumber : Pribadi
teks
Gambar
Judul Buku
illustrasi
III.2.3 Tipografi
Tipografi yang akan digunakan adalah Berlin san FB dan Adobe Gramaron Pro.
Tipografi ini terpilih karena cocok untuk remaja. Karena paling mudah dibaca
terutama untuk orang yang baru mulai membaca.
a. Tipografi Untuk Sampul
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890
!@#$%^&*()-_=+,.<>/?
Tipografi ini terpilih karena cocok digunakan untuk judul buku, dari bentuknya
yang tidak konsisten membuat huruf ini telihat tidak terlalu kaku disesuaikan
dengan tema judul yaitu Soedirman Jenderal Sekaligus Guru.
b. Tipografi Untuk Konten Buku
Tipografi untuk konten menggunakan font Adobe Gramaron Pro adalah terlihat
simpel dan mudah terbaca oleh anak-anak.
III.2.4 Studi Ilustrasi
Gaya ilustrasi disesuaikan dengan pendekatan verbal yang menggunakan gaya
bahasa yang sederhana, tidak rumit namun juga sesuai dengan bahasa yang
digunakan bahasa umum. Juga gaya ilustrasi yang sederhana dan disetiap bagian
III.2.4.1 Studi karakter
Dibawah ini adalah karakter yang akan digunakan dalam perancangan buku cerita
bergambar tentang Soedirman Jenderal sekaligus Guru
Gambar.III.5 Karakter Sumber :
http://assets-a2.kompasiana.com/statics/files/14277908681484258815.jpg?t=o&v=760 (13 Januari 2016)
III.2.4.2 Studi Properti
Properti yang digunakan dalam buku cerita bergambar tentang pamali ini adalah
benda-benda yang ada dalam sekitar rumah, alat tradisional dan benda yang anak
suka mainkan. Properti-properti tersebut antara lain adalah kasur, meja makan,
tampah dan kelereng. Adapun properti lain seperti baju tradisional, sendal, baju
Gambar III.6 Tokoh Utama
Tokoh utama dalam buku cerita digambarkan sudirman ketika kecil yang
memakai pakaian biasa yaitu kemeja coklat dan celana pendek. Tokoh utama
dengan menggunakan blangkon karena ciri khas jawa.
III.2.4.3 Studi Latar
Latar yang digunakan kebanyakan mengambil dari lingkungan sekitar rumah
karena seperti sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Gambar III.9 Suasana di Gedung Muhammadiyah
Gambar III.10 Suasana Pembelajaran
III.2.5 Studi Warna
Gaya pewarnaan didapat dari referensi gambar sedikit realis, karena remaja lebih
menyukai warna-warna yang cerah. Warna-warna bersifat natural, maksudnya
adalah warna-warna yang ada di sekitar rumah seperti hijau, coklat, kuning, biru,
dan sebagainya.
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV. 1 Media Utama
Media utama yang dipilih adalah buku cerita bergambar yang menceritakan dan
menjelaskan tentang arti kebersamaan, dimana isi cerita adalah fakta, karena
mengambil dari beberapa sumber, Kemudian dilanjutkan oleh pembuatan konsep
cerita, storyboard dan study visual. Storyboard mempermudah untuk pengerjaan
dan pengaturan alur cerita dan tata letak teks sehingga untuk mempermudah
dalam menyusun halaman nantinya buku cerita bergambar ini dicetak. Sketsa
dibuat dengan gambar tangan atau manual, setelah itu dilakukan tracing untuk
mengubah menjadi vector juga pewarnaan dilakukan secara digital. Proses
pengerjaan secara digital tersebut dilakukan pada software Adobe Photoshop CS6,
Adobe Illustrator CS6 dan corel draw x7. Ukuran Buku adalah A5 (14,7 cm x 21
cm). Pada bagian sampul depan dan belakang menggunakan bahan Art Paper 230
gram dan untuk isinya menggunakan Art Paper 150 gram, buku dijilid softcover.
IV. 1.1 Teknis Produksi
Teknis produksi adalah tahapan terakhir dari proses yang sudah disusun
sebelumnya. Di dalam tahapan ini berisi tentang tahapan-tahapan dalam
menampilkan buku Illustrasi sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk teknis
produksi ada teknik digunakan adalah menggunakan teknik cetak offset, cetak
offset mempunyai kelebihan dari beberapa teknik cetak yang lain, cetak offset
bias menyetak dengan cepat dan bias menyetak ribuan kertas.
IV. 1.2 Final Artwork
a. Cover
Gambar IV.6 Sampul Depan Sumber: Pribadi
Cover buku dibuat untuk membuat kemasan buku tersebut terlihat menarik,
sehingga buku tersebut memiliki nilai jual yang tinggi. Background belakang
gambar Soedirman mengambil has adat dari adat jawa, memakai blangkon, baju
hijau garis garis dan kris di pinggang.
b. Isi buku
Isi buku menggunakan background warna coklat karena warna coklat Dan isi
buku tersebut terdapat teks dan gambar, dari isi buku tersebut menujukan ada
gambar illustrasi kejadian dan penjelasan gambar illustrasi tersebut.
Gambar IV.8 Daftar isi dan hal 1 Sumber: Pribadi
Gambar IV.10 Isi dari buku Sumber: Pribadi
Gambar IV.12 Isi dari buku Sumber: Pribadi
Gambar IV.14 Isi dari buku Sumber: Pribadi
IV. 3 Media Pendukung
IV.3.1 Poster
Poster A3
Poster yang berisikan untuk menarik perhatian yang bersifat mengajak baik dari
target Audiens primer maupun skunder.
Spesifikasi:
Ukuran: 42 cm x 30 xm (A3)
Teknis bahan: Art Paper 260gr
Gambar IV.9 Desain poster ”BukuSoedirman Jenderal sealigus Guru” Sumber: Data Pribadi
Poster merupakan salah satu media pendukung dari media utama. Didalam poster
tentu terdapat beberapa unsur dalam desain. Penggunaan karakter menggunakan
karakter vektor
IV.3.2 Stiker
Stiker digunakan untuk dapat ditempel di berbagai tempat dan sangat praktis.
Stiker ini dilapisi menggunakan kertas glossy sehingga menjadi tahan lama. Bisa
digunakan di outdoor maupun indoor.
Spesifikasi:
Ukuran: 6.5 cm x 10.5 cm
Teknis bahan: stiker cromo
Gambar IV.13 Desain stiker ”SOEDIRMAN JENDERAL SEKALIGUS GURU” Sumber: Data Pribadi
Visual yang digunakan menggunakan vektor dengan menggunakan ikat kepala
khas jawa dalam kota Bandung. Penggunaan stiker dibuat sederhana dengan
IV.3.3 Pin
Spesifikasi:
Ukuran: 4.5 x 4.5 ( lingkaran)
Teknis bahan: plastik laminasi doff
Teknis: Cetak offset
Gambar IV.14 Desain gantungan kunci ” SOEDIRMAN JENDERAL SEKALIGUS GURU”
Sumber: Data Pribadi
Pin digunakan sebagai salah satu media pendukung sekaligus promosi media
informasi yang dilaksanakan dengan tetap mempertahankan visual vector.
IV.3.6 Mug
Spesifikasi:
Ukuran: 9 cm x 7 cm ( lingkaran)
Teknis bahan: keramik
Teknis: Cetak print
Mug merupakan hadiah terbatas yang diberikan hanya pada sepuluh orang
pemenang yang diundi secara serentak. Mug ini sangt bermanfaat untuk
digunakan minum air pada saat membaca buku SOEDIRMAN JENDERAL SEKALIGUS GURU.
IV.3.7 Kaos
Spesifikasi:
Ukuran: M
Teknis bahan: Polyester/ PE
Teknis: sablon print
DAFTARPUSTAKA
Sumberdaribuku
bdurrahman, Dudung, 1999. etode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos
Wacana.
Dinas Sejarah TNI-D. 1985. Panglima Besar Jendral Soedirman, Jakarta: Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia ngkatan Darat.
Pusat Sejarah TNI, 2004. Sudirman & Sudirman.
Sadirman, 2008. Sebuah Biografi Jendral Soedirman.
Sarwono, W, Sarlito. 2013. Psikologi Remaja. Jakarta:Rajawali Pers
Subakti, EB. 2008. Kenakalan Orang Tua Penyebab Kenakalan Remaja, Jakatra: PT. Elex Media Komputindo.
Sardiman, 2000. Panglima Besar Jenderal Sudirman Kader uhammadiyah. Yogyakarta: dicita Karya Nusa.
SumberdariInternet
Fardhie Hantari. 2008 ( 24 0ktober). Kontempasi dan mediasi. Tersedia di: http//www.fadhie.com/bersama.htm.(13 November 2015)
Richard. 2011 (29 Maret). Kebersamaan itu. Tersedia di :