• Tidak ada hasil yang ditemukan

JADILAH PRIBADI AL-MU’ÎN, DAN BUKAN AL-MUSTA’ÎN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JADILAH PRIBADI AL-MU’ÎN, DAN BUKAN AL-MUSTA’ÎN"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

Jadilah Pribadi Al-Mu’în, dan Bukan Al-Musta’în

Beberapa kali saya baca dan renungkan QS Al-Mâidah/5: 2, yang di

“... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ...”, yaitu perintah untuk “ta'âwun (tolong-menolong)” dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa. Ternyata, setelah saya cermati, -- menurut para ulama -- ada empat kelompok manusia dalam perihal ta’âwun ini. Yaitu:

1. Al-Mu’în wa al-Musta’în

Yaitu orang yang memberi pertolongan dan juga minta tolong. Orang ini memiliki sikap timbal balik dan inshaf (keseimbangan). Ia laksanakan kewajibannya, ia juga mengambil apa yang menjadi haknya. Ia seperti orang yang berhutang ketika sangat butuh, dan menghutangi orang lain ketika sedang dalam kecukupan.

2. Lâ Yû’in wa Lâ Yasta’în

Yaitu orang yang tidak mau menolong dan juga tidak minta tolong. Ia ibarat orang yang hidup sendirian dan terasing. Tidak mendapatkan kebaikan, tetapi juga tidak mendapatkan kejelekan orang. Dia tidak dicela karena tidak pernah mengganggu, tetapi tidak pernah mendapatkan kebaikan dan ucapan terima kasih karena tidak melakukan sesuat untuk orang lain. Namun posisinya lebih dekat pada posisi tercela.

3. Yasta’în wa Lâ Yû’in

Yaitu orang yang maunya minta tolong tetapi tidak pernah mau menolong. Ia adalah orang yang paling tercela, terhina, dan terendah. Ia sama sekali tidak punya semangat berbuat baik dan tidak punya perasaan khawatir mengganggu orang. Tidak ada kebaikan yang diharapkan dari orang tipe ini. Maka cukuplah seseorang dianggap hina jika ketidakberadaannya membuat orang lain lega dan merdeka. Ia tidak mendapatkan loyalitas dan ukhuwah. Di masyarakat, ia malah sering menjadi penyakit (‘biang kerok’) dan racun yang mengganggu.

4. Yû’in wa Lâ Yasta’în

(2)

2

Nah, kalau kita mau bermuhasabah: “kita ini termasuk klasifikasi yang mana?”

Ayo kita belajar untuk menjadi yang terbaik dalam “ta’âwun”. Jadilah “Yû’in wa Lâ Yasta’în”, (Orang Yang ‘Gemar’ Memberi Pertolongan, dan Bukan Orang Yang ‘Gemar’ Meminta Pertolongan), sekarang juga!

Ibda’ bi nafsik!

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua jenis vektor tersebut tidak hanya aktif menghisap darah di siang hari tetapi juga di malam hari. UCAPAN

Ucapan terima kasih penulis juga haturkan kepada Adinda Sri Siti Martina Arhami, S.Pd yang senantiasa sabar, selalu membantu dan memberikan semangat serta

Setelah dia lulus universitas dan mendapatkan gelar professor,dia di kejar-kejar oleh perusahaan besar akan tetapi dia tidak mau karena dia masih belum bisa menggapai cita-

Tidak lupa juga ucapan terima kasih yang tidak terhingga dari pengkaji untuk semua pensyarah di Jabatan al-Quran dan al-Hadith, Akademi Pengkajian Islam, Universiti Malaya yang

Karena kasih setia Tuhan tidak akan pernah bertentangan dengan keadilan dan hukum, ketiganya berada pada posisi yang sejajar.. Sehingga dalam hubungan seorang budak kepada

Kepada Ayahku, Ibuku beribu banyak ucapan terima kasih dari anakmu ini takkan sanggup untuk membalas semua kebaikan yang diberikan kelak suatu hari aku akan

 Seluruh dosen yang pernah mengajar, terima kasih karena telah memberikan ilmu yang sangat berharga kepadaku..  Seluruh civitas akademika STIE Perbanas Surabaya,

Ucapan terima kasih penulis juga haturkan kepada Adinda Sri Siti Martina Arhami, S.Pd yang senantiasa sabar, selalu membantu dan memberikan semangat serta