• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa dan Penerapan Statistical Quality Control (SQC) dengan Perbaikan Kualitas Smoke Sheet di PTPN III Kebun Gunung Para

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa dan Penerapan Statistical Quality Control (SQC) dengan Perbaikan Kualitas Smoke Sheet di PTPN III Kebun Gunung Para"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA DAN PENERAPAN STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) DENGAN PERBAIKAN KUALITAS SMOKE SHEET

DI PTPN III KEBUN GUNUNG PARA

DRAFT TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

HAFIZ ALBI HARAHAP 080423087

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISA DAN PENERAPAN STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) DENGAN PERBAIKAN KUALITAS SMOKED SHEET

DI PTPN III KEBUN GUNUNG

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

HAFIZ ALBI HARAHAP

080423087

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

( Ir. Poerwanto, Msc ) (Ir. Khawarita Siregar, MT)

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

F A K U L T A S T E K N I K DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

No. Dok. : FM-TS-01-07C Rev : 00

Tgl Efektif : 01 Feb 2010 Halaman : 1 dari 1

Article I. SERTIFIKAT EVALUASI DRAFT

TUGAS SARJANA

“SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA”

(i)

No. : ..……/ H5.2.1.4.2.4/KRK/2010

Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan Pembimbingan Tugas Sarjana terhadap mahasiswa :

Nama : Hafiz Albi Harahap N I M : 080423087

Tempat dan tanggal lahir : Medan, 04 Desember 1984

Judul Tugas Sarjana : Analisa dan Penerapan Statistical Quality Control (SQC) dengan Perbaikan Kualitas

Smoke Sheet di PTPN III Kebun Gunung Para

menetapkan ketentuan-ketentuan berikut sebagai hasil evaluasi :

Dapat menerima perbaikan TUGAS SARJANA Program Pendidikan Sarjana Ekstensi

dan kepada penulisnya diizinkan untuk mengikuti Seminar yang akan diadakan Program Pendidikan Sarjana Ekstensi Departemen Teknik Industri FT USU.

Medan, Tim Pembimbing,

Pembimbing I, Pembimbing II,

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur tak terhingga kepada Allah Swt yang mentakdirkan apa yang terbaik bagi hamba Nya. Sholawat dan salam pada Baginda Rasulullah SAW. Dalam penulisan karya akhir penulis banyak sekali menerima masukan, kritikan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini. Dalam hal ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Rosnani Ginting MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri yang telah memberikan izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.

2. Bapak Ir. Poerwanto, Msc. Selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing penulis, serta memberikan arahan selama penyelesaian karya akhir ini.

3. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. Selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak membimbing penulis, dan memberikan arahan serta masukan-masukan selama penyelesaian karya akhir ini.

(5)

5. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak PTPN III Kebun Gunung Para yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian ini.

6. Ucapan teima kasih kepada teman-teman yang banyak membantu dan membeikan motivasi dalam menyelesaikan karya akhir ini dan pihak Departemen Teknik Industri yang telah membantu dalam menyelesaikan karya akhir ini serta pihak lain yang tak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi semua pihak. Amin.

Medan, 2010

(6)

RINGKASAN

Kualitas produk yang baik merupakan persyaratan penting bagi perusahaan untuk memperoleh daya saing produknya di pasaran. Kemampuan bersaing yang tinggi merupakan kunci yang menentukan perusahaan dapat bertahan dan dapat memenangkan persaingan dalam perdagangan bebas. Mutu produk yang baik perlu diciptakan dan program pengawasan kualitas yang efektif dilakukan agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Metode Statistical Quality Control (SQC)digunakan untuk evaluasi kinerja kontrol kualitas proses produksi sehingga dihasilkan produk yang berkualitas.

Penelitian ini dilakukan di PTP. III Kebun Gunung Para, dimana perusahaan ini memproduksi Lembaran Smoked Sheet (RSSI, RSSII, RSSIII dan Cutting) dan Crumb Rubber. Data yang digunakan adalah data syarat mutu Sheet RSS I, yaitu gelembung udara, kadar jamur dan kadar kotoran. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode SQC dengan peta control P dan peta kontrol U, dilanjutkan dengan membuat diagram sebab akibat guna mengetahui penyebab produk berada diluar batas kendali statistik.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan untuk gelembung udara 72,56 % tidak memenuhi standar mutu, serta untuk lembaran sheet berjamur dan yang mengandung kadar kotoran 15,66 % dan 11,77 % juga tidak memenuhi persyaratan mutu.

(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL………...…...………..….. i

LEMBAR PENGESAHAN ………...………...….. ii

SERTIFIKASI EVALUASI TUGAS SARJANA………...……. iii

KATA PENGANTAR ………..……….………. iv

UCAPAN TERIMAKASIH ………...………...……….. vi

RINGKASAN………....…..………...…………...……….. viii

DAFTAR ISI………....………..………….……….… ix

DAFTAR TABEL………....………..……….…....……… xv

DAFTAR GAMBAR………..……….….…...…… xvii

DAFTAR LAMPIRAN…….…....………..…...……… xx

I. PENDAHULUAN………...I-1

1.1.LatarBelakang Permasalahan ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-2

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-2

1.4. Pembatasan Masalah ... I-3

(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2

2.2.1. Visi Perusahaan... II-3

2.2.2. Misi Perusahaan... II-3

2.3. Lokasi Perusahaan ... II-4

2.4. Daerah Pemasaran ... II-4

2.4.1. Strategi Pemasaran... II-5

2.5. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi dan Lingkunga... II-8

2.6. Proses Produksi ... II-9

2.6.1. Bahan... ... II-9

2.6.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk ... II-10

2.6.3. Uraian Proses...II-11

2.6.4. Mesin dan Peralatan... II-18

2.6.4.1. Mesin Produksi... II-18

(9)

2.7. Utilitas ... II-22

2.7.2. Safety and fire Protection ... II-23

2.7.3. Waste Treatment ... II-26

2.8. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-28

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

HALAMAN

2.8.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab... II-31

2.8.2. Jumlah tenaga Kerja dan Jam Kerja... II-35

2.8.2.1. Tenaga Kerja...II-35

2.8.2.2. Jam Kerja... II-35

2.9. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya... II-36

2.9.1. Insentif Perusahaan... II-37

2.9.2. Fasilitas Perusahaan... II-37

2.11. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan .. II-15

III LANDASAN TEORI ... III-1

(10)

3.3. Langkah-langkah Pengendalian Mutu... ... III-3

3.4. Pengertian Statistical Quality Control (SQC)... III-6

3.5. Data Atribut Dan Data Variabel... III-8

3.5.1. Data Variabel... III-9

3.5.2. Data Atribut... III-9

3.6. Alat-alat Pengendali Kualitas... III-10

3.6.1. Penentuan Jumlah Sampel... III-20

3.6.1.1. Peta Kontrol Untuk Data Variabel.. III-21

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

HALAMAN

3.6.1.2. Peta Kontrol Untuk Data Atribut.. III-23

3.8. Peta Kontrol Revisi………...III-25

IV METODOLOGI PENELITIAN ...………… IV-1

4.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelit……... IV-1

4.2. Rancangan Penelitian ……..………..………... IV-1

4.3. Variabel Penelitian………..………. IV-2

(11)

4.5. Pengolahan Data………..……….………...…. IV-3

4.6. Analisis dan Pemecahan Masalah.………...… IV-4

4.7. Kesimpulan Dan Saran………... IV-5

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA...V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.2. Data Hasil Pengujian Karakteristik ... V-1

5.3. Pengolahan Data ……….…...… V-10 5.3.1. Histogram ……….…...…… V-10 5.3.2. Pareto Diagram ………..………….…...…… V-15 5.3.3. Scatter Diagram……….. ………...…… V-21

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

(12)

VI PEMECAHAN

MASALAH………...…………...

VI-1

Analisa Data………....…. VI-1

6.1.1. Histogram……… VI-1

6.1.2. Analisis Pareto Diagra……… VI-5

6.1.3. Analisis Scatter Diagram……… VI-10

6.1.4. Peta Kontrol ……… VI-11

6.1.4.1. Peta P……… VI-11

6.1.4.2. Peta U………. VI-12

6.1.5. Fish Bone……… VI-13

6.2. Evaluasi Histogram……….. VI-15

6.2.1. Histogram……… VI-15

6.2.2. Pareto Di……….. VI-15

6.2.3. Scatter Diagram………. VI-16

6.2.4.Evaluasi Peta P………. VI-16

(13)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

6.2.6. Fish Bone... VI-17

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ………..………. VII-1

7.2. Saran ………..………....….. . VII-3

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Situasi tenaga Kerja PTPN III Kebun Gunung Para……… II-35 3.1. Hubungan Langkah Pengendalian Mutu, Tujuh Alat

Pengendalian Kualitas, Siklus PDCA ….………..……II-5 3.2. Contoh Check Sheet ………..……II-12 5.1. Data Check Sheet Lembaran Sheet Hari-1………...……..……..…V-3 5.2. Data Check Sheet Lembaran Sheet Hari-2………..…...….……...V-5 5.3. Data Jumlah Lembaran Sheet Cacat Hari-1.…………..……...…V-7 5.4. Data Jumlah Lembaran Sheet Cacat Hari-2………….…..…...…V-9 5.5. Data Jumlah Lembaran Sheet Cacat Hari Ke-1…..……..……..….V-11 5.6. Data Jumlah Lembaran Sheet Cacat Hari Ke-2………..…….V-13 5.7. Perhitungan Persentase Kecacatan dan Frekuensi Kumulatif

Kecacatan Hari Ke-1...………...….V-16 5.8. Perhitungan Persentase Kecacatan dan Frekuensi Kumulatif

Kecacatan Hari Ke-2...…V-18 5.9. Perhitungan Korelasi X1 dengan X2 Hari Ke-1…...………...V-22

5.10. Perhitungan Korelasi X1 dengan X2 Hari Ke-2………...…..V-24

(15)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.16. Hasil Perhitungan UCL dan LCL Hari Ke-1...…V-41 5.17. Hasil Perhitungan Revisi UCL dan LCL Hari Ke-1……… V-45 5.18. Perhitungan Proportion Nonconforming Hari Ke-2...V-49 5.19. Hasil Perhitungan UCL dan LCL Hari Ke-2...…V-51 5.20. Hasil Perhitungan Nonconformities Hari Ke-1…...…V-54 5.21. Hasil Perhitungan UCL dan LCL peta u Hari Ke-1………...…V-57 5.22. Hasil Perhitungan Nonconformities per unit …………...….…...V-60 5.23. Hasil Perhitungan UCL dan LCL peta u Hari Ke-2...…V-63 6.3. Perhitungan Persentase Kecacatan dan Frekuensi Kumulatif

Kecacatan Hari Ke-1... VI-6 6.4. Perhitungan Persentase Kecacatan dan Frekuensi Kumulatif

(16)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Block Diagram Pembuatan Rubber Smoked Sheet …..……..…II-12 2.2. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III

Gunung Para………II-29 3.1.Contoh Check Sheet ……….…….…...…….…..…III-12 3.2. Contoh Histogram ……….………..……..…III-13 3.3. Diagram Pareto……….……..………...…III-14 3.4. Diagram Pencar ………..……….…...…III-15 3.5. Diagram Sebab Akibat………..….……....…III-17

3.6. Bagan Batas Kendali Out of Control……… III-20 4.1. Blok Diagram Metodologi Penelitian ………..………..…..…IV-6 5.1. Histogram Kecacatan Sheet Hari Ke-1………..…V-15

5.2. Histogram Kecacatan Sheet Hari Ke-2…..…….…………...V-15 5.3. Pareto Diagram Hari Ke-1………V-20

(17)

5.8. Korelasi X1 dengan X2 hari ke-2……….…..………...…V-31 5.9. Korelasi X1 dengan X3 hari ke-2.….………...…V-33

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

5.10. Korelasi X2 dengan X3 hari ke-2……...…...……..…V-35 5.11. Peta p Hari Ke-1……….…………....…V-40 5.12. Peta p Hari Ke-2………..…...…V-45 5.13. Peta u Hari Ke-1………...…..…V-51 5.14. Peta u Hari Ke-2………...…..…V-57 5.15. Diagram Tulang Ikan untuk Lembaran Sheet yang Cacat...V-58

6.1. Histogram Kecacatan Sheet Hari Ke-1...VI-5 6.2. Histogram Kecacatan Sheet Hari Ke-2...VI-5 6.3. Pareto Diagram Hari Ke-1...VI-10

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab PTPN III Kebun

(19)

RINGKASAN

Kualitas produk yang baik merupakan persyaratan penting bagi perusahaan untuk memperoleh daya saing produknya di pasaran. Kemampuan bersaing yang tinggi merupakan kunci yang menentukan perusahaan dapat bertahan dan dapat memenangkan persaingan dalam perdagangan bebas. Mutu produk yang baik perlu diciptakan dan program pengawasan kualitas yang efektif dilakukan agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Metode Statistical Quality Control (SQC)digunakan untuk evaluasi kinerja kontrol kualitas proses produksi sehingga dihasilkan produk yang berkualitas.

Penelitian ini dilakukan di PTP. III Kebun Gunung Para, dimana perusahaan ini memproduksi Lembaran Smoked Sheet (RSSI, RSSII, RSSIII dan Cutting) dan Crumb Rubber. Data yang digunakan adalah data syarat mutu Sheet RSS I, yaitu gelembung udara, kadar jamur dan kadar kotoran. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode SQC dengan peta control P dan peta kontrol U, dilanjutkan dengan membuat diagram sebab akibat guna mengetahui penyebab produk berada diluar batas kendali statistik.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan untuk gelembung udara 72,56 % tidak memenuhi standar mutu, serta untuk lembaran sheet berjamur dan yang mengandung kadar kotoran 15,66 % dan 11,77 % juga tidak memenuhi persyaratan mutu.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Kualitas merupakan salah satu yang menjadi daya tarik pembeli. Jika kualitas produk yang ditawarkan baik (berkualitas tinggi) tentu banyak orang yang akan membeli. Sehingga perlu dilakukan pengendalian kualitas terhadap setiap produk-produk yang akan atau yang telah diproduksi agar dapat bersaing di pasar.

Metode pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan cara statistik. Dengan melakukan pengecekan kecacatan pada atribut produk tersebut dengan teknik sampling. Dimana produk yang akan diperiksa dilakukan dengan random. Kemudian dengan peta kontrol dapat dilakukan pengendalian kualitas terhadap produk tersebut.

(21)

Produktifitas yang tinggi dengan kualitas produk yang baik adalah tujuan dari perusahaan, untuk mempertahankan kualitas produk Rubber Smoked Sheet I (RSS I) agar mampu bersaing dan produk sesuai dengan beberapa karakteristik RSS I yang sudah ditetapkan diantaranya yaitu harus bebas gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran. Untuk itu, perlu diterapkan metode pengendalian kualitas statistik/ Statistical Quality Control (SQC).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka pokok permasalahan yang di dapat adalah pengukuran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi mutu Rubber Smoked Sheet I (RSS I).

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah menganalisis kualitas Rubber Smoked Sheet I (RSS I) dengan menggunakan Statistical Quality Control (SQC) untuk atribut RSS I yang menjadi standar

kualitas perusahaan untuk produknya, yaitu dengan melihat kecacatan yang ada pada lembaran sheet (tidak ada gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran) dimana ketiga atribut tersebut merupakan atribut kecacatan yang sering mengganggu kualitas Rubber Smoked Sheet di PTPN III Kebun Gunung Para.

(22)

a. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kualitas Rubber Smoked Sheet sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan.

b. Tujuan khusus.

Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain :

- Menerapkan strategi yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas Rubber Smoked Sheet terutama untuk menghasilkan RSS I.

- Mengidentifikasi penyebab penyimpangan kualitas produk.

1.4. Pembatasan Masalah

Beberapa pembatasan masalah yang dilakukan adalah :

1. Karakteristik kualitas yang diteliti dibatasi hanya untuk karakteristik kualitas yang berlaku di perusahaan.

2. Pemecahan masalah dilakukan pada penerapan Statistical Quality Control (SQC) dengan menggunakan peta kendali P rata-rata dan U serta alat Pengendalian kualitas dengan menggunakan seventools.

3. Jika terjadi Out Of Control, maka dilakukan Revisi sebanyak 1 kali dan untuk selanjutnya pengolahan data dianggap seragam dan mencukupi.

4. Penelitian dilakukan pada produksi terakhir produk RSS I bulan April 2010. 5. Pengidentifikasian penyebab kecacatan dengan menggunakan diagram sebab

(23)

6. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 63 bandela dari 170 bandela/hari dimana 1 bandela terdiri dari 27-30 lembar sheet.

7. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sistematic random sampling.

8. Atribut yang diamati adalah gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran.

1.5. Asumsi yang Digunakan Asumsi yang digunakan adalah :

1. Semua mesin dan peralatan beroperasi dengan baik.

2. Bahan baku yang yang tersedia sanggup untuk memenuhi kebutuhan serta bahan baku dapat memenuhi kualitas yang ditetapkan perusahaan sehingga tidak mengganggu proses produksi.

3. Tingkat kepercayaan 99 % tingkat ketelitian 10 %

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian karya akhir ini, maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

(24)

Menguraikan gambaran umum perusahaan, jenis produk dan spesifikasinya, bahan yang digunakan, proses produksi, mesin dan peralatan, serta organisasi dan manajemen.

BAB III. LANDASAN TEORI

Bab ini menampilkan teori-teori yang dipakai sebagai landasan dalam pembahasan dan pemecahan masalah antara lain pengertian kualitas, pengertian pengendalian kualitas statistik, konsep dasar pengendalian kualitas statistik, keuntungan pengendalian kualitas statistik, alat-alat pengendalian mutu statistik, alat pengendalian kualitas dan kapabilitas proses.

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

Memberikan kerangka dalam pemecahan masalah, penjelasan secara garis besar dan langkah-langkah pemecahan masalah yang ditampilkan pada landasan teori.

BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

(25)

Melaksanakan dan menyelesaikan pemecahan masalah yang dilakukan dari diskusi dan mencari penyebab lain dengan alat pengendalian kualitas, serta berisi usulan perbaikan.

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatlah kesimpulan dan saran yang mengemukakan kesimpulan hasil penelitian, serta langkah-langkah yang patut dilakukan pihak perusahaan untuk menindaklanjuti hasil penelitian.

(26)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Kualitas merupakan salah satu yang menjadi daya tarik pembeli. Jika kualitas produk yang ditawarkan baik (berkualitas tinggi) tentu banyak orang yang akan membeli. Sehingga perlu dilakukan pengendalian kualitas terhadap setiap produk-produk yang akan atau yang telah diproduksi agar dapat bersaing di pasar.

Metode pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan cara statistik. Dengan melakukan pengecekan kecacatan pada atribut produk tersebut dengan teknik sampling. Dimana produk yang akan diperiksa dilakukan dengan random. Kemudian dengan peta kontrol dapat dilakukan pengendalian kualitas terhadap produk tersebut.

(27)

Produktifitas yang tinggi dengan kualitas produk yang baik adalah tujuan dari perusahaan, untuk mempertahankan kualitas produk Rubber Smoked Sheet I (RSS I) agar mampu bersaing dan produk sesuai dengan beberapa karakteristik RSS I yang sudah ditetapkan diantaranya yaitu harus bebas gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran. Untuk itu, perlu diterapkan metode pengendalian kualitas statistik/ Statistical Quality Control (SQC).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka pokok permasalahan yang di dapat adalah pengukuran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi mutu Rubber Smoked Sheet I (RSS I).

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah menganalisis kualitas Rubber Smoked Sheet I (RSS I) dengan menggunakan Statistical Quality Control (SQC) untuk atribut RSS I yang menjadi standar

kualitas perusahaan untuk produknya, yaitu dengan melihat kecacatan yang ada pada lembaran sheet (tidak ada gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran) dimana ketiga atribut tersebut merupakan atribut kecacatan yang sering mengganggu kualitas Rubber Smoked Sheet di PTPN III Kebun Gunung Para.

(28)

a. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kualitas Rubber Smoked Sheet sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan.

b. Tujuan khusus.

Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain :

- Menerapkan strategi yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas Rubber Smoked Sheet terutama untuk menghasilkan RSS I.

- Mengidentifikasi penyebab penyimpangan kualitas produk.

1.4. Pembatasan Masalah

Beberapa pembatasan masalah yang dilakukan adalah :

1. Karakteristik kualitas yang diteliti dibatasi hanya untuk karakteristik kualitas yang berlaku di perusahaan.

2. Pemecahan masalah dilakukan pada penerapan Statistical Quality Control (SQC) dengan menggunakan peta kendali P rata-rata dan U serta alat Pengendalian kualitas dengan menggunakan seventools.

3. Jika terjadi Out Of Control, maka dilakukan Revisi sebanyak 1 kali dan untuk selanjutnya pengolahan data dianggap seragam dan mencukupi.

4. Penelitian dilakukan pada produksi terakhir produk RSS I bulan April 2010. 5. Pengidentifikasian penyebab kecacatan dengan menggunakan diagram sebab

(29)

6. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 63 bandela dari 170 bandela/hari dimana 1 bandela terdiri dari 27-30 lembar sheet.

7. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sistematic random sampling.

8. Atribut yang diamati adalah gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran.

1.5. Asumsi yang Digunakan Asumsi yang digunakan adalah :

1. Semua mesin dan peralatan beroperasi dengan baik.

2. Bahan baku yang yang tersedia sanggup untuk memenuhi kebutuhan serta bahan baku dapat memenuhi kualitas yang ditetapkan perusahaan sehingga tidak mengganggu proses produksi.

3. Tingkat kepercayaan 99 % tingkat ketelitian 10 %

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian karya akhir ini, maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

(30)

Menguraikan gambaran umum perusahaan, jenis produk dan spesifikasinya, bahan yang digunakan, proses produksi, mesin dan peralatan, serta organisasi dan manajemen.

BAB III. LANDASAN TEORI

Bab ini menampilkan teori-teori yang dipakai sebagai landasan dalam pembahasan dan pemecahan masalah antara lain pengertian kualitas, pengertian pengendalian kualitas statistik, konsep dasar pengendalian kualitas statistik, keuntungan pengendalian kualitas statistik, alat-alat pengendalian mutu statistik, alat pengendalian kualitas dan kapabilitas proses.

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

Memberikan kerangka dalam pemecahan masalah, penjelasan secara garis besar dan langkah-langkah pemecahan masalah yang ditampilkan pada landasan teori.

BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

(31)

Melaksanakan dan menyelesaikan pemecahan masalah yang dilakukan dari diskusi dan mencari penyebab lain dengan alat pengendalian kualitas, serta berisi usulan perbaikan.

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatlah kesimpulan dan saran yang mengemukakan kesimpulan hasil penelitian, serta langkah-langkah yang patut dilakukan pihak perusahaan untuk menindaklanjuti hasil penelitian.

(32)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Kebun Gunung Para adalah salah satu kebun tradisional PTP-Nusantara III terletak di kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak geografisnya PTP-Nusantara III ini berada pada (03º09’- 03º11’ LU) dan (99º04’- 99º06’ BT). Dimana jarak perusahaan ini ± 112 km dari Medan dengan ketinggian 96 – 114 meter di atas permukaan laut, dengan jenis podsolik kuning dan letak topografinya berbukit dan bergelombang.

PTPN III kebun Gunng Para berasal dari milik perusahaan Belanda CMO (Cultur Misde Oeoskut) yang diambil alih oleh negara pada tanggal 10 Desember 1957 (Nasionalisme) dalam perjalan ini telah beberapa kali berganti namanya. Berikut adalah pergantian nama-nama PTP-Nusantara III :

1. Kebun Gunung Para dahulu bernama CMO (Cultur Misde Oeskust) milik Belanda.

2. Pada tanggal 10 Desember 1957 dinasionalisasi

3. Tahun 1957 - 1960 bernama Perkebunan Negara Baru (PPN Baru) 4. Tahun 1961 - 1962 bernama PPN Kesatuan Sumut VII

5. Tahun 1963 - 1968 bernama PPN Karet IV

(33)

8. Sejak 14 Februari 1996 sampai sekarang bernama PT Perkebunan Nusantara III (Persero), disingkat PTPN III, berdasarkan PP No. 8. Tahun 1996 yaitu penggabungan PTP III, PTP IV dan PTP V ( Akte No.36 Tanggal 11 Maret 1996 dari Notaris Harun Kamil SH).

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Pabrik karet kebun Gunung Para terdiri dari dua jenis pengolahan yaitu pabrik pengolahan sheet dan pabrik pengolahan Rubber Smoke Sheet ( RSS I). Pabrik Pengolahan Sheet atau RSS (Rubber Smoke Sheet) mulai beroperasi pada tahun 1960 dengan hasil produksi:

1. RSS-I 2. RSS- II 3. RSS- III 4. Cutting

Kapasitas Olah Pabrik = 16.800 kg kering/ hari Kebutuhan Air = 20 – 25 m³/ ton KK Kebutuhan kayu asap = 3.5 m³/ ton KK

Kebutuhan Formic Acid = 7.5 – 9.00 kg / ton KK

(34)

2.2.1. Visi Perusahaan

PTP Nusantara III Kebun Gunung Para memiliki visi menjadi perusahaan Agrobisnis Perkebunan yang tangguh dan mampu bersaing, baik di sektor hulu dan hilir di tingkat nasional dan regional.

2.2.2. Misi Perusahaan

Misi dari PTP Nusantara III adalah sebagai berikut:

1. Menjalankan usaha agrobisnis perkebunan di bidang perkebunan karet serta menghasilkan produk rubber smoke sheet, serta produk turunannya yang berkualitas untuk memberikan kepuasan bagi konsumen.

2. Meningkatkan daya saing produk secara terus menerus yang didukung oleh sistem, cara kerja dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. 3. Menghasilkan laba yang berkesinambungan untuk menjamin pertumbuhan

dan kesehatan perusahaan serta memberikan manfaat dan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham, karyawan, dan stokeholder lainnya. 4. Mengolah usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan

dengan berpegang teguh pada nilai-nilai etika bisnis dan senantiasa berpedoman pada tata kelola perusahaan secara sehat.

(35)

2.3. Lokasi Perusahaan

Kebun Gunung Para adalah salah satu kebun tradisional PTP-Nusantara III terletak di kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak geografisnya PTP-Nusantara III ini berada pada (03º09’-03º11’ LU) dan (99º04’-99º06’ BT). Dimana jarak perusahaan ini ± 112 km dari Medan dengan ketinggian 96-114 meter di atas permukaan laut, dengan jenis podsolik kuning dan letak topografinya berbukit dan bergelombang.

2.4.

Daerah Pemasaran

Ruang lingkup yang perlu dikembangkan tidak hanya dari aspek intern tapi aspek eksternal yaitu pemasaran juga merupakan hal yang utama. Aspek pasar dan perusahaan merupakan salah satu dari beberapa aspek yang penting (aspek teknis, ekonomis, manajemen dan organisasi, aspek sosial, dan lingkungan) dalam menjalankan dan mempertahankan kelangsungan tujuan usaha perusahaan. Pasar merupakan tempat dimana produsen dan konsumen melangsungkan transaksi atau suatu produk barang atau jasa.

(36)

Dalam konteks ini, suatu perusahaan yang lebih memperhatikan kepentingan dan kebutuhan konsumen, dalam jangka panjang lebih berhasil dan akan tetap eksis dibandingkan dengan perusahan yang mengabaikannya. Perusahaan yang menggunakan pola pikir demikian akan selalu menempatkan konsumen dan kebutuhannya sebagai titik pusat bidang usahanya, sehingga produk yang dihasilkan juga lebih bermutu dimata konsumen.

Menurut kebijaksanaan hasil produksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Gunung Para dipasarkan melalui pelabuhan Belawan yang akan diekspor keluar negeri seperti ke Jepang, Amerika Serikat, Australia, Jerman, Korea Selatan, Italia, sebagian produk dipasarkan di dalam negeri.

Perusahaan memilih pasar diluar negeri karena pasar luar negeri lebih luas dan terbuka lebar. Kebutuhan luar negeri terhadap sheet cukup besar dibandingkan dengan kebutuhan dalam negeri. Sheet dapat diolah menjadi produk yang mempunyai nilai tambah (value added) seperti ban, alat-alat rumah tangga, alat pertanian dan lain-lain.

2.4.1. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran perusahaan saat ini lebih difokuskan kepada penjualan ekspor yaitu meliputi :

1. Strategi Produk

(37)

penjagaan mutu pada tingkat-tingkat yang dapat diterima oleh pasar harus menjadi perhatian utama.

Hal ini telah diterapkan perusahaan pada hasil produksinya yang sekarang yaitu dengan adanya standar ukuran dari masing-masing produk. Produk yang dihasilkan saat ini telah memenuhi mutu sesuai dengan standar Industri indonesia. Menghasilkan produk yang memiliki mutu sesuai dengan standar yang diinginkan pasar merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi perusahaan agar dapat bersaing di pasaran internasional.

Untuk itu perusahaan selalu memanfaatkan bantuan tenaga ahli dalam bidang pengolahan semaksimal mungkin didalam kunjungan tenaga ahli tersebut ke perusahaan. Peninjauan ini pada umumnya dilakukan setiap 2-3 bulan sekali tergantung kepada kepentingan kedua belah pihak.

Diharapkan kedatangan dari pihak pembeli tersebut akan mampu memberikan saran-saran di dalam penyesuaian kualitas produk dan mengikuti perubahan selera konsumen di negara pembeli yang juga harus mendapat perhatian dari manajemen perusahaan untuk mempertahankan eksistensi mutu produk di pasar luar negeri.

(38)

2. Strategi Harga

Harga yang ditetapkan oleh perusahaan adalah harga khusus untuk agen-agen pemasarannya di luar negeri. Besar harga jual ke konsumen juga ditetapkan oleh perusahaan.

Dengan adanya standar mutu terhadap produk dan kapasitas produksi yang besar (mass production), perusahaan dapat menekan harga jualnya di negara tujuan. Hal ini jelas akan semakin meningkatnya daya saing perusahaan dari segi harga jual.

Persyaratan harga kepada agennya di luar negeri diterapkan sebagai berikut :

a. Harga CIF dari pelabuhan pengiriman.

b. Cara pembayaran dengan irrevocable letter of credit at sight. 3. Promosi

Langkah-langkah promosi yang telah dilakukan perusahaan antara lain dengan mengikuti pameran produk ekspor daerah Sumatera Utara, yang dilaksanakan oleh instansi terkait maupun badan yang secara khusus menangani masalah promosi komoditi ekspor Indonesia. Hal ini sangat tepat karena pameran-pameran sedemikian akan dapat menarik animo masyarakat bisnis luar negeri untuk mengunjunginya.

Adapun konsumen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Gunung Para diantaranya adalah :

a. Goodyear

(39)

c. Bridgestone d. Kumho e. Pirelli f. Dunlop

Jenis-jenis distribusi yang digunakan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Gunung Para adalah :

a. Distribusi langsung

Pada distribusi ini pendistribusian produk dilakukan langsung oleh perusahaan ke konsumen.

b. Distribusi agen

Pada jenis distribusi ini pendistribusian produk dilakukan karena adanya pesanan dari konsumen, dan mereka menyediakan mobil yang akan mengangkut produk tersebut.

2.5. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi dan Lingkungan

(40)

2.6. Proses Produksi 2.6.1 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi Rubber SMoke Sheet dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu : bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong. Bahan yang digunakan antara lain :

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk dan memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Bahan baku pada produk sheet yang digunakan adalah latex murni.

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah suatu bahan pelengkap yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk untuk meningkatkan citra atau mutu produk yang dihasilkan dan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah asam formit/semut dengan konsentrasi 3%-5%, cuka 7.5 kg/ton, amoniak 6.5 kg/ton. Sedangkan untuk menghasilkan Crumb Rubber tidak ada bahan yang di tambahkan.

3. Bahan Penolong

(41)

2.6.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk

Adapun spesifikasi produk jadi PT. Nusantara III Gunung Para adalah sebagai berikut :

1. RSS-I

Tiap sheet harus dibungkus supaya bebas dari jamur. Sheet yang berbintik atau bergaris-garis karena oksidasi, lembek karena mengalami pemanasan tinggi, kurang matang, terlampau lama di asap, buram dan hangus tidak diperkenankan. Karet harus kering, bersih, tidak mengandung cacat, bebas dari bahan-bahan yang berkarat kecuali gelembung udara sebesar kepala jarum dapat diterima.

2. RSS-II

Bila terdapat sedikit bahan-bahan yang bersifat seperti karat dan sedikit jamur pada pembalut akan ditolak. Karet harus kering, bersih, tidak mengandung cacat, bebas dari bahan-bahan yang berkarat kecuali ada gelembung-gelembung udara kecil dan noda-noda kecil berasal dari kulit kayu.

3. RSS-III

(42)

4. Cutting

Cutting adalah bekas-bekas potongan kecil dari lembaran-lembaran sheet

sewaktu pensortiran, ukuran cutting maksimal 15 cm persegi. Bila ditemukan sedikit bahan seperti karat dan jamur pada pembalutan permukaan sheet penyerahan tidak ditolak. Sheet yang mengandung gelembung-gelembung udara dan karet yang lembek mengalami pemanasan tinggi serta cacat warna sheet karena terlalu lama diasap, sheet yang sedikit lengket serta sedikit kurang matang diperkenankan.

Kapasitas olah pabrik = 16.800 kg kering/ hari Kebutuhan air = 20-25 m3/ton kadar sheet Kebutuhan kayu asap = 3.5 m3 /ton kadar sheet. 2.6.3. Uraian Proses Produksi

Adapun uraian proses menghasilkan sheet, melalui blok diagram pabrik Rubber Smoke Sheet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para dapat dilihat

(43)
[image:43.595.261.377.111.581.2]

Gambar 2.1. Block Diagram Pembuatan Rubber Smoked Sheet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para

PENERIMAAN LATEX

BAK PENERIMAAN

BAK KOAGULASI

PENGGILINGAN

SHEET

PENIRISAN DI LORI

KAMAR ASAP

SORTASI

PACKING

(44)

Uraian Proses dan Fasilitas yang digunakan di pabrik karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para adalah sebagai berikut :

1. Bak Penerimaan

Lateks yang datang dari kebun sebelum dimasukkan dalam main bak terlebih dahulu dilakukan pengukuran volume lateks dalam tangki dengan memakai talang ukuran tangki dan kemudian penuangan lateks ke main bak harus disaring dan ditampung dalam main bak penampungan yang juga berfungsi untuk tempat pengenceran lateks. Penerimaan lateks di pabrik harus ditentukan kadar karet keringnya Dry Rubber Counteen (Drc) dengan menggunakan alat metrolac. 1. Cara menentukan Drc dengan metrolac

Setiap tangki lateks diambil contoh lateks sebanyak 500 cc, kemudian ditambahkan air sebanyak 1000 cc (perbandingan 1 : 2), aduk perlahan-lahan sampai campuran lateks dengan air merata, lalu dimasukkan kedalam tabung. Busa lateks yang ada di atas permukaan dihilangkan untuk menghindarkan kesalahan baca pada skala metrolac. Kemudian masukkan metrolac ke dalam tabung yang berisi contoh lateks, penunjukan skala metrolac pada batas permukaan contoh lateks tersebut, maka itulah kadar karet keringnya (Drc).

2. Cara lain untuk menentukan Drc (Dry Rubber Counteen)

Untuk mengetahui kadar karet kering selain menggunakan metrolac dapat juga ditentukan dengan cara mencari faktor pengeringannya sebagai berikut :

(45)

c. Diaduk sampai menggumpal ± 1 jam

d. Digiling dengan jumlah penggilingan 8 kali dengan tebal lembaran kira-kira 2.5 mm

e. Setelah digiling dikibaskan sampai air tuntas.

f. Kemudian lembaran karet basah ditimbang dan dicatat berat basahnya lalu dikeringkan di kamar asap, setelah kering ditimbang lagi dan dicatat keringnya.

3. Pengenceran Lateks

Pengenceran lateks bertujuan sebagai berikut :

a. Untuk melunakkan bekuan, sehingga tenaga giling tidak terlalu besar. b. Untuk memudahkan penghilangan gelembung udara.

c. Untuk memudahkan pencampuran asam semut.

Selama pengenceran lateks di main bak harus dilakukan pengadukan dengan suatu alat yang dinamakan agitator agar pencampuran lateks dengan air merata atau homogen.

2. Pembekuan/Koagulasi

Setelah lateks diencerkan sampai 15 % kemudian dialirkan melalui gutther (talang) dan dimasukkan kedalam bak pembekuan setelah terlebih

(46)

Tambahan asam formit/semut 500 cc-600 cc dengan konsentrasi 3 %-5 % bak pembekuan, waktu pembekuan 6-8 jam. Selama penuangan asam semut harus diikuti dengan pengadukan dari belakang sebanyak 14-16 kali. Sebelum dituangkan asam semut tersebut harus diencerkan terlebih dahulu menjadi konsentrasi 3 %-5 % dengan cara menambahkan air 9 liter. Busa yang terbentuk setelah pengadukan diambil lagi dengan serok busa dari alumunium.

Pemasangan sekat (sisir) di mulai dari tengah kemudian kedua bagian yang terbentuk dibagi dua lagi dan seterusnya, untuk mengurangi gelembung- gelembung yang melekat pada sekat-sekat maka sekat ini harus dibasahi terlebih dahulu dengan air.

3. Penggilingan

Penggilingan dilakukan dengan gilingan sheet yang konstruksinya terdiri dari 6 buah rol yang disebut “six in one” gilingan rol 1 sampai dengan 5 rolnya licin (tidak berbunga) sedangkan gilingan rolnya terakhir atau finisher rolnya diberi berbunga (grooving). Tujuan diberi bunga adalah agar lebih mudah dalam pengeringan dan tidak lengket bila ditumpuk, masing-masing rol gilingan dilengkapi dengan saluran air, di depan gilingan terakhir dibuat bak air empat persegi, untuk pencucian terakhir lembaran sheet.

Adapun tujuan penggilingan yaitu :

1. Mengeluarkan kandungan air dari lembaran sheet

(47)

4. Penirisan di Lori

Sebelum dimasukan ke dalam kamar pengasapan terlebih dahulu lembaran sheet dikeringkan diudara bebas selama 2 jam dengan tujuan mengurangi kadar

air sehingga mempercepat proses pengeringan di dalam kamar asap.

5. Pengeringan dan Pengasapan (kamar Asap)

Tujuan pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air sehingga sheet kering, agar kondisi mutu dapat dipertahankan selama penyimpanan dan pengangkutan. Sedangkan fungsi asap adalah untuk memberikan warna coklat terang pada sheet dan untuk mencegah pertumbuhan spora/jamur.

Cara pengeringan dan pengasapan dilakukan dengan menggantungkan sheet di atas gantar-gantar bambu/kayu, lori dengan kapasitas lebih kurang 504

lembar/lori. Sebelum lori-lori yang berisi sheet dimasukkan ke kamar pengeringan terlebih dahulu dibiarkan atau ditiriskan di luar selama 2 jam atau lebih supaya air yang terdapat di permukaan lembaran sheet jatuh untuk menghindarkan kelembaban yang tinggi di dalam kamar pengeringan, setelah pengasapan selama satu malam lori-lori tersebut di keluarkan dan dilakukan penyambretan, selama pengeringan 4-5 hari.

(48)

e. Hari V suhu 600-650 Ventilasi tertutup a. Spesifikasi kamar asap

a. Type : subur kamar Jumlah kamar : 8 kamar Kapasitas kamar : 6 lori/kamar b. Type : malaka Jumlah kamar : 6 kamar Kapasitas kamar : 12 lori/kamar

6. Sortasi

Tujuan dilakukannya sortasi adalah untuk memisahkan antara RSS I, RSS II, RSS III dan Cutting. Setelah proses pemisahan maka Sheet selanjutnya dipress dengan menggunakan mesin press hidrolik.

1. Panjang : 55 cm – 57 cm 2. Lebar : 50 cm –56 cm 3. Tinggi : 40 cm - 47 cm

(49)

7. Pengepakan (Packing)

Pembungkusan dilakukan dengan menusuk-nusuk lembaran pembungkus dengan alat tusuk dari baja yang runcing, sehingga pembungkusan benar-benar melekat. Setelah selesai pembungkusan, ball tersebut di kapur.

8. Gudang Produksi

Setelah proses pembungkusan, sheet disimpan di gudang produksi sebelum dipasarkan.

2.6.4 Mesin dan Peralatan 2.6.4.1 Mesin Produksi

Pada PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para ada mesin-mesin yang digunakan untuk proses pembuatan sheet adalah sebagai berikut:

1. Mesin Sheeter

Kapasitas : 500 Kg/Jam, Power : 75 Hp,Tegangan : 220/380V, 3 fasa, Frekwensi : 50 hz, Putaran : 1415 Rpm.

Jumlah : 5 buah.

Fungsi : mengiling koagulum dari bak koagulasi menjadi lembaran Sheet dengan tebal 3 mm.

2. Balling Press

(50)

3. Mesin Agigator

Power : Power : 30 Hp, Tegangan : 220/380 V, 3 fasa, Frekwensi : 50 hz, Putaran : 930 Rpm

Fungsi : untuk menghomogenkan air dengan lateks murni (karet alam).

2.6.4.2 Peralatan Untuk Pengolahan Sheet

Pada PT. Nusantara III Gunung Para peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan sheet adalah sebagai berikut :

1. Bak Penerimaan

Bak penerimaan berfungsi tempat penerimaan latex dari lapangan sekaligus proses pengenceran latex menjadi DRC 13-15 %.

2. Bak Koagulasi

Bak koagulasi berfungsi sebagai tempat latex yang telah diencerkan untuk pembekuan dengan Formic acid 7.5-9.00 kg/ton kering dengan kapasitas bak 650 liter/bak.

(51)

3. Lori sheet

Lori sheet adalah sebagai alat mengangkut lembaran karet yang akan dimasukkan ke kamar asap. Pemeliharaannya tetap dilakukan secara intensif diantaranya rail dan roda – roda lori tetap berfungsi baik dan berikan minyak pelumas secukupnya. Lori sheet berfungsi tempat penjemuran sheet, pengeringan sheet sebelum masuk kamar Asap kapasitas Lori sheet = 456 lembar.

a. Tempat kayu kilas terbuat dari kayu Satu baris terbuat dari : 42 batang Satu batang terdiri dari : 3 lembar Banyaknya tingkatannya ada: 4 tingkatan Satu lembar beratnya :1,2 kg

Berat sheet 1 lori 42 x 3 x 4 x 1.2 = 662.4 kg Banyaknya lembaran sheet 42 x 3 x 4 = 504 lembar b. Tempat kayu kilas terbuat dari besi

Satu baris terbuat dari : 46 batang Satu batang terdiri dari : 3 lembar Banyaknya tingkatannya ada: 4 tingkatan Satu lembar beratnya :1,2 kg

(52)

4. Kamar Asap

Kamar asap berfungsi untuk mengeringkan sekaligus membentuk warna sheet selama 5 hari temperatur 40-65 ºC, kapasitas kamar asap = 3000

kg/kamar, dengan tahapan temperatur : Hari Pertama : 40-45 ºC

Hari kedua : 45-50 ºC Hari Ketiga : 50-55 ºC Hari Keempat : 55-60 ºC Hari Kelima : 60-65 ºC Kamar asap subur

Jumlah kamar : 8 kamar Kapasitas kamar : 6 lori/kamar

Kamar asap air wood

Jumlah kamar : 6 kamar Kapasitas kamar : 12 lori/kamar 5. Ruangan Sortasi

(53)

gelembung-gelembung yaitu gelembung-gelembung-gelembung-gelembung halus merata dan gelembung-gelembung besar yang menumpuk terpencar-pencar, bekas-bekas jamur yang telah dibersihkan, serta lembaran yang koyak dapat dibenarkan. Sedangkan cutting adalah bekas-bekas potongan kecil dari lembaran sheet sewaktu

pensortiran, ukuran cutting maximal 15 cm persegi. 6. Packing

Packing lose ball berat 113 kg/ball dan untuk bentuk pallet 1200 kg/

pallet.

7. Gudang Produksi

Gudang berfungsi untuk menyimpan produksi siap ekspor dan yang akan dikirim di lokal.

Sarana pendukung pada Kebun PT. Nusantara III Kebun Gunung Para antara lain :

a. Listrik

Energi listrik diperoleh dari PLN dan jika listrik padam digunakan genset untuk menggerakkan mesin-mesin.

a. Air

Air yang digunakan oleh Kebun PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para berasal dari sumur bor.

2.7. Utilitas

(54)

Mesin Genset berfungsi sebagi alat pembangkit listrik apabila terjadi pemadaman listrik oleh PLN. Mesin genset yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III kebun Gunung Para 2 unit

Spesifikasi mesin Genset

Merk : Kipor, Frekwensi : 50 Hz, Putaran : 5000 Rpm 1. Tangki Air

Tangki Air berfungsi menampung air hujan. Tinggi: 12 m, Kapasitas 6000 liter, Diameter 8 m.

2.7.1. “Safety And Fire Protection”

Keselamatan kerja merupakan serana utama dalam pencegahan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakan kerja ini dapat menghambat kelangsungan pekerjaan yang merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja,terhentinya sesaat proses produksi dapat menyebabkan kerugian dikarenakan biaya produksi yang amat tinggi. Jadi salah satu cara untuk memperkecil biaya produksi ialah dengan memperhatikan aspek-aspek K3 dengan baik dan dijalankan dengan benar.

Masalah K3 ini amat penting diperhatikan dari saat perancangan dan bukan baru dipikirkan setelah pabrik dibangun, namun pada saat pabrik telah dibangun ,perencanan amat penting untuk mencapai standart K3. terdapat beberapa prinsip dalam perencanaan keselamatan dan efisiensi produksi yaitu :

(55)

2. Usahakan pengolahan material dan bahan dengan kontak yang sedikit mungkin.

3. Sediakan lantai yang cukup bagi mungkin dan peralatan.

4. Adakah keselamatan bagi pekerjaan-pekerjaan yang melakukan perawatan dan perbaikan, seperti pembersihan kaca dan jendela pada gedung-gedung yang bertingkat tinggi.

5. Upayakan pencapaian seaman mungkin ke setiap tempat yang menjadi tujuan setiap tenaga kerja..

6. Tersedianya peralatan pemadam kebakaran yang memadai pada berbagai tempat yang rawan kebakaran.

7. Pengisolasian tempat-tempat berbahaya.

Cara mencegah terjadinya kecelakaan dapat dilakukan dengan menggnakan alat pelindung diri, penggunaannya harus merupakan solusi terakhir untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Adapun beberapa alat pelindung diri yang dapat digunakan yaitu :

1. Perlindungan terhadap pernapasan dapat berupa masker yang melindungi dari bau tak sedap dari bahan kimia di laboratorium,debu yang berasal dari belerang.

2. Topi/helm yang digunakan untuk melindungi bagian kepala dari benda yang jatuh dari atas.

3. Sepatu karet untuk mencegah terpeleset karena lantai yang licin.

(56)

5. Kaca mata, biasanya digunakan pada bagian pengelasan untuk melindungi mata dari api dan cahaya yang berlebihan.

6. Pelindung telinga untuk mengurangi paparan kebisingan dari suara mesin pabrik.

Untuk instalasi listrik penempatannya dilakukan pada daerah-daerah yang gampang dijangkau dan terlindungi. Kabel disusun dengan rapi agar idak terjadi konslet dan kesemerautan sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat segera diatasi.

Pabrik PTP-Nusantara III Gunung Para menerapkan system pengamanan kebakaran dengan mengacu kepada :

1. Instruksi no.2/V/inst/PA/1972 tgl 25-2-5-1972 tentang penerbitan alat-alat kebakaran :

- Tiap pintu 2 tabung busa

- Tiap gudang harus ada 3 buah CO2

- Tiap gudang harus memiliki alat bantu.

2. Instruksi no.6/VI/PA/1974 tanggal 1 juni 1974 tentang peningkatan upaya kesiagaan dan kewaspadaan pencegahan kebakaran penerbitan penyelidikan dan pemakaian alat-alat pemadam kebakaran di tentukan :

a. Penyediaan alat-alat persediaan kebakaran berdasarkan luas gedung masing-masing standart :

- Tiap 80 m2 disediakan 1

(57)

b. Standart penyediaan alat pemadam api pada kantor-kantor jawatan instansi/perusahaan disediakan yang sesuai diatas ditempat-tempat rawan, vital.

2.7.2. “Waste Treatment”

Setiap perusahaan memiliki limbah hasil pengolahan dimana limbah ini harus diperhatikan dalam hal pengendalian dan permasalahannya, limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah padat maupun limbah cair. Masing-masing limbah harus dikelola dengan baik dan benar sebelum dibuang ke lingkungan agar tidak menimbulkan permasalahan terhadap habitat tempat limbah dibuang.

Limbah pabrik berupa gas adalah asap buangan dari Boiler yang banyak mengandung abu ketel yang terbawa angina sampai puluhan kilometer dan membuat hitam apa pun yang terkena, sangat mengganggu kesehatan terutama masyarakat yang berada di sekitar pabrik. Upaya yang dilakukan pabrik untuk mengatasinya antara lain dengan pemasangan wet scrubber pada gas duck boiler dan perbaikan air heater (misalnya diganti)

Limbah cair hanya berupa sisa bahan baku yang terbuang kelantai akan dialirkan ke bak pembuangan dipisahkan antara air dan lateks cair sebelum di buang ke sungai dan untuk crumb rubberr sisa potongan karet tidak akan terbuang, malah akan dijual atau di produksi ulang.

(58)

b. Kolam Segiempat

Fungsinya : Untuk mengendapkan padatan-padatan yang terbawa air limbah dan disaring

c. Kolam Ekualisasi (Equalizing pond)

Volume 1400 m3, kedalaman 2m, waktu pakai 24 jam, pada klam dipasang 2 buah aerator permukaan masing-masing 5 dan 6 kw, dan berfungsi untuk menurunkan COD

d. Kolam Parit Oksidasi (oxsidation Ditch)

Volume 2000 m3, kedalaman 3,05 m. Pada kolamini terjadi proses actidated stude (Lumpur aktif) serta nitrifikasi

e. Kalrifier

Dengan panjang 6,3 m,lebar 6,29 m, tinggi 3,05 m. Klifier ini menghasilkan pengendapan hasil reaksi atom proses biokimia pada parit oksidasi hasil pengendapan yang dipompakan ke bak pasir, sedangkan air bersih overflow keluar ke sungai

f. Bak pasir (Sand bed drying)

(59)

2.8. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi adalah merupakan sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya organisasi, setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.

Sedangkan manajemen adalah suatu proses yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari sumber daya yang ada untuk mendapatkan suatu tujuan yang diinginkan. Sumber daya haruslah dapat dikelola dengan baik dalam sistem organisasi yang tepat agar tercipta kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Struktur organisasi biasanya digambarkan dalam bentuk bagan organisasi (organization chart) yang memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen dalam organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan kerja baik secara horizontal maupun vertikal.

Organisasi perusahaan telah disusun sedemikian rupa dan mempunyai struktur organisasi dalam bentuk organisasi garis atau lini dan fungsional.

(60)

Asisten Teknik

Asisten Laboratorium

Asisten Pengelola

Asisten Tata Usaha

Asisten Tanaman

Asisten Sipil/Traksi dan

Alat Berat

Asisten Personalia

Kebun Masinis

Kepala

Asisten Kepala Manajer

Fungsional

Lini

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para Berdasarkan Gambar 2.2. di atas maka dapat dikatakan bahwa bentuk struktur organisasi PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para adalah berbentuk campuran fungsional dan lini. Dikatakan berbentuk fungsional karena terdapat pembagian bidang-bidang seperti bagian keuangan, bagian produksi dan bagian yang lainnya. Organisasi dikatakan berbentuk lini, karena pada struktur organisasi dapat dilihat ada perintah langsung dari masing-masing bagian seperti bagian keuangan dengan administrasi keuangan dan bagian personalia dengan administrasi personalia dan seterusnya.

Struktur organisasi yang dipakai pada PTP-Nusantara III Kebun Gunung para adalah bentuk fungsional dan lini karena :

1. Pembidangan tugas yang sesuai dengan lingkungan yang stabil dan mempertinggi efisiensi kerja.

2. Menunjang pengembangan keahlian.

(61)

Macam-macam struktur organisasi adalah sebagai berikut : 1. Fungsional

Organisasi berbentuk fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yana harus dilaksanakan. Struktur organisasi fungsional sesuai untuk suatu organisasi yang mempunyai masalah utama menuntut adanya keahlian fungsional, efisiensi dan mutu pekerjaan yang baik. Pada umunya digunakan dalam perusahaan-perusahaan dimana pembidangan tugas secara tegas dapat digariskan. 2. Lurus

Organisasi berbentuk lurus adalah membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang secara langsung dan penuh, wewenang dan tanggung jawab dilakukan langsung oleh pemimpin. Bentuk lurus adalah tipe organisasi yang paling banyak dipakai, terutama pada perusahaan yang relatif kecil.

3. Staf dan Lini

(62)

2.8.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun tugas dan tanggung jawab karyawan PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para adalah sebagai berikut :

1. Manager

a. Memimpin rapat manajemen dan rapat tenaga kerja. b. Meninjau kontrak dari pelanggan

c. Menilai dan mengevaluasi laporan kerja produksi, administrasi, teknik dan personalia.

d. Menandatangani seluruh surat-surat keluar.

e. Memberi disposisi untuk seluruh surat masuk, baik internal maupun eksternal.

f. Membuka dan menutup pelaksanaan pelatihan.

g. Melaporkan kinerja sistem manajemen lingkungan direksi h. Merancang struktur organisasi sistem.

2. Masinis Kepala

a. Mengevaluasi, meninjau laporan kebutuhan bahan teknik dan produksi b. Memimpin rapat kerja bulanan.

c. Ikut serta meninjau kontrak dari pelanggan.

d. Memantau kegiatan produksi dan perawatan mesin-mesin dan peralatan produksi.

e. Memberikan pelatihan manajemen, mutu, produksi dan teknik kepada kepala staf baru.

(63)

g. Menggantikan manajer bila berhalangan. 3. Kepala Pabrik

a. Membantu membuat rancangan rencana jangka pendek dan jangka panjang (kebutuhan belanja bahan) produksi.

b. Membuat rancangan proses pengolahan sesuai dengan order yang telah diterima sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan manajer.

c. Menyelenggarakan administrasi laporan kerja dan harga pokok pabrik. d. Mengendalikan seluruh aktivitas termasuk penggunaan bahan-bahan

processing.

e. Mengevaluasi aspek penting lingkungan proses produksi

f. Menjamin pelaksanaan komunikasi prosedur dan istruksi kerja sampai kepada bawahannya.

4. Asisten Pengolahan

a. Membuat rencana produksi mingguan di coumpound dan extruction section sesuai dengan planning yang diterima dari kepala pabrik.

b. Mempersiapkan mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi. c. Mempertanggung jawabkan laporan produksi harian, umum,

minggua n, bulanan dengan dibantu oleh supervisor.

d. Menandatangani check sheet dan form-form sesuai yang diisyaratkan dalam prosedur.

(64)

5. Asisten Tata Usaha

a. Memeriksa dan mengevaluasi masing-masing barang yang dibutuhkan dalam bon permintaan barang dengan pertimbangan anggaran.

b. Memeriksa dan menandatangani memo permintaan, order pembelian lokal dan kebutuhan penawaran barang.

c. Mengidentifikasi kebutuhan training untuk semua personalia.

d. Melakukan tindakan koreksi atas ketidaksesuaian dan temuan audit mutu internal.

e. Memelihara semua dokumen yang ada di bagian pembagian seperti prosedur, instruksi kerja, dokumen pendukung dan sasaran mutu. f. Menginformasikan bahan lateks yang ditolak kepada para supplier. g. Melaksanakan tugas-tugas yang diinstruksikan manajer.

h. Mengkomunikasikan prosedur dan instruksi kepada bawahannya serta mengkoordinir penerapan di lapangan.

6. Asisten Laboratorium

a. Menjalankan tugas yang direncanakan oleh kepala pabrik.

b. Mempersiapkan formulasi compound dan pengembangan produk baru. c. Mengevaluasi, pengendalian dan mengawasi bahan kimia lateks dan

bahan pembantu.

d. Mempersiapkan permintaan kebutuhan di chemical laboratory and efflvent treatment termasuk kebutuhan bahan-bahan pembantu setiap

(65)

e. Mengendalikan/mengawasi perlengkapan dan keamanan kerja serta mengevaluasi kebersihan di chemical laboratory.

7. Asisten Teknik

a. Bertugas melakukan kegiatan perbengkelan untuk kelancaran proses pengolahan.

b. Membuat laporan perawatan mesin-mesin dan peralatan kegiatan produksi.

8. Asisten Personalia Kebun

a. Mengawasi pelaksanaan penanaman dan perawatan kebun perusahaan. b. Mengatur Sistem kerja penanaman dan pengambilan hasil kebun. c. Membuat anggaran kebutuhan pembibitan dan penanaman karet. d. Membuat laporan kegiatan di areal lahan karet.

9. Asisten Tanaman

a. Mengawasi kualitas tanaman karet di lahan karet milik perusahaan. b. Menjalankan proses pembibitan karet.

c. Mengatasi permasalahan yang timbul di kebun, misalnya adanya hama yang mengakibatkan kerusakan pada tanaman karet.

10. Asisten Sipil

a. Mendatangkan alat-alat berat untuk mengangkut hasil Kebun.

(66)

2.8.2. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja 2.8.2.1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang terdapat di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Uraian

KARYAWAN

Pensiunan

(Orang)

Total seluruh (Orang) Pria

(Orang)

Wanita (Orang)

Jumlah (Orang) Karyawan

Pimpinan

16 - 16 - 16

Karyawan Pelaksana

838 114 952 376 1.328

[image:66.595.109.517.239.468.2]

Jumlah 854 114 968 376 1.344

Tabel 2.1. Situasi Tenaga Kerja di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para

2.8.2.2. Jam Kerja

Waktu kerja di PT. Nusantara III Gunung Para terdiri dari dua bagian yaitu waktu kerja karyawan kantor dan waktu kerja karyawan produksi. Adapun pembagian waktu kerja tersebut adalah sebagai berikut:

(67)

b. Waktu kerja karyawan produksi

Untuk karyawan produksi terbagi atas 3 shift (Senin-Minggu), yaitu: Shift I : 07.30 – 15.00 WIB

Shift II : 15.00 – 22.00 WIB Shift III : 22.00 – 07.30 WIB

2.9. Sistem Pengupahan Dan Fasilitas Lainnya

Sistem Pengupahan karyawan diberikan gaji pokok menurut golongan yang sesuai dengan skala gaji sebagaimana tercantum dalam lampiran II PKB ini. Bagi karyawan dengan golongan terendah mengacu kepada sekurang – kurangnya 75 % dari upah minimum. Di samping gaji pokok kepada karyawan karyawan diberikan tunjangan tetap sebesar 25 % dari gaji. Besarnya gaji untuk golongan terendah akan disesuaikan sejalan dengan penetapan upah minimum yang berlaku. Apabila perusahaan tidak mampu untuk melaksanakan penyesuaian upah minimum.

Kompensasi atas hasil kerja karyawan diwujudkan dalam bentuk upah dan fasilitas-fasilitas yang menunjang kesejahteraan karyawan. Sistem pengupahan yang berlaku pada perusahaan adalah sebagai berikut :

1 Karyawan musiman dibayar setiap akhir minggu. Besar upah yang diterima adalah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional).

2 Untuk karyawan tetap ada dua sistem penggajian yaitu :

(68)

b. Karyawan tetap bulanan, gaji dibayarkan setiap bulan pada tanpa potongan hari kerja absen.

Untuk pelayanan kesehatan perusahaan memiliki unit P3K. Apabila penyakit yang diderita tidak dapat ditanggulangi oleh P3K maka karyawan dapat berobat ke rumah sakit yang ditunjuk oleh perusahaan.

2.9.1. Insentif Perusahaan

Perusahaan akan memberikan insentif kepada karyawan berupa bonus apabila perusahaan mendapatkan laba dari penjualan Sheet dan Crumb Rubber. Bonus yang didapat oleh karyawan ½ dari gaji karyawan.

2.9.2. Fasilitas Perusahaan

Fasilitas-fasilitas karyawan yang ada dalam PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para adalah sebagai berikut :

1. Tempat tinggal (sewa rumah)

Kepada karyawan yang tidak mendapat fasilitas perumahan dari perusahaan diberikan bantuan sewa rumah yang besarnya :

b. 1.50 % dari Gaji pokok (untuk karyawan Kandir, GPIHK dan PRTRA)

(69)

2. Jamsostek. 3. Kenderaan dinas.

Selain upah yang diberikan perusahaan juga memperhatikan keselamatan karyawan dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek). Seluruh pekerja memperoleh jaminan atas keselamatannya selama melaksanakan pekerjaan.

(70)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan teori-teori yang mendukung dalam memecahan permasalahan yang diteliti.

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat objek penelitian dilakukan di PTPN III kebun Gunung Para Tebing Sesuai dengan surat izin pelaksanaan penelitian yang dikeluarkan oleh pihak PTP Nusantara III No 3.09/X/297/2010 maka penelitian dapat dilakukan pada tanggal 31 Maret s/d 03 April 2010. Jika perlu mengadakan peninjauan ulang maka pihak pabrik dapat memberikan izin demi kelancaran penelitian.

4.2. Rancangan Penelitian

(71)

4.3. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Variabel mutu yang diamati adalah terbatas pada variabel yang tercantum dalam sertifikat mutu. Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh suatu variabel dengan variabel yang lain, maka terdapat variabel penyebab atau variabel bebas (Indevenden Variable) dan variabel akibat atau variabel terikat (Dependen Variable).

Adapun vaiabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen (variabel bebas, sebab mempengaruhi)

Variabel bebas merupakan variabel penelitian yang mempengaruhi dan menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel akibat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar air.

2. Variabel dependen (variabel tergantung, akibat, terpengaruh)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas lateks cair.

4.4. Metode Pengumpulan Data

(72)

1. Data Primer

Data yang diperoleh dengan mengadakan observasi langsung terhadap berbagai proses yang dilaksanakan mulai dari bahan baku sampai produk akhir.

2. Data sekunder

Meliputi data pengujian fisik/kimiawi bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi, serta pengawasan mutu yang telah dilakukan perusahaan, mulai dari bahan baku sampai produk akhir, bulan April 2010.

4.5. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode pengendalian kualitas statistik. Data yang digunakan adalah data variabel yaitu data yang berdasarkan karakteristik yang diukur secara sebenarnya. Data yang diambil adalah data produksi per hari untuk smoke sheet untuk RSS1 perusahaan diolah dengan cara:

1. Penentuan teknik pengambilan sampel. Dalam hal ini menggunakan Systematic Random Sampling.

2. Jumlah sampel yang diambil 63 bandela dimana 1 bandela terdapat 27-29 lembar sheet.

3. Setelah penentuan jumlah sampel, dilakukan penentuan nomor sampel yang menggunakan alat random.

(73)

2 1 Ne

N P

+

= dimana,

Ketentuan :

P = Jumlah Sampel

N = Jumlah produk yang akan diteliti e = Tingkat ketelitian ( 10%)

2

) 1 , 0 ( 170 1

170

+ =

P

= 62,96 = 63 sampel

Sedangkan angka 3 diperoleh dari :

K = 2,69 3

63 170

= = =

P N

5. Pengamatan dilakukan dengan melihat kondisi fisik lembaran sheet, seperti gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran Catat seluruh data yang diperlukan untuk pengolahan data.

6. Pemakaian seven tools sebagai alat pengendali kualitas.

4.6. Analisis Data dan Pemecahan Masalah

(74)

4.7. Kesimpulan dan Saran

(75)
[image:75.595.94.535.112.723.2]

Gambar 4.1. Flow Diagram Metodologi Penelitian

Penetapan Masalah

Analisa dan Evaluasi

- Membandingkan antara metode kerja yang lama dengan yang baru/usulan. - Memberikan usulan mengenai langkah-langkah perbaikan yang dapat dilakukan.

Kesimpulan dan Saran Pengolahan Data

1. Penentuan teknik pengambilan sampel. Dalam hal ini menggunakan Systematic Random Sampling.

2. Jumlah sampel yang diambil 170 bandela dimana 1 bandela terdapat 27-29 lembar sheet.

3. Setelah penentuan jumlah sampel, dilakukan penentuan nomor sampel yang menggunakan alat random dan

diambil 2 digit terakhir sebagai nomor sampel.

4. Selanjutnya dari angka yang didapat tadi, ditambahkan dengan angka 3 hingga sampel berjumlah 160 bandela.

Angka K = 3 dan jumlah sample P = 63 diperoleh dari rumus:

= 2,69 3

63 170 = = = = P N

K ; 2

1 Ne N P + = 2 ) 1 , 0 ( 170 1 170 +

= = 62,96 = 63 sampel

5. Pengamatan dilakukan dengan melihat kondisi fisik lembaran sheet, seperti gelembung-gelembung

udara

Gambar

Gambar 2.1. Block Diagram Pembuatan Rubber Smoked SheetPT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para
Tabel 2.1. Situasi Tenaga Kerja di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para
Gambar 4.1. Flow Diagram Metodologi Penelitian
Tabel 5.5. Data Jumlah Lembaran Sheet Cacat Hari Ke-1(Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Tarif Layanan Akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 untuk mahasiswa sebelum angkatan tahun 20 14/20 15 ditetapkan dengan Keputusan Rektor Badan Layanan

Sistem Outsourcing di Indonesia masih ada praktik menyimpang yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan BUMN, pekerja yang bekerja diperusahaan tersebut telah

Kajian ini berkisar komitmen pelajar dan pensyarah di kampus antaranya ialah komitmen pelajar terhadap pemakaian kad matrik universiti, komitmen pensyarah memperuntukkan masa bagi

van den Berghe dalam artikel Nasikun (1995) menyebutkan karaktistik dari masyarakat majemuk ialah (1) Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang

Sebagai nilai dugaan kita akan memilih

Dengan optimalisasi kinerja dan penyederhanaan servis, alat berat kami membantu Anda memindahkan lebih banyak material secara efisien dan aman dengan biaya per ton yang lebih

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada padi gogo toleran kekeringan mampu membentuk tinggi tanaman, panjang akar, bobot tajuk dan akar yang lebih tinggi

“Analisis Pngaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK), Serta implikasinya Pada Pembiayaan Mudharabah