• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PRODUKSI NEWS MAGAZINE JIKA AKU MENJADI DI PT.TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA ( TRANS TV )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES PRODUKSI NEWS MAGAZINE JIKA AKU MENJADI DI PT.TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA ( TRANS TV )"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

Laporan Kuliah Kerja Media (KKM)

PROSES PRODUKSI

NEWS MAGAZINE

JIKA AKU

MENJADI

DI PT.TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

( TRANS TV )

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Bidang Komunikasi Terapan

Disusun oleh :

JOANI TWELVIA AUGUSTY NIM. D1408028

PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Tugas Akhir Berjudul :

PROSES PRODUKSI NEWS MAGAZINE JIKA AKU MENJADI DI

PT.TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA (TRANS TV)

Karya :

JOANI TWELVIA AUGUSTY

D1408028

PENYIARAN

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan panitia Penguji Tugas Akhir Program

Diploma III KomunikasiTerapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta

Surakarta, 15 Juni 2011

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Tugas ini telah diujikan dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir

Program Diploma III Komunikasi Terapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta

Hari : Rabu

Tanggal : 15 Juni 2011

Panitia Ujian Tugas Akhir

Penguji 1 Penguji 2

Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D Drs. Aryanto Budhy. S, M.Si NIP. 19710217 199802 1 001 NIP. 19581123 198603 1 002

Dekan,

(4)

commit to user

iv MOTTO :

*) Jangan pernah berhenti bermimpi kerena mungkin suatu saat nanti mimpi itu akanmenjadi kenyataan. ( Penulis )

*) Pengalaman menjadi guru buatku. ( Penulis )

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN :

*) Untuk Allah SWT yang membuatku ada. *) Ibu dan Bapak kalian cintaku.

*) Adekku tersayang Risky Yuniarko yang selalu mengejekku karena revisi terus. *) Sahabatku STMJ ( Adek 1, adek ke 2 dan adek ke 3 ) aku sayang kalian. *) Teman-teman seperjuangan D3 Broadcasting 2008 semoga kita bisa memaknai

semua arti perjalanan kita menjadi suatu proses dan kenangan yang indah tentang arti persahabatan.

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa terlimpah kehadirat Allah S.W.T, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Laporan Kuliah Kerja Media (KKM) ini dengan judul ”PROSES PRODUKSI

NEWS MAGAZINE JIKA AKU MENJADI DI PT.TELEVISI TRANSFORMASI

INDONESIA( TRANS TV )” ini dengan sebaik-baiknya.

Adapun maksud dan tujuan pelaksanaan Kuliah Kerja Media yang penulis laksanakan mulai tanggal 17 Januari s. d. 17 Maret 2011 ini salah satunya adalah untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan di dalam menyelesaikan program pendidikan jenjang Diploma III (DIII) pada Program Studi Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Nabi besar Muhammad SAW, beserta para sahabat.

2. Ibu Saparni dan Bapak Joko Mulyono yang senantiasa memberikan doa restunya.

3. Prof. Drs. H. Pawito. Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret.

(7)

commit to user

11.Mbak Yunita, mba Manda, mba Kika, mba Desi, mba Trinita, mas Al, mas Irul, mas Firza dan mas Edo selaku Reporter Jika Aku Menjadi TRANS TV yang baik hati.

(8)

commit to user

viii

13.Rekan-rekan broadcast Fisip UNS angkatan 2008, teman-teman teater Sopo Fisip UNS yang telah banyak memberikan pelajaran.

14.Merlyn, Delvi, Yurike, Mario dan semua teman magang di TRANS TV. 15.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang selalu

menjadi guru dimana pun dan kapan pun untuk penulis.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat dalam Laporan magang ini. Untuk itulah semua saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi progres yang membaik untuk tugas akhir ini di masa selanjutnya, serta besar harapan penulis semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Terima Kasih

Surakarta, 15 Juni 2011 Penulis,

(9)
(10)

commit to user

x

J. Gedung TRANS TV……….. 30

K.Sumber Daya Manusia ... 31

L. Lokasi Transmisi……… 33

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG

A. Laporan Kuliah Kerja Media ... 35

B. Focus Of Interst ... 45

C. Diskripsi Program Jika Aku Menjadi ... 52 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 54 B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA

(11)

commit to user

xi

LAMPIRAN

1. SURAT TUGAS

2. SURAT KETERANGAN DITERIMA PRAKTEK KERJA LAPANGAN 3. PENILAIAN KULIAH KERJA MEDIA INSTANSI MITRA

4. LAPORAN PERIODIK

5. NASKAH JIKA AKU MENJADI

6. SURAT TUGAS MELAKUKAN LIPUTAN 7. FORM ANTAR JEMPUT BANDARA 8. RUNNING TEKS

(12)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Televisi merupakan media informasi massa yang saat ini berkembang begitu pesat. Sejak era reformasi, kesempatan untuk menyatakan kebebasan berpendapat sangat besar. Apalagi kini televisi tidak menjadi monopoli pemerintah. Sebelum era televisi swasta nasional lahir, TVRI ( Televisi Nasional Indonesia ) yang menjadi satu-satunya stasiun televisi di Negara ini. Perubahan drastis dimulai ketika di tahun

90’an awal, RCTI ( Rajawali Citra Televisi Indonesia ) memulai siaran

secara nasional. Sejak itu televisi swasta nasional yang lain mulai bermunculan, seperti INDOSIAR, SCTV, ANTEVE dan TPI. Di era reformasi, mulai tahun 1999 lahir 5 stasiun televisi nasional baru, antara lain METRO TV, TRANSTV, TVONE dan TV7 ( di tahun 2007 berubah nama menjadi TRANS 7 karena diakuisisi oleh TRANS CORP ) yang mengudara hingga sekarang. Televisi adalah sarana hihuran yang murah, juga sebagai media dengan daya jangkau dan daya tembus paling kuat ke masyarakat .

(13)

commit to user

semakin beragam. Dari berbagai program acara yang disuguhkan sekarang, seperti tayangan infotainment, game show, sinetron unggulan

dan film india menimbulkan kebosanan bagi para penonton. Dan kehadiran

program acara reality show di Indonesia telah dianggap membawa angin segar bagi industri televisi. Penonton mendapatkan tambahan pilihan kelompok tayangan, semacam penyegaran atau variasi atas jenis tayangan sebelumnya. Reality show merupakan jenis tayangan yang menampilkan aktifitas nyata dari pembawa acara dan segala aspek pendukung acara yaitu talent, objek, lokasi, situasi, dramatika. Acara ini menjadi tayangan yang menarik karena para kreatornya memasukkan beberapa unsur dramatis yang berupa rasa bahagia, sedih, takut, dan senang. Tampilan ekspresi dari talent objek yang dituju dapat terlihat menarik para penonton. Beberapa acara reality show yang ada : Bedah Rumah, Tolong, dan Jika Aku Menjadi adalah beberapa diantaranya. Dan semua acara itu tercipta oleh tangan-tangan handal para creator dan semua pendukung dalam suatu produksi televisi.

(14)

commit to user

dengan instansi – instansi atau perusahaan-perusahaan sebagai tempat bagi mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktek. Penulis melakukan Kulih Kerja Media ( KKM ) selama 2 bulan dari tanggal 17 Januari 2011 sampai 17 Maret 2011 di PT. Televisi Tranformasi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan sebutan TRANS TV, adalah salah satu stasiun televisi swasta yang sudah tidak asing lagi dimata masyarakat. Kehadiran stasiun televisi dengan format entertainment atau hiburan ini mampu bersaing dengan stasiun televisi lainnya. Oleh karena kesempatan yang diberikan TRANS TV untuk melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) kepada penulis, dalam program acara Jika Aku Menjadi maka penulis berkeinginan untuk berbagi ilmu dan pengalaman mengenai seluruh aktifitas yang telah dilaksanakan selama KKM.

(15)

commit to user

penangkap kalong, buruh pemetik jamur, program ini juga mengandalkan fakta dan ada sebagian yang melalui proses re-enacment . Jika Aku Menjadi di genrekan sebagai program news magazine. Di Indonesia acara ini dikenal sebagai program majalah berita yang mirip dengan program feature. Tayangan ini menampilkan si pembawa acara atau talent berakifitas mengikuti kegiatan bersama nara sumber.

Jika Aku Menjadi ini termasuk program berjenis human interest

menurut Asep Syamsul M. Romli (2005, h. 24), human interest (langsung tersentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan, kebencian, atau simpati dan sebagainya). Program ini diproduksi khusus untuk mengaduk-aduk perasaan, suasana hati, dan menguras air mata masyarakat.

Dalam suatu program acara televisi melibatkan banyak peralatan, orang, dengan biaya yang besar, dan salain itu juga memerlukan suatu organisasi yang rapi serta memerlukan suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien, setiap tahap harus jelas kemajuanya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut dengan SOP ( Standard Opeation Procedure ). Begitu pula program acara Jika Aku Menjadi yang dikemas dengan durasi 35 menit juga menggunakan tahapan produksi dengan SOP. Dalam hal ini penulis akan memaparkan lebih jauh tentang proses produksi Jika Aku Menjadi yang dimulai dari :

(16)

commit to user

c. Pasca-produksi ( penyelesaian dan penayangan )

Divisi News Magazine secara perusahaan berada langsung di bawah pimpinan Direktur Utama yang bertanggung jawab pada divisi-divisi yang lain. Kepala Divisi News Magazine sendiri memiliki kewenangan untuk menjadi coordinator utama dalam proses produksi Divisi News Magazine

dan laporan pertanggungjawab (report) langsung kepada Direktur Utama Perusahaan. Divisi ini dalam struktur kerja terbagi menjadi program-program yang didalamnya terdapat sebuah team/unit kerja masing-masing. Setiap unit kerja dipimpin oleh seorang Produser. Adapun unit kerja secara utuh terdiri atas Produser, Asisten Produser, Reporter, Kameramen, Editor dan Asisten Produksi. Stasiun televisi adalah tempat kerja yang melibatkan banyak orang dengan keahlian yang berbeda-beda, harus saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam upaya menghasilkan siaran yang sebaik mungkin. Kesuksesan suatu progam acara ini terdapat pada sebuah sentuhan karya audio visual oleh mereka.

B. Tujuan Pelaksanaan Magang

Tujuan diadakannya kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) ini adalah: 1. Memenuhi tugas dan melengkapi syarat untuk mendapatkan gelar

Ahli Madya ( A.Md ) dalam bidang Komunikasi Terapankhususnya bidang Broadcasting.

(17)

commit to user

3. Mendapatkan pengalaman bagi mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

4. Melatih kemampuan komunikasi dan mental penulis dalam bekerja sama dengan orang lain dalam dunia kerja.

5. Meningkatkan kreativitas dan profesionalitas mahasiswa agar siap dalam persaingan dalam dunia kerja.

B. Manfaat Pelaksanaan Magang

1. Sebagai sarana mahasiswa untuk belajar bertanggungjawab terhadap penyelesaian tugas yang telah diberikan.

2. Mendapatkan lingkungan baru dalam dunia kerja yang nyata dimana mahasiswa dituntut untuk cepat beradaptasi, pandai bersosialisasi, berinteraksi, dan mengembangkan diri.

3. Mahasiswa mampu mengapresiasikan ilmu yang telah didapatkan dibangku perkuliahan dalam dunia kerja baik didalam kantor maupun ketika di lapangan.

4. Pada kenyataannya mahasiswa mampu lebih mengenal banyak orang dengan latar belakang, karakter dan tipekal yang bermacam-macam dari berbagai daerah asal sehingga dapat meningkatkan keberanian dan jiwa sosial yang lebih tinggi terhadap diri mahasiswa pribadi. C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

(18)

commit to user

(19)

commit to user

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Televisi di Indonesia

Pada dasarnya manusia itu membutuhkan informasi. Semakin banyak dan

up date manusia menerima informasi maka modal untuk meningkatkan status

sosialnya akan semakin meningkat dan membaik. Oleh karena itu diperlukan sebuah wadah untuk dapat menyampaikan berbagai informasi tersebut sehingga dapat dikonsumsi oleh khalayak pada umumnya. Wadah tersebut dinamakan televisi, televisi adalah kotak ajaib yang dapat memberikan semua informasi yang dibutuhkan oleh masyrakat.

Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiarannya ( broadcast) dan video dari segi gambar bergeraknya. Sejak ditemukannya televisi untuk pertama kalinya orang dapat mengetahui dari dekat sebuah tampilan gambar yang bergerak dengan disertai suara yang dibuat oleh orang lain disuatu tempat. ( Effendy, 1984 : 24).

(20)

commit to user

gambar dan suara sekaligus juga dapat menghadirkan informasi tentang suatu kejadian di tempat dan waktu yang bersamaan.

Sebagai media audio visual, televisi tidak membebani banyak syarat bagi audience-nya. Setiap orang dari berbagai tingkat usia, pendidikan, status sosial dan ekonomi dapat menikmatinya tanpa perlu keahlian khusus. Tidak seperti media cetak yang mengharuskan konsumennya untuk dapat membaca. Ditambah pula, budaya lisan yang akrab dengan bangsa Indonesia cenderung lebih dekat dengan budaya audio visual ketimbang budaya membaca. Sehingga praktis, masyarakat Indonesia lebih memilih media audio visual alih-alih menggunakan media cetak atau suara.

Bahkan kini, televisi sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini karena kegiatan menonton televisi bukanlah aktivitas soliter, sendiri dan terpisah dari aktivitas lainnya. Sebaliknya, menonton televisi merupakan aktivitas sosial yang jalin-menjalin dengan tanggung jawab dan tugas-tugas rutin pengelolaan rumah tangga sehari-hari. Sehingga seseorang tetap dapat melakukan kegiatan sehari-hari sambil tetap menikmati tayangan televisi. ( Budiman, 2002 : 32 )

Seperti digambarkan oleh Don De Lillo, dalam bukunya berjudul White

Noise (1985) “Untuk sebagian besar orang, hanya ada dua tempat terpenting

di dunia, yaitu tempat mereka hidup dan tempat televisi diletakkan “( dikutip

oleh Garin Nugroho, (1995).dikutip kembali oleh Masduki, dosen tamu di Jurusan Komunikasi Fisipol UPN Yogyakarta dalam artikel berjudul Televisi, Keluarga, dan Hak Anak)

(21)

commit to user

merupakan barang mewah lagi. Hal ini didukung oleh produsen-produsen televisi yang tidak henti-hentinya melakukan ekspasi pasar secara besar-besaran. Televisi dibuat dengan berbagai tipe, ukuran, dan harga yang bermacam-macam. Ia dapat dengan mudah diperoleh di toko-toko elektronik dekat rumah kita.

Salah satu unsur penting lain yang tidak dapat dilepaskan dari meningkatnya penggunaan teknologi penyalur informasi dengar pandang ini dalam masyarakat Indonesia adalah keberadaan stasiun televisi sebagai penyedia jasa komunikasinya. Hal ini karena, tanpa stasiun televisi, televisi tidak lebih dari sekedar barang rongsokan. Keduanya saling melengkapi. Acara televisi yang menarik akan secara otomatis membuat orang ingin menonton televisi. Ini artinya, kebutuhan informasi masyarakat me lalui televisi pada dasarnya ada pada jenis program acara yang disajikan oleh stasiun-stasiun televisi yang mengudara.

Dewasa ini pula perkembangan pertelevisian di Indonesia sudah cukup maju. Meski di negara-negara besar lainnya seperti Jepang, Amerika dan Eropa sudah mulai menggunakan teknologi televisi digital, sedang di Indonesia masih menggunakan teknologi televisi analog, namun kretifitas para pekerja penyiaran tidak berhenti sampai disitu.

(22)

commit to user

bertaraf nasional sampai daerah. Bahkan hampir di setiap kota di seluruh propinsi di Indonesia memiliki stasiun televisi lokal. Ini membuktikan bahwa televisi juga dapat menjadi ladang mata pencaharian yang menjanjikan.

Dalam sebuah stasiun televisi, pendapatan terbesar biasanya datang dari sponsor yang menggunakan jasa iklan. Para sponsor tersebut akan melakukan seleksi kepada setiap stasiun televisi yang dipercaya dapat menyampaikan informasi mengenai produk yang dimilikinya dengan baik sampai kepada calon konsumen. Tolak ukur yang mereka gunakan adalah share acara yang dilakukan oleh lembaga riset yang menempatkan alat bernama "people meter" pada beberapa responden. Dari situ akan diketahui seberapa besar sebuah stasiun televisi memiliki penggemar yang senantiasa mengikuti tayangan-tayangannya.

B. Program Acara Televisi

(23)

commit to user

Format acara televisi adalah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain yang akan terbagi dalam berbagai cerita utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Format acara televisi ini yang menjadi dasar pembuatan suatu program. ( Naratama. 2004 : 62)

Adanya program acara televisi disebabkan karena adanya stasiun televisi. Berbagai macam program acara mereka tawarkan demi menarik perhatian pemirsanya.Sebenarnya pada dasarnya memang program acara televisi itu banyak sekali ragam dan jenisnya. Mulai dari talk show, kuis interaktif, musik, film, sinetron, dokumenter, kajian agama, kompetisi olah raga, kesehatan, rubrik kecantikan, tata boga dan lain sebagainya. Kesemuanya disiarkan dengan format struktur tertentu dan saling melengkapi.

Setiap stasiun televisi berlomba-lomba menampilkan penayangan yang paling maksimal guna memperoleh perhatian pemirsanya sehingga dapat menduduki rating tertinggi. Karena memang, di dunia pertelevisian rating bagaikan malaikat pencabut nyawa yang siap sewaktu-waktu menjadi diktator dan penguasa terhadap keberlangsungan sebuah acara televisi.

Untuk menyiasatinya, tiap-tiap stasiun televisi memiliki strategi tersendiri dalam mengatur jam tayang acara yang dimilikinya sesuai dengan waktu kebutuhan pemirsa pada umumnya. Pengaturan penayangan program televisi di sebuah stasiun televisi biasanya diatur oleh bagian pemrograman siaran atau bagian perencanaan siaran. Pada umumnya, pihak perencanaan

(24)

commit to user

perkiraan kecendrungan menonton peminat program tersebut. Misalnya, pengaturan jadwal tayang siaran berita di pagi hari disesuaikan dengan kecenderungan peminat penonton siaran berita karena masyarakat biasanya membutuhkan berita/informasi terbaru di pagi hari sebelum beraktifitas atau berangkat bekerja.

Terlepas dari betapa penting peran televisi bagi kesejahteraan bangsa Indonesia adalah bahwa kesemua acara televisi tersebut berfungsi untuk membentuk mental dan moral bangsa Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya untuk menghadapi era globalisasi yang semakin maju dan bersaing ketat.

C. PROGRAM NEWS MAGAZINE

News Magazine ( Majalah Berita atau Berita berkala )

Yaitu berita yang penyampaianya tidak terikat dengan waktu atau

timeless dan penyajiannya kepada khalayak tidak perlu secepat mungkin.

Sifat timeless :

a. News Topical Reporting

Yaitu uraian berita dalam ruang lingkup satu topic dan merupakan pendalaman dari topic itu dengan dengan menambah segi-segi perkembangan berita ( trend news ).

b. Newsreel

(25)

commit to user

c. News Compilatery

Yaitu gabungan uraian berita yang secara tematis memiliki kepekaan jurnalistik, dan materinya tidak perlu sejenis ( heterogen ).

d. News Spot Interview

Yaitu wawancara / statement dengan / dari orang lain penting atau terkenal, dan disiarkan pada acara warta berita walaupun penyajiaanya tidak perlu terikat pada waktu ( timeless ).

e. News Analysis

Yaitu uraian berita yang disusun atas dasar waktu factual dan analisis berimbang, tanpa dibumbui opini pribadi penganalisis.

f. Human Interest

Yaitu penyajian secara ringan tentang manusia atau hewan yang dapat merangsang daya emosional seseorang yang sifatnya alamiah terhadap suatu peristiwa atau sebuah gagasan dalam hubungannya dengan kegiatan sehari-hari. ( Wahyudi, 1986 : 36 )

D. PROSES PRODUKSI TELEVISI

(26)

commit to user

dunia penyiaran untuk menciptakan dan mencreate program siaran yang menarik khalayak. Merencanakan sebuah produksi acara televisi memerlukan waktu yang cukup lama dan berliku-liku karena perlu direncanakan dengan cermat dan baik dari segi isi, format, maupun pelaksanaan produksinya. Berfikir tentang produksi televisi bagi pengelola profesional berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksinya dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan memiliki makna.

Produksi yang bernilai atau berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser yang memiliki visi.Visi tumbuh dari suatu acuan mendalam yang bermuara pada orientasi, ideology, religi dan pemikiran pemikiran kritis atas sarana yang dipakai untuk menampilkan materi produksi. ( Wibowo, 1997 : 7 )

Hasil produksi yang memiliki visi akan memperlihatkan kekhasan dan keunikan dari produksi itu. Untuk menghasilkan suatu sajian yang bernilai dan bermakna, ada lima hal yang sangat penting didalam merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan suatu acara televisi. Lima hal tersebut yaitu : materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksanaan produksi dan tahap pelaksanaan produksi.

(27)

commit to user

karena terkait dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya sehingga tidak perlu melewati tahapan tersebut.

Secara skematis ketiga tahapan produksi ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pra Produksi (Pre Production Planning )

Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian seperti berikut ini : 1. Penemuan Ide

Tahapan ini dimulai menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

2. Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time

schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dancrew.

Selain estimasi biaya, pemyediaan biaya dan rencana alokasimerupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati –hati dan teliti.

3. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan, dan surat– menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule)

(28)

commit to user

b. Production

Yang dimaksud dengan production adalah upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk auditif bagi radio dan audio visual untuk televisi. Di dalam pelaksanaan poduksi, karakter produksi lebih ditentukan oleh karakter naskahnya. Sebab naskah merupakan hasil penuangan ide atau gagasan.

c. Post / Pasca Production

Pada tahapan terakhir atau tahap post production, dimaksudkan merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan, dari bahan baik yang berupa pita auditif maupun pita audio visual.

Tahap penyelesaian atau penyempurnaan meliputi : 1. Melakukan editing baik suara atau gambar.

2. Pengisian grafik pemangku gelar atau berupa insert. 3. Pengisian narasi.

4. Pengisian sound efek dan ilustrasi.

5. Melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya. ( Darwanto, 1992 : 158-159 )

Tiga langkah utama pada tahap paska produksi : a. Editing off line

(29)

commit to user

tersebut, sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing off

line sesuai dengan gagasan yang ada dalam synopsis dan treatment.

Sesudah hasil editing off line itu dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Editing script ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian – bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Kemudian hasil shoting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line.

b. Editing on line

Berdasar naskah editing atau editing script, editor mengedit hasil shoting asli. Sambungan – sambungan setiap shot dan adegan (scene) di buat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukan dengan level yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing.

c. Mixing

Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukan ke dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. Setelah selesai shooting

(30)

commit to user

berikutnya dilakukan setelah selesai editing dan manipulating yang lazim disebut review untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukan preview. ( Wibowo, 1997 : 43- 44 )

E. SATUAN KERJA PRODUKSI TELEVISI

Setiap acara yang ditayangkan televisi, termasuk program berita dan program musik, membutuhkan orang- orang yang bertugas dan bertanggung jawab dalam suatu produksi televisi. Berikut tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota kerabat kerja produksi.

a. Executive Produser

Yaitu bertanggung jawab terhadap pengembangan-pengembangan ide, baik yang bersifat program regular maupun spesial dalam suatu program televisi.

b. Producer

Yaitu seorang yang bertanggung jawab mengkoordinasikan dan mengontrol semua aspek produksi, dimulai dari pembuatan dan pengembangan ide, mengawasi pemain yang kan di casting dan melakukan segala pengecekan saat pra produksi, produksi, dan paska produksi.

c. PA ( Production Assistant )

(31)

commit to user d. Reporter

Yaitu seseorang yang bertugas mencari informasi, mengumpulkan berita-berita dari berbagai sumber, mengolah dan menyimpan data, menulis naskah berita kemudian melaporkannya hingga siap siar. Reporter dalam tim liputan berita juga berperan sebagai produser atau pimpinan produksi dalam sebuah proses liputan. Ia adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan liputannya.

e. Kameramen

Yaitu mengambil seluruh shoot gambar yang diperlukan oleh proses produksi. Ia bertugas berdasarkan perintah dan petunjuk sutradara atupun pengarah acara. Seorang kameramen juga merupakan tangan kanan seorang pengarah acara.

f. UPM ( Unit Production Manager )

Yaitu bertanggung jawab terhadap seluruh proses produksi non-teknis. Seorang UPM biasanya bertindak mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan akomodasi, pengurusan ijin dan pemilihan lokasi, manajemen transportasi, skedul kerja lapangan dan sgala hal praktis yang bertujuan untuk melancarkan proses produksi.

g. Editor

(32)

commit to user

transisi video yang merupakan elemen standar stasiun televisi. ( Set, 2008 : 48 )

(33)

commit to user

22 BAB III

DESKRIPSI INSTANSI

1. Sejarah Singkat TRANS TV

TRANS TV memperoleh ijin siaran nasional pada Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus uji kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, kemudian resmi siaran pada 15 Desember 2001. Usahanya di bawah kepemilikan TRANS CORP yang dimiliki PARA GROUP.

TRANS TV mulai mengudara secara teknis selama beberapa jam per hari di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi pada 22 Oktober 2001. Kemudian pada 25 Oktober 2001 mulai menyiarkan program bertajuk Trans

Tune-In serta siaran langsung upacara peresmian Bandung Supermall,

sekaligus memperluas jangkauan siaran TRANS TV hingga wilayah Bandung dan sekitarnya.

Program Trans Tune-In dikemas dengan gaya radio, yaitu dua pembawa acara menyuguhkan rangkaian video klip music serta membawakan kuis interaktif guna memikat calon penonton dan memperkenalkan TRANS TV pada masyarakat. Selain itu, divisi News juga menyajikan program Jelajah

yang berisikan paket-paket feature. Kemudian pada akhir pecan para pecandu bola dapat menikmati siaran langsung kompetisi sepak bola Spanyol La Liga.

(34)

commit to user

berfungsi sehingga makin memperluas jangkauan siaran TRANS TV di wilayah-wilayah utama Indonesia.

Berkat perencanaan yang baik, TRANS TV dapat memperoleh alokasi frekuensi UHF yang rendah dibandingkan stasiun-stasiun televisi lain. Kanal frekuensi yang rendah tersebut memudahkan pemirsa mencari gelombang siaran TRANS TV.

Pada 1 Desember 2001 Trans Tune-In berganti menjadi Transvaganza

seiring dengan bertambahnya jam siaran TRANS TV. Dalam tahapan ini TRANS TV mulai menayangkan film-film asing serta program non drama berupa kuis berjudul Tebak Harga. Kuis ini merupakan adaptasi program kuis

The Price is Right yang kondang sejak tahun 1970an dan telah ditayangkan di

22 negara.

Transvaganza ditayangkan dari 1-14 Desember 2001 dan berisikan sampel

program-program TRANS TV yang kemudian dapat diikuti pemirsa setiap minggunya mulai 18 Desember 2001 hingga 28 Februari 2002.

Penambahan jam tayang secara bertahap tersebut akan memuncak pada 1 Maret 2002 saat TRANS TV mulai siaran penuh, yaitu 18 jam sehari pada hari Senin hingga Jumat dan 22 jam sehari pada hari Sabtu dan Minggu. Sehubungan dengan bertambahnya jam tayang, maka bertambah pula program acara TRANS TV, di antaranya ialah Euro, Digoda, KD, Sinema Gemilang, Diva Dangdut, Dunia Lain.

Sampai saat ini TRANS TV tetap konsisten memproduksi secara inhouse

(35)

commit to user

dan HBOnya Indonesia” seperti Extravaganza, Ceriwis, Termehek-mehek,

ataupun Bioskop TRANS TV yang menjadikan TRANS TV memiliki ciri khas tersendiri serta membedakannya dari stasiun-stasiun televisi lainnya. 2. Visi dan Misi TRANS TV

1. Visi

Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun Asia Tenggara, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

2. Misi

(36)

commit to user 3. Logo TRANS TV

Berbentuk “Berlian” yang menandakan keindahan dan keabadian.

Kilauannya merefleksikan kehidupan serta adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai symbol pantulan kehidupan dan budaya masyarakat Indonesia. Tipe huruf yang digunakan ialah serif, mencerminkan karakter abadi dan klasik, namun akrab serta mudah dikenali.

4. Manajemen TRANS TV

PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans-TV) merupakan perusahaan yang dimiliki PT. Para Inti Investindo yang merupakan kelompok usaha dibawah bendera Para Group. Trans TV memperoleh izin siaran nasional dari pemerintah pada bulan Oktober 1998 setelah lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen.

Jajaran Direksi Trans-TV terdiri dari:

(37)

commit to user

Komisaris : Jendral TNI (Purn) Rudini Direktur Utama : Ishadi SK

Direktur Pemberitaan : Riza Primadi

Direktur Keuangan : Dudi Hendrakusuma Direktur Program : Ratna O Mahadi 5. Target Audience

Berdasarkan SES (Social Economic Status), TRANS TV membidik segmen pemirsa kelas menengah atas atau dalam istilah pemasaran dikenal sebagai kelompok ABC. Kelompok A adalah target audience yang memiliki pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 3.000.001,- ke atas per bulannya, kelompok B adalah target audience dengan pengeluaran Rp 1.500.001,- s/d Rp 2.000.000,- per bulannya, sedangkan kelompok C memiliki pengeluaran sebesar Rp 700.001,- s/d Rp 1.500.001,- per bulan.

6. Program Content

Pada dasarnya program TRANS TV menganut konsep general

entertainment sehingga pemirsanya bisa menikmati berbagai tayangan hiburan

(38)

commit to user

KUOTA PROGRAM ACARA TRANS TV

No Waktu Kuota

1 Tahun I

60% program asing, 40% program local (50% dari program local merupakan produksi sendiri)

2 Tahun II 45% program asing, 55 % program lokal 3 Tahun III 30% program asing, 70% program lokal 4 Tahun IV lebih dari 75 % merupakan program lokal 5 Tahun V 13 % program asing, 87 % program lokal 6 Tahun VI 19 % program asing, 81 % program lokal

7

Tahun

VII-sekarang

24 % program asing, 76 % program lokal (lebih dari 75% program lokal)

Sumber : Highlight PT TRANSFORMASI INDONESIA

7. Teknologi

(39)

commit to user

Wilayah Frekuensi Pemancar Menara

Jakarta, Bogor,Tangerang,Bekasi 29 UHF 80 KW 250 meter

Jawa Barat (Bandung) 42 UHF 10 KW 250 meter

Jawa Tengah (Semarang) 29 UHF 20 KW 100 meter

DI. Yogyakarta & Solo 24 UHF 20 KW 100 meter

Surabaya & Gerbang Kertasila 22 UHF 30 KW 200 meter

Surabaya & Gerbang Kartasila 27 UHF 20 KW 100 meter

Dan TransTV akan memperluas jangkauan siaran dan mentargetkan pada tahun 2003 dengan memasang Transmisi pada titik-titik strategis di kota-kota :

Cirebon Purwokerto Palembang Madiun Malang Denpasar Lampung Pekan Baru Batam Banjarmasin Manado Makasar

Sumber : Highlight PT TRANSFORMASI INDONESIA

8. Investasi

Trans-TV dibangun dengan modal investasi sebesar Rp. 600 milyar. Dana sebesar ini berasal dari group para sebesar Rp. 300 milyar dan Rp. 300 milyar sisanya berupa dana pinjaman komersial dari Bank Mandiri.

Melihat Prospek belanja Iklan pada tahun 2002, Trans-TV optimis mampu menangguk pendapatan iklan yang cukup baik dan bisa balik modal

(break event) pada operasi tahun kedua, atau pada tahun 2003. Jika

(40)

commit to user 9. Gedung TRANS-TV

Gedung Trans-TV merupakan gedung pertama di Indonesia yang dirancang khusus bagi stasiun televise. Dalam gedung ini, ditanam kabel-kabel (termasuk kabel serat optic) sepanjang 1.300 meter guna mendukung system siaran digital yang digunakan oleh Trans-TV.

Gedung Trans-TV terletak di atas tanah seluas + 2 hektar di jalan Kapten Piere Tendean, kav.12-14A, Jakarta 12790. Gedung ini terdiri dari sembilan lantai, dan dibangun dengan arsitektur neo klasik.

Lantai pertama dipergunakan untuk memproduksi program-program

drama dan non-drama. Tiga studio terletak di lantai ini, termasuk Studio Satu yang luasnya 900 m2 dengan kursi penonton sejumlah 265 buah. Dilantai satu juga terdapat kantor cabang pembantu Bank Mega, serta rencana kafe Zanzibar yang dikemudian hari di harapkan menjadi pusat pertemuan artis, tokoh masyarakat, tokoh periklanan ataupun perindustrian dalam suasana santai.

Ruang control utama terletak di lantai dua. Inilah jantung operasi penyiaran Trans-TV. Dibangun dengan teknologi digital penuh, ruang control Utama ini mampu beroperasi nyaris tanpa pita (tape- less

operation).

(41)

commit to user

selama 24 jam sehari, tujuh hari sepekan, sehingga dilengkapi dengan kamar-kamar tidur serta kamar mandi. Rencana kafetaria juga terletak di lantai ini.

Di Lantai empat berfungsi banyak. Disini terdapat perpustakaan, bioskop mini serta ruang pertemuan besar. Disini pulalah department manajemen sumber daya manusia berkantor.

Di lantai lima dan enam, terdapat department pemasaran, produksi, programming dan keuangan, lengkap dengan ruang-ruang rapat kecil maupun besar.

Lantai tujuh dan delapan digunakan oleh Bank Mega sebagai

pusatkartu kredit serta dukungan administrasi.

Ruangan-ruangan berbentuk unik yang terletak di lantai sembilan disediakan bagi Direktur Utama dan wakilnya. Dinding melengkung yang didominasi kaca menyajikan pemandangan yang lapang bagi penghuni ruangan.

10.Sumber Daya Manusia

(42)

commit to user

ini akan memudahkan perusahaan membangun budaya kerja yang baru, serta akan menjadi sumber kreatifitas yang penuh gairah.

Para kandidat ini lalu mengikuti pelatihan selama dua bulan di Depok, Jawa Barat, dan Dua Bulan lagi di Multimedia Training Center, Yogyakarta. Kurikulum pelatihan didesain oleh para staff Trans-TV dengan tekanan pada kerjasama dan pemahaman yang menyeluruh antar bagian. Pelatihan dalam skala yang begitu massif, merupakan yang pertama kalinya dilakukan dalam sejarah pertelevisian Indonesia. Pada tahun kedua pihak manajemen kembali mengadakan rekrutmen dengan pola program in-house training (Broadcaster Development Program), dimana pelatihan diadakan didalam internal Trans TV dengan staff pengajar dilakukan oleh karyawan Trans TV yang berpengalaman dibidangnya.

Trans-TV juga merekrut tenaga-tenaga berpengalaman dari semua stasiun televisi swasta yang ada, meskipun jumlahnya tidak sebesar/sebanyak tenaga yang belum berpengalaman. Semua ini dilakukan guna mewujudkan visi Trans-TV untuk menjadi televisi terbaik, dengan menyajikan program-program berkualitas dan turut serta meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

11.Lokasi Transmisi

Sudah On-air

1. Jakarta, Jl. H. Saaba, Joglo, Jakarta Barat

(43)

commit to user

3. Semarang, Jl. Raya Bukit Gombel, Kodya Semarang

4. Yogyakarta & Solo, Dusun Salaran, Desa Ngoro-oro, Kec. Pathuk, Kab. Gunung Kidul

5. Surabaya, Jl. Sambi Sari, Desa Lontar, Kec. Karang Pilang, Kodya Surabaya

6. Medan, Desa Bandarbaru, Kec. Sibolangit, Kab. Deli Serdang

7. Makassar, Bukit Gowa Kecamatan Gowa Kotamadya Ujungpadang Prop. Sulawesi Selatan

8. Batam, Sekupang Pulau Batam

Belum On-air tapi sudah berdiri transmisi:

1. Cirebon, Desa Singkup Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat

(44)

commit to user

33 BAB IV

PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

A. LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA MEDIA

Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Kirana Dewi selaku PA ( production assistant ) dan pembimbing Kuliah Kerja Media. Penulis melaksanakan magang atau Kuliah Kerja Media ini selama dua bulan terhitung dari tanggal 17 Januari sampai dengan 17 Maret 2011. Berikut ini adalah penjelasan tentang kegiatan yang telah penulis laksanakan selama menjalankan Kuliah Kerja Media di divisi News(Pemberitaan) Televisi Transformasi Indonesia ( TransTV ).

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan penulis dalam 9 periode yaitu :

1. Pelaksanaan KKM Minggu Pertama (17 Januari 2011 s/d tanggal 21 Januari 2011 )

Pada minggu pertama yang penulis lakukan perkenalan dengan seluruh karyawan dan teman-teman yang melakukan maggang di bagian

(45)

commit to user

editing di lantai 2 setelah itu direkap dalam file kaset pada komputer Jika Aku Menjadi, kemudian cek inbok di emailnya jikaakumenjadi@yahoo.co.id, menelfon talent yang memenuhi kriteria

untuk datang ke TRANSTV mengikuti casting. Membuat request mobil, penulis juga berkesempatan untuk mengikuti casting talent bersama tim kerja Jika Aku Menjadi, telfon talent yang sudah menjadi finalist atau sudah lolos dalam casting yang pertama untuk ikut casting selanjutnya dengan eksekutif produser Jika Aku Menjadi )\, membuat running text untuk tanggal 18 -19 kemudian tanggal 20-21, membuat good request

booking alat untuk liputan selama 1 minggu.

(46)

commit to user

2. Pelaksanaan KKM Minggu Kedua 24 Januari 2011 s/d tanggal 28 Januari 2011

Pada minggu kedua penulis seperti biasa yang dilakukan pertama kali datang dikantor yaitu mengecek inbok Jika Aku Menjadikemudian menelfon talent yang memenuhi kriteria untuk datang ke TRANSTV mengikuti casting. Mengambil kaset yang sudah dirender yaitu kaset minidv / MS (master shot). Kemudian merekap kaset tadi kedalam laporan penggunaan kaset setiap episode.Membuat running text untuk untuk tanggal 25-26 kemudian tanggal 27-28 dan 29-31 Januari 2011.Membuat good request bookingan alat untuk liputan selama 1 minggu.Membuat surat cancel bookingan alat. Diberi kesempatan dubbing / take voice untuk kebutuhan editing sebelum episode pancari jantung pisang. Brifing talent bersama crew yang akan liputan ke padang besok tanggal 26 Januari 2011. Kemudian melakukan Verbatim dan mencatat timecode sesuai instruksi dari reporter.

(47)

commit to user

digunakan adalah VTR. Mengerti tugas seorang reporter yang bekerja di program news magazine yaitu sebagai director saat liputan, sebagai penulis naskah dan mengatur keuangan dalam setiap produksi.

3. Pelaksanaan KKM Minggu Ketiga 31 Januari 2011 s/d tanggal 4 Februari 2011

Pada minggu ketiga penulis melakukan pekerjaan yang rutin dilakukan setiap satu minggu sekali yaitu mengambil kaset yang sudah dirender yaitu kaset minidv / MS (master shot) di ruang edit.Cek inbok Jika Aku Menjadi di kemudian menelfon talent untuk mengikuti casting. Membuat request mobil antar dan jemput bandara crew Jika Aku Menjadi.Telfon talent yang finalisasi untuk casting ke dua dengan produser.Membuat running text untuk tanggal 1-3 Februari 2011 dan 4-7 Februari 2011.Membuat good request booking alat untuk liputan selama 1 minggu.Mengantar kaset minidivi / master shot ke library (perpustakaan) untuk menyimpan kaset yang sudah direkap.

(48)

commit to user

Menjadi.Mengerti kegunaan Library (Perpustakaan) kaset yaitu berguna untuk menyimpan kaset yang sudah direkap sebagai dokumen supaya kaset tercecer dan jika membutuhkan sewaktu-waktu mudah untuk dicari. 4. Pelaksanaan KKM Minggu Keempat8 Februari 2011 s/d tanggal 11

Februari 2011

Pada minggu ini penulis mengerjakan cek inbok JAM ( Jika Aku Menjadi ).Mengambil kaset yang sudah dirender yaitu kaset minidv / MS (master shot) ME (master edit).Merekap kaset ME dan MS kedalam laporan penggunaan kaset setiap episode. Mengambil kaset LSF dibagian editting.Membuat request mobil antar dan jemput bandara crewJika Aku Menjadi.Telfon talent finalisasi untuk casting ke dua dengan produser.Membuat rental mobil untuk liputan didaerah Garut dan Yogyakarta di bagian Procurment.Membuat running text untuk untuk tanggal 11-13 Februari 2011.Membuat good request booking alat.Ikut brifing tandatangan kontrak kerja talent yang akan liputan di Garut.

(49)

commit to user

5. Pelaksanaan KKM Minggu Kelima14 Februari 2011 s/d tanggal 18 Februari 2011

Minggu kelima ini penulis berkesempatan untuk mengikuti brifing

talent yang akan liputan di Garut tanggal 15 Februari 2011.Penulis juga mendapat kesempatan untuk ikut liputan bersama crew di Garut episode Jika Aku Menjadi Pencari Haremis selama 4 hari.Pertama dilakukan sebelum eksekusi lapangan seluruh crew mengadakan brifing.Brifing

talent tentang teknis dalam eksekusi gambar menggunakan camera 1.Belanja konsumsi untuk persediaan makanan ringan dan minum selama liputan.Mengantar telent untuk tinggal bersama narsum sampai liputan selesai.Meminta ijin kepada RT dan RW.Mengikuti semua proses pengambilan gambar dari awal sampai solusi.Membantu mencari dan membuat property.Mencari lokasi berjualan yang aman dan tidak terlalu banyak orang.Membantu mengkondisikan masyrakat.Membantu menggunakan reflektor.Brifing crew dan talent menyiapkan hadiah untuk solusi. Dan membantu menyiapkan hadiah untuk narsum.

(50)

commit to user

mencari informasi tugas reporter disini bertugas untuk mendirect talent dan semua crew,menulis naskah, membuat rundown.

6. Pelaksanaan KKM Minggu Keenam 21 Februari 2011 s/d tanggal 25 Februari 2011

Pada minggu keenam ini penulis diberi kesempatan untuk melakukan Verbatim Cam 2 liputan saat di Garut episode Jika Aku Menjadi Pencari Haremis.Merekap kaset ME dan MS kedalam laporan penggunaan kaset setiap episode. Cek inbox untuk datang casting.Mengambil kaset yang sudah dirender yaitu kaset minidv / MS (master shot) di lantai 2 ruang AC,I dan Q . Membuat running text untuk untuk tanggal 22-23, 24-25 dan 26-28 Februari 2011.Membuat cancel request bookingan alat karena jadwal yang telah ditentukan mundur.Verbatim Cam 2 episode Jika Aku Menjadi Pembuat Kerupuk Ketan.

Kesulitan yang dihadapi penulis saat verbatim cam 2 episode Jika Aku Menjadi Pembuat Kerupuk Ketan kesulitan dalam mencari TC

(timecode) karena saya tidak ikut dalam liputan jadi harus mengurtkan

(51)

commit to user

7. Pelaksanaan KKM Minggu Ketujuh 28 Februari 2011 s/d tanggal 5 Maret 2011

Pada minggu ini melakukan pekerjaan rutin cek inbok Jika Aku. Mengambil kaset yang sudah dirender yang dinamakan rysecle yaitu kaset minidv master shoot ( MS ) dan master edit ( ME ). Merekap kaset ME (

master edit ) dan MS(master shoot) kedalam laporan penggunaan kaset

setiap episode. Membuat rental mobil untuk liputan didaerah Padang dan Lombok di bagian Procurment.Membuat running text untuk untuk tanggal 1-2, 3-4, dan 5-7 Maret 2011.Membuat good request booking alat.Ikut

brifing tandatangan kontrak kerja talent yang akan liputan di Padang.

Berkesempatan untuk hunting talent di Bandung.Kemajuan penulis pada minggu ini mengerti secara detail tugas-tugas yang dilakukan seorang PA di Jika Aku Menjadi yaitu mengurus semua surat-surat seperti booking alat, request mobil,membuat jadwal crew editing,casting talent, surat ijin, dan lain-lain.

8. Pelaksanaan KKM Minggu Kedelapan tanggal 7 Maret 2011 s/d tanggal 12 Maret 2011

(52)

commit to user

(master shot) yang sudah digunakan untuk liputan dan kaset yang sudah

jadi atau sudah ditayangkan yaitu ME (master edit) .

Meminta tanda tangan ke bagian HRD untuk surat tugas liputan dan setelah itu Precurment kemudian di cap dan selanjutnya diserahkan ke UPM.Mengambil kaset LSF dibagian editting untuk di print kemudian dikasih ke masengger untuk diantar ke bagian sensor film.Ikut liputan bersama crew di Bogor episode Jika Aku Menjadi Pembuat Caping selama 3 hari. Pada minggu ini penulis tidak mendapat kendala karena sebelumnya sudah ikut liputan jadi kendal sudah bisa diatasi dengan baik.

9. Pelaksanaan KKM Minggu Kesembilan 14 Maret 2011 s/d tanggal 17 Maret 2011

Pada minggu terakhir ini penulis melakukan pekerjaan seperti biasanya. Mengambil kaset yang sudah dirender. Merekap kaset minidv dan master edit kedalam laporan penggunaan kaset setiap episode dalam file penggunaan kaset. Cek inbok JAM ( Jika Aku Menjadi ). Membuat request mobil jemput bandara crew. Telfon talent yang finalisasi untuk casting ke dua dengan produser.Membuat good request bookingan alat untuk liputan tanggal 22 Maret 2011 - 2 April 2011untuk DLK 6 tim.Ikut dalam proses editing Jika Aku Menjadi Buruh Kopra Lombok di booth L.

(53)

commit to user

cameramen kemudian para editor memasukkan timecode sesuai shotlist yang dibuat oleh cameramen kedalam editan per segmen. Dalam 1 hari itu ada 3 orang editor yang berganti shift.Mengerti kegunaan shotlist yang dibuat oleh cameramen yaitu sebagai petunjuk pada detik awal sampai akhir shene masuk hutan dll.Supaya editor mudah dalam mencari shene tersebut.Kalau dulu sebelum stripping camaeramen selalu ada saat editing jadi untuk mengatasi kesulitan untuk mencari timecode para cameramen selalu menyerahkan shotlist kepada editor.

B. FOCUS OF INTREST

Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Media ini penulis juga mendapatkan banyak pengalaman dan memperoleh ilmu tentang program produksi televisi lebih dalam, karena penulis mengikuti langsung bagaimana proses produksi. Khususnya mengenai proses pra produksi, produksi sampai dengan paska produksi. Sehingga dalam hal ini penulis melakukan observasi di bagian kegiatandi dalam kantor dan liputan di lapangan.

Dari hasil pengamatan penulis selama melakukan kegiatan KKM, adapun tahapan produksi berita di Trans TV yaitu sebagai berikut :

a. Pra-Produksi

Sebelum melakukan produksi terlebih dahulu PA ( production

(54)

commit to user 1. Casting Talent

Ini adalah tugas seorang PA ( Production Assistant ) untuk mencari talent, ada beberapa hal yang dilakukan untuk mencari talent yang pertama dengan promosi saat acara Jika Aku Menjadi sehingga calon talentyang berminat untuk mengirimkan CV dan foto, dengan cara hunting ke mall dan kampus besar yang ada di Jakarta.

2. Request Alat

Pada tahapan ini seorang PA ( Production Assistant ) harus melakukan request atau booking alat yang sudah ditanda tangani oleh eksekutif produser dan produser seminggu sebelum produksi untuk kebutuhan saat produksi seperti kamera, tripot, clip on, lighting, dan lain-lain.

3. Riset Nara Sumber

Tugas ini dilakukan oleh reporter untuk mencari nara sumber lewat seorang fixer, fixer adalah orang yang sudah dikenal dan dipercaya dari kalangan masyarakat luas seperti driver rental mobil didaerah yang diminta untuk mencari informasi dengan criteria yang diberikan oleh reporter.Fixer bisa juga dari koresponden atau contributor, selain sumber informasi yang paling utama dari fixer

(55)

commit to user

seorang fixer dan sangat jarang reporter Jika Aku Menjadi mendapatkan narsum sendiri.

Kriteria yang harus dipenuhi seorang reporter untuk nara sumber Jika Aku Menjadi miskin, hidupnya susah , sudah tua lebih dari 60 tahun , kerjaanya banyak dan masih semangat untuk bekerja dan yang paling mempunyai dramatic story.

4. Pitching

yaitu konsultasi 3 target nara sumber kepada produser untuk memilih salah satu yang patut untuk di liput jadi semua narsum itu harus atas persetujuan Produser. Setelah itu membuat teratment untuk mempermudah jalannya produksi saat berada dilapangan.

5. Setle

Setelah menemukan nara sumber yang cocok dan atas persetujuan produser kemudian UPM segera melakukan , Setle yaitu mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan akomodasi, pengurusan ijin, manajemen transportasi, mengurus tangan kontrak kerja dan asuransi jiwa talent, dan segala hal praktis yang bertujuan untuk melancarkan proses produksi.

b. Produksi

(56)

commit to user

dibuat kemudian mendirect talent. Dan tugas seorang UPM untuk mengatur semua akomodasi, membeli semua hadiah yang akan diberikan kepada nara sumber dan biaya saat produksi berlangsung.

Crew dibagi menjadi dua tim, tim pertama reporter dan cameramen berangkat dua hari sebelum tim kedua, tim pertama untuk melakukan

surveykemudian tim kedua datang bersama talent. Produksi Jika Aku

Menjadi ini selama melakukan take tidak pernah menyebutkan kalau dari Trans Tv selama liputan berlangsung nara sumber dan warga sekitar. Crew mengaku menjadi anak kuliah yang sedang mengerjakan tugas dari kampus hal ini dilakukan supaya nara sumber tidak berharap lebih dan pada saat take mereka beraktifitas secara natural jadi crew juga berkewajiban untuk dekat dengan nara sumber.Tim liputan mengantarkan

talent kerumah narasumber, sedangkan tim liputan tidur di tempat

terpisah, tidak dirumah narasumber, sehingga talent benar-benar harus tinggal bersama keluarga narasumber.

(57)

commit to user

diberiakn oleh crew.Kendala yang dirasakan saat pelaksanaan produksi ini saat menggali dramatic story olehnara sumber.

c. Pasca Produksi 1. Verbatim

Mempreview hasil liputan untuk mencatat TC ( timecode

)dan narasi sesuai kebutuhan naskah oleh reporter. Verbatim juga dilakukan oleh cameramen untuk mencatat TC ( time code ) mencari shoot yang bagus untuk diedit dan kemudian diserahkan kepada editor diruang editing untuk proses edit.

2. Menyusun Naskah

Setelah melakukan verbatim reporter siap untuk menulis naskah sesuai dengan treatment yang telah dibuat yaitu terdiri dari 4 segmen.Segmen 1, diisi pekerjaan utama, segmen 2 variabel/ pekerjaan berikutnya, segmen 3 berisi dramatic story, kemudian segmen 4, berisi pengalihan dan solusi. Setelah naskah jadi kemudian diserahkan kepada assisten produser untuk di koreksi atau di edit kembali jika ada kata-kata yang janggal atau kurang.

3. Dubbing

(58)

commit to user 4. Editing.

dilakukan oleh editor. Terdapat tiga both untuk program acara Jika Aku Menjadi. Selama editing editor mengikuti shot list

yang disertakan oleh kameramen. Dan hasil akhir editing di mixing oleh produser Tahapan ini merupakan tahapan penyelesaian atau penyempurnaan. Dalam tahapan ini mempunyai tiga langkah utama yaitu :

a. Editing off line

Setelah pembuatan naskah, produser membuat editing kasar atau editing off line yaitu pemilihan gambar-gambar yang sesuai dengan naskah.Sesudah hasil editing off line itu dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script.Editing script ini merupakamperpaduan antara editing off line, uraian untuk narasi, dan bagian –bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik maupun statement.Kemudian hasil shoting asli dan naskah editing diserahkan kepadaeditor untuk dibuat editing on

line.

b. Editing on line

(59)

commit to user

sempurna. Setelah editing on line inisiap, proses berlanjut dengan mixing.

c. Mixing

Langkah selanjutnya yaitu memadukan narasi yang sudah direkamoleh voice over dan penambahan ilustrasi musik ke dalam editing offline.Ilustrasi musik diambil dari koleksi-loleksi yang dimiliki editoratau dari produser itu sendiri. Dengan petunjuk editing script, editormembuat keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasidan musik sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas.Sesudah proses

mixing ini boleh dikatakan bagian yang pentingdalam post

production sudah selesai, tinggal langkah terakhirsebelum hasil diserahkan ke bagian grafis, yaitu preview danevaluasi oleh produser.

Setelah pengeditan selesai kaset siap tayang akan dibagi menjadi tiga untuk masing-masing keperluan, yaitu master LSF

(60)

commit to user

C. DESKRIPSI PROGRAM JIKA AKU MENJADI

Salah satu program unggulan di Divisi News Magazine TRANS TV yaitu program Jika Aku Menjadi. Jika Aku Menjadi adalah salah satu program TRANS TV. Jika Aku Menjadi tayang perdana pada tanggal 27 November 2007 dengan durasi 45 menit sekali tayang (termasuk commercial break). Ditayangkan setiap hari Senin-Jumat pukul 18.15-19.00 dan hari Sabtu-Minggu pukul 17.30-18.15.

Jika Aku Menjadi adalah program majalah berita, yang menyuguhkan informasi langsung seputar kehidupan kalangan kelas bawah (pemulung,

nelayan, buruh panggul pasar, kuli panggul pelabuhan, petani penggarap,

penangkap kalong, buruh pemetik jamur, tukang kayu, tukang ojek sepeda,

dll.). Informasi dalam Jika Aku Menjadi ditujukan untuk memberi

pemahaman, empati atau simpati pada masyarakat bawah. Tidak dengan

carakaritas atau membagi-bagi uang/barang/renovasi rumah tetapi dengan

menampilkan keseharian mereka di rumah, di lingkungan sekitar, di tempat

kerja, dan sebagainya.Penonton dalam paket program ini diwakili oleh talent,

yang berasal dari (katakanlah) kelas A+B.

Si talent Jika Aku Menjadi wanita berumur 18-23 tahun diambil dari

kalangan mahasiswa.Dalam tayangan talent ini harus tinggal setidaknya 4-5 hari dan menjalani hidup seperti orang dari kalangan bawah yang menjadi

narsumnya.Ia harus mengikuti aktivitas orang itu, mulai dari pagi, siang, sore,

malam (si talent menumpang/ menginap di rumah si narsum), sampai pagi

(61)

commit to user

kali. Kalau si narsum tidur di kolong jembatan atau rumah gubuk di pinggir rel

kereta api, si talent juga harus bergabung di sana. Kalau si narsum adalah

kenek bus, si talent juga harus membantu menariki uang tarif bus dari para

penumpang. Letak daya tarik tayangan ini adalah mengeksploitasi kelucuan,

kekikukan, kegerahan, ketidaknyamanan, dan “penderitaan” dari talent, dalam

menjalani kehidupan sebagai orang kalangan bawah. Di ujung akhir episode

tayangan, talent menyatakan “kesan-kesannya” dan hikmah yang ia peroleh,

setelah 4-5 hari menjalani kehidupan sebagai orang kalangan bawah.

Sedangkan si narasumber atau keluarganya juga mengomentari, bagaimana

“ketahanan mental” si talent ketika harus hidup bersama mereka sebagai orang

(62)

commit to user

51 BABV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama pelaksanaan magang di TRANS TV selama 2 bulan (17 Januari - 17 Maret 2011), penulis menyimpulkan bahwa :

1. Jadi tahap pertama atau pra produksi daiam program acara Jika Aku Menjadi seorang PA (production assistant) meiakukan casting talent dan terdapat dua tahap casting untuk program acara ini.

2. Tahap selanjutnya seorang reporter mencari nara sumber dari fixer informasi yang di peroleh berupa data- data dari nara sumber. Kemudian reporter meiakukan ptching dengan produser untuk mendapat persetujuan dan membuat treatment, setelah itu UPM melakkukan setle untuk biaya waktu produksi.

3. Dalam program Jika Aku Menjadi seorang reporter benar-benar harus memiliki keberanian di segala medan. Jiwa sosial yang tinggi, keterbukaan, disiplin, etika, mudah beradaptasi, peka dan cepat tanggap terhadap situasi. reporter bertugas untuk turut serta menjaga kekompakan tim kerja liputan, ia juga bertugas untuk aktif berinteraksi dan menjaga hubungan baik dengan para narasumber meski proses peliputan telah berakhir.

(63)

commit to user

liputan hinge selesai yang dilakukan selama 5 hari dan paska produksi yaitu proses verbatim, membuat running text, dubbing sampai dengan editing dalam program Jika Aku Menjadi di Trans TV.Selain itu, adanya monitoring dan pihak Pembimbing yang memastikan bahwa mahasiswa magang dapat berkontribusi aktif selama magang. /

5. Dalam memproduksi suatu program acara harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh mulai dari persiapan pra produksi yang matang (terdiri dari ide, persiapan alat, dll) agar proses produksinya dapat berjalan dengan baik. Pra produksi yang matang berpengaruh baik untuk barjalannya produksi dan pasca produksi.

B. Saran

1. Saran untuk Instansi

a. Agar lebih menarik minat pemirsa, sebaiknya Jika Aku Menjadi menyuguhkan ide yang lebih fresh, Sehingga pemirsa dirumah tidak bosan dengan tayangan Jika Aku Menjadi yang terkadang ceritanya hampir sama atau template dari episode-episode sebelumnya.

b. Untuk menyuguhkan informasi yang human interest., hendaknya pra produksinya ditentukan secara lebih matang. Misalnya : dengan menentukan secara lebih jelas mated cerita tiap episodenya.

(64)

commit to user

d. Tetap menjaga tayangan program maupun look on air agar TRANS TV tetap dekat dengan pemirsanya seperti logo "Milik Kita Bersama".

2. Saran untuk Universitas

a. Untuk program Dili Penyiaran FISIP UNS hendaknya meningkatan teknologi peralatan komunikasi audio visual yang dipakai dalam dunia broadcasting di dunia kerja nyata. Sehingga dapat mendukung tercapainya proses belajar mengajar yang lebih baik.

b. Lebih banyak kerjasama pelatihan teknis pengoperasian alat, seperti pelatihan kameramen foto maupun video, produser, sutradara, setting lokasi, pencahayaan, editor, dll. Dengan praktisi berpengalaman untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan output mahasiswa.

Gambar

gambar dan suara sekaligus juga dapat menghadirkan informasi tentang suatu

Referensi

Dokumen terkait

interpersonal dengan keputusan hidup melajang pada karyawan. Untuk mengetahui hubungan antara kepuasan hidup dengan

Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana budaya organisasi pada Sofyan Inn Grand Kalimas Hotel Syari’ah Surabaya.. Penelitian ini bertujuan

Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah polong berisi, jumlah polong hampa, jumlah

Sistem Voting Setuju-Tidak Setuju dikatakan bertukar kuat jika diberikan dua koalisi pemenang yang berbeda X dan Y, pertukaran satu pemilih dalam X tetapi tidak dalam Y

Kepolisian daerah DIY harus lebih meningkatkan sumber daya manusia dalam kepolisian, khususnya di bidang tindak pidana cyber crime agar lebih berkompeten, ahli

Pemahaman tentang profesi SDM penting bagi mahasiswa untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai profesi SDM dalam prakteknya di dunia kerja, sehingga Universitas Atma

Rencana produksi tersebut hanya digunakan di plant 2 yaitu pabrik perakitan rantai, sedangkan rencana produksi yang dibuat oleh departemen produksi bukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sumber pembiayaan pendidikan berasal dari APBN, APBK, keluarga, dan masyarakat; (2) Aspek positif yang nampak dalam perencanaan