• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Karakteristik dan Perilaku Kewirausahaan Pedagang Warung Tenda Seafood di Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hubungan Karakteristik dan Perilaku Kewirausahaan Pedagang Warung Tenda Seafood di Kota Bogor"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU

KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG WARUNG TENDA

SEAFOOD

DI KOTA BOGOR

DIAN WIDIASTUTI MAULASA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan Karaktersitik dan Perilaku Kewriausahaan Pedagang Warung Tenda Seafood di Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

(4)

ABSTRAK

DIAN WIDIASTUTI MAULASA. Analisis Hubungan Karakteristik dan Perilaku Kewirausahaan Pedagang Warung Tenda Seafood di Kota Bogor. Dibimbing oleh BURHANUDDIN.

Kota Bogor saat ini merupakan kota yang memiliki berbagai tempat persinggahan maupun tempat wisata yang membuat banyak pendatang dari luar dan wirausaha dari Bogor sendiri tertarik untuk membuka usahanya di Kota Bogor, salah satunya yaitu warung tenda seafood. Kondisi yang dihadapi pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor yaitu lokasi warung tenda seafood yang berdekatan memicu persaingan, lokasi yang digunakan oleh pedagang sering terjadi penggusuran dan kurangnya perhatian dalam hal manajemen keuangan usaha. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi karakteristik pedagang warung tenda seafood (wirausaha dan usaha) dan perilaku kewirausahaan pedagang serta hubungan keduanya. Penelitian dilakukan di Kota Bogor dan pengambilan sampel menggunakan convenience sampling berjumlah 30 pedagang warung tenda seafood. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif (Chi Square dan korelasi Rank Spearman) pada taraf α = 0.1. Hasil menunjukkan karakteristik yang berhubungan nyata dengan perilaku kewirausahaan antara lain kejujuran dan bertanggung jawab dengan sikap kewirausahaan, ramah dan jumlah tenaga kerja dengan sikap dan tindakan kewirausahaan, serta rajin, berani terhadap risiko, dan omset dengan semua unsur-unsur perilaku kewirausahaan. Kata kunci: karakteristik, kewirausahaan, pedagang warung tenda seafood.

ABSTRACT

DIAN WIDIASTUTI MAULASA. Analysis of Characteristics and Entrepreneurial Behaviours on Seafood Stall Sellers. Supervised by BURHANUDDIN.

At present time Bogor has many drop by places and recreational places, therefore makes many visitors from other cities and as well as local entrepreneur intense to open business in Bogor and one example is informal tent seafood. Main conditions that are faced by seafood tent sellers are the closed location among others informal sellers that causes unfriendly competition, reluctance in financial management consideration, and illegal location make them vulnerable to get rid of by local government. The purpose of this research is to identify the characteristics of seafood tent sellers (the entrepreneur and the business itself), the behaviour and interrelationship between the two aspects. Research was conducted in Bogor city and sampling is made by convenience sampling on 30 tent seafood sellers. The analysis used is qualitative and quantitative (Chi Square and Rank Spearman)

(5)

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU

KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG WARUNG TENDA

SEAFOOD

DI KOTA BOGOR

DIAN WIDIASTUTI MAULASA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Hubungan Karakteristik dan Perilaku Kewirausahaan Pedagang Warung Tenda Seafood di Kota Bogor

Nama : Dian Widiastuti Maulasa NIM : H34100105

Disetujui oleh

Tanggal ditetapkan :

Dr Ir Burhanuddin, MM Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai syarat kelulusan pada Studi Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan April-Mei 2014 dengan judul Analisis Hubungan Karakteristik dan Perilaku Kewirausahaan Pedagang Warung Tenda Seafood di Kota Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Burhanuddin MM selaku pembimbing skripsi. Ucapan terima kasih juga kepada para pedagang warung tenda seafood yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi kepada penulis. Ungkapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada papa mama tercinta atas doa, kasih sayang, motivasi, dan pelajaran yang diberikan dalam mendampingi penulis selama proses pengerjaan skripsi. Seluruh teman-teman seperjuangan Agribisnis 47 dan teman-teman sebimbingan skripsi (Tribowo Hernadi, Yuliana Mafiroh, Anisatun Faizah, Ayutyas Sayekti, Ririn Adelina, dan Fadholi) yang telah membantu kelancaran proses pengerjaan skripsi. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis menerima segala kritik dan saran yang dapat membangun. Penulis mohon maaf dan harap dimaklumi apabila terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini.

Bogor, Juli 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 5

KERANGKA PEMIKIRAN 6

Kerangka Pemikiran Teoritis 6

Kerangka Pemikiran Operasional 13

METODE PENELITIAN 15

Lokasi dan Waktu Penelitian 15

Jenis dan Sumber Data 15

Metode Pengumpulan Data 15

Metode Penentuan Sampel 15

Metode Analisis Variabel 16

Metode Analisis Data 17

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 20

HASIL DAN PEMBAHASAN 22

Karakteristik Pedagang Warung Tenda Seafood di Kota Bogor 22

Perilaku Kewirausahaan 30

Hubungan antara Karakteristik dan Perilaku Kewirausahaan Pedagang

Warung Tenda Seafood di Kota Bogor 32

SIMPULAN DAN SARAN 40

Simpulan 40

Saran 40

(10)

LAMPIRAN 43

(11)

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan jumlah usaha kecil menengah (UKM) dan tenaga kerja

di Kota Bogor tahun 2009-2013 1

2 Penduduk usia 15 tahun ke atas yang termasuk pengangguran terbuka menurut kategori pengangguran terbuka tahun 2009-2012 2 3 Sebaran pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor April-Mei

2014 16

4 Luas wilayah dan jumlah penduduk menurut kecamatan Kota Bogor

2012 21

5 Banyaknya lokasi pedagang kaki lima menurut kecamatan 2012 22 6 Rataan hitung skor karakteristik wirausaha pedagang warung tenda

seafood di Kota Bogor 22

7 Distribusi pedagang berdasarkan lokasi usaha 26 8 Distribusi pedagang berdasarkan modal usaha per bulan 26 9 Distribusi pedagang berdasarkan jumlah tenaga kerja 28 10 Distribusi pedagang berdasarkan lama berdagang per hari 29 11 Distribusi pedagang berdasarkan omset per bulan 29 12 Rataan hitung skor perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda

seafood di Kota Bogor pada Mei 2014 30

13 Hubungan karakteristik dengan perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor pada Mei 2014 32

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran operasional 14

2 Peta Kota Bogor 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil uji korelasi rank Spearman dan Chi Square karakteristik pedagang dengan unsur-unsur perilaku kewirausahaan pedagang 43

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Bogor merupakan kota yang letaknya sangat strategis untuk meningkatkan sektor perdagangan. Saat ini terlihat Kota Bogor memiliki berbagai macam tempat yang mendatangkan banyak konsumen seperti tempat persinggahan maupun tempat wisata. Hal tersebut menimbulkan banyak pendatang dari luar dan masyarakat dari Bogor sendiri yang tertarik untuk bekerja atau ingin menuangkan keterampilannya dengan membuka usaha di Kota Bogor. Oleh karena itu, Kota Bogor dapat dikatakan sebagai wilayah yang memiliki potensi untuk meningkatkan perekonomian.

Kota Bogor memiliki potensi untuk mengembangkan usaha terlihat dari perkembangan jumlah UKM yang terdapat di Kota Bogor. Tabel 1 menunjukkan UKM dan tenaga kerja di Kota Bogor mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai 2013. Berkembangnya UKM merupakan suatu hal yang menguntungkan karena memberi peluang kepada seseorang yang ingin mendapatkan pekerjaan. Seiring meningkatnya lapangan pekerjaan maka semakin meningkat pula angkatan kerja.

Tabel 1 Perkembangan jumlah usaha kecil menengah (UKM) dan tenaga kerja di Kota Bogor tahun 2009-2013

Sumber: Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor (diolah), 2013

Pengangguran merupakan fenomena yang tidak jarang terlihat di berbagai daerah. Pengangguran dapat ditemui juga di Kota Bogor dan hal tersebut dapat dikurangi dengan berbagai cara. Tabel 2 menunjukkan penduduk usia 15 tahun ke atas yang termasuk pengangguran terbuka terdiri dari beberapa kategori. Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terbuka dari tahun 2009 sampai 2012 mengalami penurunan. Hal tersebut memperlihatkan masyarakat Kota Bogor secara langsung mengurangi angka pengangguran dengan cara terus berusaha mencari pekerjaan. Perlunya upaya-upaya lain untuk mengurangi angka pengangguran karena melihat kondisi Kota Bogor saat ini memiliki banyak peluang untuk membuka usaha. Salah satunya dapat dilakukan dengan membuka lapangan pekerjaan sendiri bagi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan dengan menjadi seorang wirausaha. Memanfaatkan kompetensi, ketersediaan sumber daya, dan berani menghadapi tantangan serta pesaing dalam membuka lapangan pekerjaan. Masyarakat yang berwirausaha menunjukkan bahwa masyarakat tersebut dapat membuka suatu usaha secara mandiri pada bidang apa pun sesuai keahliannya. Hal tersebut merupakan peluang karena menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pekerjaan.

Jumlah Tahun Rata-rata

(14)

2

Tabel 2 Penduduk usia 15 tahun ke atas yang termasuk pengangguran terbuka menurut kategori pengangguran terbuka tahun 2009-2012

Kategori Pengangguran Terbuka

Merasa Tidak Mungkin Mendapatkan Pekerjaan 10.91 29.34 10.90 10.89

Sudah Punya Pekerjaan Tetapi Belum Mulai

Bekerja 26.44 13.71 3.47 3.47

Jumlah Pengangguran Terbuka (orang) 90 638 72 015 44 985 39 417

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Kota Bogor dalam angka (diolah), 2012

Pedagang kaki lima merupakan pebisnis kecil yang telah lama merambah dan berkembang pesat di Kota Bogor. Koperasi dan UKM Kota Bogor melakukan pembinaan dan penataan pada beberapa pedagang kaki lima di Kota Bogor. Hal tersebut merupakan dukungan pada usaha pedgang kaki lima dalam memenuhi kebutuhan hidup. Berdasarkan data Koperasi dan UKM Kota Bogor pembinaan dilakukan di 51 titik lokasi yang terdapat di Kota Bogor yaitu berjumlah 9710 pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima tersebar tidak merata yaitu terdapat 5 titik pedagang kaki lima terbanyak di Kota Bogor antara lain: Jl. Dewi Sartika (depan Sartika Plaza), Jl. MA. Salmun, Jl. Suryakencana, Jl. Lawanggintung, dan Jl. Jambu Dua Pasar.

Warung tenda seafood merupakan salah satu bisnis yang telah merambah di wilayah Kota Bogor sejak dulu hingga sekarang dan selalu ramai oleh pelanggan. Pedagang warung tenda seafood memiliki tujuan untuk mendirikan warung tenda seafood karena pedagang-pedagang tersebut berasal dari keluarga yang tidak mampu dan adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut mendorong pedagang untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan bekerja keras untuk memperbaiki kualitas hidup pedagang dan keluarganya di masa depan yaitu dengan cara membuka usaha warung tenda seafood di Kota Bogor dan sekitarnya. Peluang tersebut menjadikan pedagang warung tenda seafood sebagai wirausaha yang dapat menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup walaupun tanpa membutuhkan keterampilan-keterampilan khusus dalam memulai usaha warung tenda seafood.

(15)

3 Perumusan Masalah

Kota Bogor memiliki banyak warung tenda seafood yang memenuhi wilayah-wilayah di Kota Bogor dan dagangan yang dijual relatif sama. Setiap harinya banyak konsumen yang berdatangan memenuhi warung tenda seafood tersebut. Tentunya pedagang warung tenda seafood memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam mengoperasionalkan usahanya sehingga dapat menarik banyak konsumen walaupun posisi warung tenda seafood satu dengan yang lainnya berdekatan. Terdapat beberapa kondisi yang dihadapi pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor yaitu: pertama, pedagang tetap berdagang walaupun terdapat banyaknya warung tenda seafood di berbagai wilayah Kota Bogor yang jaraknya berdekatan satu sama lain. Hal tersebut merupakan risiko bagi pedagang yaitu memicu persaingan yang ketat di antara pedagang warung tenda seafood tersebut. Hasil observasi terlihat lokasi yang saling berdekatan membuat konsumen mempunyai banyak pilihan untuk membeli di pedagang yang konsumen inginkan.

Kedua, terdapat risiko lainnya yang dihadapi pedagang dalam membuka usahanya yaitu lokasi yang digunakan oleh pedagang untuk membuka warung tenda seafood terjadi penggusuran oleh pihak terkait. Walaupun hal tersebut terjadi, tidak membuat pedagang menyerah untuk berdagang sehingga pedagang akan tetap membuka warung tenda seafood baik tetap berdagang di lokasi yang sama maupun pindah lokasi. Hasil observasi menunjukkan para pedagang warung tenda seafood hanya memiliki satu warung tenda sehingga mereka mengabaikan apabila terjadi penggusuran.

Ketiga, masih kurangnya tanggung jawab pedagang dalam hal manajemen keuangan usaha yaitu pencatatan keuangan usaha secara terperinci dari modal usaha yang digunakan sampai penerimaan usaha yang diperoleh, sehingga pedagang tidak mengetahui pertumbuhan usahanya dengan pasti. Pedagang hanya memperkirakan kerugian maupun keuntungan yang diperoleh. Hasil wawancara yang dilakukan terdapat pedagang warung tenda seafood yang tidak melakukan pencatatan keuangan usaha secara rutin karena mereka berpikir kegiatan tersebut tidak perlu, hal yang terpenting penghasilan dari usaha warung tenda seafood mereka terus mengalir dan masih mampu membuka usahanya tersebut dengan modal seadanya.

Seorang pedagang memiliki karakteristik dan perilaku tertentu untuk menjalankan usahanya agar meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Karakteristik dan perilaku tersebut juga dapat menunjukkan kemampuan pedagang dalam menghadapi masalah dan menunjukkan tingkat keterampilan atau keahlian serta pengetahuan seorang pedagang dalam mengelola usaha. Hal tersebut tentunya akan menentukan tingkat kesejahteraan pedagang.

(16)

4

Karakteristik wirausaha dan karakteristik usaha perlu dikaji karena diduga berhubungan dengan perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda seafood dalam meningkatkan usahanya dan kebutuhan hidupnya. Perilaku tersebut diperkirakan dapat menunjukkan kemampuan seorang pedagang warung tenda seafood dalam mengelola usahanya. Maka dari itu, perlunya mengetahui karakteristik perilaku pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor.

Berdasarkan penjelasan di atas maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana karakteristik wirausaha dan karakteristik usaha pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor?

2. Bagaimana perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor dalam berwirausaha?

3. Apakah terdapat hubungan karakteristik dengan perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi karakteristik wirausaha dan karakteristik usaha pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor.

2. Mengidentifikasi perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor.

3. Menganalisis hubungan karakteristik dengan perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pelajaran bagi penulis sehingga meningkatkan kemampuan dalam menganalisis suatu kejadian dan dapat merasakan menghadapi masalah dengan turun langsung ke lapang serta mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan. Manfaat penelitian ini bagi pedagang warung tenda seafood yaitu dapat memberi pengetahuan untuk dapat mengembangkan usaha ke depannya. Penelitian ini bagi kalangan akademisi diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk digunakan pada penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

(17)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Wirausaha

Saputro (2009) menjelaskan bahwa karakteristik wirausaha dianalisis dari segi kepemimpinan, berorientasi masa depan, keberanian terhadap risiko, berorientasi tugas dan hasil, keorisinilan, dan kepercayaan diri. Berbeda pada karakteristik wirausaha berperspektif Islam, Hidayat (2013) menyebutkan karakteristik wirausaha muslim dianalisis dengan variabel dari sifat atau karakteristik Rasulullah SAW yaitu siddiq, amanah, tabligh, dan fatanah. Karakteristik-karakteristik tersebut terdiri dari beberapa indikator. Warnaningsih (2011) mengidentifikasi sikap kewirausahaan yang terdiri dari mengutamakan prioritas, pengambilan risiko, keinovatifan, kerja keras, menghargai waktu, motivasi berprestasi, percaya diri, dan tanggung jawab individual. Setyawati, Nugraha, Ainuddin (2013) melakukan analisis karakteristik wirausaha pemilik usaha industri kerajinan mebel rotan Kalimantan Selatan yang menghasilkan bahwa pelaku industri mebel memiliki sikap keorsinilan dalam inovasi produk, pengambilan risiko untuk melakukan diversifikasi, dan kepemimpinan dalam membangun hubungan yang harmonis dengan karyawan namun belum memiliki sikap orientasi tugas dan hasil terhadap profit.

Karakteristik kewirausahaan menurut Darya (2012) yang mempengaruhi kompetensi usaha dan kinerja usaha mikro kecil di Kota Balikpapan diukur dengan indikator mampu mengatasi perubahan, mampu mengatasi kegagalan, keinginan untuk berkembang, keinginan untuk unggul, dan memiliki pengetahuan hal baru. Purwanti (2012) menganalisis pengaruh karakteristik wirausaha terhadap perkembangan UMKM di Desa Dayaan dan Kalilondo Salatiga dengan indikator yang terdiri dari keinginan berprestasi, tanggung jawab pribadi, kemampuan inovasi, dan kemampuan manajemen. Beberapa karakteristik-karakteristik wirausaha tersebut menjadi referensi untuk penelitian saat ini seperti berani terhadap risiko dan bertanggung jawab, sedangkan karakteristik lainnya seperti kejujuran, rajin, dan ramah diambil dari buku-buku yang relevan.

Karakteristik Usaha

(18)

6

tenaga kerja, dan gaji tenaga kerja per bulan dapat dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman.

Hardian (2011) menyebutkan pula karakteristik usaha pada pedagang martabak manis Kota Bogor yang terdiri dari pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan tepung terigu, dan penerimaan usaha. Karakteristik-karakteristik usaha tersebut ditentukan dari referensi seperti buku-buku yang relevan dan menganalisis dari hasil penelitian terdahulu. Beberapa karakteristik usaha tersebut menjadi referensi untuk penelitian saat ini seperti lokasi usaha, modal per bulan, lama berdagang per hari, jumlah tenaga kerja, dan omset per bulan.

Perilaku Kewirausahaan

Hardian (2011) menganalisis perilaku kewirausahaan pedagang martabak manis terdiri dari pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, keterampilan wirausaha, dan perilaku wirausaha. Hasil analisis mengenai hubungan karakteristik dengan perilaku wirausaha yang menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan Chi Square menghasilkan sebagian besar karakteristik tidak memiliki hubungan dengan unsur-unsur perilaku wirausaha karena hanya terdapat

hubungan nyata (α 0,20) antara jumlah tanggungan keluarga dengan sikap kewirausahaan dan lama berdagang dengan pengetahuan kewirausahaan. Perilaku kewirausahaan tersebut ditentukan berdasarkan objek penelitian.

Fauzah (2013) menganalisis perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda pecel lele KKBSJ dari segi pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan, dan keterampilan kewirausahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan hubungan antara karakteristik dengan perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda pecel lele KKBSJ berdasarkan hasil uji Chi Square dan korelasi Rank Spearman, sebagian besar karakteristik pedagang tidak memiliki hubungan dengan unsur-unsur perilaku kewirausahaan pedagang. Perilaku kewirausahaan tersebut diambil dari referensi yaitu penelitian terdahulu yang menganalisis hubungan antara karakteristik dengan perilaku sehingga penelitian saat ini menentukan perilaku kewirausahaan yang terdiri dari pengetahuan kewirausahaan dan sikap kewirausahaan, sedangkan tindakan kewirausahaan ditentukan berdasarkan objek penelitian.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Wirausaha dan Kewirausahaan

(19)

7 lain (Daryanto & Cahyono 2013). Solihin (2006) mengemukakan bahwa seorang wirausaha (entrepreneur) adalah seorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan Hendro (2011) mengatakan bahwa wirausaha melakukan sebuah proses yang disebut creative destruction untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang lebih tinggi. Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa baru dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru (Schumpeter 1994). Wairausahawan adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan (Kasmir 2006). Pakar-pakar di atas memberi penjelasan bahwa wirausaha adalah seorang yang memiliki keberanian untuk mengambil kesempatan atau peluang dan risiko yang ada pada suatu usaha baru untuk mengalokasikan sumberdaya yang ada menjadi suatu produk.

Kebaruan yang dapat diciptakan dan diterapkan oleh seorang wirausahawan sebagaimana yang dikemukakan oleh Schumpeter (1994) dapat mencakup:

1. Penawaran produk atau jasa baru

2. Penggunaan metode atau teknologi baru 3. Penciptaan pasar sasaran yang baru

4. Penggunaan sumber pasokan bahan baku dan sumber daya lainnya yang baru 5. Penciptaan bentuk organisasi industri yang baru.

Keunggulan wirausaha dalam mendukung perekonomian negara yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas, menciptakan teknologi, produk dan jasa baru, serta menciptakan perubahan dan kompetisi. Upaya memicu pertumbuhan ekonomi sekaligus memengaruhi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat, wirausahawan melakukan berbagai kegiatan (Suharyadi et al. 2007) sebagai berikut:

1. Menciptakan lapangan pekerjaan. 2. Meningkatkan kualitas hidup.

3. Meningkatkan pemerataan pendapatan.

4. Memanfaatkan dan memobilisasi sumber daya untuk meningkatkan produktivitas nasional.

5. Meningkatkan penerimaan pemerintah melalui pajak.

Menurut Saefullah, Sudaryono, Sunarya (2011), terdapat 13 prinsip berwirausaha antara lain:

1. Mulailah dan jangan takut gagal 2. Lakukan dengan penuh semangat 3. Kreatif dan inovatif

4. Sabar, tekun, tabah 5. Optimis

6. Bertindak dengan penuh perhitungan, utamanya dalam mengambil risiko 7. Pantang menyerah

8. Ambisius

9. Peka terhadap pasar

(20)

8

11. Mandiri 12. Jujur

13. Peduli terhadap lingkungan

Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam Bahasa Inggris. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu) dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya (Hendro 2011). Istilah kewirausahaan menurut Winarto (2002) dalam buku Entrepreneurship adalah tindakan kreatif yang membangun suatu value dari sesuatu yang tidak ada. Entrepreneurship merupakan proses untuk menangkap dan mewujudkan suatu peluang terlepas dari sumber daya yang ada, serta membutuhkan keberanian untuk mengambil risiko yang telah diperhitungkan. Kewirausahaan menurut Cole (1959) adalah kegiatan yang bertujuan untuk memulai dan mengembangkan bisnis yang berorientasi keuntungan.

Menurut Zimmerer (1996) definisi dari kewirausahaan adalah hasil dari sebuah proses yang sistematis disiplin menerapkan kreativitas dan inovasi untuk kebutuhan dan peluang di pasar. Hart et al. (1995) menjelaskan pengertian kewirausahaan yaitu mengejar peluang tanpa memperhatikan sumber daya saat ini dikendalikan tetapi dibatasi oleh pendiri pilihan sebelumnya dan pengalaman yang berhubungan dengan industri. Kewirausahaan juga melakukan kombinasi baru dari organisasi perusahaan yaitu produk baru, layanan baru, sumber-sumber baru bahan baku, metode produksi baru, pasar baru, bentuk-bentuk baru organisasi (Schumpeter 1934). Menurut Hendro (2011) terdapat banyak sekali perbedaan yang orang lakukan dalam mengartikan kewirausahaan (entrepreneurship), diantaranya mengatakan bahwa entrepreneurship yaitu:

1. Ilmu Pengetahuan (knowledge)

Kewirausahaan adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba di lapangan, dikumpulkan, diteliti dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna bagi orang lain yang membutuhkannya sehingga kewirausahaan bisa dimasukkan ke dalam disiplin ilmu baik itu bersifat teori ataupun bersifat empiris (hasil uji lapangan).

2. Kepribadian atau Sikap

Unsur yang terkandung dalam karakteristik kewirausahaan adalah sikap positif. Kepribadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi yang lain dan tidak mudah puas diri.

3. Filosofi

Hidup adalah pilihan dan sukses adalah akumulasi dari pilihan-pilihan yang tepat menuju ke satu arah, yaitu mimpi. Fondasi kesuksesan untuk menjadi wirausaha yang cerdas adalah filosofi hidup dan bekerja. Oleh karena itu, kewirausahaan bisa digolongkan dalam sebuah filosofi hidup atau landasan hidup dalam meniti karir guna meraih kesuksesan.

4. Skill atau Keterampilan

Kewirausahaan adalah penggabungan dua konsep penting dari pengetahua dan pengalaman yang dirasakan serta dilakukan melalui jatuh-bangun untuk menjadi terampil dan akhirnya menjadi sebuah keahlian dalam menjalankan roda bisnis.

(21)

9 Menemukan ide, inspirasi dan peluang bisnis dibutuhkan imajinasi, visualisasi dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan dengan logika. Berpikir berbeda untuk menentukan ide-ide brilian. Semua itu membutuhkan kreativitas, inovasi yang benar-benar baru sehingga unsur dan kekuatan seni untuk menemukan ide dalam cara mengatasi kesulitan, mengendalikan sumber daya manusi (SDM juga pelanggan memiliki peran cukup besar.

6. Profesi

Menjadi seorang wirausaha merupakan sebuah profesi, sebuah pilihan hidup yang harus dilakukan secara professional (dalam arti jujur, terbuka, berkomitmen, konsisten, tepat jani, tanggung jawab, mengerti batas hak-haknya, mengerti etika profesi dan berdisiplin.

7. Naluri

Kewirausahaan itu membutuhkan naluri untuk menemukan sebuah peluang dan ide bisnis yang akhirnya menjadi sebuah bisnis yang sukses.

8. Mimpi sesorang

Menjadi wirausahawan dipahami sebagai mimpi seseorang bahkan cita-cita yang terpendam sejak masih remaja atau dewasa.

9. Pilihan hidup seseorang

Tujuan hidup seseorang adalah mampu menghidupi keluarganya dengan menjadi karyawan (pekerja) atau menjadi pengusaha (wirausahawan), sehingga tidak salah jika orang memilih menjadi wirausaha sebagai pilihan hidup.

Menurut beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu tindakan seseorang dalam menyalurkan kemampuannya dengan memanfaatkan keterampilan dan kekreatifannya yang dimiliki dan sumber daya yang ada pada suatu usaha. Tindakan tersebut dilakukan dengan keberanian dalam menghadapi kendala maupun risiko yang terjadi pada usaha. Hasil dari tindakan itu akan menciptakan suatu hal baru yang memiliki nilai tambah dan memberi keuntungan.

Karakter Wirausaha

Sujanto (2004) menjelaskan dalam bukunya Psikologi Umum, ilmu watak di dalam Bahasa asing disebut karakterologie. Karakterologie adalah istilah Belanda, berasal dari kata karakter yang berarti watak dan logos yang berarti ilmu. Kata Belanda, karakter itu berasal dari kata Yunani charas sein, yang berarti (mula-mula) coretan atau goresan. Kemudian berarti setempel atau gambaran yang ditinggalkan oleh setempel itu. Jadi, tingkah laku manusia dianggap adalah pencerminan dari seluruh pribadinya dan secara sepintas itulah watak manusia. Watak ialah pribadi jiwa yang menyatakan dirinya dalam segala tindakan dan pernyataan dalam hubungannya dengan bakat, pendidikan, pengalaman dan alam sekitarnya. Watak merupakan sesuatu yang dapat berubah, karena itu watak dapat dipengaruhi, diperbaiki, dimajukan.

Karakter adalah ciri, watak, sifat, tingkah laku yang khas dari wirausahawan yang membedakan dengan orang lain (Daryanto & Cahyono 2013) yaitu:

1. Disiplin

(22)

10

Kerja maksimal tidak kenal lelah, semangat kerja tinggi, tidak membuang-buang waktu untuk segera menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat, etos kerja tinggi.

3. Komitmen tinggi

Setia pada pekerjaan, senantiasa berfikir tentang usaha/pekerjaan,senantiasa berusaha memajukan usaha/pekerjaan.

4. Kreatif

Mampu menciptakan gagasan, ide, hal-hal yang baru atau berbeda dengan yang sudah ada.

5. Inovatif

Membuat terobosan baru karena adanya invensi (penemuan baru), extensi (pengembangan), duplikasi (penggandaan), sintetis (kombinasi) dalam masalah produk dan pelayanan.

6. Mandiri

Percaya dan berusaha keras atas kemampuan diri sendiri, tidak terlalu tergantung pada orang/pihak lain

7. Realistis

Bekerja maksimal sesuai dengan kemampuan diri sendiri, tetapi bukan berarti bekerja semampunya atau bekerja seadanya, bukan pula bekerja melampaui batas kemampuannya.

8. Jujur

Berkata, bertindak secara benar, menepati janji, tidak ingkar janji, tidak bohong/menipu, tidak berkhianat, suci dalam pikiran, dapat dipercaya.

9. Prestatif.

Melakukan sesuatu pekerjaan yang sempurna, tidak asal jadi sehingga memperoleh penghargaan dari orang lain.

Zimmerer dan Scarborough (2008) mengidentifikasikan beberapa karakteristik yang cenderung ditunjukkan pada wirausahawan, yaitu:

1. Hasrat akan tanggung jawab. 2. Lebih menyukai risiko menengah. 3. Meyakini kemampuannya untuk sukses.

4. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik yang sifatnya segera. 5. Tingkat energi yang tinggi.

6. Orientasi masa depan.

7. Keterampilan mengorganisasi.

8. Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang.

Karakter lain yang sering tampak pada wirausahawan mencakup; (1) komitmen yang tinggi, (2) toleransi terhadap ambiguitas, (3) fleksibilitas, (4) keuletan.

Menurut Alma (2010) karakteristik wirausaha yaitu mereka memiliki disiplin tinggi, selalu awas terhadap tujuan yang hendak dicapai, selalu mendengarkan rasa intuisinya, sopan pada orang lain, mau belajar apa saja yang memudahkan ia mencapai tujuan, mau belajar dari kesalahan, selalu mencari peluang baru, memiliki ambisi dan berpikiran positif, serta senang menghadapi resiko dengan membuat perhitungan yang matang sebelumnya.

(23)

11 1. Dreams (Mimpi): visi masa depan serta kemampuan untuk

mengimplementasikan mimpi tersebut.

2. Decisiveness (Ketegasan): tidak mengulur-ulur waktu dalam mengambil keputusan.

3. Doers (Pelaku): menentukan suatu tindakan dan melakukannya secara cepat dan tepat.

4. Determination (Ketetapan Hati): mengimplementasikan usaha dengan komitmen total, tidak menyerah saat mengalami kesulitan.

5. Dedication (Berdedikasi): memiliki dedikasi total terhadap usahanya.

6. Devotion (Kesetiaan): mencintai usaha mereka sehingga efektif dalam menjual produk bagi kemajuan usahanya.

7. Details (Terperinci): bersifat kritis dan melakukan perincian dalam berbagai hal yang meyangkut usahanya.

8. Destiny (Nasib): bertanggung jawab atas nasib dirinya dan tidak tergantung kepada orang lain.

9. Dollars (Uang): menjadikan uang sebagai salah satu ukuran kesuksesan. 10. Distribute (Distribusi): mendistribusikan atau mendelegasikan sebgaian dari

tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepada orang lain. Perilaku Kewirausahaan

Menurut Tyson dan Jackson (2000) pada umumnya perilaku tidak bersifat acak, sebaliknya perilaku mempunyai tujuan akhir. Lebih lagi ada perbedaan di antara manusia, dalam situasi yang sama kita tidak perlu bertindak dengan cara yang sama tetapi ada konsistensi mendasar yang memungkinkan adanya prediksi, bahkan yang bersifat lintas budaya. Manusia itu kompleks dan beberapa dari mereka akan bertindak berbeda dalam situasi yang berbeda.

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu simulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi, dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku kewirausahaan merupakan sifat seseorang yang terbentuk karena kebiasaan sehari-hari dan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan eksternal. Perilaku dapat dirubah oleh diri sendiri dan atau oleh adanya tekanan atau pengaruh lingkungan (Mranggi 2011).

Definisi perilaku dan kewirausahaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku kewirausahaan adalah tindakan seorang wirausaha dalam menjalani tugas-tugas dan menghadapi permasalahan yang ada pada lingkungan usahanya sesuai dengan sifat yang telah terbentuk dari kebiasaan-kebiasaannya. 1. Pengetahuan Kewirausahaan

(24)

12

menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang tersebut.

Definisi pengetahuan dan kewirausahaan yang telah dijelaskan dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan kewirausahaan merupakan ilmu yang dimiliki oleh seorang wirausaha dalam mengoperasionalkan usahanya meggunakan ide-ide yang dimiliki . Ilmu tersebut digunakan dan dikembangkan dalam menjalankan usaha sehingga dapat meraih keberhasilan. Ilmu tersebut juga tidak hanya menjadi milik sendiri tetapi bisa menjadi pelajaran bagi orang lain yang ingin berwirausaha.

2. Sikap Kewirausahaan

Definisi sikap menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan perbuatan yang berdasarkan pada pendirian dan keyakinan. Sikap adalah kepercayaan mengenai orang, kelompok, gagasan atau aktivitas. Beberapa sikap bersifat eksplisit yaitu sadar akan sikap mengenai hal tertentu dan sikap ini membentuk keputusan dan tindakan kita yang disadari, serta dapat diukur menggunakan kuesioner laporan diri. Sementara sikap-sikap lainnya bersifat implisit yaitu kita tidak menyadari, namun sikap ini mempengaruhi perilaku kita dalam cara-cara yang tidak kita kenali dan biasanya diukur dalam berbagai cara pengukuran tidak langsung (Wade & Tavris 2007).

Menurut Sudijono (2006) sikap merupakan hal yang termasuk dalam ranah afektif. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu (Notoatmodjo 2003):

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang tersebut (subyek) mau memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan terlepas apakah pekerjaan itu benar atau salah (aktif berpartisipasi).

c. Menghargai (valuing)

Penghargaan terhadap benda, gejala, atau perbuatan tertentu (obyek). d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

Sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting dalam etika wirausaha. Sikap dan tingkah laku menunjukkan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan perilaku ini harus diberikan sama mutunya kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu. Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan (Kasmir 2006) sebagai berikut:

a. Jujur dalam bertindak dan bersikap. b. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas. c. Selalu murah senyum.

d. Lemah lembut dan ramah-tamah. e. Sopan santun dan hormat.

(25)

13 g. Fleksibel dan suka menolong pelanggan

h. Serius dan memiliki rasa tanggung jawab. i. Rasa memiliki perusahaan yang tinggi.

Pengertian sikap dan kewirausahaan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sikap kewirausahaan merupakan suatu respon atau tanggapan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya (menyediakan produk yang bernilai tambah dan memberi keuntungan bagi dirinya dan masyarakat) dengan melihat keadaan usahanya dan menanggapi sesuatu yang terjadi pada usahanya dengan memberi keputusan untuk memecahkan permasalahan.

3. Tindakan Kewirausahaan

Kemampuan bertindak merupakan hal yang termasuk dalam ranah psikomotorik, yaitu keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu (Sudijono 2006). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tindakan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mengatasi persoalan menurut kehendak sendiri. Suryana (2000) mengemukakan bahwa kemampuan berwirausaha (entrepreneurial) merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi kreativitas, inovasi, kerja keras, keberanian menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.

Tindakan kewirausahaan mengacu pada perilaku sebagai bentuk tanggapan atas kepuitusan yang didasarkan pada pertimbangan ketidakpastian mengenai peluang yang mungkin untuk mendapatkan keuntungan (Ramdhani 2010). Pengertian tindakan dan kewirausahaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tindakan kewirausahaan merupakan perlakuan seorang wirausaha untuk memutuskan sesuatu dengan pertimbangan ketidakpastian terhadap peluang yang memungkinkan untuk memberi keuntungan. Tentunya peluang tersebut memiliki risiko di dalamnya yang harus dihadapi oleh seorang wirausaha melalui suatu tindakan.

Kerangka Pemikiran Operasional

Warung tenda seafood adalah tempat makan yang menyediakan menu masakan seafood yang disukai oleh kalangan masyarakat yang mengonsumsi makanan laut. Menjalankan usaha warung tenda seafood tentunya dihadapkan pada berbagai kondisi. Adanya persaingan yang ketat antara pedagang warung tenda seafood yang satu dengan yang lainnya karena posisi warung tenda yang berdekatan, tetapi tidak membuat pedagang menyerah untuk tetap berjualan. Selain itu pedagang tetap memperjuangkan haknya sebagai pedagang dengan tetap membuka warung tenda seafood walaupun terjadi penggusuran lokasi usaha oleh pihak terkait. Adanya pedagang yang masih lemah dalam hal manajemen keuangan usaha dan ketika dihadapkan pada kerugian, pedagang tetap berjualan dengan modal seadanya karena menurut mereka hal terpenting penghasilan terus mengalir dan mencukupi untuk kebutuhan mereka.

(26)

14

Warung Tenda Seafood

 Persaingan ketat antara warung tenda seafood karena jarak yang berdekatan  Penggusuran lokasi usaha oleh pihak terkait

 Kelemahan dalam manajemen keuangan usaha

Karakteristik Wirausaha 1. Kejujuran

2. Rajin 3. Ramah

4. Bertanggung jawab 5. Berani terhadap risiko

Karakteristik Usaha 1. Lokasi usaha

2. Modal per bulan 3. Jumlah tenaga kerja 4. Lama berdagang per hari 5. Omset per bulan

Perilaku Kewirausahaan 1. Pengetahuan wirausaha 2. Sikap wirausaha

3. Tindakan wirausaha

berani terhadap risiko. Karakteristik usaha yaitu dilihat dari lokasi usaha, modal per bulan, jumlah tenaga kerja, lama berdagang per hari dan omset per bulan. Setelah itu, karakteristik wirausaha dan karakteristik usaha tersebut dihubungkan dengan perilaku kewirausahaan. Kerangka pemikiran operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

(27)

15

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa warung tenda seafood merupakan usaha yang mampu mengembangkan kewirausahaan dalam bidang usaha kuliner. Penelitian dilakukan di beberapa wilayah yang terdiri dari Bogor Utara, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Selatan, Bogor Tengah dan Tanah Sareal. Pengambilan data dilakukan pada bulan April – Mei 2014.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian dilakukan dengan pengambilan data primer dan data sekunder baik berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data primer diperoleh dari observasi langsung ke daerah tempat penelitian, melakukan wawancara dengan responden, dan jawaban kuesioner dari pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor. Data primer diperoleh dari buku referensi yang revelan dengan topik yang berkaitan dengan penelitian dan mempelajari hasil penelitian terdahulu mengenai kewirausahaan. Data sekunder juga diperoleh dari data yang telah terdokumentasi yaitu berupa data BPS (Badan Pusat Statistik) dan Dinas terkait serta media massa seperti media elektronik (internet).

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi ke tempat penelitian dengan melakukan pengamatan langsung dan melakukan wawancara kepada responden yaitu pedagang warung tenda seafood. Wawancara dilakukan kepada pedagang warung tenda seafood pada saat pedagang berjualan yaitu dari jam 5 sore sampai jam 7 malam. Pengisian kuesioner dilakukan sendiri oleh peneliti dikarenakan adanya kendala umumnya pedagang sedang sibuk mengurus dagangannya. Pengisian kuesioner dilakukan di berbagai lokasi pedagang warung tenda seafood.

Kuesioner yang diberikan terdapat pertanyaan terbuka yaitu memberi kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban menurut pendapatnya. Sedangkan pertanyaan tertutup, responden hanya memilih jawaban pada pilihan alternatif jawaban yang tersedia. Pertanyaan terbuka dan tertutup diberikan untuk memperoleh informasi mengenai identitas responden dan karakteristik wirausaha serta karakteristik usaha responden. Hal tersebut juga bertujuan untuk mengetahui apakah responden menggunakan semua kemampuan atau keahliannya dalam mengelola usahanya sehingga mencapai tujuan yang diinginkan.

Metode Penentuan Sampel

(28)

16

Kota Bogor. Sebanyak 34 pedagang warung tenda seafood yang ditelusuri, hanya 30 pedagang yang dapat diwawancarai. Hal itu dikarenakan 2 pedagang tidak bersedia untuk memberi informasi mengenai warung tenda seafood. Kemudian 2 warung tenda seafood merupakan cabang dari warung tenda seafood lain yang pemiliknya telah diwawancarai. Sebaran pedagang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Sebaran pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor April-Mei 2014

No. Kecamatan Jumlah Pedagang

1 Kota Bogor Utara 3

Karakteristik wirausaha merupakan watak, sifat, tingkah laku seorang wirausaha yang berbeda dari orang lain dalam mengoperasionalkan usahanya. Pengukuran untuk karakteristik wirausaha dilihat dari kejujuran, rajin, ramah, dan bertanggung jawab (Kasmir 2006), serta berani terhadap risiko ( Saefullah, Sudaryono, Sunarya 2011). Pengukuran masing-masing variabel dengan menggunakan 4 kategori, yaitu :

1 = Sangat rendah 2 = Rendah 3 = Tinggi 4 = Sangat tinggi

Karakteristik usaha adalah sesuatu yang menunjukkan bentuk dari usaha yang dimiliki seseorang yang tentunya berbeda dari usaha-usaha lain. Pengukuran untuk karakteristik usaha dilihat dari lokasi usaha, modal (per bulan), jumlah tenaga kerja, lama berdagang (per hari), dan omset (per bulan). Pengukuran masing-masing variabel karakteristik usaha selain lokasi usaha menggunakan 4 kategori, yaitu:

1 = Sangat rendah 2 = Rendah 3 = Tinggi 4 = Sangat tinggi

Sedangkan karakteristik usaha untuk lokasi usaha ditentukan dengan memberi nomor pada masing-masing lokasi dikarenakan untuk perhitungan data kategori dalam bentuk skala nominal.

(29)

17 1 = Sangat rendah

2 = Rendah 3 = Tinggi 4 = Sangat tinggi

Pengukuran untuk tindakan kewirausahaan menggunakan 4 kategori, yaitu: 1 = Tidak pernah

2 = Jarang 3 = Sering 4 = Selalu

Pernyataan yang diberikan terdapat pernyataan negatif (-) sehingga pengukuran yang dilakukan yaitu secara terbalik. Sedangkan untuk pengukuran pengetahuan kewirausahaan menggunakan nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Jawaban benar memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada jawaban salah.

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua alat anilisis data, yaitu analisis data kualitatif (deskriptif) dan analisis data kuantitatif (uji Chi Square dan korelasi Rank Spearman). Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang warung tenda seafood serta menginterpretasikan hubungan antara karakteristik dengan perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda seafood. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganilisis modal usaha, omset, perilaku kewirausahaan serta hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan tersebut. Data yang diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan software computer Microsoft Excel 2010.

Analisis Statistika Deskriptif

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Analisis Deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Nazir (2011) menjelaskan metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang.

Karakteristik pedagang warung tenda seafood terbagi menjadi dua yaitu karakteristik wirausaha yang terdiri dari kejujuran, rajin, ramah, bertanggung jawab dan berani terhadap risiko. Sedangkan karakteristik usaha terdiri dari lokasi usaha, modal per bulan, jumlah tenaga kerja, lama berdagang per hari dan omset per bulan. Perilaku kewirausahaan pedagang menggunakan kriteria tingkatan perilaku kewirausahana yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Perilaku kewirausahaan tersebut terdiri dari pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan, dan tindakan kewirausahaan.

Uji Validitas dan Reliabilitas

(30)

18

(pernyataan) dapat diketahui dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing variabel (pernyataan). Variabel dianyatakan valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation > nilai r tabel Product Moment pada N = n-2, α = 10%.

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi pedagang dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Reliabilitas adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur (Futriana 2009). Teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Cronbach. Uji reliabilitas sama halnya dengan uji validitas yaitu dilakukan dengan menggunakan software SPSS 18.0 for Windows. Reliabilitas variabel dapat diketahui pada hasil output SPSS pada tabel yaitu Reliability Statistics. Reliabel atau tidaknya masing-masing variabel (pernyataan) dapat diketahui dari nilai Cronbach’s Alpha. Berdasarkan hasil akhir dari uji reliabilitas menunjukkan variabel yang diukur dari kuesioner sangat reliabel dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.917.

Analisis Chi Square dan Rank Spearman

Selanjutnya penelitian dilakukan dengan menghubungkan karakteristik yang terdiri dari karakteristik wirausaha dan karakteristik usaha dengan perilaku kewirausahaan. Analisis dilakukan menggunakan uji Chi Square dan korelasi Rank Spearman dengan alat bantu berupa software computer Microsoft Excel 2010 dan program SPSS 18.0 for Windows.

Uji Chi Square dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang distribusi dari ukuran atau variabel-variabel penelitian tersebut. Uji Chi Square menguji apakah dua atau lebih populasi mempunyai distribusi yang sama atau secara umum digunakan dalam penelitian untuk mencari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi (Nazir 2011). Variabel karakteristik berupa data kategori dalam bentuk skala nominal dianalisis menggunakan uji Chi Square seperti pada karakteristik usaha yaitu lokasi usaha.

Rumus korelasi Chi Square yang digunakan adalah sebagai berikut:

∑ ∑( )

n ij : banyak objek di baris ke-i (sel ke-ij) pada data sampel n i : banyak obyek pada baris ke-i

n j : banyak obyek pada kolom ke-j

(31)

19 pada karakteristik wirausaha yaitu terdiri dari kejujuran, rajin, ramah, bertanggung jawab dan berani terhadap risiko serta pada karakteristik usaha yang terdiri dari modal per bulan, jumlah tenaga kerja, lama berdagang per hari dan omset per bulan.

Rumus korelasi Rank Spearman untuk sampel berukuran besar (n≥30) yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dimana:

rs : koefisien korelasi Spearman

∑d2

: total kuadrat selisih antar ranking n : jumlah sampel penelitian

Kedua analisis tersebut digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik usaha dengan perilaku kewirausahaannya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software computer Microsoft Excel 2010 dan program SPSS 18.0 for Windows.

Definisi Operasional

Berikut didefinisikan beberapa peubah yang digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap istilah-istilah penelitian, yaitu:

1) Karakteristik wirausaha adalah watak, sifat, tingkah laku seorang wirausaha yang berbeda dari orang lain dalam mengoperasionalkan usahanya.

2) Kejujuran adalah sikap pedagang warung tenda seafood dalam menjalankan usahanya dengan berkata, bertindak secara benar, menepati janji, tidak ingkar janji, tidak bohong/menipu, tidak berkhianat, suci dalam pikiran, dapat dipercaya.

3) Rajin adalah tindakan pedagang warung tenda seafood dalam menjalankan usahanya yaitu mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan selalu berusaha.

4) Ramah adalah sikap baik hati dan menarik budi bahasanya serta menyenangkan dalam bergaul yang ditunjukkan oleh pedagang warung tenda seafood.

5) Bertanggung jawab adalah tindakan seorang pedagang warung tenda seafood berkewajiban menanggung segala sesuatu yang berkaitan dengan usahanya. 6) Berani terhadap risiko adalah sikap pedagang warung tenda seafood dalam

menjalankan usahanya dengan mempunyai rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi kesulitan.

7) Karakteristik usaha adalah sesuatu yang menunjukkan bentuk dari usaha yang dimiliki seseorang yang tentunya berbeda dari usaha-usaha lain (lokasi, modal, tenaga kerja, dan lain-lain).

(32)

20

9) Modal per bulan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pedagang warung tenda seafood dinyatakan dalam satuan rupiah untuk membiayai seluruh produksi dalam satu periode (1 bulan=30 hari).

10) Jumlah tenaga kerja adalah jumlah pekerja yang dimiliki oleh pemilik usaha warung tenda seafood, baik pekerja dari keluarga sendiri maupun orang lain. 11) Lama berdagang per hari adalah lamanya pedagang warung tenda seafood

mengoperasionalkan usahanya dalam sehari.

12) Omset per bulan adalah penghasilan yang diterima oleh pedagang warung tenda seafood dinyatakan dalam satuan rupiah yang diperoleh dalam satu periode (1 bulan=30 hari).

13) Perilaku kewirausahaan adalah tanggapan atau reaksi berupa aktivitas-aktivitas seorang wirausaha (pengetahuan, sikap dan tindakan) yang ditunjukkan untuk mengambil keputusan dalam mengoperasionalkan suatu usaha sehingga dapat menghasilkan produk yang bernilai tambah dan memberi keuntungan.

14) Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya yang berkaitan dengan kewirausahaan, ditunjukkan untuk mengambil keputusan dalam mengoperasionalkan suatu usaha sehingga dapat menghasilkan produk yang bernilai tambah dan memberi keuntungan. 15) Sikap kewirausahaan adalah tanggapan seorang wirausaha dalam mengambil

keputusan dalam mengoperasionalkan suatu usaha sehingga dapat menghasilkan produk yang bernilai tambah dan memberi keuntungan.

16) Tindakan kewirausahaan adalah upaya yang dilakukan atau perbuatan seorang wirausaha menggunakan fisiknya dalam bekerja atau mengaplikasikan keputusannya dalam mengoperasionalkan suatu usaha sehingga menghasilkan produk yang bernilai tambah dan memberi keuntungan.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Wilayah Kota Bogor

Keadaan Geografis Kota Bogor

Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106048’ BT dan 60 26’ LS. Kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor dan lokasinya sangat dekat dengan Ibukota Negara. Keadaan tersebut merupakan potensi strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industry, perdagangan, transportasi, komunikasi dan pariwisata.

(33)

21 Bogor sebesar 11.850 Ha terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan. Kemudian Secara Administratif Kota Bogor dikelilingi oleh Wilayah Kabupaten Bogor dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Kemang, Bojong Gede, dan Kec. Sukaraja Kabupaten Bogor.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Sukaraja dan Kec. Ciawi, Kabupaten Bogor.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Darmaga dan Kec. Ciomas, Kabupaten Bogor.

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Cijeruk dan Kec. Caringin, Kabupaten Bogor

Gambar 2 Peta Kota Bogor

Sumber: www.rajapindahbogor.wordpress.com 2013

Keadaan Demografi Kota Bogor

Penduduk Kota Bogor pada tahun 2012 terdapat sebanyak 1 004 831 orang yang terdiri atas 510 884 orang laki-laki dan sebanyak 493 947 perempuan. Dibandingkan dengan tahun 2011 jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2012 bertambah sebanyak 37 433 orang atau meningkat sebanyak 3.87%. Kepadatan penduduk di Kota Bogor pada tahun 2012 mencapai 8 480 orang per Km2. Keadaan tersebut menunjukkan Kota Bogor telah memiliki daya tarik sehingga dapat menarik pendatang dari berbagai daerah untuk tinggal dan membangun usahanya di Kota Bogor. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Luas wilayah dan jumlah penduduk menurut kecamatan di Kota Bogor 2012

No. Kecamatan Luas/Area

(Km2)

Penduduk (orang)

Kepadatan Penduduk Per Km2

1 Bogor Selatan 30.81 190 535 6 184

2 Bogor Timur 10.15 99 983 9 851

3 Bogor Utara 17.72 180 847 10 206

4 Bogor Tengah 8.13 104 270 12 825

5 Bogor Barat 32.85 223 168 6 794

6 Tanah Sareal 18.84 206 028 10 936

Jumlah 118.50 1 004 831 8 480

(34)

22

Tabel 5 menunjukkan lokasi pedagang kaki lima di Kota Bogor tersebar di berbagai kecamatan yang terdiri dari Bogor Selatan, Bogor Timur, Bogor Utara, Bogor Tengah, Bogor Barat dan Tanah Sareal. Lokasi pedagang kaki lima terbanyak pada tahun 2012 berada di Bogor Timur yaitu sebanyak 104 lokasi dan jumlah keseluruhan lokasi pedagang kaki lima di enam kecamatan yaitu 326 lokasi.

Tabel 5 Banyaknya lokasi pedagang kaki lima menurut kecamatan 2012

No. Kecamatan Tahun

2012

1 Bogor Selatan 32

2 Bogor Timur 104

3 Bogor Utara 16

4 Bogor Tengah 98

5 Bogor Barat 0

6 Tanah Sareal 76

Jumlah 326

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Kota Bogor dalam angka 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Pedagang Warung Tenda Seafood di Kota Bogor

Karakteristik pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor terdiri dari dua yaitu karakteristik wirausaha dan karakteristik usaha. Karakteristik wirausaha pedagang yang diteliti meliputi: kejujuran, rajin, ramah, bertanggung jawab dan berani terhadap risiko. Sedangkan karakteristik usaha pedagang yang diteliti meliputi: lokasi usaha, modal per bulan, jumlah tenaga kerja, lama berdagang per hari dan omset per bulan.

Responden dalam penelitian ini sebanyak 30 pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor. Data karakteristik wirausaha dan usaha pedagang yang diteliti akan dilihat hubungannya dengan perilaku kewirausahaan pedagang. Distribusi rataan skor karakteristik wirausaha pedagang dapat dilihat pada Tabel 6. Karakteristik Wirausaha

Tabel 6 Rataan hitung skor karakteristik wirausaha pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor

No. Karakteristik Wirausaha Rataan Skor Kategori

1 Kejujuran 91.67 Sangat tinggi

2 Rajin 86 Sangat tinggi

3 Ramah 93.17 Sangat tinggi

4 Bertanggung jawab 88.5 Sangat tinggi

5 Berani terhadap risiko 78.83 Tinggi

(35)

23 1. Kejujuran

Kejujuran sangat mempengaruhi pedagang dalam menentukan keberhasilan usahanya. Seorang pedagang dalam menjalankan usaha tentu harus memiliki sifat yang baik agar usaha yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar. Kejujuran seorang pedagang sangat diperlukan agar konsumen tetap percaya dan loyal terhadap produknya. Konsumen adalah orang yang harus dilayani dengan baik sehingga pedagang sebagai pihak yang membutuhkan uang untuk kebutuhan hidupnya maka harus melayani konsumen dengan sebaiknya. Jika konsumen loyal terhadap produknya maka keuntungan pun akan diperoleh (Suparyanto 2012).

Berdasarkan data pada Tabel 6 menunjukkan rataan skor pada kejujuran yaitu sebesar 91.67% yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa para pedagang warung tenda seafood meyakini dalam melakukan hal apapun harus disertai dengan kejujuran. Kecurangan dalam menjalankan usaha akan membawa akibat yang buruk. Hal tersebut dapat mengakibatkan kehilangan kepercayaan konsumen dan akibatnya konsumen tidak akan loyal kembali.

Kejujuran dilakukan kepada orang sekitar, baik kepada konsumen maupun pegawai yang bekerja di usahanya tersebut. Hal tersebut membuat pegawai akan rela mengeluarkan tenaganya untuk bekerja apabila pedagang memperlakukan pegawainya dengan baik, yaitu seperti berkata jujur ketika pedagang memberi arahan untuk mengintrospeksi pegawainya apabila melakukan kesalahan. Apabila perkataan yang dikeluarkan tidak secara jujur atau tidak disampaikan langsung ke pegawai yang dimaksud melainkan dikatakan di belakang tanpa diketahui pegawai, akan menjadi suatu permasalahan. Jadi pedagang memberi arahan secara langsung kepada pegawai dengan memberi tahu yang sebenarnya sehingga pegawai mengetahui kesalahan yang dilakukan

2. Rajin

Suatu pekerjaan akan cepat selesai apabila dilakukan dengan sangat rajin. Pekerjaan yang menumpuk pada usaha tidak akan menjadi beban apabila tidak mengabaikan pekerjaan tersebut. Tindakan ini harus dimiliki seorang pedagang dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang terdapat pada usahanya agar dapat meningkatkan keberhasilan usahanya.

Berdasarkan data pada Tabel 6 menunjukkan rataan skor rajin yaitu sebesar 86% yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil wawancara diketahui bahwa para pedagang warung tenda seafood melakukan pekerjaannya dengan rajin karena hanya usaha tersebut yang dimiliki oleh pedagang sehingga dijalankan dengan sungguh-sungguh. Pedagang harus menarik pelanggan sebanyak-banyaknya walaupun terkadang usahanya tersebut mengalami penggusuran. Pedagang meggunakan waktu malamnya untuk bekerja demi kebutuhan hidup keluarga.

(36)

24

profesional maka semua potensi yang dimilikinya tidak akan memberikan hasil yang optimum (Suparyanto 2012).

3. Ramah

Konsumen merupakan orang yang harus dilayani dengan baik agar tetap loyal pada pedagang yang telah menjadi langganannya. Seorang pedagang harus mempunyai perilaku yang ramah dalam menjalani usahanya yaitu seperti sikap yang sopan dan memberi senyuman kepada konsumen ketika melayani. Konsumen akan merasa nyaman apabila pelayanan yang diberikan dapat memuaskan konsumen tersebut.

Berdasarkan data pada Tabel 6 menunjukkan rataan skor ramah yaitu sebesar 93.17% yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Wawancara yang telah dilakukan mendapatkan informasi bahwa pedagang menjalani usahanya dengan perilaku yang dapat membuat konsumen merasa nyaman untuk datang ke warung tenda mereka karena konsumen akan merasa senang untuk datang ke warung tenda seafood tersebut karena mengetahui pedagang di tempat tersebut sangat ramah dalam melayani konsumen. Hal lain yaitu pedagang mengetahui bahwa usaha tersebut merupakan sumber datangnya rezeki yang pedagang butuhkan sehingga pedagang harus maksimal dalam menjalani usahanya.

Pedagang mengerti bahwa dalam melayani konsumen yaitu dengan bersikap ramah, berkata sopan, memberikan senyuman, dan mengucapkan terima kasih kepada konsumen yang telah membeli dagangan mereka. Pedagang memahami ketika berhadapan dengan orang lain harus menunjukkan sikap yang baik dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain, baik bersikap ramah kepada konsumen maupun pegawai yang bekerja pada usahanya. Pedagang, pegawai, dan konsumen merupakan pihak yang saling membutuhkan. Keramahan yang ditunjukkan oleh semua pihak akan memberikan kenyamanan sehingga baik konsumen akan lebih loyal dan pegawai akan senantiasa bekerja dengan sepenuh hati.

4. Bertanggung Jawab

Usaha yang dimiliki oleh seorang pedagang merupakan tanggung jawab pedagang tersebut dalam mengelolanya. Apa pun yang terjadi pada usahanya maupun pegawai yang bekerja dengannya adalah tanggung jawab pemilik usaha (pedagang). Usaha seorang pedagang tidak akan berjalan dengan baik dan berkembang apabila dijalani dengan semaunya atau tidak disiplin.

Berdasarkan data pada Tabel 6 menunjukkan rataan skor bertanggung jawab yaitu sebesar 88.5% yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Usaha tersebut merupakan tanggungan pedagang karena merupakan mata pencaharian pedagang sebagai tempat yang dapat menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup pedagang, maka dari itu harus dikelola dengan penuh tanggung jawab. Hasil wawancara diketahui bahwa para pedagang warung tenda seafood bekerja dengan sungguh-sungguh dan apa adanya.

(37)

25 akan menjalaninya dengan sebaik mungkin karena usaha tersebut merupakan satu-satunya tempat rezeki mereka akan datang. Tanggung jawab pedagang tidak hanya kepada pegawai melainkan juga kepada konsumen karena pedagang dapat memperoleh uang yaitu dari konsumen. Pedagang diharapkan dapat memenuhi atau bahkan melampaui harapan konsumen sehingga memperoleh pedagang yang puas, loyal, dan bahkan sebisa mungkin merasa terikat (Harsono 2014).

5. Berani Terhadap Risiko

Usaha yang dimiliki oleh seorang pedagang tentu memiliki risiko di dalamnya, baik risiko besar maupun kecil. Seorang pedagang dituntut untuk mengambil suatu pilihan dan berani untuk menghadapi risiko yang ada di dalamnya. Pedagang dalam menangani risiko memiliki kemampuan yang berbeda-beda sehingga usahanya dapat terlihat apakah berjalan baik atau tidak. Berdasarkan data pada Tabel 6 menunjukkan rataan skor berani terhadap risiko yaitu sebesar 78.83% yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Setiap usaha tidak mungkin tidak memiliki risiko di dalamnya dan seorang pedagang dituntut untuk bertanggung jawab atas keputusan yang diambil dengan menghadapi risiko yang ada. Wawancara yang dilakukan diketahui bahwa para pedagang warung tenda seafood mau tidak mau harus menghadapi risiko apa pun yang datang pada usahanya.

Pedagang mengetahui bahwa dalam membuka usaha tentunya akan mengahadapi suatu risiko. Pedagang akan dihadapkan pada persaingan yang ketat dengan pedagang warung tenda seafood lainnya karena usaha tersebut terus merambah. Hal lain yaitu risiko terjadinya penggusuran tempat usaha yang dilakukan oleh pihak terkait. Kondisi tersebut tentunya membuat pedagang merasa terbebani sehingga pedagang akan berusaha untuk tetap memperjuangkan haknya sebagai pedagang. Hal tersebut dikarenakan sudah menjadi pilihan mereka dan apapun yang terjadi pada usahanya harus dihadapi dan ditangani sebisa mungkin. Usaha tersebut merupakan satu-satunya yang dapat memberikan penghasilan kepada para pedagang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kegagalan pada masa lalu dapat menjadikan pelajaran berharga untuk mencapai kesuksesan masa yang akan datang (Suparyanto 2012).

Karakteristik Usaha

Pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor diidentifikasi berdasarkan karakteristik usaha yaitu terdiri dari lokasi usaha, modal per bulan, jumlah tenaga kerja, lama berdagang per hari dan omset per bulan.

1. Lokasi Usaha

(38)

26

keberadaan usaha di daerah tertentu dan sikap tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Hal tersebut yaitu dampak positif dan efek negatif dari keberadaan usaha di lingkungannya. Berdasarkan penelitian, lokasi usaha warung tenda seafood menyebar di berbagai wilayah di Kota Bogor.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 30 pedagang tersebar di beberapa wilayah di Kota Bogor. Masing-masing lokasi tersebut yaitu di Kota Bogor Utara, Timur dan Selatan terdapat 3 pedagang, 13 pedagang berada di Kota Bogor Barat, 2 pedagang berada di Kota Bogor Tengah dan 6 orang pedagang berada di Tanah Sareal. Distribusi pedagang dan rataan skor perilaku kewirausahaan pedagang berdasarkan lokasi usaha dapat dilihat pada Tabel 7. Data pada tabel 7 menunjukkan warung tenda terbanyak tersebar di Bogor Barat yaitu sebanyak 15 warung tenda seafood. Hal tersebut diketahui bahwa daerah Kota Bogor Barat terdapat banyak pusat perbelanjaan, sekolah, komplek rumah sehingga pedagang menempatkan usahanya tersebut agar dapat menarik banyak konsumen. Pedagang dalam hal ini harus dapat menangkap peluang sebaik-baiknya.

Tabel 7 Distribusi pedagang berdasarkan lokasi usaha

No. Lokasi usaha Frekuensi (orang) Persentase (%)

1 Bogor Utara 3 10.00

2 Bogor Timur 3 10.00

3 Bogor Barat 15 50.00

4 Bogor Selatan 3 10.00

5 Bogor Tengah 2 6.67

6 Tanah Sereal 4 13.33

Jumlah 30 100.00

Sumber: Data Primer 2014

2. Modal Usaha per bulan

Modal merupakan salah satu hal yang penting untuk membuka usaha. Pedagang mendapatkan modal dengan berbagai cara, baik dari hasil tabungan sendiri maupun melakukan pinjaman ke orang lain atau bank. Penelitian ini menganalisis modal usaha yaitu biaya operasional yang dikeluarkan pedagang dalam satu periode yaitu 1 bulan (30 hari).

Tabel 8 Distribusi pedagang berdasarkan modal usaha per bulan

No. Modal (per bulan) Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Rp9 000 000 - Rp38 250 000 24 80.00 2 Rp38 260 000 - Rp67 500 000 4 13.33 3 Rp67 510 000 - Rp96 750 000 1 3.33 4 Rp96 760 000 - Rp126 000 000 1 3.33

Jumlah 30 100.00

Sumber: Data Primer 2014

Gambar

Tabel 1 Perkembangan jumlah usaha kecil menengah (UKM) dan tenaga kerja di Kota Bogor tahun 2009-2013
Tabel 2 Penduduk usia 15 tahun ke atas yang termasuk pengangguran terbuka menurut kategori pengangguran terbuka tahun 2009-2012
Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional karakteristik dan perilaku
Tabel 4 Luas wilayah dan jumlah penduduk menurut kecamatan di Kota Bogor
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung rumput laut coklat ( Sargassum sp.) dalam pakan dengan dosis yang berbeda tidak memberikan

Sistem Akreditasi Nasional mendorong tumbuh kembangnya dorongan internal dalam institusi maupun program studi untuk melakukan perbaikan mutu secara berkelanjutan;.

Dengan memperhatikan beberapa bahaya yang ditimbulkan dari penyimpangan seksual (homoseks dan lesbian) baik dari segi kesehatan maupun untuk kelangsungan

Tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah untuk mengetahui kondisi pembebanan transformator, drop tegangan dan rugi daya sebelum dan sesudah dipasangnya

Using panel data from the Industrial Products index of the Bursa Malaysia (the Malaysian stock exchange) during 2003-2006, we show that the ingrained ‘life-raft values’

Berdasarkan hasil penilaian evaluasi penawaran dan berdasarkan hasil pembuktian kualifikasi paket tersebut diatas, maka Pokja menyatakan SELEKSI GAGAL karena tidak ada calon

Bupati Sabu Raijua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1). dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja

[r]