• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENYAJIAN ONANG-ONANG PADA UPACARA PERKAWINAN DI DESA GUNUNG TUA JULU KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PENYAJIAN ONANG-ONANG PADA UPACARA PERKAWINAN DI DESA GUNUNG TUA JULU KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK PENYAJIAN ONANG-ONANG PADA UPACARA

PERKAWINAN DI DESA GUNUNG TUA JULU

KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

SKRIPSI

Dinyatakan Telah Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh:

NURIPA HARAHAP

NIM.2123140052

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

1

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak ada terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu Perguruan

Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis didalam

naskah ini dan disebut kan dalam daftar pustaka.

Medan, September 2016

(3)
(4)
(5)
(6)

1 ABSTRAK

Nuripa Haarahap. Nim 2123140052.Bentuk Penyajian Onang-onang Pada Upacara Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara. Skripsi Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidkan Musik. Fakultas Bahasa dan Seni.Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini merupakan kajian mengenai keberadaan Onang-onang, Instrumen yang mengiiringi Onang-onang dan Bentuk Penyajiannya dan tata aturan dalam Penyajian pada upacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu.Tujuan penenltian ini adalah untuk mengetahui keberadaan Onang-onang di Desa Gunung Tua Julu, Instrumen yang mengiringi Onang-onang dan bentuk penyajian Onang-onang pada upacara Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara.

Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian berdasarkan landasan teoritis yang menjelaskan pengertian Onang-onang, pengertian keberadaan, pengertian upacara perkawinan, pengertian bentuk penyajian, dan pengertian bentuk atau komposisi musik pada upacara perkawinan Batak Angkola di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif.Populasi pada penelitian ini sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu penatuah adat yang mengerti tentang adat budaya tradisi masyarakat Batak Angkola.Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode observasi atau pengamatan, wawancara, kerja laboraturium dan studi kepustakaan.Penelitian ini di ambil di lokasi Desa Gunung Tua Julu Kabupaten PadanG Lawas Utara dan penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2016 sampai dengan Agustus 2016.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa keberadaan Onang-onang pada upacara perkawinan di desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang LawasUtara terdapat beberapa jenis Onang-onang yang dimainkan sesuai dengan prosesi adat yang dilakukan.hampir semua ritme dan melodinya sama hanya saja dibedakan dengan liirik lagu yang diyanyikan oleh paronang-onang (penyanyi).Peranan Onang-onang pada Upcara Perkawinan adat nagodang sangatlah penting karena Onang-onang ini merupakan media utama dalam pesta besar atau horja nagodang.Instrumen yang mengiringi Onang-onang merupakan alat muik tradisional dari daerah itu sendiri yang terdiri dari suling, gong, gondang pangayak, dan gondang siayakon. Bentuk Penyajian Onang-onang pada upacara perkawinan di desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara terbagi menjadi tiga bagian yaitu hari pertama panaek gondang (memulai Onang-onang) hari ke dua disebut mangalo-alo mora (menyambut mora) dan hari ke tiga disebut dengan patuaekkon (tepung tawar)

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugerahkan nikmat, taufik dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan

menjadikannya kedalam bentuk Skripsi.

Namun demikian, penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul ”Bentuk Penyajian Onang -onanag Pada Upacara Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara”. Terselesaikannya penulisan ini adalah berkat dukungan serta bantuan dari semua pihak yang membantu penulis baik dari awal penulisan

sampai pada akhir penulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik serta Dosen

Pembimbing Skripsi I, yang telah memberikan bimbingan dan saran

kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini

4. Dr. Pulumun P. Ginting,S.Sn.,M.Sn Ketua Program Studi Pendidikan

Musik

5. Wiflihani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah

memberikan bimbingan dan saran maupun motivasi kepada penulis

selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Mukhlis Hasbullah, M.Sn Dosen Pembimbing Akademik yang

membantu penulis dalam memecahkan berbagai macam permasalahan

7. Bapak-Ibu Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan kritik

untuk perbaikan skripsi ini

8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Musik yang telah banyak

memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan.

9. Kedua orangtua yang sangat penulis kasihi dan banggakan Ayahanda

(8)

2

luar biasa memberi dukungan, semangat, do’a bahkan materi yang

tidak terhitung jumlahnya kepada penulis.

10.Ir. Ahmad Nagori Harahap S.P dan Taufik Hiidayatullah Harahap,

yang telah memberikan semangat tiada hentinya, begitu juga kepada

kakak penulis Hera Wati Harahap dan Erna Wati Harahap yang selalu

memberikan motivasi, dukungan dan membantu penelitian penulis.

11.Sutan Pangihutan Harahap dan Israq Amin Harahap sebagai

narasumber yang telah banyak memberikan informasi kepada penulis

untuk menyelesaikan penulisan ini.

12.Kepada sahabat terdekat penulis Najamuddin Harahap yang selalu

membantuku dalam menyelesaikan studi dari awal semester sampai

penyelesaian Skripsi ini.

13.Sahabat-sahabat penulis Jernih Ida Sari Siregar, Arnida Sari Daulay,

yang telah memberikan motivasi, bantuan moral kepada penulis dalam

menyelesaikan tulisan ini.

14.Semua pihak yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua yang telah

membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.Penulis berharap segala kritil dan

saran dari pembaca untuk mendukung penulisan skripsi.

Medan, 2016

(9)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORITISDAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis ... 12

1. Onang-onang ... 13

2. Keberadaan ... 28

3. Upacara ... 28

4. Perkawinan ... 30

5. Bentuk Penyajian ... 31

B. Kerangka Konseptual ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

1. Lokasi Penelitian ... 38

(10)

2

C. Populasi dan Sampel ... 39

1. Populasi ... 39

2. SampeL... ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

1. Observasi Lapangan ... 41

2. Wawancara ... 42

3. Dokumentasi ... 43

4. Studi Pustaka ... 43

E. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keberadaan Onang-onang pada Upaara Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara……….………... 47

B. Instrumen yang digunakan untuk mengringi Onang-onang pada Upacara Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu ………. 57

C. Bentuk penyajian Musik Becanang Dalam Adat Malam Beguru pada Masyarakat Gayo Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah………… 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………..………. 86

B. Saran……….. 88

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta desa Gunung Tua Julu ... 48

Gambar 4.2 Paronang-onang (Penyanyi Onang-onang) ... 57

Gambar 4.3. Pemain gondangpangayak dan gondang siayakon ... …58

Gambar 4.4. Pemain suling ... …59

Gambar 4.5.pemain Gong ... 60

Gambar 4.6 Komposisi Onang-onang ... …69

Gambar 4.7 Komposisi Onang-onang ... …70

Gambar 4.8 Komposisi Onang-onang ... 71

Gambar 4.9 Komposisi Onang-onang ... 72

Gambar 4.10 Berangkat ke tapian raya bangunan dengan membawa tombak ... 76

Gambar 4.11.suhutperempuan ... 77

Gambar 4.12.suhutLaki-laki... …78

Gambar 4.13.suhutLaki-laki... …80

Gambar 4.14.namorapule(pengantin) ... …81

Gambar 4.16.Nauli bubulung (anak gadis) ... …83

Gamabar 4.17.berangkatke tapian raya bangunan ... ...84

Gambar 4.18.berangkatke tapian raya bangunan ... …84

Gamabar 4.19 namorapule saat diarakdi tapian naraya ... …83

Gambar 4.20 manor-tor pulang dari tapian raya bangunan... …86

(12)
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

menopang keberadaan masyarakat dalam berbagai upacara adat, seperti upacara

keagamaan, perkawinan, kematian, pemberian nama, dan berbagai macam

ritual-ritual adat dan aktifitas masyarakat lainnya. Kesenian juga merupakan sarana

komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Negara Indonesia dikenal dengan

kekayaan bahasa dan kebudayaan yang terdapat diberbagai Provinsi. Salah

satunya Provinsi Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara memiliki berbagai

macam suku, dan suku-suku tersebut memiliki berbagai macam kebudayaan dan

adat istiadat yang sangat kental, diantaranya yaitu Batak Toba, Batak Simalungun,

Batak Karo, Batak Pak-pak Dairi, Batak Mandailing, Batak Angkola, pesisir

Sibolga, Melayu, Nias.

Dari berbagai macam jenis suku, kebudayaan dan adat istiadat yang ada di

Indonesia hususnya Sumatera Utara, tentunya memiliki adat istiadat dan budaya

yang berbeda-beda dari setiap daerahnya masing-masing, yang merupakan

warisan nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun. Salah satunya adat

istiadat yang terdapat dalam suku Batak Angkola yang berada di Desa Gunung

Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara. Sebelumnya Kabupaten ini merupakan

bagian dari wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan yang awalnya merupakan

(14)

2

Pemekaran, maka Kabupaten Tapanuli Selatan ini dibagi Menjadi lima

Kabupaten, salah satunya Kabupaten Padang Lawas Utara.

Kabupaten Padang Lawas Utara terdiri dari Sembilan Kecamatan dan

Tujuh Puluh Enam Desa. diantaranya Desa Gunung Tua Julu yang berada di

Kecamatan Batang Onang Kabupaten Padang Lawas Utara. Menurut pengamatan

peneliti secara geografis Desa ini berada diperbatasan dua Kabupaten, sehingga

memiliki budaya yang sangat unik dibandingkan dengan daerah di sekitarnya,

ditambah lagi seluruh masyarakat di desa Gunung Tua Julu ini merupakan Suku

Batak Angkola yang posisinya berada di antara Suku Batak Toba yang berada di

Tapanuli Utara dan Suku Melayu berada di Sumatra Barat. tentunya akan terlihat

adanya perpaduan budaya, bahasa dan adat sitiadat dari dua Suku Tersebut di

dalam Suku Batak Angkola tanpa mengurangi budaya aslinya atau Suku Batak

Angkola itu sendiri.

Dalam setiap upacara dan kebudayaan lainnya, masyarakat yang berada di

Desa Gunung Tua Julu tidak terlepas dengan kebiasaan Makkobar atau

berkata-kata. Dalam melakukan kegiatan Makkobar atau berkata-kata tentunya tidak

terlepas dari nasehat, pujian, atau bisa juga dikatakan dengan pesan dan kesan.

Nasehat-nasehat tersebut diutarakan kepada yang dijamu atau yang membuat

hajat. Msyarakat di Desa Gunung Tua Julu sering melakukan hal tersebut pada

acara perkawinan. Dalam upacara perkawinan sering disebut adat nagodang.

Dalam upacara perkawinan adat nagodang terdapat suatu nyanyian tradisi yang

(15)

3

Onang-onang ini juga merupakan nasehat-nasehat yang dinyanyikan dan

isi dari nyanyian atau Onang-onang ditujukan kepada kedua mempelai. Dalam

konteks adat Onang-onang ini dinyanyikan untuk mengiringi Tor-tor. Dan isi dari

nyanyian Onang-onang akan ditujukan kepada orang-orang yang Manor-tor. Yang

menyanyikan Onang-onang disebut juga paronang-onang, maka sebelum memulai

Onang-onang dan Tor-tor, maka terlebih dahulu paronang-onang menanyakan

riwayat hidup anggota panor-tor satu per satu. Untuk melengkapi isi Onang-onang

yang akan dinyanyikan.

Sesuai dengan obsevasi yang dilakukan peneliti Onang-onang sebelumnya

tidak hanya dinyanyikan pada saat upacara perkawinan, akan tetapi Onang-onang

dinyanyikan oleh seseorang sebagai ungkapan rasa rindu dan kegelisahan yang

ada dalam hidupnya sehingga merupakan hiburan untuk dirinya sendiri dan tidak

dalam konteks adat, maka saat ini Onang-onangdinyanyikan oleh seseorang yang

berfungsi sebagai hiburan dan berguna untuk orang banyak dan dalam konteks

adat. Selain itu Onang-onang juga diiringi dengan musik tradisional dari daerah

tersebut yang terdiri dari2 buah Gondang yaitu Gondang pangayak dan Gondang

siayakaon, 2 buah Ogung (jantandan boru-boru), Suling, sepasang Tali Sasayat,

dan 1 buah Doal.Masyarakat di Desa Gunung Tua juluselalu menantikan adanya

Onang-onang. Sesuai dengan observasi peneliti,ketika Onang-onangsudah

dinyanyikan, Mereka merasa tersentuh dengan nasehat-nasehat yang dinyanyikan

oleh paronang-onang. Peneliti memilih daerah tersebut karena merupakan daerah

(16)

4

Masyarakat yang ada di daerah tersebut sangat menghargai setiap unsur

budaya yang melekat dalam keseharian mereka. Adat tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan masyarakat yang tinggal di Desa Gunung Tua Julu, karena setiap

Upacara adat masing-masing masyarakat mempunyai peranan yang begitu besar

bagi masyarakat di daerah tersebut, bahkan sebulan sebelum acara dimulai tugas

masing-masing telah ditentukan terlebih dahulu.Berdasarkan apa yang diamati

dan diketahui oleh peneliti, maka penelititertarik untuk meneliti Musik

onang-onangkarena peneliti melihat hal ini baik untuk dibahas dan dituliskan dalam

penelitian dengan judul: “BentukPenyajianOnang-onang pada Upacara

Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara”

B.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah, merupakan hal-hal yang menjadi pertanyaan bagi

para peneliti untuk dicari jawabannya. Identifikasi diperlukan untuk melihat

masalah apa saja yang ada dalam latar belakang. Munculnya identifikasi masalah

berarti upaya untuk mendekatkan permasalahan, karena setiap penelitian yang

akan dilakukan harus berangkat dari masalah sehingga masalah yang dibahas

tidak meluas dan melebar.

Sugiyono (2015:52) menyatakan bahwa: “Masalah dapat diartikan sebagai

penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi,

antara teori dengan prakte, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana

dengan pelaksanaan”.A.Aziz Alimun Hidayat (2007:30) menyatakan bahwa:

(17)

5

ilmiah tersebut akan selalu dikembangkan sejak identifikasi masalah”.

Hal ini juga sejalan dengan pendapat M. Hariwijaya (2008:38) yang

mengatakan bahwa”

“Berikutnya adalah mencari titik masalah yang akan dikaji dalam penelitian skripsi anda, sikap kritis dalam menemukan masalah merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap peneliti dan suatu penelitian selalu diawali dengan langkah mengidentifikasikan masalah”.

Ketiga pendapat yang dikemukakan di atas, sejalan untuk memunculkan

identifikasi masalah. Dari latar belakang yang dikemukakan penulis di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi menjadi beberapa hal

diantaranya adalah :

1. Bagaimana keberadaan Onang-onang pada Upacara perkawinan di Desa

Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara?

2. Instrumen apa saja yang digunakan untuk mengiringi Onang-onang pada

upacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas

Utara?

3. Bagaimana peraturan dan ketentuan yang harus dilakukan untuk

mengadakan Onang-onang pada upacara perkawinan di Desa Gunung Tua

Julu Kabupaten Padang Lawas Utara?

4. Bagaimana proses perubahan yang terjadi pada Onang-onang pada Upacara

(18)

6

5. Bagaimana minat masyarakat di Desa Gunung Tua Julu terhadap

Onang-onang pada upacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten

Padang Lawas Utara?

6. Bagaimana bentuk penyajian Onang-onang pada upacara perkawinan di

Desa Gunung Tua Julu kabupaten Padang Lawas Utara?

C.Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ialah usaha untuk untuk menetapkan batasan masalah

dari penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini bergunan untuk

mengidentifikaskan faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah

penelitian dan faktor mana yang tidak termasuk dalam ruang lingkup penelitian.

Selain itu Iskandar (2009:89) dalam bukunya menyatakan bahwa:

“Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam penelitian karena dengan keterbatasan yang ada pada peneliti kadangkala masalah-masalh yang telah diidentifikasikan tidak dapat diteliti secara keseluruhan, melainkan sebagian saja, karena keterbatasa dana, waktu, dan lain-lain, oleh sebab itu, peneliti harus menuangkan berupa fokus atau pembatasan masalah sebagai dasa untuk perumusan masalah”.

Menurut pendapat Sukardi (2003:30) menuliskan bahwa:“Dalam

merumuskan atau membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah

bervariasi dan tergantung pada ksenangan peneliti oleh karena itu perlu hati-hati

dan jeli mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam

pertanyaan yang jelas”.Begitu juga pendapat Hariwijaya (2008:47) yang

menyatakan bahwa:“Sempitkanlah ruang lingkup penelitian anda, agar anda bisa

(19)

7

pembahasan agar topik menjadi terfokus dan bisa menjabarkan secara luas maka

peneliti menetapkan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan Onang-onang di Desa Gunung Tua Julu pada

Upacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas

Utara?

2. Instrumen apa saja yang digunakan untuk mengiringi Onang-onang pada

upacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas

Utara?

3. Bagaimana bentuk penyajian Onang-onang pada upacara perkawinan di

Desa Gunung Tua Julu kabupaten Padang Lawas Utara?

D.Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang

hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk

menemukan jawaban pertanyaan. Dalam perumusan masalah kita akan mampu

untuk lebih memperkecil batasan-batasan yang telah dibuat dan sekaligus

berfungsi untuk lebih mempertajam arah penelitian. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sugiyono (2009:281) yang menyatakan bahwa:“Supaya masalah dapat

terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan

secara spesifik”.Selain itu Sugiyono juga berpendapat dalam bukunya (2015:55)

yang menyatakan bahwa:

(20)

8

MenurutSumadi (2005:17)bahwa:“Setelah masalah diidentifikasi dan

dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan

menjadi penuntun untuk langkah selanjutnya”.Berdasarkan uraian-uraian yang

telah dijabarkan di latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah, maka menuntut penelitian ke arah perumusan. Agar penelitian dapat

terfokus pada satu masalah yang akan ditinjau lebih lanjut. Maka perumusan

masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:“BentukPenyajianOnang-onang pada Upacara Perkawinan di Desa

Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara.

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam

penelitian, tanpa adanya tujuan yang jelas maka arah kegiatan yang dilaksanakan

tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut hal

ini diperkuat oleh pendapat Hendra Mahyana (2010:54) menyatakan bahwa:

“tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian

ini, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan”. Kegiatan seseorang dalam

merumuskan tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik tuju yang akan

dicapai seseorang dalam kegiatan penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan

pendapat M. Hariwijaya dan Triton P.B (2008:50) mengemukakan bahwa: “

(21)

9

MenurutSugiyono (2015:397) menyatakan bahwa: “Dalam proposal tujuan

penelitian terkait dengan rumusan masalah, yaitu untuk mengetahui segala sesuatu

setelah rumusan masalah itu terjawab melalui pengumpulan data”.Berdasarkan

pernyataan yang telah dijelaskan sebelumnya, jelas bahwasanya seluruh kegiatan

penelitian selalu memiliki tujuan sebagai pusat orientasi. Dengan tujuan yang

jelas, maka kegiatan sebuah penelitian menjadi terarah. Beberapa tujuan yang

ingin dicapai oleh penulis pada penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan keberadaan Onang-onang di Desa Gunung Tua Julu pada

Upacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas

Utara?

2. Mendeskripsikaninstrumen yang digunakan untuk mengiringiOnang-onang

padaupacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang

Lawas Utara?

3. Mendeskripsikan Bentuk Penyajian Onang-onang pada upacara perkawinan

di Desa Gunung Tua Julu kabupaten Padang Lawas Utara

F. Manfaat Penelitian

Apabila seseorang melakukan penelitian pasti nantinya akan memberi

manfaat bagi orang yang membacanya, dan apabila penelitian yang dilakukan

tidak bermanfaat maka hasil penelitian itu tentunya akan gagal, untuk itu

berdasarkan dari kajian yang akan ditelitinantinya, sesuai dengan pendapat

Sugiyono (2015:397) menyatakan bahwa “Setiap penelitian diharapkan memiliki

(22)

10

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hariwijaya dan Trinton (2008:50)

mengemuklakan bahwa “Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil

penelitian tersebut, dan manfaat penelitian mencakup dua hal yaitu kegunaan

dalam pengembangan ilmu atau manfaat dibidang teoritis maupun praktis”

Manfaat hasil penelitian merupakan kegunaan penelitian yang dapat dijadikan

sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya.

Menurut Sugiyono (2013:283) mengatakan bahwa “Manfaat penelitian

merupakan dampak dari tercapainya hasil penelitian, dan rumusan masalah dapat

terjawab secara akurat”.Manfaat hasil penelitian ada dua hal yaitu:

a. Manfaat untuk mengembangkan ilmu/ manfaat teoritis

1. Sebagai bahan pendokumentasian untuk perkembangan ilmu pengetahuan

pendidikan seni musik, khususnya terhadap kesenian tradisional Padang

Lawas Utara.

2. Sebagai sumber kepustakaan di Prodi Pendidikan Seni Musik Jurusan

Sendratasik.

b. Manfaat praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah

yang ada pada objek yang diiteliti

Maka ada beberapa manfaat yang bisa menjadi pedoman dan informasi

bagi pembaca, antara lain :

1. Sebagaibahan yang

bergunaunukmempertahankandanmemperkuatadatistiadat yang

(23)

11

2. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan mengenai musik tradisional daerah Padang Lawas Utara.

3. Sebagai informasi kepada masyarakat atau lembaga yang mengemban visi

dan misi kebudayaan khususnya didalam bidang musik tradisional.

4. Sebagai sumber informasi semua pihak tentang suatu potensi kesenian yang

layak disajikan dalam bentuk seni pertunjukan.

5. Sebagai motifasi bagi setiap pembaca khususnya generasi muda

masayarakat yang berada di Kabupaten Padang Lawas Utara untuk

(24)

86 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Banyak hal yang dapat dari kegiatan penelitian terhadap Bentuk Penyajian

Onang-onang pada Upacar Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten

Padang Lawas Utara. Disamping unuk meemenuh syarat sebagai akademis dan

mendapatkan Gelar Sarjana, juga sebagai bahan pengetahuan terhadap masyarakat

dii luar Desa Gunung Tua Julu bahkan bisa dikatakan di luar Kabupaten Padang

Lawas Utara, bahwa di Desa Gunung Tua Julu Terdapat Onang-onang yang

memiliki cirri khas dan sudah menjadi tradisi suku Batak Angkola pada upacara

adat nagodang. Dari uraian-uraian tentang permasalahan dan pembahasan yang

telah ditemukan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis membuat

kesimpulan mengenai bentuk dan penyajian Onang-onang pada Upacara

Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara.

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa

kesipulan dan saran-saran sebagai berikut :

1. Keberadaan Onang-onang masih berperan penting dalam prosesi upacara

adat pernikahan masyarakat di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang

Lawas Utara. Hanya saja untuk melaksanakan upacara perkawinan yang

mengundang Onang-onang membutuhkan dana yang cukup banyak tidak

(25)

87

2. Instrument yang digunakan dalam mengiringi Onang-onang adalah alat

musik tradisional suku itu sendiri. Yang terdiri dari (1) Gondang

pangayak dan sayakon. Gondang dua ini merupakan alat musik

membranofon yang sumber bunyinya berasal dari selaput. Alat musik

ini dimainkan dengan cara dipukul (2) Suling. Suling merupakan jenis

alat musik aeropon yang sumber bunyinya berasal dari hembusan

udara pada rongga. Cara memainkan alat musik ini dmainkan dengan

cara di tiup. (3) Gong. Gong merupakan jenis alat musik idiofon yang

sumber bunyinya berasal dar bahan dasar batangan logam ataupun

bahan kuningan, Cara memeinkan gong ini yaitu dengan cara dipukul.

3. Bentuk penyajian Onang-onang merupakan salah satu bagian yang

sangat berperan penting terutama pada prosesi upacara perkawinan

masyarakat di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara.

Onang-onang ini wajib dinyanyikan apabila tidak dipersiapkan maka

upacara adat nagodang kemungkinan besar juga tidak akan

dilaksanakan sampai Onang-onang tersebut dapat hadir sebelum acara

dimulai. kebiasaan ini berlaku di seluruh Kabupaten Padang Lawas

Utara. Tata cara pelaksanaan upacara perkawinan ini dilaksanakan

selama tiga hari tiga malam yang dihadiri oleh Raja Panusunan Bulung

(Raja dari daerah /kampong yang melaksanaka upacara adat nagodang)

(26)

88

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan hasil penelitan dan pembahasan, maka dapat

diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada seluruh lapisan masyarakat yang berada di Desa Gunung Tua

Julu terutama generasi penerus jangan pernah melupakan alat-alat

musik tradisional. Ketika kita mempunyai waktu dan kesepatan kita

juga harus berusaha mempelajari cara memainkan alat musik tradisi

tersebut. Khususnya untuk kaum wanita generasi suku Batak Angkola

supaya tetap menjaga dan mempelajari berbagai acara adat pada

masyarakat Desa Gunung Tua Julu yang merupakan suku Batak

Angkola terutama pada prosesi upacara adat perkawinan.

2. Dalam pembahasan ini peneliti sangat sulit untuk mendapatkan buku

tentang masyarakat suku Batak Angkola sebagai bahan referensi

terutama tentang upacara adat perkawinan masyarakat, oleh karena itu

diharapkan kepada petuah adat (orang yang mahir dan mengerti

tentang adat-istiadat etnis Batak Angkola ) untuk menuangkan ilmunya

tentang adat-istiadat etnis suku Batak Angkola ke dalam tulisan, agar

(27)

89

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Djadjasudarma, Fatimah. 2013. Seomantik 2 – Relasi Makna Paradigmatik, Sintagmatik, dan Derivasional. Bandung : Revika Aditama

Djelantik, A.A.M. 2000. ESTETIKA Sebuah Pengantar. Bandung : Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

Hariwijaya, (2008). Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi. Yogyakarta, ORYZA

Hidayat. 2014. Teori Kebudayaan. Medan : Unimed

Irfansyah. 2014. Skripsi “Keberadaan Musik Vocal Ungut-ungut Pada

Masyarakat Angkola Di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan”.

Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan

Juliandi Syahputr. 2014. Skripsi “ Iringan Gending Dalam Pertunjukan Wayang

Kulit Pada Cerita Petruk Jadi Ratu”. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan

Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif. Jakarta: gaung persadab (GP Press)

Moleong, lexy. 2007. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rasdokarya

Muhammad Rahmad Pulungan. 2006. Skripsi “Musik Tradisional Mandailing Pada Upacara adat Horja Godang di Kelurahan Bandar Selamat

Kecamatan Medan Tembung”. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Medan

Muttaqin, Ali 2008. Seni musik Klasik Jilid 2, Jakarta: Erlangga

Nugrahaningsih dan Heniwaty, Yusnizar, 2012. Tari Identitas dan Resertasi. UNIMED PRESS

Prawika L Purba. 2014. Skripsi “Kajian Bentuk dan Makna Lagu Juma Tidahan Di Desa Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun”.

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Putra, Nusa. 2012. Metode penelitian Kualitatif Indonesia. Jakarta : Balai Grafindo Persad

Rapelita Br. Barus. 2014. Skripsi “Bentuk Penyajian Gondang Binge Pada

(28)

90

Sanjoya, A 2008. Melacak Batu Menguak Mitos. Yogyakarta: Kanisius

Sharon Rose Pasaribu. 2014. Skripsi “Bentuk Penyajian Gondang Malim Pada Upacara Ritual Parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Puntupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir”. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri

Medan

Sutan, Ch. 2011. Pelajaran Adat Tapanuli Selatan Seni Budaya Tradisional

Daerah Tapanuli Selatan. Medan : Cv Mitra

Sutan, Ch. 2013. Kesenian Daerah Tapanuli Bagian Selatan Gondang Tor-tor

Gordang Sambilan Angkola Sipirok Padang Lawas Mandailing. Medan :

Cv Mitra

Sugiyono. 2015. Metode penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan(pendekatan kuantitatif,

kualitatif,dan (R&D). CV.Alfabeta

Takari, Muhammad, dkk. 2008. Masyarakat Kesenian di Indonesia, Medan: Studio Kultura, Fakultas Sastra USU.

Yuni Irawati. 2012. Skripsi “Peranan Musik Pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Gayo Di Desa Hakim Wih Ilang Kabupaten Bener Meriah”.

Fakultas Bahasa dan Seni. Universita Negeri Medan

.

.

Referensi

Dokumen terkait

yang diberikan kepada saya untuk menuntut ilmu Hukum di Universitas.. Surabaya dan mudah-mudahan akan menjadi bekal untuk

Mikrokonktroler Alv and Vegard’s Risc processor atau sering disingkat AVR merupakan mikrokonktroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode

pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler dengan mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan. Program SMP Negeri 25

Desain pendidikan karakter berbasis nilai- nilai ihsan merupakan pola tindakan konsepsional berupa proses menentukan kondisi belajar dan proses pembelajaran untuk membentuk

Dari hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada konselor di SMA 1 Bae Kudus dan SMA 1 Kudus diperoleh kesimpulan bahwa model aplikasi instrumentasi

Jika Badu mencontek saat ujian maka pengawasnya lalai atau dosennya

komodifikasi uis Karo yaitu perubahan yang sesuai dengan selera masyarakat.

Tujuan ini akan membimbing peserta belajar kepada kesadaran adanya realitas supranatural di luar realitas eksternal yang dapat ia indera Oleh sebab itu,