• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset (SIGMA) Berbasis Web di FMIPA Institut Pertanian Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset (SIGMA) Berbasis Web di FMIPA Institut Pertanian Bogor"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

MANAJEMEN ASET (SIGMA) BERBASIS WEB

DI FMIPA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ALFIN FAUZANO

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset (SIGMA) Berbasis Web di FMIPA Institut Pertanian Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2015

Alfin Fauzano

(4)

ABSTRAK

ALFIN FAUZANO. Pengembangan Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset (SIGMA) Berbasis Web di FMIPA Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh RINA TRISMININGSIH.

Pengelolaan sarana prasarana merupakan wewenang dan tanggung jawab Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana di Institut Pertanian Bogor (IPB). Pengelolaan data yang masih manual menjadi kendala dalam manipulasi data aset yang telah ada. Selain itu area kampus yang luas menyebabkan proses identifikasi lokasi aset sulit dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi geografis manajemen aset (SIGMA) berbasis web di FMIPA IPB. Sistem ini mampu melakukan fungsi pencarian lokasi aset dan manipulasi data aset. Sistem informasi tersebut dikembangkan menggunakan metode Web Development Life Cycle (WDLC). SIGMA dikembangkan menggunakan perangkat lunak OpenGeo Suite.

Kata kunci: OpenGeo Suite, Sistem Informasi Geografis Manjemen Aset, WDLC.

ABSTRACT

ALFIN FAUZANO. Development of Web-based Geographic Information Systems for Asset Management (SIGMA) at Faculty of mathematics and natural sciences Bogor Agricultural University. Supervised by RINA TRISMININGSIH.

Management infrastructure is under the authority and responsibility of the Directorate of Infrastructure and Facilities Development in Bogor Agricultural University (IPB). Management of assets data has been an obstacle in the manipulation of existing assets data. In addition, the large campus area also makes the location of assets difficult to identify. This research aims to develop a Web-based Geographic Information Systems for Asset Management (SIGMA) at Faculty of Mathematics and Natural Sciences IPB. The system is able to perform a search of the asset location and manipulate assets data. The information system was developed using Web Development Life Cycle (WDLC) method. SIGMA was developed using OpenGeo Suite software.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

pada

Departemen Ilmu Komputer

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

MANAJEMEN ASET (SIGMA) BERBASIS WEB

DI FMIPA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pengembangan Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset (SIGMA) Berbasis Web di FMIPA Institut Pertanian Bogor Nama : Alfin Fauzano

NIM : G64124043

Disetujui oleh

Rina Trisminingsih, SKom MT Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi MKom Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian dengan tema Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset dilaksanakan sejak bulan Juli 2014 sampai Maret 2015 di IPB.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Rina Trisminingsih, SKom MT selaku pembimbing, yang telah banyak memberi arahan berupa saran dan dukungan. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Erizal, MAgr selaku Direktur Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana beserta staf yang telah memudahkan dalam meyediakan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga terutama ayah dan ibu serta kedua saudara atas segala dukungan, doa dan kasih sayangnya. Penulis juga berterima kasih atas dukungan seluruh teman Ilmu Komputer Ahli Jenis Institut Pertanian Bogor angkatan 7.

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi para pengembang aplikasi sistem informasi geografis berbasis web.

Bogor, Maret 2015

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset (SIGMA) 2

Direktorat Pengembangan Sarana Prasarana 3

Web GIS 3

OpenGeo Suite 3

METODE 4

Perencanaan 5

Analisis 5

Perancangan dan Pengembangan 5

Pengujian 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Perencanaan 6

Analisis 6

Perancangan dan Pengembangan 10

Pengujian 17

SIMPULAN DAN SARAN 17

Simpulan 17

Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN 19

(10)

DAFTAR GAMBAR

1 Arsitektur sederhana dari Web GIS. 3

2 Arsitektur OpenGeo (OpenGeo 2012) 4

3 Proses WDLC (diadopsi dari Kamatchi 2013) 5

4 Use casediagram SIGMA 7

5 Use case description pencarian aset 8

6 Activity diagram pencarian aset 9

7 Class diagram SIGMA 10

8 Sequencediagram pencarian aset 11

9 Mockup SIGMA 12

10 Style padaSIGMA 13

11 Peta sebelum query pencarian 14

12 Peta setelah dilakukan pencarian aset 14

13 Query cari aset 15

14 Tampilan pencarian aset 15

15 Kode proses penyimpanan nilai wing hasil pencarian 16

16 Query pencarian wing 16

17 Kode proses penggunaan variabel jumWing 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Contoh data mentah aset 19

2 Use case description dari seluruh use case 20

3 Activity diagram dari seluruh use case 22

4 Sequence Diagram dari seluruh use case 25

5 Mockup manipulasi dari seluruh use case 26

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB) memiliki aset yang besar juga. Statuta PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum) yang disandang IPB memberikan otonomi dalam pengelolaan akademik maupun nonakademik. Dalam hal pengelolaan aset, IPB memiliki Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana (Sarpras) yang berwenang dan bertanggung jawab dalam pengelolaan aset dan fasilitas di IPB. Permasalahan yang sering muncul dalam pengelolaan aset adalah sulitnya identifikasi dan pencarian lokasi aset dalam jumlah besar. Hal tesebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengelolaan aset yang masih dilakukan manual, serta lokasi aset yang tersebar pada area yang luas.

Manajemen aset dapat didefinisikan sebagai proses siklus hidup optimalisasi aset untuk melakukan standar dengan cara yang aman dan ramah lingkungan melalui perencanaan, investasi, pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian secara cerdas (Lutchman 2006). Manajemen aset juga mempunyai peranan penting dalam mengelola aset-aset dalam sebuah organisasi dengan efektif dan efisien. Teknologi informasi mendorong sebuah organisasi untuk mengaplikasikan sistem manajemen aset yang terkomputerisasi dalam bentuk sistem informasi manajemen aset.

Penelitian ini membangun sistem manajemen aset berbasis lokasi dengan menerapkan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk membantu menyajikan data dan mengidentifikasi lokasi aset di lingkungan kampus IPB. SIG dapat membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut. SIG merupakan sebuah sistem komputer yang bisa menangkap, menyimpan, melakukan query, menganalisis, dan menampilkan data geografi (Chang 2008).

Pada penelitian sebelumnya, telah banyak yang mengangkat permasalahan SIG namun yang paling berkaitan adalah penelitian yang berjudul Pengembangan dan Implementasi Web GIS Kampus IPB Darmaga (Khairani 2011). Pada penelitian tersebut Khairani membuat Web GIS kampus yang menyediakan informasi gedung berdasarkan level, wing dan ruang yang terdapat di beberapa fakultas di IPB. Penelitian Khairani digunakan sebagai referensi sekaligus sumber data peta yang digunakan dalam mengembangkan Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset (SIGMA) pada penelitian ini. Pada penelitian lainnya SIGMA pernah dikembangkankan dalam penelitian yang berjudul Pengembangan Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset Universitas Indonesia (Rezasyah et al. 2005). Dalam penelitian tersebut SIGMA dikembangkan berbasis desktop yang mampu menyimpan data aset dan data spasial UI serta menapilkannya dengan tema-tema tertentu.

(12)

2

Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian adalah bagaimana pengguna dapat mengetahui dengan cepat lokasi aset yang diinginkan?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan SIGMA berbasis web untuk Direktorat Sarpras IPB.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan membantu staf Direktorat Sarpras untuk menyelesaikan tugasnya dalam mencari lokasi aset secara cepat dan efisien.

Ruang Lingkup Penelitian

Sistem ini dikembangkan dengan fungsi pengelolaan manajemen aset berbasis lokasi dengan batasan sebagai berikut:

1 Data aset yang digunakan berasal dari Direktorat Sarpras pada tahun 2009 dan data yang digunakan hanya lingkup Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) IPB. 2 Peta dasar IPB yang digunakan merupakan peta yang dihasilkan dari penelitian

Khairani (2011).

3 Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode WDLC (diadopsi dari Kamatchi 2013) dari tahap perencanaan hingga pengujian.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset (SIGMA)

SIGMA adalah sistem informasi manajemen aset yang terintegrasi dengan sistem informasi geografis (SIG). Walaupun teknologi SIG dimulai pada tahun 1960-an, tetapi penggunaan SIG dalam memetakan, memodelkan, mengelola fasilitas dan mengelola perencanaan perintah kerja baru diterapkan pada awal tahun 1990-an pada industri air bersih. Penggunaan SIG sebagai alat pengelolaan, tumbuh sejak abad ke 20 dan jumlah penggunanya meningkat secara signifikan. Utilitas yang menggunakan SIG sukses meningkatkan produktifitas dan efisiensi dengan menghemat waktu dan biaya. Environmental Systems Research Institute (ESRI) merupakan perusahaan perangkat lunak terdepan di dunia yang memiliki kontribusi besar dalam pengaplikasian SIG dalam industri air bersih (Schulz 2012).

(13)

3

Direktorat Pengembangan Sarana Prasarana

Direktorat Sarpras yang dulunya bernama Direktorat Fasilitas dan Properti (Faspro) dibentuk berdasarkan Surat Rektor IPB Nomor 014/K13/OR/2003 tanggal 2 Juni 2003. Tugas pokok Direktorat Sarpras adalah melaksanakan tugas teknis dan administratif institut dalam pengembangan sistem pengelolaan barang, pelaksanaan inventarisasi, pengelolaan fasilitas dan properti (IPB 2003).

Web GIS

Web GIS adalah sejenis sistem informasi yang terdistribusi. Bentuk sederhana dari Web GIS minimal harus memiliki masing masing satu client dan satu server. SPada sebuah Web GIS yang menjadi web server adalah sebuah aplikasi web server, dan client merupakan sebuah web browser, aplikasi desktop, atau aplikasi mobile. Sebuah server memiliki URL sehingga clients dapat mencarinya di dalam Web. Sebuah clients bergantung pada spesifikasi HTTP untuk mengirimkan request kepada server. Kemudian server melakukan operasi request

dan memberikan tanggapan kepada clients melalui HTTP (Fu et al. 2011). Arsitektur sederhana dari Web GIS dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Arsitektur sederhana dari Web GIS.

Web GIS sering dianggap sebagai GIS yang dijalankan dalam sebuah Web browser, tetapi definisi ini mengabaikan sistem-sistem dengan desktop clients dan

mobile clients. Web GIS adalah sebuah GIS yang menggunakan teknologi Web. Dalam definisi yang lebih sempit Web GIS adalah sebuah GIS yang menggunakan teknologi web untuk bekomunikasi antara komponennya (Fu dan Sun 2011).

OpenGeo Suite

(14)

4

GeoServer sebagai aplication server dan OpenLayers atau GeoExplorer untuk menampilkan data dalam bentuk user interface. Selain tiga komponen tersebut juga terdapat perangkat lainnya yaitu GeoWebCache yang mampu meningkatkan performa pengolahan data dalam hal kecepatan membuka data peta. Arsitektur OpenGeo Suite dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Arsitektur OpenGeo (OpenGeo 2012)

METODE

(15)

5

Gambar 3 Proses WDLC (diadopsi dari Kamatchi 2013)

Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahapan awal pengembangan sebuah website

dengan metode WDLC. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan pada tahap perencanaan dengan metode WDLC sebagai berikut:

a Identifikasi tujuan dan sasaran dari pembuatan website.

b Menentukan kriteria pengguna.

c Menentukan teknologi yang akan digunakan.

d Mengidentifikasi peran pemilik dan pengembang website.

e Menentukan informasi yang akan digunakan pada website. Analisis

Analisis diawali dengan mengumpulkan kebutuhan informasi pengguna. Dilanjutkan dengan menganalisis fungsi aplikasi mencakup input data beserta sumbernya dan output dari sistem dengan penyajian datanya. Langkah langkah analisis dalam WDLC sebagai berikut:

a Mengidentifikasi tugas dari pengguna yang harus diselesaikan.

b Mempertimbangkan proses yang dibutuhkan untuk mendukung fitur yang ada di dalam website.

Perancangan dan Pengembangan

Pada tahap perancangan dilakukan pembuatan berbagai diagram dari artefak logis dan fisik dengan melakukan perancangan model data, model proses, dan model tampilan. Setelah itu semua hasil perancangan model sistem didokumentasikan. Pada tahap pengembangan hasil dokumentasi digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kode program dan dasar pengujian program secara individu oleh pengembang.

Pengujian

Tahapan pengujian dilakukan agar sistem yang digunakan berjalan sesuai dengan harapan pengguna. Tahapan ini meliputi perencanaan pengujian, membuat skema pengujian, mengeksekusi sistem sesuai skema, dan pencocokan hasil eksekusi dengan hasil yang diharapkan.

(16)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan

Pada tahap perencanaan diketahui tujuan pembuatan sistem yaitu membuat sistem informasi geografis manajemen aset berbasis web di Institut Pertanian Bogor. Sasaran pengguna sistem adalah staf Direktorat Sarpras IPB.

Sistem ini akan digunakan oleh Direktorat Sarpras IPB. Pengguna bertanggung jawab atas keluar masuknya data dalam sistem. Pengguna bisa menambah, mengubah serta menghapus data aset pada sistem. Pengguna juga bisa melakukan pencarian aset beserta lokasinya. Tingkat pendidikan pengguna di Direktorat Sarpras sudah setingkat sarjana dan terampil menggunakan komputer. Pengguna juga memahami seputar tentang aset yang terdapat di fakultas FMIPA IPB. Selain itu pengguna juga mengetahui lokasi ruangan dan bangunan FMIPA IPB secara umum.

Website yang dikembangkan menggunakan server Apache 2.0. Sistem operasi yang digunakan adalah Microsoft Windows. Untuk mengelola data, sistem sistem ini menggunakan DBMS PostgreSQL karena sudah mendukung pengolahan data spasial. Data geospasial dalam sistem informasi ini diolah dan ditampilkan menggunakan perangkat lunak OpenGeo Suite yang bersifat terbuka secara penuh (fully open source). Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dengan menggunakan Framework CodeIgniter. Framework ini dipilih karena mudah dipelajari dan diimplementasikan sehingga mempermudah pengembangan berikutnya. Lingkungan pengembangan sistem menggunakan komputer dengan

processor Intel Core i5-4200U 2,5GHz, kapasitas hardisk 500GB dan kapasitas memori 8GB.

Pemilik berperan dalam menjelaskan kebutuhan-kebutuhan yang harus ada dalam website. Selain itu pemilik menyediakan data yang akan dimasukkan ke dalam website. Data yang diberikan berupa data mentah dalam format Microsoft Excel. Artibut data tersebut beserta contohnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Data ini berisi data aset beserta lokasi aset tersebut. Pengembang berperan dalam mengembangkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Informasi yang tersedia dalam sistem adalah informasi aset yang terdapat di FMIPA IPB beserta lokasi. Informasi aset ditampilkan dalam bentuk tabel dalam

website setelah dilakukan pencarian berdasarkan kategori tertentu. Selain itu informasi lokasi aset ditampilkan di dalam peta yang terdapat dalam website.

Analisis

Mengidentifikasi tugas dari pengguna yang harus diselesaikan.

Tahap ini diawali dengan analisis kebutuhan pengguna. Informasi tentang kebutuhan pengguna diperoleh dari menganalisis permasalahan yang ada dan menganalisis sistem sebelumnya yang diteliti oleh Khairani (2011). Dari kegiatan tersebut diperoleh kebutuhan sistem yang akan dikembangkan sebagai berikut: 1 Gambaran umum sistem

(17)

7

yang dilakukan dalam sistem berfokus pada pencarian dan manipulasi data aset. Lokasi dari hasil pencarian dapat ditunjukkan dalam peta serta informasi data aset ditampilkan dalam bentuk tabel.

Sistem ini diperuntukkan bagi staf yang berwenang di Direktorat Sarpras IPB. Sistem yang dikembangkan berbasis web, sehingga pengguna lebih dinamis dalam melaksanakan tugasnya dalam manajemen aset.

2 Perspektif dan batasan sistem

Sistem yang dikembangkan berbasis web ini memiliki batasan yaitu sistem ini tidak bisa menampilkan lokasi barang secara spesifik sesuai dengan koordinat

latitude dan longitude benda. Hal tersebut disebabkan data yang diperoleh tidak terdapat atribut latitude dan longitude yang dibutuhkan. Sistem juga tidak membagi hak akses pengguna karena sistem digunakan oleh satu tipe pengguna saja.

3 Kebutuhan fungsional

Kebutuhan fungsional yang harus ada dalam sistem SIGMA ini adalah:

 Sistem mampu menampilkan informasi aset beserta lokasinya di dalam peta gedung kampus IPB.

 Sistem dapat melakukan manipulasi data aset.

 Sistem dapat melakukan pencarian ruang dan aset berdasarkan level gedung.

Proses yang dibutuhkan untuk mendukung fitur yang ada di dalam website. Setelah dilakukan analisis batasan dan kebutuhan fungsional sistem, langkah berikutnya dilanjutkan dengan perancangan usecase diagram. Penggunaan usecase diagram dapat menggambarkan hubungan antara pengguna dan fungsi-fungsi yang terdapat dalam sistem. Usecase diagram dari SIGMA dapat dilihat pada Gambar 4.

(18)

8

Use case diagram pada Gambar 5 menunjukkan bahwa SIGMA memiliki empat fungsi utama yaitu pencarian aset, tambah aset, ubah aset, dan hapus aset. Setiap proses dalam use case dijelaskan lebih rinci di use case description

(Satzinger et al. 2010). Use case description proses pencarian aset dapat dilihat pada Gambar 5. Use case description SIGMA tambah aset, ubah aset, dan hapus aset dapat dilihat pada Lampiran 2.

Use Case Name Pencarian Aset

Scenario Pengguna akan mendapatkan aset dan lokasinya sesuai kata kunci

yang dimasukkan

Triggering Event Menekan tombol cari

Brief Description SIGMA akan mencari aset sesuai kategori yang dipilih dan kata kunci yang dimasukkan. Lalu sistem akan menampilakan hasil pencarian berupa aset beserta lokasinya.

Preconditions - Memilih kategori pencarian

-Memasukkan kata kunci pencarian

Postconditions -Menampilkan informasi aset yang ditemukan

- Menunjukkan lokasi aset pada peta

Flow of Activities Actor System

1. Pengguna memilih kategori pencarian.

2. Memasukkan kata kunci pencarian dan menekan tombol cari

a. Melakukan pencarian aset sesuai kategori dan kata

Exception Conditions Lokasi aset tidak tampil tetapi data aset ditemukan, maka data aset tetap ditampilkan tanpa petunjuk apapun di peta.

Gambar 5 Use case description pencarian aset

Analisis dilakukan setelah data aset diperoleh dari Direktorat Sarpras. Data yang diperoleh adalah data mentah dalam format Microsoft Excel sehingga dibutuhkan tahap praproses sebelum data digunakan dalam sistem. Tahap praproses data yang dibutuhkan adalah cleaning. Cleaning data dilakaukan untuk membersihkan data dengan mengisi nilai-nilai yang hilang (missing value), menghaluskan noisy data, mengidentifikasi atau menghapus outlier, dan menyelesaikan inkonsistensi (Han et al. 2012). Tahap praproses yang dilakukan sebagai berikut:

1 Mengolah missing value

Dari data yang diperoleh ditemukan beberapa mising value yang harus diolah terlebih dahulu. Contohnya seperti aset kendaraan yang pada data mentah tidak memiliki informasi lokasinya, sehingga data tersebut dihilangkan.

2 Menghilangkan noisydata

(19)

9

Pada tahap berikutnya dilakukan perancangan activity diagram yang berguna untuk mengtahui urutan aktivitas pengguna dan proses bisnis dari sistem yang dikembangkan. Activity diagram menunjukkan aliran dari satu aktivitas ke aktivitas lain dalam suatu sistem. Suatu activity diagram menunjukkan satu himpunan aktivitas, apakah aliran dari satu aktivitas ke aktivitas lain secara berurutan atau bercabang, dan objek yang bertindak dan berhenti (Booch et al. 1998). Activity diagram proses pencarian aset yang dibuat berdasarkan usecase diagram dapat dilihat pada Gambar 6. Aktivitas mulai pada diagram tersebut diasumsikan bahwa pengguna telah masuk ke dalam website dan berada pada halaman utama website.

Activity diagram selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

(20)

10

Perancangan dan Pengembangan

Perancangan

Langkah awal dalam tahap ini adalah menentukan model data, model proses, dan model tampilan. Data model dirancang dengan mengolah data mentah yang diperoleh dari Direktorat Sarpras dan data peta dari penelitian sebelumnya (Khairani 2011). Data dari Direktorat Sarpras berisi data aset yang digunakan untuk merancang basis data sistem informasi manajemen aset. Sementara itu, data dari penelitian sebelumnya merupakan basis data SIG. Perancangan data model SIGMA menghubungkan antara basis data sistem informasi manajemen aset dengan dan basis data SIG. Hubungan kedua basis data tersebut ditunjukkan dengan class diagram pada Gambar 7.

(21)

11

Pada Gambar 7 dapat dilihat hubungan antara kelas yang terdapat dalam sistem SIGMA. Class diagram pada gambar tersebut berisi atribut dan fungsi dari setiap kelas yang terdapat dalam sistem. Fungsi yang terdapat dalam class diagram

mengacu pada use case diagram yang telah dirancang pada tahap sebelumya. Atribut yang terdapat pada setiap kelas disesuaikan dengan atribut yang terdapat dalam setiap tabel dalam basis data.

Langkah selanjutnya adalah menentukan proses model dari sistem. Model proses berguna untuk menggambarkan bagaimana alur proses sistem dalam menyajikan informasi dari data model yang telah dibuat. Proses model digambarkan dalam bentuk sequencediagram.

Sequence diagram merupakan diagram interaksi yang menekankan waktu urutan pesan. Sequence diagram menunjukkan sekumpulan objek beserta pesan yang dikirim dan diterima oleh objek tersebut (Booch et al. 1998). Rancangan

sequencediagram yang terdapat pada sistem SIGMA dapat dilihat pada Gambar 8 dan Sequence diagram selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 4.

Gambar 8 Sequencediagram pencarian aset

Pada Gambar 8 dapat dilihat alur data dalam proses pencarian aset yang diinginkan dan bagaimana perlakuan sistem terhadap data yang diberikan oleh pengguna. Pada gambar tersebut terdapat tiga objek utama yaitu level, map dan query_model. Ketiga objek tersebut disesuaikan dengan konsep MVC (Model View Controller) yang terdapat pada framework CodeIgniter yang digunakan. Objek tersebut adalah query_model sebagai model, level sebagai view dan map sebagai

controller. Selain itu terdapat juga objek tbl_aset untuk menunjukkan tabel pada basis data yang digunakan dalam proses pencarian aset.

Setelah membuat proses model, tahap perancangan dilanjutkan dengan membuat presentation model, rancangan tampilan akan dibuat dalam bentuk

mockup. Mockup halaman pencarian dapat dilihat pada Gambar 9 dan mockup

(22)

12

Gambar 9 Mockup SIGMA

Pengembangan

Pada tahap ini hasil dari perancangan model data, model proses, dan model tampilan diimpelentasikan ke dalam sistem. Model data diimpelementasikan dengan pembuatan database ipb_gis menggunakan postgreSQL. Pada database

terdapat 11 tabel, 7 diantaranya merupakan tabel data spasial dan 4 tabel sisanya berisikan data aset. Tabel data spasial di peroleh dengan melakukan import data dari Shapefile penelitian sebelumnya ke PostGIS menggunakan perangkat lunak

PostGIS Shapefile Import/Export Manager. Tabel data spasial yang terbentuk terdiri dari 6 tabel yang mewakili setiap level yang ada pada gedung IPB, dan 1 tabel spatial_res_sys untuk menyimpan atribut spasial pada PostGIS. Tabel data aset dikembangkan sesuai dengan tahap perancangan. Data aset disimpan dalam 4 tabel yang saling berhubungan. Tabel tersebut terdiri dari tbl_aset, tbl_lokasi, tbl_fakultas, dan tbl_departemen.

Tahapan implementasi model proses dan model tampilan dimulai dari sisi SIG hingga tampil peta pada halaman web. Layer peta pada GeoServer ditampilkan dalam halaman web melalui tahapan sebagai berikut:

1 Pembuatan Workspace, yaitu membuat area kerja untuk menyimpan layer

yang memuat peta. Workspace dibuat dengan nama ipb_gis dan URL http://opengeo.org/ipb_gis.

2 Pembuatan DataStore

Data Store dibuat untuk menyimpan data spasial pada server. Data Store

diisi dengan data vektor yang bersumber dari basis data PostGIS . 3 Pembuatan Layer

Data spasial pada data store yang dipublikasikan akan menjadi sebuah

(23)

13

level2, level3, level4, level5, dan level6. Setiap level mewakili setiap lantai yang terdapat di gedung IPB.

4 Layer Preview

Setelah layer dibuat maka selanjutnya melihat peta yang bisa ditampilkan dengan menu layer preview. Aplikasi yang digunakan untuk menampilkan peta adalah OpenLayers karena lebih fleksibel untuk digunakan sesuai kebutuhan.

5 Style

Style digunakan untuk mewarnai setiap wing pada peta yang bertujuan untuk memudahkan dalam identikasi aset yang ditemukan pada saat pencarian dilakukan. Rule warna tiap wing akan disesuaikan dengan warna yang ada di legenda. Style yang digunakan untuk mewarnai wing

pada peta dapat dilihat pada Gambar 10.

<StyledLayerDescriptor version=”1.0.0"

xsi:schemaLocation="http://www.opengis.net/sld

<Title>A teal polygon style</Title> <FeatureTypeStyle>

<ogc:PropertyIsEqualTo>

<ogc:PropertyName>wing</ogc:PropertyName> <ogc:Literal>1</ogc:Literal>

</ogc:PropertyIsEqualTo> </ogc:Filter>

<PolygonSymbolizer> <Fill>

<CssParameter name="fill">#df382a </CssParameter>

</Fill>

</PolygonSymbolizer> </Rule>

(24)

14

Style pada Gambar 10 diberi nama sigma. Style tersebut hanya akan tampil pada peta setelah dilakukan query pencarian. Sementara itu, pada peta dasar digunakan

style standar yang ada pada GeoServer. Peta sebelum dan sesudah query dapat dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12. Tampilan halaman utama dan halaman manipulasi web selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 6.

Gambar 11 Peta sebelum query pencarian

Gambar 12 Peta setelah dilakukan pencarian aset

(25)

15

dilakukan query terhadap database sesuai dengan data yang dibutuhkan pada proses tersebut. Query yang dilakukan pada proses pencarian aset dapat dilihat seperti Gambar 13.

function get_cari($katakunci, $berdasarkan){

$sql="select a.*, l.* from tbl_aset as a, tbl_lokasi as l where ".$berdasarkan." LIKE '%".$katakunci."%' AND a.kode_lokasi = l.kode_lokasi";

return $this->db->query($sql); }

Gambar 13 Query cari aset

Pada Gambar 13 terdapat dua variabel yaitu katakunci dan berdasarkan.

Katakunci merupakan variabel yang menampung input kata kunci pencarian dari pengguna dan berdasarkan merupakan variabel yang berisi kategori yang dipilih pengguna. Tampilan dari hasil pencarian dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Tampilan pencarian aset

(26)

16

<input type="hidden" id="jumWing" value="<?php echo $wing>num_rows(); ?>">

<input type="hidden" id="<?php echo $nama.$ulang?>" value="<?php echo $w->wing?>">

<?php $ulang++; }

?>

Gambar 15 Kode proses penyimpanan nilai wing hasil pencarian

Pada Gambar 15 dapat dilihat variabel yang diperoleh adalah $wing. Nilai dari variabel $wing diperoleh dari query pencarian wing apa saja yang dihasilkan dari pencarian yang dilakukan pengguna. Query pencarian tersebut dapat dilihat pada Gambar 16.

function get_wing($katakunci, $berdasarkan){

$sql="select distinct l.wing from tbl_aset as a, tbl_lokasi as l where ".$berdasarkan." LIKE '%".$katakunci."%' AND a.kode_lokasi = l.kode_lokasi";

return $this->db->query($sql); }

Gambar 16 Query pencarian wing

Setelah itu nilai variabel $wing ditampung dalam bentuk array ke dalam variabel jumWing. Kemudian variabel jumWing digunakan untuk melakukan filtering pada peta. Proses penggunaan variabel jumWing pada dapat dilihat pada Gambar 17.

(27)

17

Pengujian

Pengujian SIG telah dilaksanakan menggunakan metode black box dengan skenario uji yang meliputi pengujian fungsionalitas utama dari sistem. Tujuannya untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Skenario uji dan hasil uji fungsionalitas sistem dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Skenario dan hasil uji fungsi

Pengujian Skenario Hasil yang

diharapkan

Menambah data aset Memasukkan data aset kedalam formulir penambahan data

Data tersimpan di dalam database

Berhasil

Mengubah data aset Mengubah data aset yang diperlukan dari

Menghapus data aset Menghapus data aset yang sudah tidak

Pengembangan SIGMA telah berhasil diimplementasikan dalam penelitian ini dengan metode WDLC. Sistem yang dikembangkan telah diuji dan mampu menjalankan fungsi pencarian lokasi dari aset serta mampu manipulasi aset yang sudah sudah tersimpan dalam sistem.

Saran

Diharapkan dalam penelitian selanjutnya sistem ini bisa dikembangkan fitur manajemennya seperti dalam perawatan aset, pelaporan aset yang rusak dan penjadwalan waktu servis berkala alat elekrtonik seperti AC, lemari es, dan lain lain. Selain itu untuk menunjukkan lokasi agar lebih jelas bisa ditambahkan fitur tagging

(28)

18

menampilkan lokasi dengan efek tiga dimensi. Pengembangan SIGMA berbasis

mobile sangat berguna karena sistem akan lebih fleksibel untuk digunakan. Efek tiga dimensi akan meningkatkan usability sistem dalam identifikasi aset beserta lokasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Booch G, Rumbaugh J, Jacobson I. 1998. The Unified Modeling Language User Guide [Internet]. [diunduh 2014 Des 20]. 1(1): 87-90. Tersedia pada : http://meusite.mackenzie.com.br/rogerio/the-unified-modeling-language-user-guide.9780201571684.997.pdf.

Chang KT. 2008. Introduction to Geographic Information Systems. Ed ke-4. New York (US): McGraw-Hill.

Fu P, Sun J. 2011. Web GIS : Principles and Aplications. Ed ke-1. California (US): ESRI.

Han J, Kamber M, Pei J. 2011. Data Mining : Concepts and Techniques. Ed ke-3.

Waltham (US): Elsevier Inc.

[IPB] Institut Pertanian Bogor. 2003. Surat Rektor IPB Nomor 014/K13/OR/2003 tanggal 2 Juni 2003 tentang Struktur Organisasi Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID): IPB.

Kamatchi R. 2013. Software engineering: web development life cycle.

International Journal of Engineering Research & Technology (IJERT). Vol. 2 Issue 3. doi:2278-0181.

Khairani WD. 2011. Pengembangan dan implementasi WebGIS kampus IPB Darmaga [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Lutchman R. 2006. Sustainable Asset Management: Linking Assets, People, and Processes for Results. Lancaster (US): DEStech Publications. inc.

OpenGeo. 2012. Introduction to The OpenGeo Suite. [Internet]. [diunduh 2015 Jan 16].Tersedia pada: http://presentations.opengeo.org/2012_FOSSGIS/suiteintro. pdf.

Rezasyah B, Dennita, Liputo, Baginda S, Lestyaningrun Y. 2005. Pengembangan sistem informasi geografis manajemen aset Universitas Indonesia [skripsi]. Depok (ID): Universitas Indonesia.

Satzinger J, Jackson R, Burd S. 2012. Systems Analysis and Design in a Changing World. Ed ke-6. Boston (US): Course Technology.

(29)
(30)

20

Lampiran 2 Use case description dari seluruh use case

1 Use case description untuktambah data aset

Use Case Name Tambah data aset

Scenario Pengguna menambahkan data aset baru ke dalam SIGMA.

Triggering Event Menekan tombol simpan setelah mengisi form tambah aset. Brief Description SIGMA menyimpan data baru yang telah dimasukkan pengguna

Preconditions - Masuk ke menu manipulasi

- Memilih tambah data

Postconditions - Validasi penambahan data aset.

- Menyimpan data baru ke dalam database.

Flow of Activities Actor System

1. Pengguna masuk menu manipulasi

2. Memilih tambah aset

3. Mengisi form tambah aset

a. Menampilkan form tambah aset

a. Validasi penambahan aset

Exception Conditions -

2 Use case description untukubah data aset

Use Case Name Ubah data aset

Scenario Pengguna mengubah data aset yang tersimpan di database.

Triggering Event Menekan tombol simpan pada form ubah data.

Brief Description SIGMA menyimpan hasil perubahan data oleh pengguna

Preconditions - Memilih menu manipulasi

- Memilih ubah dan hapus data - Mencari data yang akan di ubah

Postconditions - Validasi perubahan

- Menyimpan data hasil perubahan

Flow of Activities Actor System

1. Pengguna masuk menu manipulasi

2. Memulih ubah dan hapus data

3. Mencari data yang akan diubah

4. Pilih aksi ubah dan lakukan perubahan

a. Menampilkan form pencarian

b. Menampilkan hasil pencarian dan pulihan aksi c. Menyimpan hasil

perubahan.

(31)

21

Lanjutan

3 Use case description untuk hapus data aset

Use Case Name Hapus Aset

Scenario Pengguna menghapus data aset yang tersimpan dalam database

Triggering Event Menekan tombol hapus

Brief Description SIGMA menghapus data yang diinginkan oleh pengguna

Preconditions - Memilih menu manipulasi

- Memilih ubah dan hapus data - Mencari data yang akan di hapus

Postconditions - Konfirmasi penghapusan

- Menghspud data dari database

Flow of Activities Actor System

1. Pengguna masuk menu manipulasi

2. Memulih ubah dan hapus data

3. Mencari data yang akan diubah

4. Pilih aksi ubah dan lakukan perubahan

a. Menampilkan form pencarian

b. Menampilkan hasil pencarian dan pulihan aksi c. Menyimpan hasil

perubahan.

(32)

22

Lampiran 3 Activity diagram dari seluruh use case

(33)

23

Lanjutan

(34)

24

Lanjutan

(35)

25

Lampiran 4 Sequence Diagram dari seluruh use case

1 Sequence Diagram untuk use case tambah aset

2 Sequence Diagram untuk use case ubah aset

(36)

26

Lampiran 5 Mockup manipulasi dari seluruh use case

1 Mockup untuk use case tambah data

(37)

27

Lanjutan

(38)

28

Lampiran 6 Tampilan halaman web dari seluruh use case

(39)

29

Lanjutan

2 Tampilan halaman web untuk use case tambah data

3 Tampilan halaman web untuk use case hapus data

(40)

30

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 5 Januari 1991 dari ayah Bambang Abdul Gani dan ibu Endriati. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara setelah Ihsan Fauzano dan Zaky Fauzano. Pada tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Payakumbuh dan pada tahun yang sama penulis diterima di program diploma IPB dengan program keahlian Manajemen Informatika melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Tahun 2012 penulis lulus dari Diploma IPB dan pada tahun yang sama penulis diterima di Program Alih Jenis S1 Ilmu Komputer IPB melalui tes seleksi masuk.

Gambar

Gambar 1 Arsitektur sederhana dari Web GIS.
Gambar 2 Arsitektur OpenGeo (OpenGeo 2012)
Gambar 3 Proses WDLC (diadopsi dari Kamatchi 2013)
Gambar 4 Use case diagram SIGMA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tipe Alterasi dan mineralisasi yang berkembang pada daerah penelitian yaitu: ¾ Tipe alterasi yang berkembang di daerah penelitian ada 3 yaitu alterasi propilitik

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas antara model Problem Based Learning dan Inquiry Learning terhadap hasil belajar IPA siswa

Pada Common Emitter, kaki emitor transistor di ‘ground’ kan dan dipergunakan bersama untuk input dan output, sinyal input dimasukkan ke Basis dan sinyal output diperoleh

 Metode cegah stroke di populasi terbaik adalah kurang faktor risiko yg

Dengan demikian masalah barang apa yang harus diproduksi ( what ), berapa jumlahnya ( how much ), bagaimana memproduksi ( how ), untuk siapa produksi tersebut ( for whom ),

diterapkan pada mata pelajaran gambar teknik kelas X Teknik Pengelasan SMK Negeri 1 Kecamatan Guguak, karena dengan menerapkan metode belajar diskusi siswa dapat

PENGARUH MODAL, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN ALOKASI WAKTU TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA KERUPUK SANJAI DI

yang merupakan faktor internal dan diduga memiliki pengaruh terhadap harga saham terdiri dari : pertama adalah Rasio Beban Klaim (X1), yang mencerminkan pengalaman klaim (