• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Pertumbuhan Badan Bayi Usia 0 Hingga 12 Bulan Di Wilayah Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Pertumbuhan Badan Bayi Usia 0 Hingga 12 Bulan Di Wilayah Bogor"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

POLA PERTUMBUHAN BADAN BAYI USIA 0 HINGGA 12 BULAN

DI WILAYAH BOGOR

Oleh :

Adisty Wulandari G34102043

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

ADISTY WULANDARI. Pola Pertumbuhan Badan Bayi Usia 0 Hingga 12 Bulan di Wilayah Bogor. Dibimbing oleh BAMBANG SURYOBROTO dan R R DYAH PERWITASARI.

Pengukuran pertumbuhan penting untuk mengetahui status gizi, mengidentifikasi penyakit kronis, memonitor keadaan populasi dan memberikan informasi kepada orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan bayi usia 0 hingga 12 bulan yang berada di wilayah Bogor. Pengambilan data menggunakan metode horisontal, artinya setiap probandus mewakili kelas umur tertentu yang ada di populasi. Pengukuran dilakukan di Rumah Sakit umum, Rumah Sakit Bersalin, puskesmas dan posyandu. Data yang diambil adalah data antropometri berupa berat badan, panjang badan dan panjang duduk. Pertumbuhan berat badan bayi laki-laki lebih besar dibandingkan bayi perempuan. Laju pertumbuhan berat badan bayi laki-laki dan perempuan meningkat pesat dari usia 0 hingga 6 bulan, dan melambat setelahnya hinggga usia 12 bulan. Pertumbuhan panjang badan bayi laki-laki lebih besar dibandingkan bayi perempuan. Sedangkan laju kecepatan pertumbuhan badan bayi laki-laki dan perempuan meningkat pesat saat 6 bulan pertama dan menurun setelah 6 bulan kedua. Hasil menunjukkan bahwa panjang duduk bayi laki-laki dan perempuan berhimpit dari usia 0 hingga 4 bulan, kemudian bayi laki-laki-laki-laki tumbuh lebih cepat daripada bayi perempuan.

ABSTRACT

ADISTY WULANDARI. Growth Pattern Body of Infant Aged 0 to 12 Months in Bogor. Under the supervision of BAMBANG SURYOBROTO and R R DYAH PERWITASARI.

(3)

POLA PERTUMBUHAN BADAN BAYI USIA 0 HINGGA 12 BULAN

DI WILAYAH BOGOR

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Adisty Wulandari G34102043

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul

: Pola Pertumbuhan Badan Bayi Usia 0 Hingga 12 Bulan

di Wilayah Bogor.

Nama

: Adisty Wulandari

NRP

:

G34102043

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Bambang Suryobroto Dr. Ir. R. R. Dyah Perwitasari, M.Sc.

NIP. 131 779 503 NIP . 131 916 787

Mengetahui,

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S.

NIP. 131 473 999

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta tanggal 02 Desember 1985 sebagai anak tunggal dari pasangan Budi Santoso dan Dwi Irianti.

Lulus dari SMUN 64 Jakarta Timur pada tahun 2002 dan diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI IPB) di Fakultas MIPA, Departemen Biologi pada tahun yang sama.

Penulis melakukan Praktik lapangan pada tahun 2005 menganai Budidaya Anggrek

Oncidium Sharry baby di Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP) Taman Mini Indonesia Indah

(6)

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Dr. Bambang Suryobroto dan Dr. Ir. R.R. Dyah Perwitasari, M.Sc. atas bimbingan dan saran selama penelitian. Terimakasih untuk Ir. Sulistijorini, Msc. sebagai wakil komisi pendidikan atas masukan dan sarannya terhadap karya ilmiah ini. Terimakasih pula penulis ucapkan kepada Anne Susanti dan Hijrah Eka Putra atas kesediannya meluangkan waktu untuk berdiskusi mengenai karya ilmiah ini.

Ucapan terima kasih ditujukan kepada Kepala Rumah Sakit, Kepala Humas, Dokter, Bidan, Perawat Rumah Sakit PMI, Rumah Sakit MELANIA, Puskesman Bogor Timur, Puskesmas Bondongan, Puskesmas Tanah Sereal, Puskesmas Bogor Selatan, Puskesmas Katulampa, Puskesman Bantarkemang atas izin dan bantuannya dalam penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada Kanthi Arum dan Berry Juliandi yang membantu mengajarkan analisis data menggunakan program R; teman-teman di laboratorium Zoologi: Isma, Andros, Apri, Solay, Iqbal, Bian, Gema, Ani, Anifa, Adit, Ryan, Idjul, Rifa, Wida, Sanah; Vitria, Tika Tresnawati, Ajeng, Tika Waras, Riza, Juve, Adel, Villa Merah atas persahabatan selama ini. Terimakasih kepada seluruh dosen dan laboran Laboratorium Zoologi atas suasana kekeluargaan yang penulis rasakan. Akhirnya, terimakasih penulis ucapkan kepada Daddy, Mummy, Eyang Kutit, Eyang Halim atas segala dukungan, perhatian,doa dan kasih sayangnya.

Bogor, Februari 2007

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... Vi

DAFTAR GAMBAR ... Vi

DAFTAR LAMPIRAN ... Vi

PENDAHULUAN... 1

METODE ... 1

Probandus ... 1

Prosedur Antropometri... 2

Analisis Data ... 3

HASIL ... 3

Berat Badan ... 3

Panjang Badan... 3

Panjang Duduk ... 4

PEMBAHASAN ... 6

Berat Badan ... 6

Panjang Badan... 7

Panjang Duduk ... 8

SIMPULAN... 9

SARAN... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 9

(8)

1 Jumlah probandus berdasarkan umur dan jenis kelamin ... 1

2 Jumlah dan persentase probandus berdasarkan asal wilayah ... 2

3 Perbandingan berat badan (kg) bayi Bogor (Wulandari 2007) dengan bayi Amerika (Kuczmarski et al. 2002) pada persentil 50 ... 8

4 Perbandingan panjang badan (cm) bayi Bogor (Wulandari 2007) dengan bayi Amerika (Kuczmarski et al. 2002) pada persentil 50 ... 9

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Pola pertumbuhan berat badan bayi laki-laki dan perempuan... 4

2 Pola pertumbuhan panjang badan bayi laki-laki dan perempuan ... 5

3 Pola pertumbuhan panjang duduk bayi laki-laki dan perempuan ... 6

4 Perbandingan pertumbuhan berat badan bayi laki-laki dan Perempuan... 5

5 Perbandingan pertumbuhan panjang badan bayi laki-laki dan perempuan ... 5

6 Perbandingan pertumbuhan panjang duduk bayi laki-laki dan perempuan ... 6

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Kuesioner data pribadi... 11

2 Persentil berat badan bayi laki-laki (kg) ... 12

3 Persentil berat badan bayi perempuan (kg)... 13

4 Persentil panjang badan bayi laki-laki (cm)... 14

5 Persentil panjang badan bayi perempuan (cm) ... 15

6 Persentil panjang duduk bayi laki-laki (cm) ... 16

(9)
(10)

Pertumbuhan dan perkembangan dimulai sejak masa konsepsi hingga dewasa. Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan ukuran dan perbanyakan jumlah sel, jaringan dan organ. Perkembangan adalah perubahan kemajuan secara kualitatif maupun kuantitatif pada organ dan individu menuju pengorganisasian yang lebih tinggi. (Soetjiningsih 1995). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain: gen, hormon (Fox 2002), nutrisi, keadaan kesehatan (de Onis 2001), sosial ekonomi (Jalal & Soekirman 1990) dan kondisi psikologis (Riyadi 2001). Bila faktor-faktor tersebut tidak optimal, bayi dapat tumbuh tidak sehat. Pertumbuhan anak normal ditandai oleh kesehatan yang baik, sedang pertumbuhan sering mengalami perlambatan pada anak yang menderita suatu penyakit.

Pengukuran pertumbuhan penting untuk menentukan status gizi (Amarita & Veronica 1992), mendeteksi adanya penyakit kronis, mendeteksi penyimpangan pertumbuhan secara individu (Jacob 1981), memeriksa keadaan seluruh populasi, menilai respon terhadap intervensi dan memfasilitasi perbandingan internasional (de Onis 2001) dan sebagai pendukung penelitian lebih lanjut. Dengan mengukur pertumbuhan sejak awal kelahiran, abnormalitas somatik dapat diprediksikan dan pemberian hormon pertumbuhan dapat digunakan untuk mengoptimalkan pertumbuhan.

Pertumbuhan setiap individu berbeda, namun pola pertumbuhan dapat diprediksikan

melalui prosedur antropometri.

Pola pertumbuhan bayi usia 0 hingga 12 bulan ini sudah diteliti oleh Susanti (2005). Susanti (2005) menggabungkan probandus berusia 7, 8, 9 bulan ke dalam kelompok usia 8 bulan. Probandus usia 10, 11, 12 bulan dikelompokkan ke dalam usia 11 bulan. Penggabungan kelompok usia tersebut disebabkan jumlah probandus yang kurang, sehingga perluasan pengambilan sampel diperlukan untuk memperoleh kurva pertumbuhan yang lebih baik. Jadi, penelitian ini merupakan sebuah kelanjutan yang bertujuan memperoleh pola pertumbuhan berat badan, panjang badan dan panjang duduk bayi usia 0 hingga 12 bulan di wilayah Bogor yang lebih mendekati keadaan populasi yang sebenarnya.

METODE

Probandus

Probandus (sampel yang berupa manusia) berasal dari wilayah Bogor, yaitu bayi sehat berusia 0 hingga 12 bulan. Probandus diambil dari Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas, Posyandu di wilayah Bogor. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan prosedur antropometri seperti yang telah dilakukan Susanti (2005). Probandus pada penelitian ini berasal dari dua data. Data pertama merupakan data mentah Susanti (2005), dan data kedua merupakan data hasil penelitian ini. Probandus yang dianalisis sejumlah 354 yang terdiri dari 173 probandus laki-laki dan 181 perempuan, yang merupakan gabungan dari hasil penelitian Susanti (2005) dan penelitian ini (Tabel 1).

Tabel 1 Jumlah probandus berdasarkan umur dan jenis kelamin.

(11)

Tabel 2 Jumlah dan persentase probandus berdasarkan asal wilayah

Pengambilan data meliputi data antropometri dan data pribadi. Data antropometri merupakan data ukuran tubuh berupa berat badan, panjang badan dan panjang duduk. Data pribadi berupa nama, alamat, pendidikan orang tua diperoleh dengan memberikan kuesioner (Lampiran 1). Probandus yang dianalisis harus sehat, guna memperoleh pola pertumbuhan yang normal. Pengeluaran makan perbulan keluarga probandus diketahui dari kuesioner. Rata-rata pengeluaran untuk makan pada penelitian ini sebesar Rp. 792.391,00/bulan. Pengeluaran tersebut lebih besar daripada upah minimum kota Bogor yaitu sebesar Rp. 720.000,00/bulan. Penetapan upah minium tersebut merujuk kepada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/Kep 2686/Dinaskersos/2006 mengenai upah minimum regional kota Bogor.

Prosedur Antropometri

Pengambilan data menggunakan metode horisontal, artinya setiap probandus mewakili

kelas umur tertentu yang ada di dalam populasi.

Data antropometri yang diukur meliputi berat badan, panjang badan dan panjang duduk.

Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan bayi. Pengukuran dilakukan dengan cara meletakkan probandus terbaring di atas timbangan, kemudian angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan dicatat sebagai data berat badan probandus.

Pengukuran panjang badan dilakukan dengan menggunakan papan pengukuran. Probandus diletakkan dengan posisi telentang di atas papan pengukuran, pandangan lurus ke atas, kepala menyentuh papan. Badan dan kaki probandus sejajar bidang horizontal, tumit diluruskan. Angka yang bertemu antara tumit probandus dan papan yang dapat digerakan dicatat sebagai data panjang badan probandus.

(12)

Analisis Data

Analisis data menggunakan additivity and variance stabilization for regresion (AVAS) (Tibshirani 1988) sesuai dengan laporan Tango (1998). Metode ini digunakan untuk menentukan nilai-nilai persentil berat badan, panjang badan dan panjang duduk untuk setiap kelompok usia. Persentil yang digunakan adalah 0.023, 0.03, 0.05, 0.10, 0.25, 0.50, 0.75, 0.85, 0.90, 0.95, 0.97, dan 0.977. Persentil digunakan untuk menentukan kisaran pengukuran bagi setiap kelompok usia yang berupa bulan. Kurva pertumbuhan diperoleh dengan cara menghubungkan satu persentil ke persentil yang sama di kelompok usia selanjutnya. Pola pertumbuhan berat badan, panjang badan, dan panjang duduk dilihat pada persentil 50 (Susanti 2005). Analisis data dilakukan dengan menggunakan program R (R Development Core Team 2004). Analisis data dilakukan di Laboratorium Zoologi, FMIPA IPB.

HASIL

Berat Badan

Kurva pertumbuhan berat badan bayi laki-laki dan perempuan meningkat sejak usia 0 hingga 12 bulan (Gambar 1). Berat badan bayi laki-laki maupun perempuan cenderung meningkat pesat dari usia 0 bulan hingga 6 bulan dan lajunya mengalami penurunan pada 6 bulan kedua. Berat badan bayi lahir persentil 50 pada penelitian ini adalah 3.3 kg. Bayi laki-laki pada penelitian ini memiliki berat badan lahir 3.4 kg pada persentil 50. Pada penelitian Susanti (2005) berat badan lahir persentil 50 bayi laki-laki adalah 3.3 kg. Pada usia 6 bulan berat badan bayi laki-laki hasil penelitian ini menjadi 7.8 kg (Lampiran 2). Rata-rata kenaikan berat badan bayi laki-laki dari usia 0 bulan hingga 6 bulan pada persentil 50 adalah 730.1 gram/bulan (Lampiran 2). Kenaikan berat badan bayi laki-laki usia 6 hingga 12 bulan mengalami penurunan yaitu 231.2 gram/bulan (Lampiran 2). Susanti (2005) menyebutkan bahwa kenaikan berat badan bayi laki-laki dari usia 0 hingga 6 bulan rata-rata sebesar 728.5 gram/bulan, usia 6 hingga 12 bulan sebesar 241.8 gram/bulan. Berat badan lahir bayi perempuan hasil penelitian ini pada persentil 50 adalah 3.3 kg. Berat badan lahir bayi perempuan hasil penelitian Susanti (2005) adalah 3.4 kg. Peningkatan berat badan bayi perempuan hasil penelitian ini dari usia 0 hingga 6 bulan memiliki rata-rata 634.6 gram/bulan. Berat badan bayi perempuan usia 6 bulan di

persentil 50 menjadi 7.1 kg (Lampiran 3). Rata-rata peningkatan berat badan bayi perempuan pada 6 bulan kedua di persentil 50 mengalami penurunan menjadi 271.3 gram/bulan. Hasil penelitian Susanti (2005) mendapatkan rata-rata kenaikan berat badan bayi perempuan sejak lahir hingga usia 6 bulan adalah 643.6 gram/bulan dan setelah 6 bulan kedua rata-ratanya menjadi 203 gram/bulan. Bayi laki-laki memiliki berat lahir lebih besar dari bayi perempuan. Kurva perbandingan berat badan bayi laki-laki dan perempuan hampir berhimpit dari usia 0 hingga 4 bulan, kemudian kurva pertumbuhan berat badan bayi laki-laki lebih besar dibandingkan bayi perempuan pada usia 5 hingga 12 bulan (Gambar 2). Kurva pertumbuhan berat badan bayi laki-laki maupun bayi perempuan memperlihatkan adanya probandus yang berada di bawah persentil 0.023 dan berada di atas 0.977 sisanya tersebar di antara persentil 0.03 dan 0.97 (Gambar 1).

Panjang Badan

(13)

laki-laki berada di atas bayi perempuan (Gambar 4).

Panjang Duduk

Pola pertumbuhan panjang duduk bayi laki-laki maupun perempuan cenderung mengalami peningkatan hingga usia 12 bulan (Gambar 5). Kurva perbandingan panjang duduk bayi menunjukkan bahwa panjang duduk bayi laki-laki dan perempuan berhimpit dari usia 0 hingga 4 bulan, kemudian kurva panjang duduk bayi laki-laki berada di atas bayi perempuan sampai usia 12 bulan (Gambar 6). Panjang duduk bayi usia 0 bulan pada persentil 50 rata-ratanya sebesar 33.9 cm. Apabila jenis kelamin dibedakan, panjang duduk bayi laki-laki lebih besar dibanding bayi perempuan. Rata-rata panjang duduk

bayi laki-laki usia 0 bulan persentil 50 adalah 33.9 cm (Lampiran 6). Panjang duduk rata-rata untuk bayi perempuan usia 0 bulan di persentil 50 adalah 33.7 cm (Lampiran 7). Pada usia 6 bulan panjang duduk bayi laki-laki pada persentil 50 menjadi 43.2 cm. Panjang duduk bayi perempuan menjadi 42.1 cm. Rata-rata kenaikan panjang duduk bayi laki-laki pada 6 bulan pertama adalah 1.6 cm/bulan. Kenaikan panjang duduk bayi laki-laki setelah 6 bulan pertama mengalami penurunan, yaitu dari 1.6 cm/bulan menjadi 0.4 cm/bulan pada 6 bulan kedua. Kenaikan panjang duduk bayi perempuan pada 6 bulan pertama adalah 1.4 cm/bulan, setelah 6 bulan pertama mengalami penurunan dari 1.4 cm/bulan menjadi 0.5 cm/bulan.

Gambar 1 Pola pertumbuhan berat badan bayi laki-laki dan perempuan

(14)

Gambar 3 Pola pertumbuhan panjang badan bayi laki-laki dan perempuan

(15)

Gambar 6 Perbandingan pertumbuhan panjang duduk bayi laki-laki dan perempuan pada persentil 50.

PEMBAHASAN

Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan untuk mengetahui status gizi pada bayi baru lahir. Sebagai indikator status gizi, berat badan memberikan gambaran keadaan masa kini yang dapat mengalami peningkatan dan penurunan setiap harinya (Soehartiningsih 1992). Berat badan sangat mudah terpengaruh keadaan mendadak seperti konsumsi makanan dan minuman, pengeluaran zat hasil metabolisme dan penyakit.

Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi normal memiliki berat badan lahir di atas 2600 gram dan berat badan lahir di bawah 2600 gram dikatagorikan BBLR. Berat badan bayi lahir hasil penelitian pada persentil 50 adalah 3.3 kg. Bayi laki-laki memiliki berat badan lahir lebih basar dibandingkan berat badan lahir bayi perempuan. Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, yaitu berat badan bayi lahir perempuan lebih besar dibandingkan bayi laki-laki (Susanti 2005). Hal ini menunjukkan adanya perubahan yang berarti akibat dari penambahan probandus.

Rata-rata kenaikan berat badan bayi hasil penelitian ini pada 6 bulan pertama lebih besar daripada 6 bulan kedua (634.6-730.1

gram/bulan pada bulan pertama dan 231.2-271.3 gram/bulan pada bulan kedua. Jahari et al. (1990) menyebutkan rata-rata kenaikan berat badan bayi Indonesia umumnya pada 6 bulan pertama 670-800 gram/bulan dan 400 gram/bulan pada 6 bulan kedua. Kenaikan berat badan yang pesat dari 0 hingga 6 bulan disebabkan oleh peningkatan jaringan lemak yang besar (Sinclair 1973). Rata-rata kenaikan berat badan hasil penelitian Susanti (2005) menunjukkan bayi laki-laki sejak lahir hingga usia 6 bulan pertama lebih besar dibandingkan daripada bayi perempuan pada kisaran usia yang sama, dan mengalami penurunan setelah 6 bulan kedua. Setelah penambahan probandus rata-rata kenaikan berat badan tersebut tidak berubah. Rata-rata kenaikan berat badan probandus bayi laki-laki tetap lebih besar dibandingkan dengan bayi perempuan pada 6 bulan pertama dan menurun setelahnya. Laju pertumbuhan berat badan bayi laki-laki lebih besar daripada bayi perempuan. Hal ini disebabkan anak laki-laki memiliki massa otot, massa tubuh dan laju metabolisme lebih besar dari anak perempuan (Watson & Lowrey 1951).

Kurva pertumbuhan berat badan bayi laki-laki menunjukkan adanya probandus yang mempunyai berat badan di bawah persentil 0.023. Hal ini menunjukkan adanya bayi yang mempunyai berat badan paling kecil dalam kelompok usianya. Persentil digunakan sebagai baku antropometri untuk menafsirkan hasil pengukuran. WHO merekomendasikan

(16)

persentil 0.023 dan persentil 0.977 sebagai batas bawah dan batas atas status gizi baik (Soetjiningsih 1992). Persentil di bawah 0.023 sebagai indikasi bayi kurang gizi. Berat badan bayi lahir dipengaruhi oleh status gizi ibu sebelum hamil dan riwayat kesehatan kehamilan. Ibu hamil yang kurang gizi dapat menyebabkan janinnya kurang gizi. Dalam kasus ini sering terjadi kematian neonatal yang tinggi. Hal ini kemungkinan ada hubungannya dengan kemampuan metabolik dan simpanan zat gizi pada waktu hamil dan masa sesudah lahir (Nur’aeni 2003). Faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan gizi. Hal ini dapat dilihat dari pengeluaran untuk makan yang diperoleh dari kuesioner. Keluarga yang mempunyai pengeluaran untuk makan tinggi umumya mempunyai bayi dengan berat badan normal. Berat badan yang melebihi persentil 0.977 juga didapatkan pada kurva pertumbuhan bayi laki-laki dan perempuan yang menandakan bayi tersebut memiliki berat badan paling besar di antara bayi yang lain seusianya. Persentil di atas 0.977 mengindikasikan bayi tersebut beresiko obesitas. Kurva pertumbuhan dapat digunakan untuk menilai obesitas apabila BB lebih dari 120 % dari persentil 50 (median) (Narendra 2002). Anak yang beresiko obesitas dewasanya cenderung mengalami obesitas (Wang et al. 2000). Hal ini dikarenakan kebiasaan pola makan dan penumpukan jaringan lemak yang berlebihan. Penurunan berat badan pada anak yang beresiko obesitas sangat dianjurkan untuk memperkecil risiko penyakit diabetes, jantung dan darah tinggi. Kurva perbandingan berat badan bayi menunjukkan sejak usia 0 hingga 4 bulan berat badan bayi laki-laki hampir berhimpit dengan bayi perempuan menandakan berat badan bayi laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Sejak usia 4 hingga 12 bulan berat badan bayi laki-laki berada di atas bayi perempuan.

Panjang Badan

Panjang badan memberikan gambaran pertumbuhan sejalan dengan pertambahan umur dan tidak terpengaruh keadaan yang mendadak, seperti penyakit dan konsumsi makanan misalnya (Soehartiningsih 1992). Ukuran panjang badan yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein. Panjang badan bayi lahir juga dipengaruhi oleh ukuran tubuh dan status gizi ibu hamil (Jacob 1981). Ibu yang memiliki ukuran tubuh yang kecil, bayi

yang dilahirkan akan kecil. Pemberian makanan tambahan sejak usia 0-36 bulan dapat meningkatkan pertumbuhan panjang badan secara bermakna (Mora et al. 1981). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan panjang badan bayi laki-laki dan perempuan terus mengalami peningkatan hingga usia 12 bulan. Hal ini dapat dilihat dari kurva yang semakin meningkat dari usia 0 hingga 12 bulan. Rata-rata kenaikan panjang badan pada 6 bulan pertama lebih besar dibandingkan pada 6 bulan kedua.

Panjang badan lahir bayi laki-laki pada persentil 50 dari hasil penelitian ini lebih besar daripada bayi perempuan. Hal ini tidak berbeda dengan hasil penelitian Susanti (2005). Panjang badan lahir bayi laki-laki pada persentil 50 hasil penelitian ini adalah 49.3 cm. Panjang badan bayi lahir perempuan adalah 48.3 cm. Hasil penelitian Susanti (2005) menunjukkan berat badan lahir bayi laki-laki pada persentil 50 adalah 49.6 cm dan panjang badan lahir bayi perempuan 49.0 cm.

Panjang Duduk

Panjang duduk adalah bagian dari panjang badan. Panjang duduk mengukur panjang tubuh dari kepala hingga bokong, tanpa anggota badan. Panjang duduk memiliki laju pertumbuhan yang berbeda dengan ukuran tubuh yang lainnya. Pertumbuhan anggota tubuh mempunyai kecepatan yang berbeda. Ukuran tubuh bayi pada dasarnya adalah proporsional. Apabila bayi mempunyai panjang badan yang lebih panjang, maka secara otomatis panjang duduknya menjadi lebih panjang. Dengan kata lain panjang duduk menyesuaikan dengan panjang badannya (Nur’aeni 2003).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang duduk bayi lahir pada persentil 50 adalah 33.9 cm. Apabila jenis kelamin dibedakan, panjang duduk lahir bayi laki-laki pada persentil 50 adalah 33.9 cm, lebih besar dibandingkan bayi perempuan yaitu 33.7 cm. Pola pertumbuhan panjang badan dan panjang duduk yang sama membuktikan bahwa adanya hubungan antara panjang badan dan panjang duduk bayi.

(17)

Perbandingan bayi Amerika (Kuczmarski

et al. 2002) dan bayi Bogor (penelitian ini)

Perbandingan berat badan bayi Amerika dan bayi Bogor dapat dilihat dalam Tabel 3. Berat badan bayi laki-laki dan perempuan pada persentil 50 menunjukkan bayi Amerika lebih besar dibandingkan bayi Bogor. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain : nutrisi, sosial ekonomi (Jalal & Soekirman 1990), gen (Bogin 1999). Amerika mempunyai pendapatan negara yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia, hal ini berhubungan dengan pola hidup dan

pemenuhan kebutuhan makanan. Faktor sosial ekonomi dan nutrisi yang baik lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan (Martorrel 1985, diacu dalam Jalal & Soekirman 1990)

Perbandingan panjang badan bayi Amerika dan bayi Bogor pada persentil 50 dapat dilihat dalam Tabel 4. Panjang badan bayi Amerika lebih panjang dibandingkan bayi Bogor. Perbedaan pertumbuhan panjang badan ini disebabkan perbedaan faktor nutrisi, pemilihan makanan tambahan, pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan (Jalal & Soekirman 1990).

Tabel 3. Perbandingan berat badan (kg) bayi Bogor (penelitian ini) dengan bayi Amerika (Kuczmarkski et al. 2002) pada persentil 50

Berat badan (kg) bayi laki-laki pada persentil 50

Berat badan (kg) bayi perempuan pada persentil 50

Umur (bulan) Amerika Bogor Umur (bulan) Amerika Bogor

0 3.53 3.37 0 3.40 3.26

1 4.00 3.97 1 3.80 3.79

2 4.88 4.71 2 4.54 4.51

3 5.67 5.64 3 5.23 5.43

4 6.39 6.56 4 5.86 6.22

5 7.04 7.21 5 6.44 6.66

6 7.63 7.75 6 6.97 7.07

7 8.16 8.12 7 7.45 7.42

8 8.64 8.42 8 7.90 7.73

9 9.08 8.59 9 8.31 8.01

10 9.48 8.77 10 8.69 8.32

11 9.84 8.95 11 9.04 8.57

12 10.16 9.14 12 9.37 8.70

Tabel 4. Perbandingan panjang badan bayi Bogor (penelitian ini) dengan bayi Amerika (Kuczmarski et al. 2002) pada persentil 50

Panjang badan (cm) bayi laki-laki pada persentil 50

Panjang badan (cm) bayi perempuan pada persentil 50

Umur (bulan) Amerika Bogor Umur (bulan) Amerika Bogor

0 49.99 49.34 0 49.29 48.27

1 52.70 51.96 1 51.68 50.93

2 56.63 54.74 2 55.29 53.78

3 59.61 58.01 3 58.09 56.82

4 62.08 61.21 4 60.46 60.06

5 64.22 63.53 5 62.54 62.08

6 66.13 65.23 6 64.41 63.87

7 67.86 66.67 7 66.12 65.46

8 69.46 68.16 8 67.71 66.90

9 70.95 69.32 9 69.19 68.24

10 72.35 70.57 10 70.59 69.66

11 73.67 71.70 11 71.92 71.10

(18)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pola umum pertumbuhan berat badan, panjang badan dan panjang duduk bayi meningkat dari usia 0 hingga 12 bulan. Laju pertumbuhan yang pesat terjadi pada 6 bulan pertama dan mengalami laju penurunan setelahnya. Laju pertumbuhan bayi laki-laki lebih besar dibandingkan bayi perempuan.

Saran

Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak jumlah probandus agar kurva yang diperoleh lebih baik dan representatif. Pemisahan kelas sosial ekonomi juga diperlukan untuk memperoleh kurva pertumbuhan berdasarkan kelas sosialnya. Pengukuran lingkar kepala juga diperlukan untuk membuat kurva pertumbuhan lingkar kepala yang dipakai untuk mengamati pertumbuhan otak.

DAFTAR PUSTAKA

Atmarita, Veronica L. 1992. Penggunaan indeks massa tubuh (Body Mass Index) sebagai indikator status gizi orang dewasa.

Gizi Indonesia 17(1/20): 50-56.

Bogin B. 1999. Pattern of Human Growth. Ed ke-2. Cambridge Univ Pr.

De Onis M. 2001. Child Growth and

Development. Di dalam: Semba RD, Bloem

MW. Nutrition and Health in Developing

Countries. New Jersey: Human Pr. Hlm

71-89.

Fox SI. 2002. Human Physiology. Ed ke-7. New York: McGraw-Hill.

Jacob T. 1981. Norma Pertumbuhan Untuk

Indonesia. Berkala Ilmu Kedokteran Gajah

Mada Jilid 13. Cetak ulang dalam Indriati E, editor. 2002. Antropometri Biologis. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jahari et al. 1990. Perbandingan baku Harvard

dan baku WHO-NCHS: suatu kajian aplikasi analisis terhadap subset data PSG.

Gizi Indonesia 14 (2): 65-78

Jalal F, Soekirman. 1990. Pemanfaatan antropometri sebagai indikator sosial ekonomi. Gizi Indonesia 14(2): 26-36. Kuczmarski et al. 2002. 2000 CDC growth

charts for the United States: Methods and development. Vital healthstat 1 (246).

Mora et al. 1981. The impact of

supplementary feeding and home education

on physical growth of disadvantaged children. Nutr. Revisi 1: 213:225.

Narendra. 2002. Standar Tumbuh Kembang. Jakarta: Penerbit CV Sugeng Seto.

Nur’aeni. 2003. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Bayi Lahir [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Riyadi H.2001. Metode Penilaian Status Gizi Secara Antropometri. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Robinson LE. 1986. Human Growth and

Development. Ohio: Charles E. Merril.

Soehartiningsih. 1992. Referensi Indikator Antropometri Tinggi dan Berat Badan Anak Usia 4- 13 Tahun Dengan Pendekatan Eksploratif [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Gde Ranuh IN, editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sinclair D. 1973. Human Growth After Birth.

Ed ke-2. Great Britain: Oxford Univ Pr. Susanti A. 2005. Pola Pertumbuhan Bayi Usia

0 Sanpai 1 Tahun di Wilayah Bogor [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Tanggo T. 1998. Estimation of age specific reference ranges via smooter AVAS. Statist

Med 17: 1231-1243.

Tibshirani R. 1988. Estimating optimal transformation for regression via additivity and variance stabilization. J Am Statist

Assoc 83: 394-405.

Wang et al. 2000. Tracking of body mass index from childhood to adolescence : a 6-y follow up study in China. Am J Clin Nutr. 72:1018-24.

Watson EH, Lowrey GH. 1951. Growth and

Development of Children. Ed ke-2. USA:

(19)

Lampiran 1 kuisioner data pribadi

DATA PRIBADI

Nama :

Jenis kelamin :

Tempat & tanggal lahir :

Anak ke- : dari bersaudara

Alamat lengkap :

Kelurahan :

Kecamatan :

Telepon:

Pemberian ASI sampai usia :

Penyakit (jika ada)

Nama ayah :

Tempat & tanggal lahir ayah :

Suku Ayah :

Pekerjaan Ayah :

Pendidikan tertinggi ayah :

Penyakit ayah :

Tinggi badan ayah :

Berat badan ayah :

Suku kakek pihak ayah :

Tempat lahir/asal kakek :

Suku nenek pihak ayah :

Tempat lahir/asal nenek :

Nama ibu :

Tempat & tanggal lahir ibu :

Suku ibu :

Pekerjaan ibu :

Pendidikan tertinggi ibu :

Penyakit ibu :

Tinggi badan ibu :

Berat badan ibu :

Suku kakek pihak ibu :

Tempat lahir/asal kakek :

Suku nenek pihak ibu :

Tempat lahir/asal nenek :

Pengeluaran perbulan keluarga untuk makan :

(20)

Lampiran 2 persentil berat badan bayi laki-laki (kg)

Berat Badan (kg) Persentil

Umur (bulan) 0.023 0.03 0.05 0.01 0.025 0.5 0.75 0.85 0.9 0.95 0.97 0.977

0 2.634224 2.671756 2.750722 2.528766 2.645771 3.370033 3.661572 3.82743 3.943581 4.121807 4.241415 4.300677

1 3.106257 3.150515 3.243629 2.981902 3.119873 3.969455 4.308099 4.500515 4.635147 4.841443 4.980311 5.048977

2 3.700017 3.752294 3.86197 3.552673 3.716101 4.712579 5.10889 5.333697 5.491162 5.732279 5.894064 5.97412

3 4.448215 4.510107 4.639875 4.273863 4.467264 5.645097 6.112111 6.377057 6.562423 6.846266 7.036586 7.130767

4 5.190117 5.26132 5.410929 4.989221 5.212043 6.566709 7.102913 7.406913 7.619511 7.944924 8.163035 8.270945

5 5.707378 5.785089 5.948233 5.488205 5.731291 7.207908 7.791746 8.122619 8.35396 8.707987 8.945203 9.062552

6 6.146064 6.229265 6.403827 5.911488 6.171679 7.750906 8.37482 8.728294 8.975392 9.353669 9.607745 9.733632

7 6.445119 6.532022 6.714337 6.20009 6.471874 8.120691 8.77175 9.140539 9.398622 9.7946 10.06065 10.19247

8 6.694545 6.78452 6.973257 6.440791 6.722242 8.428856 9.102475 9.484518 9.75231 10.16319 10.43925 10.57604

9 6.823981 6.915553 7.107638 6.565736 6.852167 8.588724 9.274094 9.663334 9.936175 10.3548 10.63607 10.77543

10 6.967933 7.06127 7.257055 6.704707 6.996679 8.766439 9.46517 9.86243 10.14089 10.56814 10.85521 10.99744

11 7.11704 7.212208 7.411822 6.848627 7.146331 8.950447 9.663332 10.06891 10.3532 10.7894 11.08247 11.22768

12 7.269083 7.36611 7.569622 6.995426 7.298966 9.138032 9.865678 10.27975 10.56999 11.01532 11.31453 11.46278

Rata-rata kenaikan berat badan bayi laki-laki dari usia 0 hingga 6 bulan pada persentil 50 : = Selisih berat-badan bulan n – berat badan bulan n – 1

(21)

Lampiran 3 persentil berat badan bayi perempuan (kg)

Berat Badan (kg) Persentil

Umur (bulan) 0.023 0.03 0.05 0.01 0.025 0.5 0.75 0.85 0.9 0.95 0.97 0.977

0 2.799341 2.824125 2.875843 2.728981 2.80698 3.263741 3.439669 3.539613 3.60962 3.716185 3.788021 3.823645

1 3.241876 3.270639 3.330971 3.160393 3.250725 3.796444 4.013486 4.137722 4.224035 4.35621 4.445788 4.48996

2 3.811209 3.847171 3.922496 3.710108 3.822291 4.508475 4.783621 4.940929 5.05139 5.221142 5.335689 5.392583

3 4.539725 4.585304 4.681233 4.41154 4.553768 5.432475 5.788243 5.99231 6.136109 6.358082 6.508024 6.582632

4 5.152623 5.206798 5.320955 5.000521 5.169297 6.220093 6.648802 6.895676 7.069627 7.339047 7.521237 7.612013

5 5.492728 5.551986 5.676565 5.326515 5.510947 6.660993 7.131957 7.403376 7.595224 7.892155 8.093446 8.193725

6 5.807445 5.871353 6.005838 5.628224 5.827128 7.071131 7.582335 7.877441 8.086161 8.409513 8.6291 8.738248

7 6.075608 6.143484 6.286642 5.885088 6.096452 7.422222 7.968574 8.284313 8.507826 8.853815 9.086535 9.201769

8 6.309238 6.380765 6.531501 6.108733 6.331265 7.729373 8.3069 8.641201 8.877049 9.238873 9.481714 9.601959

9 6.518998 6.593732 6.751342 6.309438 6.542012 8.005978 8.612224 8.961554 9.206393 9.581641 9.833492 9.958198

10 6.75947 6.838154 7.003633 6.539478 6.783623 8.324277 8.962093 9.325989 9.580785 9.971293 10.23339 10.36316

11 6.941899 7.023157 7.194891 6.713617 6.966865 8.566317 9.225275 9.599858 9.862137 10.26411 10.5339 10.66749

12 7.04143 7.124434 7.299776 6.808904 7.06695 8.698733 9.368447 9.748843 10.01519 10.42341 10.69738 10.83304

Rata-rata kenaikan berat badan bayi perempuan dari usia 0 hingga 6 bulan pada persentil 50 : = Selisih berat-badan bulan n – berat badan bulan n – 1

(22)

Lampiran 4 persentil panjang badan bayi laki-laki (cm)

Panjang Badan (cm) Persentil

Umur (bulan) 0.023 0.03 0.05 0.01 0.025 0.5 0.75 0.85 0.9 0.95 0.97 0.977

0 44.22922 44.508 45.08752 43.43329 44.31522 49.34271 51.19953 52.22286 52.92671 53.98633 54.685 55.02757

1 46.58185 46.87547 47.48581 45.7442 46.67243 51.96317 53.9123 54.98639 55.72503 56.83716 57.57046 57.92995

2 49.0827 49.39199 50.03489 48.20009 49.17811 54.73931 56.78597 57.9137 58.68922 59.85678 60.62668 61.00398

3 52.03966 52.36655 53.04562 51.10631 52.1405 58.01467 60.17593 61.36663 62.18552 63.41823 64.23093 64.62919 4 54.92496 55.26877 55.98321 53.94314 55.03108 61.20944 63.48214 64.73406 65.59515 66.89108 67.74559 68.16425

5 57.02017 57.37623 58.11618 56.0032 57.13001 63.52865 65.882 67.17837 68.06985 69.41165 70.29628 70.7298

6 58.55285 58.91809 59.67653 57.51021 58.66552 65.225 67.63726 68.96599 69.87972 71.25495 72.16162 72.60592

7 59.86263 60.23547 61.00993 58.79808 59.9777 66.67417 69.13675 70.49311 71.42581 72.82958 73.7555 74.20947 8 61.20283 61.58339 62.37403 60.11591 61.32023 68.15694 70.67079 72.05536 73.00751 74.44162 75.38803 75.85205

9 62.25028 62.63701 63.44048 61.146 62.36958 69.31584 71.86969 73.27645 74.24453 75.70294 76.66539 77.13727

10 63.38632 63.77968 64.59671 62.26296 63.50771 70.57238 73.16973 74.6016 75.58718 77.07197 78.05183 78.53224 11 64.4086 64.80797 65.63749 63.26839 64.53181 71.70314 74.34053 75.79532 76.79667 78.30522 79.30075 79.78885 12 65.32227 65.7269 66.56732 64.16674 65.44713 72.71349 75.38758 76.86285 77.87831 79.40811 80.41766 80.91264

Rata-rata kenaikan panjang badan bayi laki-laki dari usia 0 hingga 6 bulan pada persentil 50 : = Selisih berat-badan bulan n – berat badan bulan n – 1

(23)

Lampiran 5 persentil panjang badan bayi perempuan (cm)

Panjang Badan (cm) Persentil

Umur (bulan) 0.023 0.03 0.05 0.01 0.025 0.5 0.75 0.85 0.9 0.95 0.97 0.977

0 43.90574 44.14332 44.6406 43.22362 43.97944 48.26707 49.84472 50.71824 51.32026 52.22972 52.83118 53.12639

1 46.31044 46.5631 47.08765 45.58843 46.3884 50.93207 52.62036 53.55555 54.20055 55.17499 55.81953 56.13594

2 48.85028 49.11784 49.6749 48.08743 48.93266 53.78473 55.59369 56.59584 57.28707 58.33226 59.02323 59.36289

3 51.54197 51.82832 52.42393 50.72679 51.63033 56.82557 58.76464 59.8393 60.58139 61.7029 62.44546 62.81008

4 54.40265 54.70909 55.34715 53.52999 54.49705 60.0629 62.14304 63.297 64.09378 65.29835 66.09595 66.48776

5 56.18121 56.50052 57.16411 55.27254 56.27973 62.07881 64.24816 65.45178 66.28318 67.54023 68.37306 68.78202

6 57.75789 58.08817 58.77617 56.81693 57.85969 63.86821 66.1173 67.36572 68.22818 69.5321 70.39577 70.82036

7 59.16204 59.5025 60.21169 58.19241 59.26708 65.46362 67.78432 69.07271 69.96293 71.30927 72.20141 72.63966

8 60.42503 60.77491 61.50306 59.42899 60.53287 66.89966 69.28536 70.61021 71.52572 72.9101 73.8248 74.27322

9 61.60236 61.96076 62.70737 60.58179 61.71294 68.23955 70.68611 72.04499 72.98376 74.39841 75.33179 75.78936

10 62.84916 63.21674 63.98216 61.8024 62.96239 69.65906 72.17082 73.56409 74.52313 75.96763 76.92092 77.38828

11 64.11709 64.49407 65.27938 63.04364 64.2334 71.10393 73.67997 75.10272 76.08186 77.55697 78.53035 79.00758

12 65.40743 65.79402 66.59942 64.30668 65.52662 72.57553 75.20888 76.66133 77.66105 79.16703 80.1608 80.64803

Rata-rata kenaikan panjang badan bayi perempuan dari usia 0 hingga 6 bulan pada persentil 50 : = Selisih berat-badan bulan n – berat badan bulan n – 1

(24)

Lampiran 6 persentil panjang duduk bayi laki-laki (cm)

Panjang Duduk Bayi (cm) Persentil

Umur (bulan) 0.023 0.03 0.05 0.01 0.025 0.5 0.75 0.85 0.9 0.95 0.97 0.977

0 28.37001 28.66762 29.28839 27.5247 28.46175 33.93271 35.93334 36.96982 37.65258 38.65243 39.29056 39.59634

1 30.0818 30.39102 31.03767 29.19303 30.17706 35.84756 37.7606 38.75426 39.41374 40.37654 40.99666 41.28794

2 31.86384 32.19137 32.87633 30.93655 31.96474 37.67753 39.51483 40.47187 41.11262 42.04341 42.63392 42.92372

3 33.74739 34.09189 34.79878 32.76528 33.85425 39.43229 41.20543 42.13088 42.7458 43.64913 44.22544 44.50443

4 35.47229 35.80921 36.48679 34.49086 35.57611 40.96231 42.67574 43.57797 44.17708 45.05403 45.61609 45.89161

5 36.98521 37.30303 37.96446 36.03902 37.08367 42.29729 43.97513 44.85075 45.43562 46.31037 46.88628 47.16858

6 37.99001 38.30054 38.94689 37.06485 38.08607 43.19945 44.84503 45.7097 46.30131 47.19089 47.77775 48.06542

7 38.24915 38.56132 39.20223 37.32994 38.34539 43.43669 45.07458 45.94007 46.53393 47.42798 48.01778 48.3069

8 38.74811 39.06137 39.68981 37.84156 38.84561 43.88519 45.50947 46.3821 46.98148 47.88413 48.4796 48.7715

9 39.08913 39.39334 40.0259 38.18646 39.18293 44.18998 45.80962 46.68704 47.29036 48.19894 48.79834 49.09215

10 39.524 39.83159 40.45103 38.63202 39.61884 44.58669 46.20437 47.08874 47.69725 48.61365 49.2182 49.51455

11 39.96371 40.26231 40.88068 39.07895 40.05692 44.98054 46.60191 47.49389 48.10764 49.03193 49.64168 49.94057

12 40.38983 40.68995 41.30093 39.5137 40.48237 45.36922 47.00287 47.90252 48.52155 49.45379 50.06879 50.37025

Rata-rata kenaikan panjang duduk bayi laki-laki dari usia 0 hingga 6 bulan pada persentil 50 : = Selisih berat-badan bulan n – berat badan bulan n – 1

(25)

Lampiran 7 persentil panjang duduk bayi perempuan (cm)

Panjang Duduk Bayi Perempuan Persentil

Umur (bulan) 0.023 0.03 0.05 0.01 0.025 0.5 0.75 0.85 0.9 0.95 0.97 0.977

0 28.90025 29.15437 29.68462 28.17873 28.97857 33.65863 35.41782 36.38081 37.04311 38.03507 38.68589 39.00594

1 30.39518 30.66245 31.22013 29.63634 30.47756 35.37993 37.18659 38.17692 38.8558 39.87398 40.5434 40.87033

2 32.03902 32.32074 32.90858 31.23914 32.12585 37.22714 39.08573 40.10357 40.80057 41.84607 42.53298 42.86854

3 33.59309 33.88824 34.49888 32.75487 33.68406 38.93445 40.83817 41.88028 42.59417 43.66422 44.36604 44.7097

4 34.71907 35.02076 35.64358 33.86031 34.81212 40.15602 42.09167 43.15087 43.87643 44.96393 45.67961 46.03116

5 35.73737 36.04276 36.67464 34.86344 35.83163 41.25716 43.22139 44.29522 45.03214 46.14013 46.87419 47.23495

6 36.49857 36.80797 37.44774 35.61602 36.59394 42.08181 44.06695 45.1531 45.8997 47.02895 47.77716 48.14486

7 37.07641 37.38689 38.03393 36.1844 37.17212 42.70496 44.70527 45.80299 46.56027 47.70577 48.46475 48.83774

8 37.55964 37.87417 38.52375 36.66182 37.6566 43.22805 45.2426 46.35152 47.11787 48.2771 49.04516 49.42262

9 37.99458 38.30904 38.96455 37.09048 38.09157 43.69607 45.72408 46.84475 47.61926 48.79081 49.56705 49.94853

10 38.42941 38.7474 39.40566 37.52 38.52744 44.16643 46.21064 47.34324 48.12599 49.31001 50.09451 50.48005

11 38.86899 39.18843 39.85119 37.95434 38.96815 44.63931 46.70221 47.84686 48.63794 49.83456 50.6274 51.01704

12 39.30993 39.63145 40.29947 38.38899 39.40905 45.11646 47.19896 48.35578 49.15527 50.36462 51.1659 51.55968

Rata-rata kenaikan panjang duduk bayi perempuan dari usia 0 hingga 6 bulan pada persentil 50 : = Selisih berat-badan bulan n – berat badan bulan n – 1

(26)

POLA PERTUMBUHAN BADAN BAYI USIA 0 HINGGA 12 BULAN

DI WILAYAH BOGOR

Oleh :

Adisty Wulandari G34102043

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(27)

Wilayah Bogor. Dibimbing oleh BAMBANG SURYOBROTO dan R R DYAH PERWITASARI. Pengukuran pertumbuhan penting untuk mengetahui status gizi, mengidentifikasi penyakit kronis, memonitor keadaan populasi dan memberikan informasi kepada orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan bayi usia 0 hingga 12 bulan yang berada di wilayah Bogor. Pengambilan data menggunakan metode horisontal, artinya setiap probandus mewakili kelas umur tertentu yang ada di populasi. Pengukuran dilakukan di Rumah Sakit umum, Rumah Sakit Bersalin, puskesmas dan posyandu. Data yang diambil adalah data antropometri berupa berat badan, panjang badan dan panjang duduk. Pertumbuhan berat badan bayi laki-laki lebih besar dibandingkan bayi perempuan. Laju pertumbuhan berat badan bayi laki-laki dan perempuan meningkat pesat dari usia 0 hingga 6 bulan, dan melambat setelahnya hinggga usia 12 bulan. Pertumbuhan panjang badan bayi laki-laki lebih besar dibandingkan bayi perempuan. Sedangkan laju kecepatan pertumbuhan badan bayi laki-laki dan perempuan meningkat pesat saat 6 bulan pertama dan menurun setelah 6 bulan kedua. Hasil menunjukkan bahwa panjang duduk bayi laki-laki dan perempuan berhimpit dari usia 0 hingga 4 bulan, kemudian bayi laki-laki-laki-laki tumbuh lebih cepat daripada bayi perempuan.

ABSTRACT

ADISTY WULANDARI. Growth Pattern Body of Infant Aged 0 to 12 Months in Bogor. Under the supervision of BAMBANG SURYOBROTO and R R DYAH PERWITASARI.

(28)

Pertumbuhan dan perkembangan dimulai sejak masa konsepsi hingga dewasa. Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan ukuran dan perbanyakan jumlah sel, jaringan dan organ. Perkembangan adalah perubahan kemajuan secara kualitatif maupun kuantitatif pada organ dan individu menuju pengorganisasian yang lebih tinggi. (Soetjiningsih 1995). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain: gen, hormon (Fox 2002), nutrisi, keadaan kesehatan (de Onis 2001), sosial ekonomi (Jalal & Soekirman 1990) dan kondisi psikologis (Riyadi 2001). Bila faktor-faktor tersebut tidak optimal, bayi dapat tumbuh tidak sehat. Pertumbuhan anak normal ditandai oleh kesehatan yang baik, sedang pertumbuhan sering mengalami perlambatan pada anak yang menderita suatu penyakit.

Pengukuran pertumbuhan penting untuk menentukan status gizi (Amarita & Veronica 1992), mendeteksi adanya penyakit kronis, mendeteksi penyimpangan pertumbuhan secara individu (Jacob 1981), memeriksa keadaan seluruh populasi, menilai respon terhadap intervensi dan memfasilitasi perbandingan internasional (de Onis 2001) dan sebagai pendukung penelitian lebih lanjut. Dengan mengukur pertumbuhan sejak awal kelahiran, abnormalitas somatik dapat diprediksikan dan pemberian hormon pertumbuhan dapat digunakan untuk mengoptimalkan pertumbuhan.

Pertumbuhan setiap individu berbeda, namun pola pertumbuhan dapat diprediksikan

melalui prosedur antropometri.

Pola pertumbuhan bayi usia 0 hingga 12 bulan ini sudah diteliti oleh Susanti (2005). Susanti (2005) menggabungkan probandus berusia 7, 8, 9 bulan ke dalam kelompok usia 8 bulan. Probandus usia 10, 11, 12 bulan dikelompokkan ke dalam usia 11 bulan. Penggabungan kelompok usia tersebut disebabkan jumlah probandus yang kurang, sehingga perluasan pengambilan sampel diperlukan untuk memperoleh kurva pertumbuhan yang lebih baik. Jadi, penelitian ini merupakan sebuah kelanjutan yang bertujuan memperoleh pola pertumbuhan berat badan, panjang badan dan panjang duduk bayi usia 0 hingga 12 bulan di wilayah Bogor yang lebih mendekati keadaan populasi yang sebenarnya.

METODE

Probandus

Probandus (sampel yang berupa manusia) berasal dari wilayah Bogor, yaitu bayi sehat berusia 0 hingga 12 bulan. Probandus diambil dari Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas, Posyandu di wilayah Bogor. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan prosedur antropometri seperti yang telah dilakukan Susanti (2005). Probandus pada penelitian ini berasal dari dua data. Data pertama merupakan data mentah Susanti (2005), dan data kedua merupakan data hasil penelitian ini. Probandus yang dianalisis sejumlah 354 yang terdiri dari 173 probandus laki-laki dan 181 perempuan, yang merupakan gabungan dari hasil penelitian Susanti (2005) dan penelitian ini (Tabel 1).

Tabel 1 Jumlah probandus berdasarkan umur dan jenis kelamin.

(29)

Pertumbuhan dan perkembangan dimulai sejak masa konsepsi hingga dewasa. Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan ukuran dan perbanyakan jumlah sel, jaringan dan organ. Perkembangan adalah perubahan kemajuan secara kualitatif maupun kuantitatif pada organ dan individu menuju pengorganisasian yang lebih tinggi. (Soetjiningsih 1995). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain: gen, hormon (Fox 2002), nutrisi, keadaan kesehatan (de Onis 2001), sosial ekonomi (Jalal & Soekirman 1990) dan kondisi psikologis (Riyadi 2001). Bila faktor-faktor tersebut tidak optimal, bayi dapat tumbuh tidak sehat. Pertumbuhan anak normal ditandai oleh kesehatan yang baik, sedang pertumbuhan sering mengalami perlambatan pada anak yang menderita suatu penyakit.

Pengukuran pertumbuhan penting untuk menentukan status gizi (Amarita & Veronica 1992), mendeteksi adanya penyakit kronis, mendeteksi penyimpangan pertumbuhan secara individu (Jacob 1981), memeriksa keadaan seluruh populasi, menilai respon terhadap intervensi dan memfasilitasi perbandingan internasional (de Onis 2001) dan sebagai pendukung penelitian lebih lanjut. Dengan mengukur pertumbuhan sejak awal kelahiran, abnormalitas somatik dapat diprediksikan dan pemberian hormon pertumbuhan dapat digunakan untuk mengoptimalkan pertumbuhan.

Pertumbuhan setiap individu berbeda, namun pola pertumbuhan dapat diprediksikan

melalui prosedur antropometri.

Pola pertumbuhan bayi usia 0 hingga 12 bulan ini sudah diteliti oleh Susanti (2005). Susanti (2005) menggabungkan probandus berusia 7, 8, 9 bulan ke dalam kelompok usia 8 bulan. Probandus usia 10, 11, 12 bulan dikelompokkan ke dalam usia 11 bulan. Penggabungan kelompok usia tersebut disebabkan jumlah probandus yang kurang, sehingga perluasan pengambilan sampel diperlukan untuk memperoleh kurva pertumbuhan yang lebih baik. Jadi, penelitian ini merupakan sebuah kelanjutan yang bertujuan memperoleh pola pertumbuhan berat badan, panjang badan dan panjang duduk bayi usia 0 hingga 12 bulan di wilayah Bogor yang lebih mendekati keadaan populasi yang sebenarnya.

METODE

Probandus

Probandus (sampel yang berupa manusia) berasal dari wilayah Bogor, yaitu bayi sehat berusia 0 hingga 12 bulan. Probandus diambil dari Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas, Posyandu di wilayah Bogor. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan prosedur antropometri seperti yang telah dilakukan Susanti (2005). Probandus pada penelitian ini berasal dari dua data. Data pertama merupakan data mentah Susanti (2005), dan data kedua merupakan data hasil penelitian ini. Probandus yang dianalisis sejumlah 354 yang terdiri dari 173 probandus laki-laki dan 181 perempuan, yang merupakan gabungan dari hasil penelitian Susanti (2005) dan penelitian ini (Tabel 1).

Tabel 1 Jumlah probandus berdasarkan umur dan jenis kelamin.

(30)

Tabel 2 Jumlah dan persentase probandus berdasarkan asal wilayah

Pengambilan data meliputi data antropometri dan data pribadi. Data antropometri merupakan data ukuran tubuh berupa berat badan, panjang badan dan panjang duduk. Data pribadi berupa nama, alamat, pendidikan orang tua diperoleh dengan memberikan kuesioner (Lampiran 1). Probandus yang dianalisis harus sehat, guna memperoleh pola pertumbuhan yang normal. Pengeluaran makan perbulan keluarga probandus diketahui dari kuesioner. Rata-rata pengeluaran untuk makan pada penelitian ini sebesar Rp. 792.391,00/bulan. Pengeluaran tersebut lebih besar daripada upah minimum kota Bogor yaitu sebesar Rp. 720.000,00/bulan. Penetapan upah minium tersebut merujuk kepada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/Kep 2686/Dinaskersos/2006 mengenai upah minimum regional kota Bogor.

Prosedur Antropometri

Pengambilan data menggunakan metode horisontal, artinya setiap probandus mewakili

kelas umur tertentu yang ada di dalam populasi.

Data antropometri yang diukur meliputi berat badan, panjang badan dan panjang duduk.

Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan bayi. Pengukuran dilakukan dengan cara meletakkan probandus terbaring di atas timbangan, kemudian angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan dicatat sebagai data berat badan probandus.

Pengukuran panjang badan dilakukan dengan menggunakan papan pengukuran. Probandus diletakkan dengan posisi telentang di atas papan pengukuran, pandangan lurus ke atas, kepala menyentuh papan. Badan dan kaki probandus sejajar bidang horizontal, tumit diluruskan. Angka yang bertemu antara tumit probandus dan papan yang dapat digerakan dicatat sebagai data panjang badan probandus.

(31)

Analisis Data

Analisis data menggunakan additivity and variance stabilization for regresion (AVAS) (Tibshirani 1988) sesuai dengan laporan Tango (1998). Metode ini digunakan untuk menentukan nilai-nilai persentil berat badan, panjang badan dan panjang duduk untuk setiap kelompok usia. Persentil yang digunakan adalah 0.023, 0.03, 0.05, 0.10, 0.25, 0.50, 0.75, 0.85, 0.90, 0.95, 0.97, dan 0.977. Persentil digunakan untuk menentukan kisaran pengukuran bagi setiap kelompok usia yang berupa bulan. Kurva pertumbuhan diperoleh dengan cara menghubungkan satu persentil ke persentil yang sama di kelompok usia selanjutnya. Pola pertumbuhan berat badan, panjang badan, dan panjang duduk dilihat pada persentil 50 (Susanti 2005). Analisis data dilakukan dengan menggunakan program R (R Development Core Team 2004). Analisis data dilakukan di Laboratorium Zoologi, FMIPA IPB.

HASIL

Berat Badan

Kurva pertumbuhan berat badan bayi laki-laki dan perempuan meningkat sejak usia 0 hingga 12 bulan (Gambar 1). Berat badan bayi laki-laki maupun perempuan cenderung meningkat pesat dari usia 0 bulan hingga 6 bulan dan lajunya mengalami penurunan pada 6 bulan kedua. Berat badan bayi lahir persentil 50 pada penelitian ini adalah 3.3 kg. Bayi laki-laki pada penelitian ini memiliki berat badan lahir 3.4 kg pada persentil 50. Pada penelitian Susanti (2005) berat badan lahir persentil 50 bayi laki-laki adalah 3.3 kg. Pada usia 6 bulan berat badan bayi laki-laki hasil penelitian ini menjadi 7.8 kg (Lampiran 2). Rata-rata kenaikan berat badan bayi laki-laki dari usia 0 bulan hingga 6 bulan pada persentil 50 adalah 730.1 gram/bulan (Lampiran 2). Kenaikan berat badan bayi laki-laki usia 6 hingga 12 bulan mengalami penurunan yaitu 231.2 gram/bulan (Lampiran 2). Susanti (2005) menyebutkan bahwa kenaikan berat badan bayi laki-laki dari usia 0 hingga 6 bulan rata-rata sebesar 728.5 gram/bulan, usia 6 hingga 12 bulan sebesar 241.8 gram/bulan. Berat badan lahir bayi perempuan hasil penelitian ini pada persentil 50 adalah 3.3 kg. Berat badan lahir bayi perempuan hasil penelitian Susanti (2005) adalah 3.4 kg. Peningkatan berat badan bayi perempuan hasil penelitian ini dari usia 0 hingga 6 bulan memiliki rata-rata 634.6 gram/bulan. Berat badan bayi perempuan usia 6 bulan di

persentil 50 menjadi 7.1 kg (Lampiran 3). Rata-rata peningkatan berat badan bayi perempuan pada 6 bulan kedua di persentil 50 mengalami penurunan menjadi 271.3 gram/bulan. Hasil penelitian Susanti (2005) mendapatkan rata-rata kenaikan berat badan bayi perempuan sejak lahir hingga usia 6 bulan adalah 643.6 gram/bulan dan setelah 6 bulan kedua rata-ratanya menjadi 203 gram/bulan. Bayi laki-laki memiliki berat lahir lebih besar dari bayi perempuan. Kurva perbandingan berat badan bayi laki-laki dan perempuan hampir berhimpit dari usia 0 hingga 4 bulan, kemudian kurva pertumbuhan berat badan bayi laki-laki lebih besar dibandingkan bayi perempuan pada usia 5 hingga 12 bulan (Gambar 2). Kurva pertumbuhan berat badan bayi laki-laki maupun bayi perempuan memperlihatkan adanya probandus yang berada di bawah persentil 0.023 dan berada di atas 0.977 sisanya tersebar di antara persentil 0.03 dan 0.97 (Gambar 1).

Panjang Badan

(32)

laki-Analisis Data

Analisis data menggunakan additivity and variance stabilization for regresion (AVAS) (Tibshirani 1988) sesuai dengan laporan Tango (1998). Metode ini digunakan untuk menentukan nilai-nilai persentil berat badan, panjang badan dan panjang duduk untuk setiap kelompok usia. Persentil yang digunakan adalah 0.023, 0.03, 0.05, 0.10, 0.25, 0.50, 0.75, 0.85, 0.90, 0.95, 0.97, dan 0.977. Persentil digunakan untuk menentukan kisaran pengukuran bagi setiap kelompok usia yang berupa bulan. Kurva pertumbuhan diperoleh dengan cara menghubungkan satu persentil ke persentil yang sama di kelompok usia selanjutnya. Pola pertumbuhan berat badan, panjang badan, dan panjang duduk dilihat pada persentil 50 (Susanti 2005). Analisis data dilakukan dengan menggunakan program R (R Development Core Team 2004). Analisis data dilakukan di Laboratorium Zoologi, FMIPA IPB.

HASIL

Berat Badan

Kurva pertumbuhan berat badan bayi laki-laki dan perempuan meningkat sejak usia 0 hingga 12 bulan (Gambar 1). Berat badan bayi laki-laki maupun perempuan cenderung meningkat pesat dari usia 0 bulan hingga 6 bulan dan lajunya mengalami penurunan pada 6 bulan kedua. Berat badan bayi lahir persentil 50 pada penelitian ini adalah 3.3 kg. Bayi laki-laki pada penelitian ini memiliki berat badan lahir 3.4 kg pada persentil 50. Pada penelitian Susanti (2005) berat badan lahir persentil 50 bayi laki-laki adalah 3.3 kg. Pada usia 6 bulan berat badan bayi laki-laki hasil penelitian ini menjadi 7.8 kg (Lampiran 2). Rata-rata kenaikan berat badan bayi laki-laki dari usia 0 bulan hingga 6 bulan pada persentil 50 adalah 730.1 gram/bulan (Lampiran 2). Kenaikan berat badan bayi laki-laki usia 6 hingga 12 bulan mengalami penurunan yaitu 231.2 gram/bulan (Lampiran 2). Susanti (2005) menyebutkan bahwa kenaikan berat badan bayi laki-laki dari usia 0 hingga 6 bulan rata-rata sebesar 728.5 gram/bulan, usia 6 hingga 12 bulan sebesar 241.8 gram/bulan. Berat badan lahir bayi perempuan hasil penelitian ini pada persentil 50 adalah 3.3 kg. Berat badan lahir bayi perempuan hasil penelitian Susanti (2005) adalah 3.4 kg. Peningkatan berat badan bayi perempuan hasil penelitian ini dari usia 0 hingga 6 bulan memiliki rata-rata 634.6 gram/bulan. Berat badan bayi perempuan usia 6 bulan di

persentil 50 menjadi 7.1 kg (Lampiran 3). Rata-rata peningkatan berat badan bayi perempuan pada 6 bulan kedua di persentil 50 mengalami penurunan menjadi 271.3 gram/bulan. Hasil penelitian Susanti (2005) mendapatkan rata-rata kenaikan berat badan bayi perempuan sejak lahir hingga usia 6 bulan adalah 643.6 gram/bulan dan setelah 6 bulan kedua rata-ratanya menjadi 203 gram/bulan. Bayi laki-laki memiliki berat lahir lebih besar dari bayi perempuan. Kurva perbandingan berat badan bayi laki-laki dan perempuan hampir berhimpit dari usia 0 hingga 4 bulan, kemudian kurva pertumbuhan berat badan bayi laki-laki lebih besar dibandingkan bayi perempuan pada usia 5 hingga 12 bulan (Gambar 2). Kurva pertumbuhan berat badan bayi laki-laki maupun bayi perempuan memperlihatkan adanya probandus yang berada di bawah persentil 0.023 dan berada di atas 0.977 sisanya tersebar di antara persentil 0.03 dan 0.97 (Gambar 1).

Panjang Badan

(33)

laki-laki berada di atas bayi perempuan (Gambar 4).

Panjang Duduk

Pola pertumbuhan panjang duduk bayi laki-laki maupun perempuan cenderung mengalami peningkatan hingga usia 12 bulan (Gambar 5). Kurva perbandingan panjang duduk bayi menunjukkan bahwa panjang duduk bayi laki-laki dan perempuan berhimpit dari usia 0 hingga 4 bulan, kemudian kurva panjang duduk bayi laki-laki berada di atas bayi perempuan sampai usia 12 bulan (Gambar 6). Panjang duduk bayi usia 0 bulan pada persentil 50 rata-ratanya sebesar 33.9 cm. Apabila jenis kelamin dibedakan, panjang duduk bayi laki-laki lebih besar dibanding bayi perempuan. Rata-rata panjang duduk

bayi laki-laki usia 0 bulan persentil 50 adalah 33.9 cm (Lampiran 6). Panjang duduk rata-rata untuk bayi perempuan usia 0 bulan di persentil 50 adalah 33.7 cm (Lampiran 7). Pada usia 6 bulan panjang duduk bayi laki-laki pada persentil 50 menjadi 43.2 cm. Panjang duduk bayi perempuan menjadi 42.1 cm. Rata-rata kenaikan panjang duduk bayi laki-laki pada 6 bulan pertama adalah 1.6 cm/bulan. Kenaikan panjang duduk bayi laki-laki setelah 6 bulan pertama mengalami penurunan, yaitu dari 1.6 cm/bulan menjadi 0.4 cm/bulan pada 6 bulan kedua. Kenaikan panjang duduk bayi perempuan pada 6 bulan pertama adalah 1.4 cm/bulan, setelah 6 bulan pertama mengalami penurunan dari 1.4 cm/bulan menjadi 0.5 cm/bulan.

Gambar 1 Pola pertumbuhan berat badan bayi laki-laki dan perempuan

(34)

Gambar 3 Pola pertumbuhan panjang badan bayi laki-laki dan perempuan

(35)

Gambar 6 Perbandingan pertumbuhan panjang duduk bayi laki-laki dan perempuan pada persentil 50.

PEMBAHASAN

Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan untuk mengetahui status gizi pada bayi baru lahir. Sebagai indikator status gizi, berat badan memberikan gambaran keadaan masa kini yang dapat mengalami peningkatan dan penurunan setiap harinya (Soehartiningsih 1992). Berat badan sangat mudah terpengaruh keadaan mendadak seperti konsumsi makanan dan minuman, pengeluaran zat hasil metabolisme dan penyakit.

Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi normal memiliki berat badan lahir di atas 2600 gram dan berat badan lahir di bawah 2600 gram dikatagorikan BBLR. Berat badan bayi lahir hasil penelitian pada persentil 50 adalah 3.3 kg. Bayi laki-laki memiliki berat badan lahir lebih basar dibandingkan berat badan lahir bayi perempuan. Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, yaitu berat badan bayi lahir perempuan lebih besar dibandingkan bayi laki-laki (Susanti 2005). Hal ini menunjukkan adanya perubahan yang berarti akibat dari penambahan probandus.

Rata-rata kenaikan berat badan bayi hasil penelitian ini pada 6 bulan pertama lebih besar daripada 6 bulan kedua (634.6-730.1

gram/bulan pada bulan pertama dan 231.2-271.3 gram/bulan pada bulan kedua. Jahari et al. (1990) menyebutkan rata-rata kenaikan berat badan bayi Indonesia umumnya pada 6 bulan pertama 670-800 gram/bulan dan 400 gram/bulan pada 6 bulan kedua. Kenaikan berat badan yang pesat dari 0 hingga 6 bulan disebabkan oleh peningkatan jaringan lemak yang besar (Sinclair 1973). Rata-rata kenaikan berat badan hasil penelitian Susanti (2005) menunjukkan bayi laki-laki sejak lahir hingga usia 6 bulan pertama lebih besar dibandingkan daripada bayi perempuan pada kisaran usia yang sama, dan mengalami penurunan setelah 6 bulan kedua. Setelah penambahan probandus rata-rata kenaikan berat badan tersebut tidak berubah. Rata-rata kenaikan berat badan probandus bayi laki-laki tetap lebih besar dibandingkan dengan bayi perempuan pada 6 bulan pertama dan menurun setelahnya. Laju pertumbuhan berat badan bayi laki-laki lebih besar daripada bayi perempuan. Hal ini disebabkan anak laki-laki memiliki massa otot, massa tubuh dan laju metabolisme lebih besar dari anak perempuan (Watson & Lowrey 1951).

Kurva pertumbuhan berat badan bayi laki-laki menunjukkan adanya probandus yang mempunyai berat badan di bawah persentil 0.023. Hal ini menunjukkan adanya bayi yang mempunyai berat badan paling kecil dalam kelompok usianya. Persentil digunakan sebagai baku antropometri untuk menafsirkan hasil pengukuran. WHO merekomendasikan

(36)

Gambar 6 Perbandingan pertumbuhan panjang duduk bayi laki-laki dan perempuan pada persentil 50.

PEMBAHASAN

Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan untuk mengetahui status gizi pada bayi baru lahir. Sebagai indikator status gizi, berat badan memberikan gambaran keadaan masa kini yang dapat mengalami peningkatan dan penurunan setiap harinya (Soehartiningsih 1992). Berat badan sangat mudah terpengaruh keadaan mendadak seperti konsumsi makanan dan minuman, pengeluaran zat hasil metabolisme dan penyakit.

Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi normal memiliki berat badan lahir di atas 2600 gram dan berat badan lahir di bawah 2600 gram dikatagorikan BBLR. Berat badan bayi lahir hasil penelitian pada persentil 50 adalah 3.3 kg. Bayi laki-laki memiliki berat badan lahir lebih basar dibandingkan berat badan lahir bayi perempuan. Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, yaitu berat badan bayi lahir perempuan lebih besar dibandingkan bayi laki-laki (Susanti 2005). Hal ini menunjukkan adanya perubahan yang berarti akibat dari penambahan probandus.

Rata-rata kenaikan berat badan bayi hasil penelitian ini pada 6 bulan pertama lebih besar daripada 6 bulan kedua (634.6-730.1

gram/bulan pada bulan pertama dan 231.2-271.3 gram/bulan pada bulan kedua. Jahari et al. (1990) menyebutkan rata-rata kenaikan berat badan bayi Indonesia umumnya pada 6 bulan pertama 670-800 gram/bulan dan 400 gram/bulan pada 6 bulan kedua. Kenaikan berat badan yang pesat dari 0 hingga 6 bulan disebabkan oleh peningkatan jaringan lemak yang besar (Sinclair 1973). Rata-rata kenaikan berat badan hasil penelitian Susanti (2005) menunjukkan bayi laki-laki sejak lahir hingga usia 6 bulan pertama lebih besar dibandingkan daripada bayi perempuan pada kisaran usia yang sama, dan mengalami penurunan setelah 6 bulan kedua. Setelah penambahan probandus rata-rata kenaikan berat badan tersebut tidak berubah. Rata-rata kenaikan berat badan probandus bayi laki-laki tetap lebih besar dibandingkan dengan bayi perempuan pada 6 bulan pertama dan menurun setelahnya. Laju pertumbuhan berat badan bayi laki-laki lebih besar daripada bayi perempuan. Hal ini disebabkan anak laki-laki memiliki massa otot, massa tubuh dan laju metabolisme lebih besar dari anak perempuan (Watson & Lowrey 1951).

Kurva pertumbuhan berat badan bayi laki-laki menunjukkan adanya probandus yang mempunyai berat badan di bawah persentil 0.023. Hal ini menunjukkan adanya bayi yang mempunyai berat badan paling kecil dalam kelompok usianya. Persentil digunakan sebagai baku antropometri untuk menafsirkan hasil pengukuran. WHO merekomendasikan

(37)

persentil 0.023 dan persentil 0.977 sebagai batas bawah dan batas atas status gizi baik (Soetjiningsih 1992). Persentil di bawah 0.023 sebagai indikasi bayi kurang gizi. Berat badan bayi lahir dipengaruhi oleh status gizi ibu sebelum hamil dan riwayat kesehatan kehamilan. Ibu hamil yang kurang gizi dapat menyebabkan janinnya kurang gizi. Dalam kasus ini sering terjadi kematian neonatal yang tinggi. Hal ini kemungkinan ada hubungannya dengan kemampuan metabolik dan simpanan zat gizi pada waktu hamil dan masa sesudah lahir (Nur’aeni 2003). Faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan gizi. Hal ini dapat dilihat dari pengeluaran untuk makan yang diperoleh dari kuesioner. Keluarga yang mempunyai pengeluaran untuk makan tinggi umumya mempunyai bayi dengan berat badan normal. Berat badan yang melebihi persentil 0.977 juga didapatkan pada kurva pertumbuhan bayi laki-laki dan perempuan yang menandakan bayi tersebut memiliki berat badan paling besar di antara bayi yang lain seusianya. Persentil di atas 0.977 mengindikasikan bayi tersebut beresiko obesitas. Kurva pertumbuhan dapat digunakan untuk menilai obesitas apabila BB lebih dari 120 % dari persentil 50 (median) (Narendra 2002). Anak yang beresiko obesitas dewasanya cenderung mengalami obesitas (Wang et al. 2000). Hal ini dikarenakan kebiasaan pola makan dan penumpukan jaringan lemak yang berlebihan. Penurunan berat badan pada anak yang beresiko obesitas sangat dianjurkan untuk memperkecil risiko penyakit diabetes, jantung dan darah tinggi. Kurva perbandingan berat badan bayi menunjukkan sejak usia 0 hingga 4 bulan berat badan bayi laki-laki hampir berhimpit dengan bayi perempuan menandakan berat badan bayi laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Sejak usia 4 hingga 12 bulan berat badan bayi laki-laki berada di atas bayi perempuan.

Panjang Badan

Panjang badan memberikan gambaran pertumbuhan sejalan dengan pertambahan umur dan tidak terpengaruh keadaan yang mendadak, seperti penyakit dan konsumsi makanan misalnya (Soehartiningsih 1992). Ukuran panjang badan yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein. Panjang badan bayi lahir juga dipengaruhi oleh ukuran tubuh dan status gizi ibu hamil (Jacob 1981). Ibu yang memiliki ukuran tubuh yang kecil, bayi

yang dilahirkan akan kecil. Pemberian makanan tambahan sejak usia 0-36 bulan dapat meningkatkan pertumbuhan panjang badan secara bermakna (Mora et al. 1981). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan panjang badan bayi laki-laki dan perempuan terus mengalami peningkatan hingga usia 12 bulan. Hal ini dapat dilihat dari kurva yang semakin meningkat dari usia 0 hingga 12 bulan. Rata-rata kenaikan panjang badan pada 6 bulan pertama lebih besar dibandingkan pada 6 bulan kedua.

Panjang badan lahir bayi laki-laki pada persentil 50 dari hasil penelitian ini lebih besar daripada bayi perempuan. Hal ini tidak berbeda dengan hasil penelitian Susanti (2005). Panjang badan lahir bayi laki-laki pada persentil 50 hasil penelitian ini adalah 49.3 cm. Panjang badan bayi lahir perempuan adalah 48.3 cm. Hasil penelitian Susanti (2005) menunjukkan berat badan lahir bayi laki-laki pada persentil 50 adalah 49.6 cm dan panjang badan lahir bayi perempuan 49.0 cm.

Panjang Duduk

Panjang duduk adalah bagian dari panjang badan. Panjang duduk mengukur panjang tubuh dari kepala hingga bokong, tanpa anggota badan. Panjang duduk memiliki laju pertumbuhan yang berbeda dengan ukuran tubuh yang lainnya. Pertumbuhan anggota tubuh mempunyai kecepatan yang berbeda. Ukuran tubuh bayi pada dasarnya adalah proporsional. Apabila bayi mempunyai panjang badan yang lebih panjang, maka secara otomatis panjang duduknya menjadi lebih panjang. Dengan kata lain panjang duduk menyesuaikan dengan panjang badannya (Nur’aeni 2003).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang duduk bayi lahir pada persentil 50 adalah 33.9 cm. Apabila jenis kelamin dibedakan, panjang duduk lahir bayi laki-laki pada persentil 50 adalah 33.9 cm, lebih besar dibandingkan bayi perempuan yaitu 33.7 cm. Pola pertumbuhan panjang badan dan panjang duduk yang sama membuktikan bahwa adanya hubungan antara panjang badan dan panjang duduk bayi.

(38)

Perbandingan bayi Amerika (Kuczmarski

et al. 2002) dan bayi Bogor (penelitian ini)

Perbandingan berat badan bayi Amerika dan bayi Bogor dapat dilihat dalam Tabel 3. Berat badan bayi laki-laki dan perempuan pada persentil 50 menunjukkan bayi Amerika lebih besar dibandingkan bayi Bogor. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain : nutrisi, sosial ekonomi (Jalal & Soekirman 1990), gen (Bogin 1999). Amerika mempunyai pendapatan negara yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia, hal ini berhubungan dengan pola hidup dan

pemenuhan kebutuhan makanan. Faktor sosial ekonomi dan nutrisi yang baik lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan (Martorrel 1985, diacu dalam Jalal & Soekirman 1990)

Perbandingan panjang badan bayi Amerika dan bayi Bogor pada persentil 50 dapat dilihat dalam Tabel 4. Panjang badan bayi Amerika lebih panjang dibandingkan bayi Bogor. Perbedaan pertumbuhan panjang badan ini disebabkan perbedaan faktor nutrisi, pemilihan makanan tambahan, pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan (Jalal & Soekirman 1990).

Tabel 3. Perbandingan berat badan (kg) bayi Bogor (penelitian ini) dengan bayi Amerika (Kuczmarkski et al. 2002) pada persentil 50

Berat badan (kg) bayi laki-laki pada persentil 50

Berat badan (kg) bayi perempuan pada persentil 50

Umur (bulan) Amerika Bogor Umur (bulan) Amerika Bogor

0 3.53 3.37 0 3.40 3.26

1 4.00 3.97 1 3.80 3.79

2 4.88 4.71 2 4.54 4.51

3 5.67 5.64 3 5.23 5.43

4 6.39 6.56 4 5.86 6.22

5 7.04 7.21 5 6.44 6.66

6 7.63 7.75 6 6.97 7.07

7 8.16 8.12 7 7.45 7.42

8 8.64 8.42 8 7.90 7.73

9 9.08 8.59 9 8.31 8.01

10 9.48 8.77 10 8.69 8.32

11 9.84 8.95 11 9.04 8.57

12 10.16 9.14 12 9.37 8.70

Tabel 4. Perbandingan panjang badan bayi Bogor (penelitian ini) dengan bayi Amerika (Kuczmarski et al. 2002) pada persentil 50

Panjang badan (cm) bayi laki-laki pada persentil 50

Panjang badan (cm) bayi perempuan pada persentil 50

Umur (bulan) Amerika Bogor Umur (bulan) Amerika Bogor

0 49.99 49.34 0 49.29 48.27

1 52.70 51.96 1 51.68 50.93

2 56.63 54.74 2 55.29 53.78

3 59.61 58.01 3 58.09 56.82

4 62.08 61.21 4 60.46 60.06

5 64.22 63.53 5 62.54 62.08

6 66.13 65.23 6 64.41 63.87

7 67.86 66.67 7 66.12 65.46

8 69.46 68.16 8 67.71 66.90

9 70.95 69.32 9 69.19 68.24

10 72.35 70.57 10 70.59 69.66

11 73.67 71.70 11 71.92 71.10

Gambar

Tabel 1 Jumlah probandus berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Gambar  1  Pola  pertumbuhan  berat  badan  bayi  laki-laki  dan  perempuan
Gambar  4  Perbandingan  pertumbuhan  panjang  badan  bayi  laki-laki  dan  perempuan                            pada  persentil  50
Gambar  6  Perbandingan  pertumbuhan  panjang  duduk  bayi  laki-laki  dan  perempuan                            pada  persentil  50
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diketahui juga bahwa ibu dengan pola asuh yang kurang baik sebesar 3,6 kali berdampak terhadap kurangnya status gizi balita dibandingkan ibu yang mempunyai pola asuh

Penelitian uji klinis acak terbuka untuk membanding- kan penurunan kadar bilirubin serum total dan indirek pada terapi sinar tunggal menggunakan kain satin putih dengan terapi

Penelitian berjudul Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat dan Formiat pada Proses Pembuatan Silase Keong Mas terhadap Perubahan Kandungan Protein Kasar dan Nilai pH

Simpulannya, kios informasi ini mempermudah customer dalam memperoleh informasi seputar produk, tidak hanya letak produk, tetapi juga harga produk, diskon, penawaran khusus,

The Model keeps track of the amount of cash available for transactions and the total number of shares, as well as the number of transactions; the View provides a display of

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: tingkat kemampuan literasi sains siswa Se-Kota Gerung termasuk dalam kategori

 Edaran Kementerian Perdagangan tentang Pencetakan dan Pendistribusian “Daftar Perusahan Pemenang Lelang dan Kuota Masing-masing pada Pelelangan Pertama untuk Kuota

Disunnahkan memakannya dalam jumlah ganjil, seperti disebutkan dalam riwayat lain dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah tidak berangkat shalat pada hari 'Iedul Fitri, hingga