Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT PERUSAHAAN GAS
NEGARA (PERSERO) TBK, JAWA BAGIAN BARAT OLEH :
NAMA : VITHA CHIRISTINA
NIM : 050503009
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan Judul :
“Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
level program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah
dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
universitas.
Medan, 26 Juni 2009 Yang Membuat Pernyataan,
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Yesus Kristus, yang telah
memberi penyertaan-Nya, kesehatan, dan berkat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada kedua orang tua
Pdt.Ir.B.Tamba dan T.Syelfrida Sinaga yang selalu memberikan doa, dukungan,
dan perhatian dan penulis berdoa semoga kedua orang tua penulis selalu dalam
perlindungan Tuhan.
Penulis mendapatkan banyak bantuan serta dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak selaku Dosen Pembimbing.
Terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu, kesempatan, bimbingan,
dan arahan yang diberikan selama proses penyusunan dan penyelesaian
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
4. Bapak Drs.Rustam,M.Si,Ak selaku Dosen Pembanding I dan bapak
Drs.Chairul Nazwar,M.Si,Ak selaku Dosen Pembanding II, terima kasih
atas masukan dan saran yang diberikan.
5. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen pengajar atas ilmu yang diberikan.
6. Staf Departemen Akuntansi dan PPAk penulis ucapkan terima kasih telah
membatu menyiapkan segala administrasi dan keperluan penulis di
Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
7. Pimpinan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, juga kepada bapak
Ir. B.Tamba yang membantu keperluan penulis dalam menyiapkan
dokumen-dokumen serta kepada seluruh responden yang bersedia
melungkan waktunya.
8. Saudara-saudara kandung penulis yaitu Edwin Baptista, Victoria Gorrety,
dan Edwardo Samuel, saudara-saudara sepupu penulis yaitu Rina Wanri,
dan Roma Febriyanti, serta keluarga besar Tamba. Terima kasih untuk
semangat yang diberikan kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat penulis, Asty, Alicia Haurissa, Suryaningsih, Ira Vita,
Pramela, Ellys, Firman, Roland, Jeffry Pasaribu, Sonya Krisnawati dan
Maya Afrida terima kasih karena telah memberikan bantuan,dukungan,
serta berbagi ilmu dalam penyelesaian skripsi ini dan selalu berbagi dalam
banyak hal. Terima kasih yang tulus juga untuk Abraham atas perhatian,
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
10. Kepada teman-teman Akuntansi 2005 yang tidak dapat saya sebutkan satu
per satu. Terima kasih karena kalian semuanya adalah pemacu bagi
penulis untuk menjadi lebih baik lagi dalam banyak hal.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, 26 Juni 2009 Penulis,
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
ABSTRAK
Pembahasan tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran masih menunjukkan ketidakkonsistenan sehingga hasil yang diperoleh bertentangan. Perbedaan hasil penelitian dapat diselesaikan melalui pendekatan kontijensi dengan menggunakan variabel pemoderasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
Objek penelitian adalah manajer dan staff yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran (36 responden). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, enam item untuk partisipasi anggaran sebagai variabel bebas, delapan item untuk senjangan anggaran sebagai variabel terikat, dan dua belas item untuk ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi. Model analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana untuk hipotesis pertama dan analisis regresi moderat untuk hipotesis kedua.
Penelitian ini menghasilkan dua penemuan sebagaimana yang diajukan dalam hipotesis penelitian. Pertama, partisipasi anggaran ber pengaruh terhadap senjangan anggaran. Kedua, tidak berpengaruh dalam memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
ABSTRACT
Discussion about the effect of budgetary participation to budgetary slack still inconsistent and caused a contracdictive conclusion. Different results might be solved with contingency approach by applying moderating variable. This research aim to examine the effect of organization commitment as moderating variable to the relationship between budgetary participation on the budgetary slack.
Object of this researchare managers and staffs that involved in budgetary arrangements process (36 respondents). Data were collected using quetionaries, six items for the budgetary participation as independent variable, eight items for the budgetary slack as dependent variable, and twelve items for the environmental uncertainty as moderating variable. Analysis models that used are simple linear regression for first hypothesis and moderate regression for second hypothesis.
This research resulted in two findings as had been proposed in the research hypotheses. First, the budgetary participation has effect toward budgetary slack. Second, organization commitment has no effect to the relationship between budgetary participation on budgetary slack.
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Anggaran ... 7
2. Manfaat Anggaran ... 8
3. Fungsi Anggaran ... 10
4. Proses Penyusunan Anggaran ... 11
5. Partisipasi Anggaran ... 14
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
7. Pengaruh Partisipasi Anggaran
Terhadap Senjangan Anggaran ... 19
8. Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating ... 20
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 26
1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 26
2. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ………..…… 28
B. Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 28
C. Jenis Dan Sumber Data ……….. 29
D. Metode Pengumpulan Data ………. 29
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……… 30
F. Metode Analisis Data ………..…. 32
1. Uji Validitas dan Reabilitas Data ……….…… 32
2. Uji Asumsi Klasik ……….… 33
3. Pengujian Hipotesis ……….. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ……….... 37
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
2. Struktur Organisasi ……….... 40
B. Analisis Hasil Penelitian ... 42
1. Statistik Deskriptif ... 42
2. Hasil Uji Kualitas Data ... 43
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 47
4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58
B. Keterbatasan Penelitian ... 59
C. Saran ... 59
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
4.1 Statistik Deskriptif ... 42
4.2 Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Partisipasi Anggaran ... 44
4.3 Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Ketidakpastian Lingkungan ... 45
4.4 Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Senjangan Anggaran ... 47
4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 50
4.6 Uji Multikolinearitas ... 50
4.7 Hipotesis Pertama ... 52
4.8 Uji ANOVA ... 53
4.9 Uji ANOVA Coefficients ... 54
4.10 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 55
4.11 Hasil Uji F (F Test) ... 56
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Normal P-Plot ... 48
4.2 Histogram ... 49
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Tabulasi Hasil Kuesioner Partisipasi Anggaran ... 64
2 Tabulasi Hasil Kuesioner Ketidakpastian Lingkungan ... 65
3 Tabulasi Hasil Kuesioner Senjangan Anggaran ... 66
4 Reliability Validity Partisipasi Anggaran ... 67
5 Reability Ketidakpastian Lingkungan ... 68
6 Reability Senjangan Anggaran ... 69
7 Nilai R Product Moment ... 70
8 Normalitas Data ... 71
9 Heterokedastisitas ... 72
10 Multikolinearitas ... 73
11 Hasil Uji Hipotesis Satu ... 74
12 Hasil Uji Hipotesis Dua ... 75
13 Identitas Diri Responden ... 77
14 Kuesioner Partisipasi Anggaran ... 78
15 Kuesioner Ketidakpastian Lingkungan ... 80
16 Kuesioner Kesenjangan Anggaran ... 81
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
D. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini dari masa ke masa terasa
semakin kompetitif. Meskipun sebenarnya kondisi perekonomian Indonesia secara
umum belum menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan yang signifikan,
namun bukan berarti terjadi kondisi yang stagnasi dalam dunia bisnis. Setiap
perusahaan selalu berusaha untuk dapat bertahan dalam arus persaingan bisnis,
terlebih lagi bagi perusahaan lokal.
Perusahaan yang dapat bertahan dalam arus persaingan bisnis ialah
perusahaan yang dapat mencapai tujuan yang ingin diperoleh. Pencapaian tujuan
perusahaan juga tentu diawali dengan kinerja manajemen perusahaan yang baik.
Pada umumnya tujuan perusahaan ialah memperoleh laba yang maksimal, dan hal
itu berkaitan dengan kinerja manajemen perusahaan yang baik. Perolehan laba
yang maksimal dilandasi oleh suatu perencanaan moneter yang digunakan oleh
perusahaan. Perencanaan moneter tersebut tidak terlepas dari sistem kinerja
manajemen perusahaan. Perencanaan moneter tersebut selalu dikenal sebagai
anggaran.
Anggaran digunakan oleh manajer tingkat atas sebagai suatu alat untuk
melaksanakan tujuan – tujuan organisasi ke dalam dimensi kuantitatif dan waktu,
serta mengkomunikasikannya kepada manajer – manajer tingkat bawah sebagai
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
yang baik adalah yang melibatkan banyak pihak, baik manajemen tingkat bawah
maupun manajemen tingkat atas. Keterlibatan banyak pihak dalam proses
penyusunan anggaran mempunyai dampak langsung terhadap perilaku manusia.
Proses yang seperti ini selalu dikenal dengan istilah partisipasi anggaran.
Partisipasi anggaran adalah proses yang menggambarkan keterlibatan
individu-individu terlihat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap
target anggaran dan perlunya penghargaan atas pencapaian target anggaran
tersebut (Brownell,1982).
Disamping mengandung kebaikan, partisipasi anggaran juga mengandung
kelemahan dan masalah. Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan
manajer tingkat bawah/menengah dalam penyusunan anggaran adalah penciptaan
senjangan anggaran (budgetary slack). Senjangan anggaran biasanya dilakukan
dengan meninggikan biaya atau merendahkan pendapatan dari yang seharusnya,
supaya anggaran mudah dicapai (Merchant,1981).
Para peneliti akuntansi menemukan bahwa senjangan anggaran
dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk diantaranya partisipasi bawahan dalam
penyusunan anggaran (Yuwono,1999). Young (1985) dan Merchant (1985) telah
menguji secara empiris bahwa senjangan anggaran terjadi karena bawahan
memberikan informasi yang bias kepada atasan dengan cara melaporkan biaya
yang lebih besar atau melaporkan pendapatan yang lebih rendah. Hasil penelitian
mereka menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan senjangan anggaran
mempunyai hubungan positif, yaitu peningkatan partisipasi semakin
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
(1993), Merchant (1985) dan Onsi (1973) menunjukkan bahwa partisipasi dalam
penyusunan anggaran dapat mengurangi senjangan anggaran. Hal ini terjadi
karena bawahan membantu memberikan informasi pribadi tentang prospek masa
depan sehingga anggaran yang disusun menjadi lebih akurat. Jadi, terlihat adanya
hubungan yang tidak konsisten antara partisipasi anggaran dan senjangan
anggaran.
Selain partisipasi dalam penyusunan anggaran, beberapa peneliti
mengidentifikasi bahwa senjangan anggaran dapat disebabkan oleh pandangan
terhadap lingkungan. Ketidakpastian lingkungan merupakan persepsi dari
anggota organisasi dalam mengantisipasi pengaruh faktor lingkungan terhadap
organisasi. Ketidakpastian lingkungan (environment uncertainty) yang ada akan
menyulitkan manajer dalam membuat perencanaan dan melakukan pengendalian
terhadap operasi perusahaan. Duncan (1972) mendefinisikan lingkungan sebagai
totalitas faktor sosial dan fisik yang berpengaruh terhadap perilaku pembuat
keputusan dalam organisasi.
Penelitian ini memposisikan variabel ketidakpastian lingkungan sebagai
variabel moderating dalam menguji hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan senjangan anggaran. Menurut Govindarajan (1986) hubungan
antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran adalah positif dalam kondisi
ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Sedangkan di dalam lingkungan relatif
stabil (ketidakpastian rendah), individu dapat memprediksi keadaan di masa yang
akan datang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat membantu
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
manajemen tingkat atas maupun tingkat bawah yang berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran diharapkan memiliki kemampuan menghadapi
ketidakpastian lingkungan, sehingga dapat memprediksi masa depan dan
menciptakan senjangan anggaran yang tidak terlalu tinggi.
PT. PGN merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertambangan khususnya dalam transmisi dan distribusi gas. Pada saat ini, usaha
utama perseroan adalah distribusi gas bumi ke pelanggan industri, komersial dan
rumah tangga dan transmisi gas bumi. Untuk mencapai sasaran penjualan yang
lebih responsif dengan harga yang kompetitif maka perusahaan menggunakan
anggaran sebagai acuan penentuan harga operasional produk.
Perusahaan Gas Negara dalam anggaran operasionalnya memiliki
perbedaan yang signifikan dengan realisasi anggaran perusahaannya, khususnya
dalam bidang pengadaan dan skedul penjadwalan unit yang sering terhambat dari
lingkungan internal perusahaan pada Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2008.
Lingkungan eksternal perusahaan (pada umumnya) juga mempengaruhi anggaran
operasional perusahaan, contohnya ialah nilai kurs, inflasi, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai masalah ini pada Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Strategi Bisnis Unit Distrik Wilayah I dan menuliskannya dalam sebuah skripsi
yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Senjangan
Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating
(Studi Kasus Pada Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Strategi Bisnis Unit,
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
E. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan,
permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam beberapa
pertanyaan berikut :
1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan
anggaran ?
2. Apakah ketidakpastian lingkungan memoderasi hubungan
antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran ?
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Mengetahui dengan membuktikan secara empiris keterkaitan antara
partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan senjangan anggaran.
2. Membuktikan secara empiris pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap
hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan berfikir
mengenai proses penyusunan anggaran dan variabel moderating yang
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
atau informasi untuk kemajuan perusahaan dalam penyusunan anggaran
untuk perbaikan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.
3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun
berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalm proses penyusunan
program (programing) (Mulyadi,2001:448). Anggaran adalah suatu rencana
terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam
satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun (Supriyono,2001:62).
Jadi, anggaran merupakan laporan terinci yang diinterprestasikan menurut angka
keuangan dan angka yang bersifat non-keuangan untuk satu periode waktu
tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber organisasi.
Penganggaran adalah perumusan rencana dalam angka-angka untuk periode
tertentu di masa depan (Kadarman,2001:162). Anggaran disusun oleh manajemen
utnuk jangka waktu satu tahun bertujuan untuk membawa perusahaan ke kondisi
tertentu yang diinginkan dengan sumber daya tertentu yang diperhitungkan. Jadi,
anggaran merupakan rencana manajemen yang berdasarkan asumsi bahwa
langkah-langkah positif akan diambil oleh penyusun anggaran agar realisasi
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
2. Manfaat Anggaran
Anggaran mempunyai beberapa manfaat menurut Supriyono (2001:83).
Manfaat anggaran antara lain untuk :
a. Perencanaan kegiatan organisasi atau pusat pertanggungjawaban dalam jangka pendek.
b. Membantu mengkoordinasikan rencana jangka pendek.
c. Alat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat
pertanggungjawaban.
d. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
e. Alat pengendalian kegiatan dan penilaian prestasi pusat-pusat pertanggungjawaban dan para manajernya.
f. Alat pengendalian para manajer.
Manfaat anggaran yang disebutkan di atas diuraikan sebagai berikut :
a. Perencanaan kegiatan organisasi atau pusat pertanggungjawaban dalam
jangka pendek
Menurut Supriyono (2001:84) “anggaran ini berfungsi sebagai alat
perencanaan jangka pendek dan merupakan kesanggupan manajer pusat
pertanggungjawaban untuk melaksanakan program atau bagian dari program
dalam jangka pendek, umumnya satu tahun.” Langkah utama sebelum menyusun
anggaran ialah penentuan tujuan. Penentuan tujuan yang ingin dicapai misalnya:
Berapa tingkat pertumbuhan yang ingin dicapai? Dapatkah perusahaan menguasai
pasar? Apa perusahaan dapat memberikan inovasi baru untuk menguasai pasarnya
tidak?
Setelah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan maka langkah
selanjutnya ialah penentuan strategi pokok yang akan digunakan untuk mencapai
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
dengan penyusunan program. Penyusunan program yang telah dibuat akan masuk
ke dalam tahap akhir dari fungsi perencanaan ialah penyusunan anggaran untuk
setiap pusat pertanggungjawaban.
b. Membantu mengkoordinasikan rencana jangka pendek
Menurut Supriyono (2001:84) “anggaran berfungsi sebagai alat
mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit atau segmen yang ada di
dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras ke arah pencapaian tujuan”.
Jadi, anggaran sebagai acuan organisasi untuk menentukan langkah-langkah
manajemen agar mencapai tujuan dengan tidak mengenyampingkan individu.
c. Alat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat
pertanggungjawaban
Keefisiensian organisasi ditentukan dari saluran komunikasi yang diarahkan
ke berbagai unit dalam organisasinya. Menurut Supriyono (2001:84) “komunikasi
yang diartikan ialah penyampaian informasi yang berhubungan dengan tujuan,
strategi, kebijaksanaan, rencana, pelaksanaan, dan penyimpangan yang timbul”.
Dengan memfungsikan anggaran sebagai alat komunikasi maka, penyampaian
informasi dalam arah saluran komunikasi yang tepat akan menghasilkan
organisasi yang efisien.
d. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya
Pencapaian tujuan yang direncanakan dapat dicapai jika anggaran berfungsi
sebagai alat motivasi. Motivasi untuk melaksanakan tugas-tugas yang didorong
dengan pemberian insentif dalam bentuk hadiah berupa uang, penghargaan, dan
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
e. Alat pengendalian kegiatan dan penilaian prestasi pusat-pusat
pertanggungjawaban dan para menajernya
Anggaran yang sudah disepakati merupakan komitmen dari para pelaksana
yang ikut berperan serta di dalam penyusunan anggaran sehingga anggaran dapat
difungsikan sebagai alat pengendalian kegiatan. Pada dasarnya pengendalian
adalah dengan membandingkan antara perencanaan dengan pelaksanaan shingga
dapat ditentukan penyimpangan yang timbul apakah sudah menjadi “tanda
bahaya” bagi organisasi atau unit-unitnya. Penyimpangan tersebut digunakan
sebagai dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaikan
masa yang akan datang.
f. Alat pengendalian para manajer
Anggaran difungsikan sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai
bekerja secara terinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan
sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggungjawabn lain di dalam
organisasi yang bersangkutan.
3. Fungsi Anggaran
Menurut Kadarman (2001:162) menyatakan tujuan anggaran adalah untuk
menghubungkan perencanaan dan mengijinkan pendelegesian kekuasaan atau
wewenang tanpa hilangnya pengawasan. Anggaran merupakan perencanaan yang
telah disepakati oleh para pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan
anggaran. Anggaran menjadi dasar bagi organisasi untuk mencapai tujuan dan alat
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
menghubungkan perencanaan dan pengendalian terhadap langkah-langkah yang
dilaksanakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa semua bagian dalam
organisasi berfungsi secara konsisten dengan kebijaksanaan organisasi.
4. Proses Penyusunan Anggaran
Proses penganggaran biasanya meliputi pembentukan komite anggaran;
menentukan periode anggaran; spesifikasi pedoman anggaran; penyusunan usulan
anggaran awal/dasar (initial budget); negosiasi anggaran, review, dan persetujuan,
dan revisi anggaran (Blocher,2000:356). Penyusunan anggaran merupakan proses
pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam
satuan moneter dan satuan kuantitatif yang lain (Mulyadi, 2001:488). Penyusunan
anggaran dapat diartikan sebagai perencanaan laba. Dalam menyusun perencanaan
laba, manajemen menyusun rencana operasional yang mengimplikasikan
keuangan kedalam laporan keuangan perusahaan.
Penyusunan anggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam
melaksanakan progaran atau bagian program (Supriyono,2001:82). Dalam proses
penyusunan anggaran manajer pusat pertanggungjawaban berperan serta dalam
menyusun usulan anggaran serta mengadakan negosiasi dengan manajer diatasnya
yang memberikan peran kepadanya. Oleh karena itu, anggaran yang sudah
disahkan merupakan kesanggupan atau komitmen manajer pusat
pertanggungjawaban untuk melaksanakan rencana seperti yang tercantum dalam
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
Proses penyusunan penganggaran dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu
metoda top down (metoda dari atas ke bawah), bottom up (metoda dari bawah ke
atas), dan partisipasi. Dalam proses penganggaran ‘top-down’ manajer puncak
menyusun anggaran untuk organisasi secara keseluruhan, termasuk untuk level
bawah (Blocher,2000:384). Proses ini sering disebut dengan penganggaran
otoritatif, penganggaran otoritatif memberikan pengendalian pengambilan
keputusan yang lebih baik dibandingkan dengan penganggaran partisipatif.
Meskipun demikian, anggaran otoritatif sering kali mengurangi komitmen dari
para manajer tingkat bawah dan para pekerja yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan anggaran tersebut.
Menurut Shim (2000:4) “proses penganggaran ’bottom-up’ dimulai dari
tingkat dasar atau tingkat operasional(departemental)”. Sasaran dari tingkat
operasional ini harus konsisten dengan keseluruhan sasaran korporasi. Dalam hal
ini, para manajer departemen mengetahui apa yang harus dicapai, peluang apa
yang muncul, wilayah permasalahan yang harus diperbaiki, apa saja
sumber-sumber daya yang tersedia, dan bagaimana menggunakannya. Anggaran manajer
kemudian ditinjau, disesuaikan, dan disetujui oleh manajer puncak.
Anggaran partisipatif merupakan alat komunikasi yang baik. Proses
penyusunan anggaran partisipatif sering kali memungkinkan manajemen puncak
untuk memahami masalah yang dihadapi oleh karyawan dan karyawan juga lebih
dapat memahami kesulitan yang dihadapi oleh manajemen puncak, berbeda
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
memahami manajer menengah atau bawah. Anggaran partisipatif meningkatkan
komitmen para karyawan untuk mencapai tujuan karyawan.
Meskipun demikian, jika tidak dikendalikan dengan baik, anggaran partisipatif
dapat mengarah kepada target anggaran yang mudah dicapai atau tidak sesuai
dengan strategi organisasi atau target anggaran. Oleh karena itu, proses
penganggaran yang efektif, biasanya merupakan kombinasi dari pendekatan
penganggaran ’top-down’ dengan pendekatan ‘bottom-up’. Dengan kata lain
anggaran partisipatif ialah anggaran yang menyelaraskan tujuan perusahaan
dengan tujuan para karyawannya, serta mempunyai peluang sukses yang lebih
untuk keberhasilan operasi.
Dalam penyusunan anggaran, program-program diterjemahkan sesuai dengan
tanggung jawab setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari
program tersebut. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses
penetapan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari
program. Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat
perencanaan dan sekaligus sebagai alat pengendalian, penyusunan anggaran
memerlukan persyaratan tertentu. Menurut Supriyono(2001:87) agar anggaran
dapat memanfaatkan keunggulannya sebaik mungkin dan menekan keterbatasan
sekecil mungkin maka anggaran yang baik memerlukan syarat-syarat yang harus
dipenuhi sebagai berikut:
1) Adanya organisasi perusahaan yang sehat
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas tanggung jawab yang tegas.
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi anggaran, (c) laporan didasarkan kepada akuntansi pertanggungjawaban..
3) Adanya penelitian dan analisis
Penelitian dan analisa diperlukan untuk menetapkan alat pnegukur prestasi sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisa operasi. 4) Adanya dukungan para pelaksana
Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif dari para pelaksana dari tingkat atas maupun bawah.
5. Partisipasi Anggaran
Di dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan aspek perilaku
manusia. Oleh karena itu, penyusunan anggaran perlu menggunakan azas
partisipatif. Anggaran partisipatif tidak berarti bahwa setiap manajer dapat
memilih dengan bebas apa yang dia tuju di dalam anggarannya, namun anggaran
partisipatif berarti bahwa manajer setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai
kesempatan untuk menjelaskan dan memberikan alasan mengenai anggarn yang
diusulkannya (Supriyono,2001:96). Penyusunan anggaran partisipatif harus
memperhatikan tingkat kesulitan, partisipasi manajemen puncak, kewajaran dan
keadilan, dan laporan yang teliti dan tepat waktu ( Supriyono,2001:120).
Definisi partisipasi anggaran menurut Brownell dalam Sumarno (2005),
adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran
sementara Chong (2002) menyatakan sebagai proses bawahan/pelaksana anggaran
diberikan kesempatan untuk terlibat dalam dan mempunyai pengaruh dalam
proses penyusunan anggaran. Menurut Kennis (1979) ”partisipasi adalah sebagai
tingkat keikutsertaan manajer dalam menyusun anggaran dan pengaruh anggaran
tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban manajer yang bersangkutan”.
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
mengarahkan perhatian yang lebih besar dari atasannya kepada titik- titik rawan,
sehingga anggaran kadang-kadang dianggap oleh manajemen menengah sebagai
petunjuk dari sikap manajemen puncak yang pelit, membatasi kebebasan
organisasi , dan negatif.
Iksan dan Ishak (2005:173) memaparkan bahwa partisipasi telah menimbulkan
sikap positif pada karyawan, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan
meningkatkan kerjasama diantara manajemen yang pada gilirannya cenderung
untuk meningkatkan kinerja mereka. Selanjutnya Anthony dan Govindradjan
(2001) menyatakan bahwa mekanisme anggaran akan mempengaruhi perilaku
bawahan yaitu mereka akan merespom positif atau negatif tergantung pada
penggunaan anggaran. Sebab, anggaran yang akan digunakan sebagaimana
mestinya akan menjadi alat pembantu yang positif dalam menetapkan standar
prestasi kerja, dalam mendorong tercapainya sasaran, dalam mengukur hasil, dan
dalam mengarahkan perhatian pada bidang yang memerlukan penyelidikan.
6. Senjangan Anggaran
Senjangan anggaran (budgetary slack) adalah perbedaan jumlah anggaran
yang diajukan oleh bawahan dengan jumlah estimasi yang terbaik dari organisasi (
Anthony dan Govindradjan,2001). Dalam keadaan terjadinya senjangan anggaran
bawahan cenderung mengajukan anggaran dengan merendahkan pendapatan dan
menaikkan biaya dibandingkan dengan estimasi terbaik yang diajukan, sehingga
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
a. Teori Agensi (agency theory)
Hansen dan Mowen(1997) mengungkapkan didalam anggaran partisipatif
dapat pula timbul permasalahan, antara lain:
1). Atasan atau bawahan akan menetapkan standar anggaran yang terlalu
tinggi ataupun terlalu rendah;
2). Bawahan akan membuat budgetary slack dengan cara mengalokasikan
sumber dari yang dibutuhkan;
3). Terdapat partisipasi semu.
Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat
bawah/menengah dalam menyusun anggaran (partisipasi anggaran) adalah
penciptaan senjangan aggaran. Senjangan anggaran ( budgetary slack ) timbul bila
manajer sengaja menetapkan terlalu rendah pendapatan atau menetapkan terlalu
besar biaya (Hansen,1999:374). Setiap tindakan tersbut menyebabkan tingginya
kemungkinan manajer memenuhi anggaran yang dibuat, dan menurunkan risiko
yang dihadapinya. Pembuatan anggaran seperti ini juga menyebabkan sumber
daya yang tidak perlu menjadi terikat, padahal dapat dimanfaatkan secara
produktif di tempat lain.
Para peneliti akuntansi menemukan bahwa senjangan anggaran dipengaruhi
oleh beberapa faktor termasuk diantaranya partisipasi bawahan dalam penyusunan
anggaran (Yuwono,1999). Menurut Schiff dan Lewin (1970) bahwa bawahan
menciptakan senjangan anggaran karena dipengaruhi oleh keinginan dan
kepentingan pribadi sehingga akan memudahkan pencapaian target anggaran,
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
anggaran. Untuk meningkatkan penilaian prestasi manajer bawahan cenderung
mengajukan anggaran dan merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya
dibandingkan dengan estimasi terbaik yang dapat dicapainya, sehingga target akan
mudah dicapai.
Hilton dalam Hermanto (2003) menyatakan tiga alasan utama manjer
melakukan senjangan anggaran :
(a) Orang-orang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan mereka akan terlihat
bagus di mata atasan jika mereka dapat mencapai anggarannya;
(b) Budgetary slack selalu digunakan untuk mengatasi kondisi
ketidakpastian, dimana mungkin ada kejadian yang tidak terduga,
sehingga dengan budgetary slack tersebut manajer dapat
melampaui/mencapai anggarannya;
(c) Rencana anggaran selalu dipotong dalam proses pengalokasian sumber
daya.
Senjangan pada anggaran dapat dihilangkan bila manajemen puncak
menentukan anggaran beban yang lebih rendah; namun manfaat yang diperoleh
dari metode partisipatif jauh melebihi biaya yang berkaitan dengan senjangan
anggaran. Walaupun demikian, manajemen puncak harus memeriksa kembali
anggaran yang diusulkan bawahannya secara seksama serta memberikan masukan
bila dibutuhkan, agar timbulnya senjangan dalam anggaran dapat diminimalkan.
Agency theory menjelaskan fenomena yang terjadi bilamana atasan
mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan untuk melakukan suatu tugas
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
dalam penelitiannya, Baiman (1982) menyatakan, jika bawahan (agent) yang
terlibat dalam partisipasi anggaran mempunyai formasi khusus tentang kondisi
lokal, akan memungkinkan bagi mereka untuk melaporkan informasi tersebut
kepada atasan (principal). Atau dengan kata lain, partisipasi anggaran akan
menyebabkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya untuk membantu
organisasi.
b. Pendekatan Kontijensi (contingency approach)
Penerapan pendekatan kontinjensi dalam menganalisis dan mendesain sistem
pengendalian khususnya dalam bidang sistem akuntansi manajemen telah menarik
minat para peneliti. Beberapa penelitian dalam bidang akuntansi manajemen
melalui pendekatan kontijensi bertujuan untuk melihat hubungan antara
variabel-variabel kontekstual dengan desain sistem akuntansi manajemen dan untuk
mengevaluasi berbagai hubungan anatara dua variabel (misalnya: hubungan
anatara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial) dengan menggunakan
variabel kontekstual sebagai variabel moderating.
Ketidakkonsistenan hasil penelitian yang mengungkapkan hubungan antara
partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran menurut Govindarajan (1986)
memungkinkan dilakukan pendekatan kontijensi (contigency approach) untuk
mengevaluasi ketidakpastian faktor kondisional yang dapat mempengaruhi
efektivitas penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran. Penelitian ini
disamping menguji kembali hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
memasukkan variabel moderasi seperti yang dilakukan oleh Dunk (1993), Duncan
(1972), Govindarajan (1986) dalam menguji hubungan tersebut.
i. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran
Aspek sumber daya manusia sebagai penyususn dan pelaksana anggaran
haruslah dipertimbangkan karena anggaran akan dipengaruhi oleh perilaku
manusia terutama bagi pihak yang terlibat langsung dalam penyusunan dan
pelaksanaan anggaran. Jika bawahan yang berpartisipasi dalam proses penyusunan
anggaran mempunyai informasi khusus tentang kondisi lokal, akan
memungkinkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya untuk
membantu kepentingan perusahaan. Namun, sering keinginan atasan tidak sama
dengan bawahan sehingga menimbulkan konflik diantara mereka.
Siegel dan Marconi (1989) menyatakan bahwa partisipasi bawahan dalam
penyusunan anggaran mempunyai hubungan yang positif dengan pencapaian
tujuan organisasi. Sesuai dengan agency theory, bawahan akan membuat target
yang lebih mudah untuk dicapai dengan cara membuat target anggaran yang lebih
rendah pada sisi pendapatan, dan membuat ajuan biaya yang lebih tinggi pada sisi
biaya. Perbedaaan antara anggaran yang dilaporkan dengan anggaran yang sesuai
dengan estimasi terbaik bagi perusahaan ini disebut senjangan anggaran.
Hasil penelitian-penelitian yang menguji hubungan partisipasi dengan
senjangan anggaran masih menunjukkan hasil yang bertentangan. Penelitian yang
dilakukan oleh Lowe dan Shaw dalam Yuwono (1998), Lukka (1988) dan Young
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
bawahan memberi informasi yang bias kepada atasan dengan cara melaporkan
biaya yang lebih besar atau melaporkan pendapatan yang lebih rendah. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa berpartisipasi bawahan yang dalam
penyusunan anggaran cenderung untuk melakukan senjangan anggaran.
Sedangkan pemelitian menurut Camman (1976), Dunk (1993), Merchant (1985)
dan Onsi (1973) menyatakan bahwa dengan adanya partisipasi bawahan dalam
proses penyusunan anggaran justru akan mengurangi kecenderungan untuk
menciptakan senjangan anggaran.
ii. Hubungan Antara Partisispasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating
Menurut Darlis (2000) ketidakpastian lingkungan merupakan kondisi
lingkungan yang tidak pasti yang akan membuat individu untuk melekukan
senjangan anggaran. Hal ini disebabkan, individu tersebut tidak memiliki
informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara tepat. Suatu
organisasi hidup di tengah-tengah lingkungannya sehingga organisasi tersebut
harus berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam dekade akhir-akhir ini,
kemerosotan lingkungan telah menjadi keprihatinan yang meluas.
Lingkungan yang dihadapi perusahaan telah berubah dan mengalami
turbulensi (pergolakan) yang semakin cepat. Lingkungan adalah pola kondisi atau
faktor eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan pengembangan perusahaan
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
ekonomi, lingkungan industri, dan lingkungan global (Jeff,2001:15). Blocher
(2005:12) mengungkapkan perubahan-perubahan utama dalam lingkungan bisnis
yang telah menyebabkan modifikasi yang signifikan dalam praktik-praktik
manajemen biaya :
1) Peningkatan kompetisi global, 2) Kemajuan dalam teknologi produksi,
3) Kemajuan dalam teknologi informasi,internet, dan e-commerce, 4) Fokus yang lebih besar pada pelanggan,
5) Bentuk-bentuk baru organisasi manajemen, dan
6) Perubahan sosial, politik, dan lingkungan budaya bisnis.
Ada 4 faktor yang mempengaruhi turbulensi lingkungan yaitu
(Jemsly,2006:46) :
1) Kompleksitas dari kejadian,
2) Kebiasaan dari kejadian yang berulang (successive),
3) Kecepatan meperkirakan kejadian/perkiraan, serta
4) Visibilitas (penglihatan ke masa depan) dari kejadian.
Ketidakpastian lingkungan identik dengan ketidakpastian masa depan. Masa
depan memiliki karakteristik tersendiri yang tidak (selalu) berhubungan dengan
masa lalu. Ketidakpastian yang akan terjadi, oleh Huhg Courtney dkk dalam
Jemsly (2006:47), dikelompokkan menjadi 4 tingkatan yaitu :
a) Masa depan yang jelas (a clear enough future)
Yaitu ramalan tunggal akan masa depan dapat dilaksanakan dengan
tepat, ramalan akan cukup terarah pada strategi tunggal.
b) Masa depan berseling/alternate (alternate future)
Yaitu tidak dapat mengetahui hasil yang akan didapatkan, tetapi
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
c) Lingkup masa depan (a range of future)
Yaitu ruang lingkup masa depan yang potensial dapat diidentifikasi.
Ruang lingkup didefinisikan oleh batasan nomor ndari variabel kunci,
tetapi hasil yang terjadi terletak disepanjang perubahan di dalam ruang
lingkup tersebut.
d) Kebenaran yang samar (true ambiquity)
Ketidakpastian saling memengaruhi dalam membentuk lingkungan
yang sesungguhnya tidak mungkin diprediksi. Situasi seperti ini
sangat jarang terjadi, dan cenderung berpindah ke tingkat yang lain.
Ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu faktor yang sering
menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi
dengan lingkungan. Individu akan mengalami ketidakpastian lingkungan yang
tinggi jika merasa lingkungan tidak dapat diprediksi dan tidak dapat memahami
bagaimana komponen lingkungan akan berubah (Miliken, 1978). Menurut
Duncan dalam Fauziyah (2000) dalam ketidakpastian lingkungan yang rendah
(lingkungan relatif stabil), individu dapat memprediksi keadaan di masa datang
sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat direncanakan dengan
lebih akurat.
Kondisi yang relatif stabil ini dapat dimanfaatkan oleh anggota organisasi
untuk membantu organisasi membuat perncanaan yang akurat. Kemampuan
memprediksi keadaan di masa datang pada kondisi ketidakpastian lingkungan
yang rendah dapat juga terjadi pada individu yang berpartisipasi dalam
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
bawahan mampu mengatasi ketidakpastian di wilayah tanggung jawabnya dan
dapat digunakan untuk memprediksi kejadian di masa datang.
Kemampuan menganalisis informasi tersebut akan dapat mendukung atasan
dalam penyusunan anggaran jika bawahan bersedia memberikan infromasinya
kepada atasannya. Namun dapat juga terjadi sebaliknya, bawahan tidak
memberikan informasi tersebut kepada atasannya karena ada pertimbangan
kepentingan pribadinya. Dalam kondisi tersebut, bawahan dapat melakukan
senjangan anggaran.
Pernyataan ini mengacu pada pendapat Govindarajan (1986), yang dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa kondisi ketidakpastian lingkungan yang
rendah akan mempengaruhi bawahan yang berpartisipasi dalam penyusunan
anggaran untuk melakukan senjangan anggaran. Menurut Simon (1962) bagi
atasann kemudahan untuk memperoleh informasi bukan berarti memudahkannya
menyusun perencanaan yang akurat. Atasan tetap akan kesulitan memahami
semua informasi yang masuk apalagi dalam hal yang menyangkut bidang yang
kondisi teknisnya hanya dapat dipahami oleh bawahan yang membidanginya.
Sebaliknya, penelitian oleh Gul dan Chia dalam Ikhsan (2007) menunjukkan
bahwa kinerja akan meningkat pada ketidakpastian lingkungann yang tinggi,
karena manajer akan berusaha mencari innformasi yang cukup untuk kepentingan
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
B. Tinjauan Penelitian terdahulu
Tabel 2.1
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Jenis Variabel Hasil Penelitian
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010. manajer lini dengan apresiasinya manajer lini yang bersangkutan.
Persepsi tugas manajer lini tidak menunjukkan pola pribadi dan tujuan perusahaan,
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Penelitian
Partisipasi penyusunan anggaran melibatkan para manajer tingkat bawah ikut
serta dalam pembuatan anggaran. Partisipasi anggaran menciptakan rasa
bertanggung jawab pada para manajer tingkat bawah dan dapat meningkatkan
motivasi para manajer untuk mencapai sasaran anggaran. Untuk mencapai
sasaran anggaran dengan pendekatan partisipasi anggaran akan menciptakan suatu
kesempatan para pihak yang terlibat yaitu membuat kelonggaran/kesenjangan
anggaran. Kelonggaran/kesenjangan yang dimaksudkan ialah dengan sengaja
memperkirakan pendapatan rendah dan biaya yang tinggi sehingga akan
menurunkan risiko yang dihadapi seorang manajer.
Penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran merupakan variabel
independen yang mempunyai hubungan dengan senjangan anggaran sebagai
variabel dependen. Hasil peneliti terdahulu, menunjukkan hasil yang tidak
konsisten. Oleh karena itu, dalam model penelitian ini digunakan variabel lain
yang berperan sebagai variabel moderasi. Menurut Sugiyono (2006) variabel
moderasi adalah variabel yang secara teoritis memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel yang dijadikan
variabel moderasi ialah ketidakpastian lingkungan. Variabel ini diharapkan dapat
memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
Variabel ini diyakini akan memberikan kontribusi terbaik mereka agar mencapai
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
Gambar 2.1
Model hubungan partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderating
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan proposisi yang dirumuskan dengan maksud
untuk diuji secara empiris (Erlina,2007:41). Untuk itu, peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Hubungan partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran
H1: Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan
anggaran.
2. Ketidakpastian lingkungan memoderasi hubungan antara
partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
H2: Ketidakpastian lingkungan memoderasi hubungan antara partisipasi
anggaran dengan senjangan anggaran KETIDAKPASTIAN
LINGKUNGAN PARTISIPASI
ANGGARAN (X)
SENJANGAN ANGGARAN
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Menurut Erlina (2007:61) “Desain Penelitian merupakan cetak biru bagi
pengumpulan, pengukuran, dan penganalisisan data.” Dalam hal ini peneliti
menggunakan desain kausal yaitu desain penelitian yang bergunna untuk
menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2001:63).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : Obyek/Subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2007:72). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh manajer tingkat menengah dan bawah di PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Wilayah I Jawa bagian barat.
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina 2007:74). Dalam penelitian ini seluruh populasi
dijadikan sebagai sample. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 36 responden yang terdiri atas 12 responden manajemen tingkat
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
C. Jenis Dan Sumber Data
Peneliti menggunakan data primer dalam penelitian ini. Data primer ialah
data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti
hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Umar,2001:69). Dimensi waktu
dalam penelitian adalah cross section yaitu melibatkan suatu waktu tertentu
dengan banyak sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang
terdiri dari hasil jawaban responden atas beberapa. Jumlah pertanyaan yang
tercantum dalam kuesioner mengenai partisipasi anggaran, senjangan anggaran,
dan ketidakpastian lingkungan.
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan ialah data primer, yang berupa persepsi para responden
terhadap variabel-variabel yang digunakan. Modus komunikasi untuk
memperoleh data dari responden dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner yang diberikan berisi sejumlah pertanyaan yang akan dibagikan kepada
manajer tingkat menengah dan bawah secara langsung.
Kuesioner terdiri dari dua bagian, yaitu : Pertama, berisikan
pertanyaan-pertanyaan tentang demografi responden. Kedua, berisikan pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan
data yang berkaitan dengan variabel penelitian. Setiap kuesioner yang
didistribusikan kepada para responden disertai surat permohonan pengisian
kuesioner. Dalam surat permohonan pengisian kuesioner dinyatakan identitas
peneliti, tujuan penelitian dan pemotivasian responden untuk mengisi kuesioner
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang diteliti dapat dikelompokkan menjadi tiga variabel yakni
variabel independen, variabel dependen, dan variable moderasi. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran, variabel dependen
adalah senjangan anggaran, sedangkan variabel moderasi adalah ketidakpastian
lingkungan. Berikut ini akan diuraikan defenisi dan pengukuran variabel yang
digunakan dalam penelitian ini:
1. Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kesempatan
para bawahan untuk terlibat dalam proses penyusunana anggaran bersama
manajer-manajer pusat pertanggungjawaban.
Ada enam item yang digunakan untuk mengukur partisipasi yaitu item-item
anggaran. digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975) dengan
nilai dalam skala Likert 1-5. Satu berarti sangat tidak setuju dan skala lima berarti
sangat setuju. Enam item yang digunakan untuk mengukur partisipasi anggaran
adalah :
a) Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran
b) Kepuasan dalam penyusunan anggaran
c) Kebutuhan memberikan pendapat
d) Kerelaan dalam memberikan pendapat
e) Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
2. Senjangan Anggaran
Senjangan anggaran dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tindakan
bawahan yang mengecilkan kapabilitas produktifnya ketika dia diberi kesempatan
untuk menentukan standar kerjanya. Untuk mengukur senjangan anggaran
digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Dunk (1993) yang terdiri dari
enam item pertanyaan dengan skala likert 1-7. Adapun enam item tersebut adalah:
a) standar yang digunakan dalam anggaran mendorong produktifitas yang
tinggi
b) kepastian mengenai terlaksananya anggaran departemen
c) memonitor pengeluaran yang menjadi wewenang
d) anggaran yang menjadi tanggung jawab
e) adanya target anggaran yang harus dicapai
f) kesulitan pancapaian anggaran
Dalam mengukur item-item tersebut digunakan skala interval dengan teknik
penilaian skala likert, dimana skor terendah (poin1) menunjukkan partisispasi
rendah, sedangkan skor tertinggi (poin7) menunjukkan partisipasi tinggi.
3. Ketidakpastian Lingkungan
Ketidakpastian lingkungan dalam penelitian ini didefenisikan sebagai rasa
atau persepsi ketidakmampuan individu dalam memprediksi sesuatu secara tepat
yang berasal dari lingkungan organisasi. Untuk mengukur persepsi manajer atas
ketidakpastian lingkungan yang dirasakan digunakan instrument yang
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
skala likert 1-5, menunjukkan satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak
setuju dan lima berarti sangat setuju.
Adapun 12 item tersebut adalah : (a)Keyakinan dengan metode yang
digunakan;(b)Perolehan informasi penting untuk mendukung
keputusan;(c)Mengukur benar/tidaknya suatu keputusan yang telah
diambil;(d)Unsur diluar pengendalian yang dapat mempengaruhi suatu
keputusan;(e)Keyakinan dalam mengambil suatu tindakan;(f)Keyakinan dengan
penyesuaian untuk menangani perubahan;(g)Keyakinan dalam tindakan yang
sesuai dengan sasaran anggaran;(h)Bekerja sesuai dengan informasi yang
diperoleh;(i)Mengetahui harapan dari pihak luar demi kemajuan
instansi;(j)Kesulitan dalam menentukan metode untuk mencapai sasaran
anggaran;(k)Keyakinan dalam melakukan pekerjaan;(l)Frekuensi menghadapi
masalah baru.
F. Metode Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reabilitas Data
Di dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh harus menunjukkan
kualitas penelitian. Kualitas dari data yang dipeoleh tergantung dari instrumen
yang digunakan dalam pengumpulan data. Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini telah diuji validitas dan reabilitasnya oleh peneliti sebelumnya.
Namun demikian, uji validitas dan reabilitas tetap dilakukan karena
mempertimbangkan perbedaan waktu dan kondisi yang dialami oleh penelitian
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
Menurut Sugiyono (1999:109) “valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mnegukur apa yang seharusnya diukur”. Jika validitas telah
diperoleh, maka peneliti harus mempertimbangkan pula reabilitas pengukuran.
Instrumen yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono,1999:110). Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable
dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid
dan reliable.
2. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistic harus bebas dari asumsi-
asumsi klasik. Untuk itu peneliti menggunakan alat bantu program statistik untuk
menguji hasil output. Berdasarkan hasil output itulah dilakukan analisis terhadap
asumsi- asumsi klasik tersebut.
a) Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian
normalitas menggunakan uji statistic non-parametik Kolmogorov Smirnof Test
yang akan didukung dengan analisis grafik histogram dan normal probabilitas.
Apabila nilai probabilitas melebihi taraf signifikasi yang ditetapkan yaitu
0,05 maka data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
tidak berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan melihat histogram
atau normal probability
b) Uji Heterokedastisitas
Metode ini digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variable dari suatu residual satu pengamatan ke pengamatan lain
(Erlina,2007:108). Jika varian dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Cara yang dipakai dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variable
terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnnya SPRESID. Deteksi ada
tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antar SPRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y
sesungguhnya) yang telah distudentized.
Dasar analisis yang digunakan untuk menentukan heterokedastisitas antara
lain:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telahterjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y,maka tidak terjadi
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
c).Uji Multikolinearitas
Multikolineaitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear
diantara variable-variable bebas dan regresi. Untuk deteksi terhadap ada tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat pada nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai
toleransi. Pada pengujian ini regresi yang bebas multikolinearitas adalah
mempunyai nilai VIF kurang dari 10.
Untuk menentukan hubungan yang berlaku antara pemahaman terhadap
partisipasi anggaran, senjangan anggaran dan ketidakpastian lingkungan, maka
dibuat model persamaan:
Y =a+b1+x1+e………….………(1)
Y = a+b1X1+b2X2+b3[{X1-X2}]………..(2)
Dimana:
Y = Senjangan Angaran
X1 = Partisipasi Anggaran
X2 = Ketidakpastian Lingkuangan
X1X2 = Interaksi antara partisipasi anggaran dan ketidakpastian lingkungan
a = Konstanta
b1 = Koefisien Regresi Partisipasi Anggaran
b2 = Koefisien Regresi Ketidakpastian Lingkungan
b3 = Koefisien regresi interaksi antara partisipasi anggaran dengan
ketidakpastian lingkungan
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis pertama diuji dengan model regresi sederhana (simple linear
regression). Dari hasil pengolahan data dengan program statistic, dapat diuji ada
tidaknya pengaruh variable independen terhadap variable dependen. Hal ini dapat
diperoleh dari hasil regresi yang terdiri dari Model Summary, Anova, dan
Coefficient.
Untuk hipotesis kedua diuji dengan MRA (Moderated Regression Analysis).
MRA merupakan bentuk regresi yang dirancang secara hirarki untuk menentukan
hubungan antara dua variable yang dipengaruhi oleh variable ketiga atau variable
moderating Nunnaly dan Berstein (1994) dalam Arfan Ikhsan (2007).
Untuk menentukan hubungan yang berlaku antara pemahaman terhadap
partisipasi anggaran, senjangan anggaran dan ketidakpastian lingkungan, maka
dibuat model persamaan:
Y =a+b1+x1+e………….………(1)
Y = a+b1X1+b2X2+b3[{X1-X2}]………..(2)
Dimana:
Y = Senjangan Angaran
X1 = Partisipasi Anggaran
X2 = Ketidakpastian Lingkuangan
X1X2 = Interaksi antara partisipasi anggaran dan ketidakpastian lingkungan
a = Konstanta
b1 = Koefisien Regresi Partisipasi Anggaran
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.
b3 =Koefisien regresi interaksi antara partisipasi anggaran dengan
ketidakpastian lingkungan