ABSTRAK
ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN OBAT DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH
LAMPUNG BARAT Oleh
Nureiza Rizky Fitriani
Repong Damar adalah sistem pengelolaan tanaman perkebunan yang dibudidayakan oleh masyarakat, serta ekosistemnya berbentuk suatu hutan. Repong Damar, memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, sehingga banyak memberikan manfaat, salah satunya adalah manfaat obat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerapatan, dominasi, frekuensi dan pola persebaran secara horizontal tumbuhan obat yang ditemukan dan biasa dimanfaatkan masyarakat. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni- Juli 2011 di Repong Damar, Pekon Pahmungan, Lampung Barat. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi lapangan menggunakan metode garis berpetak, sebanyak 45 plot contoh. Dari hasil pengamatan, didapatkan 60 jenis tumbuhan obat yang 50 diantaranya telah dimanfaatkan oleh masyarakat Pekon Pahmungan, Lampung Barat.
ABSTRACT
VEGETATION ANALYSIS OF MEDICINAL PLANT IN REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN CENTRAL COAST DISTRICT
WEST LAMPUNG By
Nureiza Rizky Fitriani
Repong Damar is a plantation crop management system which cultivated by communities, and ecosystems that make up a forest. Repong Damar, had a high biodiversity that gave a lot of benefits, one of which is a medicinal plant. This study aims to analyze the level of density, dominance, frequency and pattern of horizontal distribution of medicinal plants that usually found and exploited by communities. This study was conducted in June-July 2011 in Repong Damar, Pekon Pahmungan, West Lampung. The data was collected by interviews and field observations that using compartment plot method, as many as 45 sample plots. In this study was found 60 species of medicinal plants that 50 species of them have been used by the community Pekon Pahmungan, West Lampung.
ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN OBAT DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH
LAMPUNG BARAT (Skripsi)
Oleh
NUREIZA RIZKY FITRIANI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Peta Lampung Barat ... 15 2. Peta Pekon Pahmungan, Kecamatan Pesisir Tengah ... 16 3. Desain metode garis berpetak yang digunakan untuk pengamatan
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ………. i
DAFTAR GAMBAR ………... ii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1
B. Perumusan Masalah ………. 2
C. Tujuan Penelitian ………. 3
D. Kerangka Penelitian ………. 3
E. Manfaat Penelitian ………. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Vegetasi ………... 5
B. Tumbuhan Obat ………...………. 5
C. Jenis dan Manfaat Tumbuhan Obat ……….. 6
D. Repong Damar ………. 8
E. Bentuk Hidup Tumbuhan ………. 8
F. Parameter Kuantitatif dan Deskripsi Vegetasi ………. 9
H. Analisis Komunitas Tumbuhan ………. 11
1. Densitas ………...…. 11
2. Frekuensi ………...………. 12
3. Luas Penutupan ………. 12
4. Indeks Nilai Penting ………. 13
I. Metode Pengambilan Contoh Analisis Komunitas Tumbuhan ... 13
B. Analisis Komunitas Tumbuhan ……….... 33
C. Pola Distribusi Horizontal ……….… 39
D. Pemanfaatan Tumbuhan Obat ………. 43
1. Frekuensi Pemanfaatan oleh Masyarakat ………. 43
2. Bagian yang Digunakan ………. 46
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………..……… 49
B. Saran ……….. 49
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Tabel ………..……… 53-59
DAFTAR PUSTAKA
Bappenas 2003. Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-2020 [Dokumen Nasional ]. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta
Djauhariya, E. 2004. Gulma Berkhasiat Obat. Swadaya. Jakarta.
Dinas Kehutanan dan PSDA Kabupaten Lampung Barat. 2005. Pengkajian Potensi hutan Damar dan Peluang Pengembangannya di Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung. Laporan. Dinas Kehutanan dan PSDA Kabupaten Lampung Barat dengan Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.
Fahrudin, H. 2010. Studi Keanekaragaman Tumbuhan Herba yang Berpotensi Sebagai Tanaman Obat di Taman Hutan Raya R. Soerjo Kabupaten Malang. Diakses 12 April 2010. www.wordpress.com
Force, D. 2010. Keanekaragaman Hayati. Diakses 12 April 2010. www.wordpress.com
Gem, C. 1996. Kamus Saku Biologi. Erlangga. Jakarta.
Gopal, B. dan N. bhardwaj . 1979. Elements of Ecology. Department of Botany. Rajasthan University Jaipur. India
Heddy S., S.B. Soemitro, dan S. Soekartomo. 1986. Pengantar Ekologi. Rajawali. Jakarta.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I-III. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta.
Indriyanto. 2005. Ekologi Hutan. Bumi aksara. Jakarta
. 2005. Dendrolgi. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Jumberi, A., Noor, M., dan Mukhlis. 2008. Keanekaragaman Sumberdaya Flora Lahan Rawa. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
Kementerian Kesehatan (Kebun Tanaman Obat Karyasari). Penyakit dan Pengobatannya; Materi pelatihan Profesional Tanaman Obat (Kelas Profesional1). Jakarta
Kementerian Kehutanan. 2006. Kebijakan Penyelenggaraan Pembangunan Kehutanan. Disampaikan dalam Acara Sosialisasi Kebijakan Kementrian Kehutanan Kepada Perguruan Tinggi. Kementrian Kehutanan. Jakarta.
Komara, A. 2010. Profil Pekon dan Kelurahan Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah Krui Lampung Barat.Lampung Barat. Lampung. Tidak dipublikasikan
Komisi Nasional Plasma Nutfah. 2000. Draft Rencana Strategis Komisi Nasional Plasma Nutfah. Departemen Pertanian. Jakarta.
Kusmana, C. 1997. Ekologi dan Sumberdaya Ekosistem Mangrove. Jurusan Manajeman Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor
. 1997. Metode Survey Vegetasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Mahendra, B. 2006. Panduan Meracik Herbal. Swadaya. Jakarta
Mueller-dombois, D. Dan H. Ellenberg. 1974. Aims Methodes of Vegetation Ecology. John Wiley and Sons. New York.
Mulyani, D. 2008. Studi Pemanfaatan Berbagai Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat oleh Masyarakat di Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah Lampung Barat. Skripsi Mahasiswa Kehutanan Universitas Lampung. Tidak
dipublikasikan
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Penerjemah : T. Samingan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Odum, H.T. 1993. Ekologi Sistem : Suatu Pengantar. Penerjemah : Supriharyono, K. Praseno, R. Murwani. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Purba, H. 2005. Kenaekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah Berkhasiat Obat di Tahura Wan Abdurrahman. Skripsi Mahasiswa Kehutanan Universitas Lampung. Tidak Dipublikasikan.
Rahayu, M., Sunarti, S., Sulistiarini, D., dan Prawiroatmodjo S. Pemanfaatan Tumbuhan Obat secara Tradisional oleh Masyarakat Lokal di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara. Diakses 12 April 2010.
http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0703/D070310.pdf
Sutrisno & Silitonga T.S. 2004. Pengelolaan Plasma Nutfah Nabati dan Jasa Renik (Tumbuhan dan Tanaman) sebagai Aset dalam Pemenuhan Kebutuhan Manusia. Diakses 12 April 2010 [www.papua.go.id/bkpbapedalda/indeks/ htm].
Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif : Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Penerbit Usaha Nasional. Jakarta.
ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN OBAT DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH
LAMPUNG BARAT
Oleh
NUREIZA RIZKY FITRIANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEHUTANAN
pada
Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
I. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat 60 spesies tumbuhan berkhasiat obat yang berada di sekitar
repong damar Pekon Pahmungan.
2. Spesies tumbuhan obat yang memiliki persentase kerapatan relatif,
frekuensi relatif, dominansi relatif dan indeks nilai penting tertinggi adalah
Rangkeni (Selaginella plana), Duku (Lansium domesticum), Durian (Durio
zibethinus) dan Puring Hitam.
3. Spesies yang memiliki pola distribusi horizontal secara mengelompok yaitu
sebanyak 31 spesies. Untuk pola distribusi seragam sebanyak 17 spesies dan
pola distribusi acak sebanyak 12 spesies.
B. Saran
1. Perlu dilakukan kegiatan budidaya tumbuhan obat, khususnya untuk tumbuhan
yang telah jarang ditemukan, agar tumbuhan tersebut tidak mengalami
kepunahan.
2. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan pengolahan tumbuhan
I. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pekon Pahmungan, Kecamatan Pesisir Tengah,
Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung pada Bulan Juni-Juli 2011.
Gambar 1. Peta Lampung Barat(Google satellite map, 2005).
Keterangan:
: Peta Kecamatan Pesisir Tengah,Krui yang merupakan lokasi
penelitian areal Repong damar. Kecamatan
Pesisir Tengah,
Krui
Gambar 2. Peta Pekon Pahmungan, Kecamatan Pesisir Tengah, Krui
B. Alat dan Objek Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat tulis, kamera, kompas,
lembar pengamatan, tali, meteran, literature mengenai tumbuhan obat dan
peralatan lain yang mendukung. Sedangkan yang menjadi objek penelitian
adalah tumbuhan obat yang berada di Repong Damar dan masyarakat Pekon
Pahmungan.
C. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, sebagai berikut :
1. Tahap persiapan, meliputi kegiatan wawancara dengan masyarakat dan
observasi lapangan.
2. Tahap pelaksanaan, meliputi kegiatan pengambilan data baik data primer
3. Tahap akhir, meliputi kegiatan pengolahan dan analisis data yang telah
diperoleh berdasarkan di lapangan.
D. Batasan Penelitian
1. Tumbuhan berkhasiat obat adalah spesies tumbuhan yang diketahui
mempunyai khasiat untuk mengobati penyakit.
2. Jenis tumbuhan obat yang diamati, tingkat kerapatan, frekuensi.
Dominansi dan pola persebaran jenisnya dalam penelitian ini adalah jenis
tumbuhan obat yang berada di Repong Damar, Pekon Pahmungan.
3. Areal yang diamati adalah Repong Damar di Pekon Pahmungan,
Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Lampung Barat.
E. Jenis Data dan Metode Pengambilan Data
1. Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.
a. Data primer merupakan data yang diambil langsung di lapangan.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode observasi yaitu
mengukur diameter, tinggi, dan jumlah tumbuhan yang ada di dalam
petak ukur. Ukuran tiap petak contoh disesuaikan dengan tingkat
pertumbuhan dan bentuk tumbuhannya (fase pohon, tiang, pancang,
semai dan tumbuhan bawah). Hal ini dilakukan untuk menghitung
persentase kerapatan, dominansi, frekuensi, indeks nilai penting dan
juga pola persebarannya secara horizontal.
b. Data sekunder merupakan data yang sifatnya mendukung data
penelitian, antara lain : letak, keadaan fisik lingkungan dan keadaan
sosial ekonomi masyarakat yang bersumber dari data yang sudah ada
di aparat desa maupun pemerintah setempat, serta data tentang
khasiat berbagai spesies tumbuhan obat.
2. Metode Pengambilan data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan 2
cara yaitu :
1. Teknik wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui jenis tumbuhan obat yang
telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Data dikumpulkan
dengan cara tanya jawab secara langsung oleh masyarakat yang
dijadikan responden.
2. Teknik Observasi
Lokasi pengambilan contoh penelitian dilakukan secara sengaja
(purposive sampling), yaitu lokasi tumbuhan obat yang biasa
dikunjungi oleh masyarakat untuk mengambil tumbuhan obat
berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan. Metode yang
digunakan dalam mengambil data vegetasi adalah dengan analisis
vegetasi menggunakan metode garis berpetak. Pada petak ukur
persegi data yang diambil adalah tegakan pada tingkatan pohon dalam
petak 20x20 m, pada tingkat tiang dalam petak 10x10 m, pancang
dalam petak 5x5 m dan permudaan atau semai, terna, herba, perdu,
A
Desain metode garis berpetak yang digunakan dalam pengamatan
vegetasi dapat dilihat pada Gambar 1. Tumbuhan yang diamati adalah
tumbuhan obat yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat dari hasil
wawancara yang telah dilakukan sebelumnya.
Gambar 3. Desain metode garis berpetak yang digunakan untuk pengamatan vegetasi
Keterangan: A = petak ukur persegi dengan ukuran 20 m x 20 m B = petak ukur persegi dengan ukuran 10 m x 10 m C = petak ukur persegi dengan ukuran 5 m x 5 m D = petak ukur persegi dengan ukuran 2 m x 2 m
Luas areal Repong Damar di Pahmungan adalah 900 ha dengan
intensitas sampling 0,2% (1,8 ha) sehingga jumlah seluruh petak ukur
yang harus dibuat sebanyak 45 petak ukur.
3. Metode Pengolahan Data
a. Analisis vegetasi
Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mengetahui komposisi
vegetasi. Menurut Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974),
parameter analisis vegetasi yang diukur adalah sebagai berikut :
2. Frekuensi
4. Indeks nilai penting
INP=KR+FR+CR
INP-i= KR-i+FR-i+CR-i
b. Pola Distribusi
Pola distribusi dibagai menjadi pola distribusi acak, seragam dan
berkelompok. Dalam menentukan pola distribusi digunakan rumus
Setiadi sebagai berikut (Hotma, 2005) :
∑
Keterangan : n = banyaknya plot contoh
Xi = kepadatan spesies pada plot ke-i
Dalam menentukan pola distribusi terdapat beberapa ketentuan, yaitu:
V/m = 1 berarti pola distribusi acak,
V/m > 1 berarti pola distribusi berkelompok,
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebun Damar yang oleh masyarakat Lampung Krui biasa disebut Repong
Damar adalah suatu sistem pengelolaan tanaman perkebunan yang
dibudidayakan dan dikelola oleh masyarakat, serta ekosistemnya yang
membentuk suatu hutan. Repong Damar termasuk dalam sistem agroforestri
kompleks merupakan suatu sistem pertanian menetap yang berisi banyak jenis
tanaman (berbasis pohon) yang ditanam dan dirawat dengan pola tanam dan
ekosistem menyerupai hutan. Didalam sistem ini tercakup beraneka jenis
komponen seperti pepohonan, perdu, tanaman musiman dan rerumputan
dalam jumlah banyak. Kenampakan fisik dan dinamika didalamnya mirip
dengan ekosistem hutan alam baik hutan primer maupun hutan sekunder.
Repong Damar, memiliki sumber daya alam hayati yang tinggi dan begitu
melimpah tersebut, banyak memberikan manfaat yang bisa diperoleh dari
dalamnya, baik manfaat secara langsung maupun tidak langsung, yaitu
berbagai manfaat dibidang jasa lingkungan, ekonomi, sosial dan budayanya
yang dapat berupa produk kayu dan non kayunya. Salah satu produk non kayu
yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal disekitar hutan sejak
2
Berdasarkan hasil penelitian, di Indonesia ada sekitar 940 spesies tumbuhan
yang dikenal dan digunakan sebagai obat tradisional (Syukur dan Hernani,
2002). Sebagian masyarakat hingga saat ini masih terbiasa memanfaatkan
tumbuhan alam untuk mengobati berbagai penyakit yang diderita, bahkan
masyarakat yang terbiasa menggunakan obat-obatan kimia/sintetis, saat ini
mulai banyak yang tertarik untuk menggunakan obat-obatan tradisional yang
berasal dari bahan-bahan alami. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat dalam perawatan kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan tumbuhan obat tanpa dibudidayakan oleh masyarakat dapat
membuat spesies tumbuhan obat hilang dan ekosistem yang ada di dalam
repong damar menjadi rusak. Oleh karena itu, informasi mengenai tingkat
kerapatan, frekuensi, dominansi dan persebaran tumbuhan obat yang berada
di Repong Damar sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa banyak
tumbuhan obat yang masih tersisa disana, sehingga dapat menunjang kegiatan
konservasi di kawasan Repong Damar Krui. Tumbuhan obat di Repong
Damar merupakan aset yang perlu digali dan diberdayagunakan demi
kelestarian alam dan kesehatan masyarakat.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah :
Bagaimana persentasi kerapatan, dominansi, frekuensi dan pola penyebaran
3
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis, kerapatan,
dominansi, frekuensi dan pola penyebaran horizontal tumbuhan berkhasiat
obat yang berada di Repong Damar Pahmungan, Krui Lampung Barat.
D. Kerangka Penelitian
Tumbuhan obat merupakan salah satu aset penting yang berada didalam
Repong Damar. Sejak dahulu, masyarakat yang hidup di sekitar Repong
Damar, telah memanfaatkan berbagai jenis tanaman yang dapat berkhasiat
untuk mengobati berbagai penyakit yang dideritanya. Walaupun mereka tidak
banyak mengenal ilmu pengetahuan modern dan penggunaan tumbuhan obat
tersebut tidak berdasarkan atas informasi ilmiah, tapi bagi mereka hasil yang
diperoleh dari tumbuhan obat tersebut cukup memuaskan.
Kebiasaan pemanfaatan tumbuhan obat tanpa adanya pelestarian dapat
mempengaruhi keberadaan tumbuhan obat liar yang ada di Repong Damar.
Keadaan ini dapat membuat tumbuhan obat yang ada di dalamnya akan
punah. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi keberadaan tumbuhan obat yang
berada di Repong Damar. Studi ini penting untuk mengetahui jenis-jenis
tumbuhan obat yang berada di Repong Damar sekaligus untuk mengetahui
jumlah dan pola persebarannya di Repong Damar, sehingga kegiatan
pengelolaan dan pemanfaatan tumbuhan obat sebagai bagian dari ekosistem
4
Penelitian ini menganalisis berbagai jenis tumbuhan obat dan pola
persebarannya,serta menghitung tingkat kerapatan, dominansi, frekuensi
tumbuhan obat yang ditemukan di areal Repong Damar. Untuk memperoleh
data mengenai hal tersebut, maka perlu mengumpulkan berbagai jenis data
yang akan dilakukan dengan mewawancarai masyarakat sekitar tentang jenis
dan lokasi pengambilan tumbuhan obat yang biasa mereka manfaatkan. Dari
hasil wawancara tersebut, selanjutnya akan dilakukan survei vegetasi dengan
membuat petak ukur mengggunakan metode garis berpetak.
Banyaknya petak contoh yang akan digunakan dalam penelitian ini akan
ditentukan dengan intensitas sampling yang akan diambil yaitu sebesar 0,2%
dari total keseluruhan wilayah Repong Damar. Survey/analisis vegetasi
dilakukan agar dapat menghitung tingkat kerapatan, densitas, frekuensi dan
untuk mengetahui pola persebaran tumbuhan obat yang ada di Repong
Damar.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai keberadaan jenis tumbuhan
berkhasiat obat yang masih tersisa di Repong Damar sehingga dapat
menunjang upaya konservasi tumbuhan obat tersebut.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si. …………
Sekretaris : Dr. Arief Darmawan, S.Hut., M.Sc. …………
Penguji
Bukan Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S. …………
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 19610826 198702 1 001
ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN OBAT DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH
LAMPUNG BARAT
Oleh
NUREIZA RIZKY FITRIANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEHUTANAN
pada
Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si. …………
Sekretaris : Dr. Arief Darmawan, S.Hut., M.Sc. …………
Penguji
Bukan Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S. …………
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 19610826 198702 1 001
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji syukur atas
Rahmat Allah SWT, saya persembahkan
tulisan ini kepada
ibu “ Malaikat”
hidupku, bapak dan adik - adikku
tercinta, terima kasih atas doa dan
dukungannya baik secara moril maupun
materil dalam upaya saya mewujudkan
cita
–
cita. Seluruh staf pengajar atas ilmu
yang diberikan. Serta seluruh Forestry 7
atas kebersamaan yang tak terlupakan
“ When tears form in my eyes and flow on my cheeks Cry out loudly- the sadness will be shocked and run away
When my heart is crumbling, it’s so in pain
Laugh loudly- so hope can come find me ”
(Reiza)
“ Lebih baik menggunakan pikiran dan tenaga untuk mengubah
keadaan daripada untuk mengeluh berkepanjangan dan merasa
sebagai korban yang hampa harapan “
Judul Skripsi : ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN OBAT DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN
KECAMATAN PESISIR TENGAH LAMPUNG BARAT
Nama Mahasiswa : Nureiza Rizky Fitriani
Nomor Pokok Mahasiswa : 0714081053
Program Studi : Kehutanan
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si. Dr. Arief Darmawan, S.Hut., M.Sc. NIP. 19590811 198603 1 001 NIP. 19790701 200801 1 009
2. Ketua Jurusan Kehutanan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 1
Desember 1988, anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Gusman
Viriadi dan Ibu Eriani Widyaningsih. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman
Kanak-Kanak (TK) di TK Kartika II-2 Bandar Lampung (TK Persit) pada tahun
1995. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan pada tahun 2001 di SD Kartika
II-5 Bandar Lampung (SD Persit). Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP
Negeri 2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2004 dan kemudian
melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas yang diselesaikan pada tahun 2007 di
SMA Negeri 1 Bandar Lampung. Pada tahun 2007, penulis diterima sebagai
mahasiswi Universitas Lampung Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian melalui
jalur SNMPTN.
Pada tahun 2008 penulis dipercaya menjadi anggota Bidang Penelitian dan
Pengembangan Organisasi Himasylva Unila. Pada tahun 2009 penulis dipercaya
menjadi Sekretaris Bidang Penelitian dan Pengembangan Organisasi Himasylva
Unila dan menjadi Ketua Bidang Informasi, Komunikasi dan Pengabdian
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten dosen Manajemen
Satwa Liar pada tahun 2009. Pada Tahun 2010 penulis melakukan Praktek Umum
(PU) di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sukanegara Selatan,
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur, Perum Perhutani Unit III Jawa
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. WB.
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW selaku Rasul Allah SWT atas berkat beliaulah kita mendapat
petunjuk kejalan yang lurus.
Skripsi dengan judul : “Analisis Vegetasi Tumbuhan Obat di Repong Damar Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah Lampung Barat”adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Universitas Lampung.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran berbagai pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si., selaku pembimbing utama dan
pembimbing akademik penulis atas bimbingan, arahan, dan motivasi hingga
terselesaikannya skripsi ini.
2. Bapak Dr. Arief Darmawan, S.Hut, M.Sc., selaku pembimbing kedua penulis
atas bimbingan, kritik, dan saran yang telah diberikan hingga skripsi ini
terselesaikan dengan baik.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Penguji Utama pada
ujian skripsi. Terimakasih untuk masukan dan saran yang telah diberikan
4. Bapak Drs. H. Afif Bintoro, M.P., selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Administrasi Jurusan Kehutanan dan Fakultas
Pertanian Unila;
7. Keluarga Besar Rei (Bapak, Ibu, Reinal dan Iman) yang telah memotivasi,
mendoakan penulis agar dapat berhasil dan untuk kasih sayang yang selalu
diberikan kepada penulis serta kesabaran yang tiada pernah habisnya selama
ini.
8. The best person that i’ve ever had, Reza atas semua perhatian, kasih sayang,
bimbingan, motivasi, semangat, bantuan, inspirasi dan nasihat yang selalu
diberikan kepada penulis selama ini. Thanks for colouring my life.
9. Datuk Syahyar yang telah membantu dan membimbing penulis selama
penelitian, serta terimakasih atas doa, bantuan dan dukungan yang diberikan
hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
10. Kepala dan Masyarakat Pekon Pahmungan sebagai fasilitator yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.
11.Himaker dan Big Brother Krui (Merry, Valen, Nisa, Fera, Eko, Icha, Baim,
Firdaus) atas bantuannya selama penulis menyelesaikan penelitian dan
motivasi, dukungan, bantuan serta kebersamaan yang telah diberikan selama
ini.
12.Bebe, Semut, Nenek dan Pagun atas motivasi, semangat, keceriaan, bantuan,
13.Dejunott (Devi, Juwita, Nora, Tiyas, Tince) atas canda tawa, semangat, doa
dan kesediaanya dalam mendengarkan semua curahan hati penulis selama ini.
14.Teman-teman Forestry Seven, Eko, Merry, Nisa, Valen, Fera, Icha, Baim,
Ribai, Oben, Daus, Adi, Etu, Fajar, Westi, Ando, Deni, Lisda, Andri, Rani,
Rita, Nove, Desni, Sondri, Nanda, Moses, Agus, Anggi, Elsa, Daniel, Edwin
atas suka duka, canda tawa dan kebersamaan yang menemani penulis mulai
dari awal kuliah hingga sekarang.
15.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skrpsi ini, yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka semua yang telah
diberikan untuk penulis. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 20 Januari 2012
I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Vegetasi
Vegetasi adalah kumpulan dari tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama-sama
pada suatu tempat, biasanya terdiri dari beberapa jenis berbeda. Kumpulan
dari berbagai jenis tumbuhan yang masing-masing tergabung dalam populasi
yang hidup dalam suatu habitat dan berinteraksi antara satu dengan yang lain
yang dinamakan komunitas (Gem, 1996).
Struktur vegetasi menurut Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974) adalah
suatu pengorganisasian ruang dari individu-individu yang menyusun suatu
tegakan. Dalam hal ini, elemen struktur yang utama adalah growth form,
stratifikasi dan penutupan tajuk (coverage). Dalam pengertian yang luas,
struktur vegetasi mencakup tentang pola-pola penyebaran, banyaknya jenis,
dan diversitas jenis. Menurut Odum (1993), struktur alamiah tergantung pada
cara dimana tumbuhan tersebar atau terpencar di dalamnya.
B. Tumbuhan Obat
Tumbuhan obat (Fitofarmaka) adalah obat alamiah yang bahan bakunya
berupa simplisia yang telah mengalami standarisasi, memenuhi persyaratan
galeniknya, serta kegunaan dan khasiatnya jelas sebagaimana kaidah
kedokteran modern. Fitofarmaka berasal dari tanaman dan khasiatnya telah
terbukti secara ilmiah. Keberadaan fitofarmaka sebagai obat telah dapat
diterima oleh kalangan praktisi kesehatan (Kementerian Kesehatan, 2000).
C. Jenis dan Manfaat Tumbuhan Obat
Hutan tropika Indonesia tumbuh sekitar 30.000 spesies tumbuhan berbunga
dan diperkirakan sekitar 3.689 spesies di antaranya merupakan tumbuhan
obat. Dari sejumlah tanaman obat tersebut menurut Ditjen POM, baru
sebanyak 283 spesies tumbuhan obat yang sudah digunakan dalam industri
obat tradisional (Djauhariya dan Hernani, 2004).
Tumbuhan yang banyak digunakan sebagai tanaman obat adalah tumbuhan
yang termasuk dalam divisi tracheophyta (tumbuhan berpembuluh).
Bagian-bagian tanaman yang bisa dipergunakan sebagai obat adakalanya hanya
terbatas pada daun, akar, kulit batang, bunga, dan biji (Kartasapoetra,1996).
Contoh berbagai jenis tumbuhan obat hutan yang berada di Indonesia dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Contoh berbagai jenis tumbuhan obat hutan di Indonesia
No Nama ilmiah Nama lokal Bagian yang digunakan
Kegunaan
1. Strobilanthes sp Umpu iya Daun Penutup luka dengan urat terputus
2. Crinum asiaticum
4. Alstonia scholaris
Kompanga/ pulai
Kulit kayu Obat malaria, penurun panas
5. Ageratum conyzoides
Ewo bonto/ Babadotan
Daun Penutup luka
6. Acorus calamus Daria Rimpang Penurun panas
Daun Obat penyakit dalam, sakit kepala,
9. Ceiba pentandra Kawu-kawu Daun Penurun panas 10. Carica papaya Pepaya Akar,
daun tua
Obat tetes mata (kena debu)
12. Terminalia catappa
Tolike ketapang
Akar Penawar keracunan makanan
13. Euphorbia hirta Siku-siku mata Getah
Obat tetes mata (bintik putih)
14. Jatropha curcas Tanga-tanga Getah Obat sakit gigi, obat sakit telinga, obat sakit cacar, obat panas dalam 15. Jatropha
Obat tetes mata (merah dan gatal)
19. Curcuma xanthorrhiza
Temulawak Rimpang Obat batuk
20. Zingiber purpureum
Sumber : Rahayu dkk., 2006 D. Repong Damar
Kebun Damar atau masyarakat Lampung Krui menyebutnya Repong Damar
adalah suatu sistem pengelolaan tanaman perkebunan yang ekosistemnya
merupakan hamparan tanaman yang membentuk suatu lahan hutan yang
dibudidayakan dan dikelola oleh masyarakat (Mulyani, 2008).
Dari hasil pencacahan pada repong di Kecamatan Pesisir Tengah dan Pesisir
Selatan, diketahui terdapat 26 jenis pohon kayu, 33 jenis phon buah-buahan
dan 5 jenis tumbuhan bermanfaat lainnya. Dari 28 jenis pohon kayu (termasuk
damar), ternyata sebaran jenis sebanyak 16 jenis yang terdapat di Kecamatan
Pesisir Tengah, yaitu Bayur, Sungkai, Kandis, Pulai, Talas, Laban, Lahu,
Waru, Suren, Haneban, Ketapang, Salam, Kayu Manis, Rengas, Jati,
Cempaka. Untuk jenis pohon buah-buahan terdapat 29 jenis, terdiri dari Duku,
Durian, Petai, Menteng, Cempedak (lima jenis utama buah-buahan), Jengkol,
Melinjo, Manggis, Cengkeh, Pinang, Kopi, Mangga, Kupa, Jambu, Coklat,
Nangka, Rambutan, Jambu Bol, Sirsak, Pinang, Aren, Kemang, Belimbing
Wuluh, Jaling/Kapau, Jeruk, Randu, Limus, Serengku dan Kemiri. Lima jenis
tumbuhan bermanfaat lainnya adalah Bambu, Lada, Rotan, Cabe dan Katuk
(Dinas Kehutanan dan PSDA Lampung Barat, 2005).
E. Bentuk Hidup Tumbuhan
Bentuk hidup tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu
1. Pohon adalah kelompok tumbuhan berkayu, berukuran besar dengan
tinggi tumbuhan lebih dari 5 m,
2. Perdu dan semak adalah tumbuhan berkayu, berukuran kecil dengan
tinggi tumbuhan kurang dari 5 m,
3. Herba adalah tumbuhan berkayu yang berdaur hidup pendek,
4. Liana adalah tumbuhan berkayu yang tumbuhnya merambat atau
menjalar,
5. Epifit adalah tumbuhan berkayu yang hidupnya menempel atau melekat
pada tumbuhan.
Dalam komunitas tumbuhan, pohon dapat dikelompokkan menurut tingkat
(fase) pertumbuhan sebagai berikut (Indriyanto, 1998 ; 2005) :
1. Semai yaitu pohon yang tingginya kurang atau sama dengan 1,5 m
2. Pancang yaitu pohon yang tingginya lebih dari 1,5 m dengan diameter
batang kurang dari 10 cm,
3. Tiang yaitu pohon dengan diameter batang 10-19 cm,
4. Pohon yaitu pohon dengan diameter batang 20 cm atau lebih.
F. Parameter Kuantitatif dan Deskripsi Vegetasi
Untuk kepentingan deskripsi vegetasi ada beberapa parameter kuantitatif
vegetasi yang sangat penting yang umum diukur dari suatu tipe komunitas
yaitu (Indriyanto, 2005) :
a. Kerapatan (density) adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan
b. Frekuensi adalah jumlah petak contoh dimana ditemukannya jenis
tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat.
c. Dominansi merupakan bagian dari parameter yang digunakan untuk
menunjukkan spesies tumbuhan yang dominan dalam suatu komunitas.
d. Indeks Nilai Penting (INP) adalah parameter kuantitatif yang dapat
dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi spesies-spesies dalam
suatu komunitas tumbuhan.
e. Penyebaran adalah parameter kualitatif yang menggambarkan
keberadaan spesies organisme pada ruang secara horizontal.
G. Distribusi (penyebaran) intern
Individu-individu yang ada di dalam populasi mengalami penyebaran di dalam
habitatnya mengikuti salah satu di antara tiga pola penyebaran yang disebut
pola distribusi intern. Menurut Odum (1993), tiga pola distribusi intern yang
dimaksudkan antara lain :
1. Distribusi acak (random)
Distribusi acak terjadi apabila kondisi lingkungan seragam, tidak ada
kompetisi yang kuat antarindividu anggota populasi dan masing-masing
individu tidak memiliki kecenderungan untuk memisahkan.
2. Distribusi seragam (uniform)
Distribusi seragam terjadi apabila kondisi lingkungan cukup seragam di
seluruh area dan kompetisi antarindividu anggota populasi (Odum, 1993).
Distribusi bergerombol pada suatu populasi merupakan distribusi yang
umum terjadi di alam, baik bagi tumbuhan maupun bagi binatang (Heddy
dkk.,1986).
H. Analisis komunitas tumbuhan
Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau
komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Analisis komunitas
dilakukan untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada
suatu wilayah yang dipelajari (Indriyanto, 2005). Struktur komunitas
tumbuhan memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif (Gopal dan Bhardwaj,
1979). Dengan demikian, dalam deskripsi struktur komunitas tumbuhan dapat
dilakukan secara kualitatif dengan parameter kualitatif atau secara kuantitatif
dengan parameter kuantitatif. Parameter kualitatif dalam analisis komunitas
tumbuhan antara lain: fisiognomi, fenologi, stratifikasi, kelimpahan,
penyebaran, daya hidup, bentuk pertumbuhan dan periodisitas (Gopal dan
Bhardwaj, 1979).
Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), untuk kepentingan deskripsi suatu
komunitas tumbuhan diperlukan minimal tiga parameter kuantitatif antara lain
: densitas, frekuensi dan dominansi.
1. Densitas
Adalah jumlah individu per unit luas atau per unit volume. Dengan karta
lain, densitas merupakan jumlah individu organisme per satuan ruang dan
sering digunakan istilah kerapatan diberi notasi K (Indriyanto, 2005)..
Densitas spesies ke- i dapat dihitung sebagai K-i, dan densitas relatif
spesies ke-i terhadap kerapatan total dapat dihitung sebagai KR-i.
K=
KR- i =
2. Frekuensi
Frekuensi digunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel
yang berisi suatu jenis tertentu terhadap jumlah total sampel. Frekuensi
tumbuhan adalah jumlah petak contoh tempat ditemukannya suatu spesies
dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Frekuensi merupakan besarnya
intensitas diketemukannya suatu spesies organisme dalam pengamatan
keberadaan organisme pada komunitas atau ekosistem (Indriyanto, 2005).
Untuk kepentingan analisis komunitas tumbuhan, frekuensi spesies (F),
frekuensi spesies ke-i (F-i) dan frekuensi relatif spesies ke-i (FR-i) dapat
dihitung dengan rumus :
F =
Luas penutupan adalah proporsi antara luas tempat yang ditutupi oleh
spesies tumbuhan dengan luas total habitat.
Luas penutupan dapat dinyatakan dengan menggunakan luas penutupan
istilah dominansi karena parameter ini digunakan untuk menunjukkan
spesies tumbuhan yang dominan dalam suatu komunitas. Untuk
kepentingan analisis komunitas tumbuhan, luas penutupan/dominansi
spesies (D), dominansi spesies ke-i (D-i) dan dominansi relatif spesies ke-i
(DR-i) dapat dihitung dengan rumus :
1. Jika berdasarkan luas penutupan tajuk, maka :
C =
C-i =
2. Jika berdasarkan luas basal area atau luas bidang dasar, maka :
D =
4. Indeks Nilai Penting
Parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat
dominansi (tingkat penguasaan) spesies-spesies dalam suatu komunitas
tumbuhan (Soegianto, 1994). Indeks nilai penting dapat dituliskan dengan
rumus sebagai berikut : INP=KR+FR+CR
INP-i= KR-i+FR-i+CR-i
I. Metode Pengambilan Contoh Analisis Komunitas Tumbuhan
Pengambilan contoh untuk analisis komunitas tumbuhan dapat dilakukan
kuadran (Soegianto, 1994). Salah satu metode yang paling umum digunakan
adalah metode petak. Metode ini dapat menggunakan metode petak tunggal
atau petak ganda.
Metode petak tunggal, hanya dibuat satu petak contoh dengan ukuran tertentu
yang mewakili suatu tegakan hutan atau suatu komunitas tumbuhan. Ukuran
minimum petak contoh itu, ditetapkan menggunakan kurva spesies area. Luas
minimum petak contoh itu ditetapkan dengan dasar bahwa penambahan luas
petak tidak menyebabkan kenaikan jumlah spesies lebih dari 5% (Soegianto,
1994).
Metode petak ganda, pengambilan contoh vegetasinya dilakukan dengan
menggunakan banyak petak contoh yang letaknya tersebar merata pada areal
yang dipelajari, dan peletakan petak contoh sebaiknya secara sistematik.
Ukuran tiap petak contoh disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan
bentuk tumbuhannya. Menurut Kusmana (1997), ukuran petak contoh untuk
pohon dewasa adalah 20m x 20m, fase tiang 10m x 10m, fase pancang adalah
5m x 5m, dan untuk fase semai, liana, serta semua jenis tumbuhan bawah
menggunakan petak contoh berukuran 1m x 1m atau 2m x 2m. Pada metode
petak ganda semua parameter kuantitatif dapat dihitung menggunakan
rumus-rumus seperti yang telah diuraikan sebelumnya.